aksiomatika
DESCRIPTION
AKSIOMATIKA. Apakah sebenarnya hakikat matematika itu?. Definisi tentang matematika yang manakah yang diterima secara mutlak selama ini?. Objek Matematika. FAKTA KONSEP OPERASI PRINSIP. ABSTRAK. TEORI BELAJAR PIAGET, BRUNER, VYGOTSKY, AUSUBEL,. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
AKSIOMATIKA
Apakah sebenarnya hakikat matematika itu?
Definisi tentang matematika yang manakah yang diterima secara mutlak selama ini?
Objek Matematika
1. FAKTA
2. KONSEP
3. OPERASI
4. PRINSIP
ABSTRAK
MERUPAKAN SUMBER KESULITAN GURU UNTUK MENGAJARKANNYA AGAR SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PESERTA DIDIK
TEORI BELAJAR
PIAGET, BRUNER,
VYGOTSKY, AUSUBEL,
1. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak
2. Matematika memiliki struktur deduktif-aksiomatik
3. Matematika memiliki simbol-simbol yang kosong arti.
4. Matematika memiliki tumpuan kesepakatan.
5. Matematika memiliki aneka semesta
6. Matematika dijiwai kebenaran konsistensi
1.FAKTA
2.KONSEP
3.OPERASI
4.PRINSIP
Fakta adalah suatu konvensi yang merupakan suatu cara khas untuk menyajikan ide-ide matematika dalam bentuk kata atau simbol.
fakta dalam matematika adalah segala sesuatu yang telah disepakati, dia dapat berupa simbol atau lambang dan dapat pula berupa kata-kata.
SIMBOL BILANGAN “3” SECARA UMUM SUDAH DIPAHAMI SEBAGAI BILANGAN “TIGA”
RANGKAIAN SIMBOL “3+4” DIPAHAMI SEBAGAI “TIGA TAMBAH EMPAT”
Dfdy
dy
Konsep adalah ide abstrak tentang klasifikasi objek atau kejadian.
konsep dalam matematika merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk melakukan klasifikasi atau penggolongan atau pengelompokan terhadap objek. Dengan adanya suatu konsep, dapat diterangkan apakah sesuatu termasuk atau merupakan contoh atau bukan contoh dari ide tersebut.
Pada umumnya konsep dalam matematika disusun dari konsep-konsep
terdahulu atau fakta. Contoh konsep: segiempat, bilangan, fungsi, vektor,
kubus.
Apakah konsep dalam Matematika itu?
KONSEP
(ide abstrak yang dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi atau penggolongan
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
DEFINISI KONSEP
(ungkapan yang membatasi konsep)
REPRESENTASI KONSEP
(Wakil/contoh berupa GAMBAR, BENDA)
SIMBOL (tanda)
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
(bisa banyak)
DEFINISI KONSEP
(Bisa banyak, harus dipilih satu yang lain
dijadikan teorema)
REPRESENTASI KONSEP
(bisa banyak)
SIMBOL (tanda)
SEGITIGA
Memiliki tepat tiga ruas garis
Jumlah panjang dua sisi lebih panjang dari panjang sisi ke-3
Tiga ruas garis yang dua-dua ujungnya bertemu
ABC
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
(bisa banyak)
DEFINISI KONSEP
(Bisa banyak, harus dipilih satu yang lain
dijadikan teorema)
REPRESENTASI KONSEP
(bisa banyak)
SIMBOL (tanda)
JAJARGENJANG
Memiliki empat ruas garis berupa sisi-sisi berhadapan sejajar
Diagonal berpotongan dua sama besar
Sudut-sudut berhadapan sama besar
Segiempat yang sepasang sisi berhadapan sejajar dan sama panjang
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
(bisa banyak)
DEFINISI KONSEP
(Bisa banyak, harus dipilih satu yang lain
dijadikan teorema)
REPRESENTASI KONSEP
(bisa banyak)
SIMBOL (tanda)
OPERASI
Dapat menghasilkan elemen tunggal
Memerlukan elemen yang diberi(input), semesta
Aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diberi dalam semesta tertentu
Operasi perkalian
4x3=3+3+3+3=12
, , +
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
(bisa banyak)
DEFINISI KONSEP
(Bisa banyak, harus dipilih satu yang lain
dijadikan teorema)
REPRESENTASI KONSEP
(bisa banyak)
SIMBOL (tanda)
FUNGSI
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
(bisa banyak)
DEFINISI KONSEP
(Bisa banyak, harus dipilih satu yang lain
dijadikan teorema)
REPRESENTASI KONSEP
(bisa banyak)
SIMBOL (tanda)
LIMIT FUNGSI
NAMA KONSEP
CIRI-CIRI KONSEP
(bisa banyak)
DEFINISI KONSEP
(Bisa banyak, harus dipilih satu yang lain
dijadikan teorema)
REPRESENTASI KONSEP
(bisa banyak)
SIMBOL (tanda)
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
PEMBENTUKAN
KONSEP MATEMATIKA
► Pembentukan Konsep
►Konsep
► Hubungan konsep dan Nama konsep
► Jenis Konsep
► Prinsip dalam mempelajari matematika
Pengabtraksian : aktivitas atau kegiatan sehingga kita menjadi sadar atau tahu atau mengerti tentang kesamaan diantara pengalaman-pengalaman kita.
Klasifikasi : kumpulan dari pengalaman-pengalaman kita berdasar dari kesamaan-kesamaan suatu obyek.
Abstraksi : sejenis perubahan mental yang kekal, yang merupakan hasil dari kegiatan mengabstraksi
memungkinkan kita untuk mengakui bahwa pengalaman baru memiliki kesamaan dari kelas (kelompok) yang telah terbentuk
Pengabtraksian
ABSTRAKSI
KLASIFIKASI
KONSEP
IDE ABSTRAK YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN KLASIFIKASI
CARA MENDAPATKAN KONSEP DENGAN LEBIH CEPAT DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENYAJIKAN CONTOH-CONTOH YANG KONTRAS
SEGITIGA
SEGITIGA
HUBUNGAN KONSEP DAN NAMA KONSEP
KELAS KURVA TERTUTUP SEDERHANA YANG TERSUSUN DARI
TIGA SEGMEN GARIS
SEGITIGA
IDE
BAHASA
ANJING
NAMAKONSEP
MEMILIKI KONSEP ?
BUKAN KARENA DAPAT MENYEBUT NAMA
TERORIS BISA MENYEBUT TERORIS BELUM TENTU TAHU TERORIS ITU APA
MEMILIKI KONSEP
DAPAT MENGKLASIFIKASI CONTOH DAN BUKAN CONTOH
SEGITIGA
BUKAN SEGITIGA
SEGITIGA
CARA PEMBENTUKAN KONSEP
MEMBERIKAN CONTOH KONSEP DAN
NON CONTOH
MENDENGAR, MEMBACA,
MELALUI SIMBUL
JENIS KONSEP
1. DARI SENSORI MOTOR
KONSEP MERAH, BERAT, PANAS, MANIS
2. KONSEP HASIL ABSTRAKSI KONSEP LAIN
KONSEP BILANGAN PRIMA DARI BILANGAN CACAH
KONSEP KEKONTINUAN DARI KONSEP LIMIT
UNTUK MENYAMPAIKAN SUATU KONSEP DAPAT DILAKUKAN DENGAN MEMBERIKAN DEFINISI DARI KONSEP TERSEBUT
BILANGAN PRIMA
BILANGAN YANG FAKTORNYA HANYALAH 1 DAN BILANGAN ITU SENDIRI
Dua prinsip dalam mempelajari matematika:1. Konsep yang lebih tinggi daripada yang telah
dimiliki seseorang, tidak selalu dapat disampaikan melalui suatu definisi, tetapi dengan cara mengarahkannya untuk menemukan sekelompok contoh yang sesuai.
2. Berkenaan dalam matematika konsep-konsepnya hampir selalu disusun dari konsep yang lain, yang pertama kali harus dijamin adalah konsep-konsep ini harus telah dibentuk pada pikiran siswa.
KONSEP PADA TINGKATAN YANG LEBIH TINGGI HIERARKINYA DARI YANG DIMILIKI SESEORANG MUNGKIN TIDAK DAPAT DISAMPAIKAN DENGAN DEFINISI TETAPI HARUS MELALUI CONTOH-CONTOH
FUNGSI FUNGSI SATU-SATU
SATU-SATU BUKAN SATU-SATU
Kesimpulan
1.Salah satu cara untuk mempercepat pembentukan konsep yaitu dengan cara memberikan contoh secara kontras.
2.Banyak pengetahuan sehari-hari yang dapat dipelajari langsung dari lingkungan , namun konsep yang demikian biasanya adalah konsep yang tidak begitu abstrak. Dalam matematika seringkali konsep tidak dapat dipelajari langsung dari lingkungan sehari-hari, namun harus dipelajari melalui ahli matematika lain baik langsung maupun tidak langsung
3. Dua prinsip dalam mempelajari matematika:a. Konsep yang lebih tinggi daripada yang telah dimiliki seseorang, tidak dapat dikomunikasikan(disampaikan) kepadanya melalui suatu definisi, tetapi dapat dikomunikasikan(disampaikan) hanya dengan cara mengarahkannya untuk menemukan sekelompok contoh yang sesuai.
b.Berkenaan dalam matematika konsep-konsepnyanya hampir selalu disusun dari konsep yang lain, yang pertama kali harus dijamin adalah konsep-konsep ini harus telah dibentuk pada pikiran siswa.
Pembentukan suatu konsep bisa melalui:
(1) abstraksi, misalnya : pembentukan bilangan melalui dua kali abstraksi.
(2) idealisasi, misalnya: “kerataan” suatu bidang dan “kelurusan” suatu
garis.
(3) abstraksi dan idealisasi, misalnya: “kubus”, “kerucut”.
(4) penambahan syarat pada konsep terdahulu, misalnya:
“belahketupat” dari “jajargenjang”.
definisi suatu konsep adalah “ungkapan yang dapat digunakan
untuk membatasi suatu konsep”. “Trapesium” adalah suatu konsep.
Sedangkan definisi trapesium misalnya :
“Trapesium adalah segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong
oleh garis yang sejajar salah satu sisinya”.
Inilah ungkapan yang membatasi konsep trapesium itu.
Ada kebebasan dalam menetapkan definisi yang akan dipakai, yang
penting konsisten. Suatu definisi yang belum masuk dalam struktur tertentu
belum dapat dikatakan benar ataupun salah. Tetapi setelah ditetapkan atau
disepakati dalam suatu struktur maka selanjutnya definisi itu memiliki nilai
benar.
Definisi Analitik
Suatu definisi dikatakan bersifat analitis bila definisi tersebut
menyebutkan genus proksimum dan deferensia
spesifika.(Genus: keluarga terdekat; deferensia spesifika :
pembeda khusus).
Perhatikan definisi ini (dalam suatu struktur definisi tertentu).
Belahketupat adalah jajargenjang yang ………..
Belahketupat adalah segiempat yang ……….
Definisi yang pertama menunjukkan genus proksimum yaitu:
jajargenjang”, sedangkan pada definisi kedua tidak menyebutkan
genus proksimum, yang berakibat tidak ekonomis. Sedangkan
deferensia spesifikanya adalah keterangan yang terdapat di
belakang kata “yang”.
Definisi ginetik
Suatu definisi dikatakan bersifat ginetik jika definisi itu menunjukkan
atau mengungkapkan cara terjadinya atau membentuknya konsep
yang didefinisikan.
Perhatikan definisi ini:
Trapesium adalah segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga
dipotong oleh sebuah garis yang sejajar salah satu sisinya.
Jaring-jaring limas adalah bangun yang terjadi jika sisi-sisi limas
direbahkan dengan poros rusuk alas hingga sampai ke bidang
pemusat alasnya.
Definisi dengan rumus
Suatu definisi tidak selalu dinyatakan dengan ungkapan berbentuk
kalimat biasa, dapat juga diungkapkan dengan kalimat matematika.
Dengan demikian dapat berbentuk suatu rumus.
Perhatikan definisi ini:
Dalam ilmu bilangan atau field: a – b = a + (-b)
Dalam aljabar atau analisis:
f : A B = {(a,b) A x B (a,b), (a,b’) f b = b’}
Dalam aljabar, n! = 1.2.3. . . . (n-2)(n-1)n., dengan 0! = 1! = 1
(Bentuk terakhir itu ada juga yang menyebut dengan bentuk induksi).
DEFINISI adalah ungkapan yang membatasi KONSEP Perlu dibedakan NAMA KONSEP (berupa istilah) dengan KONSEPNYA (yang abstrak)
KOMPONEN DEFINISI
1. LATAR BELAKANG (INTENSI-EKSTENSI)
2. GENUS
3. ISTILAH YANG DIDEFINISIKAN
4. ATRIBUT
a) Latar belakang
Latar belakang suatu definisi merupakan keterangan atau
penjelasan yang memungkinkan berlakunya definisi tersebut.
b) Genus
Genus suatu definisi merupakan golongan yang melingkupi konsep
yang didefinisikan.
C) Lingkup
Lingkup atau istilah adalah konsep yang didefinisikan
d. Atribut
Atribut merupakan ciri-ciri khusus yang dimiliki konsep yang
didefinisikan.
Perhatikan dua kalimat definisi di bawah ini.
Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama.
Suatu segitiga adalah samasisi jika dan hanya jika ketiga sisinya
sama.
Definisi tersebut di atas dapat diperhatikan unsur-unsurnya, yaitu:
a) Latar belakangnya, dalam hal di atas adalah “bangun datar”.
b) Genusnya, dalam hal di atas adalah “segitiga”
c) Istilah yang didefinisikan, dalam hal di atas adalah “segitiga
samasisi”
d) Atributnya, dalam hal di atas adalah “ketiga sisinya sama”.
Coba cari unsur-unsur definisi berikut.
Suatu fungsi dikatakan kontinu dalam domain D, jika fungsi itu
kontinu di semua titik D.
CONTOH DEFINISI-konsep trapesium dapat ditulis dengan definisi:
A. Trapesium adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar
B. Segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis sejajar dengan salah satu sisinya adalah trapesium
KEDUA DEFINISI INI MEMILIKI ISI KATA ATAU MAKNA KATA YANG BERBEDA TETAPI MEMPUNYAI JANGKAUAN YANG SAMA
DIKATAKAN
MEMILIKI “INTENSI” BERBEDA TETAPI “EKSTENSI” YANG SAMA
Dua atau lebih definisi yang memiliki ekstensi sama (sering juga
dikatakan jangkauannya sama) disebut definisi yang EKIVALEN.
Definisi limit fungsi pada suatu titik
Misal AR. f : A R , cR titik cluster dari A. L R disebut limit dari f
di c, jika untuk setiap lingkungan - dari LR ( V(L)) , terdapat
lingkungan- dari c (V(c )), sehingga untuk sebarang xc, yang berada
di V(c )A, maka f(x) berada di V(L).
Definisi limit fungsi pada suatu titik
Misal AR. f : A R , cR titik cluster dari A. L R disebut limit dari f
di c, jika untuk setiap >0 , terdapat >0, sehingga untuk sebarang |x -c|
< , x di A, maka |f(x) – L | < .
UNTUK MENGUJI APAKAH EKSTENSI SAMA?
DIUJI DENGAN PERTANYAAN “ APAKAH TRAPESIUM MENURUT DEFINISI YANG SATU TERMASUK DALAM DEFINISI YANG KEDUA DAN SEBALIKNYA ?
TEPAT SEPASANG SISI SEJAJAR
Intensi dan ekstensi suatu definisi
Perhatikan beberapa definisi di bawah ini.
1) Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama.
2) Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sudutnya sama.
3) Segitiga samasudut adalah segitiga yang ketiga sudutnya sama.
4) Segitiga samasudut adalah segitiga yang ketiga sisinya sama.
Bagaimanakah himpunan bangun segitiga yang disefinisikan oleh
keempat definisi di atas?
Apakah himpunan bangun itu sama ataukah tidak?
Adakah segitiga samasisi yang bukan segitiga samasudut?
Adakah segitiga samasudut yang bukan segitiga samasisi?
Himpunan bangun segitiga yang didefinisikan oleh keempat definisi itu
adalah sama. Ini dikatakan bahwa keempat definisi itu memiliki
EKSTENSI sama. Dua atau lebih definisi yang memiliki ekstensi sama
(sering juga dikatakan jangkauannya sama) disebut definisi yang
EKIVALEN.
Definisi 1) dan 2) mendefinisikan hal yang sama, yaitu segitiga
samasisi, tetapi atributnya berbeda, yang satu mengutamakan
perhatian kepada “sisi” sedangkan yang lain mengutamakan perhatian
kepada “sudut”.
Demikian juga definisi 3) dan 4), tetapi hal yang didefinisikan adalah
segitiga sama sudut.
Pikirkan pasangan definisi-definisi berikut ini, bagaimana intensi dan
ekstensinya?
1. a. Bidang empat adalah bangun ruang yang bersisikan empat
segitiga.
b. Limas segitiga adalah limas yang alasnya berupa segitiga.
2. a. Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang
mengawankan setiap anggota himpunan A secara tunggal
dengan anggota himpunan B.
b. Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang
mengawankan anggota himpunan A secara tunggal dengan
anggota himpunan B.
CONTOH DEFINISI
A. Sudut adalah bangun geometri yang terjadi bila dua sinar berpangkal sama
mempunyai genus bangun geometri
B. Sudut adalah bangun geometri yang berupa bidang yang dibatasi oleh dua sinar berpangkal sama
mempunyai genus bidang
KEDUANYA MEMPUNYAI ISTILAH YANG SAMA YAITU SUDUT
Yang pertama, memiliki atribut DUA SINAR BERPANGKAL SAMA
Yang kedua , memiliki atribut BAGIAN BIDANG DIBATASI DUA SINAR BERPANGKAL SAMA
JENIS DEFINISI
1. DEFINISI ANALITIK YAITU dengan menyebut genus proximum dan diferensia spesifika
Jajargenjang adalah segiempat yang…..
2. DEFINISI GENETIK dengan menyebut terjadinya
Segiempat yang terjadi jika sebarang segitiga diputar sebesar 180o terhadap titik tengah salah satu sisinya adalah jajaran genjang
3. DEFINISI DENGAN RUMUS
n!=n(n-1)(n-2)…(1) , AB={x|xA dan xB}
Definisi
Misalkan Let I R suatu selang dan fungsi f : I R, dan
misalkan pula c I. Bilangan real L disebut turunan fungsi f
pada titik c jika untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan
0 sedemikian sehingga untuk setiap x I dengan 0 x c
, maka berlaku
ε
Lcx
cf xf
DALAM MATEMATIKA ADA KEBEBASAN
UNTUK MEMILIH MENGGUNAKAN SUATU DEFINISI
NAMUN PILIHAN INI MEMBAWA KONSEKUENSI DALAM PENGERTIAN-PENGERTIAN SELANJUTNYA
CONTOH
SEKURANG-KURANGNYA ADA TIGA CARA MENDEFINISIKAN SUDUT
DUA SINAR DAERAH BIDANG HASIL PUTARAN
SUDUT SEBAGAI:
BOLEH DIPILIH SALAH SATU, ASALKAN SELANJUTNYA BERMANFAAT DAN DAPAT MEMBENTUK STRUKTUR SECARA KONSISTEN
DALAM MATEMATIKA SEKOLAH DIPILIH YANG PERTAMA, JADI SUDUT ADALAH DUA SINAR YANG BERPANGKAL SAMA
PILIHAN TERSEBUT MEMILIKI AKIBAT DALAM PENGERTIAN-PENGERTIAN SEGITIGA, BANGUN DATAR YANG LAIN BAHKAN DALAM PENGERTIAN BENDA RUANG, JUGA TITIK POTONG
SEBUAH LINGKARAN DIPOTONG GARIS LURUS, BERAPA BANYAK TITIK POTONGNYA ?
Relasi merupakan suatu aturan untuk mengawankan anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan lain, yang dapat sama dengan himpunan semula.
Operasi adalah aturan untuk mendapatkan elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Elemen yang diketahui disebuh elemen yang dioperasikan.
Relasi menyukai dari himpunan orang ke himpunan buah-buahan.
Operasi tambah merupakan suatu operasi yang bermakna bila ada dua
elemen yang dioperasikan, misal 2 + 3 = 5.
Bilangan 2 dan 3 adalah elemen yang dioperasikan, dan 5 adalah
hasil operasi.
suatu operasi memerlukan 2 buah elemen untuk pemberlakuannya, operasi tersebut dinamakan operasi biner.
Suatu operasi yang hanya memerlukan satu elemen untuk memberlakukannya disebut operasi uner
Prinsip adalah objek matematika yang paling kompleks. Kekompleksan tersebut dikarenakan adanya sekelompok konsep yang dikombinasikan dengan suatu relasi.
prinsip merupakan hubungan antara 2 atau lebih konsep matematika.
Jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan genap.
Konsep apa saja yang terlibat?
Segiempat
Segiempat Talibusur
Segiempat Garis singgung Jajargenjang
Trapesium
Layang-layang
Persegipanjang Belahkrtupat
Persegi
Peta Konsep Segiempat I:
Bisa dibuat hubungan
lebih lanjut?
Belahketupat
Segiempat
TRAPESIUM Layang-layang
Jajargenjang
PersegiPersegipanjang
Peta Konsep segiempat II:
Segitiga
Peta Konsep Segitiga I: Peta Konsep Segitiga II:
Segitiga
Segitiga samakaki
Segitigasamasisi
Segitigasamasisi
Segitiga samakaki
Peta Konsep Segitiga III:
Segitiga
Segitigatumpul
SegitigaSiku-siku
Segitigalancip
Segitigatumpul
samakaki
Segitigasiku-siku samakaki
Segitigalancip
samakaki
Segitigalancip
samasisi
POLA PIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF a. Pola pikir induktif
Seseorang menggunakan penalaran induktif jika orang tersebut berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
1) Dalam penarikan kesimpulan
Pak Dani seorang guru, gajinya kurang dari 5 juta rupiah (KHUSUS)
Bu Susi seorang guru, gajinya kurang dari 5 juta rupiah (KHUSUS)
Semua guru gajinya kurang dari 5 juta rupiah (UMUM)
Perlukah pola pikir deduktif dalam matematika?
Pola pikir induktif dalam matematika biasanya digunakan untuk
menerka suku umum suatu barisan bilangan.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh
a) Perhatikan kedudukan titik-titik yang tercetak berderet seperti
tampak pada gambar di bawah ini. Tentukan bilangan yang
menunjukkan banyak titik yang akan akan tercetak berikutnya
yang sesuai dengan pola!
Buat gambar ke-9 di pojok kanan bawah sehingga sesuai dengan
kedelapan gambar yang lain.
?
c) Jika n suatu bilangan asli ganjil maka n + 2 juga bilangan
ganjil.
Apa yang dapat anda katakan tentang n + (n + 2)?
Jawab :
Perhatikan pola berikut.
Untuk n = 1, n + 2 = 3, n + (n+2) = 1 + 3 = 4
n = 3, n + 2 = 5, n + (n + 2) = 3 + 5 = 8
n = 5, n + 2 = 7, n + (n+2) = 5 + 7 = 12
n = 7, n + 2 = 9, n + (n+2) = 7 + 9 = 16
………………..
Dari hasil di atas, diperoleh barisan bilangan n + (n + 2) sebagai
berikut: 4, 8, 12, 16, . . .
Kita dapat menyatakan bahwa barisan bilangan tersebut
merupakan barisan bilangan yang habis dibagi 4.
Pola pikir deduktif
Seseorang mengadakan pola pikir deduktif jika orang
tersebut berpikir dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang
bersifat khusus. Pada pola pikir deduktif, harus diperhatikan bahwa
kebenaran suatu pernyataan haruslah didasarkan pada kebenaran
pernyataan-pernyataan lain.
sifat-sifat atau prinsip-prinsip dalam matematika dibentuk atau ditemukan melalui pola pikir deduktif ataupun induktif. Dengan kata lain sifat-sifat atau prinsip-prinsip dalam matematika ada yang ditemukan melalui pengalaman lapangan, ada pula yang tanpa pengalaman lapangan ataupun malah secara intuitif.
Dibangunnya teorema Pythagoras, dibangunnya teorema Euler adalah dari
kenyataan-kenyataan di lapangan. Melalui suatu abstraksi tertentu dicapai
generalisasi. Namun kemudian dengan menggunakan pola pikir deduktif
dapat dibuktikan teorema-teorema tersebut. Dalam proses itulah jelas
adanya daya kreativitas para penemunya. Berikut ini ditunjukkan contoh
bagaimana daya kreativitas dan intuisi bekerjasama untuk menemukan
suatu sifat dalam geometri.
M
B
● ● ●
A C
P A
Q A
R A
g A
h A
X
A
Y
A Z
A
● ● ●
P Q
R
C B
A
X Y Z
h
g
● ●
●
C B A
R
Q P
Z Y
g
X h
g = h
P
Q
C
B
R
A
● ● ● X Y Z
Mula–mula diamati dua buah garis sejajar g dan h, titik A, B, dan C
di garis g, sedangkan titik P, Q, dan R di garis h. Kemudian masing-masing
titik dihubungkan dengan setiap titik di garis lain. Ternyata tampak bahwa
ada tiga titik potong garis-garis hubung itu yang terletak pada satu garis
lurus, yaitu X, Y dan Z.
Bagaimanakah halnya bila kedua garis g dan h tidak sejajar?
Bagaimanakah halnya jika garis g dan h itu tidak lurus?
Bagaimanakah halnya jika kedua garis tak lurus itu merupakan bagian dari
sebuah lingkaran?
Ternyata selalu ditemukan tiga titik semacam X, Y, dan Z yang segaris.
Selanjutnya temuan itu harus dapat dibuktikan kebenarannya
menggunakan kesepakatan-kesepakatan atau sifat-sifat yang sudah ada.
Jadi akhirnya haruslah digunakan pola pikir deduktif.
garis besar “Struktur Deduktif Aksiomatik matematika (tidak tunggal):
KONSEP PRIMITIF (Pengertian Pangkal/
Undefined Term)
AKSIOMA (Pernyataan Pangkal)
TEOREMA 1
TEOREMA 2 KONSEP 1
(DefinisI 1)
TEOREMA 3
KONSEP 2 (DefinisI 2)
KONSEP 3 (DefinisI 3)
TEOREMA 4
DST.
DST.
Dalam suatu struktur matematika disepakati terdapat “pernyataan pangkal” atau biasa disebut “aksioma” dan “pengertian atau unsur pangkal” atau sering disebut “unsur primitif atau undefined term”.
Aksioma diperlukan dalam suatu struktur matematika agar dapat dihindarkan “berputar-putar dalam pembuktian” atau “circulus in probando”. Sedangkan unsur primitif dalam suatu struktur matematika perlu untuk menghindarkan “berputar-putar dalam pendefinisian” atau “circulus in definiendo”.
menunjukkan bahwa kebenaran suatu pernyataan dalam matematika sangat tergantung pada kebenaran pernyataan-pernyataan dan unsur-unsur terdahulu yang telah diterima sebagai benar/disepakati. Ini jelas menunjukkan bahwa dalam matematika dianut kebenaran koherensi atau kebenaran konsistensi.
Contoh yang mudah diingat dan dipahami dapat diambil dari Geometri
Euclides, misalnya:
(1) titik, garis dan bidang dipandang sebagai unsur primitif;
(2) melalui dua buah titik ada tepat sebuah garis lurus yang dapat dibuat,
sebagai salah satu aksioma.
Dari unsur-unsur primitif dan aksioma tertentu dapat diturunkan suatu
pernyataan lain yang sering disebit sebagai “teorema”. Demikian juga
dapat dibuat definisi tentang suatu konsep lain.
Postulates
1. It is possible to draw a straight line from any point to any other point.
2. It is possible to produce a finite straight line continuously in a straight line.
3. It is possible to describe a circle with any center and any radius.
4. It is true that all right angles are equal to one another.
5. ("Parallel postulate") It is true that, if a straight line falling on two straight lines make the interior angles on the same side less than two right angles, the two straight lines, if produced indefinitely, intersect on that side on which are the angles less than the two right angles.
Common notions1. Things which are equal to the same thing are also equal to one another.
2. If equals be added to equals, the wholes are equal.
3. If equals be subtracted from equals, the remainders are equal.
4. Things which coincide with one another are equal to one another.
5. The whole is greater than the part.
The Peano axiomatization of natural numbers
The mathematical system of natural numbers 1, 2, 3, 4, ... is based on an axiomatic system that was first written down by the mathematician Peano in 1901. He chose the axioms (see Peano axioms), in the language of a single unary function symbol S (short for "successor"), for the set of natural numbers to be:
1. There is a natural number 0.
2. Every natural number a has a successor, denoted by Sa.
3. There is no natural number whose successor is 0.
4. Distinct natural numbers have distinct successors: if a ≠ b, then Sa ≠ Sb.
5. If a property is possessed by 0 and also by the successor of every natural number it is possessed by, then it is possessed by all natural numbers.
MEMBEDAKAN BEBERAPA AKSIOMA a. Sistem aksioma dan syaratnya
Untuk suatu struktur matematika biasanya didahului dengan beberapa unsur primitif dan beberapa pernyataan atau aksioma. Beberapa aksioma tersebut sering juga disebut sistem aksioma.
(1) Konsisten (taat asas)
(2) Independen (bebas)
(3) Komplit atau lengkap
(4) Ekonomis
Dari ketiga syarat tersebut yang utama adalah nomor (1), (2) dan (3),
sebab nomor (4) seringkali dapat juga dipandang sebagai akibat syarat
nomor (2).
Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi syarat “konsisten” bila
pernyataan-pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak kontradiktif.
Non-kontradiktif itu bukan hanya dalam makna pernyataannya saja, tetapi
juga dalam hal istilah serta simbol yang digunakan.
Perhatikan contoh berikut ini.
Aksioma 1: 2 * 6 = 4
Aksioma 2: 4 * 1 = 1
Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan menghasilkan sesuatu yang
sama.
Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 5
Keempat aksioma tersebut tidak konsisten, sebab berdasarkan aksioma 1,
2, dan 3 didapat: (2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1 yang bertentangan dengan
aksioma 4.
Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi syarat “independen” bila
masing-masing pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak saling
bergantung, artinya pernyataan atau aksioma yang satu harus tidak
diturunkan atau diperoleh dari aksioma-aksioma yang lain.
Perhatikan contoh berikut.
Aksioma 1: Jumlah dua bilangan genap adalah bilangan genap.
Aksioma 2: Jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan genap.
Aksioma 3: 1 + 7 = 8
Sistem aksioma tersebut tidak independen, sebab aksioma 3 dapat
diturunkan dari aksioma 2.
Suatu sistem aksioma dikatakan “lengkap” bila setiap pernyataan
yang diturunkan dari sistem itu dapat dibuktikan kebenaran atau
kesalahannya. (Tentu dalam lingkup logika dikotomis). Bila aksioma dalam
suatu sistem aksiomatik tidak lengkap, maka tidak dapat diperoleh
teorema-teorema. Misal salah satu aksioma dalam geometri Euclides
dihilangkan, maka tidak akan diperoleh teorema-teorema dalam sistem
tersebut.
Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi syarat “ekonomis” bila
simbol-simbol atau istilah-istilah yang digunakan tidak berlebihan (tidak
redundan), selain itu juga pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak
ada yang memiliki makna sama.
Perhatikan contoh berikut.
Aksioma 1: 2 * 6 = 4
Aksioma 2: 4 * 1 = 1
Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan menghasilkan sesuatu yang
sama.
Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 1
Keempat aksioma tersebut bersifat redundan atau tidak ekonomis sebab
(2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1
Sebenarnya aksioma 4 tidak perlu ada, cukup aksioma 1, 2 dan 3 saja.
Dalam matematika dikenal beberapa klasifikasi aksioma. Berikut ini
diperkenalkan dua cara klasifikasi, yakni:
a. aksioma yang “self evident truth” dan yang “non-self evident truth”
b. aksioma “material”, “formal” dan “diformalkan”.
Klasifikasi a
Suatu aksioma dikatakan “self evident truth” bila dalam
pernyataannya memang telah langsung tergambar kebenarannya. Ini
tampak jelas pada aksioma dari Geometri Euclides, misalnya dalam
planimetri: “Melalui dua buah titik berlainan hanya dapat dibuat tepat satu
garis”.
Suatu aksioma dikatakan “non-self evident truth” akan terlihat sebagai pernyataan yang mengaitkan fakta, dan konsep (dapat lebih dari satu) dengan menggunakan suatu relasi tertentu, sehingga lebih terlihat sebagai suatu kesepakatan saja.
Ingat sistem aksioma Ruang Metrik, Grup, Topologi, Poset,
Klasifikasi b
Suatu aksioma dikatakan aksioma “material”, bila unsur-unsur serta relasi yang terdapat dalam aksioma itu masih dikaitkan langsung dengan realitas atau dikaitkan dengan materi tertentu atau dianggap ada yang sudah diketahui.
Suatu aksioma dikatakan aksioma “formal” bila unsur-unsurnya dikosongkan dari arti, namun masih dimungkinkan adanya unsur atau relasi yang dinyatakan dengan bahasa biasa antara lain terlihat dengan masih bermaknanya kata “atau”, “dan” dan sebagainya dalam logika..
Suatu aksioma dikatakan aksioma “diformalkan” bila semua unsur
termasuk tanda logika dikosongkan dari makna, sedemikian hingga semua
unsur diperlakukan sebagai simbol belaka.
1. a+b=p
2. a+b+c+d=r
3. c+d=q
4. p+q=s
(a,b,c,d,p,q,r, dan s dalam semesta S
Apakah kumpulan aksioma berikut membentuk sistem ?
(Renungkan pernyataan ini: “Hakim tertinggi dalam matematika yang
dapat menentukan apakah suatu pernyataan benar atau salah adalah
STRUKTURNYA. Sedangkan hakim tertinggi dalam IPA adalah
REALITAS”).
TEOREMA(pernyataan yang diturunkan dari aksioma atau teorema terdahulu dan dapat dibuktikan kebenarannya)
Bentuk lain : Lemma, Corollary, Kriteria
KOMPONEN TEOREMA
1. Latar Belakang
2. Hipotesis
3. Konsekuen
SUATU TEOREMA UMUMNYA BERBENTUK IMPLIKASI yang secara simbolik dapat ditulis a b
Unsur-unsur suatu teorema adalah:
1) Latar belakang
Latar belakang suatu teorema merupakan keterangan atau
penjelasan yang memungkinkan teorema tersebut berlaku.
2) Hipotesis/anteseden
Hipotesis biasanya terdapat di belakang kata “jika”. Hipotesis
merupakan pernyataan yang menjadi landasan untuk dapat
membuat simpulan yang berupa pernyataan lain.
3) Konklusi/konsekuen.
Konklusi biasanya terdapat di belakang kata “maka”. Konklusi adalah
pernyataan yang merupakan analisis atau hasil telaah dari hipotesis.
Perhatikan teorema di bawah ini.
(1) Sudut-sudut alas suatu segitiga samakaki sama besarnya
Pernyataan tersebut dapat diubah menjadi:
(2) Jika sebuah segitiga samakaki maka sudut-sudut alasnya sama.
Dengan bentuk pernyataan “Jika …. maka …..” ini lebih mudah
menentukan unsur-unsur teorema tersebut, yaitu:
1) Latar belakangnya adalah segitiga.
2) Hipotesisnya adalah segitiga samakaki
3) Konklusinya adalah sudut-sudut alasnya sama.
Dari contoh di atas jelas bahwa hipotesis suatu teorema adalah
bagian yang dianggap diketahui, sedangkan konklusi suatu teorema
adalah bagian yang akan dibuktikan kebenarannya.
Lemma
Misalkan fungsi f : I R terbatas, Untuk sebarang partisi P, selalu
berlaku ),(),( fPUfPL
Teorema
Misal I=[a,b] dan fungsi f : I R terbatas pada I. Maka integral bawah
L(f) dan integral atas U(f) selalu ada pada selang I dan L(f) U(f).
Lemma
Misalkan fungsi f : I R terbatas, Jika P1, P2 sebarang partisi pada I
maka berlaku
fPUfPL ,2,1 .
Lemma
Misalkan fungsi f : I R terbatas, dan P dan Q suatu partisi dengan Q
merupakan penghalusan dari P berlaku, maka berlaku
),(),( fPLfQL dan fQUfPU ,,
Kriteria Barisan untuk limit
Teorema Misal AR. f : A R , cR titik cluster dari A. Lfcx
lim
jika hanya jika untuk setiap barisan (xn) di A yang konvergen ke c, xnc
untuk setiap n anggota N, barisan (f(xn)) konvergen ke L.
Teorema
Misalkan I =[a, b] dan bilangan c, memenuhi a< c < b . Misalkan pula
fungsi
f : I R terbatas pada I. Maka f terintegralkan pada I jika hanya jika
fungsi f terintegralkan pada [a ,c] dan [ c, b] dan c
af
b
af
b
cf .
SIFAT-SIFAT INTEGRAL REIMANN
Misalkan I = [a, b], s R dan fungsi-fungsi f, g : I R terintegralkan
pada selang I. Maka fungsi-fungsi sf dan f+g terintegralkan pada I, dan
( 1) b
a
sf = b
a
fs
( 2) b
a
gf )( = b
a
f + b
a
g
Misalkan I = [a, b], dan fungsi f : I R terintegralkan pada selang I.
Jika f(x) 0 untuk setiap x di I, maka b
a
f 0.
Geometri Finit
Geometri finit merupakan suatu geometri yang mempunyai objek
kajian yang berhingga (finit). Perhatikan, misalkan diketahui aksioma-
aksioma berikut.
Diketahui : Geometri 4 titik
Aksioma 1: Terdapat tepat 4 buah titik, dan tidak ada tiga di antaranya
yang segaris.
Aksioma 2: Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat sebuah garis.
a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan banyaknya garis lurus, dan
buktikan.
b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui tiga buah titik dapat dibuat
sebuah segitiga, maka susunlah Teorema 2 yang menyatakan
banyaknya segitiga.
c. Jika kemudian disisipkan Definisi 2: Dua garis dikatakan sejajar jika
tidak mempunyai titik serikat, maka susunlah Teorema 3 yang
menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.
d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan banyaknya diagonal.
geometri 5 titik.
Diketahui aksioma-aksioma berikut.
Aksioma 1: Terdapat tepat 5 buah titik, dan tidak ada tiga di antaranya
yang segaris.
Aksioma 2: Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat sebuah garis.
a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan banyaknya garis lurus, dan
buktikan.
b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui tiga buah titik dapat dibuat
sebuah segitiga, maka susunlah Teorema 2 yang menyatakan
banyaknya segitiga.
c. Jika kemudian disisipkan Definisi 2: Dua garis dikatakan sejajar jika
tidak mempunyai titik serikat, maka susunlah Teorema 3 yang
menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.
d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan banyaknya diagonal.