700_pk_pdt_2010

Upload: dea

Post on 09-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Putusan

TRANSCRIPT

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A N

    NO 700 PK/Pdt/2010

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    M A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan

    sebagai berikut dalam perkara:

    1. Tn. ALMUNIR AGUS RAJO NAN SATI, bertempat tinggal di

    Jalan Proklamasi No. 41, Kelurahan Alang Lawas,

    Kecamatan Padang Selatan, Negeri asal Kayo Aro Batang

    Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok;

    2. Tuan NASRUL SUTAN RAJO LELO, bertempat tinggal di

    Negeri Asal Kayu Aro Batang Barus, Kecamatan Gunung

    Talang, Kabupaten Solok, para Pemohon Peninjauan

    Kembali dahulu para Termohon Kasasi/para Penggugat/para

    Pembanding;

    melawan:

    1. SYAFARUDIN, bertempat tinggal di Negeri Kayu Aro Batang

    Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok,

    Sumatera Barat, bertindak untuk diri sendiri dan sebagai

    kuasa dari:

    2. Ny. DELIMA (Si Gadang);

    3. Ny. NURLIMA (Si Ketek);

    4. Tn. ASDINI;

    5. Ny. SOMA;

    6. Tn. OMAN;

    7. Ny. JUSNI;

    8. Tn. DARWAS;

    9. Tn. YULIR, bertempat tinggal di Kampung Sawah, RT.05/

    RW.04, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Pulo Merak, Kota

    Cilegon,

    10.Tn. KIRI, bertempat tinggal di Jalan Beringin Raya

    Blok 43/188, RT.03/RW.06, Kelurahan Nusa Jaya,

    Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang,

    Hal. 1 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    11.Ny. ENA, bertempat di Jalan Citarum I No. 192, RT.05/

    RW.02, Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci,

    Kota Tangerang, para Termohon Peninjauan Kembali

    dahulu para Pemohon Kasasi/para Tergugat/para

    Terbanding;

    Mahkamah Agung tersebut;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa para

    Pemohon Peninjauan Kembali dahulu para Termohon Kasasi/para Penggugat/

    para Pembanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap

    putusan Mahkamah Agung No. 2/PDT.G/2004/PN.KBR No. 02/PK/2010/

    PN.KBR tanggal 14 Juli 2010 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam

    perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu para Pemohon

    Kasasi/para Tergugat/para Terbanding dengan posita gugatan sebagai berikut:

    Bahwa dengan adanya perkebunan Belanda di Bukit Gompong

    dahulunya, datanglah orang-orang suku Jawa dan suku Nias "pada daerah

    tersebut dan sekitarnya sebagai buruh pada perkebunan NV. Landbouw Maats

    Chappij "Bukit Gompong". Sebagian dari orang-orang bersuku Nias tersebut ada

    yang menempati Rawang Kumbueh Nagari Koto Gaek Guguk;

    Bahwa lokasi di Rawang Kumbueh yang ditempati oleh orang-orang suku

    Nias tersebut dipinjamkan untuk dibuat perkebunan kepada Zoebier Gelar Sutan

    Pamuncak Negeri asal Padang, tinggal di Bukit Gompong tertanggal 6 Januari

    1948 oleh Ninik Mamak Nagari Koto Gaek;

    Bahwa Dengan dibuatnya perkebunan oleh Zubir Sutan Pamuncak,

    lokasi Rawang Kumbueh tersebut ditinggalkan, diantaranya ada yang pindah ke

    tanah Erfpacht Verponding No. 172 Bukit Berkicut, yaitu milik Tergugat nama

    MURAH (Pr) alm. Mendirikan bangunan yang tempatnya di sekitar lokasi

    halaman Kantor Bupati sekarang ini di Kayu Aro;

    Bahwa dengan dibuatnya perkebunan oleh Jawatan Pertanian Sumatera

    Tengah atas tanah Verponding No. 172 tersebut, sekitar tahun 1950, rumah

    yang berada atas tanah tersebut dipindahkan/bongkar. Disaat itulah Ninik para

    Tergugat nama MURAH (Pr) di bawa tinggal dan diberi izin mendirikan

    bangunan di atas tanah pusako kaum oleh Ninik Penggugat nama SULI (Pr)

    alm. di atas tanah obyek perkara sekarang;

    Hal. 2 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa dengan di "bawa" Ninik para Tergugat di atas tanah pusako kaum

    Penggugat dan diperdapat secara turun temurun adalah merupakan tanah

    ulayat (milik adat) yang tunduk pada hukum adat Minangkabau;

    Sebahagian dari pada tanah pusako tinggi (ulayat) kaum, dengan luas lebih

    kurang 1 Ha, berupa tanah sawah dan perumahan terletak di Jorong Kayu Aro

    di Dusun II Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

    Dengan batas dan sepadan seperti tersebut dalam surat gugatan, Tanah inilah

    yang menjadi obyek perkara;

    Bahwa tanah objek perkara tersebut yang merupakan harta pusako tinggi

    kaum Penggugat, terakhir kali dikuasai oleh Ninik Penggugat bernama Ny. Suli

    (alm) yang suaminya bernama Agus Dt. Rajo Sampono (Mantari Aguih);

    Bahwa dulunya kaum para Tergugat tidak pernah membuat silang selisih,

    hidup rukun dan damai dengan kaum Penggugat selagi hidupnya Ninik Tergugat

    (Murah), yang telah dianggap sebagai keluarga sendiri atau setiap kali Ninik

    para Tergugat tersebut akan mengadakan atau berbuat sesuatu atas tanah

    terlebih dahulu minta izin/bermusyawarah kepada kaum Penggugat, itulah

    sebabnya tidak ada perselisihan antara para Tergugat dengan kaum Penggugat

    selama ini dan/atau para Tergugat tidak ada membangun dan menambah dari

    apa yang telah ditetapkan dahulunya;

    Bahwa akhir-akhir ini (tahun 1999) dengan perpindahan ibu kota

    Kabupaten Solok di Dusun Kayu Aro menjadi ibu kota Kabupaten, pihak

    Tergugat-Tergugat sekarang yang merupakan anak dan cucu dari MURAH (Pr)

    alm yang menduduki objek perkara sekarang ini, beralih pendiriannya dengan

    tidak mengakui lagi akan harta pusako tinggi dari kaum Penggugat dan

    bertindak dengan sesuka hatinya saja atas tanah, termasuk mendirikan

    bangunan di atasnya;

    Bahwa tanah yang mereka "garap" tersebut yang sekarang menjadi objek

    perkara adalah milik mereka dengan berdalih ini dan itu. Menurut adat

    Minangkabau atas harta pusako tinggi "milik adat" tidak mengenal adanya

    kadaluarsa atas tanah yang sifatnya turun temurun dari Ninik moyangnya secara

    adat;

    Analog dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl, tanggal 18 September 1976

    No. 157 K/Sip/1975 yang menerangkan kaedah hukum (dikutip);

    Hal. 3 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa akibat perbuatan para Tergugat yang mendirikan bangunan atas

    tanah objek perkara tanpa sepengetahuan dari kaum Penggugat dan telah

    berkali-kali kaum Penggugat menyampaikan surat untuk tidak mendirikan

    bangunan atas tanah tersebut, tidak mendapat perhatian dari para Tergugat

    merupakan itikad tidak baik dan kurang wajar adalah merupakan perbuatan

    tanpa hak dan melawan hukum yang sangat merugikan kaum Penggugat;

    Bahwa mulai terjadinya persoalan ini adalah sebagai berikut:

    Pertama kali para Tergugat mendirikan bangunan kedai nasi merek "ENA"

    tanpa izin musyawarah dengan kaum Penggugat;

    Kedua para Tergugat mendirikan bangunan di atas tanah yang telah

    bersertifikat tanpa izin dan musyawarah dengan kaum Penggugat, dan

    dengan iktikad baik saja kaum Penggugat dengan mengingat amanat dari

    Ninik Penggugat nama "SULI" dahulunya yang telah dianggap sebagai

    "famili" untuk ke ganti kawan atau teman di tahun 1950, maka dibayar saja

    kerugian para Tergugat atas rumah tersebut, walaupun tidak ada izin dan

    musyawarah untuk mendirikan bangunan demikian itu, dan dengan

    memindahkannya di mana rumah tersebut berdiri sekarang atas

    kesepakatan/izin kaum Penggugat;

    Ketiga para Tergugat dengan menukar rumah lama (i.e. rumah yang diberi

    izin pertama kali oleh Ninik Penggugat atas Ninik para Tergugat nama

    Murah) dahulunya, dan merobohkannya untuk ditukar dengan bangunan

    baru dengan tidak ada izin dan musyawarah dengan kaum Penggugat serta

    tidak menghindarkan teguran baik berupa lisan maupun tulisan, dan/atau

    semua persoalan atas perbuatan para Tergugat tersebut di atas telah dicoba

    penyelesaikannya oleh Pemerintah Nagari, namun tidak mendapat respon

    dan tanggapan dari para Tergugat dan malah menganjurkan, "Bahwa

    sekiranya Sdr. merasa berhak untuk memiliki tanah tersebut, kiranya

    berkenan membuktikannya di Pengadilan Negeri Solok";

    Bahwa oleh karena para Tergugat tidak ada izin dan musyawarah dari

    kaum Penggugat dan telah melanggar adat yang berlaku atau hendak

    menghilang lenyapkan hak kaum Penggugat atas tanah ulayat berupa pusako

    tinggi secara turun temurun, secara hukum "tidak dapat dibenarkan" dan

    perbuatan tersebut adalah perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan

    kaum Penggugat. Maka beralasan hukum jika para Tergugat diperintahkan

    Hal. 4 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    keluar dari tanah objek perkara dan menyerahkan pada kaum Penggugat dalam

    keadaan kosong jika ingkar dengan bantuan yang berwajib;

    Analog dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl, tanggal 23 April 1973 No.

    806 K/Sip/1972 yang menerangkan kaedah hukum (dikutip); Menurut adat

    Minangkabau, walaupun suatu tanah ulayat telah diserahkan kepada seseorang

    dan telah diolahnya, hubungan hukum atau ikatan dengan masyarakat hukum

    yang mempunyai ulayat semula tetap ada;

    Bahwa karena tanpa izin dan menghilang lenyapkan itu wajib bagi para

    Tergugat membayar ganti rugi, secara moril dan materiil akibat diajukan gugatan

    ini ke Pengadilan sebanyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) hingga

    diperoleh kepastian hukum pasti, walaupun ada perlawanan, banding/ kasasi;

    Bahwa untuk menghindari para Tergugat berbuat ingkar janji atas

    putusan yang telah memiliki hukum tetap, cukup beralasan bagi Penggugat

    untuk meminta Pengadilan ini agar menghukum para Tergugat membayar uang

    paksa sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per hari keterlambatan,

    terhitung semenjak putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap;

    Bahwa untuk menjamin agar objek perkara tidak berpindah tangan pada

    pihak ketiga lainnya, cukup beralasan bagi Penggugat untuk minta diletakkan

    sita tahan (conservatoir beslag) melalui Bapak Ketua Pengadilan Negeri Koto

    Baru Kabupaten Solok terhadap objek perkara dan melarang Tergugat melaku-

    kan aktifitas di atas tanah in casu, baik orang lain yang mendapat hak dari

    padanya;

    Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas para Penggugat

    mohon kepada Pengadilan Negeri Kotobaru agar memberikan putusan sebagai

    berikut:

    1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;

    2. Menyatakan Penggugat I sebagai mamak kepala waris dalam kaumnya;

    3. Menyatakan harta terperkara adalah merupakan pusako tinggi milik kaum

    Penggugat secara turun temurun menurut adat Minangkabau;

    4. Menyatakan perbuatan para Tergugat mendirikan bangunan tanpa izin

    dan menguasai tanah objek perkara dengan tidak mengakui hak kaum

    Penggugat dan hendak menghilang lenyapkan adalah perbuatan tanpa

    hak dan melawan hukum yang sangat merugikan kaum Penggugat;

    Hal. 5 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    5. Menghukum para Tergugat untuk menyerahkan objek perkara dalam

    keadaan kosong dari haknya maupun hak orang lain yang diperdapat dari

    padanya jika engkar dengan bantuan pihak yang berwajib ;

    6. Menghukum para Tergugat membayar uang paksa senilai Rp 10.000,-

    (sepuluh ribu rupiah) perhari disebabkan para Tergugat tidak mau

    menyerahkan tanah objek perkara secara sukarela, terhitung semenjak

    putusan ini mempunyai kekuatan tetap;

    7. Menyatakan kuat dan berharga sita tahan (conservatoir beslag) yang

    telah diletakkan di atas objek perkara;

    8. Menghukum para Tergugat membayar semua biaya perkara yang timbul

    dalam perkara ini;

    atau:

    Mohon Keadilan dan minta adil seadil-adilnya (ex aequo et bono);

    Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut para Tergugat

    mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

    Bahwa gugatan Penggugat haruslah ditolak, atau setidak-tidaknya tidak

    dapat diterima, karena gugatan Penggugat adalah kabur (obscuur libel), yang

    dalam hal ini:

    Bahwa ditinjau dari batas-batas supadanan tanah objek perkara yang

    digugat oleh Penggugat, adalah kabur, yaitu:

    Bahwa batas supadanan, sebelah Selatan tanah hak milik Tergugat,

    adalah berbatas supadanan dengan Drs. Syaiful Azhar, suku Tanjung dan

    bukan dengan Ujang Pariaman;

    Bahwa batas supadanan, sebelah utara tanah hak milik Tergugat, bukan

    tanah pusaka kaum Penggugat, melainkan adalah tanah hak milik dari Nurhasti

    Yeni.SH., yaitu sebagaimana terurai di dalam Sertifikat Hak Milik No. 82/Desa

    Kayu Aro Batang Barus (Surat Ukur No. 05/Kayu Aro/2002) dengan perolehan

    dari tanah negara bekas hak erf, verponding No. 172, seb. Di mana tanpa ada

    cap jempol dari Tergugat No. 1 (Delima/si Gadang) waktu pengukuran batas

    sebelah Selatan tanah yang diukur, Sertifikat Tanah Hak Milik No. 82/Desa Kayu

    Aro Batang Barus tersebut di atas, tidak mungkin SK. Kakantam Kabupaten

    Solok tanggal 13 Februari 2002 No. 15-520.1-23.08-2002 untuk menerbitkan

    sertifikat tanah dimaksud terdaftar atas nama Nurhasti Yeni.SH. dimaksud;

    Hal. 6 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa batas supadanan tanah hak milik Tergugat di sebelah Timur,

    adalah Jalan Umum dari Solok-Padang dan bukan Jalan Lintas Sumatera, oleh

    karena Jalan Lintas Sumatera dari Baka Uni Lampung-Banda Aceh, adalah

    melalui Kota Solok dan bukan melalui Kota Kayu Aro;

    Bahwa batas supadanan tanah hak milik Tergugat di sebelah barat,

    adalah berbatas supadanan dengan Jalinah Pr bertempat tinggal di Pakan Baru

    dan ahli warisnya adalah antara lain Azwir Wiranata.S.H (sudah bersertifikat), di

    mana pada waktu dilakukan pengukuran tanah Jalinah Pr ini, Tergugat turut

    bertandatangan di dalam Berita Acara Pengukuran batas tanah sebelah Timur-

    nya tanah yang diukur itu; yang berarti bukan tanah: Dasiril, sebagai disebut

    Penggugat dalam surat gugatannya itu;

    Bahwa ditinjau dari sudut pandang hukum adat Minangkabau, Penggugat

    No. 1 mendalilkan dirinya selaku Mamak Kepala Waris dalam kaumnya serta

    mendalilkan tanah objek perkara yang digugatnya adalah pusaka tinggi

    kaumnya;

    Bahwa anggota kaum dari Penggugat, tentu masih banyak yang lain dan

    tidak mungkin Penggugat No. 2 saja anggota kaumnya, di dalam hal ini,

    Penggugat No. 1 dan Penggugat No. 2, tidak ada menunjukkan surat kuasa

    untuk berperkara di Pengadilan Negeri ini;

    Bahwa ditinjau dari nama subjek dan umur subjek yang dikarang-karang:

    a. Tergugat No. 1, yang bernama : Ny. Dalima (si Gadang), berumur 65 tahun,

    disebut Nurlima (si Gadang), berumur 60 tahun;

    b. Tergugat No. 2 Ny. Nurlima (si Ketek) berumur 65 tahun disebut berumur 60

    tahun;

    c. Tergugat No. 3, nama Asril, berumur 52 tahun, disebut Asdini, berumur 47

    tahun ;

    d. Tergugat No. 4 bernama Asma, berumur 49 tahun, disebut nama Soma,

    berumur 40 tahun;

    e. Tergugat No. 5, bernama Asman, berumur 45 tahun, disebut Oman, berumur

    40 tahun;

    f. Tergugat No. 6, bernama Yulir, berumur 40 tahun, disebut berumur 37 tahun;

    g. Tergugat No. 7, nama Syafaruddin, berumur 48 tahun, disebut berumur 39

    tahun;

    h. Tergugat No. 8, nama Jusni, berumur 46 tahun, disebut berumur 38 tahun;

    Hal. 7 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    i. Tergugat No. 9, bernama Darwas, berumur 44 tahun, disebut berumur 36

    tahun;

    j. Tergugat No. 10, nama Bakri, berumur 42 tahun, disebut bernama Kiri,

    berumur 30 tahun;

    k. Tergugat No. 11, bernama Miza Trisna, berumur 31 tahun, disebut Ena,

    berumur 37 tahun;

    Bahwa ditinjau dari tenggang waktu Tergugat menempati/menguasai dan

    memanfaatkan tanah yang di miliki para Tergugat sekarang ini, di mana sebagai

    patokan yang pasti bahwa Tergugat No. 1 dan Tergugat No. 2 dilahirkan dan

    dibesarkan oleh alm. Murah di atas tanah itu pada 65 tahun yang lampau,

    sedangkan menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960/LN. 1960

    No. 104 telah menentukan, barang siapa menguasai sebidang tanah dengan

    memanfaatkannya sebagai sumber kehidupannya dan keluarganya selama 30

    tahun berturut-turut, tanpa ada gugatan dari siapapun juga, maka secara

    hukum, adalah sah menjadi hak miliknya secara turun temurun;

    Bahwa alm. Murah pr, anak kandung dari alm. Mariam, pr (ibu kandung

    dari Tergugat No. 1 dan No. 2), dilahirkan di atas tanah itu dan meninggal dunia

    pada tanggal 21 Agustus 1994, di atas tanah itu juga, dalam usia 96 tahun, yang

    berarti pihak keluarga Tergugat yang berarti ditarik dari umur Tergugat No. 1

    dan No. 2 (yang lahir kembar), pada 65 tahun yang lampau, keluarga alm.

    Murah menempati dan memanfaatkannya sebagai sumber hidup Tergugat,

    tanpa ada gugatan dari Penggugat sekarang ini, maka gugatan ini. secara

    hukum telah lewat waktu/gugur demi hukum;

    Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Kotobaru No. 02/

    PDT.G/2004/PN.KBR tanggal 12 Agustus 2004 adalah sebagai berikut:

    DALAM EKSEPSI:

    Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;

    DALAM POKOK PERKARA :

    Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

    Menyatakan Penggugat I sebagai Mamak Kepala Waris dalam kaumnya;

    Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;

    Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sebesar Rp 774.000,-

    (tujuh ratus tujuh puluh empat ribu rupiah);

    Hal. 8 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Padang No. 197 K/

    PDT/2006 tanggal 1 Agustus 2005 adalah sebagai berikut:

    Menerima permohonan banding dari Penggugat/Pembanding;

    Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Koto Baru tanggal 12 Agustus

    2004 No. 2/PDT.G/2004/PN.KBR. yang dimohonkan banding tersebut;

    MENGADILI SENDIRI:

    DALAM EKSEPSI :

    Menolak Eksepsi Tergugat;

    DALAM POKOK PERKARA:

    Mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk sebagian;

    Menyatakan Penggugat/Pembanding 1 sebagai mamak kepala waris dalam

    kaumnya;

    Menyatakan harta terperkara adalah merupakan pusako tinggi milik kaum

    Penggugat secara turun temurun menurut adat Minangkabau;

    Menyatakan perbuatan para Tergugat mendirikan bangunan tanpa izin dan

    menguasai tanah objek perkara dengan tidak mengakui hak kaum

    Penggugat/Pembanding dan hendak menghilang lenyapkan adalah

    perbuatan tanpa hak dan melawan hukum yang sangat merugikan kaum

    Penggugat;

    Menghukum para Tergugat untuk menyerahkan objek perkara dalam

    keadaan kosong dari haknya maupun hak orang lain yang diperdapat dari

    padanya jika engkar dengan bantuan pihak yang berwajib;

    Menolak gugatan Penggugat/Pembanding;

    Menghukum Tergugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara yang

    timbul dalam kedua tingkat yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar

    Rp 175.000,- (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah);

    Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 197 K/

    Pdt/2006 tanggal 25 Januari 2007 yang telah berkekuatan hukum tetap

    tersebut adalah sebagai berikut:

    Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi:

    1. SYAFARUDIN, 2. Ny. DELIMA (si Gadang), 3. Ny. NURLIMA (si Ketek), 4.

    Tn. ASDINI, 5. Ny. SOMA, 6. Tn. OMAN, 7. Ny. JUSNI, 8. Tn. DARWAS,

    9. Tn. YULIR, 10. Tn. KIRI dan 11. Ny. ENA tersebut;

    Hal. 9 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Padang No. 33/PDT/2005/PT.

    PDG, tanggal 01 Agustus 2005;

    MENGADILI SENDIRI:

    DALAM EKSEPSI :

    Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;

    DALAM POKOK PERKARA:

    Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

    Menyatakan Penggugat I sebagai Mamak Kepala Waris dalam kaumnya;

    Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;

    Menghukum para Termohon Kasasi/para Penggugat untuk membayar biaya

    perkara dalam semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini

    ditetapkan sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

    Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung No. 197 K/Pdt/2006

    tanggal 25 Januari 2007 diberitahukan kepada para Termohon Kasasi/para

    Penggugat/para Pembanding pada tanggal 3 Mei 2010 kemudian terhadapnya

    oleh Termohon Kasasi/para Penggugat/para Pembanding, diajukan

    permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 14 Juli 2010

    sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Peninjauan Kembali No. 2/

    PDT.G/2004/PN.KBR No. 02/PK/2010/PN.KBR yang dibuat oleh Panitera

    Pengadilan Negeri Kotoboro permohonan mana disertai dengan memori

    peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan

    Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 14 Juli 2010;

    Bahwa setelah itu oleh para Pemohon Kasasi/para Tergugat/para

    Terbanding yang pada tanggal 23 Juli 2010 telah diberitahu tentang memori

    peninjauan kembali dari para Termohon Kasasi/para Penggugat/para

    Pembanding diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang diterima di

    Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kotobaru pada tanggal 5 Agustus 2010;

    Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta

    alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama,

    diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam

    undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut

    formal dapat diterima;

    Hal. 10 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon

    Peninjauan Kembali/para Penggugat dalam memori peninjauan kembali

    tersebut pada pokoknya ialah:

    A. Bahwa di dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 25 Januari 2007 No.

    197 KVPdt/2006 yang dimohonkan Peninjauan Kembali ini terdapat suatu

    kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata dalam menerima dan

    membenarkan keberatan-keberatan kasasi dari Pemohon Kasasi/ Tergugat

    asal di dalam memori kasasinya dengan 3 (tiga) pokok alasan-alasan

    kasasinya, yaitu tentang:

    I. Pembuktian: dengan surat (Putusan hal. 9 angka I s/d hal. 11 angka 6);

    II. Pembuktian dengan saksi (Putusan hal. 11 angka II s/d hal. 12 angka);

    III. Pembuktian di lapangan (Putusan hal. 12 angka III s/d hal 15 angka 3 );

    keberatan-keberatan kasasi dari Pemohon Kasasi tersebut adalah

    merupakan hal-hal yang telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh

    Pengadilan Tinggi Padang, dan pada pokoknya keberatan kasasi dari

    Pemohon Kasasi (TPK) adalah berkenaan dengan penilaian hasil

    pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan/fakta dan

    hal itu tidak dipertimbangkan lagi dalam tingkat kasasi dan adalah wewenang

    penuh dari Judex Facti;

    Bahwa dengan diterima dan dibenarkannya ketiga alasan kasasi dari

    Pemohon Kasasi tersebut berarti Mahkamah Agung RI dalam memberikan

    putusannya tanggal 25 Januari 2007 No. 197 K/Pdt/ 2006 telah menyimpang

    dan ketentuan per undang-undang yang berlaku, karena sesuai Pasal 30

    Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung yang telah

    dirubah dan ditambah dengan Undang Undang No. 5 Tahun 2004 dan

    terakhir dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, menentukan

    "Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau

    penetapan Pengadilan-Pengadilan dari semua lingkungan Peradilan karena :

    a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

    b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

    c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang

    undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

    bersangkutan";

    Hal. 11 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    B. Selanjutnya Pemohon Peninjauan Kembali (PPK) akan menanggapi

    pertimbangan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 25 Januari 2007

    No. 197 KPdt/2006 yang dijadikan dasar untuk menerima dan membenarkan

    alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi (TPK), seperti dibawah ini;

    1. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 15

    mempertimbangkan "Judex Facti Pengadilan Tinggi, kurang cermat dan

    teliti dalam memberikan pertimbangan hukum terhadap bukti yang

    diajukan pihak, baik Pemohon Kasasi maupun Termohon Kasasi. Adapun

    bukti P. I, P.2, P.3 dan P.4 sekedar sebagai bukti silsilah keturunan (ranji)

    dan surat untuk mendirikan rumah diantara kaumnya. Jadi disini tidak

    nampak hubungan bukti-bukti tersebut dengan tanah ulayat atau tanah

    pusaka tinggi dari Pemohon Kasasi yang menjadi objek sengketa";

    Tanggapan;

    Pertimbangan Mahkamah Agung RI pada ad. 1 diatas adalah

    pertimbangan hukum yang salah dan keliru, berat sebelah dan memihak

    kepada Pemohon Kasasi (TPK) yang merugikan Termohon Kasasi/

    Penggugat Asal (PPK). Dalam perkara perdata adalah kewajiban para

    pihak untuk membuktikan kebenaran dalilnya masing-masing, tugas

    Hakim /Pengadilan adalah menentukan hukumnya, ternyata dalam

    perkara ini Mahkamah Agung telah ikut membantu membuktikan dalil

    jawaban Pemohon-Kasasi/Tergugat-Asal dengan menyatakan harta

    sengketa adalah tanah ulayat atau tanah pusaka tinggi dari Pemohon

    kasasi. Pertimbangan dan pernyataan Mahkamah Agung tersebut adalah

    tidak benar dan tidak mendasar sama sekali malahan bertentangan

    dengan yang didalilkan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat Asal dalam surat

    jawabannya yang menyatakan: Bahwa objek sengketa telah menjadi

    milik mereka, karena oleh Mariam Pr (ibu kandung dari alm. Murah) telah

    diisi adatkan sesuai menurut surat dari Penghulu Suku Nias bernama

    LAKO-E tanggal 26 Juni 1941 (T.1A ) yang telah Tabang basitumpu,

    hinggok basicakam dan adat diisi limbago dituang " (T. IB), dan selama

    pemeriksaan dipersidangan baik da lam surat jawaban, duplik maupun

    dalam memori kasasinya Pemohon Kasasi/Tergugat Asal tidak pernah

    ada mendalilkan harta sengketa adalah tanah ulayat atau tanah pusaka

    tingginya Pemohon Kasasi;

    Hal. 12 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa Pengadilan Tinggi Padang dalam memeriksa dan memutus

    perkara ini dalam tingkat banding, telah memberikan pertimbangan

    hukum yang tepat dan benar terhadap apa yang menjadi pokok

    persengketaan dan penilaian terhadap bukti-bukti yang diajukan para

    pihak dalam perkara ini, sebagaimana pertimbangan putusannya pada

    halaman 5 yang pada pokoknya mempertimbangkan/menyatakan:

    "Bahwa berdasarkan berita acara pemeriksaan persidangan mulai dari

    gugatan, jawaban, replik, duplik, keterangan saksi kedua belah pihak

    berperkara serta surat bukti yang diajukan para pihak, maka didapat

    fakta-fakta hukum sebagai berikut: Bahwa objek perkara adalah tanah

    garapan'terukoan dari Tergugat/ Terbanding(Pemohon Kasasi), jadi

    status Tergugat/Terabanding hanya sebagai penggarap/penaruko tanah

    ulayat kaum Penggugat/Pembanding (PPK). Apalagi Tergugat/

    Terbanding adalah orang pendatang dari Pulau Nias yang tidak mungkin

    (mustahil) menurut hukum adat Minangkabau mempunyai tanah ulayat/

    pusaka tinggi di Jorong Kayu Aro Dusun 11 Nagari Batang Barus

    Kjecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Dan dikuatkan oleh

    Keterangan saksi Penggugat/ Pembanding bernama Darmawis Gelar

    Malin Ameh, Aswir Dt.Rajo Penghulu, Azwar Rajo Dio dibawah sumpah

    menyatakan : Objek perkara dikuasai dan diperdapat oleh Syafarudin

    (Tergugat) dari orang tua Penggugat (Almunir) yang bernama Suli,

    sedangkan surat-surat bukti Tergugat/Terbanding T.l, T.l a, T.lb dan T.lc

    adalah fotocopy tanpa aslinya dan tidak mempunyai kekuatan bukti

    menurut hukum. Begitu juga keterangan saksi-saksi Tergugat/Terbanding

    tidak mengetahui asal usul tanah sengketa;

    2. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 15 mem-

    pertimbangkan: "Begitupun dari keterangan para saksi Termohon Kasasi:

    I. saksi Darmalis gelar Malin Ameh, II. Saksi Azwar Dt.Rajo Deo dan III.

    Anwar Rajo Penghulu yang telah didengar keterangannya dibawah

    sumpah, menerangkan hanya sekedar mendengar cerita dari paman

    sendiri tetapi mereka tidak ada yang tahu tentang batas batas tanah

    sengketa tersebut;

    Tanggapan:

    Hal. 13 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Pertimbangan Mahkamah Agung RI pada ad. 2 diatas adalah

    pertimbangan yang salah dan keliru menerapkan hukum adat

    Minangkabau tentang tanah ulayat/harta pusaka tinggi kaum terutama

    penilaian atas keterangan saksi batas sepadan atas harta pusaka tinggi

    suatu kaum di Minangkabau sifatnya diwariskan atau diceritakan secara

    turun temurun dari ibu kepada anaknya dan mamak kepada

    kemenakannya dengan siapa tanah ulayat berbatas sepadan. Hal ini

    sesuai dengan Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung R,I tanggal 05

    Mei 1977 Reg.No, 181 KYSip/1977 yang menyatakan: " Menurut

    kebiasaan adat Minangkabau, pemilik sawah selalu mewariskan

    keterangan pada anak cucunya dengan siapa sawahnya berbatas

    sepadan (waris nan baunjuk), maka keterangan saksi dari orang pemilik

    sawah yang berbatas sepadang dengan sawah sengketa adalah bukti

    yang cukup menurut adat" ;

    3. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 16

    mempertimbangkan:

    Demikian pula tidak seorangpun dari saksi yang mengetahui asal usul

    tanah tersebut dan lebih lagi mereka saksi tidak ada yang mengetahui

    bagaimana cara perpindahan objek sengketa sehingga dikuasai oleh Suli,

    begitupun tidak ada para saksi yang mengetahui siapa siapa saja mamak

    yang pemah menguasai tanah tersebut kalau memang tanah tersebut

    pusaka tinggi. Demikian pula para saksi tidak pernah melihat orang tua

    Termohon Kasasi (Suli) menegerjakan objek perkara ;

    Tanggapan

    Pertimbangan Mahkamah Agung pada ad.3 diatas adalah pertimbangan

    yang salah dan keliru, mengada ada (dicara-cari) tanpa dasar hukum

    yang benar teratama hukum adat Minangkabau. Harta pusaka tinggi

    (tanah ulayat) di Minangkabau sifatnya turun temurun dari ratusan tahun

    laiu dan dalam perkara ini yang menjadi pokok persengketaan adalah

    peristiwa yang terjadi pada tahun 1950 sewaktu Murah (Pr) yaitu ninik

    Tergugat-Asal menompang tinggal diatas tanah pusaka kaum

    Penggugat-Asal, maka mustahil dan tidak mungkin saksi-saksi

    Penggugat mengetahui dan melihat peristiwa sebelum tahun 1950 saat

    Hal. 14 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    ninik/mamak Penggugat-Asal menggarap dan menguasai objek

    sengketa, karena rata-rata umur saksi Penggugat dibawah 60 tahun ;

    4. Mahkamah Agung RI dalam putusannya halaman 16 mem-

    pertimbangkan: "Judex Faetie Pengadilan Tinggi kurang memberi

    pertimbangan hukum terhadap surat bukti khususnya sertifikat yang telah

    diberi oleh Pemohon Kasasi dan seterusnya ..." ;

    Tanggapan:

    Pertimbangan Mahkamah Agung R.I pada ad.4 di atas, tidak ada

    urgensinya dalam perkara ini terutama untuk membuktikan kepemilikan

    Pemohon-Kasasi atas objek sengketa, karena sertifikat tersebut adalah

    tanah dan milik orang lain (Jalinah) orang yang berasal dari Nias datang

    ke Batang Kapeh Kabupaten Pesisir Selatan, hal ini sesuai pengakuan

    dari Pemohon Kasasi sendiri dalam memori kasasinya pada hal am 3,

    tidak dapat menerangkan asal usul tanah yang ada dalam hak miliknya

    nya tersebut ; serta kesaksian Drs.Saifui Azhar adalah orang pendatang

    dari Pariaman yang tidak mempunyai harta pusaka tinggi kaum di Jorong

    Kayu Aro Dusun II Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang

    Kabupaten Solok, maka kesaksiannya sangaj diragukan menurut hukum ;

    5. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 16

    mempertimbangkan: "Judex Factie Pengadilan Tinggi kurang cermat

    dalam memberi pengertian manaruko (membuka tanah untuk pertama

    kali), dimana dibatasi seolah olah orang Nias tidak dapat memiliki tanah

    di Sumatera barat. Padahal Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.

    1404 K/Sip/1974 tanggal 20 April 1977 telah memutuskan bahwa orang

    yang manaruko tanah kaum untuk dijadikan sawah, maka orang tersebut

    dianggap sebagai pemilik sawah ; Demikian pula putusan Mahkamah

    Agung RI tanggal 11 Januari 1977 No. 1433 K/Sip/1975 memutuskan: "

    Sawah yang telah dikuasai lebih dari 40 tahun tanpa ada gangguan dari

    pihak lain walaupun penguasaannya tanpa title hukum dianggap sawah

    tersebut diperoleh karena pelepasan hak dari pihak lain;

    Tanggapan:

    Pertimbangan Mahkamah Agung R.I pada ad.5 diatas telah salah dan

    keliru, dalam hal ini bukan Pengadilan Tinggi Padang yang kurang

    cermat dalam memberikanpengertian manaruko (membuka tanah

    Hal. 15 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    untuk pertama kali), tetapi Mahkamah Agung RI sendiri yang salah

    dan keliru menafsirkan (tidak memahami dengan tepat dan benar >

    hukum adat Minangkabau tentang si Penggarap dengan si Panaruko

    disama arttkan saja;

    Di Minangkabau tidak ada tanah yang tidak berpunya (bertuan)

    walaupun seluas telapak tangan ada pemiliknya, ada tanah ulayat

    Nagari, tanah ulayat suku dan tanah ulayat kaum. Masing-masing dari

    tanah ulayat tersebut tidak semua orang/pihak yang dengan begitu

    saja dapat menggarap/menguasainya. Tanah ulayat Nagari harus ada

    musyawarah dan sepakat semua unsur dalam pemerintahan Nagari

    dan untuk kepentingan Nagari, tanah ulayat suku harus ada

    musyawarah dan sepakat ninik mamak dan pemuka adat dalam suku

    bersangkutan dan untuk kepentingan dalam suku itu sendiri,

    sedangkan tanah ulayat kaum boleh digarap dan ditaruko oleh semua

    anggota kaum saja, dalam kaum yang bersangkutan. Maka anggota

    kaum yang pertama kali manaruko (membuka tanah

    kaum) tersebut itulah yang dianggap sebagai pemilik sawah, dengan

    pengertian Pemohon Kasasi orang pendatang dari Pulau Nias untuk

    mempunyai/memilik tanah di Minangkabau tidak dapat hanya dengan

    jalan manaruko (membuka tanah ulayat suatu kaum) karena tanah

    ulayat di Minangkabau bukanlah tanah liar yang tidak bertuan. Disini

    terlihat jelas Majelis Hakim Mahkamah Agung RI yang

    memeriksa dan memutus perkara ini telah keliru menempatkan

    Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 1404 K/Sip/1974 tanggal 20

    April 1977 yang menyatakan:"Bahwa orang yang manaruko tanah

    kaum untuk dijadikan sawah, maka orang tersebut dianggap sebagai

    pemilik sawah;

    Tanah ulayat kaum di Minangkabau dapat digarap dan dimiliki oleh

    siapa saja tanpa ada batasan, adalah dengan jalan adanya peralihan

    hak jual beli) antara suatu kaum dengan pihak lain (pembeli) dengan

    syarat telah sepakat dan seizin semua anggota dalam kaum dan/atau

    Adat di isi, limbago di tuang/mengisi adat;

    Hal. 16 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    6. Mahkamah Agung RI dalam patusannya halaman 16

    mempertimbangkan: "Demikian pula Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

    tanggal 11 Januari 1977 No. 1433 K/Sip,1975 memutuskan: Sawah yang

    telah dikuasai lebih dari 40 tahun tanpa ada gangguan dari pihak lain

    walaupun penguasaannya tanpa title hukum dianggap sawah tersebut

    diperoleh karena pelepasan hak dari pihak lain;

    Tanggapan:

    Pertimbangan Mahkamah Agung RI pada ad.6 di atas telah salah dan

    keliru menempatkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 11

    Januari 1977 No. 1433 K/Sip/1975, karena yang menjadi objek dalam

    perkara ini adalah tanah ulayat kaum dan menurut hukum adat di

    Minangkabau atas tanah ulayat kaum tidak ada daluarsa. (batas vvaktu)

    hal ini dikuatkan oleh:

    Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Tanggal 27-2-1975 No. 7 K/Sip/1973

    yang menentukan: "Tidak ada batas waktu dalam menggugat harta

    warisan bukan tanah";

    Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Tanggal 19-12-1973 No. 916 K/

    Sip/1973 yang menentukan: "Dalam hukum adat dengan lewatya waktu

    saja hak milik atas tanah tidak hapus;

    Terhadap setiap sangkalan, kewajiban Hakim untuk mem-

    pertimbangkannya. Karena Tergugat asal/Termohon peninjauan Kembali

    tidak dapat membuktikan baik dengan swat maupun dengan saksi-

    saksinya. Analoq dengan putusan MA-RI tgl 23 Agustus 1972 Reg No.

    395 K/Sip/1972 dengan menerangkan kaedah Hukum (dikutip): Jika

    Tergugat tidak berhasil membuktikan sangkalannya, maka gugatan

    Penggugat harus diterima;

    Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut

    Mahkamah Agung berpendapat:

    mengenai alasan ke-1 sampai dengan 2:

    Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan karena alasan PK hanya

    merupakan pendapat pribadi dan komentar terhadap putusan MA dalam tingkat

    kasasi tidak terdapat adanya kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang

    nyata, sebagaimana diatur dengan Pasal 67 Undang-Undang No. 14 Tahun

    1985 Tentang Mahkamah Agung yang telah diubah dengan Undang-Undang

    Hal. 17 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun

    2009;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka

    permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh para Pemohon Peninjauan

    Kembali : Tn. ALMUNIR AGUS RAJO NAN SATI, dk tersebut harus ditolak;

    Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali dari

    para Pemohon Peninjauan Kembali ditolak, maka para Pemohon Peninjauan

    Kembali dihukum untuk membayar biaya perkara dalam pemeriksaan

    peninjauan kembali ini;

    Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,

    Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan

    Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-

    Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

    bersangkutan;

    M E N G A D I L I :

    Menolak permohonan peninjauan kembali dari para Pemohon Peninjauan

    Kembali: Tn. ALMUNIR AGUS RAJO NAN SATI dan Tuan NASRUL SUTAN

    RAJO LELO, tersebut;

    Menghukum para Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya

    perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini sebesar Rp.2.500.000,-

    (dua juta lima ratus ribu rupiah);

    Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

    Agung pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011 oleh H. ATJA SONDJAJA,

    S.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

    Ketua Majelis, Prof. Dr. RIFYAL KABAH, MA dan Dr. H. MOHAMMAD

    SALEH, S.H., M.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam

    sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta

    Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Drs. H. SIRAJUDDIN

    SAILELLAH, S.H., MHI. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua

    belah pihak;

    Hakim-Hakim Anggota: K e t u a : ttd. ttd.

    Hal. 18 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Prof. Dr. RIFYAL KABAH, MA H. ATJA SONDJAJA, S.H.,

    ttd.

    Dr. H. MOHAMMAD SALEH, S.H., M.H.

    Biaya Peninjauan Kembali : Panitera Pengganti :

    1. Meterai Rp 6.000,- ttd.

    2. Redaksi Rp 5.000,- Drs. H. SIRAJUDDIN SAILELLAH, S.H., MHI.

    3. Administrasi PK Rp 2.489.000,-

    Jumlah Rp 2.500.000,-

    Untuk SalinanMAHKAMAH AGUNG RI

    a.n. PaniteraPanitera Muda Perdata,

    PRI PAMBUDI TEGUH, S.H.,M.H. NIP: 19610313 198803 1 003

    Hal. 19 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19