700_pk_pdt_2010
DESCRIPTION
PutusanTRANSCRIPT
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
NO 700 PK/Pdt/2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara:
1. Tn. ALMUNIR AGUS RAJO NAN SATI, bertempat tinggal di
Jalan Proklamasi No. 41, Kelurahan Alang Lawas,
Kecamatan Padang Selatan, Negeri asal Kayo Aro Batang
Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok;
2. Tuan NASRUL SUTAN RAJO LELO, bertempat tinggal di
Negeri Asal Kayu Aro Batang Barus, Kecamatan Gunung
Talang, Kabupaten Solok, para Pemohon Peninjauan
Kembali dahulu para Termohon Kasasi/para Penggugat/para
Pembanding;
melawan:
1. SYAFARUDIN, bertempat tinggal di Negeri Kayu Aro Batang
Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat, bertindak untuk diri sendiri dan sebagai
kuasa dari:
2. Ny. DELIMA (Si Gadang);
3. Ny. NURLIMA (Si Ketek);
4. Tn. ASDINI;
5. Ny. SOMA;
6. Tn. OMAN;
7. Ny. JUSNI;
8. Tn. DARWAS;
9. Tn. YULIR, bertempat tinggal di Kampung Sawah, RT.05/
RW.04, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Pulo Merak, Kota
Cilegon,
10.Tn. KIRI, bertempat tinggal di Jalan Beringin Raya
Blok 43/188, RT.03/RW.06, Kelurahan Nusa Jaya,
Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang,
Hal. 1 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
11.Ny. ENA, bertempat di Jalan Citarum I No. 192, RT.05/
RW.02, Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci,
Kota Tangerang, para Termohon Peninjauan Kembali
dahulu para Pemohon Kasasi/para Tergugat/para
Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa para
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu para Termohon Kasasi/para Penggugat/
para Pembanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap
putusan Mahkamah Agung No. 2/PDT.G/2004/PN.KBR No. 02/PK/2010/
PN.KBR tanggal 14 Juli 2010 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam
perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu para Pemohon
Kasasi/para Tergugat/para Terbanding dengan posita gugatan sebagai berikut:
Bahwa dengan adanya perkebunan Belanda di Bukit Gompong
dahulunya, datanglah orang-orang suku Jawa dan suku Nias "pada daerah
tersebut dan sekitarnya sebagai buruh pada perkebunan NV. Landbouw Maats
Chappij "Bukit Gompong". Sebagian dari orang-orang bersuku Nias tersebut ada
yang menempati Rawang Kumbueh Nagari Koto Gaek Guguk;
Bahwa lokasi di Rawang Kumbueh yang ditempati oleh orang-orang suku
Nias tersebut dipinjamkan untuk dibuat perkebunan kepada Zoebier Gelar Sutan
Pamuncak Negeri asal Padang, tinggal di Bukit Gompong tertanggal 6 Januari
1948 oleh Ninik Mamak Nagari Koto Gaek;
Bahwa Dengan dibuatnya perkebunan oleh Zubir Sutan Pamuncak,
lokasi Rawang Kumbueh tersebut ditinggalkan, diantaranya ada yang pindah ke
tanah Erfpacht Verponding No. 172 Bukit Berkicut, yaitu milik Tergugat nama
MURAH (Pr) alm. Mendirikan bangunan yang tempatnya di sekitar lokasi
halaman Kantor Bupati sekarang ini di Kayu Aro;
Bahwa dengan dibuatnya perkebunan oleh Jawatan Pertanian Sumatera
Tengah atas tanah Verponding No. 172 tersebut, sekitar tahun 1950, rumah
yang berada atas tanah tersebut dipindahkan/bongkar. Disaat itulah Ninik para
Tergugat nama MURAH (Pr) di bawa tinggal dan diberi izin mendirikan
bangunan di atas tanah pusako kaum oleh Ninik Penggugat nama SULI (Pr)
alm. di atas tanah obyek perkara sekarang;
Hal. 2 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa dengan di "bawa" Ninik para Tergugat di atas tanah pusako kaum
Penggugat dan diperdapat secara turun temurun adalah merupakan tanah
ulayat (milik adat) yang tunduk pada hukum adat Minangkabau;
Sebahagian dari pada tanah pusako tinggi (ulayat) kaum, dengan luas lebih
kurang 1 Ha, berupa tanah sawah dan perumahan terletak di Jorong Kayu Aro
di Dusun II Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
Dengan batas dan sepadan seperti tersebut dalam surat gugatan, Tanah inilah
yang menjadi obyek perkara;
Bahwa tanah objek perkara tersebut yang merupakan harta pusako tinggi
kaum Penggugat, terakhir kali dikuasai oleh Ninik Penggugat bernama Ny. Suli
(alm) yang suaminya bernama Agus Dt. Rajo Sampono (Mantari Aguih);
Bahwa dulunya kaum para Tergugat tidak pernah membuat silang selisih,
hidup rukun dan damai dengan kaum Penggugat selagi hidupnya Ninik Tergugat
(Murah), yang telah dianggap sebagai keluarga sendiri atau setiap kali Ninik
para Tergugat tersebut akan mengadakan atau berbuat sesuatu atas tanah
terlebih dahulu minta izin/bermusyawarah kepada kaum Penggugat, itulah
sebabnya tidak ada perselisihan antara para Tergugat dengan kaum Penggugat
selama ini dan/atau para Tergugat tidak ada membangun dan menambah dari
apa yang telah ditetapkan dahulunya;
Bahwa akhir-akhir ini (tahun 1999) dengan perpindahan ibu kota
Kabupaten Solok di Dusun Kayu Aro menjadi ibu kota Kabupaten, pihak
Tergugat-Tergugat sekarang yang merupakan anak dan cucu dari MURAH (Pr)
alm yang menduduki objek perkara sekarang ini, beralih pendiriannya dengan
tidak mengakui lagi akan harta pusako tinggi dari kaum Penggugat dan
bertindak dengan sesuka hatinya saja atas tanah, termasuk mendirikan
bangunan di atasnya;
Bahwa tanah yang mereka "garap" tersebut yang sekarang menjadi objek
perkara adalah milik mereka dengan berdalih ini dan itu. Menurut adat
Minangkabau atas harta pusako tinggi "milik adat" tidak mengenal adanya
kadaluarsa atas tanah yang sifatnya turun temurun dari Ninik moyangnya secara
adat;
Analog dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl, tanggal 18 September 1976
No. 157 K/Sip/1975 yang menerangkan kaedah hukum (dikutip);
Hal. 3 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa akibat perbuatan para Tergugat yang mendirikan bangunan atas
tanah objek perkara tanpa sepengetahuan dari kaum Penggugat dan telah
berkali-kali kaum Penggugat menyampaikan surat untuk tidak mendirikan
bangunan atas tanah tersebut, tidak mendapat perhatian dari para Tergugat
merupakan itikad tidak baik dan kurang wajar adalah merupakan perbuatan
tanpa hak dan melawan hukum yang sangat merugikan kaum Penggugat;
Bahwa mulai terjadinya persoalan ini adalah sebagai berikut:
Pertama kali para Tergugat mendirikan bangunan kedai nasi merek "ENA"
tanpa izin musyawarah dengan kaum Penggugat;
Kedua para Tergugat mendirikan bangunan di atas tanah yang telah
bersertifikat tanpa izin dan musyawarah dengan kaum Penggugat, dan
dengan iktikad baik saja kaum Penggugat dengan mengingat amanat dari
Ninik Penggugat nama "SULI" dahulunya yang telah dianggap sebagai
"famili" untuk ke ganti kawan atau teman di tahun 1950, maka dibayar saja
kerugian para Tergugat atas rumah tersebut, walaupun tidak ada izin dan
musyawarah untuk mendirikan bangunan demikian itu, dan dengan
memindahkannya di mana rumah tersebut berdiri sekarang atas
kesepakatan/izin kaum Penggugat;
Ketiga para Tergugat dengan menukar rumah lama (i.e. rumah yang diberi
izin pertama kali oleh Ninik Penggugat atas Ninik para Tergugat nama
Murah) dahulunya, dan merobohkannya untuk ditukar dengan bangunan
baru dengan tidak ada izin dan musyawarah dengan kaum Penggugat serta
tidak menghindarkan teguran baik berupa lisan maupun tulisan, dan/atau
semua persoalan atas perbuatan para Tergugat tersebut di atas telah dicoba
penyelesaikannya oleh Pemerintah Nagari, namun tidak mendapat respon
dan tanggapan dari para Tergugat dan malah menganjurkan, "Bahwa
sekiranya Sdr. merasa berhak untuk memiliki tanah tersebut, kiranya
berkenan membuktikannya di Pengadilan Negeri Solok";
Bahwa oleh karena para Tergugat tidak ada izin dan musyawarah dari
kaum Penggugat dan telah melanggar adat yang berlaku atau hendak
menghilang lenyapkan hak kaum Penggugat atas tanah ulayat berupa pusako
tinggi secara turun temurun, secara hukum "tidak dapat dibenarkan" dan
perbuatan tersebut adalah perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan
kaum Penggugat. Maka beralasan hukum jika para Tergugat diperintahkan
Hal. 4 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
keluar dari tanah objek perkara dan menyerahkan pada kaum Penggugat dalam
keadaan kosong jika ingkar dengan bantuan yang berwajib;
Analog dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl, tanggal 23 April 1973 No.
806 K/Sip/1972 yang menerangkan kaedah hukum (dikutip); Menurut adat
Minangkabau, walaupun suatu tanah ulayat telah diserahkan kepada seseorang
dan telah diolahnya, hubungan hukum atau ikatan dengan masyarakat hukum
yang mempunyai ulayat semula tetap ada;
Bahwa karena tanpa izin dan menghilang lenyapkan itu wajib bagi para
Tergugat membayar ganti rugi, secara moril dan materiil akibat diajukan gugatan
ini ke Pengadilan sebanyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) hingga
diperoleh kepastian hukum pasti, walaupun ada perlawanan, banding/ kasasi;
Bahwa untuk menghindari para Tergugat berbuat ingkar janji atas
putusan yang telah memiliki hukum tetap, cukup beralasan bagi Penggugat
untuk meminta Pengadilan ini agar menghukum para Tergugat membayar uang
paksa sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per hari keterlambatan,
terhitung semenjak putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap;
Bahwa untuk menjamin agar objek perkara tidak berpindah tangan pada
pihak ketiga lainnya, cukup beralasan bagi Penggugat untuk minta diletakkan
sita tahan (conservatoir beslag) melalui Bapak Ketua Pengadilan Negeri Koto
Baru Kabupaten Solok terhadap objek perkara dan melarang Tergugat melaku-
kan aktifitas di atas tanah in casu, baik orang lain yang mendapat hak dari
padanya;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas para Penggugat
mohon kepada Pengadilan Negeri Kotobaru agar memberikan putusan sebagai
berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat I sebagai mamak kepala waris dalam kaumnya;
3. Menyatakan harta terperkara adalah merupakan pusako tinggi milik kaum
Penggugat secara turun temurun menurut adat Minangkabau;
4. Menyatakan perbuatan para Tergugat mendirikan bangunan tanpa izin
dan menguasai tanah objek perkara dengan tidak mengakui hak kaum
Penggugat dan hendak menghilang lenyapkan adalah perbuatan tanpa
hak dan melawan hukum yang sangat merugikan kaum Penggugat;
Hal. 5 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
5. Menghukum para Tergugat untuk menyerahkan objek perkara dalam
keadaan kosong dari haknya maupun hak orang lain yang diperdapat dari
padanya jika engkar dengan bantuan pihak yang berwajib ;
6. Menghukum para Tergugat membayar uang paksa senilai Rp 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah) perhari disebabkan para Tergugat tidak mau
menyerahkan tanah objek perkara secara sukarela, terhitung semenjak
putusan ini mempunyai kekuatan tetap;
7. Menyatakan kuat dan berharga sita tahan (conservatoir beslag) yang
telah diletakkan di atas objek perkara;
8. Menghukum para Tergugat membayar semua biaya perkara yang timbul
dalam perkara ini;
atau:
Mohon Keadilan dan minta adil seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut para Tergugat
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
Bahwa gugatan Penggugat haruslah ditolak, atau setidak-tidaknya tidak
dapat diterima, karena gugatan Penggugat adalah kabur (obscuur libel), yang
dalam hal ini:
Bahwa ditinjau dari batas-batas supadanan tanah objek perkara yang
digugat oleh Penggugat, adalah kabur, yaitu:
Bahwa batas supadanan, sebelah Selatan tanah hak milik Tergugat,
adalah berbatas supadanan dengan Drs. Syaiful Azhar, suku Tanjung dan
bukan dengan Ujang Pariaman;
Bahwa batas supadanan, sebelah utara tanah hak milik Tergugat, bukan
tanah pusaka kaum Penggugat, melainkan adalah tanah hak milik dari Nurhasti
Yeni.SH., yaitu sebagaimana terurai di dalam Sertifikat Hak Milik No. 82/Desa
Kayu Aro Batang Barus (Surat Ukur No. 05/Kayu Aro/2002) dengan perolehan
dari tanah negara bekas hak erf, verponding No. 172, seb. Di mana tanpa ada
cap jempol dari Tergugat No. 1 (Delima/si Gadang) waktu pengukuran batas
sebelah Selatan tanah yang diukur, Sertifikat Tanah Hak Milik No. 82/Desa Kayu
Aro Batang Barus tersebut di atas, tidak mungkin SK. Kakantam Kabupaten
Solok tanggal 13 Februari 2002 No. 15-520.1-23.08-2002 untuk menerbitkan
sertifikat tanah dimaksud terdaftar atas nama Nurhasti Yeni.SH. dimaksud;
Hal. 6 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa batas supadanan tanah hak milik Tergugat di sebelah Timur,
adalah Jalan Umum dari Solok-Padang dan bukan Jalan Lintas Sumatera, oleh
karena Jalan Lintas Sumatera dari Baka Uni Lampung-Banda Aceh, adalah
melalui Kota Solok dan bukan melalui Kota Kayu Aro;
Bahwa batas supadanan tanah hak milik Tergugat di sebelah barat,
adalah berbatas supadanan dengan Jalinah Pr bertempat tinggal di Pakan Baru
dan ahli warisnya adalah antara lain Azwir Wiranata.S.H (sudah bersertifikat), di
mana pada waktu dilakukan pengukuran tanah Jalinah Pr ini, Tergugat turut
bertandatangan di dalam Berita Acara Pengukuran batas tanah sebelah Timur-
nya tanah yang diukur itu; yang berarti bukan tanah: Dasiril, sebagai disebut
Penggugat dalam surat gugatannya itu;
Bahwa ditinjau dari sudut pandang hukum adat Minangkabau, Penggugat
No. 1 mendalilkan dirinya selaku Mamak Kepala Waris dalam kaumnya serta
mendalilkan tanah objek perkara yang digugatnya adalah pusaka tinggi
kaumnya;
Bahwa anggota kaum dari Penggugat, tentu masih banyak yang lain dan
tidak mungkin Penggugat No. 2 saja anggota kaumnya, di dalam hal ini,
Penggugat No. 1 dan Penggugat No. 2, tidak ada menunjukkan surat kuasa
untuk berperkara di Pengadilan Negeri ini;
Bahwa ditinjau dari nama subjek dan umur subjek yang dikarang-karang:
a. Tergugat No. 1, yang bernama : Ny. Dalima (si Gadang), berumur 65 tahun,
disebut Nurlima (si Gadang), berumur 60 tahun;
b. Tergugat No. 2 Ny. Nurlima (si Ketek) berumur 65 tahun disebut berumur 60
tahun;
c. Tergugat No. 3, nama Asril, berumur 52 tahun, disebut Asdini, berumur 47
tahun ;
d. Tergugat No. 4 bernama Asma, berumur 49 tahun, disebut nama Soma,
berumur 40 tahun;
e. Tergugat No. 5, bernama Asman, berumur 45 tahun, disebut Oman, berumur
40 tahun;
f. Tergugat No. 6, bernama Yulir, berumur 40 tahun, disebut berumur 37 tahun;
g. Tergugat No. 7, nama Syafaruddin, berumur 48 tahun, disebut berumur 39
tahun;
h. Tergugat No. 8, nama Jusni, berumur 46 tahun, disebut berumur 38 tahun;
Hal. 7 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
i. Tergugat No. 9, bernama Darwas, berumur 44 tahun, disebut berumur 36
tahun;
j. Tergugat No. 10, nama Bakri, berumur 42 tahun, disebut bernama Kiri,
berumur 30 tahun;
k. Tergugat No. 11, bernama Miza Trisna, berumur 31 tahun, disebut Ena,
berumur 37 tahun;
Bahwa ditinjau dari tenggang waktu Tergugat menempati/menguasai dan
memanfaatkan tanah yang di miliki para Tergugat sekarang ini, di mana sebagai
patokan yang pasti bahwa Tergugat No. 1 dan Tergugat No. 2 dilahirkan dan
dibesarkan oleh alm. Murah di atas tanah itu pada 65 tahun yang lampau,
sedangkan menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960/LN. 1960
No. 104 telah menentukan, barang siapa menguasai sebidang tanah dengan
memanfaatkannya sebagai sumber kehidupannya dan keluarganya selama 30
tahun berturut-turut, tanpa ada gugatan dari siapapun juga, maka secara
hukum, adalah sah menjadi hak miliknya secara turun temurun;
Bahwa alm. Murah pr, anak kandung dari alm. Mariam, pr (ibu kandung
dari Tergugat No. 1 dan No. 2), dilahirkan di atas tanah itu dan meninggal dunia
pada tanggal 21 Agustus 1994, di atas tanah itu juga, dalam usia 96 tahun, yang
berarti pihak keluarga Tergugat yang berarti ditarik dari umur Tergugat No. 1
dan No. 2 (yang lahir kembar), pada 65 tahun yang lampau, keluarga alm.
Murah menempati dan memanfaatkannya sebagai sumber hidup Tergugat,
tanpa ada gugatan dari Penggugat sekarang ini, maka gugatan ini. secara
hukum telah lewat waktu/gugur demi hukum;
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Kotobaru No. 02/
PDT.G/2004/PN.KBR tanggal 12 Agustus 2004 adalah sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA :
Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
Menyatakan Penggugat I sebagai Mamak Kepala Waris dalam kaumnya;
Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sebesar Rp 774.000,-
(tujuh ratus tujuh puluh empat ribu rupiah);
Hal. 8 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Padang No. 197 K/
PDT/2006 tanggal 1 Agustus 2005 adalah sebagai berikut:
Menerima permohonan banding dari Penggugat/Pembanding;
Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Koto Baru tanggal 12 Agustus
2004 No. 2/PDT.G/2004/PN.KBR. yang dimohonkan banding tersebut;
MENGADILI SENDIRI:
DALAM EKSEPSI :
Menolak Eksepsi Tergugat;
DALAM POKOK PERKARA:
Mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk sebagian;
Menyatakan Penggugat/Pembanding 1 sebagai mamak kepala waris dalam
kaumnya;
Menyatakan harta terperkara adalah merupakan pusako tinggi milik kaum
Penggugat secara turun temurun menurut adat Minangkabau;
Menyatakan perbuatan para Tergugat mendirikan bangunan tanpa izin dan
menguasai tanah objek perkara dengan tidak mengakui hak kaum
Penggugat/Pembanding dan hendak menghilang lenyapkan adalah
perbuatan tanpa hak dan melawan hukum yang sangat merugikan kaum
Penggugat;
Menghukum para Tergugat untuk menyerahkan objek perkara dalam
keadaan kosong dari haknya maupun hak orang lain yang diperdapat dari
padanya jika engkar dengan bantuan pihak yang berwajib;
Menolak gugatan Penggugat/Pembanding;
Menghukum Tergugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara yang
timbul dalam kedua tingkat yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar
Rp 175.000,- (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah);
Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 197 K/
Pdt/2006 tanggal 25 Januari 2007 yang telah berkekuatan hukum tetap
tersebut adalah sebagai berikut:
Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi:
1. SYAFARUDIN, 2. Ny. DELIMA (si Gadang), 3. Ny. NURLIMA (si Ketek), 4.
Tn. ASDINI, 5. Ny. SOMA, 6. Tn. OMAN, 7. Ny. JUSNI, 8. Tn. DARWAS,
9. Tn. YULIR, 10. Tn. KIRI dan 11. Ny. ENA tersebut;
Hal. 9 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Padang No. 33/PDT/2005/PT.
PDG, tanggal 01 Agustus 2005;
MENGADILI SENDIRI:
DALAM EKSEPSI :
Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA:
Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
Menyatakan Penggugat I sebagai Mamak Kepala Waris dalam kaumnya;
Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Menghukum para Termohon Kasasi/para Penggugat untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini
ditetapkan sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung No. 197 K/Pdt/2006
tanggal 25 Januari 2007 diberitahukan kepada para Termohon Kasasi/para
Penggugat/para Pembanding pada tanggal 3 Mei 2010 kemudian terhadapnya
oleh Termohon Kasasi/para Penggugat/para Pembanding, diajukan
permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 14 Juli 2010
sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Peninjauan Kembali No. 2/
PDT.G/2004/PN.KBR No. 02/PK/2010/PN.KBR yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Negeri Kotoboro permohonan mana disertai dengan memori
peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 14 Juli 2010;
Bahwa setelah itu oleh para Pemohon Kasasi/para Tergugat/para
Terbanding yang pada tanggal 23 Juli 2010 telah diberitahu tentang memori
peninjauan kembali dari para Termohon Kasasi/para Penggugat/para
Pembanding diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kotobaru pada tanggal 5 Agustus 2010;
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta
alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut
formal dapat diterima;
Hal. 10 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon
Peninjauan Kembali/para Penggugat dalam memori peninjauan kembali
tersebut pada pokoknya ialah:
A. Bahwa di dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 25 Januari 2007 No.
197 KVPdt/2006 yang dimohonkan Peninjauan Kembali ini terdapat suatu
kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata dalam menerima dan
membenarkan keberatan-keberatan kasasi dari Pemohon Kasasi/ Tergugat
asal di dalam memori kasasinya dengan 3 (tiga) pokok alasan-alasan
kasasinya, yaitu tentang:
I. Pembuktian: dengan surat (Putusan hal. 9 angka I s/d hal. 11 angka 6);
II. Pembuktian dengan saksi (Putusan hal. 11 angka II s/d hal. 12 angka);
III. Pembuktian di lapangan (Putusan hal. 12 angka III s/d hal 15 angka 3 );
keberatan-keberatan kasasi dari Pemohon Kasasi tersebut adalah
merupakan hal-hal yang telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh
Pengadilan Tinggi Padang, dan pada pokoknya keberatan kasasi dari
Pemohon Kasasi (TPK) adalah berkenaan dengan penilaian hasil
pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan/fakta dan
hal itu tidak dipertimbangkan lagi dalam tingkat kasasi dan adalah wewenang
penuh dari Judex Facti;
Bahwa dengan diterima dan dibenarkannya ketiga alasan kasasi dari
Pemohon Kasasi tersebut berarti Mahkamah Agung RI dalam memberikan
putusannya tanggal 25 Januari 2007 No. 197 K/Pdt/ 2006 telah menyimpang
dan ketentuan per undang-undang yang berlaku, karena sesuai Pasal 30
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung yang telah
dirubah dan ditambah dengan Undang Undang No. 5 Tahun 2004 dan
terakhir dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, menentukan
"Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau
penetapan Pengadilan-Pengadilan dari semua lingkungan Peradilan karena :
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang
undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan";
Hal. 11 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
B. Selanjutnya Pemohon Peninjauan Kembali (PPK) akan menanggapi
pertimbangan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 25 Januari 2007
No. 197 KPdt/2006 yang dijadikan dasar untuk menerima dan membenarkan
alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi (TPK), seperti dibawah ini;
1. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 15
mempertimbangkan "Judex Facti Pengadilan Tinggi, kurang cermat dan
teliti dalam memberikan pertimbangan hukum terhadap bukti yang
diajukan pihak, baik Pemohon Kasasi maupun Termohon Kasasi. Adapun
bukti P. I, P.2, P.3 dan P.4 sekedar sebagai bukti silsilah keturunan (ranji)
dan surat untuk mendirikan rumah diantara kaumnya. Jadi disini tidak
nampak hubungan bukti-bukti tersebut dengan tanah ulayat atau tanah
pusaka tinggi dari Pemohon Kasasi yang menjadi objek sengketa";
Tanggapan;
Pertimbangan Mahkamah Agung RI pada ad. 1 diatas adalah
pertimbangan hukum yang salah dan keliru, berat sebelah dan memihak
kepada Pemohon Kasasi (TPK) yang merugikan Termohon Kasasi/
Penggugat Asal (PPK). Dalam perkara perdata adalah kewajiban para
pihak untuk membuktikan kebenaran dalilnya masing-masing, tugas
Hakim /Pengadilan adalah menentukan hukumnya, ternyata dalam
perkara ini Mahkamah Agung telah ikut membantu membuktikan dalil
jawaban Pemohon-Kasasi/Tergugat-Asal dengan menyatakan harta
sengketa adalah tanah ulayat atau tanah pusaka tinggi dari Pemohon
kasasi. Pertimbangan dan pernyataan Mahkamah Agung tersebut adalah
tidak benar dan tidak mendasar sama sekali malahan bertentangan
dengan yang didalilkan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat Asal dalam surat
jawabannya yang menyatakan: Bahwa objek sengketa telah menjadi
milik mereka, karena oleh Mariam Pr (ibu kandung dari alm. Murah) telah
diisi adatkan sesuai menurut surat dari Penghulu Suku Nias bernama
LAKO-E tanggal 26 Juni 1941 (T.1A ) yang telah Tabang basitumpu,
hinggok basicakam dan adat diisi limbago dituang " (T. IB), dan selama
pemeriksaan dipersidangan baik da lam surat jawaban, duplik maupun
dalam memori kasasinya Pemohon Kasasi/Tergugat Asal tidak pernah
ada mendalilkan harta sengketa adalah tanah ulayat atau tanah pusaka
tingginya Pemohon Kasasi;
Hal. 12 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Pengadilan Tinggi Padang dalam memeriksa dan memutus
perkara ini dalam tingkat banding, telah memberikan pertimbangan
hukum yang tepat dan benar terhadap apa yang menjadi pokok
persengketaan dan penilaian terhadap bukti-bukti yang diajukan para
pihak dalam perkara ini, sebagaimana pertimbangan putusannya pada
halaman 5 yang pada pokoknya mempertimbangkan/menyatakan:
"Bahwa berdasarkan berita acara pemeriksaan persidangan mulai dari
gugatan, jawaban, replik, duplik, keterangan saksi kedua belah pihak
berperkara serta surat bukti yang diajukan para pihak, maka didapat
fakta-fakta hukum sebagai berikut: Bahwa objek perkara adalah tanah
garapan'terukoan dari Tergugat/ Terbanding(Pemohon Kasasi), jadi
status Tergugat/Terabanding hanya sebagai penggarap/penaruko tanah
ulayat kaum Penggugat/Pembanding (PPK). Apalagi Tergugat/
Terbanding adalah orang pendatang dari Pulau Nias yang tidak mungkin
(mustahil) menurut hukum adat Minangkabau mempunyai tanah ulayat/
pusaka tinggi di Jorong Kayu Aro Dusun 11 Nagari Batang Barus
Kjecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Dan dikuatkan oleh
Keterangan saksi Penggugat/ Pembanding bernama Darmawis Gelar
Malin Ameh, Aswir Dt.Rajo Penghulu, Azwar Rajo Dio dibawah sumpah
menyatakan : Objek perkara dikuasai dan diperdapat oleh Syafarudin
(Tergugat) dari orang tua Penggugat (Almunir) yang bernama Suli,
sedangkan surat-surat bukti Tergugat/Terbanding T.l, T.l a, T.lb dan T.lc
adalah fotocopy tanpa aslinya dan tidak mempunyai kekuatan bukti
menurut hukum. Begitu juga keterangan saksi-saksi Tergugat/Terbanding
tidak mengetahui asal usul tanah sengketa;
2. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 15 mem-
pertimbangkan: "Begitupun dari keterangan para saksi Termohon Kasasi:
I. saksi Darmalis gelar Malin Ameh, II. Saksi Azwar Dt.Rajo Deo dan III.
Anwar Rajo Penghulu yang telah didengar keterangannya dibawah
sumpah, menerangkan hanya sekedar mendengar cerita dari paman
sendiri tetapi mereka tidak ada yang tahu tentang batas batas tanah
sengketa tersebut;
Tanggapan:
Hal. 13 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pertimbangan Mahkamah Agung RI pada ad. 2 diatas adalah
pertimbangan yang salah dan keliru menerapkan hukum adat
Minangkabau tentang tanah ulayat/harta pusaka tinggi kaum terutama
penilaian atas keterangan saksi batas sepadan atas harta pusaka tinggi
suatu kaum di Minangkabau sifatnya diwariskan atau diceritakan secara
turun temurun dari ibu kepada anaknya dan mamak kepada
kemenakannya dengan siapa tanah ulayat berbatas sepadan. Hal ini
sesuai dengan Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung R,I tanggal 05
Mei 1977 Reg.No, 181 KYSip/1977 yang menyatakan: " Menurut
kebiasaan adat Minangkabau, pemilik sawah selalu mewariskan
keterangan pada anak cucunya dengan siapa sawahnya berbatas
sepadan (waris nan baunjuk), maka keterangan saksi dari orang pemilik
sawah yang berbatas sepadang dengan sawah sengketa adalah bukti
yang cukup menurut adat" ;
3. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 16
mempertimbangkan:
Demikian pula tidak seorangpun dari saksi yang mengetahui asal usul
tanah tersebut dan lebih lagi mereka saksi tidak ada yang mengetahui
bagaimana cara perpindahan objek sengketa sehingga dikuasai oleh Suli,
begitupun tidak ada para saksi yang mengetahui siapa siapa saja mamak
yang pemah menguasai tanah tersebut kalau memang tanah tersebut
pusaka tinggi. Demikian pula para saksi tidak pernah melihat orang tua
Termohon Kasasi (Suli) menegerjakan objek perkara ;
Tanggapan
Pertimbangan Mahkamah Agung pada ad.3 diatas adalah pertimbangan
yang salah dan keliru, mengada ada (dicara-cari) tanpa dasar hukum
yang benar teratama hukum adat Minangkabau. Harta pusaka tinggi
(tanah ulayat) di Minangkabau sifatnya turun temurun dari ratusan tahun
laiu dan dalam perkara ini yang menjadi pokok persengketaan adalah
peristiwa yang terjadi pada tahun 1950 sewaktu Murah (Pr) yaitu ninik
Tergugat-Asal menompang tinggal diatas tanah pusaka kaum
Penggugat-Asal, maka mustahil dan tidak mungkin saksi-saksi
Penggugat mengetahui dan melihat peristiwa sebelum tahun 1950 saat
Hal. 14 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ninik/mamak Penggugat-Asal menggarap dan menguasai objek
sengketa, karena rata-rata umur saksi Penggugat dibawah 60 tahun ;
4. Mahkamah Agung RI dalam putusannya halaman 16 mem-
pertimbangkan: "Judex Faetie Pengadilan Tinggi kurang memberi
pertimbangan hukum terhadap surat bukti khususnya sertifikat yang telah
diberi oleh Pemohon Kasasi dan seterusnya ..." ;
Tanggapan:
Pertimbangan Mahkamah Agung R.I pada ad.4 di atas, tidak ada
urgensinya dalam perkara ini terutama untuk membuktikan kepemilikan
Pemohon-Kasasi atas objek sengketa, karena sertifikat tersebut adalah
tanah dan milik orang lain (Jalinah) orang yang berasal dari Nias datang
ke Batang Kapeh Kabupaten Pesisir Selatan, hal ini sesuai pengakuan
dari Pemohon Kasasi sendiri dalam memori kasasinya pada hal am 3,
tidak dapat menerangkan asal usul tanah yang ada dalam hak miliknya
nya tersebut ; serta kesaksian Drs.Saifui Azhar adalah orang pendatang
dari Pariaman yang tidak mempunyai harta pusaka tinggi kaum di Jorong
Kayu Aro Dusun II Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok, maka kesaksiannya sangaj diragukan menurut hukum ;
5. Mahkamah Agung R.I dalam putusannya halaman 16
mempertimbangkan: "Judex Factie Pengadilan Tinggi kurang cermat
dalam memberi pengertian manaruko (membuka tanah untuk pertama
kali), dimana dibatasi seolah olah orang Nias tidak dapat memiliki tanah
di Sumatera barat. Padahal Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.
1404 K/Sip/1974 tanggal 20 April 1977 telah memutuskan bahwa orang
yang manaruko tanah kaum untuk dijadikan sawah, maka orang tersebut
dianggap sebagai pemilik sawah ; Demikian pula putusan Mahkamah
Agung RI tanggal 11 Januari 1977 No. 1433 K/Sip/1975 memutuskan: "
Sawah yang telah dikuasai lebih dari 40 tahun tanpa ada gangguan dari
pihak lain walaupun penguasaannya tanpa title hukum dianggap sawah
tersebut diperoleh karena pelepasan hak dari pihak lain;
Tanggapan:
Pertimbangan Mahkamah Agung R.I pada ad.5 diatas telah salah dan
keliru, dalam hal ini bukan Pengadilan Tinggi Padang yang kurang
cermat dalam memberikanpengertian manaruko (membuka tanah
Hal. 15 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
untuk pertama kali), tetapi Mahkamah Agung RI sendiri yang salah
dan keliru menafsirkan (tidak memahami dengan tepat dan benar >
hukum adat Minangkabau tentang si Penggarap dengan si Panaruko
disama arttkan saja;
Di Minangkabau tidak ada tanah yang tidak berpunya (bertuan)
walaupun seluas telapak tangan ada pemiliknya, ada tanah ulayat
Nagari, tanah ulayat suku dan tanah ulayat kaum. Masing-masing dari
tanah ulayat tersebut tidak semua orang/pihak yang dengan begitu
saja dapat menggarap/menguasainya. Tanah ulayat Nagari harus ada
musyawarah dan sepakat semua unsur dalam pemerintahan Nagari
dan untuk kepentingan Nagari, tanah ulayat suku harus ada
musyawarah dan sepakat ninik mamak dan pemuka adat dalam suku
bersangkutan dan untuk kepentingan dalam suku itu sendiri,
sedangkan tanah ulayat kaum boleh digarap dan ditaruko oleh semua
anggota kaum saja, dalam kaum yang bersangkutan. Maka anggota
kaum yang pertama kali manaruko (membuka tanah
kaum) tersebut itulah yang dianggap sebagai pemilik sawah, dengan
pengertian Pemohon Kasasi orang pendatang dari Pulau Nias untuk
mempunyai/memilik tanah di Minangkabau tidak dapat hanya dengan
jalan manaruko (membuka tanah ulayat suatu kaum) karena tanah
ulayat di Minangkabau bukanlah tanah liar yang tidak bertuan. Disini
terlihat jelas Majelis Hakim Mahkamah Agung RI yang
memeriksa dan memutus perkara ini telah keliru menempatkan
Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 1404 K/Sip/1974 tanggal 20
April 1977 yang menyatakan:"Bahwa orang yang manaruko tanah
kaum untuk dijadikan sawah, maka orang tersebut dianggap sebagai
pemilik sawah;
Tanah ulayat kaum di Minangkabau dapat digarap dan dimiliki oleh
siapa saja tanpa ada batasan, adalah dengan jalan adanya peralihan
hak jual beli) antara suatu kaum dengan pihak lain (pembeli) dengan
syarat telah sepakat dan seizin semua anggota dalam kaum dan/atau
Adat di isi, limbago di tuang/mengisi adat;
Hal. 16 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6. Mahkamah Agung RI dalam patusannya halaman 16
mempertimbangkan: "Demikian pula Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
tanggal 11 Januari 1977 No. 1433 K/Sip,1975 memutuskan: Sawah yang
telah dikuasai lebih dari 40 tahun tanpa ada gangguan dari pihak lain
walaupun penguasaannya tanpa title hukum dianggap sawah tersebut
diperoleh karena pelepasan hak dari pihak lain;
Tanggapan:
Pertimbangan Mahkamah Agung RI pada ad.6 di atas telah salah dan
keliru menempatkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 11
Januari 1977 No. 1433 K/Sip/1975, karena yang menjadi objek dalam
perkara ini adalah tanah ulayat kaum dan menurut hukum adat di
Minangkabau atas tanah ulayat kaum tidak ada daluarsa. (batas vvaktu)
hal ini dikuatkan oleh:
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Tanggal 27-2-1975 No. 7 K/Sip/1973
yang menentukan: "Tidak ada batas waktu dalam menggugat harta
warisan bukan tanah";
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Tanggal 19-12-1973 No. 916 K/
Sip/1973 yang menentukan: "Dalam hukum adat dengan lewatya waktu
saja hak milik atas tanah tidak hapus;
Terhadap setiap sangkalan, kewajiban Hakim untuk mem-
pertimbangkannya. Karena Tergugat asal/Termohon peninjauan Kembali
tidak dapat membuktikan baik dengan swat maupun dengan saksi-
saksinya. Analoq dengan putusan MA-RI tgl 23 Agustus 1972 Reg No.
395 K/Sip/1972 dengan menerangkan kaedah Hukum (dikutip): Jika
Tergugat tidak berhasil membuktikan sangkalannya, maka gugatan
Penggugat harus diterima;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut
Mahkamah Agung berpendapat:
mengenai alasan ke-1 sampai dengan 2:
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan karena alasan PK hanya
merupakan pendapat pribadi dan komentar terhadap putusan MA dalam tingkat
kasasi tidak terdapat adanya kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang
nyata, sebagaimana diatur dengan Pasal 67 Undang-Undang No. 14 Tahun
1985 Tentang Mahkamah Agung yang telah diubah dengan Undang-Undang
Hal. 17 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun
2009;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka
permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh para Pemohon Peninjauan
Kembali : Tn. ALMUNIR AGUS RAJO NAN SATI, dk tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali dari
para Pemohon Peninjauan Kembali ditolak, maka para Pemohon Peninjauan
Kembali dihukum untuk membayar biaya perkara dalam pemeriksaan
peninjauan kembali ini;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
M E N G A D I L I :
Menolak permohonan peninjauan kembali dari para Pemohon Peninjauan
Kembali: Tn. ALMUNIR AGUS RAJO NAN SATI dan Tuan NASRUL SUTAN
RAJO LELO, tersebut;
Menghukum para Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini sebesar Rp.2.500.000,-
(dua juta lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011 oleh H. ATJA SONDJAJA,
S.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
Ketua Majelis, Prof. Dr. RIFYAL KABAH, MA dan Dr. H. MOHAMMAD
SALEH, S.H., M.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Drs. H. SIRAJUDDIN
SAILELLAH, S.H., MHI. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua
belah pihak;
Hakim-Hakim Anggota: K e t u a : ttd. ttd.
Hal. 18 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Prof. Dr. RIFYAL KABAH, MA H. ATJA SONDJAJA, S.H.,
ttd.
Dr. H. MOHAMMAD SALEH, S.H., M.H.
Biaya Peninjauan Kembali : Panitera Pengganti :
1. Meterai Rp 6.000,- ttd.
2. Redaksi Rp 5.000,- Drs. H. SIRAJUDDIN SAILELLAH, S.H., MHI.
3. Administrasi PK Rp 2.489.000,-
Jumlah Rp 2.500.000,-
Untuk SalinanMAHKAMAH AGUNG RI
a.n. PaniteraPanitera Muda Perdata,
PRI PAMBUDI TEGUH, S.H.,M.H. NIP: 19610313 198803 1 003
Hal. 19 dari 17 hal. Put. No. 700 PK/Pdt/2010
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19