3. lensa

49
Dr. Hj. Ellya Thaher, SpM, M.Kes Dr. Hj. Ellya Thaher, SpM, M.Kes

Upload: fikri-asyura

Post on 16-Apr-2017

268 views

Category:

Food


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. lensa

Dr. Hj. Ellya Thaher, SpM, Dr. Hj. Ellya Thaher, SpM, M.KesM.Kes

Page 2: 3. lensa

Anatomi & FungsiLensa mempunyai struktur cembung

ganda.•Avaskuler•Tidak ada serabut rasa sakit•Tidak- ada saraf•Tidak berwarna•Tebal 4 mm, diameter 9 mm.•Lensa bergantung pada

Zonula zinnDepan lensa cairan mata Belakang lensa badan kaca

Page 3: 3. lensa
Page 4: 3. lensa

Kapsul lensa merupakan membran semi permiabel memungkinkan,masuknya air dan elektrolit. Inti lensa lebih keras dari korteks. Serabut-serabut lamelar sub epitel diproduksi terus-menerus bersamaan dengan bertambahnya umur sehingga lensa membesar, kelenturan berkurang.

Fungsi utama : memfokuskan sinar pada retina.Komposisi : 65% air, 35% protein

Page 5: 3. lensa

Penurunan tajam penglihatan tanpa rasa sakit

Kelainan pada lensa

•Kekeruhan•Distorsi•Dislokasi

Pemeriksaan yang dilakukan:•Uji tajam, penglihatan•Pemeriksaan lensa dengan: lampu celah, senter, lup, opthaImoskop; dengan melebarkan pupil.

Page 6: 3. lensa

Katarak

• Adalah kekeruhan lensa

• Derajat kepadatan tidak sama

• Kausa bermacam-macam

• Sebagian besar bilateral

• Progresifitas kedua mata tidak sama

Terjadinya perubahan Iensa sesuai dengan tahap perkembangan katarak.

Page 7: 3. lensa

Katarak immatur (insipien) kekeruhan tipis

Katarak matur kekeruhan lensa sudahsempurna dan agak sembab

 Katarak hipermatur air keluar meninggalkan

lensa, dehdrasi, sangat keruhdan kapsul keriput

Page 8: 3. lensa

Katarak immatur Katarak matur

Katarak hipermatur

Page 9: 3. lensa
Page 10: 3. lensa
Page 11: 3. lensa

Secara kimia pembentukan katarak ditandai; bertambahnya kandungan air kemudian diikuti dehidrasi

Page 12: 3. lensa

Perbedaan stadium katarak senilInsipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian seluruh Masif

Besar lensa Normal Lebih besar

Normal Kecil

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang (air(air masuk) + masa lensa ke

luar)Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik matadepan

Normal Dangkal Normal Dalam .

Sudut bilik mata depan

Normal Sempit Normal Terbuka

Penyulit Glaukoma - uveitisglaukoma

Page 13: 3. lensa

Kfasifikasi Katarak1. Katarak Developmental

Katarak kongenitalKatarak juvenil

2. Katarak Degeneratif Katarak senilis

3. Katarak Komplikata

4. Katarak Traumatika

Page 14: 3. lensa

Berdasarkan usia:• Katarak kongenital, usia <1 tahun

• Katarak juvenil , >1 tahun - <40 tahun

• Katarak presenil, 30 – 40 tahun

• Katarak senil, >40 tahun

Page 15: 3. lensa

KeluhanPada tahap dini:• Seperti me!ihat kabut / asap

• Silau

• Penglihatan berkurang secara perlahan

Klinis• Mata tenang

• Tidak ada tanda-tanda radang

• Reaksi pupil normal

• Pada pupil terdapat bercak putih leukokoria

Page 16: 3. lensa

Katarak KongenitalYaitu:

Kekeruhan lensa sejak lahir, terjadi karena gangguan perkembangan embrio intra uteri.

Letak kekeruhan tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme lensa.

Terlihat segera setelah lahir usia 1 tahun

Kausa• Infeksi virus

• Gangguan metabolisme jaringan lensa intra uterin

• Gangguan metabolisme oksigen

Page 17: 3. lensa

Tampak bercak putih di depan pupil leukokoria

Tindakan : • Bedah pada usia 2 bulan 1 mata

• Mata yang lain paling lambat usia 2 tahun.

BedahDisisio

Ekstraksi linear

Page 18: 3. lensa

Penyulit:• Uveitis fakoanafilaktik• Glaukomasekunder karenatersumbatnya

sudut biliki mata oleh masa lensa• Katarak sekunder: karena sisa lensa tidak

diserap semua, timbul.jaringan fibrosis

Bentuk katarak kongenital• Katarak Polaris Anterior• Katarak Polaris Posterior• Katarak Lamelar / Zonular• Katarak Sentral

Page 19: 3. lensa

1) Katarak Polaris Anterior Biasanya terjadi infeksi virus pada kehamilan < 3 bulan.

2) Katarak Polaris PosteriorTejadi karena a. Hyaloid yang menetap pada saat tidak dibutuhkan lagi oleh lensa untuk metabolisme dapat dilihat dengan USG

Tindakan bedah:Iridektomi optik / lensektomiDisisio lentis merupakan kontra indikasi karena akan terjadi tarikan a. Hyaloid dengan papil ablasio retina.

Page 20: 3. lensa

3. Katarak Lamelar / Zonular•Hereditas secara dominan•Biasa bilateralPerkembangan serat lensa normal kemudian terjadi gangguan terlihat kekeruhan serat lensa, pada suatu zona serat dalam lensa kemudian perkembangan normal kemba!i. Tindakan bedah tidak dilakukan bila fundus masih terlihat.

4) Katarak Sentral•Merupakan katarak halus pada bagian nukleus•Terdapat 80% orang normal•Tidak mengganggu penglihatan Fundus dapat dilihat dengan mudah

Page 21: 3. lensa
Page 22: 3. lensa
Page 23: 3. lensa

Katarak juvenil

• Terjadi pada. anak-anak sesudah lahir

• Konsistensinya lembek soft cataract

• Akibat lanjutan katarak kongenital yang makin nyata

Pembedahan•Jika penglihatan mengganggu pekerjaan

sehari-hari / binokuler.•Monokular katarak, bila memerlukan

penglihatan binocular, katarak telah total, kosmetik sangat mengganggu.

Page 24: 3. lensa

Katarak Senil•Karena proses ketuaaan dalam lensa, karena bertambahnya umur, nukleus bertambah tebal dengan berkembangnya lapisan korteks lensa.

Katarak senil dapat dibagi 4 stadium:1.Stadium insipien2.Immatur3.Matur4.Hipermatur

Page 25: 3. lensa

1. Stadium insipienKekeruhan berupa bercak-bercak tidak teratur, kekeruhan

ringan, tajam penglihatan belum terganggu. Bilik mata depan kedalarnan normal, iris posisinya biasa. Seperti melihat ganda dengan satu mata karena indeks refraksi tidak sama pada semua bagian lensa.

2. Stadium immaturKekeruhan lebih tebal, tetapi belum mengenai seluruh lensa,.

Pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan lensa cembung. Pencembungan lensa akan mengubah indeks refraksi myop pasien tidak memerlukan kaca mata waktu membaca.

Page 26: 3. lensa

• Pembengkakan lensa yang terjadi pada stadium ini: Katarak intumescen

• Iris terdorong ke depan

• BMD dangkal

• Sudut bilik mata sempit / tertutup

• Dapat terjadi glaukoma sekunder

• Uji bayangan iris positif

Page 27: 3. lensa

3. Stadium matur

• Pada saat ini terjadi kekeruhan seluruh lensa

• Ukuran lensa menjadi normal

• Iris posisinya normal kembali

• BMD normal

• Sudut BMD terbuka normal

• Uji bayangan iris negatif

• Tajam penglihatan >> menurun , dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif

Page 28: 3. lensa

• Proses degenerasi lanjut korteks lensa mencair dapat melalui kapsul lensa.

• "Katarak Morgagni"• Terlihat lensa lebih kecil dari normal sehingga iris

tremulans• BMD terbuka• Uji bayangan iris pseudopositif• Uveitis reaksi jaringan uvea terhadap bahan kimia

yang keluar dari kapsul• Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar

cairan bilik mata glaukoma fakolitik

4.Stadium Hypermatur

Page 29: 3. lensa

Pengobatan katarak

Pembedahan

Indikasi bedah:• Telah menganggu pekerjaan sehari-hari.

• Katarak matur karena bila hipermatur timbul penyulit uveitis & glaukoma.

• Katarak telah menimbulkan penyulit

Page 30: 3. lensa

Persiapan bedah katarak

1. Tes anel positif2. Tidak ada infeksi di sekitar mata3. T.I.0 normal4. Tekanan darah 160/905. Gula darah terkontrol6. Tidak batuk saat pembedahan

Page 31: 3. lensa

Bedah Katarak Senil

Ekstraksi lensa ekstra kapsular

Ekstraksi lensa intra kapsular

Ekstraksi ekstra kapsular dilakukan pada:•Katarak senil jika tidak mungkin dilakukan intra kapsular, misalnya pada uveitis karena banyaknya sinechia posterior.•Dianjurkan pada katarak dengan miop tinggi.•Saat ini dianjurkan untuk katarak senil mencegah degenerasi makula paska bedah.

Page 32: 3. lensa

Katarak traumatika

• Kekeruhan lensa karena traumaTumpulTajam / menembus

• Umumnya satu mata• Tindakan bedah dilakukan bila mata sudah tenang.• Bila kapsul lensa pecah radang berat, lakukan

aspirasi segera.

Page 33: 3. lensa

Katarak traumatik

Page 34: 3. lensa

Miotonia distrofi

• K.U sangat buruk, maka akan, terjadi kekeruhan lensa kedua mata

• Tindakan bedah dilakukan bila sudah mengganggu pekerjaan sehari-hari

Page 35: 3. lensa

Katarak akibat kelainan lokalbiasanya mengenai satu mata.

•UveitisKatarak kortikal posterior dan pada tempat terjadinya sinekia.

•Glaukoma Gangguan permiabilitas kapsul lensa (Katarak Punctata Diseminata Katarak Vogt)

•Miopia /proses degenerasi .

Tindakan bedah pada monokuler katarak komplikata bila katarak telah total atau pasien memerlukan penglihatan binokuler.

Page 36: 3. lensa

Katarak sekunder

• Terbentuknya jaringan fibrosis yang terjadi karena reaksi radang dari sisa lensa yang tertinggal pada saat operasi. Tindakan bedah dilakukan bila tajam penglihatan menurun, yaitu dengan"Disisiolentis".

Penyulit:•Uveitis; karena keluarnya masa lensa•Glaukoma-, karena !ensa yang mencembung

Page 37: 3. lensa

Katarak komplikataKatarak dapat terjadi karena penyakit-penyakit intra

okuler keruhan lensa mataYaitu:

• Iridosiklitis

• Glaukoma

• Ablasio retina biasanya satu mata

• Miopia tinggi

• Khoroditis

Katarak akibat kelainan systemik, umumnya mengenai kedua mata seperti:

•Diabetes• Hipoparatiroidisme

Page 38: 3. lensa

Afakia

Yaitu: bila lensa sudah dikeluarkan.

Gejala:•Iris tremulan•BMD dalam•Hipermetropia +10-12 D•Adisi +3.0 D

Page 39: 3. lensa

Dislokasi lensaZonulazinii putus sebagian sub luksasiZonulazinii putus semua luksasi lensa

KausaSub luksasi:•Kelainan kongenital (marfan sindrom)•Ruda paksa

KelainanMiopia; astigmatDiplopia

TerapiKoreksi terbaik hingga tidak ada keluhan diplopia. Jika ada penyulit ekstraksi lensa

Page 40: 3. lensa
Page 41: 3. lensa

Dislokasi 1. Anterior Keluhan:

Penurunan tajam penglihatan mendadak, sakit kepala, muntah-muntah

Kausa:Trauma, kongenital.

Klinis:Edema kelopak‑Injeksi siliarEdema korneaPupil lebar, tampak lensa di coa

Terapi:Ekstraksi lensa

Page 42: 3. lensa

Dislokasi 2. Posterior Kelukan

Skotoma pada pandangan.Klinis:

Afakia hipermetrop 10 Diris tremulansBMD dalam

PenyulitUveitis fakotoksik.GIaukoma fakolitik

Terapi:Dibiarkan karena dapat terjadi absorbsi lensa.jika terjadi penyulit harus segera dikeluarkan.

Page 43: 3. lensa

APAKAH KEBUTAAN ITU ?

Kebutaan adalah keadaan penglihatanseseorang yang hanya depat menghitung jari

Pada jarak kurang dari 3 meter, sehinggamengalami hambatan dalam melakukan

kegiatan sehari-hari.

CORRECTED VISUAL ACUITY IN BETTER EYE6/6 6/18 'NORMAL'< 6/18 6/60 VISUAL

IMPAIRMENT'< 6/69 3/60 `SEVERE VISUAL

IMPAIRMEN< 3/60 N.P.L. BLIND

Page 44: 3. lensa

BERAPA BANYAK YANG BUTA ?

• Diperkirakan hampir 50 Juta orang buta di seluruh dunia, dimana 1,5 juta adalah anak-anak dibawah umur 16 tahun. Prevalensi kebutuan bervariasi di berbagai tempat

• Diperkirakan hampir 0,25 per seratus (2500/juta) pada area dengan status ekonomi dan pelayanan kesehatan baik.

• 0,5 per seratus (500 juta) pada area dengan status ekonomi dan pelayanan kesehatan memadai.

• 0,75 per seratus (7500/juta) pada area dengan status ekonomi dan pelayanan kesehatan kurang / miskin.

• 1,0+ per seratus (10.000 +) pada area dengan status ekonomi dan pelayanan kesehatan yang sangat kurang sangat miskin.

Page 45: 3. lensa

MENGAPA JUMLAH ORANG BUTA MENINGKAT?

Jumlah orang buta meningkat pada area miskin disebabkan oleh tiga faktor utama1.Meningkatnya jumlah penduduk2.Meningkatnya umur harapan hidup3.Kurangnya pelayanan kesehatan mata

Page 46: 3. lensa

MENGAPA ORANG DAPAT BUTA?

• Penyebab utama di Asia & Afrika:

• Katarak, trakoma, penyakit kornea, glaukoma dan defisiensi vitaminA.

• Indonesia : penyebab utama adalah katarak, glaukoma, kelainan refraksi, kelainan retina dan kelainan kornea

Page 47: 3. lensa

Blind Prevalence • Visual impairment 1,8%

• Severe visual impairtment 1,1%

• Blindness 1,5%

EYE MORBIDITYRefraction ErrorPterygiumCataractConjungtivitisCorneal CicatrixGlaucomaSquintHordeolumBlepharitisPapil Atrophy

22.1 % 13.9 %7.3%2.0%1.4 %0.4,%0.3 %0.3 %0.3%0.3 %

Page 48: 3. lensa

CAUSE OF BLINDNESS

LensOptic NerveRefraction ErrorRetinaCorneaOthers

52%13.4%9.5%8.5%6.4 %

10.2 %

Page 49: 3. lensa