132567016 laporan tekbud air laut

Upload: laode-yusrin

Post on 18-Oct-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangBudidaya laut adalah upaya manusia melalui masukan tenaga kerja dan

    energi, untuk meningkatkan produksi laut ekonomis penting dengan memanipulasi

    laju pertumbuhan, mortalitas dan reproduksi. kegiatan budidaya telah dilakukan

    sejak dulu yaitu pemeliharaan dalam media air dengan pemberian makanan untuk

    organisme air yang dipelihara. Budidaya laut mempunyai sejarah yang panjang

    sejak 2.000 tahun sebelum Masehi ketika orang di Jepang memulai pemeliharaan

    tiram laut (oyster). Dari literatur diketahui, bahwa Cina sudah memelihara ikan di

    air asin sejak 475 sebelum Masehi dan budidaya tiram laut di Junani sejak 100

    tahun sebelum Masehi. Awal budidaya laut atau marikultur di Indonesia ditandai

    dengan adanya keberhasilan budidaya mutiara oleh perusahaan Jepang pada tahun

    1928 di Buton- Sulawesi Tenggara. Awal tahun 1970-an dilakukan percobaan dan

    pengembangan budidaya rumput laut (Eucheuma sp.) di Pulau Samaringa-

    Sulawesi Tengah, dengan adanya kerjasama antara Lembaga Penelitian Perikanan

    Laut dan perusaan Denmark (Anonim, 2011).

    Budidaya Abalone mulai diteliti Loka Budidaya Laut Lombok, Nusa

    Tenggara Barat sejak tahun 1999. Dalam klasifikasi hewan, Abalone termasuk

    makhluk laut dari kelas Gastropoda, keluarga Haliotidae, jenis Haliotis (kuping

    laut). Penampilannya mirip siput yang hanya mempunyai cangkang sebelah atas

    saja. Hewan ini Bergerak sangat lambat sehingga predator mudah memangsanya,

    termasuk manusia. Ia hidup di dasar laut, khususnya dikarang-karang. Wilayah

    Indonesia yang mempunyai spesies ini adalah NTB (Lombok Tengah Barat),

    Ambon, Madura, dan Bajo (Sulsel). Pertambahan penduduk dan perubahan

    konsumi masyarakat ke arah protein hewani yang lebih sehat adalah salah satu

    penyebab meningkatnya kebutuhan produk perikanan. Kegiatan budidaya laut dan

    pantai berpeluang besar menjadi tumpuan bagi sumber pangan hewani di masa

    depan, karena peluang produksi perikanan tangkap yang terus menurun

    Pengembangan usaha budidaya kerang abalone dimasa datang mempunyai

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    2/20

    prospek cukup cerah, mengingat beberapa keunggulan yang dimilikinya baik dari

    teknik budidaya sampai dengan pemasaran.

    Daging abalon mempunyai gizi yang cukup tinggi dengan kandungan

    protein 71,99% serta cangkangnya mempunyai nilai estetika yang dapat

    digunakan untuk perhiasan, pembuatan kancing baju dan berbagai bentuk barang

    kerajinan lainnya. Produksi kerang abalone saat ini lebih banyak diperoleh dari

    tangkapan di alam, dan ini akan menimbulkan kekwatiran akan terjadinya

    kelangkaan yang berakhir pada kepunahan. Oleh karena itu perlu adanya budidaya

    dengan cara memanipulasi pertumbuhan, mortalitas dan reproduksi sebagai upaya

    pengembangan potensi dari sumber daya alam dalam area terbatas baik itu terbuka

    ataupun tertutup (Anonim, 2010).

    1.2. Tujuan PraktikumAdapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui dan memahami proses budidaya abalone.

    2. Untuk mengetahui fungsi bahan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan

    budidaya abalone.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    3/20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Klasifikasi dan Biologi Abalon

    Sistematika Kerang Abalone (Haliotis asinina) adalah sebagai berikut:

    Class : Gastropoda

    Sub Class : Orthogastropoda

    Ordo : Vetigastropoda

    Super family : Pleurotomarioidea

    Family : Haliotidae

    Genus : Haliotis

    Species : -Haliotis asinina

    -Haliotis squamata

    Local Name : Abalon ( Setyono, 2009).

    Gambar 2.1. Morfologi Abalon

    Abalone memiliki cangkang tunggal atau monovalve dan menutupi hampir

    seluruh tubuhnya. Pada umumnya berbentuk oval dengan sumbu memanjang dari

    depan (anterior) ke belakang (posterior) bahkan beberapa spesies berbentuk lebih

    lonjong. Cangkang abalone berbentuk spiral namun tidak membentuk kerucut

    akan tetapi berbentuk gepeng. Kepala terdapat dibagian anterior sedangkan

    puncak dari lingkaran (spiral) adalah bagian belakang (posterior) pada sisi kanan.

    Bagian luar cangkang agak kasar sedangkan bagian dalam halus dan tampak

    lapisan nacre bahkan beberapa spesies berwarna-warni. Pada bagian sisi kiri

    cangkang terdapat lubang-lubang kecil berjajar. Lubang dibagian depan lebih

    besar dan semakin ke belakang mengecil dan tertutup. Biasanya lubang yang

    terbuka jumlahnya lima, lubang ini berfungsi sebagai jalan masuknya air yag

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    4/20

    mengandung oksigen dan keluarnya karbondioksida bahkan keluarnya sel-sel telur

    dan sperma (Toni, 2006).

    Kaki pada abalone bersifat kaki semu, selain untuk berjalan juga untuk

    menempel pada substrat/dasar perairan. Kaki ini sebagian besar tertutup cangkang

    dan terlihat jelas bila abalone dibalik. Sebagian dari kaki yang tidak tertutup

    cangkang nampak seperti sepasang bibir. Bibir ini ditutup oleh kulit yang

    keras/kuat berfungsi sebagai perisai untuk melawan musuhnya. Warna bibir

    bervariasi pada setiap spesies dan akhirnya digunakan dalam pengklasifikasian

    spesies seperti brownlip abalone dan green abalone. Pada sekeliling tepi kaki

    terlihat sederetan tentakel untuk mendeteksi makanan atau predator yang

    mendekat. Bagian dari abalone yang dimakan adalah otot daging yang menempel

    pada cangkang dan kaki, sedangkan isi perut dan gonad pada kulit terluar dari

    kaki dibuang. Kepala terdapat dibagian depan dari kaki, dilengkapi dengan

    sepasang tentakel panjang pada bibir. Tentakel ini ukurannya lebih besar seperti

    halnya tangkai mata pada siput darat. Mulut terdapat dibagian dasar dari kepala,

    tidak memiliki gigi tapi terdapat lidah yang ditutupi oleh gigi geligi dan disebut

    radula yang digunakan untuk memarut (menghancurkan) makanan yang

    menempel di substrat (Munti, 2009).

    Abalone mempunyai sepasang insang dalam sebuah ruang rongga mantel di

    bawah deretan lubang pada cangkang. Air laut melalui lubang pada cangkang

    masuk ke dalam rongga mantel bagian depan dan keluar melalui insang. Pada saat

    air melalui insang oksigen diserap dan sisa gas dibuang. Pencernaan abalone

    tersembunyi diantara kaki dan cangkang. Sistem pencernaan berturut turut yaitu

    mulut, gigi, radula, esophagus, lambung, usus, rektum, dan anus. ( Feisal, 2004).

    Gambar 2.2. Anatomi Abalon.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    5/20

    2.2. Kebiasaan Makan

    Kebiasaan makan abalone tergantung dari fase perkembangan abalone. Pada

    tahap awal, trochopore masih tergantung pada kuning telur sebagai sumber nutrisi.

    Ketika mengalimi metamorphose dan menjadi valiger, larva mulai memakan

    mikroalga seperti Navicula sp, Cocconeis sp, Melosira sp, Nitzchia sp, dan

    Chaetocheros simplex. Setelah mampu mencari makan sendiri, abalone akan

    menempel pada substrat dan berkembang menjadi spat. Spat ini memiliki radula

    yang dapat mengikis alga. Saat abalone mencapai juvenil awal (panjang shell

    (cangkang) 45 mm) sampai abalone dewasa menyukai pakan berupa makroalga

    seperti rumput laut. Jenis rumput laut yang dapat dimanfaatkan kerang abalone

    sebagai makanan favorit yaitu: Makro alga merah terdiri dari Corallina,

    Lithothamnium, Gracillaria, Jeanerettiadan Porphyra, Makro alga coklat terdiri

    dari Eckolnia, Laminaria, Macrocystis, Nereocystis,UndariadanSargassum, dan

    Makro alga hijau (Ulva). Abalone mencari dan mendapatkan makanannya dengan

    dua macam yaitu :

    a. Abalone mencari makan pada waktu malam hari dengan merayap padabebatuan. Abalone menangkap makanannya dengan memanjangkan tentakel

    dan bagian kaki depan.

    b. Abalone mendapatkan makanannya dengan menunggu alga yang hanyutkearah cangkang dengan menjulurkan tentakel dan bagian kaki depan sampai

    mendapatkan alga tersebut (Imai, 1977).

    Gambar 2.4. Gracillariasp. dan Ulvasp.

    2.3. Reproduksi Abalon

    Abalone tergolong hewan berumah dua atau dieocious, yaitu betina dan

    jantan terpisah. Kematangan gonad induk jantan maupun betina berlangsung

    sepanjang tahun dengan puncak musim memijah terjadi pada bulan-bulan Juli dan

    Oktober. Telur yang siap dipijahkan berdiameter 100 mm, di labolatorium telur

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    6/20

    yang dipijahkan berdiameter rata-rata 183 mm. Kelamin biasanya terpisah,

    beberapa jenis hermaprodit sedikit yang protandrik, yakni sel kelamin jantan

    masak dan ditebar lebih dahulu sebelum sel betina masak. Gonad dua atau satu

    dengan saluran fertilisasi eksternal atau internal, kebanyakan ovipar, pembelahan

    telur tertentu (determinate), tak sama dan total (pada Chepalopoda,diskoidal ),

    larva veliger (trochophore) atau stadia parasit (unionidae), atau perkembangan

    langsung (Pulmonata,Cephalopoda), tak ada perkembangbiakan aseksual (Fallu,

    1991).

    Kelenjar reproduksi atau gonad berbentuk kerucut yang terletak antara

    cangkang dan kaki. Posisi gonad sejajar dengan cangkang seperti halnya lubang

    pada cangkang dan memanjang sampai ke bagian puncak gelungan cangkang

    (umbo). Warna gonad betina yang telah matang berwarna biru kehijauan atau

    coklat, sedangkan yang jantan berwarna krem atau putih tulang. Biasanya warna

    gonad yang belum matang berwarna abu-abu sehingga sulit untuk membedakan

    antara jantan dan betina (Anonim, 2011).

    Kerang yang siap memijah dapat dimasukkan ke dalam bak pemijahan.

    Untuk proses perkawinan, air di bak pemijahan tersebut diturunkan pelan-pelan,

    hingga sang jantan mengeluarkan spermanya. Induk betina dapat menghasilkan

    telur seratus ribu hingga satu juta telur setiap kali pemijahan, kemudian induk

    betina dapat memijah kembali selang 37 hari kemudian. Induk betina yang lebih

    muda dapat memijah dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan yang lebih

    tua. Rasio antara induk jantan dan betina adalah 1: 3. Penetasan telur dapat

    dilakukan di bak yang terbuat dari fiberglass atau dengan juga tetap menggunakan

    bak pemijahan yang berkapasitas satu ton menggunakan air laut dan kondisi yang

    mengalir. Air ini terlebih dahulu di treatment agar terbebas dari hama dan

    penyakit. Persediaan telur dan larva akan terjamin sepanjang tahun dengan 10 bak

    pemijahan (Nichols dan Bartsh, 1996).

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    7/20

    Gambar 2.3. Siklus Hidup Abalon

    2.4. Habitat dan Tingkah Laku

    Haliotis sp. kebanyakan hidup di laut dangkal yang bersuhu hangat dan

    biasa ditemukan pada daerah berkarang yang sekaligus digunakan sebagai tempat

    menempel. Kerang Abalone bergerak dan berpindah tempat dengan menggunakan

    satu organ yaitu kaki. Gerakan kaki yang sangat lambat sangat memudahkan

    predator untuk memangsanya. Pada siang atau suasana terang, kerang abalone

    lebih cenderung bersembunyi di karang-karang dan suasana malam atau gelap

    lebih aktif melakukan gerakan berpindah tempat. Ditinjau dari segi perairan,

    kehidupan kerang abalone sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Haliotis asinina

    dapat hidup dalam air bersuhu tinggi yaitu 300C. Parameter kualitas air yang lain

    adalah pH antara 7 8, salinitas 31 33 ppt, H2S dan NH3 kurang dari 1

    ppm. Penyebaran kerang abalone sangat terbatas karena hidupnya di lautan

    terbuka serta lebih senang di perairan dengan salinitas konstan sehingga tidak

    ditemukan di daerah estuaria yaitu pertemuan air tawar dan air laut (Munti, 2009).

    2.5. Budidaya Abalone

    Secara garis besar, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam

    budidaya Abalon yaitu seleksi induk, pemijahan induk, pengumpulan dan panen

    telur, pemeliharaan larva, panen larva, penebaran benih, pembesaran, dan panen.

    Lokasi untuk pembesaran abalon adalah perairan karang yang terlindung dari

    gelombang dan angin yang kuat, serta membutuhkan media air yang bersih dan

    jernih. Nilai parameter kualitas air untuk suhu 27-30 derajat celcius, salinitas 29-

    33 ppt, pH antara 7,6-81 dan DO 3,27-6,28 ppm. Wadah budi daya berupa tangki

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    8/20

    fiberglass atau bak beton berukuran 3 m x 2 m x 1 m, bentuk segi empat yang

    berada dalam ruang tertutup (sistem indoor). Tempat penempelan abalon

    dipergunakan lembaran plastik tipis bergelombang ukuran 30 cm x 40 cm

    sebanyak 21 lembar yang dipasang pada posisi tegak lurus menggantung dalam

    bak pemeliharaan (Amrullah, 2008).

    Pembenihan abalon dimulai dengan pematangan calon-calon induk

    berukuran panjang 7-10 cm di dalam tangki fiberglass atau bak semen. Wadah

    tersebut berukuran 11 ton. Dalam proses pematangan, abalone diberi makan

    berupa rumput laut berupa Gracillariasp. Saat ukuran cangkang sudah mencapai

    panjang 5 mm, abalon dipindahkan ke dalam bak yang lebih besar, yaitu

    berukuran 1.000 liter. Pada awal proses pembesaran, abalon diberi pakan

    mikroalga yang menempel pada lembaran plastik. Secara bertahap pakan diganti

    dengan jenis Gracilaria sp. danAcantophora sp. Selain itu, diterapkan sistem air

    mengalir dengan laju pergantian air sebesar 400% per 24 jam. Pemeliharaan yang

    berlangsung 6 bulan, abalon diberi pakan Gracillaria sp. sebanyak 10% bobot

    abalone. Angka sintasan (survival rate) antara 90-95,5%. Sementara itu,

    pertumbuhannya dari bobot awal 1,39 g (18,3 min panjang cangkang) menjadi

    8,40 g (32 cangkang) (32,78 mm panjang cangkang). Pembesaran abalon di

    Indonesia masih dalam taraf percobaan (Anonim2, 2009).

    2.6. Hama dan Penyakit

    Hama merupakan hewan pengganggu dan pemangsa dalam budidaya kerang

    abalone. Jenis hama yang terdapat dalam wadah budidaya kerang abalone

    dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu hama pengganggu, penyaing danpemangsa/predator. Predator merupakan hama yang sangat berbahaya terhadap

    kehidupan kerang abalone. Gerakan kerang abalone yang lambat sangat

    memudahkan predator-predator untuk dapat memangsanya. Jenis predator yang

    sering dijumpai dalam wadah budidaya kerang abalone adalah kepiting-kepiting

    laut dan hama yang lain seperti udang-udangan, kerang-kerang laut menjadi

    pengganggu dan penyaing ruang gerak serta makanan. Contohnya teritip (Rudy,

    1991).

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    9/20

    Penyakit pada kerang abalone akan timbul saat kondisi kerang abalone

    menurun akibat adanya perubahan suatu keadaan tertentu, seperti lingkungan yang

    kotor menyebabkan kualitas air menurun yang menimbulkan stress pada kerang

    abalone atau penanganan yang kurang hati-hati yang dapat menimbulkan luka.

    Dapat dari penyakit tersebut adalah timbulnya karatan di bagian gonad, warna

    tubuh abalone menjadi pucat dan lemas. Pada keadaan seperti ini, kerang abalone

    sangat riskan terhadap serangan penyakit. Teritip harus selalu dibersihkan sebagai

    tindakan pencegahan akan terjadinya luka, karena cangkangnya yang runcing dan

    tajam. Teritip akan menjadi masalah jika terdapat dalam jumlah banyak pada

    substrat, karena sebagai penyaing oksigen dan akan menyulitkan kerang abalone

    untuk bergerak leluasa dan bahkan dapat tumbuh pada cangkang kerang abalone

    (Andre, 2008).

    Gambar 2.4. Teritip yang menempel pada substrak

    dan cangkang.

    Tindakan penanggulangan dan pemberantasan perlu dilakukan dengan cara

    sebagai berikut:

    a. Pakan yang diberikan harus dalam keadaan bersih dari partikel yang melekatataupu hewan lainnya.

    b. Pengontrolan dalam wadah budidaya secara kontinyu/periodik.c. Pemusnahan hama yang ditemukan didalam maupun diluar wadah budidaya.d. Pengontrolan terhadap keadaan wadah.

    Pada metode KJA, penyebab lingkungan yang kotor sering kali disebabkan

    oleh pemberian pakan yang terlalu banyak. Pakan tersebut akan membusuk jika

    tidak habis dalam waktu 3-4 hari. Oleh karena itu, pemberian pakan yang

    berlebihan harus dihindari serta kesegaran pakan yang diberikan tetap terjamin.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    10/20

    Gejala penyakit yang ditimbulkan abalone adalah timbulnya warna merah

    seperti karat pada bagian selaput gonad (bagian bawah cangkang). Kerang abalone

    yang mengalami gejala ini, dalam waktu 5-6 hari lapisan selaput akan sobek,

    nampak lemas dan jika dipegang sangat lembek (tidak dapat merespon ransangan

    luar) yang akhirnya mengalami kematian. Tindakan pencegahan yang telah

    dilakukan saat ini adalah tindakan karantina atau pemisahan pada tempat khusus

    sebelum selaput gonad sobek/terpisah dari cangkang, kemudian dilakukan

    tindakan pengobatan dengan cara pengolesan acriflavin atau betadine dalam dosis

    tinggi (500ppm) pada selaput tersebut secara kontinyu selama 3 hari. Tindakan ini

    juga dilakukan pada kerang abalone yang mengalami luka (Lukman, 1999).

    Gambar 2.5. Gejala kerang abalone yang sakit, nampak

    lemas (kiri), warna karat (kanan).

    Tindakan-tindakan pencegahan terhadap penyakit dapat dilakukan dalam

    beberapa cara, yaitu:

    a. Hindari pemberian pakan yang berlebih dan pakan yang diberikan dalamkeadaan segar dan bersih.

    b. Pakan yang telah rusak/busuk segera dibuang dari wadah budidaya. Hindariluka akibat penanganan, baik saat pergantian wadah maupun saat melepas dari

    substrak serta hindari penanganan yang dapat menimbulkan stress.c. Gunakan bahan yang elastis untuk melepas kerang abalone dari substrak.

    Ganti wadah dan bersihkan substrak dari biota yang menempel, seperti teritip.

    Ketersediaan pakan dalam wadah budidaya selalu tersedia dan dalam jumlah

    yang cukup (Lukman, 1999).

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    11/20

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, Tanggal 24 Mei 2012 pada

    pukul 10. 00-11.00 WITA di Balai Budidaya Laut (BBL) Grupuk Dusun Grupuk

    Kecamatan Sengkol Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

    3.2. Alat dan bahanAdapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pulpen,

    penggaris, kertas dan kamera.

    3.3. Cara KerjaDilakukan dengan menggunakan metode survey langsung dilokasi, dengan

    cara pengamatan langsung terhadap kegiatan budidaya abalone, kemudian

    melakukan wawancara dengan staf pegawai yang berkompetan di bidangnya. Data

    primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan kemudian data primer

    dilakukan untuk mencari keterangan ilmiah serta teoritis dari berbagai literatur

    untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    12/20

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Pengamatan

    Tabel 4.1. Hasil Wawancara

    No Data yang Diambil Hasil Wawancara

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    Ukuran (Kapasitas) wadah budidaya

    a. Tempat kultur pakan alamib. Tempat panenSpesies yang dipelihara

    Diagram alur proses kegiatan secara

    keseluruhan

    Sumber air

    a. Parameter kualitas airb. Fluktuasi dan kuantitas airAlasan pemelihan lokasi budidaya

    Sarana dan prasaran yang tersedia

    a. Peralatan yang diperlukanb. Fasilitas penunjang (pasokan energy

    listrik, dan jalan raya)

    Pemilihan induk

    a. TKG indukb. Proses aklimatisasi induk

    Toples dengan volume 25

    liter sebanyak 12 toples

    Di bak Pemeliharaan (bak

    semen persegi panjang)Holiotis asinina dan Haliotis

    squamata

    Seleksi indukpemijahan

    Pengumpulan dan panen telur

    pemeliharaan larva

    penebaran benih

    pembesaranpanen.

    Suhu 29 0C, salinitas 32-34ppt

    Tidak ada

    Layak, karena cocok baik dari

    segi transportasi, kualitas air,

    masyarakat, lokasi strategis

    dan cocok untuk budidaya

    abalone

    Bak, shelter, pipa ukur, dan

    selang aerasi

    Tersedia

    - 4 bulan telah Nampakgonadnya

    - Induk dari sekotong diisidalam plastic dan diberi

    oksigen kemudiandipindahkanbak budidaya

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    13/20

    8.

    9.

    10.

    11.

    12

    14

    15

    16

    17

    Penebaran (telur/benih/induk)

    a. Padat penebaranb. Cara penebaranPemberian pakan

    a. Jenis pakanb. Cara pemberian pakanc. Jumlah pakan yang di berikand. frekuensi pemberian pakanWaktu pemberian pakan

    Manajemen kualitas Air

    a. Perlakuan terhadap air sebelumdigunakan

    b. Frekuensi pergantian airc. Volume pergantian aird. Waktu pergantian Air

    Teknik lainnya untuk mempertahankanKualitas air.

    Manajemen hama dan penyakit

    a. Jenis obat-obatanb. Dosis yang di berikanc. Penyakit yang biasa

    menyerang dan pengobatanya.

    Cara panen dan penanganan pasca panen

    a. Panen sebagian atau panenseluruhnya.

    b. Panen hidup atau panen matiCara Pemasaran

    Apakah usaha tersebut pernah mengalami

    kegagalan?

    100 ekor dalam wadah 3x1 m.

    Dilebas begitu saja di bak

    pemeliharaan

    Gracillaria sp, sargassum,hypnea, ulva.

    Di tebar begitu saja30% dari berat tubuh2 kali sehari (pagi dan sore)

    Air laut di tamping darilaut di tendon di beri

    kaporit, didiamkan agar

    kotoran mengendap,

    kemudian di gunakan

    2 minggu sekali100%Pagi dan sore

    Pengaerasian danpenyiponan

    Tidak menggunakan obat-obatan

    Tidak adaKarat pada Gonad,

    penangananya di

    pindahkan, di isolasi,

    dibuang kalo terjadi

    kematian.

    Dilakukan panen dengankedua cara tersebut,

    tergantung permintaan

    pasar.

    Panen hidup agar segar.Pemesan, kemudian diantar.

    Pernah, tetapi kegagalan total

    tidak pernah.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    14/20

    18

    19

    20

    21.

    Masalah yang sering di hadapi

    Bagaimana cara mengatasi masalah

    tersebut

    Dampak budidaya abalone terhadap

    lingkungan

    Dampak budidaya abalone terhadap

    masyarakat sekitar

    Ketersediaan pakan utama

    Grasillaria sp. Kemudian

    stoknya tergantung alam,pertumbuhanya lambat

    sehingga budidayanya lama,

    penyakit, kematian tinggi

    pada umur 1-2 minggu.

    Mencari solusi pakan

    alternative lain melalui

    penelitian sehingga tidak

    tergantung pada pakan

    Gracillariasp.

    Belum ada karena tidak

    menggunakan bahan kimia,

    sehingga kualitas air terjamin

    aman.

    Belum signifikan karena

    masyarakat belum

    menginginkkan budidaya

    abalone Karena

    pertumbuhanya yang lambat,dan sarana prasarana

    budidaya yang mahal

    sehingga masyarakat lebih

    suka budidaya rumput laut.

    .

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    15/20

    4.2. Pembahasan

    Jenis Abalone yang tersebar di perairan Indonesia sangat beragam, namun

    jenis Abalon paling umum dibudidayakan di daerah NTB adalah jenis Haliotis

    asinina dan Haliotis squamata. Balai Budidaya Laut Lombok Gerupuk,

    Kecematan Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat

    ( NTB) merupakan salah satu Balai Budidaya Laut yang membudidayakan kedua

    jenis Abalon tersebut. Berdasarkan dari pengalaman langsung di lapangan, ciri-

    ciri secara umum dari abalone yaitu memiliki cangkang tunggal yang menutupi

    hampir seluruh tubuhnya, memiliki lubang dipermukaan cangkang yang memilikifungsi tersendiri seperti yang dijelaskan oleh Toni (2006), yaitu Abalone memiliki

    cangkang tunggal atau monovalve dan menutupi hampir seluruh tubuhnya dan

    pada bagian sisi kiri cangkang terdapat lubang-lubang kecil berjajar. Lubang

    dibagian depan lebih besar dan semakin ke belakang mengecil dan tertutup.

    Biasanya lubang yang terbuka jumlahnya lima, lubang ini berfungsi sebagai jalan

    masuknya air yag mengandung oksigen dan keluarnya karbondioksida bahkan

    keluarnya sel-sel telur dan sperma.

    Setelah mengamati secara langsung biologi dari Abalone, pada praktikum

    ini akan membahas tentang Teknik budidaya abalone yang dilakukan di BBL

    Grupuk. Secara garis besar, kegiatan budidaya yang dilakukan di BBL tersebut

    meliputi seleksi induk, pemijahan induk, pengumpulan dan panen telur,

    pemeliharaan larva, panen larva, penebaran benih, pembesaran, dan panen. Proses

    kegiatan tersebut sudah sesuai dengan standar yang baik. Hal ini didukung oleh

    Amrullah (2008) yang menyatakan bahwa Secara garis besar, ada beberapa

    proses yang harus dilakukan dalam budidaya Abalon yaitu seleksi induk,

    pemijahan induk, pengumpulan dan panen telur, pemeliharaan larva, panen larva,

    penebaran benih, pembesaran, dan panen.

    Lokasi juga merupakan salah satu factor penentu dalam kegiatan budidaya,

    adapun alas an oleh teknis BBL Grupuk dalam penetuan lokasi budidaya adalah

    karena cocok baik dari segi transportasi, kualitas air, masyarakat, lokasi strategis

    yang terlindung dari gelombang besar dan cocok untuk budidaya abalone. Hal ini

    didukung oleh Amrullah (2008) yang menytakan bahwa adalahLokasi untuk

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    16/20

    pembesaran abalon adalah perairan karang yang terlindung dari gelombang dan

    angin yang kuat, serta membutuhkan media air yang bersih dan jernih.

    Adapun kualitas air di wadah budidaya Abalone yaitu Suhu 29 0C, salinitas

    32-34 ppt. suhu tersebut sudah optimal untuk kehidupan Abalone yang

    dibudidayakan di BBL Gerupuk Lombok Tengah, karena kisaran tersebut sesuai

    dengan pendapat Amrullah (2008) yang menyatakan bahwa Nilai parameter

    kualitas air untuk suhu 27-30 derajat celcius, salinitas 29-33 ppt, pH antara 7,6-81

    dan DO 3,27-6,28 ppm. Wadah yang digunakan dalam budidaya Abalone ini

    adalah Bak semen yang berbentuk persegi panjang dimana padat penebaran yang

    digunakan adalah 100 ekor setiap ukuran bak semen 3 x 1 m. di dalam bak

    ditempat substrat tempat menenpel Abalon. Hal ini disesuaikan dengan sifat

    abalone yang hidupnya suka menempel, seperti yang dijelaskan oleh Munti (2009)

    yaitu Haliotis sp. kebanyakan hidup di laut dangkal yang bersuhu hangat dan

    biasa ditemukan pada daerah berkarang yang sekaligus digunakan sebagai tempat

    menempel. Jadi dengan keberadaan substrat tersebut di dalam baka pemeliharaan

    akan memberikan kesan alami bagi Abalone seperti di habitat aslinya.

    Dalam kegiatan pembeniha abalone, pengetahuan tentang TKG dan jenis

    kelamin induk sangat penting. Berdasarkan hasil wawancara, induk abalone akan

    mencapai TKG setelah berumur 4 bulan. Untuk mengetahui induk jantan ataupun

    betina dapat dilihat dari warna gonadnya, jika gonadnya berwarna kuning/biru

    kehijauan dan coklat maka mengindikasikan induk tersebut adalah betina

    sedangkan apabila berwarna krem atau putih akan mengindikasikan induk tersebut

    jantan. Data tersebut sesuai dengan pendapat Anonim (2011) yaitu warna gonad

    betina yang telah matang berwarna biru kehijauan atau coklat, sedangkan yang

    jantan berwarna krem atau putih tulang, biasanya warna gonad yang belum

    matang berwarna abu-abu sehingga sulit untuk membedakan antara jantan dan

    betina. Adapun kriteria induk yang sehat yang tidak terdapat cacat atau luka pada

    tubuh, dapat melekat dengan kuat, aktif bergarak, cangkang mengkilat dan

    berwarna cerah.

    Proses aklimatisasi yaitu induk dari sekotong dipindahkan ke wadah

    plastic,kemudian diberi aerasi, dan suhu diturunkan sampai 24 agar tidak

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    17/20

    mengeluarkan banyak feses. Padat penebaran untuk kerang abalone ini yaitu

    ditumpung dalam wadah ukuran 3x1 m, dengan kepadatan 100 ekor atau

    disesuaikan dengan ukuran bak. Cara penebarannya yang dilakukan yaitu dengan

    dilepas begitu saja ke dalam bak pemeliharaan.

    Jenis pakan yang diberikan untuk kerang abalaon ini yaitu Gracillariasp.,

    sargasum, hypnea, dan ulva. Jenis pakan tersebut merupakan makan alami yang

    digemari oleh abalone, seperti yang dijelaskan oleh Imai (2007) yaitu Jenis

    rumput laut yang dapat dimanfaatkan kerang abalone sebagai makanan favorit

    yaitu makro alga merah terdiri dari Corallina, Lithothamnium, Gracillaria,

    Jeanerettia dan Porphyra, Makro alga coklat terdiri dari Eckolnia, Laminaria,

    Macrocystis, Nereocystis,UndariadanSargassum, dan Makro alga hijau (Ulva).

    Cara pemberian pakannya yaitu ditebar begitu saja, dan bersifat ada yang libitum

    ( selalu tersedia) jumlah pakan yang diberikan yaitu dua kali sehari diwaktu pagi

    dan sore hari.

    Manajement kualitas airnya yaitu perlakuan terhadap air sebelum

    digunakan dengan penampung air laut ditandon kemudian diberi kaporit, dan di

    diamkan agar kotoran mengendap. Setelah itu baru air laut digunakan. Frekuensi

    pergantian air dilakukan 2 kali seminggu, dengan volume pergantian air yaitu 100%

    dan waktu pergantian air adalah pagi dan sore hari. Disamping itu dilakukan

    pengaerasian dan menyipon untuk menjaga kualitas air.

    Untuk manajement hama dan penyakit, tidak digunakan jenis obat-obatan

    apapun dalam mengatasi penyakit abalone. Penyakit yang biasa menyerang yaitu

    karatan pada gonad abalone. Gejala klinis penyakit ini yaitu timbulnya warna

    kecoklatan seperti karat pada bagian selaput gonad. Selain itunjuga daging

    abalone akan tampak berwarna pucat, tampak lemas, dan menurunnya respon

    gerak abalone ketika di pegang. Dalam waktu 5-6 hari selaput gonad akan sobek

    dan daging abalone akan lepas dari cangkangnya kemudian mati. Penyakit karat

    umumnya menyerang induk abalone yang sudah tidak produktif lagi. Selain itu,

    penyakit ini dapat muncul ketika terjadi fluktuasi suhu. Jenis penyakit tersebut

    juga dijelaskan oleh Andre (2008) yaitu Penyakit pada kerang abalone akan timb

    ul saat kondisi kerang abalone menurun akibat adanya perubahan suatu keadaa

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    18/20

    n tertentu, seperti lingkungan yang kotor menyebabkan kualitas air menurun y

    ang menimbulkan stress pada kerang abalone atau penanganan yang kurang ha

    ti-hati yang dapat menimbulkan luka. Dapat dari penyakit tersebut adalah timb

    ulnya karatan di bagian gonad, warna tubuh abalone menjadi pucat dan lemas.

    Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dilakukan karantina bagi

    abalone yang sakit agar tidak menular penyakitnya ke abalone yang lain, selain

    penyakit budidaya abalone juga sering terganggu kebeadaan hama. Hama dapat

    berupa predator yang dapat memangsa abalaon , contohnya kepiting laut. Selain

    itu terdapat pula hama pengganggu yang dapat menyaingi ruang gerak serta

    menyaingi abalaon dalam mendapatkan makanan serta oksigen, contonya teritip.

    Keberadaan hama pada abalaon dapat dicegah dengan membersihkan paka

    sebelum diberikan ke abalone, melakukan pengontrolan wadah secara kontinyu,

    dan memusnahkan hama yang ditemukan didalam maupun diluar wadah.

    Cara panen yang dilakukan yaitu dengan melakukan panen total atau

    panen sebagian. Hal ini tergantung pada permintaan konsumen. Biasanya abalone

    dipanen dalam keadaan hidup. Hal ini agar abalone tetap segar pada saat

    diterima oleh konsumen.

    Usaha budidaya BBLdi Grupuk pernah mengalami kegagalan tetapi tidak

    mengalami kegagalan total. Masalah yang sering dihadapin dalam budidaya

    abalone inki yaitu ketersediaan pakan utama gracillaria yang stoknya tergantung

    pada alam, kemudian pertumbuha abalone itu sendir sangat lambat sehingga

    budidaya membutuhkan waktu yang lama.

    Untuk mengatasi masalah tersebut perlu mencari solusi pakan alternative

    lain melalui penelitian, dan penelitian terhadap penyakit-penyakit abalaon yang

    muncul. Dampak budidaya abalone terhadap lingkungan belum ada, karena

    budidaya abalone di BBL Grupuk ini tidak menggunakan bahan kimia sehingga

    kualitas air terjamin aman. Sedangkan dampak budidaya abalone terhadap

    masyarakat sekitar belum signifikan, karena masyarakat belum mau

    membudidayakan abalone, karena pertumbuhannya lambat. Disamping itu sarana

    dan parasarana budidaya mahal, sehingga lebih suka budidaya rumput laut.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    19/20

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan,maka dapat disimpulkan

    sebagai berikut :

    1. Kegiatan dalam budidaya abalone secara umum meliputi seleksi induk,persiapan pertumbuhan pakan alami, pemijahan, panen telur, penebaran telur,

    panen benih, pendederan, dan panen produksi.

    2. Fasilitas utama pada pembenihan abalone di BBL Grupuk terdiri dari bakpemeliharaan, bak pemijahan, bak pemijahan, serta bak penetasan telur yang

    juga berfungsi sebagai bak pemeliharaan larva, wadah kultur pakan alami, dan

    bab pemeliharaan benih.

    5.2. Saran

    1. Diusahakan untuk praktikum air laut pada periode berikutnya tidak dengankunjungan langsung.

    2. Ditiadakan pembuatan laporan tulis tangan karena tidak ada manfaatnya.Hanya membuat susah praktikan.

  • 5/27/2018 132567016 Laporan Tekbud Air Laut

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Amrullah U. 2008.Mengenal Komoditas Laut. Gramedia. Jakarta.

    Andre L. 2008.Budidaya Abalon Tropis. Cempak Putih. Jakarta.

    Anonim1. 2009. Pemilihan Lokasi Budidaya Abalon. http://blogspot.co.id/

    pemilihan lokasi.budidaya-abalon. diakses 27 Mei 2012.

    Anonim2. 2009. Reproduksi Abalon. http//:www.diglib.itb.ac.id.html. diakses 27

    Mei 2012.

    Fallu R. 1991.Abalon Farming. Fishing News Book. USE.

    Feisal R. 2004.Mengenal Jenis-jenis Abalone. Airlangga. Jakarta.

    Imai D.K. 1997.Abalon. Gramedia. Jakarta.

    Lukman A. 1999.Budidaya Abalon. Kanisius. Yogyakarta.

    Munti K. 2009.Abalon. PS Budidaya Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

    Nichols dan Bartsh. 1996. Perbedaan Jantan dan Betina Abalon. The Macmillan

    Company. Yew York.

    Rudy. 1991. Hama dan Penyakit Abalone. http//:www.laut gd.itb.pc.id.html.

    Diakses 27 Mei 2012.

    Setyono D.E.D. 2009. Abalon Biologi dan Reproduksi. LIPI Press. Jakarta.

    Tony S. 2006. Biologi Abalone. http://derfge.laut.indik-l.html. Diakses 27 Mei

    2012

    http://blogspot.co.id/pemilihanhttp://blogspot.co.id/pemilihanhttp://derfge.laut.indik-l.html/http://derfge.laut.indik-l.html/http://blogspot.co.id/pemilihanhttp://blogspot.co.id/pemilihan