03-langkah-langkah dalam menghadapi asean economic community 2015

23
4/16/2013 1 Langkah-Langkah dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015 Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional 2013 Langkah-langkah Persiapan dalam Menghadapi AEC 2015 OUTLINE Pendahuluan Perkembangan Perdagangan Internasional ASEAN Daya Saing dan Tantangan menuju 2015 I II III IV AEC 2015, Apa Isu Selanjutnya? V Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN II

Upload: balaibesartekstil

Post on 14-Feb-2015

301 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

1

Langkah-Langkah dalam menghadapi

ASEAN Economic Community 2015

Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional

2013

Langkah-langkah Persiapan dalam Menghadapi AEC 2015

OUTLINE

Pendahuluan

Perkembangan Perdagangan Internasional ASEAN

Daya Saing dan Tantangan menuju 2015

I

II

III

IV

AEC 2015, Apa Isu Selanjutnya?V

Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN

II

Page 2: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

2

PendahuluanI

ASEANCOMMUNITY

2015

1. Sekilas Sejarah AEC 20151. Sekilas Sejarah AEC 2015

ASEAN didirikan1967

TAC/BaliConcord I

1976

Deeper Ec. Integration

1990s

The 9th ASEAN Summit, Bali

2003

AEC The 13th ASEAN Summit, Singapore

2007

DiberlakukannyaPiagam ASEAN

2008

4

Page 3: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

3

TerbentuknyaPasar dan basis produksi tunggal

Kawasan Berdaya-saing Tinggi

Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata

Integrasi dengan Perekonomian Dunia

• Bebas arus barang• Bebas jasa• Bebas investasi• Bebas tenaga

kerja• Bebas arus

permodalan• Priority

Integration Sectors (PIS)

• Pengembangansektor food-agriculture-forestry

• Kebijakanpersaingan

• Perlindungankonsumen, HKI

• Pembangunan infrastruktur

• Kerjasama energi• Perpajakan• E-commerce

• PengembanganUKM

• Mempersempitkesenjanganpembangunanantar negaraASEAN

• Pendekatankoherenterhadaphubunganekonomieksternal,

• Partisipasi yang semakinmeningkat dalamjaringan suplaiglobal

4 ASEAN Economic 4 Pilar ASEAN Economic Community (AEC)

5

2. Pilar AEC 20152. Pilar AEC 2015

3. Koordinasi Internal (Indonesia) Pemantauan perkembangan AEC

Inpres No.5 Tahun 2008 Fokus Program Ekonomi, yang mencakup pelaksanaan komitmen AEC 2015.

Inpres No.11 Tahun 2011 Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru ASEAN Tahun 2011

R-Inpres 2012 Peningkatan Daya Saing Nasional dalam menghadapi AEC 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

6

• Koordinasi internal Pemerintah terus dilakukan dalam memantau perkembanganAEC, dimana koordinasi dilakukan oleh Kemenko Bidang Perekonomian.

• Langkah-langkah koordinasi dilakukan dengan membuat 3 inpres terkait AEC 2015.

Page 4: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

4

Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN

II

1. CEPT – AFTA / ATIGA

• Common Effective Preferential Tariff (CEPT) ASEAN Free TradeAgreement (AFTA) efektif mulai tahun 1993

• Sejak 2010, CEPT AFTA digantikan oleh ATIGA (ASEAN Trade inGoods Agreement)

• 5 kategori produk:

Inclusion List (IL), Sensitive List (SL), Highly Sensitive List (HSL),Temporary Exclusion List (TEL), General Exception List (GEL)

8

Page 5: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

5

• IL terdiri atas Fast Track (FT) dan Normal Track (NT)

- FT, tarif ≤ 20% -> 0-5% pada 1998

- FT, tarif > 20% -> 0-5% pada 2000

- NT, tarif ≤ 20% -> 0-5% pada 2000

- NT, tarif > 20% -> 20% pada 1998, 0-5% pada 2003

• TEL menjadi IL dalam 5 tahap tahunan, mulai 1996 hingga 2000

- TEL, tarif ≤ 20% -> 0-5% pada 2003

- TEL, tarif > 20% -> 20% pada 1998, 0-5% pada 2003

• SL dan HSL akan menjadi IL sesuai jadwal

- ASEAN-6: tarif -> 0-5% pada 2010

- SL merupakan sebagian dari produk kategori Unprocessed Agricultural Products

- HSL untuk Indonesia : beras dan gula

• GEL tidak dikenakan penurunan atau penghapusan tarif, tapi terkait dengan AEC GEL puntelah disepakati akan menjadi IL.

- GEL Indonesia: 96 pos tarif (ex: minuman beralkohol, narkotika, senjata, amunisi)

Selain kelima kategori di atas, dlm skema AFTA juga terdapat 12 sektor PIS (PriorityIntegration Sector) dengan ketentuan liberalsiasi pada tahun 2007 untuk ASEAN-6 dan 2012untuk CLMV.

2. Modalitas

9

• ASEAN mengelompokkan kembali jadwal liberalisasi produk menjadi beberapa schedule ketika ATIGA ditetapkan pada 2009.

• Jadwal Liberalisasi Produk.

Negara ASEANTahun Penghapusan Tarif IL

60% pos tarif 80% pos tarif 100% pos tarif

ASEAN-6 2003 2007 2010

Vietnam 2006 2010 2015

Laos dan Myanmar 2008 2012 2015

Cambodia 2010 - 2015*

Catatan: * fleksibilitas hingga 2018

Schedule Jadwal liberalisasi

A 2009: tarif 0% untuk 80% produk2010: tarif 0% untuk 100% produk

PIS 2012: tarif 0%D 2010: tarif 0-5%H stay still

2. Modalitas (cont.)

10

Page 6: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

6

3. Komitmen Indonesia

• Pada tahun 2009, komitmen Indonesia dalam skema CEPTAFTA adalah sebagai berikut

(AHTN 2007)Kategori Jumlah Pos Tarif

IL 8632TEL -GEL 96

SL/HSL 9Total 8737

(AHTN 2007)Tarif 0% > 0 - 5% > 5% Total

Jumlah Pos Tarif 6900 1725 7 8632Persentase 79,94% 19,98% 0,08% 100%

11

(AHTN 2012)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

HHP

IATD

IET

IMDL

KIMDAS

KIMHIL

MAK

MINTEM

MR

MS

TA

HHP IATD IET IMDL KIMDAS KIMHIL MAK MINTEM MR MS TA

0% 448 763 854 1040 941 761 439 190 90 1279 1699

MFN 0 0 0 0 12 0 0 50 28 0 0

Distribusi Pos Tarif Industri di ATIGA(2015)

Total 8594

Komitmen Indonesia dalam AFTA (ATIGA)

3. Komitmen Indonesia (cont.)

12

Page 7: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

7

4. Cakupan Produk Tekstil

• Dalam HS 2007, pos tarif tekstil dan produk tekstil (TPT) =1019 pos tarif dari HS 50 – 63

• Dalam HS 2012, pos tarif Tekstil (TA) = 1699 pos tarif HS 41-43, 50-68, 71, 90-97

Komoditas Jumlah HS PersentaseSerat 62 6,08%Benang 133 13,05%Kain Lembaran 348 34,15%Pakaian Jadi 311 30,52%Barang Jadi 130 12,76%Permadani 35 3,43%

Total 1019 100,00%

13

5. Komitmen Sektor Tekstil

• Tahun 2004

1234 pos tarif sektor tekstil dalam AHTN 2004 termasuk dalam InclusionList ATIGA dan diliberalisasi mengikuti jadwal NT (0-5% pada 2003)

• Tahun 2009 (ATIGA)

1019 pos tarif sektor tekstil dalam AHTN 2007 telah masuk dalamInclusion List ATIGA dan diliberalisasi mengikuti schedule A (seluruhnyamenjadi 0% pada 2010)

• Tahun 2012

1699 pos tarif sektor tekstil dalam AHTN 2012 termasuk dalam InclusionList ATIGA dan diliberalisasi mengikuti schedule A

sebanyak 73,98% merupakan PIS

14

Page 8: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

8

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

5% 470 376 376 291 291 4 0 0 0

2,50% 2 2 2 2 2 0 0 0 0

0% 771 865 865 724 724 1015 1019 1019 1699

5% 37,81% 30,25% 30,25% 28,61% 28,61% 0,39% 0,00% 0,00% 0,00%

2,50% 0,16% 0,16% 0,16% 0,20% 0,20% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

0% 62,03% 69,59% 69,59% 71,19% 71,19% 99,61% 100,00% 100,00% 100,00%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Per

sen

tase

Po

s Ta

rif

Jum

lah

Po

s Ta

rif

6. Liberalisasi Produk Subsektor Tekstil dalam skema CEPT-AFTA / ATIGA(2004-2012)

Note:2004-2006 menggunakan AHTN 20042007-2011 menggunakan AHTN 20072012 menggunakan AHTN2012

Sumber: Dit.ITA Kemenperin, PPKIUI Kemenperin, BTBMI (diolah)

15

Perkembangan Perdagangan InternasionalASEAN

III

Page 9: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

9

1. ASEAN Facts & Figures

Sumber: ASEAN Secretariat

17

Sumber: ASEAN Secretariat

Country

Trade With World Trade With ASEAN

Exports Imports ExportsShare to World

Imports Share to World

Brunei Darussalam

12.362,3 2.460,0 1.721,1 13,92% 1.191,1 48,42%

Cambodia 6.710,6 6.133,6 833,7 12,42% 2.170,1 35,38%

Indonesia 203.496,7 177.435,6 42.098,9 20,69% 57.254,3 32,27%

Lao PDR 1.746,5 2.209,4 959,8 54,96% 1.570,5 71,08%

Malaysia 228.179,1 187.542,8 56.049,7 24,56% 52.090,0 27,77%

Myanmar 8.119,2 6.805,9 3.957,4 48,74% 3.250,3 47,76%

Philippines 48.042,2 63.709,4 8.635,3 17,97% 15.040,3 23,61%

Singapore 409.443,5 365.709,1 127.544,5 31,15% 78.126,4 21,36%

Thailand 228.820,7 230.083,6 72.226,6 31,56% 39.224,2 17,05%

Vietnam 95.365,6 104.216,5 13.504,8 14,16% 20.793,2 19,95%

2. ASEAN Trade – World & Intra-Regional

18

• Pada Tabel diatas terlihat bahwa mayoritas perdagangan negara-negara anggotaASEAN dilakukan dengan negara-negara non-ASEAN.

• Hal tersebut menunjukan bahwa potensi perdagangan intra-regional ASEAN belumsepenuhnya dimanfaatkan.

Page 10: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

10

Exports

Source : CIA World Factbook

19

Brunei Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam

Japan 45.2% US 39.5% Japan 16.6% Thailand 33%, China 13.1%,Thailand 36.7%,

Japan 18.5% Malaysia 12.2% China 12% US 18%

South Korea 15.9%

Canada 8.2% China 11.3% China 23.4% Singapore 12.7%,

China 18.8% US 14.8% Hong Kong 11% Japan 10.5% China 11%

Australia 11.4%Germany 7.8%

Singapore 9.1%Vietnam 13.4%

Japan 11.5%, India 14.1% China 12.7% China 10.4% US 9.6% Japan 11%

Indonesia 8.1% UK 7.5% US 8.1% US 8.3%, Japan 6.6% Singapore 8.9% Indonesia 10.4%Hong Kong 7.2%

Germany 3.7%

India 5.7% Vietnam 6%South Korea 8.1%

Thailand 5.1%, Hong Kong 7.7% US 5.4% Malaysia 5.4%

China 4.4% Japan 4.3% India 6.6% Hong Kong 4.5%, South Korea 4.6%

Japan 4.5% Singapore 5%

Malaysia 5.4% India 4.1% Indonesia 4.4%

• Pasar tujuan ekspor Negara-negara ASEAN didominasi oleh negara-negara AsiaTimur seperti China, Korea dan Jepang serta negara-negara ekonomi utama sepertiAmerika Serikat dan India serta beberapa negara-negara Eropa.

Imports

Source : CIA World Factbook

20

Brunei Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam

Singapore 27.4%, Thailand 24.6%,

China 14.8%, Thailand 65.2%,

China 13.2%, China 38.8%, Japan 10.8% Malaysia 10.7% Japan 18.4% China 22%

India 15.4%, Vietnam 20.6%,

Singapore 14.6%, China 11.1%, Singapore 12.8%,

Thailand 22.6% US 10.8% US 10.7% China 13.4% South Korea 13.2%

China 12.8%, China 19.9%, Japan 11%, Vietnam 6.5% Japan 11.4%, Singapore 9.7% China 10.1% China 10.4% UAE 6.3% Japan 10.4%

South Korea 10.1%,

Singapore 7.8%,

South Korea 7.3%,

US 9.7%, South Korea 5.4%

Singapore 8.1% Japan 7.2% US 5.9% Taiwan 8.6%

Malaysia 9.4%, Hong Kong 6% US 6.1%, Indonesia 6.1%,

Malaysia 4.5%South Korea 7.3%

South Korea 5.9%

Malaysia 5.4%

Thailand 6.4%

Germany 7.9% Thailand 5.9%, Thailand 6%, Japan 4.1% Thailand 5.8% Taiwan 5.9%South Korea 4%

Singapore 6.4%

Malaysia 5.9%South Korea 4%

Saudi Arabia 5.4%

Malaysia 4.4%

• Fenomena yang sama juga terjadi pada pasar asal produk impor negara-negaraASEAN dimana mitra utama impor negara-negara tersebut masih didominasi olehnegara-negara Asia Timur dan Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa.

• AEC menjadi penting dalam rangkan mendorong peningkatan perdagangan intra-regional ASEAN.

Page 11: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

11

Sumber : PUSDATIN diolah

4. Perdagangan Indonesia-ASEAN pada Produk Tekstil

Nilai : USD

90% perdagangan produk tekstil anekaIndonesia di ASEAN terjadi denganMalaysia, Singapura, Thailand, danVietnam.

Defisit untuk produk tekstil aneka terjadidengan Cambodia, Thailand, dan Vietnam

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

Kinerja Perdagangan Tekstil Aneka2012

Ekspor

Impor

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kinerja Perdagangan Tekstil Aneka2012

Impor

Ekspor

21

Countries Major Investors

Brunei DarussalamEU, ASEAN, Japan

CambodiaChina, Republic of Korea, ASEAN, USA, EU

IndonesiaJapan, Hongkong, Taiwan, UK, Singapore

Lao PDRASEAN, China, Japan, France, India

MalaysiaJapan, Netherlands, Australia, USA, Singapore

MyanmarUK, Thailand, Singapore

PhilippinesUSA, Japan, Republic of Korea, Germany, France

SingaporeUS, EU, Japan

ThailandJapan, China, Republic of Korea Germany, France

VietnamUSA, Japan, Taiwan, Hongkong, Republic of Korea

Source : ASEAN Your Gateway to Economic Community

22

• Seperti halnya perdagangan, pada sisi investasi juga terlihat bahwa sumber-sumberinvestasi utama pada negara-negara anggota ASEAN bukanlah berasal dari internalregional ASEAN.

• Jepang merupakan investor utama negara-negara anggota ASEAN.

Page 12: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

12

Daya Saing dan Tantangan menuju 2015IV

Country 2012 2011 Change

Singapore 2 3 +

Japan 9 6 -

Hong Kong SAR 11 11

Taiwan 13 13

Malaysia 21 26 +

Korea 24 22 -

China 26 27 +

Thailand 39 38 -

Indonesia 46 44 -

India 56 51 -

Vietnam 65 59 -

Philipinnes 75 83 -

Cambodia 97 105 +

1. Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Asia dalam Global Competitiveness Report2011-2012

Sumber: Global Competitiveness Report 2011-2012

24

• Peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Report 2011-2012 masih berada di bawah negara-negara ekonomiutama di ASEAN seperti Thailand, Malaysia danSingapura.

Page 13: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

13

SITC Rev. 3

INDONESIA

Fresh

food

Process

ed food

Wood

productsTextiles Chemicals

Leather

products

Basic

manufact

ures

Non-electronic

machinery

Jumlah

Produk

Unggul

Indonesia

Terhadap

Negara

ASEAN

Rank of

Current Index

(Indonesia)

36 31 9 16 40 12 63 69

BruneiMenang

(175)- - -

Menang

(92)-

Menang

(125)Menang (127) 9

MalaysiaMenang

(64)

Kalah

(18)Kalah (5)

Kalah

(13)Kalah (22)

Menang

(35)Kalah (36) Kalah (36) 4

ThailandKalah

(9)

Kalah

(12)

Menang

(18)Kalah (5) Kalah (12) Kalah (5) Kalah (40) Kalah (32) 2

PhillipinesMenang

(99)

Menang

(87)

Menang

(88)

Menang

(73)

Menang

(77)

Menang

(96)

Menang

(80)Menang (77) 12

SingaporeKalah

(32)

Kalah

(8)

Menang

(49)

Menang

(31)Kalah (2)

Menang

(24)Kalah (31) Kalah (15) 5

VietnamKalah

(12)

Menang

(83)

Menang

(79)

Menang

(38)

Menang

(67)Kalah (2) Kalah (51) Menang (72) 9

CambodiaMenang

(154)

Menang

(123)

Menang

(132)

Menang

(124)

Menang

(133)

Menang

(48)

Menang

(134)Menang (123) 11

MyanmarMenang

(66)

Menang

(141)

Menang

(68)

Menang

(131)

Menang

(153)

Menang

(95)

Menang

(149)Menang (150) 14

LaosMenang

(120)

Menang

(152)

Menang

(85)-

Menang

(143)

Menang

(88)

Menang

(110)Menang (134) 12

Indonesia

Unggul Atas

Negara ASEAN

6 5 7 5 6 6 5 6

25

2. Peringkat Trade Performance Index (Current Index) Negara-Negara ASEAN Vs. Indonesia 2010

SITC Rev. 3

INDONESIA

IT & Consumer

electronics

Electronic

components

Transport

equipmentClothing

Miscellaneou

s

manufacturi

ng

Minerals

Jumlah

Produk

Unggul

Indonesia

Terhadap

Negara

ASEAN

Rank of Current

Index (Indonesia)29 47 41 22 26 7

Brunei Menang (86) Menang (99) -Menang

(103)Menang (131)

Menang

(32)9

Malaysia Kalah (1) Kalah (43) Kalah (32)Menang

(34)Kalah (7)

Menang

(9)4

Thailand Kalah (14) Kalah (38) Kalah (9) Kalah (17) Kalah (15)Menang

(78)2

Phillipines Kalah (26) Kalah (23) Menang (62)Menang

(47)Menang (49)

Menang

(96)12

Singapore Kalah (4) Kalah (9) Kalah (18)Menang

(26)Kalah (3)

Menang

(55)5

Vietnam Kalah (23) Menang (67) Menang (67) Kalah (8) Menang (34)Menang

(88)9

Cambodia - - Menang (69)Menang

(32)Menang (85) - 11

Myanmar Menang (130) Menang (132) Menang (142)Menang

(51)Menang (132)

Menang

(125)14

Laos - Menang (118) Menang (121)Menang

(44)Menang (108)

Menang

(113)12

Indonesia Unggul

Atas Negara

ASEAN

2 4 5 7 6 8

26

2. Peringkat Trade Performance Index (Current Index) Negara-Negara ASEAN Vs. Indonesia 2010

Page 14: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

14

Terhadap

NegaraProduk-produk Indonesia yang Unggul (SITC rev. 3) berdasarkan TPI tahun 2010

Produk-produk Indonesia yang Unggul (SITC rev. 3) dalam hal Tren

peningkatan TPI 2006 - 2010

Brunei

Fresh food, chemicals, basic manufctures, non-electronic machinery, IT & consumer

electronics, electronic components, clothing, miscellaneous manufacturing dan

minerals.

Fresh food, chemicals, basic manufactures, non-electronic machinery,

IT & consumer electronics, electronic components, clothing dan

minerals.

Malaysia Fresh food, leather products, clothing dan minerals.

Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, basic

manufactures, IT & consumer electronics, electronic components,

transport equipment, clothing, miscellaneous manufacturing dan

minerals.

Thailand Wood products dan minerals.

Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather

products, basic manufactures, non-electronic machinery, IT &

consumer electronics, electronic components, transport equipment,

clothing dan miscellaneous manufacturing.

Phillipines

Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather products,

basic manufactures, non-electronic machinery, transport equipment, miscellaneous

manufacturing dan minerals.

Fresh food, wood products, textiles, chemicals, basic manufactures,

non-electronic machinery, electronic components, miscellaneous

manufacturing dan minerals.

Singapore Wood products, textiles, leather products, clothing dan minerals.

Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, basic

manufactures, non-electronic machinery, IT & consumer electronics,

electronic components, clothing dan miscellaneous manufacturing.

Vietnam

Processed food, wood products, textiles, chemicals, non-electronic machinery,

electronic components, transport equipment, miscellaneous manufacturing dan

minerals.

Fresh food, textiles, chemicals, leather products, basic manufactures,

non-electronic machinery, IT & consumer electronics, electronic

components, transport equipment, clothing dan miscellaneous

manufacturing.

Cambodia

Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather products,

basic manufactures, non-electronic machinery, transport equipment, clothing dan

miscellaneous manufacturing.

Textiles, chemicals, basic manufactures, transport equipment dan

clothing.

Myanmar

Fresh food, processed food, wood products, textiles, chemicals, leather products,

basic manufactures, non-electronic machinery, IT & consumer electronics,

electronic components, transport equipment, clothing, miscellaneous

manufacturing dan minerals.

Fresh food, textiles, leather products, basic manufactures, electronic

components, transport equipment, clothing dan minerals.

Laos

Fresh food, processed food, wood products, chemicals, leather products, basic

manufactures, non-electronic machinery, electronic components, transport

equipment, clothing, miscellaneous manufacturing dan minerals.

Fresh food, leather products, basic manufactures, non-electronic

machinery, clothing dan minerals.

3. Produk-produk Unggulan Indonesia terhadap ASEAN

27

4. Kesimpulan pada Industri Tekstil Indonesia

• Daya saing Tekstil Indonesia unggul terhadap Brunei, Philippine,Singapore, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.

• Sedangkan daya saing produk pakaian jadi Indonesia unggul terhadapBrunei, Malaysia, Philippine, Singapore, Kamboja, Myanmar dan Laos.

• Sehingga secara umum dapat kita simpulkan bahwa industri tekstil danpakaian jadi Indonesia relatif siap dalam menghadapi AEC 2015.

• Dalam rangka meningkatkan daya saing dengan Thailand dan selanjutnyake depan, progtram revitalisasi permesinan harus dipercepat. Waktusudah tidak banyak lagi, perlu diingat bahwa negara-negara sepertiVietnam, Myanmar, Kamboja dsb memiliki tenaga kerja dengan upah yangjauh lebih kompetitif dibandingkan Indonesia. Oleh karena itu, kalau kitatidak menyegerakan proses ini kita tidak dapat memanfaatkan pasarASEAN, namun sebaliknya akan dimanfaatkan.

28

Page 15: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

15

4. Kesimpulan (cont.)

• Kebutuhan akan tekstil dan produk tekstil di negara sebesarIndonesia masih akan terus membesar, bahkan untuk negara majusekalipun mereka masih membutuhkan insutri tersebut. Namuntentunya jenis-jenis produk TPT nya sudah mengarah pada produkyang memiliki nilai tambah tinggi dan memiliki teknologi yang lebihmaju dari yang kita miliki saat ini. Sebagai contoh Italy saja mampumengekspor TPT sebesar USD 39.2 miliar yang terdiri dari USD 16.4miliar ekspor tekstil dan USD 22.8 miliar ekspor produk tekstil ditahun 2009.

• Indonesia sebagaimana banyak diramalkan oleh ekonom akanmenjadi suatu kekuatan ekonomi besar di dunia (no. 7 tahun 2030).Oleh karena itu, kita perlu mulai masuk ke segmen tekstil baru yangmemiliki nilai tambah tinggi seperti misalnya technical textile.

• Balai Besar Tekstil harus mulai merencanakan ke mana arahdukungan industri tekstil di masa yang akan datang, khususnyauntuk membangun kemampuan di bidang industrial materials parts.

29

4. Kesimpulan (cont.)

• Sama halnya dengan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil yang kitamiliki, tentunya harus menyesuaikan diri dan merencanakanke arah itu. STTT harus mengupgrade wawasan ke depan,kemampuan para dosen termasuk infrastruktur pengajaranmaupun peralatan praktek dan laboratorium agar lulusannyamampu berkiprah secara berarti untuk membangun industritekstil generasi baru.

• Indonesia dari jauh hari sudah mempersiapkan diri datangnyaAEC 2015, Sejak tahun 2007 Kemenperin telah menggulirkanprogram Revitalisasi mesin-mesin industri tekstil. Program initelah dimaksudkan untuk meremajakan mesin tekstil. Sampaisaat ini telah berhasil meremajakan mesin-mesin sejumlah856 bantuan program dengan nilai investasi sebesar RP 9.6triliun.

30

Page 16: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

16

• Namun disayangkan peremajaan mesin-mesin tenunmasih kecil padahal persaingan ke depan intinya adadi area ini. Hanya 21 persen dari keseluruhan nilaiinvestasi. Padahal investasi di mesin tenun jauh lebihbesar dari jenis investasi lain.

• BBT harus mampu membantu dan mendorongmodifikasi dan produksi mesin tekstil dalam negeri.

31

4. Kesimpulan (cont.)

Technical Textile

Textile for Clothing

Fashion Garment

Reliability Assessment

Center

Standardization

Research Center

Eco-Testing Center

Industrial Materials & Parts

32

• AcceleratedTesting

• Service lifetimeprediction

• Realibilityassessment testmethod

• Plastics• Paints• Plated sheet• Paint, coating• Tire cord, airbag

cushion fabric,seat coverbelt

• RoHS analysis• Addictives• Plasticizer, flame

retardants• VOC

• Development/design for new testmethod

• Int’lStandardization

• Failure analysis• Problem solving Sumber: Project Implementation Plan (KOICA FITI, 2013)

Contoh PengembanganIndustri Tekstil Masa

Depan

Page 17: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

17

Langkah-langkah Persiapan Menghadapi AEC 2015

V

1.Meningkatkan

Daya Saing (Short

Term)

2. Meningkatkan

Daya Saing

(Medium-Term)

3. Meningkatkan

Daya Saing (Long-

Term)

1. Pengembangan

Kemampuan

Sektor Industri

2. Pasar Dalam

Negeri dan ASEAN

sebagai Base-LoadPeningkatan

Daya Saing

Indonesia

A. Penguatan A. Penguatan

Struktur

Industri

B.Peningkatan B.Peningkatan

Dukungan

Iklim

Industri

34

1. Peningkatan Daya Saing

Page 18: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

18

Kemampuan Sektor

1-Pengembangan

Kemampuan Sektor

Industri

2-Memanfaatkan2-Memanfaatkan

Pasar Dalam Negeri

dan ASEAN sebagai

Base-Load

• Peningkatan Enforcement

• Pengaturan lanjut Pelabuhan

• Membangun peraturan teknis untuk menghilangkan

impor produk tidak standar

• Meningkatkan compliance produk ke ASEAN

• Membangun kemampuan market & industrial

intelligence

• Membangun Early Warning System

• Membangun kemampuan advocacy ekspor ke ASEAN

• Membangun produk spesifik Indonesia

• Pengembangan Kemampuan Industri dalam jangka

panjang (35 klaster industri dalam Perpres No. 28

Tahun 2008).

• Percepatan Pengembangan sektor industri hingga 2015.

Industri hilir berbasis agro, migas dan bahan tambang

mineral

Industri berbasis SDM dan pasar domestik

Industri kecil dan menengah

Lain-lain

A. Penguatan A. Penguatan Struktur Industri

35

a. Penguatan Struktur Industri

3-Meningkatkan3-Meningkatkan

Daya Saing

(Long-Term)

2-Meningkatkan2-Meningkatkan

Daya Saing

(Medium-Term)

Meningkatkan Daya1-Meningkatkan Daya

Saing

(Short-Term)

• Jaminan Pasokan Bahan

• Jaminan Pasokan Bahan

Baku

• Pengawasan impor untuk

meredam produk illegal

• Optimalisasi P3DN

• Menghilangkan gangguan

keamanan

• Peningkatan Faktor

Pendukung Industri

• Membangun kemampuan

SDM Industri

• Membangun R&D industri

B. Peningkatan B. Peningkatan Dukungan

Iklim Industri

• Menurunkan biaya modal,

biaya energy dan biaya

manpower serta biaya logistik

• Ketersediaan bahan baku

• Biaya logistik Iklim investasi

(perijinan, pungli, insentif

fiskal, BMDTP)

36

b. Penguatan Daya Dukung Iklim Industri

Page 19: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

19

Untuk Pasar

(Strategi Defensif)

Untuk Pasar

Dalam Negeri

(Strategi Defensif)

Untuk Pasar Untuk Pasar

ASEAN

(Strategi Ofensif)

Agro Industries (cocoa, rubber Agro Industries (cocoa, rubber

and CPO)

Fish & fish products

Textile & textile products

Footwear, leather

Furniture

Food & Beverage

Fertilizer & petrochemical

Machinery & parts

Basic metal, iron and steel

Automotive Automotive

Electronics

Cement

Garment

Footwear

Food and beverage

FurnitureSource: Bahan Paparan Menteri Perindustrian –Panel Diskusi

Antisipasi AEC 2015

Industri Yang Industri Yang

Dipersiapkan

AEC 2015

37

2. Industri yang Dipersiapkan

• Dengan daya saing yang relatif baik di ASEAN, industri tekstil dan produk tekstilIndonesia disiapkan menjadi sub-sektor yang masuk dalam Strategi ofensif dalammengisi pasar ASEAN.

Sektor Industri

Lintas Sektoral

Intensifikasi sosialisasi AEC kepada stakeholder

Mengembangkan wirausaha baru IKM

Intensifikasi sosialisasi AEC kepada stakeholder

industri

Menghidupkan kembali skema insentif untuk indirect

export

Pemberlakuan antidumping dan safeguard yang lebih

efektif

Meningkatkan kualitas laboratorium uji dan

kompetensi SDM

Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional

(SKKNI)

Penguatan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Mengembangkan wirausaha baru IKM

Untuk Pasar ASEANUntuk Pasar ASEAN

Strategi Ofensif

Untuk Pasar Domestik Untuk Pasar Domestik

Strategi Defensif

Source: Bahan Paparan Menteri

Perindustrian –Panel Diskusi Antisipasi

AEC 2015

Telah disusun Kebijakan dan

Program

38

3. Langkah-langkah Lintas Sektoral

Page 20: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

20

4. Program Revitalisasi Mesin Tekstil

• Untuk meningkatkan daya saing industri tekstil, Pemerintah melalui Kemenperinsejak tahun 2007 meluncurkan program Revitalisasi Mesin Industri Tekstil

39

4. Realisasi Program (cont.)

40

Page 21: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

21

4. Realisasi Program (cont.)

41

AEC 2015, Apa Isu Selanjutnya?VI

Page 22: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

22

Setelah AEC 2015?

Regional Comprehensive

-

16 negara (ASEAN

Regional Comprehensive

Economic Partnership

(RCEP)

Instruksi Leaders

menyelesaikan negosiasi

pada akhir 2015

Tahap awal

Membentuk WG-TIG, WG-

TIS & WG-Investment

ASEAN Centrality telah

disetujui oleh Leaders

dari ke-16 negara (ASEAN

& Mitra Dialog)

Kerangka Waktu Negosiasi

2013

3 rounds of meetings (Feb,

August & October 2013)

Meetings

Kerangka Waktu Negosiasi

2013

3 rounds of meetings (Feb,

August & October 2013)

ASEAN Caucus + WGs

Meetings reported to TNC

Modalitas

tahun, 1 jadwal untuk semuanya dan

volume perdagangan & tarif disusun

pada 6 digit level (tetap

mempertimbangkan sensitivitas)

full accumulation & perluasan self

certification

dari ASEAN FTAs yang ada, 1 jadwal

untuk seluruh pihak

signifikan dari ASEAN FTAs yang ada

(tetap mempertimbangkan

sensitivitas), negative list dengan

jadwal tunggal

yang efektif dan user friendly

Modalitas

•Goods X% eliminasi tarif dalam Y

tahun, 1 jadwal untuk semuanya dan

volume perdagangan & tarif disusun

pada 6 digit level (tetap

mempertimbangkan sensitivitas)

•User friendly ROO co-equal rule,

full accumulation & perluasan self

certification

•Services perkembangan signifikan

dari ASEAN FTAs yang ada, 1 jadwal

untuk seluruh pihak

•Investment perkembangan

signifikan dari ASEAN FTAs yang ada

(tetap mempertimbangkan

sensitivitas), negative list dengan

jadwal tunggal

•IPR pentingnya sistem hak cipta

yang efektif dan user friendly

“Developing awareness among “Developing awareness among stakeholders is a must”

43

Komitmen ASEAN Member States dan Mitra Dialog(Trade in Goods)

Level of Liberalization by country under the ASEAN+n FTAs

ASEAN-Korea ASEAN-China ASEAN-ANZ ASEAN-India ASEAN-Japan

SGP 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

BRN 97.8% 97.9% 98.5% 82.6% 96.4%

MLS 93.5% 93.7% 95.5% 79.6% 92.1%

THA 93.7% 88.3% 98.8% 74.3% 96.9%

IDN 90.3% 89.0% 93.4% 50.4% 88.7%

PHI 97.9% 86.5% 94.8% 75.8% 96.0%

VTN 84.3% na 90.9% 69.7% 84.7%

CAM 85.5% 86.7% 86.2% 84.1% 76.0%

LAO 85.4% 96.4% 90.7% 77.5% 84.2%

MYA 87.5% 86.9% 86.1% 73.6% 79.4%

KOR 92.2%

CHN 94.6%

AUS 100.0%

NZ 100.0%

IND 74.3%

JPN 86.3%

44

Page 23: 03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

4/16/2013

23

Komitmen Indonesia dalam TIG – ASEAN & Dialogue Partners

AANZFTA

ACJCEP

AKFTA

ACFTA

AIFTA

69%

Accumulation of

Commitment

Tariff

Lines

Percentage of

Total Tariff

Lines

ACFTA-AKFTA-AANZFTA-

AJCEP 6936 69%

ACFTA-AKFTA-AANZFTA7882 78%

ACFTA-AKFTA-AANZFTA-

AIFTA 3802 38%

ACFTA-AKFTA-AANZFTA-

AIFTA-AJCEP 3599 35%

Kelompok

Produk yang

sama di

seluruh FTAs

ASEAN &

Mitra Dialog45

Terima Kasih