any4ict.files.wordpress.com file · web viewsistem biner fenol – air merupakan sistem yang...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
Nama : Any Kurniawati
Kelompok : 6
NIM : 4301410009
Prodi/Jurusan : Pend. Kimia/Kimia
Dosen : Ir. Sri Wahyuni, M.Si
Tanggal Praktikum : 3 Oktober 2012
Teman kerja : Fitriya Karima
Ahmad Nasrulloh
Fransisca Ditawati N. P.
PERCOBAAN 1
KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL – AIR
1
LAPORAN
KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL – AIR
I. TUJUANSetelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol – air terhadap suhu pada tekanan tetap.
2. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol – air.
II. DASAR TEORISistem biner fenol – air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitas
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas
(kelarutan) adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut
dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut
larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap
suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa
Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan
yang dapat berupa zat murni ataupun campuran.
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, Pada system biner
fenol –air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu
fase didefenisikan sebagai bagian system yang seragam atau homogeny diantara
keadaan submakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian system yang
lain oleh batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak
saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas
adalah satu fase karena sistemnya yang homogen. Symbol umum untuk jumlah fase
adalah P, (Dogra SK & Dogra S, 2008 ).
Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan
bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak
klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang
sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar
tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan
dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang
metastabil atau mengendap.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur
2
kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan
kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur
timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang
berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di
bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan
di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah.
Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan
kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat
suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi
seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air
dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva yang ditunjukan pada gambar 1..
Gambar 1. komposisi campuran fenol air
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing
adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu
kritis (Tc). Sistem ini mempunyai suhu kritis (Tc) pada tekanan tetap, yaitu suhu
minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi Cc. Pada
3
suhu T1 dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di
antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah
kurva (atau diatas suhu kritisnya, Tc), sistem berada pada satu fase (jernih).
Temperature kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana nterjadi
pemisahan fase.Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar
bercampur.Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan
kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen, (Atkins PW, 1999).
Beberapa system memperlihatkan temperatur kritis Tc . dimana dibawah
temperature itu kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan diatas
temperature itu kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu contohnya adalah
air-trietilamina. Dalam hal ini pada temperature rendah kedua komponen lebih dapat
campur karena komponen-komponen itu membentuk kompleks yang lemah, pada
temperature lebih lebih tinggi kompleks itu terurai dan kedua komponen kurang dapat
bercampur, ( Atkins PW ,1999).
III. ALAT DAN BAHANa. Alat:
1. Tabung reaksi diameter 4 cm 1 buah
2. Sumbat tabung 1 buah
3. Pengaduk 1 buah
4. Gelas kimia 400 ml 1 buah
5. Kaki tiga dan kasa 1 set
6. Pembakar 1 set
7. Buret 50 ml 1 buah
8. Statif dan klem 1 buah
9. Termometer 1 buah
b. Bahan
1. Fenol
2. Aquades
4
IV. CARA KERJA
Isi dengan fenol
lalu :
Kemudian dilanjutkan dengan :
angkat
5
timbang tabung kosongTimbang lagi sampai m
= 5 gram
Ke dalam tabung yang berisi fenol , tambahkan 0,1 ml.
Catat volume saat larutan menjadi keruh
Panaskan larutan (±90ºC)
aduk
Catat suhu ( T1 ) saat larutan jernih kembali
Biarkan suhu naik menjadi T1 + 4ºC
Dinginkan
( diaduk )
Catat suhu ( T2) saat larutan keruh kembali
Hitung suhu rerata
Tambahkan aquades , ulangi langkah . isi tabel hingga penuh
Susun alat seperti berikut :
Gambar 2. Susunan peralatan untuk percobaan sistem biner
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1. Data tabel fraksi mol air dan suhu
No. Xa T (oC)1 0,739 41,52 0,758 443 0,781 49,54 0,803 52,55 0,826 53,56 0,848 557 0,869 59,58 0,891 599 0,916 58,5
10 0,942 5811 0,967 5212 0,979 4813 0,985 4614 0,9883 44,5
6
2. Kurva komposisi fenol air hasil percobaan.
0.7390000000000010.781
0.826000000000001
0.8690000000000010.916
0.9670000000000010.985
010203040506070
Kurva Komposisi Fenol-Air
T vs Xa
Mol Fraksi Air
Suhu (oC)
Gambar 3. Kurva komposisi fenol-air
Percobaan dilakukan dengan pencampuran komposisi tertentu di mana
campuran – campuran ini mengalami pemanasan dan pendinginan pada suhu
kelarutannya masing – masing. Setelah terjadi percampuran antara air dan fenol
dalam tabung yang berbeda dengan perbandingan kompsisi yang berbeda pula,
dilakukan pemanasan kemudian pendinginan, di mana saat mencapai suhu tertentu
larutan ini akan bercampur dan akan saling memisah dan membentuk dua fasa lagi,
sesaat setelah campuran bercampur rata. Campuran larutan dari keruh menjadi jernih
dan jernih menjadi keruh, menandakan bahwa zat mengalami perubahan kelarutan
yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Hal ini termasuk dalam salah satu contoh
kelarutan timbal balik.
Dalam praktikum ini akan dibuktikan kelarutan sistem biner fenol air. Fenol dan
air kelarutannya akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan dengan
salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol dan air. Pada percobaan ini komponen
air selalu ditambahkan, sementara jumlah fenolnya tetap sehingga perubahan larutan
dari jernih menjadi keruh atau sebaliknya terjadi pada suhu yang berubah-ubah.
Perubahan suhu bergantung pada komposisi atau fraksi mol kedua zat.
Berdasarkan data antara suhu (T) dan fraksi mol yang diperoleh dari percobaan
dapat dibuat grafik sistem biner fenol – air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik
yang terbentuk seharusnya berupa parabola dimana puncaknya merupakan suhu kritis
yang dicapai pada saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Pada percobaan
7
suhu kritisnya adalah 59,5ºC dengan komposisi campurannya adalah fraksi mol fenol
0.131 dan fraksi mol airnya 0,869. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu 59,5 ºC,
komponen yang berada di dalam kurva merupakan sistem dua fase dan komponen di
luar kurva atau di luar titik kritis komponen merupakan sistem satu fase.
Komponen berada pada satu fase pada saat campurannya larut homogen
(jernih), sedangkan komponen berada pada dua fase ketika dilakukan penambahan air
yang menghasilkan dua lapisan (keruh). Kurva yang terbentuk pada percobaan ini
kurang sempurna karena bentuknya kurang simetris. Namun, kurva ini tetap cenderung
membentuk parabola. Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat dalam sumber
referensi.
Perubahan yang ditunjukkan dari larutan ini ialah, perubahan warna larutan dari
keruh menjadi jernih setelah dipanaskan dan dari jernih menjadi keruh setelah
didiamkan. Perubahan warna tersebut diakibatkan karena zat tersebut mengalami
perubahan kelarutan yang dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Analisis yang digunakan dalam percobaan ini antara lain analisa kualitatif dan
analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dapat diartikan sebagai analisa yang didasarkan
atas pengamatan dengan panca indra kita yakni dengan membuktikan perubahan
warna larutan (keruh atau jernihnya campuran larutan) Sedangkan analisa kuantitatif
merupakan analisa yang didasarkan pada perhitungan secara matematis, seperti
pengukuran suhu, pengukuran volume, perhitung mol air dan fenol, serta perhitungan
fraksi mol dalam percobaan ini.
VI. SIMPULAN DAN SARANa. SimpulanDari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Keadaan dimana terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi jernih dan kembali
lagi dari jernih menjadi keruh termasuk salah satu contoh kelarutan timbal balik.
2. Faktor yang mempengaruhi keadaan dari keruh menjadi bening dan sebaliknya dari
bening ke keruh yaitu perubahan temperatur.
3. Faktor – faktor kelarutan yang berpengaruh pada percobaan ini antara lain
konsentrasi, temperatur, ion senama, pengadukan, serta luas permukaan.
4. Kelarutan timbal balik sistem biner fenol – air mempunyai suhu kritis 59,5oC.
5. Pada suhu kritisnya nilai fraksi mol fenol 0,131 dan fraksi mol airnya 0,869
8
b. SaranDari praktikum ini dapat disarankan:
1. Praktikan sebaiknya lebih teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan
percobaan.
2. Praktikan harus lebih hati-hati selama percobaan berlangsung, karena zat yang
digunakan adalah fenol yang apabila terkena kulit dapat menyebabkan luka.
9
VII. DAFTAR PUSTAKAAtkins, P.W . 1999. Kimia Fisika. Erlangga : Jakarta
Dogra,S& Dogra SK .2008. Kimia Fisik dan Soal – Soal. UI –Press : Jakarta
Tim Dosen Kimia Fisika. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Semarang.
Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Mengetahui, Semarang, 9 Oktober 2012
Dosen Pengampu Praktikan,
Ir. Sri Wahyuni, M.Si Any Kurniawati
NIM. 4301410009
.
10
LAMPIRANI. DATA PENGAMATAN
Suhu kamar = 29ºC.
Kadar fenol yang digunakan = 99,9 %.
Massa fenol yang ditimbang = 5 gram.
1. Penambahan aquades, sampai terjadi kekeruhan pertama
No. Aquades (ml) Pengamatan T1 T2 Trata-rata
1. 2,5 keruh 38 26 32
2. Penambahan aquades, setelah terjadi kekeruhan
No.Aquades
(ml)
Massa (g) Suhu (oC) % Massa
Fenol Air T1 T2 T Fenol Air
1. 0,2 5 2,7 51 32 41,5 64,935 35,064
2. 0,3 5 3,0 51 37 44 62,5 37,5
3. 0,4 5 3,4 56 43 49,5 59,523 40,476
4. 0,6 5 3,9 58 47 52,5 56,179 43,820
5. 0,8 5 4,5 59 48 53,5 52,631 47,368
6. 1,0 5 5,3 60 50 55 48,543 51,456
7. 1,5 5 6,3 65 54 59,5 44,247 55,75
8. 2,5 5 7,8 68 50 59 39,062 60,937
9. 5,0 5 10,3 66 51 58,5 32,679 67,32
10. 12,5 5 15,3 63 53 58 24,63 75,369
11. 15,0 5 27,8 58 46 52 15,243 84,756
12. 17,5 5 42,8 55 41 48 10,460 89,539
13. 20,0 5 60,3 47 45 46 7,656 92,343
14. 22,5 5 80,3 44 45 44,5 5,861 94,148
11
1. Menghitung % massa fenol dan air
no % massa fenol % massa air
1. 57,7 x 100 % = 64,935
2,77,7 x 100 % = 35,064
2. 58 x 100 % = 62,5
38 x 100 % = 37,5
3. 58,4 x 100 % = 59,523
3,48,4 x 100 % = 40,476
4. 58,9x 100 % = 56,179
3,98,9 x 100 % = 43,820
5. 59,5 x 100 % = 52,631
4,59,5 x 100 % = 47,368
6. 510,3 x 100 % = 48,543
5,310,3 x 100 % = 51,456
7. 511,3 x 100 % = 44,247
6,311,3 x 100 % = 55,75
8. 512,8 x 100 % = 39,062
7,812,8 x 100 % =60,937
9. 515,3 x 100 % = 32,679
10,315,3 x 100 % = 67,32
10. 520,3 x 100 % = 24,63
15,320,3 x 100 % = 75,369
11. 532,8 x 100 % = 15,243
27,832,8 x 100 % = 84,756
12. 547,8 x 100 % = 10,460
42,847,8 x 100 % = 89,539
13. 565,3 x 100 % = 7,656
60,365,3 x 100 % = 92,343
14. 585,3 x 100 % = 5,861
80,385,3 x 100 % = 94,148
2. Menghitung Fraksi mol Fenol dan Fraksi mol AirKadar Fenol = 99,9 %
Massa Fenol = 99,9% x 5= 4,995 gram
Mol Fenol = 0.053 mol
Mr Fenol = 94,11
12
Mr air = 18
1. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 2,718 = 0,15
Xf = 0,053
0,053+0,15 = 0,261
Xa = 1 – 0,261 = 0,739
2. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 318 = 0,166
Xf = 0,053
0,053+0,166 = 0,242
Xa = 1 – 0,242 = 0,758
3. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 3,418 = 0,188
Xf = 0,053
0,053+0,188 = 0,219
Xa = 1 – 0,219 = 0,781
4. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 3,918 = 0,216
Xf = 0,053
0,053+0,216 = 0,197
Xa = 1 – 0,197 = 0,803
5. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 4,518 = 0,25
Xf = 0,053
0,053+0,25 = 0,174
Xa = 1 – 0,174 = 0,826
6. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
13
Mol air = 5,318 = 0,294
Xf = 0,053
0,053+0,294 = 0,152
Xa = 1 – 0,152 = 0,848
7. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 6,318 = 0,350
Xf = 0,053
0,053+0,350 = 0,131
Xa = 1 – 0,131 = 0,869
8. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 7,818 = 0,433
Xf = 0,053
0,053+0,433 = 0,109
Xa = 1 – 0,109 = 0,891
9. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 10,318 = 0,572
Xf = 0,053
0,053+0,572 = 0,084
Xa = 1 – 0,084 = 0,916
10. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 15,318 = 0,85
Xf = 0,053
0,053+0,85 = 0,058
Xa = 1 – 0,058 = 0,942
11. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 27,818 = 1,54
Xf = 0,053
0,053+1,54 = 0,033
14
Xa = 1 – 0,033 = 0,967
12. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 42,818 = 2,377
Xf = 0,053
0,053+2,377 = 0,021
Xa = 1 – 0,021 = 0,979
13. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 60,318 =3,35
Xf = 0,053
0,053+3,35 = 0,015
Xa = 1 – 0,015 = 0,985
14. Mol fenol = 5
94,11 = 0,053
Mol air = 80,318 = 4,461
Xf = 0,053
0,053+4,461 = 0,0117
Xa = 1 – 0,0117 = 0,9883
JAWABAN PERTANYAAN1. Tulis rumus kimia fenol dan Mrnya!
Fenol mempunyai rumus kimia C6H6O dengan nilai Mr = 94. Rumus strukturnya
sebagai berikut.
2. Jika fenol yang digunakan berkadar 95% (b/b) dan massa yang ditimbang sebesar
5,140 gram, hitung jumlah mol fenol!
Massa fenol =.95% x 5,140 gram = 4,883 gram.
Mol fenol = 0,052 mol
15
3. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan fase? Adakah perbedaan
dengan wujudnya?
Fase adalah bagian serba sama dari suatu zat yang dapat dipisahkan secara mekanik
serta serba sama dalam sifat fisika dan kimia, sedangkan wujud merupakan bentuk zat
pada suhu tertentu. Zat pada suhu yang berbeda mungkin mempunyai wujud yang
berbeda. Misal air pada suhu -10ºC wujudnya padat, sedangkan pada suhu 10ºC
wujudnya cair.
4. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam % (b/b) pada suhu kritis larutannya?
Massa fenol = 5 g Fraksi mol fenol = 0,131
Massa air = 15,1 g Fraksi mol air = 0,869
Komposisi campuran dalam %
Fenol : 5 x 100%= 24,876% air : 15,1 x 100% = 75,124%
5+15,1 5+15,1
5. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam satuan mol fraksi pada suhu 50ºC,
dimana sistem berada pada satu fase dan dua fase?
Xfenol = 0,131
Xair = 1-0,131 = 0, 869
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di atas 59ºC.
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di bawah 59ºC
16