andereasdermawan.files.wordpress.com file · web viewnarasumber:alkitab/firman tuhan/injil....

261
NARASUMBER:ALKITAB/FIRMAN TUHAN/INJIL RAHASIA MASUK SURGA BERITA SUKACITA : ORANG MISKIN PEWARIS SURGA BERITA DUKACITA : ORANG KAYA SANGAT SUKAR MASUK SURGA Oleh: Andereas Darmawan hp: 0818169742 email: [email protected]

Upload: tranthien

Post on 10-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NARASUMBER:ALKITAB/FIRMAN TUHAN/INJIL

RAHASIA

MASUK

SURGA

BERITA SUKACITA : ORANG MISKIN PEWARIS SURGA

BERITA DUKACITA : ORANG KAYA SANGAT SUKAR MASUK SURGA

Oleh: Andereas Darmawanhp: 0818169742email: [email protected]

DAFTAR ISI :*KATA PENDAHULUAN*I. ORANG DALAM MEMILIH JALAN SORGA ATAU

NERAKA.SEJUMLAH KEKELIRUAN YANG DISEPELEKAN

II. BERITA SUKACITA VERSUS BERITA DUKACITA.III. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI MISKIN DAN

KAYA.IV. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI LAHIR BARU.V. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI

KEBENARAN.VI. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI AGAMA

ATAU TORAT.VII. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI

KESELAMATAN.VIII. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI

PERTOBATAN.IX. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI IMAN.X. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI PEKERJAAN

TUHAN/INJIL.1

XI. KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI GEREJA/IBADAH PENYEMBAHAN.

XII. 4 KEKUATAN BESAR YANG DIPERTUHAN MAYORITAS ORANG DI-DUNIA PADA ZAMAN INI.

XIII. SIAPAKAH ORANG PARISI/ANTIKRIS/NABI PALSU ZAMAN INI.

2

KATA PENDAHULUAN:

Tulisan ini bukanlah suatu karya ilmiah atau karya tulis dimana hak paten adalah merupakan hak penulis atau pengarangnya. Sekali lagi perlu ditegaskan di-sini bahwa tulisan ini bukanlah karangan atau ide-ide dari penulis, sama sekali bukan! Karena tulisan ini sepenuhnya bersumber dari Alkitab/Firman Tuhan, pemilik tunggal hak patennya adalah Firman Tuhan itu sendiri.

Perlu kita pahami bahwa Firman Tuhan bukanlah sebuah buku, melainkan telah menjadi perkataan Tuhan yang hidup, Alkitab bukan buku ilmu pengetahuan agama, melainkan Firman Tuhan yang telah menjadi manusia dan dibuktikan secara nyata di-dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Sebab itu pada halaman depan buku ini dinyatakan Alkitab/Firman Tuhan sebagai Narasumber.Sebagai benda mati buku tidak dapat disebut Narasumber, karena sebutan Narasumber mengacu pada suatu pribadi manusia

3

yang hidup sebagai benda tidak bisa menjadi Narasumber. Dan Sang Narasumber itulah yang menjadi pemimpin bagi penulis. Penulis hanya bertugas sebagai pesuruh /hamba bukan sebagai pengarang atau penafsir, penulis hanya sebagai alat atau pesuruh untuk meluruskan apa yang tidak benar berdasarkan perintah Sang Narasumber. Meskipun Alkitab di-mata lahiriah kita berupa buku dengan lembaran kertas di-dalamnya, namun dengan mata batiniah kita melihatnya sebagai Firman Tuhan yang hidup. Agar dapat membedakan Firman Tuhan sebagai buku/kertas yang hidup dengan Firman Tuhan sebagai buku/kertas yang mati kita perlu memiliki sikap yang benar tentang Alkitab. Kita bisa memandangnya sebagai buku ilmiah jika kita menganggapnya sebagai buku ilmu pengetahuan biasa. Kalau kita memandangnya dari sudut pandang tsb, maka dibutuhkan alat bantu seperti buku-buku refrensi dan logika (otak) kita dalam mempelajarinya.

4

Namun kalau kita memandang Alkitab sebagai pribadi yang hidup, terlebih kalau kita menganggapnya sebagai pemimpin kita, maka tulisan di-buku/kertas itu adalah sebuah perintah. Penulis memilih pandangan ini. Tulisan ini tidak mengutip ayat-ayat Alkitab agar para pembaca terdorong untuk mengadakan perjumpaan sendiri dengan Sang Firman yang Hidup ini secara pribadi dan tidak memandangnya sebagai sebuah buku bacaan belaka. Saya yakin para pembaca pasti sudah memiliki Alkitab. Sekarang bacalah seluruh Alkitab bukan sebagian-sebagian seperti anda membaca surat perintah dari pemimpin kita Tuhan Yesus Kristus. Kristus bukan sekedar pemimpin, Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Selanjutnya selamat membaca buku ini sampai tuntas, Tuhan memberkati!.

SEJUMLAH KEKELIRUAN YANG DISEPELEKAN ORANG DALAM MEMILIH JALAN KESORGA ATAU

5

KE NERAKA LATAR BELAKANG INJIL KESELAMATAN (I)

Semua manusia di-dunia ini sudah rusak akibat dosa. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang semula sangat sempurna telah rusak akibat dosa. Hukumannya adalah kematian kekal di-neraka dan terbuang dari taman firdaus.

Dosa dimulai dari manusia pertama bernama Adam. Manusia pertama ini tidak dilahirkan melalui perkawinan biologis antar manusia. Adam tidak berbapak maupun beribu demikian pula Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Mereka diciptakan tanpa benih manusia laki-laki atau perempuan. Hidup manusia pertama dihembuskan langsung oleh nafas atau Roh Tuhan sendiri. Namun dosa ketidaktaatan Adam dan Hawa mengakibatkan semua keturunannya berdosa. Jadi manusia pertama yang dilahirkan tanpa benih manusia secara biologis adalah Adam. Kemudian Hawa diambil dari tulang rusuk Adam. Keduanya hidup dari nafas (Roh) Tuhan.

6

Itulah juga sebabnya Adam dan Hawa hidup menyatu dan sepadan, menjadi satu daging, atau satu tubuh dengan Adam.

Setelah Adam dan Hawa berdosa, maka Roh Tuhan yang ada dalam diri mereka keluar dari mereka. Mereka hidup tanpa Roh Tuhan, itulah yang dinamakan dengan kematian kekal yang sebenarnya: Hidup terpisah dari Tuhan. Keturunan Adam dan Hawa, tidak lagi hidup oleh Roh Tuhan. Roh Tuhan yang Mahakudus tidak berkenan diam di-dalam diri mereka yang kotor akibat dosa. Keturunan Adam dan Hawa lahir dan hidup dari hubungan antar manusia melalui perkawinan secara biologis,penyatuan antara benih laki-laki dan perempuan. Manusia berkembang biak dengan benih dosa dan tak ada seorangpun yang dapat lepas dari benih dosa yang mengakibatkan kematian kekal di-neraka ini, karena upah dosa adalah maut.

Dalam Perjanjian Lama banyak orang mengabaikan satu hal, bahwa ternyata bukan Adam saja yang diciptakan dari nafas Tuhan. Ada

7

manusia lainnya yang bernama Melkisedek, seorang Imam Besar Tuhan, yang juga diciptakan bukan dari benih manusia (laki-laki dan perempuan) dan tidak berbapak dan beribu. Hal ini juga diperiksa kebenarannya dalam kitab Ibrani Perjanjian Baru yang menggambarkan Melkisedek sebagai reinkarnasi dari Yesus. Penulis Perjanjian Baru mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum dunia ini diciptakan. Ia adalah yang awal dan yang akhir. Disamping perannya sebagai Juruselamat, Yesus juga adalah Imam Besar Tuhan menurut peraturan Melkisedek, Imam Besar yang bukan diangkat/diurapi atau ditabiskan oleh manusia.

Manusia pertama Adam dan Hawa yang disebut juga manusia lama telah dirusak oleh dosa sehingga tidak segambar lagi dengan Tuhan.

Maka benih Tuhan/manusia Tuhan yang pertama ini haruslah diperbaiki. Namun segala upaya untuk memperbaiki manusia tidaklah membawa hasil. Manusia semakin hari semakin jahat, semakin rusak. Meskipun Tuhan telah mengutus pesuruh-

8

pesuruhNya, para Nabi yang mengingatkan manusia untuk bertobat, namun manusia tetap tidak taat.

Karena benih dosa ketidaktaatan akan menghasilkan benih yang sama, yakni ketidaktaatan. Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesuspun pernah mengumpamakan perihal benih ini sebagai benih tanaman. Yesus mengatakan bagaimana mungkin suatu benih yang jahat akan menghasilkan benih yang baik, sebaliknya bagaimana mungkin benih yang baik menghasilkan benih yang jahat. Benih anggur tidak mungkin menghasilkan semak duri begitu pula sebaliknya. Namun karena kasihNya Tuhan tidak hanya menghukum manusia tetapi Ia juga berjanji memberikan jalan keluar agar manusia diselamatkan dari kematian kekal. Bagaimana caranya? Maka Tuhan harus mengganti benih yang lama, manusia Tuhan pertama Adam dengan benih Tuhan/manusia Tuhan yang baru, melalui diri Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana Adam yang pertama dilahirkan tanpa benih manusia,

9

Yesuspun dilahirkan tanpa benih manusia: dari nafas Tuhan/RohKudus. Sebab itu Yesus disebut juga Adam ke-II. Perbedaan antara Adam pertama dengan Adam yang kedua adalah dosa ketidaktaatan Adam pertama mengakibatkan kita orang-orang keturunannya menghasilkan benih yang sama yakni benih dosa dan juga hukuman yang sama, kematian kekal di-neraka. Sedangkan Adam yang keII Tuhan Yesus Kristus, tidak pernah berdosa, Ia telah taat menjalankan peranNya sebagai hamba Tuhan yang setia sampai mati secara hina di-kayu salib. Karena ketidaktaatan seorang manusia lama maka seluruh keturunan manusia lama itu binasa, demikian pula oleh karena ketaatan seorang manusia baru, maka manusia yang telah dilahirkan kembali oleh benih manusia baru (lahir baru) diselamatkan (mendapatkan hidup yg kekal).

Jadi jelaslah bahwa Adam pertama yang telah rusak akibat dosa, menyebabkan kita semua umat manusia keturunannya juga rusak, karena benih dosa akan menghasilkan benih dosa pula. Sebab

10

itu benih yang rusak ini harus diganti dengan benih yang baru, yakni diganti dengan benih manusia baru yang steril dari dosa. Dan benih satu-satunya ini terdapat di-dalam Juruselamat kita,Tuhan Yesus Kristus.

Benih yang rusak akan menghasilkan benih yang rusak pula. Bagaimana mungkin benih yang rusak menghasilkan benih yang baik? Sebaliknya bagaimana mungkin benih yang baik menghasilkan benih yang jahat. Benih yang jahat harus diganti, bukan diperbaiki atau dirubah atau malah dipalsukan dengan benih-benih lainnya. Sebab itu prasyarat lahir baru adalah syarat utama, bukan syarat agama.

Pertobatan agama tidak menyelamatkan, karena yang menentukan adalah pertobatan lahir baru.

Sesudah dosa berkuasa atas dunia ini, maka manusia dilahirkan dari benih laki-laki dan perempuan dan secara turun temurun orang kawin mengawinkan, beranak-cucu, mendirikan

11

tradisi-tradisi dan memelihara tradisi itu. Mulai terbentuklah hirarki dalam keluarga berupa silsilah, lalu secara luas juga tercipta silsilah/hirarki dalam masyarakat. Manusia membentuk kasta-kasta untuk membedakan/menghakimi/menilai status social masyarakat. Ada Raja-raja, ada pedagang/pengusaha pemberi nafkah, ada karyawan pencari nafkah. Manusia berusaha menghidupi dirinya sendiri tanpa Tuhan. Dan tradisi ini berlangsung terus sampai saat ini bahkan sampai zaman kedatangan Kristus. Cara hidup ini tidak menyebabkan orang mencari Tuhan bahkan menyebabkan dosa semakin bertambah-tambah, meskipun Tuhan pernah membinasakan manusia melalui air bah pada zaman Nuh dan tersisa sedikit orang yakni keluarga Nuh yang taat pada perintah Tuhan. Dosa tetap berlanjut sampai pada penghukuman berikutnya yakni hukuman atas Sodom dan Gomora. Namun hidup manusia tetap tidak bisa diperbaiki,manusia tetap hidup dalam

12

ketidaktaatannya. Sebagai Tuhan yang berkuasa, Mahasuci dan Mahaadil Ia harus menghukum dosa, tetapi sebagai Tuhan yang Mahakasih, Ia juga memberikan jalan keluar/jalan keselamatan atas hukuman dosa itu. Dalam Perjanjian Lama Tuhan mengutus para nabi dengan tugas sebagai hamba Tuhan bukan sebagai imam jadi perlu ditegaskan di-sini bahwa para nabi diutus dengan pangkat/jabatan hamba. Para hamba Tuhan inipun ditolak oleh manusia. Manusia lebih mengharapkan seorang pemimpin/imam. Maka dalam Alkitab setelah nabi-nabi itu , diangkat pula raja-raja sebagai pemimpin yang diurapi oleh para nabi , dimulai dari raja Saul. Yang lambat laun menjelang kedatangan Tuhan Yesus, kepemimpinan umat manusia berkolaborasi/bersinergi antara para imam dan para raja/penguasa dan terus berlanjut sampai pada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali bahkan sampai saat ini menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua-kalinya.

13

Berita pertobatan yang disampaikan oleh para nabi sampai kedatangan nabi Elia dalam wujud Yohanes Pembaptis sebagai perintis menjelang kedatangan Yesus yang pertama, sang Mesiaspun, tetap ditolak.Manusia tetap mengeraskan hati mereka. Tidak mau bertobat. Manusia gagal melepaskan diri dari cengkeraman dosa yang mengerikan itu. Berarti manusia harus menunggu hari penghakiman tanpa pengharapan, manusia binasa dalam api neraka yang kekal. Sungguh malang nasib manusia di-dunia ini yang sudah terhukum binasa. Dunia ini menjadi tempat transit sementara untuk menuju pada tempat kematian kekal di-neraka.Dalam Perjanjian Lama manusia berupaya dengan berbagai cara untuk berdamai dengan Tuhan. Manusia berusaha mematuhi 10 hukum torat Musa dengan ratusan aturan-aturan turunannya yang di-wadahi dengan sarana agama. Namun manusia tetap gagal mentaatinya. Manusia tetap gagal melepaskan diri dari dosa karena benih yang melekat dalam diri manusia adalah benih dosa, manusia bertambah

14

jahat dan manusia tetap dalam hukuman neraka yang kekal.

BERITA SUKACITA VERSUS BERITA DUKACITA (II)

Berita sukacita dimulai dengan kelahiran manusia baru/Adam kedua , yang lahir oleh benih Roh Kudus. Kedatangan manusia baru Sang Juruselamat ini bukan sebagai pemimpin agama/imam, tetapi seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama yang melukiskan Dia sebagai Hamba Tuhan yang telah taat sampai mati.

Yesus Kristus datang bukan dengan misi agama, tetapi Ia datang mengemban misi Injil/keselamatan. Ia datang bukan untuk mendirikan hirarki ke-agamaan.Tetapi Ia datang untuk mengimplementasikan secara factual seluruh hukum torat yang sejak dulu kala telah diimplementasikan secara ritual/spiritual. Sehingga para imam sejak dulu disebut dengan sebutan pemimpin spiritual/ritual. Yesus datang

15

dengan misi yang sama sekali berbeda dengan para pemimpin agama. Ia datang bukan untuk membawa agama. Ia adalah Tuhan dari agama-agama yang ada. Ia adalah Tuhan untuk semua orang, baik orang beragama maupun tidak beragama. Ia adalah pencipta semua orang/semua bangsa. Ia datang dengan jalan lain yang secara tegas menyatakan bahwa Ialah Jalan Kebenaran dan Hidup. Jadi Ia datang bukan dengan jalan agama tetapi dengan jalan kebenaran.Tentu saja ada perbedaan yang mencolok antara Yesus dengan para pemimpin agama itu baik dari sisi misi maupun pekerjaannya. Yesus tidak mendirikan hirarki. Yesus konsisten dengan misinya sebagai hamba Tuhan. Pada waktu memulai tugasNya Ia hanya memilih 12 murid secara bertahap , dimulai dari 2 murid yakni Peterus dan Andreas. Kemudian akhirnya genap menjadi 12 orang. Ke-12 murid inilah pelanjut dari misi yang sudah dirintis lebih dulu oleh Yesus. Patut diingat bahwa Yesus tidak mempercayakan misi ini kepada para

16

imam/pemimpin agama/parisi. Namun ada seorang parisi bernama Saulus yang kemudian berjumpa dengan Yesus secara langsung di-kota Damsyik. Saulus bertobat bukan karena pemberitaan agama, tapi Saulus bertemu dengan Injil Kebenaran itu, yakni Tuhan Yesus Kristus. Saulus yang semula sebagai pemberita agama yang fanatik berubah 180 derajat dari hamba Torat menjadi hamba Injil/Kristus. Sebab itu sebutan bagi para murid Kristus bukanlah imam melainkan Rasul yang berarti sebagai hamba. Lalu apa relevansinya paparan di-atas dengan berita sukacita atau berita anugerah ini?

Berita sukacitanya adalah kepada orang-orang yang dipilihNya sejak semula. Orang-orang inilah yang akan dibenarkanNya. Mereka dibenarkan bukan karena mereka orang baik, mereka dibenarkan karena mereka mengaku/menyadari bahwa mereka bukanlah orang baik dan mereka sadar bahwa mereka layak untuk dihukum,menjadi hina/miskin/tidak berdaya dan membutuhkan belas kasihan. Seperti seorang

17

yang divonis oleh dokter memiliki penyakit yang kritis tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa disembuhkan oleh seorang dokter satu-satunya. Sebab itu Yesus menganalogikan diriNya sebagai seorang dokter dan orang-orang yang menyadari dosanya adalah seorang yang sakit kritis. Yesus tidak datang bagi orang yang mengaku dirinya sehat atau orang baik-baik/orang-orang religius, sama sekali bukan! Yesus datang untuk orang yang jujur terhadap keadaan dirinya, apapun agamanya, sukunya maupun kebangsaannya. Merekalah yang terpilih menjadi orang-orang kudus.

Siapakah orang-orang pilihanNya itu? Apakah orang-orang kaya? Apakah orang-orang pintar? Apakah para pemimpin/penguasa? Kalau ini dasarnya tentu hal ini bukan berita sukacita lagi namanya!! Kalau memakai ukuran dunia , tentu dasar seperti ini yang dipilih. Dunia memilih seseorang berdasarkan perbuatan baik/hasil karya/prestasi/jasa/kepintaran. Maka janganlah kaget kalau semua hal-hal itu bisa dibeli dengan

18

uang. Nah justru disinilah letak perbedaan Berita Sukacita Injil yang dibawa oleh Yesus kedunia ini, dengan berita sukacita yang diberikan oleh dunia ini. Perbedaannya ialah Yesus datang memberikan keselamatan Sorga sedangkan dunia memberikan keamanan (safety) duniawi, bukan keselamatan (salvation). Dua kata yang berbeda maknanya bukan? Oleh sebab itu Tuhan Yesus menjelaskan bahwa dalam penghakiman terakhir, bukan orang baik-baik yang masuk sorga tetapi sorga diberikan kepada orang benar/orang-orang yang sudah dibenarkan. Orang benar belum tentu berasal dari orang baik-baik, sebaliknya orang baik-baik belum tentu orang benar. Apakah arti orang-orang benar? Penjelasannya nanti akan dibahas dalam judul: KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI KEBENARAN. Lalu siapakah orang-orang pilihan penerima Berita Sukacita? Topik buku ini telah menjawabnya yaitu: Orang-orang miskin yang tidak berdaya; merekalah pewaris sorga. Namun perlu dicermati orang-orang miskin disini ialah orang-orang miskin yang tidak

19

berdaya/menyadari bahwa dirinya bukan apa-apa dan tidak berdaya. Banyak orang dewasa ini berpura-pura miskin tetapi dalam kenyataannya mereka kaya. Mereka adalah orang miskin gadungan/palsu/penipu. Karena sebenarnya mereka tidak menerima kemiskinan, mereka ingin kaya. Orang miskin gadungan bukanlah pewaris sorga. Lalu siapakah penerima berita Dukacita? Topik buku ini juga telah menjawabnya: Yakni orang kaya dan orang-orang yang kepingin kaya/miskin gadungan.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI MISKIN DAN KAYA (III)

Dalam khotbah perdana Tuhan Yesus di-atas bukit,Tuhan Yesus mengatakan: Berbahagialah orang yang miskin di-hadapan Tuhan karena mereka adalah pewaris kerajaan sorga. Sedangkan dalam kesempatan lain Tuhan Yesus menyatakan bahwa alangkah sukarnya orang kaya masuk kerajaan sorga. Dulu sebelum tahun 2007 penulis

20

menganggap kata-kata Tuhan Yesus ini sangat tidak populer sehingga penulis tidak menganggap penting ucapan-ucapan Yesus ini. Penulis mengabaikan begitu saja kata-kata Yesus ini. Maklumlah waktu itu di-samping sebagai Rohaniwan/imam/Pendeta, penulis juga merangkap sebagai seorang pengusaha. Tentu saja waktu itu penulis tidak mau mentafsirkan kata-kata Yesus ini secara hurufiah karena pasti akan mengancam kenyamanan penulis. Penulis selalu mentafsirkan apa yang diucapkan Yesus secara rohani. Jadi menurut penulis waktu itu kata-kata Yesus tentang miskin di-sini adalah miskin rohani. Bukankah tafsiran seperti ini yang berkembang pada saat ini? Namun kurang lebih pada pertengahan tahun 2007 penulis terdorong untuk membaca Alkitab secara utuh/lengkap dari kitab kejadian s/d kitab Wahyu, karena sebelumnya meskipun penulis juga adalah seorang pengkhotbah/penceramah/trainer bisnis tidak membaca Alkitab secara lengkap, Alkitab hanya digunakan sebagai buku pelajaran atau

21

sebagai referensi pelengkap untuk membantu tugas penulis pada waktu membuat skripsi untuk gelar sarjana Theologia(S 1) atau pada waktu penulis diundang berkhotbah lagi-lagi Alkitab adalah salah satu bahan khotbah, disamping buku refrensi/buku tafsir dari pengarang-pengarang terkenal di-dunia ini dan ayat-ayat Alkitab yang dipilih juga sudah disunting sedemikian rupa disesuaikan dengan tema khotbah yang diminta berdasarkan pesanan sipengundang. Alkitab tidak dibaca secara lengkap tetapi diambil sepotong-sepotong. Penulis pernah hanyut dengan berbagai pujian waktu itu, seolah-olah penulis sudah sukses mempersembahkan suatu karya ilmiah yang sesuai dengan aspirasi dunia ini. Namun dipertengahan tahun 2007 setelah penulis menyelesaikan membaca seluruh Alkitab, barulah penulis sadar akan kekeliruan pemahaman penulis selama ini. Mata batin penulis ternyata buta selama ini. Ternyata jalan pemahaman yang penulis anggap benar selama ini sama sekali keliru. Selama ini penulis memilih jalan

22

agama/jalan kebaikan sebagai kebenaran, ternyata tidak benar. Ibarat berada dipersimpangan jalan maka ada 2 jalan ke-kiri atau ke-kanan yang harus kita pilih. Maka penulis sadar bahwa jalan yang telah dipilih penulis adalah jalan yang di-sebelah kiri jalan yang salah, penulis harus pilih jalan yang benar ada di-sebelah kanan. Jalan yang di-sebelah kiri adalah jalan yang dianggap banyak orang/mainstream adalah jalan yang benar, orang banyak takut untuk lepas dari jalan ini, termasuk juga penulis pada waktu itu. Setelah penulis sadar akan kekeliruan dalam memilih, maka penulis harus segera mengambil keputusan untuk pindah dari jalan di-sebelah kiri yang tidak benar ke-jalan di-sebelah kanan jalan yang benar. Memang disadari oleh penulis perpindahan dari hidup yang lama pada kekehidupan yang baru bukanlah hal yang mudah, banyak risiko yang harus dihadapi, merupakan suatu perjuangan yang berat, bahkan sampai saat ini masih diperjuangkan oleh penulis. Perpindahan dari jalur kenikmatan yang disenangi

23

manusia kejalur sebaliknya jalur penderitaan/kemiskinan/kebodohan/ketidakberdayaan, penulis harus melepaskan segala kenikmatan/kemapanan hidup suatu icon dari jalan yang disebelah kiri,bukan suatu hal yang mudah bukan? Bukankah secara hurufiah Tuhan Yesus Mengatakan bahwa barangsiapa yang ingin menjadi pengikutNya haruslah melepaskan segala sesuatu/menyangkal diri/memikul salib/mengosongkan diri ditahun itulah penulis rindu mencari kebenaran yang sesungguhnya dari kata miskin di-hadapan Tuhan? Seperti yang diucapkan Yesus dalam khotbah perdananNya. Karena begitu banyak tafsir yang keliru mengenai hal ini, sehingga menjadi multitafsir. Akhirnya penulis menemukan jawabannya dalam 2 kitab Injil yang secara parallel memberitakan khotbah perdana Yesus, yaitu Injil Matius dan injil Lukas, dalam injil Lukas tidak ada kata miskin dihadapan Tuhan yang sudah dimultitafsirkan oleh berbagai kalangan. Injil Lukas lebih menukik pada pengertian yang factual, kitab Lukas menulis:

24

Berbahagialah orang yang miskin dan celakalah orang-orang kaya. Hal ini tentu saja senada dengan ucapan Yesus lainnya yaitu orang kaya sangat sukar masuk sorga, lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum. Pernyataan Yesus ini membuka pikiran penulis yang semula buta akan kebenaran bahwa ternyata kunci rahasia kerajaan sorga telah diungkapkan Yesus dalam khotbah perdanaNya dan sesuai dengan khotbah terakhirnya mengenai penghakiman terakhir. Penulis menyadari bahwa arti miskin disini bukanlah miskin rohani yang dipahami oleh mainstream orang Kristen dewasa ini yang sangat abstrak tetapi miskin yang dimaksud Yesus disini adalah kemiskinan total. Miskin total adalah miskin secara kwantitas dan miskin secara kwalitas alias orang-orang yang tidak berdaya, yakni orang-orang yang telah dibenarkan/dikuduskan sebagai orang-orang kudus, orang-orang itu adalah orang-orang yang telah memenuhi prasyarat lahir baru yang telah dinyatakan oleh Yesus. Mereka inilah penerima

25

kunci kerajaan Sorga. Secara eksplisit Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa merekalah yang terbesar di-kerajaan sorga melebihi para nabi dan hamba-hamba Allah lainnya. Hal ini pernah dikatakan Yesus ketika murid-muridnya bertanya ingin membandingkan Yesus dengan Yohanes pembaptis (nabi Elia). Yesus menunjuk sekumpulan orang-orang hina/orang buta/orang lumpuh/orang-orang miskin tidak berdaya sebagai orang-orang yang lebih besar dari Yohanes pembaptis nanti disorga. Kata miskin yang diutarakan Yesus adalah miskin dalam arti factual, sesuatu yang konkrit bukan abstrak. Miskin secara kwantitas adalah miskin tidak memiliki apa-apa,suatu kesadaran akan ketelanjangan manusia (homeless/moneyless), sedangkan miskin secara kwalitas adalah powerless dan bodoh. Jadi miskin kwantitas dan kwalitas dapat disimpulkan dalam satu kata yaitu ketidak berdayaan/ketelanjangan/kematian. Maka orang-orang yang menyadari dirinya seperti itu merindukan suatu keselamatan (salvation) bukan

26

membutuhkan keamanan (safety). Orang-orang seperti inilah yang nantinya akan diubahkan menjadi ciptaan baru. Untuk menjadi ciptaan baru setiap orang harus mati dari hidup lamanya melalui kelahiran baru. Khotbah perdana Tuhan Yesus ini bukanlah sekedar teori dari buku keagamaan yang bisa direspon dengan believe or not? Namun ajaran Yesus ini diimplementasikan secara nyata oleh Yesus. Untuk menyelamatkan orang-orang yang hina/miskin, Ia datang menjadi sama dengan orang-orang hina/orang-orang pilihannya. Dan untuk menjadi pemimpin untuk orang-orang hina itu, Ia menjadi orang yang paling hina dan ini terkonfirmasi dalam peringatanNya mengenai penghakiman terakhir, yakni orang-orang yang paling hina itu adalah reinkarnasi dari Yesus, karena kata yang digunakan Yesus dalam penghakiman terakhir Yesus mengatakan barangsiapa yang menyambut orang yang paling hina itu berarti ia menyambut Aku secara langsung bukan kata demi Aku, dasar pemahaman seperti inilah yang diajarkan Yesus.Tentu saja ini

27

berbanding terbalik dengan apa yang diajarkan oleh dunia. Untuk memimpin orang pintar yang dipilih tentu orang yang paling pintar, dan untuk memimpin orang kaya tentu orang memilih orang yang paling kaya sedangkan Yesus mengambil jalan yang sebaliknya dimana untuk memimpin orang hina/miskin, Ia harus menjadi contoh yang sama, setelah itu Ia harus lebih hina bahkan paling hina. Dan ini sudah diteladankan secara factual dalam bentuk kelahiranNya, Ia dilahirkan ditempat yang paling hina, dikandang domba, lebih hina dari seorang pengemis sekalipun. Miskin dalam kehidupan sehari-harinya dan juga miskin dan hina dalam kematiannya. Sebab itu Tuhan Yesus tidak pernah meninabobokan orang-orang yang mau jadi pengikutNya, Ia dengan terus terang mengatakan: Barangsiapa yang mau jadi pengikutNya haruslah ikut dalam penderitaanNya dan juga kematianNya. Selanjutnya kepada pengikutNya dijanjikan akan kebangkitanNya dan hidup yang kekal di-sorga.Tuhan Yesus dalam setiap ajaranNya tidak menekankan pada hal-hal

28

yang bersifat ritual/teori/simbolisasi namun lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat factual/realitas/kenyataan. Sebab itu Yesus tidak membutuhkan para pakar-pakar spritual/ritual namun yang dibutuhkan Yesus untuk menjadi pengikutNya adalah orang-orang kecil yang taat untuk menjadi hambaNya untuk mengerjakan hal-hal yang factual. Sebab itu Yesus tidak menjatuhkan pilihanNya kepada orang-orang pintar/para pakar/ahli-ahli kitab/para penguasa diberbagai bidang, namun Yesus menjatuhkan pilihanNya kepada orang-orang yang dianggap hina/sampah/tidak berdaya oleh dunia ini. Karena orang-orang seperti itu adalah gambaran atau wujud dari pertobatan lahir baru dipemandangan Allah. Merekalah pewaris kerajaan sorga. Lalu mungkin anda akan bertanya bagaimana dengan orang kaya apakah mereka dapat diselamatkan. Jawabannya bisa! Namun melalui pertobatan yang sangat sukar yakni pertobatan lahir baru.Topik ini akan diuraikan secara detail dalam

29

judul: KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI LAHIR BARU.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI LAHIR BARU (IV)

Banyak orang berpikir bahwa ketika seseorang memeluk agama Kristen, maka pada hari itu juga orang itu sudah lahir baru dan sudah diselamatkan. Mereka berdalih bukankah mereka sudah dibaptis air? Padahal baptisan air hanyalah symbol saja dan bukanlah baptisan yang sesungguhnya. Namun oleh mereka symbol lahir baru ini diyakini sebagai lahir baru yang sesungguhnya dan mereka yakin telah mendapat keselamatan yang sesungguhnya. Apakah mereka telah mengerti apa artinya lahir baru? Untuk menjawab hal ini baiklah kita menelaah pemahaman-pemahaman yang berkembang dewasa ini. Banyak orang memahami lahir baru hanya sebatas sebagai perubahan karakter dari jahat menjadi baik, padahal makna lahir baru yang

30

disyaratkan oleh Yesus bukanlah seperti itu. Baptisan air dalam Perjanjian Baru atau sunat dalam Perjanjian Lama hanyalah symbol/lambang/bayangan akan baptisan yang sesungguhnya, dimana baptisan yang sesungguhnya telah diimplementasikan secara nyata dalam kelahiranNya di- dunia sebagai manusia baru, jadi kelahiran baru bukanlah suatu peristiwa ritual yang dianut orang sejak zaman Perjanjian Lama yang sarat ritual keagamaan belaka. Dengan demikian jelaslah bahwa symbol baptisan berupa air Perjanjian Baru dan symbol sunat dalam Perjanjian Lama bukanlah baptisan yang sesungguhnya atau bukanlah kelahiran baru yang sesungguhnya. Sebab itu Rasul Paulus dalam berbagai tulisannya mengingatkan bahwa para pengikut Kristus bukanlah dibaptis secara lahiriah melainkan sunat hati. Dan ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Yohanes pembaptis bahwa kamu akan dibaptis oleh RohKudus dan hal ini dikonfirmasi oleh Yesus sendiri bahwa kamu akan dipenuhi oleh RohKudus. Jadi Lahir Baru bukanlah

31

adalah suatu peristiwa faktual. Jadi jelaslah bahwa istilah lahir baru mempunyai arti yang jauh lebih dalam dari hanya sekedar perubahan karakter. Itulah sebabnya seorang sekaliber Nikodemus seorang pemimpin agama/ahli agama bertanya kepada Yesus, Apakah arti dari lahir baru? Nikodemus yang seorang ahli agama sudah barang tentu tahu apa arti sunat dan baptisan? Secara ritual tentu ia sudah memenuhi syarat keagamaan itu.

Dewasa ini banyak orang juga mentafsirkan arti lahir baru adalah suatu perpindahan agama. Bila itu kaitannya, maka tidak mungkin Nikodemus yang adalah ahli agama tidak mengetahuinya. Namun Nikodemus sadar bahwa kegiatan-kegiatan ritual yang rajin dilakukannya tidak mungkin dapat menyelamatkannya. Sebab itu ia dengan rendah hati bertanya kepada Tuhan Yesus bagaimana caranya masuk kerajaan sorga? Kemudian Yesus menjawabnya yaitu bila seseorang tidak dilahirkan kembali maka orang itu tidak bisa melihat kerajaan sorga. Kenapa Tuhan

32

Yesus tidak menjawab secara langsung bahwa tanpa lahir baru orang tidak bisa masuk sorga? Tetapi Yesus menggunakan kata melihat kerajaan sorga? Jadi melihat saja tidak bisa apalagi memasukinya. Lalu apa artinya kerajaan Tuhan disini? Untuk mengertinya marilah kita telusuri apa yang terjadi menjelang kedatangan Yesus yang pertama kali. Bukankah kedatanganNya didahului oleh pemberitaan Yohanes pembaptis yang mengatakan “Bertobatlah karena kerajaan Tuhan sudah dekat” Bukankah berita itu mengacu pada kedatangan Kristus, sang kerajaan Tuhan itu? Berarti kerajaan Tuhan adalah pribadi Tuhan Yesus sendiri, Ia datang sebagai Juruselamat. Dengan demikian Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa tanpa lahir baru seseorang tidak dapat melihat pribadi Tuhan Yesus yang adalah wujud dari kepenuhan Tuhan/Hadirat Tuhan.

Sebab itu Tuhan Yesus menyatakan bahwa diriNya adalah Gereja yang mula-mula. Yesus menjadi Kepala Gereja. Pengertian Kepala Gereja di-sini ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam berbagai

33

tulisannya sebagai “Yang sulung dari banyak saudara.” Kepada murid-muridNya Yesus menyebutnya sebagai saudara sebagaimana yang kerapkali diucapkan Yesus. Kepada murid-muridNya inilah Yesus menduplikasikan diriNya. Yesus mengatakan: Diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu. Dalam Perjanjian Lama bila manusia ingin bertemu dengan hadirat Tuhan, maka manusia diwakili oleh para imam dan imam besar sesuai dengan urutan hirarkinya. Namun setelah kedatangan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus menterminasi cara-cara seperti itu. Dalam Kitab Ibrani dijelaskan secara terbuka bahwa imam-imam yang mempersembahkan korban pengampunan dosa itu sendiri adalah orang-orang berdosa, jadi bagaimana mungkin mereka dapat mewakili umat Tuhan untuk memohon pengampunan dosa? Sebab itu Yesus datang juga sebagai Imam Besar mula-mula yaitu Melkisedek yang lahir dari Tuhan sendiri.Tanpa perjumpaan langsung dengan Yesus, manusia tidak mungkin selamat masuk sorga. Sama halnya bila kita ingin

34

menemui orang penting di-dunia ini, ada syaratnya bukan? Begitupula bila kita ingin bertemu dengan orang Mahapenting, bukan hal yang gampangan atau bisa diwakili oleh makelar-makelar di-dunia ini. Imam-imam berusaha menjadi makelar,apakah mungkin bila ia sendiri tidak pernah melihat Sang Kerajaan Tuhan itu? Berjumpa dengan Yesus adalah upaya yang sangat sukar. Karena itu kita harus terlebih dulu menghargainya sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidup ini.Tuhan Yesus mengutarakan syarat-syaratNya dengan terus terang bahwa mengikut Dia memiliki risiko yang sangat besar.Tuhan Yesus tidak meninabobokan manusia dengan berbagai kemudahan/fasilitas-fasilitas dunia ini, bahkan sebaliknya semua fasilitas dunia yang menggiurkan ini harus dilepas untuk mengikut Yesus. Lalu apa arti lahir baru yang disyaratkan Yesus? Kelahiran baru bermakna suatu perpindahan dari kehidupan lama yang sarat dengan dosa kepada kehidupan baru yang telah diubahkan oleh Tuhan Yesus sendiri melalui

35

kelahiran baru. Jadi maknanya bukan sekedar perubahan karakter, tetapi harus diawali oleh perubahan keadaan. Dengan kata lain mati terhadap hidup/keadaan yang lama dan bangkit pada kehidupan/keadaan yang baru.Sama halnya dengan sebuah tanaman yang sering digunakan sebagai analogi oleh Yesus: Benih tanaman yang rusak tidak bisa dipakai lagi, yang bisa digunakan hanyalah benih tanaman yang baru. Dan benih tanaman yang baru ini harus ditanam di-tanah (proses kematian) barulah kemudian tanaman ini tumbuh menjadi tanaman baru yang hidup.Dan kalau kita menyadari bahwa tubuh lahiriah kita ini adalah tanah dan benih kehidupan adalah hati kita . Bukankah hati kita telah rusak akibat dosa, hati kita telah kita berikan kepada iblis? Hati yang rusak ini harus kita ganti dengan hati yang baru, dengan cara menanam benih yang baru didalam tanah/tubuh kita yang fana. Namun, benih yang baru ini baru bisa ditanam kalau benih yang lama dibuang lebih dulu. Inilah arti dari kelahiran baru secara factual (Bukan secara ritual), yang sangat

36

sukar sekali dipahami oleh Nikodemus waktu bertanya kepada Yesus. Proses peristiwa lahir baru ini bukanlah proses ritual/simbolik/lambang belaka, karena Tuhan Yesus sendiri secara factual telah mengimplementasikannya secara nyata melalui kelahiran, kehidupan, kematian serta kebangkitanNya. Dan apa yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama telah dikerjakan dengan sempurna. Jadi jelaslah di-sini bahwa Tuhan Yesus adalah manusia Tuhan pertama (yang sulung), yang kemudian menduplikasikan diriNya dalam diri orang-orang pilihanNya, yakni para pengikutNya. Tuhan Yesus menggantikan benih Tuhan pertama yang telah rusak yakni Adam dan Hawa. Dalam berbagai tulisannya Rasul Paulus menganalogikan Yesus sebagai Adam kedua/benih Tuhan yang baru yang tidak pernah dirusak oleh dosa. Seperti kita ketahui bersama bahwa Bapa Surgawi adalah Roh (Bapa Surgawi yang tidak kelihatan). Tetapi dalam kebenaranNya Tuhan Yesus menvisualisasikan Bapa Surgawi yang tidak kelihatan menjadi manusia Tuhan yang

37

kelihatan. Dengan demikian sangatlah jelas mengapa amanat agung Tuhan Yesus menjadi sangat penting bagi kita. Tuhan Yesus memerintahkan para pengikutNya untuk memberitakan Injil dan menjadikan setiap orang muridNya. Kualifikasi murid yang diperintahkan oleh Yesus sangat tegas yakni keserupaan dengan Yesus. Arti keserupaan tidak sama dengan arti kemiripan. Keserupaan haruslah sama dengan aslinya. Sebaliknya kemiripan tidak sama dengan aslinya. Barang-barang palsu kelihatannya mirip bahkan kelihatan lebih bagus tapi tidak sama dengan aslinya. Analogi ini seringkali diperingatkan Yesus maupun Paulus dalam tulisan mereka tentang nabi-nabi palsu/murid-murid palsu. Sebagai ilustrasi ibarat sebuah kunci, maka kunci duplikat haruslah sama dengan yang asli. Sedangkan kunci palsu tentulah tidak sama dengan yang asli. Tuhan Yesus adalah perwujudan dari Firman Tuhan yang kelihatan. Tuhan Yesus mengatakan barang-siapa yang mau mengikut Aku, Ia harus menyangkal diri dan memikul

38

salibnya lalu mengikut Aku. Penyangkalan diri (memikul salib) adalah tindakan factual dari lahir baru. Banyak orang berpikir bahwa penyangkalan diri adalah melakukan puasa atau sejumlah pantangan-pantangan. Penyangkalan diri bukanlah bermakna seperti itu. Penyangkalan diri yang dikerjakan Tuhan Yesus tergambar nyata oleh keadaan hidupNya yaitu Ia yang maha-kaya menurunkan (mendowngrade) diriNya menjadi maha-miskin melalui pengosongan diriNya sedemikian rupa menjadi seorang yang tidak berdaya menjadi seorang hamba, seorang yang tidak punya jabatan/kedudukan/pangkat. Jabatan/pangkat/atau kedudukan apapun rankingnya tetaplah meperlambang kekuasaan yang dimiliki seseorang pemimpin dalam tiap lini. Bukankah pada waktu anda melamar pekerjaan di-dunia ini yang pertama kali ditanyakan adalah jabatan. Dalam tiap jabatan ada otoritas/hak yang melekat. Sedangkan seorang hamba tidak memiliki jabatan apa-apa yang melekat pada dirinya, hamba adalah tawanan bagi majikannya.

39

Hamba segala-galanya tergantung belas kasihan dari majikannya. Mengapa orang sukar sekali mengikut/mengabdi kepada Yesus? Karena orang merasa hina kalau tidak memiliki jabatan di-dunia ini. Jabatan yang ditawarkan Yesus tidak menarik dan bahkan sangat hina yaitu sebagai hamba yang taat. Jabatan yang jauh dari prestisius. Sudah sekolah tinggi-tinggi, mengeluarkan biaya mahal, buat apa jadi hamba? Kalau jadi imam, okelah begitulah pendapat orang di-dunia ini. Jadi imamkan perlu keahlian dlsb. Sebab itu tidaklah mengherankan para imam/parisi benci pada Yesus dengan mengatakan Yesus gila/tidak waras. Hinaan yang sama juga dialami oleh Yohanes Pembaptis, rasul Peterus dan rasul Paulus. Mencermati keadaan zaman sekarang, bukankah fakta seperti ini yang terjadi? Sebab itu Tuhan Yesus dengan terus terang mengatakan sangatlah sukar bagi orang kaya masuk sorga. Karena jalan kebenaran yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus sangatlah berlawanan dengan apa yang dikerjakan oleh manusia di-dunia ini, termasuk

40

para rohaniwan/parisi. Mereka lebih menekankan aspek spiritual/karakter yang baik, kebenaran yang mereka sampaikan adalah separuh kebenaran 50%, kebenaran yang sempurna haruslah melalui pertobatan lahir baru bukan separuh kebenaran. (Ingat analogi kunci palsu). Sebagai pengikut Kristus mungkin saja kita tidak memiliki separuh kebenaran, tidak mengerti hal-hal ritual, namun kita mempunyai satu hal yaitu Sang Kebenaran, Dialah yang membenarkan kita. RohKristus yang ada di-dalam diri kitalah yang memampukan kita melakukan kebenaran yang sesungguhnya. Dengan demikian pengikut Kristus yang telah dilahirkan baru itulah yang menjadi pewaris kerajaan sorga.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI KEBENARAN (V)

Banyak orang berpikir bahwa kebenaran sama dengan kebaikan. Mereka berpikir menjadi orang baik berarti sama dengan menjadi orang benar. Sehingga banyak orang berlomba-lomba untuk berbuat baik. Jadi dengan entengnya orang berkata selama mereka tidak berbuat jahat

41

kepada orang lain,rajin ibadah/berTuhan/punya agama/tidak membunuh/tidak berzinah, taat pada aturan-aturan agama dan aturan-aturan pemerintah, maka mereka mengklaim sebagai orang-orang baik yang layak masuk sorga.Tentu saja pandangan ini disetujui mayoritas orang di-dunia ini. Namun pandangan seperti ini justru tidak sama dengan apa yang Yesus ajarkan. Kebaikan tidaklah sama dengan kebenaran. Orang baik tidak sama dengan orang benar, apa sebabnya? Yesus berkata bahwa di-dunia ini tidak ada orang baik semuanya sudah berdosa. Yang baik hanya Tuhan saja, Tuhan Maha Sempurna. Rasul Yohanes dalam tulisannya mengatakan kalau ada orang yg mengatakan dirinya baik atau tidak berdosa maka ia menipu dirinya sendiri dan kebenaran tidak ada pada orang itu. Seorang kaya datang kepada Yesus, dengan sombongnya ia mengungkapkan kepada Yesus bahwa ia sudah sangat sempurna, ia telah menjalankan semua aturan agama dengan baik, pastilah orang ini sangat religious/sangat rohani/sangat

42

spiritual/seorang rohaniwan, ia yakin bahwa ia orang yang baik, semua pengakuannya memang benar telah ia lakukan, maka dengan membenarkan dirinya sendiri ia bertanya kepada Yesus apakah ia layak masuk sorga? Namun jawaban Yesus justru mengecewakannya. Yesus mengatakan hanya satu kekuranganmu kalau kamu ingin masuk sorga! Orang kaya itu terkejut dengan jawaban Yesus. Ia berpikir bukankah semua aturan agama/torat telah ia jalankan dengan baik? Apalagi yang kurang? Kenapa Yesus mengatakan ada yang kurang? Dan hal satu yang kurang ini justru sangat menentukan seseorang masuk sorga atau tidak? Apa satu syarat yang kurang yang dikatakan Yesus itu? Yesus berkata satu yang kurang itu ialah: juallah hartamu bagikan kepada orang miskin,barulah sesudah itu ikutlah Aku. Sebagai jalan kebenaran satu-satunya yang tidak tergantikan oleh aturan-aturan lainnya, 10 hukum torat musa/aturan-aturan agama dan sejumlah aturan turunannya yang begitu banyak ternyata tidak bisa membeli sorga. Yang

43

dibutuhkan hanya satu yakni: “ Ikutlah Aku” kata Yesus. Lalu apa syaratnya? Sama dengan syarat yang dikatakan kepada orang kaya itu yaitu Juallah hartamu dan bagi-bagikan kepada orang miskin. Bukankah suatu syarat yang sangat irasional kelihatannya menurut pemandangan manusia di-dunia ini!. Dulu penulis juga berpandangan serupa, penulis menilai apa yang Yesus katakan sangat tidak logis dan tidak bisa diterapkan di-zaman moderen sekarang ini. Mana ada sih orang kaya yang sudah berjuang ber-tahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun menumpuk harta, menjadi orang terkenal, dipuja-puja orang, lalu dengan sengaja membangkrutkan dirinya lalu mengikut orang yang keadaannya sangat miskin. Sungguh suatu syarat yang aneh dan gila!!. Waktu itu penulis berusaha mencari argument pembenar, pikir penulis mungkin kata-kata Yesus hanya berlaku pada zamanNya dan sekarangkan zaman sudah berubah, buat-apa harus mengikuti ajaran yang kelihatannya primitive itu? Mengikut Yesus bukanlah perkara

44

yang gampang. Syaratnya berat! Yesus tidak memberikan syarat-syarat agama seperti misalnya kalau ikut Aku, sekolah dulu, atau paling tidak ikut katekesasi/belajar agama dulu/baca-baca doa/berpuasa/berkhotbah/harus fasih ceramah agama dan mengikuti ritual-ritual agama, untuk menjadi orang yang religious/rohaniwan. Sama sekali bukan!! Jawaban Yesus justru mengejutkan orang kaya tsb. Apa yang diminta atau yang disyaratkan Yesus bukan ilmu-ilmu agama, namun hanya satu tindakan” juallah hartamu” dan bagi-bagikan kepada orang miskin, baru sesudah itu ikutlah Aku. Dewasa ini prasyarat yang diperintahkan oleh Yesus dianggap sebagai sesuatu yang sangat membahayakan terutama oleh para imam-imam dan orang parisi zaman ini. Oleh sebab itu bila ada orang yang mengingatkan kembali secara hurufiah apa yang diperintahkan Kristus pastilah orang itu dianggap sesat harus dijauhi/diusir/dikucilkan bahkan harus diblacklist itulah pergumulan yang dihadapi penulis saat ini. Perintah Yesus sangat disepelekan orang,

45

sementara ajaran mengenai perubahan karakter atau membuat orang menjadi rohani atau spiritual bolehlah biarpun itu berupa aturan-aturan yang banyak dan sulit okelah saya akan jalani asal jangan prasyarat yang diminta Yesus! Kalau bisa ditiadakan. Manusia berusaha untuk mengganti prasyarat yang sangat berat ini dengan prasyarat lain yang lebih attractive dan accommodative. Untuk itu manusia memerlukan para imam yang ahli untuk mencari tafsiran lain untuk memelintir prasyarat yang maha penting dari Yesus ini dengan syarat lain yang lebih menggiurkan,sehingga lambat laun perintah Yesus yang penting ini semakin memudar dan diabaikan begitu saja oleh manusia. Dengan memudarnya ajaran kebenaran yang diperintahkan oleh Yesus maka dewasa ini banyak bermuncullan bermacam-macam ajaran mengenai kekayaan/kemakmuran dengan mengutip pula ayat-ayat Alkitab yang tentu saja sudah diedit sedemikian rupa. Pendukung ajaran ini tentu saja terdiri dari para intelektualist dan para celebrities

46

dari berbagai bidang, mereka tidak sayang untuk menyumbangkan hartanya dalam menyebar luaskan ajaran ini. Dan kalau kita mau cermati keadaan zaman sekarang ini bukankah semua gereja juga melakukan hal yang sama, walaupun mereka berdalih apa yang mereka lakukan untuk pekerjaan Tuhan. Sebab itu dengan terus terang Tuhan Yesus mengingatkan pengikutNya bahwa menjelang kedatanganNya yang kedua kali akan didahului oleh penyesatan-penyesatan/pemberitaan ketidak benaran barulah sesudah itu datanglah kebenaran itu. Sekarang ini dengan mudahnya orang mereduksi arti kebenaran dengan menyamakannya dengan arti berbuat kebaikan, argument ini telah disangkal oleh Tuhan Yesus sendiri dalam penjelasanNya mengenai akhir zaman. Tuhan Yesus mengatakan :”Bukan orang yg berseru “Tuhan,Tuhan” yang akan selamat, sebab pada waktu itu Tuhan Yesus menyatakan banyak orang mengklaim dirinya beragama, bahkan, merasa sudah beramal bisa bernubuat,

47

berkhotbah,berceramah,mengajar/memiliki prestasi kerohanian yang tinggi seperti melakukan mujizat dll, semua mengklaim apa yang mereka lakukan demi nama Yesus. Namun Yesus mengatakan dengan terus terang kepada orang-orang tsb bahwa Aku tidak kenal engkau hai penjahat/pembuat kejahatan. Hal ini tentu saja ditentang oleh mereka, Mereka berpikir perkataan Yesus ini tidak logis, mereka berkata kitakan tidak berbuat jahat, tidak melakukan perbuatan criminal seperti membunuh, merampok, dlsb. Hidup mereka sangat religious kenapa mereka disebut penjahat? Kejahatan terbesar tak terampunkan dimata Yesus adalah memutar balikkan kebenaran/melakukan penyesatan, bukankah kekeliruan mentafsirkan arti kebenaran dengan makna lainnya merupakan ketidak benaran? Bukankah itu berarti penyesatan yang notabene juga berarti menolak/menyangkal /melawan perintah Yesus? Dosa ini tidak terampunkan, karena dosa yang dilakukan bukan dosa antar manusia, tetapi dosa

48

ini adalah dosa melawan/menghujat RohKudus. Perbuatan seperti inilah yang dilihat Yesus sebagai perbuatan yang sangat jahat berakibat fatal. Ketidak benaran sama dengan kepalsuan/kemunafikan. Seolah-olah baik, tetapi menjerumuskan, waspadalah!!. Ajaran kebenaran yang Yesus lakukan adalah menyelamatkan orang berdosa bukan berdasarkan perbuatan baik atau hasil karya/prestasi manusia semata-mata, namun semata-mata oleh karena kasih karunia Allah kepada orang-orang pilihanNya, yang telah dibenarkan/dikuduskan menjadi orang-orang kudus. Jikalau keselamatan diberikan dengan dasar perbuatan baik/hasil karya/prestasi manusia, maka sudah barang tentu orang-orangkaya/orang-orang pintar/para penguasa/pemimpin disegala bidang kehidupanlah yang dapat meraihnya. Orang miskin tidak berdaya tidak bisa berbuat apa-apa bagaimana mungkin dapat berkarya/berprestasi apalagi beramal. Sungguh tidak adil bukan? Tapi syukur kepada Allah, Dia adalah Allah yang maha

49

adil, justru pilihanNya jatuh pada orang-orang yang hina dina/miskin. Bahkan untuk itu Yesus datang menjadi sama dengan mereka bahkan lebih hina dan paling hina. Semua keadaan ini telah difaktualisasikan oleh Yesus secara nyata bukan secara ritual/abstrak. Semua ini telah terbukti/tercatat dalam kedatanganNya didunia ini. Kedatangan Tuhan Yesus kedunia untuk memilih umat pilihanNya yang dipilih melalui pembenaranNya/dikuduskan/dicuci jubah kehidupanNya melalui darah Kristus. Orang-orang itu dipisahkan untuk menjadi orang-orang kudus. Ada beberapa analogi untuk kita dapat memahaminya. Analogi pertama ibarat seorang pembeli yang ingin membeli pakaian yang dipilihnya. Ada 2 pilihan yang tersedia ada yang abu-abu dan ada yang merah kotor. Bila Yesus dianalogikan sebagai pembeli mana yang Ia pilih yang abu-abu yang kelihatannya putih bersih atau yang merah yang kelihatannya kotor? Pilihan Yesus jatuh pada yang merah walaupun kelihatannya kotor untuk dicuci menjadi putih

50

seperti salju, bukan yang abu-abu yang kelihatannya putih!. Jadi benar salahnya disini tidak ada kaitannya dengan perbuatan baik jahatnya seseorang! Tetapi benar salahnya tergantung dari keadaannya dan pilihan dari sipembeli. Analogi berikutnya adalah: Seorang pelajar sudah memiliki raport merah semuanya, jelas pelajar itu tidak akan lulus, ia gagal. Namun pelajar itu butuh pertolongan agar bisa lulus, lalu ia mencari orang yang tepat dan mempunyai otoritas untuk meluluskannya, lalu ia merengek-rengek minta belas kasihan dari penguasa sekolah itu, akhirnya karena belas kasihan maka penguasa sekolah itu meluluskannya dan kepadanya diberikan raport yang baru yang menyatakan sipelajar itu lulus. Makna apa yang dapat kita pahami dari analogi ini? Bukankah pelajar ini mendapat kelulusan, bukan karena kepintarannya atau prestasinya?. Sama sekali bukan!! Tindakan yang diambil hanyalah kejujuran, ia mengaku gagal, raportnya merah semua, lalu tindakan berikutnya adalah memohon belas kasihan. Nah

51

dari analogi ini kita bisa menarik perbedaan yang jelas antara orang baik dengan orang benar. Orang benar bukanlah orang baik, ia ngaku tidak baik, raportnya merah semua,tapi ia jujur. Kejujurannya itu yang menyebabkan ia dibenarkan. Berarti orang jujur adalah orang benar dipemandangan Tuhan. Kristus berkata :Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Tuhan karena mereka adalah pewaris kerajaan sorga. Kejujuran kita dihadapan Tuhan adalah letak rahasia dimana kerajaan Tuhan diwariskan. Dengan jujur kita mengatakan bahwa kita adalah debu tanah yang tidak berguna, tidak berdaya sama sekali, tidak ada yg baik dalam diri kita dan kita sadar akan ketelanjangan/kemiskinan kita. Sebaliknya orang yang raportnya merah semua dan malu mengakui ketidak lulusannya/kegagalannya, tentunya ia tidak merasa urgent/berkepentingan untuk memohon belas kasihan, otomatis orang itu tetap dalam kegagalannya. Bukankah Rasul Yohanes dalam tulisannya mengatakan bahwa semua

52

orang sudah berdosa/sudah gagal,dan tidak ada lagi kebenaran dalam diri kita? Sebab itu Tuhan Yesus datang bukan kepada orang yang mengaku dirinya benar, tetapi Yesus datang kepada orang-orang yang menyadari/mengakui bahwa dirinya tidak benar/gagal dan sangat membutuhkan pertolongan dariNya. Seperti orang sakit yang memerlukan dokter. Yesus mengatakan bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang telah memilih kamu sejak dunia dijadikan. Analogi lainnya tentang kebenaran juga dijelaskan dalam Alkitab dengan terminology kata “Pengadilan”. Seperti kita ketahui bahwa dalam suatu pengadilan seorang hakim menjatuhkan vonis berdasarkan salah atau benar. Untuk menentukan seseorang salah atau benar tentunya dibutuhkan alat bukti/fakta/keadaan sebenarnya. Keputusan tanpa didasarkan alat bukti/fakta/keadaan sebenarnya maka keputusan yang diambil tidaklah berdasarkan kebenaran. Itu didunia!, apalagi nanti pengadilan Tuhan yg Maha Adil dan Sempurna. Pengadilan Tuhan jauh lebih benar

53

daripada pengadilan dunia ini, yang kerapkali kebenaran dan keadilan bisa dibeli dengan uang, yang salah jadi benar, yang benar jadi salah! Keadilan Tuhan tidak bisa dibeli dengan uang, juga tidak bisa dibeli dengan prestasi apapun, juga tidak bisa dibeli dengan prestasi keagamaan, kasih karunia Tuhan terjadi karena belas kasihan.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI AGAMA (TORAT) (VI)

Mayoritas umat manusia berasumsi bahwa kalau seseorang memiliki agama berarti sama dengan memiliki Tuhan atau sudah berTuhan. Begitulah cara berpikir mereka. Padahal Tuhan bukanlah seperti komoditas yang bisa dimiliki /dikuasai dengan jalan membelinya. Kalau demikian halnya maka posisi kita berada diatas Tuhan. Kitalah sebagai penentu, kitalah yang memilih layaknya kita membeli suatu barang. Posisi kita menjadi di-atas Tuhan, kita se-olah2 pembelinya. Alangkah

54

naifnya manusia!!. Kedatangan Tuhan Yesus ke-dunia ini bukanlah sebagai pemimpin agama/imam. Ia datang bukan sebagai penjual agama. Kristus datang sebagai juruselamat umat manusia yang tengah meluncur ke-jurang kebinasaan yang kekal. Manusia tidak berdaya menyelamatkan dirinya sehingga diperlukan seorang penyelamat, bukan seorang imam atau pemimpin agama. Manusia laksana seseorang yang tengah kritis menghadapi maut. Dibutuhkan dokter sorgawi sebagai penyelamatnya. Manusia membutuhkan belas kasihan Tuhan, pemilik tunggal kerajaan sorga dan hidup kekal. Manusia bukan membutuhkan ilmu agama/iptek/harta atau prestasi lainnya, manusia tidak berdaya sekali lagi yang dibutuhkan adalah belas kasihan Tuhan bukan belas kasihan manusia. Manusia menawarkan kerajaan dunia (Sorga dunia/sorga imitasi). Dengan berbagai kenikmatan yang juga pernah ditawarkan kepada Yesus yakni kekuasaan/pangkat/jabatan kemudian ditawarkan pula popularitas/pujian dan kekayaan.Tuhan

55

Yesus menolak dengan tegas semua tawaran itu dan Yesus menjalankan kehidupan yang sebaliknya. Manusia diselamatkan hanya kalau dia menyadari dirinya dalam kondisi kritis membutuhkan pertolongan/belaskasihan. Manusia diselamatkan kalau tahu persis kemana harus mencari pertolongan menemukan sang penolong/Juruselamat sehingga tidak salah alamat. manusia selamat kalau tahu persis dimana alamat yang benar, untuk menemukan alamat yang benar dibutuhkan peta jalan yang benar.Tuhan Yesus berkata: Akulah jalan kebenaran dan hidup. Inilah syarat yang benar untuk diselamatkan.Jadi jelaslah bahwa Kristus datang kedunia bukan sebagai penjual agama,melainkan sebagai juruselamat. Ia telah membeli dan menebus manusia dengan pengorbanan nyawaNya sendiri.Manusia dan Agama tidak bisa membeli keselamatan, tetapi anugrah keselamatan terjadi karena anugrah dan belas kasihan Tuhan sendiri melihat manusia yang tidak berdaya. Kesadaran seperti itulah yang

56

dimaksud dengan mengaku dosa bukan dosa dalam arti baik atau jahat. Mengaku dosa disini berarti manusia sadar bahwa keadaan dirinya miskin segala-galanya. Artinya miskin secara kwantitas maupun secara kwalitas. Sebab itu Yesus dengan jelas menjelaskan secara nyata dalam kisah anak yang terhilang dan kisah seorang pengemis lazarus yang masuk sorga dan orang kaya yang masuk neraka. Dalam kisah anak yang terhilang kita melihat anak itu datang kepada Bapanya ketika ia menyadari keadaan dirinya miskin bahkan terbukti betapa miskinnya ia, karena untuk makan sisa makanan babi saja sangat sukar. Sehingga pada waktu ia mau kembali kerumah Bapanya ia merasa tidak layak lagi hidup sebagai anak Bapa ia rela kalau diangkat sebagai pelayan Bapanya sekalipun. Pada waktu Bapanya menerima anak terhilang itu tidak ada prestasi kerohanian apa-apa pada anak itu. Yang menyebabkan sang Bapa menerima kembali anaknya itu hanyalah karena belas kasihan. Dalam kisah pengemis lazaruspun yang jadi dasar

57

penilaian juga sama bukan prestasi perbuatannya tetapi keadaan pengemis lazarus itulah yang jadi dasar lazarus dilayakan menjadi pewaris sorga. Jadi kata kuncinya adalah belas kasihan, tapi sebaliknya bagi orang kaya yang selalu membenarkan dirinya dengan segala prestasi kerohaniannya justru tidak layak masuk kerajaan sorga. Lalu apa manfaat suatu agama? Agama adalah cermin/bayangan mengenai Tuhan, mengenai manusia, mengenai sorga dan neraka, yang awal mulanya direpresentasikan dalam sebuah kitab torat musa. Yang kemudian dilengkapi oleh berbagai nubuatan dari para nabi yang diutus Tuhan untuk menubuatkan tentang keselamatan yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan disini bahwa agama adalah suatu wadah saja untuk mengenal Allah. Jadi agama bukanlah Tuhan, tetapi hanya sarana atau alat saja. Ibarat anda pergi keluar negeri maka agama dapat dianalogikan sebagai buku peta jalan. Buku tetaplah buku isinya hanyalah sebuah teori belaka kalau tidak dijalankan secara nyata. Buku peta

58

jalan ini baru berguna bila ada tindakan nyata. Misalkan anda pergi keluar negeri, maka tindakan nyata yang diambil adalah anda pergi kebandara, lalu memilih terminal yang benar yaitu terminal II bukan terminal I, salah terminal akan berakibat fatal bukan? Dan setelah itu tujuan Negara yang sesuai tertera ditiket tsb. Jadi jalan yang benar merupakan hal yang krusial, salah pilih akan berakibat fatal dan akan menghasilkan tujuan yang berbeda, jadi sekali lagi tidak ada kaitannya dengan kelakuan baik jahatnya seseorang. Sebab itu keselamatan adalah tujuan utama dari manusia setelah manusia diselamatkan barulah relevan membicarakan baik jahatnya seseorang Ibarat seorang pelajar barulah ada penilaian mengenai hasil rapor/prestasinya, setelah pelajar itu memenuhi syarat diterima belajar di-sekolah tsb. Kedatangan Kristus ke-dunia adalah sebagai jalan kebenaran bukan jalan agama atau jalan kebaikan.Tetapi misi yang diemban Kristus adalah menyelamatkan manusia dari kebinasaan akibat dosa. Ia datang sebagai Juruselamat. Perjumpaan

59

manusia dengan Kristus melalui orang-orang pilihanNya yaitu orang-orang yang jubah kehidupannya telah dicuci bersih oleh darah Kristus atau dengan kata lain orang-orang yang sudah lahir baru. Setelah itu mengabdi/melayani orang-orang pilihan tsb. Itulah arti to follow (to have faith) bukan sekedar percaya to know (to have knowledge ). Karena percaya tanpa pengabdian adalah berarti penolakan, lebih buruk daripada orang kafir (orang-orang yang dianggap tidak mengenal Tuhan). Karena mereka bukan menolak Tuhan tapi mereka tidak mengenalNya. Sedangkan orang percaya tanpa pengabdian adalah orang yang sudah mengenal Tuhan tapi terang-terangan menolak Tuhan. Inilah yang dinamai menghujat Tuhan/Rohkudus. Sebaliknya orang percaya dengan pengabdian adalah orang beriman, orang yang mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah. Iman adalah bukti dari percaya. Itu ditegaskan pula dalam kitab Ibrani maupun kitab Yakobus. Maka dengan tegas rasul

60

Paulus juga mengatakan bahwa pengikut Kristus hidup dari iman.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI KESELAMATAN (VII)

Banyak orang acuh tak acuh dan menyepelekan tawaran anugrah keselamatan dari Tuhan melalui Tuhan Yesus Kristus. Karena mereka mengira keselamatan identik dengan Keamanan (safety). Safety (keamanan) berarti hidup nyaman/nikmat (memiliki banyak uang,harta, tabungan/deposito /kesehatan prima/ kepintaran excellent/memiliki moral baik/sangat religious, ukurannya selalu lahiriah. Lalu mereka berpikir buat apa keselamatan itu? Toh hidup saya sekarang sudah safety. Itulah gambaran umum mengenai keselamatan yang dianut orang didunia ini. Apakah itu keselamatan yang Yesus berikan untuk dunia ini? Sangatlah keliru kalau kita memahami keselamatan (salvation) yang Yesus berikan seperti itu. Dewasa

61

ini keselamatan (salvation) yang dibawa Yesus diartikan secara keliru sebagai keselamatan yang diartikan sebagai safety (keamanan). Pengertian keselamatan yang dibawa Yesus direduksi artinya sedemikian rupa menjadi keselamatan yang gampangan dan disepelekan orang. Bahkan diperjualbelikan orang laksana seorang sales asuransi yang menawarkan polis asuransi jiwa atau seorang marketing sebuah Bank yang membujuk calon nasabahnya untuk mengamankan uangnya di-Bank, mereka menawarkan keamanan (safety) bukan salvation. Maka tidaklah mengherankan zaman sekarang ini orang bersikap masabodoh terhadap keselamatan. Mereka berpikir buat apa keselamatan itu? Toh sekarang hidup saya sudah safety, paling-paling saya perlu punya agama supaya bisa berdoa untuk mengamankan harta yang sudah ada. Mereka berkilah sayakan sudah berbuat baik/beramal, menolong orang miskin. Bukankah ini ungkapan yang sering diungkapkan banyak orang termasuk kita? Menurut

62

kebanyakan orang yang diartikan dengan keselamatan adalah safety semata, segalanya tidak lepas dari uang itulah faktanya di-dunia ini. Kata-kata ini sering terlontar misalnya kalau orang ingin hidup di-dunia ini atau kalau orang ingin safety didunia ini orang harus punya kerjaan (nafkah), harus sehat, punya keluarga, punya anak, punya koneksi, maka hidup saya akan safety kalau punya semua itu. Pokoknya sayakan tidak berbuat jahat sama orang, sayakan tidak berbuat criminal apapun, tidak membunuh, tidak berzinah, selalu mengikuti norma-norma agama, maka safetylah saya menurut pendapat mereka. kurang apalagi saya? Itulah sebabnya tawaran keselamatan yang diberikan oleh Yesus dicuekan orang? Kenapa bisa begitu? Sebab rangkaian tradisi sejak perjanjian lama sampai sekarang ini begitu kuatnya tidak ada sesuatu kekuatan apapun yang dapat mengubahnya. Sebab itu pembaharuan yang Yesus lakukan tidak direspon dengan baik, malahan ditolak oleh manusia. Tradisi/adat istiadat lama yang ingin diganti oleh

63

Yesus, tetap dipertahankan oleh para pemimpin agama sejak perjanjian lama, perjanjian baru bahkan sampai saat ini makin meningkat. Dan sayangnya tradisi/adat istiadat ini juga mendominasi gereja-gereja didunia ini. Menyikapi fenomena ini saya tergerak untuk mengingatkan anda sekalian bahwa rangkaian adat istiadat yang pernah dikecam Yesus waktu berhadapan dengan orang parisi merupakan belenggu yang membahayakan dan mencengkeram kita. Kalau kita coba menelaah berita pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes pembaptis, waktu itu Ia menyerukan “Bertobatlah karena kerajaan Tuhan sudah dekat.” Pada waktu itu orang berbondong-bondong datang kepada Yohanes pembaptis. Ditempat itu datang juga para pemimpin agama/parisi bersama para pengikutnya, melihat mereka datang Yohanes pembaptis bukan bersikap ramah terhadap mereka, justru sebaliknya Yohanes pembaptis menghardiknya dengan kata-katakeras yang sangat penting untuk kita telaah bersama.

64

Yohanes Pembaptis mengatakan: ”Hai ular beludak jangan harap kalian telah lepas dari hukuman Tuhan” Kata-kata hardikan dari Yohanes pembaptis ini telah menyadarkan penulis, bahwa penulis sebenarnya pernah mempunyai pengikut pada waktu penulis masih sebagai rohaniwan/pemimpin agama. Pada waktu itu penulis tidak jauh berbeda dengan pemimpin agama yang dihardik oleh Yohanes Pembaptis.Penulis belum lepas dari hukuman alias belum selamat. Penulis juga menganggap diri benar dan menganggap hidup safety dunia ini sebagai keselamatan yang sesungguhnya. Kedatangan Kristus yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis justru mengingatkan manusia bahwa manusia belum lepas dari hukuman,manusia belum selamat dari kebinasaan kekal. Tuhan Yesus datang bukan mencari orang-orang yang menganggap dirinya benar, tetapi Ia datang kepada orang-orang yang sadar bahwa dirinya tidak benar/telah sesat dan patut dikasihani dan ditolong. Manusia harus sadar bahwa diri mereka

65

sekarat tanpa juruselamat. Janganlah sombong!! Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri meskipun hartanya ber-limpah-limpah. Di-mata Allah keadaan manusia sebenarnya adalah seperti pengemis hina/tidak berdaya/terlunta-lunta. Manusia lahir telanjang,pulang juga telanjang. Tidak ada manusia yang begitu lahir sudah pintar bisa membaca, manusia lahir bodoh tidak berdaya. Kepintaran/kekayaan/kemuliaan adalah milik Tuhan, manusia debu adanya dan pulang kembali juga jadi debu. Debu adalah lebih rendah dari batu atau benda lainnya yang diciptakan Tuhan. Sebab itu manusia harus jujur/sadar bahwa manusia adalah kesia-siaan adanya. Ibarat orang sakit kalau mau sembuh pertama kali ia harus sadar atau mengaku bahwa dirinya sakit dan butuh pertolongan seorang dokter sebagai juruselamatnya. Kalau orang sakit mengaku dirinya sehat betapa malangnya ia!! Dalam kaitan ini essensi pengakuan dosa yang dinyatakan dalam kitab I Yohanes, yaitu mengakui ketidak berdayaannya. Seperti kisah anak yang

66

terhilang, maka kesadaran bahwa dirinya tidak berdaya/miskin itulah yang menimbulkan belas kasihan dari Bapanya. Kitapun harus sadar bahwa manusia bukan sedang berdosa atau akan berdosa, tetapi manusia sudah berdosa. Itulah sebabnya ketika anak terhilang bertemu Bapaknya, ia hanya mengatakan “Bapa aku sudah berdosa……dst. Kitapun semuanya sudah berdosa, kita semuanya sudah menjadi terhukum/terpidana/terpenjara menjadi budak atau hamba. Keadaan menjadi budak/hamba adalah lebih hina dari orang-orang miskin, samahalnya dengan anak yang terhilang itu yang mengatakan aku sudah tidak layak lagi menjadi anak Bapa aku lebih layak menjadi hamba. Sebab itu hukuman/kutuk dosa itu diimplementasikan secara nyata oleh Yesus. Yesus dengan rela dan taat memerankan peran hamba itu sampai selesai. Karena ketaatanNya itulah Yesus dimuliakan/ditinggikan. Sebagai pengikut Kristuspun kita melanjutkan peran serupa (menjadi serupa dengan Yesus). Perlu

67

digarisbawahi bahwa keselamatan bukanlah usaha keras manusia atau prestasi manusia, tetapi semuanya semata-mata anugrah dan belas kasihan Tuhan kepada orang-orang pilihanNya dan kepada orang-orang yang taat pada perintah-perintahNya. Namun anugrah Tuhan ini bukanlah suatu keselamatan yang murah, tetapi suatu anugrah yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Seluruh kekayaan dunia ini tidak bisa membelinya. Keselamatan hanya dibeli oleh darah Kristus sendiri, sebab itu jangan menyepelekan karya Kristus ini. Sadarlah bahwa keselamatan bukanlah sesuatu yang gampang, tetapi sesuatu yang sangat sukar dibutuhkan pertobatan. Pertobatan macam apa? Apakah pertobatan agama? Sama sekali bukan!! Keselamatan hanya dapat diperoleh melalui pertobatan Kristus, apakah pertobatan Kristus itu? Pertobatan yang disyaratkan oleh Kristus sendiri. Pertobatan apakah yang disyaratkan Kristus? Jawabannya adalah pertobatan lahir baru.

68

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI PERTOBATAN (VIII)

Sebelum membahas topik di-atas, kita perlu memahami, mengapa Alkitab terbagi dalam 2 bagian yakni Perjanjian Lama 39 kitab dan Perjanjian Baru 27 kitab yang disebut juga dengan kitab Injil. Sebab itu penulisannya juga terbagi dalam 2 zaman yang berbeda. Kitab Perjanjian Lama ditulis dalam era atau zaman pra-Injil yaitu zaman sebelum kedatangan Kristus sang Juruselamat. Sedangkan Perjanjian Baru adalah zaman dimulainya Injil, yaitu dimulai dari kelahiran Kristus sampai dengan hari ini, bahkan sampai kedatangan Kristus yang kedua-kalinya, yang umumnya disebut dengan hari kiamat. Seperti kita ketahui akibat dosa mengakibatkan hubungan antara Tuhan dengan manusia terputus. Inilah yang dinamakan dengan kematian kekal yang sesungguhnya. Manusia menjadi seteru/musuh Tuhan akibat dosa. Namun Tuhan menyediakan jalan pendamaian dengan lebih dulu

69

mengutus hamba-hambaNya yakni para nabi di-Perjanjian Lama. Namun manusia tetap mengeraskan hati manusia tetap hidup di-dalam dosa. Manusia gagal berdamai dengan Tuhan. Hidup manusia tidak ada harapan tinggal menunggu hari penghukuman yang pasti terjadi pada hari kiamat. Tetapi syukur kepada Tuhan, Ia mengutus anakNya yang tunggal yakni Tuhan Yesus Kristus sebagai jalan pendamai satu-satunya, Ialah jalan kebenaran dan hidup. Didalam Dia ada keselamatan kekal. Seperti kita ketahui dalam Perjanjian Lama Tuhan yang MahaKudus adalah yang tidak dapat dilihat (Tuhan adalah Roh). Sebab itu untuk berkomunikasi dengan manusia, Tuhan mengirim pesuruh-pesuruhNya, para nabi, para malaikat dst. Dalam perjanjian lama Imam Besar Tuhan yang pertama kalinya diutus Allah berjumpa dengan Abraham ialah Melkisedek, Ia dikenal tidak berbapak dan beribu. Ia berjumpa dengan Abraham menyampaikan pesan dan janji Tuhan bahwa Tuhan berjanji akan menyelamatkan

70

manusia dan Abraham percaya akan janji Tuhan itu lalu mentaatiNya. Melkisedek disebut juga raja salem, raja kebenaran dan keadilan. Ia diciptakan langsung oleh Tuhan, Ia tidak memiliki orang tua biologis. Dalam kitab Ibrani, Kristuspun disebut sebagai imam besar Tuhan dengan aturan Melkisedek. Sebab itu Yesus menyatakan bahwa Ia sudah ada sejak dunia ini dijadikan (Ia adalah yang awal dan akhir/alpha dan omega. Dalam periode zaman Abraham sampai zaman Musa, Tuhan berkomunikasi kepada manusia melalui malaikatNya, bisa juga dalam bentuk suara bahkan dalam bentuk mimpi, Tuhan menyatakan diriNya melalui penampakan yang ber-beda-beda. Namun setelah zaman Musa mulai memimpin bangsa Israel dan Ia menerima 10 hukum torat. Maka mulailah didirikan tempat ibadah(Gereja).Maka sejak itu terbentuklah hirarki/silsilah keturunan. Ada para nabi, ada para imam dan imam besar. Apakah manusia sudah puas dengan lingkup hirarki seperti itu? Ternyata tidak!! Maka setelah itu manusia mulai

71

mendambakan adanya raja sebagai pemimpin mereka yang berkolaborasi dengan para imam. Mereka mempercayai bahwa para pemimpin yang terdiri dari para raja, para imam dan berbagai bentuk penguasa lainnya adalah wakil Tuhan yang dithabiskan didunia ini. Sistim hirarki ini telah menjadi pola hidup yang baku, sudah menjadi tradisi/adat istiadat turun temurun, sehingga menjadi norma yang absah untuk dijalankan secara rutin. Maka rutinitas hidup seperti ini sudah seperti penjara yang membelenggu hidup manusia setiap hari. Kebiasaan seperti ini berjalan terus sampai zaman Injil (PB) bahkan sampai saat ini. Padahal kedatangan Kristus adalah untuk mengubah adat istiadat yang membelenggu mereka untuk berjumpa dengan Tuhan.Torat, adat istiadat, norma-norma agama tidak bisa mendamaikan manusia dengan Tuhan. Cara-cara yang terbukti gagal ini harus diganti dengan cara baru yaitu dengan perintah baru yang diperintahkan oleh Kristus sendiri. Yaitu dengan jalan menjadi pengikut Kristus. Cara itulah yang

72

dapat menyempurnakan dan menyelamatkan manusia. Dengan demikian peraturan-peraturan agama/torat dengan ratusan aturan turunannya yang begitu berat tidak lagi menjadi rujukan utama. Yesus menggantikan rujukan tsb dengan suatu perintah baru yaitu hukum kasih. Dan itu terjadi kalau kita mau menerima Yesus sebagai pemimpin kita satu-satunya. Arti kata menerima Yesus disini adalah berarti percaya dengan pengabdian/iman. Manusia telah gagal mentaati hukum torat, sedangkan Kristus Dialah yang menghidupi (implementator) torat. Sebab itu Yesus disebut juga Firman yang hidup. Dari latar belakang inilah baru kita masuk dengan arti pertobatan yang sesungguhnya yaitu: Manusia belum selamat, sebelum manusia berjumpa dengan Kristus sang Juruselamat. Untuk bertemu sang Juruselamat itu haruslah diawali dengan pertobatan lahir baru. Setelah itu mengabdi kepada Kristus untuk bekerja menjadi saksi Injil. Sangatlah keliru kalau seseorang berpikir bahwa bertobat itu adalah masalah seseorang beragama

73

atau tidak beragama. Memilih agama tertentu bukanlah bentuk pertobatan yang membawa keselamatan. Keselamatan tidak bisa dibeli atau diperoleh oleh keyakinan tertentu atau ideology tertentu. Keselamatan hanya dapat diperoleh dengan cara bertobat yang benar. Apakah yang dimaksud dengan pertobatan yang benar itu? Dalam kitab perjanjian baru Tuhan Yesus mensyaratkan dengan jelas bahwa untuk menerima keselamatan dariNya haruslah mengikut/mengabdi kepadaNya. Sebab itu Tuhan Yesus tidak memberikan syarat-syarat menjadi umat, tetapi secara terbuka Tuhan Yesus memberikan syarat menjadi murid/pengikut. Dalam kitab perjanjian lama orang yang ingin menjadi umat Tuhan haruslah memenuhi aturan-aturan agama yang bersumber dari 10 hukum torat dengan ratusan aturan turunannya yang begitu berat dan tak ada satu orangpun yang dapat memenuhinya. Sebab itu Tuhan Yesus menggantinya dengan satu syarat baru yaitu mengikut kepada Dia sang Juruselamat. Namun

74

untuk mengikut Dia haruslah diawali dengan prasyarat utama yaitu pertobatan lahir baru. Apakah artinya lahir baru? Ada beberapa kata yang dapat menuntun kita pada pemahaman arti lahir baru yang sesungguhnya. Kata-kata itu tercantum dengan jelas dalam syarat-syarat mengikut Yesus, kata-kata itu adalah: Menyangkal diri, menjadi miskin, dan mengosongkan diri. Pemahaman arti lahir baru ini juga diverifikasi dalam 2 perikop perjanjian Baru mengenai penghakiman terakhir dan kisah pengemis lazarus, lagi-lagi Yesus menggunakan kata miskin sebagai kontra dengan kata kaya. Dalam kitab wahyu juga dijelaskan kata-kata serupa bagi orang-orang kudus/orang-orang pilihan diungkapkan bahwa orang-orang tsb telah menang/keluar dari penderitaan yang besar. Sebab itu jelaslah bahwa tugas/pekerjaan yang diperintahkan oleh Kristus kepada murid-muridNya bukanlah penyebaran agama atau mengembangkan suatu organisasi keagamaan (Toratnisasi), tetapi memberitakan Injil keselamatan, yaitu menjadikan sekalian

75

bangsa menjadi murid Kristus sebagai duta-duta Injil/saksi-saksi Injil/pembawa berita sukacita. Bukan menjadikan sekalian bangsa sebagai pemeluk agama tertentu. Perbedaan antara menjadi murid dan umat sangatlah menyolok yaitu: *Menjadi murid Kristus berarti melanjutkan pekerjaan Injil yang telah dirintis lebih dulu oleh Yesus ribuan tahun yang lalu dan menekankan pada keserupaan dengan Kristus (Kristusnisasi bukan kristenisasi) adalah menjadi syarat utama sebagai murid. Hidup para pengikut Kristus haruslah merefleksikan kasih Tuhan kepada orang-orang pilihan Tuhan (Kasihnisasi). Belajarnya bukan dari para imam tetapi dari teladan langsung Kristus sendiri. Sedangkan menjadi *Umat/pemeluk agama sangatlah berbeda acuannya/rujukannya: Para pemeluk agama/umat belajarnya dari para imam/ahli-ahlikitab/parisi, kegiatannya tidak jauh berbeda dengan para umat diperjanjian lama yaitu mempelajari torat. Alkitab dilihat sebagai buku ilmu pengetahuan agama yang mendorong orang

76

pada pengetahuan hal-hal rohani (toratnisasi). Lalu siapakah para pemimpin agama/imam zaman sekarang? Bukankah para pendeta dengan bermacam-macam sebutan itu sama dengan para imam zaman perjanjian lama yang tugasnya menjalankan ritual yang sama? Bukankah mereka juga menggunakan hirarki yang sama? Ada ahli-ahli kitab (guru-guru agama), ada para pendeta (imam), ada kepala sinode, coba anda bandingkan dengan murid-murid Kristus yang dipilih langsung oleh Yesus, adalah orang-orang hina, mereka ada yang nelayan miskin, ada perempuan sundal, ada pemungut cukai, orang-orang yang dianggap sampah oleh masyarakat. Bagaimana dengan Paulus yang seorang intelektualist, seorang parisi, seorang bisnismen? Paulus mengikut Yesus melalui suatu pertobatan yang berat. Ia buta dalam perjumpaan langsung dengan Yesus. Itupun setelah Paulus bertobat iapun harus melepas segala atribut lamanya yang sangat dibanggakan itu. Apa yang dulu dianggap suatu kepandaian menjadi suatu kebodohan. Begitupula sebaliknya

77

yang dulu dianggap suatu kebodohan/kelemahan malah dianggap menjadi suatu kebanggaan karena mengikut Kristus. Begitupula dengan attribute lainnya dulu ia seorang pebisnis professional/pemimpin agama/ahli kitab/parisi sekarang berubah 180 derajat menjadi hamba Kristus.Tuhan Yesus menjadi teladan satu-satunya. Paulus berkata aku melepaskan apa yang lalu-lalu dan berlari pada tujuan baru yaitu panggilan sorgawi dalam Kristus Yesus.

BEBERAPA ARTI/ISTILAH TERMINOLOGI ALKITAB:

Kata Yahudi/non Yahudi : Ditujukan/refer kepada orang beragama/Tidak beragama.

Kata Sunat/Baptis : Tanda orang yang disahkan masuk sesuatu agama.

PARISI/SADUKI : Pemimpin Agama/Ahli-ahli kitab/Guru agama.

IMAM BESAR : Ketua Sinode/sinagoge (Pemimpin besar agama)

78

IMAM : Pemimpin Agama

ORANG SAMARIA : Orang-orang yang dianggap kafir penyembah berhala pada waktu itu.

UNTUK MEMPERJELAS CIRI-CIRI DAN PERBEDAAN ANTARA MURID KRISTUS DENGAN UMAT PEMELUK AGAMA COBALAH ANDA PERHATIKAN PERBEDAAN YANG TERTERA DIBAWAH INI:

PERBEDAAN ANTARA MURID KRISTUS DENGAN PEMELUK AGAMA.

CIRI-CIRI DAN DOMAIN UMAT BERAGAMA.

1 Dasar Acuannya : Agama 2 Ada Organisasi keagamaan/adanya

hirarki/silsilah3 Adanya pemimpin organisasi

keagamaan/adanya pengajaran agama, sehingga pengetahuan agama/spiritualitas yang tinggi dianggap sebagai acuan prestasi keagamaan seseorang bahkan sebagai

79

penentu ranking/hirarki seseorang, maka gelar/kepakaran menjadi tolak ukur tingkat kerohanian seseorang. Antara agama yang satu dengan yang lainnya saling mengklaim dan bersaing bahwa merekalah yang benar. Berlomba-lomba mengejar prestasi dalam berbagai bidang termasuk bidang keagamaan.

4 KEGIATAN PELAYANANNYA: Kegiatan-kegiatan Ritual seperti: Doa-doa/khotbah-khotbah/ceramah-ceramah/seminar-seminar/kkr/mujizat. Simbol-simbol agama seperti baptis, doa-doa, mujizat, berkat materi dll menjadi daya jual/daya saing sehingga hal-hal itu menjadi produk ritual semata.

5 DASAR KESELAMATAN: Tidak menekankan pentingnya pertobatan lahir baru yang sebenarnya. Pertobatan lahir baru versi mereka adalah pertobatan agama/ritual belaka. Aturan-aturan ritual/agama ditaati secara ketat untuk memenuhi syarat menjadi

80

umat beragama/believer. Aturan-aturankeagamaan seperti baptis air/aktif dalam kegiatan agama/ritual. Pertobatan versi ini sudah dianggap pertobatan lahir baru. Belajar ilmu spiritual/ritual dianggap sebagai suatu prestasi spiritual seperti misalnya berbuat amal (charity), kesuksesan-kesuksesan materi dlsb. Melakukan ekpose ritual didepan public/market/pasar. Tuhan Yesus juga pernah memperingatkan para pengikutNya akan kegiatan-kegiatan seperti itu supaya jangan diikuti. Seperti misalnya doa yang panjang bertele-tele, khotbah dipasar/market, memakai jubah kebesaran yang indah-indah. Hal ini sangat kontras dengan kegiatan dan kelakuan para murid Yesus yang dipilih dari golongan marjinal. Untuk berdoa saja Yesus sendiri yang mengajarinya dengan doa Bapa Kami.

CIRI2 DAN DOMAIN MURID KRISTUS

81

1. Dasar acuannya : Kristus sendiri.2. Tanpa organisasi/non organisasi, Tuhan

tidak bisa dilembagakan oleh apapun buatan manusia.

3. Dipimpin oleh Kristus sendiri, yang direpresentasikan dalam diri orang-orang kudus/ orang-orang pilihan/ orang-orang yang paling hina. Para murid/pengikut yang telah lahir baru bertugas yang pekerjaannya/pelayanannya justru melayani orang-orang pilihan atau orang-orang kudus tsb. Gereja adalah Kristus sendiri sebagai yang sulung dari banyak saudara, Kristus adalah yang awal dan yang akhir. Setelah Yesus dimuliakan, maka pelanjut atau duplikat Kristus adalah para pengikutNya/murid-muridNya. Sebab itu didalam Kristus tidak ada hirarki, hubungannya adalah sesama saudara/serupa/duplikat. Dalam tugas misi Injil semuanya adalah sesama hamba. Tugas yang diberikan Yesus adalah

82

memuridkan orang sesuai teladan Kristus sebagai yang sulung dari banyak saudara.

4. KEGIATAN DAN PELAYANANNYA.: KASIH, KEBENARAN DAN KEADILAN. Mengunjungi janda-janda miskin/yatim piatu yang tidak berdaya/memberi tumpangan/memberi makan untuk orang-orang yang paling hina sebagai representasi Kristus.

5. DASAR KESELAMATAN : Sangat menekankan pertobatan lahir baru yang factual/sebenarnya. Arti pertobatan lahir baru menurut penjelasan Tuhan Yesus adalah suatu bentuk: Penyangkalan diri, pengosongan diri (menjadi miskin ), ketelanjangan (menyadari lahir telanjang pulang juga telanjang). ketiga makna kata-kata itu bukanlah kata-kata yang bermakna ritual belaka dan dijalankan secara ritual, namun bermakna factual dan dijalankan secara factual. ke3 makna kata-kata itu telah diteladankan oleh Yesus sendiri. Semua ajaran Yesus bukanlah sekedar

83

teori, namun telah diimplementasikan secara nyata oleh Kristus. Mengaku dosa berarti sadar bahwa manusia telah menjadi terhukum/terpidana mati akibat hukuman dosa. Kutuk dosa/hukuman dosa ini telah dijalankan secara factual oleh Yesus. Dan teladan yang telah Yesus kerjakan juga dikerjakan oleh murid-muridNya. Mengenai hal-hal yang bersifat ritual dilakukan Yesus secara private/tersembunyi, misalnya Ia mencari tempat yang sunyi untuk berdoa. Hal yang sama juga telah dikatakan kepada murid-muridNya untuk mencari tempat yang sunyi kalau ingin berdoa, tutup pintu kamar.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI IMAN (IX)

84

Banyak orang mentafsirkan bahwa orang beriman identik dengan orang-orang beragama atau orang-orang percaya (umat). Maka untuk mengumpulkan orang-orang percaya atau umat itu dibutuhkanlah dengan apa yang dinamakan dengan kepercayaan atau keyakinan. Maka tidak heranlah kita kalau di-kartu penduduk kita selalu mencantumkan apa yang menjadi kepercayaan/keyakinan/agama. Apakah sama antara menjadi percaya dengan menjadi beriman? Kalau demikian halnya maka tidaklah mungkin Paulus mengingatkan pada para pengikut Yesus dan mewanti-wanti bahwa keselamatan itu hanya diperoleh berdasarkan iman, bukan oleh perbuatan/prestasi manusia. Jadi kalau ada orang yang mengatakan bahwa percaya dan iman adalah 2 kata yang sama, sungguh suatu kekeliruan yang besar!! Jangan sampai kita keliru dengan mengatakan bahwa sebagai orang Kristen saya sudah selamat. Untuk menjelaskan perbedaan antara kata percaya dengan kata beriman, baiklah kita memakai analogi yang sering

85

digunakan oleh rasul Paulus dalam surat kirimannya. Ia mengatakan bahwa hidup ini laksana sebuah gelanggang pertandingan olahraga. Kita ambil saja contoh pertandingan sepak bola. Disitu tentunya terdapat 2 jenis komunitas atau kumpulan orang. Ada kumpulan penonton dan ada kumpulan pemain. Seperti kita ketahui bahwa domain menang-kalah tentunya berada pada kumpulan pemain bukan? Jadi risiko menang-kalah ada pada kumpulan pemain bukan kumpulan penonton.Yang dapat medali juga adalah pemain bukan penonton. Syarat jadi penonton dengan pemain juga berbeda. Memang pada dasarnya komunitas penonton tentunya mempunyai pengetahuan tentang olahraga sepak bola. Namun yang berhak memperoleh medali/pahala tentunya adalah pemain bukan penonton meskipun penonton pakar dalam teori persepak-bolaan. Pengetahuan saja tidak berdampak apa-apa untuk perolehan medali. Begitu-pula mengenai keselamatan. Pengetahuan agama tentang keselamatan tidak akan

86

berdampak apa-apa kalau tidak benar-benar dilaksanakan. Iman tanpa perbuatan adalah mati kata Yakobus dalam surat kirimannya. Sama-halnya dengan teori tanpa praktek atau antara percaya dengan perbuatan tidak sejalan. Nah dari penjelasan ini kira-kira di-komunitas mana Anda berada sekarang? Apa Anda berada dalam komunitas pemain atau sebaliknya anda berada dalam komunitas penonton? Tentu Anda sendiri yang tahu jawabannya, bukan? Tulisan ini kiranya dapat menolong Anda untuk mengevaluasi atau menguji diri meneliti di-mana posisi Anda sekarang? Dalam topik sebelumnya sudah dijelaskan bahwa keselamatan kita bukan didasarkan pada torat (pengetahuan agama) tetapi keselamatan hanya didasarkan pada iman.Tuhan Yesus sendiri dengan tegas berkata: Bukan orang yang berseru “Tuhan,Tuhan” yang akan selamat, tetapi orang yang diselamatkan adalah orang yang melakukan pekerjaan Tuhan.Siapakah orang yang melakukan pekerjaan Tuhan itu? Tentulah si-pelaku atau sipemain

87

bukan sipenonton, bukan? Komunitas pemainlah yang berhak atas keselamatan, dalam pertandingan sepak bola, siapakah menurut Anda yang berseru-seru/berteriak Tentunya para penonton bukan? Sebaliknya para pemain akan focus untuk memenangkan pertandingan. Penonton berteriak-teriak. Ada yang memuji dan ada-pula yang menghina para pemain. Itulah peran dari komunitas penonton. Tujuan mereka ada yang sekedar untuk ber-senang-senang, ada-pula yang berjudi/berbisnis dlsb. Tujuan mereka bukan untuk memperoleh piala karena domain/komunitasnya beda. Dalam analogi ini, kalau kita cermati, bukankah sebagian besar umat beragama boleh dikatakan arus besarnya (mainstreamnya) termasuk dalam komumitas ini? Mereka datang ketempat-tempat ibadah hanya untuk mendapatkan kesenangan dalam mendengarkan pengkhotbah /penceramah yang menarik/yang pintar men- dongeng/pintar melawak. Setelah selesai ibadah responnya adalah oh saya terhibur/saya kagum dengan

88

khotbahnya sangat bagus. Tidak ubahnya seperti habis nonton film atau sinetron. Padahal ciri-ciri orang bertobat bukan seperti itu! Ingatlah pada waktu Yesus datang kedunia yang kemudian dilanjutkan oleh Rasul Petrus dkk dan dilanjutkan pula oleh rasul Paulus pada waktu mereka memberitakan Injil keselamatan respon para pendengarnya adalah: Bukan “ khotbahnya bagus,” tapi respon pendengarnya yang mau bertobat adalah suatu bentuk ketakutan dengan cara mereka bertanya: Apakah yang harus kami perbuat supaya selamat? Berita pertobatan menuntut suatu keputusan untuk memilih bertobat atau tidak bertobat! Bukanlah meminta suatu komentar atas suatu show ritual yang dilakukan para imam zaman sekarang. Dewasa ini manusia justru menyenangi kegiatan-kegiatan ritual semacam ini. Mereka berpikir kegiatan ritual semacam ini akan mendatangkan keselamatan. Tentu saja keliru pikiran seperti ini!! Kenapa ritual semacam ini terus berlangsung sampai saat ini? Karena kecenderungan mayoritas

89

manusia lebih memilih ketempat yang salah, otomatis sipemain atau sipelaku yang mereka pilih juga dalam komunitas yang salah!! Mereka lebih senang menonton prilaku parisi serta para pengikutnya. Mereka seolah-olah mewakili Tuhan, namun kenyataannya merekalah yang menolak Tuhan Yesus. Mereka tidak mengikut/mengabdi pada Yesus, mereka mengabdi pada dirinya sendiri dengan mengangkat dirinya sebagai imam/pemimpin. Mereka ingin bersaing dengan Tuhan, dengan cara ingin memiliki pengikut, menjadi pemimpin/imam bukankah berarti berkuasa/memiliki power!Bukankah hanya Tuhan saja yang berhak berkuasa menjadi pemimpin. Bukankah awal mula dosa adalah karena Iblis ingin menyamakan diri dengan Tuhan, Iblis ingin bersaing dengan Tuhan. Sebab itu Iblis membujuk manusia untuk menolak perintah Tuhan yang melarang manusia pertama makan buah pengetahuan baik dan jahat. Bukankah iblis juga yang ingin memiliki pengetahuan yang setara dengan Tuhan? Menyamakan diri dengan Tuhan

90

dalam hal kekuasaan dan pengetahuan itulah asal-muasalnya dosa, yang sampai saat ini manusia tetap dicengkeram dalam dosa yang sama. Sebab itu Tuhan Yesus menghardik dengan keras para parisi dengan mengatakan jangan ada diantara kamu yang mengangkat diri menjadi pemimpin, karena hanya ada satu pemimpinmu yakni Tuhan sendiri. Sekarang ini tempat ibadah buatan tangan manusia yang megah, mewah, serba wah! Kelak akan dihancurkan oleh tangan Yesus sendiri pada saat kedatanganNya yang kedua. Kita melihat dewasa ini gedung-gedung ibadah saling ber-lomba memperlihatkan kemegahannya laksana mercusuar/menara babel, gedung-gedung pencakar langit banyak digunakan pebisnis sebagai tempat ibadah mereka yang membanggakan. Rasul Paulus mengingatkan kepada kita untuk berhati-hati, Paulus mengatakan apa yang dipuji/dikagumi manusia dibenci Tuhan. Sebaliknya apa yang dianggap sampah oleh masyarakat justru itu yang dikagumi Allah. Gedung gereja yang megah laksana gedung-

91

gedung konsert music atau pertunjukkan opera, untuk menjalankan kegiatan seperti itu tentu saja membutuhkan uang yang banyak, maka tidaklah mengherankan kalau untuk memerankan kegiatan ritual seperti itu membutuhkan pemain/pelaku yang professional yang laku dijual, para ahli/pakar-pakar ceramah/pakar-pakar khotbah yang sedap didengar telinga. Menyikapi itu semua rasul paulus sudah memperingatkan kepada para pengikut Kristus untuk berwaspada ia mengatakan bahwa menjelang hari kiamat, nabi-nabi palsu akan banyak berkeliaran di-tempat-tempat ibadah, mereka meniupkan dongeng nenek tua untuk menghimpun masa pengikut yang banyak sebagai donatur yang fanatik untuk program ritual mereka. Para donatur kaya tidak sayang menyumbangkan uangnya untuk kegiatan-kegiatan yang menyenangkan keinginan aspirasi mereka. Para parisi sangat cerdik mengambil peluang, karena mereka tahu menjadi pengikut Kristus tidaklah aspiratif seperti yang mereka inginkan. Maka tidaklah mengherankan

92

peringatan Kristus maupun rasul Paulus tentang hari kiamat tetap dianggap sepele sampai saat ini. Untuk menyedot masa pengikut para parisi membuat program ritual yang spektakuler dengan menunjukkan kebolehan mereka dalam mempertunjukkan mujizat, peristiwa seperti ini juga sudah dinubuatkan dalam kitab Wahyu. Setelah Anda membaca tulisan ini, kiranya Anda bijak dalam menilai/menguji zaman ini. Sebelum Yesus disalibkan, Tuhan Yesus berpesan kepada murid-muridNya untuk bersikap bijak dalam menilai zaman.Anda bebas untuk memilih komunitas mana yang anda pilih, komunitas penonton atau komunitas pemain/pelaku. Tentunya sekarang anda sudah bisa membedakan di-komunitas mana anda berada? Komunitas penonton atau komunitas pemain?.Dari segi jumlah tentunya komunitas penonton jauh lebih banyak dari komunitas pemain. Dalam pertandingan sepak bola dibutuhkan 11 orang pemain, sedangkan penontonnya bisa berjuta-juta orang banyaknya. Mereka adalah komunitas yang

93

tidak memiliki risiko menang atau kalah dilihat dari sudut pandang dunia, tetapi dari sudut pandang Tuhan mereka adalah Para pecundang/pengecut/penakut tidak layak masuk sorga, karena mereka tidak berada dalam gelanggang pertandingan, alias mereka telah kalah sebelum bertanding. Perbedaan berikutnya mereka harus beli karcis pertandingan dari para makelar, dalam konteks agama, para imam itulah yang berperan sebagai makelar yang menghubungkan umat dengan Allah, itulah tradisi perjanjian lama yang masih dianut sampai saat ini. Sedangkan bagi komunitas pemain tentulah berbeda dengan komunitas penonton bedanya ialah para pemain memiliki risiko menang-kalah,ada perjuangan dan pengorbanan dalam segala hal. Pemain tidak bisa menonton dirinya sendiri bahkan sebaliknya ialah yang ditonton banyak orang. Sipemain menjadi obyek pujian atau hinaan, lalu pemain juga harus mentaati aturan-aturan pertandingan. Sedangkan komunitas penonton tidak memiliki risiko apapun.

94

Jadi jelas bukan? Perbedaan risiko antara pemain dan penonton. Dalam perjanjian baru sangat jelas syarat-syarat untuk menjadi pemain/pelaku, Tuhan Yesus mensyaratkan, syarat-syarat sebagai pelaku sebagai berikut: Barangsiapa yang ingin mengikut Kristus haruslah Ia menyangkal dirinya lalu memikul salibnya barulah mengikut Aku. Hal menjadi pengikut/pelaku juga berarti melakukan pengosongan diri atau lahir baru seperti yang diungkapkan kepada Nikodemus, pada waktu ia bertanya bagaimana cara masuk sorga. Sedangkan untuk menjadi umat/pemercaya rujukannya masih rujukan lama yaitu rujukan dari perjanjian lama. Kedatangan Kristus menyempurnakan yang belum sempurna itu menjadi sempurna. Sebab itu sebagai pengikut Kristus, kita mengikuti suatu perintah baru/aturan baru/rujukan baru. Rujukan baru yang diperintahkan Kristus bukanlah sebagai pemercaya tetapi sebagai pengikut. Karena syarat dan domainnya/komunitasnya juga berbeda. Yesus membawa syarat-syarat bagaimana manusia diselamatkan, bukan syarat menjadi

95

orang beragama. Keselamatan bukan diberikan oleh agama, tetapi diberikan oleh Sang Juruselamat itu sendiri. Sangat jelas bukan? Nah sekarang tinggal anda memilihnya sendiri. Komunitas mana yang anda pilih?.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI PEKERJAAN ALLAH/INJIL (X)

Dalam peringatan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus mengenai akhir zaman,Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan bahwa pekerjaan Allah bukanlah pekerjaan agama atau pekerjaan ritual. Hal ini dengan jelas dikemukakan oleh Yesus dalam menanggapi pernyataan para pemimpin agama yang dengan bangganya mengatakan bahwa mereka berdoa dan melayani/ berkhotbah demi nama Yesus, bahkan dapat menunjukkan karunia-karunia rohani/prestasi kerohanian dengan membuat mujizat-mujizat dan tanda-tanda lainnya seperti bernubuat, mereka juga

96

mengklaim bahwa mereka berdoa juga atas nama Yesus.Tetapi Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Aku tidak kenal engkau, hai pembuat kejahatan! Lalu apakah yang dimaksud dengan pekerjaan Tuhan ? Seperti kita ketahui kedatangan Yesus yang pertama kali adalah membawa misi Tuhan, Misi apakah itu? MisiNya adalah misi Injil, sebab itu Tuhan Yesus adalah pekabar Injil yang pertama (sulung), yg kemudian dilanjutkan oleh para murid/PengikutNya. Injil adalah berita sukacita untuk keselamatan manusia yang sadar bahwa mereka telah berdosa. Tuhan Yesus mengambil alih hukuman/kutuk dosa itu atas diriNya meskipun Tuhan Yesus tidak pernah berbuat dosa. Lalu apakah jabatan/pangkat Yesus pada waktu mengemban tugas ini? Dalam Perjanjian Lama, kitab Nabi Yesaya menubuatkan dengan jelas bahwa Tuhan akan mengutus seorang hamba Tuhan yang setia dan taat sampai mati dalam mengemban tugas ini. Dan Tuhan Yesus telah taat melaksanakan tugas ini dengan sempurna. Pada usia dewasa

97

ketika Tuhan Yesus memulai tugasNya, iblis berusaha membujuk Yesus untuk mengganti peranNYa dari hamba yang taat menjadi peran lain yang lebih menggiurkan. Apa bujukan iblis itu? iblis membujuk Yesus dengan 3 hal penting yang sangat didambakan manusia, yaitu iblis membujuk memberikan kekuasaan atas dunia ini: 1.Jabatan Raja/Pemimpin dunia 2.Pujian/populeritas 3.Kekayaan materi. Semua itu diberikan iblis dengan syarat yang sangat mudah yaitu asal Yesus menyembah iblis. Melalui tulisan ini penulis ingin mengingatkan kepada kita sekalian, bahwa pemujaan/penyembahan/ritual-ritual sangat menjadi preferensi iblis di-dunia ini. Bukankah manusia saat ini terjebak dengan istilah ibadah tanpa mengerti maknanya? Dalam pikiran manusia, yang namanya ibadah ialah melakukan penyembahan/ritual-ritual itulah yang dinamakan doa menurut pendapat mereka. Bukankah sarana penyembahan juga digunakan iblis untuk menawarkan maksudnya dengan memberikan 3 hal penting tsb. Tuhan Yesus datang ke-dunia ini

98

membawa dimensi baru mengenai makna ibadah yang sebenarnya. Ibadah kepada Tuhan bukanlah lagi dalam bentuk pemujaan/penyembahan/ritual-ritual/baca doa yang panjang dan bertele-tele. Ibadah yang sebenarnya adalah ketaatan melakukan pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan adalah melakukan pemberitaan Injil yang telah dirintis oleh Tuhan Yesus. Sebagai pengikutNya kita tentunya melakukan pekerjaan yang serupa dengan Tuhan Yesus. Injil berarti berita sukacita. Berita Sukacita kepada siapa? Berita sukacita ini disampaikan kepada orang-orang lumpuh, orang orang buta, sebagai orang-orang hina tidak berdaya, kepada mereka Tuhan Yesus tidak mengatakan, kalian harus bertobat dulu! Tidak! Tuhan Yesus langsung mengatakan, Dosamu sudah diampuni! Tindakan Yesus inilah yang kemudian diprotes oleh para pemimpin agama/parisi, karena menurut ukuran mereka menilai berdosa, tidak berdosanya seseorang berdasarkan kebersihan/kerapihan lahiriah seperti mereka yang selalu

99

berpenampilan rapih/bagus diluarnya, mereka menampilkan karakter yang bagus diluarnya, Ukuran Yesus dalam menilai bukan didasarkan pada penampilan lahiriah yang tentu saja menurut kasat mata orang-orang pilihan Yesus kelihatan kotor,hina dina, tetapi Tuhan Yesus memandang manusia dari dimensi batiniah/hati nurani. Dari sudut pandang ini barulah kita mengetahui bahwa hidup manusia terdiri dari 2 dimensi yang berlawanan yakni dimensi batiniah/hati nurani dan dimensi lahiriah. Sebab itu Injil disamping bermakna berita sukacita kepada orang miskin/orang-orang pilihan. Injil juga berarti berita dukacita/berita pertobatan bagi orang kaya. Jadi Injil laksana pedang bermata dua menembus dua dimensi kehidupan manusia. Siapakah orang kaya di-dunia, apakah kita termasuk di-dalamnya. Dalam Alkitab kita sangat familiar dengan sebutan kata fasik .Orang fasik tidak layak masuk sorga. Siapakah orang fasik itu? Orang fasik berbeda dengan orang kafir. Orang kafir adalah orang yang dianggap tidak mengenal

100

Tuhan atau orang-orang yang dicap tidak beragama oleh orang-orang yang beragama. Karena tidak mengenal maka mereka tidak menyembah Tuhan. Tapi orang-orang tsb bisa diselamatkan ketika Tuhan Yesus sendiri menjumpai mereka, bahkan orang-orang tsb yang diselamatkan oleh Kristus, dengan menghampiri orang-orang samaria, yang dianggap kafir oleh orang parisi dan pengikutnya. Mereka bukanlah orang yang menolak Kristus, karena melalui Kristus orang yang tadinya tidak mengenal Tuhan menjadi kenal dengan Tuhan. Dan kemudian orang-orang yang dianggap kafir itu taat mengikut Kristus. Namun berbeda halnya dengan orang fasik. Orang fasik adalah orang yang mengenal Tuhan dan orang yang beragama secara torat, tapi menolak perintah Kristus untuk pertobatan lahir baru. Dosa menolak Kristus itulah yang tak terampunkan. Lalu siapakah orang-orang fasik itu? Orang fasik adalah kumpulan orang-orang serakah apapun agamanya. Orang fasik adalah kumpulan orang sombong apapun agamanya.

101

Siapakah pemilik predikat seperti itu? Apakah orang miskin? tentu saja bukan!! Orang-orang yang memiliki atribut/predikat fasik itu adalah orang-orang kaya, orang-orang pintar, para penguasa/para pemimpin/para imam dalam bidang apa saja. Karena atribut/predikat itu yang bisa dibanggakan/disombongkan bukan? Orang miskin tak berdaya tak ada alasan untuk sombong/bangga, mereka obyek penghinaan bukan pujian. Ingat Yesus datang sebagai orang yang paling hina. Patut dicatat disini meskipun Yesus adalah Anak Tuhan, Ia sudah ada sejak dunia dijadikan (Ia yang awal dan yang akhir/alpha dan omega). Namun Yesus melepaskan atribut keTuhananNya dan menjelma mengambil rupa seorang manusia yang ingin diselamatkanNya, namun selain mengambil rupa seorang manusia, Ia tidak mengambil rupa seorang manusia yang kuat (powerfull) namun sebaliknya Ia mengambil rupa seorang hamba yang lemah tak berdaya, Ia bukan menjadi obyek pujian, tetapi sebaliknya menjadi obyek hinaan,

102

sejak lahirnya sampai pada kematianNya yang hina dikayu salib, teladan seperti inilah yang diteladankan atau diwariskan kepada para pengikutNya. Kalau kita telusuri apa saja yang dikatakan Yesus dalam perjanjian baru, maka kita akan mengetahui dan mengenal siapa Yesus itu sebenarnya. Suatu ketika Yesus bertanya kepada para muridNya, Yesus bertanya: Hendak engkau samakan dengan siapakah Aku ini? Murid-murid Yesus ada yang menjawab nabi Elia atau nabi-nabi lainnya dalam perjanjian lama.Dalam benak murid-murid waktu itu, pastilah Yesus datang sebagai pemimpin agama menggantikan pendahulu-pendahulunya. Namun mereka kecele/keliru waktu itu Yesus menjawab secara indirect/tidak langsung, Ia menunjuk pada sekumpulan orang-orang lemah/orang-orang cacat tidak berdaya Ia berkata kepada murid-muridNya bahwa kumpulan orang lemah, tidak berdaya itu lebih besar dari nabi Elia yang waktu itu direpresentasikan oleh Yohanes pembaptis. Dan jawaban senada juga dijawab secara langsung

103

oleh Yesus dengan mengatakan barangsiapa yang ingin menjadi terbesar/menjadi pemimpin hendaklah ia lebih dulu menjadi terkecil diantara kalian. Ucapan-ucapan Yesus ini diucapkan pada saat-saat Ia akan menyelesaikan misiNya didunia ini. Kata-kata Yesus ini diucapkan merujuk pada diriNya sendiri dimana Yesus mengimplementasikan ucapan-ucapanNya. Jadi antara ucapanNya dengan perbuatanNya senafas. Pada peringatan penghakiman terakhir yang Yesus ucapkan sendiri, Yesus mengatakan barangsiapa menyambut orang yang paling hina ini/terhina/terkecil/terlemah berarti dia menyambut Aku. Bukankah semua ajaran/ucapan Yesus bukan sekedar teori keagamaan saja? Yesus telah mengaktualisasikan semua ajaranNya dengan sempurna. Bukankah Yesus menjadi orang yang termiskin, lebih miskin dari orang miskin manapun! Mana ada orang miskin yang lahir dikandang binatang? Mana ada orang miskin yang matinya disalib? Yesus menjadi gelandangan/musafir/orang asing didunia ini. Dia

104

ditolak oleh dunia. Mayoritas manusia menolak kehadiranNya didunia ini. Bukankah peristiwa kehidupan Yesus adalah peristiwa factual bukan peristiwa ritual semata? Perintah Tuhan untuk memerankan sebagai hamba Tuhan telah ditaati/digenapi. Pada waktu Tuhan Yesus melihat kerumunan orang banyak yang tidak berdaya/terlantar/sengsara/hina-dina.Yesus berkata itulah pekerjaan Tuhan. Ia berkata pekerjaan banyak, tapi pekerjanya sedikit. Inilah pekerjaan Tuhan yang dimaksud oleh Yesus yaitu merawat/melayani fakir miskin bukan diperintahkan sebagai donatur seperti yang dipikirkan banyak orang. Jadi jelaslah disini bahwa pekerjaan Tuhan/ibadah bukanlah pekerjaan agama atau pekerjaan ritual, tetapi yang benar adalah pekerjaan factual. Pekerjaan Tuhan bukan didasari oleh motif agama apapun! Bukan pula didasari oleh motif bisnis/uang. Sebab itu pekerjaan Tuhan tidak didasari oleh motif apapun, pekerjaan tanpa pamrih/tanpa balasan/tanpa imbalan. Pekerjaan yang sangat sukar bukan?

105

Inilah pekerjaan yang Yesus lakukan, yaitu pekerjaan factual yang didasari dengan motif kasih bukan motif donasi. Kata kasih sekarang ini sudah direduksi menjadi sama dengan donasi yang dimiliki orang-orang kaya tsb. Kasih Kristus didasari oleh belas kasihan bukan didasari oleh donasi. Jadi sangatlah keliru kalau kita mentafsirkan bahwa pekerjaan Tuhan/ibadah sama dengan pekerjaan agama/ritual. Cara ritual secara turun temurun ditradisikan oleh para pemimpin agama serta pengikutnya, karena tradisi ritual ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan Kristus. Dalam kitab perjanjian baru/Injil Tuhan Yesus jarang sekali melakukan kegiatan ritual, tercatat hanya beberapa kali yaitu waktu Ia dibaptiskan disungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, lalu pada waktu Ia berpuasa 40 hari 40 malam, dan yang lainnya pada waktu Ia menyendiri ditaman Ghetsemani, itupun dilakukan secara tersembunyi. Ia tidak mengekspose hal-hal yang bersifat ritual, hal-hal

106

ritual dilakukan secara private dengan Tuhan BapaNya. Kebanyakan waktu Yesus digunakan untuk hal-hal yang bersifat factual. Pada waktu memilih muridpun Yesus tidak datang ke-gedung tempat ibadah yang dipimpin orang parisi, Yesus terjun langsung kelapangan, keperkampungan orang-orang marjinal, keperkampungan nelayan miskin. Maka tidaklah mengherankan, kalau orang-orang parisi membenci Yesus.Tuhan Yesus dianggap melakukan ibadah diluar kelaziman menurut sudut pandang mereka. Yesus tidak melakukan ritual apa-apa. Padahal murid-murid yang dipilihNya dianggap orang-orang kafir oleh para parisi itu. Peterus dan kawan-kawan tinggal di-wilayah samaria, Israel utara, orang-orang yang dianggap kafir oleh orang-orang parisi. Yesuspun tidak membaptis mereka, hanya Yesus menjanjikan kepada mereka, bahwa mereka akan dibaptis oleh RohKudus. Setelah Yesus dimuliakan, maka mereka dipenuhi oleh RohKudus. Rasul Paulus juga setelah bertobat ia juga melakukan hal yang serupa dengan Yesus.

107

Dalam kesaksiannya Ia mengatakan bahwa selama pelayanannya ia tidak membaptiskan orang. ia mengakui hanya keluarga stefanus saja yang Ia baptiskan. Ia tidak membaptis disini tentu saja dalam pengertian baptis ritual. Pekerjaan Allah/ibadah yang semula dimaknai dengan hal-hal ritual telah difactualisasikan oleh Yesus dan para pengikutNya. Justru untuk hal-hal yang bersifat ritual Yesus mengingatkan para pengikutNya untuk berwaspada terhadap kelakuan para parisi dan pengikutnya.” Jauhilah Dia, Itulah yang Yesus ingatkan kepada murid-muridNya.Yesus juga memperingatkan hati-hatilah terhadap ragi (ajaran ) para parisi itu. Tuhan Yesus juga secara terbuka mengkritik kelakuan orang-orang parisi seperti misalnya orang parisi overacting dimimbar dengan doa yang panjang, bertele-tele, menampilkan pakaian kebesarannya,j ubah ungu yang dikenakannya sementara antara ajaran dan perbuatannya tidak sejalan. Menurut Rasul Yakobus bahwa ibadah yang benar adalah mengunjungi janda-janda

108

miskin dan para yatim piatu. Berarti ada ibadah yang benar dan ada ibadah yang tidak benar.Tergantung mana rujukan yang kita pakai. apa kita menggunakan tradisi yang dijalankan para parisi atau kita meneladani apa yang dikerjakan Yesus.

KEKELIRUAN DALAM MEMAKNAI GEREJA/IBADAH PENYEMBAHAN (XI)

Secara umum kita mengetahui bahwa gereja adalah suatu tempat ibadah bagi manusia,tempat dimana manusia bisa bertemu/berkomunikasi dengan Tuhan penciptanya. Sebelum manusia jatuh ke-dalam dosa, hubungan Tuhan dengan manusia pertama (Adam dan Hawa) begitu dekat laksana seorang Bapak dengan anakNya, tetapi akibat dosa, hubungan manusia dengan Tuhan menjadi jauh, seperti seteru/musuh. Akibat dosa manusia dibuang kemukabumi ini, jauh dari sorga tempat kediaman Tuhan. Manusia harus berjuang

109

sendiri mencari nafkah, mencari tempat tinggalnya dlsb. Hidup manusia tanpa Tuhan adalah hidup yang mati/kering tanpa sumber hidup.Sebab itu dengan berbagai cara manusia berusaha kembali memulihkan hubungannya dengan Tuhan, manusia ingin berdamai kembali dengan Tuhan. Tetapi Tuhan yang mahakudus tidak bisa ditemui manusia yang sudah tercemar oleh dosa. Berbagai cara diupayakan manusia untuk bertemu dengan Tuhan, antara lain manusia berusaha membentuk Tuhan yang tidak kelihatan itu dengan benda-benda yang dapat dilihat, manusia membuat patung-patung menurut imijinasi dirinya sendiri, setelah menciptakan patung buatannya itu, manusia memberi nama kepada patung-patung itu.Lalu mereka menyembah dan memberi persembahan kepada patung buatan tangannya sendiri. Namun Tuhan karena kasihNya kepada manusia, Tuhan tetap berusaha menyelamatkan manusia dari hukuman kekal bersama iblis dineraka. Tuhan mengutus pesuruh-pesuruhNya yakni para nabi

110

dalam Perjanjian Lama untuk menyerukan pertobatan kepada manusia agar sadar dari jalan hidupnya yg salah. Melalui nubuat para nabi Tuhan berjanji dan mereka bernubuat akan datangnya seorang Juruselamat yaitu Tuhan Yesus Kristus. Hal ini sudah digambarkan secara simbolik dalam peristiwa Abraham mengorbankan Ishak anak tunggalnya yang kemudian digantikan oleh seekor domba sebagai korban penebus dosa. Seperti kita ketahui bahwa yang ingin diselamatkan oleh Tuhan adalah manusia yang segambar dengan Tuhan bukan hewan, maka domba adalah gambaran simbolik akan peristiwa yang akan datang. Dan ketika waktunya tiba maka korban penebus dosa haruslah juga manusia dan itu digenapi pada saat kedatangan Kristus yang disebut sebagai anak domba Tuhan yang telah digambarkan secara simbolik pada zaman Abraham. Mengapa bukan Ishak yang dikorbankan sebagai penebus dosa? Mengapa harus Yesus yang menggantikan domba hewan yang disembelih untuk korban penebus dosa?

111

Seperti pernah diuraikan dalam topic-topik sebelumnya bahwa manusia pertama Adam dan hawa serta keturunannya sudah berdosa, sudah rusak. Benih yang rusak harus diganti dengan benih yang baru. Manusia lama harus diganti dengan manusia yang baru. Itulah sebabnya Yesus lahir dari Roh Tuhan menggantikan Adam pertama yang telah rusak yang juga dilahirkan dari RohTuhan. Peristiwa kedatangan Kristus sebagai Adam kedua atau sebagai manusia baru yang tidak pernah berdosa ini telah dinubuatkan ribuan tahun yang lalu oleh para nabi dalam kitab Perjanjian Lama dan telah digenapi dalam kedatangan Kristus di-Perjanjian Baru. Namun sebelum penggenapan itu terjadi, manusia tetap hidup dalam tradisi/adat istiadat turun temurun. Manusia hidup dalam aturan-aturan agama yang begitu ketat. Pada waktu itu syarat utama orang beribadah keBait Tuhan/Gereja haruslah membawa domba sebagai korban penebus dosa. Ritual ini terus berlanjut sampai kedatangan Kristus, bahkan terus berlanjut sampai sekarang

112

ini. Tradisi/adat istiadat sudah mendarah-daging dan sukar untuk diubahkan. Tuhan Yesus sendiri mengecam keras tradisi yang dipimpin oleh para parisi/para imam pada waktu itu. Bahkan Yesus mendapat penolakan keras dan akhirnya harus mati dikayu salib. Tradisi/adat istiadat yang sudah berlangsung ribuan tahun ini masih tetap berlangsung sampai saat ini. Memang bentuknya berbeda kalau dulu harus membawa domba, kalau sekarang dombanya berbentuk uang. Ketika Yesus memulai misiNya, Ia datang keBait Tuhan/Gereja waktu itu dan disana Ia mendapatkan begitu banyak penukar uang berjejer dihalaman Gereja. Yesus geram melihat pemandangan itu lalu Ia menjungkir-balikan meja penukar uang itu. Tentu saja pemimpin Gereja/Bait Tuhan marah dan benci terhadap Yesus. Kepada orang-orang disitu Yesus mengatakan bahwa Ia akan menghancurkan gereja buatan manusia ini dalam waktu 3 hari. Orang banyak tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus termasuk juga murid-murid Yesus. Namun

113

setelah Yesus bangkit pada hari yang ke3, barulah para murid mengerti apa yang dikatakan Yesus. Mereka sukar menangkap arti kata-kata Yesus mengenai gereja, karena dalam pikiran mereka Gereja adalah sebuah bangunan gedung besar yang megah, sebab itu mereka mengatakan bagaimana mungkin Yesus dapat membangunnya dalam waktu 3 hari, sedangkan gereja yang sudah digunakan itu sudah berusia ber-abad-abad lamanya. Namun apa yang diucapkan Yesus ini mulai terungkap pada waktu Yesus mulai menjalani masa sengsaraNya, ketika Ia ditangkap, para imam mendakwa Yesus dengan tuduhan telah menghujat Tuhan, para imam itu juga menyitir kembali dalam tuduhannya bahwa Yesus ingin merobohkan Bait Tuhan dan akan membangunnya dalam waktu 3 hari. Sebelum itu Yesus juga pernah mengatakan kepada para muridNya, Yesus menunjuk sebuah bangunan Bait Tuhan yang megah, Yesus mengatakan semua itu akan dihancurkan dan tak ada sebuah batupun yang tersisa. Para Parisi dan imam-imam kepala

114

bertambah geram terhadap Yesus. Maka mereka menghasut orang banyak agar Tuhan Yesus dihukum mati bahkan mereka lebih suka membebaskan seorang pembunuh bernama Barabas daripada membebaskan Yesus. Dalam suatu percakapan dengan murid-muridNya Tuhan Yesus pernah berkata bahwa Ia akan membangun GerejaNya diatas para murid yang waktu itu direpresentasikan oleh Peterus. Bait Tuhan yang dulu berupa hirarki, diwakili oleh para imam, imam besar dengan berbagai ritual keagamaannya yang diadakan di-gedung besar dan megah, diubah oleh Yesus menjadi suatu komunitas kecil yang non ritual. Tuhan Yesus waktu mengadakan persekutuan dengan murid-muridNya, Ia tidak membangun gedung gereja, Ia menyuruh murid-muridNya mencari rumah kontrakan, lalu mengadakan perjamuan malam disana. Dan setiap pertemuan Yesus dengan siapapun terjadi secara spontanitas ditempat dimana pertemuan itu berlangsung. Kalau kita melihat sejarah berdirinya Gereja mula-mula,

115

Gereja yang didirikan oleh Yesus dimulai dari komunitas para murid, bukan komunitas imam dan pengikutnya yang sudah ada sejak zaman Yesus bahkan sampai saat ini mereka masih belum juga bertobat, mereka tetap memakai pola lama. Dari komunitas murid Yesus ini terjadilah duplikasi setelah RohKristus sendiri turun atas mereka dari semula 12 orang, menjadi 120 orang, kemudian menjadi 3000 orang dst. Namun perlu diketahui bahwa Gereja yang dibangun tangan manusia yang semula dibangun oleh Salomo masih terus berjalan sampai zaman Yesus, bahkan sampai sekarang ini. Mereka tetap memakai pola ibadah yang sama tetap tidak berubah. Jadi jelaslah disini bahwa kini ada 2 komunitas yang berbeda, yang satu komunitas yang dipimpin para imam/parisi. Yang satu lagi komunitas yang terbentuk oleh RohKristus sendiri.Dengan demikian tidaklah mengherankan kalau Kristus sering mengatakan ada 2 komunitas yang kelihatannya sama tetapi salah satunya adalah palsu. Yaitu komunitas yang dianalogikan Yesus

116

sebagai komunitas kambing dan komunitas domba. Atau komunitas lalang dan komunitas gandum. Semua komunitas ini berada diladang yang sama yakni dunia ini. Untuk membedakannya kitab Wahyu mengatakan diperlukan hikmat. Dari penjelasan . diatas maka jelaslah bahwa gereja bukanlah sebuah gedung/tempat yang megah, bukan suatu tempat untuk belajar dolktrin-doktrin agama atau tempat untuk melakukan ritual-ritual/ceremony-ceremony keagamaan/menjalankan adat istiadat yang semuanya dikemas dalam suatu kelembagaan organisasi keagamaan. Gereja bukanlah seperti itu. Tetapi Gereja adalah wujud kehadiran Tuhan dimana hadirat Tuhan diwujudkan dalam diri pribadi Kristus yang kelihatan. Setelah Kristus naik kesorga, wujud hadirat Tuhan direpresentasikan dalam diri para murid yang merupakan duplikasi Kristus. Gereja berbentuk manusia baru duplikat Kristus, bukan gedung-gedung megah tempat ibadah orang parisi dan pengikutnya. Tempat dimana ada

117

kehadiran Kristus dan pekerjaanNya itulah Gereja. Dan itu bisa dimana saja, tempat hanyalah alat atau sarana saja, yang terpenting adalah tempat pekerjaan dimana Yesus hadir disitulah hadirat Tuhan atau gereja. Bukan kehadiran seorang imam yang ditunjuk dan dithabiskan atau diurapi oleh manusia. Jadi kata duplikat disini adalah kserupaan atau keaslian, bukan kemiripan. Karena banyak orang yang terkecoh dengan kata kemiripan, barang-barang palsu banyak yang kelihatan mirip tetapi barang itu palsu biasanya kelihatannya lebih bagus dan lebih murah/gampang. Mudah-mudahan dengan tulisan yang singkat ini, para pembaca dapat memahami makna gereja yang sesungguhnya. Kalau semula pemahaman kita mengenai gereja merujuk pada gedung/organisasi dan dipimpin oleh para pemimpin agama/para imam/parisi. Namun sekarang marilah kita mulai memahami suatu rujukan yang benar bahwa gereja dipimpin oleh Kristus melalui orang-orang pilihanNya yang telah dipenuhi oleh RohKudus (RohKristus).

118

Orang-orang pilihan Kristus juga adalah orang-orang yang telah lahir baru. Mengenai lahir baru sudah dijelaskan dalam topiK sebelumnya. Untuk itu kita harus selalu waspada dan cermat melihat ciri-ciri dari gereja yang benar. Dengan demikian kita dapat membedakan mana yang duplikat (asli) dan mana yang sekedar mirip (palsu). Tuhan Yesus mengingatkan bahwa pada akhir zaman akan datang banyak nabi-nabi palsu, yang kelihatannya sama dengan Kristus, mereka akan mengecoh banyak orang. Untuk membedakan ingatlah akan prasyarat mengikut Yesus. Yakni adanya pertobatan lahir baru. Ciri-cirinya ketelanjangan (miskin), penyangkalan diri, pengosongan diri adalah wujud atau bukti dari lahir baru. Itulah ciri murid Kristus yang sejati. Dengan tegas Tuhan Yesus berkata, bahwa yang terkecil (paling hina) ini merupakan duplikat Kristus. Kata-kata ini dikonfirmasi oleh Kristus tentang penjelasan Yesus mengenai penghakiman terakhir. Sedangkan nabi-nabi palsu melakukan hal yang sebaliknya, waspadalah!! Rasul Yohanes juga

119

dalam surat kirimanNya mengingatkan bahwa penyesatan memang harus datang lebih dulu, barulah sesudah itu datang kebenaran.

4 KEKUATAN BESAR BESAR YG DIPERTUHAN MAYORITAS ORANG DI-DUNIA PADA ZAMAN INI (XII)

*Kekuatan Iptek*Kekuatan Nafkah(Ekonomi/Perut)*Kekuatan Agama*Kekuatan POLITIK(PENGUASA)

Ada 4 kekuatan besar yang berkuasa di-dunia ini, yang kini diPerTuhan oleh mayoritas umat manusia yakni: Kekuatan Iptek, Kekuatan Nafkah, Kekuatan Agama, kekuatan politik.Tiap-tiap Kekuatan/Pengaruh ini memiliki pemimpin (imam). Marilah kita bahas satu persatu topic-topik di-atas.

*KEKUATAN IPTEK:

120

Masih ingatkah kita bahwa pada mulanya Iblis membujuk manusia pertama Adam dan Hawa di-taman Eden. Apakah yang dijual iblis kepada Adam dan Hawa? Bukankah buah pengetahuan baik dan jahat yang ditawarkan kepada Adam dan Hawa? Iblis ingin sama dengan Tuhan dalam hal pengetahuan (kepintaran). Serta merta jualan Iblis dibeli oleh manusia, maka jatuhlah manusia di- pengikut iblis yang pertama, disusul kemudian oleh semua keturunannya termasuk kita manusia di-muka-bumi ini. Dan tidak ada suatu kekuatan apapun yang dapat lepas dari cengkeraman iblis ini. Iblis untuk sementara waktu diberi kekuasaan atas dunia ini. Ia menjadi penguasa dunia, sebab itu jangan heran kalau Yesuspun ditawarkan gemerlapnya dunia ini kalau mau jadi pengikutnya. Dunia adalah sorga imitasi yang diciptakan oleh iblis. Iblis ingin menyamai Tuhan ingin menjadi mirip dengan Tuhan. Apa bisa? Tentu saja tidak!! Namun Tuhan yang maha-kasih ingin melepaskan manusia dari cengkeraman iblis, dengan mengutus Yesus yang telah menang dari

121

bujukan iblis, tetapi sayang manusia lebih senang bersama dengan iblis dengan tawarannya yang begitu menggiurkan. Segala gemerlap dunia, kekayaan, pangkat, pujian telah membutakan manusia untuk dapat melihat jalan keselamatan dari Tuhan di-dalam Tuhan Yesus Kristus. Manusia lebih mencintai dunia dan rela menjadi pengikut iblis ketimbang menjadi pengikut Kristus. Manusia lebih memilih sorga yang instan yang ditawarkan oleh iblis ketimbang sorga yang asli yang harus diperoleh melalui perjuangan yang berat, yaitu penderitaan. Manusia lebih suka memilih safety daripada salvation. Manusia tidak sadar bahwa kehidupan di-dunia ini bersifat sementara/dan merupakan kesempatan bertobat untuk mendapatkan kehidupan yang sebenarnya. Akibat dosa, manusia telah mati, telah kehilangan kemuliaan Tuhan. Manusia telah kehilangan haknya, berarti manusia tidak memiliki apa-apa, sadar akan ketelanjangannya, manusia menjadi miskin tak berdaya. Kalau kita mengamati keadaan manusia dewasa ini, bukankah manusia

122

tetap bebal sampai saat ini? Tetap tidak sadar dan tidak bertobat. Manusia tetap mengejar pengetahuan setinggi mungkin ingin mirip bahkan sama dengan Allah dalam hal pengetahuan/kepintaran. Bahkan lebih durhaka, manusia ingin mempelajari Tuhan, Tuhan dianggap science atau salah satu cabang ilmu pengetahuan di-dunia ini sehingga dapat untuk dikuasai/ditaklukan. Yang Tuhan inginkan agar manusia taat pada perintahNya. Meskipun perintah Allah kelihatan aneh dan bodoh menurut pemikiran manusia. Siapa menurut anda yang punya kualitas ketaatan? Orang pintar atau orang bodoh? Jawabannya ada dalam kitab Perjanjian Baru (Injil). Tuhan Yesus memilih seorang hamba, miskin, tak berdaya. Kualitas manusia ini juga yang diperankan oleh Yesus sebagai manusia baru. Bukan prestasi/hasil karya seseorang yang dipilih oleh Allah, tetapi Allah memilih orang yang taat. Sebab itu Paulus mengingatkan dalam kitab-kitabNya Ia mengatakan bahwa apa yang dikagumi /dipuji manusia dibenci Allah, tetapi

123

sebaliknya apa yang dihina manusia diterima oleh Allah. Hal ini senafas dengan apa yang diaktualisasikan oleh Yesus. Jadi apa yang harus kita pelajari atau prestasi apa yang harus kita cari? Hanya satu, yaitu prestasi dalam ketaatan. Ketaatan adalah bukti dari iman. Kualitas seorang hamba adalah taat pada majikan, ia hanya menjalankan secara hurufiah/letterlex apa yang diperintahkan oleh majikannya, bukanlah kepintaran mentafsirkan perintah majikannya, kalau tidak ngerti ia hanya bertanya kepada majikannya, ia tidak mentafsirkan sendiri perintah majikannya, modalnya hanya takut kepada majikan dan ketaatan. Alangkah naifnya manusia bila ingin menyamakan diri dengan Tuhan dalam hal pengetahuan. Semua manusia adalah kesia-siaan/hanya debu yang tidak berdaya. Didepan mata Tuhan semua manusia sama tidak ada yang pintar dan tidak ada yang bodoh, semuanya debu tidak berguna. Yang dibutuhkan sekali lagi ketaatan sebagai bukti dari iman. Bukankah manusia tetap sombong hingga saat ini? Dengan

124

menguasai iptek mereka berpikir, mereka dapat mengabaikan kekuasaan Tuhan. Sejak kecil manusia dimotifasi untuk mengejar pengetahuan setinggi mungkin, sebab manusia berpikir dengan memiliki pengetahuan mereka bisa memiliki segalanya, jabatan/kekayaan/kepopuleran/ dan tentu saja dapat mengalahkan yang bodoh. Itulah paradigma manusia. Tetapi dari sudut pandang Tuhan justru kebalikannya. Orang bodohlah yang nanti diberi kemenangan, Yang rendah ditinggikan, dan yang tinggi direndahkannya. Tatanan dunia/sistim dunia ini memang berorientasi pada iptek, manusia didorong meraih prestasi setinggi-tingginya. Karena dengan menguasai iptek, manusia mengukur kualitas dan prestasi seseorang. Dalam hal mencari nafkah/jabatan, kelayakan seseorang sebagian besar ditentukan oleh seberapa besar orang itu menguasai iptek. Tidaklah mengherankan kalau iptek menjadi prioritas utama dalam hidup seseorang ketimbang bertobat mencari jalan kebenaran atau mencari Tuhan. Yang pada

125

akhirnya tujuan akhir manusia adalah mengejar kekayaan/harta/uang/kekuasaan. Tujuan hidup seperti ini sayangnya juga sudah merambah kedunia agama. Orang se-olah-olah ingin mendirikan kerajaan agama. Mereka mengejar pengetahuan dibidang agama menjadi pakar/ahli-ahli agama. Dan tentu saja orang-orang tsb akan mendapat pujian. Pada zaman Yesus juga hal ini pernah terjadi. Semula banyak orang ingin mencoba mengikut Yesus disamping ke12 orang murid lainnya. Namun lambat laun orang-orang tsb pergi meninggalkan Yesus, diantara orang-orang yang meninggalkan Yesus tercatat ada beberapa orang parisi/pakar-pakar/ahli-ahli kitab. Perjanjian Baru juga mencatat mengapa alasan mereka meninggalkan Yesus, karena tidak tahan mendapat malu, mereka ingin mendapat pujian. Bukankah suatu realitas didunia ini dalam memilih orang selalu didasarkan pada pengetahuan/kepintaran. Dengan menjadi ahli maka mereka akan mendapatkan jabatan yang tinggi dengan reward yang tinggi pula. Bukankah

126

kriteria seperti ini juga diterapkan dalam dunia agama?.

KEKUATAN NAFKAH:

Kekuatan/pengaruh yang sangat berkuasa berikutnya adalah kekuatan ekonomi/nafkah(urusan perut) atau urusan makan dan minum. Kekuatan nafkah juga mempunyai imam dari pemimpin yang terendah sampai dengan pemimpin yang tertinggi. Siapakah pemimpin ekonomi/urusan nafkah dalam hirarki yg terendah? Tentunya adalah para kepala keluarga/pencari nafkah yang disebut juga tulang punggung keluarga. Mayoritas manusia masuk dalam hirarki ini. Bukankah seorang suami dikatakan sebagai imam dalam keluarga? Sebagai pencari nafkah/tulang punggung keluarga, alangkah hinanya seorang imam dalam keluarga bila tidak bekerja mencari uang/nafkah. Dan alangkah terpujinya seorang imam dalam keluarga, kalau ia disebut pintar dalam mencari

127

nafkah, karena di-sinilah letak harga diri seseorang, maka tidaklah mengherankan kalau orang tidak tertarik mengikut Yesus, karena paradigma yang dibangun justru berlawanan dengan aspirasi mereka. Pengikut Yesus adalah orang yang hina, tidak punya harga diri, sangat memalukan, bisa dianggap sesat, gila dlsb. Hal ini juga dialami oleh Yesus dan pengikutNya. Lalu siapakah pemimpin/imam dibidang nafkah /ekonomi dalam tingkat yang lebih tinggi dan yang tertinggi? Dalam kitab Wahyu juga diungkapkan dengan jelas yaitu pemimpin ekonomi dunia adalah suatu Negara yang banyak penduduk dan sumber daya alamnya. Sedangkan pemimpin/imam dibidang ekonomi dalam skala menengah adalah para pedagang/bisnismen, investor, mereka adalah pemberi nafkah bagi para imam dalam keluarga. Dalam kitab Wahyu dijelaskan tentang kebinasaan para pedagang pada hari kiamat. Bukankah hidup manusia secara faktual menggantungkan hidup mereka pada imam dalam keluarga, lalu kepada para pedagang

128

pemberi nafkah dan kemudian kepada pemimpin ekonomi dunia ini? Secara ritual memang kelihatannya manusia bergantung pada Tuhan, tetapi antara yang ritual dengan yang factual terjadi perbedaan yg menyolok. Maka ajaran Tuhan Yesus untuk mengikut Dia dan meninggalkan nafkah/pekerjaan dianggap tidak konstektual/dianggap sebagai ajakan orang yang tidak waras, itulah faktanya. Yesus ditolak, Yesus dihina. Manusia lebih memilih dunia ini ketimbang memilih Juruselamat. Mereka baru mau ikut Yesus kalau syarat yang Yesus minta bisa dikompromikan, asal jadi orang baik-baik saja, suka beramal baru saya mau mengikut Yesus, tetapi ijinkan saya tetap bekerja mencari nafkah, bukankah untuk beramal/memberi dibutuhkan uang, bagaimana saya bisa memberi kalau saya tidak mencari uang, itulah argumennya.Tetapi justru itulah beratnya mengikut Yesus, tidak popular dan dengan terus terang kepada pengikutNya Yesus mengatakan bahwa risiko mengikut Yesus adalah dihina, dikucilkan, harus

129

menerima malu, sebab itu Yesus mengatakan bahwa barangsiapa yang malu mengakui Aku, Yesuspun akan malu mengakui mereka didepan Bapa Surgawi. Tetapi berbahagialah orang yang karena mengikut Aku, ditolak, dihina dan dikucilkan bahkan dianiaya, karena upahmu besar disorga. Mengikut Yesus adalah pengabdian penuh atau pekerjaan penuh(fulltime). Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan ritual tetapi pekerjaan factual. Jadi 100% factual, bukan 50% ritual dan 50% factual. Itulah beratnya risiko mengikut Yesus. Risiko terberat orang mengikut Yesus dan yang membuat orang urung mengikut Yesus adalah mengerjakan pekerjaan factual 100% namun tanpa gaji. Inilah bedanya dengan pekerjaan factual didunia ini. Gaji/upah yang Yesus janjikan adalah mewarisi kerajaan Sorga, serta kekuatan dalam melakukan pekerjaan itu. Lalu bagaimana sikap kita mengenai masalah perut? Tuhan Yesus mengajarkan berilah kepada kami makanan kami yang secukupnya. Arti kecukupan disini bukanlah dalam makna suatu

130

kemapanan hidup, sama sekali bukan! Tetapi dalam artian hidup seadanya. Dalam pengajaran doa Bapa kami juga diajarkan biarlah kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Berarti sehari saja, dan tiap-tiap hari bergantung pada pemeliharaan Tuhan tidak bergantung pada pemeliharaan dari deposito atau uang asuransi atau uang saham anda di-perusahaan. Apakah dengan mengikut Yesus kita diajarkan untuk malas? Sama sekali tidak!! Karena mengikut Yesus bukanlah ritual tetapi pekerjaan/tugas yang Yesus perintahkan adalah tugas yang factual/nyata (sesuatu yang riil) yang harus diaktualisasikan secara kerja nyata. Lalu dari mana uang untuk melakukan kegiatan-kegiatan nyata itu? Dalam berita pertobatan yang disampaikan Yohanes Pembaptis dinyatakan: Hasilkanlah dari buah pertobatanmu! Rasul Paulus mengatakan memberi dari apa yang ada padamu, bukan dari apa yang tidak ada padamu!. Sebelum kita bertobat hidup kita menimbun harta sebanyak-banyaknya, maka hidup kita selalu kurang, kita merasa memiliki kurang banyak untuk

131

disimpan, makin hari makin banyak. Maka kita menabung, kita tanam (invest) talenta kita itu. Tidak kita gunakan (lepaskan)/kosongkan. Namun setelah kita bertobat mengikut Yesus, maka teladan Yesus harus menjadi orientasi hidup kita. Dari orientasi menyimpan/memiliki/investasi menjadi orientasi yang sebaliknya yaitu orientasi menggunakan/melepaskan/mengosongkan. Inilah orientasi yang diterapkan oleh Yesus, Ia mengosongkan diriNya, begitupula orientasi serupa dilakukan juga oleh murid-muridNya dan Paulus setelah bertobat. Paulus mengatakan aku semakin ber-kurang-kurang/kosong dan makin lama makin serupa dengan Kristus. Hidupku bukan aku lagi, tapi menjadi duplikat Kristus itulah orientasi hidup Paulus. Kepada murid-muridNya Tuhan Yesus pernah berkata: Tidak ada orang yang bekerja pada 2 majikan, bekerja untuk mammon (harta/uang) atau bekerja untuk Kristus. Yesus mengingatkan para murid untuk memilih salah satu, kalau tidak akan terjadi konflik of interest. Kalau pilih mammon harus fulltime untuk

132

mammon tidak bisa separuh-separuh, kalau pilih Kristus harus fulltime untuk Kristus. Pada topik sebelumnya telah diuraikan apa yang dimaksud dengan pekerjaan Tuhan. Pemimpin/imam dibidang ekonomi mempunyai kekuatan yang sangat besar, Ia dapat mengarahkan para pemimpin Negara/pemimpin politik, mereka juga dapat mempengaruhi para pemimpin/imam dibidang agama untuk menuruti kemauan mereka. Bukankah hal ini suatu fakta yang terjadi pada zaman sekarang ini? Dimana para pengusaha/bisnismen/investor/pedagang pemberi nafkah berkolaborasi dengan para penguasa/imam dibidang politik dan imam dibidang agama. Rasul Paulus menubuatkan dalam tulisannya kepada Timotius, Rasul Paulus mengatakan bahwa pada akhir zaman orang akan mengTuhankan perut dan sekarang ini sudah menjadi kenyataan,bukan? Sebab itu Paulus juga memperingatkan kita bahwa akar/biang keladinya kejahatan adalah tamak akan uang. Inipun suatu fakta.

133

KEKUATAN POLITIK:

Kekuatan/pengaruh berikutnya adalah : Kekuatan Politik. Orientasinya jelas adalah power/kekuasaan. Orang saling singkir menyingkirkan karena power. Bukankah power adalah atributenya seorang pemimpin/imam. Jabatan imam/pemimpin adalah sipemegang kekuasaan atau power. Seperti kita ketahui jabatan politik adalah seperti : Presiden, DPR, MPR, MAHKAMAH AGUNG Inilah jabatan puncak dalam politik yang masing-masing memiliki power yang equal. Setelah itu disusul dengan jabatan politik dibawahnya seperti para menteri dan eselon dibawahnya dst. Hal ini juga berlaku di-semua Negara dengan sebutan kaisar, raja, perdana menteri dsb.

KEKUATAN AGAMA:

Kekuatan/Pengaruh berikutnya adalah kekuatan agama. Kekuatan ini juga ada

134

imam/pemimpinnya. Mereka adalah para pemimpin agama/ahli-ahli kitab/pengajar agama/parisi. Hirarki keagamaan yang sejak ribuan tahun lalu masih terus diterapkan sampai zaman sekarang ini. Yaitu adanya jabatan imam yang kini dibahasakan dengan sebutan pendeta (Pdt), Romo (Pastur), Mereka menyebut diri hamba Tuhan, namun pada kenyataannya tetap menggunakan pola yang sama dengan para parisi pada zaman Tuhan Yesus. Hirarki yang sama tetap digunakan, yaitu para imam/Pdt ini mengangkat juga yang disebut dengan kepala sinode/sinagoge (Imam Besar). Sama-halnya pada zaman Tuhan Yesus, zaman sekarangpun pengaruh kekuasaan para pemimpin agama sangat menentukan bagi para pemimpin Negara/politik dalam mengambil setiap kebijakan bahkan dalam membuat undang-undang. Pengaruh pemimpin/imam dibidang agama juga berlaku disemua Negara. Dimana keputusan/fatwa mereka menjadi penentu bagi seorang raja/Presiden dalam mengambil suatu keputusan. Mereka menjadi rujukan bagi

135

raja/presiden dalam mengambil keputusan. Kekuatan agama memiliki kekuatan/kekuasaan yang sangat besar bahkan melebihi pengaruh dari 3 kekuatan besar lainnya. Dalam Alkitab realitas ini juga dialami oleh Kristus dan murid-muridNya. Sebab itu Yesus mengingatkan murid-muridNya bahwa kalian juga akan dianiaya dan dihadapkan kepada Mahkamah Agama( Pemimpin tertinggi Agama). Seperti telah dijelaskan dalam topic-topik sebelumnya bahwa Tuhan Yesus datang bukan sebagai pemimpin agama. Umat manusia waktu itu mendambakan seorang pemimpin agama yang kuat dan kharismatik, yang dapat mengalahkan para raja yang menindas mereka. Tetapi mereka kecele, mereka kecewa, ternyata Yesus datang bukan sebagai pemimpin agama, bukan pula sebagai raja, bahkan Ia datang sebagai Hamba Tuhan yang dianggap hina. Dan Yesuspun tidak bergeser dari peran itu, meskipun iblis mencoba menawarkan peran yang sebaliknya. Yesus tetap taat dengan peran tsb dan dikerjakannya dengan tuntas. Pada mulanya para murid juga kecewa

136

dengan Yesus, mereka juga mempunyai ekspektasi yang sama dengan orang banyak. Namun setelah Yesus ditinggikan/dimuliakan barulah mereka bertobat dengan sesungguhnya. Tuhan Yesus datang sebagai hamba Tuhan yang taat. Jabatan hamba adalah sama dengan tidak memiliki jabatan, hamba adalah budak/orang-orang hukuman suatu status yang paling hina. Suatu ketika para murid bertengkar memperebutkan jabatan pemimpin, lalu Tuhan Yesus datang menjelaskan makna dari kata pemimpin yang tentu saja diluar nalar pemikiran manusia pada umumnya, Yesus berkata : Bila kalian ingin menjadi pemimpin hendaklah kalian menjadi yang paling hina/paling kecil diantara kalian. Inilah yang dimaksud dengan kata yang terkecil menjadi yang terbesar. Kata-kata Yesus ini semula dianggap canda biasa,namun setelah para murid melihat bagaimana Yesus telah mengimplementasikan semuanya barulah mereka sadar. Tuhan Yesus memilih jalan yang tidak popular, Ia mengosongkan diriNya demi

137

ketaatanNya kepada Tuhan BapaNya. Cobalah kalau kita bandingkan dengan para imam/imam besar sejak zaman Yesus sampai zaman sekarang ini bukankah sangat kontras bedanya? Dimana mereka begitu powerfull, sedangkan Yesus datang dengan powerless. Bukankah dizaman Yesus keputusan untuk menyalibkan Yesus juga datang dari para imam-imam/imam besar yang menuduh Yesus membawa ajaran sesat. Merekapun berkolaborasi dengan para penguasa lainnya.

SIAPAKAH ORANG-ORANG PARISI/ANTIKRIS/NABI-NABI PALSU ZAMAN INI? (XIII)

Dari 10 topik bahasan yang sudah dipaparkan dalam tulisan ini, marilah kita telaah satu persatu dimanakah posisi kita berada saat ini? Apakah kita berada dalam komunitas domba atau sebaliknya kita ada dalam komunitas kambing? Tuhan Yesus sendiri berpesan bahwa sebelum kedatanganNya pada hari kiamat nanti akan bermunculan nabi-nabi palsu yang menggunakan nama Kristus.

138

Mereka juga akan mengklaim bahwa pelayanannya/pekerjaannya juga menggunakan nama Kristus. Rasul Yohanes sendiri dalam 3 tulisannya di-Perjanjian Baru telah memperingatkan kita bahwa Antikris sudah ada diantara kita, berarti cara bekerjanya antikris ini sangat cerdik, ia tidak berada diluar, tetapi justru berada dalam tempat-tempat ibadah, bagaimanakah caranya? Ia menyamar sebagai malaikat terang hal ini dikatakan oleh rasul paulus dalam surat-suratnya memperingatkan para pengikut Kristus. Tuhan Yesus sendiri juga memperingatkan akan penyamaran antikris ini sebagai serigala berbulu domba. Sebab itu dalam penghakiman terakhir, Kristus mengatakan bahwa nanti akan ada 2 jenis komunitas, yang sekarang ini masih menyatu, tapi kelak akan dipisahkan domba (asli) dan kambing (domba palsu, penyamaran srigala berbulu domba). Kalau anda mempelajari asal muasalnya iblis bukankah iblis yang semula adalah penghulu malaikat yang memberontak terhadap Tuhan dan dicampakkan

139

Tuhan kemuka-bumi ini yang akhirnya membujuk manusia untuk mengikuti jejaknya. Sebab itu janganlah kita terkecoh dengan pendapat bahwa iblis berpenampilan seram, kalau demikian halnya tentu gampang sekali bagi kita untuk membedakannya bukan?.J ustru antikris/iblis dan pengikutnya ini justru berpenampilan seperti malaikat dan kadang sebagai domba tapi bersifat serigala. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa membedakan Kristus yang asli dengan Kristus yang palsu (antikris) ini? Langkah penting pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui dan menemukan yang asli lebih dulu, dengan demikian barulah kita bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu!. Dalam menemukan yang asli hendaknya kita berhati-hati jangan sampai kita terkecoh dengan yang palsu, karena yang palsu kelihatannya mirip bahkan kelihatan lebih bagus dari aslinya. Hendaknya dan seharusnyalah Alkitab adalah sumber rujukan satu-satunya yang orisinil tanpa variasi atau tafsiran dari manusia. Dewasa ini begitu banyak

140

tafsiran yang diklaim bersumber dari Alkitab, tapi sayangnya sudah tidak orisinil lagi, sudah bercampur dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.Tentu saja penafsir-penafsir ini adalah orang-orang pintar, para akhli/para pakar Alkitab. Mereka berusaha dengan logika mereka untuk menambah atau mengurangi isi Alkitab dengan kaca-mata pandang mereka sendiri. Itulah para parisi zaman sekarang ini dan dengan menciptakan tafsiran-tafsiranmereka, lalu mereka mengajarkan bahkan menjualnya, demi popularitas mereka semata-mata. Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus 2 kali memperingatkan bahwa Alkitab /Firman Tuhan adalah tidak berubah isinya, karena Firman Tuhan ditulis oleh ilham RohKudus, dan suatu dosa besar bagi yang menambah/mengurangi apalagi mentafsirkan. Firman Tuhan harus diterima apa adanya. Isinya tidak boleh dirubah. Namun bahasa untuk mengkomunikasikan itu yang bisa diterjemahkan kedalam bahasa ibu tiap-tiap orang. Menterjemahkan tidak sama dengan hermeunetic

141

(ilmu tafsir). Menterjemahkan adalah bagai seorang translator yang menterjemahkan kata-kata Sang Nara-sumber kepada bahasa para audiencenya. Sedangkan hermeunetic/ilmu tafsir digunakan para orator/penceramah/pengkhotbah, yang mentafsirkan suatu materi ilmiah demi kepuasan pelanggannya. Sangatlah berbeda tujuannya. Tugas murid Kristus bukanlah sebagai orator, tetapi tugasnya adalah sebagai messenger/kurir, dia hanya mendeliver apa yang sudah ada secara hitam putih apa adanya, seperti seorang tukang pos mendeliver surat, bukan untuk mengubah/mentafsirkan isi surat tsb. Nah dari latar belakang pemahaman seperti itulah mari kita menelaah satu persatu tentang ciri-ciri Parisi, antikris dan nabi-nabi palsu zaman ini. Pertama marilah kita mengupas ciri-ciri parisi. Banyak orang Kristen tentunya familiar dengan kata ini namun sayangnya mereka tidak mengerti apa arti parisi? Mereka hanya tahu bahwa parisi hidup ribuan tahun yang lalu, pada zaman Yesus. Namun

142

mereka tidak menyadari bahwa parisi tetap hidup sampai zaman sekarang ini. Dulupun penulis memiliki pemahaman yang sama dengan mereka(Mainstream orang Kristen zaman ini ). Namun setelah penulis membaca ulang Alkitab terutama perjanjian baru (injil), maka batin penulis yang selama ini buta menjadi tercelik, dulu penulis masa-bodoh dengan istilah parisi ini, kini penulis sadar akan peringatan Kristus tentang orang parisi ini. Kalau kita mau mencermati keadaan zaman sekarang ternyata banyak kesamaannya, membuat sadar penulis melihat betapa bahayanya keadaan penulis dan keadaan orang Kristen zaman ini. Penulis baru menyadari bahwa kata parisi disini bukanlah bermakna perbuatan baik atau jahat atau rohani tidak rohaninya seseorang, justru kalau itu ukurannya maka orang parisi sangatlah sempurna. Melainkan kata parisi disini bermakna suatu jabatan, merujuk pada jabatan pemimpin agama/pengajar agama/ahli-ahli agama/ahli-ahli kitab. Mereka itulah yang disebut parisi. Penulis juga melihat

143

suatu kesamaan yang sangat jelas antara parisi zaman sekarang dengan parisi pada zaman Yesus. Tugas parisi zaman Yesus adalah memimpin umat dengan tugas melakukan kegiatan ritual keagamaan. Mereka tetap mempertahankan tradisi keimaman yang telah dimulai sejak zaman musa. Tingkah laku parisi ini telah dikecam keras oleh Yesus, dengan tegas Yesus mengatakan bahwa para imam tidak pernah berubah, mereka tetap mempertahankan tongkat kepemimpinan Musa. Padahal secara tidak langsung Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan atas bait Tuhan yang mereka pimpin, seharusnya mereka melepaskan tongkat musa itu dan mempersilahkan Yesus menjadi pemimpin atas hidup mereka, bahkan respon mereka sebaliknya, mereka menolak dan mengucilkan Yesus. Yesus dianggap sesat karena tidak mengikuti adat istiadat mereka, yang sampai kini masih tetap berlangsung. Kalau kita mau merefleksikan apa yang terjadi sekarang, bukankah cara dan adat istiadat ini masih berlangsung, bahkan tingkat

144

kedurhakaannya jauh lebih besar dengan semakin berkembangnya iptek didunia ini. Bukankah manusia makin lebih sombong, makin lebih serakah dalam segala hal baik dari segi power, harta dan uang?. Siapakah parisi zaman sekarang? Tentu anda sangat mudah untuk menjawabnya bukan? Siapakah para pemimpin agama zaman sekarang? Bukankah mereka juga penjelmaan dari parisi sejak zaman Yesus? Pola ibadah yang digunakan juga tetap sama, hirarki yang dibentuk juga tetap sama ada imam (para pendeta), walaupun mereka kerapkali menyebut diri mereka hamba Tuhan, tetapi secara factual mereka tetap bertindak/bertingkah-laku sebagai imam/pemimpin agama. Ada ketua sinode (Imam besar). Pengalaman seperti itu juga dikatakan oleh rasul Paulus, ia mengatakan bahwa sebelum bertobat ia adalah seorang parisi, pemimpin agama. Ia memimpin kegiatan ritual keagamaan secara ketat. Namun setelah bertobat ia melepaskan kegiatan-kegiatan seperti itu. Ia berkata bahwa ia dulu hamba torat dan sekarang

145

berubah menjadi hamba Kristus/hamba Injil. Lalu sebagai pengikut Kristus, bagaimana sikap kita terhadap kaum parisi itu? Untuk itu Tuhan Yesus memberi petunjuk yang sangat jelas bahwa ajaran Parisi yang bersumber dari torat harus kita ikuti, namun dengan tegas Yesus mengingatkan jangan kita mengikuti perbuatannya, ini tercatat dalam Alkitab ( Injil), apa yang Yesus ucapkan dalam menyikapi fenomena parisi zaman sekarang. Bukankah dengan pernyataan seperti ini Yesus ingin mengatakan secara tidak langsung jangan mau kita dipimpin oleh parisi itu. Karena dalam kesempatan lain Yesus juga memperingatkan murid-muridNya untuk berhati-hati terhadap ragi (ajaran) orang parisi. Jadi dapatlah kita memahami bahwa dalam mengajarkan torat, mereka menambahkan aturan-aturan baru yang menguntungkan mereka, mereka mentafsirkan torat sesuai selera mereka sendiri. Itulah sebabnya Yesus memperingatkan kepada murid-muridNya akan bahayanya ajaran/tafsiran kaum parisi itu. Mereka mengenal torat tetapi dalam

146

perbuatan mereka menjalankan tafsiran mereka sendiri. Yesus menganalogikan ajaran parisi sebagai ragi yang merusak adonan. Rasul Pauluspun dalam surat-surat kirimannya juga mengidentifikasi hal yang sama. Ia mengidentifikasi ajaran yang dibawa oleh nikolaus sebagai ajaran yang menyimpang, ajaran dongeng nenek tua. Dan dalam kitab wahyu hal yang sama juga diungkapkan oleh rasul yohanes, ia juga mengungkapkan hal yang sama mengenai Nikolaus. Sebagai pengikut Kristus, berwaspadalah!! Rasul Paulus dalam tulisannya banyak-kali menasihatkan kepada kita akan ciri-ciri parisi/nabi-nabi palsu tsb. Rasul Paulus dalam tulisannya banyak-kali menasihatkan kepada kita akan cirri-ciri parisi/nabi-nabi palsu tsb. Rasul Paulus antara lain mengidentifikasi mengenai motif pelayanan dari kaum parisi itu. Motif mereka adalah mencari untung, kata motif mencari untung ini disebut beberapa kali dalam surat kirimannya. Bukankah kata mencari untung sebuah kata yang sangat familiar terutama bagi

147

para dlsb. Mengapa Rasul Paulus dengan cepat dan tanggap dapat cepat mengidentifikasi ciri-ciri tsb. Hal ini tentu saja dilatar-belakangi akan kehidupannya sendiri sebelum bertobat. Ia adalah juga orang parisi, ia juga pengusaha property, yang waktu itu boleh terbilang sukses. Dan pengalamannya itu dishare kepada para pengikut Kristus yang lain. Kesuksesan rasul Paulus lainnya sebelum bertobat menurut ukuran dunia yakni ia juga adalah seorang pemimpin agama, dalam lingkup sinode ia diberi kuasa untuk menganiaya orang-orang pengikut Kristus yang pada waktu itu dianggap sesat. Pengetahuan agamanya juga tinggi, ia belajar dari prof.Gamaliel. Ia adalah sarjana theologia yang terkemuka, sebab itu ia dipilih oleh sinodenya dalam penyebaran agama, dan membrantas ajaran-ajaran yang dianggap sesat menurut pandangan mereka. Salah satu ajaran yang dianggap sesat oleh mereka adalah Pengikut Kristus yang mereka sebut dengan ajaran Jalan Tuhan. (Sebutan dengan orang-orang yang mengikut Yesus waktu itu) Kisah ini dapat anda

148

baca dalam kitab kisah rasul-rasul,perjanjian baru. Menurut Paulus dulu bernama saulus orang-orang pengikut jalan Tuhan ini harus dibasmi. Sebab itu ia minta surat kuasa untuk menjalankan tugas ini dari pemimpin sinodenya. Sebagai parisi/imam, paulus tentunya faham sekali akan kitab torat. Dalam berbagai tulisannya paulus bersaksi bahwa dulu sebelum ia bertobat ia adalah pemimpin agama/parisi yang sangat berkuasa. Ia dianggap sangat spiritual/rohani. Orang yang religious. Paulus berkata ia dulu adalah hamba Torat namun setelah bertobat dan ditangkap Kristus akhirnya menjadi hamba Kristus/hamba Injil. Dulu sebagai pekerja agama/ritual, namun sekarang menjadi pekerja Injil. Bahkan dengan tegas rasul Paulus mengatakan “Celakalah aku kalau tidak memberitakan Injil “ Kalau dulu kata Paulus aku mengerjakan hal-hal yang memberikan keuntungan materi dan yang aku banggakan namun sekarang justru hal-hal yang menguntungkan itu menjadi suatu kerugian dan kemalangan. Namun apa yang dulu kuanggap

149

suatu kebodohan atau kerugian kuanggap suatu keuntungan dan kebanggaan bagiku. Perubahan Paulus ini perubahan 100% bukan perubahan yang separuh-separuh, perubahan tempat dari kiri kekanan, berbalik arah kearah yang berlawanan. Segala kesuksesan, kekayaan, ketenarannya dimasa lalu dianggapnya sampah. Sebab itu dengan mantap ia mengatakan aku melepaskan apa yang dibelakangku (masa laluku) dan berlari-lari pada tujuan hidup yang baru yaitu panggilan sorgawi dalam Kristus Yesus. Ia telah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga ketimbang kehidupannya yang lalu. Ia sungguh-sungguh ingin menduplikat kehidupan yang serupa dengan Yesus. Ia berkata hidupku bukan aku lagi melainkan Kristus yang diam didalam aku. Biarlah aku makin ber-kurang-kurang dan Kristus ber-tambah-tambah, kalimat ini berarti bukan masalah popularitas, tapi berarti semakin hari semakin serupa dengan Yesus, baik dalam penderitaan dan kebangkitanNya. Kristus telah mengosongkan dirinya untuk menjadi teladan

150

bagi murid-muridNya. Dan teladan yang sama juga telah diteladankan Paulus kepada kader mudanya seperti Timotius, Silas dll. Kepada Timotius Paulus juga menasihatkan agar tidak takut memperingatkan kepada orang-orang kaya didunia ini untuk tidak menggantungkan hidupnya kepada kekayaan. Karena akar kejahatan adalah cinta uang. Uang adalah motif utama orang mencari untung. Sebab dengan uang manusia bisa membeli segalanya, termasuk membeli keadilan didunia ini. Paulus banyak memberi nasehat-nasehat berhubungan dengan masalah harta dan uang. Dan Paulus juga memberi petunjuk praktis bagaimana menyikapi terhadap uang dan harta. Paulus juga dengan berani memperingatkan bahwa Hati-hatilah terhadap orang-orang yang mengaku sebagai murid Kristus, tetapi motif pelayanannya adalah uang (mencari untung). Memperhatikan keadaan zaman/tanda-tanda zaman, Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya agar mereka pandai-pandailah menilai zaman. Hal-hal apakah yang harus kita perhatikan

151

dalam menilai zaman ini? Hal-hal penting yang perlu kita ketahui antara lain: Apakah ciri-ciri parisi yang diberitahu oleh Tuhan Yesus maupun rasul Paulus ada disekitar kita? Kalau kita mau jujur, kita akan berkata sangatlah banyak para parisi disekitar kita, bahkan mungkin saja kita adalah salah satu pengikut para parisi ini. Bukankah kalau kita memperhatikan ajaran Parisi dewasa ini selalu didengung-dengungkan akan hidup yang berkelimpahan, hidup penuh keberkatan, banyak berkat/uang/harta. Supaya dengan memiliki itu kita bisa memberi/beramal, bukankah logika seperti itu yang terbangun dan diajarkan para parisi itu? Menurut tafsiran kaum parisi itu, kata miskin yang diucapkan oleh Yesus adalah ajaran yang irasional, tidak logis dalam bahasa bisnisnya tidak marketable dan tidak aspiratif untuk mereka. Ucapan Yesus ini dianggap keliru dan sangat membahayakan bagi kemapanan mereka. Sebab itu mereka berupaya mengkoreksi ucapan Yesus ini dengan makna lain versi mereka, yg sesuai dengan koridor logika

152

mereka. Lalu mencuatlah tafsiran yang memaknai miskin dihadapan Tuhan yang diucapkan oleh Yesus dengan makna miskin rohani. Celakanya tafsiran ini disepakati oleh semua orang Kristen sebagai suatu kebenaran. Dengan demikian para parisi telah dapat meredam ucapan Yesus yang dianggap membahayakan ini. Sehingga dengan tafsiran ini kemapanan mereka tidak terancam lagi. Sungguh licik bukan para parisi itu? Saat ini orang sudah melupakan atau mengabaikan arti kebenaran yang Yesus ucapkan. Bila ada orang yang berusaha meluruskan kembali kebenaran itu, merekapun tidak kurang akal untuk mencari argument pembenar, seperti misalnya mereka mengatakan, Orang Kristen itu harus kaya , lihat contohnya Ayub, Abraham, lalu menyebut nama Salomo, sudah kaya, berkuasa, pintar dan bijaksana lagi. Para pengikut parisi menelan mentah-mentah argumen pembenar ini, tanpa melihat secara utuh rangkaian peristiwa yang dialami oleh nama-nama yang disebutkan diatas. Mereka tidak melihat benang merahnya dengan

153

karya keselamatan yang Yesus jalani didunia ini. Para parisi itu cenderung mencari safety untuk diri sendiri, mereka tidak mau jualan mereka tidak laku. Merekapun lalu menjual dongeng nenek tua yang pernah dikatakan Paulus dalam surat-surat kirimannya. Kalau kita menyadari hidup kita sekarang dalam arus besar (mainstream) seperti ini, rasanya sangat sukar untuk menentang arus besar ini. Sebab itu manusia sangat sukar untuk mengikut Yesus, karena prasyarat mengikut Yesus sangat sukar dan berat. Manusia lebih senang dengan adat istiadat lama yang telah diwariskan para parisi ini, jauh lebih nyaman, lebih aspiratif. Manusia merasa lebih terwakili kepentingannya. Para imam dengan keahlian dan kepintarannya dianggap lebih bisa menyerap aspirasi mereka. Bisa kompromi, bisa flexible terhadap mereka. Mereka dianggap tidak kaku, tidak sama dengan Yesus yang dianggap sangat kaku, tidak bisa kompromi, tidak permissive, sangat keras, tidak moderate, selalu bertahan pada prinsip hitam-putih, tidak bisa abu-abu. Bukankah didunia ini

154

kalau orang mau dipilih jadi pemimpin, type seperti Yesus sangat tidak disenangi/ditolak. Type Parisi adalah type ideal pilihan manusia karena parisi memiliki criteria-criteria yang disenangi manusia. Kriteria ideal menurut manusia adalah orang yang accommodative, sangat flexible/tidak kaku, menyenangkan bisa kompromi/tidak keras. Dan criteria dambaan orang ini tidak ada dalam pribadi Yesus. Maka tidaklah heran kalau Yesus dihina, diusir bahkan dianggap sesat dan gila. Tuhan Yesus justru memiliki criteria yang sebaliknya: Yaitu tidak flexible(populis), merendahkan diri menjadi sangat hina, teguh pada prinsip, tidak bisa kompromi, bersikap hitam putih/fakta apa adanya( kebenaran)/ tidak korupsi/tidak bisa disogok. Bukankah orang tidak menyenangi orang-orang seperti itu? Orang-orang yang berkwalitas seperti Yesus akan disingkirkan dan dikucilkan. Fakta-fakta ini juga diuraikan oleh Yesus kepada orang-orang yang mau mengikutNya dengan terus terang. Bukankah fakta-fakta diatas adalah gambaran mainstream

155

manusia didunia ini? Manusia lebih cenderung cari aman sendiri dan kwalitas manusia seperti ini direpresentasikan oleh para parisi/imam. Dan hal ini secara factual dapat kita lihat dalam kitab perjanjian baru, dikatakan bahwa sebetulnya ada beberapa parisi yang semula ingin mengikut Yesus, tetapi mereka urung untuk mengikut Yesus, tetapi mereka takut hinaan mereka ingin mencari pujian. Mereka lebih memilih cari aman/safety dan akhirnya mereka meninggalkan Yesus. Banyak orang dewasa ini berpikir enggak apa-apalah saya ikut arus, yang penting saya jadi orang baik-baik, tidak merugikan orang, bukankah semua agama sama semuanya mengajarkan kebaikan? Kalau saya jadi orang baik-baik ikut arus kan enggak apa2? Yang pentingkan saya tetap rajin kegereja beribadah kepada Tuhan? Nah orang-orang seperti ini patut dipertanyakan Ia beribadah kepada Tuhan yang mana? Kristus atau antikris ?Argumen lain yg kerap kita dengar adalah seperti ini: Saya harus mencari uang sebanyak-banyaknya, supaya buat saya sendiri

156

tidak kekurangan,kalau saya berlebihkan saya bisa berbuat baik, memberi dan beramal. Bisa sumbang sana dan sumbang sini. Dengan kekayaankan saya bisa berbuat baik, dengan kepintarankan saya bisa berguna buat Tuhan, kalau bodohkan saya tidak berguna buat Tuhan? Argumen seperti ini justru dibalikan oleh Yesus. Dalam melakukan pekerjaanNya/misiNya Yesus tidak menggunakan logika kepintaran manusia. Yesus hanya cerdas dalam mentaati perintah BapaNya. Tuhan Yesus memilih orang bodoh dan miskin sesuai dengan apa yang diucapkanNya ber-kali-kali dalam kitab perjanjian baru, Yesus tidak pernah mengingkari ucapan-ucapanNya. Ia tetap konsisten dengan janji-janjiNya. Manusia mengabaikan ajaran dan ajakan Yesus, mereka bersikap masa-bodoh, yang penting saya aman/safety didunia ini. Melihat paparan diatas semoga anda sekalian alert/waspada!! Dikomunitas manakah anda berada saat ini? Apakah anda berada pada komunitas domba (Kristus) atau sebaliknya anda berada pada

157

komunitas kambing ( Antikris). Mengapa banyak orang bersikap masa-bodoh akhir zaman ini? Karena orientasinya hidupnya bukanlah mencari keselamatan (salvation) tetapi orientasi hidupnya telah digantikan dengan orientasi cari selamat (cari aman). Pikiran mereka sudah dibutakan oleh ilah zaman ini. Kalau dalam zaman perjanjian lama manusia menggantikan Tuhan dengan tuhan-tuhan buatan mereka sendiri yaitu berbentuk patung-patung ukiran. Namun pada akhir zaman ini sudah lebih dahsyat yaitu sudah berupa uang/harta dan iptek. Dengan 2 bentuk ilah andalan yakni uang/harta dan iptek ini manusia berpendapat bahwa mereka dapat membeli apa saja, bahkan keamanan/safety dapat dibelinya. Mereka tidak sadar bahwa nyawa tidak bisa dibeli dengan apapun juga didunia ini. Salvation tidak sama dengan safety. Apa bedanya? Bedanya ialah orang mencari keselamatan (salvation) pada saat dirinya sadar bahwa ia telah celaka atau belum selamat seperti misalnya orang yang sakit sekarat/koma, orang yang tenggelam dilaut,

158

orang yang terkepung api, orang yang sadar bahwa ia tidak ada waktu untuk menyelamatkan dirinya, dibutuhkan penolong/Juruselamat, kata salvation disini dikhususkan yang berhubungan dengan nyawa seseorang, bukan keselamatan materi/uang atau harta. Sedangkan safety perbedaannya adalah orang yang sudah selamat, tidak dalam keadaan sekarat, justru dalam keadaan sehat dan tujuannya adalah untuk mengamankan hidupnya/hartanya, uangnya. Jadi jelaslah disini perbedaannya bahwa salvation adalah orang yang sadar bahwa karena ia tidak berdaya ia mencari salvation, sedangkan safety justru sebaliknya ia dalam keadaan berdaya dan mencari safety untuk harta/uangnya. (Orang-orang yang sehat-sehat saja atau sudah mapan). Dalam konteks inilah sebelum Yesus datang kedunia, Yohanes pembaptis memperingatkan kaum parisi dan pengikut-pengikutnya untuk bertobat. Yohanes meperingatkan mereka untuk tidak takabur dan menganggap diri mereka sudah selamat sebagai umat pilihan. Yohanes

159

menegaskan bahwa kalian adalah orang yang belum lepas dari hukuman atau berarti belum selamat. Kedatangan Kristus justru membawa misi penyelamatan/Injil karena manusia belum selamat. Dan ketika Yesus memulai misiNya perkataan Yohanes pembaptis ini dikonfirmasi oleh Yesus dengan mengatakan: Aku bukan datang untuk orang sehat (orang yang mengaku dirinya benar/berdaya), tetapi Aku datang untuk orang sakit (orang yang mengaku dirinya tidak benar supaya dibenarkan/orang yang tidak berdaya). Tadi sudah dijelaskan bahwa ada 2 ilah yang diTuhankan manusia saat ini yaitu Uang dan Iptek. Coba anda perhatikan mengapa orang berusaha mencari nafkah mati-matian, bukankah tujuannya untuk mencari uang? Apakah mencari uang identik dengan dengan mencari Tuhan? Tentu tidak bukan!! Lalu mengapa orang sukar sekali melepaskan diri dari kegiatan atau kebiasaan rutin seperti ini? Dan anehnya banyak orang berkata bahwa bekerja mencari nafkah adalah ibadah. Sungguh naïf sekali pandangan

160

seperti ini! Uang tidak identik dengan Tuhan! Kalau uang identik dengan Tuhan, maka Tuhan Yesus tidak perlu datang kedunia ini untuk menyelamatkan manusia. Tuhan Yesus datang dengan membawa suatu pekerjaan baru yang bayarannya bukan uang, dan Ia menawarkan pekerjaan ini untuk setiap orang, karena semua manusia butuh keselamatan bukan uang, jadi jelas bayarannya adalah keselamatan. Pekerjaan ini bukan pekerjaan agama/ritual tetapi suatu pekerjaan factual. Tuhan Yesus menegaskan dengan terbuka bahwa mengabdi kepadaNya bukan pekerjaan sambilan, tetapi pekerjaan fulltime. Ia melarang orang double job, bekerja tidak bisa kedua-duanya salah satu harus dilepas. Yesus menghendaki pengabdian penuh(fulltime) apapun risikonya dan memang ada risikonya. Bekerja pada dua majikan akan mengakibatkan conflict of interest (benturan kepentingan), harus melepas salah satu. Mengenai Ilah berbentuk Iptek: Apa sebab anda bersekolah tinggi-tinggi, bukankah anda mencari safety bukan mencari

161

salvation? Bukankah supaya masa depan hidupnya terjamin (Safety). Anda begitu bergantung pada iptek, bukan bergantung pada salvation yang ditawarkan oleh Yesus. Orang bersekolah, mencari nafkah, menyimpan, menabung, menimbun uang, apa tujuannya? Untuk safety bukan? Bukankah hampir 100% waktu hidup manusia dihabiskan untuk melakukan kegiatan-kegiatan diatas. Padahal itu semua tidak mendatangkan keselamatan (salvation). Namun hanya menghasilkan keselamatan semu/sementara. Orang membeli polis asuransi tujuannya juga sama yaitu cari aman/safety. Asuransi mobil, kalau hilang bisa diganti dengan mobil pula, asuransi rumah juga demikian. Namun pernahkah anda berpikir bagaimana dengan asuransi jiwa? Apakah jiwa yang hilang dapat diganti dengan jiwa pula? Tentu saja tidak bisa bukan? Mana mungkin jiwa bisa diganti dengan selembar kertas polis buatan manusia? Mereka pasti akan menggantinya dengan sejumlah uang. Tidaklah heran didunia ini

162

jiwa manusia selalu dihargai dalam bentuk uang.lembaran kertas buatan manusia juga.Dan ideology ini juga merambah dalam dunia agama bukan didunia bisnis saja.Dengan menjadi anggota/umat diorganisasi gereja buatan manusia, mereka memberi iming2 laksana perusahaan asuransi yg menjual polis asuransi jiwa dengan menerbitkan kartu anggota yg seolah-olah polis asuransi jiwa.Mereka menggaet anggota/umat sebanyak mungkin dengan janji memberikan keselamatan jiwa.Apa bisa? Bagaimana caranya? Kalau perusahaan asuransi alat penggantinya adalah sejumlah uang(lembaran kertas uang).Lalu bagaimanakah cara organisasi gereja buatan manusia(para imam/parisi) menggunakan alat pengganti orang yg sudah mati.Anda ingin tahu?Para imam menggantinya dengan produk ritual mereka.Dengan doa2 mereka,dengan nyanyian ritual mereka dan khotbah2 yg menakjubkan,apakah jiwa manusia dapat diganti dengan produk ritual agama?Dan lebih naïf lagi

163

sudut pandang mereka bahwa orang2 kaya,orang2 berkuasa yg dilayati oleh ber-duyun2nya orang yg menghormatinya dianggap itulah yg akan selamat.Dan untuk orang2 tsb akan diberikan suguhan ritual yg lebih istimewa.Sebaliknya orang2 yg matinya secara hina,mungkin mayatnya digeletakan membusuk dijalan atau dibuang ditong sampah pasti nasibnya akan sama nanti disorga.Tulisan ini justru mengingatkan akan hal yg sebaliknya, orang2 yg dianggap sampah atau orang2 hina itulah yg akan dimuliakan,karena Yesus datang untuk menjemput mereka kelak disorga diberikan tempat yg paling mulia.Kedatangan Kristus didunia ini telah menjadi yg paling hina lebih hina dari orang2 yg dianggap sampah itu.Hal ini dikonfirmasi dalam penjelasan Yesus mengenai penghakiman terakhir.Para imam dengan produk ritualnya tidak bisa menggantikan jiwa anda yg sebenarnya telah hilang akibat dosa.Untuk jiwa anda yg sudah hilang itu tidak ada suatu kuasa atau kekuatan yg dapat menggantikannya.Hanya

164

ada satu jalan: Yaitu jalan Kebenaran didalam Tuhan Yesus Kristus. Sebab itu pertemuan langsung tanpa diwakili oleh para imam merupakan hal yang urgent! Karena prasyaratnya akan disampaikan langsung oleh Kristus sendiri. Dimana kita dapat mengetahui prasyarat yang diminta oleh Yesus. Perintah Yesus tertulis dengan lengkap didalam kitab Injil, yang merupakan satu kesatuan dengan Alkitab Firman Tuhan. Dari uraian di-atas kiranya anda sekarang sudah dapat mengindentifikasi ciri-ciri orang parisi zaman ini. Dalam topik 4 kekuatan besar yang telah dibahas sebelumnya. Kekuatan Agama yang dipimpin oleh pemimpin agama/parisi memegang peranan penting dan sangat dominan melebihi 3 Kekuatan besar lainnya. Seperti kita ketahui bahwa 4 kekuatan besar/pengaruh yang berkuasa didunia ini seperti borgol atau penjara yang mencengkeram umat manusia dimuka-bumi ini. Banyak orang mungkin bisa lepas dari 3 borgol kekuatan besar, mungkin saja manusia bisa lepas dari bisnis dll, namun borgol yang sangat sukar

165

dilepaskan adalah kekuatan Agama. Manusia menjadi orang yang fanatik, merasa sudah benar, dan tidak menggubris anugrah keselamatan dari Tuhan yang bukan diperoleh dengan aturan-aturan agama yang diciptakan oleh manusia sendiri. Keselamatan bukan didapat karena mahirnya kita beragama, tetapi sekali lagi tulisan ini mengingatkan bahwa keselamatan karena belas kasihan Allah. Belas kasihan kepada siapa? Kepada orang-orang hina sebagai orang-orang pilihanNya, Untuk itu Yesus rela menjadi manusia yang paling hina. Didunia ini kekuatan agama menjadi pilihan mayoritas orang, orang berpikir jalan agama adalah jalan yang benar untuk mencari Tuhan. Dalam kitab Injil Perjanjian Baru Tuhan Yesus pernah mengingatkan murid-muridNya, Ia berkata: Ada jalan yang disangka orang jalan yang benar dan banyak orang memasukinya, tapi ujungnya membawa kebinasaan. Mayoritas orang berpikir jalan agama adalah jalan yang benar dan jalan ini bukan saja attractive, tetapi ia juga merupakan salah satu

166

kekuatan besar dari 4 kekuatan besar yang diperTuhan manusia didunia ini. Kekuatan agama mempunyai kekuatan yang dominan melebihi 3 kekuatan besar lainnya. Dan bila anda sudah berada pada komunitas ini, maka borgol agama ini sangat sukar dilepaskan. Belenggu parisi dizaman ini sangat kuat membelenggu kita. Orang-orang Kristen yang belum lahir baru terjebak dalam rutinitas/kebiasaan mereka yang begitu menawan, belenggu ini seolah-olah seperti kerajaan agama (Sorga imitasi). Sehingga mereka melupakan apa yang harus ditaati dari perintah Kristus. Kerajaan dunia yang dimiliki iblis membutakan mata orang dengan memperalat para parisi dan pengikut-pengikutnya. Mereka mengelabui manusia dan mengklaim bahwa kerajaan agama yang dibangunnya adalah kerajaan sorga, yang sebenarnya adalah palsu dan imitasi. Kerajaan yang diciptakan oleh para parisi didunia ini sangatlah aspiratif dan memenuhi keinginan manusia dimuka bumi ini. Waspadalah!! Terhadap Kristus-Kristus palsu

167

(antikris). Antek-antek iblis ini dalam bentuk para nabi-nabi palsu/para parisi, waspadalah! Iblislah yang mengkomandani dan sebagai panglima tertingginya. Sekali lagi berjaga-jagalah supaya anda jangan salah pilih dalam memilih Kristus yang asli sang Juruselamat kita, jangan terkecoh dengan jerat/belenggu iblis yang menjelma menjadi malaikat terang atau serigala yang menyerupai domba yang siap menerkam kita.Penjelmaan iblis dalam bentuk-bentuk diatas ada disekitar kita. Waspadalah!! Kemunafikan, ketidak jujuran, ketidak benaran, penyesatan ada disekeliling kita!!.

168