ekspedisi mencari jejak burung surga - lestari … · ekspedisi mencari jejak burung surga usaid...

4
EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh: Rezki Mulyadi TIMIKA-PAPUA Sungai berliku dengan sigap dila- hap perahu boat Camar Papua yang kami tumpa- ngi menuju kampung Manasari, Timika. Di sisi kiri dan kanan hamparan hutan bakau yang lebat dan menawan disepanjang perjalanan. Terkadang pera- hu harus berjalan melambat disaat berpapasan dengan perahu tradisional masyarakat yang sedang mencari ikan ataupun aktivitas wanita dan anak- anak kamoro saat mencari karaka (kepiting bakau) dipinggiran sungai Puriri. Kampung Manasari sendiri mencakup dua kampung kecil yakni Omawita dan Fanamo. Keduanya masuk dalam distrik Mimika Timur Jauh yang merupakan bagian Kabupaten Mimika. Akses ke daerah ini ha- nya dapat ditempuh melalui jalur transportasi air baik sungai maupun laut dengan waktu tempuh sekitar 3 jam melalui pelabuhan Pomako ataupun dermaga masyarakat disekitar dermaga utama. Per- jalanan menuju kampung Manasari tidak selalu lancar. Siklus alam selalu berubah. Disini kita harus memperhatikan level air yang ter- catat dalam table air. Terlambat sedikit saja akan berakibat kita harus dorong kapal. Karena dangkal,kata Rini Sulistiawati, Communication Officer US- AID LESTARI. Masyarakat Kamoro meman- faatkan hutan seperlunya sesuai dengan kebutuhan. Bukan untuk tujuan komersil. Aturan main jelas - tebang satu tanam sepuluh. USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 1

Upload: vucong

Post on 19-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA - lestari … · EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh: Rezki Mulyadi TIMIKA-PAPUA Sungai berliku dengan

EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN

Oleh: Rezki Mulyadi

TIMIKA-PAPUA Sungai berliku dengan sigap dila- hap perahu boat Camar Papua yang kami tumpa- ngi menuju kampung Manasari, Timika. Di sisi kiri dan kanan hamparan hutan bakau yang lebat dan menawan disepanjang perjalanan. Terkadang pera- hu harus berjalan melambat disaat berpapasan dengan perahu tradisional masyarakat yang sedang mencari ikan ataupun aktivitas wanita dan anak- anak kamoro saat mencari karaka (kepiting bakau) dipinggiran sungai Puriri.

Kampung Manasari sendiri mencakup dua kampung kecil yakni Omawita dan Fanamo. Keduanya masuk dalam distrik Mimika Timur Jauh yang merupakan bagian Kabupaten Mimika. Akses ke daerah ini ha- nya dapat ditempuh melalui jalur transportasi air baik sungai maupun laut dengan waktu tempuh sekitar 3 jam melalui pelabuhan Pomako ataupun dermaga masyarakat disekitar dermaga utama. Per-jalanan menuju kampung Manasari tidak selalu lancar. Siklus alam selalu berubah.

“Disini kita harus memperhatikan level air yang ter- catat dalam table air. Terlambat sedikit saja akan berakibat kita harus dorong kapal. Karena dangkal,” kata Rini Sulistiawati, Communication Officer US- AID LESTARI.

Masyarakat Kamoro meman-faatkan hutan seperlunya sesuai dengan kebutuhan. Bukan untuk tujuan komersil. Aturan main jelas - tebang satu tanam sepuluh.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 1

Page 2: EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA - lestari … · EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh: Rezki Mulyadi TIMIKA-PAPUA Sungai berliku dengan

Apa yang dikuatir ternyata menjadi kenyataan. Ka- pal yang ditumpangi Tim LESTARI kandas karena baling-baling kapal tak sanggup mendorong. Hal ini dikarenakan kandasnya kapal akibat kedangkalan sungai yang bercampur tailing sisa pertambangan. Meski harus diwarnai sedikit drama, akhirnya per- jalanan terbayar sempurna. Sambutan positif dari masyarakat kampung Manasari menghapus rasa pe-nat. Rombongan jurnalis, Badan Konservasi Sumber-daya Alam (BKSDA), dan Taman Nasional Lorentz menjejakkan kaki dikampung ini mengawali journa- list visit USAID LESTARI. Ekspedisi mencari jejak bu-rung surga dimulai.

“Perjalanan ini berupaya mencatat dan menggam-barkan potensi taman nasional Lorentz dan melihat bagaimana masyarakat menjaga alam dan melestari-kan budayanya. Semoga kita bisa bertemu burung sur-ga – Cendrawasih,” Ujar Rini.

Adat dan Perubahan Iklim

Warga Manasari merupakan suku Kamoro yang mendiami pantai sepanjang 300 km pesisir selatan Papua, di kawasan ujung timur Indonesia. Masyarakat suku Kamoro tetap mempertahankan gaya hidupnya – berburu, terutama kepiting bakau yang dikonsum- si sendiri maupun dijual. Bagi masyarakat Kamoro hutan adalah mama yang senantiasa memberi peng-hidupan. Rusaknya hutan sama saja menghilangkan kehidupan.

Tidak jauh berbeda dengan perkampungan lain di Mimika, geografis kampung Manasari dicirikan de- ngan perkampungan dan hutan. Masyarakatnya sa- ngat menjunjung tinggi adat dalam menjaga kese-

imbangan kehidupan. Menurut Azis Usman-staf Dis-trik Mimika Timur Jauh yang bertugas di Manasari, masyarakat Manasari sejak turun temurun sangat menjaga hutan bakaunya sebagai rumah utama Ka- moro. Kehidupan ramah lingkungan disadari sebagai budaya berkelanjutan yang harus terus dijalankan.

“Sejak ditempatkan disini, banyak hal yang dapat di- pelajari dari warga kampung. Menjaga hutan meru- pakan prinsip kehidupan warga untuk jangka waktu selamanya karena di hutan lah sumber kehidupannya bagi anak cucunya kelak,” ujar Azis.

Aturan adat sangat ketat diterapkan. Melanggar atu- ran adat tentang pemanfaatan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang telah disepakati akan mendapatkan sanksi adat dan akan berakibat kepada keluarga mereka. Misalnya larangan menang-kap kura-kura secara sembarangan, diyakini dapat membuat anak-anak bisa sakit, kata Julianus Matnga- rewa, warga yang mengantar rombongan membe-lah hutan kampung Ufutawi di Manasari. Dibalik per-nyataan ini terkandung pesan konservasi yang san-gat logis. Masyarakat Kamoro memanfaatkan hutan seperlunya sesuai dengan kebutuhan. Bukan untuk tujuan komersil. Aturan main jelas - tebang satu tanam sepuluh.

Hutan Ufutawi di Manasari adalah surga bagi beber-apa jenis burung diantaranya Kakak Tua dan Cende- rawasih. Kerapatan hutannya masih terjaga. Jurnalis disuguhi atraksi beberapa burung Kakak Tua. Namun saying, burung Cenderawasih tak kunjung menam-pak dirinya hingga matahari terbenam. “Kami tak menangkap Cendrawasih. Kita tahu burung itu dilin- dungi,” ujar Julianus.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 2

Photo: Azis Usman-staf Distrik Mimika Timur Jauh, mem- berikan penjelasan menge- nai hutan Ufutawi di Minasari.

Page 3: EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA - lestari … · EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh: Rezki Mulyadi TIMIKA-PAPUA Sungai berliku dengan

Lain kampung sama jurus

Perjalanan dilanjutkan keesokan harinya, menuju kampung Ohotya. Matahari belum tinggi, deru me- sin Perahu Camar Papua kembali membelah sungai. Di dermaga warga Manasari ramah melepas keper-gian kami. Keluar dari muara terlihat ratusan burung migran jenis Pelican Austaralia (Pelecanus conspici- llatus) dipasir pulau-pulau tak berpenghuni. Pelikan bermigrasi untuk memperoleh cuaca hangat agar dapat berkembang biak.

Anak-anak kampung Ohoya bermain dengan be-bas diantara bakau, sementara beberapa orang de-wasa tampak membereskan hasil tangkapan Karaka (kepiting bakau) dan ikan yang dijual ke pengumpul untuk dipasarkan di Timika. Di Jakarta, orang ha- rus mengeluarkan ratusan ribu rupiah guna me-nikmati kepiting bakau. Tapi di Ohotya harganya dibawah 50 ribu rupiah. Kemiskinan dan kurangnya pengetahuan membuat masyarakat sangat rentan dieksploitasi. Cengkeraman pemodal terasa mence-kik leher. Diawal masyarakat seolah terbantu, pada- hal kenyataannya tidak.

Masyarakat dimodali dengan perahu, bahan bakar, bahkan bahan makanan selama mencari ikan dan Karaka (kepiting bakau). Modal adalah hutang yang harus di cicil dengan hasil tangkapan. Akibatnya uku-ran kepiting tidak lagi menjadi perhatian. Yang pen- ting jumlah tangkapan sehingga bisa mencicil kese- luruhan modal dari pengumpul. Keprihatinan akan hal ini muncul menjadi kesadaran. Daniel Bipowaro, kepala kampung Ohotya berupaya menjembatani antara kebutuhan ekonomi warganya dan kebutu- han pelestarian ekosistem. Ahirnya, pengumpul (pe-modal), warga kampung, dan aparat desa berkumpul, berdiskusi dan menyepakati aturan main yang meng- akomodasi kepentingan semua pihak sehingga usaha berkelanjutan.

“Awalnya memang susah, karena para pengumpul menetapkan target dan berkompetisi satu sama lain.

Tangkap karaka jadi sembarangan, jadi kita putuskan harus diatur,” ujar Daniel.

Aparat desa membuat aturan tentang jadwal pe- ngumpulan karaka yang disepakati dengan 10 pe- ngumpul. Masing-masing pengumpul harus mentaati jadwal yang sudah disepakati. Kesepakatan ini ber-tujuan agar harga jual bagi warga kami stabil dan kompetisi antar pengumpul juga sehat. Aturan juga disosialisasikan agar warga dan pengumpul tidak memperdagangkan karaka ukuran kecil.

Sayangnya kesepakatan ini belum masuk secara res- mi menjadi aturan desa, sehingga sanksi tegas be-lum diterapkan. Terkadang masih saja terjadi dima- na pengumpul tidak mentaati jadwal. Namun yang penting inisiatif desa yang mengatur tata niaga kera- ka di Kampung Ohotya telah berhasil dalam men-jamin kelangsungan lingkungan dan melindungi war-ga nelayan serta menjamin kelangsungan usaha pe- ngumpul.

Akuakultur

Tidak terasa dua hari di Ohotya, banyak hal baru telah dipelajari secara langsung terkait dengan ke- arifan local suku Kamaro. Yang pasti, eksploitasi ber- lebihan mengancam mata pencaharian warga kam-pung, khususnya masyarakat Ohotya, Manasari, dan kampung lainnya di pesisir selatan Papua. Peruba- han iklim juga turut memengaruhi pola distribusi dan penyebaran ikan dan karaka. Sehingga sistim baru yang dapat mengatur jumlah tangkap dan masa tangkap yang berkelanjutan dengan menggunakan sistem akuakultur sangat dibutuhkan.

Akuakultur merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran hewan atau tumbuhan perairan dengan menggunakan empang, tambak, tangki, karamba, ser-ta karamba apung sebagai sarana. Staf Dinas Kelau-tan dan Perikanan Kabupaten Mimika, Sofiah Katili melihat akuakultur sangat tepat diterapkan diwilayah pesisir Mimika.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 3

Foto: Membereskan hasil tangka-pan Karaka dan ikan untuk dijual kepada pengumpul untuk dipasarkan di Timika

Page 4: EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA - lestari … · EKSPEDISI MENCARI JEJAK BURUNG SURGA USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh: Rezki Mulyadi TIMIKA-PAPUA Sungai berliku dengan

“Akuakultur akan membantu pengembangbiakan ka- raka. Hemat waktu, hasil lebih bagus, harganya pasti lebih bagus,” jelas Sofia.

Apapun itu, masyarakat pesisir sangat membutuh- kan solusi yang bersahabat terhadap alam, baik da- lam kegiatan ekonomi alternatif ataupun pola penge-lolaan yang berkelanjutan. Sebagai barang baru bagi masyarakat akuakultur harus terus disosialisasikan ti- dak hanya untuk warga tapi juga pedagang pengum-pul.

Diskusi kecil disore hari di Ohotya menyiratkan hara-pan besar disambut suara anak-anak kecil seoalah mengamini obrolan kita. Sembari menyeruput kopi – kalimat pak kepala desa membuat kami merenung.

“Alam itu Tuhan yang punya, kalau dong (mereka) sem-barang tangkap, karaka habis, ikan habis, Tuhan mar-ah.” Kata bapak kepala kampung menutup acara.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 4

Foto: Eksploitasi yang berlebihan mengancam mata penca- harian warga.