zaman, muhammad saw. - fu.uinsgd.ac.id · sebagai agama mayoritas di indonesia memiliki tanggung...

115

Upload: trinhminh

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

333

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puja-puji kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT., yang telah memberikan kemampuan kepada kami untuk menyelesaikan Kurikulum Berbasis “Wahyu Memandu Ilmu” Program Studi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi akhiriz-Zaman, Muhammad SAW.

Kurikulum Berbasis “Wahyu Memandu Ilmu” Program Studi Perbandingan Agama ini merupakan panduan sekaligus arah pengembangan dan pembinaan pada Program Studi Perbandingan Agama yang diproyeksikan selama satu dasa warsa ke depan (2008-2018). Dengan adanya Kurikulum Berbasis “Wahyu Memandu Ilmu” ini diharapkan agenda pengembangan Prodi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung ke depan dapat dilakukan secara bertahap dan kontinue sehingga dapat diwujudkan Prodi Perbandingan Agama sebagai Prodi yang unggul.

Untuk itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Kurikulum ini, semoga Allah membalas segala kebaikan dan ketulusan bhaktinya.

Terakhir, saran dan kritik konstruktif tetap diharapkan demi perbaikan kurikulum ini di masa yang akan datang.

Bandung, 16 Desember 2008 Prodi Perbandingan Agama, Ketua, Drs. Wawan Hernawan, M.Ag NIP. 150 275 936

334

BAB I PENDAHULUAN

A. Sejarah Program Studi Perbandingan Agama

1. Kelahiran Ilmu Perbandingan Agama Dibanding disiplin ilmu-ilmu lainnya, Ilmu Perbandingan Agama

merupakan cabang ilmu yang umurnya relatif muda. Ilmu Perbandingan Agama diakui sebagai disiplin yang berdiri sendiri baru pada paruh kedua abad ke-19. Dunia Barat biasanya mengaitkan kelahiran kelahiran ilmu ini dengan munculnya beberapa karya seorang sarjana kelahiran Jerman, Friedrich Max Miiller, antara lain: Comparative Mythology (1856); Introduction to The Science of Religion (1870); Origin and Growth of Religions as Illustrated by The Religion of

India (1878); The Sacred Books of The East (t.t.); Chips from a German Workshop (1867-1875); Selected Essays on Language, Mythology, and Religion (1881); Natural Religion (1889); Physical Religion (1891); Anthropological Religion (1892); Theosophy or Psychological Religion (1893); Contribution to The Science of Mythology (1897); dan The Six System of Indian Phylosophy (1889).

Ilmu Perbandingan Agama di dalam pembahasannya memiliki ciri-ciri yang khas –yang membedakannya—dari disiplin-disiplin ilmu lain yang obyek pembahasannya sama (agama-agama). Pembahas-an pada disiplin Ilmu Perbandingan Agama bersifat deskriptif, berdasar pada kenyataan-kenyataan, dan fakta-fakta yang ada dalam agama-agama dan atau tradisi suatu masyarakat. Ciri ini membedakannya dari disiplin Theology. Pembahasan Theology, sebagai diketahui, bertolak dari ajaran-ajaran agama yang diyakini kebenarannya. Ajaran-ajaran agama itu dijadikannya sebagai tolok ukur untuk member penilaian terhadap ajaran atau keyakinan dalam agama-agama lain. Dapat dikatakan, pembahasan theology cenderung bersifat subyektif dan normatif.

Theology mengkaji agama-agama lain dalam kaitan menunjukkan dan sekaligus membuktikan kebenaran agamanya sendiri. Bahkan, dalam hal-hal tertentu ia berusaha menunjukkan ketidakbenaran dan kesalahan-kesalahan agama lain. Sementara dalam kajian Ilmu

335

Perbandingan Agama, persoalan kebenaran dan ketidakbenaran suatu ajaran agama, sesuai dengan sifat objektif dan deskriptifnya, berada di luar lingkup pembahasannya. Pembahasan disiplin Ilmu Perbandingan Agama juga tidak dimaksudkan untuk meneliti dan mencari hakikat (essensi) agama. Karena, pembahasan tentang hakikat (essensi) agama serta ajaran-ajarannya adalah cakupan pembahasan disiplin Filsafat Agama. Persoalan yang dibahas dalam disiplin Ilmu Perbandingan Agama tidak sampai sejauh itu. Ilmu ini membatasi diri pada pengkajian agama secara sistematis, memperbandingkan dengan agama-agama lain, baik secara utuh atau hanya memilih aspek-aspek tertentu dari fenomena-fenomena keagamaannya, dengan tujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan, membuat suatu generalisasi atau mengelompokannya ke dalam typology-typologi tertentu berdasarkan kesamaan cirri yang dimiliki oleh agama yang diperbandingkannya. Bahkan, ada pula sebagian sarjana yang menekankan pembahasannya hanya untuk mencari asal-usul agama/kepercayaan. Dengan memperbandingkan agama-agama yang dianut oleh bermacam-macam bangsa, baik bangsa-bangsa yang sudah memiliki kebudayaan yang kompleks maupun bangsa-bangsa yang kebudayaannya masih sederhana, para peminat Perbandingan Agama berusaha berusaha menelusuri dan menemukan bentuk awal dari sebuah agama/tradisi masyarakat.

Perbedaan lainnya, sekalipun kegiatannya sama-sama bersifat deskriptif dan berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan, Ilmu Perbandingan Agama berbeda dengan Sosiologi Agama. Disiplin ilmu Sosiologi Agama lebih menekankan pembahasannya pada realitas masyarakat, kelas masyarakat, struktur masyarakat, dan tingkatan masyarakat dalam hubungannya dengan agama yang menjadi kepenganutannya. Selain itu, Sosiologi Agama, sebagaimana disiplin ilmu sosial pada umumnya, tunduk dan terikat pada metode sosiologi. Sedangkan Ilmu Perbandingan Agama, mengkaji agama-agama secara utuh atau memilih aspek-aspek tertentu dari fenomena-fenomena agama itu, kemudian membandingkannya dengan agama-agama yang lain.

Ciri “perbandingan” inilah, agaknya, yang dianggap dan merupakan ciri teristimewa dari sekian banyak kekhasan yang dimiliki disiplin ilmu ini. Oleh karena itu, ia dikenal dalam “pohon” ilmu pengetahuan dengan sebutan Ilmu Perbandingan Agama. Penyebutan tersebut berdasar literatur-literatur yang ditulis dalam bahasa Inggris dengan sebutan The Comparative Study of Religions atau Comparative Religion. Sedangkan literatur-literatur berbahasa

336

Arab kerap menyebutnya Muqaranat al-Adyan. Selain itu, di dunia Barat, studi Perbandingan Agama terkadang mendapat sebutan yang lain. Di antara mereka ada yang menyebut History of Religions, atau Phenomenology of Religions.

Di samping terdapat sejumlah sarjana yang menganggap nama-nama sebagai disebutkan di atas merupakan sebutan lain bagi disiplin Ilmu Perbandingan Agama, terdapat sejumlah sarjana pula yang berpendapat bahwa Religionswisenschaft, yang dalam bahasa Inggris The Science of Religions merupakan induk (The Mother) atau “pohon” dari tiga “dahan” (disiplin): History of Religions, Comparative Study of Religions, dan Phenomenology of Religions. Masing-masing dari ketiga disiplin ini telah berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya satu sama lain dengan metode yang berbeda pula.

2. Sejarah Prodi Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Program Studi Perbandingan Agama yang kemudian disingkat

Prodi PA Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung adalah salah satu Prodi yang terbilang tua. Prodi PA dulu bernama Jurusan PA berdiri bersama dengan diresmikannya Fakultas Ushuluddin dan Syari’ah di Bandung, serta Fakultas Tarbiyah di Garut dan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal jurusan tersebut di dirikan pada tanggal 5 April 1968 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 57 Tahun 1968.

Sebagai Prodi yang terbilang tua, Prodi PA didirikan dengan berdasar pada realitas masyarakat yang terdiri dari pelbagai agama dan keyakinan yang dalam sejarah perkembangannya belum sanggup menciptakan hubungan harmonis antar pemeluk agama. Fenomena tersebut, secara ilmiah bersumber dari rendahnya pemahaman agama dalam tataran social dan kekedapan ajaran agama terhadap ajaran agama lain. Truth claim dari suatu agama terhadap agama lain menjadi ciri dari cara beragama tersebut. Dan, pada titik inilah kerap menjadi pemicu konplik di Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan religiusitas (penghayatan) dari setiap warga Negara terhadap ajaran agamanya masing-masing dengan kesadaran kebersamaan dalam perbedaan (agree in disagreement). Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan penyadaran akan keberagamaan dan kemestian menciptakan rahmatan lil ‘alamin bagi agama-agama lain. Dengan demikian, dibutuhkan wadah kajian yang mengkhususkan diri

337

mengkaji agama dan keberagamaan secara ilmiah akademik dalam wujud sebuah Program Studi.

Kajian secara ilmiah akademik dalam Prodi PA tidak dimaksudkan untuk membedah dan memprofankan yang sakral, akan tetapi lebih pada core meneliti, memahami, dan menjelaskan implikasi serta dampak dari keberpihakan pemikiran teologis secara individu (pilihan keyakinan) serta realitas keberagamaan manusia secara positif. Penyajian materi perkuliahan di Prodi Perbandingan Agama didekati secara holistik, kritis, dan terbuka terhadap pelbagai aspek dalam agama. Melalui kajian itu, agama diharapkan tidak lagi menjadi pemicu konflik, tetapi sebagai sumber integrasi, positif, dan dinamis. Selain itu, diharapkan ditemukannya kebenaran yang paling kaffah dalam memahami keberagamaan dan keragaman beragama.

3. Tokoh-Tokoh yang pernah memimpin Jurusan Perbandingan Agama

Sepanjang sejarah berdirinya Prodi Perbandingan Agama pernah mengalami masa-masa subur, yang di situ menghasilkan banyak lulusan yang cukup berpengaruh. Waktu pun bergulir, pergantian kepemimpinan di Prodi Perbandingan Agama berganti. Di antara tokoh yang pernah memimpin Prodi Perbandingan Agama adalah sebagai berikut: 1. Drs. H.A. Farichin Chumaidy, MA (1968 – 1972) 2. Drs. H. Moh. Cholil (1972 – 1976) 3. Drs. H.A. Farichin Chumaidy, MA (1976 – 1980) 4. Drs. H. Moh. Cholil (1980 – 1984) 5. Drs. H. Dadang Kahmad (1984 -1989) 6. Drs. H. Moh. Cholil dibantu Sekretaris Jurusan Drs. H. Thoriq A.

Hinduan (1989 – 1994) 7. Drs. H. Undang Ahmad kamaludin dibantu Sekretaris Jurusan

Drs. Abdul Syukur, MA (1994 – 1999) 8. Dra. Yeni Huriani, M.Hum dibantu Sekretaris Jurusan Drs. Yusuf

Wibisono, M.Ag (1999 – 2003) 9. Drs. Rifki Rasyad, MA dibantu Sekretaris Jurusan Drs. Casram

(2003 – 2007), 10. Drs. Wawan Hernawan, M.Ag dibantu Sekretaris Jurusan

Deni Miharja, M.Ag. (2007 – 2011).

338

B. Visi, Misi, Tujuan, Agenda Pengembangan Prodi, dan Bidang Garapan 1. Visi Program Studi Visi (vision) merupakan cita-cita atau keinginan yang hendak

diwujudkan pada waktu tertentu. Visi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung ditetapkan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan (2008 s.d. 2018) adalah: “Mempertinggi Keimanan, Memahami Perbedaan, dan Mahir Meneliti”.

2. Misi Program Studi Pada prinsipnya misi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Gunung Djati Bandung sejalan dengan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka ikut membentuk masyarakat muslim yang bermoral Islami dan berkepribadian Indonesia. Berangkat dari prinsip tersebut, misi Prodi PA adalah: Memberikan wawasan holistis mengenai agama dan cara

manusia beragama, Membangun sikap toleran terhadap perbedaan jalan (cara) yang

ditempuh manusia dalam beragama, Mengupayakan terciptanya budaya critical thingking dalam

proses ilmiah akademis, Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan

dan masyarakat, dan Membantu civitas akademika Prodi pA dalam menempuh

keimanan yang shaleh secara kritis.

3. Tujuan Program Studi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

sebagai bagian dari lembaga akademik perguruan tinggi secara spesifik bertujuan mencetak lulusan yang: Profesional dalam bidang penelitian dan pengembangan studi

agama-agama, Bersikap terbuka dan toleran dalam menghadapi pluralitas

agama, Mampu mengelola lembaga-lembaga keagamaan, Mampu memberikan pelayandalam bidang keagamaan, social,

budaya, dan lain-lain, Mampu membina kerukunan hidup umat beragama.

339

4. Agenda Pengembangan Pengembangan Strategis

Agenda Pengembangan Strategis yang dipandang mendesak bagi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung adalah: Melakukan rekonstruksi epistemologis terhadap ilmu ke-

Perbandingan Agama-an sesuai dengan visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, “Wahyu Memandu Ilmu”,

Menata ulang kurikulum muatan local (mulok) Prodi Perbandingan Agama yang mengarah pada tercapainya visi, misi, dan tujuan Prodi,

Membangun komitmen bersama antar civitas akademika Prodi PA untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif, dan

Menciptakan hubungan segi tiga simultasn antara Prodi – Dosen – Mahasiswa yang equal dengan penghargaan yang proporsional terhadap peran dan posisi masing-masing.

Pengembangan Praktis Agenda Pengembangan Praktis Prodi PA Fakultas Ushuluddin

UIN Sunan Gunung Djati Bandung, meliputi: Restrukturisasi struktur bangunan ilmu ke-Perbandingan Agama-

an guna merumuskan rumpun mata kuliah yang relevan, Melakukan sosialisasi visi, misi, dan tujuan Prodi kepada seluruh

civitas akademika dan calon mahasiswa, Menyusun struktur kurikulum dan mata kuliah yang secara

sistematis dapat membentuk calon sarjana Perbandingan Agama yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Prodi,

Menyaring calon dosen sesuai dengan kebutuhan Prodi, Mendorong dan mengupayakan untuk lahirnya riset-riset yang

mendukung kepada pengembangan ilmu-ilmu dan isiplin Prodi, Prodi memberikan pelayanan kepada dosen dan mahasiswa

dalam rangka membantu terwujudnya visi, misi, tujuan serta pengembangan strategis Prodi,

Menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk mengembangkan dan sosialisa Prodi.

340

C. Identitas Program Studi 1. Nama PT : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung 2. Fakultas : Ushuluddin 3. Program Studi : Perbandingan Agama 4. Alamat : Jl. AH. Nasution No. 105 Cibiru Tlp. 022 7802275 Fax. 022-7803936 web: www.uin-sgd. Net Bandung 40614 5. Tahun Berdiri : 1968 6. Status : SK Menteri Agama RI 7. Tanggal SK : 8 April 1968 8. Lokasi Kampus : Jl. AH. Nasution No. 105 Cibiru-Bandung Tlp. 022 7802275 D. Bidang Garapan

Mencermati pembidangan Ilmu Agama Islam dan lahirnya Ilmu Perbandingan Agama di atas, minimal terdapat empat dahan (cabang) ilmu yang dapat dijadikan fokus penelitian pada prodi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung: (1) Sejarah Agama-Agama, baik pada agama-agama primitive, agama/kepercayaan lokal masyarakat tertentu, tradisi masyarakat tertentu, dan sejenisnya; (2). Perbandingan intern, antar, dan antara agama, seperti: membandingkan konsep tertentu menurut Agama A dan B, atau pemahaman tentang sesuatu menurut A dan B, dan seterusnya; (3) Fenomena agama dan keberagamaan masyarakat, seperti: pemahaman masyarakat di suatu daerah tentang A, B, C dan seterusnya, pengalaman beragama pada individu, kelompok masyarakat, atau lembaga tertentu, bahkan pengalaman seseorang mengenai konversi agama; (4) Mengkaji agama dan keberagamaan masyarakat berdasar pendekatan Anthropologi Agama, seperti: keberadaan A bagi masyarakat A, B, C, dan seterusnya. Adapun teknis pengumpulan datanya, dapat melalui literatur (studi kepustakaan, library research) , studi lapangan (grounded research atau firstehen research) atau penelitian campuran (kepustakaan dan lapangan) tergantung dan disesuaikan dengan objek penelitiannya.

341

BAB II KONDISI OBYEKTIF

A. KURIKULUM PROGRAM STUDI Kurikulum Prodi Perbandingan Agama merupakan bagian yang

sangat serius diperhatikan dan direformasi pada lima tahun terakhir (tahun 2004-2008). Berawal dari penelitian terhadap efektivitas kurikulum PA 1998, kurikulum dibenahi sesuai dengan harapan mahasiswa, stakeholders, regulasi dan dinamika kekinian. Setelah ditata ulang scope dan sequence-nya berdasarkan kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh para lulusan Prodi Perbandingan Agama, maka ditetapkan kurikulum sebagai berikut:

1. Kompetensi Yang Diperlukan Untuk Keberhasilan Dalam

Menjalankan Profesi Tersebut: a. Kompetensi Utama

KOMPETENSI KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN

1. Menguasai substansi, dasar ilmiah dan pendekatan dalam bidang keahlian Perbanding-an

Agama

Memahami secara komprehensif aspek-aspek ilmu Perbandingan Agama

Menjadi ahli yang memiliki sikap, kritis, obyektif, demokratis dan toleran.

Memiliki kemampuan menerapkan wawasan Perbandingan Agama dalam berbagai bidang pekerjaan.

2. Mampu menerapkan keahliannya dalam kegiatan produktif.

Memahami aspek-aspek pokok agama-agama.

Menjadi ahli yang responsif dan peka terhadap problem sosial keagamaan, serta berupaya memberikan solusi inovatif.

Memiliki kemampuan dan keterampilan penelitian bidang sosial keagamaan.

342

3. Terampil melakukan penelitian sosial keagamaan.

Memiliki wawasan yang luas tentang berbagai pendekatan dan metodologi penelitian sosial.

Menjadi ahli yang memiliki curiosity terhadap perkembangan keilmuan dan selalu terbuka terhadap informasi baru.

Memiliki keterampilan dalam penanganan konflik sosial keagamaan.

KOMPETENSI KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN

4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu bidang studi agama-agama.

Memiliki wawasan luas mengenai penanganan konflik sosial keagamaan

- -

b. Kompetensi Lulusan

KOMPETENSI KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN

Lulusan Jurusan Perbandingan Agama memiliki:

1. Wawasan yang holistik mengenai agama dan cara manusia beragama.

Menguasai aspek-aspek ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, metodologi, tokoh dan pemikiran-nya.

Memiliki sikap toleran dalam menyikapi keragaman agama secara inklusif.

Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama.

2. Sikap kritis sekaligus toleran terhadap perbedaan dalam cara beragama.

Memahami berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama dalam perspektif perbandingan.

Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalan-persoalan kehidupan beragama.

Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup

343

beragama. 3. Terampil

melakukan penelitian serta terlibat aktif dalam rangka pengembangan studi agama-agama.

Memiliki wawasan mengenai masalah keragaman agama dalam konteks akademis menyangkut kelahiran dan perkembangan, dan prinsip-prinsip ajarannya.

Disipilin, efisien dan efektif dalam menekuni profesinya.

Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan.

KOMPETENSI KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN

4. Mampu memberikan pelayanan bidang keagamaan, sosial dan budaya, serta mampu membina kerukunan hidup antar umat beragama.

1. Memahami berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama.

1. Peduli terhadap perkembangan isu-isu dan gejala-gejala keagama-an.

1. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat.

2. Menguasai dasar-dasar teoritis dan metodologis dalam rangka penelitian sosial keagamaan.

2. Tanggap terhadap kemungkinan munculnya konflik-konflik yang bernuansa agama.

2. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama.

344

3. Menguasai dasar-dasar teoritis dan metodologis dalam rangka perumusan kebijakan penanganan konflik antar umat beragama.

3. Berupaya menemukan pendekatan baru dalam kajian Perbandingan Agama sesuai tuntutan perubahan masyara-kat.

3. Mampu mengembangkan wawasan Perbanding-an Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

c. Kompetensi Yang Dibelajarkan

KOMPETENSI KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN

Lulusan Jurusan Perbandingan Agama memiliki:

1. Wawasan yang holistik mengenai agama dan cara manusia beragama.

Mampu menjelaskan aspek-aspek Ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, metodologi, tokoh dan pemikirannya.

Bersikap toleran dan menyikapi keragaman agama secara inklusif.

Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama.

2. Sikap kritis

sekaligus toleran terhadap perbedaan dalam cara beragama.

Mampu menjelaskan berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama dalam perspektif perbandingan.

Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalan-persoalan kehidupan beragama.

Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

345

3. Terampil melakukan penelitian serta terlibat aktif dalam rangka pengembangan studi agama-agama.

Mampu menjelaskan masalah keragaman agama dalam konteks akademis menyangkut sejarah kelahiran dan perkembangan, dan prinsip-prinsip ajarannya.

Disiplin, efisien dan efektif dalam menekuni profesinya.

Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan.

KOMPETENSI KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN

4. Mampu memberikan pelayanan bidang keagama-an, sosial dan budaya, serta mampu membina kerukunan hidup antar umat beragama.

Mampu menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama.

1. Peduli terhadap perkembangan isu-isu dan gejala-gejala keagama-an.

1. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat.

2. Tanggap terhadap kemungkinan munculnya konflik-konflik yang bernuansa agama.

2. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama.

346

3. Berupaya menemu-kan pendekat-an baru dalam kajian Perbandingan Agama sesuai tuntutan perubahan masyara-kat.

3. Mampu mengembangkan wawasan Perbanding-an Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

d. Indikator dan Standar Penguasaan Kompetensi

KOMPETENSI/ KOMPONEN INDIKATOR/STANDAR

PENGETAHUAN a. Mampu menjelaskan aspek-aspek Ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, metodologi, tokoh dan pemikirannya.

b. Mampu menjelaskan berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama dalam perspektif perbandingan.

c. Mampu menjelaskan masalah keragaman agama dalam konteks akademis menyangkut sejarah kelahiran dan perkembangan, dan prinsip-prinsip ajarannya.

d. Mampu menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama.

SIKAP a. Bersikap toleran dalam menyikapi keragaman agama secara inklusif.

b. Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalan-persoalan kehidupan beragama.

c. Disiplin, efisien dan efektif dalam menekuni profesinya.

d. Peduli terhadap perkembangan isu-isu dan gejala-gejala keagamaan.

e. Tanggap terhadap kemungkinan munculnya konflik-konflik yang bernuansa agama.

f. Berupaya menemukan pendekatan baru dalam kajian Perbandingan Agama sesuai tuntutan perubahan masyarakat.

347

KETERAMPILAN a. Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama.

b. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

c. Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan.

d. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat.

e. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama.

f. Mampu mengembangkan wawasan perbandingan agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

KOMPETENSI SEBAGAI PERPADUAN KOMPONEN

a. Memahami dan menguasai materi (substansi) agama-agama dan teori-teori berkaitan dengan studi agama-agama.

b. Terampil dalam melakukan penelitian keagamaan, serta terlibat aktif dalam upaya menyelesaikan problem masyarakat berkaitan dengan hubungan antar umat beragama.

e. Pendekatan Strategi Pembelajaran KOMPETENSI/KOMPONEN STRATEGI

PENGETAHUAN: a. Menguasai dasar-dasar Ilmu

Perbandingan Agama: Sejarah, teori, tokoh dan pemikirannya, serta berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama.

b. Memahami masalah keragaman agama dalam konteks akademis terkait sejarah kelahiran dan perkembangan, dan prinsip-prinsip ajarannya.

c. Mampu menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama.

Komponen pengetahuan disajikan melalui strategi: 1. Perkuliahan reguler dengan

metode: a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Penugasan e. Debat

2. Stadium general 3. Symposium, loka karya,

seminar, sarasehan, dan lain-lain.

SIKAP: a. Bersikap toleran dan

menyikapi keragaman agama

Komponen sikap disajikan melalui perkuliahan mata kuliah-mata kuliah

348

secara inklusif. b. Bersikap terbuka dan dialogis

dalam menanggapi persoalan-persoalan kehidupan beragama.

c. Disiplin, efisien, dan efektif dalam menekuni profesinya.

d. Peduli terhadap perkembangan isu-isu dan gejala-gejala keagamaan.

e. Tanggap terhadap kemungkinan munculnya konflik-konflik yang bernuansa agama.

f. Berupaya menemukan pendekatan baru dalam kajian Perbandingan Agama sesuai tuntutan perubahan masyarakat.

yang memiliki muatan sikap (afektif): 1. Perkuliahan reguler dengan

metode: a. Bermain peran (role

playing) b. Kunjungan (field study) ke

lembaga agama lain. c. Tanya jawab dengan

menghadirkan tokoh agama lain

d. Diskusi e. Penugasan f. Debat g. Stadium general h. Symposium, lokakarya,

seminar, sarasehan, dll. i. Menonton film-film

documenter yang berkaitan dengan cara beragama penganut berbagai agama.

KOMPETENSI/KOMPONEN STRATEGI

349

KETERAMPILAN: a. Mampu memformulasikan dan

menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama.

b. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

c. Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan.

d. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat.

e. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama.

f. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama.

Komponen keterampilan disajikan melalui mata kuliah yang memiliki muatan keterampilan (praktek), dengan strategi: 1. Perkuliahan reguler dengan

metode: a. Simulasi b. Bermain peran (role

playing) c. Praktek penelitian (dalam

mata kuliah Metode Penelitian dan Metode Penelitian Agama)

d. Kunjungan (field study) ke komunitas masyarakat dengan kerukunan agama yang harmonis.

e. Kunjungan (field study) ke berbagai lembaga pemerintah/swasta yang bergerak dalam kajian hubungan antar umat beragama.

2. Praktek Profesi Mahasiswa (PPM), dalam bentuk penelitian mini mahasiswa.

3. KKN 4. Penelitian untuk penulisan

skripsi f. Mata Kuliah Yang Disajikan Untuk Membelajarkan

Kompetensi a) Kompetensi Dasar

Untuk mencapai tujuan di atas, dirumuskan struktur kurikulum Jurusan Perbandingan Agama berbasis “Wahyu Memandu Ilmu”, sebagai berikut:

No. Mata Kuliah Komponen yang Dibelajarkan SKS

1 Ulumul Quran Pengetahuan & sikap 3 2 Ulumul Hadits Pengetahuan & sikap 3 3 Fiqh/Ushul Fiqh

Perbandingan Pengetahuan & sikap 2

4 Ilmu Kalam Pengetahuan & sikap 4

350

5 Akhlaq/Tasawuf Pengetahuan & sikap 2 6 Filsafat Islam Pengetahuan & sikap 2 7 Sej. Peradaban Islam Pengetahuan & sikap 4 8 IAD/ISD/IBD Pengetahuan & sikap 2 9 PPKN Pengetahuan & sikap 2 10 B. Indonesia Pengetahuan, sikap, &

keterampilan 2

11 B. Inggris Pengetahuan, sikap, & keterampilan

6

12 B. Arab Pengetahuan, sikap, & keterampilan

6

Jumlah SKS 38

a. Kompetensi Utama: No Mata Kuliah Komponen yang

Dibelajarkan SKS

1 Tafsir (Agama-agama) Pengetahuan & sikap 4

2 Hadits (Agama-agama) Pengetahuan & sikap 4

3 Filsafat Agama Pengetahuan & sikap 4

4 Hub. Antar Agama Pengetahuan & sikap 4

5 Yudhaisme Pengetahuan & Sikap 3

6 Kristologi Pengetahuan & Sikap 3

7 Hinduisme Pengetahuan & Sikap 2

8 Budhisme Pengetahuan & sikap 2

9 Kong-Hu-Chu Pengetahuan & sikap 2

10 Agama Lokal Pengetahuan & sikap 4

11 Perk. Pemikiran Islam Modern

Pengetahuan & sikap 2

12 Perk. Pemikiran Kristen Modern

Pengetahuan & sikap 2

13 Sejarah Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan

2

14 Sosiologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan

4

15 Antropologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan

4

16 Psikologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan

4

17 Fenomenologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan

2

18 Metode Penelitian Pengetahuan, sikap, & keterampilan

2

19 Metodologi Penelitian Agama

Pengetahuan & keterampilan 4

20 Metodologi Studi Islam Pengetahuan & sikap 2

351

(MSI) 21 Praktek Profesi Mahasiswa

(PPM) Pengetahuan, sikap, & keterampilan

2

22 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengetahuan, sikap, & keterampilan

2

23 Ilmu Perbandingan Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan

4

24 Studi Budaya Lokal Pengetahuan & sikap 6

25 Orientalisme & Oksidentalisme

Pengetahuan & sikap 3

26 Missiologi Pengetahuan & sikap 2

27 Teknik Penulisan Skripsi Pengetahuan & keterampilan 2

28 Kapita Selekta Studi Agama-Agama

Pengetahuan & keterampilan 2

29 Filsafat Ilmu Pengetahuan & sikap 2

30 Skripsi (Munaqasah, Komprehensif)

Pengetahuan, sikap, & keterampilan

6

JUMLAH SKS 91

b. Kompetensi Penunjang:

No Mata Kuliah Komponen yang Dibelajarkan SKS

1 Filsafat Umum Pengetahuan & sikap 2 2 Demografi Agama Pengetahuan 2 3 Sosiologi Pengetahuan 2 4 Antropologi Pengetahuan 2 5 Psikologi Pengetahuan 2 6 Filsafat Islam Kontemporer Pengetahuan 2

JUMLAH SKS 12 c. Kompetensi Penunjang Lainnya:

No Mata Kuliah Komponen yang Dibelajarkan SKS

1 Manajemen Lembaga Keagamaan

Pengetahuan & sikap 2

2 Manajemen Konflik Pengetahuan, sikap & keterampilan

2

JUMLAH SKS 4 JUMLAH SKS KESELURUHAN 145

352

Lampiran I Distribusi Mata Kuliah Persemester:

SEMESTER I

NO MATA KULIAH SKS 1 ULUMUL QUR’AN 3 2 ULUMUL HADITS 3 3 IAD/ISD/IBD 2 4 PPKN 2 5 BAHASA INDONESIA 2 6 BAHASA INGGRIS I 2 7 BAHASA ARAB I 2 8 METODE STUDI ISLAM (MSI) 2 JUMLAH SKS 18

SEMESTER II

NO MATA KULIAH SKS 1 AKHLAK/TASAWUF 2 2 SEJARAH PERADABAN ISLAM I 2 3 BAHASA INGGRIS II 2 4 BAHASA ARAB II 2 5 TAFSIR I (AGAMA-AGAMA) 2 6 HADITS I (AGAMA-AGAMA) 2 7 SOSIOLOGI 2 8 ANTROPOLOGI 2 9 PSIKOLOGI 2

10 FILSAFAT UMUM 2 JUMLAH SKS 20

SEMESTER III

NO MATA KULIAH SKS 1 FIQH/USHUL FIQH PERBANDINGAN 2 2 ILMU KALAM I 2 3 SEJARAH PERADABAN ISLAM II 2 4 SOSIOLOGI AGAMA I 2 5 ANTROPOLOGI AGAMA I 2 6 PSIKOLOGI AGAMA I 2 7 TAFSIR II (AGAMA-AGAMA) 2

353

8 HADITS II (AGAMA-AGAMA) 2 9 BAHASA ARAB III 2

10 BAHASA INGGRIS III 2 JUMLAH SKS 20

SEMESTER IV NO MATA KULIAH SKS 1 FILSAFAT Islam 2 2 FILSAFAT AGAMA I 2 3 ILMU KALAM II 2 4 HINDUISME 2 5 BUDHISME 2 6 KONG HU CU 2 7 SOSIOLOGI AGAMA II 2 8 ANTROPOLOGI AGAMA II 2 9 PSIKOLOGI AGAMA II 2 10 FILSAFAT ILMU 2 11 AGAMA LOKAL I 2 JUMLAH 22

SEMESTER V

NO MATA KULIAH SKS 1 KRISTOLOGI 3 2 JUDHAISME 3 3 AGAMA LOKAL II 2 4 FENOMENOLOGI AGAMA 2 5 METODE PENELITIAN 2 6 PRAKTEK PROFESI MAHASISWA (PPM) 2 7 PERBANDINGAN AGAMA I 2 8 FILSAFAT AGAMA II 2 9 DEMOGRAFI 2 JUMLAH SKS 20

SEMESTER VI

NO MATA KULIAH SKS 1 HUBUNGAN ANTAR AGAMA I 2 2 PERK. PEMIKIRAN ISLAM MODERN 2 3 PERK. PEMIKIRAN KRISTEN MODERN 2 4 MANAJEMEN LEMBAGA KEAGAMAAN 2

354

5 METODOLOGI PENELITIAN AGAMA I 2 6 PERBANDINGAN AGAMA II 2 7 STUDI BUDAYA LOKAL I 2 8 ORIENTALISME/OKSIDENTALISME 3 9 FILSAFAT ISLAM KONTEMPORER 2 10 STATISTIKA SOSIAL 2 JUMLAH SKS 21

SEMESTER VII NO MATA KULIAH SKS 1 METODOLOGI PENELITIAN AGAMA II 2 2 HUBUNGAN ANTAR AGAMA II 2 3 STUDI BUDAYA LOKAL II 3 4 ADABUL IHKTILAF 2 5 MISSIOLOGI 2 6 TEKNIK PENULISAN SKRIPSI 2 7 KAPITA SELEKTA STUDI AGAMA-AGAMA 2 8 KULIAH KERJA NYATA (KKN) 2 JUMLAH SKS 17

MESTER VIII

NO MATA KULIAH SKS 1 KOMPREHENSIF 2 2 MUNAQASAH 4 JUMLAH SKS 6

Jumlah matakuliah yang ditawarkan sebanyak 50 matakuliah

dengan rincian sebagai berikut: Matakuliah Kompetensi Dasar 12 matakuliah dengan jumlah bobot 38 SKS; Matakuliah Kompetensi Utama 29 matakuliah dengan bobot 89 SKS; Matakuliah Kompetensi Penunjang 7 matakuliah dengan bobot 14 SKS; Matakuliah Kompetensi penunjang lainnya 2 matakuliah dengan bobot 4 SKS. Untuk menyelesaikan program sarjana sesuai kurikulum kurikulum berbasis wahyu memandu ilmu, beban perkuliahan yang harus ditempuh mahasiswa adalah 145 SKS.

1. Strategi Pencapaian Kompetensi

Perkuliahan tersebut harus dirancang dengan menggunakan berbagai pendekatan (seperti, Inquiry, Discovery, Problem Solving, Active Learning, dll.), sesuai dengan karakter kompetensi yang ingin dicapai. Paradigma humanisme akan melandasi cara pandang terhadap mahasiswra secara konprehensif. Dalam implementasinya,

355

pengembangan materi standar perkuliahan diharapkan mengguna-kan pendekatan contextual teaching learning (CTL) dan mempertimbangkan life skill. Di samping itu, perkuliahan akan diimplementasikan dengan mempertimbangkan berbagai pendekat-an sebagai berikut: a. Pendekatan rasa (kalbu), yaitu pendekatan untuk menggugah

perasaan mahasiswa dalam meyakini kebenaran ajaran agama yang menjadi kepenganutannya (Islam) yang terkandung dalam Al-Quran dan al-Hadits, serta memberi motivasi agar mahasiswa ikhlas mengamalkan ajaran Islam. Hal ini dapat disebut sebagai pendekatan penanaman nilai (incukation approach). Melalui pendekatan ini para mahasiswa mengenal dan menerima nilai sebagai milik mereka sendiri, melalui tahapan menilai, menentukan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,

b. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran Islam,

c. Pendekatan fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan ajaran Islam dengan menekankan segi kemanfaatannya bagi mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.

d. Pendekatan Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran Islam.

e. Pendekatan keteladanan, yaitu menampilkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antar personal warga kampus, perilaku para pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung, seperti suguhan ilustrasi kisah-kisah teladan.

f. Pendekatan emosional, yaitu tumbuhnya kesadaran untuk menegakkan, memperjuangkan dan bersedia membelanya kapan serta dimana saja.

g. Pendekatan Klarifikasi Nilai (values clarification approach). Pendekatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan kemampuan mahasiswa untuh mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri dan orang lain. Selanjutnya, untuk menjamin keaktifan mahasiswa dalam proses

perkuliahan, maka dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dosen harus menggunakan berbagai strategi perkuliahan yang inovatif dan kreatif sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar yang diharap-

356

kan. Untuk mengaktifkan perkuliahan misalnya, dosen dapat memilih salah satu strategi perkuliahan, seperti: Give Question and answer (Tanya jawab), discussion (diskusi), The power of Two, Reading Guide, game, pemberian tugas (project), dan lain-lain. Berbagai strategi tersebut -dalam implementasinya- dapat digabungkan/dikombinasikan sesuai dengan karakter kompetensi dan materi standar. Yang pertu diperhatikan adalah bahwa pendekatan dan strategi yang dipilih harus disesuaikan dengan kompetensi standar/dasar, indikator, materi standar, sarana yang ada, dan waktu yang tersedia.

J. Fasilitas Utama Fasilitas utama yang menjadi unsur terpenting dalam

pencapaian kompetensi mahasiswa pada Prodi Perbandingan Agama, antara lain: perpustakaan jurusan yang memiliki referensi buku mengenai agama-agama dunia dari klasik hingga modern, buku-buku gerakan keagamaan, data base persebaran agama-agama dunia, yang kemudian didukung oleh laboratorium fakultas.

K. Sistem Evaluasi Sistem penilaian yang digunakan senantiasa mengikuti

perkembangan system penilaian yang berlaku. Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), digunakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK). PBK tersebut merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar mahasiswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksa-naan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar mahasiswa dan pelaporan.

Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, sehingga ia disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK dilakukan dengan penumpulan kinerja mahasiswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil test). Dosen menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi mahasiswa.

Adapun keberhasilan perkuliahan dalam pembelajaran sistem KBK ini terlihat dari indikator penilaian yang ada. Indikator Penilaian dimaksud adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan

357

kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Banyak sekali indikator yang dapat dipilih, akan tetapi yang dipandang paling sensitif adalah hasil ulangan atau hasil test (formatif, ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), penyelesaian tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian dan laporan aktivitas di luar kampus yang menunjang kegiatan perkuliahan. Dari indikator-indikator tersebut penilai (pengampu mata kuliah, dosen) dapat membuat kesimpulan, mengenai sejauh mana mahasiswa telah belajar dan berapa nilai yang adil untuknya.

Acuan yang digunakan dalam penilaian hasil perkuliahan melalui dua kriteria, yaitu: kriteria mutlak atau penilaian acuan patokan (PAP) dan kriteria relatif atau penilaian acuan norma (PAN). Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar, sebab mahasiswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar mahasiswa dapat diketahui derajat pencapaiannya. Pada penilaian acuan norma, keberhasilan mahasiswa ditentukan oleh kelompoknya. Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), prestasi mahasiswa ditentukan oleh perbandingan antara pencapaian sebelum dan sesudah perkuliahan/pembelajaran, dan kriteria penguasaan kompetensi yang ditentukan. Oleh karena itu, dalam PBK lebih tepat apabila digunakan penilaian acuan patokan (PAP).

Di samping itu, penilaian otentik perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi: ranah kognitif, afektif dan psikomotor ditambah ranah logic, kalbu, dan aplikatif. a. Ranah Kognitif

Kompetensi ranah kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensitesis dan mengevaluasi. b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan ranah afektif; ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respon, apresiasi, penilaian dan internalisasi. Penilaian perlu pula dilakukaa terhadap daya tarik, minat, motivasi, ketekunan belajar dan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu beserta proses pcmbelajarannya. c. Ranah Psikomotor

358

Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang dicapai meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin, gerakan rutin. d. Ranah Logic Berkenaan dengan kemampuan nalar yang sanggup membeda-

kan hal dan bathil, yang pada gilirannya akan berimbas pada moral.

e. Ranah Kalbu Berkenaan dengan penguasaan keyakinan bahwa yang baik itu

baik dan yang buruk itu buruk, Yang baik akan mendapat pahala baik, dan yang buruk akan mendapat keburukan.

f. Ranah Aplikatif Berkenaan dengan kesadaran logika dan kalbu yang berimbas

pada perilaku dan pola budaya.

L. Kualifikasi Dosen Dosen yang dapat memberi kuliah pada Prodi PA diutamakan

mereka yang berijazah; S2, dan S3, kompeten (profesional), dan sesuai dengan mata kuliah yang disajikan pada semester berjalan, serta memiliki kepedulian dalam masalah keislaman dan ke-ushuluddin-an.

g. SUASANA AKADEMIK

Sebagai sebuah pra-syarat dari keberhasilan pekuliahan, suasana akademik sangat penting diperhatikan. Prodi Perbandingan Agama, sudah mencoba berbagai usaha untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif. Berbagai usaha tersebut, antara lain: 1. Membangun hubungan simultan antara Prodi-dosen - mahasiswa

Disadari, bahwa pendidikan di perguruan tinggi merupakan pendidikan bagi orang dewasa (andragogy), maka pola hubungan antara Prodi, dosen, dan mahasiswa harus diletakkan dalam konteks mitra studi. Dosen bukanlah satu-satunya manusia super yang merasa tahu segala hal, sedang mahasiswa dianggap sebagai obyek semata. Dalam konteks mitra studi, dosen menempatkan dirinya sebagai fasilitator saja. Ini berarti maha-siswalah yang memiliki kelas dalam arti sebenarnya. Sebagai fasilitator dosen menghindari sikap menggurui terhadap maha-siswa, apalagi bertindak otoriter. Peran sebagai fasilitator tersebut mengharuskan dosen memahami karakteristik mahasiswanya untuk selanjutnya dibimbing guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

359

Pengembangan suasana kemitraan ini, hingga saat ini memang belum sepenuhnya maksimal. Terbukti dengan masih adanya keluhan mahasiswa kepada pihak Prodi tentang sikap beberapa dosen yang dianggapnya "masih otoriter". Beberapa dosen yang belum dapat berhubungan harmonis dengan mahasiswa ini telah dicoba untuk diberi masukan melalui dialog informal dan formal agar mereka dapat menunjukkan suasana belajar yang lebih akrab, sopan, dan menyenangkan. Prodi PA mencoba sadarkan, bahwa perkuliahan yang dilakukan dalam suasana tertekan hanya akan menghasilkan ketaatan semu dan partisipasi pasif. Dalam suasana semacam ini tujuan perkualiahan yang sudah ditetapkan akan sangat sulit tercapai. Dari pengamatan Prodi PA terlihat, bahwa kecenderungan negatif pada out put dan out come-nya. Jika langkah persuasif informal dan formal tidak dapat mengubah suasana perkuliahan seperti yang diharapkan, maka Prodi akan membawa kasus ini ke tingkat rapat pimpinan dan akan memperoleh konsekwensi. Cara semacam ini seharusnya efektif untuk menciptakan suasana perkuliahan yang kondusif. Dari sudut mahasiswa, mereka diwajibkan berprilaku dan berbusana secara sopan. Mahasiswa Prodi Perbandingan Agama adalah mahasiswa yang diarahkan untuk menjadi inteketual murni. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk mendalami disiplin spesialisasi yang mengarah. Beberapa mahasiswa yang mencoba mendobrak aturan yang ada segera ditangani secara berlapis. Pertama-tama mahasiswa akan diperingatkan oleh setiap dosen yang mengetahui bahwa mahasiswa tersebut berbusana atau berprilaku menyalahi kode etik atau menyimpang dari tata tertib mahasiswa. Jika mahasiswa tersebut terbukti membandel, Prodi akan turun tangan untuk menyelesaikan. Jika Prodi tidak juga bisa mengatasi, maka akan dilimpahkan kepada pimpinan di atasnya (Dekanat). Pada kenyataanya hampir semua kasus dapat diselesaikan ditingkat Prodi, dan hanya satu-dua kasus yang sampai ketingkat Dekanat. Secara keseluruhan dapat dikatakan, bahwa hubungan antara dosen dan mahasiswa di Prodi PA sudah harmonis. Hanya saja hal itu masih perlu didorong sehingga menjadi sebuah kedekatan yang lebih bermakna.

2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

360

Iklim harmonis juga sangat dibutuhkan di dalam kelas. Kelas merupakan pusat kegiatan yang akan menentukan proses pendidikan secara keseluruhan. Suasana kelas yang menyenangkan sedikitnya meliputi dua aspek, yakni: aspek fisik dan psikologis. Kondisi prasarana yang disediakan sudah memadai, sekalipun belum maksimal. Ruang kelas yang tersedia sudah dapat menampung mahasiswa Prodi PA seluruh angkatan. Kondisi bangunan dan perlengkapan kelas merupakan hal lain yang sangat mendukung minat belajar mahasiswa. Hanya saja, penampilan fisik kelas (gedung secara keseluruhan) belum didukung oleh media/sumber belajar yang memadai. Hal ini masih sangat perlu dilengkapi dengan media terbaru, bahkan ketersediaan IT untuk menunjang Prodi PA berkualitas ke depan. Suasana psikologis mahasiswa dan dosen dalam kelas merupakan bagian yang lebih urgen. Inilah sesungguhnya suasana orang paling harus dikontrol untuk tetap harmonis. Sepandai apapun dosen jika tidak mampu mengembangkan suasana belajar yang akrab, yang muncul adalah ketegangan psikologis mahasiswa. Dalam kondisi seperti ini tingkat keberhasilan proses pembelajaran akan sangat minimal untuk tidak dikatakan tidak berhasil. Bahkan sebagaimana terjadi di lapangan, ketengangan hubungan dosen dan mahasiswa ini tidak jarang memunculkan penolakan serius dari mahasiswa. Penolakan kolektif itu merupakan reaksi atas tekanan yang tidak lagi mampu ditahan di dalam kelas. Guna menghindari ketidakharmonisan hubungan dosen dan mahasiswa, pihak Prodi Perbandingan Agama selalu mengontrol secara periodik (tiap bulan sekali) melalui pertemuan rutin dengan seluruh ketua kelas dan HMJ-PEA. Forum ini menjadi wadah bagi penampungan aspirasi mahasiswa tentang berbagai hal, terutama mengenai jalannya perkuliahan yang ada. Pada forum tersebut setiap ketua kelas akan menjelaskan kondisi perkuliahan yang dia ikuti. Dari informasi ini kemudian Prodi menentukan langkah-langkah strategis apa yang harus diambil. Forum ini juga dimanfaatkan untuk memotivasi semangat belajar dan kedisiplinan mahasiswa.

3. Menciptakan iklim ilmiah Guna menciptakan kondisi ilmiah di kalangan mahasiswa pihak Prodi melakukan hal-hal sebagai berikut:

361

a. Mendorong untuk meningkatkan kualitas forum-forum diskusi kecil (small group discussion) yang sudah ada,

b. Mendorong untuk memperbanyak jumlah forum diskusi kecil ilmiah sehingga dapat melibatkan mahasiswa dalam jumlah yang lebih banyak,

c. Memotivasi mahasiswa untuk memanfaatkan forum diskusi kecil tersebut sebagai latihan bahasa Arab dan Inggris,

d. Memberi penghargaan terhadap mahasiswa yang berprestasi, e. Membimbing mahasiswa untuk melakukan magang penelitian

kepada dosen yang sedang melakukan penelitian, f. Mendorong mahasiswa untuk mencoba melakukan penelitian

individual berawal dari kasus-kasus sederhana, g. Membimbing mahasiswa untuk berlatih menulis ilmiah dan non

ilmiah (sastra) melalui berbagai bentuk pelatihan karya tulis ilmiah.

h. Mendorong mahasiswa untuk mengelola secara profesional berbagai wadah ekspresi ilmiah mahasiswa yang ada seperti: Buletin HMJ-PEA, majalah dinding, dan lain-lain.

i. Mendorong mahasiswa untuk aktif terlibat dalam berbagai forum ilmiah di dalam maupun luar kampus.

h. PROSES PERKULIAHAN

Dari berbagai sudut proses pembelajaran yang dianalisis, diketahui, bahwa secara keseluruhan proses perkuliahan di Prodi Perbandingan Agama belum sepenuhnya menggembirakan. Proses perkuliahan masih terkesan konvensional. Hal yang paling terasa adalah adanya problem over lapping materi pembahasan antar mata kuliah sebagai akibat belum tuntasnya reformasi kurikulum yang ada. Sebenarnya kurikulum yang sekarang berlaku sudah didesign berdasarkan pertimbangan ideal dan harapan stake-holders. Oleh karena itu, dalam hal jenis mata kuliah yang disajikan dan deskripsi yang dibuat sudah sangat bagus. Hanya saja, sebagian hurikulum tersebut belum dikembangkan lebih lanjut sampai pada penjabaran pokok bahasannya pada wujud Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Sehingga masih didapati over lapping antara mata kuliah tertentu.

Over lapping ini secara bertahap sedang dibenahi oleh Prodi PA dengan dikoordinir oleh fakultas. Sebagai contohnya mata kuliah Agama-Agama Ibrahim, saat ini telah direstrukturisasi sedemikian rupa sehingga seluruh tema yang dikaji menjadi berkelanjutan. Over lapping ini akan diselesaikan dalam konsorsium bidang ilmu. Dalam konsorsium tersebut setiap dosen akan mencermati jabaran tema

362

dari masing-masing mata kuliah berdasar keahliannya. Dari pembicaraan ini diharapkan terwujud penjabaran tema-tema mata kuliah yang lebih fungsional dan essensial serta terhindar dari over lapping yang tidak perlu tersebut.

Sebagai implementasi dari kurikulum dokumenter, proses perkuliahan yang ada di Prodi PA dapat dijelaskan melalui tiga tahapan proses belajar-mengajaryang meliputi: persiapan, pelaksa-naan dan tindak lanjut (follow up): 1. Persiapan Perkuliahan

Jika dilihat dari persiapan perkuliahan yang ada di Prodi PA, tampaknya cukup kondusif. Hal ini terlihat dari adanya kesiapan untuk belajar, baik di kalangan mahasiswa maupun dosennya. Dari pengamatan Prodi diketahui, bahwa secara keseluruhan kesiapan mahasiswa Prodi Perbandingan Agama untuk menerima perkuliahan cukup bagus, namun kesiapan ini lagi-lagi masih terkendala oleh ketersediaan sumber belajar yang masih terbatas. Para mahasiswa senantiasa mengadakan persiapan sebelum memasuki ruang perkuliahan. Persiapan tersebut seperti membaca buku dan diskusi tentang tema yang akan dikaji terlebih dahulu dengan teman-temannya. Sementara itu, dari pihak dosen diketahui, para dosen Perbandingan Agama selalu mengadakan persiapan mengajar. Setiap dosen harus membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Diktat, Resume, atau konsep tentang mata kuliah yang akan diajarkan. Sebelum perkuliahan dimulai, hampir semua dosen telah medahuluinya dengan mengadakan kontrak belajar. Hal ini dimaksudkan sebagai pengambilan kesepakatan tentang jalannya perkuliahan ke depan yang harus disepakati antara mahasiswa dan dosen, berikut reward dan punishment-nya. Kontrak belajar sangat penting untuk pengelolaan kelas yang demokratis dan profesional. Dalam proses perkuliahan para dosen telah mengawali dengan apersepsi. Ini menunjukkan, bahwa proses awal perkuliahan telah berjalan dengan benar. Para dosen biasanya mengawali perkuliahan dengan motivasi berupa apersepsi untuk meng-antarkan pemahaman mahasiswa kepada materi yang akan dikaji. Sebagian dosen bahkan ada yang mengawalinva dengan pre-test untuk mengetahui sejauh mana tingkat wacana yang dimiliki mahasiswa sebelum mengikuti pelajaran yang akan diajarkan.

363

Hal lain yang perlu dijelaskan adalah sejauh mana relevansi antara pokok bahasan/tema perkuliahan dengan materi yang dipresentasikan dosen dalam perkuliahan. Hampir semua penjelasan yang diberikan oleh dosen, baik dosen pengampu mata kuliah kurikulum nasional (kurnas) maupun muatan local (mulok), sudah sesuai dengan topik bahasan dan Basic Course Outline (BCO) yang ada. Di samping itu, para dosen tersebut senantiasa menjelaskan berbagai literatur yang dijadikan rujukan pembahasan. Hanya saja ketersediaan literatur tersebut dirasa masih kurang. Jika dilihat dari penguasaan dosen terhadap materi ajar yang diemban dapat disebut bagus. Hal tersebut dikarenakan kualitas akademik dosen yang sudah bagus. Hampir semua dosen telah menempuh pendidikan S-2 sesuai keahliannya, bahkan cukup banyak yang telah melanjutkan studinya di S-3. Jika ada dosen yang masih S-1 jenjang pendidikannya, dia biasanya tergolong dosen senior yang cukup berpengalaman di bidangnya. Data selengkapnya adalah sebagai berikut: Professor : 4 Orang S-3 (Doktor) : 2 Orang S-2 (Master) : 18 Orang S-1 (Sarjana) : 1 Orang

2. Pelaksanaan Perkuliahan Secara keseluruhan perjalanan perkuliahan pada Prodi Perbandingan Agama cukup memuaskan, meskipun tidak menafikan adanya berbagai kendala di sana sini. Kendala-kendala itu masih dalam kategori wajar dan bisa diatasi dengan baik. Dilihat dari kehadiran, dosen-dosen PA termasuk dosen yang cukup rajin. Hal ini terlihat dari rata-rata presensi kehadiran setiap semester yang mencapai antara dua belas sampai enam belas kali pertemuan. Jika ada dosen yang belum mencapai target minimal dua belas kali tatap muka dalam satu semester, biasanya mereka diharuskan melengkapi jumlah kekurangan tatap muka tersebut di dengan pemadatan. Sedangkan untuk mahasiswa diambil kesepakatan, sebagaimana dalam tata tertib mahasiswa, bahwa batas minimal presensi kehadiran mereka adalah 75 %. Jika kurang dari batas yang ditetapkan, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) dan harus mengulang di semester berikutnya.

364

Dalam pelaksanaan proses perkuliahan yang tampak perlu adanya inovasi adalah pada aspek strategi/metode pem-belajarannya. Kelihatannya para dosen, baik dosen kurnas maupun mulok masih terlalu monoton dalam penggunaan strategi perkuliahan. Hal ini terlihat dari masih dominannya metode metode diskusi dan ceramah yang konvensional. Format diskusi dan ceramah konvensional ini terlihat dari setting bangku belajar yang masih berbentuk berbanjar, walaupun sudah ada dosen yang menggunakan pola lain seperti bentuk tapal kuda, setengah lingkaran, melingkar, dan lain-lain, tetapi hal itu masih sangat sedikit. Merebaknva metode diskusi konvensional ini seringkali kurang dipikirkan secara mendalam apakah tema yang sedang dikaji benar-benar layak dan sesuai dengan tingkat psikologis mahasiswa untuk menggunakan metode tersebut. Hal yang juga sangat perlu diperhatikan dalam pelakasanaan metode diskusi ini adalah minimnya peran dosen, jika tidak dikatakan tidak berperan sama sekali. Tentu saja ini tidak bisa dibiarkan, Setiap dosen selayaknya menguasai benar tentang tema yang dikaji dan benar-benar terlihat dalam setiap tahap pembahasan sehingga setiap perkembangan pemikiran mahasiswa dapat dikontrol dengan baik. Kelemahan lain dalam pelakasanaan proses perkuliahan pada Prodi PA adalah terbatasnya media pembelajaran. Media pembelajaran yang ada hampir semuanya konvensional. Begitu susahnya jika seorang dosen ilmu hadis, misalnya ingin mengajarkan takhrij dengan sistem komputerisasi mengingat belum ada Laptop., dan satu LCD untuk fakultas sebesar Fakultas Ushuluddin. Namun demikian kita masih beruntung, karena telah ada perangkat laboratorium pustaka meski masih sederhana dan belum lengkap perpustakaan Prodi yang beberapa bulan lalu mendapatkan buku 389 Exp. dari USAID. Kemudian ketegasan tentang konsekuensi atas penlanggaran proses belajar mengajar, seperti dosen yang melaksanakan tatap muka dibawah dua belas kali, konsekuensinya belum jelas dan mengikat. Dari sinilah kita berharap berbagai kelemahan media yang modern nantinya dapat diatasi. Keterbatasan media ini diperparah dengan jarangnya para dosen menggunakan media pembelajaran yang ada pada saat perkuliahan berlangsung. Dominasi perkuliahan yang tidak didukung oleh media yang memadai ini pada gilirannya akan berdampak verbalisme dan membosankan.

365

Dari berbagai data yang tersaji tentang proses pembelajaran di Prodi PA terlihat bahwa kegiatan praktikum (Ibadah, Tilawah, dan Praktek Profesi Mahasiswa) cukup memprihatinkan. Pada pelaksanaannya, kendati telah disiasati, ternyata masih kurang optimal. Keterbatasan waktu yang ada membuat mereka belum dapat berpraktik sepenuhnya. Sebagai solusinya, akan diadakan waktu khusus pada saat liburan semester dengan tempat dan waktu praktek dengan juklak dan juknis tersendiri. Jika proses perkuliahan itu dilihat dari aspek evaluasinya, diperoleh kesimpulan, bahwa rata-rata para dosen mengadakan ujian sebanyak dua kali per-semester. Meskipun ada yang mengadakan tiga kali atau lebih, namun masih ada saja dosen yang hanya menyelenggarakan ujian sekali yakni saat UAS saja. Belum lagi jika dilihat dari ranah yang dituju dalam evaluasi tersebut. Mayoritas masih menekankan evaluasi pada ranah kognitif semata. Sangat sedikit dosen yang mengevaluasi sampai pada wilayah psikomorik, apalagi ranah logic, kalbu, dan aplikatif. Kesadaran tentang evaluasi yang berbasis pada kelas tampaknya belum menyatu dengan implementasi perkuliahan yang ada. Oleh karena itu, hal ini sangat perlu untuk diperhatikan.

3. Follow up Perkuliahan Hal yang positif tampak terlihat dari follow up perkuliahan yang senantiasa ditindak lanjuti dengan tugas-tugas pendalaman. Tugas yang paling sering diberikan oleh para dosen Prodi PA adalah pembuatan makalah kelompok dan tugas mandiri. Tugas lain juga diberikan seperti kegiatan observasi, telaah wacana, responsi, analisis media, dan lain-lain. Dari keseluruhan pemaparan data tentang proses perkuliahan di Prodi PA menunjukkan, bahwa dari aspek persiapan tampak sudah baik. Akan tetapi dari aspek implementasi perkuliahan (PBM)-nya ada tiga hal yang tampak belum menggembirakan, yaitu: Pertama, strategi pembelajaran/perkuliahan, kedua, evaluasi serta ketiga, konsekuensi. Hal yang paling krusial yang sangat mendesak untuk dibenahi adalah pelaksanaan praktik ibadah dan tilawah yang sekilas tampak belum terkelola dengan baik. Berdasarkan apresiasi para mahasiswa PA, sebagaimana terlihat diberbagai dialog rutin ketua mahasiswa dan HMJ-PEA dengan jurusan, terlihat bahwa mereka merasa perkuliahan di Prodi PA cukup menyenangkan. Tentu saja hal ini harus dipahami, bahwa

366

masih banyak hal yang masih mungkin dan harus dikerjakan oleh Prodi PA guna memaksimalkan proses pembelajaran sehingga menjadi lebih bermakna.

367

BAB III

PENUTUP

Melihat perkembangan ilmu pengetahuan Barat yang sedang mengalami krisis, baik aspek ontologi, epistemologi, maupun aksiologi, dan jauh dari nilai-nilai Ilahiyah, maka sudah saatnya paradigma ilmu pengetahuan barat itu harus diubah agar tidak mengalami kerusakan planet bumi dan peradaban manusia yang lebih parah. Hal itu sebenarnya sudah menjadi wacana beberapa pemikir sebelumnya, antara lain Richard Tarnas, Al-Faruqi, dan Herman Soewardi.

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati sebagai perguruan Tinggi Negeri Islam telah merespon fenomena itu dengan menerapkan seluruh proses pelaksanaan pembelajarannya dengan mengacu pada paradigma baru, yaitu wahyu memandu ilmu. Paradigma wahyu memandu ilmu diterapkan mulai dari merumuskan visi, misi, kurikulum, silabus, sampai dengan pembuatan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Hand Out bahan perkuliahan.

Proses penerapan paradigma wahyu memandu ilmu di jurusan Perbandingan Agama ini harus dilaksanakan oleh seluruh civitas akademika, baik dosen, mahasiswa, staff, dan penyelenggara jurusan secara berkesinambungan. Beberapa strategi telah dijalankan, tetapi yang terpenting adalah disamping memandu teori-teori ilmu pengetahuan dengan wahyu tetapi juga harus memandu perilaku-perilaku civitas akademika dengan wahyu baik dalam kampus maupun luar kampus. Kedua-duanya juga harus dilaksanakan secara simultan dan kerkesinambungan dalam rangka mewujudkan visi dan misinya. Insya Allah Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati ke depan akan menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan yang akan diperhitungkan baik tingkat lokal maupun global, khususnya di bidang kajian studi-studi agama.

368

LAMPIRAN 2 SILABUS MATA KULIAH

SEMESTER I

PANCASILA/KEWARGANEGARAAN

Deskripsi mata kuliah Mata kuliah ini menjelaskan kondisi masyarakat pra dan pasca kemerdekaan, proses lahirnya Pancasila, ORLA, ORBA, REFORMASI, hubungan Pancasila dengan UUD’45, amandemen dan pelaksanaan P4. Tujuan Instruksional Umum Agar mahasiswa memahami ideologi negara dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Tujuan Instruksional Khusus 1. Agar mahasiswa memahami sejarah terbentuknya bangsa 2. Agar mahasiwa memahami ideologi negara dan peraturan

perundang-undanagn lainnya. 3. Agar mahasiswa memahami masyarakat ideal dan dapat

mengaplikasikannya Materi Pembelajaran 1. Gambaran politik Indonesia yang mempengaruhi perubahan

kurikulum. 2. Pengertian mengenai identitas individu. 3. Pengertian secara etimologis, perkembangan sejarah negara. 4. Unsur-unsur penentu kewarganegaraan. 5. Pengertian ideologi. 6. Hakikat sejarah dan kadungan konstitusi. 7. Mengetahui konsep pemerintahan dan hubungan sipil militer. 8. Memahami hubungan agama dan negara. 9. Pengertian masyarakat madani. 10. Hakikat demokrasi. 11. Pengertian Ham 12. Arti penting OTDA

Sumber Pembelajaran 1. Pancasila dan Perundang-undangan yang berlaku

369

STUDI ULUM AL QUR’AN

Deskripsi mata kuliah Mata kuliah ini menjelaskan penegertian wahyu dan al-Qur’an, sejarah al-Qur’an, sistem penulisan al-Qur’an, dan tafsir al-Qur’an Tujuan Instruksional Umum Agar mahasiswa memahami seluk beluk al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi seorang muslim Tujuan Instruksional Khusus 1. Memahami sejarah turunnya al-Qur’an dan sistem penulis-an 2. Memahami munasabah al-Qur’an dan mukjizat al-Qur’an 3. Memaplikasikan isi kandungan al-Qur’an dalam kehidupan

sehari-hari Materi Pembelajaran 1. Pengantar Kuliah Ulum Al-Qur’an. 2. Definisi Ulum Al-Qur’an. 3. Sejarah Ulum Al-Qur’an. 4. Al-Quran, Hadits dan Hadits Qudsi. 5. Al-Qur’an dan wahyu. 6. Sejarah Al-Qur’an. 7. Sistem penulisan Al-Qur’an. 8. Ashab Nuzul. 9. Munasabah Al-Qur’an. 10. Ilmu Makki Madani. 11. Muhkam mutasyabih 12. Qiraat 13. Mukjijat Al-Qur’an. 14. Tafsir dan Ta’wil Al-Qur’an. Sumber Pembelajaran 1. Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an. 2. Al-suyuthi Al-Burhan fi Ulum Al-Quran. 3. Al-Zarkasyi Manahil al-Irfan. 4. Al Zarqani Umum al-Qur’an. 5. Ulum al-Qur'an, Rosihon Anwar

370

ULUMUL HADIS Deskripsi Mata Kuliah Ilmu Hadis merupakan mata kuliah kompetensi dasar yang harus dipelajari oleh seluruh mahasiswa UIN pada semua fakultas dan jurusan, termasuk jurusan Tasawuf-Psikoterapi. Mata kuliah ini memiliki bobot kredit sebesar 2 sks dan disajikan pada semester awal. Tujuan utama mata kuliah ini adalah memberikan pengetahuan dan wawasan pengantar tentang dasar-dasar dan kerangka teoritis untuk studi hadis Nabi saw. Dalam hal ini, mahasiswa nantinya akan memiliki gambaran umum tentang hadis, yang hal ini sangat diperlukan dalam rangka mengkaji Islam secara keseluruhan selama kuliah di UIN ini, pada khususnya. Dalam rangka implementasi paradigma ‘wahyu memandu ilmu,’ maka dalam tataran metodologi pembelajaran mata kuliah ini akan dilakukan pendekatan-pendekatan keilmuan modern yang relevan, seperti ilmu sejarah dan metode riset. Standar Kompetensi Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa pokok bahasan mendasar yang merupakan wawasan pengantar dalam studi hadis, yang meliputi: ilmu hadis, makna hadis, posisi hadis dalam Islam, sejarah perkembangan hadis, periwayatan dan pembukuan hadis, struktur hadis, kaedah kesahihan hadis, klasifikasi hadis dan penelitian hadis. POKOK BAHASAN ILMU HADIS DAN RUANG LINGKUPNYA 1. Pengertian llmu Hadis 2. Aspek Kajian Ilmu Hadis 3. Urgensi Ilmu Hadis 4. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadis 5. Cabang-Cabang Ilmu Hadis MAKNA, KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADIS 1. Pengertian Hadis dan Istilah Sinonimnya (sunnah, khabar, atsar) 2. Hadis sebagai materi sejarah 3. Bentuk Hadits: Qauli, Fi‘li, Taqriri dan contohnya. 4. Perbedaan Hadis Nabawi, Hadis Qudsi, dan al-Qur`ân MAKNA, KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADIS (lanjutan) 1. Hadits sebagai Sumber Ajaran Islam 2. Dalil-Dalil Kehujjahan Hadits

371

3. Fungsi Hadits terhadap al-Qur`ân SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS 1. Hadis pada periode I / Abad I H. (masa periwayatan hadis

secara lisan) 2. Hadis pada periode II / Abad II H. (masa kodifikasi hadis secara

resmi). SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS (lanjutan) 3. Hadis pada periode III / Abad III H. (masa kodifikasi hadis

dengan kualifikasi dan seleksi) 4. Hadis pada periode IV / Abad IV s.d. sekarang (masa pengkajian

hadis dan penyempurnaan penyusunan kitab-kitab hadis) PERIWAYATAN DAN PEMBUKUAN HADIS 1. Pengertian Riwayat 2. Masa Periwayatan (‘ashr al-riwâyat) 3. Tata Cara Periwayatan Hadis 4. Proses Pembukuan Hadis 5. Macam-Macam Kitab Hadis STRUKTUR HADIS 1. Sanad:

Rawi Mukharrij Shighât al-Isnâd / Shighât al-Adâ`

Matan KAEDAH KESAHIHAN HADIS 1. Hadis Sahih Sebagai Acuan 2. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis

Kaidah kebersambungan sanad Kaidah keadilan rawi Kaidah kedlabithan rawi Kaidah keterhindaran dari syadz Kaidah keterhindaran dari illat

3. Kaedah Kesahihan Matan Hadis Kaidah keterhindaran dari syadz dan illat pada teks matan

(mabna al-matn) Kaidah keterhindaran dari syadz dan illat pada kandungan

matan (ma‘na al-matn) KLASIFIKASI HADIS (Macam Hadits dari Segi Kuantitas Sanad)

1. Latar Belakang Pembagian Hadits 2. Hadits Mutawatir: Pengertian, Syarat, Kedudukan, Pemba-gian,

Kehujjahan, Contoh.

372

3. Hadits Ahad: Pengertian, Kedudukan, Pembagian, Kehujjahan, Contoh.

KLASIFIKASI HADIS (lanjutan) (Macam Hadits dari Segi Kualitas) 1. Hadits Shahih: Pengertian, Syarat, Pembagian, Kriteria

Keshahihan Matan (lafad & isi), Kehujjahan, Contoh. 2. Hadits Hasan: Pengertian, Sejarah Kemunculan, Syarat,

Pembagian, Kehujjahan, Contoh. KLASIFIKASI HADIS (lanjutan) (Macam Hadits dari Segi Kualitas) Hadits Dla‘if: Pengertian; Sebab dan Macam Hadits Dla‘if karena Putus Sanad, Cacat ‘Adalah dan Dlabt Rawi; Kedla‘ifan Matan (dari segi lafad / mabnâ al-matn dan kandungan isi / ma‘nâ al-matn); Bagan; Kehujjahan, Contoh-Contoh. KLASIFIKASI HADIS (lanjutan) (Macam Hadits dari Segi Sumber)

1. Hadits Marfu‘: Pengertian, Pembagian, Contoh. 2. Hadits Mauquf: Pengertian, Kehujjahan, Contoh.

3. Hadits Maqhthu‘: Pengertian, Kehujjahan, Contoh. PENGANTAR PENELITIAN HADIS (TAKHRIJ HADIS) 1. Pengertian Takrij Hadis 2. Langkah-Langkah Takhrij Hadis

Menelusuri Letak Hadis Meneliti Sanad Hadis Meneliti Matan Hadis

Buku Rujukan/Bacaan 1. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits. 2. Fathurrahman, Ikhtisar Musthalahu’l Hadits. 3. TM. Hasby Ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. 4. Endang Soetari Ad, Ilmu Hadits. 5. Nuruddin ‘Itr, Manhaj al-Naqd fî ‘Ulûm al-Hadîts. 6. Shubhi al-Shalih, Mabâhits fî ‘Ulûm al-Hadîts. 7. Mushthafa al-Sibâ‘i, al-Sunnah wa Makânatuhâ. 8. M.M. Azami, Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya. 9. M. ‘Ajjaj al-Khatib, al-Sunnah qabla Tadwîn. 10. M. M. Abu Zahw, al-Hadîts wa al-Muhadditsûn. 11. Jasim al-Yasin, al-Jadâwil al-Jâmi‘ah fi al-‘Ulûm al-Nâfi‘ah. 12. Mahmud al-Thahhan, Taisîr Musthalâh al-Hadîts. 13. M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Hadis. 14. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis 15. Fathurrahman, Ikhtisar Musthalahu’l Hadits.

373

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menjelaskan tentang perkembangan pola pikir manusia yang berlandaskan mitos dan di Eropa serta dunia Islam, kelahiran alam semesta dalam perspektif Islam dan pengetahuan modern, kelahiran pengetahuan alamiah modern; biologi, fisika dan kimia serta perkembangannya masing-masing; teknologi modern dan permasalahannya, serta peranan IPTEK. Materi Kuliah 1. Pola Berpikir manusia berlandaskan pada mitos 2. Pola Berpikir manusia di Barat dan di dunia Islam 3. Kelahiran Ilmu Pengetahuan alamaiah modern. 4. Metode Ilmiah (scientific method) 5. Kelahiran alam semesta (astronomi) 6. Asal mula kehidupan 7. Biologi dan perkembangannya 8. Fisika dan perkembangannya 9. Kimia dan perkembangannya 10. Ekologi (ilmu lingkungan) 11. Manfaat dan dampak negatif penggunaan teknologi Sumber Pembelajaran 1. Maskuri Jasin.Ilmu Alamiah Dasar. Raja grafindo. 2004, hal. ii.

Diktat 2. Nizhamuddin dkk. Ilmu Alamiah Dasar.Bogor. 1994 3. Ibnu Mas’ud dan Joko Paryono, Ilmu Alamiah Dasar, Pustaka

Setia, Bandung, 1998.hal. 12-18. 4. Joko Prasetyo dan Hartono, Ilmu Alamiah Dasar, Bina Ilmu,

Surabaya.1992,hal 9-10 5. Soeparma, Struktur keilmuan dan teori ilmu pengetahuan alam,

Universitas Airlangga, Surabaya, 1984.hal 11-18

374

METODOLOGI STUDI ISLAM

A. Deskripsi Mata Kuliah Metodologi Studi Islam merupakan mata kuliah yang

menjelaskan tentang berbagai metode serta pendekatan yang dapat dipergunakan dalam melakukan kajian Islam. Mata kuliah ini membahas tentang kajian secara mendalam aspek filosofis – wilayah ontologis, epistemologis dan etis – dari keberagaman Islam.

Islam, selain sebagai sebuah agama yang berisi ajaran-ajaran yang bersifat ritual juga sebagai sebuah kerangka sosial-politik yang pada tingkat pengertian dan pelaksanaanya memunculkan keragaman. Untuk itulah, dalam mengamati fenomena tersebut diperlukan berbagai metode serta pendekatan yang relevan. Munculnya era globalisasi serta pesatnya sains dan teknologi dewasa ini, meniscayakan metode studi Islam untuk merambah dengan memanfaatkan metode dan pendekatan dari disiplin ilmu lain (sosial-humaniora) agar bisa berdialog dan bekerjasama dalam rangka menuntaskan permasalahan realitas yang semakin kompleks. Selain itu agar tercipta masyarakat yang lebih adil dan rukun. B. Standar Kompetensi

Diharapkan setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa memiliki kecakapan dalam memahami aspek-aspek untuk kajian ke-Islaman serta berbagai metode serta pendekatan yang dipergunakan dalam kajian tersebut. Hal ini diharapkan agar mereka mampu menganalisis bahwa penentuan materi keagamaan berhubungan erat dengan pemilihan metode yang dipergunakan, sehingga penelitian tersebut lebih terarah dan berdayaguna. C . Pokok Bahasan 1. Pengantar MSI: Islam Sebagai Sasaran Studi dan Penelitian 2. MSI: Definisi, Ruang Lingkup Kajian, dan Signifikansi 3. Penelitian Agama di antara Penelitian Sosial Lainnya 4. Wilayah Kajian MSI: Islam Sebagai Wahyu dan Islam Sebagai

Gejala Sosial-Budaya 5. Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam: Sejarah, Filologi,

Arkeologi, Sosiologi, Antropologi 6. Studi Pemikiran Islam: Tafsir, Fiqh, Tasawuf, Kalam, filsafat

375

7. Studi Pranata-Pranata Islam: Pendidikan, Politik, Ekonomi, dan Peradilan Islam.

8. Studi Pranata-Pranata Islam: Shalat, Puasa, Zakat, Wakaf, peralatan Ibadah

9. Studi Islam Kawasan: Islam di Asia Tenggara, Afrika, dan Barat 10. MSI Kontemporer: Isu-isu Kontemporer dan tawaran Metodologi 11. Pusat Kajian Islam di Barat: Penelusuran Metodologi dan Materi

Kajian. D. Kontrak Perkuliahan

UAS : 30% UTS : 20% Kehadiran : 20% Makalah : 30%

E. Daftar Pustaka 1. Abdullah, Amin. Islamic Studies di Perguruan Tinggi,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006 2. -----------. Dinamika Islam Kultural, Bandung: Mizan, 2000 3. Affandi, Muchtar. Membedah Diskursus Pendidikan Islam,

Jakarta:Kalimah, 2001. 4. Mudzhar, Atho, Pendekatan Studi Islam; Teori dan Praktek,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. 5. Mas’ud,Abdurrahman. Dari Haramain ke Nusantara, Jakarta:

Kencana Predana Media Group, 2006 6. Norma Permata, Ahmad (ed.). Metode Studi Agama,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Approaches to Islam in Religious Studies, USA: The University of Arizona Press, 1985.

7. Nanji, Azim. Mapping Islamic Studies, Berlin: Mouton de Gruyter, 1997.

8. Sahrodi, Jamali. Metodologi Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008

9. Shihab,Quraish. W awasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,1998 10. Suprayogo, Imam & Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial

Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. 11. Wahid, Marzuki. Fiqh Madzhab Negara, Yogyakarta: LKiS,

2001.

376

BAHASA INGGRIS I Standar Kompetensi Memiliki Kemampuan Berbahasa Inggris: Komunikasi Verbal, membaca, memahami wacana dan menterjemahkan teks-teks berbahasa Inggris dalam berbagai konteks dan kebutuhan. Kompetensi Dasar Mampu mengaplikasikan kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris terutama dalam membaca, memahami dan menterjemahkan teks-teks berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Indikator 1. Mampu membaca teks-teks berbahasa Inggris dengan baik dan

benar 2. Mampu memahami wacana pemikiran yang terkandung dalam

teks-teks tersebut dengan baik dan benar. 3. Mampu memahami struktur kalimat dan tensis teks-teks tersebut

dengan baik dan benar. Materi Kuliah: 1. Teks: Islam, Grammar Review: The Simple Present Tense 2. Teks: Islam in European Thought, Grammar Review: The Simple

Past Tense 3. Teks: Textbooks in Disciplines , Grammar Review: The Simple

Future Tense 4. Teks: Islam in Australia, Grammar Review: The Perpect Tense 5. Teks: Cristallization nof Islamic Thought, Concepts and

Methodology. 6. Grammar Review: The Progressive (Continuous) Tense 7. Teks: Education System in An Ideological State:Major Issues and

Concern in Pakistan. 8. Grammar Review: The Perfect Progressive Tense 9. Teks: Muhammad and Islam, Grammar Review: The Pronouns 10. Teks: SQ Is Not About Being Religious, Grammar Review: Nouns

and Determiners 11. Teks: Community and Ethics 12. Teks: Shari’ah - Harmony Between Self and Society, Grammar

Review: Derivatives 13. Teks: Redefining Religion at School, Grammar Review: Passive

Poice

377

Referensi 1. Amrozi Mufida, Standard English Grammar, Bintang Remaja,

Madura, t.t. 2. John Surjadi dkk., Accurate, Brief, and Clear English Grammar,

Indah, Surabaya, 1986. 3. Muhibbin Syah, Tata Bahasa Inggris Terapan, Pusbinsa UIN

SGD, Bandung, 2008. 4. Muhibbin Syah, Islamic English, Rosdakarya, Bandung, 2005. 5. Robert J. Dixson, Graded Exercise in English, Regent Publish

Company, America, 1943. 6. Sahri Ramdhan, English for Islamic Studies, UIN SGD Press,

Bandung, 2008. 7. Swan, Michael, Practical English Usage, Oxford University

Press, Hongkong, 1988. 8. W. Stannard Allen, B.A., Living English Structure, Dian Rakyat,

Jakarta, 1968.

378

SEMESTER II

PENGANTAR FILSAFAT

Deskripsi mata kuliah Menjelaskan pengertian, objek, struktur filsafat, pemikiran mitologi, filsafat Yunani Kuno mulai dari Thales sampai masa Renaissance, positivisme, empirisme, pragmatisme, eksistensialisme, sekularisme dan materialisme. Tujuan Instruksional Umum Agar mahasiswa memahami karakteristik filsafat Tujuan Instruksional Khusus 1. Agar mahasiswa memahami sejaah filsafat di Barat 2. Agar mahasiswa memahami sejarah filsafat di Timur 3. Agar mahasiswa memahami aliran-aliran filsafat 4. Agar mahasiwa memAhami filsafat dalam perspektif Islam Materi Pembelajaran 1. Pengantar Filsafat, Pengertian Wilayah Kajian, Objek Kajian

dan tujuan pembelajaran mata kuliah Pengantar Filsafat. 2. Metode mempelajari filsafat. 3. Pembagian pengetahuan & ilmu pengetahuan. 4. Hubungan filsafat dan agama. 5. Pembagian dan cabang-cabang filsafat. 6. Sejarah Filsafat Yunani Kuno. 7. Sejarah filsafat abad pertengahan. 8. Sejarah Filsafat Islam. 9. Pembentukan filsafat modern. 10. Perkembangan filsafat abad ke-19 & 20. 11. Aliran filsafat rasionalisme 12. Aliran filsafat empirisme. 13. Aliran Filsafat idealisme Sumber Pembelajaran 1. Sidi Ghazalba, Sistematika Filsafat, Jakrta: Bulan Bintang, 1992. 2. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta, Bumi Aksara,

2000. 3. Mark B. Woodhouse, Berfilsafat sebuah langkah awal,

Yogyakarta: Kanisius, 2000.

379

4. Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Kanisius, 1994.

5. K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX Jilid II, Prancis, Jakarta: Gramedia, 1996.

380

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Standar Kompetensi Memiliki kesadaran tinggi tentang arti penting pemahaman terhadap sejarah peradaban Islam. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini memberikan informasi tentang aspek-aspek sejarah Islam. Mulai dari pembabakan sejarah sampai sejarah Islam sendiri yang dimulai dari khulafaur-rasyidin sampai Islam di Asia Tenggara. Materi Perkuliahan: 1. Introduction and Learning Contract, Syalabus, Penyampaian

Literatur/Sumber 2. Sejarah Peradaban Islam sebagai ilmu pengetahuan 3. Dasar-Dasar per-adaban dalam Islam 4. Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam a. Arab Pra-Islam: - Sistem Politik dan kemasyarakatan - Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan b. Masa Nabi SAW: - Fase Makkah: Sistem Dakwah - Fase Madinah:Pembentukan system social kemasyarakatan,

politik, militer, dakwah, ekonomi, dan sumber-sumber keuangan Negara.

5. Masa Khulafa Rasyidun: a. Abu Bakar: Pembentukan Khilafah b. Umar Ibn al-Khaththab: Islam berkembang sebagai kekuatan

politik c. Usman Ibn Affan: Nepotisme dan Pemberontakan d. Ali Ibn Abi Thalib: Gerakan Oposisi terhadap pemerintah

6 Dinasti Umayah di Timur: Perintisan, Kemajuan, dan Kemunduran

7 Dinasti Umayah di Barat: Perintisan, Kemajuan, dan Keruntuhan.

8 Dinasti Abbasiyah: Masa Perintisan, Keemasan, dan kehancuran

9 Dinasti Buwaihi dan Salajikah 10 Dinasti-Dinasti Kecil di Timur dan Barat Baghdad

381

Buku Rujukan/Bacaan 1. SAP, panduan kontrak belajar, dan buku Panduan Kurikulum

Fakultas Ushuluddin. 2. Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana

Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan, Bandung 3. Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Bani Quraisyi,

Bandung 4. Philip K Hitti, History of The Arabs, The Macmillan Press LTD,

London 5. Ibnu Atsir, Al-Kaamil fi al-Tarikh, Dar al-Shadir, Beirut. 6. Ibnu Hisyam, Sirat al-Nabiy SAW., Juz I, Mathba’at al-Madaniy,

Kairo. 7. Muhammad Husain Haikal, Hayat Muhammad, Pustaka Litera

Antar Nusa, Bogor. 8. Philip K Hitti, History of The Arabs, The Macmillan Press LTD,

London. 9. Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al- Islami, Juz I, Maktabah Nadwah

al-Misriyah, Kairo, 10. Abbas Mahmud al-Akkad, Kecemerlangan Khalifah Umar ibn

Khaththab, Bulan Bintang, Jakarta, 11. Syalaby. Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka al-Husna, Jakarta 12. Wawan Hernawan, Kumpulan Makalah Pascasarjana Imam

Bonjol Padang

382

PENGANTAR SOSIOLOGI Deskripsi mata kuliah Mata kuliah ini menjelaskan pengertian, latar belakang sejarah, interaksi sosial, stratifikasi sosial, perubahan sosial, dan masalah sosial. Tujuan Instruksional Umum 1. Agar mahasiwa dapat memahami konsep dasa dalam sosiologi 2. Agar mahasiwa dapat memahami kebudayaan dan lembaga

sosial, masalah sosial dan dapat memberi solusinya 3. Agar mahasiswa memahami masyarakat perspektif Islam Materi Pembelajaran 1. Pengetian Sosiologi, ruang lingkup dan objek kajian sosiologi. 2. Pengertian metode dan pendekatan dalam sosiologi. 3. Sejarah perkembangan sosiologi klasik dan modern. 4. Pengertian masyarakat, sejarah dan proses terjadinya

masyarakat. 5. Pengertian proses sosial dan kelompok sosial dalam

masyarakat. 6. Pengertian kebudayaan. 7. Pengertian stratifikasi sosial. 8. Pengertian lembaga sosial. 9. Pengertian perubahan sosial. 10. Pengertian masalah sosial. Sumber Pembelajaran 1. Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar. Gramedia,

Jakarta, 1986. 2. Karel J. Veeger.: Pengantar Sosiologi. Gramedia, Jakarta. 1992. 3. Astrid S. Susanto: Pengantar Sosiologi dan perubahan sosial.

Bina Cipta, Bandung, 1979. 4. Josep S. Roucek: Pengantar Sosiologi; Bina Aksara, Jakarta,

1984. 6. Hassan Shadily: Sosiologi untuk masyarakat Indonesia. 7. Selo Soemarjan: Setangkai Bunga Sosiologi. FEUI, Jakarta,

1964.

BAHASA ARAB

383

Tujuan: Memahami tentang aspek-aspek gramatikal bahasa Arab yang meliputi: Al-Munada, al-Istisna, al-Idhafah, al-Mujarrad min al-Tsulatsi wa al-Ruba’i, al-Tsulatsi al-Mazid bi Harf, al-Tsulatsi al-Mazid bi Harfain, al-Tsulatsi al-Mazid bi Tsalatsat Ahruf, al-Mujarrad al-Ruba’i, al-Ta’ajjub, ‘Amal In wa Ma wa La wa Lata al-Nafiyat, ‘Amal La al-Nafiyat Li al-Jins, Al-Ibdal wa al-I’lal, dan mampu mengaplikasikannya dalam pembahasan teks-teks berbahasa Arab Topik Inti: 1. Al-Munada 2. Al-Istitsna’ 3. Al-Idhafah 4. Al-Mujarrad min al-Tsulatsi wa al-Ruba’i 5. Al-Tsulatsi al-Mazid bi harf wahid 6. Al-Tsulatsi al-Mazid bi harfain 7. Al-Tsulatsi al-Mazid bi tsalatsah ahruf 8. Al-Ruba’i al-Mujarrad wa Al-Ruba’i al-Mazid 9. In, ma, la, dan lata al-Nafiyat 10. Al-Af’al al-Muqarabah, al-Af’al al-Raja’ wa al-Af’al al-Syuru’ 11. La al-Nafiyah li al-Jins 12. Al-Ibdal wa al-I’lal Referensi: 1. Tim Mudarris, al-Lughah al-‘Arabiyah Darasat Mu’tamidah ‘ala

fahm al-maqru’; Pusbinsa UIN SGD 2. Al-Syekh Mustafa al-Golayani, Jami’ al-Durud ‘Arabiyyah,

Mansyurat al-Maktabah al-‘Ashriyah 3. Abu Bakr Abd al-Qohir al-Jurjani, Kitab al-Jumal fi al-Nahw, Dar

al-Kitabah I’Ilmiyyah

BAHASA INGGRIS II

384

Standar Kompetensi Memiliki Kemampuan Berbahasa Inggris: Komunikasi Verbal, membaca, memahami wacana dan menterjemahkan teks-teks berbahasa Inggris dalam berbagai konteks dan kebutuhan. Kompetensi Dasar Mampu mengaplikasikan kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris terutama dalam membaca, memahami dan menterjemahkan teks-teks berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Indikator 1. Mampu membaca teks-teks berbahasa Inggris dengan baik dan

benar 2. Mampu memahami wacana pemikiran yang terkandung dalam

teks-teks tersebut dengan baik dan benar. 3. Mampu memahami struktur kalimat dan tensis teks-teks tersebut

dengan baik dan benar. Materi Kuliah: 1. Teks: War and Human Rights in Isl am, Grammar Review:

Quoted and Reported Speech 2. Teks: The Problems of Language Use, Grammar Review:

Conditional Sentences 3. Teks: Islam: Working for God, Grammar Review: Subjunctive 4. Teks: Central Asia: From Communism to Democracy and Islam,

Grammar Review: The Modal Auxiliaries. 5. Teks: God’s Knowledge and Power, Grammar Review:

Conjunctions 6. Teks: Physical and Psychological Sense of The Qalb, Grammar

Review: Paired Conjunction 7. Teks: Santri Versus Abangan: General Differences, Grammar

Review: Adjectives 8. Teks: Redefining A Moral Education A Must, Grammar Review:

Nouns Used as Adjectives 9. Teks: The Islamization of Modern Knowledge, Grammar Review:

Comparisons 10. Teks: The Backgroud of Islam, Grammar Review: Adverbs 11. Teks: The Absolute, Grammar Review: The Use of-ing Clauses

385

Referensi 1. Amrozi Mufida, Standard English Grammar, Bintang Remaja,

Madura, t.t. 2. John Surjadi dkk., Accurate, Brief, and Clear English Grammar,

Indah, Surabaya, 1986. 3. Muhibbin Syah, Tata Bahasa Inggris Terapan, Pusbinsa UIN

SGD, Bandung, 2008. 4. Muhibbin Syah, Islamic English, Rosdakarya, Bandung, 2005. 5. Robert J. Dixson, Graded Exercise in English, Regent Publish

Company, America, 1943. 6. Sahri Ramdhan, English for Islamic Studies, UIN SGD Press,

Bandung, 2008. 7. Swan, Michael, Practical English Usage, Oxford University

Press, Hongkong, 1988. 8. W. Stannard Allen, B.A., Living English Structure, Dian Rakyat,

Jakarta, 1968. 2.

386

ANTROPOLOGI Deskripsi Mata Kuliah Memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemahaman terhadap Antropologi sebagai sebuah ilmu yang akan memahamkan terhadap eksistensi manusia, baik dilihat secara struktur biologis maupun struktur social. Materi Kuliah 1. Pengantar Antropologi dan Kontrak belajar 2. Pengertian, sejarah perkembangan dan ruang lingkup

Antropologi 3. Manusia diantara makhluk lain, evolusi ciri-ciri biologi dan aneka

warna manusia (Bag. I) 4. Manusia diantara makhluk lain, evolusi ciri-ciri biologi dan aneka

warna manusia (Bag.II) 5. Kepribadian manusia, unsur-unsur dan aneka warna kepribadian 6. Masyarakat, wujud kolektif manusia, pranata sosial dan integrasi

masyarakat 7. Kepribadian manusia, unsur-unsur dan aneka warna kepribadian 8. Kebudayaan wujud, unsur, dan integrasi kebudayaan (Bag. I) 9. Kebudayaan wujud, unsur, dan integrasi kebudayaan (Bag.II) 10. Pergeseran masyarakat dan kebudayaan.,Proses belajar budaya

sendiri dan budaya lain, Pembaruan dan inovasi 11. Konsep suku bangsa, suku bangsa di Indonesia., Ras, Bahasa

dan Kebudayaan. 12. Etnografi, kesatuan sosial dalam etnografi, kerangka etnografi. Daftar Rujukan Utama: 1. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta,

Jakarta: 1986. 2. Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Gramedia,

Jakarta: 1994. 3. Haviland, W.A. Antropologi Jilid I dan II, Erlangga, Jakarta: 1993. Daftar Rujukan Tambahan: 1. Prabowo, H., Pengantar Antropologi (Untuk Mahasiswa

Psikologi), Penerbit Gunadarma, Jakarta: 1996 2. Danandjaja, J., Antropologi Psikologi, Rajawali, Jakarta: 1994

387

3. Chapin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi (alih bahasa: Kartini Kartono), RajaGrafindo Persada, Jakarta: 1995.

4. Ember, C.R. & Ember, M., Anthropology, Prentice Hall, New Jersey: 1985.

5. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi Jilid I, UI Press, Jakarta: 1990.

6. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi Jilid II, UI Press, Jakarta: 1990.

7. Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat, Jakarta: 1990.

8. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi Jilid I, Rineka Cipta, Jakarta: 1996.

9. Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat, Jakarta: 1992.

10. Koentjaranngrat, (ed.), Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta: 1994.

388

SEMESTER III

ILMU KALAM Standar Kompetensi Mengetahui dan memahami konsep dasar beragam pemikiran aliran kalam yang tumbuh-kembang dalam sejarah pemikiran manusia (Muslim), sebagai akibat logis dari perdebatan teologis antar umat Islam yang didasarkan atas argumen-argumen logis-rasional tentang kalam Illahi yang dihubungkan dengan persoalan manusia. Kompetensi Dasar Memiliki kemampuan untuk memahami tipologi pemikiran kalam dan mengaplikasikan metoda kalam untuk melakukan pembacaan terhadap persoalan-persoalan kalam. Indikator 1. Mengetahui dan memahami beragam corak pemikiran aliran

kalam. 2. Memiliki kemampuan untuk melakukan pembacaan analitis

terhadap tipologi pemikiran kalam. 3. Mampu mengaplikasikan metoda ilmu kalam dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan kalam (ke-Tuhanan, kemanusiaan dan ke alaman).

Materi Kuliah: 1. Pengantar Kuliah dan Kontrak belajar 2. Sejarah Kemunculan persoalan-persoalan teologis dalam Islam;

Persoalan Dosa. 3. Kaitan perbuatan manusia dengan perbuatan Tuhan 4. Persoalan Sifat Tuhan 5. Konsep Iman dan Kufr 6. Khawarij Ekstrim (sekte-sekte, pemikiran tokoh, dan corak

pemikiran) 7. Khawarij Moderat (sekte-sekte, pemikiran tokoh, dan corak

pemikiran) 8. Murji’ah (Ekstrim dan Moderat) 9. Mu’tazilah (Tokoh dan Pemikiran) 10. Ushul al-Khamsah Mu’tazilah 11. Faham Asy’ariyah

389

12. Pemikiran Kalam Asy’ari 13. Pemikiran Kalam Maturidiyah (Samarkand dan Bukhara) Referensi 1. Harun Nasution, Teologi Islam. 2. Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional

Mu’tazilah. 3. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. 4. Al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nihal. 5. Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiah I. 6. Ali Musthafa al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah. 7. Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf. 8. Abdul Rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam. 9. Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik

hingga Modern. 10. Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam. 11. Fazlur Rachman, Islam. 12. Hasan Hanafi, Dari Akidah ke Revolusi Sikap Kita terhadap

Tradisi Lama. 13. Muhammad Abduh, Risalah Tauhid. 14. Toshihiko Izutsu, Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam. 15. Al-Asy’ari, Maqalat al-Islamiyin

390

ANTROPOLOGI AGAMA I Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menjelaskan pendekatan antropologi dalam memahami agama, mulai dari konsep agama, dasar-dasar teoritis, para tokoh sampai pada metodologi penelitian antropologi agama. Materi Kuliah: 1. Pengertian, ruang lingkup dan metode antropologi agama 2. Pengertian Agama, religi dan Magi (Sihir dan ilmu ghaib) 3. Teori asal-usul dan perkembangan agama I 4. Teori asal-usul dan perkembangan agama II 5. Unsur-unsur dasar agama: Emosi Keagamaan, Sistem

kepercayaan Sistem ritual, Kelompok keagamaan (Bag I) 6. Unsur-unsur dasar agama: Emosi Keagamaan, Sistem

kepercayaan Sistem ritual, Kelompok keagamaan (Bag. II) 7. Bentuk-bentuk religi: Fetishisme, Animisme, Animatisme,

Preanimisme, Totemisme, Polytheisme, Monotheisme, Mystik 8. Dinamika keagamaan: Agama dan perubahan sosial 9. Dinamika keagamaan:Gerakan Keagamaan 10. Simbol dan analisis simbol keagamaan 11. Shamanisme Referensi/Daftar Bacaan Teks Wajib: 1. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, Jilid I dan II. UI-

Press: Jakarta, 1990. 2. Koentjaraningrat, Pokok-Pokok Antropologi Sosial.. Dian

Rakyat: Jakarta, 1990. 3. Daniel L. Pals.Seven Theories of Religion: Dari Animisme E.B.

Tylor, Materialisme Karl Marx Hingga Antropologi Budaya C. Geerzt. Qalam:Yogyakarta, 2001.

4. Willam A. Haviland. Antropologi Jilid 2. Erlangga: Jakarta, 1988. Teks Anjuran: J. van Baal. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya

(Hingga Dekade 1970). Jilid I. Gramedia: Jakarta. 1988. (Tersebar dalam beberapa bab)

E.E.Evans-Pritchard Antropologi Sosial.. Bumi Aksara: Jakarta, 1986

391

Adam Kuper. Pokok dan Tokoh Antropologi: Mashab Inggris Modern. Bhratara: Jakarta, 1996

392

FIQH/USHUL FIQH PERBANDINGAN Tujuan: Mahasiswa mampu memahami akar yang menjadi simpul perbedaan pendapat intern umat Islam dalam bidang fiqh, bahkan antara umat Islam dan umat beragama lainnya dalam penerapan hukum, sehingga tumbuh sikap toleransi dalam dirinya, juga kemampuan untuk menyelesaikan konflik dalam intern umat Islam bahkan konflik dengan umat beragama lain yang disebabkan oleh masalah fiqh Topik Inti: 1. Pengantar: Fiqh Perbandingan untuk Toleransi Beragama 2. Fiqh sebagai Produk Ushul Fiqh 3. Menjelaskan pengertian dalil, dalil-2 yang disepakati, dan contoh-

2 penggunaan dalil-2 tersebut sebagai sumber hukum. 4. Menjelaskan macam-2 dalil yang tidak disepakati, sebab-sebab

ketidak sepakatan itu, dan contoh-2 penggunaan dalil-2 tersebut sebagai sumber hukum

5. Menjelaskan pengertian kaidah, macam-2nya, menjelaskan 5 kaidah perintah dan 5 kaidah larangan berikut contoh aplikasinya. Membimbing mahasiswa agar dapat mengemukakan contohnya sendiri

6. Menjelaskan 4 kaidah bahasa dan contoh aplikasinya. Membimbing mahasiswa agar bisa mengemukakan contohnya sendiri

7. Menjelaskan 4 kaidah bahasa dan contoh aplikasinya. Membimbing mahasiswa agar bisa mengemukakan contohnya sendiri

8. Menjelaskan 5 kaidah fiqhiyah dan contoh aplikasinya. Membimbing mahasiswa agar bisa mengemukakan contohnya sendiri

9. Menjelaskan pengertian hukum, macam-2 hukum, pengertian hukum taklifi dan contoh penerapan ushul fiqh untuk memperoleh huklum taklifi. Membimbing mahasiswa agar dapat menerapkan sendiri ushul fiqh untuk memperoleh huklum taklifi

10. Metode penggalian hukum NU, Muhamadiah, Persis 11. Metode penggalian hukum keagamaan dalam agama-2 lain 12. Aplikasi Paradigma Fiqh Perbandingan untuk mewujudkan

kerukunan intern umat Islam

393

13. Aplikasi Paradigma Fiqh Perbandingan untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama

14. Penutup Referensi: 1. Al-Jajiri. Al-Fiqh 'ala Madzahib al-Arba'ah, Bairut: Dar Fikr, t.t. 2. Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majeis

Tarjih Muhammadiyah, Yogyakarta:PP.Muhammadiyah. 3. MUI, Kumpulan Fatwa MUI, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984 4. LTN NU, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam Keputusan

Muktamar, Munas, dan Konbes NU, 1926-1999 M. Surabaya LTN NU Jatim & Diantama, 2004.

5. Abd al-Wahhab Khalaf, Ilm Ushul al-Fiqh, Bairut: Dar Fikr, 1982 6. Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah Pedoman

Dasar dalam Istinbath Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo perkasa 2002

7. Kitab-kitab suci Agama-agama di Indonesia 8. Michael Keene, Agama-agama Dunia¸Jakarta: Kanisius, 2006 9. Huston smith, Agama-agama Manusia, Jakarta: YOI, 2001 10. Bleeker, C.J. pertemuan Agama-agama Dunia, terj Barus siregar,

1963

394

SOSIOLOGI AGAMA I Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menjelaskan pendekatan sosiologis dalam memahami agama, mulai dari konsep agama, dasar-dasar teoritis, para tokoh sampai pada metodologi pemelitian sosiologi agama.

Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami pendekatan sosiologis dalam memahami agama, mulai dari konsep agama, dasar-dasar teoritis, para tokoh sampai pada metodologi pemelitian sosiologi agama.

Topik Inti 1. Asal-usul Sosiologi Agama 2. Beberapa Teori Dasar Sosiologi Agama Fungsi dan Kegunaan

Sosiologi Agama 3. Definisi dan Asal-usul Agama, Masyarakat dan masyarakat

beragama 4. Fungsi-Fungsi Agama dalam Masyarakat 5. Tipologi Masyarakat Beragama 6. Lembaga-lembaga Sosial Keagamaan 7. Agama dan Pelapisan Sosial 8. Agama dan Perkembangan Ekonomi 9. Agama dan Konflik Sosial 10. Agama dan Kontrol Sosial Referensi: 1. Elizabeth Nottingham, “Agama dan Masyarakat” 2. Robert N.Bellah, “Beyond Belief” 3. Betty R. Scharf, “Kajian Sosiologi Agama” 4. Bryan S. Turner, “Religion and Social Theory” 5. Max Weber, “Sosiology of Religion” 6. Thomas F.Odea, “Sosiologi Agama” 7. Dadang Kahmad, “Pengantar Sosiologi Agama” 8. Kamanto Sunarto, “Pengantar Sosiologi”Paul B.Horton & Chester

L. Hunt, “Sosiologi” 9. Daniel L. Pals, “Seven Theories of Religion

395

SEMESTER IV

ANTROPOLOGI AGAMA II Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menjelaskan pendekatan antropologi dalam memahami agama, mulai dari konsep agama, dasar-dasar teoritis, para tokoh sampai pada metodologi penelitian antropologi agama. Materi Perkuliahan: 1. Agama sebagai Subjek Kajian Antropologi (Review) 2. Animisme (Teori E.B.Tylor) 3. Magi (Teori J.g.Frazer) 4. Agama & Kepribadian (Teori Sigmund Freud) 5. Masyarakat sebagai Yang Sakral (Teori Emile Durkheim) 6. Masyarakat sebagai Yang Sakral (Teori Emile Durkheim) 7. Agama sebagai Alienasi (Teori Karl Marx) 8. Realitas Yang Sakral (Teori Mircea Eliade) 9. Construct of Heart” Masyarakat (Teori Evans Pritchard) 10. Agama sebagai Sistem Budaya (Teori Cliffiord Geertz) 11. Agama sebagai Teodisi(Teori Max Weber) Buku Rujukan/Bacaan 1. Bustanuddin Agus, Agama dlm Kehidupan Manusia, 2006 2. Brian Morris, “Kata Pengantari”, dlm, ANTROPOLOGI AGAMA,

2003 3. E.B.Tylor, “Animisme” dalam Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES

OF RELIGION,1996, Hlm:27-50 4. Koentjaraningrat, “Teori Evolusi Religi E.B.Tylor”, dlm SEJARAH

TEORI ANTROP., 1987: 53-5 5. J.G.Frazer, “Magi”, dlm Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES OF

RELIGION, 1996, Hlm:, 51-72 6. Koentjaraningrat, “Teori J.G.Frazer mengenai Ilmu Gaib &

Religi”, dlm SEJARAH TEORI ANTROPOLOGI, 1987: 55 7. Sigmund Freud,, “Agama & Kepribadiani”, dlm Daniel L.Pals,

SEVEN THEORIES OF RELIGION, 1996, Hlm: 91-148 8. Brian Morris, “Agama & Psikologi”, dlm, ANTROPOLOGI

AGAMA, 2003: 173-224

396

9. Emile Durkheim, “Masyarakat sebagai Yang Sakral”, dlm Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES OF RELIGION, 1996, Hlm: 149-206

10. Dadang Kahmad, “Teori Senimen Kemasyarakatan”, dlm, SOSIOLOGI AGM, 2000: 29-30

11. Karl Marx, “Agama sebagai Alienasi”, dlm Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES OF RELIGION, 1996, Hlm: 207-264

12. Brian Morris, “Agama sebagai Ideologi”, dlm, ANTROPOLOGI AGAMA, 2003:1-58

13. E.E.Evans Pritchard, “Construct of Heart” Masyarakat, dlm Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES OF RELIGION, 1996, Hlm: 335-394

14. E.E.Evans Pritchard, “Construct of Heart” Masyarakat, dlm Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES OF RELIGION, 1996, Hlm: 335-394

15. Clifford Geertz, “Agama sebagai Sistem Budaya”, dlm Daniel L.Pals, SEVEN THEORIES OF RELIGION, 1996, Hlm: 395-454

16. Brian Morriis, “Agama srbagai Teodisi”, dlm, ANTROPOLOGI AGAMA, 2003: 59-108

17. Lasio & Yuwono, Pengantar Ilmu Filsafat. 18. Ahmad Charnis Zubair, Dimensi Etika dan Asketik Ilmu

Pengetahuan manusia. 19. A.E. Affifi, Filsafat Mistis Ibnu ‘Arabi. 20. M.M. Syarif (Editor), Para Filosof Muslim. 21. Komaruddin Hidayat & M. Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan

Perspektif Filsafat Perenial. 22. Harun Hadiwijono, Sari Filsafat Barat 2. 23. Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion.

397

AGAMA IBRAHIM I Tujuan Secara umum diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menganalisis Kristen Katholik, Kristen Orthodok dan Kristen Protestan melalui pendekatan historis, mampu menjelaskan aspek-aspek keagamaan dala letiga jenis Kristen tersebut, membuktikan adanya pengaruh berbagai ajaran Agama Kristen terhadap pemahaman dan ajaran agama Kristen di Indonesia, dan memperlihatkan sikap toleran dan menghargai sebagai mahasiswa perbandingan agama terhadap sesama umat yang berbeda agama. Deskripsi Mata kuliah bernama Agama Ibrahim I memiliki bobot 2 sks dan merupalan komponen Mata Kuliah Keahlian (MKK-Jurusan Perbandingan Agama) Fakultas Ushuluddin. Topik pembahasannya mencakup Kristen Katholik, Kristen Orthodox dan Kristen Protestan, baik yang terdapat di Dunia maupun yang terjadi di Indonesia. Karena mata kuliah diberikan kepada mahasiswa yang seluruhnya beragama Islam, maka yang lebih penting adalah aspek metodologis pembahasannya yang dalam hal ini akan menggunakan pendekatan empati, sehingga mahasiswa dapat mengambil banyak pelajaran, baik bagi dirinya sendiri sebagai seorang muslim maupun secara sosial sebagai anggota masyarakat yang mulit agama. Dengan pendekatan semacam ini slogan ”kerukunan beragama” atau perdamaian masyarakat yang pluralis akan mendekati kenyataan melalui perdamaian agama-agama. Topik-Topik Perkuliahan Fokus perkuliahan meliputi: I. Pendahuluan: Ibrahim sebagai Bapak Monoteistik Agama-

agama dunia II. Sejarah dan Perkembangan Agama Kristen III. Kitab Suci IV. Doktrin Teologi Agama Kristen V. Ritual Agama Kristen VI. Gereja: Peran dan Fungsi VII. Gerakan Gereja: Ekumenis dan Konsili VIII. Teologi Pembebasan IX. Sekte-sekte Agama Kristen:

398

1. Agama Kristen Katholik Pengertian dan asal usul berdirinyaprinsip ajaran dan organisasi Gereja Katholik Hubungan Gereja Katholik denan Negara Eropa Orgo keagamaan dan misi 2. Agama Kristen Orthodox Pengertian dan kaitan agama denganGereja Kristen Kondisi Kebudayaan Yunani dan munculnya Gereja Kristen Orthodox (Orthodox Timur) monofisit dan nestorius. Pendiri dan prinsip ajarannya Perkembangan dan hubungannya dengan Gereja Barat 3. Agama Kristen Protestan Pengertian dan sejarah kemunculannya Pelopor berdirinya Gereja Kristen Protestan Prinsip ajaran dan struktur organisasinya Munculnya kontra reformasi dan perkembangan selanjutnya Sekte-sekta agama Kristen Protestan dan Zending

Bahan Bacaan 1. Hasbullah Bakry, di Sekitar Filsafat Skolastik Kristen 2. Berkhof dan I.H. Enklaar, Sejarah Gereja. 3. Groenen, Sejarah Dogma Kristologi: Perkembangan Pemikiran

tentang Yesus Kristus pada Umat Kristen. 4. Harun Hadiwijono, Iman Kristen. 5. G.C. Van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini. 6. B.S. Martadiatmadja, Eklesiologi, Makna dan Sejarahnya. 7. Verkuyl, Apakah Beda Gereja Rum Katholik dan Reformasi. 8. J.B. Banawiratma, Panggilan Gereja Indonesia dan Teologi.

399

PENULISAN KARYA ILMIAH POPULER Tujuan Mahasiswa memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah populer. Topik Inti 1. Pengantar: pentingnya kemampuan menulis untuk

mengkomunikasikan gagasan 2. Sarana Berpikir Ilmiah 3. Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah 4. Metode ilmiah 5. Pengertian tentang istilah-istilah dan kegunaannya dalam karya

ilmiah 6. Beberapa asas metodologi ilmiah 7. Unsur-unsur karangan ilmiah 8. Macam-macam Karangan Ilmiah 9. Menyusun rencana penelian ilmiah 10. Penulisan laporan penelitian ilmiah 11. Aplikasi penuilisan katrya ilmiah I (masalah bahasa dan teknik

penulisan) 12. Aplikasi penulisan karya ilmiah popular II (menulis untuk media

massa dan jurnal ilmiah) Referensi 1. Atho` Mudzhar, M. Pendekatan Studi Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1998. 2. Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar

Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993. 3. Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.

Jakarta: Gramedia, 1994 4. Peursen C.A. Van. Susunan Ilmu Pengetahuan: Sebuah

Pengantar Filsafat Ilmu, terj. J. Drost. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1993.

5. Ukayat D. Brotowidjoyo. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo, 2002.

400

SOSIOLOGI AGAMA II I. Deskripsi Mata Kuliah:

Mata kuliah ini menjelaskan pendekatan sosiologis dalam memahami agama, mulai dari konsep agama, dasar-dasar teoritis, para tokoh sampai pada metodologi pemelitian sosiologi agama.

II. Kompetensi Dasar: Mahasiswa memahami pendekatan sosiologis dalam memahami agama, mulai dari konsep agama, dasar-dasar teoritis, para tokoh sampai pada metodologi pemelitian sosiologi agama.

III. Topik Inti: 1. Agama dan Perubahan Sosial 2. Agama dan Sekularisme 3. Agama dan Anarkhisme 4. Agama dan Nasionalisme 5. Agama dan Feminisme 6. Agama dan Modernisme 7. Metodologi Penelitian Sosiologi Agama 8. Dialog Antar Agama Di Indonesia 9. Pandangan Ibnu Khaldun dan August Comte tentang

Agama dan Masyarakat 10. Pandangan Emile Durkheim dan Karl Marx tentang

Agama dan Masyarakat 11. Pandangan Max Weber dan Robert N. Bellah tentang

Agama dan Masyarakat 12. Pandangan Ali Syari’ati dan Murtadho Muthahari tentang

Agama dan Masyarakat IV. Referensi:

1. Elizabeth Nottingham, “Agama dan Masyarakat” 2. Robert N.Bellah, “Beyond Belief” 3. Betty R. Scharf, “Kajian Sosiologi Agama” 4. Bryan S. Turner, “Religion and Social Theory” 5. Max Weber, “Sosiology of Religion” 6. Thomas F.Odea, “Sosiologi Agama” 7. Dadang Kahmad, “Pengantar Sosiologi Agama”

401

8. Kamanto Sunarto, “Pengantar Sosiologi”Paul B.Horton & Chester L. Hunt, “Sosiologi”

9. Daniel L. Pals, “Seven Theories of Religion” 10. Ali Syariati, “Sosiologi Islam”

402

WACANA BAHASA ARAB I I. Tujuan: Mengantarkan mahasiswa untuk memahami tata bahasa dalam

Bahasa Arab sehingga mampu mengaplikasikannya dalam berbicara, membaca dan menulis dengan kaidah-kaidah bahasa Arab yang baik dan benar, terutama yang berkaitan dengan teks Perbandingan Agama

II. Topik Inti:

1. Mukaddimah: Juz awwal: ashwath Lughah al-Arabiyah; Juz tsani: Mufradaat; Juz tsalits: al-hiwar.

2. Fi al-Mathar 3. Nahnu na'isy fi al-Qahirah 4. Fi al-Funduq 5. Fi al-Math'am 6. Yaumun fi al-Qahirah 7. Jaulah fi al-Qahirah 8. Fi al-Bank 9. Syuriah 10. Yaumun fi al-Rief 11. Al-Thabib wa al-Shaidali 12. Al-Mahallat al-Tijariyah

III. Referensi:

1. Jamali, Fuad. (1991). Durus fil 'Arabiyah. London: Linguaphone Institute Limited

2. Shini, Mahmud I.(1983). Al-'Arabiyah li An-Nasyi`in: Jilid I. Riyad:

3. Bakar,Yakub. (1991). Ta'limu lughah al-Arabiyah bil ustuwanah: Jilid 3. Kairo:

4. Tata Bahasa Arab Sistematis, Akhmad Munawari, S.Ag. dan Dr. H. Imadudin Sukamto

5. al-Arabiyah Baina Yadaiika, Eckehard Schulz, Buku Pelajaran Bahasa Arab Baku dan Modern al-lughah al-arabiyyah al-mu’asirah Didaktif Intensif Tata bahasa-Kosakata-Teks-Teks-Latihan-Percakapan, Universitas Leipzig, Jerman, 2006

6. al-Arabiyyah bi an-namadzij Mulakhkhos fi Qawaidil Lughah al-Arabiyyah, Al-Markaz al-Lughawi li Jami’ah

403

Sunan kalijaga al-Islamiyah al-Hukumiyah. Al-Arabiyah li al-Hayat kitab 1 – 6, 1998.

7. Anthowan Dahdah, Mu’jam Qowaidul Lughah al-Arabiyyah fi Jadawil wa Lauhat, Maktabah Lubnan, Beirut, 1981

8. Syeikh Musthafa al-Ghulayaini, Jami’ud Durus al-Arabiyyah, al-Maktabah al-Asriyah, Beirut, 2005

404

WACANA BAHASA INGGRIS I I. Tujuan: Mengantarkan mahasiswa untuk memahami tata bahasa dalam Bahasa Inggris sehingga mampu mengaplikasikannya dalam berbicara, membaca dan menulis dengan kaidah-kaidah bahasa Inggris yang baik dan benar, terutama yang berkaitan dengan teks Perbandingan Agama. II. Topik Inti:

1. Pengantar Wacana Bahasa Inggris 2. Seluruh bentuk “Tenses” dalam kalimat. 3. Pasive voice: be—past participle 4. Relative clauses 5. Conjunction 6. Pair Conjunctions 7. Reading Text: The Comparison Of Religions 8. Reading Text: The Future of Religious Studies 9. Writing Skill Development

III. Referensi:

1. Sachri Ramdhan, MA., English for Islamic Studies Book One:: Bandung: UIN-Bandung Language Center, 2008

2. Muhibbin Syah, Islamic English, Bandung: Rosda Karya, 2005.

3. Raymond Murphy, English Grammar in Use, New York: Cambridge university Press, 1990

4. Nurholis, English Flash: English for Fresh Student, Bandung, 2007

5. R. Faisal dan D. HudzaifahHow to Master English and Arabic Conversation: Bandung, Raksa Pustaka Dinika, 2006

6. Pedoman Pelaksanaan Praktek Bahasa Inggris Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2008

7. Walter H. Capps, Religious Studies: The making Of a Discipline, Minneapolis: Augsburg Fortress, 1995.

8. A Guide of Translation Skill, Mahesa Institute English Study Centre, Kediri, tt.

405

METODE PENELITIAN

Standar Kompetensi Memiliki kesadaran tinggi tentang arti penting melakukan penelitian (ilmiah) dalam berbagai konteks dan kebutuhan Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas secara umum tentang pengertian metode research, sejarah research, macam-macam metode penelitian, populasi dan sampling, teknik pengumpulan data, pengolahan dan teknik analisa data serta hal-hal yang diperlukan dalam research, yang selanjutnya dikupas langkah yang dilakukan dalam research, teknik analisa dan cara penyusunan research desain. Materi Perkuliahan: 1. Introduction and Learning Contract, Syalabus, Penyampaian

Literatur/Sumber 2. Pengantar Metode Penelitian: pengertian, wilayah kajian, objek

kajian, dan tujuan pembelajaran Mata Kuliah Metode Penelitian 3. Bebarapa masalah seputar pengembangan Ilmu Agama Islam 4. Pengembangan Ilmu Agama Islam melalui penelitian 5. Wilayah Ilmu Agama Islam 6. Model-model penelitian Ilmu Agama Islam 7. Perencanaan penelitian: masalah penelitian, perumusan latar

belakang penelitian, perumusan masalah penelitian, perumusan tujuan dan kegunaan penelitian.

8. Perencanaan penelitian: tinjauan/kajian pustaka, perumusan kerangka berfikir dan hipotesis.

9. Langkah-langkah penelitian: penentuan sumber data, pengum-pulan data bahan pustaka, pengumpulan data dengan wawancara, pengumpulan data dengan kousioner, pengumpulan data dengan pengamatan, penentuan teknik analisis data, penyusunan alat pengumpul data.

10. Pelaksanaan pengumpulan data: perijinan, kegiatan pengum-pulan data meliputi pencatatan, rekaman (audio), foto, video shooting, dan lain-lain

11. Pengolahan untuk analisis data, meliputi; pengolahan data kualitatif dan kuantitatif, analisis data kualitatif, analisi data kuantitatif, analisis isi (content analysis)

406

12. Penulisan laporan penelitian, meliputi bagian-bagian laporan penelitian, penyusunan model dan kerangka laporan (out line), penyusunan abstrak.

13. Penulisan laporan penelitian; penulisan draft dan revisi, gaya penulisan laporan penelitian, beberapa contoh penyajian grafis, aspek-aspek administratif laporan penelitian

Buku Rujukan/Bacaan 1. Al-Qur`an dan Al-Hadits 2. SAP, panduan kontrak belajar, dan buku Panduan Kurikulum

Fak. Ushuluddin. 3. Mulyanto Sumardi, Penelitian Agama. 4. Taufik Abdullah, Metodologi Penelitian Agama 5. Koentjaraningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat 6. Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan

Penulisan Skripsi dalam bidang Ilmu Agama Islam 7. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif 8. S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif

407

SEMESTER V

AGAMA INDIA I (HINDUISM) I. Tujuan: Mata Kuliah ini mengantarkan mahasiswa untuk mempelajari

konsep dasar alam pikiran dan agama India, yang difokuskan pada agama Hindu. Berkaitan dengan sejarah agama, tokoh, doktrin, penyebaran dan perkembangannya.

II. Topik Inti: 1. Pengantar Agama India I (Hinduism) 2. Sejarah munculnya Hinduisme dan perkembangannya 3. Masa-masa Transisi dalam agama Hindu 4. Kitab Suci: Isi dan substansi kitab suci agama Hindu 5. Konsep Ketuhanan dalam agama Hindu 6. Konsep Penyelamatan dalam agama Hindu 7. Bentuk, Makna, dan Fungsi Simbol dalam agama Hindu 8. Dewa-dewi, Bhatāra-Bhattārī, dan Avatāra 9. Binatang mitos dan tumbuh-tumbuhan suci 10. Jenis, makna dan fungsi Mantra, Mudrā, Yantra dan Rarajahan 11. Hinduism dalam periode Modern 12. Islam dan Hinduism III. Referensi: 1. G. Pudja, Pengantar Veda, (Jakarta: Mayasari, tt.) 2. I Wayan Maswinara, Bhagavadgita, (Surabaya: Paramita, 1997) 3. Tim Sanatana Dharmmasrama, Intisari Ajaran Hindu, (Surabaya:

Yayasan Sanatana Dharmmasrama, 1993) 4. Huston Smith, Agama-agama manusia. (Jakarta: Yayasan obor

1991) 5. Dr. I Made Titib, Teologi & Simbol-simbol Dalam Agama Hindu,

(Surabaya: Paramita kerja sama Balitbang Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, 20010

6. A.L. Basham (ed.), Cultural History of India, (New York:Oxford University Press, 1984).

7. Thomas J. Hopkins, The Hindu Religious Tradition, Encino, CA: Dickenson, 1971.

408

STUDI BUDAYA LOKAL I Standar Kompetensi Memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemahaman terhadap budaya masyarakat Lokal yang ada di Indonesia,khususnya budaya lokal masyarakat Jawa Barat/Sunda Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini mempelajari berbagai budaya masyarakat Indonesia seperti budaya sunda, batak, betawi, jawa. Berbagai budaya tersebut sebagai dasar mengkaji hubungannya dengan Agama Islam. Budaya sebagai bentuk aktivitas berpikir manusia bisa menjelaskan bagaimana agama sebagai sesuatu ajaran Tuhan bisa didekati melalui pikiran manusia. Ada kekhasan dalam pengkajian studi budaya local yang dimaksud yaitu lebih menitikberatkan pada local Jawa Barat/suku sunda Materi Perkuliahan: 1. Pengantar Studi Budaya Lokal, pengertian, wilayah kajian, objek

kajian, dan tujuan pembelajaran Mata Kuliah Studi Budaya Lokal Mempelajari Kebudayaan.

a. Arti Kebudayaan secara Umum b. Unsur-unsur Kebudayaan c. Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional d. Integrasi Kebudayaan

2. Mempelajari budaya masyarakat sunda a. Bentuk Kebudayaan Sunda b. Bentuk Kebudayaan secara Material c. Bentuk Kebudayaan Sunda secara rohaniah

3. Mempelajari Wujud Kebudayaan Sunda a. Wujud Cita/Landasan Idil b. Wujud Sosial c. Wujud Fisik

4. Mempelajari Kebudayaan Sunda mengenai nilai dan moral budaya a. Pengertian Konsep Nilai dan Moral Budaya b. Pengertian Konsep nilai dan Moral Budaya Sunda

5. Mempelajari budaya masyarakat sunda terkait dengan Seni, Arti, Fungsi dan Hakikat Seni a. Arti Seni dan Dasar Penciptaan Seni

409

b. Hakikat Seni c. Fungsi Seni 1. Estetik 2. Informatit 3. Hiburan 4. Edukatif .5 Religius

6. Mempelajari Jenis Kesenian Sunda yang masih Hidup a. Seni Suara b. Seni Karawitan c. Seni Tari/Gerak d. Seni Pertunjukan e. Urusan Seni

7. Apresiasi Kesenian Sunda dan Orientasi Perkembangan pada masanya a. Apresiasi Kesenian Sunda b. Apresiasi Seni Suara c. Apresiasi Seni Karawitan d. Apresiasi Seni Tari/Gerak e. Apresiasi Seni Pertunjukan f. Apresiasi unsure seni lainnya (a.l kriya, sastra, arsitek)

8. Orinetasi Perkembangan Kesenian Sunda pada masa yang akan datang

9. Orientasi perkembangan kesenian Sunda dalam per-kembangan yang berwawasan etnis, nasional dan internasional.

10. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Daerah 11. Fungsi Bahasa Sunda 12. Kedudukan bahasa sunda dalam buadaya Nasional 13. Tatakrama Bahasa sebagai alat komunikasi Sosial a. Tatakrama bahasa sebagai alat sopan santun berbahasa b. Contoh-contoh penggunaan tatakrama bahasa Sunda 14. Sistem dan Fungsi Religi bagi Masyarakat Sunda a. Sistem Religi b. Perkembangan Kepercayaan(Agama) Masyarakat Sunda c. Agama-agama yang dianut masyarakat Sunda 1. Fungsi Religi 2. Fungsi hubungan makhluk dengan Khalik 3. Fungsi antar makhluk Buku Rujukan/Bacaan 1. Al-Qur`an dan Al-Hadits

410

2. SAP, panduan kontrak belajar, dan buku Panduan Kurikulum Fak. Ushuluddin.

3. Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan Indonesia. 4. .Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. 5. C.A. Van Peursen, Strategi Kebudayaan. 6. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. 7. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar. 8. DPKP. Provinsi Jawa Barat, Buku Biru. 9. Otong Rachmat, Ilmu Budaya Sunda. 10. 10.Asep Samsul Bachri, Nilai Moral Budaya Sunda dan

Tatkrama Sunda. 11. R.H. Hidayat Suryalaga, Tatakrama Sunda dina hirup kumbuh

sapopoe. 12. Suwarsiah Warnaen, Filsafat Hidup Masyarakat Sunda. 13. Hasan Mustopa, Adat Urang Sunda. 14. LP3ES, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. 15. Cik Hasan Bisri, dkk. (Penyunting)., Pergumulan Islam dengan

Kebudayaan Lokal di Tatar Sunda 16. Peta Wilayah Seni di Jawa Barat. 17. Ajip Rosidi, Manusia Sunda (Sebuah Esai tentang Tokoh-Tokoh

Sastra dan Sejarah) 18. Karna Yudibrata, dkk., Bagbagan Makena Basa Sunda. 19. Edi S. Ekadjati, Kebangkitan Kembali Orang Sunda (Kasus

Paguyuban Pasundan 1913-1918). 20. Buku-buku Sejarah Perjuangan Jawa Barat. 21. Makalah-Makalah R.H. Hidayat Suryalaga. 22. Hasil Kongres Basa Sunda. 23. Dadang Jiwa Praja, Analisis struktur sastra. 24. Penelitian Sejarah Provinsi Jawa Barat. 25. Sejarah) 26. Jakob Sumardjo, Simbol-simbol artefak Budaya Sunda (Tafsir

Pantun Sunda)

411

FILSAFAT AGAMA II SKS: 2 SKS/100 MENIT

JURUSAN/SMT/KLS: PERBANDINGAN AGAMA/V FAKULTAS: USHULUDDIN

Standar Kompetensi Memahami dasar-dasar beragama argumentasi filosofis tentang keberadaan agama, eksistensi Tuhan dan eskatologis, baik yang memperkuatnya, meragukan bahkan yang menolaknya. Kompetensi Dasar Memiliki kemampuan untuk memahami corak pemikiran filosofis yang memperkuat dan meragukan tesis-tesis pemikiran keagamaan serta mampu melakukan perbandingan secara analitis-kritis. Indikator 1. Mampu menjelaskan dan menguraikan beragam pandangan

yang meragukan keberadaan agama dan akar keraguan pandangan-pandangan tersebut.

2. Mampu menjelaskan dan menguraikan berbagai argumentasi tentang adanya Tuhan dan yang menafikannya.

3. Mampu memahami, menjelaskan dan menguraikan wacana pemikiran tentang Tuhan, manusia dan eskatologis.

Materi Kuliah 1. Pengantar Kuliah dan Kontrak Belajar 2. Berbagai bentuk keraguan dan penolakan terhadap agama;

Menjelaskan dan mengeksplorasi pandangan-pandangan em-pirisme dan positivisme tentang agama.

3. Berbagai bentuk keraguan dan penolakan terhadap agama: Menjelaskan dan mengeksplorasi pandangan-pandangan Materi-alisme dan Freudianisme tentang Agama.

4. Akar keraguan terhadap agama; Menjelaskan dan mengeks-plorasi pandangan-pandangan Determinisme Naturalis dan Determinisme Teologis tentang Alam serta Menjelaskan dan menguraikan faham Humanisme dan Eksistensialisme

5. Akar keraguan terhadap agama; menjelaskan dan mengeks-plorasi problem kejahatan, baik dalam perspektif ilmuwan maupun agamawan serta menjelaskan dan menguraikan pluralitas agama.

412

6. Argumen-argumen tentang Wujud Tuhan: Menjelaskan dan mengeksplorasi berbagai argumen ontologis dari para filosof.

7. Argumen-argumen tentang Wujud Tuhan; Menjelaskan dan mengeksplorasi berbagai argumen Kosmologis dari para filosof.

8. Argumen-argumen tentang Wujud Tuhan; Menjelaskan dan mengeksplorasi berbagai argumen teleologis dari para filosof.

9. Argumen-argumen tentang Wujud Tuhan: Diskusi tentang argumen moral menurut Immanuel Kant berkenaan dengan Wujud Tuhan

10. Argumen-argumen tentang Wujud Tuhan; Menjelaskan Argumentasi Sejarah dan Argumen Keindahan tentang Wujud Tuhan

11. Argumen-argumen tentang Wujud Tuhan; Memberikan uraian tentang tesis-tesis pemikiran ke-Tuhanan (Eksistensi Tuhan) dalam Perspektif Sains Modern

12. Tuhan, Manusia dan Eskatologis. Referensi 1. Harun Nasution, Falsafat Agama. 2. Harun Nasution, Teologi Islam. 3. Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional

Mu’tazilah. 4. H.M. Rasjidi, Filsafat Agama 5. Kees Bertens, Filsafat Ketuhanan 6. Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama 7. Harold H. Titus dkk, Persoalan-persoalan Filsafat 8. Hamzah Ya’qub, Filsafat Agama Titik Temu Akal dengan Wahyu 9. Hamzah Ya’qub, Filsafat Ketuhanan. 10. Huybers T., Manusia Mencari Allah 11. Louis Leahy SJ, Filsafat Ketuhanan Kontemporer 12. Louis Leahy SJ, Manusia di Hadapan Allah 1 Masalah Ketuhanan

Dewasa ini. 13. P.A. Vander Weij, Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia 14. Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat 15. Julian baggini, Lima Tema Utama Filsafat 16. Louis Leahy, SJ, Manusia di Hadapan allah I Masalah Ketuhanan

Dewasa ini. 17. Anis Malik Thoha, Trend Pluralisme Agama. 18. Zubaidi dkk, Filsafat Barat dari Logika Baru Rene Descartes

hingga Revolusi Sains ala Thomas Kuhn.

413

19. Bambang Sugiharto, Humanisme dan Humanora Relevansinya bagi Pendidikan.

20. P.A. Vander Weij, Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia. 21. Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat. 22. Julian Baggini, Lima Tema Utama Filsafat. 23. Louis Leahy, S.J., Manusia di Hadapan Allah I Masalah

Ketuhanan Dewasa ini. 24. Lasio & Yuwono, Pengantar Ilmu Filsafat. 25. Ahmad Charnis Zubair, Dimensi Etika dan Asketik Ilmu

Pengetahuan manusia. 26. A.E. Affifi, Filsafat Mistis Ibnu ‘Arabi. 27. M.M. Syarif (Editor), Para Filosof Muslim. 28. Komaruddin Hidayat & M. Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan

Perspektif Filsafat Perenial. 29. Harun Hadiwijono, Sari Filsafat Barat 2. 30. Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion.

414

AGAMA AGAMA CHINA I I. Tujuan: Mata Kuliah ini mengantarkan mahasiswa untuk mempelajari

konsep dasar alam pikiran dan agama-agama Cina berkaitan dengan sejarah agama, tokoh, doktrin, dan penyebaran dan perkembangannya.

II. Topik Inti:

1. Pengantar Agama-agama China 2. Konsep Dasar Keagamaan China 3. Sejarah, tokoh Taoisme dan Kitab Tao Tê Ching 4. Ajaran Taoisme 5. Aliran-aliran Taoisme 6. Penyebaran dan Perkembangan Taoisme 7. Sejarah dan tokoh Confucianisme 8. Ajaran-ajaran Confucius 9. Penyebaran dan Perkembangan Confucianisme 10. Perayaan Tradisional Hari-hari Besar China 11. Pluralisme dan dialog antar agama dalam sudut pandang

Taoisme dan Confusianisme III. Referensi:

1. Huston Smith, Agama-agama manusia. (Jakarta: Yayasan obor 1991)

2. Rochiyat Wiriaatmaja dkk. Sejarah dan peradaban Cina. (Bandung: Humaniora 2004)

3. D. Howard Smith, Chinese Religious, (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1968),

4. Herbert A. Giles, Religions of Ancient China (Salem, NH: Books for Libraries Press, 1969).

5. Arthur Waley, trans., The Analects of Confucius (London: George Allen & Unwin, Ltd., 1938).

6. Leo Suryadinata, Kebudayaan minoritas Tionghoa di Indonesia. (Jakarta: PT. Gramedia. 1978)

7. Lasyo. Ajaran Konfusionisme, “Tinjauan Sejarah dan Filsafat dalam pergulatan mencari jati diri” . (Yogya: Interfidei,tt.)

8. H. Byron Earhart (ed.), Religious Tradition of The World: A Journey Through Africa, North America, Mesoamerica, Judaism, Christianity, Islam, Hinduism, Buddhism, China and Japan, (New York: HarperCollins, 1993)

415

FILSAFAT ILMU Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan, karena pada kenyataannya ilmu pengetahuan tidaklah satu jenis. Salah satunya ilmu menurut pandangan wahyu. Standar Kompetensi Dengan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa akan mendapatkan informasi tentang berbagai kapling pengetahuan, sehingga dapat memperlakukan masing-masing ilmu pengetahuan sesuai kaplingnya. Materi Perkuliahan 1. Pengantar Filsafat Ilmu, pengertian, wilayah kajian dan tujuan

pembelajaran mata kuliah. 2. Pandangan Islam tentang Hakikat dan struktur sains 3. Pengetahuan Filsafat; Ontologi Filsafat, Epistemologi 4. Pengetahuan Filsafat Filsafat; Aksiologi Filsafat 5. Problem-Problem dalam Filsafat Ilmu 6. Dimensi dan struktur Ilmu 7. Penggolongan Ilmu Pengetahuan 8. Pengetahuan Mistik; Ontologi Pengetahuan Mistik, 9. Pengetahuan Mistik; Epistemologi Pengetahuan Mistik,

Aksiologi Pengetahuan Mistik Buku Rujukan/Bacaan 1. M. Ali Chasan Umar, Islam dan Ilmu Pengetahuan, P.T. Al

Maarif, Bandung, 1981 2. Jujun. S. Suriasumantri< Filsafat ilmu: Sebuah Pengantar

Populer, Jakarta, Sinar Harapan, 1994. 3. Sejarah Filsafat Barat Abad XX, Jakarta, Gramedia, 1983 4. Komarudin Hidayat dan Muhammad Wahyuni, Agama Masa

Depan: perspektif Filsafat perenial, Jakarta, Paramadina, 1995 5. Poedjawijatna, Pembimbing ke Alam filsafat, Djakarta, PT.

Pembangunan, ,1974 6. DC Mulder, Pembimbing ke dalam Ilmu Filsafat, Jakarta, Badan

Penerbit Kristen, 1966 7. Hasbullah Bakri, Sistematika Filsafat, Jakarta, Widjaja, 1971

416

8. William James, Some Problems of Philosophy, New York, Longman, 1971.

9. Kerlinger, Foundation of Behaviour Research, New York, Rinehart and Winston,1973

10. Karl Jasper, Philosophical Faith and Revelation, London, Colin, 1967

11. The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1999

12. Carl G, Hempel, Philosophy of Natural Science, Englewood Cliff, Prentice Hall, 19

417

SEMESTER VI

AGAMA YAHUDI

I. DESKRIPSI: Mata Kuliah ini menjelaskan agama-gama yang dikelompokkan sebagai agama Ibrahim, untuk Agama Ibrahim III difokuskan pada agama yahudi.

II. TOPIK INTI: 1. Asal-usul dan perkembangan agama Yahudi 2. Kitab Suci agama Yahudi 3. Konsep Ketuhanan Agama Yahudi 4. Penyembahan dalam agama Yahudi 5. Perkembangan agama Yahudi 6. Hari Suci dalam agama Yahudi 7. Konsep Moral dalam agama Yahudi 8. Konsep Sosial dalam agama Yahudi 9. Dasar-dasar Etika Yahudi 10. Perintah Tuhan 11. Kitab Taurat dan pelaksanaannya

III. REFERENSI 1. Ward J. Fellows, Religion East And West 2. Huston Smith, Agama-Agama Manusia 3. Religon And Contem Porary,

418

SYLABUS STUDI BUDAYA LOKAL I

Nama/Kode Mata Kuliah : Studi Budaya Lokal I Bobot SKS : 3 sks Jurusan/Prodi/Jenjang : Perbandingan Agama/S1 Semester : 5 Dosen : Deni Miharja,M.Ag Kelas : A Standar Kompetensi : Memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemahaman

terhadap budaya masyarakat Lokal yang ada di Indonesia,khususnya budaya lokal masyarakat Jawa Barat/Sunda

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini mempelajari berbagai budaya masyarakat Indonesia seperti budaya sunda, batak, betawi, jawa. Berbagai budaya tersebut sebagai dasar mengkaji hubungannya dengan Agama Islam. Budaya sebagai bentuk aktivitas berpikir manusia bisa menjelaskan bagaimana agama sebagai sesuatu ajaran Tuhan bisa didekati melalui pikiran manusia. Ada kekhasan dalam pengkajian studi budaya local yang dimaksud yaitu lebih menitikberatkan pada local Jawa Barat/suku sunda Materi Perkuliahan: 1. Introduction and Learning Contract, Syalabus, Penyampaian Literatur/Sumber 2. Pengantar Studi Budaya Lokal, pengertian, wilayah kajian, objek kajian, dan tujuan

pembelajaran Mata Kuliah Studi Budaya Lokal Mempelajari Kebudayaan.

1.1 Arti Kebudayaan secara Umum 1.2 Unsur-unsur Kebudayaan 1.3 Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional Integrasi Kebudayaan 2. Mempelajari budaya masyarakat sunda 2.1. Bentuk Kebudayaan Sunda 2.1.1 Bentuk Kebudayaan secara Material 2.1.2 Bentuk Kebudayaan Sunda secara rohaniah Mempelajari Wujud Kebudayaan Sunda 3.1 Wujud Cita/Landasan Idil 3.2 Wujud Sosial 3.3 Wujud Fisik Mempelajari Kebudayaan Sunda mengenai nilai dan moral budaya 4.1 Pengertian Konsep Nilai dan Moral Budaya 4.2 Pengertian Konsep nilai dan Moral Budaya Sunda 5.Mempelajari budaya masyarakat sunda terkait dengan Seni, Arti, Fungsi dan Hakikat Seni 5.1 Arti Seni dan Dasar Penciptaan Seni 5.2 Hakikat Seni 5.3 Fungsi Seni 5.3.1 Estetik 5.3.2 Informatit 5.3.3 Hiburan 5.3.4 Edukatif 5.3.5 Religius 6. Mempelajari Jenis Kesenian Sunda yang masih Hidup 6.1 Seni Suara 6.2 Seni Karawitan

419

HUBUNGAN ANTAR AGAMA (HAA) I I. Tujuan: Mata Kuliah ini mengantarkan mahasiswa untuk mempelajari

tentang pengertian, ruang lingkup, metode dan pendekatan HAA dalam konteks disiplin ilmu Perbandingan Agama.

II. Topik Inti:

1. Pengertian dan ruang lingkup H A A dalam konteks disiplin Ilmu Perbandingan Agama (IPA)

2. Berbagai metode dan pendekatan dalam studi agama-agama guna memahami HAA

3. Beberapa teori asal usul agama 4. Tipologi Agama 5. Pengertian tentang Abrahamic Religion (Agama Ibrahim) 6. Sejarah, ajaran dan kitab suci Abrahamic Religion

(Agama Ibrahim) 7. Dasar-dasar teologis agama-agama besar tentang

perbedaan keyakinan agama 8. Pengetahuan tentang pluralisme dan titik temu agama-

agama 9. Bentuk dan sikap beragama dalam masyarakat pluralitas 10. Pengetahuan tentang dialog antar umat beragama 11. Problematika dialog dan kerukunan antar umat

beragama 12. Landasan histories, politis, dan cultural tentang

kerukunan antar umat beragama di Indonesia 13. Peta konflik antar umat beragama di Indonesia 14. Bentuk-bentuk dialog antar umat beragama di Indonesia

III. Referensi: 1. Adeng Muchtar Ghazali, Agama dan Keberagmaan

dalam Konteks Perbandingan Agama, Pustaka Setia, Bandung

2. Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama, Pustaka Setia, Bandung

3. Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Studi Agama-agama, Pustaka Setia, Bandung

4. A. Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia

420

5. Azyumardi Azra, Konteks Berteologi di Indonesia, Paramadina Jakrta

6. Hugh Goddard, Menepis Standar Ganda, Membangun saling pengertian Muslim –Kristen, Qolam , Yogyakarta

7. Smith, Pertemuan antar Agama. 8. Harold Coward, Pluralisme Tantangan bagi Agama-

agama, Kanisius Yogyakarta 9. Mircea eliade, Encyclopedia of Religion, vol 10,

Macmillan, New York, 1987 10. Kitagawa (ed.), The History of Religions: Essays of

understanding, University of Chicago Press, 1974.

421

AGAMA CINA II I. Tujuan:

Mahasiswa mengetahui dan memahami alam pikiran dan agama-agama yang berasal dari China, salah satunya Kong-Hu-Chu.

II. Topik Inti: 1. Agama Tradisional Cina 2. Sejarah Khonghucu 3. Kitab-kitab Agama Khonghucu 4. Ajaran Tentang Tuhan Keimanan dan Hidup Sesudah Mati 5. Ajaran Tentang Etika 6. Sifat Mulia 7. Sejarah Agama Khonghucu di Indonesia 8. Upacara Kematian dalam agama Khonghucu Indonesia 9. Tata cara sembahyang dalam agama Khonghucu 10. Hari Besar Umat Khonghucu 11. Beberapa Permasalahan Agama Khonghucu di Indonesia

III.Referensi: 1. Rochiyat Wiriaatmaja dkk. Sejarah dan peradaban Cina.

(Bandung: Humaniora 2004). 2. H. G Creel. Chines thaouch from conclusious to Mao Tse

Tung. (Chicago: Universitu Press. 1953) 3. Archie J. Bahem , The world living religion. (New York:

Dell Publisher, tt.) 4. Lasyo. Ajaran Konfusionisme, “Tinjauan Sejarah dan

Filsafat dalam pergulatan mencari jati diri” . (Yogya: Interfidei,tt.)

5. Wastu Traganta Chong, Etika dan Keimanan Khonghucu. (Surabaya: Matakin. 1996).

6. Huston Smith, Agama-agama manusia. (Jakarta: Yayasan obor 19 91)

7. Chou Ming. Memahami beberapa asfek filsafat konfusianisme. (Jakarta: Akademi Budhisnelanda. 1986)

422

STUDI AGAMA LOKAL 1 I. Tujuan: Mahasiswa emahami dasar-dasar teori dan berrbagai

pendekatan dalam studi agama-agama lokal, serta mampu mengaplikasikan dalam berbagai penelitian, khususnya yang berkaitan dengan studi agama-agama lokal

II. Topik Inti:

1. Pengantar Agama-agama Lokal 2. Metode dan prinsip studi Agama lokal 3. Studi beberapa tipologi Agama –agama lokal dengan

beragam pendekatan baik Historis, Antropologis, Sosiologis dan Teologis.

4. Agama Ammatoa (as Indigeneous religion) 5. Aliran Sangkan Paran (sebagai percampuaran beberapa

unsur agama) 6. Agama Kebatinan Perjalanan Sunda (sebagai sempalan

salah satu teologi agama) 7. Agama resmi (Induk) dan Kepercayaan lokal: antara

hubungan dan Ketegangan 8. Mempelajari beberapa teori antara Islam dan Kepercayaan

(agama) lokal 9. Teori aliran (sekte) keagamaan dalam kajian sosiologi 10. Teori Akulturasi dalam kajian antropologi. 11. Interelasi dalam dinamika keberagamaan lokal

III. Referensi:

1. Byron Earhart, Religious Tradition of The World, (SanFrancisco: Harpercollins, 1993

2. HA.Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia, (Yogya:IAIN Suka,cet.2,1990)

3. J Milten Yinger, The Scientific Study of Religion, .1970. 4. Prof. Dr. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama I,

(Bandung:PT. Citra A.B., 1993) 5. Drs. Adeng Muhtar G., M.Ag, Ilmu Perbandingan Agama:

Pengenalan awal metodologi Studi Agama-agama untuk IAIN, STAIN, PTAIS, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)

423

6. Artkel penelitian “Ammatoa: agama suku Kajang”, dlm Relief:Journal of Religious Issues (Yogya: CRCS-UGM, edisi 2, 2003)

7. Andrew Beatty, Varieties of Javanese Religion:an Anthropological account, (New York: Cambridge University, 1999)

8. Dr. Abdul Rozak, M.Ag., Theologi Kebatinan Sunda:kajian ttg Aliran Kebatinan Sunda, (Bandung: PT.Kiblat, 2005)

9. Abdul Mutholib Ilyas dkk, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia, (1988).

10. Kamil Kartapraja, Aliran Kepercayaan dan Kebatianan Indonesia, (1985).

11. Dr. Erni Budiwanti, Islam Sasak:Wetu Telu versus Waktu Lima, (Yogya: LkiS, 2000)

12. Thomas Rafless, The History of Java, (London, 1817) 13. Snouck Hurgronye, Aceh: Rakyat dan Adat Istiadatnya, terj.

(Jakarta:INIS,1997) 14. Clifford Geertz , Abangan, Santri, Priyayi Dlm Masyarakat

Jawa, terj. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1981) 15. Mark Woodward, Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus

Kebatinan (Yogya: LkiS, 1999) 16. Artikel Martin Van Bruneissen, “Gerakan Sempalan”. 17. Munir Mulkhan, Media Interrelasi dlm Komunitas Lokal” dlm

RENAI: Jurnal Politik Lokal dan Sosial Humaniora, Tahun II, No.3-4, Juli-Okt. 2002

424

SEMESTER VII

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KRISTEN MODERN Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah ini membicarakan pemikiran para teolog Kristen mengenai persesuaian ajaran kitab suci Agama Kristen dengan perkembangan masyarakat modern. Materi Kuliah:

1. Pengantar Kuliah dan Kontrak Belajar 2. Konsep Reformasi Reformasi Luther 3. Gereja reformer Reformasi radikal 4. Reformasi katolik Peran penting dunia percetakan 5. Agama Abad Pertengahan Akhir Pertumbuhan agama rakyat 6. Munculnya pluralisme ajaran 7. Krisis kewibawaan 8. Humanisme & Reformasi Humanisme dan reformasi di SWIS 9. Humanisme dan reformasi di Belanda 10. Skolastik dan Reformasi 11. Definisi skolastik: Tipe-tipe skolastik, Pengaruh skolastik

abad pertengahan atas reformasi, Hubungan Luther dengan skolastik abad pertengahan akhir

12. Ajaran pembenaran oleh Iman; Penebusan melalui Kristus, Konsep tentang anugerah, Ajaran tentang pembenaran iman

13. Perbedaan-perbedaan para reformator tentang pembenaran 14. Tangapan Gereja 15. Konsilitrente tentang pembenaran 16. Ajaran tentang predestinasi 17. Ajaran tentang Sakramen-sakramen 18. Ajaran tentang Sakramen versi katolik 19. Ajaran tentang Gereja 20. Pemikiran politik para reformator

Rujukan Bacaan 1. Sejarah Pemikiran Reformasi dll 2. Alister F. MC. Grath, Sejarah Pemikiran Reformasi, Bpk, 2000 3. Bechof, Sejarah Gereja-gereja Pustaka, Pelajar 4. Buku Sejarah Pemikiran Reformasi dll 5. Alister F. MC. Grath, Sejarah Pemikiran Reformasi, Bpk, 2000 6. Bechof, Sejarah Gereja-gereja Pustaka, Pelajar

425

HUB. ANTAR AGAMA II Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini mengantarkan mahasiswa agar memiliki kesadaran tinggi tentang arti penting hubungan antar pemeluk agama, dan mampu menciptakan suatu hubungan yang harmonis sehingga menjadi perekat kesatuan dan persatuan bangsa. Standar Kompetensi Memahami aspek-aspek agama, serta memahami keseluruhan metode penelitian agama dalam sebuah penelitian yang bermanfaat. Materi Kuliah: 1. Pengantar Mata Kuliah Hubungan Antar Agama II: Objek kajian

dan tujuan pembelajaran mata kuliah Hubungan antar Agama II 2. Konflik intern umat beragama 3. Konflik antar umat beragama 4. Sebab-sebab terjadinya konflik beragama dalam kultur

keindonesiaan 5. Pembinaan umat beragama proses dari dalam 6. Dialog Antar umat beragama: kemungkinan dan batas-batasnya 7. Agama dalam dialog budaya Indonesia 8. Dialog antar umat beragama dan pengalaman keagamaan 9. Antara dialog dan dakwah Sumber Bacaan 1. Kurikulum Jurusan Perbandingan Agama (edisi Revisi). Tim

Sebelas Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

2. Robetson, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis Taufiq Abdullah (ed), Agama Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi

3. Buku: Brayn, Sosiologi Agama 4. Bryan S. Turner, Sosiologi Islam 5. Bryan Wilson, Religion in Sosiological Perspective 6. Joachim Wach, Sosiology of Religion 7. Nasikun, Sistem Sosial Indonesia 8. Max Weber, Sosiology of Religion, Transiation

426

GERAKAN KEAGAMAAN DI INDONESIA I. Tujuan: Mahasiswa memahami dasar-dasar gerakan keagamaan di kalangan ummat Islam Indonesia dan agama-agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia; Kristen, Katholik, Yahudi, Hindu, Budha; dari ajarannya, latar belakang berdiri, tujuan yang ingin dicapai dan perkembangannya. II. Topik Inti: 1. Pengantar Gerakan Keagamaan Di Indonesia 2. Faktor-faktor Penyebab Munculnya Beragam Gerakan Islam di

Indonesia 3. Gerakan Modernisme Islam: Mengadaptasi Ajaran Islam pada

Pemikiran dan Kelembagaan Modern 4. Konsolidasi Tradisionalisme: Gerakan Sosial Keagamaan

berbasis Tradisi 5. Gerakan Islam Trans-Nasional: Organisasi Keagamaan Berbasis

Jaringan Internasional 6. Gerakan Keagamaan dalam Agama Katolik 7. Gerakan Keagamaan dalam Agama Krsiten 8. Gerakan Keagamaan dalam Agama Hindu 9. Gerakan Keagamaan dalam Agama Buddha III. Referensi: 1. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 5 & 6, Jakarta: PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002. 2. Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY, Gerakan

Keagamaan dan Pemikiran:Akar Ideologis dan Penyebarannya, pent. A.Najiyulloh (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, Cet. IV, 2003)

3. John L. Esposito, The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World.4 jil. (Oxford: Oxfrod University Press, 1995)

4. Dr. Burhanuddin Daya, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam:Kasus Sumatera Thawalib, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet.2, 1995)

5. Harry J. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995

427

6. Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises Over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadijah Movement in a Central Javanese Town., PH.D. Thesis, Cornell University, June 1976

7. Tim, Muhammadiyah dan NU: Reorientasi Wawasan Keislaman, (Yogya: LPPI UMY dan LKPSM NU Yogya, Cet. 2, 1994)

8. Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, Cet.8, 1996).

9. Lutfi Lukman Hakim, (penyunting), Siapkah PERSIS Menjadi Mujaddid Lagi?: Upaya Mewujudkan Wacana PERSIS Baru, ( Bandung: Al-Qaprint, 2000).

10. M. Ali Haedar, Nahdlatul Ulama Dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fiqih Dalam Politik, (Jakarta: Gramedia, 1994).

11. Martin Van Bruinessen, NU: Tradisi, Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, (Yogya: LkiS, Cet.3, 1999)

12. KH. Hasyim Asy’ari, Qanun Asasi Nahdlatul Ulama, (Kudus: Menara Kudus, 1971)

13. Mohammad Iskandar, Para Pengemban Amanah: Pergulatan Pemikiran Kiai dan Ulama di Jawa Barat, 1900-1950, (Yogyakarta: Penerbit Mata Bangasa, 2001)

14. Husnul Qodim, MA., “Dinamika Salafisme di Indonesia: Akar-akar Intelektualitas dan Orientasi Ideologis yang Beragam”, dalam Jurnal Tashwirul Afkar , Edisi No. 21, ( Jakarta: Lakpesdam, Tahun 2007)

15. . Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan, As-Salafiyatu Marhalatun Zamaniyatun Mubarakatun La Madzhabun Islamiy, (Beirut: Darul Fikr, 1998))

16. Gilles Kepel, Pembalasan Tuhan: Kebangkitan Agama-agama Samawi di Dunia Modern, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997)

17. Eddy Kritiyanto, OFM., Visi Historis Komprehensif: Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: Kanisius, 2003)

18. Prof. Dr. H. Mukti Ali, Agama Yahudi, (Yogyakarta: PT. Bagus Arafah, 1982).

19. Dr. I Made Titib, Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu, (Surabaya: PARAMITA, 2001).

20. Daisaku Ikeda, Buddhisme Seribu Tahun Pertama, (Jakarta: Indira, 1993)

21. Dr. W. Rahula, What Buddha Taught, (Thailand: Kurusapha Press, 1988).

428

KAPITA SELEKTA AGAMA I. Deskripsi Mata Kuliah:

Mata Kuliah ini membahas kajian agama secara holistik, Ilmu agama diajarkan secara interdisipliner sehingga bisa ditemukan arah tujuannya masing-masing.

II. Kompetensi Dasar: Mata Kuliah ini membahas kajian agama secara holistik, Ilmu agama diajarkan secara interdisipliner sehingga bisa ditemukan arah tujuannya masing-masing

III. Topik Inti: 1. Dialog Antar Agama 2. Agama dan Gerakan Sosial 3. Agama dan Feminisme 4. Agama dan Lingkungan Hidup 5. Agama dan Pendidikan 6. Agama dan Demokrasi 7. Agama dan Pluralisme 8. Agama, Kekerasan (anarkhisme) dan Perdamaian Dunia 9. Agama dan Sain dan Teknologi 10. Agama dan Kemiskinan 11. Agama dan Kebudayaan

IV. Referensi:

1. Elizabeth Nottingham, “Agama dan Masyarakat” 2. Robert N.Bellah, “Beyond Belief” 3. Betty R. Scharf, “Kajian Sosiologi Agama” 4. Bryan S. Turner, “Religion and Social Theory” 5. Max Weber, “Sosiology of Religion” 6. Thomas F.Odea, “Sosiologi Agama” 7. Dadang Kahmad, “Pengantar Sosiologi Agama” 8. Kamanto Sunarto, “Pengantar Sosiologi”Paul B.Horton &

Chester L. Hunt, “Sosiologi” 9. Daniel L. Pals, “Seven Theories of Religion

429

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM MODERN (PPIM) I. Tujuan: Mengantarkan mahasiswa untuk mempelajari beberapa

pemikiran tokoh Islam dalam kajian modern pemikiran keagamaan yang berhubungan dengan perkembangan sejarah, sosial politik, ilmupengetahuan dan berbagai perkembangan isu kontemporer di Dunia Islam, khususnya di Indonesia

II. Topik Inti:

1. Pengantar Perkembangan Pemikiran Islam Modern 2. Masa Kemunduran di Dunia Islam 3. Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Pemikiran Islam

Modern 4. Masa Transformasi Pemikiran Modern di Dunia Islam 5. Modernisasi Birokrasi, Institusi Politik dan Ekonomi di

Dunia Islam 6. Perkembangan Pemikiran Islam Modern mengenai konsep

Politik, Agama dan Negara 7. Perkembangan Pemikiran Keagamaan di Dunia Islam

Modern 8. Perkembangan Pemikiran Islam Modern di Bidang

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan 9. Perkembangan Pemikiran Islam Modern tentang Hak Asasi

Manusia 10. Perkembangan Pemikiran Islam Modern tentang GENDER 11. Perkembangan Pemikiran Islam Modern tentang Dialog

Antar Umat Beragama 12. Perkembangan Pemikiran Islam Modern Di Indonesia

III. Referensi:

1. John L. Esposito, The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World.4 jil. (Oxford: Oxfrod University Press, 1995)

2. Tim, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 5 dan 6, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002

3. Prof. Dr. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 11, 1996)

4. Ira M. Lapidus , Sejarah Sosial Ummat Islam, Bagian 1, 2 dan 3, Pent. Gufron A. Mas’adi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1999)

430

5. HAR .Gibb, Modern Trends in Islam,(New York: Octagon Books, 1978)

6. Albert Hourani, Pemikiran Liberal di Dunia Arab, Pent. Suparno dkk.,(Bandung, Mizan&freedom Institute, 2004)

7. Leonard Binder, Islam Liberal: Kritik terhadap Ideologi-Ideologi Pembangunan, Pent. Imam Muttaqin, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2001)

8. M. Qasim Zaman , The Ulama in Contemporary Islam Custodian of Change , (Princenton UP)

9. Charles Kurzman, Modernist Islam 1840-1940 , (Oxford UP)

10. Charles Kurzman, ed., Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-isu Global, Pent. Bahrul Ulum, (Jakarta: Paramadina, 2001)

11. Fazlur Rahman, Islam, (Chicago & London: University of Chicago Press, 1979)

12. Mohammed Arkoun, Nalar Islami dan Nalar Modern: Berbagai Tantangan dan Jalan Baru, Pent. Rahayu S. Hidayat, (Jakarta: INIS, jilid XXI, 1994)

13. Dr. Muhammad ’Abid al-Jâbirî, al-Turâts wa al-Hadâtsah: Dirâsât wa Munâqasyât, (Beirut: Markaz Dirâsât al-Wahdah al-’Arabiyah, 1999)

14. Seyyed Hossein Nasr, Pengetahuan dan Kesucian, Pent. Soharsono, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar & CIIS, 1997)

15. . Asghar Ali Engineer, Hak-hak Perempuan Dalam Islam, Pent. Cici Farkha, ( Yogyakarta: LSPPA, Cet.2, 2000)

16. Dr. Alwi Shihab, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung: Mizan dan ANTV, Cet. IX, 2001).

17. Greg Barton, Ph.D., Gagasan Islam Liberal Di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme Nurkholis Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, Dan Abdurrahman Wahid, ( Jakarta: Paramadina, 1999)

18. Nurkholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan, (Jakarta: Paramadina, cet.4, 2000)

19. As’ad Said Ali, Pergolakan di Jantung Tradisi, (Jakarta: LP3ES, 2008)

20. Yudi Latif, Intelegensia Muslim dan Kuasa: Geneologi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-20. (Bandung: Mizan, 2005)

431

STUDI AGAMA LOKAL 2 I. Tujuan: Mahasiswa memahami sejarah berdiri, tokoh, sistem

kepercayaan, doktrin, ritual, penyebaran dan perkembangan agama-gama lokal, seperti aliran kebatinan (kepercayaan) di Jawa (Sunda). Serta hubunganya dengan kebijakan dan regulasi Negara, juga hubungannya dengan berbagai institusi atau lembaga di luar aliran kebatinan (kepercayaan.

II. Topik Inti:

1. Pengantar Mata Kuliah Studi Agama Lokal 2 2. Tinjauan Sejarah Kehidupan Kepercayaan/Kebatinan di

Indonesia 3. Faktor-faktor Munculnya Aliran Kepercayaan/kebatinan 4. Sifat-sifat, Penggolongan, Inti dan Pola Pemikiran Aliran

Kebatinan/Kepercayaan 5. Mempelajari agama-agama Lokal: Agama Sunda

(Madrais), Ajaran Pangestu 1949, Sapta Dharma, Ngelmu ٍ◌ Sejati Cirebon

6. Kebatinan dan Agama (Islam) 7. Pengaruh Tasawuf Islam dalam Kesusasteraan Mistik

(kebatinan) Jawa 8. Studi Naskah Sastra (kebatinan) Jawa/Sunda 9. Pengaruh Kesusateraan (Kebatinan) Jawa/Sunda

terhadap munculnya aliran-aliran Kepercayaan/ Kebatinan. 10. Aliran Kebatinan dan Negara: Sejarah perselingkuhan dan

ketegangan antara rezim negara dan agama-agama lokal (aliran-aliran kebatinan)

11. Studi Kebijakan (undang-undang atau peraturan) keagamaan tentang pendefinisian agama oleh ORBA

12. Institusionalisasi Agama-agama di Indonesia: Dampaknya terhadap existensi agama-agama lokal dan para penganutnya

III. Referensi:

1. Abdul Mutholib Ilyas, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia, (surabaya: CV. Amin, 1988

2. Joesoef Sou’yb, Aliran Kebatinan dan perkembangnnya.

432

3. Prof. Dr. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama I, (Bandung:PT. Citra A.B., 1993)

4. Hamka, Perkembangan Kebatinan di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,1971)

5. Artikel Martin Van Bruneissen, “Gerakan Sempalan”. 6. Rahmat Subagya, Kepercayaan Kebatinan Kerohanian

Kejiwaan dan Agama,(Yogyakarta:Kanisius, Cet.2 1976) 7. Kamil Kartapraja, Aliran Kepercayaan dan Kebatianan

Indonesia, (1985) 8. Kamil Karta Praja, “Ngelmu Sejati Coirebon”, dalam Jurnal

Dialog, edisi khusu-Sufieme di Indonesia, 1978 9. Solarso Soparto, Mengenal Pokok-pokok Ajaran

Pangestu., Jakrta:Pustaka Sinar Harapan, 1987) 10. H.M.Rasyidi, , Islam dan Kebatinan, (1967). 11. Drs. Romdhon, MA. Tasawuf dan Aliran Kebatinan:

Perbandingan antara aspek mistikisme Islam dengan Aspek Mistikisme Jawa, (Yogya: LESFI, Cet.2, 1995)

12. Drs. Romdhon, MA., Ajaran Ontologi Aliran Kebatinan, (1996)

13. Niels Mulder, Misticism in Java: Ideology in Indonesia, (Singapore: The Pepin Press, 1998)

14. Simuh, Sufisme Jawa, (Yogya: Bentang, cet.5, 2002) 15. Simuh, Mistik Islam Kejawen Ronggo Warsito, ( Jakarta:

UI-Press,1988) 16. R.C. Zaehner, Mistisisme Hindu Muslim, (Yogyakarta:

LKiS, 1994) 17. Suwardi Endraswara, Mistik Kejawen: Sinkretisme,

Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa, (Yogya: Narasi, 2003)

18. . Purwadi, Kitan Jawa Kuno, (Yogyakarta: PINUS, 2006) 19. Modul Islam dan Relasi Antar Agama Program Belajar

Bersama “Islam Transformatif dan Penguatan Masyarakat Sipil” LkiS, Yogyakarta 2002.

20. Robert W. Hefner, Civil Islam: Islam dan Demokratisasi di Indonesia, Pent. Ahmad Baso (Jakarta: ISAI & Asia Foundation, 2001)

433

STUDI BUDAYA LOKAL I Standar Kompetensi Memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemahaman terhadap budaya masyarakat Lokal yang ada di Indonesia,khususnya budaya lokal masyarakat Jawa Barat/Sunda Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini mempelajari berbagai budaya masyarakat Indonesia seperti budaya sunda, batak, betawi, jawa. Berbagai budaya tersebut sebagai dasar mengkaji hubungannya dengan Agama Islam. Budaya sebagai bentuk aktivitas berpikir manusia bisa menjelaskan bagaimana agama sebagai sesuatu ajaran Tuhan bisa didekati melalui pikiran manusia. Ada kekhasan dalam pengkajian studi budaya local yang dimaksud yaitu lebih menitikberatkan pada local Jawa Barat/suku sunda Materi Perkuliahan: 1. Pengantar Studi Budaya Lokal, pengertian, wilayah kajian, objek

kajian, dan tujuan pembelajaran Mata Kuliah Studi Budaya Lokal 2. Mempelajari Kebudayaan.

a. Arti Kebudayaan secara Umum b. Unsur-unsur Kebudayaan c. Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional d. Integrasi Kebudayaan

3. Mempelajari budaya masyarakat sunda a. Bentuk Kebudayaan Sunda b. Bentuk Kebudayaan secara Material c. Bentuk Kebudayaan Sunda secara rohaniah d. Mempelajari Wujud Kebudayaan Sunda e. Wujud Cita/Landasan Idil f. Wujud Sosial g. Wujud Fisik

4. Mempelajari Kebudayaan Sunda mengenai nilai dan moral budaya a. Pengertian Konsep Nilai dan Moral Budaya b. Pengertian Konsep nilai dan Moral Budaya Sunda

5. Mempelajari budaya masyarakat sunda terkait dengan Seni, Arti, Fungsi dan Hakikat Seni a. Arti Seni dan Dasar Penciptaan Seni

434

b. Hakikat Seni c. Fungsi Seni d. Estetik e. Informatit f. Hiburan g. Edukatif h. 5.3.5 Religius

6. Mempelajari Jenis Kesenian Sunda yang masih Hidup a. Seni Suara b. Seni Karawitan c. Seni Tari/Gerak d. Seni Pertunjukan e. Urusan Seni 7. Apresiasi Kesenian Sunda dan Orientasi Perkembangan pada

masanya a. Apresiasi Kesenian Sunda b. Apresiasi Seni Suara c. Apresiasi Seni Karawitan d. Apresiasi Seni Tari/Gerak e. 4 Apresiasi Seni Pertunjukan f. Apresiasi unsure seni lainnya (a.l kriya, sastra, arsitek) 8. Orinetasi Perkembangan Kesenian Sunda pada masa yang akan

datang (Orientasi perkembangan kesenian Sunda dalam perkembangan yang berwawasan etnis, nasional dan interna-sional).

9. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Daerah a. Fungsi Bahasa Sunda b. Kedudukan bahasa sunda dalam buadaya Nasional 10. Tatakrama Bahasa sebagai alat komunikasi Sosial a. Tatakrama bahasa sebagai alat sopan santun berbahasa b. Contoh-contoh penggunaan tatakrama bahasa Sunda 11. Sistem dan Fungsi Religi bagi Masyarakat Sunda a. Sistem Religi b. Perkembangan Kepercayaan(Agama) Masyarakat Sunda c. Agama-agama yang dianut masyarakat Sunda 12. Fungsi Religi a. Fungsi hubungan makhluk dengan Khalik b. Fungsi antar makhluk Buku Rujukan/Bacaan 1. Al-Qur`an dan Al-Hadits

435

2. SAP, panduan kontrak belajar, dan buku Panduan Kurikulum Fak. Ushuluddin.

3. Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan Indonesia. 4. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. 5. C.A. Van Peursen, Strategi Kebudayaan. 6. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. 7. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar. 8. DPKP. Provinsi Jawa Barat, Buku Biru. 9. Otong Rachmat, Ilmu Budaya Sunda. 10. Asep Samsul Bachri, Nilai Moral Budaya Sunda dan Tatkrama

Sunda. 11. R.H. Hidayat Suryalaga, Tatakrama Sunda dina hirup kumbuh

sapopoe. 12. Suwarsiah Warnaen, Filsafat Hidup Masyarakat Sunda. 13. Hasan Mustopa, Adat Urang Sunda. 14. LP3ES, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. 15. Cik Hasan Bisri, dkk. (Penyunting)., Pergumulan Islam dengan

Kebudayaan Lokal di Tatar Sunda 16. Peta Wilayah Seni di Jawa Barat. 17. Ajip Rosidi, Manusia Sunda (Sebuah Esai tentang Tokoh-Tokoh

Sastra dan Sejarah) 18. Karna Yudibrata, dkk., Bagbagan Makena Basa Sunda. 19. Edi S. Ekadjati, Kebangkitan Kembali Orang Sunda (Kasus

Paguyuban Pasundan 1913-1918). 20. Buku-buku Sejarah Perjuangan Jawa Barat. 21. Makalah-Makalah R.H. Hidayat Suryalaga. 22. Hasil Kongres Basa Sunda. 23. Dadang Jiwa Praja, Analisis struktur sastra. 24. Penelitian Sejarah Provinsi Jawa Barat, Sejarah 25. Jakob Sumardjo, Simbol-simbol artefak Budaya Sunda (Tafsir

Pantun Sunda)

436

MISSIOLOGI Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai bagaimana agama Kristen dalam menyebarkan gagasan, tujuan dan kedamaian bagi umat manusia. Dengan menggunakan pendekatan kemanusiaan target agama Kristen diukur keberhasilannya. Materi Kuliah: 1. Pengantar Mata Kuliah dan Kontrak Belajar 2. Konsep dan metode misiologi terkait kajian Ilmu Perbandingan

Agama 3. Pengertian Misiologi sebagai sebuah disiplin 4. Pengertian Misiologi, dasar dan motivasi 5. Pengertian Misiologi, dasar dan motivasi 6. Misi ke dalam dan keluar 7. Metode missi, Kesaksian perorangan, jema’at dan dialog 8. Missi masa awal: bangsa Israel, Paulus, Jemaat Pertama 9. Missi Kristen masa kini: Pergerakan Oikumeunes dan Missionari 10. Missi dan hubungannya dengan Agama Lain 11. Missi dan Dialog antar Agama 12. Missi dan beberapa problem: Missi kebudayaan dan

masyarakat., Sinkretisme dan sekularisasi

Daftar Rujukan Edmund Woga, Dasar-dasar Misiologi , Kanisius, Jakarta: 2003. Kuiper, Arie de ,Missiologi. BPK Gunung Mulia: Jakarta. David Miller, Missiology. www.theologynetwork Sumber-sumber dari internet

437

STUDI BUDAYA LOKAL II Standar Kompetensi Memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemahaman terhadap budaya masyarakat Lokal yang ada di Indonesia,khususnya budaya lokal masyarakat Jawa Barat/Sunda Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah studi budaya local II adalah lanjutan dari Studi Budaya Lokal I yang mempelajari berbagai budaya masyarakat Indonesia seperti budaya sunda, batak, betawi, jawa. Berbagai budaya tersebut sebagai dasar mengkaji hubungannya dengan Agama Islam. Budaya sebagai bentuk aktivitas berpikir manusia bisa menjelaskan bagaimana agama sebagai sesuatu ajaran Tuhan bisa didekati melalui pikiran manusia. Ada kekhasan dalam pengkajian studi budaya local yang dimaksud yaitu lebih menitikberatkan pada local Jawa Barat/suku sunda Materi Perkuliahan: 12. Periodesasi Sejarah Sunda 12.1 Periode Pra Sejarah 12.2 Periode Awal Sunda Mandiri Sejak Kerajaan Salakanagara s.d Runtuhnya Pajajaran 12.3 Periode Masuknya Islam dan Pengaruh dari Luar 12.3.1 Masuknya Pengaruh Islam 12.3.2 Masuknya Pengaruh Asing (Penjajah) 12.4 Periode Kebangkitan Bangsa 12.4.1 Gerakan Perintis Kemerdekaan 12.5 Periode Persatuan dan Kesatuan 13. Perjuangan Bangsa 13.1 Sejarah Perjuangan Bangsa di Jawa Barat dalam Periode Persatuan dan Kesatuan 13.2 Tokoh-Tokoh Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan dari Jawa Barat 14. Sistem kemasyarakatan masyarakat Sunda 14.1 Sistem tradisional (Rulal community) 14.2 Sistem perkotaan (Urban community) 15. Tradisi masyarakat sunda 15. 1 Tradisi dalam siklus hidup 15.2 Tradisi dalam mata pencaharian

438

16. Mempelajari kehidupan dan tradisi masyarakat sunda kategori kampung adat 16.1 Kampung Adat Kuta di Ciamis 16.2 Kampung Adat Naga di Tasikmalaya 16.3 Kampung Adat Badui di Kanekes Banten 16. Mempelajari kehidupan dan tradisi masyarakat Sunda kategori daerah perbatasan 16.1 Masyarakat sunda perbatasan dengan Betawi 17. Mempelajari kehidupan dan tradisi masyarakat Sunda kategori daerah perbatasan 17.1 Masyarakat sunda perbatasan dengan Jawa 18. Mempelajari kehidupan dan tradisi masyarakat sunda kategori daerah perkotaan Buku Rujukan/Bacaan 1. Al-Qur`an dan Al-Hadits 2. SAP, panduan kontrak belajar, dan buku Panduan Kurikulum

Fak. Ushuluddin. 3. Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan Indonesia. 4. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. 5. C.A. Van Peursen, Strategi Kebudayaan. 6. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. 7. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar. 8. DPKP. Provinsi Jawa Barat, Buku Biru. 9. Otong Rachmat, Ilmu Budaya Sunda. 10. Asep Samsul Bachri, Nilai Moral Budaya Sunda dan Tatkrama

Sunda. 11. R.H. Hidayat Suryalaga, Tatakrama Sunda dina hirup kumbuh

sapopoe. 12. Suwarsiah Warnaen, Filsafat Hidup Masyarakat Sunda. 13. Hasan Mustopa, Adat Urang Sunda. 14. LP3ES, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. 15. Cik Hasan Bisri, dkk. (Penyunting)., Pergumulan Islam dengan

Kebudayaan Lokal di Tatar Sunda 16. Peta Wilayah Seni di Jawa Barat. 17. Ajip Rosidi, Manusia Sunda (Sebuah Esai tentang Tokoh-Tokoh

Sastra dan Sejarah) 18. Karna Yudibrata, dkk., Bagbagan Makena Basa Sunda. 19. Edi S. Ekadjati, Kebangkitan Kembali Orang Sunda (Kasus

Paguyuban Pasundan 1913-1918).

439

20. Buku-buku Sejarah Perjuangan Jawa Barat.Makalah-Makalah R.H. Hidayat Suryalaga

21. Hasil Kongres Basa Sunda. 22. Dadang Jiwa Praja, Analisis struktur sastra. 23. Penelitian Sejarah Provinsi Jawa Barat. 24. Sejarah) 25. Jakob Sumardjo, Simbol-simbol artefak Budaya Sunda (Tafsir

Pantun Sunda)

440

METODE PENELITIAN AGAMA

Standar Kompetensi Memiliki kesadaran tinggi tentang arti penting melakukan penelitian (ilmiah) dalam berbagai konteks dan kebutuhan, terutama kaitannya dengan penelitian agama. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menerangkan bagaimana agama bisa dikaji secara ilmu dengan menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Agama sebagai sumber kebenaran dan sekaligus sebagai obyek penelitian tidak hanya dikaji dengan menggunakan pendekatan normatif saja tetapi meminjam pendekatan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, persoalan agama bisa diteliti secara optimal sehingga agama sebagai sebuah pengamalan manusia bisa diketahui perkembangannya. Materi Perkuliahan 1. Introduction and Learning Contract, Syalabus, Penyampaian

Literatur/Sumber 2. Orientasi penelitian perbandingan agama, objek penelitian

perbandingan agama, meliputi pengalaman keagamaan 3. Objek penelitian perbandingan agama, meliputi;Dimensi-dimensi

keagamaan; teologi, kosmologi, antropologi, ritus, kultus, ibadat, lembaga-lembaga keagamaan, dan masyarakat agama

4. Tujuan penelitian perbandingan agama 5. Ciri penelitian perbandinga agama 6. Pendekatan dalam ilmu perbandingan agama: pendekatan lestari

dan pendekatan psikologi 7. Pendekatan dalam ilmu perbandingan agama: pendekatan

etnologi-antropologi 8. Pendekatan dalam ilmu perbandingan agama: pendekatan

sosiologi 9. Pendekatan dalam ilmu perbandingan agama: pendekatan

fenomenologi 10. Data ilmu perbandingan agama: sumber data, data primer dan

data sekunder 11. Data ilmu perbandingan agama: metode dan teknik pengumpulan

data, documenter, observasi, angket, interview

441

12. Data ilmu perbandingan agama: analisis data; deskriptif, komparatif

13. Data ilmu perbandingan agama: analisis data; deskriptif, komparatif

14. Aplikasi metodologi penelitian perbandingan agama; praktek penyusunan proposal penelitian perbandingan agama

15. Aplikasi metodologi penelitian perbandingan agama; studi kritis hasil penelitian perbandingan agama

Buku Rujukan/Bacaan 1. Al-Qur`an dan Al-Hadits 2. SAP, panduan kontrak belajar, dan buku Panduan Kurikulum

Fak. Ushuluddin. 3. Mulyanto Sumardi, Penelitian Agama. 4. Taufik Abdullah, Metodologi Penelitian Agama 5. Koentjaraningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat 6. J.J. Waardenburg, Classical Approach to religion. 7. Frank Whalling, Contemporary Approach to religion 8. Maurice Buchailli, Bibel, al-Qur`an dan Sains modern

442

MANAJEMEN LEMBAGA KEAGAMAAN Deskripsi Mata Kuliah

Mata Kuliah Manajemen Lembaga Keagamaan merupakan bagian integral dari disiplin keilmuan Perbandingan Agama yang menyangkut aspek institusi/kelembagaan. Mata kuliah ini ditunjang oleh berbagai disiplin ilmu pengetahuan, baik sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, manajemen dan ilmu lainnya, yang membahas berbagai focus kajian sekitar manajemen kelembagaan yang efektif berdasarkan teori organisasi sebagai konsep yang amat penting. Organisasi sebagai salah satu institusi yang bercorak keagamaan dibentuk dengan tujuan tertentu, bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan tersebut. Di sini organisasi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan itu maka efektivitas organisasi dapat dinyatakan tingkat keberhasilannya itu berdasarkan usaha pencapaian tujuannya.

Dilihat dari perkembangan teoritik, terdapat dua pendekatan dalam menganalisis masalah efektivitas organisasi. Pendekataan pertama dikenal sebagai pendekatan klasik dan kedua dikenal sebagai pendekatan modern.

Pendekatan klasik memandang organisasi sebagai suatu model mesin, yang bekerja dengan suatu keteraturan dan keajegan tertentu. Premis dasar pendektan klasik berpijak pada pemahaman bahwa organisasi sebagai kelompok manusia ekonomi rasional. Konsentrasi perhatian pendekatan klasik berpusat pada hal-hal yang bersifat internal dengan penekanan prinsip rasionalitas. Organisasi dipertimbangkan sebagai suatu kesatuan yang terlepas dari lingkungannya. Setiap persoalan yang timbul dalam dinamika organisasi dicari sebabnya secara internal tanpa dicari hubungannya dengan factor lingkungan. Indikator lingkungan efektivitas organisasi semata-mata dilihat dari aspek keluaran. Karena itu kunci untuk mencapai tingkat efektivitas organisasi yang tinggi didasarkan pada peningkatan efesiensi dan produktivitas kerja melalui penerapan prinsip dan teknik manajemen ilmiah serta pembagian kerja manajemen.

Muncul pendekatan modern dalam teori organisasi dimungkinkan karena keterbatasan yang dimiliki oleh pendekatan klasik. Pandangan bahwa organisasi sebagai suatu yang terpisah dari lingkungannya, didukung dengan pemahaman manusia semata-mata makhluk ekonomi yang rasional, ternyata tidak sepenuhnya

443

menghasilkan efesiensi, produktivitas maupun keharmonisan kerja. Perilaku manusia pada organisasi cenderung selalu tidak mengikuti pola perilaku yang rasional. Karena itu pembahsan sisi perilaku, beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik.

Pendekatan modern memandang bahwa manusia tidak semata-mata sebagai makhluk ekonomi rasional juga adalah makhluk social. Keterlibatan manusia dalam organisasi tidak sekedar didorong oleh kebutuhan ekonomi, melainkan juga didorong oleh kebutuhan sosialnya. Hal ini dianggap penting dalam konsepsi pendekatan modern adalah unsure yang memilikisistem psikologis. Oleh sebab itu pendektana modern adalah unsure manusia yang memiliki system psikologis. Sehingga pendekatan modern dalam menganalisa masalah-masalah organisasi menempatkan unsure manusia dan bagaimana manusia berprilaku dalam kegiatan organisasi sebagai pusat kajian yang utama..

Pendektan modern memandang organisasi sebagai system yang sifatnya terbuka. Keterbukaan ini mendandung arti bahwa organisasi dipandang sebagai bagian dari lingkungan. Organisasi memperoleh masukan sebagai bagian dari lingkungannya, dan kemudian mengembalikannya kepada lingkungan dalam bentuk keluaran tertentu. Demikian seterusnya organisasi hidupa dalam ketergantungan dan interaksi yang dinamis dengan lingkungannya.

Karena organisasi itu memperoleh, memproses dan mengembalikan masukan dalam bentuk keluaran tertentu pada lingkungannya, maka pendekatan modern menilai efektivitas organisasi tidak saja dari unsure keluaran, tetapi juga harus menggambarkan keseluruhan daur masukan-prose-keluaran serta hubungan timbale balik antara organisasi dengan lingkungannya.

Berkenaan dengan itu, bahwa dalam jangka panjang pengujian terakhir mengenai efektivitas organisasi akan terletak pada kelangsungan hidup organisasi dalam lingkungannya, dan kelangsungan hidupo organisasi itu sendiri menurut pendaptan mereka dibina oleh lima factor utama, yakni; produktivitas, efisiensi, kepuasan para anggota organisasi, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai perubahan, dan upaya pengembangan.

Senada dengan pendpat diatas, bahwa unsure proses tau transformasi akan sangat ditentukan oleh prilaku manusianya. Sedangkan efektivitas organisasi itu sendiri pada dasarnya akan dibina ioleh tiga factor utama, yaitu produktivitas, kepuasan anggota, dan pengembangan. Sedangkan pendapat lain, ada lima factor penting yang dipandang menetukan dalam kaitannya dalam masalah

444

efektivitas oreganisasi. Kelima factor tersebut adalah produktivitas, tingkat penerimaan norma-norma organisasi oleh anggotanya, semangat kerja, kemampuan beradap[tasi dan pelembagaan, yakni sejauh mana keputusan-keputusan organisasi diterima lingkungannya.

Dilihat dari unsure manusia sebagai pendukung atau kegiatan organisasi, terdapat empat vaeiable kritis sebagai human output yang akan menentukan tingkat efentivitas oreganisasi, yakni produktivitas kerja, kemungkiran, pergantian karyawan (turn-over) dean kepuasan kerja. Tujuan Pembelajaran Secara umum, tujuan dari pembelajaran mata kuliah ini adalah: 1. Mahasiswa dapat melakukan analisis isi terhadap visi setiap

organisasi masyarakat berbasis keagamaan dalam proses penguatan umat beragama.

2. Mahasiswa dapat melakukan analisis perbandingan tentang visi, strategi, konsep, dan program ormas di dalam pemberdayaan umat.

3. Mahasiswa dapat menumbuhkan diaolog kondusif guna merumuskan strategi penguatan umat yang lebih relevan dengan persoalan-persoalan social, cultural, ekonomi, politik bangsa.

4. Mahasiswa dapat mengetahui dasar kepengurusan (basic management) lembaga keagamaan. Secara Khusus, tujuan dari pembelajaran mata kuliah ini adalah:

1. Memajukan dan mengembangkan daya konsistensi ormas berbasis keagamaan dalam proses pemberdayaan umat.

2. Memahami dan menjelaskan mengenai; konsep manajemen organisasi berdasarkan pandangan klasik dan modern.

3. Mengerti dan menguasai tekhnik-tekhnik dalam menjalankan roda organisasi berbasis keagamaan.

4. Mengerti dan menguasai cara melakukan refleksi baik pada tataran gagasan maupun praktis, hingga bias merumuskan format manajemen baru bagi lembaga keagamaan yang dianggap lebih kompatibel dengan gerak langkah lembaga.

Topik-Topik Perkuliahan A. Pandangan Teoritis Berkaitan dengan Manajemen Lembaga

Keagamaan 1. Konsepsi, arti, makna dan orientasi lembaga keagamaan.

445

2. Arah, visi, dan misi lembaga keagamaan. 3. Manajemen dan unsur-unsurnya. 4. Analisis SWOT terhadap lembaga keagamaan. 5. Organisasi: Konsep dan tujuan, pengendalian dan

kepemimpinan organisasi., serta seleksi dan sosialisasi organisasi. Analisis masa depan masyarakat organisasi.

6. Paradigma klasik dan paradigma modern terhadap organisasi.

7. Hubungan manusia dengan organisasi keagamaan. 8. Birokrasi agama: struktur dan legitimasi.. 9. Kewenangan administrative dan professional. 10. Organisasi dan lingkungan social. 11. Strategi lembaga keagamaan. 12. Program lembaga keagamaan dan pelaksanaan.

B. Pandangan Praktis berkaitan dengan Manajemen Lembaga

Keagamaan 1. Studi Manajemen Lembaga Keagamaan dalam Islam (NU,

Muhamadiyah, Persis, PUI, dll) 2. Studi Manajemen Lembaga Keagamaan dalam Katholik dan

Protestan. 3. Studi Manajemen Lembaga Keagamaan dalam Hindu dan

Buddha. 4. Studi Manajemen Lembaga Keagamaan dalam Konghu-Chu

Proses Perkuliahan

1. Berbagai proses strategi instruksional akan digunakan dalam perkuliahan ini, antara lain:

2. Ceramah dan diskusi 3. Penugasan Makalah Kelompok untuk presentasi 4. Responsi dengan disampaikannya masalah. 5. Praktek lapangan untuk lebih memahami secara langsung

dan mendalam terhadap manajemen yang diterapkan dalam lembaga keagamaan.

Buku Rujukan/Referensi

1. Herman Soewardi, Roda Berputar Dunia Bergulir:Kognisi Baru tentang Timbul Tenggelamnya Sivilisasi.

2. ……………………, Krisis Multidimensional Menunjukan Jatidiri Masyarakat Kita.

446

3. Dawam Raharjo, Ensiklopedia Al-Qur`an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci.

4. ………………………, Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial.

5. ………………………., Gerakan Keagamaan dalam Penguatan Civil Society.

6. Amitai Etzioni, Organisasi-organisasi Modern. 7. Abdul Thalib Rachman, Pedoman Penerapan Manajemen

Berdasarkan Sasaran. 8. Rustam Ibrahim (ed.), Agenda LSM; Menyongsong Tahun

2000. 9. Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. 10. Rabindra N. Kanungo, Manuel Medonca, Fundamentalis of

Organizational Behavior. Evaluasi Akhir Perkuliahan 1. Komponen Penilain:

- Partisifasi di kelas 20 % - UTS 30 % - UAS 30 % - Tugas Tersturktur Kelompok /Mandiri 20 %

2. Bentuk/Tipe ujian Tipe ujian akhir dilakukan dalam dua bentuk, yaitu Ujian Tengah

Semester (UTS) bisa lisan dan bisa juga tulisan/take home, dan Ujian Akhir Semester (UAS) bisa lisan dan tulisan/take home Kalender Perkuliahan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) dilakukan pada pertemuan ke-8/9. 2. Ujian Akhir Semester (UAS) dilakukan sesuai jadwal ujian yang

ditetapkan oleh fakultas. 3. Jumlah pertemuan minimal 12 pertemuan dan maksimal 16

pertemuan. 4. Yang berhak menikuti ujian adalah yang mengikuti pertemuan 75

% dari jumlah pertemuan minimal. 5. Tuga-tugas diserahkan kepada dosen terkait paling lambat 1

(satu) minggu sebelum pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS)