uns.pdf

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembangunan ekonomi dalam meningkatkan taraf kemakmuran merupakan tujuan utama yang akan dicapai oleh setiap Negara berkembang seperti Indonesia. Perencanaan dan pembangunan ekonomi merupakan salah satu hal penting dalam aspek ekonomi pada suatu negara yang harus dilakukan untuk meningkatkan taraf kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata yang diharapkan dapat memberikan dampak terhadap struktur ekonomi nasional maupun struktur ekonomi daerah yang merata. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mempunyai sifat multidimensional, yaitu pembangunan melibatkan proses perubahan yang besar, baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, upaya penanggulangan kemiskinan, mengurangi disparitas atau ketimpangan, serta mengurangi jumlah penggangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2008 : 16) menjadi acuan dalam keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diketahui dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan berkurangnya tingkat ketimpangan antar daerah. Suatu kondisi ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan yang berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi di masa sebelumnya.

Upload: ayu

Post on 27-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha pembangunan ekonomi dalam meningkatkan taraf

kemakmuran merupakan tujuan utama yang akan dicapai oleh setiap

Negara berkembang seperti Indonesia. Perencanaan dan pembangunan

ekonomi merupakan salah satu hal penting dalam aspek ekonomi pada

suatu negara yang harus dilakukan untuk meningkatkan taraf kemakmuran

rakyatnya secara adil dan merata yang diharapkan dapat memberikan

dampak terhadap struktur ekonomi nasional maupun struktur ekonomi

daerah yang merata.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mempunyai

sifat multidimensional, yaitu pembangunan melibatkan proses perubahan

yang besar, baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial,

upaya penanggulangan kemiskinan, mengurangi disparitas atau

ketimpangan, serta mengurangi jumlah penggangguran dalam konteks

pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2008 : 16) menjadi acuan dalam

keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diketahui dari pertumbuhan

ekonomi, struktur ekonomi, dan berkurangnya tingkat ketimpangan antar

daerah. Suatu kondisi ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan yang

berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi dibanding

pertumbuhan ekonomi di masa sebelumnya.

Page 2: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Proses mewujudkan pembangunan nasional di Indonesia yang tepat

sasaran, maka pembangunan daerah adalah suatu cara untuk

mengembangkan sektor-sektor daerah supaya pembangunan pada tingkat

daerah dapat berlangsung kontinyu dan dapat memberikan kontribusi yang

positif untuk pembangunan nasional.

Tujuan pembangunan ekonomi daerah adalah untuk mencapai

sasaran pembangunan nasional serta untuk meningkatkan hasil-hasil

pembangunan nasional serta untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan

daerah bagi masyarkat secara adil dan marata. Tujuan pembangunan

ekonomi (Todaro, 2004) adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan keadaan yang dapat membantu pertumbuhan rasa harga

diri melalui pembangunan sistem dan kelembagaan sosial dan ekonomi

yang dapat mengembangkan rasa harga diri dan rasa hormat terhadap

kemanusian.

2. Mempertinggi tingkat penghidupan bangsa yaitu tingkat pendapatan

dan konsumsi pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan

sebagainya melalui proses pembanguan ekonomi.

3. Mengembangkan kebebasan untuk memilih dengan jalan memperluas

rangkaian kesempatan untuk memilih misalnya keanekaragaman jenis

barang konsumsi dan jasa yang tersedia.

Page 3: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Beragam daerah dan sumber daya alam yang dimiliki tiap-tiap

daerah berbeda, dengan adanya keanekaragaman potensi-potensi alam

yang beraneka ragam, menyebabkan pembangunan ekonomi yang

dilakukan ditiap-tiap daerah tidak selalu dapat berjalan dengan lancar.

Beberapa daerah dapat tumbuh dengan pesat, ada juga yang relatif stabil,

dan bahkan ada daerah yang tertinggal. Pemerintah setempat harus segera

mengambil kebijakan, kebijakan tersebut berbeda-beda pada suatu daerah

dengan daerah lain, namun ditiap-tiap daerah juga memiliki tujuan yang

sama yaitu, menyejahterakan masyarakatnya secara merata namun tetap

menekan pemanfaatan sumber daya yang berlebihan yang hanya dapat

dirasakan oleh beberapa kalangan saja.

Produk Domestik Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

makro yang paling penting digunakan untuk menilai kesuksesan

pembangunan suatu daerah dan digunakan sebagai dasar pengambilan

kebijakan untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan

datang. Produk Domestik Bruto (PDRB) meliputi sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik,

gas dan air minum, sektor bangunan dan konstruksi, sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa (BPS,

2011:3).

Kabupaten Boyolali yang merupakan salah satu daerah otonom

yang memiliki kewenangan dalam melakukan pembangunan ekonomi

serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, memiliki kewenangan

Page 4: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

untuk mengolah, merencanakan, dan memanfaatkan potensi ekonomi

secara optimal, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Boyolali.

Proses pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan dan potensi yang

ada tersebut, diperlukan perhatian besar yang ditujukan untuk melihat

keadaan ekonomi yang ada yaitu dengan mengetahui kontribusi atau

peranan dari tiap-tiap kegiatan ekonomi atau sektor dalam perekonomian

Kebupaten Boyolali.

Tabel 1.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Tiap-tiap

Kecamatan Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011

Kecamatan 2007 2008 2009 2010 2011

Selo 159,197 178,947 198,793 228,034 252,534

Ampel 434,038 476,313 525,423 593,025 661,066

Cepogo 333,468 370,924 411,905 470,637 522,562

Musuk 342,478 359,380 399,952 459,003 509,014

Boyolali 465,794 513,707 573,067 647,622 726,878

Mojosongo 275,140 317,269 352,213 401,121 445,833

Teras 480,178 528,592 574,643 633,454 711,075

Sawit 216,121 249,430 275,904 311,627 348,167

Banyudono 554,853 599,958 654,817 724,393 813,565

Sambi 246,339 287,471 320,776 368,165 409,099

Ngemplak 294,206 340,988 379,219 431,341 480,534

Nogosari 308,915 355,356 395,572 452,716 502,870

Simo 281,082 324,525 392,203 414,241 461,706

Karanggede 240,994 293,857 326,121 370,100 412,362

Klego 218,262 258,048 287,652 330,369 366,463

Andong 276,711 313,330 348,921 399,647 443,649

Kemusu 184,870 212,870 236,961 271,549 301,297

Wonosegoro 242,640 289,032 322,080 370,070 410,139

Juwangi 151,635 176,518 196,558 224,493 249,587

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Page 5: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Gambar 1.1 Grafik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Tiap-tiap

Kecamatan Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011

Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 menunjukkan bahwa selama tahun 2007

hingga 2011 pertumbuhan PDRB ditiap-tiap kecamatan Kabupaten

Boyolali meningkat dari tahun ketahun. Dapat dilihat bahwa selama lima

tahun terakhir kecamatan Banyudono menduduki peringkat pertama dalam

PDRB Kabupaten Boyolali kemudian diikuti oleh kecamatan Teras dan

kecamatan Boyolali, lalu disusul oleh kecamatan Ampel.

Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa persebaran PDRB pada

kecamatan-kecamatan di kabupaten Boyolali tidak merata. Kecamatan

Banyudono, Teras, Boyolali, dan Ampel cenderung tinggi sedangakan

seperti pada Kecamatan Selo, Kemusu, dan Juwangi tergolong sangat

rendah. Perbedaan terjadi karena adanya trade off antara ketimpangan

pendapatan dengan laju pertumbuhan ekonomi.

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

Selo

Am

pel

Ce

po

go

Mu

suk

Bo

yola

li

Mo

joso

ngo

Tera

s

Saw

it

Ban

yud

on

o

Sam

bi

Nge

mp

lak

No

gosa

ri

Sim

o

Kar

angg

ed

e

Kle

go

An

do

ng

Ke

mu

su

Wo

no

sego

ro

Juw

angi

2007

2008

2009

2010

2011

Page 6: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Ketimpangan atau disparitas pendapatan antar wilayah termasuk

hal yang positif dalam proses pembangunan yang lebih maju karena

ditandai dengan adanya pertumbuhan pada suatu daerah. Ketimpangan

antar wilayah sebaiknya ditindak lanjuti oleh pemerintah setempat dengan

segera untuk menghidari adanya ketimpangan pendapatan yang lebih besar

yang dapat menyebabkan kesenjangan sosial lebih lanjut.

Kesenjangan ekonomi dapat terjadi jika diakibatkan dua

kemungkinan. Proses perubahan yang terjadi pada kesenjangan

perekonomian antar wilayah yang diuntungkan (spread effect) dan wilayah

yang dirugikan (backwash effect). Suatu daerah dapat memajukan daerah

dari tahun ke tahun sedangkan pada daerah lain mengalami keadaan stuck

atau sangat lambat, semakin lama hal ini akan berpengaruh pada proses

pembangunan yang dapat berjalan tidak seimbang terhadap pertumbuhan

pada daerah tersebut. Dampak yang dapat ditimbulkan yaitu meningkatnya

kesenjangan antar wilayah karena tidak mampu bersaing dalam pasar,

bahkan bisa juga terjadi monopoli pasar oleh pihak yang berkuasa pada

suatu wilayah. Pembangunan ekonomi yang dimaksud dapat menjadikan

perubahan ekonomi dengan mengurangi tingkat kemiskinan, tingkat

pengangguran, serta ketimpangan pendapatan (Todaro, 2000).

Peningkatan pembangunan ekonomi pada suatu wilayah juga harus

dibarengi dengan pemerataan antar daerah untuk menghindari adanya

ketimpangan antar daerah. Ketimpangan dapat diketahui dengan

mengetahui potensi-potensi yang ada pada tiap-tiap daerah diharapkan

pemerintah setempat dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang ada

Page 7: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi disetiap daerah agar tidak

terjadi ketimpangan. Saran dan prasarana yang tersedia ditiap-tiap daerah

juga merupakan hal penting untuk menentukan jalannya proses

pembangunan suatu daerah yang juga perlu diperhatikan oleh pemerintah

daerah guna menghindari ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bermaksud untuk

mengetahui potensi yang ada pada Kabupaten Boyolali. Penelitian ini

berguna untuk menghitung tingkat ketimpangan yang ada di Kabupaten

Boyolali, mengetahui faktor penentu perubahan sektor unggulan, deskripsi

kegiatan ekonomi serta pola dan struktur pertumbuhan ekonomi. Studi ini

berjudul “Analisis Disparitas Regional Dan Sektor Basis Dalam

Perekonomian Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011”

B. Perumusan Masalah

Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat disparitas pendapatan di setiap kecamatan di

Kabupaten Boyolali?

2. Sektor apakah yang perlu dikembangkan di setiap kecamatan di

Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimanakah gambaran struktur pertumbuhan ekonomi sektoral antar

kecamatan di Kabupaten Boyolali?

Page 8: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Tujuan Penelitian

Rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat disparitas pendapatan di Kabupaten Boyolali.

2. Mengetahui sektor ekonomi yang perlu dikembangkan di setiap

Kabupaten Boyolali guna menghindari disparitas.

3. Mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi sektoral antar

kecamatan di Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat

memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat

yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana

untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dari berbagai literatur

selama mengikuti perkuliahan.

2. Sebagai sumber informasi dan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan pemikiran oleh lembaga Pemerintah Daerah

Kabupaten Boyolali dalam rangka memaksimalkan sektor unggulan di

tiap kecamatan.

Page 9: UNS.pdf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

pertimbangan dan pemikiran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten

Boyolali dapat lebih memfokuskan pengembangan di tiap kecamatan

di Kabupaten Boyolali yang memiliki sektor unggulan.

4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian

serupa di masa yang akan datang.