wis
DESCRIPTION
dokumenTRANSCRIPT
TUGAS WAWASAN ILMU SOSIAL
Oleh :
Nama Mahasiswa : Rachmad Wirawan
Nim : 140722603742
Mata Kuliah : Wawasan Ilmu Sosial
Dosen Pengampu : Soetjipto, S.H, M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2015
1. Manusia menurut Agama
Menurut Muhamad Shiroth, Berdasarkan studi isi Al-Qur’an dan Al-Hadits, manusia (al-
insan)] adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada Allah
dan dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta
mengamati gejala-gejala alam, mempunyai rasa tanggung jawab atas segala perbuatannya
dan berakhlak (N.A. Rasyid, 1983: 19). Adapun sifat yang dimilki manusia:
1. Keimanan akan adanya Allah. Keberadaan Adam dan Hawa di surga lalu melakukan pelanggaran atas larangan Allah, dan tobat mereka yang di-terima Allah hingga diturunkannya mereka ke bumi membuktikan bahwa Adam dan Hawa ber-iman kepada Allah. Keimanan kepada Allah meru-pakan ciri-ciri manusia yang diwariskan kepada kita melalui gena-gena berbarengan dengan ciri-ciri lainnya. Simak (QS AI-A’raf : 23 dan QS AI-A’raf : 172-173).
2. Pengetahuan. Adam diberi anugerah pengetahuan oleh Allah sehingga praktis semua umat manusia memiliki potensi untuk memiliki dan mengem bangkan pengetahuan, dan dituntut untuk mencari pengetahuan dan mengajarkannya. Pada sejumlah orang potensi itu bersifat aktif, sedangkan pada orang-orang lain tertekan. Simak (QS Al-Baqarah : 31-33).
3. Ketergesa-gesaan dan keingintahuan. Adam dan Hawa melakukan eksperimen pertama dengan mendekati pohon terlarang dan memakan buah-nya. Barangkali ide itu timbul dari keingintahuan mereka apakah janji setan benar, bahwa jika me-reka makan buah pohon terlarang itu akan menjadi malaikat dan kekal. Mereka pun tergesa-gesa meng-iya akan rayuan setan dan melalaikan pesan Tuhan, hingga mereka menyadari kesalahan mereka dan malu, karena tiba-tiba bagian-bagian tertentu dari tubuh mereka terlihat, Keingintahuan pada anak cucu Adam secara praktik mendorong mereka melakukan segala eksperimen dalam berbagai ma-cam bidang, sedangkan ketergesa-gesaan menyebabkannya ingin berjalan lebih cepat, dan memperoleh segala sesuatu lebih cepat, sebagai sisi positif keberhasuan-keberhasilan ilmiah. Suatu kebetulan yang menarik, bahwa banyak eksperimen dilaku-kan para ilmuwan dengan tujuan tertentu, tetapi dalam banyak kasus menghasilkan hal yang ber-beda. Dan sejarah sains penuh dengan penemuan-penemuan yang tidak terduga semacam itu. Lihat (QS Al-Anbiaya’ : 37).
4. Status. Adam diberi status sebagai khalif ah untuk ‘menguasai’ burni. Karena itulah praktis semua manusia tergoda dan tergila-gila mengejar status
(kekuasaan). Keinginan mengejar status, kekuasa-an dan supremasi inilah yang sering menimbulkan gangguan stabilitas, baik dalam lingkup kepentingan kehidupan berpribadi, bertetangga, bersuku, berbangsa dan bernegara.Renungkan QS AI-Baqarah : 30, QS Shad : 26, dan (QS AI-An’am : 165).
5. Penguasaan energi. Manusia cenderung menggali dan hingga batas tertentu mengeksploitasi energi alam semesta untuk memenuhi kebutuhan dan ketamakan hidup mereka. Salah satu perolehan ilmiah utama manusia adalah kemampuan untuk menguasai dan memanfaatkan berbagai energi, seperti hidrotermal, tenaga nuklir, tenaga surya, dan sebagainya.
6. Kenikmatan. Adam dan Hawa diperintahkan Allah bertempat tinggal di surga dan menikmati segala macam makanan dan minuman yang tersedia di sana sesuka hati, kecuali mengkonsumsi makanan dari pohon terlarang. Adam dan Hawa diberi ke-hidupan ideal yang penuh kenikmatan. Banyak upaya ilmiah ditujukan untuk mendatangkan ke-nikmatanyang dikejar kepada manusia. Sebagian dari hasil temuan yang mendatangkan kenikmatan itu membawa manfaat, namun tidak sedikit hal-halyang dianggap mendatangkan kenikmatan itu membawa mudarat. Perhatikan (QS Al-A’raf : 19 dan QS AI-Baqarah : 219).
7. Panjang umur. Kematian adalah unsur yang meng-hantui manusia. Adam dan Hawa ingin melepaskan diri dari rasa takut akan kematian ini, dan ingin hidup selama-lamanya dengan memakan buah dari pohon keabadian’. Ketakutan akan kematian praktis dimiliki oleh semua umat manusia, dan kebanyakan dari manusia ingin menjalani kehidup-an selama mungkin. Kalau bisa seribu tahun! Se-bagian besar penelitian ilmiah tanpa disadari barangkali ditujukan untuk mendapatkan sarana-sarana meningkatkan rentang umur manusia. Banyak di antara kita mentaati perintah Tuhan karena ingin sekali berumur panjang dan memper-oleh kenikmatan selama-lamanya dalam surga. Sebagaimana disinyalir dalam (QS AI-Baqarah : 96 dan QS AI-A’raf : 20).
8. Pakaian dan rasa malu. Ketika melakukan pelang-garan, tersingkaplah kemaluan Adam dan Hawa, sehingga mereka berusaha menutupi organ tubuh mereka dengan dedaunan. Barangkali karena adanya rasa malu inilah manusia mengenakan kain untuk menyembunyikan dan menutup bagian-bagian tubuh mereka yang sangat pribadi, di sam-ping adanya faktor lain, untuk menghias dan me-lindungi tubuh dari panas dan dingin. Simak penjelasan Allah dalam QS AI-A’raf : 22, 26-27.
9. Tergoda. Adam dan Hawa tergoda setan memakan buah terlarang, kemudian insaf atas kesalahan mereka dan bertobat memohon ampun kepada Allah. Sebagian besar umat manusia terjerumus dalam perangkap setan, sehingga melanggar aturan Allah dan melakukan perbuatan dosa, tetapi cepat atau lambat, banyak di antara mereka lantas bertobat dan memohon ampunan-Nya. Gena-gena yang membawa warisan berbagai ciri tersebut di atas tampaknya bersifat aktif pada sejumlah orang dan/atau tertekan pada orang lain dengan kadar yang berbeda-beda. Perhatikan (QS AI-Baqarah : 35-36 danQS AI-lsra’ :85).
2. Manusia menurut sains
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi
kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama
lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau
perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria.
Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai
wanitaPenggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-
anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri
fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-
agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ),
hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga
angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia. ciri-ciri itu sebagai berikut.
Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk
perubahan.
Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai
lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh diluar lingkungannya serta
dapat bersikap demokratis.
Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan dari pada ke
masa lalu.
Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
Percaya diri.
Perhitungan.
Menghargai harkat hidup manusia lain.
Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan yang diterima seseorang haruslah
sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat.