documentuv
DESCRIPTION
KAITRANSCRIPT
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK INSTRUMENT
SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS 1 & 2
DISUSUN OLEH:
1. Dela Regina Pratiwi (061330401053)2. Dian Febrianti Pisceselia (061330401056)3. Kurnia Aini (061330401059)4. Melinda Damayanti (061330401062)5. Rizky Herliana Niswita (061330401068)6. Siti Yulianti (061330401071)7. Zefanya Maranatha M (061330401074)
KELAS : 3 KFKELOMPOK : II (DUA)JURUSAN : TEKNIK KIMIAINSTRUKTUR : Ir. M. Taufik, M.Si
Politeknik Negeri Sriwijaya2014/2015
SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS - 1
1. TUJUAN PERCOBAANSetelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menggunakan alat sektrometer sinar tampak (VIS) dan ultraviolet
b. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri.
2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan:
1. Spektrofotometer Agilent
2. Kuvet / sel
3. Labu takar 250 mL
4. Labu takar 100 mL
5. Labu takar 50 mL
6. Gelas kimia 100 mL
7. Pipet ukur 10 mL
8. Batang pengaduk dan spatula
9. Corong gelas
10.Pipet tetes
11.Bola hisap
12.Botol semprot
Bahan yang digunakan:
1. CuSO4.5H2O
2. H2SO4 pekat
3. NH3 pekat
3. TEORI SINGKATCahaya yang dapat dilihat oleh manusia cahaya terlihat/tampak.
Biasanya cahaya yang terlihat merupakan campuran dari cahaya yang
mempunyai berbagai panjang gelombang, mulai dari 400 nm hingga
700 nm, seperti pelangi dilangit.
Hubungan antara warna sinar tampak dengan panjang
gelombang terlihat seperti tabel di bawah. Dalam tabel berikut ini
tercantum warna dan warna komplementernya merupakan pasangan
dari setiap dua warna dari spektrum yang menghasilkan warna putih
jika dicampurkan.
Tabel 1. Warna dan warna komplementer
Panjang gelombang
(nm) WarnaWarna
komplementer400 – 435
435 – 480
480 – 490
490 – 500
500 – 560
560 – 580
595 – 610
610 – 680
680 – 700
Ungu
Biru
Biru kehijauan
Hijau kebiruan
Hijau
Hijau kekuningan
Jingga
Merah
Ungu kemerahan
Hijau kekuningan
Kuning
Jingga
Merah
Ungu kemerahan
Ungu
Biru kehijauan
Hijau kebiruan
hijau
Bila seberkas sinar radiasidengan intensitas I0 dilewatkan melalui
medium yang panjang b dan mengandung molekul pada tingkat energi
elektronik dasar dengan konsentrasi C, maka radiasi akan diserap
sebagian dan intensitas radiasi akan berkurang menjadi I, sehingga
persaman:
I=I0. Exp (- kbc) ………..………………………………… (1)
Atau
Log I0/I=a.b.c atau A=a.b.c ……………………………………….... (2)
Dengan,
a= =Koefesienterapan(serapanmolar)
A= log I0/I= absorben
K= ketetapan perbandingan
I0/I= Transmitansi(T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yamg digunakan
sebagai dasar analisa kuantitatif dalam spektrofotometri sinar tampak.
Dari persamaan tersebut diatas menunjukan bahwa absorbansi
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Besarnya konsentrasi ini
sebanding dengan konsentrasi larutan sehingga dengan meletakkan
besarnya absorbansi sebagai titik ordinat dengan konsentrasi larutan
standar sebagai absis akan diperoleh kurva garis lurus. Kurva ini disebut
sebagai kurva kalibrasi (kurva standar). Dengan memasukkan absorbansi
larutan cuplikan pada kurva kalibrasi tersebut, maka dapat ditentukan
konsentrasi larutan didalam cuplikan .
Pada analisis kuantitatif, ada tiga metode yang sesuai dan secara
umum sering digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan ,
seperti diuraikan dibawah ini:
1. Metode relatif, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitan
dari larutan blanko, larutan standar dan larutan cuplikan.
Ab−AoAs−Ao
=CbCsatauCs=Cb As−Ao
Ab−Ao
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
A0 = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi larutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan
2. Metode kurva kalibrasi, yaitu dengan membuat kurva antara
konsentrasi larutan standar terhadap absorbansi, dengan kurva
tersebut berupa garis lurus, kemudian dengan cara mengintepolasikan
dari larutan cuplikan kedalam kurva standar tersebut di atas, akan
diperoleh konsentrasi larutan cuplikan.
Abs (absorbansi cuplikan)
Cs (Konsentrasi cuplikan)
3. Metode penamahan standar
Untuk kondisi tertentu, metode kalibrasi kurang baik, karena
adanya matrik yang mengganggu pengukuran absorbsi atau
transmitannya. Pada metode kurva penambahan standar ini dibuat
sedretan larutan cuplikan dengan konsentrasi yang sama. Masing-
masing larutan ditambah dengan larutan standar dari unsur yang
dilakukan analisis dengan konsentrasi mulai dari 0 sampai konsentrasi
tertentu. Absorbansi masing-masing larutan diukur dan dibuat kurva
absorbansi terhadap konsentrasi unsur standar yang ditambahkan.
Dari ekstrapolasi kurva ke sumbu konsentrasi akan diperoleh
intersep pada sumbu dari konsentrasi unsur didalam cuplikan yang
diukur.
Selain dengan cara ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam
cuplikan dapat dihitung dengan persamaan:
Cs=X AoAadd−Ao
Dengan,
Cs= konsentrasi unsur dalam cuplikan
Ao= absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar
Aadd= absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan
standar
X= konsentrasi unsur standar yang ditambahkan
TEORI TAMBAHAN
1. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan
spektrofotometer. Spektriofotometer adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis.
Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan
diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer
filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm.
Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti
prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko
dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan
blangko ataupun pembanding (Khopkar SM,1990).
2. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik
yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-
380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting yang mapan, andal
dan akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi tak
dikenal dapat diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat
ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang
baik dan memancarkan sinar UV dalam rentang UV yang luas.
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan
alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer
tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan
monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
cuplikan dengan blanko ataupun pembanding.
Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan
untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Semua metode
spektrofotometri berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang
ditentukan, sinar yang digunakan adalah sinar yang semonokromatis
mungkin.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari
sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu
senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya
dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya
dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode
analisa.
Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup
besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih
banyak dpakai ntuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.
Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200–350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu
senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi
elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.
3. Absorbsi
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi electron-electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah
ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap
kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia.
Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi
elektronik sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh foton-
foton memungkinkan electron-electron itu mengatasi kekangan inti dan
pindah ke luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul
dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka
mengandung electron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasi
ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Absorbsi untuk transisi electron seharusnya tampak pada panjang
gelombang diskrit sebagai suatu spectrum garis atau peak tajam namun
ternyata berbeda. Spektrum UV maupun tampak terdiri dari pita absorbsi,
lebar pada daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan terbaginya
keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam subtingkat-
subtingkat rotasi dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari subtingkat
apa saja dari keadaan dasar ke subtingkat apa saja dari keadaan eksitasi.
Karena berbagi transisi ini berbeda energi sedikit sekali, maka panjang
gelombang absorpsinya juga berbeda sedikit dan menimbulkan pita lebar
yang tampak dalam spectrum itu.
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung
pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan
sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan
panjang gelombang radiasi. Satuan a ditentukan oleh satuan-satuan b dan c.
Jika satuan c dalam molar (M) maka absorptivitas disebut dengan
absorptivitas molar dan disimbolkan dengan ε dengan satuan M -1cm-1 atau
liter.mol-1cm-1. Jika c dinyatakan dalam persen berat/volume (g/100mL) maka
absorptivitas dapat ditulis dengan E1%1cmA1%
1cm(Gandjar dan Rohman, 2007).
4. Cara kerja spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut.
Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih foto
sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah λ yang
diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup “nol”
galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h
yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan
“nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan
menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%.
Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala
absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.
5. Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer adalah yang pertama
penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik
dan biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.
Kedua sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak
10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7
M dengan prosedur modifikasi yang pasti. Ketiga selektivitasnya sedang
sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit
mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu. Keempat,
ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan
tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan
tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan
yang khusus. Dan yang terakhir mudah, spektrofotometer mengukur dengan
mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah
pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1996).
6. Komponen-komponen Pada spektrofotometer
Yang pertama adalah sumber cahaya, Sebagai sumber cahaya pada
spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi.Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan
kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa, daerah panjanggelombang ( λ) adalah 350 – 2200
nanometer (nm). sumber cahaya ini digunakan untuk radiasi kontinyu:
Untuk daerah UV dan daerah tampak
1. Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan
Warna Intervalλ Intervalν
Red 625 to 740 nm 480 to 405 THz
Orange 590 to 625 nm 510 to 480 THz
Yellow 565 to 590 nm 530 to 510 THz
Green 520 to 565 nm 580 to 530 THz
Cyan 500 to 520 nm 600 to 580 THz
Blue 430 to 500 nm 700 to 600 THz
Violet 380 to 430 nm 790 to 700 THz
Tabel 1. Spektrum Tampak dan Warna-warna Komplementer
Panjang gelombang
(nm)
Warna Warna
Komplementer
400 – 435 Lembayung (violet) Kuning-hijau
435 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Hijau-biru Jingga
490 – 500 Biru-hijau Merah
500 – 560 Hijau Ungu (purple)
560 – 580 Kuning-hijau Lembayung (violet)
580 – 595 Kuning Biru
595 – 610 Jingga Hijau-biru
610 – 750 Merah Biru-hijau
Tabel 2. Spektrum cahaya tampak (visible)
Hal kedua yang diperlukan adalah pembaur cahaya yang kerennya
disebut monokromator yang di video memberikan sinar pelangi, karena dari
sana lah kemudian kita bisa memilih panjang gelombang yang
diinginka/diperlukan. Pada video yang diperlihatkan sinar tampak atau untuk
spektro visible, tapi untuk UV pun kerjanya sama, hanya saja tidak akan
terlihat oleh mata kita.
Hal ketiga adalah tempat sampel atau kuvet, pada praktikum tempat
meletakan kuvet ada dua karena alat yang dipakai tipe double beam,
disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi untuk blanko. Pada
pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV
digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
Keempat adalah detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh
sampel, disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan
ditampilkan pada reader (komputer). Komponen lain yang nampak penting
adalah cermin-cermin dan tentunya slit (celah kecil) untuk membuat sinar
terfokus dan tidak membaur tentunya, jadi satu hal penting dalam pekerjaan
dengan spektrofotometer Uv-Vis adalah harus dihindari adanya cahaya yang
masuk ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila
ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah.
7. Tipe Instrumen Spektrofotometer.
1. Single-beam instrument
Single-beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif dengan
mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam
instrument mempunyai beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya
murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan yang nyata.
Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instrument untuk pengukuran
sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah
190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm (Skoog,
DA, 1996).
2. Double-beam instrument
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190
sampai 750 nm.Double-beam instrument dimana mempunyai dua sinar yang
dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah
sinar. Sinar pertama melewati larutan blangko dan sinar kedua secara
serentak melewati sampel, mencocokkan foto detektor yang keluar
menjelaskan perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan
ditunjukkan oleh alat pembaca (Skoog, DA, 1996).
4. LANGKAH KERJAa. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1. Melarutkan 3,927 gram CuSO4. 5H2O dalam labu takar 500 ml,
menambahkan 5 ml H2SO4 pekat diencerkan sampai tanda
batas dengan menambahkan air aquadest 1ml=2 mg Cu2+.
2. Memindahkan larutan diatas sejumlah masing-masing
0,5,10,15,20,25,30,35 ml ke dalam masing-masing labu dengan
5 ml NH3 pekat dan diencerkan dengan air aquadest sampai
tanda batas.
3. Menghitung konsentrasi dari tiap-tiap larutan diatas .
b. Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks)
1. Menghidupkan alat spektrofotometer uv/vis
2. Menekan F1 (Taks) pilih single WL (λ tunggal) menekan enter.
3. Memasukkan λ minimum (450 nm), menekan F6 (done).
4. Memasukkan kuvet 1 (larutan blanko) pada tempat kuvet pada
alat spektrofotometer, menekan F8 (blank).
5. Mengganti kuvet 1 dengan kuvet 2 (larutan standar ,misal cs=
100 ppm), menekan F7 (sampel). Mencatat absorbansi pada
450 nm.
6. Menekan F2 (setting), pilih 1 wavelength , menekan enter.
7. Memasukkan λ berikutnya (misalnya 460 nm, dengan interval
10nm), tekan F6 (done).
8. Mengulangi langkah ke 4 hingga langkah ke 7 hingga λ= 750nm.
c. Menggambar grafik kurva maksimum
1. Menekan F2 (setting), pilih 2 graphic, menekan enter.
2. Memasukkan x range dari 450 – 750nm.
3. Memasukkan y range dari data pengukuran absorbansi pada 450 –
750 nm.
4. Menekan F6 (done)
5. Menekan F6 (Graphic).
6. Menekan F3 (file/print) untuk mencetak data.
d. Pembuatan Kurva kalibrasi larutan standar
1. Menekan F1 (Task) pilih quantification, menekan enter.
2. Memasukkan λ maks, menekan F6 (done).
3. Memasukkan kuvet1 (larutan blanko) menekan F8 (blank).
4. Mengganti kuvet2 (larutan standar1 ),menekan F7 (standar).
5. Mengulangi langkah ke 3 dan ke 4 hingga seluruh larutan standar
telah di ukur.
6. Menekan enter masukkan nama standar , konsentrasi dan analit.
(gunakan tombol dan untuk berganti subjek).
7. Menekan F6 (done) apabila telah selesai .Grafik akan tampil di
layar monitor bersama dengan persamaan garis .
e. Menganalisa sampel
1. Menekan F4 (sampel)
2. Memasukkan kuvet1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
3. Mengganti kuvet2 (larutan sampel1) ,tekan F7 (sampel).
4. Mengulangi langkah ke 2 dan ke 3 untuk keseluruhan sampel
5. Menekan F6 (done)
6. Menekan F3 (file/print) untuk mencetak data.
5. DATA PENGAMATAN
a. Penentuan panjang gelombang maksimum
No Panjang gelombang Absorbansi
1 450 0,0046
2 460 0,0072
3 470 0,0112
4 480 0,0168
5 490 0,0240
6 500 0,0330
7 510 0,0435
8 520 0,0552
9 530 0,0673
10 540 0,0793
11 550 0,0905
12 560 0,1001
13 570 0,1079
14 580 0,1137
15 590 0,1172
16 600 0,1188
17 610 0,1186
18 620 0,1163
19 630 0,1136
20 640 0,1094
21 650 0,1046
b. Standarisasi
No. Volume (mL) Panjang
Gelombang
(nm)
Absorbansi Konsentrasi
1 0 600 0,0085 0
2 2 600 0,0269 40
3 4 600 0,0518 80
4 6 600 0,0801 120
5 8 600 0,1052 160
6 10 600 0,1244 200
7 12 600 0,3596 240
c. Pengukuran Sampel
No. Sampel
Panjang
Gelombang
(nm)
Absorbansi Konsentrasi
1 Air Selokan
Graha Polsri
600 0,0874 118,4
2 Air kran 600 0,0979 128,9
3 Air Selokan KPA 600 0,1599 190,9
4 Aquadest 600 0,0673 98,3
5 Air Selokan
Masjid Polsri
600 0,1475 178,5
0 2 4 6 8 10 12 140
0.050.1
0.150.2
0.250.3
0.350.4
f(x) = 0.0232446428571429 x − 0.0313964285714286R² = 0.720472494480194
Kurva Kalibrasi Larutan Standar
Series 1Linear (Series 1)
Konsentrasi Cu (ppm)
Abso
rban
si
Menghitung Slope dan Intersept Kalibrasi Larutan Standar
Y = mx + c
Dimana:
Y = Absorbansi
X = Konsentrasi (ppm)
X Y X² Y²
0 0,0085 0 0
40 0,0269 1600 1,076
80 0,0518 6400 4,144
120 0,0801 14400 9,612
160 0,1052 25600 16,832
200 0,1244 40000 24,88
240 0,3596 57600 86,304
∑X = 840 ∑Y = 0,7565 ∑X² = 145600 ∑Y² = 142,846
Slope=n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )
n (∑ X2 )¿¿
¿7 (142,848 )−(840)(0,07565)
7 (145600 )−¿¿
¿ 999,936−635,461019200−705600
¿ 364,476313600
¿0,001❑
Intersept=(∑Y ) (∑ X2 )−(∑ X)(∑ XY )
n (∑ X2 )−¿¿
¿(0,7565 ) (145600 )−(840 )(142,848)
7 (145600 )−¿¿
¿ 110146,4−119992,321019200−705600
¿−9845,92313600
¿0,031❑
Y = mx + c
Y = 0,001 x – 0,031
0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.180
50
100
150
200
250
f(x) = 1000 x + 31R² = 1
Kurva Konsentrasi Sampel
KonsentrasiLinear (Konsentrasi)
Konsentrasi (ppm)
Abs
orba
nsi
Menghitung Slope dan Intersept Konsentrasi Sampel
Y = mx + c
Dimana:
Y = Absorbansi
X = Konsentrasi (ppm)
X Y X² XY
118,4 0,0874 14018,56 10,34816
128,9 0,0979 16615,21 12,61931
190,9 0,1599 36442,81 30,52491
98,3 0,0673 9962,89 6,61559
178,5 0,1475 31862,25 26,32875
∑X = 715 ∑Y = 0,56 ∑X² = 108601,7 ∑XY = 86,43672
Slope=n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )
n (∑ X2 )−¿¿
¿5 (86,43672)−(715)(0,56)
5 (108601,7 )−¿¿
¿ 432,1836−400,4543008,5−511225
¿ 31,783631783,5
¿0,001❑
Intersept=(∑Y ) (∑ X2 )−(∑ X)(∑ XY )
n (∑ X2 )−¿¿
¿(0,56 ) (108601,7 )−(715 )(86,43672)
5 (108601,7 )−¿¿
¿ 60816,952−61802,2548543008,5−511225
¿−958,302831783,5
¿0,0301❑
Y = mx + c
Y = 0,001 x – 0,0301
5. PERHITUNGAN1. Menghitung konsentrasi larutan induk CuSO4.5H2O
1 mL aquadest = 2 Mg Cu2+
KonsentrasiCu (ppm )=500mLx2mg /ml0,5 L
¿ 1000mg0,5L
¿2000mg /L❑
2. Membuat larutan standar dan menghitung konsentrasi masing-
masing larutan pada (0,2,4,6,8,10,12)Ml
a. Pada O mL
M Cu2+ = 0
b. Pada 2 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 2 = M2 . 100
M2 = 40 ppm
c. Pada 4 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 4 = M2 . 100
M2 = 80 ppm
d. Pada 6 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 6 = M2 . 100
M2 = 120 ppm
e. Pada 8 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 8 = M2 . 100
M2 = 160 ppm
f. Pada 10 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 100 = M2 . 100
M2 = 200 ppm
g. Pada 12 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 12 = M2 . 100
M2 = 240 ppm
3. Menghitung Konsentrasi Sampel
Y = 0,001 x – 0,031
Konsentrasi Sampel
a. Air Selokan Graha Polsri
Y = 0,001 x – 0,031
0,0874 = 0,001 x – 0,031
X = 118,4 ppm
b. Air Kran
Y = 0,001 x – 0,031
0,0979 = 0,001 x – 0,031
X = 128,9 ppm
c. Air Selokan KPA Polsri
Y = 0,001 x – 0,031
0,1599 = 0,001 x – 0,031
X = 190,9 ppm
d. Aquadest
Y = 0,001 x – 0,031
0,0673 = 0,001 x – 0,031
X = 98,3 ppm
e. Air Selokan Daerah Masjid Polsri
Y = 0,001 x – 0,031
0,1475 = 0,001 x – 0,031
X = 178,5 ppm
6. ANALISA PERCOBAANDari Percobaan yang telah dilakukan yaitu Percobaan Mengukur
Kadar/Konsentrasi Cu dalam Sampel dengan alat Spektrofotometri
UV/VIS dapat dianalisis bahwa spektrofotometri adalah alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca
atau kaca yang dikenal dengan kuvet. Bagian komponen-komponen
dari spektrofotometer UV/VIS yaitu:
1. Sumber Cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber
cahaya pada spektrofotometer UV/VIS ada dua, yaitu: Lampu
Tungsten (Wolfram) dan Lampu Deuterium.
2. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mengubah sinar polikromatis
menjadi sinar monokromatis. Bagian-bagian monokromator, yaitu:
prisma, grating (kisi difraksi), celah optis, dan filter.
3. Kuvet
Kuvet berfungsi untuk menempatkan larutan kuvet diisi
dengan larutan maupun sampel sampai batas miniskus sehingga
berkas cahaya lewat mengenai larutan.
4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mendeteksi dan mengubah energy
sinyal menjadi energy listrik, atau detector lebih dikenal dengan
prossesor. Macam-macam detector, yaitu: Detektor foto (Photo
detector), photocell misalnya Cds, Phototube, dan Detektor Panas.
5. Amplifier
Alat penguat arus, sinyal listrik yang dihasilkan pada detector
sangat lemah sehingga adanya amplifier sinyal listirk dapat diukur.
6. Recorder
Alat pencatat sinyal listrik yang dapat diukur pada jarum
penunjuk skala.
Pada pengukuran nilai absorbansi yang terbaca, absorbansi
adalah rasio logaritmik dari radiasi yang dipaparkan ke suatu bahan
terhadap radiasi yang di transmisikan menembus bahan. Absorbansi
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan/sampel. Semakin tinggi
nilai absorbansi maka semakin tinggi konsentrasi suatu
cuplikan/sampel. Dengan didapatkannya suatu nilai absorbansi yang
terbaca pada recorder, maka dapat dihitung konsentrasi larutan,
dalam percobaan ini konsentrasi Cu yang didapatkan pada sampel,
dengan sampelnya yaitu:
1. Air Selokan di Graha Polsri : 118,4 ppm
2. Air Krann : 128,9 ppm
3. Air Selokan di KPA Polsri : 190,9 ppm
4. Aquadest : 98,3 ppm
5. Air Selokan di Majid Polsri : 178,5 ppm
Jadi didapatkan konsentrasi dengam rang 80-200ppm artinya
pada larutan standar 1 Liter contoh air sampel yang digunakan
mengandung 4-10 mL Cu dalam 1 Liter.
7. KESIMPULAN
Dari percobaab yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
Prinsip kerja dari spektrofotometri UV/VIS yaitu sinar dating
sinar diserap (monokromotor) sel sampel detector
read out (pembaca).
Persamaan kurva kalibrasi yang didapatkan yaitu
Y = 0,001 x – 0,031
Dengan menggunakan metode kurva kalibrasi, pada pengukuran Cu
dalam sampel jenis air yang terdapat di Lingkungan Polsri,
konsentrasinya sebesar 4 ml – 10 ml Cu dalam 1 Liter sampel.
8. DAFTAR PUSTAKA Jobsheet. 2014. “Kimia Analitik Instrument”. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang.
Andriyanto507.blogspot.com/2013.12/makalah-spektrofotometri-
uv-visoinfra.html
SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS - 2
1. TUJUAN PERCOBAANSetelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menggunakan alat sektrometer sinar tampak (VIS) dan ultraviolet
b. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri.
2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan:
1. Spektrofotometer Agilent
2. Kuvet / sel
3. Labu takar 250 mL
4. Labu takar 100 mL
5. Labu takar 50 mL
6. Gelas kimia 100 mL
7. Pipet ukur 10 mL
8. Batang pengaduk dan spatula
9. Corong gelas
10.Pipet tetes
11.Bola hisap
12.Botol semprot
Bahan yang digunakan:
1. CuSO4.5H2O
2. H2SO4 pekat
3. NH3 pekat
3. TEORI SINGKATCahaya yang dapat dilihat oleh manusia cahaya terlihat/tampak.
Biasanya cahaya yang terlihat merupakan campuran dari cahaya yang
mempunyai berbagai panjang gelombang, mulai dari 400 nm hingga
700 nm, seperti pelangi dilangit.
Hubungan antara warna sinar tampak dengan panjang
gelombang terlihat seperti tabel di bawah. Dalam tabel berikut ini
tercantum warna dan warna komplementernya merupakan pasangan
dari setiap dua warna dari spektrum yang menghasilkan warna putih
jika dicampurkan.
Tabel 1. Warna dan warna komplementer
Panjang gelombang
(nm) WarnaWarna
komplementer400 – 435
435 – 480
480 – 490
490 – 500
500 – 560
560 – 580
595 – 610
610 – 680
680 – 700
Ungu
Biru
Biru kehijauan
Hijau kebiruan
Hijau
Hijau kekuningan
Jingga
Merah
Ungu kemerahan
Hijau kekuningan
Kuning
Jingga
Merah
Ungu kemerahan
Ungu
Biru kehijauan
Hijau kebiruan
hijau
Bila seberkas sinar radiasidengan intensitas I0 dilewatkan melalui
medium yang panjang b dan mengandung molekul pada tingkat energi
elektronik dasar dengan konsentrasi C, maka radiasi akan diserap
sebagian dan intensitas radiasi akan berkurang menjadi I, sehingga
persaman:
I=I0. Exp (- kbc) ………..………………………………… (1)
Atau
Log I0/I=a.b.c atau A=a.b.c ……………………………………….... (2)
Dengan,
a= =Koefesienterapan(serapanmolar)
A= log I0/I= absorben
K= ketetapan perbandingan
I0/I= Transmitansi(T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yamg digunakan
sebagai dasar analisa kuantitatif dalam spektrofotometri sinar tampak.
Dari persamaan tersebut diatas menunjukan bahwa absorbansi
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Besarnya konsentrasi ini
sebanding dengan konsentrasi larutan sehingga dengan meletakkan
besarnya absorbansi sebagai titik ordinat dengan konsentrasi larutan
standar sebagai absis akan diperoleh kurva garis lurus. Kurva ini disebut
sebagai kurva kalibrasi (kurva standar). Dengan memasukkan absorbansi
larutan cuplikan pada kurva kalibrasi tersebut, maka dapat ditentukan
konsentrasi larutan didalam cuplikan .
Pada analisis kuantitatif, ada tiga metode yang sesuai dan secara
umum sering digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan ,
seperti diuraikan dibawah ini:
5. Metode relatif, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitan
dari larutan blanko, larutan standar dan larutan cuplikan.
Ab−AoAs−Ao
=CbCsatauCs=Cb As−Ao
Ab−Ao
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
A0 = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi larutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan
6. Metode kurva kalibrasi, yaitu dengan membuat kurva antara
konsentrasi larutan standar terhadap absorbansi, dengan kurva
tersebut berupa garis lurus, kemudian dengan cara mengintepolasikan
dari larutan cuplikan kedalam kurva standar tersebut di atas, akan
diperoleh konsentrasi larutan cuplikan.
Abs (absorbansi cuplikan)
Cs (Konsentrasi cuplikan)
7. Metode penamahan standar
Untuk kondisi tertentu, metode kalibrasi kurang baik, karena
adanya matrik yang mengganggu pengukuran absorbsi atau
transmitannya. Pada metode kurva penambahan standar ini dibuat
sedretan larutan cuplikan dengan konsentrasi yang sama. Masing-
masing larutan ditambah dengan larutan standar dari unsur yang
dilakukan analisis dengan konsentrasi mulai dari 0 sampai konsentrasi
tertentu. Absorbansi masing-masing larutan diukur dan dibuat kurva
absorbansi terhadap konsentrasi unsur standar yang ditambahkan.
Dari ekstrapolasi kurva ke sumbu konsentrasi akan diperoleh
intersep pada sumbu dari konsentrasi unsur didalam cuplikan yang
diukur.
Selain dengan cara ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam
cuplikan dapat dihitung dengan persamaan:
Cs=X AoAadd−Ao
Dengan,
Cs= konsentrasi unsur dalam cuplikan
Ao= absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar
Aadd= absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan
standar
X= konsentrasi unsur standar yang ditambahkan
TEORI TAMBAHAN
1. Spektrofotometri UV-VIS Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber
UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik
untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi
ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV /
Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat
ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan
dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan
kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul
mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi
spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke
eksited state.
Spektofotometer UV-VIS
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Interaksi antara energi cahaya dan molekul dapat digambarkan sebagai
berikut :
E = hv
Dimana , E = energy (joule/second)
h = tetapan plank
v = frekuensi foton
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional/gugus
kromofor (gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron
valensi dengan tingkat eksitasi yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis
electron yaitu : sigma, phi dan non bonding electron. Kromofor-kromofor
organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap
sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat
berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus
fungsional yang mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan
amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang
yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan peningkatan intensitas
(hyperkromik).
2. Bagian-Bagian Spektrofotometri UV-VIS
Spektroskofotometer UV-VIS memiliki instrumentasi yang terdiri dari lima
komponen utama, yaitu ;
1. Sumber radiasi
sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah
tampak dari spectrum itu maupun daerah ultraviolet
dekat dan inframerah dekat adalah sebuah lampu
pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram. Pada
kondisi operasi biasa, Lampu Wolfram
keluaran lampu wolfram ini memadai dari sekitar 235 atau 350 nm ke sekitar
3 µm. energi yang dipancarkan olah kawat yang dipanaskan itu beraneka
ragam menurut panjang gelombangnya. Panas dari lampu wolfram dapat
merepotkan, seringkali rumah lampu itu diselubungi air atau didinginkan
dengan suatu penghembus angin untuk mencegah agar sampel ataupun
komponen lain dari instrument itu menjadi hangat.
2. Wadah sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam
berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy
cahaya dalam daerah spektral yang diminati, jadi sel kaca melayani
daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah
ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang
digunakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung
semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda
pada salah satu sisi tabung dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap kali
ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar.
Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus
larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya
sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari
pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa
posisi tabung dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.
3. Monokromator
Monokromator ini adalah piranti optis untuk memencilkan suatu berkas
radiasi dari sumber berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian
spectral yang tinggi dengan panjang gelombang yang diinginkan. Radiasi dari
sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian disejajarkan oleh sebuah
lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsur pendispersi,
yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma atau
kisi itu secara mekanis, aneka porsi spectrum yang dihasilkan oleh unsur
disperse dipusatkan pada celah keluar, dari situ, lewat jalan optis lebih jauh,
porsi-porsi itu menjumpai sampel.
Proses Dispersi
4. Detektor
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai
panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang
telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan
yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik
menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda
menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah
detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan
langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan
bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas
pada waktu itu. Tetapi berbeda dengan senyawa-senyawa akan menyerap
dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.
Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan
air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, sebaiknya menggunakan panjang gelombang
yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari
pelarut.
5. Rekorder
Dan di dalam rekorder signal tersebut direkam sebagai spektrum yang
berbentuk puncak-puncak. Spektrum absorpsi merupakan plot antara
absorbans sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai absis.
3. Prinsip Kerja Pada Spektrofometer UV-Vis
Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga
yang mempengaruhi substansi senyawa kimia sehingga menimbulkan
cahaya.Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar dan
menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang
keduanya saling tagak lurus. Tenaga foton bila mempengaruhi senyawa
kimia, maka akan menimbulkan tanggapan (respon), sedangkan respon yang
timbul untuk senyawa organik ini hanya respon fisika atau Physical event.
Tetapi bila sampai menguraikan senyawa kimia maka dapat terjadi peruraian
senyawa tersebut menjadi molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi
radikal yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical event.
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel
yang akan diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis
unsur berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam
bentuk larutan, misalnya destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 +
HClO4) pada suhu tinggi. Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi
tahap berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur satu
dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi dithizon pada pH tertentu.
Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat dan natriun fosfit, pH
disesuaikan dengan penambahan amonium hidroksida kemudian ditambah
KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon.
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
diteruskan menuju monokromator, Cahaya dari monokromator diarahkan
terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi, Detektor menerima
cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal listrik
dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, perhitungan
dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
4. LANGKAH KERJAa. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1. Melarutkan 3,927 gram CuSO4. 5H2O dalam labu takar 500 ml,
menambahkan 5 ml H2SO4 pekat diencerkan sampai tanda
batas dengan menambahkan air aquadest 1ml=2 mg Cu2+.
2. Memindahkan larutan diatas sejumlah masing-masing
0,5,10,15,20,25,30,35 ml ke dalam masing-masing labu dengan
5 ml NH3 pekat dan diencerkan dengan air aquadest sampai
tanda batas.
3. Menghitung konsentrasi dari tiap-tiap larutan diatas .
b. Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks)
a. Menghidupkan alat spektrofotometer uv/vis
b. Menekan F1 (Taks) pilih single WL (λ tunggal) menekan enter.
c. Memasukkan λ minimum (450 nm), menekan F6 (done).
d. Memasukkan kuvet 1 (larutan blanko) pada tempat kuvet pada
alat spektrofotometer, menekan F8 (blank).
e. Mengganti kuvet 1 dengan kuvet 2 (larutan standar ,misal cs=
100 ppm), menekan F7 (sampel). Mencatat absorbansi pada
450 nm.
f. Menekan F2 (setting), pilih 1 wavelength , menekan enter.
g. Memasukkan λ berikutnya (misalnya 460 nm, dengan interval
10nm), tekan F6 (done).
h. Mengulangi langkah ke 4 hingga langkah ke 7 hingga λ=
750nm.
c. Menggambar grafik kurva maksimum
1. Menekan F2 (setting), pilih 2 graphic, menekan enter.
2. Memasukkan x range dari 450 – 750nm.
3. Memasukkan y range dari data pengukuran absorbansi pada 450 –
750 nm.
4. Menekan F6 (done)
5. Menekan F6 (Graphic).
6. Menekan F3 (file/print) untuk mencetak data.
d. Pembuatan Kurva kalibrasi larutan standar
1. Menekan F1 (Task) pilih quantification, menekan enter.
2. Memasukkan λ maks, menekan F6 (done).
3. Memasukkan kuvet1 (larutan blanko) menekan F8 (blank).
4. Mengganti kuvet2 (larutan standar1 ),menekan F7 (standar).
5. Mengulangi langkah ke 3 dan ke 4 hingga seluruh larutan standar
telah di ukur.
6. Menekan enter masukkan nama standar , konsentrasi dan analit.
(gunakan tombol dan untuk berganti subjek).
7. Menekan F6 (done) apabila telah selesai .Grafik akan tampil di
layar monitor bersama dengan persamaan garis .
e. Menganalisa sampel
1. Menekan F4 (sampel)
2. Memasukkan kuvet1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
3. Mengganti kuvet2 (larutan sampel1) ,tekan F7 (sampel).
4. Mengulangi langkah ke 2 dan ke 3 untuk keseluruhan sampel
5. Menekan F6 (done)
6. Menekan F3 (file/print) untuk mencetak data.
5. DATA PENGAMATAN
a. Penentuan panjang gelombang maksimum
No Panjang gelombang Absorbansi
1 450 0,0343
2 460 0,0400
3 470 0,0467
4 480 0,0559
5 490 0,0661
6 500 0,0793
7 510 0,0945
8 520 0,1107
9 530 0,1276
10 540 0,1438
11 550 0,1591
12 560 0,1726
13 570 0,1828
14 580 0,1898
15 590 0,1951
16 600 0,1976
17 610 0,1973
18 620 0,1971
19 630 0,1904
20 640 0,1843
21 650 0,1770
b. Standarisasi
No. Volume (mL) Panjang
Gelombang
(nm)
Absorbansi Konsentrasi
1 0 600 0,0343 0
2 2 600 0,0701 40
3 4 600 0,0991 80
4 6 600 0,1323 120
5 8 600 0,1677 160
6 10 600 0,1991 200
7 12 600 0,2334 240
c. Pengukuran Sampel
No. Sampel
Panjang
Gelombang
(nm)
Absorbansi Konsentrasi
1 Air Sungai Musi 600 0,0917 3,6
2 Air VIT 600 0,0184 -0,97
3 Coca-cola 600 0,3950 22,56
4 Pocari Sweat 600 0,0896 3,47
5 Air Alfa One 600 0,0164 -1,1
0 2 4 6 8 10 12 140
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
f(x) = 0.0164982142857143 x + 0.034725R² = 0.999597077193016
Kurva Kalibrasi Larutan Standar
Series 1Linear (Series 1)
Konsentrasi
abso
rban
si
Menghitung Slope dan Intersept
Y = mx + c
Dimana:
Y = Absorbansi
X = Konsentrasi (ppm)
X Y X² XY
0 0,0343 0 0
2 0,0701 4 0,1402
4 0,0991 16 0,3964
6 0,1323 36 0,7938
8 0,1677 64 1,3416
10 0,1991 100 1,991
12 0,2334 144 2,8008
∑X = 42 ∑Y = 0,936 ∑X² = 364 ∑XY = 7,4638
Slope=n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )
n (∑ X2 )¿¿
¿7 (7,4638 )−(42)(0,936)
7 (364 )−¿¿
¿ 52,2466−39,3122548−1764
¿ 12,9346784
¿0,016❑
Intersept=(∑Y ) (∑ X2 )−(∑ X)(∑ XY )
n (∑ X2 )−¿¿
¿(0,936 ) (364 )− (42 )(7,4638)
7 (364 )−¿¿
¿ 340,704−313,47962548−1764
¿ 27,2244784
¿0,034❑
Y = mx + c
Y = 0,016 x + 0,034
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45-5
0
5
10
15
20
25
f(x) = 62.4913885748262 x − 2.12569751161526R² = 0.999999810761563
Kurva Konsentrasi Sampel
Series2Linear (Series2)
Absorbansi
Kon
sent
rasi
(ppm
)
Menghitung Slope dan Intersept pada Konsentrasi Sampel
Y = mx + c
Dimana:
Y = Absorbansi
X = Konsentrasi (ppm)
X Y X² XY
3,6 0,0917 12,96 0,33012
-0,97 0,0184 0,9409 -0,01785
22,56 0,3950 508,9536 8,9112
3,47 0,0896 12,0409 0,310912
-1,1 0,0164 1,21 -0,01804
∑X = 27,56 ∑Y = 0,6111 ∑X² = 536,1054 ∑XY = 9,516344
Slope=n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )
n (∑ X2 )¿¿
¿5 (9,516344 )−(27,56)(0,6111)
5 (536,1054 )−¿¿
¿ 47,58172−16,8419162680,527−759,5536
¿ 30,7398041920,9734
¿0,016❑
Intersept=(∑Y ) (∑ X2 )−(∑ X)(∑ XY )
n (∑ X2 )−¿¿
¿(0,6111 ) (536,1054 )−(27,56 )(9,516344)
5 (536,1054 )−¿¿
¿ 327,6140099−262,270442680,527−759,5536
¿ 65,343561920,9734
¿0,034❑
Y = mx + c
Y = 0,016 x + 0,034
6. PERHITUNGAN1. Menghitung konsentrasi larutan induk CuSO4.5H2O
1 mL aquadest = 2 Mg Cu2+
KonsentrasiCu (ppm )=500mLx2mg /ml0,5 L
¿ 1000mg0,5L
¿2000mg /L❑
2. Membuat larutan standar dan menghitung konsentrasi masing-
masing larutan pada (0,2,4,6,8,10,12)ml
a. Pada O mL
M Cu2+ = 0
b. Pada 2 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 2 = M2 . 100
M2 = 40 ppm
c. Pada 4 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 4 = M2 . 100
M2 = 80 ppm
d. Pada 6 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 6 = M2 . 100
M2 = 120 ppm
e. Pada 8 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 8 = M2 . 100
M2 = 160 ppm
f. Pada 10 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 100 = M2 . 100
M2 = 200 ppm
g. Pada 12 mL
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 12 = M2 . 100
M2 = 240 ppm
3. Menghitung Konsentrasi Sampel
Y = 0,001 x – 0,031
Konsentrasi Sampel
a. Air Sungai Musi
Y = 0,016 x + 0,034
0,0917 = 0,016 x + 0,034
X = 3,6 ppm
b. Air VIT
Y = 0,016 x + 0,034
0,0184 = 0,016 x + 0,034
X = - 0,97 ppm
c. Coca-cola
Y = 0,016 x + 0,034
0,3950 = 0,016 x + 0,034
X = 22,56 ppm
d. Pocari Sweat
Y = 0,016 x + 0,034
0,0896 = 0,016 x + 0,034
X = 3,47 ppm
e. Air Alfa One
Y = 0,016 x + 0,034
0,0164 = 0,016 x + 0,034
X = - 1,1 ppm
7. ANALISA PERCOBAANDari Percobaan yang telah dilakukan yaitu Percobaan Mengukur
Kadar/Konsentrasi Cu dalam Sampel dengan alat Spektrofotometri
UV/VIS -2 dapat dianalisis bahwa prinsip kerja Spektofotometri
UV/VIS yaitu apabila cahaya monokromatik melalui suatu system
media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut dakan diserap,
sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan. Bagian
komponen-komponen dari spektrofotometer UV/VIS yaitu: Sumber
Cahaya, monokromator, kuvet, detector, amplifier, dan recorder.
Dengan didapatkannya suatu nilai absorbansi yang terbaca
pada recorder, maka dapat dihitung konsentrasi larutan, dalam
percobaan ini konsentrasi Cu yang didapatkan pada sampel, dengan
sampelnya yaitu:
1. Air Sungai Musi : 3,6 ppm
2. Air VIT : -0,97 ppm
3. Coca-cola : 22,56 ppm
4. Pocari Sweat : 3,47 ppm
5. Air Alfa One : -1,1 ppm
Jadi didapatkan konsentrasi dengam range 1-25ppm artinya
pada larutan standar 1 Liter contoh air sampel yang digunakan
mengandung 1-2 mL Cu dalam 1 Liter.
9. KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
Prinsip kerja dari spektrofotometri UV/VIS yaitu sinar dating
sinar diserap (monokromotor) sel sampel detector
read out (pembaca).
Persamaan kurva kalibrasi yang didapatkan yaitu
Y = 0,016 x + 0,034
Dengan menggunakan metode kurva kalibrasi, pada pengukuran Cu
dalam sampel jenis air yang didapat konsentrasinya sebesar 1ml-2ml
Cu dalam 1 Liter sampel.
10. DAFTAR PUSTAKA Jobsheet. 2014. “Kimia Analitik Instrument”. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang.