tonsilitis

54
SMF ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

Upload: eric-gibson

Post on 15-Apr-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

afafawfsaaa

TRANSCRIPT

SMF ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKRSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK

2016

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. Caparas.M.B, Lim.M.G. Basic Otolaryngology. Publication of comittee of the college of Medicine: University of the Philippines. 1998.

Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tuba Eustachius

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004

Sumber : Robertson, J.S. 2004

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus).

Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilarRobertson, J.S. 2004

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004

Arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) dengan cabangnya arteri tonsilaris dan arteri palatina asenden

Arteri maksilaris interna dengan cabangnya arteri palatina desenden

Arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal

Arteri faringeal asenden.Sumber : Robertson, 2004

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit.

Limfosit B membentuk kira-kira 50-60% dari limfosit tonsilar. Sedangkan limfosit T pada tonsil adalah 40% dan 3% lagi adalah sel plasma yang matang. Limfosit B berproliferasi di pusat germinal.

Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar.

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004

Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.

Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu Menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif

Sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004

Tonsilitis adalah peradangan tonsil yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak.

Rusmajono dan Efiaty membagi tonsillitis dalam 3 bagian, yaitu : Tonsillitis akut Tonsilitis membranasea Tonsillitis kronik

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :1,2

Streptokokus beta hemolitikus Streptokokus viridans Streptokokus piogenes Virus influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut folikel.

Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan tonsil. Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang yang disebut kripta.

Saat folikel mengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning.

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas.

Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu (pseudomembran) yang menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa banding dengan angina Plaut Vincent, angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet fever

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

Anamnesis Nyeri di tenggorok Rasa nyeri saat menelan. Nyeri hebat ini dapat menyebar sebagai referred pain ke

sendi-sendi dan telinga Demam Nyeri kepala Malaise Suara seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan

panas (plummy voice) Mulut berbau Ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang

hebat (ptialismus)Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Pemeriksaan Fisik Tonsil yang membesar Hiperemis Terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik

berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga

tampak udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus

mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

T1 : Batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula

T2 : Batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ jarak pilar anterioruvula

T3 : Batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterioruvula

T4 : Batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula atau lebih.

Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Sumber : Brodsky, 2004

Kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat keganasan yang rendah, seperti Streptococcus haemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau Pneumokokus

Darah rutin Peningkatan leukosit

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Komplikasi sekitar tonsil Abses Peritonsilar Abses Parafaringeal Abses retrofaring

Komplikasi ke organ jauh Demam rematik dan penyakit jantung rematik Glomerulonefritis Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Medikamentosa : Analgesik Antibiotik

Tonsilektomi

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Indikasi tonsilektomi menurut American Academy of Otolaryngology – Head and Neck Surgery Clinical Indicators Compendium Indikasi Absolut

Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner

Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase

Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan

patologi anatomi

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Indikasi Relatif Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan

terapi antibiotik adekuat Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan

pemberian terapi medis Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang

tidak membaik dengan pemberian antibiotik β-laktamase resisten

Hipertrofi tonsil unilateral yang dicurigai merupakan suatu keganasan

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Tonsilitis akut biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristirahat dan pengobatan suportif. Menangani gejala – gejala yang timbul dapat membuat penderita tonsilitis lebih nyaman.

Namun untuk tonsillitis yang sudah berulang sebaiknya dilakukan tonsilektomi.

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Definisi Abses peritonsil merupakan kumpulan pus yang

terlokalisir pada jaringan peritonsillar yang terbentuk sebagai hasil dari supuratif tonsillitis

Etiologi Abses peritonsil terjadi sebagai akibat komplikasi

tonsilitis akut. Biasanya kuman penyebabnya sama dengan kuman

penyebab tonsilitis. Biasanya unilateral dan lebih sering pada anak anak

yang lebih tua dan dewasa muda

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. .

Tonsillitis eksudatif menjadi peritonsillitis dan kemudian terjadi pembentukan abses

Daerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar, infiltrasi supurasi ke ruang potensial peritonsil tersering menempati daerah ini, sehingga tampak palatum mole membengkak

Pada stadium permulaan, (stadium infiltrat), selain pembengkakan tampak juga permukaan yang hiperemis.

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Bila proses berlanjut, daerah tersebut lebih lunak dan berwarna kekuning-kuningan. Tonsil terdorong ke tengah, depan, dan bawah, uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontra lateral

Bila proses terus berlanjut, peradangan jaringan di sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada m.pterigoid interna, sehingga timbul trismus. Abses dapat pecah spontan, sehingga dapat terjadi aspirasi ke paru

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Gejala dan tanda tonsilitis akut

Odinofagia yang hebat Nyeri telinga Mulut berbau Banyak ludah Suara sengau Sukar membuka mulut Pembesaran kelenjar

submandibula dengan nyeri tekan

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Sumber : Jackson, 2000

Hitung darah rutin Kultur bakteri diperlukan untuk identifikasi organisme

yang infeksius. Hasilnya dapat digunakan untuk pemilihan antibiotik yang tepat dan efektif, untuk mencegah timbulnya resistensi antibiotik

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Abses pecah spontan, mengakibatkan perdarahan aspirasi paru, atau piema.

Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses parafaring. Kemudian dapat terjadi penjalaran ke mediastinum menimbulkan mediastinitis.

Bila terjadi penjalaran ke daerah intracranial, dapat mengakibatkan meningitis, dan abses otak.

Robertson, J.S. 2004. Journal of Tonsilitis. Available at: http://www.emedicine.com. Diakses pada 16 Januari 2016Lee, K.J. MD. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia: WB Sunders Co. 2000..

Non-medikamentosa Kumur-kumur air hangat Kompres dingin

Medikamentosa Antibiotik Analgesik

Pembedahan Insisi abses Tonsilektomi

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Abses peritonsil mempunyai kecenderungan besar untuk kambuh bila tidak dilakukan tonsilektomi. Tonsilektomi merupakan indikasi absolut pada orang yang menderita abses peritonsilaris berulang atau abses yang meluas pada ruang jaringan sekitarnya

Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

Keterangan Umum Nama : An. M Usia : 13 tahun Alamat : Jl. Kom. Yos. Soedarso, Asrama Polisi, Jeruju Jenis Kelamin : Laki-laki Status Marital : Belum Menikah Pekerjaan : Pelajar Tanggal Pemeriksaan : 14 Januari 2016 Anamnesa : Autoanamnesis dan alloanamnesis

Keluhan utama Nyeri Tenggorokan

Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tenggorokan

hilang timbul sejak ± 3 hari SMRS, selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri saat menelan makanan, pilek disertai hidung tersumbat, dan nyeri pada kedua telinga tetapi tidak dikeluhkan adanya keluar cairan dari telinga. Demam (-), sakit kepala (-), batuk (-), sesak nafas (-), telinga berdengung (-).

Pasien mengaku cukup sering mengalami keluhan tersebut sebelumnya, tetapi tidak separah saat ini. Pasien mengaku sering mengalami hidung terasa gatal dan bersin dipagi hari serta saat terkena debu. Pasien juga mengaku sering mengkonsumsi es dan gorengan saat jajan disekolah. 

Menurut ayah pasien, anaknya memang sering mengalami keluhan tersebut sebelumnya, dan dalam waktu ± 3 tahun terakhir anaknya terdengar mengorok saat tidur, namun menurut ayah pasien sejauh ini tidak tampak tidur anaknya terganggu karena sesak dan mengaku tidak ada gangguan pada anaknya dalam sekolah dan kesehariannya.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien cukup sering mengalami keluhan ini

sebelumnya Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien diketahui memiliki riwayat asma  Riwayat Sosial Ekonomi

Menurut ayah pasien rumah sering dibersihkan dan tidak ada memelihara binatang peliharaan dirumah.

Pasien mengaku sering mengkonsumsi es dan gorengan saat jajan disekolah.

Keadaan UmumKesadaran : Compos Mentis (GCS15)

Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 82 x/menit Respirasi : 22 x/menit Suhu : 36,8 oC

Kepala : (I) Bentuk simetris, jejas pada wajah (-), benjolan (-) (P) Teraba pulsasi a. temporalis, nyeri tekan wajah (-)

Leher : (I) Bentuk simetris, jejas (-), benjolan (-) (P) Pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-), (A) Stridor (-)

Thorax : (I) Bentuk simetris, jejas (-), retraksi (-), ictus tidak terliat (P) Nyeri tekan (-) teraba ictus cordis ICS IV midclavicula (P) Sonor pada kedua hemithorax (A) Suara napas normal, rhonki (-) wheezing (-) S1/S2 +/+

Abdomen : (I) Bentuk simetris, jejas (-), kelainan pigmentasi (-)

(A) Bising usus dalam frekuensi normal (8 kali per menit)

(P) Nyeri tekan (-) (P) Timpani pada seluruh kuadran abdomen

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, ruam (-), jejas (-)

Neurologis : (N.V) : m. masseter dan temporalis baik, sensorik wajah

V1/V2/V3 baik (N. VII) : Wajah simetris, ekspresi wajah termasuk

mengangkat alis, menutup mata baik (N. IX, X, XII) : Lidah dan uvula di tengah pada cavum oris,

deviasi (- ) gerakan lidah dan uvula baik, deviasi saat gerakan (-)

Berat Badan : 45 kg

Bagian Kelainan Auris

Dextra Sinistra

Prearikula Kelainan kongenital Radang dan tumor Trauma

- - -

- - -

Aurikula Kelainan kongenital Radang dan tumor Trauma

- - -

- - -

Retroaurikula

Edema Hiperemis Nyeri tekan Sikatriks Fistula Fluktuasi

- - - - - -

- - - - - -

Canalis Acustikus Externa

Kelainan Kongenital Kulit Sekret Serumen Edema Jaringan granulasi Massa Kolesteatoma

- Normal, tenang

- + - - - -

- Normal, tenang

- + - - - -

Membrana Timpani

Warna Intak Cahaya

Jernih, transparan + +

Jernih, transparan (+) - +

Pemeriksaan Auris

Dekstra Sinistra

Tes Bisik/Suara Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Rinne (+) AC > BC (+) AC > BC

Tes Webber Tidak ada lateralisasi

Kesan : Fungsi pendengaran dalam batas normal

Pemeriksaan Auris

Dekstra Dekstra Keadaan Luar Bentuk dan Ukuran Simetris, normal Simetris, normal

Rhinoskopi anterior

Mukosa Sekret Krusta Concha inferior Septum Polip/tumor Pasase udara

Hiperemis Mukopurulen (+)

- Hiperemis (+), hipertrofi (+) Deviasi (-)

- Terhambat

Hiperemis Mukopurulen (+)

- hiperemis (+), hipertrofi (+) Deviasi (-)

- Terhambat

-

Rhinoskopi Posterior : Tidak diperiksa

Bagian Kelainan Keterangan

Mulut

Mukosa mulut Lidah Palatum molle Gigi geligi Uvula Halitosis

Licin, tenang, hipermis (-) Normal Normal

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Normal -

Tonsil

Mukosa Besar Kripta Detritus Perlengketan

Hiperemis T4/T4

+ +

-

Faring Mukosa Granulasi Post nasal drip

Hiperemis - -

Laring : Tidak diperiksa

Bentuk : SimestrisParase N. Kranialis : -

Anamnesa Seorang anak laki-laki 13 tahun, datang ke poliklinik

THT RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dengan nyeri tenggorokan sejak ± 3 hari yang lalu. Keluhan disertai odinofagia (+), pilek (+), dan otalgia (+). Febris (-), discharge telinga (-), headache (-).

Pasien cukup sering mengalami kejadian tersebut, alergi terhadap cuaca dingin dan debu serta suka mengkonsumi es dan gorengan. Selain itu pasien juga mengorok saat tidur.

Terdapat riwayat asma pada ibu pasien

Pemeriksaan fisik Status Generalis :

Kesadaran : Compos Mentis (GCS15) Tanda Vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 82 x/menit Respirasi : 22 x/menit Suhu : 36,8 oC

Status Lokalis : ADS : Fungsi ADS dalam batas normal,

serumen (+) CN : Mukosa hiperemis, sekret (+), hipertrofi

konka (+) NPOP : Mukosa hiperemis, tonsil T4/T4, kripta (+),

detritus (+) MF : Tidak ditemukan kelainan Leher : Tidak ditemukan kelainan

Tonsilitis kronik eksaserbasi akut Faringitis Ca tonsil

Diagnosis Kerja Tonsilitis Kronik eksaserbasi akut + Rhinitis Alergi + Otalgia

Usulan Pemeriksaan Kultur bakteri Tes Alergi Hitung eosinofil

Non-medikamentosa Tidak boleh mengkonsumsi es, gorengan, dan makanan yang

pedas Menjaga kebersihan mulut Mengobati saat batuk dan pilek

Medikamentosa Cetirizine tab 2 x 10 mg p.o Paracetamol tab 3 x 500 mg p.o Amoxicillin tab 3 x 500 mg p.o Metilprednisolon tab 2 x 16 mg p.o

Saran Tonsilektomi

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut pasien didiagnosa mengalami tonsillitis kronik eksaserbasi akut disertai rhinitis alergi dan otalgia.

Adapun diagnosis banding pada pasien ini adalah faringitis kronis dan ca tonsil.

Faringitis kronis dimana keluhannya hampir sama dengan pasien tonsillitis, tetapi pada faringitis tidak didapatkan adanya pembesaran tonsil.

Ca tonsil biasanya dimulai dengan pembesaran KGB regional, pembesaran tonsil asimetri, dan didapatkan gejala sistemik seperti demam, keringat malam hari, penurunan berat badan selain itu bisa disertai dengan gangguan fungsi hati dan gajala lain jika sudah bermetastasis.

Adapun untuk penatalaksanaan dilakukan pemberian saran dan pengobatan. Untuk pengobatan diberikan Cetirizine 2 x 10 mg Paracetamol 3 x 500 mg Amoxicillin 3 x 500 mg Metilprednisolon 2 x 16 mg

Pada pasien ini juga disarankan untuk dilakukan tonsilektomi, karena sudah didapatkan adanya OSAS berupa mengorok saat tidur dan kejadian yang berulang, serta gangguan dalam makan

Seorang anak laki-laki, usia 13 tahun dibawa oleh ayahnya ke poli THT-KL RS Sultan Syarif Muhamad Alkadrie dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak ± 3 hari yang lalu. Didiagnosis tonsillitis kronik eksaserbasi akut disertai rhinitis alergi dan otalgia

Pasien diberikan terapi non-medikamentosa berupa saran untuk menjaga kebersihan mulut dan menghindari faktor resiko, serta terapi medikamentosa berupa antibiotic, analgesik, kortikosteroid dan antihistamin serta disarankan untuk dilakukan tindakan tonsilektomi