teori belajar humanistik
DESCRIPTION
teori belajarTRANSCRIPT
TEORI HUMANISTIK (ABRAHAM MASLOW)Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Belajar yang diampu oleh:
Mariyah Kibtiyah, M.Si
Agus Subekti 1101120636
Azhari Norrahman 1101120640
Budiyanto 1101120641
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PALANGKA RAYA
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
TAHUN 2013/2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya kepada
kita semua, sehingga kita masih bias melaksanakan segala yang diperintahkan-nya
dan menjauhi segala larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi
besar MUHAMMAD SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada orang tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semagat, dan dukungan
yang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Mariyah Kibtiyah, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah belajar dan
pembelajaran, dan semua teman teman yang telah memberikan motifasi dan
dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalampenulisan ini. Sehingga
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa
STAIN Palangka Raya pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Palangka Raya, Maret 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Pengertian teori humanistic dan tokohnya............................................ 3
B. Teori humanistic maslow...................................................................... 5
C. Implikasi terhadap proses pembelajaran............................................... 8
D. Kelebihan dan kekurangan teori humanistic......................................... 10
BAB III
PENUTUP........................................................................................................ 11
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan
terhadap pendekatan psikoanalisa dan behabvioristik. Sebagai sebuah aliran dalam
psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya
masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yag relevan dengan bidang
pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi
diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia.
Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya
dalam dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanisme menyatakan bahwa
bagian terpenting dalam proses pembelajaran adalah unsure manusianya. Humanisme
lebih melihat sisi perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus pada
“ketidaknormala”atau “sakit”.manusia akan mempunyai kemampuan positif untuk
menyembuhkan diri dari “sakit” tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin
dikembangka oleh teori humanism
Teori belajar humanisme bertujuan bahwa belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memhami
lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya bukan dati sudut pandang pengamatnya. Teori belajar
ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian
dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori humanisme lebih
mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini
lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk membentuk
manusia yang dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling
ideal.
Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanisme juga
perlu untuk dipahami. Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan
ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
teori humanisme sifatnya lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian, dan psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori
humanisme sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu
sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan
untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
pemahaman tentang prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini
dikaji oleh teori-teori belajar lainnya
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian teori humanistik dan bagaimana biografi dari Abraham
maslow?
2. Bagaimana teori humanistic yang dikemukakan Abraham maslow?
3. Bagaimana implikasi teori humanistic terhadap penerapannya dalam belaja?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistic?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian teori humanistik dan bagaimana biografi dari
Abraham maslow.
2. Agar mengetahui bagaimana teori humanistic yang dikemukakan Abraham
maslow.
3. Agar mengetahui bagaimana implikasi teori humanistic terhadap
penerapannya dalam belajar.
4. Agar mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistic.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanistik dan Tokohnya
Teori Humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang
menantang teori-teori psikoanalisis dan behaviouristik. Serangan humanistic terhadap
dua teori ini, adalah bahwa keduanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai
kemanusian). Teori Freud dikritik karena memandang tingkah laku manusia
didominasi dan ditentukan oleh dorongan yang bersifat primitive, dan animalistic
(hewani). Sementara behaviouristik dikritik karena teori ini terlalu asyik dengan
penelitiannya terhadap binatang, dan menganalisis kepribadian secara pregmentaris.
Kedua teori ini dikritik karena memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak
berdaya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan
untuk mengarahkan diri.
Teori humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam
psikologi, dan merupakan kekuatan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini
dominan. Kekuataan ketiga ini disebut humanistic, karena memiliki minat yang
eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai
“Orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik khususnya terkait
dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya.1
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana
manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada
prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam
mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka.
Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
1 Syamsu Yusuf LN dan A Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, Bandung, PT Remja Rosdakarya, 2011, hal. 141
3
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka2
Diantara para ahli teori humanistic yang dipandang paling berpengaruh salah
satunya adalah Abaraham Maslow.
1. Abaraham Maslow
Abaraham Maslow dilahirkan pada tahun 1908 di Brooklyn, New York. Dia
anak sulung dari tujuh bersaudara. Pada waktu Maslow berusia 14 tahun, orang
tuanya berimigrasi dari Rusia menuju Amerika Serikat. Dalam perjalanan hidupnya,
maslpw berkembang dalam iklim keluarga yang kurang menyangkan. Dia merasa
tidak bahagia dan terisolasi, karena orang tuanya tidak memberikan kasih sayang,
ayahnya bersikap dingin dan tidak akrab, dan sering tidak ada dirumah dalam waktu
yang cukup lama. Ibunya seorang yang sangat percaya akan tahayul, yang sering
menghukum Maslow gaara-gara salah kecil saja. Dia membenci, menolak, dan lebih
mencintai saudaranya daripada mencintai Maslow.
Pada suatu hari, Maslow membawa dua anak kucing yang tersesat, ibunya
membunuh dua kucing tersebut, kemudian ibunya menampar dan membenturkan
kepala Maslow ke tembok. Perlakuan ibunya kepada Maslow memberikan dampak
yang serius bagi dirinya, tidak hanya dalam kehidupan emosionlnya, tetapi juga pada
pekerjaannya dalam psikologi.
Sejak kecil dan remaja, Maslow sudah senang membaca. Pagi-pagi dia pergi
ke pepustakaan yang dekat dari rumahnya untuk meminjam buku. Apabila berangkat
ke sekolah, dia pergi satu jam sebelum masuk kelas. Selama satu jam tersebut dia
pergunakan untuk membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan. Maslow
melanjutkan studi ke Universitas Cornel, kemudian ke Universitas Wisconsin
bersama sepupunya, Bertha dalam bidang psikologi. Pada usia 20 tahun dia menikah
dengan Bertha (berusia 19 tahun). Pernikahan ini membawa kebahagiaaan baginya,
karena dia merasa memilliki perasaan berharga dan bermakna dalam hidupnya, yang
sebelumnya tidak dimilikinya. 2 http://www.psikologi.or.id akses pada 17 maret 2014 pukul 20.06
4
Maslow menerima gelar Ph.D dari Universitas Wisconsin menjadi
postdoctoral fellowship yang berada fibawah tanggung jawab E.L Thorndike, di
Universitas Colombia. Kemudian dia mengajar di Brooklyn College sampai dengan
tahun 1951.
Selama mengajr di New York, dia berkesempatan bertemu dengan Erich
Fromm, Karen Horney, max Wertheimer, Alfred Adler, dan Ruth Benedict.
Kekagumannya kepada Benedict dan Wertheimer mendorong dia untuk meneliti
“self-actualization” dan merumuskan tteori kepribadiannya.
B. Toeri Humanistik Maslow
Teori humanisme Maslow menegaskan tentang adanya keseluruhan kapasitas
martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Pandangan
ini menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh
bukan sebagai komponen yang berbeda.3
Maslow menciptakan suatu teori baru yang menghindarkan kekurangan Freud
dan Watson. Manusia akan berkembang menjadi pribadi yang utuh kalau dia berhasil
mewujudkan bakatnya sebaik-baiknya. Freud berpendapat manusia yang sehat ialah
orang yang menyesuaikan dirinya dengan baik, tapi menurut Maslow bukan adaptasi
yang menyelamatkan orang melainkan realisasi potensi. Orang yang hanya mencapai
tingksat rata-rata yang sesuai dengan syarat-syarat lingkungan tidak akan menikmati
kepuasan orang berani yang sesudah setiap frustasi memberanikan diri mencari
tingkat yang tinggi.4
Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam
sebuah hiraki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu
kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan
ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia.
Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk
3 www.unair.ac.id akses pada 17-3-2014 pukul 20.174 M.A.W Brouwer dkk, Kepribadian dan Perubahannya. 1982, PT Gramedia, Jakarta. Hlm 47
5
memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku
dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Hirarki kebutuhan digambarkan dalam
bentuk piramida berikut:
Gambar 1.1
Hirarki Kebutuhan menurut Maslow
1. Psycological Needs (Kebutuhan Fisiologis)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, kebutuhan
untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan,
minuman, seks, istirahat, dan oksigen. Maslow mengemukakan bahwa manusia
adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf kepuasan yang secpurna.
Apabila hasrat itu telah terpuaskan, maka hasrat lain muncul sebagai penggantinya.
2. The Safety and Security Needs (Kebutuhan Rasa Aman)
6
SelfActualization
Aesthetic Needs
Cognitive Needs
Esteem Needs
Belongingness and Love Needs
Safety and Security Needs
Physiological Needs
Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, ini lapisan kedua kebutuhan yang
akan muncul. Seseorang akan menjadi semakin tertarik untuk menemukan situasi
yang aman, stabilitas, dan perlindungan.
Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak, remaja, maupun
dewasa. Pada anak, kebutuhan akan rasa aman ini nampak dengan jelas, sebab
mereka suka mereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya.
Agar kebutuhan anak akan rasa aman ini terpenuhi, maka perlu diciptakan iklim
kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi. Namun pemberian kebebasan
untuk berekspresi atau berperilaku itu perlu bimbingan dari orang tua, karena anak
belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara tepat dan benar.
3. The Love and Belonging Needs (Kebutuhan kasih sayang dan pengakuan)
Apabila kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi, maka individu
mengembangkan kebutuhan untuk diakui dan disayangi atau dicintai. Kebutuhan ini
dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan, percintaan, atau
pergaulan yang lebih luas. Melalui kebutuhan ini seseorang mencari pengakuan dan
curahan kasih sayang dari orang lain, baik dari orang tua, saudara, guru, pimpinan,
teman, atau orang dewasa lainnya.
Kebutuhan untuk diakui lebih sulit untuk dipuaskan pada suasana masyarakat
yang mobilisasinya sangat cepat, terutama dikota besar, yang gaya hidupnya sudah
bersifat individualistic. Hidup bertetangga, atau persahabatan dapat memberikan
kepuasan akan kebutuhan ini.
4. The Esteem Needs (Kebutuhan Penghargaan)
Jika seseorang telah merasa dicintai dan diakui maka orang itu akan
mengembangkan kebutuhan perasaan berharga. Kebutuhan ini meliputi dua kategori,
yaitu: (a) harga diri meliputi kepercayaan diri, kompetensi kecukupan, prestasi dan
kebebasan; (b) penghargaan dari orang orang lain meliputi pengakuan, perhatian,
prestise, respek dan kedudukan (status).
5. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif)
7
Secara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu (memperoleh
pengetahuan, atau pemahaman tentang sesuatu). Hasrat ini mulai berkembang sejak
akhir usia bayi dan awal masa anak, yang diekspresikan sebagai rasa ingin tahunya
dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal, baik diri mupun
lingkungannya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh
lingkungan, baik keluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan
ini akan menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Menurut
Maslow, rasa ingin tahu merupakan ciri mental yang sehat.
6. Aesthetics Needs (Kebutuhan Etestika)
Kebutuhan estetik merupakan cirri orang yang sehat mentalnya. Melalui
kebutuhan ilmiah manusia dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni.
(lukis, rupa, patung dan grafis), arsitektur, tata busana, dan tata rias.
7. Self Actualization (Kebutuhan Aktualisasi Diri)
Kebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan manusia yaitu
perkembangan atau perwujudan potensi dan kapasitas secara penuh. Maslow
berpendapat bahwa manusia dimotivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia
mampu untuk menjadi itu. Walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila
kebutuhan aktualisasi diri tidak terpenuhi, tidak mengembangkan atau tidak mampu
menggunakan kemampuan bawaannya secara penuh, maka seseorang akan
mangalami kegelisaahan, ketidaksenangan, atau frustasi.5
C. Implikasi Terhadap Proses Pembelajaran
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.
5 Syamsu Yusuf LN dan A Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, Bandung, PT Remja Rosdakarya, 2011 Hlm 158
8
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.6
Empat kebutuhan pertama dalam hirarki tersebut yaitu fisiologis, keamanan,
kasih sayang, serta penghargaan, berkaitan dengan hal-hal yang mungkin kurang
dimiliki seoang siswa; karenanya, Maslow menyebutnya kebutuhan defisiensi.
Kebutuhan defisiansi hanya dapat dipenuhi oleh sumber-sumber eksternal oleh orang-
orang dan peristiwa-peristiwa di lingkngan seseorang. Dan begitu kebutuhan ini
terpenuhi, tidak ada alasan untuk memuaskannya lebih lanjut. Sebaliknya kebutuhan
aktualisasi diri, adalah kebutuhan pertumbuhan. Alih-alih mengatasi kekurangan
dalam kehidupan seseorang, kebutuhan ini meningkatkan petumbuhan dan
perkembangan siswa. Kebutuhan akan aktualisasi diri tidak pernah terpuaskan
sepenuhnya, siswa yang mencari aktualisasi diri terus berupaya memenuhinya. Dan
aktivitas pengaktualisasian diri memotivasi sacara intrinsic. Siswa terlibat dalam ini
karena memberi kesenangan dan memenuhi hasrat mereka untuk mengetahui dan
berkembang. Dalam pandangan Maslow, yang total jarang diraih, dan kalaupun
pernah, biasanya terjadi pada orang dewasa.7
Dalam kaitannya dalam dalam peran lingkungan, khususnya dalam
mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang
seyogyanya dilakukan oleh sekolah (dalam hal ini guru-guru) yaitu sebagai berikut:
1. Membantu siswa dalam menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
2. Membantu siswa dalam mengeksplorasi pekerjaan.
3. Membantu siswa untuk memenuhi keterbatasan (nasib dirinya).
4. Membantu siswa untuk memperolah pemahaman tentang nilai-nilai.6 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/teori-belajar-humanistik/ akses pada 19-3-2014 jam 20.437 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Airlangga, 2008 hlm. 64
9
5. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga.
6. Mendorong siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya.
7. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman,
rasa berharga, dan rasa diakui).
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik Abaraham Maslow
Sayangnya hirarki kebutuhan Maslow didasarkan pada bukti-bukti yang
sangat sedikit. Berikut adalah beberapa kelemahan dalam teori humanistik Maslow
secara umum:
1. Poor testability, teorinya sulit diukur secara ilmiah, seperti konsep
perkembangan manusia dan aktualisasi diri.
2. Unrealistic view of human nature, teori ini terlalu optimis dalam
mengasumsikan tentang hakikat manusia. Dalam mendeskripsikan
kepribadian yang sehat kurang realistik. Seperti dalam mendeskripsikan ciri-
ciri aktualisasi diri secara sempurna.
3. Inadequate evidences, bukti-bukti yang tidak tepat.
Meskipun demikian, teori tersebut memberikan pengingat yang berguna bagi
kita sebagai calon guru. Ingatlah bahwa siswa tidak mungkin bekerja kelas dalam
suatu tugas kelas jika kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti kebutuhan fisiologis dan
rasa aman belum terpenuhi. Teori ini juga membuat kita sebagai calon guru untuk
meyakinkan anak didik akan kemampuannya meraih apa yang diinginkannya,
meningkatkan rasa percaya diri, serta potensi yang dimiliki anak didik.
BAB III
10
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Humanistik dapat diartikan sebagai “Orientasi teoritis yang menekankan
kualitas manusia yang unik khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan
potensi untuk mengembangkan dirinya.
Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam
sebuah hiraki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu
kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan
ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia.
Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku
dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Berikut adalah hirarki kebutuhan yang
diutarakan Maslow:
1. Psycological Needs (Kebutuhan Fisiologis)
2. The Safety and Security Needs (Kebutuhan Rasa Aman)
3. The Love and Belonging Needs (Kebutuhan kasih sayang dan pengakuan)
4. The Esteem Needs (Kebutuhan Penghargaan)
5. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif)
6. Aesthetics Needs (Kebutuhan Etestika)
7. Self Actualization (Kebutuhan Aktualisasi Diri)
Sayangnya hirarki kebutuhan Maslow didasarkan pada bukti-bukti yang
sangat sedikit. Meskipun demikian, teori tersebut memberikan pengingat yang
berguna bagi kita sebagai calon guru. Ingatlah bahwa siswa tidak mungkin bekerja
kelas dalam suatu tugas kelas jika kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti kebutuhan
fisiologis dan rasa aman belum terpenuhi.
DAFTAR ISI
11
Yusuf LN Syamsu dan Nurihsan A Juntika, Teori Kepribadian, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011
Ormrod Jeanne Ellis, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Airlangga, 2008
M.A.W Brouwer dkk, Kepribadian dan Perubahannya, PT Gramedia: Jakarta. 1982
http://www.psikologi.or.id akses pada 17 maret 2014 pukul 20.06
www.unair.ac.id akses pada 17-3-2014 pukul 20.17
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/teori-belajar-humanistik/ akses pada 19-3-2014 jam 20.43
12