team arrest job1

21
LAPORAN PENDAHULUAN SUMBATAN JALAN NAFAS DENGAN CARDIAC ARREST Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ulin Banjarmasin Tanggal 13 April s.d 2 Mei 2015 Oleh : 1. Agustin Rahayu Purnamasari, S.Kep 2. Nor Afifah Alfiana, S.Kep

Upload: a-fifah-otlivio-alfiana

Post on 20-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

j,xzkj,

TRANSCRIPT

Page 1: Team Arrest Job1

LAPORAN PENDAHULUAN

SUMBATAN JALAN NAFAS DENGAN CARDIAC ARREST

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ulin Banjarmasin

Tanggal 13 April s.d 2 Mei 2015

Oleh :

1. Agustin Rahayu Purnamasari, S.Kep

2. Nor Afifah Alfiana, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2015

Page 2: Team Arrest Job1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

SUMBATAN JALAN NAFAS DENGAN CARDIAC ARREST

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ulin Banjarmasin

Tanggal 13 April s.d 2 Mei 2015

Oleh :

1. Agustin Rahayu Purnamasari, S.Kep

2. Nor Afifah Alfiana, S.Kep

Banjarmasin, April 2015

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Abdurrahman Wahid, S.Kep., Ns, M. Kep Aisyahtul RY, S.Kep.,NsNIP. NIP. 19750726 199803 2 004

Page 3: Team Arrest Job1

A. DEFINISI

Henti jantung adalah penghentian aktivitas pompa jantung efektif  yang

mengakibatkan penghentian sirkulasi. Terdapat hanya dua tipe henti jantung,

yaitu: cardiac standstill (asisitol) dan fibrilisasi ventrikel (plus format lain dari

kontraksi ventrikel tak efektif, seperti flutter ventrikel, dan yang jarang terjadi

takikardia ventrikel), (Arif muttaqin, 2012).

Cardiac Arrest adalah jantung tidak cukup memompa darah ke otak, Cardiac

Output <20%, dan nadi carotis tidak teraba. Gejala dan tanda yang tampak, antara

lain hilangnya kesadaran; napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea

(tidak bernafas); tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut

nadi yang dapat terasa pada arteri; dan tidak denyut jantung, (Anonim, 2010).

Henti Jantung adalah terhentinya denyut jantung dan sirkulasi darah secara

tiba-tiba pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalami gangguan apa - apa.

Henti jantung merupakan keadaan kegawat daruratan kardiovaskuler. Keadaan ini

kemudian diikuti dengan berhentinya fungsi pernafasan dan hilangnya kesadaran

secara reflex ( Anonim, 2011).

B. ETIOLOGI

Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh

beberapa faktor, diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan

yang banyak, sengatan listrik, kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam

ataupun serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung

(akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac

arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.

1. Etiologi Primer : fibrilasi ventrikel dan asystole terjadi karena :

a. Iskemik myocard

b. Heart block

c. Obat-obatan

d. Elektrik shock

Page 4: Team Arrest Job1

2. Etiologi sekunder

a. Rapid secondary cardiac arrest

1) Asphyxia, oleh karena obstruksi jalan nafas, apnea

2) Kehilangan darah yang cepat

3) Alveola anoksia, terjadi oleh karena udem paru akut, menghirup gas yang

tidak mengandung oksigen

b. Slow secondary cardiac arrest

1) Severe hipoksemia

2) Edema paru

3) Konsolidasi paru

4) Kardiogenik shock

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai

oksigen,   termasuk otak.

2. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban

kehilangan kesadaran (collapse).

3. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5

menit, selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit.

4. Napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas).

5. Tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut nadi yang

dapat   terasa pada arteri.

6. Tidak ada denyut jantung.

Selain itu, manifestasi henti jantung,yaitu:

1. Pupil dilatasi (setelah 45 detik).

2. Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung)

3. Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau

brakialis pada bayi)

4. Henti nafas atau mengap-megap (gasping)

5. Terlihat seperti mati (death like appearance)

6. Warna kulit pucat sampai kelabu

Page 5: Team Arrest Job1

D. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya.

Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat

dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah

mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan

mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak.

Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban

kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin

terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan

terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).

Beberapa sebab dapat menyebabkan ritme denyut jantung menjadi tidak

normal, dan keadaan ini sering disebut aritmia. Selama aritmia, jantung dapat

berdenyut terlalu cepat atau terlalu lambat atau berhenti berdenyut. Empat macam

ritme yang dapat menyebabkan pulseless cardiac arrest yaitu Ventricular

Fibrillation (VF), Rapid Ventricular Tachycardia (VT), Pulseless Electrical

Activity (PEA) dan asistol (American Heart Association (AHA), 2005). Kematian

akibat henti jantung paling banyak disebabkan oleh ventricular fibrilasi dimana

terjadi pola eksitasi quasi periodik pada ventrikel dan menyebabkan jantung

kehilangan kemampuan untuk memompa darah secara adekuat. Volume sekuncup

jantung (cardiac output) akan mengalami penurunan sehingga tidak bisa

mencukupi kebutuhan sistemik tubuh, otak dan organ vital lain termasuk

miokardium jantung (Mariil dan Kazii, 2008).

Gambar 1. EKG ventricular fibrilasi

Page 6: Team Arrest Job1

Ventrikular takikardia (VT) adalah takidisritmia yang disebabkan oleh

kontraksi ventrikel simana jantung berdenyut > 120 denyut/menit dengan GRS

kompleks yang memanjang.VT dapat monomorfik (ditemukan QRS kompleks

tunggal) atau polimorfik (ritme irregular dengan QRS yang bervariasi baik

amplitudo dan bentuknya) (deSouza dan Wart, 2009).

 Gambar 2. EKG ventricular tachycardia

Adapun asistol dapat juga menyebabkan SCA.Asistol adalah keadaan dimana

tidak terdapatnya depolarisasi ventrikel sehingga jantung tidak memiliki cardiac

output.Asistol dapat dibagi menjadi 2 yaitu asistol primer (ketika sistem elektrik

jantung gagal untuk mendepolarisasi ventrikel) dan asistol sekunder (ketika sistem

elektrik jantung gagal untuk mendepolarisasi seluruh bagian jantung).Asistol

primer dapat disebabkan iskemia atau degenerasi (sklerosis) dari nodus sinoatrial

(Nodus SA) atau sistem konduksi atrioventrikular (AV system) (Caggiano, 2009).

Gambar 3. EKG asystole

Page 7: Team Arrest Job1

Sedangkan ritme lain yang dapat menyebabkan SCA adalah Pulseless

Electrical Activity (PEA). Kondisi jantung yang mengalami ritme disritmia

heterogen tanpa diikuti oleh denyut nadi yang terdeteksi.Ritme bradiasistol adalah

ritme lambat, dimana pada kondisi tersebut dapat ditemukan kompleks yang

meluas atau menyempit, dengan atau tanpa nadi juga dikatakan sebagai asistol

(Caggiano, 2009).

Berikut akan dibahas bagaimana patofisiologi dari masing-masing etiologi

yang mendasari terjadinya cardiac arrest.

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner menyebabkan Infark miokard atau yang umumnya

dikenal sebagai serangan jantung. Infark miokard merupakan salah satu penyebab

dari cardiac arrest. Infark miokard terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai

oksigen ke otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah

materia(plak) yang terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat ukuran

plak, semakin buruk sirkulasi ke jantung. Pada akhirnya, otot-otot jantung tidak

lagi memperoleh suplai oksigen yang mencukupi untuk melakukan fungsinya,

sehingga dapat terjadi infark. Ketika terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati

dan menjadi jaringan parut. Jaringan parut ini dapat menghambat sistem konduksi

langsung dari jantung, meningkatkan terjadinya aritmia dan cardiac arrest.

2. Stress Fisik

Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi,

diantaranya:

1) Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam

2) Sengatan listrik

3) Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun

serangan asma yang berat

4) Kadar Kalium dan Magnesium yang rendah

5) Latihan yang berlebih. Adrenalin dapat memicu SCA pada pasien yang

memiliki gangguan jantung.

6) Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan vagal

refleks

akibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed.

Page 8: Team Arrest Job1

3. Kelainan Bawaan

Ada sebuah kecenderungan bahwa aritmia diturunkan dalam keluarga.

Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga

ini mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang

lahir dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk(struktur)

jantung dan dapat meningkatkan kemungkinan terkena SCA.

4. Perubahan struktur jantung

Perubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat

menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat

mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran

jantung akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari

jantung juga dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung.

5. Obat-obatan

Antidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain,

digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya

materi yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari

keluarga atau teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak

adanya interaksi obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium

toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis.

6. Tamponade jantung

Cairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga

tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga

mengakibatkan kematian.

7. Tension pneumothorax

Terdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara

akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam

paru. Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini

terjadi, jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava

superior) tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.

Page 9: Team Arrest Job1

E. PENATALAKSANAAN

Pertolongan pada pasien yang menagalami cardiac arrest adalah dengan

RJP (Resusitasi Jantung Paru), yaitu suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk

mengembalikan keadaan henti nafas/ henti jantung atau (yang dikenal dengan

istilah kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.

RJP dapat diklasifikasikan menjadi 2 komponen utama yaitu :

1. Bantuan Hidup Dasar.

Adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap

terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-

alat bantu. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan

henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi

dan ventilasi. Tujuan dari Usaha bantuan hidup dasar ini adalah dengan

cepat mempertahankan pasokan oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital

lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Pengalaman menunjukkan

bahwa resusitasi jantung paru akan berhasil terutama pada keadaan "henti

jantung" yang disaksikan (witnessed) dimana resusitasi segera dilakukan

oleh orang yang berada di sekitar korban.

2. Bantuan Hidup Lanjut / BHL.

Yang dimaksud dengan bantuan hidup lanjut adalah usaha yang dilakukan

setelah dilakukan usaha bantuan hidup dasar dengan memberikan obat-

obatan yang dapat memperpanjang hidup pasien.

Page 10: Team Arrest Job1

F. SUMBATAN JALAN NAFAS DENGAN CARDIAC ARREST

Ada beberapa penyebab henti nafas dan juga penyebab henti jantung.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan henti jantung dan henti nafas diantaranya

yaitu:

1. Infark miokard akut, dengan komplikasi fibrilasi ventrikel, cardiac

standstill, aritmia lain, renjatan dan edema paru.

2. Emboli paru, karena adanya penyumbatan aliran darah paru.

3. Aneurisma disekans, karena kehilangan darah intravaskular.

4. Gagal ginjal, karena hyperkalemia

5. Hipoksia, asidosis, karena adanya gagal jantung atau kegagalan paru berat,

tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, pneumothoraks, kelebihan dosis

obat, kelainan susunan saraf pusat.

Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai

oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,

menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal.

Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit

dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).

Terdapat 2 mekanisme dasar yang mengakibatkan kegagalan pernafasan yaitu

obstruksi saluran nafas dan konsolidasi atau kolaps alveolus. Apabila seseorang

menderita infeksi saluran nafas maka akan terjadi :

1. Sekresi trakeobronkial bertambah

2. Proses peradangan dan sumbatan jalan nafas

3. Aliran darah pulmonal bertambah

4. ‘metabolic rate’ bertambah

Akibat edema mukosa, lendir yang tebal dan spasme otot polos maka lumen

saluran nafas berkurang dengan hebat. Hal ini mengakibatkan terperangkapnya

udara dibagian distal sumbatan yang akan menyebabkan gangguan oksigenasi dan

ventilasi. Gangguan difusi dan retensi CO2 menimbulkan hipoksemia dan

hipercapnea, kedua hal ini disertai kerja pernafasan yang bertambah sehingga

menimbulkan kelelahan dan timbulnya asidosis. Hipoksia dan hipercapnea akan

menyebabkan ventilasi alveolus terganggu sehingga terjadi depresi pernafasan,

bila berlanjut akan menyebabkan kegagalan pernafasan dan akirnya kematian

Page 11: Team Arrest Job1

karena kurangnya suplai oksigen ke organ-organ vital tubuh. Hipoksemia akan

menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pulmonal yang menyebabkan

tahanan alveolus bertambah, akibatnya jantung akan bekerja lebih berat, beban

jantung bertambah dan akirnya menyebabkan gagal jantung.

Henti nafas dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi

pernapasan baik di sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalam tubuh

akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Frekuensi napas akan

lebih cepat dari pada keadaan normal. Bila perlangsungannya lama akan

memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan

mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2,

kemudian mempengaruhi SSP dengan menekan pusat napas. Keadaan inilah yang

dikenal sebagai henti nafas.

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat

dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas, maka

oksigen akan tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat

berkontraksi dan akibatnya henti jantung (cardiac arrest).

Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas. Umumnya,

walaupun kegagalan pernafasan telah terjadi, denyut jantung masih dapat

berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung, dilatasi pupil

kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran

darah ke otak terhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik.

Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini menandakan sudah terjadi 50 %

kerusakan otak irreversibel.

Resusitasi Jantung Paru ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi

pernafasan dan atau sirkulasi, dan penanganan akibat henti nafas (respiratory

arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest), yang mana fungsi tersebut gagal

total oleh sebab yang memungkinkan untuk hidup normal. 

Penyebab henti nafas bisa dikarenakan oleh :

1. Sumbatan jalan nafas oleh karena adanya benda asing, aspirasi, lidah yang

jatuh ke belakang, pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat, kelainan

akut glotis dan sekitarnya (sembab glotis, perdarahan).

Page 12: Team Arrest Job1

Sumbatan Jalan Nafas

O2 berkurang

Frekuensi nafas lebih cepat

Kelelahan otot-otot pernafasan

Penumpukan sisa pembakaran berupa gas CO2

Henti nafas primer

Menekan pusat nafas

O2 tidak ada sama sekali

Jantung masih dapat memompa selama ada sisa O2 di dalam paru

Jantung tidak dapat berkontraksi

Henti Jantung

2. Depresi pernafasan Sentral akibat dari obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa

CO2 tinggi, setelah henti jantung, tumor otak dan tenggelam. Perifer : obat

pelumpuh otot, penyakit miastenia gravis, poliomyelitis.

Pathway

Page 13: Team Arrest Job1

G. APLIKASI RJP

Resusitasi atau reanimasi mengandung arti harfiah menghidupkan kembali,

dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode

henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah prosedur kegawatdaruratan

medis yang ditujukan untuk serangan jantung dan pada henti napas. RJP adalah

kombinasi antara bantuan pernapasan dan kompresi jantung yang dilakukan pada

korban serangan jantung.

Indikasi dilakukannya RJP:

1. Henti Napas

Henti napas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal,

misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap/uap/gas,

obstruksi jalan napas oleh benda asing, tesengat listrik, tersambar petir, serangan

infark jantung, radang epiglotis, tercekik (suffocation), trauma dan lain-lainnya.

Pada awal henti napas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,

pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapa

menit. Kalau henti napas mendapat pertolongan segera maka pasien akan

teselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti

jantung.

2. Henti Jantung

Henti jantung primer (cardiac arrest) ialah ketidak sanggupan curah

jantung untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya secara

mendadak dan dapat balik normal, kalau dilakukan tindakan yang tepat atau akan

menyebabkan kematian atau kerusakan otak. Henti jantung terminal akibat usia

lanjut atau penyakit kronis tentu tidak termasuk henti jantung.

Sebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau

takikardi tanpa denyut (80-90%), kemudian disusul oleh ventrikel asistol (+10%)

dan terakhir oleh disosiasi elektro-mekanik (+5%). Dua jenis henti jantung yang

Page 14: Team Arrest Job1

terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan pacemaker jantung.

Fibirilasi ventrikel terjadi karena koordinasi aktivitas jantung menghilang.

Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis femoralis,

radialis) disertai kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau

satu-satu (gasping, apnu), dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang cahaya dan

pasien tidak sadar. Pengiriman O2 ke otak tergantung pada curah jantung, kadar

hemoglobin (Hb), saturasi Hb terhadap O2 dan fungsi pernapasan. Iskemi melebih

3-4 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap,

walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali.