sunnahnya menghadapkan ujung jemari kaki ke kiblat

11
Sunnahnya Menghadapkan Ujung Jemari Kaki Ke Kiblat Penulis : Ust. Ahmad Hamdani bin Muslim Penerbit : Maktabah ArRisalah Posting ke blog oleh : Abdul Aziz Husen / Abu Salman Sebagian orang dengan kebodohannya dan tanpa merujuk kepada ulama yang mana kitab diwajibkan merujuk kepada mereka dalam beragama, menetapkan bahwa menghadapkan ujung jemar kaki hukumnya wajib. Alloh ta’ala berfirman : “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. 1 Alloh ta’la berfirman : “Dan apabila suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan datang kepada mereka, mereka segera menyiarkannya tanpa meneliti terlebih dulu. Dan seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri (orang-orang berakal, pemimpin dan tokoh) diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui hukumnya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)”. 2 Alloh ta’la berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”. 3 1 An Nahl : 43 2 An Nisa : 83 Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan : Ini adalah pengingkaran dari Alloh atas orang yang terbutu- buru mengabarkan, menyiarkan dan menyebarkan segala urusan atau berita yang terkadang tidak benar. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Cukup dusta bagi seorang mengatakan semua yang ia dengar”. (HR.Muslim dan Abu Dawud, Ibnu Katsir, 2/323 - penerj) 3 AnNisa : 59

Upload: maktabah-arrisalah

Post on 07-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sunnahnya Menghadapkan Ujung Jemari Kaki Ke Kiblat Penulis : Ust. Ahmad Hamdani bin Muslim Penerbit : Maktabah ArRisalah Posting ke blog oleh : Abdul Aziz Husen / Abu Salman Sebagian orang dengan kebodohannya dan tanpa merujuk kepada ulama yang mana kitab diwajibkan merujuk kepada mereka dalam beragama, menetapkan bahwa menghadapkan ujung jemar kaki hukumnya wajib. Alloh ta’ala berfirman :“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.1 Alloh ta’la berfirman :“Dan apabila suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan datang kepada mereka, mereka segera menyiarkannya tanpa meneliti terlebih dulu. Dan seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri (orang-orang berakal, pemimpin dan tokoh) diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui hukumnya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)”.2

TRANSCRIPT

  • Sunnahnya Menghadapkan Ujung Jemari Kaki Ke Kiblat

    Penulis : Ust. Ahmad Hamdani bin Muslim

    Penerbit : Maktabah ArRisalah

    Posting ke blog oleh : Abdul Aziz Husen / Abu Salman

    Sebagian orang dengan kebodohannya dan tanpa merujuk kepada ulama yang mana kitab diwajibkan merujuk kepada mereka dalam beragama, menetapkan bahwa menghadapkan ujung jemar kaki hukumnya wajib. Alloh taala berfirman :

    Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.1

    Alloh tala berfirman :

    Dan apabila suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan datang kepada mereka, mereka segera menyiarkannya tanpa meneliti terlebih dulu. Dan seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri (orang-orang berakal, pemimpin dan tokoh) diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui hukumnya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).2

    Alloh tala berfirman :

    Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.3

    1 An Nahl : 43 2 An Nisa : 83 Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan : Ini adalah pengingkaran dari Alloh atas orang yang terbutu-buru mengabarkan, menyiarkan dan menyebarkan segala urusan atau berita yang terkadang tidak benar. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda : Cukup dusta bagi seorang mengatakan semua yang ia dengar. (HR.Muslim dan Abu Dawud, Ibnu Katsir, 2/323 - penerj) 3 AnNisa : 59

  • Ibnu Katsir rohimahulloh berkata : Ulil amri minkum adalah ulama dan nampaknya wallohu alam meliputi tiap pemerintah dan ulama. (Tafsirul Quranil Adhim,1/530)

    Dan telah tetap dalam Sunan Abi Dawud dari hadits Ibni Abbas rodhiallohu anhuma ia berkata, Rosululloh berkata kepada sekelompok sahabat yang berfatwa tanpa ilmu : Mereka telah membunuhnya, Alloh memerangi mereka, bukankah obat kebodohan adalah bertanya ?. Dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shohih Abi Dawud 1/69.

    Ditetapkan dalam Sunan Abi Dawud dari hadits Abi Darda, Rosululloh bersabda : Ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi

    tidak mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, barnagsiapa mengambilnya maka ia mengambil dengan bagian yang besar. Dihasankan oleh Al Albani dalam Jami Shohih 1/79-80.

    Syaikh Fauzan rohimahulloh berkata : Maka ulama menduduki kedudukan para nabi dengan mengajarkan ilmu dan menyampaikannya kepada manusia maka wajib bagi manusia mempelajari ilmu dari mereka, menerima petunjuk dan pengajaran mereka. (AlKhuthob AlMimbariyah, 1/176)

    Berdasarkan dari dalil-dalil di atas, wahai saudaraku pembaca yang mulia aku sampaikan beberapa fatwa sebagian tokoh ulama yang menerangkan hukum menghadapkan jemari kaki ke kiblat di mana masalah ini dibesa-besarkan oleh sebagian orang yang tidak sok menegakkan dawah salaf padahal kosong dari ilmu untuk menjatuhkan salah seorang daI salaf yang ketika sholat tidak menghadapkan jemari kakinya ke kiblat dan dikatakan tidak bisa diambil ilmunya. Sementara itu tidak ada ulama yang mengatakan demikian. Sungguh ini adalah bicara tentang agama Alloh tanpa ilmu yang merupakan dosa besar yang Alloh haramkan. Ia berfirman :

    Katakanlah: "Robku hanyalah mengharamkan perbuatan yang dosa, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan maksiat, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mempersekutukan Allah dalam ibadah dengan

  • sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui ".4

    Imam Bukhori dalam Shohihnya berkata:

    Bab Keutamaan Menghadapkan Ujung Jemari Kaki ke Kiblat, dari Abi Humaid dari Nabi bahwa beliau menghadapkan ujung jemari kakinya ke kiblat. Lihatlah fiqih Imam Bukhori dengan mengatakan : Keutamaan Menghadapkan Ujung Jemari.....yang menunjukkan bukan wajib. Maka lihatlah keterangan berikut dengan seksama : Berkata Syaikhuna Muhammad bin Hizam : Dalam hadits Abi Humaid terdapat dalil sunnahnya amalan tersebut dalam sholat. Berkata Ibnu Rojab : Adalah Ibnu Umar melakukannya, demikian juga Imam Ahmad dan Syafii dan sebagian muridnya menyelisihinya dan mereka berkata : meletakkan ujung jemari kaki di tanah tanpa menekannya. Akan tetapi mereka dibantah oleh penulis kitab Syarhul Muhadzab, Imam Nawawi yang satu madzhab dengan mereka bahwa pendapat mereka itu ganjil (nyleneh- jawa) dan tertolak menyelisih hadits-hadits shohih.... Beliau berkata (Syaikhuna Muhammad bin Hizam): Aku katakan : Atsar Ibni Umar disebutkan oleh Ibnu Sad dalam Thobaqotnya (4/157) dengan sanad hasan bahwa Ibnu Umar menyukai menghadapkan kiblat tiap anggota badannya saat sholat sampai beliau menghadapkan ibu jarinya ke kiblat. Demikian juga ketika duduk di antara dua sujud. Dan disebutkan dalam Sunan Nasai 2/187) bahwa Ibnu Umar berkata : Termasuk sunnah sholat menegakkan kaki yang kanan dan menghadapkan jemari kaki ke kiblat. (Kitabush Sholah, Syarh Bulughul Maram, Syaikh Muhammad bin Hizam, 75, lihat juga Fathul Bari, Ibnu Hajar, 1/603 - pent) Ibnu Hajar rohimahulloh berkata : Dan dengan menyebutkan hadits tersebut di sini Imam Bukhori menginginkan adanya keterangan disyariatkannya menghadap kiblat dengan semua apa yang memungkinkan dari anggota badan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Tidak dihilangkan nama dari yang dinamakan perintah perintah Alloh dan rasulNya kecuali jika ditinggalkan sebagian kewajibannya seperti hadits : Tidak ada shalat kecuali dengan ummul quran dan hadits

    4 AlAraf :33

  • Tidak ada iman bagi yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak memenuhi janji.5 Adapun bila amalannya berupa sunah dalam ibadah maka tidak dihilangkan (tidak dianggap ada) nama ibadah itu karena hilangnya sunnah. Karena kalau dihilangkan nama ibadah dengan sebab demikian niscaya akan hilanglah nama iman, sholat, zakat dan haji dari mayoritas orang-orang beriman iman, sholat, zakat dan haji mereka tidak dianggap pent. Dan sesungguhnya tidaklah satu amalan kecuali selainnya lebih utama darinya dan tidak ada seorang pun yang melakukan perbuatan yang baik yang serupa dengan apa yang dikerjakan Rosululoh bahkan tidak ada yang serupa dengan apa yang dikerjakan Abu Bakr maupun Umar. Seandainya seorang melakukan amalan ibadah yang kurang sunnahnya dan kemudian tidak dianggap ibadahnya (atau jelek ibadahnya) niscaya amalan mayoritas muslimin yang pertama dan terahir tidak dianggap (dihilangkan) dan ini tidak dikatakan oleh orang yang punya akal. Ada yang berkata : yang dihilangkan adalah kesempurnaannya. Jika yang ia kehendaki dihilangkannya kesempurnaan yang wajib yang dicela orang yang meninggalkannya dan diancam hukum maka ia benar. Jika yang ia kehendaki dihilangkannya kesempurnaan yang sunnah maka yang demikian ini tidak terdapat dalam syariat Alloh sedikit pun dan tidak boleh ada.6 Sesungguhnya orang yang mengerjakan yang wajib sebagaimana yang telah diwajibkan kepadanya dan tidak mengurangi kewajibannya sedikit pun maka tidak boleh dikatakan : Aapa yang ia kerjakan tidak ada hakikat maupun kiasannya. Jika Nabi mengatakan kepada orang badui arab yang salah sholatnya : Kembalilah lalu sholatlah sesungguhnya kamu belum sholat dan berkata kepada shahabat yang sholat sendirian di belakang shoff dan telah diperintah mengulang sholatnya : Tidak ada sholat bagi orang yang sholat sendirian di belakang shoff, ini karena meninggalkan yang wajib.

    5 Artinya fatihah dan amanah hukumnya wajib maka bagi yang sholet tidak membaca fatihah sholatnya dianggap

    tidak ada dan bagi yang tidak memenuhi janji maka tidak punya iman. 6 Jika menghadapkan jemari kaki ke kiblat hukumnya sunnah lalu seorang dengan kebodohannya mencap jelek sholat orang yang tidak menghadapkannya ke kiblat dan menganggap perbuatan selain sholat lebih jelek maka banyak sekali orang yang ia anggap jelek sholatnya. Dan orang yang sedekap setelah ruku tentu jelek sholatnya bagi mengatakan bidah sedekap dan Syaikh berarti jelek sholatnya dan tidak bisa diambil ilmunya demikian juga ustaadz yang mereka jadikan rujukan pun jelek sholatnya karena sedekap setelah ruku !!!. Dan tidak ada pendapat seorang ulamapun yang mendahuluinya sebagaimana yang kamu lihat. Maka hati-hatilah hai ikhwan dari menghukumi seseorang tanpa pemahaman ulama salaf nanti kamu terjerumus ke dalam sikap ghuluw dan ngawur serta berkata tentang agama Alloh tanpa ilmu yang dosanya amat besar. Kalau kamu bersandar pada ucapan ustadz fulan dan fulan maka lihat kesimpulan dalilnya dari dia atau dari ulama yang ilmunya jauh lebih tinggi. Kalau sekedar menyimpulkan dalil semua tholabul ilmi yang pandai pasti bisa tapi hendaknya didukung dengan perkataan ulama yang menguatkannya karena dihawatirkan salah sebagaimana kesimpulanmu di atas.

  • Demikian juga firman Alloh taala :

    Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan rosulNya kemudian tidak ragu dan berjihad dengan harta dan diri mereka di jalan Alloh. Mereka adalah orang-orang yang benar imannya. (AlHujurot), Alloh menjelaskan bahwa jihad dan meninggalkan keraguan adalah wajib. Dan Imam Bukhori dan Muslim menyebutkan dalam shohih keduanya dan ashabus sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah dan ashabul masanid seperti Musnad Ahmad dan selainnya dari pokok-pokok Islam dari Abi Huroiroh : Bahwa Rosululloh masuk masjid, lalu seorang lelaki masuk kemudian ia mengucapkan salam kepada beliau, lalu beliau menjawab salamnya dan berkata : Kembalilah kamu sesungguhnya kamu belum sholat, lalu lelaki itu kembali ke tempatnya dan sholat, lalu Rosululloh berkata : Kembalilah kamu sesungguhnya kamu belum sholat, lalu lelaki itu kembali ke tempatnya dan sholat, lalu Rosululloh berkata : Kembalilah kamu sesungguhnya kamu belum sholat, lalu lelaki itu kembali ke tempatnya dan sholat, lalu Rosululloh berkata : Kembalilah kamu sesungguhnya kamu belum sholat, sampai ia mengerjakannya tiga kali. Maka lelaki itu berkata : Dan demi yang mengutusmu dengan benar betapa bagusnya ajarannya maka ajarilah aku. Nabi bersabda :

    Jika kamu berdiri sholat maka takbirlah kemudian bacalah apa yang mudah AlQuran bagimu kemudian rukulah sampai tenang rukunya kemudian angkatlah sampai berdiri tegak kemudian sujudlah sampai tenang sujudnya kemudian duduklah sampai tenang duduknya kemudian kerjakan yang demikian pada sholatmu semuanya. Dalam riwayat Bukhori :

    Jika kamu hendak berdiri sholat maka sempurnakan wudlu kemudian menghadap kiblat, lalu takbirlah dan membaca apa yang mudah bagimu dari AlQuran kemudian rukulah sampai sampai tenang rukunya kemudian angkatlah kepalamu sampai berdiri tegak kemudian sujudlah sampai tenang sujudnya kemudian angkatlah sampai tegak dan tenang duduk kemudian sujud sampai

  • tenang sujud kemudian angkat sampai tegak berdiri dan lakukan yang demikian itu dalam sholatmu semuanya. Dan dalam riwayat yang lain bagi Bukhori : Kemudian rukulah sampai tenang rukunya kemudian angkatlah sampai tegak berdiri. Dalam satu riwayat :

    Jika kamu telah mengerjakan ini sungguh sempurna sholatmu dan apa yang kurang dari ini maka sesungguhnya kuranglah sholatmu. Dan dari Rifaah bin Raafi rodhiallohu anhu : Sesungguhnya seorang lelaki masuk masjid lalu ia menyebutkan haditsnya dan berkata : Lalu Nabi berkata : Sesungguhnya tidak sempurna sholat seorang dari manusia sampai wudlu dengan sempurna kemudian takbir dan memuji Alloh azza wa jalla dan mengulangi pujiannya, membaca AlQuran yang ia kehendaki kemudian mengucapkan : Allohu akbar kemudian ruku sampai tenang rukunya kemudian mengucapkan Allohu akbar kemudian mengangkat kepalanya sampai berdiri tegak kemudian sujud sampai tenang sujudnya kemudian mengucapkan Allohu akbar kemudian sujud sampai tenang tulang-tulang persendiannya kemudian mengangkat kepalanya dan takbir. Jika ia mengerjakan ini semuanya maka sempurna sholatnya. Dalam satu riwayat :

    -------

    Sesungguhnya tidak sempurna sholat seorang dari kamu sampai menyempurnakan wudlunya sebagaimana yang Alloh perintahkan lalu ia mencuci wajah dan kedua tangannya sampai kedua sikunya,mengusap kepalanya dan mencuci kedua kakinya sampai kedua mata kakinya kemudian takbir dan, memujiNya kemudian membaca AlQuran apa dibolehkan dan mudahkan dan ia menyebutkan seperti hadits pertama kemudian takbir lalu sujud dam menekankan wajahnya atau keningnya ke tanah sampai tenang dan istirahat sendir-sendi tubuhnya kemudian takbir kemudian duduk dengan tegak di atas

  • tempat duduknya dan menegakkan tulang sulbinyi lalu beliau menjelaskan sholat empat rakaat sampai selesai kemudian berkata : Tidak sempurna sholat seorang dari kamu sampai melakukan ini. Hadits ini diriwayatkan oleh ahlus sunan dan berkata Tirmidzi : hadits hasan. Dan dua riwayat di atas dari Abu Dawud. Dan riwayat yang ketiga dari Abu Dawud :

    Jika kamu hendak berdiri sholat maka hadapkanlah wajahmu ke kiblat lalu takbir kemudian membaca ummul Quran dan dengan apa yang Alloh kehendaki untuk kamu baca. Jika kamu ruku maka letakkan kedua telapak tanganmu pada kedua lututmu dan bentangkan punggungmu. Dan beliau berkata : Jika kamu sujud maka tekan sujudmu dan jika kamu telah angkat kepalamu maka duduklah bersandar di atas pahamu yang kiri. Dan dalam riwayat yang lain :

    Jika kamu hendak berdiri untuk sholat maka takbirlah kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari AlQuran dan beliau berkata : Jika kamu duduk di tengah sholat maka tenang dan hamparkanlah paha kirimu kemudian tasyahud kemudian jika kamu berdiri maka kerjakan semisal itu sampai selesai sholatmu. Dalam riwayat lain : Maka wudlulah sebagaimana yang Alloh perintahkan kemudian tasyahud dan sempurnakan kemudian takbir. Jika kamu memiliki hapalan AlQuran maka bacalah, jika tidak maka pujilah Alloh azza wa jalla, takbir dan tahlil. Dan berkata : Jika ada yang kurang darinya maka berkuranglah (pahala) sholatmu. Maka Nabi memerintahkan orang yang salah (jelek) sholatnya untuk mengulangi sholatnya. Dan perintah Alloh dan rosulNya jika dimutlakkan maka berarti berhukum wajib, beliau memerintahkannya jika berdiri agar tenang sebagaimana memerintahkan demikian ketika ruku dan sujud. Dan perintahnya kalau mutlak hukumnya wajib. Dan beliau mengatakan kepadanya : Kamu belum sholat maka beliau meniadakan amalan sholatnya yang pertama dan amalan tidak ditiadakan (dianggap tidak ada) kecuali jika hilang satu dari kewajibannya. Jika mengerjakan sebagaimana yang Alloh wajibkan maka tidak sah/benar menghukumi tiadanya amalan hanya karena hilangnya satu dari yang disunnahkan. Adapun apa yang dikatakan sebagian manusia : Yang ditiadakan adalah kesempurnaannya . Namun yang ditiadakan kesempurnaan wajib atau kesempurnaan sunnah ? Bila jawabannya yang pertama maka benar dan bila jawabannya yang kedua maka batil, yang seperti ini tidak

  • ditemukan dalam ucapan Alloh maupun RosulNya sama sekali. Karena sesuatu itu jika telah sempurna yang wajibnya lalu bagaimana tidak dianggap (ditiadakan) ? Kalau diartikan peniadaan kesempurnaan yang wajib tentu tidak dianggap amalan orang-orang pertama dan terahir karena kesempurnaan yang sunnah sangat jarang sekali. Atas dasar ini maka datanglah dalil/nash yang meniadakan amal-amal yang dikerjakan dalam AlKitab dan As Sunnah hanyalah karena tidak adanya sebagian kewajibannya sebagaimana firmanNya :

    Maka demi robmu meraka tidak beriman sampai mereka berhukum padamu (Muhammad ) pada perkara yang mereka perselisihkan di antara mereka kemudian mereka tidak menemukan pada diri mereka rasa berat dari apa yang telah kamu putuskan dan berserah diri dengan sebenar benarnya. Dan firmanNya :

    Dan mereka berkata : kami beriman kepada Alloh dan kepada Rosul dan kami taat kemudian sekelompok dari mereka berpaling setelah itu dan mereka itu bukan orang-orang beriman. Dan firmanNya :

    Sesungguhnya orang-orang beriman adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan RosulNya kemudian mereka tidak ragu. Dan firmanNya :

    Dan sesungguhnya orang-orang beriman adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan RosulNya dan jika mereka bersamanya pada satu urusan bersama mereka tidak pergi sampai mereka minta ijin kepadanya. Dan sabdanya :

    Tidak ada iman bagi yang tidak amanah. Dan sabdanya :

    Tidak ada sholat kecuali dengan fatihah. Dan sabdanya :

    Tidak ada sholat kecuali dengan wudlu. ..... (Majmu Fatawa, Ibnu Taimiyyah, 22/527-530) Al Imam AshShonany rohimahulloh menjelaskan hadits di atas : Dan hadits di atas (yang disebutkan Syaikhul Islam pen) menunjukkan bahwasanya di wajibkan mengerjakan tiap apa yang disebutkan pada bagian-bagian rakaat shalatnya kecuali takbiratul ihram di mana diketahui bahwa kewajibannya husus

  • dengan masuknya shalat di awal rakaat, dan menunjukkan atas wajibnya membaca fatihah pada tiap rakaat sebagaimana talah anda ketahui tafsir daripada ayat membaca apa yang mudah daripada Al Quran (AlMuzammil) ditafsirkan dengan Fatihah, maka wajib membaca surat Fatihah pada tiap rakaat dan wajib membaca surat yang dikehendakinya bersama Fatihah di tiap rakaat. Akan datang pembahasan wajibnya membaca surat selain Fatihah pada dua rakaat terahir dari shalat yang empat rakaat dan rakaat ketiga pada shalat maghrib. Dan ketahuilah bahwa dengan hadits yang mulia ini ulama menetapkan atas wajibnya tiap gerakan dan bacaan yang disebutkan di dalamnya karena Nabi

    menyampaikannya dengan bentuk kalimat perintah setelah ucapan beliau : tidak sempurna shalat kecuali dengan apa yang telah disebutkan padanya. Adapun dalil tidak wajibnya gerakan dan bacaan yang tidak disebutkan di dalam hadits adalah pada saat rasulullah menyampaikannya pada posisi mengajar perkara-perkara yang wajib dalam shalat, sehingga seandainya meninggalkan penyebutan sebagian yang diwajibkan tentu dianggap mengahirkan keterangan dari waktu yang dibutuhkan yang hal ini tidak diperbolehkan menurut kesepakatan ulama dan termasuk kewajiban yang disepakati dan tidak disebutkan dalam hadits adalah niatdan duduk tasyahud ahir. (Subulus Salam, Shanany, 1/ 240). Ibnu Qudamah rohimahulloh berkata,Dan disunnahkan sujud dengan ujung-ujung jemari kaki dan mengarahkannya ke kiblat. Imam Ahmad berkata,Dan membuka jemari kedua kaki agar jemarinya ke arah kiblat. Dan sujud dengan ujung kakinya sesuai sabda Nabi ,

    Aku diperintah untuk sujud di atas tujuh anggota badan (tulang). Disebutkan di antara anggota badan yang tujuh adalah ujung-ujung jemari kaki dan dalam riwayat lain :

    Nabi sujud tidak membentangkan badannya maupun tidak mengerutkannya dan menghadapkan ujung kedua kakinya ke kiblat. (HR. Bukhori) Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan : Beliau membuka jemari kedua kakinya. Demikian makna haditsnya. (AlMughni, Ibnu Qudamah, 2/204) Berkata Ibnu Qudamah rohimahulloh,Menghadapkan ujung jemari kaki ke kiblat inin pendapat Abu Humaid dari Nabi dikeluarkan oleh Imam Bukhori dengan sanadnya pada sifat sholat dan padanya disebutkan bahwa Nabi menghadapkan ujung jemari kaki ke kiblat. Dan dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shohihnya dari hadits Aisyah rodhialloh anha,

  • berkata,Aku kehilangan Rosululloh dari tempat tidur pada satu malam, lalu aku mencarinya, tiba-tiba tanganku memegang kedua kaki beliau tegak dalam sujud dengan ujung jemarinya menghadap kiblatBerkata Ibnu Juraij dari Ibrahim bin Maisrah dari Thawus, Aku tidak pernah melihat seorang yang sholat yang mirip dengan Ibnu Umar di mana beliau orang yang paling kuat menghadapan wajah, kedua tangan dan kakinya ke kiblat. (AlMughni, Ibnu Qudamah, 2/204) Dari Nafi maula Ibni Umar - dari Ibni Umar,Ibnu Umar jika sholat menghadapkan semua anggota badannya ke kiblat sampai kedua terompahnya. Dan dari Salim dari Ibni Umar, bahwa Ibnu Umar tidak suka membengkokkan kedua tangannya ke kiblat. AlMasudi meriwayatkan dari Aisyah rodhiallohu anha dari Utsman Ats Tsaqofy bahwa Aisyah melihat seorang lelaki mencondongkan kedua tangannya dari kiblat maka beliau berkata,Luruskan ke kiblat. Dan banyak ulama salaf yang menyunnahkannya di antaranya : Salim bin Abdillah bin Umar, AlQosim bin Muhammad, Hasan Basri dan Ibni Sirin. Dan berkata Hafsh dari Ashim : Dia termasuk sunnah. (AlMughni, Ibnu Qudamah, 7/347) AlAllamah Ibnul Utsaimin rohimahulloh berkata : Dan Imam Nasai (1157) menyebutkan dari Ibni Umar rodhiallohu anhuma beliau berkata : Termasuk sunnah sholat menegakkan tapak kaki kanan dan menghadapkan jemarinya ke kiblat dan duduk di atas kaki kiri. Dari hadits dan keterangan ulama di atas cukup kiranya bagi orang inshof dan mencari kebenaran serta berakal atas sunnahnya menghadapkan kaki ke kiblat dan seolah merupakan ijma ulama. Dan tidak / belum saya ketemukan ucapan ulama yang mengatakan wajib sebagaimana yang dikatakan sebagian ustadz dan sebagian ihwan yang menukil dari kaidah ushul fiqih dari kitab Syaikh Utsaimin di mana beliau menyebutkan kaidah ushul bahwa tidak sempurna yang wajib kecuali dengannya maka ia wajib dan beliau mencontohkannya wudlu di mana tidak sempurna sholat kecuali dengannya maka wudlu wajib bukan menghadapkan kaki ke kiblat yang disampaikan akh tersebut. Dia pun menuduh saya tidak menyampaikan di kitab mana saya mengatakan sunnahnya dan ini salah satu kedustaannya dari banyak kedustaan yang sebarkan Bukan saya meremehkan sunnah, tetapi hendaknya untuk menghukumi seseorang hendaknya hati-hati dan teliti jangan asal tidak senang dan tersinggung kemudian mengecap sholatnya jelek dan amalan yang lainya juga lebih jelek kemudian tidak bisa diambil ilmunya

  • yang mana ini menyebabkan kekacauan di dalam dawah. mereka tidak tahu bahwa dalam sholat terdapat lima hukum yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah yang pembahasan rincinya bukan di sini tempatnya.

    Wallohu alamu bishshowab.