skripsi promosi yang dilakukan di perpustakaan
TRANSCRIPT
ii
SKRIPSI
PROMOSI YANG DILAKUKAN DI PERPUSTAKAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana ilmu perpustakaan
Oleh
Diajukan oleh:
Nama : Sonia Mustinda
NIM : 106025001062
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H./2010 M.
iii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mengetahui cara dan sarana promosi yang dilakukan perpustakaan serta kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan promosi perpustakaan tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Sample dan respondennya adalah pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling (sampel kebetulan). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa cara promosi perpustakaan yang memiliki prosentese tertinggi adalah kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana promosi memiliki prosentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%. Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala dari dalam perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.
Jakarta, 30 Desember 2010
Penulis
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 30 Desember 2010
Sonia Mustinda
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Rahman dan Rahim, yang telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya selama
penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai pemimpin umat, beserta keluarga, para
sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat
yang telah ditetapkan dalam menempuh Ujian Sarjana Program Strata Satu ( S1 ) dan
merupakan syarat bagi kelulusan kesarjanaan Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan
Ilmu Perpustakaan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk maksud tersebut diatas, maka penulis menyususn skripsi ini dengan
judul “Promosi yang Dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Kementerian Nasional RI”. Selanjutnya penulis menyadari bahwa selesainya
skrispsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moral maupun material yang
sangat berharga bagi penulis, maka dalam kesempatan ini penulis haturkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Wahid Hasyim, MA selaku dekan Fakultasa Adab dan Humaniora;
2. Bapak Rosa Widyawan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai;
3. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan;
4. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan;
vi
5. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis;
6. Pimpinan para staf dan pustakawan Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional RI, yang telah meberikan banyak bantuan kepada penulis dalam
mengadakan penelitian;
7. Orang tuaku yang tersayang, Ayahanda yang selalu membantu dan
mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini dan Ibunda tercinta yang telah
memberikan bimbingan, kasih sayang, motivasi dan do’a yang tak henti-henti
dipanjatkan untuk kelancaran skripsi ini.
8. Adikku Lusiana Mustinda, Nuraini Karina Mustinda dan Wildan Sholeh
Mustinda yang telah membantu dan menggantikan penulis dalam melakukan
kegiatan di rumah yang tidak dapat diselesaikan selama penulis
menyelesaikan skripsi;
9. Teman-teman Ilmu Perpustakaan angkatan 2006 yang telah banyak membantu
kelancaran dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini, diantaranya Fha, Winda, Ana, Eva, Aqi, Adit, Qwil, Achy, sylvi.
10. Terimakasih banyak untuk Bagus Suharto yang telah bersedia meluangkan
waktunya menemani, memotivasi dan menjadi pendengar semua keluh kesah
penulis selama ini.
Hanya kepada Allah SWT semua ini penulis serahkan, semoga jasa baik
mereka mendapat imbalan dari Allah SWT yang dilipatgandakan dan menjadi
amal yang diterima Allah SWT. Amin. Atas kerendahan hati, penulis berharapan
vii
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pada Jurusan
Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 30 Desember 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iv
LEMBR PENGESAHAN ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian .............................................................. 7
2. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 8
3. Populasi dan Sampel .......................................................... 10
4. Pengolahan Data ................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ...............................................................12
ix
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus ............................................................... 14
B. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ................................ 17
C. Promosi ................................................................................... 20
1. Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus ............... 21
2. Pendidikan Pemakai Perpustakaan .................................... 22
3. Promosi Perpustakaan ....................................................... 24
a. Cara-cara Promosi Perpustakaan ................................. 24
b. Sarana Promosi Perpustakaan ...................................... 28
c. Kendala dalam Melaksanakan Promosi ....................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL RI
A. Sejarah Perpustakaan .............................................................. 47
B. Visi dan Misi Perpustakaan ..................................................... 48
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan .............................................. 50
D. Struktur Organisasi Perpustakaan ........................................... 50
E. Jenis Layanan Perpustakaan ................................................... 52
F. Sistem Pelayanan Perpustakaan .............................................. 54
1. Sofeware Senayan ............................................................. 55
2. Katalog Online .................................................................. 56
G. Pengembangan Perpustakaan ................................................... 57
H. Anggaran ................................................................................. 58
x
I. Koleksi dan Fasillitas Perpustakaan .........................................59
J. Sumber Daya Manusia ............................................................. 61
K. Pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ....62
L. Tata Tertib Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ..63
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN
A. Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan ............................... 70
B. Analisa dan Interpretasi (penafsiran) Data ................................. 75
1. Data Responden .................................................................... 77
2. Pertanyaan Kuesioner ........................................................... 78
3. Rekapitulasi .......................................................................... 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 97
B. Saran ........................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 100
LAMPIRAN ............................................................................................................ 103
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 01 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 79
Tabel 02 Pekerjaan Responden .............................................................................. 79
Tabel 03 Mendapatkan Informasi Keberadaan Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional ............................................................................... 80
Tabel 04 Pentingnya Perpustakaan Melakukan Kegiata Promosi ......................... 80
Tabel 05 Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional .................................................................................................. 81
Tabel 06 Kegiatan Promosi dengan Cara Memberi User Education kepada
Pengguna Perpustakaan .......................................................................... 82
Tabel 07 Cara Pustakawan dalam Memberikan User Education kepada
Pengguna Perpustakaan ……………………………………………….. 83
Tabel 08 Promosi Bentuk Souvenir atau Hadiah .................................................. 84
Tabel 09 Bentuk Promosi yang Paling Efektif ...................................................... 86
Tabel 10 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional melalui
Media Cetak ........................................................................................... 87
Tabel 11 Perpustakaan Menyebar Brosur kepada Responden ............................... 88
Tabel 12 Sarana Promosi Perpustakaan yang Menarik dan Pernah Diikuti .......... 89
Tabel 13 Memanfaatkan Sarana Promosi Bentuk Media Elektronik, seperti
Website dan Email .................................................................................. 90
Tabel 14 Bentuk Promosi yang Paling Menarik .................................................... 91
Tabel 15 Kegiatan Promosi Perpustakaan yang Diikuti ........................................ 92
xii
Tabel 16 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Melalui
Media Cetak ............................................................................................ 93
Tabel 17 Lokasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ....................... 94
Tabel 18 Cara Promosi Perpustakaan .................................................................... 96
Tabel 19 Sarana Promosi Perpustakaan ................................................................ 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01 Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional ........................................................................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya yang biasanya di simpan menurut tata susunan tertentu
untuk digunakan pembaca.1 Perpustakaan terbagi atas beberapa jenis, salah
satunya perpustakaan khusus. Perpustakaan khusus adalah suatu jenis
perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain.
Perpustakaan khusus berada di bawah suatu departemen atau di bawah
suatu biro, di bawah suatu bagian, atau bahkan di bawah bidang
pemasaran, dsb. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat
nasional dengan di pimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula di
pimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam
suatu organisasi dapat bervariasi.2 Istilah khusus tidak hanya menunjukan
kekhususan organisasi dimana perpustakaan merupakan bagian dari
lembaga atau perusahaan bersangkutan, melainkan lebih berkaitan erat
dengan subyek atau disiplin ilmu pengetahuan yang harus ditangani seperti
kesehatan, lingkungan hidup, pertanian, industri, pendidikan dan lain-lain.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan
perpustakaan khusus sekarang ini sudah dirasakan baik untuk kebutuhan
1 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991),h. 3 2 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), h 2.3.
2
apa saja, lebih khususnya lagi untuk membantu tugas badan induk tempat
perpustakaan bernaung.
Perpustakaan khusus memiliki ciri utama, sebagai berikut:
1. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin
ilmu saja;
2. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang
ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau badan induk tempat
perpustakaan bernaung;
3. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan
untuk anggotanya;
4. Tekanan koleksi bukan pada buku melainkan pada majalah,
pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak atau indeks karena
literatur dari jenis tersebut umumnya mengandung informasi yang
lebih mutakhir dibandingkan dengan buku;
5. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota
perorangan.
Promosi adalah forum pertukaran informasi antara organisasi
dengan konsumen dan memiliki tujuan utama memberi informasi tentang
produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk
konsumen untuk beraksi terhadap produk atau jasa itu. Sedangkan didalam
dunia perdagangan promosi adalah usaha untuk memajukan dan
meningkatkan popularitas barang yang akan di jual.3
3 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
20
3
Kegiatan promosi layanan perpustakaan sangat perlu dilakukan,
karena di Indonesia apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan masih
sangat rendah, termasuk rendahnya pemanfaatan layanan perpustakaan.
Promosi sendiri memiliki pengertian sebagai berikut setiap kegiatan
komunikasi yang bertujuan memperkenalkan produk pelayanan atau ide
dengan saluran distribusi. Kegiatan promosi mempunyai sedikitnya empat
tujuan yaitu:
1. Untuk menarik perhatian;
2. Untuk menciptakan kesan;
3. Untuk membangkitkan minat;
4. Untuk memperoleh tanggapan.4
Dalam melakukan promosi pihak perpustakaan harus mengetahui
sasaran untuk melakukan promosi atau pengguna perpustakaan yang akan
dikenalkan layanan, fasilitas dan jasa yang diberikan perpustakaan untuk
pengguna perpustakaan. Sasaran promosi perpustakaan khusus adalah
masyarakat yang dilayani khusus, biasanya terbatas pada orang-orang
dalam lembaga atau instansi sebagai badan induk perpustakaan tersebut.
Tujuan promosi perpustakaan adalah memperkenalan
perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh
oleh pengguna perpustakaan.5
4 Ibid, h. 20 5 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),
h.21
4
Dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan memerlukan
sarana promosi. Sarana promosi di bagi menjadi beberapa bentuk, antara
lain: bentuk tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik.
1. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak, adalah brosur,
poster, leaflets, flayer, map khusus perpustakaan, newslatter,
laporan tahunan, pembatas buku (bookmark), dan buku panduan
perpustakaan.
2. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan perpustakaan
adalah pameran perpustakaan, ceramah, seminar, bazar, kalender
perpustakaan, wisata perpustakaan (library tour), temu penulis,
launching buku, dan diskusi.
3. Selain sarana promosi dalam bentuk tercetak dan dalam bentuk
kegiatan perpustakaan, sarana perpustakaan dalam bentuk
elektronik juga dilakukan dalam melakukan kegiatan promosi
perpustakaan seperti media elektronik (televisi dan radio), internet
(website, dan email), dan memutar film dan video.
Selain sarana promosi dalam melakukan kegiatan promosi juga
menggunakan beberapa cara promosi yang dilakukan di perpustakaan,
yaitu:
1. Publikasi dan iklan;
2. Kontak perorangan;
3. Souvenir atau hadiah.
5
Penyebab promosi penting bagi perpustakaan karena kini semakin
banyak pusat informasi komersial bermunculan. Kemunculan lembaga-
lembaga tersebut dapat menjadi saingan perpustakaan. Selain itu media
seperti televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya semakin ramai.
Semuanya itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan
perpustakaan. Dengan adanya promosi perpustakaan, diharapkan
masyarakat akan mengenal perpustakaan dan pada akhirnya mereka
menjadi pengguna perpustakaan yang giat.6
Dengan adanya promosi diharapkan masyarakat mengetahui
pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka
tertarik untuk mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan
perpustakaan. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul ”Promosi
yang Dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
RI”. Apakah dengan dilakukannya promosi di perpustakaan ini dapat
menumbuhkan keinginan masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan
tersebut.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang
penulis ambil, maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti
seputar promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Khusus
Kementerian Pendidikan Nasional RI.
6 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
23
6
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Cara-cara promosi seperti apa yang diterapkan oleh
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI?
b. Sarana apa saja yang digunakan untuk promosi di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI?
c. Kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan ini dalam
melakukan promosi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan promosi yang
dilakukan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI dapat
menumbuhkan keinginan masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan
tersebut.
1. Mengetahui cara-cara promosi yang diterapkan pada Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI ini.
2. Mengetahui sarana yang digunakan dalam melakukan kegiatan
promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI.
3. Mengetahui kendala atau hambatan yang di hadapi perpustakaan
ini dalam melakukan kegiatan promosi.
7
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan penulis tentang promosi
diperpustakaan khusus adalah:
1. Sebagai masukan informasi terhadap mahasiswa yang tengah
mengadakan perkuliahan, yang dapat dijadikan sumber informasi
dalam menyelesaikan tugas-tugas dosen mengenai perpustakaan
khusus.
2. Sebagai pengalaman penulis, ketika nanti harus terjun langsung ke
lapangan, yang selama ini hanya mempelajari teori dari dunia
perkuliahan.
3. Memberikan sumbangsih, buah pikiran dan masukan kepada
Perpustakaan Kementerian Perpustakaan Nasional RI dalam hal
mempromosikan perpustakaan, jika hal tersebut diperlukan.
E. Metode Penelitian
Penulis menggunakan penelitian yang didasarkan pada
pengumpulan data menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulisan menggunakan metode
deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau
keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan.7 Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu
7 Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 309
8
penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran terhadap
gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan data-
data sebagai berikut:
a. Kuesioner
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan, dan
memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas
setinggi mungkin8. Kuesioner berbentuk pertanyaan
berstruktur, yaitu pertanyaan yang dibatasi dalam
memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban
dan kuesioner ini di berikan kepada pengguna perpustakaan
khusus yaitu Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional RI.
b. Studi pustaka
Kajian pustaka menggunakan buku-buku, artikel yang
online dan tercetak. Kajian pustaka dilakukan untuk
mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang
konsep-konsep yang akan dikaji. Dan sebagai landasan
teori untuk memperkuat analisa data dalam penelitian.
Informasi dari buku dan sebagainya tersebut adalah
8 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1989),
ed. Revisi, h. 175
9
membahas tentang promosi yang dilakukan perpustakaan
khusus.
c. Observasi
Sebelum melakukan penelitian, penulis mengadakan
observasi langsung ke lokasi penelitian. Observasi
dilakukan untuk memudahkan pengumpulan kuesioner
yang akan dibagikan kepada para responden dan untuk
mendapatkan data-data yang sesuai dengan pembahasan
dalam skripsi ini.
d. Wawancara
Wawancara merupakan teknik utama dalam
pengumpulan data di penelitian ini, yang dilakukan kepada
pengguna perpustakaan untuk mendapatkan informasi
tentang promosi seperti apa yang mereka lihat sehingga
mereka mengunjungi Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional RI. Dan wawancara juga dilakukan
kepada beberapa staf di lembaga tersebut untuk meminta
pendapat mereka tentang promosi yang dibuat pihak
perpustakaan.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka
dan menggunakan draft pertanyaan, namun dalam suasana
yang santai. Penulis membiarkan informan menjawab
sesuai dengan kenyataan yang mereka ketahui.
10
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah
sekelompok orang, benda, atau binatang yang menjadi
pengambilan sampel.9 Populasi untuk penelitian ini adalah
anggota yang masih aktif, yang datang untuk memanfaatkan
pelayanan dan informasi Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional RI yang berjumlah 160 orang.
b. Sampel merupakan beberapa bagian kecil atau cuplikan yang
ditarik dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI,
yang telah menjadi anggota di Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional dan masih aktif hingga kini, dan secara
kebetulan penulis temui ketika penelitian berlangsung.
Keanggotaan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional memililki jenis keanggotaan, yaitu basic, regular,
dan premier. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
Accidental Sampling (sampel kebetulan). Penarikan sampel
didasarkan kepada pendapat Suharsimi Ari Kunto yang
menyatakan ”jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat
di ambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau sesuai dengan
kemampuan peneliti”.10 Maka peneliti mengambil jumlah
9 Em Zul Fahri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( [s.l]: Difa
Publisher, [s.a] ), h. 665 10 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka,
1992), h. 102
11
sampel dalam penulisan skripsi ini adalah 10% dari setiap
jenis keanggotaan. Perhitungannya sebagai berikut:
a. Basic : 10% X 1257 = 125.7
b. Reguler : 10% X 242 = 24. 2
c. Premium : 10% X 154 = 15.4
Jumlah keseluruhannya adalah 165.3 dibulatkan menjadi
160 sampel.
4. Pengolahan Data
Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan
membuat tabulasi data dalam arti data yang di kumpulkan di
sederhanakan formatnya atau strukturnya.
Pengolahan data ini menggunakan rumus:
f
P = —— X 100%
n
Keterangan
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah sampel11
11 Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) , h. 43
12
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika ini akan dijelaskan satu persatu bab-bab yang terdapat
pada tulisan ini, yaitu:
BAB I PEDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini berisi tentang pengertian perpustakaan khusus, fungsi dan
tujuan perpustakaan khusus, pentingnya promosi perpustakaan,
pendidikan pengguna perpustakaan, literasi informasi, sarana
promosi perpustakaan, cara-cara promosi perpustakaan dan kendala
yang dihadapi dalam melakukan promosi Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI.
BAB III TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN KHUSUS
Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran perpustakaan khusus di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI, sejarah singkat
perpustakaan, visi, misi dan moto perpustakaan, tugas dan fungsi
perpustakan, struktur organisasi perpustakaan, jenis layanan
perpustakaan, sistem pelayanan perpustakaan, koleksi dan fasilitas
perpustakaan, pengembangan koleksi perpustakaan, SDM (Sumber
13
Daya Manusia), pengguna perpustakaan dan tata tertib
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Berisi penjelasan dan pemaparan tentang promosi perpustakaan
khusus dan pengaruh promosi terhadap kunjungan pengguna di
Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI. Dan hasil-hasil
promosi yang telah dilakukan terhadap kunjungan pemustaka di
perpustakaan tersebut, serta analisis data yang telah dilakukan
penulis.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi dan
penulisan mencoba memberikan saran-saran yang merupakan
masukan dan sumbangan pemikiran penulis.
14
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling
unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada
di bawah suatu departemen atau di bawah suatu biro, di bawah suatu bagian,
atau bahkan di bawah bidang pemasaran, dsb. Karena itu sebuah
perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan di pimpin oleh pejabat
eselon dua atau dapat pula di pimpin oleh eselon lima, karena letak dan
struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.12 Istilah
khusus tidak hanya menunjukan kekhususan organisasi dimana perpustakaan
merupakan bagian dari lembaga atau perusahaan bersangkutan, melainkan
lebih berkaitan erat dengan subyek atau disiplin ilmu pengetahuan yang
harus ditangani seperti kesehatan, lingkungan hidup, pertanian, industri,
pendidikan dan lain-lain.
Mulyadi Achmad Nurhadi memberikan definisi perpustakaan khusus
sebagai berikut:
”Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggerakan oleh suatu lembaga khusus di luar lembaga, tujuan penyelenggaraannya bukanlah diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi hanya diperuntukan bagi para karyawan lembaga yang bersangkutan dalam rangka menunjang penyelesaian program lembaga yang bersangkutan.”13
12Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999), h 2.3. 13 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999), h 2.3.
14
15
Dalam ulasan Karmidi Martoatmojo mensitir definisi bahwa
perpustakaan khusus menyimpan koleksi khusus.14
Pengertian lainnya perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang
berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintahan atau
swasta, dan sekaligus sebagai pengelola dan penanggung jawabnya.15
Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena
adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan atau swasta. Perpustakaan
tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instansi induknya. 16
Perpustakaan khusus mempunyai tugas melayani suatu kelompok
masyarakat khusus yang memiliki kesamaam dalam kebutuhan dan minat
terhadap bahan pustaka dan informasi. Dan menunjang lembaga yang
dinaunginya.17
Dalam buku lainnya pengertian perpustakaan khusus adalah sebagai
berikut:
Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang di bentuk oleh lembaga (pemerinta/swasta) atau perusahaan yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di lingkungannya, istilah khusus tidak hanya menunjukan pada kekhususan subjek/disiplin ilmu pengetahuan yang ditangani.18
14 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, h. 15 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 39 16 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.
39 17 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius,
1992), h. 35 18Sukarman, Rachman Natadjumena, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. 6.
16
Perpustakaan khusus ialah perpustakaan yang menekankan koleksi
pada suatu bidang khusus atau bidang-bidang yang berkaitan satu dengan
yang lainnya.19
Pengertian lainnya, perpustakaan khusus adalah perpustakaan-
perpustakaan yang berada di lingkungan instansi atau departemen, badan
atau yayasan, perkumpulan keahlian atau organisasi profesi, pusat
dokumentasi dan informasi.20
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang menekankan
koleksinya pada suatu bidang khusus atau bidang-bidang yang berhubungan.
Perpustakaan ini dapat digolongkan khusus karena bentuk bentuk koleksi
yang disimpan berupa peta, surat kabar dll. Lazimnya perpustakaan khusus
merupakan bagian pada suatu lembaga penelitian. Juga masyarakat yang
dilayaninya tergolong khusus yaitu terutama kepada mereka yang bekerja
dilingkungan badan tempat perpustakaan bernaung.21
Berbagai pengertian tentang perpustakaan khusus telah di paparkan
di atas dan dapat disimpulan sebagai berikut:
Pengertian perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada di bawah
naungan suatu lembaga atau instansi tertentu, dan memiliki tugas untuk
memenuhi kebutuhan informasi lembaga yang dinaunginya, istilah khusus
tidak hanya menunjukan pada kekhususan organisasi tersebut tetapi juga
lebih berkaitan erat dengan subjek/disiplin ilmu yang di tangani oleh
19Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Chusus : Pengantar ke Organisasi dan
Administrasi (Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), h.1
20 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.18
21 Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1984), h. 2679
17
perpustakaan tersebut, serta objek/sasaran pelayanan perpustakaan
diperuntukan pada pengguna internal dan masyarakat yang peduli terhadap
bidang-bidang tersebut.
B. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus
1. Tujuan Perpustakaan Khusus
Tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama yaitu membantu
tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung.
Perpustakaan khusus juga memiliki tujuan umum yaitu
perpustakaan khusus bertujuan untuk memberikan informasi dan
kelengkapan rujukan yang berupa bahan-bahan tercetak dan terekam
untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari pada instansi yang
bersangkutan.
Selain itu perpustakaan khusus juga memiliki tujuan khusus yaitu
mengembangkan keterampilan karyawan untuk belajar mandiri;
memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca karyawan
pada khususnya; memotivasi karyawan untuk dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien; dan
mengembangkan kemampuan karyawan untuk mencari, menemukan,
mengolah dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan
khusus.22
Tujuan yang telah di dapat dari berbagai literatur, dapat
disimpulkan bahwa tujuan secara umum adalah menyediakan
22 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 22
18
informasi yang dapat membantu pengguna perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan. Sedangkan
tujuan khususnya adalah membantu tugas badan induk tempat
perpustakaan tersebut bernaung.
2. Fungsi Perpustakaan Khusus, yaitu:
Fungsi utama perpustakaan khusus adalah menyediakan informasi
guna membantu tujuan badan induknya.23
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, perpustakaan khusus
mempunyai fungsi, antara lain menjadi pusat referensi bagi para
karyawan maupun anggota dari instansi atau lembaga yang
bersangkutan; menjadi pusat penelitian bagi petugas dari instansi atau
lembaga yang bersangkutan; dan menjadi sarana untuk memperlancar
pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan.24
Sementara itu pendapat lainnya mengenai fungsi perpustakaan
khusus antara lain mengumpulkan terbitan yang ada di dalam
organisasi; selalu mengikuti perkembangan minat dan kebutuhan
terhadap terbitan; mengaulas terbitan baru, memilih, dan memesan
terbitan penting; dan memesan langsung ke penerbit.
Fungsi perpustakaan khusus tingkat menengah adalah mengetahui
perkembangan kebutuhan informasi organisasi dan menyeleksi bahan
untuk mengatisipasi permintaan yang benar-benar diperlukan;
23J. W Nainggolan, Kebijakan Sistem Pembinaan Perpustakaan Khusus di Jajaran
Departemen dalam Negeri, (Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992) h.1
24 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, h. 14
19
memesan terbitan pada agen buku, majalah, dan terbitan pemerintah;
mengadakan koleksi khusus seperti paten, laporan internal, peta, dan
gambar. Membuat dan memelihara file order lengkap dengan prosedur
tindak lanjut dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia; mengulas
koleksi perpustakaan; dan menyiapkan sistem reguler untuk
mengevaluasi publikasi dengan orang yang berwewenang dalam
organisasi.
Fungsi maksimal perpustakaan khusus, yaitu secara berkala
mengadakan riset formal tentang kebutuhan pemustaka; membuat
kontak dengan ara ahli dan agen publikasi luar biasa yang tidak
dipulikasikan, asing; menambahkan koleksi khusus misalnya katalog
perkembangan eksekutif, cetak komputer, dan arsip organisasi.
mengevaluasi dan memilih pangkalan data komputer sesuai dengan
kepentingan organisasi.25
Selain itu ada yang menerangkan fungsi dari perpustakaan khusus
adalah sebagai berikut:
Fungsi perpustakaan khusus adalah mendukung badan induknya.
Dengan demikian sebagian besar perpustakaan khusus hanya terbuka
atau digunakan para pemakai yang berasal atau bekerja di instansi atau
badan yang bersangkutan. Di samping itu koleksi bahan pustaka dan
informasi perpustakaan khusus adalah berkaitan dengan bidang
cakupan instansi tersebut.26
25Janet L. Ahrensfeld, Special Libraries a guide for management, (New York : Special
Library Association, 1981) h. 8, 9. 26 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h.
1.19
20
Fungsi perpustakaan khusus dalam buku lainnya adalah sebagai
berikut, perpustakaan khusus berfungsi untuk menyimpan,
menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.27
Dari beberapa fungsi yang telah dipaparkan diatas dapat
disimpulkan fungsi perpustakaan, yaitu untuk mendukung badan
induknya dan fungsi lainnya untuk menyimpan, menyediakan dan
menyebarkan informasi secara cepat kepada pengguna perpustakaan.
C. Promosi
Promosi adalah hal penting yang perlu dilakukan dalam sebuah
perpustakaan khusus. Promosi bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi
antara perpustakaan dan calon pengguna. Karena salah satu keberhasilan
sebuah perpustakaan adalah dapat di lihat dari tingkat kunjungan pengguna
dan pemanfaatan informasi (koleksi) oleh pengguna. Hal yang penting yang
harus dipikirkan adalah dukungan dari manajemen, karena promosi
mestinya termasuk dalam anggaran perpustakaan dan terintegrasi ke dalam
proses perencanaan perpustakaan.28
Promosi perpustakaan adalah serangkaian kegiatan perpustakaan
yang dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan
melalui koleksi, fasilitas, dan produk / layanan yang disediakan.29
27http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materidepag07/rencana/Manajemen_Perpus
takaan_Khusus.pdf, 31/07/10 28http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/manjemen-perpustakaan-
khusus?start=1, 30/07/10 29http://maunglib.do.am/load/maunglibdoam/strategi promosi layanan perpustakaan/1-1-0-
31, 30/07/10
21
Pengertian promosi perpustakaan yang lainnya adalah kegiatan
pengenalan sosialisasi mengenai seluk beluk dunia perpustakaan.30
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian
promosi perpustakaan adalah usaha memperkenalkan dan membujuk
pengguna perpustakaan, agar masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan
semaksimal mungkin.
1. Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus
Dewasa ini perpustakaan sesungguhnya dapat dikatakan dalam
keadaan yang sama dengan organisasi atau lembaga lain yang tujuan
utamanya adalah mencari laba. Perpustakaan saat ini agar dapat
meningkatkan layanannya dituntut untuk memasarkan jasa-jasa atau
produk yang mereka hasilkan. Kini semakin banyak pusat informasi
komersial bermunculan. Kemunculan lembaga-lembaga itu dapat menjadi
saingan bagi perpustakaan. Selain itu industri rekreasi semakin bertambah.
Media lain seperti televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya semakin
ramai. Semuanya itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak
memakai perpustakaan.
Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat akan mengenal
perpustakaan dan akhirnya mereka menjadi pemakai yang giat.
Pada artikel Blaise Cronin berkata bahwa dengan adanya pemasaran
dan promosi yang baik perpustakaan akan meraih setidaknya tiga hal yaitu
30http://guslitera.wordpress.com/2010/02/19/peningkatan-minat-baca-dan-promosi-
perpustakaan-sebagai-media-untuk-mendekatkan-masyarakat-pada-perpustakaan/, 30/07/10
22
menambah kepuasan pemakai, meperkuat atau memperlancar
bertambahnya dana, dan meningkatkan kepuasan pustakawan.31
2. Pendidikan Pemakai Perpustakaan
Promosi perpustakaan salah satu kegiatan promosi perpustakaan
adalah pendidikan pemakai. Pendidikan pemakai merupakan salah satu
jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan
untuk dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi
yang dibutuhkan pemakai secara cepat dan tepat.32
a. Kegiatan Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau
memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar
mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di perpustakaan.
Tujuan pendidikan pemakai adalah :
a) Meningkatkan keterampilan pemakai agar mampu memanfaatkan
kemudahan dan sumberdaya perpustakaan secara mandiri;
b) Membekali pemakai dengan teknik yang memadai dan sesuai
untuk menemukan informasi dalam subyek tertentu;
c) Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya dan layanan
perpustakaan;
d) Mempromosikan layanan perpustakaan;
31 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 23, 24 32 [email protected], 28/07/10
23
e) Menyiapkan pemakai agar dapat mengantisipasi perkembangan
IPTEK.33
b. Literasi Informasi
Pengertian literasi informasi dari American Library Association (ALA) : ”Information literacyis a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”.
Artinya literasi informasi diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan etis.34
Pengertian lainnya mengenai literasi informasi adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan,
memahami bagaimana informasi diorganisasikan, mengidentifikasi
sumber-sumber informasi terbaik untuk kebutuhan tertentu, mencari
sumber-sumber, mengevaluasi sumber-sumber kritis, dan berbagai
informasi.35
Promosi perpustakaan selain layanan dan fasilitas yang dimiliki
perpustakaan. Promosi perpustakaan juga dapat memberikan
pendidikan pemakai dan literasi informasi agar para pengguna
perpustakaan dapat memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki
perpustakaan dan pengguna perpustakaan mudah dalam mencari
informasi yang mereka butuhkan.
33http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf, 28/07/10
34http://hanakristina.wordpress.com/2010/04/09/information-literacy-and-information-iiteracy-skills/, 28/07/10
35 http://www.webs.uidaho.edu/info_literacy/, 28/07/10
24
3. Promosi Perpustakaan
Dewasa ini berbagai jenis perpustakaan di Indonesia semakin
berkembang, baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun masih ada
segolongan masyarakat yang belum mengenal perpustakaan sehingga
mereka belum dapat memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Oleh
karena itu, pembinaan promosi atau pemasyarakatan perpustakaan harus
ditingkatkan, sebagai bagian integral dari pembinaan perpustakaan secara
keseluruhan. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai publikasi 36, antara
lain:
a. Cara-cara promosi perpustakaan
Pengguna perpustakaan terdiri dari berbagai individu yang
berbeda. Bentuk promosi juga harus disesuaikan karena adanya
perbedaan latar belakang budaya dan pendidikan. Hal tersebut akan
mempengaruhi penerimaan dan reaksi dari promosi yang disampaikan.
Edinger mengemukakan tiga pendekatan untuk memasarkan dan
mempromosikan informasi yaitu:
1) Melalui iklan;
2) Melalui kontak pribadi;
3) Melalui penciptaan suasana (atmospheric)37
Secara umum cara-cara promosi yang selama ini dilakukan di
perpustakaan, yaitu:
a) Mempublikasikan brosur, poster dan terbitan lainnya;
36 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 42 37Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
28
25
b) Memamerkan bahan bacaan atau koleksi yang menarik;
c) Memperdengarkan lagu-lagu;
d) Memutar film dan bahan pandang dengar;
1) Bercerita mengenai kejadian, mengenai isi buku, mengenai
bahan pandang dengar yang disajikan dan sebagainya;
2) Memberi pengarahan dan penjelasan tentang cara
menggunakan perpustakaan, fasilitas, dan alat peraga yang
ada;
3) Memberi penerangan dan pengumuman tentang koleksi yang
terdapat dalam perpustakaan;
4) Menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan.
Promosi jasa layanan perpustakaan dengan kontak pribadi biasanya
lebih berhasil di perpustakaan khusus. Suatu penelitian yang dilakukan
oleh Hall di Inggris menunjukan bahwa promosi yang paling efektif
adalah promosi melalui pesan dari mulut ke mulut. Ternyata hasil yang
sama juga terjadi setelah dilakukan penelitian di Amerika Serikat. Pada
penelitian yang terakhir ini menggunakan pesawat telepon merupakan
media yang paling efektif, dalam mempromosikan layanan promosi.38
Beberapa bentuk atau media promosi yang biasa digunakan oleh
organisasi antara lain adalah:
a) Publikasi dan Iklan
Publikasi adalah perangsangan non-personal agar ada
permintaan terhadap produk atau jasa melalui berita mengenai hal-
38 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 28.
26
hal di media penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di
radio, televisi dan sebagainya.39
Sedangkan iklan adalah media promosi dalam bentuk penyajian
mengenai ide, produk atau jasa dengan cara membayar. Iklan dapat
dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Dapat melalui media cetak
atau elektronik. 40
Perbedaan antara iklan dan publikasi, promosi melalui iklan
memang menggunakan biaya, tetapi pemasang iklan biasa bisa
mengendalikan apa yang dikatakan, bagaimana menyampaikannya,
kepada siapa iklan itu akan ditempatkan, baik dalam penerbitan
cetak maupun noncetak, dan frekuensi pemasangan iklan juga
dapat dikendalikan oleh pemasang iklan. Sedangkan publikasi
sebaliknya tidak memungkinkan pengendalian hal-hal yang
dicakup oleh iklan. Biasanya, publikasi akan ditinjau oleh
penyunting berita, dan yang bersangkutan dapat memutuskan
apakah seluruh berita akan digunakan, atau hanya sebagian saja,
ataupun tidak dipilih sama sekali sebagai berita. Meskipun
demikian, publikasi mempunyai beberapa keunggulan sehingga
merupakan investasi yang baik. Publikasi ditempatkan sebagai
berita dan bukan di ruang iklan. Penempatan ini memberikan kesan
bahwa informasi dalam berita mengenai produk dan jasa itu lebih
39 Ibid., h. 29 40 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
29, 30
27
objektif dibandingkan dengan iklan yang dianggap
mempromosikan diri sendiri. 41
b) Kontak Perorangan
Promosi secara kontak perorang dilakukan melalui pertemuan
langsung. Promosi dengan kontak perorangan ternyata merupakan
sarana yang lebih ampuh daripada sarana atau promosi lainnya
seperti iklan dan publikasi. Bellardo dan Waldhart melaporkan
bahwa penelitian mengenai efektivitas teknik-teknik promosi dan
komunikasi di bidang perpustakaan dan informasi telah
membuktikan bahwa kontak perorangan dari mulut ke mulut
merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarluaskan
informasi mengenai produk dan jasa perpustakaan dan dalam
menarik minat pengguna perpustakaan.42
Menurut Kotler fungsi kontak perorangan dapat diuraikan
seperti berikut:
1) Menjual. Artinya organisasi berusaha meningkatkan jumlah
konsumen dengan langsung mencari konsumen baru;
2) Memberi layanan. Dengan kontak perorangan, organisasi
mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen;
3) Meneliti. Mengawasi perkembangan yang terjadi di antara
konsumen dan juga antara pesaing-pesaing organisasi.43
41 Ibid, h. 29 42 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
30 43 Ibid, h. 30
28
c) Souvenir atau Hadiah
Souvenir atau hadiah sering disebut dengan cenderamata dan
biasanya souvenir ini diberikan kepada pengguna perpustakaan
yang datang berkunjung ke perpustakaan tersebut, dengan maksud
untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran
tersebut. Dan biasanya souvenir ini tertuliskan nama lembaga
tersebut dengan maksud dapat menjadi salah satu sarana promosi
perpustakaan.
Dari pemaparan cara-cara promosi diatas dapat disimpulkan,
cara-cara promosi yang lebih efektif adalah kontak perorangan.
Cara ini lebih ampuh dalam menyebarluaskan informasi karena
langsung bertatapan dengan pengguna perpustakaan.
b. Sarana Promosi Perpustakaan
Sarana promosi di bagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk
tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik.
1) Sarana promosi dalam bentuk tercetak
a) Brosur, Poster, dan Leaflets
Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya
berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang
suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan oleh konsumen
atau pengguna. Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di
perpustakaan dianggap tidak memerlukan biaya yang cukup
besar. Selain itu pembuatanya cukup mudah. Banyak sekali
29
informasi yang ada di perpustakaan yang perlu disampaikan
kepada pengguna. Brosur bisa lebih banyak memberikan
informasi mengenai kegiatan perpustakaan dan fasilitas yang
dimiliki. Bahkan dengan brosur kita bisa menyebarluaskan
informasi yang bersifat teknis.44
Sedangkan poster adalah salah satu media promosi yang
biasanya berupa kertas besar berukuran A3 atau ukuran A2
yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum tentang
suatu hal yang disajikan secara menarik. Dasar ide pembuatan
poster adalah menyampaikan pesan kepada masyarakat
pengguna secara efektif, mudah dan murah. Poster yang paling
efektif adalah poster yang di rancang untuk sekilas segera
menarik perhatian atau mencuri pandangan orang yang lewat di
depan poster tersebut, sekaligus memberi pesan atau informasi
secara ringkas.45
Untuk selebaran atau leaflet adalah lembaran kertas
berukuran kecil yang mengandung pesan untuk disebarkan
kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau
peristiwa. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain
secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan
bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.46
44 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
72 45 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
80 46 Onung Uchjana Effendy, ”Kamus Komunikasi,” artikel ini diakses pada 4 November
2010 dari http://derianggraini.wordpress.com/2009/12/11/leaflet/
30
Sarana promosi seperti brosur, leaflet dan poster adalah
sarana promosi dalam media tercetak yang sering digunakan
perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi. Sarana
promosi brosur hampir sama dengan leaflet karena terbuat dari
lembaran kertas yang mengandung pesan dan dibagikan kepada
pengguna perpustakaan. Sedangkan untuk poster ukurannya
lebih besar dibandingkan brosur dan leaflet dan poster
dirancang untuk sekilas menarik perhatian, karena poster
biasanya ditempatkan pada tempat umum dimana orang sering
melawati tempat tersebut. Poster juga berisi pesan atau
informasi secara singkat dan padat. Diantara ketiga jenis media
tercetak ini yang paling efektif adalah brosur.
b) Flyer
Flyer merupakan bahan promosi yang terdiri dari satu
lembar yang mengandung informasi dari dua sisi depan dan
belakang. Informasi yang dimuat dalam flyer ini berupa
layanan dan hasil kreatif lain dari suatu perpustakaan. Oleh
karena itu, sarana ini sangat sesuai dalam membantu
pustakawan dalam melakukan kegiatan promosi.47
c) Map Khusus Perpustakaan
Paket promosi lain yang dapat dibuat adalah sebuah map
dengan cetakan khusus berlogo perpustakaan. Map ini
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dari map biasa. Di
47 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 178.
31
dalam map ini dapat dimasukkan paket-paket promosi yang
telah dibuat, misalnya beberapa brosur, pembatas buku, dan
sebagainya. Kumpulan sarana promosi ini dapat dikemas
menjadi satu paket dan diberikan kepada orang-orang
tertentu.48
d) Newsletter
News-letter adalah salah satu media yang dapat digunakan
untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara
teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang
ditulis dengan gaya tidak formal. News-letter sering disebut
’majalah internal’ atau home journal. Biasanaya news-letter ini
hanya diperuntukan kepada pembaca internal. Namun dewasa
ini banyak pula terbitan yang tergolong news-letter dan
memang diberi judul seperti itu tetapi disebarkan secara luas
kepada umum. Semua jenis terbitan ringkas yang berisi
informasi atau berita mengenai suatu lembaga dan produk atau
layanannya dengan gaya penulisan dan penerbitan tidak terlalu
formal untuk disebarkan kepada kalangan tertentu. Penampilan
news-latter dan tulisan di dalamnya sangat mempengaruhi
tercapainya tujuan. News-letter perlu ringkas dan informasinya
harus dirasakan bermanfaat bagi orang-orang yang akan
membacanya.49
48 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 80
49 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 89
32
e) Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan suatu dokumentasi yang
menjabarkan secara ringkas tentang hasil kegiatan dan status
keuangan suatu organisasi atau lembaga selama setahun berlalu
dan memberikan kerangka rencana untuk masa yang akan
datang.50
f) Pembatas Buku (Bookmark)
Pembatas buku adalah suatu benda yang digunakan untuk
memberi tanda pembatas pada halaman-halaman sebuah buku.
Pembatas buku atau yang dikenal sebagai bookmark dapat
digunakan sebagai media promosi di perpustakaan. Pembuatan
pembatas buku berlogo perpustakaan akan sangat
mempengaruhi citra dan sosok perpustakaan di hati pengguna
kepada pengunjung potensial maka akan meningkatkan ingatan
pengguna kepada perpustakaan yang akan mendorong mereka
berkunjung ke perpustakaan. 51
g) Buku Panduan Perpustakaan
Buku panduan perpustakaan adalah sebuah buku kecil yang
diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi segala
sesuatu yang mengenai perpustakaan. Mulai dari sejarah dan
latar belakang pendirian perpustakaan, misi dan tujuan,
organisasi, lembaga induk, koleksi, dan layanan, fasilitas,
lokasi, dan cabang-cabangnya, staf pengelola dan struktur
50 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 178, 179 51 Ibid, h. 97
33
organisasinya, peraturan dan sanksi-sanksi, nama dan alamat
resmi, serta informasi lain yang dianggap perlu untuk
pengguna.52
Dari beberapa cara promosi dalam bentuk media tercetak
yang cukup efektif untuk melakukan kontak dengan pengguna
adalah poster, biasanya poster dapat digunakan untuk
memperkenalkan layanan yang ada di perpustakaan tersebut
dan dapat menyampaikan pesan kepada pengguna
perpustakaan. Selain itu brosur merupakan sarana promosi
perpustakaan yang cukup efektif karena dapat memuat
informasi yang cukup banyak dan tidak memerlukan biaya
yang cukup besar.
2) Promosi dalam Bentuk Kegiatan Perpustakaan
Salah satu cara efektif untuk menembus pembatas dan
penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya
adalah dengan jalan mengadakan kegiatan perpustakaan yang
melibatkan staf perpustakaan dan pengguna. Prinsip dan ide dasar
dari bentuk kegiatan apapun yang diadakan perpustakaan adalah
bagaimana agar pengguna dan calon pengguna dapat dirangsang
dan ditingkatkan minatnya untuk datang ke perpustakaan dan
memanfaatkan layanan yang ada. Kegiatan dapat bersifat formal
52Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 100
34
dan tidak formal.53 Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Pameran Perpustakaan, Ceramah dan Seminar
Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang
banyak. Pameran juga merupakan cara yang paling jitu untuk
mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna
dan calon pengguna. Kegiatan pameran perpustakaan
dimaksudkan untuk menampilkan apa yang dimiliki
perpustakaan dan apa yang dilayankan perpustakaan. Pada
prinsipnya pameran tidak saja menginformasikan secara
tertulis melainkan juga menyajikan apa yang dimiliki dan
dilayankan perpustakaan langsung kepada pengguna.54
Pameran memiliki dua tujuan, yaitu
1) Untuk menarik perhatian pengguna atau calon
pengguna;
2) Untuk menunjukan layanan atau apapun yang dimiliki
perpustakaan menarik untuk mereka.55
Penyelenggaraan pameran seperti pameran buku
merupakan salah satu langkah awal bagi penerbit atau
perpustakaan untuk memotivasi halayak atau publik tentang
produk atau koleksi yang diterbitkannya atau yang
53Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 109 54 Ibid, h. 178. 55 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006),h. 110
35
dimilikinya. Perpustakaan dapat memperkenalkan atau
mempromosikan sebagian koleksi terbarunya atau produk-
produknya yang dihasilkan selama dalam jangka waktu
tertentu. Selain itu aktivitas dan jasa-jasa yang telah, sedang
dan yang akan dilakukannya dapat diketahui masyarakat.56
Sedangkan ceramah adalah suatu kegiatan yang terdiri
beberapa orang yang berbicara di depan dan sejumlah peserta
pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik
atau tema tertentu. Biasanya pembicaranya bersifat formal.
Lain halnya dengan seminar, seminar adalah suatu forum atau
kegiatan yang dilakuakan untuk mengkaji suatu topik pada
suatu waktu dan tempat tertentu dimana ada satu atau lebih
orang berceramah dan sejumlah orang lain sebagai peserta.
Pada umumnya suatu seminar berlangsung proses yang diatur
secara rapih dengan aturan-aturan tertentu. Biasanya terjadi
diskusi antara peserta dengan penceramah setelah materi
ceramah disampaikan. Kegiatan ceramah ini diadakan dengan
tujuan untuk mempromosikan layanan perpustakaan.
Disamping itu, perpustakaan dapat melakukan apa yang
disebut sebagai proses pendidikan pemakai. Dengan demikian
perpustakaan dapat membimbing pengguna atau calon
56 Mulkan Ahmad, ”Penyelenggaraan Pameran Sebagai Upaya Promosi Perpustakaan,”
JKDMM, XV, no. 1-2, 1999: h. 2
36
pengguna bagaimana menggunakan perpustakaan dan
memanfaatkan layanan yang ada.57
b) Bazar
Bazar adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dan
digunakan untuk tujuan promosi perpustakaan. Bazar adalah
suatu kegiatan jual-beli barang yang dilakukan pada suatu
tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat
yang biasanya dilakukan proses jual-beli. Tujuan utama
diadakan bazar, diharapkan semakin banyak orang yang
mengetahui keberadaan dan berkunjung ke perpustakaan
untuk memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan.58
c) Kalender Perpustakaan
Penerbitan kalender khusus merupakan upaya yang sangat
menarik sebagai salah satu media promosi perpustakaan.
Perpustakaan tentunya dapat menggunakan cara ini untuk
promosi perpustakaan secara umum. Kalender merupakan
suatu sarana mempromosikan keberadaan perpustakaan secara
umum. Jadi bukan mempromosikan layanan atau kegiatan
tertentu.59
d) Wisata Perpustakaan (Library Tour)
Bentuk kegiatan jenis ini yaitu mengajak serombongan
orang untuk berkeliling perpustakaan guna melihat sudut di
57Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 116, 117 58 Ibid., h. 126 59 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen, h. 102
37
perpustakaan bahwa di sana ada petugas perpustakaan yang
memberi penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada,
cara-cara menggunakan fasilitas itu serta bagaimana
menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka.
Melalui kegiatan wisata perpustakaan diharapkan pengguna
dapat mengetahui secara langsung apa yang dimiliki
perpustakaan yang bermanfaat bagi mereka dan bagaimana
menggunakanya. Wisata perpustakaan tidak hanya dilakukan
dengan berkeliling perpustakaan jika ada tamu atau
rombongan tamu perpustakaan, tetapi memang merupakan
program yang dirancang secara khusus oleh perpustakaan.
Biasanya pesertanya adalah perpustakaan sekolah. Jadi
kegiatan ini diadakan khusus untuk menumbuhkan rasa cinta
anak-anak pada perpustakaan. Kegiatan wisata perpustakaan
ini akan memberi dampak positif kepada anak-anak. Dalam
jangka panjang hal ini akan berpengaruh pada pola prilaku
mencari informasi di perpustakaan. 60
e) Temu Penulis
Temu penulis juga dapat dijadikan salah satu kegiatan
promosi perpustakaan, dengan diadakannya kegiatan temu
penulis masyarakat mengetahui fasilitas dan koleksi yang
dimiliki perpustakaan tersebut.
60 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen, h. 127
38
f) Launching Buku
Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu sarana untuk
promosi perpustakaan. Biasanya sebelum diadakannya
kegiatan ini dilakukan promosi agar masyarakat mengetahui
tempat diadakannya kegiatan tersebut. Dan dengan
diadakannya kegiatan tersebut membuat masyarakat tahu akan
keberadaan perpustakaan tersebut berada.
g) Diskusi
Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah. Biasanya dalam diskusi para peserta
mencari penyelesaian suatu masalah, minimal mereka
mengajukan usul atau ide yang mungkin bisa menyelesaikan
masalah yang mereka diskusikan.61
Sedangkan pengertian lainnya diskusi adalah sebuah
interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok
tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan yang
akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan
benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya
disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan
diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
pemahaman dari topik tersebut.62
61Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1990), h. 334 62 http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi, 30/07/10
39
Dari beberapa bentuk kegiatan promosi perpustakaan
diatas salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk
menarik perhatian orang akan keberadaan perpustakaan
adalah pameran perpustakaan. Pameran dapat menjadi cara
yang cukup efektif untuk mempublikasikan keberadaan
perpustakaan diantara pengguna dan calon pengguna
perpustakaan.
3) Promosi dalam Bentuk Media Elektronik
a) Media Elektronik
Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara termasuk melalui media, seperti televisi (talk show), radio
dan ulasan-ulasan tentang perpustakaan di suatu kolom di surat
kabar.63
b) Internet
Kegiatan mencari informasi melalui internet akan menjadi
lebih cepat dan lebih baik, karena adanya konektifitas ke
informasi yang berhubungan (hyperlink). Dalam hitungan detik
dapat mencapai informasi di tempat lain yang berjarak ribuan
kilometer. Bahkan surat kabar, majalah dan buku tersedia di
internet dalam bentuk elektronik.64 Perpustakaan dapat
memanfaatkan internet tersebut untuk media promosi
63 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 184. 64 Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999), h. 5. 28
40
perpustakaan dengan menyediakan koleksi perpustakaan dalam
bentuk elektronik, agar dapat diakses masyarakat tanpa harus
datang ke perpustakaan tersebut.
c) Website
Website adalah kumpulan halaman-halaman yang
digunakan untuk mempublikasikan informasi berupa teks,
gambar, dan program multimedia lainnya berupa animasi
(gambar gerak, tulisan gerak), suara, dan gabungan dari
semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian yang saling terkait antara satu page
dan page yang lain, yang sering disebut sebagai hyperlink.65
Website dapat dijadikan salah satu sarana dalam melakukan
kegiatan promosi di perpustakaan, dengan mendesain website
perpustakaan memungkinkan pustakawan menempatkan pesan
promosi perpustakaan, jasa dan layanan, koleksi atau informasi
penting lainnya yang diadakan untuk dapat dinikmati oleh siapa
saja, dimana saja di internet. Keefektifannya dalam
menyebarkan informasi tidak diragukan lagi.66
Pusat-pusat informasi yang digunakan dalam melakukan
kegiatan promosi perpustakaan, yaitu: blog, RSS feeds (seperti
65 http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website,_Bahasa_Pemrograman_
Websitehtml, 22/09/10 66 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 181.
41
untuk buku-buku baru), mindmap, sharepoint, dan jaringan
sosial (seperti linkendln, facebook).67
Facebook adalah website jaringan sosial dimana para
pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja,
sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi
dengan orang lain.68
Facebook dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk
melakukan kegiatan promosi perpustakaan dalam bentuk media
elektronik. Biasanya facebook tidak dibuat secara resmi oleh
suatu lembaga perpustakaan untuk melakukan kegiatan
promosi, tetapi dibuat oleh para pustakawan dan staf. Dalam
hal ini dapat disimpulkan promosi dapat dilakukan dengan
sarana apapun dan semua pustakawan atau staf dapat
membantu melakukan kegiatan promosi perpustakaan.
d) E-mail
E-mail adalah surat melalui media elektronik.Sebenarnya e-
mail merupakan singkatan dari “Electronic mail”. Melalui
email kita dapat mengirim surat elektronik baik berupa teks
maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan dari satu
alamat email ke alamat lain di jaringan internet.69
67 http://www. Allbusiness.com/marketing-advertising/marketing-techniques/11586322-
1.html, 22/09/10
68http://www.indodesign.net/jasa-web-design-murah-semarang-indonesia/tips-dan-artikel-jasa-pembuatancms-joomla-murah-blog-facebook-web-design-murah/35-komputer-dan-internet/113-face-book-adalah-definisi-facebook, 22/09/10
69 http://elbertasia.wordpress.com/2008/11/11/pengertian-e-mail/, 31/07/10
42
Pengertian lainnya e-mail adalah sebuah sarana untuk
menyampaikan pesan (seperti halnya surat, pengumuman, atau
laporan) yang ditransfer atau dikirim oleh seseorang kepada
orang lain melalui jaringan komputer. Promosi dengan sarana
ini relatif lebih murah dan cepat dan memungkinkan
terciptanya komunikasi yang lebih efektif dan efesien
dibanding surat biasa maupun telepon atau faksimile.70
e) Memutar Film atau Video
Memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan
termasuk cara yang cukup tepat dan menarik untuk
mempromosikan perpustakaan. Dewasa ini banyak beragam
judul video tentang penggunaan perpustakaan. Promosi
perpustakaan dengan pemutaran video perpustakaan selain unik
juga menyenangkan bagi yang menonton. Video seperti ini
dapat disajikan pada rombongan tamu yang berkunjung ke
perpustakaan.71
Berbagai sarana yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak, seperti
brosur, poster, flayer, map khusus perpustakaan, news latter,
laporan tahunan, pembatas buku, dan buku panduan
perpustakaan, dari berbagai sarana tercetak cara yang dianggap
paling murah dan praktis untuk melakukan promosi adalah
dengan cara mencetak dan menyebarkan brosur perpustakaan.
70 Akhmad Syaikhu, “Layanan Informasi Berbasis E-mail,” Jurnal Perpustakaan Pertanian, vol 11, no. 1, 2002, h. 15
71 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 128
43
Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di perpustakaan
dianggap tidak memerlukan biaya yang besar, pembuatannya
pun cukup mudah, dan bahannya mudah ditemukan.
Selain brosur ada media lain yang juga cukup efektif untuk
melakukan kontak dengan pengguna perpustakaan adalah
poster. Poster dapat digunakan untuk memperkenalkan layanan
baru atau suatu kegiatan, menekankan dan menonjolakan
layanan lama. Poster yang efektif adalah poster yang dirancang
untuk sekilas segera menarik perhatian, sekaligus memberi
pesan atau informasi secara ringkas.
Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan
seperti, pameran, ceramah, seminar, bazar, kalender
perpustakaan, wisata perpustakaan, temu penulis, launching
buku, dan diskusi, dari berbagai promosi perpustakaan dalam
bentuk kegiatan yang cukup efektif adalah pameran karena
mempublikasikan keberadaan perpustakaan di antara pengguna
dan calon pengguna. Penyelenggarakan pameran dimaksudkan
untuk menampilkan secara fisik dan visual yang dimiliki dan
dilayankan perpustakaan.
Sedangkan sarana promosi perpustakaan dalam media
elektronik seperti, media, website, email dan memutar film atau
video. Dalam bentuk elektronik ini yang paling efektif adalah
dengan cara memutar film atau video, karena cara ini cukup
tepat dan menarik. Selain untuk memperkenalkan layanan dan
44
fasilitas yang ada di perpustakaan dan juga menjadi pelatihan
untuk pendidikan pemakai perpustakaan.
D. Kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi perpustakaan
Pada dasarnya usaha-usaha untuk membuat perpustakaan berhasil
dalam kegiatan pemasaran dan promosi layanan mendapat kendala yang
berasal dari dalam dan luar perpustakaan.
1) Kendala dari dalam Perpustakaan
Ada beberapa kendala yang sebenarnya berasal dalam
perpustakaan. Baik itu berasal dari dalam perpustakaan maupun dari
pustakawan sendiri. Oleh karena kendala ini berasal dari dalam
perpustakaan, maka peluang besar kendala itu dapat ditanggulangi
sendiri oleh perpustakaan atau pustakawan. Kendala-kendala itu antara
lain adalah:
a) Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan
teknik pemasaran;
b) Pandangan tradisional bahwa perpustakaan hanyalah
sebuah gudang buku;
c) Kurang memadainya gedung perpustakaan;
d) Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan
pustaka dan membuka layanan baru;
e) Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan
pengguna perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut
banyak jasa di perpustakaan.
45
2) Kendala dari Luar Perpustakaan
Kendala ini berasal dari luar, karena itu pustakawan harus dapat
bekerja keras dan meningkatkan profesionalisme untuk dapat
menanggulangi kendala yang ada. Kendala tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan
perpustakaan;
b) Lemahnya manajemen organisasi;
c) Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang
jarang ke perpustakaan.72
Dalam literatur lainya pelaksanaan kegiatan promosi, seringkali
perpustakaan dihadapkan dengan berbagai kendala, diantaranya :
1) Perpustakaan kurang mampu meningkatkan kuantitas dan
kualitas layanan.
Keterbatasan sumberdaya yang ada di perpustakaan
menyebabkan perpustakaan kurang mampu meningkatkan
kuantitas dan kualitas layanan. Padahal kuantitas dan kualitas
layanan merupakan "produk" andalan dalam promosi
perpustakaan. Keterbatasan sumberdaya umumnya disebabkan
minimnya anggaran pengembangan perpustakaan. Disamping itu
keterbatasan keterampilan dan pengetahuan dari staf perpustakaan
yang ada kurang mendukung terciptanya profesionalisme dalam
72 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
58
46
melaksanakan tugas-tugas kepustakawanan, sehingga berakibat
layanan perpustakaan tidak bisa dilaksanakan secara optimal.
2) Lokasi kurang strategis dan gedung kurang representatif
Salah satu unsur yang menunjang keberhasilan perpustakaan
adalah fasilitas gedung, baik ditinjau dari segi luas, tata ruang,
lokasi dan sebagainya.
3) Masyarakat akademis belum memandang secara benar
terhadap tugas, fungsi dan peranan perpustakaan.
Hambatan dalam promosi perpustakaan bukan hanya dari
pihak penyelenggara perpustakaan saja tetapi sebaliknya juga dari
pihak pemakai. Meskipun untuk mendapatkan jasa layanan
informasi tidak diperlukan banyak biaya bahkan ada yang tidak
sama sekali, tetapi minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas
dan layanan perpustakaan masih kurang.73
Dalam pemaparan diatas mengenai kendala yang dihadapi
dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan dapat
disimpulkan, kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam dan
luar perpustakaan. Kendala dari dalam seperti terbatasnya
sumberdaya manusia di perpustakaan tersebut dan untuk kendala
dari luar seperti lokasi yang kurang strategis dls.
73 http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf, 31/07/2010
47
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN
NASIONAL
A. Sejarah Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Perpustakaan khusus merupakan salah satu jenis perpustakaan yang
di bentuk oleh lembaga (swasta atau pemerintahan) yang mempunyai misi
bidang tertentu dengan memenuhi kebutuhan dilingkungannya.74
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan salah
satu perpustakaan khusus. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
diresmikan pada Hari Senin 29 November 2004 oleh Prof. Dr. Bambang
Sudibyo, MA,. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang
bertempat di kantor Kementerian Pendidikan Nasional Gedung A lantai 1
di Jl. Sudirman, Jakarta Selatan.
Setelah diresmikan pada tanggal 29 November 2004, Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional dapat di akses oleh khalayak umum.
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini menghadirkan suatu
konsep perpustakaan umum yang modern di Jakarta. Sehingga
perpustakaan ini merupakan perpustakaan khusus yang berada di
lingkungan Kementerian Perndidikan Nasional namun terbuka untuk
umum.
Perpustakaan ini tidak hanya sebagai tempat membaca dan
meminjam buku, akan teteapi juga sebagai pusat ilmu pengetahuan dan
74 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta : Universitas
Terbuka, 1999) h. 1.5
47
48
pembelajaran, sarana berinteraksi antar sesama anggota, dan tempat
kegiatan komunitas.75 Perpustakaan ini di bangun sebagai perpustakaan
model yang dijadikan acuan pengelolaan perpustakaan yang memberikan
pelayanan optimal pada masyarakat.76 Pelayanan merupakan faktor
terpenting dalam suatu perpustakaan. Jika layanan di perpustakaan tersebut
optimal, banyak masyarakat akan memanfaatkan perpustakaan tersebut
untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Perpustakaan kementerian Pendidikan Nasional telah mengalami
perluasan dari 800 m2 menjadi 1500 m2. Peresmian perrluasan
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Oktober
2009. Perluasan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini selain
untuk kenyamanan pengunjung perpustakaan, juga untuk ruang jurnal
online, koleksi terbitan berkala, seperti jurnal, koran, dan majalah dan
untuk ruangan kelas dan ruang untuk melaksanakan kegiatan yang
diadakan perpustakaan.
B. Visi dan Misi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Setiap lembaga atau departemen (pemerintahan atau swasta)
memiliki visi dan misi, begitu juga dengan Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional. Perpustakaan ini termasuk dalam jenis perpustakaan
khusus yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dilingkungannya. Perpustakaan ini berada di bawah naungan Kementerian
75 Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI 76 Ibid
49
Pendidikan Nasional. Perpustakaan ini memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
1. Visi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu:
Menjadi perpustakaan yang nyaman dan berorientasi kepada
pemustaka serta menunjang Kementerian Pendidikan Nasional dalam
mewujudkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif.
2. Misi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu:
a. Menjadikan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
sebagai model acuan bagi pengembangan perpustakaan pendidikan.
b. Mendorong kegiatan pembelajaran seumur hidup dan menyediakan
akses informasi termutakhir bagi pengguna.
c. Mewujudkan sistem manajemen perpustakaan yang efisien, efektif,
dan profesional.
d. Menyediakan layanan perpustakaan yang berorientasi pada
pelanggan.
e. Menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
f. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kualitas
layanan perpustakaan yang lebih baik dan beragam.
g. Menjadikan perpustakaan sebagai agen perubahan budaya dan
sosial masyarakat.
3. Moto Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu:
Tercepat, Terdepan, dan Terpercaya
50
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasioanal
Setiap perpustakaan memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda
untuk memajukan dan memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna
dilingkungannya. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki
fungsi dan tujuan sebagai berikut:
Adapun rincian tugas dari sub bidang Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penyusunan program kerja sub bidang;
2. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan bahan pustaka;
3. Melakukan pencatatan dan registrasi bahan pustaka;
4. Melakukan kodefikasi bahan pustaka;
5. Melakukan pemberian layanan peminjaman bahan pustaka;
6. Melakukan penataan dan pemeliharaan bahan pustaka;
7. Melakukan kegiatan bedah buku, pustaka, dan pemutaran
dokumentasi film dan lain-lain;
8. Melakukan pengembangan kepustakaan melalui berbagai kegiatan;
9. Melakukan penyiapan bahan fasilitas pengelolaan perpustakaan di
lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional;
10. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen sub bidang;
11. Melakukan penyusunan laporan sub bidang.
D. Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional secara struktural
berada di bawah Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Sekretariat
51
Jenderal Kementrian Pendidikan Nasional, yang mempunyai tugas
melaksanakan pengolahan dan pengembangan perpustakaan dalam bidang
layanan masyarakat dan pendokumentasian kebijakan departemen. Sub
bidang perpustakaan terdiri atas pelayanan perpustakaan, yang mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan serta pengembangan perpustakaan
departemen, dokumentasi, dan teknis perpustakaan, mempunyai tugas
melaksanakan teknis perpustakaan dan pendokumentasian bahan kebijakan
departemen. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga memiliki
struktur organisasi sebagai berikut:
Gambar 01
Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Sub. Bidang Perpustakaan
Divisi Koleksi
Divisi Kerjasama
Divisi Layanan
Sirku-lasi
Pend-ukung
Divisi Database
Dan Otomasi
Perpustakaan
Koleksi Periodicals
Refer-ensi
Divisi Keanggotaan
Dan Overdue
Koleksi Buku dan AV
52
E. Jenis Layanan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menerapkan sistem
layanan terbuka, artinya pengguna dapat mencari dan memilih sendiri bahan
pustaka yang dibutuhkan. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
ini adalah perpustakaan khusus karena berada di bawah naungan suatu
lembaga atau departemen, tetapi perpustakaan ini juga dibuka untuk umum.
Oleh karena itu perpustakaan ini memiliki koleksi yang subjeknya untuk
pengguna dalam lembaga tersebut dan masyarakat umum.
Perpustakaan ini memiliki koleksi yang disediakan untuk membantu
lembaga yang dinaunginya, tentu yang subjeknya pendidikan. Memang
subjek ini lebih banyak dibandingkan subjek lainnya. Ada juga bahan
pustaka yang dikeluarkan oleh lembaga Kementrian Pendidikan Nasional
dan ada pula yang di peroleh melalui membeli, hadiah, dan tukar menukar.
Koleksi Perpustakaan Kementarian Pendidikan Nasional ini untuk
menunjang lembaga induknya. Selain buku ada juga koleksi lainnya,seperti
jurnal dan koleksi referensi lainnya.
Adapun jenis jasa layanan informasi yang tersedia di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional sebagai berikut:
1. Layanan Sirkulasi yaitu kegiatan layanan sehari-hari yang ada di
perpustakaan. Meliputi kegiatan seperti, peminjaman bahan pustaka,
pengembalian dan perpanjangan bahan pustaka. Pada layanan
sirkulasi pengguna akan dilayani oleh staf perpustakaan dengan
bantuan komputer.
53
2. Layanan rujukan/referensi merupakan layanan yang ditujukan untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh pengguna.
Pertanyaan-pertanyaan itu dapat disampaikan dengan datang
langsung ke perpustakaan, melalui faksimil, e-mail atau melalui
telepon.
3. Layanan televisi internasional merupakan layanan yang bertujuan
untuk menyebarluaskan informasi dan berita aktual dari seluruh
dunia. Pengguna dapat menonton dan mendengarkan siaran BBC
melalui televisi layar lebar dan earphone yang disediakan oleh
perpustakaan.
4. Layanan internet Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI
menyediakan delapan unit komputer yang dapat digunakan oleh
pengguna untuk mengakses internet. Melalui layanan ini
memungkinkan pengguna untuk memperoleh informasi aktual dari
seluruh dunia secara cepat melalui jaringan internet.
5. Program pendidikan latihan kerja, sesuai dengan tujuannya untuk
menampilkan citra Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI
yang baik dan modern serta menjalin kerjasama yang baik dengan
setiap lembaga, maka Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional RI membuka kesempatan bagi orang yang ingin mengetahui
tentang perpustakaan melalui program pendidikan latihan kerja.
Layanan ini bertujuan untuk membantu dan membantu dan
memperkenalkan sistem perpustakaan yang baik serta memberikan
pengalaman kerja.
54
6. Orientasi perpustakaan yakni kegiatan yang diberikan pada pengguna
perpustakaan tentang bagaimana pemakai dapat menelusur informasi
dan memanfaatkan sarana yang ada di Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional RI dengan baik. Layanan ini diberikan kepada
anggota perpustakaan dan calon anggota perpustakaan baik secara
berkelompok maupun perseorangan.
7. Layanan fotocopy, perpustakaan menyediakan satu unit mesin
fotocopy bagi pengguna yang membutuhkannya.
8. Layanan e-journal, layanan ini merupakan layanan baru yang dimiliki
oleh perpustakaan. Layanan ini merupakan layanan jurnal elektronik
atau online internasional yang hanya dapat digunakan oleh anggota
perpustakaan.
9. Layanan pojok tuna netra, layanan ini dikhususkan untuk para
penyandang tuna netra yang ingin menggunakan fasilitas
perpustakaan.
F. Sistem Pelayanan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Sistem pelayanan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
menggunakan sistem online. Sofeware yang digunakan di perpustakaan ini
adalah sofeware Senayan. Untuk mempermudah temu kembali informasi
dapat menggunakan sarana temu kembali yang telah disediakan oleh
Perpustakaan Pendidikan Nasional, yakni Online Public Acces Cataloging
(OPAC). Pengguna perpustakaan dapat menelusur bahan pustaka yang
dibutuhkan melalui nama pengarang, judul buku, dan subjek yang
55
diketahui. Sofeware yang digunakan dalam penelusuran yaitu senayan
(www.senayan.diknas.go.id), pengaplikasian sistem seperti ini dapat
memudahkan pengguna perpustakaan dalam menelusur informasi yang
dibutuhkan dan pengguna perpustakaan dapat menelusur secara online
jurnal yang ada. Selain itu hampir semua kegiatan yang dapat dilakukan
dengan komputer menggunakan sofeware senayan, seperti pengolahan dan
layanan sirkulasi.
1. Sofeware Senayan
Senayan adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk
memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation)
skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan
masih terus aktif dikembangkan, senayan sangat cocok digunakan bagi
perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di
lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet.
Keunggulan senayan lainnya adalah multi-platform, yang artinya
bisa berjalan secara native hampir di semua Sistem Operasi yang bisa
menjalankan bahasa pemrograman PHP (http://www.php.net) dan
RDBMS MySQL (http://www.mysql.com). Senayan sendiri
dikembangkan di atas platform GNU/Linux dan berjalan dengan baik
di atas platform lainnya seperti Unix *BSD danWindows.
Senayan merupakan aplikasi berbasis web dengan pertimbangan
cross-platform. Sepenuhnya dikembangkan menggunakan Software
Open Source yaitu: PHP Web Scripting Language, (www.php.net) dan
MySQL Database Server (www.mysql.com). Untuk meningkatkan
56
interaktifitas agar bisa tampil seperti aplikasi desktop, juga digunakan
teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript And XML). Senayan juga
menggunakan Software Open Source untuk menambah fitur seperti
PhpThumb dan Simbio (development platform yang dikembangkan
dari proyek Igloo). Untuk itu Senayan dilisensikan dibawah GPLv3
yang menjamin kebebasan dalam mendapatkan, memodifikasi dan
mendistribusikan kembali (rights to use, study, copy, modify, and
redistribute computer programs). Lebih detail tentang GPLv3 bisa
dibaca di http://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.html.
Senayan versi 1 dan 2 tidak di rilis ke publik karena masih tahap
uji coba dan sedang dalam penyempurnaan. Sejak versi 3, senayan
dianggap sudah stabil untuk di rilis ke publik dan sudah waktunya di
uji coba oleh komunitas pustakawan. Diharapkan dengan peer-to-peer
review oleh publik, software senayan semakin stabil dan fitur-fiturnya
bisa semakin beragam dan mengakomodasi banyak kebutuhan. Untuk
melihat demo dan mendownload software Senayan, bisa berkunjung ke
http://senayan.diknas.go.id.
2. Katalog Online
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menyediakan
sarana temu kembali informasi, yakni Online Public Access
Cataloging (OPAC) yang menggunakan sofeware senayan. Sofeware
Senayan ini merupakan open sofeware yang dapat dikembangkan oleh
siapa saja yang ingin mengembangkan sofeware tersebut, itu sebabnya
57
sofeware ini masih sederhana dibandingkan dengan sofeware-sofeware
lainnya yang mengeluarkan biaya.
G. Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan perpustakaan tidak dapat terlepas dari Pengembangan
koleksi dan anggaran karena dua faktor tersebut yang dapat menunjang
telaksana pengembangan perpustakaan dengan baik.
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas
di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang
harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku,
buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi,
majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
Pada prakteknya pengembangan koleksi perpustakaan hanya
merupakan rangkaian kegiatan pengadaan bahan pustaka, baik melalui
pembelian, pertukaran maupun melalui hadiah. Semuanya diserahkan
kepada para pustakawanan atas dasar hasil arahan, pendapat dan kebijakan
pimpinan perpustakaan dan lembaga induknya secara global tanpa
pedoman tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka bisa saja
kebijakan tersebut tidak begitu jelas dan sulit dipahami sehingga dapat
diinterpretasikan secara berlainan oleh petugas yang melaksanakannya.
Petugas/personil dalam pengembangan koleksi perpustakaan haruslah
orang yang menguasai subjek dan mengetahui buku serta kebutuhan
pembaca.
58
Pengembangan koleksi pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional dengan cara melihat kebutuhan informasi pengguna atau
karyawan tempat perpustakaan bernaung, karena perpustakaan ini
merupakan perpustakaan khusus maka koleksi yang disediakan oleh
perpustakaan ini harus dapat memenuhi kebutuhan internal. Selain itu
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga melihat dari data
koleksi perpustakaan yang dipinjam oleh pengguna perpustakaan
berdasarkan nomor klas.77
H. Anggaran
Faktor penunjang yang sangat diperlukan untuk pengembangan
perpustakaan adalah dana. Apabila sumber dana kecil atau sedikit akan
menyebabkan suatu perpustakaan sulit untuk maju di dalam
pengembangan informasi untuk mengikuti tuntutan zaman yang semakin
modern di dalam segala bidang. Sumber anggaran diperoleh oleh pihak
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional berasal dari anggaran
rutin yang diberikan setiap tahunnya dari APBN (Anggaran Pendapatan
Belanja Negara). Dana tersebut diberikan untuk melakukan pengadaan
koleksi di perpustakaan.
77 Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
59
I. Koleksi dan Fasilitas Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
1. Koleksi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan
Perpustakaan Khusus yang memiliki fungsi mendukung, menunjang,
dan melayani organisasi induk, Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional juga membuka layanan untuk umum. Oleh
sebab itu Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki
berbagai subjek seperti perpustakaan umum. Koleksi umum seperti
buku menggunakan standarisasi DDC (Dewey Decimal
Classification) dan khusus untuk klas 400 menggunakan DDC dan
ditambahkan warna. Saat ini koleksi yang dimiliki Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI berjumlah:
a. Buku > 20.000 eksemplar;
b. Audio Visual > 6.000 kopi (CD, Kaset, DVD, VCD, dan VHS);
c. Terbitan berkala > 95 eksemplar (Koran, Majalah, Tabloid,
Jurnal)
Jumlah koleksi pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional menurut subjek adalah sebagai berikut:
a. 000 Karya Umum : 1159; 4 %
b. 100 Filsafat : 378; 1 %
c. 200 Agama : 164; 1 %
d. 300 Ilmu Sosial : 5679; 20 %
e. 400 Bahasa : 5714; 20 %
f. 500 Ilmu Murni : 1005; 4 %
60
g. 600 Ilmu Terapan : 2841; 10 %
h. 700 Seni dan Olah raga : 1516; 6 %
i. 800 Kesusastraan : 2302; 9 %
j. 900 Sejarah dan Geografi : 2224; 8 %
Sedangkan untuk koleksi fiksi, koleksi anak, jurnal dan terbitan
berkala lainnya menggunakan standarisasi yang telah di buat oleh
pihak Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu
standarisasi alfabetis dan ditambahkan pendekatan tiga huruf
pengarang tetapi jika tidak ada pengarangnya dapat digunakan tiga
huruf judul. Koleksi tersebut berjumlah sebagai berikut:
a. Fiction : 3667; 15 %
b. Junior Fiction : 505; 2 %
Untuk koleksi yang di buat oleh Kementerian Pendidikan
Nasional atau koleksi lokal berjumlah 455 atau 1.6 % dan koleksi
referensi yang tercetak berjumlah 2749 atau 10 % dan untuk audio
visual referensi berjumlah 300 atau 1.1 %.
Sedangkan untuk koleksi terbitan lokal Kementerian Pendidikan
Nasional, Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional hanya
memiliki sedikit koleksi. Hal itu dikarenakan pada Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI masih belum ada kebijakan
khusus tentang pengadaan koleksi perputakaan, kebijakan tersebut
masih dalam rancangan pembentukan kebijakan.
61
2. Fasilitas Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI sebagai
perpustakaan modern yang terbuka untuk umum memiliki fasilitas
yang mendukung dalam pelayanan ini, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem otomatis perpustakaan (Senayan);
b. Katalog Online (www.perpustakaan.depdiknas.go.id);
c. Ruang baca buku;
d. Ruang kelas;
e. Ruang pertemuan;
f. Fasilitas untuk tuna netra;
g. Internet;
h. Saluran TV Internasional.
J. Sumber Daya Manusia
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dikelola oleh
pustakawan dan staf perpustakaan yang memberikan pelayanan yang baik
dan profesional. Adapun pustakawan dan staf perpustakaanya sebagai
berikut:
1. Kepala Sub Bidang, berjumlah satu orang;
2. Pustakawan Koleksi Buku, berjumlah satu orang;
3. Pustakawan Promosi Perpustakaan, berjumlah satu orang;
4. Pustakawan Referensi, berjumlah dua orang;
5. Pustakawan Otomasi dan Teknologi Informasi Perpustakaan,
berjumlah satu orang;
62
6. Pustakawan Pengolahan Terbitan Berkala, berjumlah satu orang;
7. Pustakawan Koleksi Audio Visual, berjumlah satu orang;
8. Pustakawan Sirkulasi dan Keanggotaan, berjumlah satu orang;
9. Pembantu Staf Bag Sirkulasi, berjumlah tiga orang;
10. Staf Layanan Pendukung (Penitipan Tas, Audio Visual, Fotokopi),
berjumlah lima orang.78
K. Pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional adalah
perpustakaan khusus namun terbuka untuk umum. Oleh sebab itu,
penggunanya pun selain para staf atau karyawan dalam lembaga yang
dinaunginya tersebut, juga masyarakat umum.
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki anggota
yang berjumlah 23200, untuk anggota yang masih aktif atau kartu
anggotanya belum expiredr sebanyak 1801, dan anggota yang telah
expired sebanyak 21399. Keanggotaan di Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional di bagi dalam beberapa tingkatan keanggotaan, yaitu:
1. Jumlah keanggotaan Besic = 1257
2. Jumlah keanggotaan Regular = 242
3. Jumlah keanggotaan Premium = 154
78 Adm/Tu Perpustakaan Kemdiknas
63
L. Tata tertib Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Tata tertib atau peraturan pengguna perpustakaan di buat untuk
mengatur kegiatan pelayanan perpustakaan. Tata tertib ini harus di buat
dan di ketahui oleh para pengguna perpustakaan. Tata tertib ini perlu di
tempel pada tempat-tempat tertentu yang strategis di perpustakaan
tersebut. Tempat paling strategis untuk menempelkan tata tertib ini adalah
di bagian pintu masuk perpustakaan.79
1. Tata tertib pengunjung Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional:
a. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan
Perpustakaan Khusus yang memiliki fungsi utama mendukung,
menunjang, dan melayani organisasi induk (Kmenterian
Pendidikan Nasional);
b. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga membuka
layanan kepada umum dengan persyaratan khusus;
c. Layanan perpustakaan buka setiap hari Senin – Jum’at mulai
pukul 09.00 – 18.00 dan Sabtu mulai pukul 09.00 – 14.00.
(Minggu dan hari libur nasional tutup);
d. Pengunjung perpustakaan (pemustaka) diwajibkan menitipkan
barang bawaanya yang berupa tas, kantong plastik, jaket, dan
sejenisnya di etmpat penitipan serta mengisi buku tamu yang
disediakan;
79 Pawit M. Yusuf, Pedoman pengyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Kencana. 2007) h. 85, 86
64
e. Barang-barang berharga seperti telepon genggam (hp), uang,
perhiasan, laptop, berkas penting, dan semacamnya agar tidak
dititipkan. Kehilangan barang-barang tersebut diluar tanggung
jawab Perpustakaan KEMENDIKNAS. Jika perlu mintalah tas
transparan pada petugas penitipan tas untuk membawa barang-
barang tersebut;
f. Tidak diperkenankan melakukan tindakan/perbuatan yang dapat
mengganggu pemustaka lainnya;
g. Memelihar kebersihan dan keutuhan koleksi yang digunakan
baik didalam maupun diluar perpustakaan. Merobek dan
merusak koleksi dianggap sebagai tindakan pencurian;
h. Tidak membuat coretan di meja, dinding, dan koleksi
perpustakaan;
i. Memelihara kebersihan lingkungan dan fasilitas perpustakaan
serta membuang sampah pada tempatnya yang telah disediakan;
j. Membawa peralatan tulis sendiri dan tidak mengganggu staf
perpustakaan untuk kebutuhan/kegiatan yang tidak berkaitan
dengan kegiatan staf perpustakaan;
k. Meletakakan koleksi yang telah dibaca/digunakan diatas meja
baca, dan tidak sekali-kali menyusun koleksi di rak;
l. Merokok, makan, dan minum di ruang koleksi dan ruang baca
tidak diperkenankan;
m. Penggunaan telepon genggam diarea perpustakaan tidak
diperkenankan;
65
n. Mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya dan mematuhi
peraturan peminjaman koleksi yang berlaku;
o. Pemustaka hanya bisa meminjam koleksi sesuai dengan
ketentuan keanggotaan yang berlaku di perpustakaan
Kemdiknas;
p. Petugas perpustakaan berhak untuk memeriksa buku/barang
bawaan sebelum meninggalkan perpustakaan.
2. Pengguna Layanan Pendaftaran Keanggotaan Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional
a. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan
Perpustakaan Khusus yang memiliki fungsi utama mendukung,
menu jang dan melayani organisasi induk (Kementerian
Pendidikan Nasional);
b. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga membuka
layanan kepada umum dengan persyaratan khusus;
c. Calon Anggota Perpustakaan Kemendiknas harus berdomisili
dilingkungan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) yang dibuktikan dengan kartu identitas
(KTP/SIM);
d. Mengisi formulir keanggotaan dan menyerahkannya kepada staf
perpustakaan beserta fotocopy kartu identitas dan pas pjoto
berwarna terrbaru ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar;
66
e. Formulir keanggotaan selanjutnya akan diverifikasi. Verifikasi
dikakukan melalui telepon dan mengirimkan lembar verifikasi
via POS. Biaya pengiriman akan dibebankan kepada calon
anggota;
f. Keanggotaan yang telah dinyatakan valid dapat segera
mengambil kartu keanggotaan dilayanan sirkulasi;
JENIS
KEANGGOTAAN
KOLEKSI YANG
BISA DIPINJAM
Lama
Peminjaman
Perpanjangan*
BASIC 1 Buku dan 1
Audio Visual
< 14 hari
(2 Minggu)
1 kali
REGULER 2 Buku dan 1
Audio Visual
< 14 hari
(2 Minggu)
1 kali
PREMIUM 3 Buku dan 2
Audio Visual
< 14 hari
(2 Minggu)
1 kali
PLATINUM 5 Buku dan 3
Audio Visual
< 14 hari
(2 Minggu)
1 kali
* koleksi yang telah dipesan oleh anggota lain tidak dapat diperpanjang
Keterangan :
a. Keanggotaan bebas biaya, jenis keanggotaan akan diupgrade setiap
tahunnya selama anggota aktif menggunakan perpustakaan (sesuai
dengan ketentuan), dengan jenis keanggotaan paling pertama Basic
dan tertinggi Premium;
67
b. Untuk karyawan Kemendiknas harap menunjukan kartu
pegawai/SK pegawai dan mencantumkan NIP pada kolom Nomor
Identitas di formulir keanggotaan. (diisi : Nomor KTP/SIM, NIP).
3. Tata Tertib Anggota Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional
a. Keanggotaan tidak dapat digunakan/dipindahtangankan kepada
orang lain;
b. Kerusakan atau kehilangan koleksi yang dipinjam, diganti
dengan nilai uang sebesar harga koleksi, saat ini ditambah biaya
administrasi;
c. Mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya dan mematuhi
peraturan peminjaman koleksi yang berlaku;
d. Pemustaka hanya bisa meminjam koleksi sesuai dengan
ketentuan keanggotaan uang berlaku di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional.
4. Layanan Fotokopi
a. Untuk non-member tidak diperkenankan membawa buku
keluar dari Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
dengan alasan apapun;
b. Semua koleksi di perpustakaan dapat di fotokopi dengan
persyaratan sebagai berikut:
1) Jumlah maksimal halaman yang dapat di fotokopi hanya
10% dari total halaman buku;
68
2) Fotokopi hanya dapat dilakukan oleh staf perpustakaan
dan akan dikenakan biaya sebesar Rp 500,- per lembar
(uk. A4 / F4 / Kwarto) dan Rp 1000,- per lembar (uk. A3);
3) Jumlah maksimal buku yang dapat di fotokopi oleh setiap
anggota adalah sebanyak 3 (tiga) buah buku per hari;
4) Pelayanan fotokopi dimulai dari jam 10.00 – 15.00 wib.
5. Pengguna Layanan Audio Visual
a. Layanan audio visual diberikan bagi pemustaka yang ingin
menikmati koleksi audio visual Perpustakaan Kemeterian
Pendidikan Nasional;
b. Pilihan koleksi audio visual yang anda inginkan, lalu serahkan
pada petugas layanan audio visual beserta kartu keanggotaan
perpustakaan;
c. Selanjutnya petugas akan memberitahu di mana koleksi tersebut
dapat di dengar dan/atau dilihat;
d. Pemutaran film berupa CD, VCD, DVD, Blue Ray, dan Video
Cassette hanya diperolehkan maksimal dua kali dalam satu hari;
e. Beritahukan kepada petugas layanan bila telah selesai dan minta
kembali kartu anggota Anda;
f. Penggunaan perangkat audio visual untuk memutar koleksi dari
luar Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional tidak
diperkenankan;
69
g. Mintalah bantuan pada staf Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional, jika Anda memerlukan bantuan dalam
penggunaan layanan audio visual.80
6. Sanksi terhadap pelanggaran
Sanksi diberikan terhadap para pengguna perpustakaan dengan
tujuan untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab. Pelanggaran
berupa keterlambatan pengembalian koleksi pinjaman, cukup diberi
denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperpustakaan tersebut.
81
Pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI sanksi
yang di berikan kepada pengguna yang terlambat mengembalikan
koleksi perpustakaan, hanya di beri denda waktu, misalnya, pengguna
perpustakan telat mengembalikan buku lima hari, maka selama lima
hari kedepan pengguna perpustakaan tersebut tidak dapat meminjam
buku atau koleksi lainnya. Sedangkan untuk pengguna perpustakaan
yang lebih dari sebulan tidak mengembalikan koleksi yang
dipinjamnya, maka pihak perpustakaan mengirimkan surat melalui
pos sesuai alamat yang pengguna perpustakaan berikan saat mengisi
formulir pertama kali daftar dan kartu anggota pengguna tersebut
diblacklist. Sedangkan untuk pengguna perpustakaan yang
menghilangkan koleksi perpustakaan harus menggantinya dengan
koleksi yang sama atau dikenakan biaya sesuai dengan harga koleksi
tersebut.
80 Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI 81 Ibid, h. 88
70
BAB IV
ANALISA HASIL PENELITIAN
A. Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan
Kemajuan dalam bidang sains dan teknologi, terutama dalam masalah
teknologi informasi ialah internet. Internet kini semakin diminati oleh
masyarakat di Indonesia, internet sebagai suatu jaringan informasi yang
dikabarkan akan menjadi sumber informasi terbesar dengan kapasitas tak
terbatas. Internet suatu saat mungkin akan menggantikan pusat-pusat
informasi dan perpustakaan. Oleh sebab itu perpustakaan perlu melakukan
promosi perpustakaan. Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat akan
memanfaatkan perpustakaan dan pada akhirnya mereka akan menjadi
pemakai yang giat. Hal tersebut yang membuat promosi sangat penting di
lakukan oleh perpustakaan.
Masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan perpustakaan,
bahkan fungsinya pun belum diketahuinya. Perpustakaan khusus lazimnya
memiliki tujuan membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut
bernaung, dan memberikan informasi dan kelengkapan rujukan yang berupa
bahan-bahan tercetak dan terekam untuk memperlancar pelaksanaan tugas
sehari-hari pada instansi yang bersangkutan. Perpustakaan perlu dikenalkan
kepada karyawan di instansi tersebut secara terus menerus sehingga dapat
dirasakan manfaatnya.
70
71
Upaya yang telah di lakukan oleh Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional dalam rangka mempromosikan dan memasyarakatan
perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Penyebaran Brosur
Brosur adalah salah satu media promosi, biasanya berupa
kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang
atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau pengguna
dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
Promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
menggunakaan sarana promosi dalam bentuk tercetak, yaitu brosur.
Pihak perpustkaan hanya mendesain brosur tersebut, dan yang
melakukan pencetakan diserahkan kepada PIH (Pusat Informasi dan
Humas) Kementerian Pendidikan Nasional dan setelah di cetak
kembali lagi diserahkan ke perpustakaan untuk dibagikan atau
disebarkan kepada seluruh pengguna perpustakaan yang datang ke
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional.
2. Newslatter
Newslatter adalah salah satu media yang dapat digunakan
untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara
teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang di tulis
dengan gaya tidak formal.
Prosesnya pun sama dengan brosur, pihak perpustakaan
hanya mendesain. Penyebaran newslatter di bagikan kepada
72
pengguna perpustakaan yang berkunjung atau datang ke
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional.
Dari sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak
dapat disimpulkan bahwa sarana promosi perpustakaan dalam
bentuk tercetak yang lebih praktis dan mengeluarkan biaya tidak
terlalu besar adalah brosur sedangkan untuk newslatter digunakan
untuk memberi informasi kepada sejumlah orang secara teratur
berupa berita-barita atau artikel-artikel singkat yang di tulis dengan
gaya tidak formal. Tetapi diantara sarana promosi dalam media
tercetak tersebut yang lebih efektif adalah brosur karena brosur
biasanya berisi informasi yang penting sebagai berikut:
a. Petunjuk umum tentang perpustakaan;
b. Informasi mengenai koleksi perpustakaan;
c. Daftar bacaan yang menarik;
d. Petunjuk tentang subjek-subjek tertentu;
e. Informasi tentang jenis layanan perpustakaan.
3. Souvenir atau Hadiah
Souvenir atau hadiah sering disebut dengan cenderamata dan
biasanya souvenir ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
datang berkunjung ke perpustakaan tersebut, dengan maksud untuk
mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran
tersebut. Dan biasanya souvenir ini tertuliskan nama lembaga
tersebut dengan maksud dapat menjadi salah satu sarana promosi
perpustakaan.
73
Cara promosi seperti memberikan souvenir atau hadiah ini
pernah di lakukan, yaitu membagikan alat tulis berupa pulpen yang
berlebelkan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional kepada
pengguna perpustakaan.
4. Pameran perpustakaan
Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak.
Pameran perpustakaan ada yang diadakan oleh pihak Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional maupun yang diadakan oleh
pihak lain. Pameran perpustakaan ini dilakukan atas kerjasama
dengan penerbit.
5. Seminar
Seminar adalah suatu forum atau kegiatan yang dilakukan
untuk mengkaji suatu topik pada suatu waktu dan tempat tertentu
dimana ada satu atau lebih orang berceramah dan sejumlah orang
lain sebagai peserta.
Seminar, diskusi, dan workshop diadakan setiap akhir pekan di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional.
6. Temu penulis, Launching buku dan Bedah buku
Temu penulis, launching buku dan bedah buku juga dapat
dijadikan salah satu kegiatan promosi perpustakaan, dengan
diadakannya kegiatan temu penulis, launching buku dan bedah
buku, masyarakat menjadi mengetahui fasilitas dan koleksi yang
dimiliki perpustakaan tersebut.
74
Kegiatan temu penulis dilakukan jika ada penulis atau penerbit
mempromosikan buku baru. Kegiatan temu penulis, launching buku,
dan bedah buku ini dilakukan kerjasama dengan penerbit.
Dari sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan dapat
disimpulkan bahwa sarana promosi perpustakaan dalam bentuk
kegiatan pameran dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk
mempublikasikan keberadaan perpustakaan di antara pengguna dan
calon pengguna. Selain itu, seminar merupakan salah satu kegiatan
yang cukup efektif dijadikan sebagai salah satu sarana promosi,
terlebih lagi jika kegiatan tersebut dilakukan secara teratur di
perpustakaan. Sedangkan temu penulis, launching buku dan bedah
buku merupakan kegiatan yang cukup menarik perhatian para
pengguna dan calon pengguna.
7. Website dan e-mail
Website dapat dijadikan salah satu sarana dalam melakukan
kegiatan promosi di perpustakaan, dengan mendesain website
perpustakaan memungkinkan pustakawan menempatkan pesan
promosi perpustakaan, jasa dan layanan, koleksi atau informasi
penting lainnya yang diadakan untuk dapat dinikmati oleh siapa
saja, dimana saja melalui internet. Sedangkan e-mail adalah surat
melalui media elektronik. Sebenarnya email merupakan singkatan
dari “electronic mail”. Melalui email kita dapat mengirim surat
elektronik baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang
dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet.
75
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menggunakan
media elektronik sebagai sarana promosi. Perpustakaan ini memiliki
website dan e-mail berisi tentang Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional dan dapat melihat koleksi bahan pustaka yang
ada melalui katalog yang tersedia di website tersebut. Email dan
website dapat digunakan sebagai salah satu sarana promosi melalui
media elektronik dengan cara memberikan informasi-informasi yang
baru atau kegiatan yang akan dilaksanakan di perpustakaan kepada
pengguna melalui email dan website, hanya bedanya jika email
ditujukan langsung kepada anggota pengguna Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional yang mencantumkan alamat
email mereka, sedangkan untuk website dapat di lihat oleh semua
masyarakat yang sudah menjadi anggota ataupun belum menjadi
anggota.
B. Analisa dan Interpretasi (Penafsiran) Data
Dalam memperoleh data ke pengguna, penulis menggunakan
kuesioner sebagai medianya, sedangkan wawancara digunakan untuk
mencari informasi seputar perpustakaan kepada pihak-pihak terkait yang
berhubungan dengan masalah promosi di Perpustakaan Kementerian
Pendididkan Nasional secara langsung.
Populasi penelitian ialah pengguna perpustakaan yang telah menjadi
anggota dan masih aktif. Keanggotaan di Perpustakaan Kementerian
76
Pendidikan Nasional di bagi menjadi beberapa jenis keanggotaan, yaitu
basic (1257), reguler (242), dan premium (154).
Jumlah sampel yang di ambil dari setiap jenis keanggotaan 10%
dengan perhitungan sebagai berikut:
a) Basic : 10% X 1257 = 125.7
b) Reguler : 10% X 242 = 24. 2
c) Premium : 10% X 154 = 15.4
Jumlah keseluruhannya adalah 165.3 dibulatkan menjadi 160 sampel.
Cara pengambilan sample menggunakan teknik Accidental Sampling
(sampel kebetulan). Yang dimaksud dengan Accidental Sampling ialah
penyebaran kuesioner kepada sampler (pengguna perpustakaan) yang
kebetulan ditemui penulis dan bersedia mengisi kuesioner.
Setelah ditentukan populasi dan sampel dapat dilakukan pengolahan
data. Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat
tabulasi data dalam arti data yang di kumpulkan di sederhanakan formatnya
atau strukturnya.
Pengolahan data ini menggunakan rumus:
f
P = —— X 100%
n
Keterangan
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah sampel
77
Adapun parameter untuk penafsiran nilai prosentase adalah sebagai
berikut:
0% - 25% = Kurang baik
26% - 50% = Cukup baik
51% - 75% = Baik
76% - 100% = Sangat baik
Jumlah angket yang disebar sebanyak 160 kuesioner dan yang
kembali hanya 80 kuesioner. Angket yang kembali tersebut yang akan di
olah atau di hitung, untuk lebih jelas rincian angket yang disebarkan dan di
olah, dapat di lihat pada tabel-tabel berikut:
1. Data Responden
Tabel 01 Jenis Kelamin Responden
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Laki-laki 37 46 Perempuan 43 54
Jumlah 80 100
Dari jumlah angket yang dikembalikan sebanyak 80 kuesioner, dapat
dilihat prosentase data responen untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 46%
dan untuk perempuan sebanyak 54%.
78
Tabel 02 Pekerjaan Responden
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Mahasiswa 41 50 Karyawan 30 37 PNS 7 9 Dosen 3 4 Wiraswasta 1 1
Jumlah 82 100
Data responden untuk pekerjaan dapat di lihat dari table 02 bahwa
mahasiswa sebanyak 50%, karyawan 37%, PNS 9%, dosen 4%, dan
wiraswasta 1%. Pada jumlah frekuensi sebanyak 82, karena ada beberapa
responden yang mencantumkan mahasiswa dan karyawan.
2. Pertanyaan Kuesioner
Tabel 03 Mendapatkan Informasi Keberadaan Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Promosi perpustakaan 14 18 B. Teman 39 49 C. Saudara / orang rumah 10 13 D. Dosen 17 21
Jumlah 80 100
Pada tabel 03 ditarik data sebagai berikut 18% promosi perpustakaan,
49% teman, 13% saudara / orang rumah, dan 21% dosen. Dapat diketahui
pengguna perpustakaan mendapatkan informasi mengenai Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional dari teman, karena prosentase yang
79
didapat tertinggi adalah teman sebanyak 49% dan dapat disimpulkan hasil
ini cukup baik.
Dari data tabel 03 dapat di lihat bahwa promosi yang efektif adalah
dengan cara dari mulut ke mulut atau kontak perorangan karena banyak
pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang mengetahui
perpustakaan ini dari teman.
Tabel 04 Pentingnya Perpustakaan Melakukan Kegiatan Promosi
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Sangat perlu 31 39 B. Perlu 41 51 C. Tidak perlu 3 4 D. Biasa saja 5 6
Jumlah 80 100
Tabel 05 memperlihatkan bahwa 39% responden menganggap
promosi perpustakaan sangat perlu, 51% perlu, 4% tidak perlu, dan 6%
biasa saja. Disimpulkan bahwa suatu perpustakaan perlu melakukan suatu
kegiatan promosi.
Karakteristik jawaban, sangat perlu berarti promosi sangat penting;
perlu berarti promosi penting; tidak perlu berarti promosi tidak penting; dan
biasa saja berarti promosi dilakukan atau tidak dilakukan tidak berpengaruh
bagi perpustakaan.
Dari hasil data pada tabel 05 dapat di lihat prosentase tertinggi adalah
perlu sebanyak 51% dan dapat disimpulkan hasil tersebut baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kegiatan promosi perpustakaan sangat perlu atau
penting, karena dengan adanya kegiatan promosi pengguna mengetahui
80
berbagai layanan dan fasilitas yang diberikan oleh Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional, agar para pengguna dapat
memanfaatkan perpustakaan dengan sebaik-baiknya.
a. Cara-cara Promosi Perpustakaan
Tabel 05 Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Publikasi 21 26 B. Iklan 4 5 C. Kontak perorangan 34 43 D. Souvenir atau hadiah 4 5 E. Penciptaan suasana (atmospheric) 17 21
Jumlah 80 100 Pada tabel 04 menunjukan bahwa promosi dengan cara publikasi
sebanyak 26%, iklan sebanyak 5%, kontak perorangan sebanyak 43%,
souvenir atau hadiah sebanyak 4%, dan penciptaan suasana (atmospheric)
sebanyak 21%. Diketahui dari data diatas kontak perorangan yang sering di
dapat responden dan memiliki prosentase tertinggi sebanyak 43% dan dapat
disimpulkan hasil tersebut cukup baik.
Pada table 04 dapat diketahui bahwa promosi yang sering di dapat
pengguna adalah kontak perorangan, karena cara promosi ini tidak
memerlukan biaya yang besar, selain itu kontak perorangan merupakan cara
promosi yang cukup efektif.
81
Tabel 06 Kegiatan Promosi dengan Cara Memberi User Education atau
Bimbingan Kepada Pengguna Perpustakaan
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Sangat sering 2 3 B. Sering 34 43 C. Jarang 20 25 D. Sangat jarang 14 18 E. Tidak pernah 10 13
Jumlah 80 100
Dari tabel 06 dapat ditarik data sebagai berikut sangat sering
sebanyak 3%, sering 43%, jarang 25%, sangat jarang 18%, dan untuk tidak
pernah sebanyak 13%. Diketahui dari data diatas perpustakaan sering
melakukan kegiatan promosi dengan cara memberi user education atau
bimbingan kepada pengguna perpustakaan.
Karakteristik jawaban tabel 6, yaitu sangat sering (dalam satu minggu
dilakukan dua kali); sering (satu minggu satu kali); jarang ( dua minggu
satu kali); sangat jarang (satu bulan sekali) dan tidak pernah memberikan
user education atau bimbingan pengguna.
Dari hasil tabel 06 dapat di lihat bahwa perpustakaan sering
melakukan kegiatan promosi dengan cara user education atau bimbingan
pengguna perpustakaan, memiliki hasil prosentase tertinggi sebanyak 43%
dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. User education atau bimbingan
pengguna perpustakaan merupakan salah satu jasa pemanduan dari
perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan
keterampilan pemakai menemukan informasi yang dibutuhkan pemakai
82
secara cepat dan tepat. Selain itu juga dapat dijadikan salah satu kegiatan
promosi perpustakaan.
Tabel 07 Cara Pustakawan dalam Memberikan User Education atau
Bimbingan kepada Pengguna Perpustakaan
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Cara penelusuran 13 15 B. Cara menggunakan fasilitas yang ada 23 27 C. Peminjaman bahan pustaka 18 21 D. Keanggotaan 28 33 E. Lain-lain 4 5
Jumlah 86 100
Tabel 07 memperlihatkan bahwa cara yang diajarkan pustakawan
dalam melakukan memberikan user education atau bimbingan pengguna
perpustakaan adalah untuk cara penelusuran sebanyak 15%, cara
menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan sebanyak 27%,
peminjaman bahan pustaka sebanyak 21%, keanggotaan, sebanyak 33% dan
untuk yang menjawab lain-lain, sebutkan sebanyak 5%. Responden
menyebutkan seperti, tidak tahu atau tidak pernah mendapatkan user
education atau bimbingan pengguna perpustakaan. Pada pertanyaan no. 5
ini ada beberapa responden mengisi lebih dari satu jawaban. Dapat
disimpulkan cara yang diajarkan pustakawan dalam memberikan user
education atau bimbingan kepada pengguna perpustakaan adalah
keanggotaan.
Dari hasil tabel 07 dapat dilihat bahwa cara yang sering didapat
pengguna perpustakaan, yaitu keanggotaan dan memiliki hasil prosentase
83
tertinggi sebanyak 33% dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik.
Keanggotaan dapat dijadikan sebagai salah satu cara yang diajarkan
pustakawan dalam memberikan user education atau bimbingan pengguna
perpustakaan, karena kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk
kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan
sumberdaya yang ada di perpustakaan.
Tabel 08 Promosi Bentuk Souvenir atau Hadiah
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Pernah 30 38 B. Sering kali 2 3 C. Tidak pernah 28 35 D. Tidak tahu 20 25
Jumlah 80 100
Dari tabel 15 di tarik data sebagai berikut Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional pernah melakukan promosi dalam bentuk insentif atau
pemberian sesuatu yang bernilai sebanyak 38%, sering kali 3%, tidak
pernah sebanyak 35%, dan tidak tahu sebanyak 25%. Diketahui data diatas
promosi dalam bentuk souvenir atau hadiah pernah didapat di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional oleh responden.
Karakteristik jawaban pada tabel 15 ini adalah pernah (setiap satu
minggu sekali); sering kali (satu minggu dua kali); tidak pernah (pengguna
tidak pernah menerima promosi dalam bentuk insentif); dan tidak tahu
(pengguna tidak mengetahui bahwa promosi dalam bentuk insentif pernah
dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional).
84
Dari hasil data pada tabel 15 menunjukan bahwa kegiatan promosi
perpustakaan dengan cara membagikan souvenir atau hadiah pernah
dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan
memperoleh prosentase sebanyak 38% dan dapat disimpulkan hasil tersebut
cukup baik. Souvenir atau hadiah dapat dijadikan tambahan terhadap
penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan
sikap konsumen terhadap penawaran itu. Souvenir atau hadiah biasanya
diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak
acuh, atau kurang suka terhadap suatu produk atau jasa. Promosi
perpustakaan dengan cara membagikan souvenir atau hadiah ini cukup
efektif.
b. Sarana Promosi Perpustakaan
Tabel 09 Bentuk Promosi yang Paling Efektif
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Promosi dalam bentuk tercetak 22 27 B. Promosi dalam bentuk kegiatan 33 40 C. Promosi dalam bentuk media elektronik 26 32 D. Tidak tahu 1 1
Jumlah 82 100
Tabel 10 memperlihatkan bahwa promosi dalam bentuk tercetak
sebanyak 27%, promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan sebanyak
40%, promosi dalam bentuk media elektronik 32%, dan untuk jawaban
tidak tahu sebanyak 1%. Pertanyaan no. 8 ini ada beberapa responden
85
mengisi lebih dari satu jawaban. Diketahui dari data diatas promosi dalam
bentuk kegiatan perpustakaan yang menurut responden paling efektif.
Dari hasil data pada tabel 10 dapat di lihat bahwa promosi yang
cukup efektif adalah promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan dan
memiliki hasil prosentase tertinggi sebanyak 40% dan dapat disimpulkan
hasil ini cukup baik. Salah satu cara efektif untuk menembus pembatas dan
penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah
promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan. Dan promosi dalam bentuk
kegiatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk promosi yang efektif.
Tabel 10 Sarana Promosi Perpustakaan Bentuk Tercetak yang di Dapat di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Brosur 50 61 B. Pembatas buku 4 5 C. Buku panduan perpustakaan 3 4 D. News Latter 15 18 E. Kalender perpustakaan 5 6 F. Lain-lain 5 6
Jumlah 82 100
Data pada tabel 08 menunjukan bahwa sarana promosi dalam bentuk
tercetak seperti brosur sebanyak 61%, pembatas buku sebanyak 5%, buku
panduan perpustakaan sebanyak 3%, news latter sebanyak 15%, kalender
perpustakaan sebanyak 6%, dan untuk lain-lain, sebutkan sebanyak 6%.
Untuk jawaban lain-lain responden menyebutkan tidak tahu atau belum
pernah mendapatkan sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak.
Pada pertanyaan no. 6 ada beberapa responden yang mengisi lebih dari satu
86
jawaban. Diketahui dari data diatas brosur sarana promosi dalam bentuk
tercetak yang pernah didapat responden di Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional.
Dari hasil tabel 08 dapat di lihat bahwa sarana promosi perpustakaan
dalam bentuk tercetak yang pernah didapat di Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional adalah brosur dan memiliki prosentase tertinggi 61%
dan dapat disimpulkan hasil ini baik. Brosur merupakan salah satu media
promosi dalam bentuk tercetak. Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi
di perpustakaan tidak memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu
pembuatanya cukup mudah. Brosur bisa lebih banyak memberikan
informasi mengenai kegiatan dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.
Tabel 11 Perpustakaan Menyebar Brosur kepada Responden
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Pernah 39 49 B. Sering kali 1 1 C. Tidak pernah 27 34 D. Tidak tahu 13 16
Jumlah 80 100
Dari tabel 09 dapat di tarik data sebagai berikut responden yang
pernah mendapatkan promosi dalam bentuk tercetak seperti brosur
sebanyak 49%, sering kali sebanyak 1%, tidak pernah sebanyak 34%, dan
tidak tahu sebanyak 16%. Disimpulkan perpustakaan pernah menyebarkan
brosur sebagai kegiatan promosi kepada responden.
87
Karakteristik jawaban pada tabel 09, yaitu pernah (setiap satu minggu
sekali); sering kali (seminggu dua kali); tidak pernah (pengguna
perpustakaan tidak pernah mendapatkan brosur); dan tidak tahu (pengguna
tidak mengetahui tentang penyebaran brosur sebagai sarana promosi).
Dari hasil data pada table 09 dapat di lihat bahwa perpustakaan
pernah menyebarkan brosur promosi perpustakaan kepada pengguna
perpustakaan dan memiliki hasil prosentase tertinggi sebanyak 49%, dari
data tersebut dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. Karena brosur
merupakan salah satu cara promosi dalam bentuk media tercetak yang
cukup efektif.
Tabel 12 Sarana Promosi Perpustakaan Bentuk Kegiatan yang Paling Menarik
dan Pernah Diikuti
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Pameran perpustakaan 17 20 B. Temu penulis 11 13 C. Launching buku 16 19 D. Seminar 21 24 E. Memutar film atau video 14 16 F. Lain-lain 7 8
Jumlah 86 100
Data pada tabel 11 menunjukan bahwa pameran perpustakaan
sebanyak 20%, temu penulis sebanyak 13%, launching buku sebanyak 19%,
seminar sebanyak 24%, memutar film atau video 16%, dan untuk lain-lain,
sebutkan 8%. Untuk jawaban lain-lain, sebutkan responden menyebutkan
tidak mengikuti, English club, dan penyuluhan kesekolah-sekolah. Pada
pertanyaan no. 9 ini ada beberapa responden yang mengisi lebih dari satu
88
jawaban. Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa promosi perpustakaan
dalam bentuk kegiatan yang menarik dan sering diikuti responden adalah
seminar.
Dari hasil data pada tabel 11 dapat di lihat bahwa seminar merupakan
sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang paling menarik
dan pernah diikuti responden adalah seminar, dan memiliki prosentase
sebanyak 24% dan dapat disimpulkan hasil tersebut kurang baik. Promosi
perpustakaan dalam bentuk kegiatan merupakan salah satu promosi yang
efektif, dan seminar salah satu kegiatan yang menarik melalui seminar
perpustakaan dapat memberikan pendidikan pemakai agar pengguna
mengerti menggunakan perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada
di perpustakaan tersebut.
Tabel 13 Memanfaatkan Sarana Promosi Bentuk Media Elektronik, seperti
Website dan E-mail
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Sangat sering 14 18 B. Sering 22 28 C. Jarang 37 46 D. Sangat jarang 5 6 E. Tidak pernah 2 3
Jumlah 80 100
Dari tabel 12 dapat di tarik data bahwa, responden memanfaatkan
sarana promosi dalam bebtuk media elektronik untuk sangat sering
sebanyak 18%, sering sebanyak 28%, jarang sebanyak 46%, sangat jarang
sebanyak 6%, dan tidak pernah sebanyak 3%. Dapat diketahui dari data
89
diatas responden jarang memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media
elektronik, seperti website dan email.
Karakteristik jawaban pada tabel 12, untuk jawaban sangat sering
(dua kali dalam satu minggu); sering (satu minggu sekali); jarang (dua
minggu sekali); sangat jarang (satu bulan sekali); dan tidak pernah
(pengguna perpustakaan tidak pernah menggunakan sarana promosi melalui
media elektronik).
Dari hasil data pada tabel 12 dapat di lihat bahwa jarangnya
responden memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media elektronik,
dapat dilihat dari hasil prosentase tertinggi sebanyak 46% dan dapat
disimpulkan hasil ini cukup baik. Karena bentuk promosi ini kurang efektif
karena banyak responden yang tidak mengetahui alamat email
perpustakaan, dan karena masih kurangnya layanan perpustakaan yang
diberikan melalui media elektronik.
Tabel 14 Bentuk Promosi yang Paling Menarik
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Temu penulis dan launching buku 38 46 B. Brosur dan spanduk 13 16 C. Artikel dalam majalah 9 11 D. Website perpustakaan 14 17 E. Lain-lain 8 10
Jumlah 82 100
Tabel 13 memperlihatkan bahwa bentuk promosi seperti temu penulis
dan launching buku sebanyak 46%, brosur dan spanduk sebanyak 16%,
artikel dalam majalah sebanyak 11%, website perpustakaan 17%, dan untuk
90
lain-lain, sebutkan sebanyak 10%. Sedangkan untuk jawaban lain-lain,
sebutkan responden menyebutkan, seperti bahan pustaka untuk referensi
kuliah, promosi melalui mulut ke mulut, jaringan sosial, pameran
perpustakaan, dan melalui kegiatan seperti English club. Pada pertanyaan
no. 11 ada beberapa responden mengisi lebih dari satu jawaban. Diketahui
dari data diatas bentuk promosi yang paling menarik menurut responden
adalah temu penulis dan launching buku.
Dari data pada tabel 13 dapat di lihat bahwa prosentase yang paling
tinggi adalah temu penulis dan launching buku sebanyak 46% dan dapat
disimpulkan hasil tersebut cukup baik. Pada bentuk promosi temu penulis
dan launching buku dengan menggunakan cara promosi ini perpustakaan
dapat mempromosikan keberadaan perpustakaan, fasilitas dan koleksi
perpustakaan.
Tabel 15 Kegiatan Promosi Perpustakaan, yang Diikuti
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Pameran perpustakaan 25 27 B. Temu pengarang 11 12 C. Bedah buku 26 28 D. Seminar 21 23 E. Lain-lain 10 11
Jumlah 93 100
Data pada tabel 14 menunjukan bahwa pameran perpustakaan
sebanyak 27%, temu pengarang sebanyak 12%, bedah buku sebanyak 28%,
seminar sebanyak 23%, dan untuk lain-lain, sebutkan sebanyak 11%.
Sedangkan untuk jawaban lain-lain, sebutkan responden menyebutkan,
91
seperti tidak pernah, pemutaran film, English club, dan workshop seperti,
pelatihan merajut, story mapping dan story telling. Pada pertanyaan no. 12
ini ada beberapa responden yang mengisi lebih dari satu jawaban. Dapat
disimpulkan bahwa kegiatan yang diadakan perpustakaan, yang pernah
diikuti kebanyakan responden adalah bedah buku.
Dari hasil tabel 14 dapat di lihat bahwa kegiatan yang diadakan
perpustakaan dan pernah diikuti pengguna perpustakaan adalah kegiatan
bedah buku dan pameran perpustakaan karena prosentasenya hanya berbeda
satu angka yaitu 28% dan 27% dan dapat disimpulkan kedua hasil tersebut
cukup baik. Promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan seperti bedah
buku dan pameran perpustakaan merupakan kegiatan yang cukup efektif
karena dapat terjadi komunikasi antara pengguna perpustakaan dan
pustakawan.
Tabel 16 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Melalui
Media Cetak
Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Sangat sering 0 0 B. Sering 4 5 C. Jarang 40 50 D. Sangat jarang 12 15 E. Tidak pernah 24 30
Jumlah 80 100
Tabel 16 memperlihatkan bahwa sangat sering sebanyak 0%, sering
sebanyak 5%, jarang sebanyak 50%, sangat jarang sebanyak 15%, dan untuk
tidak pernah sebanyak 30%. Diketahui dari data diatas responden jarang
92
melihat promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional melalui
media cetak.
Karekteristik jawaban pada tabel 16 ini adalah sangat sering (seminggu
dua kali); sering (seminggu sekali); jarang (dua minggu sekali); sangat jarang
(satu bulan sekali); dan tidak pernah (pengguna perpustakaan tidak pernah
melihat promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional).
Dari hasil data pada tabel 16 dapat di lihat bahwa responden jarang
melihat promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak dan prosentasenya
sebanyak 50% dan dapat disimpulkan hasil tersebut cukup baik. Promosi
perpustakaan dalam bentuk tercetak jarang dilihat di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional karena dalam satu tahun hanya dilakukan
satu kali pembuatan brosur, newslatter, poster dll.
c. Kendala yang Dihadapi Perpustakaan
Tabel 17 Lokasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
A. Sangat strategis 26 33 B. Strategis 48 60 C. Tidak strategis 4 5 D. Sangat tidak strategis 2 3
Jumlah 80 100
Pada tabel 17 menunjukan bahwa sangat strategis sebanyak 33%,
strategis sebanyak 60%, tidak strategis sebanyak 5%, dan untuk sangat tidak
93
strategis sebanyak 3%. Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa lokasi
Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional strategis.
Karakteristik jawaban adalah strategis pada tabel 17 ini tidak hanya di
ukur dari jauh rumah dengan perpustakaan, tetapi juga diukur dari tempat
bekerja, kampus dan mudah dijangkau dari arah manapun. Untuk jawaban
sangat strategis (dekat rumah, kantor, kampus dan mudah dijangkau);
strategis (dekat rumah/kantor/kampus); tidak strategis (jauh dari
rumah/kantor/kampus); dan sangat tidak strategis (susah untuk dijangkau).
Dari hasil data pada tabel 17 dapat di lihat bahwa kendala yang harus
dihadapi oleh perpustakaan diantaranya kendala dari dalam salah satunya
karena kebijakan yang ada pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional dapat menghambat waktu pelaksanaan kegiatan promosi
perpustakaan menjadi tidak sesuai dengan waktu perencanaan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Selain itu juga ada kendala dari luar perpustakaan
yaitu lokasi perpustakaan, tetapi untuk lokasi Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional strategis dapat diketahui dari hasil data diatas dan
memiliki prosentase sebanyak 60% dan dapat disimpulkan dari hasil yang
didapat sudah baik. Strategisnya Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional menjadi salah satu faktor masyarakat untuk menggunakan dan
memanfaatkan perpustakaan ini dan hal ini dapat dijadikan salah satu sarana
dalam melakukan promosi perpustakaan.
94
3. Rekapitulasi
Tabel 18 Cara Promosi Perpustakaan
No.
Urut
Uraian Frekuensi Jawaban Tertinggi
Jawaban Prosentase (%)
1. Cara promosi yang pernah di dapat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional.
Kontak Perorangan 43%
2. Kegiatan promosi dengan cara memberi bimbingan kepada pengguna perpustakaan.
Sering 43%
3. Cara pustakawan dalam memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan.
Keanggotaan 33%
4. Cara promosi melalui souvenir atau hadiah.
Pernah 38%
Dari tabel 18 dapat di lihat bahwa secara umum pengetahuan
responden terhadap cara promosi perpustakaan cukup baik, hal ini dapat di
lihat dari prosentase tertinggi yaitu cara promosi yang pernah dilakukan
oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan kegiatan promosi
dengan cara memberi bimbingan kepada pengguna, hasil yang di dapat
sama (43%). Cara pustakawan dalam memberikan bimbingan kepada
pengguna perpustakaan prosentasenya (33%), dan cara promosi melalui
souvenir atau hadiah prosentasenya (38%).
95
Tabel 19 Sarana Promosi Perpustakaan
No.
Urut
Uraian
Frekuensi Jawaban Tertinggi Jawaban Prosentase
(%) 1. Sarana promosi yang
paling efektif. Promosi dalam bentuk kegiatan
40%
2. Sarana Promosi dalam bentuk tercetak.
Brosur 61%
3. Perpustakaan pernah menyebar brosur kepada pengguna perpustakaan.
Pernah 49%
4. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang paling menarik dan pernah diikuti.
Seminar 24%
5. Memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media elektronik.
Jarang 46%
6. Bentuk promosi yang paling menarik.
Temu penulis dan launching buku
46%
7. Kegiatan promosi perpustakaan yang pernah diikuti.
Bedah buku 28%
8. Promosi perpustakaan melalui media cetak.
Jarang 50%
Dari tabel 19 dapat di lihat bahwa secara umum pengetahuan
responden cukup baik dan baik dapat di lihat dari prosentase sarana promosi
dalam bentuk tercetak (61%), promosi perpustakaan melalui media cetak
(50%), perpustakaan pernah menyebar brosur kepada pengguna
perpustakaan (49%), memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media
elektronik dan bentuk promosi yang paling menarik, mendapatkan
prosentase yang sama (46%), sarana promosi yang paling efektif (40%),
kegiatan promosi perpustakaan yang pernah diikuti (28%), dan sarana
promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang paling menarik dan
pernah diikuti (24%).
96
Kendala yang dihadapi dapat dari dalam dan dari luar perpustakaan.
Kendala dari dalam Perpustakaan Kementerian pendidikan Nasional saat
melakukan kegiatan promosi diantaranya adalah
a. Pada sisi perencanaan tidak sejalan dengan pelaksanaan dikarenakan
faktor kebijakan birokrasi yang rumit.
b. Pencairan dana untuk pelaksanaan promosi sering terjadi
keterlambatan.
c. Dana yang dicairkan tidak sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan, jadi sering terjadi keterlambatan pelaksanaan.
97
BAB V
PENUTUP
Setelah pada bab sebelumnya dijelaskan mengenai analisa hasil penelitian,
maka pada bab ini akan dikemukakan hal-hal yang merupakan kesimpulan yang di
ambil untuk menjawab permasalahan penelitian ini. Selanjutnya, akan diuraikan
saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi beberapa pihak.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat d iambil dari penelitian skripsi ini adalah
1. Bahwa promosi perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional dapat memberikan informasi
mengenai perpustakaan tersebut kepada para pengguna perpustakaan
maupun calon pengguna perpustakaan, sehingga pengguna
perpustakaan dapat memanfaatkan perpustakaan tersebut. Berdasarkan
data jumlah keseluruhan bahwa promosi perpustakaan dapat
mempengaruhi kunjungan pengguna perpustakaan dari sampel yang
diambil sebanyak 160 responden, tetapi kuesioner yang kembalikan
sebanyak 80 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh
bahwa cara promosi perpustakaan yang memiliki prosentase tertinggi
adalah kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%.
2. Berdasarkan data yang diperoleh, sarana atau media yang di gunakan
untuk melakukan kegiatan promosi perpustakaan yaitu tercetak yang
terdiri dari brosur, newslatter, pembatas buku, buku panduan
97
98
perpustakaan, dan kalender perpustakaan dan diantara sarana
perpustakaan dalam bentuk media tercetak yang memiliki prosentase
tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%. Untuk sarana dalam bentuk
kegiatan terdiri dari pameran perpustakaan, temu penulis, launching
buku, seminar, dan memutar film atau video dan diantara sarana
perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang memiliki prosentase
tertinggi adalah temu penulis dan launching buku, sebanyak 46%.
Hasil ini sama dengan perolehan prosentase dalam bentuk media
elektronik.
3. Berdasarkan data yang di dapat dari kendala-kendala yang di hadapi
perpustakaan untuk melakukan kegiatan promosi perpustakaan
diantaranya kendala dari dalam dan luar perpustakaan. Kendala dari
dalam perpustakaan salah satunya karena kebijakan yang ada sering
menghambat pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, akan
dipaparkan beberapa saran yang bersifat praktis untuk beberapa pihak yang
dapat memanfaatkannya.
Diharapkan dilakukannya kegiatan promosi perpustakaan agar keberadaan
perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.
1. Diharapkan para staf dapat membantu dalam kegiatan promosi
perpustakaan yang dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional.
99
2. Diharapkan kepada staf Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
untuk dapat memaksimalkan media promosi dengan berbagai cara atau
media promosi dalam bentuk tercetak, kegiatan perpustakaan dan media
elektronik untuk dapat mempromosikan perpustakaan.
3. Diharapkan promosi perpustakaan dapat diberikan kepada pengguna
perpustakaan secara berkala dan menyeluruh.
4. Diharapkan kebijakan dan dana yang diberikan untuk pelaksanaan
kegiatan promosi perpustakaan dapat sesuai dengan perencanaan yang
telah ditentukan sebelumnya.
100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mulkan dan Junaidi. ”Penyelenggaraan Pameran Sebagai Upaya Promosi Perpustakaan.” JKDMM, XV, no. 1-2, (1999): h. 2.
Ahrensfeld, Janet L. Special Libraries a guide for management. New York: Special Library Association, 1981.
Darmono. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007.
Departemen dalam Negeri. Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa, Ed. 4 Jakarta: Gramedia, 2008.
Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990.
Fahri, Em Zul dan Aprilia Senja, Ratu. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. [T.tp]: Difa Publisher, [t.t].
Hernandono. Perpustakaan dan Kepustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990.
Martoatmojo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001
Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.
100
101
Nainggolan, J.W. Kebijakan Sistem Pembinaan Perpustakaan Khusus di Jajaran Departemen dalam Negeri. Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992.
NS, Sutarno. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
-----------------. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Natadjumena Sukarman, Rachman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.
Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Chusus : Pengantar ke Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Effendy, Onung Uchjana. ”Kamus Komunikasi.” Artikel diakses pada 04 November 2010 dari http://derianggraini.wordpress.com/2009/12/11/leaflet/
Saiful Haq, Rizal, et al. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1984.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei, ed. Revisi. Jakarta: LP3ES, 1989.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Sukarman, Rachman Natadjumena. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.
102
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Suwarno, Wiji. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2009.
Syaikhu, Ahmad. ”Layanan Informasi Berbasis E-mail” Jurnal Perpustakaan Pertanian vol. 11, no. 1 (2002): h. 15-16.
Yusuf, Pawit M, et al. Pedoman Penyelenggarakan Perpustakaan Sekola. Jakarta: Kencana, 2007.
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materidepag07/rencana/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf
http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/manjemen-perpustakaan-khusus?start=1
http://maunglib.do.am/load/maunglibdoam/strategi promosi layanan perpustakaan/1-1-0-31
http://guslitera.wordpress.com/2010/02/19/peningkatan-minat-baca-dan-promosi-perpustakaan-sebagai-media-untuk-mendekatkan-masyarakat-pada-perpustakaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/perpustakaan
http://organisasi.org/definisi-pengertian-promosi-fungsi-tujuan-bauran-promosi-promotional-mix-produk
http://maroebeni.wordpress.com/2008/09/19/fungsi-promosi-dalam-pemasaran/
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf
103
http://hanakristina.wordpress.com/2010/04/09/information-literacy-and-information-iiteracy-skills/
http://www.webs.uidaho.edu/info_literacy/
http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi
http://elbertasia.wordpress.com/2008/11/11/pengertian-e-mail/
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf
http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website,_Bahasa_Pemrograman_Websitehtml
http://www. Allbusiness.com/marketing-advertising/marketing-techniques/11586322-1.html
http://www.indodesign.net/jasa-web-design-murah-semarang-indonesia/tips-dan-artikel-jasa-pembuatancms-joomla-murah-blog-facebook-web-design-murah/35-komputer-dan-internet/113-face-book-adalah-definisi-facebook