skripsi - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/95.0907.pdfda12cn menunaikan ibadah,...
TRANSCRIPT
-~_.
. ,
t-./ l,/
'rlf - /"{.;'~J;.; l' '<C
PEIlPUSTAIAAN UNISBA_.
No. Induk: :J:3 0907
Oleh :
SKRIPSI
•AJAM MUSTAJAMNomor Pokok ; 8730.01.086
NIMKO; 87.0999.A2.11
Oiajukan Sebagai Salah Satu svarst UntukMemperoleh Gelar Sarjana Tarbiyah Pada
Jurusan Pendidikan ·Agama Islam
PELAKSANAAN PEMBINAAN MANASIK CAlON .IEMAAH HAU YANGOISELENGGARAKAN OLEN YAYASAN· YAYASAN PERSAU DARAAN
HAU 01 KOTAMADYA Or. II BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1414 H - 1994 M
PElAKSANAAN PEMBINAANMANASIKCAlON JEMAAH HAU YANGOISElENGGARAKAN OLEH YAYASAN· YA VASAN PERSAU DARUM
RAJ! 01 KOTAMADYA Or. II BANDUNG
Pembimbing I
( Drs. H. Odang Muchtar )
Disetujui
Pembimbing II
(Drs. H. U. Saefuddin ASM. ).
Mengetahui
'V----.-.--
Dekan Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Bandung
(Drs. H. Odang Muchtar)
Ketua Jurusan PendidikanAgama Islam
(D. .
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dirnunaqosahkan oleh team penguji pada hari Rabu Tanggal
30 Maret tahun 1994 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Tarbiyah pada jurusan pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Bandung.
Panitia Ujian Munaqos
(Drs. H. O~ang Muchtar)
Ketua
( Drs. n Sasmita )
Sekrctaris
Team Penguji
./
-(Drs. H. Abdurrahman)
Penguji II
(Drs. Munawar Rahmat, M.Pd. )
Penguji IV
(Drs. H. Abdul Madjid )
Penguji III
(Drs. H. Odang Muchtar )
Penguji I
A B S T R A K S I ,
X 100%n
Berdasarkan hasil penelitian, sEsuai dGflganpermasalahan dan tujuan penelitian~ berhasil diungkap~ bahwatujuan pembinaan manasik yang diselenggarakan oleh yayasanpersaudaraan haji, adalah untuk membantu meringankan bebanpemerintah dalam bidang manasik, membantu calon jema'ah hajida12cn menunaikan ibadah, menjalin dan memper-erat ukhuwahdiantara calon jema'ah haji dan jama'at, haji. Adapurlpelaksanaannya dibina oleh para instruktur yDng kompetendalam hal itu~ karena mereka berpendidikan pada L.lmumnya
segipet-l u
Calonr1anasik
Per·;;auda r aan
Diselenggarak.~nyang
Yayasa.n-yayasan
87: 099 ~ A2.. I I
Jema'ah Haji
Ha i .i ,
5ar-jana (51)
oleh
Tar-biyah (UNISBA)
Pelaksanaan Pembinaan
873001 .. 086
5kr-ipsi
Nama
Nimko
Nomor- Pokok
Latar belakang masalah ini, bertitik tolakkeyakinan, bahwa ibadah haji diwajibkan bagi mereka yangtelah dipandang mampu 11istitha'B.h ll selain mampu da.rifisik, biaya dan keamanan.. Dan sang~t dipandangmengu2sai ilmu manasik haji dan ilmu lainnya yangkaitannya dengan pelaksanaan ibadah ho.ji ..
Tujuan dari penelitian ini~ untuk mengetahui tujuanpelaksanaan pembinaan manasik calon jema'ah haji di yayasanyayasan pers2udaraan haji, untuk mengetahui materi pembinaanmanasik haji calon jema'ah h2ji di Y2yasan-yayasanpers2udaraan haji dan untuk mengetahui metode pembinaanmanasik haji yayasan-yayasan pe~saudaraan haji~
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode deskriftif, dengan teknik study dokLlmentasidan angket, yang dibuktikan dengan perhitungan skalaprose~t~se f yang kemudian ditafsirkan.
Program Pendidikan
Judul
Fakultas
(Ajam Mustajam)
20 Sya'ban 1414 H
1994 M
kompetenumumnya
yangpada
Penulis
30 MaretBandung,
pelaksanaannya dibina oleh para instrukturdalam hal itu, karena mereka berpendidikanSarjana dan pondok Pesantren.
Materi pembinaan disesuaikan dengan kebutuhan calonjema'ah haji dari mulai persiapan , pelaksanaan ibadahhinggga ke tanah Air. Dalam pemberian materi itu, digunakanmetode yang bervariasi, sesuai dengan kondisi pembinaanantara lain latihan, praktek, ceramah, diskusi dan tanyajawab.
Pembimbing I
(Drs. H. Odang Muchtar) (Drs. H. U. Saefuddin ASH)
Hengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah
Odang Huchtar )
"tas Islam Bandung
~ ...•••••••••••••••••••• • •• u •••• u •••••••••••••••
\
( Drs. H. Ramlan Sasmita )
Team Penguji
Ketua
Drs. H. Abdurrahman
Drs. H. Odang Muchtar
(Drs. H. Odang Muchtar )
Penguji II
Penguji I
Penguji III
Penguji IV
Drs. H. Abdul Madjid
Munawan Rahman, M.Pd.
~~~-... n ~..
DAFTAR TABEL
Tabel Halanlan
I. Tujuan Penyelenggaraan Pembinaan Manasik Haji
di Yayasan-yayasan Pe~saudaraan Haji 72
II. Pencapaian Tujuan Pembinaan Calon Jemaah Haji 73
III. Lamanya Pelaksanaan Pembinaan Manasik Haji 74
IV. Instruktur Pembinaan Manasik ~Iaji di Yayasan
Persaudaraan ~Iaji 74
v. Pendekatan Yang Diutamakan dalam Pembinaan
Manasik 75
XII. Pekerjaan Para Peserta Pembinaan Manasik Haji 79
XIV. Penangan Kehertrogenitasan Peserta Pembinaarl
VII. Tempat Tinggal Instruktur Pembinaan Manasik
78
76
76
77
77, r
75
79
80
Haji
Instruktur
Haji
Para Peserta Pembin~an
Pembinaan Manasik
Manasik
Manasik Haji
Haji
x. Tempat Tinggal Para Peserta Pembinaan Manasik
XI. Pendidikan Terakhir
xv. Berapa Kall Pese~"ta Pembinaan Manasik Ibadah
IX. Pengetahuan Peserta Pembinaan Manasik
VI. Latar BeIakang Pembinaan Manasik
XIII. Status 805ia1 Pembinaan Manasik ~lBji
VIII. Motivasi BelaJar Peserta Menurut
Haji 80
XVI. Penekanan Pelnberian Ma"teri Pe;nbinaan Manasik
Haji 81
XXI. Kelengkapan Alat Bantu Pembinaan Manasik Haji 85
XXII. Perlunya Evaluasi Pembinaan Manasik Haji
XIX. Penyampaian Materi yang Ada Pebedaan Pendapat
85
82
dalam
F'sikologis
Efektif
Haji
Haji
yang F'aling
r~1anas i k
r1anasik
Menyangkut Persoalan
Pembinaan
Para U18.ma
Pembinaa.n
XX~ Metode Pembinaan
XVII~ Sumber Materi Pembinaan Manasik Haji
XVIII. Kesulitan
DAFTAR lSI
DAFTAAR lSI,
.. " " . i
I<ATA PENGANTAR i 1
BAS I PENDAHULUAN
A. Latar Belakanq Masalah J.
B. Perumusan Masalah 3
8
b
7
8
5
j j
It .. " a .. " " " .......... " .... " " " .... "~ .wampeldan
~. Lang~ah-Langkah Penelttian
E. Kerangka Pemi~~iran
H. Metode dan Tehni~~ Penelitian
F" F'opulasi
D. Tujuan Penelitian
c. Alasan F'emilihan Masalah
BAB II PROBLEMATIKA HAJI 13
A. Pengertian Haji f -~.I. ._'
B. Kedudukan Ibadah Haji Dalam
,~
J••-,
c. Macam-Macam H~ji 21
D. Syarat-Syarat Wajib ~iaji .24
E. Rukun dan Kewajiban Haji
F. :;unnah Haji
G. Kt-onologi Pelaksanaan
I badah Ha j :i.
i
ii
I~ Hikmah Ibadah Haji t='e',-' ..._.1
BAB III PROSEDUR PERJALANAN IBADAH HAJI Dr 5 (LIMA)
YAYASAN F'ERSAUDARAAN HAJI
57
~. Pemberangkatan
b4
60
60..... ~ ~ ft~" ..
.................. ~ ~ ..
.. ~~ ~ ~.~ .
i..:;. Di F'enginapan
H. Menu~u Mina Untuk Malaku~{an Haji
E. Sampai di Jeddah
D~ Menuju Jecldah Saudi Arabia
C. Di Pondok GEDE JAKARTA
(tanggal 8 dzul-hijjah)
65
J. WUqL\~ di Ara+ah
Ctanggal 9 dzul-hijjBMJ
K~ Habit di Mu:cjali~ah ......... ~ ...... ~~ ... ~ ....
L. Jumratul Aqabah b7
.;;;.7
(tanggal lel dzul-hijjah;
o. Habit dan Melontar l·loa JLlmr~h
Ctanqgal 1.1" 1~~ rj.3.n .t·· d2lJ 1.--h1 j .,IEdl '
BAB IV PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA
A. Pelaksanaan Pengumplllan Data
B. Tujua~ Pembinaan Manasi~~ Haji
c. Analisis Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
c. F'enutup
Dce.-ft ar F'ust aka
iii
--;" I, .71
7'2
Dll,~
"'CO'-I <-'
KATA PENGANTAR
Bismillahhi~~ahmanni~~ahim
Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta
iv
uri tuk
Fakultas
penulis
lembaga pendidikan
penelitian in1 diharapkan bermanfaatHasil
dijadikan masukan dalam mengembangkan
umum pada umumnya.
Dalam penyusunan skr-ipsi in1 banyak lTiendapat bantuan
salah satu syarat ujian sidang sarjana pada
Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, maka
mengambil judu! Ilpelaksanaan Pembinaan Manasik Calon Jemaah
Haji Yang Diselenggarakan Oleh Yayasan-Yayasan Persaudaraan
Haji Di Kota Madya DT II Bandung.
alam,Solawat se~ta salam semoga dilimpahkan kepada pimpinan
kita Nabi Muhamad saw, yang dengan melalui Dia Allah
menghapus gelapnya kebodohan dan kekutu~an, melenyapkan
kebe~halaan dan mengangkat setinggi-tingginya mena~a tauhid
keimanan. Demikian pula kelua~ga dan sahabat-sahabatnya yang
laksana surya-surya ilmu kema'rifandan para pengikutnya
hingga akhi~ jaman.
Adapun pembuatan skripsi iniadalah untuk melengkapi
da~i be~bagai pihak, baik mo~il maupun mate~il. Oleh sebab
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam
dalamnya kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Ta~biyah UNISBA bese~ta stat dan
pa~a dosen yang telah membe~ikan pengaja~an kepada
v
penulis dalam menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah UNISBA.
2. Bapak Drs. H. Odang Muchtar selaku pembimbing I yang
telah membimbing penulis dengan segala kesabaran dan
keiklasan sehingga tersusunlah skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. U. Saifudin ASM sealaku pembimbing II yang
telah memberikan waktu dan pekerajaan
sehingga dapat terwujudnya skripsi ini.
kepada penulis
4. Ibunda, Ayahanda, kakak-kakak serta adik tercinta, yang
kepada penulis, sehingga selesainya skripsi ini.
5. Bapak petugas yang berada dilingkungan Kota Madya Bandung
telah memberikan dorongan baik moril maupun materil
terutama para petugas haji, yang telah member-iakan
sebagian refer-ensi buku-buku dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan "The Skil of Kurawa", yang telah
bersusah payah untuk membantu penulisan skripsi ini.
7. Petugas perpustakaan UNISBA yang tealah meminjamkan buku
buku yang dibutuhkan penulis, hingga tuntas penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermamfaat bagi
perkembangan ilmu pendidikan pad a umumnya, untuk mendor-ong
5umbangan terhadap peningkatan pendidikan agama.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT semoga apa
yang telah mereka dilakukan menjadi amal soleh dan mendapat
ridho dan pahalanya dari Allah, Amin.
Bandung, Maret 1994.
·BAB I
PEN D A H U L U A N
A. bata~ Belakanq Masalah
Ibadah haji adalah tiang kelima da~i lima tiang dalam
bangunan aI-Islam. Oleh ka~enanya ibadah ini hukumnya wajib
individual (fa~dlu 'ain) bagi setiap muslim te~tentu, yakni
me~eka yang telah dipandang mampu dan memiliki k~ite~ia
I'istitha'ah 'l untuk melaksanakannya. Itu sebabnya ibadah haji
secara hirarkis ditempatkan pada urutan terakhir (kelima)
dalam "arkanu aI-islam" dan ibadah haji in1 diwajibkan
kepada setiap muslim yang telah mampu hanya sekali dalam
seumur- hidup.
Adapun ciri dari Ilistitha'ah i' yang mesti dimiliki
setiap calon jema'ah haji kesiapan kemampuan baik mental
maupun fisik, kemampuan dalam biaya baik untuk kepentingan\
dan kemampuan dalam menguasai ilmu manasik dan ilmu-ilmu
calon jema'ah sendiri maupun untuk keperluan biaya keluarga
yang ditinggalkan, kemampuan dan keamanan dalam peraJalanan,
dapatitu,llistitha'ah UDengan memperhatikan ciri
lainnya yang erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji.
diasumsikan bahwa ibahad haji merupakan ibadah yang bersifat
badaniyah (fisik), ~ohaniyah (psi k is) , dan maliyah
(mate~ial). Tetapi jiha ketiga aspek te~sebLlt
dipe~bandingkan dalam sekala kuantitatif~ dalam
pelaksanaannya ibadah haji meruapakan yang lebih be~sifat
2
telah dijelaskan dalam Al-qur'an surat Ali-Imran ayat 97 ,":, "' .... ~ .... .P,,-" ~", ...... ", ............... " ................ 101' ..... ..; .... ..",,'\.,
..... t;jl L -~\ L \ . \,. ~ I· . ~ \,.)\ l..:.-~ c...\cl.....;(.; ~ 0'""'" ~-> .... l,.)~~" VI" ,. v ( • , _ •....... ~v ........... .... ..,.... ,.... \. '* ., J.",..., ./' .... \I ,., " .... '" .... ...."".,,,,.., '" .... t\..... -:" ., _'" " ..I
lJ...'. ~\L",L: ;'~~V>", '>\. ,k ·9~ }~'L~... ~;", \\ s:". ./' v---- ..... '--' __ L/./ ".... ......t 't .....
. L.:.~-\) \0>Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (diantara~ya)makam Ibrahim. Dan barang siapa yang memasukinya(Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan hajiadalah kewajiban manusia terhadap Allah. yaitu (bagi)orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.Barang siapa mengingkari (kewajiban haji). makasesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukansesuatu) dari semesta alam (Depag RI, 1986 , 92).
pelaksanaannya dalam ibadah itu. memerlukan
haji
dan
sunat
ibadah
kemampuan
'.
pelaksanaandalam
yang wajib maupun yang
"istitha'ah"
Setiap rukun
Syarat
badaniyah.
kekuatan fisik secara prima.
Islam adalah agama teoritis-konsepsional (ilmu)
agama Islam~ tidak akan diJumpai satupun praktek ibadah baik
mahdhah maupun ghear mahdhah yang semata-mata berpijak
sekaligus praktis-operasional (amal). Dalam
pada
yang
banyakhaji~
5etiap ajar-an
ibadah
didasari oleh konsep tearitanpa
Oemikian pula pelaksanaan
praktis-dogmatikal
rasional.
teori (ilmu) manasik yang harus dikuasai oleh calon jema'ah
haji. Dalam batas minimal~ calon jema'ah haji harus mampu
membedakan mana yang rukun mana yang wajib, mana pula yang
sunat dan bagaimana cara mengaplikasikannya. Dalam hal ini
menunjukkan bagi siapa yang belum paham manasik haji
langsung ter j un mempraktekan ibadah haj i bisa menjadi
bingung, sehingga amalan haji yang sedemikian akan jauh dari
secar-a khusus ber-ger-ak dalam bidang pembinaan dan bimbingan
manasik bagi calon jema'ah haji, disamping upaya pembinaan
lebih efektif apabila dilakukan dalam bentuk pembinaan
bimbingan paktis oleh mer-aka yang disamping menguasai secar-a
teoritik, juga telah berpengalaman dalam melaksanakannya.
Per-timbangan itulah kir-anya yang kemudian yang menjadi
tentang pelaksanaan ibadah haji sering kali sulit dicerna
dan diterapkan. Hal ini barang kali lebih disebabkan bahwa
ibadah haji merupakan ibadaha yang lebih bersifat praktis
ditempat-tempat yang diagungkan Allah (Sya'ai-ril'lah) yang
berada ditanah Haram. Disamping ibadah haji ini harus lebih
yang
Kesr-a dan
teor-i-teor-i
yayasan-yayasanlahirnya beberapa
pengajar-an ibadah haji nampaknya akan
satu motivasi
persaudaraan haji di Kotamadya Tingkat II Bandung,
kesempur-naan.
Dalam konteks pengajar-an Foih Islam,
bersifat praktis,
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah cq.
salah
Departemen Agama Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung.
B. Perumusan Masalah
Munculnya beber-apa yayasan per-saudar-~an haji seacar-a
yang sedang dan telah dilaksanakan pihak
objektif bukan bermaksud menyaingi apalagi mengambil
dan pekerjaan,
tug as
pemerintah cq. Departemen Agama seperti yang telah terjadi
penyelenggar-a ur-usan haji Kotamadya Bandung
di Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Data
(PUH)
dar-i
calon
4
jema'ah haji te~us meningkat, pad a tahun 1988 berjumlah 758
dan tahun 1993 berJumlah 3268 orang, adanya yayasan
persaudaraan haji justru akan membantu meringankan
tahun
ilmu
ter-utama
7
dan
jema' Et.h haj i,
Kur-sus Manasik"
Bimas Islam dan Urusan Haji No.
UPenyelenggaraan
Dirjen
ten tang
Inst.-uksi
1983
dalam upaya me-nangani pelayanan bagi calon
or-ang,
yayasan-yayasan persaudaraan haJi, pembinaan bagi para calon
lainnya yang erat kaitannya dengan ibadah hajj (Depag
Bandung, 1986).
Baik upaya yang dilakukan pemerintah maupun
Kodya
oleh
jema'ah haji pad a dasar-nya ber-tujuan untuk memberikan
bimbingan dalam pelaksanaan ibadah haji, namun disisi lain
bimbingan manasik haji pada 5 (lima) yayasan masih belum
memuaskan). Maka dari itu, muncullah masalah yang periu
kurang jelas pembinaannya.
ternyata hasilnya
bimbingan
pesertadar!
Artinya walaupun
pembinaan
(data
meningkatkanuntuk
kemanasikkan,
kenyataannya
tujuannya
diteliti secara mendalam~ yaitu ten tang pelaksanaan
diselenggarakanpembinaan calon
yayasan-yayasan
jema'ah haji
persasudaraan
yang
haji di Kotamadya
oleh
Dae.-ah
Tingkat II Bandung, untuk menjawab masalah itu perlu dirinci
dalam bentuk pertanyaan-pertany~ansebagai berikut :
dilaksanakan oleh yayasan-yayasan persaudaraan hajj ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan mansik calon jema'ah haji
di yayasan-yayasan persaudaraan haji ?
yang1. Apakah tujuan pembinaan manasik calon jema'ah haji
5
3. Materi,
apa yang dilaksanakan dalam pembinaan m~n~sik
calon jema"ah haji di yayasan-yayasan persaudar~an haji ?
4. Metode apa saja yang digunakan dalam pembinaan manasik
calon jema"ah haji di yayasan-yayasan persaudaraan haji ?
C. Alasan Pemilihan Masalah
Ditinjau dari urgensinya, penelitian terhadap masalah
ini,4i pandang sangat penting di dalam konteks perkembangan
pelaksanaan pembinaan manasik calon jema·ah haji di yayasan-
YaYasan persaudaraan haji Kotamadya DT II Bandung sekarang
ini, karena ibadah haj i mer-upe ke n ibadah yang memerlL\kan
pengetahuan yang mendasar~ selain dari pada syarat, rukun
wajib,dan sunat haji. Kiranya perlu diberikan pengatahuan-
pengetahuan tentang lokasi di Tanah Suci (makkah). Apalagi
jH;a di kaitkan dengan upaya-upaya yang sedang dan akan
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan terhadap
calon jema"ah haji.(sk. Walikotamadya, No/16657.Tahun 1993).
Yayasan-yayasan adalah salah satu ben tuf: wadah
pembinaan manasik calon jema'ah haji informal,yang apa bila
berfungsi secara tepat sesuai tujuan yang di harapkan maka
calon j eme ' ah haj i akan mendapatkan kemudahaan dalam
manasik calon jema'ah haji~ yang merupakan sistem pembinaan
pelaksanaannya, sehingga mencapai predikat haji mabrur.
Bertolak perlu
pembinaan
dipandangatas!,
terhadap yayasan-yayasan
aSLtmsi didari
penelitiandi I akuk an
pendidikan manasik haji.
'.
01eh sebab itu, dipandang perlu dilakukan penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan pembinaan pendidikan manasik haji
6
DI
YANG
untLik
tidsk
terhadap
yaitu
tersebut
PERSAUDARAN HAJI
pene-litian
pembiaan
Dan
wadah
tersebut, .
bahwa
maka tuJuan penelitian ini,
obyel~
Di samping itu, berdasarkan pengamatan secara sepintas
lapangan,
Berdasarkan permasalahan penelitian sebagaimana telah
berfungsisecara tepat sesuai tujuan.
mengetahui :
permasalahan ini, penulis turunkan judul :
KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG.
dikemukakan,
D. Tuiuan penelitian
terhadap
DISELENGGARAKANOLEH YAYASAN-YAYASAN
di
PELAKSANAAN PE~lBINAAN MANAS 1 K CALON JEMA' AH HAJ 1
bagi para calon jema'ah haji di yayasan-yayasan
persaudaraan haji.
2. Mengetahui pelaksanaan pembinaan manasik calon jema"ah
haji di yayasan-yayasan persaudaraan haji.
3. t1engetahui materi pel a~·;.sanaarl pembinaan ea Ion j ema' ah
haji dalam pendidikan manasik haji di yayasan-yayasan
persaudaraan haji.
4. Mengetahui metode pembinaan manasik haji di yayasan-
yayasan persaudaraan haji.
'.
menurut arti syara ialah berkunjung ke Baitul
E. Kerangka Pemikiran
Haji menu~ut a~ti lughawi ialah menyengaja,
7
sedangkan
1348:26) •
berarti
Har-am demi
haj irinci,lebihyang
ibadah tertentu (Syeikh al-Maraghy,
dengan definisiatau
menunaikan
mengunjungi Ka"bah dengan tujuan beribadah kepada Allah,
dengan rukun-rukun, syrat-syarat tertentu yang dilaksanakan
pada waktu tertentu (H.Moh. Rifa'i, 1978 : 371).
Agar pelaksanaan ibadah haji benar, sesuai dengan
tidak ffiungkin benar dan mabrur. terutama bimbingan itu per-Ill
ibadah
perl
secara
latihan
seseorang
betul-betul
Seperti
bimbingan manasik
bimbingan
atau
dan
(drill).
digunakan dalam bimbingan mana5ik
praktis dalam pelaksanaan
latihan siap
segi-segi
pengajaran,pembinaan
hakekatnya pembinaan
Tanpa upaya semacam ini, ibadah haji
Pada
bi~sanya metode
intensi f.
mengutamakan
tuntunan Rosulullah saw, maka para calon jema~ah haji
haji. Metode yang sering
diberikan kepada para calon jema'ah haji yang
memer-likan bimbingan dan pembinaan.
Pembinaan manasik dapat diartikan bimbingan yang lebih
thawaf, sa'i,melontar dan 5ebagainya.
diberikan
mer-upakan pr-oses pendidikan khL\SLlS lLlar sekolah (non
formal), yakni suatu usaha 5adar-~ ter-atur- dan sistematis,
pelaksanaan ibadah haJi. dengan demikian ma~a indikato~ dari
yang dilakukan oleh orang-orang yang diser-~hi
untuk memberikan pengetahuan ter-itis maupun
tanggungj a.,ab
praktis dalam
,
pembinaan atau bimbingan manasik haji ini antara lain
a) pembina
b) metode pembinaan
c) materi pembinaan
d) tujuan pemblnaan
""':!'o,_, I
i n i
sampel
an";; t ~~ u k t. U~·
lainkata
yang
a.Galanpenelitian
sampel untuk kepet-luan dalam penelitian
Kotamadya DT II Bandung~
Adapun
F'opulasi
seluruh anggota populasi. Dengan
e) alat-alat pembinaan
di
5 (lima) yayasan.
haji
total.
vaitu
pengajar yayasan-yayasan pada 5 (lima) yayasan persaudaraan
-Instru~~tur penqajar 39 orang terbagl dalam 5 yaY2san.
-Ketua yayasan persaudaraan haji 5 orang. yang terbagi Dcilam
orang. Sedangkan perinciannya sebagai berikut :
Yang menjadi sumber data dalam peneliti~n ini ada.1.ah
i rrs t r uktur yayasan pembinaan manasi~~ haji van~
terse bar di 5 (lima) yayasan berikut
1. -'t<3.yasan Uswaturn Hi3.sanah ,J1. I<ecubung No. 12 [-:;,.:;ndung
2. Yayasan qarnu!-manazll ,JIB Pe.jaqalan Bandunq
membuat
medeta i 1
penelitian
situasi-situas.i
Secara
deskriptif adalah IJntuk
menqanai
mencapai im~ormasi faktLlal
deS~:Tipti-f.
Untuk
meta de
TUJuan penelitian
Metode yang digunakarl dalam penyusunan skripsi
yang merlcandra gejala yang ad~
o. Untuk mengindenti~i~~asi inasalah-masalah untukmendapa"tkan justi+lkasi keadaan dan praktek-praktek vang sedang ber:langsung.
c. Untuk membu13.t kompet"l3.=:"i dan e .....ralu3si.d. Untuk mengetahLli apa yang ai~~erjakan oleh orang
l~in d~lam manangani masalBh ataLI sitL1BSi yang
pencandt-aan secara sistematis,~aktual.dan a~~urat
Menurut Sumedi SLlryabrata deskripti+ bet"tujL1an :
fakta-fakta dan slfa~-si~at poplJlasi
pencandr"aan
kejadian-kejadian (Sumedi SuryaBrata~ 1983:19).
deskripti~ adalah penelitian yang bermaksLld Llntuk
adalah
5. Buku-Bu~~u penunjanq dalam masalah tni
3. Yayasan Istiqamah Jl. Citarum Bandung
4. Yayasan Muhamadiyah Jl. Sancang No.6 Bandung
SdiTIa. E(g>3.l-- ~-enca.n3
dimasa dep.3n~
da.n penqambiJ.am keput.usan
Sesuai dengan Si~2t m6sal~h serta tujuan penelitian
de~.k r ipt i-f
i nt.er-p~-Es-::.<.::;,sjdan
hanya terbat~s pada mengetahiJl
diharapkan~ mak2 dengan m~nggLlna~~an rnetode
gejala atau pEristlwa ~~ondisional "tentsng
terhadap data yang dia~pa~. Dala~ kal"tan lnl adalah
tidak
yang
sampal
'/2.1 tu
<lima)
mengETicil
dilakukan
penget.::.huan
dikumpulkCin
dengan prosedLlr
in-fDrmasl
Alasan menggunakan angket
d2t~
s.t uov
tekllilik penelitian Y~J1g
dikumpulkan merupakan
disLlsun untuk mengLlmpulk~n
sekaligL13 untu~~ nlenant:J~an
( 1 ;;'92 : :1 ':i':'; ).
dan stL\di dokumenta51~
baik maka dalam pengadaannya mengiku~i
Adapun
F'enget-tian angket fTIl?i"JUt"ui: N>A. Ametembun ial';.ii "suatu
telah
yang
man~5ik haji serta pengalamannya.
Realitas pendidikan m~nasik
yayasan persaudaraan haji~
dengan efektif dan ef~sien~
0. Menjabar~~an setlap v~rlabie menjadi sub variablevang lebih spessi~i~' dan c~Jn;J~al.
sasaran kuisioner.
1. Merumllskan tLljuan yang a~:an dicapai d~lam angket.2. Mengidenti~ii~asi~~an variable y~ng akan dijadi~~an
10
cepat dan mudah diolah
sehingga untuk di cek.
b. Penyebaran angket dan pengumpulan angket dapa't
ada.lah
anqket
C G Data yang
a. Dengan angket data yang diharapkan dapat terkumpul dengan
a12.t
ber-ikut :
s.up ava
yang
-±
1 1
Dan
d i tempuh
1992 : 200 ) ..
notulen
besar. langkah-langkah yang
p~-asasti ~!TietJe.lan",
sebagainya. (Suhat·simi Ar-ikunto.
mengenal hal-hal a t au v ara a bl e c ac a t s n, t'raskit=~ bu ku , sUr-at
dalam penelitian i n i, d i baq i 3 (tig3i. .i La riqka n va i t u :
dan
teJ.ah
tel ari
sesuai.
kisi-kisi
keg 1 atan--
membet" i kan
penel i t i a n,
d i lakLlk~,n
penvusLlsnan
In1
dan
langkah
penyusLlnan proposal
dan pemberitahL'an untLlk
pada
meliputi
melakukan keglat~n.
angket ..
Kegiatan awal penyampaian surat
Kegiatan akhir'l pengllrusan surat pernyataan
- - ------- -,-------,---- -'- __',C"
Rumus oengnltungan persentase
n
penel it i a n,
kegiatan.
di tentukan.
dengan peFmasalahn penelitian. ada02un pengUmpLllan
2 .. 1.
dengan cara mentabLllasi setiap data. kemud12n menqhitung
pe~-siapan
Analisa
F'er-siapan ..
Pengumpulan data yaitu kegiatan pengimpulan data
1.
60 -/ 99 "; = Seoc.g i an bes~:.=tt-,. ,.
", -r =s -. = ~eDay "LB.n~ • ,. !~
1 "; 40 ./ = Seoa.g i an kec i 1,. ,.
0 ./ = T i oak -2 dCi..'.
100 x
,
Adapun Skala penafsirannya adalah
= Selu~-uhnya
BAB II
PROBLEMATIKA HA.JIA. Pengertian Haii
Haji menurut syara adalah mengunjungi (ka'bah) di
demi memenuhi perintah Allah SWT. Serta menharap keridhoan-
sa'i dan amalan-amalan lainnya pada bulan-bulan tertentu
Nya (A. Nasir Yusuf, 1985:1).
thawaf,Mekkah untuk melaksanakan ihram, wuquf di arafah,
Moh.Rifa'i (1978:371) menyatakan sebagai berikut:
disimpulkan bahwa Haji itu merupakan ibadah kepada Allah
Tentang pengertian haji ini dapat di tinjau dari duasegi, yaitu segi bahasa dan istilah.1. Menurut bahasa.
pengertian haji menurut bahasa berarti menyengaja untukmengunjungi
2. Menurut para alim Ulama.Haji berarti mengunjungi Ka'bah untuk beribadah kepadaAllah dengan rukun-rukun tertentu dan beberapa syarattertentu serta beberapa kewajiban dan mengerjahannya padawaktu tertentu. Jadi haji itu dalam rukun islam yang helima yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim, baik lakilaki maupun perempuan apa bila ia telah memenuhi syaratsyaratnya dan kewajiban naik haji itu bagi setiap muslimhanya sekali dalam seumur hidup,
d apat.diatashaj ibatasan mengenaiduaDari
yangdilaksanakan di tanah suci yaitu Mekkah al-mukaromah
berupa ihram, wuqup dipadang Arafah, thawaf, sa'i dan lain
sebagainya.
ibadah haji terse but hanyaditunaikan oleh orang-orang
yang telah mampun baik secara ekonomis maupun kemaropuan-
kemampuan secara non ekonomis lainnya. Dengan demikian
ibadah haji merupakan ibadah khusus bagi IDuslimin dan
muslimattertentu (mustathi'un).
in i:
kembali kerumah,
wo.ktu saj a.
1'4'
banyak
biasaatau
diatas,bahwa
perjalanandalamkunjungan
Meski dalam teknisnya tidak begitu
dengan
Implikasi dari batasan tentang haji
pariwista,
sekali
perbedaan, namun dalam perjalanan haji serat sekali dengan
haji itu adalah perjalanan ibadah sejak berangkat dari dan
Pada dasarnya secara definitif arti haji identik
dangan arti umrah. Sedikit perbedaannya hanya terletak pada
waktu (timing) pelaksanaan, dimana umrah dilaksanakan pada
muatan-muatan aktifitas yang bernilai ibadah, karena memang
kunjungan seseorangdala pelaksanaan ibadah haji berbeda
diperhatikan pernyataan Moch, Zainuddin (1992:8) berikut
bulan-bulan selain bulan haji, dan boleh dilakukan kapn
Untuk lebih jelasnya, pengertian haji dan umrah dapat
Arti haj i menurut bahasa dalam istilah : __ '" •••"., J.-."'::;.-- ..-..- .... -
,~~\.};~: \lcH ~\~~v.~~>;vW11,u t:!1Haji menurut arti dalam bahasa adalah menyengajasesuatu, sedangkan menu rut syara adalah: rnenyengajamengunjungi Ka'bah untuk melaksanakan ibadah hajidengan syarat-syarat yang telah ditentukan,
Arti Umrah menu rut bahasa dan istilah : .. "'/.J
,~O'.f\\-,";.1\~C-}_/~)~'·~)0t.;::.;;~~~,U&;fl.... ~/ ....,.. - -~ Umrah menurut arti bahasa adalah: Ziarah sedangkan
menurut syara adalah menjiarahi Ka'bahun t ukme Laks an ak an ibadah umr ah d errgan syarat-syaratyang telah ditentukan,
bagi bangunan islam.
J5
B. Ked"dnkan Ibadah tlaii dalam Syarj 'at Islam
haj i
Allah)
(polit ieal
d e rig an
politikberhaji, berorientasi
(Rumah/tempat berkomonikasi
dulu
yang diperolehnya adalah haji jabatan dan
wajib melaksanakannya sekali dalam seumur hidup. Kewajiban
Seperti kita maklumi, bahwa ibadah haji merupakan
Mengajakan ibadah haji merupakan kewajiban manusiaterhadap Allah. yaitu (bagi) orang yang sanggupmengadakan pejalanan ka Baitullah. Oan barang siapamengingkari (kewajiban haji), IDaka sesungguhnya Allahmaha kaya dari semesta alam (Oepag RI, 1986:92).
"Baitullah"
Tempat yang di tuju umat islam seantero bumi, yaitu
tendensinya juga harus difithrahkan,agar perjalanan religi
maka
Baik pelaksanaan haji maupun umrah tujuannya pada
pengejaran legitimasi publik, gengsi pada relasi yang sudah
oriented) dan kepentingan lainnya yang bersifat profan.
merupakan tempat suei (fithrah). karen a itu niat atau
lebih
Allah SNT. Lain tidak. Oleh karenanya, kata abd. Wahid
prestise.
menuju ketempatnya itu tidak metafor yang tidak bermakna
itu dijelaskan dalam AI-Qur'an surat Ali-Imran,97:
haji yang dijalankan berorientasi pada peneaharian dan
Sebab, orientasi yang bersifat profan ini yang di kontruksi,
rukun islam yang kelima. Bgi umat islam yang telah mampu
(1993:35), adalah suatu kekeliruan besar bilamana ibadah
-c
b e r f ku t :
tentang kedudukan ibadah haji dalam syari'at islam
Sedemikian pentingnya kedudukan ibadah haji dalam
d apat
telah
efeksi
yang
melaksanakannya
sehingga
SAW hendaklahkarena seseorangrintangan yang
semakin mantap
dan kemampuan wajib
sehingga bagi seseorang
sosialnya
islam,
Dari Ibnu Abas, telah b~rsabda Mabikamu bersegera mengerjakan haji,tidak mengetahui akan suatune r t n t ang i ?. (rie pag RI, 1989: 21).
merasaberkecukupan
penting dalam syari'at islam, mengingat secara
15
Rosulullah SAW bersabda sebagai berikut :Dari Ibnu Abas r.a dia berkata Rosulullah SAWbersabda : Sesunggunya Allah mewajibkan haji atas kamusekalian. Lalu Agru bin Habis vertanya : Apakah setiaptahun wahai Rosulullah, beliau menjawab: seandainyasaya j awab ..set iap tahun maka sunggu h waj ib set iaptahun. Haji itu hanya sekali. Mana-mana haji yanglebih dari sekali itu,maka haji itu menjadisunat(HR>Al-shohih muslim dari abu hurairah.Penterjemah Abu Bakar Muhamad, (1991 : 723).
sabig, 1990 : 45) pendapat tersebut dilegitimasi oleh sebuah
manusia yang ber wawasan luas, keyakinan terhadap kebenaran
solidaritas
hadis yang diriwayatkan oleh imam Ahmad, yaitu sebagai
pelakksanaan ibadah haji bisa membentuk manusia menjadi
melahirkan semangat ukhuah islamiyah yang hakiki.
agama semakin kokoh, rasa sosialnya semakin tinggi rasa
telah cukup transparan. Dan ibadah haji menjadi begitu amat
syari"at
sesegera mungkin dan tidak boleh ditunda-tundalagi (sayid
" ... ~ _ '7J /_, .... .- ......... ~ ....- .. > .... J.... ......... ........".,.,
.el,)~~~y~eJl\~u;J'_1L·-U;~0\~, .... -' ..... ,-' ,,-.....,.., .-' .............
..JL-.Pr 'c: ~~~ ~ r0 ~10;l!
Hadis yang diterima dari abu hurairah. ra
ibadah haji memiliki keistimewan
,
......,.., . .?_,,- ,. _ _" -'I ... .., :. ~ -rJ,. ",. ~
-Jk rj, Zs-t ~~-' ~~IJ..,.. ...~'_t~. -...)~./ ". ~.P' ..... #t "-' """"..".:; J'"..,. ".". , ...... ,. .....
~~\;~ ,r~ ~~/-i~~-'~lL>~~--l1;.Je;',. "" ~ " ", , ,... .",
.~;;-;t~(;~ \;L ~ ..J-~AJ~~ /lid\Rasulullah SAW, ditanya: amal(perbuatan) apakahyang paling utama ? maka jawabnya : yaitu "berimankepada Allah dan Rasul-Nya" tanya orang itu Lag i"kemudian apa? Rasul menjawab: "kemudian Jihad(berjuang) d i J a Lan Allah". Ditanya pula: "Setelahitu haj i mabrur".
Ditinjau dari segi superiorritas ibadah haji dari
Hadis yang diterima dari Aisyah ra.
ibadah-ibadah lainnya,
Juga d i du kung oleh had i s berikut ini : ";..J',.,,,.,., -' --.P ' .P - ..... 't_ »<> ... ,.)". .. -"''' ....
~~l ~-'~)l'£.-..Pr_v\;" eJ',l~~.ll >~A,~.; '/,., ..., - ~.s::::;:" ;tI'llJ'r: ... ."
. ~l]., ,->,...-~Siapa yang telah ingin (telah mempunyai kemampuan)melakksanakan ibadah haji, maka hendaklah ia segeramengerjakannya, karena kadang-kadang dia jatuh sakit,kendaraan berhalangan dan keperluan lain (sayid sabig,1990 : 45).
a. Merupakan amalan yang paling utama.
sebagai berikut :
18
Dari Aisya Ummul mukmin ra. ~ahwa dia pernahbertanya Ya Rasulullah . kami berpendapat jihaditu amal yang paling utama, apakah kami tidak bolehbe j i had ? beliau menjawab : "Tidak, tetapi jihadyang paling utama adalah haji yang mabrur (H.R.AlBukhori). (Peterjemaah Abu Bakar Muhamad).
b. Sebagai pengapus dosa
Keutamaan dari ibadah haji bahwa ibadah itu merupakan
ibadah yang dapat melebur dosa-dosa yang melakukannya. Hal
ini secara jelas dinyatakan dalam sebuah hadis yang diterima
dari Abi Hurairah ra, bawasannya Rasulullah SAW bersabda :Barang siapa mengejakan haji dan tidak meneampur padawaktu terlarang , sertapula tidak berbuat maksiat,maka ia akan kembali seperti saatia dilahirkan ibunyaCHR Bukhori). CA. Nasir Yusuf, 1985 7).
Ditanyakan pula dalam hadis lain :
~ .... ..J ~ .f.J n" _ ~ ..,.Pa_.I' ..-' - - ""., .....; .... .,-
,-~;~)Ih ~4J\-t~---.) ~d ~ ~I L;:j OJ:y\~~
~~./;i,' i3; G~~ Ct:;~-:~i~\~\:-JC:Gil iZt \ -v \ ~- -"-I -:» /\
. /~ sy~~
Dari Abi Hurairah ra, bawasannya Rasulullah bersabda :"Umrah ke. umr ah i tu penghapusan dosa antara k eduanva .Dan haji yang mabrur tidak lainganjaran baginyakeeuali surga (muttafag alaihi) (penterjemah Abu BakarMuhamad) .
Ada beberapa pendapat mengenaikriteria haji mabrur
menurut sebagian ulama mabrur itu ialah haji yang tidak
bercampur dosa sedikitpun. Pendapat ini diakui pula oleh An-
nawawy. ada pula yang berpendapat bahwa haji mabrur adalah
haji yang diterima (magbul). jadi mabrur identik dengan
nagbul. Ada lagi yang mengaLakan bahwa haji mabrur adalah
haji "perubahan t Lng k ah Laku " dari sifat-sifat yang tidak
'---.. ~------~---.'c,'''''. ','''',,-,',,,,.' ,. _
"merigapa erig kau nen ang i s i waha i iblis ? tanya ulama
haj i.
akan
sebab
masing
haj i yang
rnerekaaku khawatir segala permohonan
esensinya adalah sama, karena masing-diatas ..
kepentingan kapitalistik apa pun. Dan yang membuat aku
dalarn keadaan menangis dan punggungnya bungkuk.
dikabulkan jawab iblis".
terkasafkan bagaimana sesosok iblis dipadang Arafah. Ketika
Aku menangis karena orang-orang rnengerjakan ibadah
sikap dalam diri seorang haji tersebut.
perubahaan tingkah laku pada diri seseorang haji. Dernikian
19
identifikasi haji mabrur rnenurut pendapat terakhir bisa juga
Ketiga pendapat mengenai identifikasi haji mabrur
yang dikemukakan sebelumnya. dengan kata lain.
dikomprornikan satu sama lain. Bahkan kalou diperhatikan
baik menjadi baik dan dari sifat yang baik menjadi sifat
haj i d eng an n ia t ikhlas, t idak bercampur derig an kepent ingan-
itu mewujud dalam bentuk manusia yang kurus dan pucat dan
merupakan aktualisasi dari identifikasi-identifikasimabrur
tidak bercampur dengan dosa itu wujudnya bisa berbentuk
pula yang maqbul itu indikasinya adalah adanya perubahan
mengilusterasikan. adalah seorang ulama muqarrabin pernah
menangis
c. Dalam ibadah haji akan terkabul segala permohonan.Al-Ghazali dalam asrarul hajj (t.t 14)
pendapat yang secara lahiriysah nampak berbeda itu dapat
secara cermat. sarna sekali tidak ada perbedaan
yang lebih baik lagi., setelah seseorang telah bertitel
'.
Berdasarkan hadist di atas semakin jelaslah, bahwa
dan
mudah
segala
adalah
dikabulkannyawaktu-waktubanyak
dari pelaksanaa~ ibadah haji
ijabah di tanah suci merupakan kehususan
saja
tempat
tentu
keutamaan
Adalah maqbul (logis) bila permohona orang yang tengah
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. bahwasanya Rasulullah
permohonan (sa'atul Ijabah), dengan demikian, adanya tempat-
merupakan tempat-tempat dimana Allah akan mengabulkan orang-
Mekkah terutama yang termasuk tanah haram merupakan tempat-
2d
saat melaksanakan ibadah haji, Bahkan. barang kali bertolak
tempat yang diagungkan Allah (sya'airill'lah) sekaligus
melaksanakan ibadah haji akan dikabulkan, sebab tanah suci
orang yang berdoa ditempat itu (makam ijabah), disamping
SAW pernah bersabda :..."..... ., J' J / ..... " ~ ................", "" 3 J ........ ., ",.,.r ...... .-P~ .......
~ LG\ ~.)L:.. V\,o.)~jJ '->-:.7 j.s:-,,<:\\I' vV-' .) \;~~ C' '..J1 J" ~ ,/
f1..J' .J "p .... ~ .,. / .~/ ........ .» '7 ........ '" .. " ..... 1'77......\ ........ ~ .. • \
~~~Sj \~ ~-1';~) V~ \*'/" O!,,~'·>Y.£
Orang-orang yang sedang berhaji atau berumrah,adalah tamu-tamu Allah dan para penziarah rumahNya; Jika mereka meminta dari-Nya sesuatu niscayaIa akan memberi kepada mereka memohon ampunan dariNya. niscaya Ia akan mengampuni mereka, Dan jikamereka berdoa kepada-Nya, niscaya Ia akanmengabulkan-Nya. Dan jika mereka bersafa'at(memintakan sesuatu untuk orang lain) kepada-Nya.niscaya Ia akan menerima syafa'at-Nya "(HR, IbnuMajah),
keutamaan tersendiri dari Allah SWT.
dikabulkan segala permohonan (doa) lllanakaia disampaikan pada
dari aspek normatif seperti itu, sehingga ada semacam
21
kebiasaan di kalangan orang-orang desa menitif untuk di
doakan kepada orang-orang yang akan naik haji, yang tak
jarang nitip doa tersebut diembel-embeIi dengan penyerahan
uang, sebab memang , dalam had its itu juga dijelaskan bahwa
memintakan sesuatu untuk orang lain (syafa'at)dalam ibadah
haji disamping boleh dan sah-sah saja juga akan diterima
oleh Allah svr .
c. Macam-Macam Haii
Dalam mengedepankan persoalam macam-macam haji ini
akan dilihat dari dua segi, yaitu :
a. Menurut hukumnya :
1. Haji wajib ; yaitu pelaksanaan haji yang pertama kali
atau karena nadzar.
2. Haji sunnah ; yaitu pelaksanaan ibadah haji pada
kesempatan berikutnya baik untuk yang kedua kalinya
atau selanjutnya, sesuai hadist yang diriwayatkan oleh
Abu daud dan An-Nasa'iy dari Ibnu Abas ra,
~.0J"~:'X·..JtiU<>t: C;' f.;~\ ";){~ ..:v\~: "...C;;\~" -'... ~ C ... -'-?- .. ~
...",.", r s>,,- ......... """' ... -&- ........ ~ ... "" "'-J.#':. "{'" ~./ ,"'" ~:;-.( , .... J ~ J .~ .... \"l.,.oO
.e';,·-*'),;,,;~..A:";;;Y'.-J-· \.;:~~",OY.7 t' .)~~~\Dari Ibnu Abas ra, bawasannya agra bin Habis berkata :1a Rasuiullah apakah haji itu wajib dikerjakan tiaptiap tahun, ataukah cukup satu kali saja? rASULULLAHsaw menjawab : "Ya yang wajib hanya satu kali saja,maka barang siapa yang menambahnya , maka itu sunnah"(Moh. Rifs'i, 1978 :373).
b. Menurut cara mengerjakannya :
196.
menyembelih hewan ( membayar dam) .. hal ini berdasarkan
wajib membatar "al-hadyu", yaitu meny embe Li h seekor kamb i rig
dahulu
dahulubarulebih
<.
teribadah umrahmengerjakan
1. Ifrad ; yaitu mengerjakan amalan haji lebih
",' .Apabila kamu telah merasa aman, maka barang siapayang ingin mengerjakan umrah sebelum haji sebelunwaktu bulan haji, wajiblah menyembeli hewan kurbanyang mudah didapat, tetapi jika ia tidak menemukanmaka wajib berpuasa tiga hari dalam musim haji dantujuh hari lagi setelah kembali kekampung, , ,"(DepagRI, 1986 : 4),Dalam ayat diatas menyatakan bahwa bahwa haji tamattu
(denda dengan menyembelih kurban;.
kemudian mengerjakan amalan ibadah haji, dan harus
firma Allah dalam Al-Qur'an surat AI-Baqarah, ayat
baru kemudian mengerjakan umrah, tanpa membayar dam
2. Tamattu ; yaitu mengerjakan ibadah haji dengan cara
mutamatti (orang yang ber-tamattu) tersebut tidak memiliki
atau domba. Lain halnya dengan haji ifrad. Lalu apabila si
uang untuk membeli domba, atau ia tidak menemukannya, maka
Alah dalam ayat (masih dalam ayat itu)memberikan alternatif
dengan kewajiban membayar kifarat, yakni puasa selama
sepuluh hari dengan cara tiga hari di musim haji dan tujuh
hari lagi setelah kembali ke tanah air,
Niat yang diucapkan oleh orang yang ber-tamattuketika
ia berada di miqat makani (Bir Ali, Yalamlam atau tempat
miqat yang telah di tentukan bagi jema'ah haji), adalah :
"Yang demikian itu, bagi yang keluarganya tidak ada di
104)
berbunyi
. r:":.:1 \' -;\s:~L"c;v'--f~ ~~~ ~~.6:.~ ~l' ~ ....
sedangkan earanya denga meneukupkan amalan baji.
Dalam pernyataan senada Sayid Sabig (1990
ayat 196 yang
memberikan batasan, bahwa yang disebut baji giram itu ialah
barus membayar dam. Dalam batasan praktisnya hari
satu amalan danniat, dan bagi yang mengerjakannya
3. Qiran; yaitu mengerjakan ibadah haji dan umrab dalam
"dzalika" itu kepada wajibnya kurban atau berpuasa b ag i
giran itu niat mengerjakan haji dan umrah sekaligus,
ilajbi dzalika kepada haji tamattu. Sedangkan Imam Safi'i,
Ibnu Abas dan Imam Abu Hanifah menentukan mllsyar
dalam menentukan musyar-iJajhj (yang diisyarati) oleh kalimat
sekitar Hasjidil Haram".
Perbedaan pendapat tersebut bermuara pada perbedaan
boleh saja orang Hakkah berhaji tamattu.
luar p endudu k Makkah (Tanah Haram). Sedang kan Emam Halik,
Lsvar a t "dzalika" yang ad a dalam firma Allah surat AI-Bagarah
23<:> ;..11 --:".P .). ".., ; ;
.8~~Cd::-~"Ya Allah aku periuhi panggilan-Hu untuk menuneikan
ibadah umr ah". (Dpag RI, 1989 : 20).Henurut pendapat Ibnu Abas dan imam Abu Hanifah,
Halik danImam Ahmad bin Hambal menetapkan musyar ilaihi dar
orang ber-tamattu. (Huebtar Adam, 1993 : 52).
Asy'syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa
tamattu itu hanya boleh di lakukan oleh jema'ah haji dari}..
,
"Ya Allah. aku penuhi panggilan-Mu untuk melakukan
ibadah haj idan umr a h" (Moh. Za i.nud i.n, 1992 : 12).
yang
Tidak
Yahya.
:148). Syarat itu menurut AbdulWahab Khollaf (1968
keliar dari subtansi sesuatu yang disyarati(masyrut).
inilah yang membedakan antara RUkun dan syarat, dimana
merupakan bag ian integral dari subtansi (hakikat)rukun
1983
118)
Hal
d. Svarat-svarat Waiib tlaii
Yang dimaksud dengan syarat ialah sesuatu
bergantung kepada adanya yang disyarati (masyrut).
adanya syarat, maka tidak adanya masyrut. (muchtar
Orang yang melaksanakan haji qiram harus tetap dalan
keadaan ihram hingga selesai amalan haji sebelum ia
melakukan thawaf, ucapan niat dalam haji qiram adalah :
apabila dirangkapkan antara haji dengan umrah dari miqat
makani (Bir Ali, yalamlam atau yang telah ditemtukan bagi
j ema . ah haj i) .
masyrutnya.
Dengan demikian maka dapat dianalogikan bahwa syarat
wajib haji itu ialah suatu keadaan yang tergantung kepada
pelaksanaan ibadah haji. dan bukan bagian dari padanya.
Keadaan tersebut lebih merupakan aspek subyaktif yang
bersifat kondisional psikologis maupun kapabilitas lainnya.
,Dengan kata lain, syarat wajib haji itu adalah keadaan
maupun ketentuan yang harus dimiliki aleh seseorang yang
hendak melakukan ibadah haji.
261) menyebutkan limaSayyid Abi Bakr (t.t : juz II
maCam syarat wajib haji, yaitu :
1. Mus lim.
2. Mukallaf; yaitu orang Yang sudah dewasa dan berakal.
3. Merdeka dan oleh karenanya tidak diwajibkan bagi anak
kecil, orang gila dan hamba sahaya.
4. Istitha"ah/mustathil.
-5. Aman dalam perjalanan.
ad-. 1.Menurut pensyarah Fathul Mu"in (Sayid Abi Bakr, tanpa
tahun juz II : 281), pada garis besarnya istitha'ah itu ada
dua macam, yaitu 1. Istitha'ah MubAsyarab, yakni kemampuan
yang berhubungan dengan kondisi pisik dan meterial, dan 2.
Istil:ha"ah lll. inabati al-ghair"anhu, v a i t u kemampuan hanya
berdasarkan pertimbangan meterial seruata-mata.
Istitha"ah dalam jenis pertama meliputi halOhal
sebagai berikut :
a. Ada biaya untuk pulang pergi;
b. Tersedia alat trasport;
c. Aman diperjalanan;
d. Ada muhrim yang pergi bagi wan ita;
ulama Fiqh lain seperti ats-tsauri, Ibnul mubarak, Ishak
maupun tidak, karena mereka menganalogikan kepada kewajiban
untukkemampuandikala ia masih hidup memiliki
Mereka beralasan kepada hadist dari Ibnu Abas ra,
25
Sesungguhnya telah datang wanita dari (suku)Juhainah kepada Nabi SAW, seraya berkata"se sunggu hny a ibuku telah bernadzar untukmenunaikan ibadah haji, tetapi sebelum beliausempat me1aksanakannya beliau wafat, Bolehkah sayameng-haj Lkan nya ? Nabi SAW bersabda: "Haj i kan lahdia olehmu, dan bagaimana pendapatmu seandainyaibumu mempunyai utang, bukankah kewajibanmu untukmembayarnya ? bayarlah olehmu karena hutang kepadaAllah harus Iebih diutamakan untuk dibayar.(H.R.Bukhori dan an-Nasa'i). (A. NasirYusuf, 1885: 24) .
Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa kebolehan
membayar utang (A. Nasir Yusuf, 1985:24).
Mengenai istitha'ah jenis kedua dapat dilaksanakan
Imam Syafi'i Ahmad bin Hambal, Imam Hanafi dan para
berpendapat bahwa meng-hajikan yang sudah meninggal dunia
me1aksanakan haji, maka hukumnya wajib, baik ia berwasiat
menghajikan orang yang telah meninggal itu apabila ia
kekayaan peninggalannya. dan ini dilaksanakan oleh ahli
e. Ada atau cukup bekal untuk ke1uarga yang ditinggalkan;
warisnya. Bila mana ia tidak meninggalkan harta pusaka yang
meng-hajikannya, bahkan boleh juga dilakukan oleh orang lain
(bukan ahli waris) walaupun tanpa izin ahli warisnya.
f. Khusus bagi yang buta tersedia qaid (penuntun).
dengan meng-hajikan orang yang sudah meninggal dunia dengan
serta sebagian sahabat seperti Ibnu Abas danZaid bin Tsabit
dan
~ cukup perjalanan haji, maka sunat bagi ahli warisnya untuk
27
'.berwasiat untuk dihajikan, sedangkan jika ia tidak
" ... Dan tidaklah s eo r arig berbuat dosa meLa i nkan kemudha
ratannya kembali kepada diri sendiri, dan tidaklah seseo-
k ar e n a d i
.. ,"(QS AI-An"s.n, 6
:164).
...
anggap bertentangan dengan nash-nash yang qath"i dari AI-
meninggal dunia maka putuslah semua amalnya kecuali tiga
Perlu juga dikemukakan, bahwa disamping terdapatnya
dosa) kecuali apa-apa yang dia usahakan sendiri (QS, Al-
"Dan sesungguhnya tidak ada bagimu!manusia (pahala atau ,
Qur"an.
rang menanggung dosa orang lain
Qur"an, 53 :39) .
para ulama yang memperbolehkanmenghajikan orang lain baik
menghajikannya (An-Nawawi, t.t.juz VII :91-91).
sebagai berikut :
dunia, terdapat pula sebagian ulama ahli fiqh yang tidak
1. Hadist-hadist di atas viliditasnya lemah,
memperbolehkan menghajikan orang lain, dengan alasan-alasan
2. Nabi SAW, telah menjelaskan secara tegas, jika manusia
berwasiat, maka tidak ada kewajiban atau kebolehan untuk
yang masih hidup lantaran udzur maupun ia sudah meninggal
perkara (hal) saja, sebagai mana dalam'hadits dari Abi
Hurairah ra,
,/ ,/ "" ' ..,. - • <,. J1/""'''''' "" '-''' .1'; r- , • ...,. ..,. ~
d..?..l.P uYl:" L-V>l'j) I ,,- ~\ ('; LJ~uU~,~ . ~ /' ~ L,- /' ""
.~; ~ LL; );") -':J tT::';:;\Mabi SAW, bersabda "apabila seorang anak Adam(manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnyakecuali tiga perkara (hal) yaitu : shadaqah, jariah,ilmu yang bermanfaat atau anak yang sahleh mendoakankepada kedua orang tua nv a'", (HR. Muslim).
3. Jika hadits tentang kebolehan menghajikan orang lain
dianggap shaheh, maka hanya shahih senadnya saja sedang-
kan matanya lemah karen a dianggap bertentangan dengan
nash-nash qath'i baik tsubut-nya maupun d i La La hnva .
Kemudian penjelasan yang dikemukakan oleh asy-syaukani
(tt, jilid IV : 319) dalam nailul autharnya.
Menyinggung persoalan istitha'ah tersebut,disamping
pendapat dari Sayid Abi Bakr yang telah penulis paparkan
tadi ada dua pendapat lagi yangperlu penulis paparkan tadi,
walaupun kedua pendapat berikut esenseinya tidaklah berbeda
dengan pendapat tadi, yaitu sebagai berikut
Imam syfe'i dan Imam Abu Hanifah menyederhanakan
batasan paradigma istitha'ah sebagai berikut
I, Memiliki ongkos untuk ONH (ongkos naik haji)
2, Biaya untuk keluarga yang ditinggalkan dalam melaksanakan
ibadah haj i
3. Biaya-biaya lain untuk sewa tempat tinggal @an keperluaan
akomodasi lainnya (Abdurrahman Al-jaziri, jilid I :632),
a , Rukun li.aii.
Semen tara itu Syaig bin Sabig (1990 : 531-532) menya
takan bahwa istitha'ah itu sekurang-kurangnya mempunyai
empat ketentuan, yaitu :
RUkun haji ada enam perkara. yaitu :
1. Ihram ; yaitu berpakaian ihram, dan niat ihram dan haji.
2. Wuquf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
1. Sehat jasmani (kuat);
2, Perjalanannya menjamin keamanan jiwa dan harta oalon
haj i;
3. cukup bekal (ongkos) baik untuk kepentingan dirinya
maupun keluarga yang ditinggalkan dan
4. memiliki ongkos naik haji.
E. Rukun dan Kewa i iban li.aii.
Biasanya. perkataan rUkun dan wajib sama artinya.
tetapi dalam pelaaksanaanya ibadah haji berbeda, perbedaan
nv a adalah :
1. Rukum v a i t u suatu perbuatan yang ap ab i la t idak d i Laaku kan
akan menyabakan tidak sah hajinya. Dan ketidak dilakukan
nya perbuatan itu tidak diganti dengan dam.
2. Wajib dalam ibadah haji adalah yang harus dikerjakan
tetapi sahnya itu tidak tergantung atasnya karena boleh
diganti dengan dam, yakni dengan menyembelih binatang.
kitnya tiga helai.
sebanyak 7 kali.
yaitu
yaitu mencukur atau menggunting rambut sedi-
yaitu lari-lari kecil diantara Shafa dan Marwah
1. Ifrad ; yaitu mendahulukan urusan haji terlebihdahulu baru mengerjakan umrah.
2. Membaca Talbiyah sebagai berikut :
"Aku menyambut panggilan-Mu, aku meny ambu t.panggilan-Mu. Tidak sekutu bagi-Mu, aku menyambutpanggilan-Mu, segala puji dan segala nikmat bagiHu , juga sekalian ke ku esaan tidak sekutu bagi-Mu".
3. Thawaf Qudum; yaitu thawaf yang dilakukan ketikadatang permulaan di tanah suci.
4. Shalat sunat ihram 2 (dua) rakaat seusai wuquf.Lebih utama dibelakang makam Mabi Ibrahim as.
berurutan. (Moh. Rifa'i, 1978 : 387).
3. Thawaf ; yaitu thawaf untuk haji (thawaf ifadah).
3U
,
b. Kewainban HaiiKewajiban haji yang apabila tidak dikerjakan harus
diganti dengan dam, ada enam perkara yaitu1. Ihram dari Miqat (tempat yang ditentukan untuk memulai
haji). Maka barangsiapa yang melampaui miqat tanpaberihram, diwajibkan membayar dam (denda) seekordomba.
2. Melempar Jumrah. Barangsiapa yang tidak melakukannyadiwajibkan membayar dam.
3. Meneruskan wukuf di Arafah sampai setelah matahariterbenam.
4. Menginap (mabit) di Muzdalifah.5. Menginap (mabit) di Mina.6. Thawaf Wada (Thawaf perpisahan sebelum meninggaalkan
Mekkah) .F. Sunnah l::l..a.ii
Ada delapan macam amalan yang termasuk sunnah haji
5. Tahallul
6. Tertib ; yaitu dari rukun ke rukun dilaksanakan secara
4. Sa"i
3][
5. Bermalam di Hina pada tanggal 10·Dzul-Hijjah.6. Thawaf Wada; yakni thawaf yang dikerjakan setelah
selesai ibadah haji untuk memberi selamat tinggalbagi mereka yang keluar dari Hekkah.
7. Berpakaian ihram dan serba putih.8. Berhenti di Masjidil Haram pada tanggal 10 Dzu
Hijja.h (Moh. Rifa'i, 1978: 380).
G. Kronn)ogj Ef.;lBksafl8an IbadBh liaii.Yang dimaksud pasal ini adalah mengenai prosesing dan
cara-cara menunaikan ibadah wada pada jaman Rasulullah SAW
dengan para sahabat dan istri, dari sejak memasuki kota
Hekkah hingga kembali.
Kronologis pelaksanaan dan cara-cara menunaikan ibadah
haji terangkum dalam hadist Mabi SAW, yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari sahabat Jabir ra. sebagai berikut :
____,._c _
_'., _·.''-h~_ .
-c
.~
·Dari Jabir bin Abdullah ra. sesungguhnya Nabi SAW,menunaikan ibadah haji, lalu kami keluar bersamabeliau, sehingga tatkala kami tiba di Dzul-Hulaifah,maka Asma binti Umais melahirkan, lalu.beliau bersabda
mandilah engkau dan pakailah cawat dengan selembarkainmu dan bersiramlah, kemudian beliau menaiki"Qaswah"nya (nama ontanya), sehingga tatkala beliauberada di Baida', maka beliau mengeraskan suara dengannembac a "Talbiyah Tauhid" (yang ar t i nva ) : Saya penuhipanggilan Engkau ya Allah, saya penuhi panggilanEngkau, saya penuhi panggilan Engkau, tidak ada sekutubagi Engkau, saya penuhi panggilan Engkau, tidak adasekutu bagi Engkau, saya penuhi panggilan Engkau.Sesungghnya pujian nikmat itu dan kerajaan itu hanyamilik Engkau. Tidak ada sekutu bagi Engkau. Sehinggasetelah kami tiba di Baitullah maka beliau mengusap"Hajaru Aswad" (batu hitam). Lalu beliau lari-Iarianjing tiga kali dan berjalan empat kali (mengelilingiBaitullah). Kemudian beliau datang ke makam Ibrahimlalu beliau shalat; dan beliau kemali lagi ke Ka'bahlalu merigu s ap "Hajarul Aswad", kerrmdian beliau keluardari pintu menuju Shafa itu, maka beliau membaca"Sesungguhnya Shafa dan Karawah itu bagian dari syi-ar-syi'ar Allah", Mulailah dari yang disebut lebih
dahulu oleh Allah. Lalu beliau naik ke $hafa sehinggamelihat Baitullah, lalu setelah beliau menghadap kekiblat, maka beliau membaca kalimat tau hid dan takbirs e r ava men gu c ap kan : "Tuhan hanya Allah yang Esa,tidak sekutu bagi-Nya. Hanya bagi-Nya segala kerajaan,hanya bagi-Nya pujian itu dan Dia itu, atas segalasesuatu Maha Kuasa. Tuahan hanya Allah, Dia telahmenepati janji-Nya, telaahmenolong hamba-nya dan telahmembinasakan golongan-golongan musuh sendirin-Nya.Kemudian beliau berdoa antara itu tiga kali. Kemudianbeliau turun dari Shafa menuju Karwah, sehingga tatkala kedua kakinya sudah menginjak tengah-tengah lembahitu, maka beliau bersa'i, sehingga tat kala beliausudah naik, maka beliau berjalan menuju Karwah, Lalubeliau berbuat di atas Marwah itu sebagimana yangbeliau lakukan di atas Shafa. Dari perawi hadist itumenyebutkan hadist itu selengkapnya, yang isinyaKetika tiba hari Tarwiyah, maka mereka berjalan menujuke Kina, Nabi SAW menaiki kendaraannya lalu ditempatitu, beliau shalat dzuhur, ashar, magrib, isya danshubuh. Kemudian beliau berhenti sebentar hinggamatahari terbit, lalu beliau meneruskan perjalanannyahingga ke "Arafah", Lalu beliau dapati kemahnya yangsengaja dibuatkan baginya di Namira, Lalu beliausinggah disitu hingga tatkala matahari tergelincir,mak a beliau suruh s i ap kan "Qaswah" lalu kendaraan itudisediakan baginya, Lalu beliau datang ke tengah-
35,
tengah lembah itu dan berkhutbah ditengah-tengahmanusia itu. Kemudian adzan dan iqamat"-·. lalu beliaushalat dzuhur. ·o·.Kemlld-ian setelah iqamat lagi lalub~liau shalat ashar, dan beliau tidak shalat antarakeduanya sedikitpun. Kemudian beliau naik kendaraanmelanjutkan perjalanannya hingga beliau tiba ditempat"Wuquf". Lalu jadikan perut onta "Qaswah"nya itumerapat ke batu-batu bunggul, dan beliau jadikanpenghubung bagi orang-orang yang jalan kakidihadapannya, dan beliau menghadap Kiblat. Beliausenantiasa wuquf itu hingga terbenam matahari dan awanyang kuning hilang sedikit dan sempurnakan kendaliontanya, hingga kepala ontanya itu menyentuh tempatduduk kenderaan itu. Beliau memberi isyarat dengantangan kanannya seraya berkata Wahai manusiaperlahan-Iahan. Setiap sampai tempat bergunung, makabeliau kendorkan kendali kendaraannya sedikit, hinggaontanya jalan mendaki hingga beliau sampai diMuzdalifah, beliau shalat ditempat itu shalat maghribdan isya, dengan sekali adzan dan dua iqamat.beliautidak mengucapkan tasbih antara keduanya sedikitpun.kemudian beliau berbaring disitu hingga terbit fajar.Lalu beliau shalat shubuh tatkala sudah nampak waktusubuh dengan sekali adzan dan sekali iqamat. kemudian"beliau meneruskan perjalananya hingga tiba diMasy'ari-Haram. lalu beliau menghadap Qiblat, berdoa,bertakbir dan membaca talbiyah. Beliau tetapsenantiasa berhenti ditempat itu hingga sudah terangsekali. Lalu beliau bertolak dari situ sebelummatahari terbit, hangga setelah beliau berada ditengahlembah "Muhasisr" . Lalu beliau percepat perjalanannyasedikit. Kemudian beliau menempuh jalan yang tengahyang menuju ke Jumratul kubra, haingga beliau datangke jumrah didekat pohon, lalu beliau melempar jumrahitu dengan tujuh kali batu kecil ( kerikil), sambi Ibeliau takbir pada setiap kali melempar satu batu.Setip biji batu sebesasr kerikil lemparan biasa, yangbeliau lemparkan dari tengah lembah itu, kemudianbeliau berpindah ketempat sembelihan kurban, lalubeliau menyembelih kurban itu. Kemudian beliau naikikendaraannya menuju Baitulah, lalu beliau shalatdzuhur di Hakkah. (penterjemah, Abu Bakar Muhamad,1991 :775-780).berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ra,
H.U Saifudin ASH (t.t. diktat manasik haji), menggambarkan
kronologis pejalanan ibadah haji wada yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW, beserta sahabat dan istrinya.
56
Kronologis Perjalanan Ibadah Haji Wada
Rasulullah Saw, Beserta Shahabat dan Istrinya
No.
1.
Hari
ke 1
Tanggal Kegiatan
Mengadakan perjalanan
Tempat
Dari madi-
memakai Qaswah nah menuju
makkah
...,~. Menunaikan Shalat se- Dzul-Hulai
belum ihram fah
-". Mulai miqat dengan Baida (su-
membaca Talbiyah atu tempat
_11-
_11-
_11-
Makkah
kah
Haram Mak-
kawasan
fah) menu-
ju Makkah
Dzul-Hulai
Masuk Masjidil Haram
melalui BabAby-Syaibah
melihat ka'bah
berhenti membaca Tal-
biyah berhenti ketika
mah Hajar Aswad
Istilam dengan menja- Masjidil-
Melaksanakan thawaf
Dalam perjalanan tidak
Selesai thawaf langSU-\
5.
4.
8.
7.
6.
dil Ha~am
ng menuju maqam Nabi-
Ib~ahim As, Sambil me-
_"_
_"-
-"-
_u_
_11_
dil Ha~am
kah
san Masji-
Masjidil
Ha~am Mak-
Sa Ii menuj u MarvJah
belakang maqam Nabi-
Naik ke Bukit Ma~wah
injak lembah be~la~i
kbi~, tahlik 7 kali
pat ka",a-
Ib~ahim As.
Kelua~ da~i Masjidil
san Masji-
Nai~, bukit Shafa meng- Suatu tem-
Istilam lagi kepada
Tu~un untuk melakukan
DiBukit Shafa mengha- Suatu tem-
fa
Ha~am melalui Bab-Sha-
dap Qiblat membaca ta- pat kawa-
Tatkala kakinya meng-
dengan ca~a sepe~ti.
mbaca
dan be~do'a
Haja~ Aswad
Shalat dua ~akaat di
sampai ujung lembah.
9.
Ill!.
12.
14.
15.
16.
11.
,yang dilakLlkan menujLl SLlatLl tem-
Shafa hal ini dilakLl- pat kawa-
kan 7 kali, selesai san Masji-
Sa'i ada shahabat yang dil haram
diperintah TahalLll.
18." 2 Haji 9 DZLll- Setelah terbit mataha- Antara
17. 1 Haji 8 DZLll
Hijah
Hijah
MenLljLl Mina LlntLlk ma-
bit (bermalam) di sana
shalat DZLlhLlr, Ashar,
Maghrib, Isya dan ShLl-
buh ,
ri RasLll dan Shahabat
menLljLl Arafah
Mina
Mina dan
Arafah
19.
20.
_'1_
_11-
_11-
_11-
Istirahat menLlnggLl
tergelincir matahari.
Memberikan khLltbah
Namirah
Lembah A-
rafah
21. _11- _11- Waktu DzuhLlr diadakan- Arafah
adzan dan iqamat, Sha-
lat dZLlhLlr dan ashar
di jama taqdin dan qa-
shar.
t,
22. _11- _"- MenLljLl tempat wuqLlf Arafah
hingga matahari terbe- dekat Ja-
nam. bal Rah-
mah
Dalam hadits di atas tidak dite.-angkan tentang tahalul
kembali ke Mina untuk mabit lagi dan jum.-ah Ula, wustha, dan
lain.
melakukan thawaf ifadah dan
dalam .-iwayat lain dite.-angkan Rasulullah
tetapi dite.-angkan dalam hadits yamh
3Q
23. 3 Haji Masuk Ta- Be.-angkat menuju Muz- I Anta.-a A-
nggal 10 dalifah. .-afah dan
Dzul Hij- Muzdali-
jah fah
24. 3 Haji 10 Dzil- Mabit (be.-malam) hing- Muzdali-
HU j ah ga waktu faja.- fah
25. _11_ _11_ Melaksanakan shalat Muzdali-
magh.-ib dan isya dija- fah
ma takhi.-
26. -"- _II_ Be.-do'a takbi.- dan Masy'a.-il
tahlil, pagi-pagi me- Ha.-am
nuju Mina.
27. _.. - _If- Melonta.- Jum.-ah Mina
28. _11- _"- Aqabah
29 .. _"- _11_ Menyembelih hewan Mina
"Hadyu"
3(2). _11- _"- Thao'af Ifadah dan sha- Masjidil-
lat dzuhut"" Ha.-am Ma-
kkah.
dan jum.-ah,
Setelahnya .-asulullah Saw,
shalat dzuhu.-,
Aqabah tiap ha.-i setelah dzuhu.- samapai tanggal 13 Dzul-
wada yang dilakukan Rasulullah Saw, beserta shahabat dan
istrinya dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
a. Ihram
Hijjah.
Dengan demikian, kronologis perjalanan ibadah haji
shalat shubuh sebelum matahari terbit berangkat ke
sahalat maghrib dan isya dilaksanakan di sana secara
Ihram dimulai pada hari tarwiyah, yaitu tanggal 8
yang
jema'ah
setelah
setelah
Muzdalifah,
tergelincir
tepatnya
sejak
jema'ah berangkat ke Numairah seraya
lalu mabit (bermalam) di sana,
lalu jema'ah berangkat ke
dilakukan dari tempat-tempat Miqat,
pad a hari itu (tanggal 9 Dzul-Hijjah)
menerus membaca talbiyah,
terbit matahari,
matahari
terus
dijama taqhir,
Dzul-Hijjah) ,
Dzul-Hijjah,
telah ditentukan.
b. Wuquf di Arafah
Pad a tanggal 9 Dzul-Hijjah,
Masy'aril haram, lalu menghadap qiblat untuk berdo'a
takbir dan tahlil.
d. Melempar Jumratul Aqabah
Setibanya di t1ina setelah matahari terbit, yaitu
tanggal 10 Dzul-Hijjah melempar jumrah Aqabah dengan
melaksanakan wuquf, dan harus memperbanyak membaca do'a,
shalat dzuhur dan ashar dijama taqdim dan qashar.
c. Mabit di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10
4E
Allahumaj'alhu hajjan nabruro wad zan ban maghfure. Setelah
melempar jumrah lalu tahalul dan menyembelih qurban
Akbar.Allahhudan membaca(kerikil )baturujuh
(hadyu) .
e. Ba'i
Melaksanakan sa'i di mulai dari bukit shafa menuju
Marwah, dilaksanakan sebanyak 7 kali. 01 bukit sahafa
menghadap qiblat membaca takbir,' tahlil dan berdo'a di
bukit Marwah sama melakukan seperti di bukit Shafa.
f. Tahallul Awal
Seusainya jumrah lalu melakukan tahallul awal"
yaitu menggunting sebagaian ram but atau mencukur
seluruhya (bagi laki-Iaki). Maka bebaslah semua larangan
ihram kecuali bergaul dengan istri, dan berakhirlah
bacaan talbiyah.
g. Tha~,af Ifadah
ifadah.
lalu berangkat ke Masjidil Haram untuk melakukan thawaf
Setelah selesai melaksanakan thawaf Ifadah lalu
10 Ozul-Hijjah)awal (tanggalSetelah tahallul
h. Melempar Tiga Jumrah dan Mabit di Mina
kembali lagi ke Mina untuk mabit (brmalam di sana). Dan
pad a tanggal 11 Ozul-Hijjah setelah dzuhur barulah
melempar tiga jumrah masing-masing dengan tujuh batu
berdo'a sambil menghadap qiblat.
(kerikil). setiap selesai melempar jumrah ulawustha
-----_.~----
c. _, """~ i'·"
i. Nafar Awal dan Tsani
Yang dimaksud nafar awal ialah pulang ke mekkah
setelah melempar ketiga jumrah pada tanggal 12 Dzul-
Hijjah. Sedangkan yang disebut nafar tsani ialah pulang
ke Makkah pada tanggal 13 Dzul-Hijjah setelah dzuhur
seusai melempar ketiga jumrah, karena pada tanggal 12
Dzul-Hijjah tidal langsung pulang ke makkah.
j. Thawaf Wada
tanpa lari-lari dan tanpa sa'i dengan berpakaian biasa.
mengucapkan selamat tinggal. Caranya seperti thawaf biasa
bagi orang yang akan meninggalkan Tanah Suci Makkah harus
maka
perpisahanthawafwada yaituthawaf
Setelah selesai melaksanakan ibadah haji,
melaksanakan
H. Masail ~ Fighivah dalam Ibadah haji
1. Masalah ihram sebelum miqat
Imam Syafi'i membolehkan seseorang beriman
sebelum miqat. Beliau mendasarkan pendapatnya kepada
penafsiran shahabat Ibnu Masud tentang Firman Allah,.. ,.".J "'-", ~." 4J"
S.,t. . .G~~ e'~\'ISempurnakanlah ibadah haji dan umrah ".
Juga beliau menafsirkannya dengan :
.~i 0:';'; (y;~.) 0\ ~;; :;-):rG~,. ,. -' \ ..... ",." ~
"Kesempurnaan haji dan umrah hendaklah kamu berihram
dari rumah (negara) keluargamu".
Dan berdasarkan pada hadits dari Ummus Salamah
~" _ .... ., .." "",- '" .." .. ."." "." ." \""-~
~~:.-Jct (y>:_~ . rcr ~..J!\ .-J.r->j ~'7' 0>~ \.
.-I••;; ':"":B c: .P..J _:1 9("~.,,;1\'-J1 / :~, - "l;-; ~;,,,::. V,,(' ~ c' - ~ ~ ~ ~ tZ-1oI ., .....Pr,~~1~ .J"~t J-, ".;' ,\,,,,,.1. .-'." "/
. ~ \ *\I ~J' oJ ,./_l: L""Sesungguhnya dia telah mendengar Rasulullah Saw,bersabda : I'Barangsiapa berihram haji atau umrah dariMasjidil Aqsha ke Masjidil Haram, maka diampuni dosadosanya yang terdahulu dan berhak baginya balasansurga". (HR. Abu Daud) (A. Nasir Yusuf, 1985 : 37-38).
berihram sebelum miqat hukumnya makruh.
Sedangkan Imam Malik, Ibnu Munzir berpendapat
(Asy-Syafi"i, t.t Juz 11 :189).
2. Masalah ihram sesudah miqat
harus kembali lagi miqat untuk berihram haji atau
2.1 Orang yang melewati miqat tanpa ihram dengan
ibadah haji atau umrah, ia
(1989:214-215)
maksud melaksanakan
menyatkan dua alternatif, yaitu :
Dalam masalah ini Az-Zuhaili
umrah. Bilamana ia tidak kembali lagi berarti ia
telah meninggalkan kewajiban haji. Menurut para
ulama, ia wajib membayar dam dan langsung
disembelih di Makkah untuk kemudian diberikan
kepada fakir miskin di sana.
Dalam pada itu, terdapat perbedaan dikalangan
Dalam
hal ini baginya tidak ada masalah.
mempunyai tujuan beribadah haji atau umrah.
2.2 Orang yang melewati miqat itu sama sekali tidak
Jumhur ulama termasuk Imam Syafi'i, Abu Hanifah, Jabir
para ulama mujtahid tentang kewajiban membayar dan
bagi seseorang yang tidak melaksanakan ihram di miqat.
be~pendapat bahwa seseo~ang yang melewati miqat makani
apabila ia kembali lagi ke tempat miqat dan be~ih~am
AI-Hasan, Sa'id bin Habi~ dan Ats-Tsau~i
sedangkan
bin Zaid,
dan tidak be~ih~am, maka ia te~kena dam,
da~i sana maka ia tidak te~kena dam.
Sedangkan Imam Malik, Ibnu Muba~ok, dan
Pa~a ulama telah sepakat bahwa wuquf di
ia te~kena dam (A. Nasi~ Yusuf, 1985:39).
3.1. Hukum dan waktu wuquf
iabaH:tempat-tempat miqat dan tidak be~ih~am,
kembali ke tempat miqat maupun tidak, maka tetap saja
sebagian ulama pengikut Imam Syafi'i be~pendapat bahwa
seseo~ang yang be~haji atau un~ah dikala melewati
3. Masalah Wuquf di A~afah
A~afah, me~upakan ~L\kun te~penting d ar-L ibadah
haji. Be~dasa~kan hadits yang di~iwayatkan Ahmad
dan Ashhabus-Sunan da~i Abdu~~ahman bin Ya'mu~ :'\J_;"AJ~·~"""·""
~\e\
"Haji itu adalah wuquf di A~afah".
Adapun pelaksanaan wuquf, jL\mhu~ ulama
dimulai da~i te~gelinci~ mataha~i (9 Dzul-Hijjah)
Hanafiyah be~pendapat bahwa waktu wuquf itu,
Sedangkan golongan Hanabilah be~pendapat
dan
Dzul-(1121
Malikiyahgolongan Syafi;iyah,te~masuk
Hijjah) .
sampai te~bitnya faja~ ha~i Nah~
mengemukakan tiga masalah wuquf, yaitu
bahwa waktu wuquf itu, dimulai sejak terbitnya
3.2. Masalah melaksanakan wuquf dan meninggalkan wuquf
(Penterjemah
(1985 67-68)
Abu Bakar Muhamad, 1991 : 813).
di Arafah.
fajar hari Arafah (9 Dzul-Hijjah).
3.2.1. Masalah melaksanakan wuquf sesudahmatahari terbenam di hari Arafah (malamhari Nahr). Jumhur ulama berpendapat bahwaseseorang yang melaksanakan wuquf diArafah, setelah matahari terbenam dihariArafah (malam hari Narh). Maka wuqufnyasah (hajinya tetap sempurna). Berdasarkankeumuman dari firman Allah Swt seperti dibawah ini yang tidak menentukan siang hariataupun malam hari.
Dalam masalah ini, A. Nasir Yusuf
,. Jika kamu telah bertolak dariArafah ., (Qs. al-Baqarah, 2: 198).
3.2.2. Masalah orang yang wukuf meninggalkanArafah sebelum matahari terbenam. ImamSyafi'i dan Malik berpendapat bahwa orangwukuf di Arafah, semenjak siang hari danapabila meninggalkan Arafah sebelummatahari terbenam maka dikenakan dam,tetapi apabila ia kembali lagi maka tidakterkena dam. Imam Abu Hanifah dan Ahmadberpendapat bahwa orang yang wukuf diArafah semenjak siang hari dan apabilameninggalkan Arafah sebelum matahariterbenam, baik ia kembali lagi atau tidakmaka terkena dam.
3.2.3. Masalah wukufnya orang yang jatuh pingsan(hilang akal), Abu Hanifah dan Malikberpendapat bahwa seorang yang jatuhpinsan dan masih belum sadarkan dirisampai ia keluar dari Arafah, makawukufnya tetap sah, karena mereka tidakmenyaratkan berakal bagi orang yang wukuf.Sedangkan Imam Syafi'i Ahmad dan para
4-'0
ulama yang lainnya seperti Tsaur Ishaq danInbnul Mundzir berpendapat bahwa apabilaseorang yanmg jatuh pingsan (hilang akal)dan sampai keluar dari arafah (habisnyawaktu wuquf) belum sadarkan diri makawuqufnya tidak sah Karena mereka yangmenyaratkan berakal bagi mereka yangmelaksanakan rukun-rukun haji.
4. Masalah Thawaf dengan berkendaraan atau tandu.
Para ulama tela~ konsesus bahwa seseorang yang
Salamah ....., - JI,J ~ ..... 9,.. -- ,.. ",..,.. "
~~ U~.:v· ~./'" C~". iY-y 4\.--
~;r(..... "·f..... ~J \...........: . ",..... .....,,:-:- .... -::\ -r > ,"\....._ J'», "'Ij" # :::. t_~~.) c>",u;>L '~J'; c.->::~ ",""~-.-l~ \t-\--~.Y~~\ v"'"~\
Artinya , "Sesungguhnya Ummu Salamah telah memasukiMakkah dalam keadaan sakit, dan hal ini telahdisampaikan kepada Nabi Saw, maka Nabibersabda ,"Thawaflah dari belakang orang-
.orang (di tempat yang tidak sesak) dan kamu-naik kendaraan (tandu)". (HR. Al-Jam'ahkecuali AT-Tirmidzi).
. ,,~ _" .,- .... J ~ ..... ./ >: -' ....Juga hadi ts dari Jabir ra. '...l...., ~ ~\Lfl, ~0 .J.-- -:~r .r: - ,,.....,.-./ oj
~ °J;A~ .: d':X ?-';;t\~:&,j ~;)i: (~\~ CL·~i~~ \-,' ",," .." .-' ...,r e.- " ..... ..", ".".- .... .. __/"J-/-;'~.//""'~ ., ..... _., ""-.,_J ~ .J1(..... .,- '--• <7 A..;..s. U'"'"L:5'~,.1: .,.,,1 \_ .. '" v~ _ l~ t..r> l:j, o~0~~
.T .... ....,/ ~ ......Artinya • Rasulullah Saw, telah bersabda melakukan
thawaf di Baitullah dan Sa"i antara Shafa danMarwah di waktu haji wada dengan berkendaraandan- .beliau telah menyapu Hajar Aswad dengantonqkatnya agar kelihatan oleh orang-orang,dan agar ketinggian dan ditanyai orang karenaoarang-orang itu akan mengerumuninya.
Ummu
atau
boleh
dengansa'i
diperbolehkan
berjalan,
berpendapat bahwa
bahwa
mamputidak
ini berdasarkan sebuah hadits dari
atas dapat disimpulkan,
Hal
keadaan udzur
Imam Syafi'i dan Ibnu Ruslam,
seseorang untuk melakukan thawaf dan
t.arrdu ,
melakukan thawaf dengan berkendaraan, naik usung
dalam
bagi
hadi ts di
47
berkendaraan baik ketika udzur maupun tidak. Tetapi tentu
saja yang lebih utama bagi yang tidak udzur adalah
melaksanakan dengan berjalan kaki (IbnuRusyd, 1946 I
: 321) .
Malikiyah dan Hanfiah bahwa bermalam di Mina pada
hari-hari Tasyriq itu, hukumnya wajib berdasarkan
5. Masalah Mabit di Muzdalifah/Mas'y aril Haram
Para ulama telah sepakat bahwasannya mabit di
Nuzdalifah merupakan wajib haji, dan bukan merupakan
rukun haji. Adapun perbedaan pendapat para ulama dalam
waktu (timming) pelaksanaannya.
Imam Syafi'i dan Ahmad bahwa keberhasilan mabit
di Muzdalifah itu, apabila seseorang tidak keluar dari
muzdalifah kecuali tengah malam hari Nahr, dan apabila
seseorang tidak berada di muzdalifah setelah tengah
malam walaupun sebentar maka terkena dam. Menurut Abu
Hanifah bahwa mabit di muzdalifah sampai terbit fajar,
maka apabila seseorang meninggalkan Muzdalifah sebelum
terbit fajar maka terkana dam. Sedangkan Imam Malik
sah mabitnya diwaktu malam hari, walupun hanya sekedar
dalam perjalanan. (Terjemah TK. Ismail Yakub, 1982
270) •
6. Bermalam (mabit) di Mina
6.1. Masalah bermalam (mabit) di Mina pada hari-hari
Tasyriq.
Menurut Imam-Imam Madzhab Syafi'iyah.
/ ........." / /' ...._~ .... ., .....4 • r: \,\ t~ ,'" .. .:u:.hadits dari Aisyah ra. ~~~ v-~ ~~vr.... ....
~ ~: "~I ~ -l;i:;:'~\ ~~~ ... / J, 0 ~:JG.; ~ ~.. ~ ~b"\--' .r : ,"'-.)
-;:~1\ tf tQ!~ C1;"'~ ... ~\ ~.." ":.~ ~~({("",!'-'-.".":......... f ~~, '-'IG o ... --s.~ C \ ~ lJI.,P~
"Aisyah berkata : "Rasulullah Saw. telahmelaksanakan thawaf ifadah di akhir hari Nahrdikala sesudah shalat dzuhur, kemudian beliaukembali ke Mina un tuk bermalam di hari-hariTasyriqll .(HR> Ahmad dan Abu Daud).
Sedangkan menurut golongan Madzhab Hanfiah
bermalam di Mina pada hari-hari Tasyriq itu
Para ulama telah sepakat bagi bahwa orang
6.2. Masalah meninggalkan (mabit) di Mina
pada
Ibnu
maka(uo aur-)
berdasarkan hadits darihukumnya sunnah~
hari-hari tasyriq tanpa halangan
Abbas ra.
yang meninggalkan bermalam (mabit) di Mina,
"Jika kamu melempar jumrah maka bermalamlahdimana saja yang kamu kehendaki" (HR. Ibdu AbiSyaibah). (Depag RI, 1986 :159).
ra.
inibersumber dari sebuah hadits dari Ibnu Abbas
terkena dam (wajib menyembelih). Sedangkan bagi
Hal
maka
ataL,pun
Mina.
umum
urusan yang
(udzur)berhalangan
tidak bermalam di
dan untuk kepentingan
yang
mendesak,
disebabkan oleh sesuatu (halangan)
diperbolehkan
seseirang
49
.... ,. ~ -' ,J .... "" ,.., .... , ,,/..,,' .... ., ....... '" .............. "
Vlr ...Jl0."... ..J v .... L;~' u:, \- -0 ,~\:l.);'~ 0\~~ --
-:UJ;~L; ._O~~ .-Ju/~~\ ~x;~;Q:"'~,,.. ,.,," -- - '7 ~" .;' -- "" \. --.
"Dari Ibnu Abbas berkata : Al-Abbas telah memintaiZin kepada Rasulullah untuk bermalam di Makkahpada malam hari-hari Tasyriq di Mina untukkeperluan tugas (mempersiapkan) sarana pengairan(siqayah), maka Tasulullah Baw, pun mengizinkan(HR. Ahmad dan Abudaud).(Mah. Rifa'i, 1978 :391-392).
6.3. Masalah meninggalkan kata Mina menuju Makkah
(Nafar).
Dalam hal ini, kesepakatan parta ulama
bahwasannya bagi orang yang menginginkan untuk
meninggalkan kata Mina, setelah ia bermalam dua
7. Masalah yang berhubungan dengan Ba'i
dan
(ini
~lal ikiyah
Bebagimana Firman
Syafi'iyah,Galangan
hari di hari tasyriq, maka diperbalehkan
Allah Bwt, (QB. AI-Baqarah~
.....-:."\.:." ~., ...."" ,"'\ .....V>' Ct~
V t-"".,/ -- ~
disebut dengan Nafar awal).
:203), yaitu :..... o:t' ~~, ... ,..,......".
.~ '" - .U_ v~--.-J . ~
.... ,~ 9 .... """,/"
L-~\0~~~~"Barang siapa yang ingin cepat berangkat ( dariMina ) sesudah dua hari, maka tidak dasa baginya.Dan barang siapa yang ingin menangguhkan(keberangkatannya dari dua hari itu) maka tidakada desa pula baginya, bagi arang-arangyang taqwa(Depag, RI, 1986 : 159).
7.1. Hukum Ba'i
Hanabilah dalam suatu riwayat menyatakan bahwa
sa'i itu, merupakan salah satu dari rukun-rukun
haji, sehingga apabila seseorang yang menunaikan
ibadah haji tidak melakukannya, maka hajinya
bersa' ilah". (HR.Ahmad).
penyembelihan hewan
Syaibah :., J."'" ?.11 .. - _ _ ..P- .. \ \'~'. ~ ..-l\~~
L>~. \ - ._sa'i atas kamu sekarian~ maka
dengandiimbangibisa
(dam). Berdasarkan hadits
tid a kdanbatal
"Telah diwajibkan
dari Syafiah binti
Dalam hal ini, Abu Hanafiah, Ats-Tsauri
As-Sa'by dan aI-Hasan berpendapat, bahwa sa'i itu
haji, sehingga apabila seseorang yang menunaikan
bukan merupakan salah satu rukun dari inbadah
haj i, tetapi merupakan salah satu dari wajib
ibadah haji, tidak melakukan sa'i maka hajinya
tetap sah tetapi harus menyembelih hewan (dam).
Sedangkan Ibnu Ma'ud, Ubay bin Qaab, Ibnu
Abba~, Annas dan Ibnu Sirin berpendapat bahwa
sali itu merupkan sunnah saja. Bu kan termasu,;
rukun dan wajib haji, dan tidak pula diwajibkan
Para ulama Fiqih (fuqahq) telah bersepakat
dalam melakukan thawaf berkendaraan.
bahwa seseoarang yang dalam keadaan berhalangan
maka
dengan
1993: 65).
sa'imelakukanuntuk
Sebagaimana kebolehan bagi udzurberkendar-aan,
menyembelih hewan (dam). (AI-Ghozali,
diperbolehkan
(udzur) ataupun tidak mampu untuk berjalan,
7.2. Berkendaraan dalam melakukan sa'i
Sedangkan yang menjadi pe~bedaan pendapat
5JL
yakni bagi o~ang yang tidak ada
ada
Syafi'i
tidak
ber-kendar-aan,
Abu Hanafiah
Imammampu be~jlan.
sa'i berkendaraan
dan
halangan ataupun mampu be~jalan.
be~pendapat bahwa apabila sa'i
para ulama,
halangan
mempe~bolehkan
apabila masih ada di Makkah sa'inya harus
diulangi, apabila tidak diulangi maka harus
membaya~ dam. Imam Ahmad, bahwa o~ang yang mampu
be~jalan sehingga apabila ia melakukan sa'i
dengan kenda~aan maka tidak sah dan harus
diulangi lagi. (Al-Ghojali, 1993 : 66).
8. Masalah Jum~ah
8.1. Hukum melempa~ jum~ah
Imam yang empat telah sepakat
melempar jumrah itu, termasuk salah satu wajib
seseo~ang yang meninggalkannya, hajinya tetap sah
tetapi ia dikenakan dam (meyembelih hewan ).
haji bukan me~upakan ~ukun haji. Sehingga bagi
Berdasa~kan hadits da~i Jabi~ ~a.
/, -:' ... "15, ,o:: d\' /,:<~)\'0''; . ('IS"" ~<)'--.-J"'y:~", (v,,/,;".../ '" . , , I ;. ::J
O~~ ~~~\~lS'J~>'SJ 8,0~1( - l.;~~~U/-' .... ./ c..:..... .... -- ~
"Saya melihat Nabi Saw, melempa~ jum~ah da~i
kenda~aannya, pada ha~i Nah~. Lalu sabdanyaHendaklah kamu mencontoh upacara-upacara haJimuda~i padaku, ka~ena aku tidak tahu apakah akumasih akan menunaikan ibadah haji lagi setelahhaji ini". (HR.Ahmad, Muslim dan Nasa'i).
8.2. Waktu melempa~ jum~ah
Imam Malik, Abu Hanafiah dan Ibnul Mundzir tidak
diperbolehkan seseorang melempar jumrah Aqabah
yang melempar jumrah sebelum terbit matahari
diharuskan mengulanginya kembali, juga menghL.kum
makruh bagi seseorang yang mengakhirkan melempar
matahari.tergelincirAqabah sampaijumrah
kecualisetelah terbit matahari dan bagi orang
Berdasarkan dari hadits Ibnu Abbas ra.
;fL-~ ~J~I~}\~J-'J ;U-.JG·.~C
, ~\/~;;;~{~\.~;y"Ibnu Abbas ra. berkata : ~~ulullah Saw, telahmemerintahkan kepada kami untuk tidak melemparjumrah (Aqabah) sehingga terbit matahari".(HR.Al-Kausah) (Penterjemah Abubakar Muhamad,1984 : 811).
A. Nasir Yusuf (1985 : 75-76). ImamSyafi; i, Ahmad Atha dan Tha~jus memperbolehkanseseorang untuk tidak melempar jumrah Aqabahsetelah tengah malam hari Nahr dan menganggapapdhal dilaksanakan setelah terbit matahari.
Sedangkan Imam Ar-Rifa'i salah seorangpengikut Syafi'i telah membagi waktu untukmelempar jumrah Aqabah itu atas 3 (tiga0 bagianyaitu :
1. Waktu utama (afdhal)dari terbitnya mataharisampai tergelincirnya matahari.
2. Waktu ihtiar, yakni dari terbit mataharisamapai terbenam matahari.
3. Waktu diperbolehkan (jawaj); yakni dari tengahmalam hari Nahr sampai akhir hari tasyriq.Berdasarkan hadits dri Aisyah ra.
u: 1 ~~M~'~Ls0JI~L..).dG{.;. j. - ..,.......... - ~""': ..... ~ ."... :::, ..... ,-,. ... "........
, ':,';' t: (,;' ......0 r- -.J \ I'· /e; ,:}'C'"J ~~\, ~L- v ../.~v./,.y--
/ ;
~Aisyah ra, berkata :"Bahwa Nabi Saw, pada malamhari Nahr (Idhul Adha 10 Dzul-hijjah) telahmenyuruh Ummi Salamah, untuk melempar jumrah
ialah
haj i.
ram but
Madzhab
AI-Fatah,
Nabi punapa-apa) •
Syafi"iyah
rukun
tsani/kurba) •
itu merupakan
ulama
"tahallul
Ma~;a
(tidak
boleh/diperbolehkan.
golongan
berarti
ulama termasuk
Sedangkan
sebagai salah satu
haj i.
dengan mencukur atau memo tong
Jumhur
haji,
bahasa "tahallul
Berdasarkan firman Allah dalam QS.
menganggap
membahas ten tang pengertian tahallul, menurut
kepalanya, setelah ia melaksanakan jumrah Aqabah
U ntuk lebih jelasnya terlebih dahulu akan
kecuali Syafi;iyah berpendapat bahwa tahallul
thawaf dan Saoi (disebut tahallul
diperbolehkannya seseorang dari larangan-Iarangan
Sedangkan ulama Fiqih (fuqaha)
48:27.
(disebut tahallul awal) atau setelah melakukan
(A. Nasir Yusuf, 1985 : 95).
Aqabah setelah sore hari",bersabda. Tidak ada kesempitan(HR.Bukhari Muslim).
(mencukur atau memo tong rambut),
" ........ ., ...... ' • .,., ..P ~. --,,.. "',. ......",.- " ........
..d ~~ ~tJI ~__-J..; :..> "'\f\';..M -A.J-/, I ".., ..... _",.1
,.. '7" ....'" "" \ -' ~ , ~ /' '"I , .....- \" -. \ ~ 1 •'~~ .l,\ ,u., L>~ \..-,.s\ ~\ e.--v:L/ -c-> .........~.., -' ~ __
,.. f.. ",.... ..... .. ,..Uf l;S:.:) c.y~'"
~
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya ten tang kebenaran mimpinya, dengan sebenarnya(yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akanmemasuki Masjidil Haram, insya-Allah dalam
9.1. Pengertian Tahallul
9.2. Hukum Tahallul
9. Masalah Tahallul
Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa seDrang
Adapula yang berpendapat seperti Abu Yusuf
Imam Malik dan Ahmad berpendapat bahwa
dalam
ulama
rambut
jarang
rambut) •
dari rambut
jumhur
berambut
perbedaan
botak,
,berpendapat I seseorang
yakni mengenai batas ukuran
bagi yang
kepala
yang menjadi
Syafi'iyah
(mencukur atau memotong)
(mencukur atau memotong~
atau
Adapun
Imam
Sedangkan
bertahallul
bertahallul
memotong), rambut wajib mencukur semua rambut.
bahwa bagi yang bertahallul diwajibkan setidak-
tidaknya mencukur rambut yang ada di kepalanya.
atau (kadar) memo tong atau mencukur rambut.
masalah tahallul,
adalah diwajibkan seperempat (1/4)
Cukup hanya dengan tiga helai rambut kepala.
yang di kepalanya.
keadaan aman dengan mencukur rambut kepala danmemotongnya, sedangkan kamu tidak merastakut I' (Depag~ RI. 1986 : 165).
sediki t
seseorang yang bertahallul (mencukur atau
9.3. Kadar mencukur atau memo tong rambut
berpendapat; yakni disunnahkan untuk melewati
pisau cukur di atas kepalanya, akan tetapi Abu
Hanafiah berpendapat diwajibkan untuk melewatkan
pisau cukur diatas kepalanya secara berulang-
ulang (penterjemah Abubakar Muhamad, 1984 : 831).
- ~ ~ "",~~---~ ---- ---- -
I. Hikmah Ibadah Haji
memberikan analisa bahwa ibadah haji akan menjadi jelas
yang mengibarkan lambang abadi dari egaliter sebagai salah
maknanya bila ditempuh pada presfektif gerakan kemanusiaan
(1993:36)Ahmad Syafi'i Ma'arif dalam Abdul wahid
satu manifestasi doktrin monoteisme warisan Nabi Ibrahim as,
Rukun-rukun haji adalah suatu bangunan teologis dan
selaku Bapak spiritual dari seluruh agama Tauhid.
humanisasi. Manusia yang memasuki bangunan itu diingatkan
pada eksitensi jati dirinya dan tugas kekhalifahannya di
muka bumi, yaitu selain kepedulian terhadap esensi hablum
minallah, juga tidak kehilangan etika mahmudah berupa
mempergauli sesamanya secara bijak, demokratis adil
egaliter (persamaan).
serta
--- -"·'N'·"-'·
(pe.-samaan) dijadikan bajunya. Pe.-bedaan status sosial yang
padas umumnya dapat dilihat pe.-tama kali da.-i jents pakaian
yang dikenakan dihilangkan, penhga.-uh psikologin dan dapat
be.-sifat a.-ifisialis da.-i pakaian ha.-uslah ditinggalkan.
sehingga semua dapat hidup dalam suasana kebe.-samaan. Dua
pakaian yang be.-wa.-na putih melambangka suatu kefit.-ahanyang
ha.-us di mobilisasikan dalam p.-ilaku .-itual dan soaial.
Dalan thawaf, manusia juga diingatkan bahwa sttus
sosial tida dibe.-ikan kedudukan yang mapan disisi Allah SWT.
Selama manusia sendi.-i tidak memanfaatkan status sosialnya
untuk be.-ibadah dan tidak mempe.-dulikan s~samanya. Te.-bukti
seo.-ang wanita hitam legam, miskin dan menjadi budak yang
be.-nama Haja.- ditempatkan seca.-a te.-ho.-mat (Hijil Ismail),
ka.-ena kwalitas ibadahnya kepada Allah SWT, pengabdiannya
Memakai pakaian ih.-am misalnya,aspek
56
egalite.-an
dan semangatyang tulus kepada suami (Nabi Ib.-ahim as.)
juangnya yang tinggi dalam memeliha.-a anak.
Demikian pula dengam pelaksanaan .-itus wuquf di Pad-
dang A.-afah, manusia dikumpulkan tanpa sekat-sekat tstus
sosial. Nilai pe.-sauda.-aan dan solida.-itas menjadi panglima
yang memimpin kesatuan aktivitas manusia yang me~indukan
pe.-junpaan dengan Allah SWT. Melalui wuquf itu juga dipe.-in
gatkan akan adanya mhsya.- ltempat be.-kumpulnya umat manusia
) diakhi.-at nanti sebagai suatu tempat dimana segenap manu
sia menunggu p~oses introgasi dan hisaban amal oleh Allah
selaku Hakim Tunggal Yang Ahkamul Hakimin.