skripsi hubungan karakteristik ibu nifas dengan …

62
SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN POST PARTUM BLUESDI KLINIK BERSALIN BROMO MEDAN TAHUN 2018 Nova Rianti P07524517085 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV TAHUN 2018

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

1

SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN POST PARTUM BLUESDI KLINIK

BERSALIN BROMO MEDAN TAHUN 2018

Nova Rianti P07524517085

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

2

SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGANKEJADIAN POST PARTUM BLUESDI KLINIK

BERSALIN BROMO MEDAN TAHUN 2018

SebagaiSyaratMenyelesaikanPendidikan Program Studi

Diploma IV

Nova Rianti P07524517085

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

3

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

4

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

i

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN PROGRAM STUDI D-lV KEBIDANAN ALIH JENJANG SKRIPSI, Agustus 2018 NOVA RIANTI Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Di Klinik Bersalin Bromo Medan Tahun 2018 Vii + 35halaman + 8tabel + 1 skema + 7lampiran

Abstrak Post partum blues merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan

akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi yang muncul pada hari pertama sampai hari ke empat belas setelah proses persalinan, dengan gejala memuncak pada hari kelima. Angka kejadian post partum blues di Asia bervariasi antara 26-85%. Di Indonesia antara 50-70%. Asia mencapai 26-85%. Di provinsi Aceh 7 dari 10 ibu melahirkan mengalami post partum blues. Di Amerika serikat ibu yang mengalami post partum blues berkisar 75-80%. Di Jerman 55,2%. India 8,9%. Melayu3,0%. Dari hasil penelitian Setyowati di RS Dr. Soetomo Surabaya, 31 ibu post partum ada sebanyak 17 ibu yang mengalami post partum blues (54,84%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Diklinik Bersalin Bromo Medan Tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang pernah post partum di Klinik Bersalin Bromo Medan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Analisis yang dilaksanakan secara univariat, bivariat dan multivariat. Rumus dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Square

Hasil penelitian hubungan antara umur dengan kejadian post partum blues (0,001 < 0,05), pendidikan dengan kejadian post partum blues (p 0,112 > 0,05), paritas dengan kejadian post partum blues (0,584 > 0,05). Dari hasil penelitian, umur memiliki hubungan dengan kejadian post partum blues, sedangkan pendidikan dan paritas tidak memiliki hubungan dengan kejadian post partum blues.

Diharapkan bagi bidan/pegawai klinik bromo lebih aktif dalam memberikan penyuluhan mengenai bahayanya menikah umur < 20 tahun. Bagi ibu untuk meningkatkan pengetahuan mengenai post partum blues dengan aktif mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan lebih terbuka untuk menanyakan sesuatu.

Kata kunci : Nifas, Post Partum Blues Daftar bacaan : 9 Buku (2013-2016), 11 Website

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

ii

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan

Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Di Klinik Bersalin

Bromo Medan Tahun 2018” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Medan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Medan. Penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini

sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. Dalam hal ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Medan

4. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Medan

periode 2014-2018.

5. Suswati, SST, M.Kes sebagai Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

masukan dan saran kepada penulis.

6. Idau Ginting, SST, M.Kes selaku Ketua Penguji dari Skripsi yang telah

memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada peneliti.

7. Ardiana Batubara, SST, M.Keb selaku Penguji ll dari Skripsi yang telah

memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada peneliti.

8. Yulina S.kp. M.Bio.Med, selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) yang

telah memberikan bimbingan sehingga Skripsi ini terselesaikan.

9. Nova Am.Keb selaku ibu pemilik klinik dan terima kasih banyak yang telah

memberi kesempatan lepada penulis untuk melakukan penelitian di Klinik

Besalin Bromo Medan Tahun 2018.

10. Seluruh dosen dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu kepada

penulis selama kuliah di Jurusan Kebidanan Poltekkes kemenkes RI Medan.

11. Hormat dan sembah sujud penulis yang tidak terhingga kepada kedua

orangtua tercinta. Ayahanda M. Harun Ismail dan ibunda Muslihati yang telah

memberikan cinta dan kasih sayang berupa doa, materi dan dukungan.

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

iv

12. Teruntuk adik-adik penulis, Agustinur, Marhaban, Khairul Anwar, yang telah

memberikan doa, cinta dan semangat kepada penulis.

13. Kepada seluruh mahasiswa kebidanan khususnya D-IV Alih Jenjang

Angkatan 2017/2018 yang telah membagi suka dan duka bersama sama baik

diluar dan di dalam proses pembelajaran.

Medan, Agustus2018

Penulis

Nova Rianti

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

v

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................. iii DAFTAR TABEL .......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 5 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 5

1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................... 6

1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Nifas .............................................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Masa Nifas .................................................................. 7 2.1.2 Tujuan Masa Nifas ........................................................................ 7 2.1.3 Tahapan Masa Nifas ..................................................................... 7 2.1.4 Perubahan Masa Nifas .................................................................. 8 2.1.5 Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas ................. 8 2.1.6 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas ...................................... 9 2.1.7 Isu Terbaru Perawatan Masa Nifas ............................................... 10 2.1.8 Adaptasi Psikologis Masa Nifas .................................................... 11

2.2 Post Partum Blues .................................................................................. 12 2.2.1 Pengertian Post Partum Blues ...................................................... 12 2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Post Partum Blues ................ 13 2.2.3 Gejala-Gejala Yang Tampak Sebagai Post Partum Blues ............. 15 2.2.4 Cara Untuk Mengatasi Post Partum Blues .................................... 15 2.2.5 Hal-Hal Yang Dapat Dilakukan Seorang Bidan ............................. 16

2.3 Depresi Post Partum ............................................................................... 16 2.3.1 Tanda-Tanda Depresi Post Partum ............................................... 17 2.3.2 Factor-Faktor Yang Dapat Menyebabkan Depresi Post Partum .... 17 2.3.3 Bidan Dapat Membanti Dengan Cara ............................................ 17

2.4 Post Partum Psikologis ........................................................................... 18 2.4.1 Faktor Penyebab Post Partum Psikologis ..................................... 18 2.4.2 Gejala Post Partum Psikologis ...................................................... 18 2.4.3 Penatalaksanaan Post Partum Psikologis ..................................... 18

2.5 Kesedihan Dan Duka Cita ....................................................................... 18 2.5.1 Tahap-Tahap Berduka .................................................................. 19

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

vi

2.6 Kerangka Konsep ................................................................................... 20 2.7 Definisi Operasional ................................................................................ 20 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian ................................................................... 21 3.2 Lokasi Dan Waktu ................................................................................... 21

1. Lokasi Penelitian ............................................................................... 21 2. Waktu Penelitian ............................................................................... 21

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ............................................................. 21 1. Populasi ............................................................................................ 21 2. Sampel .............................................................................................. 21

3.4 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ........................................................ 22 1. Jenis Pengumpulan Data .................................................................. 23 2. Cara Pengumpulan Data ................................................................... 23

3.5 AlatUkur / Instrument Dan Bahan Penelitian .......................................... 23 3.6 Uji Validitas Dan Reabilitas .................................................................... 23 3.7 Pengolahan Data Dan Analisis Data ...................................................... 23

1. Pengolahan Data ............................................................................... 23 2. Analisis Data ..................................................................................... 24

3.8 Etika Penelitian ...................................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian ....................................................................................... 26

1. Analisis Univariat ............................................................................... 27 2. Analisis Bivariat.................................................................................. 28

4.2 Pembahasan........................................................................................... 29 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 32 5.2 Saran ...................................................................................................... 32 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional ...................................................................... 20

Tabel3.1 Waktu Penelitian ............................................................................ 21

Tabel4.1 Distribusi Frekuensi Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues ......................................................... 26

Tabel4.2 Tabulasi Silang Antara Umur Ibu NifasDengan Kejadian Post Partum Blues ................................................................................ 27

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues ........................................................................ 27

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Paritas Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues ................................................................................ 28

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 KerangkaKonsep .......................................................................... 20

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Survey Awal Penelitian

2. Surat Balasan Penerimaan Survey Awal Penelitian

3. Surat Penelitian

4. Surat Balasan Penelitian

5. Lembar Penjelasan Penelitian

6. Lembar Inform Consen

7. Lembar SPSS

8. Daftar Konsultasi Proposal Skripsi

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan 585.000

perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan, proses

kelahiran dan aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak

diinginkan.Diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di Negara-negara

berkembang (Badan Pusat Statistik, 2013).

Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menunjukkan angka yang tertinggi

dibandingkan dengan AKI di negara-negara ASEAN lainnya.Target AKI di

Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran

hidup.Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

melaporkan, AKI yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target

yang harus dicapai pada tahun 2015. AKI di Yogyakarta paling rendah yaitu 104

per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan propinsi lain di Indonesia (Badan

Pusat Statistik, 2013).

AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000 kelahiran hidup namun,

masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil sensus

penduduk 2010 yaitu sebesar 259/100.000 kelahiran hidup, (Profil Kesehatan

Propinsi Sumut, 2014).

Suistainable Development Goals (SDGs), berkomitmen unruk

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). SDGs

mempunyai 17 tujuan dan 169 target, tujuan pertama, kedua dan ketiga

berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan tujuan yang berhubungan dengan

penurunan AKI adalah tujuan yang ketiga yaitu dengan target penurunan AKI

sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH), AKB 12 per 1.000 KH

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

derajat kesehatan perempuan. AKI di Indonesia tahun 2012 mengalami kenaikan

dibandingkan pada tahun 2007 yaitu dari 228 per 100.000 ibu kelahiran hidup

menjadi 359 per 100.000 ibu kelahiran hidup di tahun 2012. Melonjaknya AKI

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

2

tersebut memperlihatkan lemahnya sistem kesehatan ibu dan reproduksi pada

tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 ibu kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu di Provinsi DKI Yogyakarta sebesar 87,3 per

100.000 kelahiran hidup yang tersebar di beberapa kabupaten, salah satunya di

Kabupaten Bantul yaitu sebanyak 13 kasus. Kematian ibu tersebut masih

didominasi oleh perdarahan (32%), hipertensi dalam kehamilan (25%), infeksi

(5%), dan abortus (1%) (Kemenkes, 2013).

Angka kejadian postpartum blues di Asia cukup tinggi dan bervariasi

antara 26-85%, Diluar negeri Angka kejadian post partum blues cukup tinggi

mencapai 26-85%. Di belanda tahun 2013 diperkirakan 2-10% ibu melahirkan

mengidap gangguan dini, diperkirakan 50-70% ibu melahirkan menunjukkan

gejala-gejala awal kemunculan post partum blues.

Sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50%, dari

kematian ibu pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama paska persalinan, hal

itu disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Dari kantor BKKBN provinsi

aceh di temukan data bahwa 7 dari 10 ibu yang melahirkan di Provinsi Aceh

pada tahun 2012 mengalami depresi berat setelah melahirkan, gejala depresi

seperti tidak nafsu makan dan susah tidur merupakan keluhan yang paling

sering diutarakan para ibu pasca melahirkan. Hal ini diperkuat dengan hasil

penelitian dari Tatik, dan Weni yang dikutip oleh Toni pada tahun (2015), yaitu

didapatkan hasil bahwa usia remaja tengah (15-18 tahun) lebih rentan 1,5%

terkena post partum blues dibandingkan dengan usia dewasa madya (35-60

tahun). Usia mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu, usia

yang kemungkinan tidak berisiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu

usia 20-35 tahun, karena pada saat tersebut rahim sudah siap menerima

kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya.

Jika seorang wanita memutuskan untuk hamil diluar rentang usia tersebut maka

akan rentan untuk mengalami kehamilan yang berisiko tinggi (Toni, 2013).

Berdasarkan penelitian oleh Dian (2015), yang dilakukan di Amerika

Serikat, ibu post partum yang mengalami post partum blues berkisar antara 75-

80%, hasil prevalensi post partum blues tertinggi di Tanzania 83% dan terendah

8% dalam study di Jepang, prevalensi post partum blues di Yunani sekitar

71,3%, di Jerman 55,2%, dan di Negeria adalah 31,3% (Dian, 2015).

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

3

Hasil penelitian Setyowati dan Riska pada tahun 2012 di RS Dr.

Soetomo Surabaya, mengidentifikasi bahwa dari 31 ibu post partum, ada

sebanyak 17 (54,84%) ibu yang mengalami post partum blues, angka kejadian

post partum blues di luar negeri cukup tinggi pada ibu-ibu yang baru melahirkan

sekitar 75–80%.

Prevalensi kejadian post partum bluesdari berbagai penelitian berbeda di

tiap negara, berkisar antara 10-34. Penelitian di Negara barat menunjukkan

kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan yang pernah dilaporkan dari Asia.

Pada penelitian yang dilakukan terhadap 154 wanita pasca persalinan di

Malaysia pada tahun 1995 dilaporkan angka kejadian 3,9% terbanyak dari ras

India (8,9%), Melayu (3,0%), dan tidak adanya kasus pada ras Cina. Penelitian di

Singapura dilaporkan angka kejadiannya sebesar 1%.Di Indonesia perhatian

terhadap masalah postpartum bluesmasih kurang, dari 37 ibu primipara, 14%

mengalami post partum blues tingkat berat, sedangkan dari 65 ibu multipara,

12% mengalami post partum blues tingkat berat (Reni, 2015).

Angka kejadian baby blues atau postpartum blues di Asia cukup tinggi

dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian baby

blues atau postpartum blues antara 50-70% dari wanita pasca persalinan.

(Ratna, 2013). Di Indonesia, angka kejadian postpartum blues antara 50-70%

wanita pasca persalinan semula diperkirakan angka kejadiannya rendah

dibandingkan negara-negara lain, hal ini disebabkan oleh budaya dan sifat orang

Indonesia yang cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang

dialaminya, baik itu peristiwa yang menyenangkan maupun menyedihkan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati

Bantul didapatkan jumlah persalinan pada tahun 2014 berjumlah 1.219

persalinan. Kemungkinan dari jumlah total persalinan tersebut terdapat beberapa

ibu yang mengalami post partum blues. Setelah dilakukan studi pendahuluan

pada tanggal 21 April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan

metode observasi dan wawancara dari 7 ibu didapatkan 2 ibu post partum hari ke

4 dengan rentang usia 20-35 tahun terlihat murung dan cemas ketika dilakukan

observasi dan dilakukan wawancara ibu menutup diri dan tidak kooperatif.

Perubahan yang terjadi pada ibu post partum tidak hanya perubahan

fisiologis, namun juga terjadi perubahan psikologi. Psikologis merupakan aspek

penting sebagai dasar persiapan ibu hamil untuk melaksanakan peran barunya

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

4

setelah melahirkan. Masalah psikologis pada ibu post partum terjadi apabila tidak

mampu dalam penyesuaikan perubahan peran (Dian, 2015).

Ada tiga jenis gangguan efek atau mood pada wanita yang baru

melahirkan, yaitu post partum blues, post partum depression, dan post partum

psikologis. Post partum blues adalah periode pendek kelabilan emosi sementara

yang ditandai dengan perubahan sikap ibu seperti, mudah menangis, rasa letih,

mudah marah, cemas, dan sedih.

Post partum depression adalah gangguan emosional pada wanita pasca

persalinan dan bisa terjadi selama beberapa bulan bahkan tahun. Gejala yang

dialami oleh wanita post partum depression lebih lama dibandingkan dengan

postpartum blues. Post partu psikologisadalah psikis psikiatri paling parah dan

gejalanya dapat bermula dari post partu blues atau post partum depression(Dian,

2015).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan di berbagai tempat di Indonesia

antara lain : di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya pada tahun 2001-2013

ternyata angka kejadian mencolok tinggi yakni sebesar 11%-30% dibandingkan

dengan kejadian di negara lain yang ada di Asia. Dan penelitian lain didapatkan

angka postpartum bluesyang lebih tinggi yaitu 23,4%-36,7% (Fitriyani, 2015).

Depresi pasca melahirkan bisa menyerang siapa saja tanpa memandang

usia, jenis pekerjaan, tingkat sosial ekonomi, jenjang pendidikan. Berarti semua

ibu yang baru melahirkan bisa terserang gangguan ini.Depresi ini bisa

berlangsung sebentar (singkat), bahkan ada yang hingga bertahun-tahun. Jika

ada yang mengalami kasus semacam ini, peran suami dan anggota keluarga lain

sangat dibutuhkan. Tindakan lanjutan pun perlu dipertimbangkan yaitu menemui

dokter atau psikolog (Fitriyani, 2015).

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2015),

menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya post partum blues disebabkan oleh

beberapa karakteristik yaitu : rentang umur antara 20-35tahun yang memiliki

persentase lebih tinggi dibanding umur <20thn atau >35thn yaitu (79%), tingkat

pendidikan dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rentan

seseorang mengalami stress yang tinggi (dalam tingkat SMU dan PT), yaitu

61,25%, ibu rumah tangga yang tidak bekerja yaitu 62,5%, ibu primipara (65%),

ibu yang tidak mendapat dukungan sosial termasuk dari suami dan keluarga

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

5

(60%). Sehingga hasil dalam penelitian sebagian besar responden mengalami

post partum blues yaitu sebanyak 54 orang (67,5%), (Herawati, 2015).

Berdasarkan uraian diatas, meskipun postpartum blues merupakan

gangguan psikologi yang ringan namun apabila tidak tertangani dengan baik

dapat berkembang menjadi gangguan psikologi yang lebih berat (Devi, 2014).

Berdasarkan hasil survei peneliti yang dilakukan Di Klinik Bersalin Bromo

periode November - maret 2018 adalah sebanyak 51 ibu post partum, dan

kebanyakan dari ibu post partum mengalami kesedihan dan kemurungan setelah

melahirkan, dikarenakan kurangnya dukungan suami, pengalaman yang kurang

dalam merawat bayinya, ketidak terimaan terhadap bayinya atau bayinya cacat,

tanda-tanda diatas biasa disebut dengan post partum blues. Dari data-data

tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Di Klinik Bersalin

Bromo Tahun 2018”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan

Kejadian Post Partum Blues Di Klinik Bersalin Bromo Tahun 2018”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu

Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Di Klinik Bersalin Bromo Tahun 2018”.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi ibu yang mengalami post partum blues di

Klinik Bersalin Bromo.

2. Untuk mengetahui umur ibu nifas di Klinik Bersalin Bromo.

3. Untuk mengetahuiparitas ibunifas di Klinik Bersalin Bromo.

4. Untuk mengetahui pendidikan ibu nifas di Klinik Bersalin Bromo.

5. Untuk mengetahui hubungan umur ibu nifas dengan kejadian post

partum blues Klinik Bersalin Bromo.

6. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu nifas dengan kejadian

post partum blues di Klinik Bersalin Bromo.

7. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu nifas dengan kejadian post

partum blues di Klinik Bersalin Bromo.

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

6

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai

masukan pada ilmu pengetahuan dan dikembangkan dalam ilmu praktik

kebidanan khususnya mengenai hubungan karakteristik ibu nifas dengan

kejadianpost partum blues.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu Post Partum di Klinik Bersalin Bromo

Ibu dapat memahami kejadian post partum blues sehingga kejadian post

partum blues dapat diminimalisasi.

b. Bagi Klinik Bersalin Bromo

Sebagai sumber informasi kepada petugas kesehatan agar lebih

memerhatikan ibu post partum sehingga dapat mengurangi kejadian post

partum blues berhubungan dengan usia ibu.

c. Bagi Poltekkes Kemenkes Medan

Untuk menambah referensi penelitian yang akan dilakukan di Klinik

Bersalin Bromo sehingga dapat mengembangkan ilmu kebidanan terkait

dengan kejadian post partum blues.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan salah satu informasi serta untuk menambah ilmu dan

pengetahuan dalam hal ini mengenai kejadian post partum blues pada ibu

nifas.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Devi Kurniasari dan Yetti Amir Astuti (2014).

Dengan judul Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dan Dukungan Sosial Suami

Dengan Postpartum Blues Pada Ibu Dengan Persalinan Sc Di Rumah Sakit

Umum Ahmad Yani Metro Tahun 2014.DenganJenis penelitian kuantitatif dengan

pendekatan Cross sectional.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30.Dilakukan

di RSU Ahmad Yani Metro pada bulan Juni – juli 2014.Data diambil dengan

lembarkuesioner.Uji statistik dilakukan dengan Chi Square.

Persamaan dengan peneliti adalah jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional, data diambil dengan lembar kuesioner dan uji

statistik dilakukan dengan Chi Square.

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAAN

2.1 Masa Nifas

2.1.1 PengertianMasa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah lahirnya pasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya pasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)

setelah itu. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum

sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada

masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Vivian, 2016).

2.1.2 Tujuan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas yaitu :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2. Melaksanakan skrining secara komprehansif, deteksi dini, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3. Memberikan pendidikan ukesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta

perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

5. Mendapatkan kesehatan emosi (Damai, 2014).

2.1.3 Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium Dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdir dan

berjalan-jalan.

2. Puerperium Intermedial

Suatu masa dimana kepulihan organ-organ reproduksi selama kurang

lebih enam minggu.

3. Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan

sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mengalami komplikasi (Reni, 2017).

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

8

2.1.4 Perubahan Masa Nifas

Pada masa nifas terjadi beberapa perubahan, antara lain :

1. Perubahan Uterus

Involusi uteri adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.

Uterus biasanya berrada di organ pelvik pada hari ke-10 setelah

persalinan.Involusi uterus lebih lambat pada multipara.

2. Pengeluaran Lokea

Lokhea adalah cairan yang keluar dari liang vagina/senggama pada masa

nifas. Cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan krahim.

Urutan pengeluaran lokea :

1 – 3 Rubra/Krueta merah kehitaman.

3 – 7 Sanguinolenta putih bercampur darah.

7 – 14 Serosa kekuniangan.

>14 Alba putih (Damai, 2017).

Jumlah total lokhea yang diproduksi 150-450 ml dengan jumlaqh rata-rata

225 ml. Selama 2 – 3 hari pertama setelah melahirkan.

3. Payudara/Laktasi

ASI dihasilkan oleh kerja gabungan antara hormone dan refleks. Kelenjar

hipofise didasar otak menghasilkan hormon prolactin akan membuat sel

kelenjar payudara menghasilkan ASI. Prolaktin adalah hormone pertama

yang bertanggung jawab dalam proses laktasi. Dengan rangsangan hisap

bayi yang mengeluarkan prolaktin dari adeni hipofise dan oksitosin dari

neurohipofise. Pada saat yang sama akan menstimulasi saraf melalui

tulang belakang ke hypothalamus untuk menekan pengeluaran faktor

terhambat terhadap laktasi.

4. Perubahan Lain

Suhu badan wanita inpartu tidak lebih 37,5 ºC sesudah partus dapat naik

0,5 ºC dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38 ºC, sesudah 12 jam

pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila

suhu badan >38 ºC mungkin ada infeksi.

2.1.5 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam pembarian asuhan post

partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nisas antara lain :

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

9

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas

sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan

psokologis selama masa nifas.

2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa

nyaman.

4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu

dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.

5. Mendeteksi komplikasi dan perlunyaq rujukan.

6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi

yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpukan data,

menetapkan diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya

untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi, dengan

memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

8. Memberikan asuhan secara professional (Reni, 2017).

2.1.6 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali

kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir

serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang

terjadi antara lain :

1. 6-8 jam setelah persalinan

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

10

Catatan : Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran

atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2. 6 hari setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada

bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali

pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. 2 minggu setelah persalinan

Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba

bagian Rahim.

4. 6 minggu setelah persalinan

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Reni, 2017).

2.1.7 Isu Terbaru Perawatan Masa Nifas

Beberapa isu terbaru mengenai perawatan masa nifas adalah sebagai

berikut :

1. Mobilisasi dini

Senam nifas bertujuan untuk mengurangi bendungan lokhea dalam

rahim, memperlancar peredaran darah sekitar alat kelamin, dan

mempercepat normalisasi alat kelamin.

2. Rooming in (perawatan ibu dan anak dalam 1 ruang/kamar)

Meningkatkan pemberian ASI, bounding attachment, mengajari ibu cara

perawatan bayi terutama pada ibu primipara, dimulai dengan penerapan

inisiasi menyusu dini.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

11

3. Pemberian ASI

Untuk meningkatkan volume ASI pada masa nifas, ibu dapat memberikan

terapi pijat bayi (Vivian, 2016).

2.1.8 Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh ibu dalam menghadapi aktivitas

dan peran barunya sebaggai seorang ibu.Sebagian wanita berhasil

menyesuaikan diri dengan baik, tapi sebagian lainnya tidak berhasil

menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan

berbagai gejala atau syndrom.

Banyak faktor yang diduga berperan dalam syndrom ini, salah satu yang

penting adalah kecukupan dukungan social dari lingkungan (terutama suami).

Kurangnya dukungan sosial dari kelurga dan teman khususnya dukungan suami

selama periode pasca-salin (nifas) diduga kuat merupakan faktor penting dalam

terjadinya post partum blues. Ada banyak perubahan yang telah terjadi dimasa 9

bulan yang lalu dan bahkan lebih yang terjadi sekarang, bahkan seorang ibu

nifas mungkin merasa sedikit ditinggalkan atau dipisahkan dari lingkungannya.

Banyak hal menambah beban hingga membuat seorang wanita merasa

Down.Banyak ibu yang merasa tertekan pada saat setelah melahirkan,

sebenarnya hal tersebut adalah wajar.Perubahan peran seorang ibu memerlukan

adaptasi yang harus dijalani.Tanggung jawab menjadi seorang ibu semakin

besar dengan lahirnya seorang bayi.Dorongan dan perhatian seluruh anggota

keluarga lainnya merupakan dukungan yang positif bagi ibu (Vivian, 2016).

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-

fase sebagai berikut :

1. Fase Taking In (1-2 hari post partum)

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung dan berfokus pada dirinya.

Mengulang-ulang menceritakan pengalaman proses bersalin yang dialaminya.

Wanita baru melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala

kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, campur baur dengan proses

pemulihan.

2. Fase Taking Hold (2-4 hari post partum)

Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan khawatir

tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya. Wanita post partum ini

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

12

berpusat pada kemampuannya dalam mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha

untuk menguasai kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan

menyusui, memberi minum, mengganti popok. Wanita pada masa ini sangat

sensitive akan ketidak mampuannya, cepat tersinggung dan cenderung

menganggap pemberitahuan bidan atau perawat sebagai teguran, maka hati-hati

dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan perlu memberi support.

3. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya

yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri

dengan ketergantungan bayinya.Keinginan untuk merawat diri dan bayinya

meningkat pada fase ini. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih

mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan

keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih

diperlukan ibu untuk menjaga kondisi bayinya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut :

a. Fisik : Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih.

b. Psikologi : Dukungan dari keluarga sangat diperlukan.

c. Sosial : Perhatian, rasa kasih sayang (Yetti, 2016).

2.2 Post Partum Blues

2.2.1 Pengertian Post Partum Blues

Post partum blues merupakan salah satu bentuk gangguan

perasaan akibat peyesuaian terhadap kelahiran bayi, yang muncul pada hari

pertama sampai hari ke empat belas setelah proses persalinan, dengan gejala

memuncak pada hari ke lima. Post partum blues menunjukkan gejala-gejala

depresi ringan yang dialami oleh ibu seperti mudah menangis, perasaan-

perasaan kehilangan dan dipenuhi dengan tanggung jawab, kelelahan,

perubahan suasana hati yang tidak stabil, dan lemah nya konsentrasi, selain itu

ibu menjadi mudah tersinggung, dapat mengalami gangguan pola makan dan

tidur (Diah, 2015).

Menurut WHO (Wold Healt Operation), angka kejadian postpartum

bluescukup tinggi dan bervariasi antara 26-85%. Angka kejadian post partum

blus diluar negeri cukup tinggi mencapai 26-85%. Post partum blues juga dapat

dipengaruhi berdasarkan umur, didapatkan bahwa dari 37 ibu primipara (14%)

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

13

mengalami post partum blues tingkat ringan, sedangkan dari 65 ibu multipara

(12%) mengalami post partum blues tingkat berat (Reni, 2015).

Di indonesia dengan menggunakan EPDS (Edinburg Postnatal

Depression Scale) tahun 1993 menunjukkan 73% wanita mengalami post partum

blues. Prevalensi kejadian post partum blues dari berbagai negara, berkisar

antara 10-34% dari seluruh persalinan. Post partum blues atau sering juga

disebut maternity blues atau sindrom ibu baru, dimengerti sebagai suatu sindrom

gangguan efek ringan pad minggu pertama. Post partum blues dialami hingga

50-80% ibu yang baru melahirkan. Hal ini disebabkan perubahan hormonal pada

pertengahn masa post partum (Yetti, 2016).

Kemurungan masa nifas umumnya terjdi pada ibu baru. Hal ini

disebabkan oleh perubahan dalam tubuh seorang wanita selama kehamilannya

serta perubahan-perubahan irama atau cara hidupnya sesudah bayinya terlahir.

Yang beresiko mengalami kemurungan pasca bersalin adalah wanita muda,

kesulitan menyusui bayinya. Berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh -

wanita selama kehamilan dan perubahan cara hidupnya sesudah mempunyai

bayi, perubahan hormonal, adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah

melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih (Reni, 2017).

Melahirkan merupakan salah satu hal yang paling penting dari peristiwa

peristiwa paling bahagia dalam hidup seorang wanita, akan tetapi sebagian

wanita merasa sedih dengan kelairan bayinya. Sebanyak 80% dari perempuan

mengalami gangguan suasana hati setelah melairkan, mereka merasa kecewa,

sendirian, takut, atau tidak mencintai bayi mereka dan merasa bersalah karena

perasaan ini (Dewi, 2016).

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Post Partum Blues

A. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik

dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat

kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-

ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.Perubahan ini terjadi karena pematangan

fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang

menjadi semakin matang dan dewasa, aktor usia perempuan yang bersangkutan

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

14

saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental

perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.

B. Paritas

Wanita yang baru pertama kali melahirkan lebih umum menderita depresi

karena setelah melahirkan wanita tersebut berada dalam proses adaptasi, kalau

dulu hanya memikirkan diri sendiri, begitu bayi lahir jika ibu 17 tidak paham peran

barunya, dia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

Sedangkan ibu yang sudah pernah beberapa kali melahirkan secara psikologis

lebih siap menghadapi kelahiran bayinya dibandingkan dengan ibu yang baru

pertama kali.Sesudah melahirkan biasanya wanita mengalami keadaan lemah

fisik dan mental. Bersamaan dengan keadaan tersebut terjadi perubahan-

perubahan yang dramatis mengenai masalah fisiologis, psikologis dan

perubahan lingkungannya, yang dapat merupakan faktor penyebab untuk

terjadinya post partum blues.Wanita yang tidak berhasil menyesuaikan diri

dengan peran dan aktivitas barunya tersebut dapat mengalami gangguan-

gangguan psikologis atau post partum blues (Fatma, 2012).

Untuk itu perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang cara-cara perawatan

bayi agar ibu dapat beradaptasi dengan peran barunya, tingkatan paritas terdiri

dari primipara (1 anak), skundipara (2 anak), multipara (3-5 anak) dan grande

multipara (>5 anak) (Reni, 2015).

C. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan

pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya,

jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-

nilai yang baru diperkenalkan.Semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka

akan mudah dalam menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya dan

berwawasan luas.

Menurut penelitian Arliana, dkk (2013), bahwa adanya hubungan antara

pendidikan dengan post partum blues, dari tingkatan pendidikan tersebut, akan

diklasifikasikan menjadi kategori yaitu :

1. Pendidikan rendah (SD dan SMP).

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

15

2. Pendidikan menengah (SMA sederajat)

3. Pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor).

D. Dukungan Suami

Dukungan dari suami dalam persalinan sangat dibutuhkan oleh seorang

istri, mulai istri hamil sampai seorang istri melahirkan. Peran suami saat

menemai istrinya melahirkan utamanya adalah untuk memberikan dukungan

emosional dan fisik kepada sang istri, begitu juga dalam merawat bayinya, istri

juga butuh dukungan dari suami dan merawat bayinya bersama, dan suami ikut

membantu istri melakukan tugasnya dengan baik.

2.2.3 Gejala-Gejala Yang Tampak Sebagai Post Partum Blues

1. Cemas tanpa sebab.

2. Menangis tanpa sebab.

3. Tidak sabar.

4. Tidak percaya diri.

5. Sensitive.

6. Mudah tersinggung.

7. Merasa kurang menyayangi bayinya.

8. Persaan negative terhadap bayi.

9. Sulit tidur.

10. Perubahan dramatis berat badan.

11. Lelah dan lesu.

12. Ada perasaan membenci diri sendiri, perasaan bersalah, individu merasa

dirinya tidak berguna.

13. Tidak bisa berkonsentrasi.

14. Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social.

15. Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam.

16. Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas).

2.2.4 Cara Untuk Mengatasi Post Partum Blues

Ada beberapa cara untuk mengatasi post partum blues, antara lain :

1. Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa

nifas.

2. Komunikasi segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

16

3. Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami.

4. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang dialami dan berusaha

melakukan perab barunya sebagai seorang ibu dengan baik.

5. Cukup istirahat.

6. Menghindari perubahan hidup yang drastic.

7. Berolah raga ringan.

8. Berikan dukungan dari semua keluarga, suami atau saudara.

9. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang profesional agar

dapat memfasilitasi factor resiko lainnya selama masa nifas dan

membantu dalam melakukan upaya pengawasan.

2.2.5 Hal-hal Yang Dapat Dilakukan Seorang Bidan

1. Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin.

2. Memberikan penjelasan pada ibu, suami dan kelurga bahwa hal ini

merupkan suatu hal yang umum dan akan hilang sendiri dalam dua

minggu setelah melahirkan.

3. Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan dorongan pada

ibu agar tumbuh rasa percaya diri.

4. Memberikan bantuan dalam merawat bayi.

5. Menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan makan makan yang

bergizi.

Post partum blues ini apabila tidak ditangani secara tepat dapat menjadi

lebih buruk atau lebih berat, post partum yang lebih berat disebut post partum

depresi (PPD) yang melanda sekitar 10% ibu baru (Reni, 2017).

2.3 Depresi Post Partum

Banyak ibu merasa “let down” sebelum melahirkan, sehingga dengan

pengalaman partus kalau kurang berkenan dan keraguan akan kemampuan

untuk merawat bayinya akan memperberat depresi ini. Khusus depresi ringan

sampai dengan depresi sedang mulai hari 2-3 post partum dan teratasi dala 1-2

minggu. Ibu dapat merasa sedih dan tampa tahu sebab pasti. Depresi yang relatif

ringan jarang berkembang psikosis partum atau kondisi yang patologis. Depresi

post partum adalah bentuk depresi yang lebih serius. Bedanya pada post partum

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

17

dan baby blues adalah pada frekuensi, pintensitas, dan lamanya gejala (Yetti,

2016).

2.3.1 Tanda-tanda depresi post partum :

1. Tidak mampu berkonsentrasi dan rasa ada dalam kabut

2. Hilang tujuan sebelumnya dan rasa kekosongan

3. Rasa sendiri, tidak ada yang memahami dia

4. Rasa tidak aman, dia sendiri perlu perhatian

5. Terobsesi dirinya menjadi ibu yang jelek

6. Kurang rasa positif, rasa dirinya seperti robot

7. Rasa takut, hilang control yang biasanya tidak demikian

8. Hilang kontrol pada emosi sendiri

9. Cemas, rasa dirinya hamper gila, tidak waras

10. Rasa bersalah, takut dirinya melukai / mencelakakan bayinya

Ingin mati untuk mengakhiri ini semua (Yetti, 2016).

2.3.2 Faktor-faktor yang menyebabkan depresi post partum, yaitu :

1. Perubahan hormonalLingkungan melahirkan

2. Kurangnya dukungan keluarga dirumah

3. Sejarah depresi dimasa lalu

4. Usia ibu saat melahirkan

5. Jumlah anak

6. Hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah melahirkan (Yetti,

2016).

2.3.3 Bidan dapat membantu dengan cara :

1. Sensitive pada reaksi ibu

2. Terlibat denga terjadinya bulan-bulan awal setelah melahirkan

3. Olah raga

4. Istirahat untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan

5. Mintalah bantuan keluarga, tetangga, teman, atau pembantu

untukmenjaga bayi sementara saat tidur

6. Rekreasi

7. Rencana acara keluarga bersama bayi, berdua bersama dengan suami

(Yetti, 2016).

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

18

2.4 Post Partum Psikosis

Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Rekurensi

dalam masa kehamilan 20-30 persen. Gejala psikosis posr partum muncul

beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.

2.4.1 Faktor penyebab post partum psikosis antara lain :

1. Riwayat keluarga penderita psikiatri.

2. Riwayat ibu penderita psikiatri.

3. Masalah keluarga dan perkawinan.

2.4.2 Gejala post partum psikosis sebagai berikut :

1. Gaya bicara keras.

2. Menarik diri dari pergaulan.

3. Cepat marah.

4. Gangguan tidur.

2.4.3 Penatalaksanaan post partumpsikosisadalah :

1. Pemberian anti depresi.

2. Berhenti menyusui.

3. Perawatan dirumah saki (Damai, 2014).

2.5 Kesedihan Dan Duka Cita

Penelitian menunjukkan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan

10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi.Keadaan ini berlangsung

antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama

kehidupan bayi.Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang

muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang komplek lainnya (Dewi,

2016).

Beberapa gejala depresi berat adalah sebagai berikut :

a. Perubahan pada mood

b. Gangguan pada pola tidur dan makan

c. Perubahan mental dan libido

d. Dapat pula muncul fobia, serta ketakutan akan menyakiti diri sendiri dan

bayinya.

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

19

Depresi berat akan terjadi biasanya pada wanita atau keluarga yang pernah

mempunyai riwayat kelainan psiatrik.

Berikut ini adalah pelaksanaan depresi berat :

a. Dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.

b. Terapi psikologis dan psikiater.

c. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan anti depresi (perlu

diperhatikan pemberian anti depresan pada wanita hamil dan menyusui).

d. Jangan ditinggal sendirian dirumah.

e. Jika diperlukan lakukan perawatan dirumah sakit.

f. Tidak dianjurkan rawat gabung (rooming in) dengan bayinya pada

penderita depresi berat.

2.5.1 Tahap-tahap berduka

1. Syok

Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi

perilaku dan perasaan meliputi : penyangkalan, ketidak percayaan, putus asa,

ketakutan, ansietas, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi,

mati rasa, intoversi (memikirkan diri sendiri) tidak rasional, bermusuhan,

kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan mekanis,

mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak dan kurang konsentrasi.

2. Berduka

Ada penderitaan, fase ralitas.Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan

upaya terhadap realita yang harus ibu lakukan terjadi selama periode ini.Nyeri

karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang

dan dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan.

Ekspresi emosi yang penuh penting untuk resolusi yang sehat.Menangis adalah

salah satu bentuk pelepasan yang umum, selain masa ini, kehidupan orang yang

berduka terus berlanjut. Saat individu terus melanjutkan tugas berduka,

dominasi kehilangan secara bertahap menjadi insietas terhadap masa depan.

3. Resolusi

Fase menentukan hubungan baru yang bermaksa.Selama periode ini

seseorang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplit dan

individu kepada fungsinya secara penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman

kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang bermakna (Damai, 2014).

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

20

2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yaitu suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep lain dari masalah yang ingin diteliti.

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 2.6 Kerangka Konsep

2.7 Definisi Operasional

N

o

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Independen

1. Umur Lamanya hidup

responden dalam

hitungan waktu.

Kuesioner - ≤20 tahun

- 20-35 tahun

- ≥35 tahun

Ordinal

2. Pendidikan Proses belajar

formal menurut

system pendidikan

nasional yang

terakhir ditempuh

responden.

Kuesioner - Pendidikan

Rendah

- Pendidikan

Menengah

- Pendidikan

Tinggi

Ordinal

3. Paritas Keadaan responden

yang berkaitan

dengan jumlah anak

yang dilahirkan.

Kuesioner - ≤ 2 anak

- 3-5 anak

- ≥ 5 anak

Ordinal

Dependen

4. Post

Partum

Blues

Kemurungan/kesedi

han masa nifas,

mudah menangis,

mudah tersinggung.

Kuesioner - Ya

- Tidak

Ordinal

2.8 Hipotesis

1. Ada hubungan umur dengan kejadian post partum blues

2. Ada hubungan pendidikan dengan kejadian post partum blues

3. Ada hubungan paritas dengan kejadian post partum blues

Karakteristik Ibu :

- Umur

- Paritas

- Pendidikan

Kejadian Post Partum

Blues

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

21

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitikkarena

hanya ingin mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post

Partum Blues Diklinik Bersalin Bromo Tahun 2018.Metode pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Cross sectional yaitu pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat, artinya subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

pengukungan dilakukan terhadap variable subjek pada saat pemeriksaan.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Klinik Bersalin Bromo Medan Tahun

2018. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah karena kebanyakan

yang melahirkan di Klinik Bersalin Bromo rata-rata usia ≤ 20 tahun, sehingga

besar kemungkinan mereka tidak mengetahui akan terjadinya post partum blues.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari pengajuan judul yaitu bulan Februari

sampai dengan ujian akhir skripsi pada bulanAgustus 2018.Peneliti ini dilakukan

di Klinik Bersalin Bromo Medan tahun 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post

partum yang bersalin di Klinik Bersalin Bromo periode Februari – April dengan

jumlah survey awal sebanyak 51 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu dengan cara mengambil kasus

responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan

konteks. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Kriteria dalam

pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

22

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.Kriteria

Isklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu post partum yang datang ke klinik bersalin bromo.

2. Ibu yang sehat jasmani dan rohani.

3. Ibu yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Esklusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek yang tidak

memenuhi kriteria inklusi dari study karena berbagai sebab (Notoatmodjo,

2012). Kriteria Esklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu post partumyang tidak berada di klinik bromo.

2. Ibu yang tidak sehat jasmani dan rohani.

3. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer

dan data skunder.

a. Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan

menggunakan lembar kuesioner. Peneliti menjelaskan sebelumnya tentang

konseling Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum

Blues.

b. Data sekunder diperoleh dari Klinik Bersalin Bromo periode Februari – April

tahun 2018.

2. Cara Pengumpulan Data

Pada tahap penelitian ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin untuk

melakukan penelitian kepada Bidan Klinik Bersalin Bromo Medan. Setelah

mendapatkan izin, peneliti selanjutnya meminta bantuan kepada Bidan untuk

pemberian kuesioner terlebih dahulu kepada ibu post partum yang datang ke

klinik bersalin bromo.

3. Uji Validitas dan Reabilitas

Kuesiner ini tidak dilakukan uji validitas, karena sudah dilakukan uji validitas

oleh peneliti sebelumnya Kurnia Sari dan Astuti (2014).

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

23

E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data.Instrumen penelitian ini berupa kuesioner (daftar pertanyaan), yang disusun

secara terstektur berdasarkan teori dan berisikan pertanyaan yang harus dijawab

responden.Instrumen ini terdiri dari empat pertanyaan identitas yang harus

dijawab responden, yang terdiri darinama responden, umur, pendidikan, paritas.

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Pengeditan (Editing)

Editing adalah proses yang dilakukan untuk menilai kelengkapan data.

Peneliti mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan melihat

kelengkapan, kejelasan jawaban dengan pertanyaan.Apabila terdapat

pertanyaan yang belum terisi atau jawaban yang kurang jelas, peneliti

kembali menanyakan langsung kepada responden. Proses ini dilakukan

ditempat pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012).

b. Pengkodean (Coding)

Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Setelah data diperoleh, penulis

melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data (Notoatmodjo,

2012).

c. Pemasukan Data (Entering)

Pemasukan data merupakan data kedalam program pengolahan data

untuk dilakukan analisis menggunakan program statistic dengan

computer. Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan data

untuk dilakukan proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2012).

d. Pembersihan (Cleaning)

Merupakan pembersihan seluruh data supaya terhindar dari kesalahan

sebelum dilakukan proses analisis data. Peneliti memeriksa kembali

seluruh proses mulai dari pengkodean serta memastikan bahwa data

yang diimput tidak terdapat kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan

dengan benar. (Notoatmodjo, 2012).

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

24

e. Tabulasi

Yakni menbuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2012).

2. Analisis Data

Analisa yang dilakukan dengan program computer, salah stu paket program

yang digunakan adalah SPSS for Window.

Setelah dilakukan pentabulasian maka dilakukan analisis data dengan

menggunakan program yang disesuaikan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik

masing-masing variabel penelitian dengan menyajikan distribusu

frekuensi.tabel distribusu frekuensi ini menggambarkan jumlah dan

presentasi dari sikap variabel yang ada.

b. Analisa Bivariat

Analisa data bivariate ini digunakan untuk mengetahui karakteristik ibu

tentang post partum blues menggunakan uji statisti Chi square (α=0,05)

dengan rumus :

Keterangan : = Chi Square

0 = Nilai hasil observasi

E = Nilai yang diharapkan

Hasil statistik yang diuji Chi Square (α=0,05) dibandingkan nilai p pada

tingkat signifikan tertentu sesuai dengan derajat kebebasan yang diperoleh

dengan rumus : Df= (R – 1 (C – 1)

Keterangan :

R = Row (jumlah baris)

C = Colon (jumlah colom)

Apabila nilai p < dari α=0,05 maka ada hubungan atau perbedaan antara

dua variabel tersebut. Apabila nilai p >dari α=0,05 maka tidak ada hubungan atau

perbedaan antara dua variabel tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

25

G. Etika Penelitian

Memperhatikan hubungan baik peneliti atau pewawancara dengan

responden atau sumber informasi bukan semata-mata untuk kepentingan etika

peneliti saja, melainkan untuk terjaminya kualitas data atau informasi yang

diperoleh.Dalam penelitian, terutama dengan menggunakan metode wawancara

atau angket dalam pengumpulan data, kualitas informasi atau dara sangat

tergantung dengan sumber informasi yakni responden atau informan.Sedangkan

informasi yang diberikan oleh sumbernya atau informannya sangat dipengaruhi

oleh “suasana hati” dari orang sebagai informan. Apabila suasana hati informan

sangan “kondisif” tentu akan mengeluarkan informasi yang jujur, lengkap dan

jelas. Tetapi kalau suasana hati informannya sedang kurang baik, sudah tentu

informasinya tidak akurat, mungkin asala menjawab dan tidak dengan

serius.Suasana hati informan ini sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan

pewawancara atau peneliti (Notoatmodjo, 2012).

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Karakteristik Ibu

Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Di Klinikbersalin Bromo MedanTahun

2018”, diperolehdata distribusi frekuensi responden berdasarkan data yang diteliti

(Umur,Pendidikan, Paritas), sebagai berikut :

Tabel 4.1.1

Distribusi Frekuensi Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues di Klinik

Bromo Medan Tahun 2018

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1

Post Partum Blues

Ya

Tidak

9

21

30

70

Total 30 100

2

Umur

≥35 tahun

20-35 tahun

≤20 tahun

1

20

9

3

66,7

30

Total 30 100

3

Pendidikan

Tinggi

Menengah

Rendah

2

19

9

6,7

63,3

30

Total 30 100

4

Paritas

≥5 anak

3-5 anak

≤2 anak

2

7

21

6,7

23,3

70

Total 30 100

Berdasarkan data dari tabel 4.1.1diatas diketahui bahwa dari 30 sampel

yang diteliti, mayoritas umurmenunjukkan bahwa, responden lebih banyak pada

kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). Pada tingkat

pendidikan,responden mayoritas berpendidikan menengah yaitu sebanyak 19

orang (63,3%). Untuk Paritas, ibumayoritas memiliki paritas ≤2 anaksebanyak 21

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

27

orang (70%). Untuk ibu yang mengalami post partum blues mayoritas dengan

jawaban tidak sebanyak 21 orang (70%).

4.1.2. Analisis Bivariat

1. Hubungan Karakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues

Tabel 4.1.2 Tabulasi Silang Antara UmurIbu Nifas DenganKejadian

Post Partum Blues di Klinik Bromo Medan Tahun 2018

Umur Post Partum Blues p

Ya Tidak Total

N (%) N (%) N (%) 0,001 ≥35 tahun 0 0 1 100 1 100

20-35 tahun 2 10 18 90 20 100

≤20 tahun 7 77,8 2 22,2 9 100

Tabulasi silang antara umur ibu nifas dengankejadian post partum blues

dapat dilihat pada tabel 4.1.2 dari hasil penelitian didapatkan dari 20 orang

responden yang berumur 20-35 tahun mayoritastidak mengalami post partum

blues sebanyak 18 orang (90%), responden yang berumur ≤20 tahun mayoritas

mengalami post partum blues sebanyak 7 orang (77,8%), dan responden yang

berumur ≥35 mayoritas tidak mengalami post partum blues sebanyak 1 orang

(100%).

Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p adalah 0,001berarti nilai p Value

<0,05 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara umur ibu nifas

dengan kejadian post partum blues.

2. HubunganAntara Pendidikan Ibu Nifas DenganKejadianPost Partum

Blues

Tabel 4.1.3 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Ibu Nifas Dengan

Kejadian Post Partum Blues di Klinik Bromo Medan Tahun 2018

Pendidikan Post Partum Blues p

Ya Tidak Total

N (%) N (%) N (%) 0,112 Tinggi 0 0 2 100 2 100

Menengah 6 31,6 13 68,4 19 100

Rendah 0 0 9 100 9 100

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

28

Tabulasi silang antara umur ibu nifas dengan kejadian post partum blues

dapat dilihat pada tabel 4.1.3 dari hasil penelitian didapatkan mayoritas

responden dengan pendidikan menengah tidak mengalami post partum blues

sebesar 13 orang (68,4%), responden yang berpendidikan tinggi mayoritas tidak

mengalami post partum blues sebanyak 2 orang (100%), dan respoonden yang

berpendidikan rendah mayoritas tidak mengalami post partum blues sebanyak 9

orang (100%).

Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p adalah 0,112 berarti nilai p Value >

0,05 menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu

nifas dengan kejadian post partum blues.

3. Hubungan Antara Paritas Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum

Blues

Tabel 4.1.4 Tabulasi Silang Antara Paritas Ibu Nifas Dengan

Kejadian Post Partum Blues di Klinik Bromo Medan Tahun 2018

Paritas Post Partum Blues P

Ya Tidak Total

N (%) N (%) N (%) 0,584 ≥5 anak 0 0 2 100 2 100

3-5 anak 1 14,3 6 85,7 7 100

≤2 anak 8 38,1 13 61,9 21 100

Tabulasi silang antara paritas ibu nifas dengan kejadian post partum blues

dapat dilihat pada tabel 4.4. dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden

dengan ibu yang paritasnya ≤2 anak tidak mengalami post partum blues sebesar

13 orang (61,9%), responden dengan ibu yang paritas 3-5 anak mayoritas tidak

mengalami post partum blues sebesar 6 orang (85,7%), dan responden dengan

ibu yang paritasnya ≥5 anak mayoritas tidak mengalami post partum blues

sebanyak 13 orang (61,9%).

Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p adalah 0,584 berarti nilai p Value >

0,05 menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara paritas ibu

nifas dengan kejadian post partum blues

4.2. Pembahasan

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

29

1. Hubungan Umur dengan terjadinya Post Partum Blues

Berdasarkan hasil analisis bivariat didapat hasil uji statistik Chi-Square

diperoleh nilai p adalah 0,001 berarti nilai p Value<0,05 menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna antara umur ibu nifas dengankejadian post partum

blues.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Kurniasari dan Astuti (2014), uji

statistik diperoleh p-value = 0,04 yang berarti p<α = 0,05 (Ho ditolak dan Ha

diterima), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

umur yang beresiko dengan kejadian post partumblues.

Kehamilan dan persalinan pada remaja menjadi salah satu faktor

pendukung terjadinya postpartum blues. Hal ini dikaitkan dengan kesiapan

remaja dalam perubahan perannya sebagai ibu, antara lain kesiapan fisik,

mental, finansial dan sosial

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik

dan psikologis (mental).Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir

seseorang menjadi semakin matang dan dewasa, aktor usia perempuan yang

bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan

kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.

Faktor usia perempuan yang bersangkutan saatkehamilan dan persalinan

seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi

seorang ibu. Karakteristik ibu dihubungkan dengan kejadian Postpartum blues,

dari umur ibu jika ibu terlalu muda berhubungan kesiapan peran menjadi seorang

ibu sehingga merupakan umur yang beresiko jika ibu berumur < 20 tahun dan

jika umur ibu lebih dari 35 tahun yang membuat menjadi resiko adalah faktor

kelelahan dan keadaan anatomi tubuh yang sudah tidak baik lagi untuk hamil dan

bersalin (Rukiyah, 2014).

Menurut asumsi peneliti, berdasarkan teori sudah benar pada aspek

psikologis atau mental, semakin bertambah umur seseorang maka taraf berpikir

seseorang akan menjadi matang. Selain itu, umur berkaitan dengan kejadian

post partum blues, karena umur mempengaruhi dari kondisi keadaan rahim.

Pada usia yang kurang dari 20 tahun, masih sangat rawan untuk merawat anak

sehingga mengalami kesulitan sendiri dalam beradaptasi, dibutuhkan

pertolongan dari petugas kesehtaan yang ada, dalam mendampingi ibu melewati

masa nifas selama perawatan di rumah sakit. Pada usia tua, yang terkadang

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

30

sudah memiliki anak, membuat beban tersendiri bagi ibu, sehingga membawa

masalah dalam masa nifasnya.

2. Hubungan Pendidikan Dengan Terjadinya Post Partum Blues

Berdasarkan hasil analisis bivariat didapat hasil uji statistik Chi-Square

diperoleh nilai p adalah 0,112 berarti nilai p Value > 0,05 menunjukkan tidak

adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu nifas dengan kejadian

post partum blues.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil Kurniasari dan Astuti (2014),

hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,005 yangberarti p<α = 0,05 (Ho ditolak dan

Ha diterima), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermaknaantara pendidikan dengan kejadian post partum blues.

Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan ibu karena

akan banyak informasi yang didapat. Dengan pendidikan formal menghasilkan

perilaku yang diadopsi oleh individu, namun pada sebagian orang pendidikan

tidak mempengaruhi sikap hal tersebut lebih besar berasal dari lingkungan yang

diterima oleh individu (Dian, 2015).

Namun menurut asumsi peneliti, post partum blues tidak berpengaruh pada

tingkat pendidikan seseorang tetapi dari kesiapan mental responden tersebut.

Jadi, baik pendidikan tinggi maupun pendidikan rendah berpeluang untuk

mengalami post partum blues, tergantung bagaimana individu tersebut

mengantisipasi masalah yang terjadi melalui kesiapan mental untuk menjadi

seorang ibu dan menerima kelahiran bayinya.

3. Hubungan Paritas Dengan Terjadinya Post Partum Blues

Berdasarkan hasil analisis bivariat didapat hasil uji statistik Chi-Square

diperoleh nilai p adalah 0,584 berarti nilai p Value > 0,05 menunjukkan tidak

adanya hubungan yang bermakna antara paritas ibu nifas dengan kejadian post

partum blues.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil Kurniasari dan Astuti (2014),

hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,048 yang berarti p<α = 0,05 (Ho ditolak

dan Ha diterima), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara paritas dengan kejadian post partum blues.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

31

Kehamilan secara tradisional dipandang sebagai krisis emosi oleh

beberapa ahli psikologi. Kondisi yang dialami wanita pada saat pertamakali

mengalami kehamilan merupakan kondisi yang baru yang dihadapi sehingga

tidak jarang menimbulkan stres baginya.Sebagian wanita menyebutkan

kehamilan dengan suatu perasaan bahagia namun tidak menutup kemungkinan

kecemasan muncul.Perubahan yang terjadi selama kehamilan khususnya

peningkatan hormone dapat menimbulkan tingkat kecemasan yang semakin

berarti.

Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat

obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada

komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak

pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues karena

setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, kalau dulu

hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia

akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat (Fitriyani, 2014).

Namun menurut asumsi peneliti, paritas tidak mempengaruhi post partum

blues karena itu tergantung dari kesiapan emosi dan mental dari ibu itu sendiripra

dan pasca partus. Selain itu dukungan dari lingkungan sekitar juga

mempengaruhi perkembangan mental seseorang.

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan dapat diambil kesimpulan

mengenai hubungan umur, pendidikan, dan paritas dengan kejadian post partum

blues di Klinik Bersalin Bromo Medan Tahun 2018 adalah sebagai beriku :

1. Kejadian ibu nifas yang mengalami post partum blues di klinik bersalin

bromo yaitu mayoritas tidak mengalami post partum blues sebanyak 21

orang (70%).

2. Umur ibu nifas di klinik bersalin bromo mayoritas berumur 20-35 tahun

sebanyak 20 orang (66,7%).

3. Pendidikan ibu nifas di klinik bersalin bromo mayoritas berpendidikan

menengah sebanyak 19 orang (63,3).

4. Paritas ibu nifas di klinik bersalin bromo mayoritas paritas ≤2 anak

sebanyak 21 orang (70%).

5. Hubungan umur ibu nifas dengan kejadian post partum blues yaitu ada

hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian post partum

blues di Klinik Bersalin Bromo Medan Tahun 2018.

6. Hubungan pendidikan ibu nifas dengan kejadian post partum blues yaitu

tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan

kejadian post partum blues di Klinik Bersalin Bromo Medan Tahun 2018.

7. Hubungan paritas ibu nifas dengan kejadian post partum blues yaitu tidak

ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu dengan kejadian post

partum blues di Klinik Bersalin Bromo Medan Tahun 2018.

5.2. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi tenaga kesehatan, baik bidan ataupun pegawai klinik

bersalin bromo untuk lebih aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan tentang

bahayanya pernikahan dini, karena post partum blues banyak dialami oleh ibu

yang umurnya dibawah 20 tahun.

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

33

2. Bagi Ibu

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai post partum

blues dengan aktif mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan,

lebih terbuka untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui dan sebagai

bahan penunjang untuk aktif dalam menggali informasi kesehatan dari media

massase pertisosial media tentang kesehatan.

3. Bagi Lahan Penelitian

Diharapkan bagi tenaga kesehatan di Klinik Bromo agar lebih aktif

memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal memberikan pelayanan

kesehatan dan pendidikan kesehatan terutama kepada ibu pra dan pasca nifas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar mampu menggali variabel-variabel lain yang mempunyai hubungan

terhadap post partum blues agar dapat menurunkan angka kematian ibu dan

bayi.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

34

DAFTAR PUSTAKA

Arliana, dkk. 2013. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Kejadian Post Partum Blues.

Badan Pusat Statistik, 2013. Profil Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.Yogyakarta : Dinkes Propinsi D.I. Yogyakarta. Dian, dkk. 2015. Hubungan Bounding Attachment Dengan ResikoTerjadinyaPost

Partum Blues Pada Ibu Post Partum Dengan Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak.

Diah, dkk. 2015. Hubungan Umur Ibu Dengan Kejadian Post Partum Blues Pada

Ibu Post Partum. Devi, dkk. 2014. Hubungan Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan Dukungan

Sosial Suami Dengan Post partum Blues Pada Ibu Dengan Persalinan Sc. Dewi, dkk.2016.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Damai, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Refika Aditama. Fatma, dkk. 2012. Hubungan Paritas Dengan Kejadian Post Partum Blues. Fitriyani, dkk. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan Syndrome

Baby Blues Pada Hari 1-7 Post Partum. Herawati, dkk. 2015. Hubungan Usia Ibu Dengan Kejadian Post Partum Blues. Kurnia sari, dkk. 2014. Post partum Blues Pada Persalinan Di Bawah Usia Dua

Puluh Tahun Kemenkes RI. 2013. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. ___________. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. ___________. RI.2016. Profil Kesehatan Provinsi Sumut. Notoatmodjo, 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Rukiyah, 2014. Post partum Blues Pada Persalinan Di Bawah Usia Dua Puluh

Tahun. Reni, dkk. (2015). Hubungan Pengatahuan Ibu Post Partum (0-3 hari) Dengan

Syndrome Baby Blues. _________, 2017. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui, Jakarta : TIM. Toni, dkk. 2105. Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian Post Partum Blues.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

35

Vivian,dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Salemba Medika. Yetti, dkk. 2016. Gambaran Kejadian Post Partum Blues Pada Ibu Nifas

Berdasarkan Karakteristik.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

36

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

37

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI KLINIK BERSALIN BROMO TAHUN 2018

Saya adalah mahasiswa program D-IV kebidanan Poltekkes Kemenkes

RI Medan. Penelitian ini dianjurkan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi “Hubungan

Katakteristik Ibu Nifas Dengan Kejadian Post Partum Blues Di Klinik Bersalin

Bromo MedanTahun 2018 “.

Saya mengharapkan tanggapan yang diberikan tanpa dipengaruhi oleh

orang lain. Informasi yang diberikan ibu hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk bermaksud

lain. Partisipasi dari saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, saudara

bebas menjawab semua pernyataan tanpa sanksi apapun. Jika saudara bersedia

menjadi peserta penelitian ini silahkan saudara menandatangani surat

persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti

sukarela saudara.

Responden Medan, Mei 2018 Peneliti

( ) ( Nova Rianti)

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

38

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN POST

PARTUM BLUES DI KLINIK BERSALIN BROMO MEDAN

TAHUN 2018

Tanggal :

Kode Responden :

I. Identitas Responden

Isilah identitas anda di bawah ini dengan dengan memberi tanda checklist (√)

a. Umur :

b. Pendidikan :

c. Pekerjaan :

d. Paritas :

1. Apakah ibu mengerti tentang post partum blues ?

a. Ya

b. Tidak

2. Menurut ibu, apakah gangguan fisik ibu yang mengalami perubahan setelah

melahirkan merupakan post partum blues ?

a. Ya

b. Tidak

3. Menurut ibu, apakah gangguan ekonomi karena biaya habis setelah

melahirkan merupakan ciri dari post partum blues ?

a. Ya

b. Tidak

4. Setelah melahirkan, apakah ibu mengalami cemas, sedih, mudah

tersinggung, gangguan tidur dan nafsu makan ?

a. Ya

b. Tidak

5. Setelah melahirkan, apakah ibu mengalami gangguan emosional ?

a. Ya

b. Tidak

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

39

6. Setelah melahirkan, apakah ibu mengalami kelelahan pasca melahirkan dan

menyusui bayi ibu ?

a. Ya

b. Tidak

7. Setelah melahirkan, apakah suami ibu sering menemani ibu untuk mengurus

bayinya dalam hal kecil sekalipun ?

a. Ya

b. Tidak

8. Menurutibu, apakahsetelahmelahirkanibumembutuhkanistirahat yang cukup,

asupangizi, danlingkungan yang bersih ?

a. Ya

b. Tidak

9. Menurut ibu, apakah post partum blues lebih banyak menyerang ibu yang

baru pertama kali melahirkan ?

a. Ya

b. Tidak

10. Menurut ibu, ketika seorang ibu nifas / setelah melahirkan menjadi tidak

tertarik dengan bayinya dan lebih fokus terhadap diri sendiri, apakah itu

merupakan salah satu ciri ibu terkena post partum blues ?

a. ya

b. Tidak

11. Menurut ibu, jika seorang ibu yg baru melahirkan kurang dukungan suami

dan keluarga, apakah benar ibu tersebut akan merasa bahagia karena bisa

menjaga bayinya seorang diri ?

a. Ya b. Tidak

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

40

No Nama Umur Pendidikan Paritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah

1 Nazma srg 20 SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16

2 Wulandari 24 SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 13

3 Afifah 19 SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 18

4 Novi 20 SMP 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17

5 Lilis 23 SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 12

6 Agustina Gajah 22 SMP 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 13

7 Andriza Ulfa 30 D3 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10

8 Junkha Simanjuntak 33 SMA 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5

9 Fitriyani 26 SMA 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 11

10 Salmiah Nst 38 SMA 5 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

11 Mery 33 SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 14

12 Diah 19 SMP 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 12

13 Yulinda Aprilia 23 SMP 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 11

14 Melda Sari 21 SMP 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17

15 Rahma Pohan 18 SMP 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17

16 Sindy Saputri 20 SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 16

17 Widia Ginting 19 SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17

18 Desi Ariani Koto 23 SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13

19 Desi Susanti Lim 21 SMP 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 16

20 Hanny 29 SMA 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8

21 Firza 20 SMA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 16

22 Ega 30 SMA 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5

23 Siti Raemah 22 D3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 13

24 Ayu S 32 SMA 3 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6

25 Anna 19 SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 17

26 Larissal 29 SMA 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9

27 Yesi Kartika Indriyani 23 SMA 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 8

28 Dewi Lubis 23 SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 12

29 Amalya Asyfa 35 SMP 5 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6

30 Inggit Puspita 27 SMA 3 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

41

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

42

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

43

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

44

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

45

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

46

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

47

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

48

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN …

49

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Nova Rianti

NIM : P07524517085

Tempat/Tgl Lahir : Alue Ie Tarek

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Ke : 1 Dari 3 Bersaudara

Alamat : Alue Ie Tarek

II. Data Orang Tua

Nama Ayah : M. Harun

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Muslihati

Pekerjaan : IRT

Alamat : Alue Ie Tarek

III. Riwayat Pendidikan

Tahun2003 - 2008 : SD Negeri 14 Baktiya

Tahun 2008 - 2011 : SMP Negeri 1 Baktiya

Tahun 2011 - 2013 : SMA Negeri 1 Baktiya

Tahun 2013 –2016 : PENDIDIKAN D-III AKADEMI KEBIDANANHAFSYAH

MEDAN

Tahun 2017 - 2018 : PENDIDIKAN D-IVKEBIDANAN ALIH JENJANG

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN