sk2
DESCRIPTION
2TRANSCRIPT
Nama : Kaisa Lana Afida
NPM : 1102011133
Kelompok : A9
Sasaran belajar
LI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi aterosklerosisLI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sindroma coroner akut
LO. 2.1. Mampu memahami dan menjelaskan definisi sindroma coroner akutLO. 2.2. Mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi sindroma coroner akutLO. 2.3. Mampu memahami dan menjelaskan etiologi sindroma coroner akutLO. 2.4. Mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi sindroma coroner akutLO. 2.5. Mampu memahami dan menjelaskan manifestasi klinik sindroma coroner akutLO. 2.6. Mampu memahami dan menjelaskan diagnosis sindroma coroner akutLO. 2.7. Mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan sindroma coroner akutLO. 2.8. Mampu memahami dan menjelaskan komplikasi sindroma coroner akutLO. 2.9. Mampu memahami dan menjelaskan prognosis sindroma coroner akutLO.2.10. Mampu memahami dan menjelaskan pencegahan sindroma coroner akut
LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan EKG pada sindroma coroner akut
1. Patofisiologi aterosklerosis
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akanmengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar,akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin danberkelok-kelok saat memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
2.1. Sindroma coroner akut adalah sekumpulan gejala klinis penyakit jantung coroner yang
disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arterisclerosis pembuluh arteri koroner
yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserid) yang makin
lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotellium) dari dinding
pembuluh. Dengan tersumbatnya arteri koroner, maka hal itu akan mengurangi atau
menghentikan aliran darah men-supply oksigen ke otot-otot jantung, sehingga mengganggu
kerja jantung sebagai pemompa darah. Dan bila sampai otot-otot jantung kekurangan supply
darah maka jantung akan melemah dan tidak dapat menyediakan darah ke seluruh tubuh.
Empat faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen jantung :
1. Frekuensi denyut jantung
2. Daya kontraksi
3. Massa otot
4. Tegangan dinding ventrikel
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dapat disebabkan :
1. Penyempitan arteri koroner (aterosklerosis), dimana merupakan penyebab tersering.
2. Penurunan aliran darah (cardiac output).
3. Peningkatan kebutuhan oksigen miokard
2.2. KlasifikasiA. Gagal jantung
Sindroma klinis kompleks yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah kesuluruh jaringan tubuh akibat adanya gangguan structural dan fungsional pada jantung.1. Gagal jantung akut
Serangan cepat atau adanya perubahan pada gejala-gejala dari gagal jantung yang berakibatdiperlukanya tindakan atau terapi secara urgent. Gambaran klinis khasnya adalah kongesti paru, penurunan cardiac output dan hipoperfusi jaringan.
2. Gagal jantung kronik Sindrom klinik yang kompleks yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau latihan, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.
B. Angina pectoris Rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium. Lokasinya biasanya di dada sedikit di kiri dengan perjalanan ke leher, rahang, bahu kiri, sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar.1. Angina pectoris stabil
Nyeri dada terasa agak berat tetapi berangsur turun kuantitas dan intensitasnya hingga kemudian menetap atau bahkan sampai akhirnya menghilang walaupun iskemia tetap ada.
2. Angina pectoris anstabil
Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan dimana angina cukup berat dan frekuensi cukup sering lebih dari 3 kali per hari atau pasien angina stabil yang serangan anginanya timbul lebih sering.
2.3. Etiologi A. Gagal jantung
1. Gagal jantung akut a. Peninggian afterload pada penderita hipertensi sistemik atau pada penderita
hipertensi pulmonal.b. Peninggian preload karena volume overload atau retensi airc. Gagal sirkulasi seperti pada keadaan high output states antara lain pada
infeksi, anemia.d. Ketidak patuhan minum obat-obatan gagal jantunge. Penyakit paru obstruktif atau penyakit organ lanjut terutama disfungsi renal
2. Gagal jantung kronika. Disfungsi miokard, endokard, pericardium, pembuluh darah besarb. Aritmiac. Kelainan katupd. Gangguan iramae. Infark miokardf. Hipertensig. Diabetes
B. Angina pectoris 1. Angina pectoris stabil2. Angina pectoris anstabil
2.4. A 2.5. Manifestasi klinis
A. Gagal jantung1. Gagal jantung akut2. Gagal jantung kronik
B. Angina pectoris 1. Angina pectoris stabil2. Angina pectoris anstabil
2.6. Diagnosis
a. Anamnesis
Diagnosis adanya suatu SKA harus ditegakkan secara cepat dan tepat dan didasarkan pada
tiga kriteria, yaitu gejala klinis nyeri dada spesifik, gambaran EKG (elektrokardiogram) dan
evaluasi biokimia dari enzim jantung. Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala kardinal
pasien SKA. Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada merupakan keluhan dari sebagian besar
pasien dengan SKA. Seorang dokter harus mampu mengenal nyeri dada angina dan mampu
membedakan dengan nyeri dada lainnya karena gejala ini merupakan penanda awal dalam
pengelolaan pasien SKA. Sifat nyeri dada yang spesifik angina sebagai berikut.
• Lokasi : substermal, retrostermal, dan prekordial
• Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa
diperas, dan dipelintir.
• Penjalaran ke : leher, lengan kiri, mandibula, gigi, punggung atau interskapula, dan dapat juga
ke lengan kanan.
• Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, dan lemas.
Berat ringannya nyeri bervariasi. Sulit untuk membedakan Angina Pektoris Tidak Stabil
/NSTEMI dan STEMI berdasarkan gejala semata-mata.
Presentasi klinis klasik SKA tanpa elevasi segmen ST berupa:
angina saat istirahat lebih dari 20 menit (angina at rest)
angina yang dialami pertama kali dan timbul saat aktivitas yang lebih ringan dari
aktivitas sehari-hari (new onset angina)
peningkatan intensitas, frekuensi dan durasi angina (angina kresendo)
angina pasca infark
Pada beberapa pasien dapat ditemukan tanda-tanda gagal ventrikel kiri akut. Gejala yang
tidak tipikal seperti rasa lelah yang tidak jelas, nafas pendek, rasa tidak nyaman di epigastrium
atau mual dan muntah dapat terjadi, terutama pada wanita, penderita diabetes dan pasien lanjut
usia. Kecurigaan harus lebih besar pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular multipel
dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan diagnosis atau bahkan sampai tidak
terdiagnosis/ under estimate .
b. Pemeriksaan Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk mengidentifikasi faktor pencetus dan kondisi lain
sebagai konsekuensi dari SKA. Keadaan disfungsi ventrikel kiri (hipotensi, ronki dan gallop S3)
menunjukkan prognosis yang buruk.
2.7.2.8. A
2.9. Prognosis Setelah diagnosis gagal jantung, ada banyak hal yang pasien dapat dan harus lakukan
untuk memperlambat perkembangan penyakit. Namun masih ada obatnya.
Data dari National Heart, Lung dan Darah Institute (NHLBI) menunjukkan bahwa
secara keseluruhan, hanya sekitar 20 persen dari wanita yang terdiagnosis gagal
jantung bertahan hidup lebih lama dari 8 sampai 12 tahun, dan laki-laki tarif lebih
buruk. Delapan puluh persen pria dan 70 persen perempuan di bawah 65 dengan
gagal jantung meninggal dalam waktu 8 tahun. pasien jantung Satu dari lima
kegagalan meninggal dalam waktu satu tahun diagnosis.
Gagal jantung pasien juga mati mendadak serangan jantung pada 6-9 kali lipat dari
populasi umum. Namun, prospek untuk pasien individu tergantung pada kesehatan
secara keseluruhan pasien, usia, tingkat keparahan dari penyakit, dan faktor risiko
lainnya.
2.10. Pencegahan A. Gagal jantung
1. Gagal jantung akut2. Gagal jantung kronik
a. Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, factor resiko jantung coroner
b. Pengobatan infark jantung segera di triasec. Pengobatan hipertensi yang agresifd. Koreksi kelainan kongenital serta penyakit jantung katup
Merubah gaya hidup
Tidak hanya mengkonsumsi ASA, penyakit jantung dan stroke dapat dicegah dengan
merubah gaya hidup. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan
penyakit jantung, yaitu:
1. Berhenti merokok sedini mungkin
Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi
menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk
melekat pada didndidng pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehinga membentuk plak.
Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari.
2. Berolahraga secara teratur
Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah
darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol
baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi
berat badan.
3. Perbaikan diet
Membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per hari. Tingkatkan asupan
makana tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan.
4. Hindari stres yang berlebihan
Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan naiknya
tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh
darah.
5. Hindari pola hidup tidak sehat
Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit diabetes, darah tinggi dan
kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit
jantung.