siswanto

14
Autisme Secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autisme Infantil . Selain Autisme juga dikenal istilah Schizophrenia yang juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri seperti: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri. Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan. Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala- gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya bisa melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai

Upload: moch-yoga-wibowo

Post on 24-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

siswato

TRANSCRIPT

Page 1: siswanto

Autisme

Secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi

pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan

interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak

biasa disebut dengan Autisme Infantil. Selain Autisme juga dikenal istilah

Schizophrenia yang juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik

diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri seperti: berbicara,

tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita

Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh

proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang

autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan. Gejala autisme infantil timbul

sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah

ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan

anaknya bisa melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1

tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap

mata.

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan

standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of

Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994

merumuskan kriteria diagnosis untuk Autisme Infantil yang isinya sama, yang

saat ini dipakai di seluruh dunia. Kriteria tersebut adalah : Harus ada sedikitnya 6

gejala dari (1), (2), dan (3) seperti di bawah ini, dengan minimal 2 gejala dari (1)

dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).

Page 2: siswanto

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.

Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :

o Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai :

kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak

gerik kurang tertuju

o Tidak bisa bermain dengan teman sebaya

o Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang

lain)

o Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang

timbal balik

2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.

Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

o Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.

Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal

o Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk

berkomunikasi

o Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang

o Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat

meniru

3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam

perilaku, minat, dan kegiatan.

Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

o Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat

khas dan berlebihan

o Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang

tidak ada gunanya

o Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang

o Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang

(1) interaksi sosial, (2) bicara dan berbahasa, dan (3) cara bermain yang monoton,

Page 3: siswanto

kurang variatif. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan

Disintegratif Masa Kanak. Namun kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada,

terutama pada autisme ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya

gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis yang ada, seperti

retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas. Autisme memiliki kemungkinan

untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada.

Berdasarkan kabar terakhir, di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil

disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, di

mana penyandang autisme ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhan

lebih besar.

Page 4: siswanto

Skizofrenia

Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang

dapat dialami manusia sejak  muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih

gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut  perubahan pada

segi fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka

prevalensinya  sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (lansia) (Dep.Kes.1992)

Ganguan skizofrenia berawal dengan keluhan halusinasi dan waham kejaran yang

khas seperti mendengar pikirannya sendiri diucapkan dengan nada keras, atau

mendengar dua orang atau lebih memperbincangkan diri si penderita sehingga ia

merasa menjadi orang ketiga. Dalam kasus ini sangat perlu dilakukan pemeriksaan

tinggkat kesadaran pasien (penderita), melalui pemeriksaan psikiatrik maupun

pemeriksaan lain yang diperlukan. Karena banyaknya gangguan paranoid pada

lanjut usia (lansia) maka banyak ahli beranggapan bahwa kondisi tersebut

termasuk dalam kondisi psikosis fungsional dan sering juga digolongkan menjadi

senile psikosis.

Parafrenia merupkan gangguan jiwa yang gawat yang pertama kali timbul pada

lanjut usia (lansia), (misalnya pada waktu menopause pada wanita). Gangguan ini

sering dianggap sebagai kondisi diantara Skizofrenia paranoid di satu pihak dan

gangguan depresif di pihak lain. Lebih sering terjadi pada wanita dengan

kepribadian pramorbidnya (keadaan sebelum sakit) dengan ciri-ciri paranoid

(curiga, bermusuhan) dan skizoid (aneh, bizar). Mereka biasanya tidak menikah

atau hidup perkawinan dan sexual yang kurang bahagia, jika punya sedikit itupun

sulit mengasuhnya sehingga anaknyapun tak bahagia dan biasanya secara khronik

terdapat gangguan pendengaran. Umumnya banyak terjadi pada wanita dari kelas

sosial rendah atau lebih rendah.

Page 5: siswanto

Gangguan skizofrenia sebenarnya dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

Skizofrenia paranoid (curiga, bermusuhan, garang dsb)

Skizofrenia katatonik (seperti patung, tidak mau makan, tidak mau minum,

dsb)

Skizofrenia hebefrenik (seperti anak kecil, merengek-rengek, minta-minta,

dsb)

Skizofrenia simplek (seperti gelandangan, jalan terus, kluyuran)

Skizofrenia Latent (autustik, seperti gembel)

Pada umumya, gangguan skizof renia yang terjadi pada lansia adalah skizofrenia

paranoid, simplek dan latent. Sulitnya dalam pelayanan keluarga, para lansia

dengan gangguan kejiwaan tersebut menjadi kurang terurus karena perangainya

dan tingkahlakunya yang tidak menyenangkan orang lain, seperti curiga

berlebihan, galak, bersikap bermusuhan, dan kadang-kadang baik pria maupun

wanita perilaku seksualnya sangat menonjol walaupun  dalam bentuk perkataan

yang konotasinya jorok dan porno (walaupun tidak selalu).

Gangguan Jiwa Afektif

Gangguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya

gangguan emosi (afektif) sehingga segala perilaku diwarnai oleh ketergangguan

keadan emosi. Gangguan afektif ini antara lain:

Gangguan Afektif tipe Depresif

Gangguan ini terjadi relatif cepat dalam beberapa bulan. Faktor penyebabnya

dapat disebabkan oleh kehilangan atau kematian pasangan hidup atau seseorang

yang sangat dekat atau oleh sebab penyakit fisik yang berat atau lama mengalami

penderitaan.

Gangguan ini paling banyak dijumpai pada usia pertengahan, pada umur 40 – 50

tahun dan kondisinya makin buruk pada lanjut usia (lansia). Pada usia

perttangahan tersebut prosentase wanita lebih banyak dari laki-laki, akan tetapi

Page 6: siswanto

diatas umur 60 tahun keadaan menjadi seimbang. Pada wanita mungkin ada

kaitannya dengan masa menopause, yang berarti fungsi seksual mengalami

penurunan karena sudah tidak produktif lagi, walaupun sebenarnya tidak harus

begitu, karena kebutuhan biologis sebenarnya selama orang masih sehat dan

masih memerlukan tidak ada salahnya bila dijalankan terus secara wajar dan

teratur tanpa menggangu kesehatannya.

Gejala gangguan afektif tipe depresif adalah sedih, sukar tidur, sulit

berkonsentrasi, merasa dirinya tak berharga, bosan hidup dan kadang-kadang 

ingin bunuh diri. Beberapa pandangan menganggap bahwa terdapat 2 jenis depresi

yaitu Depresi tipe Neurotik dan Psikotik. Pada tipe neurotik kesadaran pasien

tetap baik, namun memiliki dorongan yang kuat untuk sedih dan tersisih. Pada

depresi psikotik, kesadarannya terganggu sehingga kemampuan uji realitas

(reality testing ability) ikut terganggu dan berakibat bahwa kadang-kadang pasien

tidak dapat mengenali orang, tempat, maupun waktu atau menjadi seseorang yang

tak tahu malu, tak ada rasa takut, dsb.

Gangguan Afektif tipe Manik

Gangguan ini sering timbul secara bergantian pada pasien yang mengalami

gangguan afektif tipe depresi sehingga terjadi suatu siklus yang disebut gangguan

afektif tipe Manik Depresif. Dalam keadaan Manik, pasien menunjukkan keadaan

gembira yang tinggi, cenderung berlebihan sehingga mendorong pasien berbuat

sesuatu yang melampaui batas kemampuannya, pembicaraan menjadi tidak sopan

dan membuat orang lain menjadi tidak enak. Kondisi ini lebih jarang terjadi dari

pada tipe depresi. Kondisi semacam ini kadang-kadang silih berganti, suatu ketika

pasien menjadi eforia, aktif, riang gembira, pidato berapi-api, marah-marah,

namun tak lama kemudia menjadi sedih, murung, menangis tersedu-sedu yang

sulit dimengerti.

Neurosis

Gangguan neurosis dialami sekitar 10-20% kelompok lanjut usia (lansia). Sering

sukar untuk mengenali gangguan ini pada lanjut usia (lansia) karena disangka

Page 7: siswanto

sebagai gejala ketuaan. Hampir separuhnya merupakan gangguan yang ada sejak

masa mudanya, sedangkan separuhnya lagi adalah gangguan yang didapatkannya

pada masa memasuki lanjut usia (lansia). Gangguan neurosis pada lanjut usia

(lansia) berhubungan erat dengan masalah psikososial dalam memasuki tahap

lanjut usia (lansia). 

Gangguan ini ditandai oleh kecemasan sebagai gejala utama dengan daya tilikan

(insight) serta daya menilai realitasnya yang baik. Kepribadiannya tetap utuh,

secara kualitas perilaku orang neurosis tetap baik, namun secara kuantitas

perilakunya menjadi irrasional. Sebagai contoh : mandi adalah hal yang biasa

dilakukan oleh orang normal sehari 2 kali, namun bagi orang neurosis obsesive

untuk mandi, ia akan mandi berkali-kali dalam satu hari  dengan alasan tidak

puas-puas untuk mandi.

Secara umum gangguan neurosis dapat dikategorikan sebagai berikut:

Neurosis cemas dan panik

Neurosis obsesif kompulsif

Neurosis fobik

Neurosis histerik (konversi)

Gangguan somatoform

Hipokondriasis. Pasien dengan keadaan ini sering mengeluh bahwa dirinya

sakit, serta tidak dapat diobati. Keluhannya sering menyangkut alat tubuh

seperti alat pencernaan, jantung dan pembuluh darah, alat kemih/kelamin,

dan lainnya. Pada lansia yang menderita hipokondriasis penyakit yang

menjadi keluhannya sering berganti-ganti, bila satu keluhannya diobati

yang mungkin segera hilang, ia mengeluh sakit yang lain. Kondisi ini jika

dituruti terus maka ia akan terus-menerus minta diperiksa dokter; belum

habis obat untuk penyakit yang satu sudah minta diperiksa dokter untuk

penyakit yang lain.

Mekanisme pertahanan

Page 8: siswanto

Setiap manusia sebenarnya memiliki suatu mekanisme pertahanan tubuh. Depresi

muncul apabila tubuh dan kepribadian seseorang tak dapat lagi menghadapi

tekanan hidup yang dialaminya. Dalam situasi demikian, energi akan habis

sehingga seseorang tak lagi memiliki stamina untuk menghadapinya. Dengan kata

lain, penderita depresi adalah orang yang sudah tak sanggup lagi menerima

kesulitan yang menimpanya.

Depresi merupakan suatu kelainan jiwa yang bisa dialami siapa saja. Biasanya

orang yang dilanda depresi menghadapi lebih dari satu kesulitan. Namun

tingkatan depresi pada setiap penderita tidaklah sama.

Data dari berbagai penelitian epidemiologi psikiatri menunjukkan: sekitar 5

persen penduduk Indonesia pernah mengalami depresi pada suatu masa tertentu

(point prevalence). Dan, sekitar 25 persen dari penduduk Indonesia pernah

mengalami depresi semasa hidupnya (life-time prevalence).

Gambaran utama dari keadaan depresi adalah perasaan murung, yang bisa menjadi

perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat dan gairah dalam keseharian.

Bila keadaan tersebut sudah disertai dengan gangguan fungsional seperti

gangguan tidur, gangguan makan, terhambatnya aktivitas sehari-hari, disebut

sebagai sindrom depresi.

Sindrom depresi merupakan bagian dari gangguan jiwa tertentu yang tergolong

dalam depressive disorder (gangguan depresi). Pada taraf yang sudah parah

dibutuhkan penanganan khusus dari ahli jiwa.

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia

(PPDGJ) Departemen Kesehatan, kriteria diagnosis untuk sindrom depresi adalah

selama paling sedikit 2 minggu merasa sulit berkonsentrasi, harga diri dan percaya

diri menurun, merasa tak berguna, pandangan suram dan pesi-mistis terhadap

masa depan, menciderai diri, bahkan ingin bunuh diri.

REFLEKTIF JOURNAL

Page 9: siswanto

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Praktek Klinik

Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

WIWIK WIDIASTUTIK

NIM. 1.1.20393

PRODI KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2005