sholat tahiyatul masjid
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 sholat tahiyatul masjid
1/3
sholat tahiyatul masjid
Aula, ruang basement, atau ruang-ruang lain di kantor bukanlah masjid, akan
tetapi, tempat tersebut adalah sebuah ruangan yang dijadikan sarana untukmendirikan shalat sewaktu-waktu, sebagaimana umumnya yang
sering terjadi di gedung-gedung perkantoran, dengan demikian, kita tidak
bisa memperlakukan ruangan atau tempat tersebut sebagaimana layaknya masjid.
Untuk itu, disarankan kepada kita semua, untuk melaksanakan shalat fardhu di
masjid-masjid, karena masjid merupakan Baitullah, dan masjid-masjid dibangun
agar manusia memakmurkannya dengan mengerjakan shalat dan berdzikir kepadaAllah, membaca Al-Qur'an dan taqqarub kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Shalat seseorang (di masjid dengan berjama'ah) itu dilebihkandengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakannya di rumah dan di pasar,
sesungguhnya salah seorang diantara kalian jika berwudlu kemudianmenyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain
kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun
kecuali Allah akan mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu
kesalahan hingga ia masuk masjid..." [Muttafaqun 'laih, Lu'lu wal Marjan,yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim 1/131 no. 387][1]
Perlu juga kita ketahui, bahwa orang yang menziarahi masjid berada dalamperlindungan dan rahmat dari Allah, selagi tetap dalam duduk dan menjaga
ada-adabnya dengan menghadapkan hati kepada Allah semata, dan salah satuadab terhadap masjid ialah ; orang yang masuk masjid di sunnahkan untukmelaksanakan shalat 'Tahiyyatul Masjid' (penghormatan terhadap masjid)
seperti yang ditanyakan di atas.
Penjelasan hukum dan keutamaan shalat Tahiyyatul Masjid akan saya salinkan
dari kitab Shalatut Tathawwu' Mafhumun, wa Fadhailun, wa Aqsamun, wa
Anwa'un, wa Adabun fi Dhauil Kitabus was Sunnah, edisi Indonesia Kumpulan
Shalat Sunnah dan Keutamaannya oleh Dr Said bin Ali bin Wahf Al-Qathani.
SHALAT TAHIYYATUL MASJID
Hukumnya sunnah muakkad bagi orang yang masuk masjid kapan saja, menurutpendapat yang benar. Dasarnya adalah hadits Qatadah Radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.
"Artinya : Apabila salah seorang di antaranu masuk masjid, hendaknya ia
melakukan ruku' (shalat) dua rakaat sebelum duduk"
Dalam lafazh lain disebutkan : "Aapabila salah seorang di antara kalian
-
8/3/2019 sholat tahiyatul masjid
2/3
masuk masjid, janganlah ia duduk sebelum shalat dua rakaat" [2] Demikian
juga bedasarkan hadits Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ;anhu bahwa ia
bercerita.
"Artinya : Nabi pernah berhutang kepadaku. Lalu beliau membayarkan hutang
tersebut, dan memberikan tambahan. Aku menemui beliau di masjid. Lalu beliaubersabda : 'Shalatlah dua raka'at" [Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab
Shalatul Musafirin, bab : Dianjurkan Tahiyatul Masjid no. 715]
Masih dari Jabir bin Abdullah diriwayatkan, bahwa ada seseorang bernama
Sulaik Al-Ghathfani pada hari Jum'at datang ke masjid, dan kala itu
Rasulullah sedang berkhhutbah. Ia langsung duduk. Maka Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya : 'Hai Sulaik, bangun danshalatlah dua ra'kaat dan perpendeklah kedua raka'at itu'. Kemudian beliau
bersabda.
"Artinya : Apabila salah seorang di antaramu datang di hari Jum'at sementaraimam sedang berkhutbah, hendaknya ia shalat dua raka'at, dan hendaknya ia
memeperingkas kedua rakaat itu" [3]
Perintah untuk melaksanakan shalat Tahiyyaul Masjid memberikan pelajaran
tentang hakikat wajibnya melakukan tahiyyat (penghormatan) terhadap masjid
dengan melakukan shalat tahiyyat, dan larangan di situ juga menunjukkandiharamkannya meninggalkan shalat tersebut. Namun para ulama berbeda
pendapat tentang apakah hal itu wajib atau hanya disunnahkan. Yang benar
bahwa hukumnya adalah sunnah muakkad. Itulah pendapat mayoritas ulama. ImamAn-Nawawi rahimahullah menjelaskan : 'Hadits itu mengandung anjuran untuk
shalat Tahiyyatul Masjid dua raka'at dan hukumnya adalah sunnah berdasarkan
ijma' kaum muslimin. Hadits itu juga mengandung anjuran untuk melakukanshalat Tahiyyatul Masjid itu disegala waktu. [Lihat Syarah Muslim oleh
An-Nawawi V:233, Lihat Juga Nailul Authar oleh ASy-syaukani : 260
]----------
Foote Note
[1] Disalin dari buku Shalat Jama'ah, Panduan Hukum, Adab..
[2] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Diriwayatkan oleh Al-Bukharidalam kitab Ash-Shalah, bab : Apabila Masuk Masjid Hendaknya Shalat Dua
Ra'kaat, dengan no. 444, juga dalam kitab At-Tahajjud, bab : Riwayat Tentang
Shalat Sunnah Dua-Dua Raka'at, dengan no 1163. Diriwayatkan oleh Muslimdalam kitab Shalatul Musafirin, bab : Dianjurkan Tahiyyatil Masjid Dua
Raka'at dan Dimakruhkan Duduk Sebelum Shalat dan Shalat itu Disyaratkan di
disyariatkan dalam segala waktu, no. 714[3] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dalam kitab Al-Jumu'ah, bab : Orang yang Datang ke Masjid Imam Sedang
Berkhutbah, Hendaknya Ia Shalat Du Raka'at, no 839, 931 dalam kitab
At-Tahaajjud, bab : Riwayat Tentang Shalat Sunnah Dua-Dua Raka'at, no. 1166.
-
8/3/2019 sholat tahiyatul masjid
3/3
Diriwayatkan juga oleh Muslim dengan lafazhnya dalam kitab Al-Jumu'ah, bab
Tahiyyat Ketika Imam Sedang Berkhutbah no. 59 (875).
[Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaannya, hal 149-151 Darul Haq]