shalat berjamaah

Upload: nedya-bellinawatii

Post on 02-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manfaat shalat berjamaah

TRANSCRIPT

BAB IIISI2.1 Pengertian Shalat Berjamaah

Salat merupakan ibadah yang terdiri dari atas ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, seorang menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Shalat jama'ah dapat dilakukan paling sedikit oleh dua orang dan dapat dilaksanakan di rumah, surau, masjid atau tempat layak lainnya. Tempat yang paling utama untuk mengerjakan shalat fardhu adalah di masjid, demikian juga shalat jama'ah. Makin banyak jumlah jama'ahnya makin utama dibandingkan dengan shalat jama'ah yang sedikit pesertanya.2.2 Fadhilah (Keutamaan) Shalat Berjamaah1. Mendapat naungan Allah SWT pada hari kiamat Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka pada suatu hari (kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; (diantaranya) Seorang penguasa yang adil, pemuda yang dibesarkan dalam ketaatan kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. (Muttafaqun alaihi)2. Mendapat balasan seperti haji

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk shalat lima waktu (secara berjamaah di masjid), maka pahalanya seperti pahala orang berhaji yang memakai kain ihram. (HR. Abu Dawud no. 554, dan di hasankan oleh Asy Syaikh Al Albani)3. Dihapus dosa-dosanya dan diangkat beberapa derajat

Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian berjalan ke salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan, maka kedua langkahnya salah satunya akan menghapus dosa dan langkah yang lainnya akan mengangkat derajat. (HR. Muslim no. 1553)

4. Disediakan baginya Al-Jannah

Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalanannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur. (HR. Muslim no. 662)

Barangsiapa menuju masjid pada waktu pagi hari atau sore hari maka Allah akan memberikan jamuan hidangan baginya di surga pada setiap pagi dan sore. (HR. Al-Bukhari no. 148 dan Muslim no. 669)5. Mendapat dua puluh lima/dua puluh tujuh derajat lebih tinggi daripada shalat sendirian

Shalat seorang laki-laki dengan berjamaah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjamaah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendoakannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat. (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)"Salat berjama'ah itu lebih utama dari pada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)6. Terbebas dari pengaruh/penguasaan setanRasulullah SAW bersabda: "Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana salat berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan. Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan salat berjama'ah sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya." (HR. Abu Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA)7. Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamatRasulullah SAW bersabda: "Berikanlah kabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat." (HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).8. Mendapatkan balasan yang berlipat ganda

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang salat Isya dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan salat setengah malam, dan barangsiapa yang mengerjakan salat shubuh berjama'ah maka seolah-olah ia mengerjakan salat semalam penuh. (HR. Muslim dan Turmudzi dari Utsman RA).2.3 Gerakan-Gerakan Shalat Berjamaah1. Berdiri

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau sunnah berdiri karena memenuhi perintah Allah dalam QS. Al Baqarah : 238. Apabila bepergian, beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraannya. Beliau mengajarkan kepada umatnya agar melakukan sholat khauf dengan berjalan kaki atau berkendaraan.

Peliharalah semua sholat dan sholat wustha dan berdirilah dengan tenang karena Allah. Jika kamu dalam ketakutan, sholatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah kepada Allah dengan cara yang telah diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tidak mengetahui (cara tersebut). (QS. Al Baqarah : 238).2. Menghadap Kabah

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu atau sholat sunnah, beliau menghadap Kabah. Beliau memerintahkan berbuat demikian sebagaimana sabdanya kepada orang yang sholatnya salah :

Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhumu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah. (HR. Bukhari, Muslim dan Siraj)

3. Menghadap Sutrah

Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) dalam sholat menjadi keharusan imam dan orang yang sholat sendirian, sekalipun di masjid besar, demikian pendapat Ibnu Hani dalam Kitab Masail, dari Imam Ahmad.Beliau mengatakan, Pada suatu hari saya sholat tanpa memasang sutrah di depan saya, padahal saya melakukan sholat di dalam masjid kami, Imam Ahmad melihat kejadian ini, lalu berkata kepada saya, Pasanglah sesuatu sebagai sutrahmu! Kemudian aku memasang orang untuk menjadi sutrah. Syaikh Al Albani mengatakan, Kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad bahwa orang yang sholat di masjid besar atau masjid kecil tetap berkewajiban memasang sutrah di depannya.Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Janganlah kamu sholat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di depanmu, bunuhlah dia karena dia ditemani oleh setan.(HR. Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang jayyid (baik)).

4. Niat

Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Taala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya (HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa, hadits no. 22).5. Takbiratul Ihrom

Nabi shallallahu alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar di awal sholat dan beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu:

Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu dan melakukan wudhu sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar.(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).

6. Mengangkat kedua tangan

Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu ketika bertakbir dengan merapatkan jari-jemari tangannya, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang bahu jika hendak memulai sholat, setiap kali bertakbir untuk ruku dan setiap kali bangkit dari rukunya. (Muttafaqun alaihi).

Atau mengangkat kedua tangannya setentang telinga, berdasarkan hadits riwayat Malik bin Al-Huwairits radhiyyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (didalam sholat).(HR. Muslim).

7. Bersedekap

Kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap). Beliau bersabda:

Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan sholat.(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya dengan sanad shahih).

Menyedekapkan tangan di dada adalah perbuatan yang benar menurut sunnah berdasarkan hadits : Beliau meletakkan kedua tangannya di atas dadanya. (Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Ahmad dari Wail bin Hujur).

8. Memandang tempat sujud

Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat). (HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

9. Membaca doa iftitah

10. Membaca Al-Fatihah

Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam (yang artinya): Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Al-Fatihah maka sholatnya buntung, sholatnya buntung, sholatnya buntungtidak sempurna (Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim dan Abu Awwanah).

Jelas bagi kita kalau sedang sholat sendirian (munfarid) maka wajib untuk membaca Al-Fatihah, begitu pun pada sholat jamaah ketika imam membacanya secara sirr (tidak diperdengarkan) yakni pada sholat Dhuhur, Ashr, satu rokaat terakhir sholat Mahgrib dan dua rokaat terakhir sholat Isyak, maka para makmum wajib membaca surat Al-Fatihah tersebut secara sendiri-sendiri secara sirr (tidak dikeraskan).

11. Membaca Amin

Hukum bagi Imam :

Membaca amin disunnahkan bagi imam sholat. Dari Abu hurairah, dia berkata: Dulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca amin. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ad-Daraquthni dan Ibnu Majah, oleh Al-Albani dalam Al-Silsilah Al-Shahihah dikatakan sebagai hadits yang berkualitas shahih)

Bila Nabi selesai membaca Al-Fatihah (dalam sholat), beliau mengucapkan amiin dengan suara keras dan panjang. (Hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)

Hukum bagi makmum :

Dalam hal ini ada beberapa petunjuk dari Nabi (Hadits), atsar para shahabat dan perkataan para ulama. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata: Jika imam membaca amiin maka hendaklah kalian juga membaca amiin. Hal ini mengisyaratkan bahwa membaca amiin itu hukumnya wajib bagi makmum. Pendapat ini dipertegas oleh Asy-Syaukani. Namun hukum wajib itu tidak mutlak harus dilakukan oleh makmum. Mereka baru diwajibkan membaca amiin ketika imam juga membacanya. Adapun bagi imam dan orang yang sholat sendiri, maka hukumnya hanya sunnah. (lihat Nailul Authaar, II/262).

Bila imam selesai membaca ghoiril maghdhuubi alaihim waladhdhooolliin, ucapkanlah amiin [karena malaikat juga mengucapkan amiin dan imam pun mengucapkan amiin]. Dalam riwayat lain: (apabila imam mengucapkan amiin, hendaklah kalian mengucapkan amiin) barangsiapa ucapan aminnya bersamaan dengan malaikat, (dalam riwayat lain disebutkan: bila seseorang diantara kamu mengucapkan amin dalam sholat bersamaan dengan malaikat dilangit mengucapkannya), dosa-dosanya masa lalu diampuni. (Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa-i dan Ad-Darimi)

12. Membaca surat setelah Al Fatihah

Membaca surat Al Qur-an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya.

13. Ruku

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai). Berdasarkan beberapa hadits, salah satunya adalah: Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku.. Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari, Muslim dan Malik)

14. Itidal dari Ruku

Setelah ruku dengan sempurna dan selesai membaca doa, maka kemudian bangkit dari ruku (itidal). Waktu bangkit tersebut membaca SAMIALLAAHU LIMAN HAMIDAH disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom. Hal ini berdasarkan keterangan beberapa hadits, diantaranya : Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentag kedua pundaknya, hal itu dilakukan ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit ) dari ruku sambil mengucapkan SAMIALLAAHU LIMAN HAMIDAH (Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Malik).

15. Sujud

16. Duduk di antara dua sujud

17. Duduk tasyahud awal dan tasyahud akhir

18. Salam

2.4 Adab-Adab Menjadi Imam

1. Menimbang diri, apakah dirinya layak menjadi imam untuk jamaah atau ada yang lebih afdhal darinya.2. Seseorang yang menjadi imam harus mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan shalat, dari bacaan shalat yang sahih, hukum-hukum sujud yang sahwi dan seterusnya.

3. Mentakhfif shalat.

Yaitu mempersingkat shalat demi menjaga keadaan jamaah untuk memudahkannya. Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kalau salah seorang di antara kalian mengimami jamaah, hendaknya ia melakukannya dengan ringkas, karena di antara jamaah itu ada anak kecil, orang tua, orang lemah dan orang sakit (orang yang mempunyai kebutuhan). Tetapi kalau ia mau shalat sendiri silakan ia shalat sekehendak hatinya.4. Kewajiban imam untuk meluruskan dan merapatkan shaf.

Ketika shaf dilihatnya telah lurus dan rapat, barulah seorang imam bertakbir sebagaimana Nabi mengerjakannya.

5. Meletakkan orang-orang yang baligh dan telah berilmu di belakang imam.

Rasulullah bersabda, Hendaklah yang mengiringiku orang-orang yang telah baligh dan berakal, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka dan janganlah kalian berselisih, niscaya berselisih juga hati kalian dan jauhilah oleh kalian suara riuh di pasar.6. Menasihati jamaah, agar tidak mendahului imam dalam ruku atau sujudnya, karena (seorang) imam dijadikan untuk ditaati.

7. Dianjurkan bagi imam, ketika dia ruku agar memanjangkan sedikit rukunya, manakala ada yang terasa masuk (sebagai masbuk) sehingga yang masuk itu dapat memperoleh satu rakaat selagi tidak memberatkan makmum. Karena kehormatan orang-orang yang makmum lebih mulia dari kehormatan yang masuk tersebut.8. Menghadap ke arah makmum seusai salam

Dasarnya adalah hadits Samurah bin Jundub radhiyallahu anhu yang menceritakan: Dahulu apabila Rasulullah selesai melaksanakan shalat, beliau menghadap ke arah kami. Artinya, apabila beliau selesai shalat dan salam, beliau menghadap ke arah makmum. Karena posisi imam yang membelakangi makmum adalah karena posisinya sebagai imam. Kalau sudah selesai shalat, hak untuk membelakangi makmum itu sudah tidak ada lagi. Maka dengan menghadap ke arah makmum pada saat itu, akan tertepislah kesombongan dan sikap takabur di hadapan makmum.

9. Imam tidak boleh mengkhususkan doa baginya, lalu diamini oleh para makmum sekalian.

Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah secara marfu (bahwa Nabi shallallahu alaihi wassalam bersabda): Dan tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir untuk mengimami sekelompok orang tanpa izin mereka. Dan janganlah ia mengkhususkan doa untuk dirinya sendiri tanpa melibatkan orang lainKalau ia melakukan hal itu juga, berarti ia telah berkhianat kepada mereka.10. Imam tidak boleh shalat di tempat yang terlalu tinggi dibandingan dengan tempat makmum kecuali kalau ada sebagian shaf bersama imam, bila demikian tidak menjadi masalah. Adapun makmum, tidak dilarang kalau berada di tempat yang lebih tinggi dari tempat imam.2.5 Hikmah Shalat Berjamaah

1. Mendapatkan pahala/kebaikan dari Allah SWT 27 derajat lebih tinggi daripada shalat sendiri (satu derajat jaraknya antara langit dengan bumi). 2. Shalat malam berjamaah di masjid pahalanya sangat besar sekali sehingga apabila manusia tahu maka mereka akan rela pergi ke masjid walaupun harus merangkak/merayap. 3. Bisa berkomunikasi dan silaturahim dengan tetangga yang sesama muslim, bertanya tentang keadaan, dsb. Memberi senyum, jabat tangan dan salam saja sudah besar pahalanya. 4. Bisa shalat di awal waktu sehingga kita tidak akan takut lupa shalat atau kelewatan, karena kebiasaan kita yang suka menunda-nunda waktu mengerjakan shalat wajib shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya. Hidup kita akan jauh lebih tenang karena hidup lebih teratur/disiplin tidak perlu ingat-ingat sudah shalat atau belum. 5. Kita bisa melatih kedisiplinan dan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan rutin shalat wajib berjamaah di masjid/mushola. Dengan menjadi pribadi yang disiplin dan takut atas azab Tuhannya maka hidup akan jauh menjadi berkualitas dan lebih baik dari orang lain yang tidak melakukannya. 6. Bagi para pemimpin, ia akan semakin dekat dengan yang dipimpinnya, karena bisa bertukar pikir (sharing) secara santai.2.6 Cara-Cara Masbuk

Jumhur ulama berpandangan bahwa masbuk yang mengikuti imam yang sudah pada posisi rukuk dan si masbuk tadi dapat melakukan rukuk bersama imam secara tuma'ninah, maka ia mendapatkan satu rakaat. Hal itu didasarkan pada sejumlah dalil, di antaranya sabda Nabi saw yang berbunyi, "Jika kalian mendatangi shalat sementara kami dalam posisi sujud, langsunglah bersujud tanpa menghitungnya (sebagai satu rakaat). Sementara, siapa yang mendapati kondisi rukuk, ia mendapatkan satu rakaat shalat." Hadits ini menurut Ibnu Huzaymah sahih. Hadits tersebut diperkuat oleh hadits dalam riwayat Imam Ahmad bahwa siapa yang mendapatkan rukuk, ia mendapatkan satu rakaat.2.7 Cara-Cara Shalat BerjamaahA. Makmum1. Makmum yang hanya seorang saja supaya berdiri di sebelah kanan imamnya, sedang apabila dua orang atau lebih supaya di belakang imam. Hal ini berdasar pada hadis nabi: Jabir ibn Abdullah berkata, "Pada suatu ketika Nabi SAW shalat Maghrib, saya datang lalu berdiri di sebelah kirinya, maka beliau mencegah aku dan menjadikan aku di sebelah kanannya; kemudian datang temanku, maka kami berbaris di belakangnya.2. Makmum hendaknya meluruskan barisan serta merapatkan diri.3. Penuhi shaf yang pertama terlebih dahulu baru shaf berikutnya dan isi shaf yang terluang.4. Shaf untuk wanita letaknya di belakang shaf kaum pria.5. Makmum mengikuti imamKemudian apabila imam telah bertakbir, maka bertakbirlah kamu, dan janganlah bertakbir hingga imam selesai dari takbirnya. Begitu juga dalam segala pekerjaan shalat dan jangan sekali-kali mendahului imam.Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, Sungguh imam itu diangkat untuk diikuti. Oleh karenanya apabila ia bertakbir, maka takbirlah kamu dan janganlah kamu bertakbir hingga ia bertakbir. Dan apabila ia telah ruku, maka rukulah kamu, dan jangan kamu ruku hingga ia ruku. Dan apabila ia telah bersujud, maka bersujudlah kamu, dan janganlah kamu bersujud sehingga ia bersujud.6. Makmum memperhatikan bacaan imam

Hendaklah kamu memperhatikan dengan tenang bacaan imam apabila keras bacaannya, maka janganlah kamu membaca sesuatu selain surat Fatihah.Rasulullah saw bersabda, Tidak sah shalatnya orang yang tidak membaca permulaan Kitab (Fatihah)..7. Membaca AMIN dengan nyaringApabila Imam telah membaca Waladhdha-lli-n maka bacalah a-mi-n dengan nyaring. Hal ini berdasar pada hadis dari Abu Hurairah:Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Apabila Imam telah membaca ghoiril maghdhu-bi alaihim waladh dha-lli-n maka bacalah a-mi-n. Sesungguhnya Malaikat membaca a-mi-n bersama-sama dengan imam membaca a-min-n. Barang siapa membaca a-mi-n bersamaan dengan bacaan malaikat, niscaya dia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.B. Imam1. Imam jangan panjang-panjang bacaannyaSeorang imam jangan panjang-panjang bacaannya. Anas ibn Malik berkata, Adalah Muadz ibn jabal mengimami kaumnya, dimana si Haram yang bermaksud hendak menyiram pohon kurmanya, lebih dahulu masuk masjid bersama-sama kaumnya. Setelah ia melihat Muadz memanjangkan bacaannya, maka iapun mempercepat shalatnya dan mendatangi pohon kurmanya untuk menyiramnya. Setelah Muadz selesai mengerjakan shalatnya, halnya si Haram itu disampaikan kepadanya. Maka Muadzpun berkata bahwa ia seorang munafik Adakah ia mempercepat shalat hanya karena akan menyiram pohon kurmanya?. Anas melanjutkan, Maka si Harampun menghadap Nabi saw dan ketika itu Muadzpun berada di dekat Nabi. Maka Haram berkata, Wahai Nabi Allah, aku bermaksud hendak menyiram pohon kurmaku, maka aku masuk masjid untuk shalat berjamaah. Setelah kujumpai Muadz yang menjadi imam memanjangkan bacaan Qurannya, aku lalu mempercepat shalatku dan setelah selesai aku menengok pohon kurmaku untuk menyiramnya. Tiba-tiba Muadz itu menuduh aku seorang munafik. Maka Nabi lalu memandang kepada Muadz seraya sabdanya, Adakah engkau menjadi tukang fitnah? Adakah engkau menjadi tukang fitnah? Janganlah kamu perpanjang membaca surat Quran di waktu menjadi imam orang banyak. Bacalah surat Sabbihisma rabbikal ala- dan Wasy syamsi Wadhuha-ha- atau surat yang sesamanya. Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal dalam kitab Musnadnya, bab Baqiy Musnad al-Muksirin, no. 11799 dengan sanad hadis berkualitas sahih.

2. Rasulullah ketika menjadi imam pernah membaca basmalah secara keras, tetapi pernah juga membacanya secara lirih (cukup dalam hati). Sehingga bagi imam, boleh membaca bacaan bismilla-hirrahma-nirrahi-m dengan keras, tetapi boleh juga membacanya secara lirih (dalam hati)

3. Dan hendaklah Imam mengeraskan bacaan takbir intiqal (berpindah dari rukun ke rukun lain), agar orang yang shalat di belakangnya dapat mendengar. Apabila dipandang perlu, orang lain dapat menjadi muballigh (penyambung takbir Imam agar sampai kepada makmum). Hal ini berdasar kepada hadis: Said ibn al-Haris berkata, Abu Said bershalat menjadi imam kita, maka membaca takbir dengan nyaring tatkala mengangkat kepalanya bangun dari sujud, ketika akan sujud, ketika bangun, dan ketika berdiri dari dua rakaat. Selanjutnya dikatakan, Demikianlah aku melihat Rasulullah saw.

4. Imam mengeraskan bacaan A-mi-n. Atha berkata, A-mi-n adalah doa. Ibn Zubair membaca A-mi-n bersama-sama dengan orang yang ada di belakangnya sehingga masjid itu menjadi bergemuruh suaranya.Ini bukanlah hadis, melainkan hanya atsar sahabat, dan dinukilkan oleh al-Bukhariy dalam kitab Sahih al-Bukhariy, Kitab al-Adzan, sebagai pembuka bab Imam mengeraskan bacaan A-mi-n. Dalam penukilannya, Bukhari tidak menyertakan sanad kecuali hanya menyebutkan Atha saja. Dengan demikian, atsar ini tidak dapat dipertanggung jawabkan kesahihannya, dan termasuk dalam sanad yang daif. Secara berdiri sendiri, atsar ini tidak dapat dijadikan hujjah. Akan tetapi mengingat hadis nabi dari Abu Hurairah yang dijadikan dalil utama di atas berkualitas sahih, maka kedaifan atsar Ibn Zubair ini tidak berpengaruh terhadap hujjah yang telah diambil.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, seorang menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Shalat jama'ah dapat dilakukan paling sedikit oleh dua orang dan dapat dilaksanakan di rumah, surau, masjid atau tempat layak lainnya. Pada dasarnya gerakan shalat berjamaah sama dengan shalat munfarid hanya saja pada shalat berjamaah terdapat imam dan makmum. Imam adalah orang yang pemimpin shalat dan makmum adalah orang yang mengikuti shalat. Banyak hikmah dan fadhilah dari shalat berjamaah. Salah satu di antaranya adalah orang yang melakukan shalat berjamaah akan mendapat banyak pahala dan ditinggikan derajatnya 27 kali dibandingkan orang yang shalat secara munfarid. Oleh karena itu, marilah lebih baik kita melakukan shalat berjamaah agar kita mendapat pahala yang banyak dari Allah SWT dan merasakan fadhilah shalat berjamaah. Amin Yaa Rabb (DAFTAR ISIAl-QuranAl hadits

http://10108602.blog.unikom.ac.id/cara-shalat.va/ Diakses pada Sabtu, 19 Mei 2012 pukul 20.00 WIB

http://adehumaidi.com/islam/tata-cara-makmum-masbuq/ Diakses pada Sabtu, 19 Mei 2012 pukul 19.30 WIB

http://fadhlihsan.wordpress.com/2011/06/20/adab-adab-imam-dalam-shalat/ Diakses pada Jumat, 18 Mei 2012 pukul 17.40 WIBhttps://kusdiyono.wordpress.com/tag/hikmah-shalat-jamaah/ Diakses pada Jumat, 18 Mei 2012 pukul 18.00 WIB

http://sholat.wordpress.com/. Diakses pada Jumat, 18 Mei 2012 pukul 17.00 WIB

http://sundagasik.com/refleksi/gerakan-gerakan-salat.html/ Diakses pada Sabtu, 19 Mei 2012 pukul 20.00 WIB

Page | 18