sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

25
TUGAS PRESENTASI SEJARAH PRESENTASI KERAJAAN BULELENG DAN KERAJAAN DINASTI WARMADEWA DI BALI KELOMPOK 10 ANGGOTA : 1.IFANE YULI FADHILA ( 10 ) 2.LAELA SAFITRI ( 13 ) 3.RISKA AMALIA ( 25 ) 4.SITI ANISAH ( 33 )

Upload: amalia-rizka

Post on 23-Jun-2015

22.157 views

Category:

Education


129 download

DESCRIPTION

sejarah kerajaan buleleng

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

TUGAS PRESENTASI SEJARAH

PRESENTASI KERAJAAN BULELENG DAN KERAJAAN DINASTI WARMADEWA DI

BALI

KELOMPOK 10 ANGGOTA :1.IFANE YULI FADHILA ( 10 )2.LAELA SAFITRI ( 13 )3.RISKA AMALIA ( 25 )4.SITI ANISAH ( 33 )

Page 2: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Kerajaan BulelengBuleleng, Den Bukit

1660-1950

Lambang

Ibukota Singaraja, Sukasada

Bahasa Bali

Agama Hindu

Pemerintahan Monarki

Sejarah (Akan dibahas)

- Didirikan 1660

- Dibubarkan 1950

Peta Kerajaan Buleleng

1. KERAJAAN BULELENG

Page 3: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

A. Pendahuluan / Definisi Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali bagian utara yang

beragama Hindu, yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.

B. BUKTI SEJARAH

Babad Buleleng tentang silsilah kerajaan Buleleng.

Page 4: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

3. Sejarah / Awal Berdiri

Hubungan gelap Dalem Sagening (raja Gelgel) Ni Luh Pasek (pembantu istana) Ki Barak

Ki Barak ketika lahir memiliki keajaiban fisik berupa tubuhnya berwarna merah darah.

Ki Barak diserahkan ke I Gusti Jelantik Bogol untuk menutupi aib raja yang kemudian Ki Barak dirubah namanya menjadi Gusti Gede Kepasekan.

1611M Ki Barak atau Gusti Gede Kepasekan dari Desa Panji “dibuang” ke Desa Den Bukit bersama ibunya Ni Luh Pasek, agar Dalem Sagening tidak khawatir Gusti Gede Kepasekan dapat menyaingi kewibawaan putra mahkota I Dewa Dimade.

Dalem Sagening khawatir bila keperkasaan Gusti Gede Kepasekan dapat menyaingi kewibawaan putra mahkota I Dewa Dimade

Maka

1616M Ki Barak berusia 17 tahun, ia berhasil membunuh penguasa Den Bukit yang bernama Pungakan Gendis.

Page 5: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Gusti Gede Kepasekan dinobatkan oleh rakyat Den Bukit menjadi raja dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti.

Wilayah kerajaan yang membentang dari Gilimanuk di ujung barat sampai ke Tianyar di ujung timur dan Menguwi di selatan kemudian dinamakan Buleleng.

4. Sistem PerekonomianBuleleng berada di tepi pantai sehingga menjadi pusat perdagangan

laut, tetapi ada juga pertanian.

5. Masa – Masa Kerajaan Buleleng a. Masa Kejayaan

I Gusti Anglurah Panji Sakti / Kiyai Anglurah Panji Sakti adalah sosok raja

dengan pribadi yang berjiwa patriotik, anti hegemony asing, anti imperialisme dan anti monopoli. Kiprahnya dalam memimpin rakyat Buleleng mewujudkan alam demokrasi dan keberanian mengemukakan pendapat bagi rakyat. Ini merupakan masa kejayaan Kerajaan Buleleng. Namun putra- putranya memiliki pandangan saling berbeda sehingga mulai goyah.

Page 6: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

b. Dikuasai Mengwi dan Karangasem

Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali

merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem

1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana dengan nama Puri

Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang

berkuasa sampai 1821.

c. Perlawanan terhadap Belanda

Pada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat

perlawanan sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima

Perang I Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan

pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun

1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat

dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.

Page 7: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Peta perbentengan Belanda di Jagaraga, Sawan, Buleleng saat Belanda menyerang Bali tahun 1849

Gusti Ngurah Karangasem, raja Buleleng ke-12, dan 400 pengikutnya memilih tewas daripada menyerah saat perang di Benteng Jagaraga (1849).

Puputan adalah tradisi masyarakat di Bali, Indonesia yang berupa tindakan perlawanan bersenjata habis-habisan sampai mati demi kehormatan tanah air. Puputan berarti perang sampai mati, dan wajib berlaku untuk seluruh warga yang ada dari semua kasta sebagai bentuk perlawanan, termasuk mengorbankan jiwa dan raga sampai titik darah penghabisan. Puputan yang terkenal di Bali adalah Puputan Jagaraga, dilakukan oleh Kerajaan Buleleng melawan pasukan kolonial Belanda.

Page 8: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

5. Raja – Raja

Page 9: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

a. Wangsa Panji Sakti ( 1660 - ? )

Nama Awal memerintah

Akhir memerintah Keterangan

Gusti Anglurah Panji Sakti 1660 1697/99

Gusti Panji Gede Danudarastra 1697/99 1732 Anak dari Gusti

Anglurah Panji Sakti

Gusti Alit Panji 1732 1757/65 Anak dari Gusti Panji Gede Danudarastra

Gusti Ngurah Panji 1757/65 1757/65 Anak dari Gusti Alit

Panji

Gusti Ngurah Jelantik 1757/65 1780 Anak dari Gusti Ngurah

Panji

Gusti Made Singaraja 1793 ? Keponakan dari Gusti

Made Jelantik

Gusti Anglurah Panji Sakti.

Page 10: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

b. Wangsa Karangasem (?-1849)

Nama Awal memerintah

Akhir memerintah Keterangan

Anak Agung Rai ? 1806

Anak dari Gusti Gede Ngurah Karangasem

Gusti Gede Karang 1806 1818 Saudara dari Anak

Agung Rai

Gusti Gede Ngurah Pahang

1818 1822 Anak dari Gusti Gede Karang

Gusti Made Oka Sori 1822 1825 Anak dari Gusti

Gede Karang

Gusti Ngurah Made

Karangasem

1825 1849 Keponakan dari Gusti Gede Karang

Gusti Ngurah Karangasem, raja Buleleng ke-12, dan 400 pengikutnya memilih tewas daripada menyerah saat perang di Benteng Jagaraga (1849).

Page 11: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

c. Wangsa Panji Sakti (1849-1950)

Nama Awal memerintah Akhir memerintah Keterangan

Gusti Made Rahi 1849 1853 Keturunan dari Gusti Ngurah Panji

Gusti Ketut Jelantik 1854 1872 Keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik

Anak Agung Putu Jelantik 1929 1944 Keturunan dari Gusti

Ngurah Jelantik

Anak Agung Nyoman Panji Tisna 1944 1947 Anak dari Anak

Agung Putu Jelantik

Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik 1947 1950

Saudara dari Anak Agung Nyoman Panji

Tisna

Page 12: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Gusti Ngurah Jelantik Raja Buleleng yang diasingkan oleh Belanda Ke Padang Sumatera Barat 1872.

AL-QUR’AN kuno yang dimiliki Gusti Jelantik Raja Buleleng sebagai bukti Ia telah Mu’alaf.

Page 13: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

2. KERAJAAN DINASTI WARMADEWA

A. Sumber Sejarah Prasasti berangka tahun 804 saka atau 882 M yang berisi

tentang pemberian izin kepada para Biksu untuk membuat pertapaan di Bukit Kintamani.

Prasasti berangka 896 dan 911 menyebut istana raja yang terletak

di Singhamandawa, yang diperkira-kan terletak di antara Kintamani (Danau Batur) dan Pantai Sanur (Blanjong) yakni sekitar Tapak Siring dan Pajeng.

Gambar Kerta Gosa : salah satu peninggalan kerajaan Bali.

Page 14: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Prasati semacam tugu di Desa Blanjong dekat Sanur yang berangka tahun 836 S atau 914 M. Parasasti ini menyebut raja yang memerintah Raja Kesari Warmadewa. Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari (huruf India) dan sebagian dengan huruf Bali, dari bangsa asing kitab sejarah dinasti Tang.

Gambar Prasati Blanjong Arca Terakota yang ditemukan tidak jauh dari prasasti Blanjong.

Arca Ganesha yang ditemukan 15 m dari prasasti Blanjong.

Page 15: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Pada abad ke- 11 sudah ada berita dari Cina yang menjelaskan tentang tanah Po-Li ( Bali ). Berita Cina itu menyebutkan bahwa adat istiadat penduduk di tanah Po-Li hampir sama dengan masyarakat Ho-ling(Kalingga). Penduduknya menulis di atas daun lontar. Bila orang meninggal, mulutnya di masukan emas kemudian dibakar. Adat semacam ini masih berlangsung di Bali. Adat itu dinamakan ''Ngaben''.

b Raja – Raja Yang Memerintah Raja-raja yang terkenal yaitu Indra Jayasinga Warmadewa,

Udayana dan Anak Wungsu. - Raja Indra Jayasinga Warmadewa pada tahun 960 membangun telaga yang dipercayai sebagai air suci di desa Manukraya. Telaga tersebut dinamai Tirta Empul atau didalam prasasti dinamai Air Hampul, yang maksudnya air timbul.

Gambar Tirta Empul

Page 16: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

- Raja Udayana memerintah bersama dengan Permaisurinya Mahendradatta yang merupakan putri dari Raja Makutawangsawardana di Jawa Timur. Pada masa ini kerajaan Warmadewa kedudukannya semakin kuat, karena mengadakan perjanjian dengan kerajaan yang ada di Jawa melalui perkawinan. Pada tahun 1001 Mahendratta meninggal dan dicandikan di Desa Burwan di dekat Bedulu. Arca perwujudannya berupa Durga terdapat di Kutri, daerah Gianyar. Udayana menjalankan pemerintahannya sendiri sampai 1011. Udayana mempunyai 3 orang putra, yakni Airlangga yang berkuasa di Jawa Timur , Marakata menjadi pengganti Raja di Bali (Marakata Pangkaja), dan Anak Wungsu.

Gambar Arca Mahendratta yang dicandikan.

Page 17: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

- Raja Anak Wungsu yang merupakan pemimpin masa Kejayaan dari Kerajaan Dinasti Warmadewa. Ia membangun kompleks percandian di Gunung Kawi, Tampaksiring. Pada masa ini daerah kekuasaannya membentang dari Bali Tengah, Utara, maupun Selatan. Hal ini didasari karena ditemukannya prasasti-prasasti didaerah tersebut. Setelah meninggal tahun 1077 dan dicandikan di Gunung Kawi dekat Tampaksiring.

Anak Wungsu dicandikan di Gunung Kawi dekat Tapak Siring.

- Raja Lain yang terkenal adalah Raja Jayapangus yang banyak meninggglkan prasasti dan Kitab Manawa Kamandaka Jayapangus memerintah hingga tahun 1284.

Page 18: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

No Nama Raja Waktu Memerintah

1 Çri Keçari Warmadewa (Saka 835/913M)

2 Çri Ugrasena (Saka 837-864/915-942M) (Saka 837-864/915-942M)

3 Agni Nripati (Saka 841-875/953-953 M)

4 Tabanendra Warmadewa Saka 877-889/955-967 M)

5 Candrabhaya Singha Warmadewa (Saka 878-896/956-974M)

6 Jana Sadhu Warmadewa (Saka 897/975M)

7 Gunapryadharmapatni-Dharmo dayana Warmadewa

(Saka 910-933/998-1011M)

8 Çri Adnya Dewi (Saka 933-938/1011-1016M)

9 Marakata Pangkaja Sthana Tunggadewa (Saka 938-962/1016-1040M)

10 Anak Wungsu (Saka 971-999/1049-1077M)

11 Sakalendu Kirana (Saka 1020-1023/1088-1101M)

12 Suradipa (Saka 1037-1041/1115-1119M)

13 Jaya Çakti (Saka 1055-1072/1133-1150M)

Raja-raja Dinasti Warmadewa Sebelum Majapahit Yang Datanya Di Dapat Berdasarkan Prasasti

Page 19: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

No. Nama Raja Waktu Memerintah

14 Ragajaya (Saka 1077-1092/1155-1170M)

15 Jayapangus (Saka 1099-1103/1177-1181M)

16 Arjaya Deng Jayaketana -

17 Ekajayalancana (Saka 1122-1126/1200-1204M)

18 Adhikuntiketana (Saka 1126/1204M)

19 Masula Masuli -

20 Pameswara Çri Hyangning Hyang Adhidewalancana

(Saka 1182-1208/1260-1286M)

Raja-raja Dinasti Warmadewa Sebelum Majapahit Yang Datanya Di Dapat

Berdasarkan Prasasti

Page 20: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

C. Bidang Pemerintahan

1284 = Bali ditundukan oleh Kertanegara dari Singosari. 1264 S/ 1343 M = Bali menjadi daereah kekuasaan Majapahit.

Sejak itu Bali dikuasai oleh Raja-raja Jawa. Pada awalnya Pemerintahan dipusatkan di Daerah Srampang, kemudian dipindah ke Gelgel dan Klungkung. Beberpa abad kemudian raja yang memerintaha di Klungkung menganggap dirinya wong Majapahit yang berarti orang Majapahit.

D. Sistem Pemerintahan Dalam pemerintahan, raja dibantu oleh

suatu badan penasehat. Dalam prasasti tertua (804 S – 836 S), badan itu disebut dengan panglapuan, somahanda senapati di panglapuan, pasamaksa, dan palapkan. Senapati hampir digunakan semua raja-raja di Bali, sehingga Senapati menjadi golangan Pertama di Bali.Golongan kedua yaitu Pendeta Siwa dan Budha.Berdasarkan prasasti di Bukit Kintamani Golongan Pendeta agama Siwa (Hindu) disebut Dang Accarya.

Goa Gajah dari abad XI yang merupakan peninggalan masa awal Hindu di Bali.

Page 21: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

D. Bidang Sosial Kemasyarakatan Masyarakat memelihara binatang seperti kuda, kambing, kerbau, lembu,

dan ayam. Berkaitan dengan kegiatan dagang, ada dua sebutan bagi saudagar laki-laki (wanigrama) dan saudagar perempuan (wanigrami). Setelah Bali dikuasai kerajaan Majapahit menimbulkan dua jenis kelompok masyarakat, yaitu yang pertama kelompok masyarakat Bali Aga (Bali Asli) yang tinggal di Desa Trunyan. Yang kedua Wong Majapahit, yaitu orang datang dari Majapahit. Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat di ketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak ( sawah kering ), gaja (ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah).

E. Kehidupan PolitikStuktur birokasi kerajaan Bali berdasarkan pada prasati yang dikeluarkan oleh

raja Udayana adalah sebagai berikut :1) Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan Raja diwariskan secara turun temurun.2) Badan penasihat Raja disebut pekirakiran i jro makabehan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Raja dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini terdiri dari beberapa senapati dan beberapa pendeta agama Hindu ( dang acarya ) dan Buddha ( dan upadhyaga )3) Pegawai Kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan pajak dan administrasi.

Page 22: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

F. Kehidupan SosialPada masa Kerajaan Dinasti Warmadewa, struktur masyarakatnya

didasarkan pada sistem kasta, sistem hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Pada golongan Brahmana dan Ksatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.

G. Kehidupan BudayaPada prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah

disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu :a) Patapukan (atapuk / topeng)b) Pamukul (amukul / penabuh gamelan)c) Abanwal (permainan badut)d) Abonjing (bujing musik Angklung)e) Bhangin (peniup suling)f) Perbwayang (permainan wayang)

Page 23: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

H. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Bali

Seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.

Page 24: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa

Kesimpulan

Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau kecil yang terletak tidak jauh dari Jawa Timur. Masyarakatnya sangat kental dengan agama Hindu Buddhanya, bahkan sampai sekarang Pulau Bali atau yang dahulu dikenal Pulau Dewata, menjadi pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Masyarakat di jaman Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa, memiliki keunikan tersendiri. Misalnya dalam memberi nama terhadap anak mereka, upacara pemakamannya, dan itu juga masih berlaku di masa sekarang.

  Penutup

Sekian rangkuman yang kami buat tentang Kerajaan Buleleng dan kerajaan Dinasti Warmadewa, semoga presentasi ini dapat memberi pengetahuan yang lebih, dan dapat bermanfaat bagi semuanya. Apabila terdapat salah dalam pengejaan nama, dan informasi. kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, dan terima kasih atas perhatiannya.

Page 25: Sejarah kerajaan buleleng dan kerajaan dinasti warmadewa