sejarah dan perkembangan pondok pesantren al …

109
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-BAQIYATUSH SHALIHAT KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 1994-2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam OLEH: IHSAN RAFIQI NIM: AS.140383 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

AL-BAQIYATUSH SHALIHAT KUALA TUNGKAL

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

TAHUN 1994-2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam

OLEH:

IHSAN RAFIQI

NIM: AS.140383

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …
Page 3: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …
Page 4: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …
Page 5: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

iv

MOTTO

Surat Al-Mujadilah Ayat 11

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surat Al-Mujadilah Ayat 11.

Page 6: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

v

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya tulis sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan ku sayangi

Abah dan Mama

Karya kecil ini kupersembahkan untuk kedua orang tua ku. Abah tercinta

M.Arsyad dan Mama tersayang Inah yang selalu memberikan semangat dan selalu

berjuang untuk ku tidak mengenal lelah selalu memberikan motivasi, doa dan

pengorbanan yang tak terhingga demi kebahagiaan ku yang selalu tersenyum untuk

ku tidak mengenal lelah dan letih,. Ribuan kilo jalan yang engkau tempuh, lewati

rintangan demi anak mu, meski engkau letih, dan tapak kaki penuh darah dan

nanah, namun engkau selalu berjuang demi anak mu, terima kasih ibu yang selalu

ada disaat suka maupun duka.

kakak

Karya kecil ini ku persembahkan juga buat kakak perempuan ku Misliana

dan Siti Aisyah, dan kakak laki-laki ku Abdul rahim tiada yang paling mengharukan

saat kumpul bersamamu, walaupun sering bertengkar tapi terima kasih atas motivasi

dan dukungannya.

Sahabat-sahabat ku

Ku persembahkan karya ini kepada semua sahabat seperjuanganku.

Terlebih khusus untuk Sejarah Peradaban Islam B dan A Angkatan 2014. Terima

kasih atas kebersamaannya selama ini, terima kasih atas motivasi dan dukungannya,

aku tidak akan melupakan semuanya. Kalianlah keluarga ku disaat berada jauh dari

kedua orang tua. Semangatlah kawan. Kita akan selalu bersama meski tidak lagi

saling bergenggaman tangan. Kita hadapi dunia dengan cara kita masing-masing.

Saling mendukung lewat untaian doa.

Page 7: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya kepada penulis berupa

kesehatan rohani dan jasmani kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya serta teriring sholawat dan salam

kepada nabi akhirul kalam yakni nabi besar Muhammad SAW.

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, tidak sedikit hambatan dan

Kendala yang penulis hadapi dalam upaya menyelesaikan skripsi ini. Namun,

berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, akhirnya hambatan dan kendala

tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan kepada penulis yaitu Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I Serta

Bapak Hendra Gunawan, M.Hum. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi

ini adalah salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di UIN STS Jambi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan demi kesempurnaan

penulisan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan kepada:

1. Abah, Mama dan kakak-kakak ku yang selalu mencurahkan doa dan kasih

sayangnya terima kasih karena telah menjadi semangat dan ketegaran dalam

hidup saya.

2. Yth. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.

Page 8: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

vii

3. Yth. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku pembimbing I dan bapak Hendra

Gunawan selaku pembimbing II. Terima kasih atas Ilmu, waktu, kritik dan

sarannya dalam penulisan Skripsi ini.

4. Yth, Ibu Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Adab Dan

Humaniora UIN STS Jambi.

5. Yth. Bapak Dr. Alfian, M.Ed, Bapak Dr. H. Muhammad Fadhil, M.Ag dan

Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag, SS, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan I, II, dan III

Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

6. Yth. Bapak Aliyas, M.Fil selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi. Terima kasih atas ilmu, dan

nasehat-nasehatnya.

7. Yth. Bapak dan Ibu seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS

Jambi.

8. Para karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi

yang telah bersusah payah memberikan pelayanan dan berbagai urusan bagi

penulis dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani selama menuntut ilmu di

bangku perkuliahan terlebih khusus kepada Sejarah Peradaban Islam kelas B

angkatan 2014 yang ikut berpartisipasi dalam proses penulisan skripsi ini.

10. Semua para informan yang telah mendukung dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini.

Page 9: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

viii

Semoga bantuan dan dorongan yang telah di berikan kepada penulis baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi amal ibadah serta

diterima Allah SWT. Untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin

ya robbal alamin.

Jambi, Oktober 2018

Penulis

Ihsan Rafiqi

NIM: AS.140383

Page 10: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

ix

ABSTRAK

Ihsan Rafiqi. 2018. Sejarah Dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Tahun 1994-2017.

Skripsi Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora,

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing I: Dr. Hj.

Armida, M.Pd.I, Pembimbing II: Hendra Gunawan, M.Hum.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif atau penelitian

lapangan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan tentang sejarah dan

perkembangan pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat. Dalam mengumpulkan

informasi yang akurat peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang

meliputi, Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi, peneliti

menggunakan teknik wawancara dalam memperoleh data-data atau sumber-

sumber yang berhubungan dengan objek penelitian, data tersebut antara lain

meliputi : sumber dokumen tertulis, buku-buku yang berkaitan dengan pondok

serta dokumentasi.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Sejarah Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat berawal dari sebuah pengajian majlis ta’lim yang dalam

perjalananya semakin maju dan diminati sehingga timbullah ide untuk mendirikan

sebuah Pondok Pesantren serta menanggapi aspirasi masyarakat setempat dan

jamaah Tarekat Qadariyah Wa Naqsabandiyah. Untuk perkembangan pondok

pesantren dapat dilihat dari jumlah santri maupun tenaga pengajar yang semakin

bertambah jumlahnya. Bukan hanya itu perkembangannya juga dapat dilihat dari

pembangunan sarana dan prasarana yang semakin memadai.

Pondok Pesantren ini sejak awal berdirinya menggunakan metode

pengajaran salafi. Seiring perkembangannya hinga saat ini sudah bercampur

dengan pelajaran umum, meskipun telah modern dalam pendidikan dan

pengajaran, pondok pesantren ini tetap mempertahankan ideologi pendidikan

pondok pesantren dengan memegang teguh terhadap perkembangan nilai-nilai

positif yang ada didalamnya serta mempertahankan pendidikan pondok pesantren

yang lebih mengedepankan Akhlakul Karimah. Inilah yang menjadi kelebihan

dari pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat.

Kata Kunci : Sejarah, Pondok, Pendidikan

Page 11: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTA DINAS ......................................................................................................... i

PENGESAHAN ..................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................... iii

MOTTO ................................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan ................................................................. 8

D. Kerangka Teoritis ......................................................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 21

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

A. Lingkupan Penelitian .................................................................................. 25

1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 25

2. Metode Penelitian Sejarah .................................................................... 26

a. Heuristik ................................................................................... 26

b. Verifikasi .................................................................................. 31

c. Interpretasi ................................................................................ 34

d. Historiografi ............................................................................. 35

Page 12: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

xi

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 38

B. Demografi Kecamatan Tungkal Ilir ..................................................... 40

1. Geografi .............................................................................................. 40

2. Pemerintahan ...................................................................................... 42

3. Penduduk ............................................................................................ 44

4. Sosial .................................................................................................. 45

5. Pendidikan .......................................................................................... 45

6. Kesehatan ............................................................................................ 46

7. Agama ................................................................................................. 46

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat .......................... 48

B. Biorafi KH. Muhammad Ali Wahab .......................................................... 53

C. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat ........................ 58

1. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Di Kuala

Tungkal Tahun 1994-2017 ................................................................... 59

2. Majlis Guru (Tenaga Pengajar) ............................................................ 62

3. Santri .................................................................................................... 66

4. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat ....... 67

D. Tradisi Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat .................................... 72

1. Tradisi Mondok .................................................................................... 72

2. Haulan .................................................................................................. 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 80

B. Kata Penutup .............................................................................................. 82

Daftar Pustaka

Lampiran I Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Lampiran II Foto Dokumentasi

Lampiran III Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran IV Daftar Riwayat Hidup Penulis

Page 13: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

xii

DAFTAR TABEL

BAB I METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 1 Jadwal Penelitian................................................................................... 37

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tabel 3.1 Luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat .................................................................................................. 38

Tabel 3.2 Nama Desa/kelurahan di Tungkal Ilir dan Luas Area........................ 41

Tabel 3.3 Daftar Nama-nama camat yang pernah menjabat di Kecamatan

Tungkal Ilir ........................................................................................ 42

Tabel 3.4 Data Penduduk Kecamatan Tungkal Ilir ............................................ 46

Page 14: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah awal pendidikan Agama Islam di Indonesia mulai sejak

masuknya Islam itu sendiri. Awalnya dilakukan oleh para pendatang (pedang-

saudagar) yang beragama Islam dengan tanpa mengenal batas dan ruang waktu

untuk mengenalkan islam kepada siapun yang ditemui, mula-mula dakwah dan

pendidikan Islam dengan cara memberikan suri tauladan yang baik, kemudian

mengenalkan kitab suci, pengetahuan cara-cara ibadah, dan selanjutnya

penanaman akidah.1.

Pendidikan Islam di Indonesia terus berkembang seperti yang dikenal

dengan sebutan pesantren, pondok, surau, dayah dan madrasah. Pesantren, Pondok

untuk sebutan wilayah Jawa, surau untuk Sumatra Barat, dayah untuk wilayah

Aceh. Pesantren, Pondok, Surau, dan Dayah merupakan pendidikan Islam

tradisional yang kurikulum pendidikannya diataur oleh pengasuh (Kyai : Jawa),

dan sekarang pendidikan Islam tradisional secara umum di sebut dengan

pesantren. kalau madrasah bisa di katakana sebagai lembaga pendidikan Islam

Indonesia yang modern dan kurikulumnya diataur secara nasional oleh kementrian

Agama. Pendidikan pesantren mempunyai tiga tradisi penting, yaitu transmisi

pengetahuan Agama, menjaga tradisi Islam dan ketiga reproduksi ulama.2

1 Muhammad Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Muhammad

Yunus Wadzuhriyyah, cetakan ketiga, 2008), hlm 11-15. 2 Irham, pesantren dan Perkembangan Politik di Indonesia, Jurnal Pendidikan Agama

Islam-Ta’lim, Vol 13, No 1-2015

Page 15: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

2

Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua Islam

Nusantara telah diakui memiliki andil dan peran yang besar dalam sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia. Pesantren Nusantara telah membuktikan

eksistensinya dan kiprahnya menjadi dinamisator dalam setiap proses sejarah

nation and character building. Menurut Herry J Benda, sejarah Islam Indonesia

adalah sejarah perluasan peradaban santri dan pengaruh terhadap agama, sosial

dan politik Indonesia. Bahkan menurut Herry J Benda para penguasa baru

dinobatkan bersandar diri kepada para ahli agama, oleh karenanya keberadaan

pesantren tidak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia, karena sejarah pesantren

adalah sejarah Indonesia itu sendiri.3

Kondisi ini berbeda dengan lembaga pendidikan tradisional Islam di

kawasan dunia muslim lainnya, dimana akibat gelombang pembaharuan dan

modernisasi yang semakin kencang telah menimbulkan perubahan-perubahan

yang membawanya keluar dari eksistensi lembaga-lembaga pendidikan

tradisional.4 Perkembangan lembaga-lembaga dan pendidikan ada yang menganut

tarekat-tarekat didalamnya, tarekat sendiri merupakan jalan untuk mendekatkan

diri kepada Allah swt.

Masuk dan berkembangnya tarekat ke wilayah nusantara baru di mulai

sejak abat ke-17 M walaupun sebenarnya tarekat itu sendiri sudah berkembang

beberapa abat sebelumnya di Timur Tengah yang kemudian terpecah beberapa

cabang dan tersebar keseluruh penjuru negeri muslim. Jejak tarekat di Indonesia

3 Harry J Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit, (Jakarta:Pustaka Jaya, 1983). Hlm. 33

4 Azumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modrenisasi Menuju Melenium Baru,

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm 95.

Page 16: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

3

di awalai oleh Hamzah Fansuri 1610 M dan Samsuddin Al-Sumatrani 1630 M,

namun keduanya tidak meninggalkan tarekat yang dipraktekan secara massif oleh

masyarakat. Sebagai penganut tarekat qadariyah yang membawa konsep

penyatuan manusia dengan tuhan, tokoh berikutnya yang mempraktekan ajaran

tarekat adalah Abdurrauf Ibn Ali Singkel dengan memperkenalkan tarekat

syatariah di Aceh pada 1679 M.5

Ulama terkenal lainnya yang juga mengembangkan tarekat adalah Syeikh

Yusuf Tajul Khalwati (1621-1689) yang lebih dikenal dengan sebutan Syeikh

Yusuf Makassari. Ulama ini menerima baiat dari berbagai macam tarekat yakni

Qadiriyah dari Nuruddin ar-Raniri, Naqsabandiyah dari Muhammad Abdul Baqi,

Syatariah dari Burhanudin al-Mula ibn Ibrahim,dan Khalwatiah dari Abdul

Barakat Ayyub ibn Ahmad.6 Kemudian berkembang di Jambi tarekat Qadariyah

Naqsabandiyah yang di ketuai oleh Syekh Muhammad Ali Wahab.7

Terkait dengan jalur silsilah tarekat ke Syeikh Nawawi Berjan, seorang

murid tarekat (Haji Hudari) menceritakan bahwa awal mula sejarah baiat tarekat

Qadiriyah Naqsabandiyah Kuala Tungkal tidak terlepas dari peran Kiai Tauhid,

salah seorang teman sejawat Syeikh Ali Abdul Wahab dalam mengajar di

pesantren Perguruan Hidayatul Islamiah Kuala Tungkal. Kiai ini

memperkenalkannya dengan Kiai Kurnain yang kemudian menghubungkannya

dengan Syeikh Nawawi Berjan. Dari perkenalan awal ini pada akhirnya dibaiatlah

5 Ahmad Syafii Mufid. Tangklukan, Abangan, dan Tarekat: Kebangkitan Agama di Jawa

(Jakarta: Yayasan Obor, 2006), hlm.60. 6 Ahmad Syafii Mufid. Tangklukan, Abangan, dan Tarekat, hlm. 60.

7 Penelitian Ulya Fuhaidah. Perkembangan Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah ( Studi di

Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi Indonesia), hlm. 10

Page 17: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

4

beberapa tokoh ulama di Kuala Tungkal seperti Haji Said Ismail, Haji Hayun

Abduh, Haji Kursani, Haji Hudari, dan beberapa tokoh lainnya yang berjumlah

sekitar 20 orang untuk menjadi muridnya. Syeikh Ali Abdul Wahab ini kemudian

ditunjuk sebagai mursyid untuk wilayah propinsi Jambi. Peristiwa pembaiatan ini

terjadi sekitar tahun 1979. Setelah pembaiatan ini lambat laun anggota tarekat

menjadi banyak dan bahkan mencapai ribuan murid. Para murid kemudian

mengamalkan ajaran tarekat ini di wilayahnya masing-masing.8 Tarekat ini terus

menyebar hingga sebarannya sampai kepondok Pesantren yang berada di Jambi.

Di Jambi ada sekitar 170-an pondok pesantren yang ada saat ini.9 Salah

satunya pondok pesantren Al-Baqiyatussalihat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung

Jabung Barat yang semakin memajukan perkembangan agama Islam di Provinsi

Jambi. Ini terlihat dari sebagian banyak orang tua di Tanjung Jabung Barat

maupun yang ada diluar kabupaten lebih memilih pondok pesantren untuk

pendidikan anaknya, selain itu juga keselamatan anak-anaknya dari pengaruh

kemajuan yang bisa menjerumuskan kejalan yang tidak benar dan tetap

mendapatkan pengetahuan umum.

Bermula dari pengajian yang di pimpin oleh KH. M. Ali Abdul Wahhab

yang bertempat di rumah beliau sejak tahun 1957. Kurang lebih 28 tahun berjalan

pengikut pengajian yang dilaksanakan di kediaman rumah KH. M. Ali Wahhab ini

dari masa kemasa terus bertambah, dan puncaknya pada tahun 1985 tidak

tertampung lagi untuk jamaah pengajian di rumah KH. M. Ali Wahhab. Dan

8 Penelitian Ulya Fuhaidah. Perkembangan Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah ( Studi di

Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi Indonesia), hlm. 12 9Data Pondok Pesantren di Provinsi Jambi tahun 2016. Kementrian Agama Provinsi Jambi.

Page 18: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

5

akhirnya diputuskan untuk pindah ke Masjid Agung Al-Istiqomah yang tepat

berada di depan rumah beliau.

Pengikut Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah yang telah di bai’at biasanya

mengadakan haul wafatnya Syekh Abdul Qodir Jailani pada setiap tanggal 11

rabiul akhir. Tahun demi tahun para hadirin pengikut haul Syekh Abdul Qodir

Jailani semakin bertambah banyak hingga di Masjid Agung pun tidak tertampung

lagi karena banyaknya hadirin yang mengikuti acara haulan.10

Hingga timbul

keinginan untuk membangun tempat khusus untuk peringatan haulan ini. Ide ini

disepakati dengan lokasi pembangunan gedung di Parit Gompong Kuala Tungkal.

Pada tanggal 30 Sa’ban 1413 H. Bertepatan tanggal 22 Pebruari1993 M,

penancapan tiang pertama untuk pembangunan gedung yang sedianya untuk

tempat peringatan haulan. Banguna gedung ini diberi nama “Majlisul Ilmi

Wadzikri” ditengah pembangun gedung terpikir oleh panitia bahwa gedung ini

hanya digunakan setahun sekali, yaitu pada peringatan Haul Syekh Abdul Qodir

Al-Jailani. Lalu timbullah pemikiran baru untuk memanfaatkan gedung ini

sebagai wadah lembaga pendidikan berupa Podok Pesantren.

Kemudian dibentuklah kepengurusan Podok Pesantren ini, tepatnya pada

tanggal 13 April 1994 M. bersamaan dengan 2 Zulkaidah Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat ini di resmikan dan diiringi dengan pelajaran pertama yang

10

Skripsi Wirda Aini, Peran KH. Muhammad Ali Wahab Dalam Penyebaran Agama Islam

di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Suatu Kajian Studi Tokoh), (Jambi: IAIN

STS Jambi, Tahun 2015), hlm 59.

Page 19: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

6

diberikan oleh KH. M. Ali Abdul Wahhab yang juga sekaligus sebagai pengasuh

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal.11

Dalam penyelengaraannya lebih berpendidikan total, konprehensip dan

menyeluruh. Jika kita lihat dari segi pendidikan yang mengatakan bahwa sumber

ilmu adalah rumah (keluarga), sekolah, dan lingkungan.Maka pondok pesantren

Al-Baqiyatussa lihatlah yang bisa mengambil semua peran sumber ilmu tersebut.

Jika ditinjau dari segi dari aspek kemanusiaan yamg dimulai dari pendidikan

spriritual, mental, intelektual dan fisik Al-Baqiyatush Shalihat bisa didapatkan..

Jika kita lihat dari perkembangannya Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama tetapi juga pengetahuan umum,

seperti pepatah yang mengatakan sekali mengayuh dua tiga pulau terlewati itulah

kiasan yang cocok untuk pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal.

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal mempunyai

murid 731 orang putra dan 871 orang putri di tahun 201612

, melihat

perkembangan jumlah murid yang semakin tahun terus bertamabah inilah salah

faktor yang menjadi keunikan tersendiri sehingga peneliti tertarik melihat sejarah

dan perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat.

Meskipun telah modern dalam pendidikan dan pengajaran, pondok

pesantren ini tetap mempertahankan ideologi pendidikan pondok pesantren

dengan memegang teguh terhadap perkembangan nilai-nilai positif yang ada di

11 Skripsi Wirda Aini, Peran KH. Muhammad Ali Wahab Dalam Penyebaran Agama Islam

di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Suatu Kajian Studi Tokoh), (Jambi: IAIN

STS Jambi, Tahun 2015), hlm 45. 12

Profil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal, Thn 2016

Page 20: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

7

dalamnya dan dipertahankan pendidikan pondok pesantren dengan

mengedepankan Akhlakul Karimah. Inilah yang menjadi kelebihan dari pondok

pesantren Al-Baqiyatush Shalihat. Pondok Pesantren biasa kurang melihat masa

depan yang mendunia dan susah membedakan mana yang keakheratan dan

keduniawian.13

Dari penjelasan di atas untuk melihat fenomena peran dan

perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatussalihat ini perlu diadakan

penelitian lebih lanjut mengenai Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Tahun 1994-2017.

13

Tarmizi taher, jembatan umat, ulama dan umara. (Bandung: granesia, 1998) , hlm.207.

Page 21: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

8

B. Rumusan Masalah

Terkait mengenai penelitian Sejarah dan Perkembangan Pondok

Pesentren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal, Maka peneliti ingin membatasi

hanya pada satu pondok pesantren yang ada di Tanjung Jabung Barat, adapun

yang menjadi permasalahan utama Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren

Al-Baqiyatush Shalat Kuala Tungkal tahun 1994-2017. Untuk kepentingan

analisis, berbagai faktor permasalahan Sejarah dan Perkembangan Pondok

Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal dapat dirumuskan:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Kuala Tungkal?

2. Bagaimana perkembangan pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Kuala Tungkal dari tahun 1994-2017?

3. Bagaimana tradisi pesantren di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Kuala Tungkal?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Setelah diketahui pokok-pokok permasalahan dari penelitian, maka

tujuan yang hendak dicapai dari kajian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat Kuala Tungkal.

2. Untuk mengetahui perkpembangan pondok pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat Kuala Tungkal dari tahun 1994-2017.

Page 22: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

9

3. Untuk mengetahui tradisi pesantren di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat Kuala Tungkal.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah

1. Secara teoritis untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai sejarah dan

kebudayaan islam serta melihat perkembangan pondok pesantren di Kuala

Tungkal Tanjung Jabung Barat.

2. Secara praktik untuk menambah wawasan atau informasi bagi penulis

khususnya pembaca pada umumnya yang ingin mengetahui sejarah dan

perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal

Tanjung Jabung Barat.

3. Untuk menyelesaikan tugas akhir kuliyah dalam rangka untuk memperoleh

gelar (S1) Sarjana Humaniora.

D. Kerangka Teoritis

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang bertujuan untuk

menghasilkan bentuk dan proses pengisahan atas peristiwa-peristiwa manusia

yang telah terjadi pada masa lalu.14

Dengan penelitan sejarah ini, peneliti berusaha

memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu dan

hubungannya dengan keadaan masa sekarang, atau memahami kejadian atau

keadaan masa sekarang dalam hubungannya masa lalu. Menurut Soerjono

Soekanto, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum berdasarkan

14

Dudung Abdurrahman, MetodePenelitianSejarah, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 17

Page 23: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

10

cepat lambatnya yaitu perubahan yang berlangsung cepat (revolusi) dan

perubahan yang berlangsung lambat (evolusi).15

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal

terlihat pada jumlah yang mengajar pada tahun 2017 adalah sebanyak 80 orang,

terdiri dari 52 Ustadz dan 38 Ustadzah, yang berprofesi S1 yaitu 31 orang, S2

yaitu 3 orang dan yang lainnya masih menjalani study, sebagian guru ada yang

menetap dan tinggal di Pondok Pesantren dan juga diluar Pondok. Dan dilihat dari

jumlah siswa siswi pada tahun 2017 sebanyak 1602 orang, untuk mendukung

lancarnya proses belajar mengajar dilengkapi dengan ruang belajar sebanyak 38

unit lokal dan satu mesjid.16

1. Sejarah

Sejarah merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau yang mempunyai bukti dan fakta-fakta sejarah. Sejarah juga terbagi

dua bagian yaitu sejarah sebagai kisah dan sejara sebagai peristiwa. Sejara

sebagai kisah adalah sejarah dalam pengertian subyektif karna peristiwa

masa lalu itu telah menjadi pengetahuan manusia sedangkan sejarah sebagai

peristiwa merupakan sejarah secara objektif sebab peristiwa masa lampau

itu sebagai kenyataan yang masih diluar pengetahuan manusia. Sebab

lapangan sejarah meliputi segala pengalaman mausia yang mengungkapkan

15

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,1999), hlm. 345. 16

Profil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal

Page 24: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

11

fakta mengenai apa, siapa, kapan, dimana, dan sebagai sesuatu yang telah

terjadi.17

Menurut Ibnu Khaldul dalam buku mukkadimah mendefisikan,

bahwa: sejarah adalah sebuah catatan tentang masyarakat uamat manusia

atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak

masyarakat itu, seperti: kelahiran, keramah-tamahan, dan solidaritas

golongan. Tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat

melawan golongan lain, akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan Negara

dengan tingkat bermaca-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk

mencapai penghidupannya, berbagai macam cabang ilmu pengetahuan dan

pertukangan, dan pada umumnya tentang segala macam perubahan yang

terjadi didalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.18

Adapun menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu

tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial yang di susun seca`ra

ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan

penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman apa yang telah berlalu

itu. Dari beberapa penjelasan diatas bahwa sejarah adalah adalah kejadian

masa lampau yang dilakukan oleh manusia dan di kuatkan oleh fakta-fakta

baik secara lisan maupun tulisan.

1) Teori gerak siklus melingkar menurut ibnu khaldun

17

Dudung abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jogyakarta: Ar-auuz medi.2007) hlm.

1 18

Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Islam, Sjarah Filsafat

dan Iptek, ( Jakrta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 10

Page 25: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

12

Untuk mengetahui posisi sejarah menurut ibnu khaldun, penting

melihat definisi sejarah yang diberikan yaitu Ibnu Khaldun melihat dua

sisi dalam bangunan sejarah yaitu sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar

sejarah tak lebih dari rekaman siklus kekuasaan priode masa lampau,

tetapi dari sisi dalam sejarah merupakan penalaran kritis dan usaha

cermat mencari kebenaran.

Menurut teori siklus bahwa sejarah itu bergerak melingkar,

setiap peristiwa historis itu akan selalu berulang kembali. Semboyan

yang terkenal dalam teori ini adalah I, histoire se repete, artinya sejarah

itu berulang. Apa yang dulu pernah terjadi akan terulang kembali baik

dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dalam teori siklus

Ibnu Khaldun ada empat pase dalam sejarah dan perkembangan Pondok

Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Shalihat Kuala Tungkal Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

a. Fase embriotik sejaran dan perkembangan pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Berdasarkan teori siklus Ibnu Khaldun bahwa pase embrio ini berawal

berawal dari lahir atau munculnya sejarah dan perkembangan pondok

pesantren Al-Baqiyatush Shaliah Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung

Jabung Barat tahun 1994-2017.

Page 26: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

13

b. Fase perkembangan sejarah dan dan perkembangan pondok pesantren

Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung

Barat tahun 1994-2017.

c. Fase kemunduran setelah kedua fase tersebut maka disinilah hokum

alam berlaku akan mengalami sebuah kemunduran ini disebabkan

secara kodrat manusia mempunyai sifat bosan, pada fase kemunduran

ini pondok pesantrean Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal

Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengalami kemunduran disebabkan

berkurangnya mianat santri yang masuk kepondok pesantren tersebut.

d. Fase kehancuran setelah mengalami fase kemunduran apa lagi tidak

secepatnya mengantisifasi maka kehancuranlah yang akan terjadi. Ini

lah sebuah terori siklus sudah menjadi hukum sejarah.

2) Tradisi Pesantren

Menurut Martin van Bruinessen, tradisi pesantren merupakan

kebiasaan masyarakat pesantren mempelajari keilmuan Islam klasik dan

pola perilaku mereka terhadap kyai yang dianggap tokoh sentral serta

kharismatik di tengah kehidupan pesantren.19

Tradisi pesantren pada dasarnya merupakan pranata sosial yang

sudah dianggap baku oleh masyarakat pesantren, dengan demikian

tradisi pesantren sudah merupakan kerangka acuan norma dalam

19

Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, (Yogyakarta: Gading,

2012), hlm. 86.

Page 27: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

14

keberlangsungan dan perilaku para santri. Meskipun demikian, tradisi

pesantren adalah tradisi yang dihasilkan dari perkembangan sepanjang

sejarah pesantren; ada unsur baru yang masuk dan ada yang

ditinggalkan. Agar pesantren dapat meneruskan eksistensinya sebagai

lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia

yang berkompeten, pesantren harus mampu berdialog dengan perubahan

yang ada. Dialog tersebut diwujudkan oleh pesantren dalam usahanya

mengkombinasikan antara perubahan dan tradisi yang selama ini telah

dimiliki pesantren.

2. Tarekat

Tarekat sesuai dengan namanya lebih sebagai tasawuf, thariqah

merupakan salah satu sisitem dengan unsur-unsur khas, dengan demikian

maka tarekat adalah cara untuk melaksanakan Syari’at. Semua ulama salaf

sepakat bahwa orang yang silsilahnya tidak bersambung kepada guru-guru

thariqah dan tidak mendapat izin untuk memimpin umat dimajelis thariqah,

tidak boleh menjadi mursyid, tidak boleh membaiat, tidak boleh

mengajarkan dzikir dan amalan-amalan lain dalam tarekat. Tidak boleh

menjadi guru thariqah dan mursyid kecuali setelah mendapat izin,

sebagaimana pendapat para imam, karena sudah jelas bahwa orang yang

menjadi guru tarekat tanpa mendapat izin bahayannya lebih besar dari pada

Page 28: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

15

kemahaslatannya, dan ia memikul dosa sebagai pencuri tarekat serta jauh

dari derajat murid yang benar, apalagi dari derajat guru yang arif.20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tarekat” atau tarekat

mempunyai arti “jalan”.21

Harun Nasution dalam bukunya” Islam ditinjau

dari Berbagai Aspek” menjelaskan bahwa tarekat berasal dari kata tarekat

(jalan) yaitu jalan yang ditempuh oleh seorang calon sufi dalam tujuan

berada sedekat mungkin dengan tuhan. Tarekat kemudian mengandung arti

dengan organisasi ( tarekat ). Tiap-tiap thariqah memiliki syekh, upacara

ritual dan bentuk zikir tersendiri.22

tarekat adalah sebagai hasil berjalan

seorang sufi yang diikuti oleh para murid,yang dilakukan dengan aturan atau

cara tertentu dengan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam

memberikan nama suatu kelompok thariqah, dinisbatkan nama seoarang

syekh tertentu.23

Secara terminologis (istilah) kata tarekat adalah jalan yang harus

ditempuh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT,

kemudian ia digunakan untuk menunjukan suatu metode psikologi modal

untuk membimbing seseorang mengenal tuhan.24

secara istilah Ibnu Khaldun

mengartikan tasawuf adalah salah satu syariah yang timbul kemudian

didalam Islam. asalnya tekun beribadah dan memutuskan perhatian dengan

20

KH. Habib Muhammad Luthfiy Ali Bin Yahya, Permasalahan Thariqah,( Surabaya:

Khalista,2006),h 14 21

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat,(

jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum,20013), h.1404 22

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya cet.11, (Jakarta: Bulan Bintang

1985), h.89 23

Adrianus Chatib, Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN), (Jambi: Sultan Thaha press

IAIN STS JAMBI,2012),h.38 24

Adrianus Chatib, Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN),h.41

Page 29: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

16

segala sesuatu selain Allah, hanya mengharap kepada Allah semata,

menolak hiasan dunia, sertamembenci kepada perkara yang selalu

memperdaya orang kepada kelezatan dan kemegahan dunia, menyendiri

menuju jalan tuhan dalam khalwat dan ibadah, definisi Tarekat secara

denotasi diartiakan dengan jalan, namun ditinjau dari konotasinya

merupakan perantara mencapai suatu tujuan untuk amalan yang shaleh, tata

cara, atau metodologi dalam menggapai maksud tertentu.

3. Pengertian Pesantren

Kata pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan

dan diakhiran an berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan pendapat

yang mengatakan bahwa santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, dari

kata cantrik yang berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru

kemana guru ini pergi menetap. Karna pergeseran tertentu kata cantrik

berubah menjadi kata santridengan demikian proses terjadinya sesuai

dengan hukum tata bahasa Indonesia. Sedangkan kata pondok penyesuai

ucapan kata punduk dalam bahasa arab yang berarti tempat menginap.25

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang

bersifat nonformal, dengan materi materi keagamaan. Tradisi pesantren

bernafaskan sufistik dan ubudiyah. Ibadah pardu di lengkapi dengan shalat-

shalat sunah dan zikir, wirid atau ratib, pondok pesantren bisa dianggap

khas Indonesia. Meskipun ia merupakan lembaga pendidikan Islam

25

Faisal Yusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1995), hlm. 94

Page 30: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

17

tradisional, namun dalam beberapa aspek, berbeda dengan sekolah

tradisional di dunia Islam mana pun.26

Pengajian ini di berikan secara individual di rumah guru, langgar,

atau surau, namun dalam beberapa kasus juga di laksanakan didalam rumah

orang tua murid, terutama kalau orang tua murid mempunyai kedudukan

penting.27

Unsur-unsur sebuah podok pesantren antara lain:

a) Kyai

Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan,

perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan

unsur yang sangat esensial. Sebagai pemimpin pesantren, watak dan

keberhasilan banyak tergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu,

karismatik, serta keterampilan kyai. Dalam konteks ini, peribadi kyai

sangat menentukan sebab dia adalah tokoh sentral dalam pesantren.28

Kyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang

sangat esensial bagi suatau pesantren. rata-rata pesantren yang

berkembang di Jawa dan Madura sosok kiyai begitu sangat berpengaruh,

kharismatik dan berwibawa, sehingga amat disegani oleh masyarakat di

lingkungan Pesantren. Disamping itu, kyai pondok pesantren biasanya

juga sekaligus sebagai penggagas dan pendiri pesantren yang

bersangkutan.

26

Skripsi Dini Kurniasih. Sejarah Perkembangan Syekh Maulana Qari dari tahun 1985-

2015 di Desa Titian Teras Kabupaten Merangin, (Jambi: IAIN STS Jambi, Thn 2016), hlm. 24 27

Karel A. Steenbrink, Pesantre Madrasah Sekolah, (Jakarta: Dharma Aksara Perkasa,

1986), hlm. 10 28

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, hlm 144

Page 31: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

18

Perlu di tekankan disini bahwa ahli-ahli pengetahuan Islam di

kalangan umat Islam di sebut ulama. Di Jawa Barat mereka di sebut

Ajengan, di Jawa Tengah dan Jawa Timur ulama yang memimpin

pesantren di sebut kyai, namun di zaman sekarang, banyak juga ulama

yang cukup berpengaruh di masyarakat juga mendapat gelar kyai,

walaupun mereka tidak memimpin pesantren. dengan kaitan yang sangat

kuat dengan tradisi pesantren, gelar kyai biasanya dipakai untuk

menunjuk para ulama dari kelompok islam tradisional.29

b) Masjid

Sangkut paut pendidikan islam dalam masjid sangat dekat dan

erat dalam tradisi islam diseleruh dunia. Dahulu kaum muslimin selalu

memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat

lembaga pendidikan islam. Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial,

politik, dan pendidikan islam.

Masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang sangat

penting bagi masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid dianggap

sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama

dalam peraktek sembah yang lima waktu, khutbah dan sholat jum’at, dan

pengajaran kitab-kitab islam klasik.30

Biasanya yang pertama-tama

didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangakan sebuah

29

Zamaksyari Dofoir, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, hlm. 55

30

Zamaksyari Dofoir, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, hlm. 59

Page 32: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

19

pesantren adalah mesjid. Masjid itu terletak dekat atau di belakang rumah

kyai.

c) Santri

Santri merupakan unsur yang penting dalam perkembangan

sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun

pesantren adalah harus ada murid yang dating untuk belajar dari seorang

alim. Kalaw murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru

seorang alim itu bisa disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang

lebih lengkap untuk pondoknya.

Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong

dan santri mukim31

. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak

menetap dalm pondok tetapi pulang kerumah masing–masing sesudah

selesai mengikuti sesuatu pembelajaran di pesantren. Santri kalong biasa

berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau

sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera dan putri yang

menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh.

Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren

yang jauh merupakan suatu sebuah keistimewaan untuk santri karena dia

harus penuh cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap

menghadapi sendiri tantangan yang akan di alaminya selama di

pesantren.

31

Zamaksyari Dofoir, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai , hlm. 51

Page 33: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

20

d) Pondok

Definisi singkat istilah pondok adalah tempat sederhana yang

merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya.32

Komplek

sebuah pesantren memiliki gedung-gedunga selain dari asrama santri dan

rumah kyai, termasuk perumahan ustadz, gedung madrasah, lapangan

olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan bahkan lahan pertenakan.

Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan

kadang-kadang oleh penduduk desa yang berkerja sama untuk

mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

Sistem asrama ini merupakan cirri khas tradisi pesantren yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan

islam lain seperti sistem pendidikan islam di minang kabau yang disebut

surau atau sistem yang diguanakan di afganistan.33

e) Kitab-Kitab Islam Klasik

Kitab-kitab islam kelasik dikarang para ulama terdahulu dan

termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agama

islam dan bahasa arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab islam

klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi

kitab kebanyakan warna kuning.

Sistem pendidikan pesantren tradisional yang biasa dianggap

sangat statis dalam mengikuti sistem sorongan dan bandrongan. para

32

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, ( kasih pnerbit, kota terbit)hlm 142 33

Zamaksyari Dofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, hlm. 45

Page 34: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

21

Kyai sebagai pembaca dan penerjemah kitab tersebut, bukanlah sekedar

membaca teks, tetapi juga memberikan pandangan-pandangan

(interprestasi) pribadi, baik mengenai isi maupun bahasa dari teks.

Dengan kata lain para kyai memberikan pula komentar atas teks sebagai

pandangan pribadinya. Oleh karena itu para penerjemah tersebut haruslah

menguasai tata bahasa arab, literatur dan cabang-cabang pengetahuan

agama islam yang lain.

Menurut Dhofier pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab kelasik

merupakan satu-satunya pengajaran formal yang di berikan dalam

lingkungan pesantren. Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah

mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang

juga penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab

islam klasik masih diberi kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran

dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan

dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan tingkatan suatu pesantren

dapat diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.34

E. Tinjauan Pustaka

Suatu hal penting dilakukan penelitian dalam penelitian ilmiah adalah

melakukan tinjauan atas penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini lazim disebut

dengan istilah prior research. Prior research penting dilakukan dengan alasan

untuk menghindari adanya duplikasi ilmiah, untuk menghindari adanya duplikasi

ilmiah, untuk membandingkan kekurangan ataupun kelebihan antara penelitian

34

Menurut Dhofier dikutip oleh Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, hal.144

Page 35: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

22

terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan dan untuk menggali informasi

penelitian atas tema yang diteliti dari peneliti sebelumnya.

Berdasarkan pengamatan penulis hingga saat ini yang membahas

mengenai sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren, baik berupa buku, jurnal,

Tesis dan skripsi beberapa karya yang di tulis antaranya. Pertama adalah Tesis

Alfia Apriani, Persepsi Guru dan Pengelolaan Pondok Pesantren Karya

Pembangunan Al-Hidayah Jambi Terhadap Bank Konvensional dan Bank

Syariah, IAIN STS Jambi, Tahun 2011. Dimana dalam tesis dijelaskan Persepsi

guru dan pengelolaan Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Jambi

terhadap Bank Konvensional cukup baik dan sebalik terhadap Bank Syariah

cendrung kurang baik.

Kedua, Tesis Hendra Gunawan, S.Hum Perkembangan Kontemporer

Madrasah Nurul Iman di Kota Jambi (1970-2013). Dalam penelitian ini

memfokuskan pada keadaan situasi sosial keagamaan, struktur kelembagaan

Madrasah Nurul Iman dan melihat perubahan sisitem pendidikan di Madrasah

Nurul Iman.

Ketiga, Skripsi Wandi, Madrasah Al-Khairiyah Perkembangannya di

Kota Jambi, IAIN STS JAMBI, Tahun 2014. Dalam penelitian lebih menfokuskan

pada tujuan berdirinya Madrasah Al-Khairiyah, visi dan misi serta perkembangan

berdasarkan perodesasi sejak tahun 1937-2014.

Keempat, Skripsi Dini Kurniansih, Sejarah dan Perkembangan Pesantren

Syekh Maulana Qori dari Tahun 1985-2015 di Desa Titian Teras Kabupaten

Merangin, IAIN STS JAMBI, Tahun 2016. Dalam penelitian skripsi ini lebih

Page 36: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

23

memfokuskan sejarah dan perkembangan Pesantren Maulana Qori dan upaya

meningkatkan kualitas Santri dan Santriwati dan seberapa besar peranan pondok

pesantren terhadap lingkungan sekitar.

Kelima, Skripsi M. Rudini, Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren

As’ad Olak Kemang Kota Jambi Dari Tahun 2000-2013, IAIN STS JAMBI,

Tahun 2014. Dimana dalam penelitian Skripsi ini sejarah dan perkembangan

pondok pesantren dan melihat perubahan yang terjadi di pondok pesantren As’ad

Olak Kemang Kota Jambi.

Keenam, Skripsi Wirda Aini, Peran KH. Muhammad Ali Wahab Dalam

Penyebaran Agama Islam di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat

(Suatu Kajian Studi Tokoh), IAIN STS Jambi, Tahun 2015. Dalam penelitian ini

menfokuskan bagaimana peran KH. Muhammad Ali Wahab dalam penyebaran

Agama Islam dan bagaimana paham pemikiran yang diajarakan KH. Muhammad

Ali Wahab, serta melihat persepsi masyarakat Kuala Tungkal tentang KH.

Muhammad Ali Wahab.

Berbagai studi tentang perkembangan pesantren di Porovinsi Jambi yang

telah banyak yang melakukan penelitian baik secara historis, perkembangan

ataupun lainnya, umunya terfokus pada semua yang bersifat eksotis dan terpaut

pada berbagai peristiwa dalam perkembangan pesantren. Penelitian-penelitian

tersebut cukup memberikan informasi tentang perkembangan pesantren di

Provinsi Jambi. Namun tidak ada yang fokus membahas tentang pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat yang ada di Kuala Tungkal.

Page 37: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

24

Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai penelitian

lanjutan dengan harapan hasilnya bisa memberikan kontribusi positif bagi

pengungkapan fakta tentang Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat. Oleh karena itu, studi

perkembangan pesantren dalam penelitian ini memfokuskan pada Sejarah dan

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung

Jabung Barat 1994-2017.

Page 38: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

25

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lingkupan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif atau penelitian

lapangan. Penelitian deskriftip dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi

mengenai suatu phenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskrifsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.35

Dalam

penelitian ini penulis akan mencoba mendeskrifsikan tentang sejarah dan

perkembangan pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung

Jabung Barat Tahun 1994-2017.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat suatu penelitian untuk memperoleh

data-data yang berkenaan dengan topic-topik pembahasan. Penelitian ini

dilakukan di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dan penelitian menggunakan metodologi

sejarah. Mengkaji lebih mendalam tentang Sejarah dan Perkembangan

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung Jabung

Barat Tahun 1994-2017.

35

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), hlm 20

Page 39: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

26

2. Metode Penelitian Sejarah

a. Heuristik (Pengumpulan Data)

Heuristik adalah berasal dari kata Yunani heurishein, artinya

memperoleh. Menurut G. J. Renier yang dikutip Dudung dalam bukunya

yang berjudul Metode Penelitian Sejarah Islam yang menjelaskan

bahwa, heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu.

Oleh karena itu, heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan umum.

Heuristik seringkali merupakan suatau keterampilan dalam menemukan,

menangani, dan memperinci bibliografi, atau mengklarifikasi dan

merawat catatan-catatan.36

Catatan-catatan tersebut peneliti bisa dapatkan melalui

observasi, merupakan teknik awal yang peneliti gunakan untuk

mendapatkan data yang akurat berdasarkan permasalahan yang akan

penulis teliti.

Observasi merupakan alat pengumpulan data disebut panduan

observasi. Metode ini menggunakan pengamatan atau pengindraan

langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau prilaku.37

Dengan observasi kita akan memperoleh gambaran yang lebih jelas

tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain.

36

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Seiarah Islam, (Yogyakart: Ombak ,

2011),hlm 104 37

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitan Sosial, hlm 52

Page 40: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

27

Penelitian menggunakan teknik observasi secara partisipasif

dengan maksud, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang

melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti,

tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktifitas yang

bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya

selaku peneliti.38

Observasi ini merupakan sumber primer untuk

mendapatkan data sejarah yang berkaitan dengan penelitian.

Didalam heuristik sejarawan harus mencari sumber primer.

Sumber primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang

disampaikan saksi mata. Sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap

primer ialah wawancara langsung dengan pelaku pristiwa atau saksi

mata.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.39

Metode ini merupakan salah satu

cara dalam mengumpulkan data yang harus dilakukan untuk mendukung

observasi. Dengan wawancara diharapkan peneliti dapat memasuki

pikiran dan perasaan responden. Adapun imformen yang akan

diwawancarai antara lain :

1). H. Ahmad Fauzi

2). Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag

38

Prof. Dr. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 64 39

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 72

Page 41: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

28

3). Drs. H. Abdul Latif, M.Ag

4). H. Abdul Hakim, S.Ag

5). Hj. Fauziah

6). H. Abdul Hamid Kurnain

Penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tak

bersetruktur, wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasakahan yang akan ditanya.40

Selain menggunakan teknik wawancara peneliti juga

menggunakan teknik dokumentasi, dimana dokumentasi merupakan

teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai

data pribadi responden. Didalam sebuah pendokumentasian, sering

dikenal dengan istilah dokumen, record, foto, video/film. Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa bentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.41

Selain itu juga dokumentasi ini peneliti dapatkan melalui berita

di Koran, majalah, buku, catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan

40

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 74 41

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 82

Page 42: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

29

arsip-arsip laporan pemerintah adalah sumber skunder karena

disampaikan oleh bukan saksi mata.42

Jadi dari penjelasan diatas maka

sumber-sumber dalam heuristik dapat di kelompokan menjadi dua yaitu

sumber primer dan sumber skunder.

a) Sumber Primer

Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu

pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan,

sumber data tertulis, foto, dan statistik.43

Data perimer dalam data

yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber

pertama atau utama.44

Sumber primer murapakan kata-kata dan

tindakan orang-orang.

Sedangkan dalam sumber lisan, primernya ialah wawancara

langsung dengan pelaku atau saksi mata yang dalam hal ini adalah

informan. Informan ini merupakan narasumber tempat bertanya, yang

jauh lebih mengetahui atau menguasai, dan karenanya ia juga disebut

semacam guru, seperti pimpinan pondok, guru-guru maupun staf dan

masyarakat sekitar yang mengetahui tentang Pondok Pesantren Al-

42

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm.103 43

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), hlm. 157 44

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab-Sastra

dan Kebudayaaan Islam, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2011), hlm.31

Page 43: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

30

Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal yang peneliti wawancarai

dilapangan.

Sumber primer yang dimaksud untuk dijadikan informan

guna keakuratan data pada penelitian skripsi ini adalah saksi hidup

yang hingga saat sekarang ini masih dapat diketahui keberadaannya

yang membantu penulis terkait permasalahan Sejarah dan

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala

Tungkal Tanjung Jabung Barat Tahun 1994-2017.

b) Sumber Sekunder

Sumber sekunder yaitu data pendukung yang dikumpulkan,

diolah dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan

komentar, analisis, kritik dan sejenisnya yang berkaitan dengan data

primer.45

Data sekunder yang dimksud adalah data yang diperoleh dari

data terdokumentasi dan mempunyai hubungan dengan permasalahan

yang diteliti dan juga peneliti mengambil data-data dari buku-buku,

jurnal, skripsi, yang telah ada bersangkutan dengan penelitian ini,

sehingga memperbanyak data agar lebih akurat.

Dengan demikian heuristic digunakan dalam penelitian ini

untuk langkah awal dalam penelitian yaitu sebagai data awal tentang

Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

45

Tim Penyusun Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab-Sastra dan

Kebudayaan Islam, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2011), hlm. 34

Page 44: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

31

Kuala Tungkal dengan heuristik peneliti bisa menemukan data dengan

cara tulisan dan lisan, dengan cara tulisan peneliti bisa menemukan

data dengan adanya dokumen, seperti arsip-arsip pemerintahan,

sedangkan dengan cara lisan peneliti bisa menemukan data dengan

wawancara langsung dengan informan.

Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dalam

penelitian seseorang informan merupakan orang yang nomor satu

setelah peneliti. Karena tanpa informan, penulis mungkin akan buta

dan akan kebingungan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan penelitian ini. Adapun sampel penelitian ini penulis

menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel,

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu.46

b. Verifikasi (Kritik Sumber)

Setelah sumber sejarah dalam kategorinya terkumpul, tahap

yang berikutnya ialah verifikasi atau lazim disebut juga dengan keritik

untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini yang harus diuji

adalah keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) yang dilakukan

melalui keritik ekstrn dan keabsahan tentang kesahihan sumber

(kredebilitas) yang ditelusuri melalui keritik intern.47

46

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 53 47

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penulisan Sejarah Islam, hlm.108

Page 45: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

32

Selain heuristik yang digunakan dalam penelitaian sejarah,

peneliti juga perlu menggunakan verifikasi, dengan menggunakan

verifikasi maka data diketahui keabsahannya dengan sempurna, jadi

verifikasi dalam penelitian sejarah tidak bisa ditinggalkan berikut ini

akan dijelaskan tentang teknik verifikasi yang peneliti gunakan yaitu:

1) Keaslian Sumber

Peneliti melakukan pengujian atas asli dan tidaknya sumber,

berarti ia menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditentukan. Bila

sumber itu merupakan dokumen tertulis maka harus diteliti kertasnya,

tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-

katanya, hurufnya, dan segi penampilan luarnya yang lain.48

Tentang

Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Tahun 1994-2017.

Pada tahap keaslian sumber ini peneliti melakukan pengujian

atas asli tidaknaya sumber, menyeleksi dari segi-segi fisik dari sumber

yang ditemukan, dalam hal keaslian sumber pada Sejarah dan

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala

Tungkal Tanjung Jabung Barat Tahun 1994-2017. Dan apa aktivitas

yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat untuk

meningkatkan kualitas santri sehingga menarik kembali minat para

calon santri untuk masuk kepesantren tersebut, begitu juga pesantren

48

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 108

Page 46: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

33

tersbut harus menunjang kualitas pendidikan untuk menarik minat

masyarakat terhadap pesantren tersbut.

2) Kesahihan Sumber

Kesahihan dalam sejarah merupakan factor paling

menentukan sahih dan tidaknya bukti atau fakta sejarah itu sendiri.

Menurut Gilbert J. Garraghan dalam bukunya Dudung Abdurrahman

yang berjudul metodologi penelitian sejarah islam, kekeliriun saksi

pada umumnya ditimbulkan oleh dua penyebab utama: pertama,

kekeliruan dalam sumber informal yang terjadi dalam usaha

menjelaskan, menginterprestasikan, atau menarik kesimpulan sumber

itu. Kedua, kekeliruan dalam sumber formal. Penyebabnya ialah

kekeliruan yang disengajakan terhadap kesaksian yang pada mulanya

penuh kepercayaan detail kesaksian tidak dapat dipercaya, para sakti

terbukti tidak mampu menyampaikan kesaksian secara sehat, cermat,

dan jujur. Oleh karena itu, kritik dilakukan sebagai alat pengendali

dan pengecekan proses-proses itu serta mendeteksi adanya kekeliruan

yang mungkin terjadi.49

Selain disebabkan kekeliruan tersebut, bisa juga terjadi

karena persepsi perasaan, karena ilusi dan halusinasi sintesis dari

kenyataan yang dirasakan, dalam reproduksi dan komunikasi, dan

49

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 111

Page 47: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

34

kekeliruan lebih sering terjadi dalam catatan sejarah.50

Pada kesahihan

sumber Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat Kuala Tungkal tertumpu pada keterangan dari informan yang

masih hidup dan mengetahui sejarah dan perkembangan pondok

pesantren tersebut.

3. Interprestasi (Analisis Fakta Sejarah)

Interprestasi atau penafsiran sejarah sering kali disebut juga

analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara

terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Namun

keduanya, analisis dan sintesis, dipandang sebagai metode-metode utama

didalam interprestasi. Analisis sejarah itu sendiri bertujuan melakukan

sisntesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah

dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu kedalam suatu

interprestasi yang menyeluruh.51

Interprestasi dalam penelitian sejarah sangat diperlukan,

kegunaan dari interprestasi ini sendiri untuk menganalis data yang telah

dikumpulkan dan yang telah dicari keabsahannya tentang data tersebut,

analisis data ini digunakan dalam tahap ketiga untuk penelitian sejarah,

yang berkaitan dengan Sejarah dan Perkembagan Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat Kuala tungkal Tanjung Jabung Barat Tahun 1994-

2017.

50

Dududung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 111 51

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 114

Page 48: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

35

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Sebagai fase terakhir dalam metode sejarah, histigrafi yang

merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian

sejarah yang telah dilakukan. Layaknya laporan ilmiah, penulisan hasil

sejarah itu hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

proses penelitian sejak dari awal (fase perencanaan) sampai dengan

akhirnya (penarikan kesimpulan).52

Syarat umum yang harus diperhatikan peneliti di dalam

pemaparan sejarah adalah:

a) Peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan dengan bahasa

yang baik. Misalnya peneliti harus memperhatikan aturan atau

pedoman bahasa Indonesia yang baik, mengerti bagai mana memilih

kata atau gaya bahasa yang tepat dalam mengungkapkan maksudnya,

bahasa yang mudah dan jelas dipahami, dan data dipaparkan seperti

apa adanya atau seperti yang dipahami oleh peneliti dan gaya bahasa

yang khas.

b) Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah disadari

sebgaian dari sejarah yang lebih umum, karena ia didahului oleh masa

dan diikuti oleh masa pula. Dengan perkataan lain, penulisan itu

ditempatkan sesuai dengan perjalanan sejarah.

52

Dududung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 117

Page 49: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

36

c) Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan

bukti-bukti dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara

jelas oleh pemikiran pembaca. Dalam hal ini perlu dibuat pola

penulisan atau sistematika penyusunan dan pembahasan.

d) Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha

peneliti dalam mengerahkan ide-idenya dalam merekontruksi masa

lampau itu dilandaskan atas bukti-bukti yang terseleksi, bukti yang

cukup lengkap, detail fakta yang akurat.53

Histiografi didalam penelitian sejarah digunakan untuk

menyimpulkan data yang telah didapatkan oleh peneliti melalui

penelitian, setelah data dikumpulkan maka peneliti perlu menggunakan

teknik histiografi sebagai fase terakhir dalam penulisan sejarah, untuk

menulis pembahasan yang berkaitan dengan Sejarah dan Perkembangan

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal Tanjung

Jabung Barat Tahun 1994-2017.

53

Dududung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 116-118

Page 50: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

penggandaan

Penyempurnaan dan 11

10 Munaqasah dan perbaikan

bimbingan

Penulisan Skripsi dan 9

Analisis data

Pengumpulan data dan 8

7 Pelaksanaan Riset

6 Pengesahan dan izin Riset

perbaikan

Seminar Poposal dan 5

4 Pengurusan izin Seminar

Proposal

Bimbingan dan Perbaikan 3

Dosen Pembimbing

Proposal dan Penunjukan 2

1 Pengajuan Judul

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

BULAN

NO KEGIATAN SEPT DES JAN JUNI JULI AGUST SEP OKT

JADWAL PENELITIAN

Tabel I

37

Page 51: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

38

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak antara 00 53’- 01

0 41’ lintang

Selatan dan antara 1030

23’ - 1040 21 Bujur Timur dan merupakan 10 kabupaten /

kota yang ada di Provinsi Jambi, berada di pesisir Timur Provinsi Jambi, daerah

ini memeliki luas wilayah kurang lebih 8844,5 Km2 terdiri dari daratan kurang

lebih 5503,5 Km2 dan perairan / laut kurang lebih 3341 Km.

2 Batasa-batas

Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu54

:

Utara : Propinsi Riau.

Selatan : Kabupaten Batanghari.

Barat : Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Tebo.

Timur : Selat Berhala dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.55

Tabel 3.1

Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

No Kecamatan

Luasa

Wilayah

(Km2)

Ibu Kota

Kecamatan

Tinggi

DPL (m)

Persentase

1 Tungkal Ulu 345,69 Pelabuhan 35 6,90

54

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017 55

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 52: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

39

Dagang

2 Merlung 311,65 Merlung 45 6,22

3 Batang Asam 1042,47 Dusun Kebun 35 20,81

4 Tebing Tinggi 342,89 Tebing Tinggi 35 6,83

5 Renah

Mendaluh

473,42 Lubuk

Kambing

70 9,46

6 Muara

Papalik

336,38 Rantau Badak 45 6,72

7 Pengabuan 440,38 Teluk Nilau 5 8,79

8 Senyerang 426,63 Senyerang 5 8,52

9 Tungkal Ilir 100,31 Kuala Tungkal 3 2,00

10 Bram Itam 312,66 Bram Itam

Kiri

3 6,24

11 Sebrang Kota 121,29 Tungkal V 3 2,42

12 Betara 570,21 Mekar Jaya 3 11,38

13 Kuala Betara 185,89 Betara Kiri 3 3,71

Sumber : BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 53: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

40

B. Demografi Kecamatan Tungkal Ilir

Dalam penelitian ini peneliti membatasi batasan wilayah yaitu di Kuala

Tungkal Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ini bertujuan

agar pembahas tidak melebar dan dapat diperjelas dalam bahasan secara terperinci

tentang keberadaan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal.

1. Geografi

Kecamatan Tungkal Ilir adalah salah satu Kecamatan yang berada

di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang

merupakan wilayah di mana berdirinya Pondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat dengan luas wilayah 98,11km2. dengan batas-batas wilayah

Kecamatan Tungkal Ilir yaitu56

:

a. Utara : Kecamatan Sebrang Kota.

b. Timur : Selat Berhala.

c. Selatan : Kecamatan Kuala Betara

d. Barat : Kecamatan Bram Itam.

Pada tahun 2017 Desa/Kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Tungkal Ilir Terjadi pemekaran menjadi 10 Desa/Kelurahan

dapat di lihat pada tabel 3.2 dibawah ini.

56

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahu 2017

Page 54: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

41

Tabel 3.2

Nama Desa/Kelurahan di Tungkal Ilir dan luas area

No Desa/Kelurahan Luas Area (Km2)

1 Keluraha Tungkal Harapan 1,65 Km2

2 Kelurahan Tungkal IV Kota 2,80 Km2

3 Tungkal III 3,2 Km2

4. Tungkal II 16,52 Km2

5. Tungkal I 46,78 Km2

6. Teluk Sialang 8,39 Km2

7. Sungai Nibung 11,08 Km2

8. Sriwijaya 2,08 Km2

9. Patunas 4,16 Km2

10. KP. Nelayan 1,33 Km2

Sumber : BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Data ini ditampilkanuntuk mengetahui luas area Desa/Kelurahan

Kecamatan Tungkal Ilir. Sehingga dari table di atas dapat di lihat bahwa

Desa/Kelurahan tungkal Harapan adalah area terluas pertama, dan

Desa/Kelurahan Tungkal III ada di urutan nomor 3. Meskipun luas area

berada di urutan ke tiga, tetapi disinilah tempat berdirinya Pondok Pesantren

Al-Baqiyatush Shalihat yang merupakan sebagai tempat lembaga

pendidikan yang mengajarkan ilmu agama dan sosial. Meskipun tidak

Page 55: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

42

menutup kemungkinan yang belajar di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat warga Kecamatan Tungkal Ilir, luar Kabupaten Tanjung jabung

barat, Luar Provinsi dan terlebih lagi luar Negri. Perkembangan pendidikan

di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal mengalami

peningkatan setiap tahunnya dari mulai awal terbentuknya Pondok

Pesantren baik dari segi santri maupun gedung bangunan di area pondok.57

2. Pemerintahan

Wilayah Pemerintahan Kecamatan Tungkal Ilir pada tahun 2017

terjadi pemekearan Desa/Kelurahan yang terdiri dari 8 Kelurahan, 2 Desa, 7

Dusun dan 166 Rukun Tetangga (RT).

Tabel 3.3

Daftar nama-nama camat yang pernah menjabat di Kecamatan Tungkal Ilir

No Nama Camat

Tahun Mulai

Menjabat

Tahun Akhir

Menjabat

1 Jakfar Amin 1962 1971

2 Misbach Sulung, BA 1971 1979

3 Drs. Iman Sainan 1979 1983

4 A. Ghafar Masdar, BA 1983 1984

5 Drs. Bustaman Tamin 1984 1985

6 Drs. Awal Akmal 1985 1987

57

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 56: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

43

7 Drs. Chalik Saleh 1987 1989

8 Drs. H.A. Muin Muhammad 1989 1994

9 A. Calik Rahman, BA 1994 1996

10 Drs. Amir Sakib 1996 2001

11 Drs. Noor Setio Budi 2001 2006

12 Syahrun Achmadi, SE 2006 2008

13 Ery Suhartono, S. Sos 2008 2009

14 M. Jamil Gumri, S.Ag 2009 2016

15 M. Nur Kasim Kadir, SE 2016 Sekarang

Sumber : BPS Tanjung Jabung Barat Tahun 2007

Rincian Rukun Tetangga (RT) Kecamatan Tungkal Ilir yaitu sebagai

berikut:

a. Tungkal Harapan terdiri dari 18 RT.

b. Tungkal IV Kota terdiri dari 18 RT.

c. Tungkal III terdiri dari 17 RT.

d. Tungkal II terdiri dari 17 RT.

e. Tungkal I terdiri dari 4 Dusun dan 17 RT.

f. Teluk sialang terdiri dari 3 Dusun dan 13 RT.

g. Sungai Nibung terdiri dari 7 RT.

Page 57: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

44

h. Sriwijaya terdiri dari 12 RT.

i. Patunas terdiri dari 13 RT.

j. KP. Nelayan terdiri dari 15 RT.

3. Penduduk

Tabel 3.4

Data Penduduk Kecamatan Tungkal Ilir

No Desa/Kelurahan Penduduk

Luas

Wilayah

(Km2)

Kepadatan

Penduduk

(Per Km2)

1 Tungkal Harapan 12.712 1,65 7.704

2 Tungkal IV Kota 6.546 2,80 2.338

3 Tungkal III 8.869 3,32 2.671

4 Tungkal II 11.063 16,52 670

5 Tungkal I 2.270 46,78 49

6 Teluk Sialang 2.265 8,39 270

7 Sungai Nibung 3.75 11,08 334

8 Sriwijaya 6.082 2,08 2.924

9 Patunas 8.840 4,16 2.125

10 Kp. Nelayan 10.021 1,33 7.535

Sumber : BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 58: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

45

Penduduk Kecamatan Tungkal Ilir tahun 2016 tercatat sebanyak

71.694 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 35.992 jiwa dan penduduk

perempuan 35.702 jiwa. Perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk

perempuan (sex ratio) adalah 101 yang berarti bahwa penduduk lakilaki

lebih banyak dari penduduk perempuan atau dari 101 jiwa penduduk laki

terdapat 100 jiwa perempuan. Persebaran Penduduk di Kecamatan Tungkal

Ilir tercatat 724 jiwa per Km2, sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah

tangga tercatat sebesar 4 jiwa58

. Selama kurun waktu antara tahun 2010 -

2016 rata-rata pertumbuhan penduduk Kecamatan Tungkal Ilir pertahun

tercatat sebesar 1,12%.

4. Sosial

Untuk menunjang kegiatan sosial keolahragaan dalam setiap

kecamatan di Tungkal Ilir di lengkapi beberapa sarana olah raga yaitu, 3

buah lapangan sepak bola, 7 buah lapangan bola volley, 9 buah lapangan

bulu tangking, 8 buah lapangan futsal, 1 buah lapangan tenis dan satu buah

lapangan basket. Selan kegiatan keagaaman, kegiatan sosial kepemudaan di

bidang olah raga juga sangat aktif di Kecamatan Tungkal Ilir.

5. Pendidikan

Di Kecamatan Tungkal Ilir terdapat 15 TK, 940 murid dan 86

orang guru, pada tingkat SD sampai pada tingkat SMA/SMK pada tahun

2016 terdapat 31 Sekolah Dasar, 8.447 siswa dan 574 guru, tingkat SLTP

terdapat 6 buah, 1559 siswa dan 94 orang guru, sementara itu pada tingkat

58

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 59: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

46

SMA/SMK tercatat sebanyak 6 buah, 2.947 orang siswa dan 239 orang

guru.

Sedangkan jumlah Madrsah Ibtidaiyah ada 7 buah dengan siswa

597 orang baik negri maupun swasta dengan jumlah Guru 82 orang, jumlah

Madrasah Tsanawiyah ada 8 buah dengan siswa 1888 orang dan guru 156

orang, jumlah Madrasah Aliyah ada 7 buah dengan siswa1435 orang dan

guru 135 orang.59

Data ini menggambarkan banyaknya sekolah-sekolah yang

didirikan di Kecamatan Tungkal Ilir baik itu sekolah yang bersifat umum

maupun yang bersifat keagamaan seperti Madrasah maupun Pondok

Pesantren. Hal ini membuktikan kepedulian masyarakat maupun pemerintah

terhadap pendidikan di Kecamatan Tungkal Ilir khususnya.

6. Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Tungkal Ilir anatara lain 1 buah

rumah sakit umum, 2 buah puskesmas, 7 buah puskesmas pembantu, 37 unit

posyandu, 1 unit praktek bidan dan tenaga kesehatan tercatat sebanyak 8

orang dokter, 54 perawat dan 33 bidan60

.

7. Agama

Pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk

kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang

59

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017 60

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 60: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

47

mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa. Di Kecamatan Tungkal Ilir

terdapat 25 buah Mesjid, 54 buah Langgar, 3 buah Gereja dan 2 buah

Vihara, sementara jumlah Ulama ada 63 orang, mubaligh 65orang.

Jamaah haji yang di berangkatkan dari kecamatan tungkal ilir

tahun 2015 sebanyak 114 orang yang terdiri dari 47 orang laki-laki dan 67

orang perempuan.61

61

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2017

Page 61: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

48

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Pesantren dalam perjalanan sejarahnya telah menjadi objek para sarjana

Barat yang mempelajari Islam. Dilihat dari fungsi dan kemanfaatan pesantren

sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki ciri khas, maka di daerah lain

(luar Jawa) hidup lembaga pendidikan Islam yang mempunyai fungsi dan

kemanfaatan yang sama dengan nama yang berbeda, misalnya meunusah di Aceh,

surau di Sumatra, rangkang di Kalimantan. Menurut para ahli dikenal dengan

sebutan zawiyah dimana letak bangunannya terpencil dari pusat keramaian dan

sistem belajarnya melingkar yang sekarang di kenal dengan sistem bandongan.

Sejarah masuknya agama islam di Indonesia adalah karena penyebaran

agama islam oleh mubaligh-mubaligh pertama dengan penerangan dan amalan

serta melalui pendidikan melalui pondok pesantren. kemudian mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan keadaan, waktu, dan tempat.

Maka tepatlah jika dikatakan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan

pertama yang dikenal oleh umat Islam di Indonesia.62

Bermula dari pengajian agama yang dipimpin oleh K.H.M Ali Abdul

Wahhab yang bertempat di rumah K.H.M Ali Wahab sejak tahun 1957 M.

Pengajian tersebut terus berjalan, pada tahun 1979 K.H.M Ali Abdul Wahhab

mengundang Syekh Muhammad Nawawi yang bermukim di Berjan Porworejo

62

Depertemen Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Rekonstruksi Sejarah

Pendidikan Islam di Indonesia,( Jakarta: Depertemen Agama RI, 2005), hlm. 95-97

Page 62: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

49

Jawa Tengah untuk melakukan bai’at thoriqah qadiriyyah naqsyabandiyyah di

antara yang ikut bai’at Pada saat Itu adalah: K.H.M Ali Abdul Wahhab, K.H.M

Subli Bin H.Ismail Dan Tuan Guru H.Ahmad Bukhari dll. Kurang lebih 28 tahun

berjalan pengikut pengajian yang dilaksanakan di rumah beliau ini, dari masa

kemasa terus bertambah, dan puncaknya pada tahun 1985 rumah beliau yang

lumayan luas, tidak tertampung lagi untuk jama’ah pengajian63

. dan akhirnya di

putusakan untuk pindah ke Mesjid Agung Al Istiqamah yang tempatnya persis di

depan rumah beliau.

“Pengikut tariqah qadiriyyah naqsabandiyyah yang telah di bai’at

biasanya mengadakan haul hari wafatnya Syekh Abdu Qadir Al

Jailani, yaitu pada tiap-tiap tanggal 11 Rabi’ust Tsani, begitu pula

lah yang dilaksanakan oleh : K.H.M Ali Abdul Wahhab bersama sama

masyarakat yang terhimpun dalam pengajian beliau. Setiap tahun

memperingati haul Sekh Abdul Qadir Al Jailani di Mesjid Agung Al

Istiqamah Kuala Tungkal”.64

Mengamalkan tareqat qadariyyah naqsabandiyah di Kuala Tungkal, KH.

M. Ali Wahab menjadikan beberapa kitab sebagai pegangan berdasarkan

pedoman tareqat mutabarah di antaranya 1. Umdah al-salik fi khairi al-masalik

(syarah fath al-arifin). 2. Risalah tuntunan tareqat qadariyah wa naqsabandiyah. 3

al-futuhat al-rabbaniyah wa al-fuyudhat ilahiyah fi al-tareqah al-qadariyah wa

naqsabandiyah. 4 al-nur al-burhaniyy di turjumah al-lujjain al-dani fi zikr nubzah

min manqib al-syaikh abd al- qodir al-jailani (juz 1 dan II) 5. Khulasah al-Saniyah

Fi Tareqatil al-Qadariyah wa al-Naqsyabandiyah. Dan masih banyak lagi kitab

63

Profil Pondok Pesantren AL-Baqiyatush Shalihat, hlm 2 64

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 63: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

50

kitab lainnya yang menjadi sebagai pegangan Tareqat Qadariyah wa

Naqsabandiyah yang di pimpin oleh KH. M. Ali Wahab di Kuala Tungkal.65

Tahun demi tahun, para hadirin yang mengikuti Peringatan haul Syekh

Abdul Qadir Al Jailani yang dilaksanakan di Mesjid Agung Al Istiqamh ini

bertambah banyak, hingga di mesjid Agung pun tak tertampung lagi karena

banyaknya hadirin yang mengikuti acara ini. Hingga timbul keinginan untuk

membangun tempat khusus untuk peringatan haul ini. Ide ini diajukan kepada

dewan pengurus pengajian Majlis Ta’lim Al Hidayah yang telah di bentuk

kepengurusannya sejak pengambilan Tariqah Qodiriyah Naqsabandiyyah. Ide itu

pun disepakati dengan Lokasi pembangunan gedung di parit Gompong Kelurahan

Tungkal Harapan Kuala Tungkal66

.

Dengan membaca Basmallah pada tanggal 30 Sya’ban 1413 H.

Bertepatan tanggal 22 Pebruari 1993 M, penancapan tiang pertama untuk

pembangunan gedung yang sedianya untuk tempat peringatan haul inipun dimulai.

Dengan penyandang dana awal H.M Syahruddin Zen. Bangunan gedung pertama

ini diberi nama “Majlisul ‘Ilmi Wadzkri“ berukuran 26 x 16 m2. Dengan kapasitas

+ 1.000 (seribu) jama’ah.

Ditengah tengah pembangunan Majlis ‘ilmi Wadzikri ini terpikir Oleh

panitia bahwa tempat ini hanya akan digunakan setahun sekali, yaitu pada

peringatan Haul Syekh Abdul Qadir Al Jailani Saja, dan hal itu dirasa kurang

banyak manfaatnya. Lalu timbullah pemikiran baru untuk memanfaatkan gedung

65

Abdul Hamid Kurnain, Manqib Syekh Muhammad Ali Wahab Bin Syekh Abdul Wahab

Al-Banjari, Kuala Tungkal 27 Januari 2015, hlm 9-16 66

Profil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Page 64: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

51

ini sebagai wadah lembaga pendidikan berupa pondok pesantren. hal tersebut

diperkuat oleh pernyataan dari Ustad Abdul Latif yang mengatakan:

“Awal mulanya Pondok pesantren ini adalah majlis ta’lim

alhidayah yang dibentuk oleh beberapa orang dan ayah kami

salah satunya sebagai pencetus atau muasis pendirinya, majlis

ta’lim ini sama dengan majlis ta’lim pada umumnya yang

kebanyakan menyampaikan tentang tausiyah, pengajian rutin dan

wirid wirid, karena banyaknya pengikut majlis ta’lim ini maka di

buatlah pondok pesantren sebagai penampung aspirasi dari

pengikut majlis ta’lim al-hidayah. Pada mulanya majlis ta’lim

yang sekedar pertemuan seminggu sekali dan itu juga malam

selasa dan subuh selasa dikarenakan banyaknya pengikut tersebut

, maka didirikanlah pondok pesantren yang bernama Al-

Baqiyatush Shalihat”.67

Setelah berdiri maka dibentuklah kepengurusan pondok pesantren ini,

dengan nama Pondok Pesantren “Al Baqiyatush Shalihat” dari “Majlis Ta’lim Al

Hidayah Kuala Tungkal. Adapun fungsi awal didirikan Pondok pesantren ini

adalah untuk menampung aspirasi dari majlis ta’lim, yang kedua pondok

pesantren dibangun untuk menghadapi perkembangan pendidikan di kota Kuala

Tungkal. Dengan berdirinya gedung utama ini dan ditambah beberapa buah

asrama untuk santri putra dan putri, serta sarana dan prasarana lainnya, maka

kemudian mulailah untuk difungsikan sebagai pondok pesantren.

Tepatnya pada tanggal 13 April 1994 M. Bersamaan dengan 2 Zulqa’dah

, pondok pesantren Al Baqiyatush Shalihat ini diresmikan dan diiringi dangan

pelajaran perdana yang diberikan oleh Al Mukarram K.H.M Ali Abdul Wahhab

yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren.

67

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 65: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

52

Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat telah

menyelenggarakan pendidikan kepesantrenan dengan jenjang pendidikan. Pertama

Madrasah Diniyah Awaliyah dengan mata pelajaran pokok Al-Qur’an, Khat Arab,

membaca dan menulis Arab Melayu, serta praktek ibadah. Kedua Madrasah

Diniyah Wustha dengan materi Pokok ilmu nahwu, saraf, fiqih, tauhid, dan tajwid.

Ketiga Madrasah Diniyah Ulya dengan penyajian materi pokok, nahwu, saraf,

tauhid, fiqih, ushul fiqh, balaghah, tafsir, arud, dan mantiq.

Tentu saja tidak semua pesantren telah mengalami perubahan yang sama.

Dalam tradisi pesantren, kini telah terdapat pemisahan antara pesantren-pesantren

yang mengajarkan pengetahuan umum dan yang tidak atau belum. Walaupun

pemisahan ini belum menimbulkan pengelompokan atas dasar sosial keagamaan

yang berbeda dan masih sama-sama-sama tarikat sebagai penganut ahlusunnah

wal jama’ah, namun pemisahan tersebut telah menciptakan perbedaan-perbedaan

dalam beberapa hal dalam bentuk aktifitasa sosial dan intelektual.

Pengajaran pengetahuan umum tidak menimbulkan ganggun terhadap

usha pesantren dalam memelihara doktrin-doktrin islam tradisional, dan juga

menyingkirkan peraktek-praktek tarekat, menarik sekali bahwa tebuirang yang

telah mendirikan sekolah-sekolah modern, justru mulai januari 1978 menjadi

pusat organisasi Tareqat Qadariyyah wa Naqsabandiyah, hal ini berarti bahwa

proses penduniawian pikiran dan pergeseran terhadap sikap keakhiratan oleh sikap

keduniawian belum begitu mendalam dipondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat.. Namun demikian sebagaimana di uraikan Profesor Gibb dalam setiap

kebudayaan yang telah mapan (termasuk kebudayaan islam jaman pertengahan)

Page 66: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

53

akan selalu terdapat kecenderungan sikap atau orientasi duniawiyah, baik secara

terbuka maupun terpendam.68

Ustad Zainal Atqa mengatakan

“Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Salihat dalam melaksana

pendidikan lebih menggulkan kependidikan agama dan sebagai

doktrin dari Tariqat Qadariyah wa Naqsabandiyah yang cendrung

akan mengingat Allah di mana saja kita berada selalu berzikir”.69

Sistem madrasah dan pengajaran agama yang diberikan dengan sistem

sekolah termasuk wewenang depertemen agama. Ia hanya mengajurkan untuk

mengadakan modrenisasi dan mengambil alaih sistem madrasah, hal ini berarti

satu pihak memberikan kebijaksanaan memasukan sebanyak mungkin pelajaran

agama dalam sistem sekolah. Sedang dipihak lain berarti memberikan perhatian

kepada pihak umum dalam sistem madrasah.70

Perkembangan selanjutnya, madrasah sering dipahami sebagai lembaga

berbasis keagamaan. Pengertian madrasah disini berbeda dengan sekolah,

sebagaimana menurut Daulay, sekolah adalah lembaga pendidikan yang

menekankan inti pelajaran kepada pelajaran umum, bukan semata-mata pelajaran

agama sebagamana di Pesantren dan Madrasah.71

B. Biografi KH. Muhammad Ali Wahab

KH. Muhammad Ali Wahab lahir di Pasar Rebo Bram Itam kanan Kuala

Tungkal pada bulan April 1933, ia dibesarkan dilingkungan keluarga yang sangat

taat beragama, ayahnya KH Abdul Wahab bin Tuan guru H. Ismail bin Tuan guru

68

Zamaksyari Dofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, hlm 45 69

Zainal Atqo, TU MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 21 pebruari 2018 70

Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, LP3ES Dharma Aksara Perkasa,

Jakarta 1986, hlm 88 71

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbukan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di

Indonesia, Eds. 1, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 76.

Page 67: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

54

H.M Thohir bin Tuan guru H. Syahabuddin, merupakan ulama yang sangat

dihormati, dan pernah belajar di kota Mekah berguru dengan Syekh Said Yamani,

sedangkan ibunya Hj. Roqayah berasal dari Batu Pahat zohor Malaysia, kedua

orang tuanya menikah di kota mekah. KH. Muhammad Ali Wahab merupakan

putra pertama dari empat bersaudara yaitu, KH. M Ali, KH. Abdullah, Hj.

Mursyidah, istri dari KH. M Sholeh Ramli dan Hj. Abbasyiah, istri dari KH. M

Alwi Syibli. Menurut seorang ulama kalimantan KH. Ali Wahab masih keturunan

Syekh. Muhammad Arsyad Al- Banjari. Namun KH. Ali Wahab belum meyakini

sepenuhnya dugaan tersebut karena belum ada bukti yang kuat. Namun jika

melihat tulisan Muhammad Saperi Kadir tentang Syekh Muhammad Arsyad Al-

Banjari Pelopor Dakwah Islam di Kalimantan, yang di tulis pada Mimbar Ulama

(1976) disebutkan, bahwa Syekh Muhammad Arsyad Al-banjari memiliki sebelas

orang isteri, isterinya yang kedua bernama Bidur, dari isterinya ini Syekh

Muhammad Arsyad Al-Banjari memiliki empat orang anak yakni ; 1. Kadhi H.

Abu su’ud, 2, Sa-idah. 3, Abu Naim, 4. H. Syahabuddin. Berdasarkan silsilah

tersebut, maka pertemuan geneologi antara KH. M. Ali Wahab dan Syekh

Muhammad Arsyad Al-Banjari berada pada Tuan guru H. Syahabuddin, maka jika

ditarik garis lurus silsilahnya adalah : KH. Ali bin KH. Abdul Wahab bin Tuan

Guru H. Ismail bin Tuan Guru H.M. Thohir bin Tuan Guru H. Syahabudiin bin

Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Beliau menikah pada tahun 1957 dengan HJ. Fathimah dan memiliki lima

orang anak, yaitu :

1. H. Ahmad Fauzi

Page 68: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

55

2. Hj. Fauziah istri dari KH.Abdul Hamid Kurnain

3. Drs. H Abdul latif M.Ag. (Dosen IAIN STS Jambi)

4. Drs. H. Anwar Sadat M.Ag. (Dosen IAIN STS Jambi)

5. H. ABD Hakim S.Ag. (Staf pengajar PP Al Baqiyatush Shalihat Kuala

Tungkal)

KH.M. Ali Wahab sejak kecil sudah ditanamkan Ilmu pengetahuan Agama

oleh kedua orang tuanya, pengembaraan intelektual KH.M. Ali Wahab diawali

dengan belajar di Mekah selama dua tahun , kemudian melanjutkan ke Madrasah

Ibtidaiyah Al-Istiqomah di pasar Rebo Bram Itam Kanan Kuala Tungkal dan

madrasah Perguran Hidayatul Islamiyah (PHI) Kuala Tungkal. Pada tahun 1953-

1956 ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren As’ad yang didirikan oleh

KH. Abdul Kadir Ibrahim yang juga Tokoh NU Propinsi Jambi. Perjalanan

KH.M. Ali Wahab terus berlanjut ketika ia berangkat ke Kalimantan dan belajar

di Madrasah Ad-diniyatul Islamiyah Brabai Kalimantan selatan (1956-1958).

Sepulangnya dari kalimantan, KH. M. Ali Wahab memulai aktifitas

keagamaannya dengan mengajar di Perguruan Hidayatul Islamiyah (PHI), dan

memberikan ceramah di berbagai pengajian di surau dan mesjid Kuala Tungkal,

tahun 1962 ia mendirikan Tarbiyatul Dakwah Wal Muzakaroh di Kuala

Tungkal.72

Selain memiliki kedalaman Ilmu Pengetahuan Agama, KH.M. Ali Wahab

juga di kenal sebagai ulama yang taat beribadah, perjalanan spritual dalam

beribadah dan pengembangan dakwahnya di Kuala Tungkal menemukan babak

72

Profil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Page 69: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

56

baru, ketika tahun 1979 ia mengundang seorang guru Tarikat yakni Syekh

Muhammad Nawawi yang berasal dari Berjan Purworejo Jawa Tengah yang

membai’at KH. Ali sebagai guru tarikat Qadariyah Naqsabandiyah di Kuala

Tungkal.

Pada awalnya, pengajian jamaah tarikat Qadariyah Wa Naqsabandiyah yang

ia pimpin berpusat di rumah KH.M. Ali Wahab, namun lama kelamaan jumlah

jamaah pengajian sebagai banyak sehingga rumahnya tidak mampu menampung

jamaah, maka pengajian dipindahkan ke Mesjid Agung Kuala Tungkal. Pengajian

yang di pimpin oleh KH.M. Ali dilaksanakan dua minggu sekali, tiap-tiap malam

selasa dan selasa pagi setelah shalat Shubuh di hadiri begitu banyak jamaah, baik

jamaah tarikat maupun masyarakat umum, sehinggga mesjid Agung Kuala

Tungkal yang cukup besar sudah tidak mampu lagi menampung jamaah pengajian

KH.M. Ali Wahab.

Jamaah tarikat pimpinan KH.M. Ali Wahab tidak hanya berasal Kuala

Tungkal tetapi juga sampai ke Singapore, Malaysia, Batam, Palembang, Riau dan

Kepulauan Riau, puncak dari silaturrahmi jamaah tersebut terjadi setiap tanggal

11 Rabiul Akhir tiap tahun pada acara Haul Syekh Abdul Qadir Jailani, pada saat

itu Kuala Tungkal dibanjiri oleh puluhan ribu jamaah tarikat dari berbagai daerah,

propinsi maupun negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore Sejak KH.M.

Ali Wahab menjadi pimpinan tarekat di Kuala Tungkal, jamaah pengajiannya

terus bertambah, bahkan ia di jadikan sebagai tempat bertanya umat Islam tentang

persoalan- persoalan keagamaan.

Page 70: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

57

Menurut puteranya Drs. H.Abdul Latif. M.Ag, banyak masyarakat yang

meminta KH.M. Ali untuk menuliskan materi pengajiannya sehingga dapat

menjadi rujukan bagi umat Islam Kuala tungkal, saat ini tercatat ada dua belas

kitab karangan KH.M. Ali Wahab yang tersebar di Kuala Tungkal, yaitu :73

1.Tajhizul Mayyit 2.Jalaul Quluub 3.Idhhaarul Haq 4.Da’watul Haq 5.Fathul

Mubin Fi Fidyatis Sholati wasshomi wal yamin 6. attasauf Bima,na amal Huat

Thoriqoh 7.Terjemah Manaqib syekh Abdul qadir Al-Jailani 8. Al-Fataawat

Tinkaliyah Al-jza Awwal Watitsany 9. Al-Umdah Fi Jawaazi Ta,khiiril Ihrom Ila

Jiddah 10. Al-Mabadil, Aryroh Fit Thoriqoril Qodiriyah Wan Naqsabandiyah

11.Tuntunan Thoriqoh 12.Ta,addudul Jum’at

Ketokohan dan pengaruh KH.M. Ali Wahab semakin kuat di Kuala

Tungkal ketika ia mendirikan Pondok Pesantren Albaqiyatush Shalihat pada tahun

1993 di parit Gompog Tungkal Harapan Kuala Tungkal, dan di resmikan pada

tanggal 13 April 1994. Pondok Pesantren Albaqiyatush shalihat

menyelenggarakan pendidikan keagamaan dengan system yang umum di pakai di

pondok pesantren .

Peran Keagamaan yang dilakukannya di Kuala Tungkal, menempatkan beliau

sebagai sosok ulama yang cukup disegani dan di hormati baik di Kuala Tungkal

maupun di Provinsi Jambi, beliau seringkali dijadikan sebagai rujukan dalam

membahas persoalan keagamaan yang terjadi ditengah- tengah masyarakat.

Namun demikian segala sesuatu yang ada di alam dunia ini tidak ada yang abadi,

73

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 71: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

58

pada tanggal 11 Jumadil Akhir 1433, bersamaan dengan tanggal 15 Mei 2011,

pukul 08.00 WIB, dalam usia 78 tahun, beliau telah kembali, tapi tidak kembali ke

pondok Pesantrennya, tidak kembali kerumahnya, tapi beliau kembali kepangkuan

Allah SWT, wafatnya KH. Muhammad Ali Wahab merupakan kehilangan besar

masyarakat Kuala Tungkal dan provinsi Jambi, dialah tauladan umat, yang karya

dan pengabdiannya akan dikenang bagi perkembangan kehidupan beragama di

Kuala Tungkal.

C. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Di Kuala

Tungkal Tahun 1994-2017

Pesantren sebagai pusat penyebaran agama islam lahir dan berkembang

semenjak masa-masa permulaan kedatangan islam di Indonesia. Pesantren pada

dasarnya ialah sebuah asrama pendidikan islam tradisional dimana peserta

didiknya ialah santri tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang guru

yang lebih dikenal dengan sebutan “kiai”. Populasi pondok pesantren ini semakin

bertambah dari tahun ke tahun, baik pondok pesantren tipe salafiyah74

maupun

khalafiyah75

yang kini tersebar di penjuru tanah air.76

Pesatnya pertumbuhan

pesantren mendorong pemerintahan untuk melembagakan secara khusus sehingga

keluarlah surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 18 tahun

74

Salafiyah ialah salah satu metode dalam Agama Islam yang mengajarkan syariat Islam

secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan, berdasarkan syariat Islam yang ada pada

generasi Nabi Muhammad dan para sahabat kemudian setelah mereka (murid para sahabat) dan

setelahnya (murid-murid para sahabat). 75

Khalafiyah ialah pesantren yang mengadopsi sistem madrasah atau sekolah, dengan

kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum pemerintah, baik dengan Depertemen Agama

maupun dengan Depertemen Pedidikan Nasional, pesantran khalafiyah sering disebut dengan

pesantren modern. 76

Abdurrachman Mas’ud, Dinamika Pesantren dan Madrasah,( Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002), Hlm 50.

Page 72: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

59

1975 tentang susunan organisasi dan tata kerja departemen agama yang kemudian

diubah dan disempurnakan dengan keputusan menteri agama RI nomor 1 tahun

2001. Dengan keluarnya surat keputusan tersebut, maka pendidikan pesantren

dewasa ini telah mendapatkan perhatian yang sama dari pemerintah terutama

departemen agama.77

Pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat salah satu pesantren di

Indonesia yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tepatnya di Kuala

Tungkal kota Jambi mengalami perkembangan yang bertahap sehingga menjadi

pondok pesantren yang banyak diminati di Kuala Tungkal untuk mendalami

pendidikan khususnya agama islam. Pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

dalam perkembangannya meliputi tahapan sehingga menjadi pesantren berbasis

pendidikan agama islam yang terpadu.

1. Pembangunan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Di Kuala

Tungkal Tahun 1994-2017

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush shalihat pada awalnya sebuah majlis

ta’lim yang diadakan pengajiannya kediaman rumah KH Ali Wahab pada

tahun 1957, kemudian pada tahun 1993 Ditengah tengah pembangunan

gedung Majlis ‘ilmi Wadzikri ini terpikir oleh panitia bahwa tempat ini

hanya akan digunakan setahun sekali, yaitu pada peringatan Haul Syekh

Abdul Qadir Al Jailani Saja, dan hal itu dirasa kurang banyak

manfaatnya. Lalu timbullah pemikiran baru untuk memanfaatkan gedung

ini sebagai wadah lembaga pendidikan berupa pondok pesantren.

77

https://m.republika.co.id Fluktuasi Relasi Dan Target RUU Lembaga Pendidikan

Keagamaan.

Page 73: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

60

Pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kemudian dibentuklah

kepengurusan dengan nama Pondok Pesantren “Al Baqiyatush Shalihat”

dari Majlis Ta’lim Al Hidayah Kuala Tungkal, diresmikan pada tanggal

13 April 1994. Selanjutnya dengan terbangunnya gedung utama ini dan

ditambah beberapa buah asrama santri dan sarana dan prasarana lainnya

pada tanggal 14 maret 1996. Sarana dan Prasarana Untuk mendukung

lancarnya proses balajar mengajar, Pondok Pesantren Al Baqiyatush

Shalihat di lengkapi dengan beberapa fasilitas, diantaranya: Ruang

belajar 33 lokal (Ula 6 lokal, Wustha 21 Lokal dan Ulya 6 Lokal

musholla putri 1 buah, Aula 25×16 M2

1 buah, Asrama santri 6 x 7 M2

77 buah , Pompa air 4 buah, drum air banyak, Bak penampung air hujan

4 buah, dan sebuah Masjid yang mulai dibangun pada tanggal 19

Nopember 1997, peletakan batu pertama oleh bapak Denrem 042 / gapu

kolonel kav Soepriyadi dan diresmikan oleh bapak Gubernur Jambi Drs

H Abd Rahman Sayuthi pada tanggal 12 Rabi’ul Akhir 1420 H / 24 Juli

1999 M.

Untuk kelancaran pelaksanaan operasional baik itu masalah

financial dan sarana penunjang lainnya, maka Pondok Pesantren Al

Baqiyatush Shalihat menggunakan uang pangkal, Syahriyah/SPP, Infak

dan sadakah, hasil kebun kelapa, dan sumbangan tidak tetap dari donatur.

Hal ini di sebutkan ustadz Abdul Latif

“Pada awal pembangungan, bangunan ini hanya difungsikan

sebagai tempat majlis ta’lim, bangunan tersebut terbuat seadanya

dari kayu, karena untuk pembangunan sendiri kita tidak

mempunyai dana simpanan, maupun tanah dan segala macam

Page 74: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

61

asset kita tidak memilikinya. Maka kami berinisiatif meminta

bantuan dana kepada setiap kampong dari mana santri itu berasal,

umpamanya ada satu kampong yang anaknya 20 orang di pondok

kami, maka kami minta orang kampong tesebut untuk membangun

pondok untuk anaknya sendiri, contoh dari kampong tembilahan

ada 30 orang santri maka mereka bikin pondok sendiri, maka

untuk itu pada awalnya pondok santri yang terdapat di pondok

pesantren ini berdasarkan dari asal santri tersebut. Pondok santri

dari tembilahan ini, pondok santri dari tungkal ini, dan pondok

santri orang sabak ini. Jadi masing-masing santri memiliki pondok

berdasarkan dari mana asal santri tersebut. Peraturan tersebut

hanya berlaku pada awal berdirinya pondok pesantren ini, tetapi

pada perkembangannya bukan warga sekitar yang masuk

kepondok tersebut. Banyak santri yang berasal dari luar daerah

maka untuk masalah tempat tinggal santri, maka dibebankanlah

kembali kepada pondok pesantren, pembangunan pondok

pesantren sendiri untuk saat ini berdasarkan uang masuk

pendaftaran maupun SPP yang diterima oleh pengurus pondok

pesantren. Setiap tahun dikumpulkan dan langsung dibangun

sarana dan prasana yang dibutuhkan. Untuk saat ini

alhamdullilah sudah banyak bantuan-bantuan dari masyarakat,

jamaah dan bahkan pemerintah untuk membangun kelas.

Alhamdulillah untuk saat ini bangunan sudah terbuat dari beton,

yaitu asrama santri laki-laki maupun perempuan. Namun tidak

seluruhnya dibeton maka untuk itulah kita berupaya dari tahun

ketahun agar santri betah dan bahagia tinggal dipondok”.78

Pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa pada awal

berdirinya bangunan pondok Pesantren Al-Baqiyatush shalihat hanya

bangungan dari kayu yaitu sebagai tempat majelis ta’lim, pondok pesantren

pun belum memiliki uang tabungan atau asset untuk pembangunan jadi

pembangunan dibebankan kepada setiap anak murid yang ingin belajar atau

mondok di pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat, semacam ada

pengelompokan antara daerah masing-masing yang mondok disana. Tetapi

lambat laun dan sampai sekarang pondok pesantren ini semakin maju. Hal

tersebut dapat dilihat dari pembangunannya. Pada tahun 2017 sudah telihat

78

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 75: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

62

rata-rata bangunan pondok pesantren sebagian sudah permanen dan terbuat

dari beton tetapi belum keseluruhan. Hal tersebut dapat terwujud berkat

banyaknya bantuan dari para Jamaah dan donatur serta pemerintah daerah

sekitar.

Pada tahun 2014 peresmian gedung dan asrama baru yang

permanen untuk menunjang kenyaman belajar para santri yang diresmikan

oleh asisten Gubernur Provinsi Jambi. Pembangun semakin bertambah

setiap tahunnya tetapi secara bertahap melengkapi pasilitas yang ada untuk

menunjang kenyaman para santri agar betah tinggal dapat belajar dengan

nyaman dipondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat dan sebagai upaya

menjaga eksisitensinya.

2. Majlis Guru (Tenaga Pengajar)

Peran guru sangat penting dalam proses belajar mengajar baik

pelajaran formal maupun yang tidak formal dan lainnya, kualitas siswa atau

anak didik dalam dunia pendidikan sangat bergantung pada mutu guru,

selain itu guru yang memiliki ilmu pengetahuan juga merupakan tauladan

yang baik dan idenya patut untuk di contoh sikap dan prilakunya baik

masyarakat lingkungan di tempat tinggalnya terlebih lagi terhadap anak

didik yang diajarainya.

Guru harus memiliki kopetensi yang standar nasional pendidikan

agar dapat menjalankan tugas dan peranannya dengan standar kopetensi

yang baik. Kopetensi profsionalisme guru dapat diartikan sebagai

Page 76: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

63

kemampuan dan kewenangan dalam menjalankan profesi keguruannya

dengan kemampuan yang tinggi.

Sungguh tidak diragukan lagi bahwa keberadaan guru dalam

kehidupan masyarakakat mempunyai arti yang penting. Sosok jiwa yang

bersih senantiasa menjadi dambaan masyarakat. Guru-guru pada masa

klasik selalu dikelilingi oleh para siswa yang datang dari berbagai pelosok

wilayah dunia yang bertujuan mendengarkan langsung kajian yang

dibawakan oleh gurunya. Karena tidak mengherankan apabila sosok

individu guru yang alim dan terkenal lebih dominan dari pada lembaga

pendidikan yang formal. Tokoh-tokoh istimewa tertentu yang telah

mempelajari hadist dan membangun sistem teologi serta hukum yang

berlaku dikalangan merekan, senantiasa menarik murid-murid dari daerah

yang jauh dan dekat untuk menuntut ilmu pengetahuan dari mereka.79

Pada masa klasik guru memegang peranan penting dalam proses

pendidikan anak, mulai dari menentukan perencanaan sampai

melaksanakannya. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila pada masa ini

di sebut dengan teacher oriented. Selain itu guru pada masa ini secara

teratur sudah melaksanakan tugas dan memberikan secara sungguh-sungguh

dan memperlakukan murid secara adil tanpa ada diskriminasi.

Pada awal berdirinya pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat,

tepatnya pada masa kepemimpinan KH. Ali Wahab, keadaan guru di pondok

pesantren masih sangat kurang, terlebih guru yang mengajar. Banyak guru

79

Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Priode Klasik dan Pertengahan , (Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, 2004), hlm. 148

Page 77: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

64

yang memegang mata pelajaran lebih dari satu, sehingga guru dipaksa agar

mampu menguasai pengetahuan di luar keilmuan yang dia miliki.

Permasalahan ini dianggap wajar untuk lembaga pendidikan yang tergolong

baru berdiri

Untuk saat ini jumlah tenaga pengajar atau guru yang mengajar di

pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat cukup banyak yaitu berjumlah 82

orang. Mereka terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, baik ilmu

agama maupun ilmu umum. Apabila hal ini dibandingkan dengan jumlah

guru pada awal berdirinya pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat yaitu

pada tahun 1994 sangat jauh perbedaannya. Jumlah guru sekarang jauh lebih

maju dan berkembang. Menurut keterangan ustadz Anwar Sadat jumlah

guru pada awal berdirinya hanya beberapa orang saja dan tidak banyak

seperti sekarang ini.

Pada umumnya sebagian guru yang mengajar di pondok pesantren

A-Baqiyatush Shalihat saat ini adalah para alumni atau tamatan dari pondok

Al-Baqiyatush Shalihat sendiri. Hal ini selain bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada para alumni yang ingin mengabdikan diri juga melatih

mereka apabila kelak menjadi guru atau ustadz yang sebenarnya. Sesuai

dengan perkembangan pendidikan sekarang, dari jumlah guru tersebut ada

yang bertugas sebagai wali kelas, pengasuh asrama, dan guru biasa. Namun

demikian mereka memiliki persamaan tugas yaitu tetap mengajar dikelas

sesuai jadwalnya masing-masing.

Page 78: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

65

Secara umum jumlah guru di pondok pesantren Al-Baqiyatush

Shlalihat saat ini dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu guru mata pelajaran

agama dan guru mata pelajaran umun. Walaupun kriteria pengelompokan

tersebut berbeda namun tidak menutup kemungkinan ada di antara guru

yang mengajar mata pelajaran keseluruhan. Selanjutnya tenaga pengajar di

pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat ini umurnya sangat bervariasi

antara 20 hingga 70 tahun. Guru yang berusia lanjut pada umumnya guru

yang mengajar mata pelajaran kitab kuning. Sedangkan guru muda

mengampu mata pelajaran yang bervariasi ada yang mengampu mata

pelajaran agama dan ada yang mengajar mata pelajaran umum saja, dan ada

juga yang merangkap mengajar bidang studi agama dan umum.

Ketika penulis menyakan apakah guru muda tidak diberi

kesempatan mengajar kitab kuning? Ustadz anwar sadat menjelaskan bahwa

kebanyakan diantara guru muda ini tidak sanggup, kalau ada yang mampu

mengajarkan kitab kuning hanya beberapa orang saja. Hal ini juga dikatakan

salah seorang guru muda pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

” Kalau masalah mengajar kitab kuning, kami yang muda-muda ini

bukannya tidak sanggup tetapi kitab kuning itukan sulit dan untuk

membacanya saja di butuhkan pengetahun yang matang di bidang

ilmu nahwu, saraf, dan qawaid. Jadi gak bisa sembarangan. Itu

sebabnya pengajaran kitab-kitab kuning itu diberikan kepada guru

yang tua-tua.”80

Penjelasan diatas dapat disimpulkan hanya beberapa saja dari

jumlah guru yang ada dipondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat yang

80

Zainal Atqo, TU MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 21 pebruari 2018

Page 79: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

66

dapat mengajarkan kitab kuning, hal itu di akibatkan karena susahnya untuk

memahami dan menasirkan apa yang terdapat didalam kitab kuning tersebut.

Namun menurut penulis hal itu sangat disayangkan karena lambat laun akan

berpengaruh terhadap eksistensi pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

sendiri yang dahulunya terkenal dengan ajaran salafinya di tengah

masyarakat sekitar dan umumnya.

3. Santri

Santri hanya terdapat di pesantren sebagai pengejawantahan adanya

peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang

kiai yang memimpin sebuah pesantren. Cara interaksi antara santri dengan

kiai sangat berbeda bahkan mempresentasikan sikap “taken for granted”

tanpa sikap “kritis-logis”. Indikasi adalah sikap loyalitas yang tinggi

terhadap seorang kiai itulah yang salah satu ciri yang mengakar kuat dalam

nuansa pondok pesantren. Santri merupakan objek terdidik dalam sebuah

pendidikan formal, seluruh kegiatan akademik diarahkan untuk membangun

dan menghasilkan output yang bermutu dan bermasyarakat, bangsa, dan

agama. Salah satunya indikasi majunya sebuah pesantren adalah dipandang

dari kualitas santri dan kualitas nilai yang diperoleh santri.81

Tahun 2017 santri pondok pesantren Al-Baqiyatush Shlalihat

berjumlah 1600 orang, berbeda dengan jumlah santri pada awal berdirinya

tahun 1994 yaitu hanya beberapa yang menuntut ilmu di pondok Al-

Baqiyatush Shalihat yaitu berjumlah 84 orang. Santri yang tinggal di asrama

81

Umiarso dan Nurzazin, Pesantren Di Tengah Arus Mutu Pendidikan, (Semarang: Rasail

Media Group, 2011), Hlm 33

Page 80: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

67

(pondok) di ponpes Al-Baqiyatush Shlalihat saat ini yaitu santri putra dan

putri tingkat Istida’, Tingkat Wustha dan Tingkat Ulya. Satu di antara

kelebihan pondok pesantren ini adalah adanya hubungan yang akrab antara

guru dengan orang tua santri dan santri dengan santri itu sendiri, sehingga

dengan hubungan yang akrab ini menciptakan suasana pembelajaran yang

sangat intens dan familier. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada

transformasi ilmu pengetahuan, melainkan seluruh pola prilaku kehidupan.

Dari hubungan yang positif itu akan dapat menimbulkan hal-hal yang positif

pula, seperti sikap tawadhu’, ta’zhim, hemat, sederhana, mandiri, suka

menolong, familier, disiplin dan tumbuh kesanggupan hidup prihatin

menuju kehidupan yang mulia.82

4. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Pondok Pesantren Al Baqiyatush Shalihat sejak awal berdirinya

menyelenggarakan pendidikan kepesantrenan yang merupakan tujuan utama

dalam pendidikan Pondok pesantren ini. Salah satu pilar penting dan

menjadi inti sebuah lembaga pendidikan adalah sistem pendidikan yang

diterapkannya. Seiring dengan perkembangan zaman Pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat menyelenggarakan pendidikan formal yang di mulai

sejak tahun pelajaran 2001. Kurikulum yang dipergunakan adalah

kurikulum Kementerian Agama, karena sekolah ini ikut KKM (Kelompok

82

Wawancara Dengan Ustad Abdul Wahab Selaku Bagian Keamanan Pondok Pesantren

Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal, Wawancara, Tanggal 25 September 2018

Page 81: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

68

Kerja Madrasah) MTs Negeri dan MA Negeri II Kuala Tungkal.83

Hal ini di

perkuat dengan pernyataan ustdz Abdul Latif:

”pendidikan pondok pesantren al-baqiyatush shalihat itu

mempunyai corak warna seperti pendidikan salafi, salafinya itu

murni artinya tidak ada pelajaran umum, diterapkan pada tahun

awal berdirinya tetapi dengan perkembangan zaman, kemajuan

teknologi, serta kemajuan informasi pendidikan sekarang ini yang

berkembang, kita bukan mengganti tetapi menambah pendidikan

madrasah, jadi salafinya tetap madrasinya cuman tambahan hanya

di pelajarannya saja yang mengikuti zaman, ditegaskan sekali lagi

bukan merubah tetapi menambah jadi yang salafi tetap digunakan

sesuai isti’da dari satu tahun pertama, isti’dat tu artinya persiapan

untuk melangkah kepada wustho, jadi jenjang itu isti’dat, wustho,

ilya. Isti’dat satu tahun, wustho tiga tahun, ulya tiga tahun jadi

jumlahnya tujuh tahun. Nah isti’dat tu kita buat tamatan dari

ibtidaiyah atau SD itu di training selama satu tahun nama I’dadi

atau isti’dat yang selama satu tahun itu dia bisa baca qur’an, dia

bisa baca tulis arab melayu, dia bisa imlak dan bisa sholat segala

macam baru di masukakan kepada wustho, nah di wustho itulah

baru mulai digembleng mualai dari ilmu tauhidnya, ilmu

syarafnya, ilmu nahunya, ilmu alat-alatnya wabil khusus tentang

bacaan al-qur’anna tajwidnya, makhrajnya, makrijul hrufnya dan

lain-lain sebagainya”84

Untuk optimalisasi kegiatan belajar mengajar antara tenaga pengajar

dan peserta didik pada seluruh tingkatan diperlukan perencanaan yang

matang dalam bentuk kurikulum yang disusun sebelumnya, hal ini

dimaksudkan sebagai bahan dan pedoman yang terukur untuk mencapai

tujuan dan sarana yang akan dicapai.

Dalam pengertian sehari-hari kurikulum di artikan sebagai sebagai

perangkat mata pembelajaran yang harus di pelajari peserta didik di

sekolah, atau seperangkap mata pelajaran yang memberikan informasi

83

Profil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat 2017 84

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 82: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

69

yang tidak utuh,mengenai isi dan pemahaman bahan-bahan mata pelajaran

yang bersangkutan. Sedangkan para ahli cendrung memakai istilah

program belajar dari pada kurikulum, seperangkat mata pelajaran yang

diwajibkan di sekolah untuk dipelajari peserta didik.

Pondok Pesantren Al Baqiyatush Shalihat sejak awal berdirinya

menyelenggarakan pendidikan kepesantrenan yang merupakan tujuan

utama dalam pendidikan Pondok pesantren ini. Pendidikan kepesantrenan

yang di selengarakan dibagi dalam tiga jenjang:

1. Tingkat Istida’ 1 Tahun

2. Tingkat Wustha 3 Tahun

3. Tingkal Ulya 3 Tahun

Khusus kurikulum Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat,

kurikulum yang digunakan adalah ramuan anatara kurikulum yang

diterapkan pemerintah Depertemen Agama dengan kurikulum lokal yang

ditetepkan atas kesepakatan pengurus Pondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat. Kurikulum yang digunakan tersebut bercirikan pelajaran dan

pengajian kitab-kitab kuning.

Kitab-kitab yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik Pondok

Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat, antara lain: 1. Fathul Qarib. 2. Fathul

Mu’in, 3. Kifayatul Ayyam, 4. Ta’limul Muta’allim, 5. Atqiyaa’, 6. Matan

Jurmiyah, 7. Mukhtasar Jiddan, 8. Kawakib, 9. Al-Fiyah Ibnu Malik, 10.

Tafsir Jalalain, 11. Bulughul Maram, 12. Al-Azkaru Nawawi, 13.

Riyadhus Shalihin, 14. Syarah Rahbiyah dan lain-lain.

Page 83: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

70

Sedangkan bidang studi yang diajarkan adalah 1. Tafsir, 2.

Pengantar Ilmu Tafsir, 3. Hadist, 4. Pengantar Ilmu Hadist, 5. Tauhid, 6.

Usul Fiqh, 7. Fiqh Nisa, 8. Tarekat Tasyri’, 9. Sejarah Nabi, 10.

Ahlak/Tasauf, 11. Mantiq, 12. Balagah, 13. Ilmu Arudh, 14. Ilmu Fara’id,

15. Bahasa Arab, 16. Nahwu, 17. Sharaf, 18. Al-qur’an, 19. Imla’, 20.

Kaligrafi, 21. Kewarganegaraan, 22. Sosiologi, 23. Matematika, 24.

Kesenian, 25. Bahasa Indonesia, 26 bahasa Inggris, 27. Ilmu Pengetahuan

Alam, 28. Ilmu Pengtahuan Sosial, 29. Sejarah Kebudayaan Islam, 30.

Ilmu Dakwah. KH. Anwar Sadat mengatakan

“Pondok pesanntren Al-Baqiyatush Shalihat sejak awal berdirinya

sampai sekarang menggunakan kurikulum sebagai perpaduan

antara kurikulum lokal yang telah di tetepkan oleh pengurus

dengan kurikulum depertemen agama, dengan menitik beratkan

pelajaran kepada penguasaan dasar-dasar ajaran islam dan

penguasaan di segi pembacaan, penerjemahaan, dan pemahaman

akan kitab-kitab kuning”.85

Pada tataran pendidikan formal, kurikulum berbasis kopetensi

(KBK) Depertemen Agama menjadi acuan utamauntuk di ajarkan, dan

bahkan seluruh kuriklum tersebut di adobsi secara keseluruhan, kecuali

hanya diadakan penambahana jam pelajaran. Sedangkan di luar jam mata

pelajaran formal, juga diadakan kursus dan pelatihan-pelatihan rutin secara

terperogram dan terjadwal setiap hari. Hal ini dimaksudkan untuk

menunjang kurikulum formal depertemen agama. pendidikan sekolah yang

diselenggarakan di pondok pesantren Al Baqiyatush Shalihat sejak

tahun pelajaran 2001 menyelenggarakan :

85

Anwar Sadat, Kepala MTS Al-Baqiyatush Shalihat, Wawancara 26 April 2018

Page 84: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

71

1. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

2. Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) yang dibuka sejak tahun ajaran

2002.

Pendidikan non formal seperti pengajian-pengajian tersebut

diadakan dengan maksud untuk membekali seluruh siswa dan santri, agar

mereka dapat menguasai kitab-kitab kuning yang telah menjadi ketentuan

wajib untuk dipelajari oleh para santri Pondok Pesantren Al-Baqiyatush

Shalihat Kuala Tungkal.

Kegiatan pengajian lain yang di jadwalkan secara seksama

diadakan juga tidak terlepas tuntutan yang ada di dalam misi dan tujuan

Pondok Pesatren Al-Baqiyatush Shalihat. Selain itu juga, kurikulum

berbasis kopetensi (KBK) yang lditekankan oleh depertemen agama juga

menekankan adanya kopetensi siswa/santri untuk menghayati secara

efektif pelajaran yang pernah di ajarkan, dan bahkan dituntut untuk

mengamalkan dalam bentuk perilaku sehari-hari, baik saat masih

mengikuti pendidikan di pondok dan juga setelah tamat dari pondok.86

Setiap santri yang tamat dari pondok (Alumi) diharapkan mampu

mengembangkan ilmu yang dimiliki setelah berada ditengah masyarakat,

harapan lain tentu mereka diharpakan dapat mengembangkan ilmu yang

dimiliki mereka tersebut diharapkan mereka juga dapat hidup mandiri

tanpa keketergantungan pada orang lain lagi, baik ketergantungan dari

86

Profil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat.

Page 85: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

72

masyarakat maupun orang tua sendiri, bahkan diharapkan dapat berbuat

untuk masyarakat dan keluarga.

D. Tradisi Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

1. Tradisi Mondok

Lembaga pendidikan Islam seperti Pondok Pesantren memiliki ciri

tersendiri yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan Islam lainnya.

Tradisi mondok merupakan salah satu keunikan yang ada di Pondok

Pesantren. Tradisi mondok sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan santri

yang bermukim dalam sebuah kompleks pesantren. Meskipun tidak semua

santri yang ada di pondok pesantren melakukan tradisi mondok, namun

setidaknya di pondok pesantren Nurul Jalal tradisi mondok berlaku untuk

semua santri. Tulisan Wandi dengan judul skripsi “Madrasah al-Khairiyah

dan perkembangannya di Kota Jambi” ditemukan dua jenis santri, yaitu

santri mukim atau santri mondok dan santri kalong.87

Hal ini juga

dipertegas oleh Zamaksyari Dhofier dalam bukunya yang berjudul tradisi

pesantren dikatakan bahwa secara umum terdapat dua kelompok santri

dalam pesantren, yaitu:

a. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh

dan menetap dalam komplek pesantren. Santri mukim yang paling

lama tinggal dipesantren tersebut biasanya merupakan satu kelompok

tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan

pesantren sehari-hari, mereka juga memikul tanggung jawab mengajar

87

Wandi, Madrasah al-Khairiyah dan perkembangannya di Kota Jambi, Skripsi, (Jambi:

UIN STS Jambi, 2015), hlm. 19-20.

Page 86: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

73

santri-santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam

sebuah pesantren yang besar dan masyhur akan terdapat putra-putra

kyai dari pesantren-pesantren lain yang belajar disana; mereka ini

biasanya biasanay akan menerima perhatian istimewa dari kyai.

b. Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa sekeliling

pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk

mengikuti pelajarannya di pesantren, mereka berbolak balik dari

rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan

pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin

besar sebuah pesantren, akan semakin besar jumlah santri mukimnya.

Dengan kata lain, pesantren kecil akan memiki banyak santri kalong

daripada santri mukim.

Selanjutnya Dhofier menjelaskan, seorang santri pergi dan menetap karena

berbagai alasan diantaranya:

a) Ia ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam secara

mendalam dibawah bimbingan kyai yang memeimpin pesantren

tersebut.

b) Ia ingin memeperoleh pengalaman kehidupan pesantren,baik dalam

bidang pengajaran, keorganisasian maupun hubungan dengan

pesantren-pesantren terkenal.

c) Ia ingin memusatkan studinya dipesantren tanpa disibukkan oleh

kewajiban sehari-hari di rumah keluarganya. Disamping itu, dengan

tinggal disebuah pesantren yang sangat jauh letaknya dari rumahnya

Page 87: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

74

sendiri ia tidak mudah pulang balik menskipun kadang-kadang ia

menginginkannya88

.

Tradisi menetap di sebuah pesantren inilah yang disebut dengan

tradisi mondok di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat . Santri

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat selama 24 jam wajib menetap

di dalam komplek Pondok Pesantren. Semuanya wajib mengikuti

rangkaian disiplin pesantren yang telah ditentukan, dengan pola hidup

yang sangat berdisiplin dan terpola secara sistemik diharapkan seluruh

santri dapat mengatur pola hidupnya. Hal ini senafas dengan salah satu

poin panca jiwa pesantren yaitu jiwa kemandirian (berdikari). Hal ini juga

diperkuat ustadz Abdul Wahab:

“Santri pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat wajib bermukim

di asrama pesantren. Pondok pesantren ini menerapkan kewajiban

kepada seluruh santrinya untuk tinggal di pondok pesantren. Pada

pondok pesantren memberikan pengawasan penuh terhadap

kegiatan para santrinya, pondok pesantren juga memberikan wali

asrama pada masing-masing asrama. Pondok pesantren memiliki

beberapa asrama santriwan dan santriwati, beserta para

pendamping yaitu ustad dan ustadzah sebagai para pembimbing

asrama yang akan mengawasi santriwan dan santriwati dalam

aktivitasnya di pondok pesantren”.89

Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat dengan potensi

lingkungan edukatif yang dimiliki berusaha terus menciptakan atmosfir

akademik yang kondusif dengan melakukan dinamika terhadap seluruh lini

kehidupan pesantren secara sinergis dan berkesinambungan, sehingga

kehidupan para santri terpola secara sistemik, dan pada akhirnya tujuan

88

Zamaksyari Dofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, hlm 51.

89

Ustad Abdul Wahab Selaku Bagian Keamanan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Kuala Tungkal, Wawancara, Tanggal 25 September 2018

Page 88: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

75

paripurna dari idealisme luhur pendidikan Pondok Pesantren dapat

terwujud.

Pondok pesantren Al-Baqiyatush Shlihat pada awal berdirinya

tradisi asrama dipondok ini ialah berdasarkan kampong masing-masing

para santri, semacam ada pengelompokan perdaerah karena melihat

kondisi pondok pesantren yang tidak memadai sehingga pihak pondok

membebankan bangun kepada para santri yang ingin modok di pondok Al-

Baqiatush Shalihat Kuala Tungkal. Ini ditegaskan Ustadz Abdul Latif

“Pada awal pembangungan, bangunan ini hanya difungsikan

sebagai tempat majlis ta’lim, bangunan tersebut terbuat seadanya dari

kayu, karena untuk pembangunan sendiri kita tidak mempunyai dana

simpanan, maupun tanah dan segala macam asset kita tidak memilikinya.

Maka kami berinisiatif meminta bantuan dana kepada setiap kampong

dari mana santri itu berasal, umpamanya ada satu kampong yang

anaknya 20 orang di pondok kami, maka kami minta orang kampong

tesebut untuk membangun pondok untuk anaknya sendiri, contoh dari

kampong tembilahan ada 30 orang santri maka mereka bikin pondok

sendiri, maka untuk itu pada awalnya pondok santri yang terdapat di

pondok pesantren ini berdasarkan dari asal santri tersebut. Pondok santri

dari tembilahan ini, pondok santri dari tungkal ini, dan pondok santri

orang sabak ini. Jadi masing-masing santri memiliki pondok berdasarkan

dari mana asal santri tersebut. Peraturan tersebut hanya berlaku pada

awal berdirinya pondok pesantren ini, tetapi pada perkembangannya

bukan warga sekitar yang masuk kepondok tersebut. Banyak santri yang

berasal dari luar daerah maka untuk masalah tempat tinggal santri, maka

dibebankanlah kembali kepada pondok pesantren, pembangunan pondok

pesantren sendiri untuk saat ini berdasarkan uang masuk pendaftaran

maupun SPP yang diterima oleh pengurus pondok pesantren.”90

Meliahat pernyataan ini penulis menyimpulkan bahwa para santri

awal tinggal di Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat berdasarkan

daerah masing masing (pengelompokan) kemudian selah meulai

90

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 89: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

76

berkembang tradisi ini dihilangkan tidak ada lagi pemisahan antara santri

daerah satu dengan daerah yang lain.

2. Haulan

Syeikh Muhammad Ali Abdul Wahab (1934-2011) adalah salah

satu tokoh ulama terkemuka di Kuala Tungkal yang memperkenalkan

ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah di wilayah Jambi. Beliau adalah

salah satu pengajar di Perguruan Hidayatul Islamiah (PHI) dan juga

sebagai pengasuh Pondok Pesantren al Baqiyatush Sholihat yang terletak

di Parit Gompong Kuala Tungkal Jambi. Beliau merupakan putra pertama

dari empat bersaudara dari Tuan Guru Abdul Wahab (1880-1964) dan Hj.

Ruqayyah. Beliau dilahirkan di Desa Pasar Arba Bram Itam Kanan Kuala

Tungkal pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 1934 bertepatan tanggal 11

Shofar 1354 H.29 Beliau dididik dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga

yang religius, sebab orang tua beliau adalah seorang ulama yang

berpengaruh dan dikenal mempunyai ilmu agama yang dalam.

Selanjutnya beliau diasuh dan dibesarkan di bawah pengawasan

ayahandanya sehingga menjadi ulama masyhur. Orang tua beliau adalah

Tuan Guru H. Abdul Wahab adalah anak kedua dari tujuh bersaudara

yakni Hj. Sa'diah, Tuan Guru H. Hasbullah, Hj. Komala, Hj. Acil, Tuan

Guru H. Ahmad Mughni, dan Tuan Guru H. Muhammad Syibli atau yang

sering disebut sebut orang dengan gelaran Nenek Banjar khususnya di

Kuala Tungkal.

Page 90: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

77

Kegiatan rutin Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah di Kuala Tungkal

adalah pengajian yang diselenggarakan setiap seminggu dua kali yakni

pada senin malam dan jumah pagi di masjid Agung al-Istiqomah. Pada

setiap pengajian akan didahului zikir tarekat terlebih dahulu dan disusul

dengan kajian sebuah kitab tasawuf yang dibacakan oleh mursyidnya

yakni Syeikh Ali Abdul Wahab. Masyarakat maupun murid tarekat selalu

datang mengikuti majelis zikir ini. Adapun kegiatan puncak tarekat adalah

penyelenggaraan peringatan haul Syeikh Abdul Qadir Jilani yang

dirangkai dengan haul Syeikh Nawawi Berjan yaitu setiap tanggal 11

rabiul akhir91

. Kegiatan tersebut sebagai agenda tahunan yang didukung

penuh oleh pemerintah daerah Kuala Tungkal Jambi. Antusisme

masyarakat mengikuti acara ini pun sangat tinggi terbukti dengan padatnya

area masjid al-Istiqomah dan jalan di sekitarnya penuh sesak oleh lautan

manusia. Murid tarekat yang hadir pada peringatan haul diperkirakan

mencapai jumlah 25 ribu orang yang separuhnya adalah pengamal tarekat.

Syeikh Ali Abdul Wahab wafat pada ahad 15 Mei 2011 pada usia

78 tahun. Beliau adalah ulama kharismatik yang menghabiskan seluruh

usianya sebagai pelayan umat. Pada hari wafatnya, bahkan terdapat

fenomena alam yang tidak biasa. Tulisan asma Allah menghiasi langit

Kuala Tungkal beberapa menit. Banyak murid tarekat yang menyaksikan

kejadian itu dan beranggapan bahwa munculnya lafaz Allah adalah tidak

91

Ahmad Sukri Saleh, Makalah, Kontribusi KH. M. Ali Wahab Dalam Melestarikan

Tradisi Keilmua Keagamaan Etnis Banjar di Kuala Tungkal Provinsi Jambi. Konfrensi

Internasional Transformasi Sosial dan Entelektual Orang Banjar Kontenporer, IAIN ANTASARI

Banjar Masin 10-11 Agustus 2016, hal. 16

Page 91: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

78

terlepas dari berpulangnya ulama besar dari Jambi ini. Masyarakat larut

dalam zikir kalimah thayibah yang tiada putus. Tak hanya jamaah ahli

tarekat yang ingin memberikan penghormatan terakhir bagi beliau, namun

penziarah datang dari berbagai daerah.

Setelah Syeikh Ali Abdul Wahab wafat, mursyid tarekat Qadiriyah

Naqsabandiyah diteruskan oleh puteranya. Penyelenggaraan haul tahunan

kemudian dirangkai menjadi peringatan haul Syeikh Abdul Qadir Jilany,

Syeikh Nawawi Berjan, dan Syeikh Ali Abdul Wahab. Pada

perkembangannya, tarekat ini memiliki kontribusi positif bagi kehidupan

sosial maupun keagamaan masyarakat. Kontribusi utamanya adalah

bertemunya alim ulama, ahli zikir, dan ahli ibadah serta kaum muslimin

dan muslimat dari berbagai penjuru daerah. Hal ini berarti bahwa

terjalinnya ukhuwah Islamiyah dan silaturahim antar sesama umat Islam.

Pada momen itu juga merupakan kesempatan yang baik bagi orang-orang

alim untuk menyampaikan dakwah kepada umat Islam. Hal ini juga

dikatakan ustadz Abdul Latif:

“Peringatan khaul Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan khaul Syekh

Muhammad Ali bin Syekh Abdul Wahab ini menjadi kegiatan

pengajian akbar yang didatangi dan dikunjungi dari berbagai

penjuru, bukan hanya dari kabupaten Tanjung Jabung Barat saja,

akan tetapi dari berbagai kabupaten-kabupaten yang ada di

Provinsi Jambi dan bahkan dari Riau dan Jawa. Peringatan khaul

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan khaul Syekh Muhammad Ali bin

Syekh Abdul Wahab ini diadakan di masjid pondok pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat dan halaman lapangan luas pondok

pesantren. Adapun demikian luasnya halaman selalu tidak

mencukupi kapasitas masyarakat yang hadir, sehingga tidak heran

jika banyak jama’ah khaul ini yang berdiri ataupun berada di

Page 92: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

79

halaman luar dari pondok pesantren. Demikianlah antusiasme

masyarakat dalam memperingati khaul Syekh Abdul Qadir Al-

Jailani dan khaul Syekh Muhammad Ali bin Syekh Abdul

Wahab.”92

Sementara pada aspek ekonomi, penyelenggaraan peringatan haul

tahunan yang diselenggarakan rutin setiap satu tahun sekali ini selalu

mendatangkan keuntungan bagi masyarakat lokal seperti penuhnya

penginapan, rumah makan, dan tingginya permintaan alat transportasi baik

darat maupun laut. Sedangkan kontribusi ekonomi bagi internal organisasi

tarekat adalah sokongan terhadap pembangunan pesantren al Baqiyatus

Shalihat. Pada setiap peringatan haul, dana wakaf yang terkumpul dari

para murid tarekat mencapai angka ratusan juta tepatnya 120 juta. Dana ini

kemudian dimanfaatkan untuk menyokong pembangunan fisik pesantren.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung tarekat

menyumbang kemajuan pesantren di mana dengan fasilitas yang lengkap

banyak orang tua yang kemudian mempercayakan pendidikan putra

putrinya di pesantren tersebut.

Selain kontribusi dana, tarekat ini juga memiliki kontribusi positif

bagi para murid tarekat yakni latihan pendidikan rohani bagi mereka yang

masih merasa berat untuk melakukan riyadhah. Dengan demikian memiliki

ghirrah untuk meningkatkan iman, takwa, ma’rifah, dan keistiqamahan

dalam bertarekat.

92

Abdul Latif, Kepala MA Al-Baqiyatush Shalihat, wawancara 25 April 2018

Page 93: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tepatnya pada tanggal 13 April 1994 M. Bersamaan dengan 2

Zulqa’dah , pondok pesantren Al Baqiyatush Shalihat ini diresmikan

dan diiringi dangan pelajaran perdana yang diberikan oleh Al

Mukarram K.H.M Ali Abdul Wahhab yang juga sebagai pengasuh

pondok pesantren.

Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

telah menyelenggarakan pendidikan kepesantrenan dengan jenjang

pendidikan. Pertama Madrasah Diniyah Awaliyah dengan mata

pelajaran pokok Al-Qur’an, Khat Arab, membaca dan menulis Arab

Melayu, serta praktek ibadah. Kedua Madrasah Diniyah Wustha

dengan materi Pokok ilmu nahwu, saraf, fiqih, tauhid, dan tajwid.

Ketiga Madrasah Diniyah Ulya dengan penyajian materi pokok,

nahwu, saraf, tauhid, fiqih, ushul fiqh, balaghah, tafsir, arud, dan

mantiq.

2. Perkembangan pondok pesantren Al Baqiyatush Shalihat dapat dilihat

dari pembangunan fisik pesantren serta jumlah tenaga pengajar dan

santri yang setiap tahun mengalami peningkatan. Pondok Pesantren Al

Baqiyatush Shalihat sejak awal berdirinya menyelenggarakan

pendidikan kepesantrenan yang merupakan tujuan utama dalam

Page 94: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

81

pendidikan Pondok pesantren ini. Pendidikan kepesantrenan yang di

selengarakan dibagi dalam tiga jenjang:

a. Tingkat Istida’ 1 Tahun

b. Tingkat Wustha 3 Tahun

c. Tingkal Ulya 3 Tahun

Setelah 2001 mulai menyelenggarakan pendidikan umum melihat

kemajuan zaman, informasi dan teknologi pondok Pesantren Al-

Baqiyatush Shalihat

1. Madrsah Tsanawiyah

2. Madrasah Aliyah pada tahun 2002

3. Tradisi pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat, setiap santri wajib

mukim/menetap di dalam komplek Pondok Pesantren. Semuanya wajib

mengikuti rangkaian disiplin pesantren yang telah ditentukan, dengan

pola hidup yang sangat berdisiplin dan terpola secara sistemik

diharapkan seluruh santri dapat mengatur pola hidupnya, dan diawasi

oleh ustad dan ustadzah sebagai para pembimbing asrama yang akan

mengawasi santriwan dan santriwati dalam aktivitasnya selama di

pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat.

Kegiatan rutianan tiap tahunnya yang sudah menjadi tradisi

pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat yaitu melaksnakan

haulan Syekh Abdul Qadir Jaelani yaitu setiap tanggal 11 rabul

Page 95: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

82

akhir, dengan harapan terjalinnya ukhuwah Islamiyah dan

silaturahim antar sesama umat Islam.

B. Kata Penutup

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya kepada penulis

berupa kesehatan rohani dan jasmani kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak sekali terdapat

kekurangan-kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, pengutipan dan

sebagainya serta jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan

hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Tidak luput pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini,

hanya kepada Allah Swt, penulis memohon semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis sendiri khususnya dan bagi yang membaca umumnya, amin ya robbal

alamin.

Page 96: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos, 1999.

Ahmad Syafii Mufid. Tangklukan, Abangan, dan Tarekat: Kebangkitan Agama di Jawa,

Jakarta: Yayasan Obor, 2006.

Aini, Wirda, Peran KH. Muhammad Ali Wahab Dalam Penyebaran Agam Islam di Kuala

Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Suatu Kajian Studi Tokoh), Skripsi, Jambi:

IAIN STS Jambi,2015.

Amir, Yusuf, Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani1995.

Azra, Ayumardi, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modrenisasi Menuju Melenium Baru,

Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Azra, Ayumardi,Jaringan Ulama timur tengah dan kepulauan nusantara abad xvii dan xvii.

Jakarta:kencana, 2013.

Benda, J Harry, Bulan Sabit dan Matahari Terbit, Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 2017

Chatif, Andrianus, Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah (TQN), Jambi: Sulthan Thaha Press

IAIN STS Jambi, 2012.

Data Pondok Pesantren di Provinsi Jambi, Kementrian Agama Provinsi Jambi, 2016

Daulay, Haidar, Putra, Sejarah Pertumbukan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di

Indonesia, Eds. 1, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2007.

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia Edisi Keempat, Jakarta PT

Gramedia Pustaka Umum, 2013.

Page 97: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

84

Dhofier, Zamarkasyi, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta:

LP3ES, 1994.

Faisal,Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007

Faqih, Abdullah,Pesantren sekolah dan sekolah pesantren. Makalah, Tp, hal 17.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1999.

Imam, Shadiq, Biografi KH Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern, Jurnal,

Ponorogo: Gontor Prss, 2006.

Irham, Pesantren dan Perkembangan Politik di Indonesia, Jurnal Pendidikan Agama Islam

Ta’lim, Vol 13, No 1-2015

KH. Habib Muhammad Luthfy Ali Bin Yahya, Permasalahan Tareqah, Surabaya: Khalista,

2006.

Kurnain, Hamid, Abdul, Manqib Syekh Muhammad Ali Wahab Bin Syekh Abdul Wahab Al-

Banjari, Kuala Tungkal 27 Januari 2015.

Kurnainsih, Dini, Sejarah Perkembangan Syekh Maulana Qari Dari Tahun 1985-2015 di

Desa Titian Teras Meangin, Jambi: IAIN STS Jambi, 2016.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994.

Moleong, J, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010.

Nasutio, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek cet 11, Jakarta: Bulan Bintang, 1985.

Nata, Abudin, Sejarah Pendidikan Islam Pada Priode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2004.

Page 98: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

85

Penelitian, Fuhaidah, Ulya, Perkembangan Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah (Studi di

Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi Indonesia).

Penelitian, Fuhaidah, Ulya, Perkembangan Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah (Studi di Kuala

Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi Indonesia)

Propil Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat Kuala Tungkal, 2016

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1999.

Steenbrink A, Karel, Pesantren Madrasah Sekolah, Jakarta: Darma Aksara Prakasa, 1986.

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007.

Taher, Tarmizi, jembatan umat, ulama dan umara, Bandung: granesia, 1998.

Tamburaka E, Rustam, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Islam, Sejarah Filsafat dan

Iptek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab-Sastra dan

Kebudayaaan Islam, Jambi: IAIN STS Jambi, 2011.

Yunus, Muhammad, Sejarah Pendidikan Islam Indonesia, Jakarta: PT Muhammad

Page 99: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

86

Page 100: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

87

Lampiran II

Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

No Jenis

1 Masjid

2 Aula atau Majlis

3 Ruang Pengasuh Pondok

4 Ruang Kantor Pondok

5 Ruang Kepala Madrasah Tsnawiyah

6 Ruang Kepala Madrasah Aliyah

7 Ruang Guru

8 Ruang Tata Usaha

9 Ruang Belajar

10 Ruang Guru

11 Ruang UKS atau Poliklinik

12 Asrama Santriwan dan Santriwati

13 Ruang Tamu

14 Rumah Guru (Dapur Santri)

15 Kantin dan Warung Kelontong

16 Lapangan Sepak Bola, Voli Ball, Tenis Meja dan Badminton

17 Mobil Dinas Pengasuh (Bantuan PEMDA Tanjab Barat Tahun 2005)

18 Perlengkapan dan sarana belajar serta buku-buku (kitab-kitab)

19 Sumur Bor dan Listrik

20 komputer

Page 101: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

88

Lampiran III

Daftar Mata Pelajaran Program Madrasi ( Tsanawiyah dan Aliyah)

No Mata Pelajaran Buku-buku standar

1

2

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Akidah Ahlak

b. Al-Qur’an Hadist

c. Fiqih

d. Bahasa Arab

e. Sejarah Kebudayaan Islam

f. Mulok: Imla’

g. Mulok: Khot

Pelajaran Umum

a. PKN

b. Bahasa Indonesia

c. Bahasa Inggris

d. Matematika

e. IPA

f. IPS

g. Kertakes

h. Penjas

i. Pendidikan Seni (Khusus Aliyah kelas 1 /

2)

j. SAINS ( Khusus Aliyah kelas 2 / 3)

k. Sosiologi (Khusus Aliyah kelas 3)

Standar Depertemen

Pendidikan Nasional RI

Standar Depertemen Agama

RI

Sumber: Dokumentasi pondok pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

Page 102: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

89

Lampiran IV

Jadwal Harian Santri Al-Baqiyatush Shalihat

No Jam Kegiatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

04:30 - 05:30

05:30 - 06:00

06:00 - 07-15

07:30 -12-00

12:00 - 12:30

12:30 - 13:15

13:30 - 15:30

15:30 - 16:00

16:00 - 17:00

17:00 - 18:00

17:45 - 18:55

18:15 - 19:00

19:00 - 19:30

19:30 - 20:00

20:00 - 22:00

1. Bangun Tidur

2. Sholat Subuh Berjamaah

3. Membaca AL-Qur’an

Aktivitas –aktivitas pengembangan minat dan bakat dalam

bentuk olah raga dan keterampilan juga kegiatan mandi dan

mencuci.

1. Makan pagi

2. Persiapan masuk kelas

Masuk kelas pagi

Keluar kelas

1. Shalat Zuhur berjamaah

2. Makan siang

3. Persiapan masuk kelas

Masuk kelas sore untuk program Madras (fakultatif)

1. Keluar kelas

2. Persiapan Sholat Ashar

3. Sholat Ashar dan membaca Al-Qur’an

Kajian kitab-kitab kuning di majlis (aula)

Pengembangan bakat dan minat seperti olah raga keterampilan

dan seni

Mandi dan persiapan kemasjid untuk sholat berjamaah

1. Sholat Magrib berjamaah

2. Membaca Al-Qur’an

Makan malam

Sholat Isya berjamaah

1. Belajar malam di blok masing-masing

2. Ngaji kitab kuning di majlis

Page 103: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

90

Jadwal Mingguan Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat

No Hari Kegiatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Sabtu

Ahad

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

1. Pengajian mingguan di blok masing-masing ba’da zuhur hingga

sebelum ashar.

2. Muhadaroh (latihan pidato) untuk santri putra yang dibagi

berdasarkan blok masing-masing.

1. Muhadaroh untuk santri putra yang dibagi berdasarkan blok

masing-masing.

2. Pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani untuk santri

putra dan putri di mesjid.

1. Pengajian ba’da magrib dengan pengasuh di masjid untuk santri

putra.

2. Pembacaan Habsyi Untuk santri putrid.

Pembacaan Habsyi ba’da magrib di masjid.

1. Muhadaroh untuk santri putri yang di bagi berdasarkan blok

masing-masing.

2. Pengajian mingguan ba’da zuhur hingga ashar.

Tidak ada perubahan dari jadwal harian.

1. Senam pagi di lapangan pesantren (putra)

2. Pengembangan bakat dan minat santri.

Page 104: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

91

FOTO DOKUMENTASI

Page 105: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

92

FOTO DOKUMENTASI

Page 106: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

93

FOTO DOKUMENTASI

Page 107: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

94

Page 108: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

95

Page 109: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …

96

CURRICULUM VITAE

Nama : Ihsan Rafiqi

Tempat Tanggal Lahir : Parit Cabang, 09 Desember 1995

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam (SPI)

NIM : AS. 140383

Fakultas : Adab Dan Humaniora

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Arsyad

Nama Ibu : Inah

Anak ke : 4 dari 4 bersaudara

Motto : Hidupku Tujuanku

Alamat Asal : Parit Cabang, RT II, Dusun Bangun Jaya, Desa

Makmur Jaya, Kec Betara, Kabupaten Tanjung

Jabung Barat.

JENJANG PENDIDIKAN

Tahun 2002 - 2008 : SDN No.94/V Sei. Trap

Tahun 2008 - 2011 : MTSs PHI Bangun Jaya

Tahun 2011 - 2014 : MAs Mahdaliyah Kota Jambi

Tahun 2014 - 2018 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2011- 2013 : Ketua ASBO PW IPM Provinsi Jambi

Tahun 2014- 2016 : Ketua Pengkaderan PD IPM Kota Jambi

Tahun 2015- 2018 : Kader HMI Cabang Jambi