rpjr

43
TEKNIK PERKERASAN JALAN RAYA Fungsi lapisan lapisan pada perkerasan jalan PERTEMUAN II

Upload: agussetiawansuga

Post on 22-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

RPJR

TRANSCRIPT

TEKNIK PERKERASAN JALAN RAYA

Fungsi lapisan lapisan pada perkerasan jalan

PERTEMUAN II

FUNGSI LAPISAN LAPISAN PADA PERKERASAN JALAN• Lapisan tanah dasar (subgrade) jalan raya

dan fungsinya• Test-test pada subgrade dan fungsinya

(CBR, Plate Loading Test dll)• Penentuan nilai CBR tanah dasar di

lapangan.• Lapis Pondasi : fungsi base dan fungsi

subbase pada perkerasan lentur dan kaku• Lapis permukaan dan fungsinya : sistem

penetrasi dan sistem aspal beton• Test test pada lapis pondasi dan lapis

permukaan di lapangan

BAGIAN BAGIAN LAPIS PERKERASAN LENTUR

Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi : lapis pondasi bawah (sub base course), lapis pondasi atas (base course),

lapis permukaan (surface course).

Susunan Lapisan Konstruksi Perkerasan Lentur

Tanah Dasar (sub grade) adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya

PERMUKAAN GALIAN1. GALIAN TANAH BIASA

Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaanGalian Tanah Biasa ini yang dimaksud adalah galian tanah di sepanjang jalan, selebar bahu dan badan jalan sedalam ± 30 cm, dengan tujuan membuang tanah jelek ( mempunyai nilai CBR dibawah yang disyaratkan )

PERMUKAAN TANAH TIMBUNAN/URUGAN

2. URUGAN TANAH BIASA

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara Urugan Tanah Biasa yang telah selesai sesuai yang disyaratkan.

3. URUGAN TANAH PILIHAN

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi agegrat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan

TES-TES PADA LAPISAN TANAH DASAR1. Tes pada tanah galian biasa berupa

tes CBR untuk menentukan nilai DDT (daya dukung tanah/soil support value)

2. Tes pada tanah urugan biasa dan tanah pilihan ada dua macam pengujian, yaitu : Test Sandcone di Laboratorium (proctor test) atau pengambilan contoh urugan kemudian di bawa ke Laboratorium dan Test kepadatan lapangan ( CBR ). Pengujian Sandcone dilaksanakan sebelum mateial tersebut dihampar (mengapa?).

CBR TEST

Nilai CBR (california bearing ratio) adalah nilai kekuatan relatif tanah yang diuji terhadap kekuatan agregat standar (batu pecah yang mempunyai nilai CBR 100%). Nilai tersebut dinyatakan dalam prosen

MACAM PENGUJIAN CBR

• CBR laboratorium (lihat file lampiran)• CBR lapangan

CBR LAPANGAN

Apa yang didapat dari pengujian CBR Lapangan?

PENENTUAN NILAI CBRa. Tentukan harga CBR terendah.b. Tentukan berapa banyak harga dari

masing-masing nilai CBR yang sama dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR.

c. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%. Jumlah lainnya merupakan persentase dari 100%.

d. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.

e. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentase 90%

Contoh Penentuan Harga CBR yang mewakili

Diketahui: Harga CBR = 3; 4; 3; 6; 6; 5; 11; 10; 6; 6; dan 4.

Carilah harga CBR yang mewakili

PENYELESAIAN

SUBGRADE STRENGTHBecause thickness calculations depend on the strength of the finished subgrade, the soil must be tested for this information. Tests are based on bearing capacity related to the moisture and density of the soil. The California Bearing Ratio (CBR) is one of the most widely used methods of designing pavement structure. Once the CBR value is determined, the soil classification can be identified. Or, when the soil classification is known, a relative CBR value can also be identified.

The lower the CBR value of a particular soil, the less strength it has to support the pavement. This means that a thicker pavement structure is needed on a soil with a low CBR rating than on a soil with a high CBR rating. Generally, clays have a CBR classification of 6. Silty loam and sandy loam soils are next with CBR values of 6 to 8. The best soils for road building purposes are sands and gravels whose CBR ratings normally exceed 10.

The change in pavement thickness needed to carry a given traffic load is not directly proportional to the change in CBR value of the subgrade soil. For example, a one-unit change in CBR from 5 to 4 requires a greater increase in pavement thickness than does a one-unit CBR change from 10 to 9.

Latihan di kelas (15 menit): Tentukan nilai CBR 90 dan CBR 75 dari data CBR sbb: 4;4;5;6;7;7;7;8;3;5;6;9

Pekerjaan Rumah : Cari tahu cara menentukan nilai CBR yang mewakili dengan metode 15 titik (the fifteen method)?? (dikumpulkan minggu depan)

TEST SAND CONE

Apa yang didapat dari test sand cone?...nilai density tanah di lapangan.Buat apa nilai density tanah di lapangan?....untuk dibandingkan dengan nilai density tanah laboratorium hasil pengujian proctorBuat apa dibandingkan?....untuk mendapatkan kepadatan relatif.Terus apa hubungan antara tes sandcone dengan tes CBR?......?

RUJUKAN TES PADA SUBGRADEStandar Nasional (SNI)

SNI 03-3422-1994 (AASHTO T 88 - 90)

Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer.

SNI 03-1967-1990 (AASHTO T 89 - 90)

Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.

SNI 03-1966-1989 (AASHTO T 90 - 87)

Metode Pengujian Batas Plastis.

SNI 03-1742-1989 (AASHTO T 99 - 90)

Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah.

SNI 03-1743-1989 (AASHTO T180 - 90)

Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.

SNI 03-2828-1992 (AASHTO T191- 86)

Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus Pasir.

SNI 03-1744-1989 (AASHTO T193 - 81)

Metode Pengujian CBR Laboratorium.

AASHTO :

AASHTO T145 - 73Classification of Soils and Soil Aggregate Mixtures for Highway Construction Purpose

AASHTO T258 - 78 Determining Expansive Soils and Remedial Actions

Untuk mendapatkan nilai CBR pada Tanah Dasar dapat menggunakan alat yang lain yaitu alat DCPT.

Bagaimana caranya?.........?

Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

a) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban lalu lintas.

b) Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahankadar air

c) Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.

c) Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu lintas dari macam tanah tertentu.

d)Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas dan penurunan yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir kasar (granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada saat pelaksanaan.

LAPIS PONDASI BAWAHLapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah, fungsinya :

a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban roda.

b.Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisanlapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).

c.Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.

d.Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.

Persyaratan Bahan Bahan Lapis Pondasi Agregat harus

dipilih dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan. Bahan Agregat ini terdiri dari Agregat kasar ( batu pecah ) dan Agregat Halus ( Pasir ).

Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah mutu Lapis Pondasi Bawah untuk suatu lapisan di bawah lapisan pondasi A dan lapisan aspal.. Lapis Pondasi Agregat Kelas B boleh digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal .

Gradasi Lapis Pondasi Agregat B

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos

ASTM (mm) Kelas B2” 50 100

1 ½” 37,5 88 – 951“ 25,0 70 – 85

3/8” 9,50 30 – 65No.4 4,75 25 – 55No.10 2,0 15 – 40No.40 0,425 8 - 20No.200 0,075 2 - 8

Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat B

Sifat - sifatKelas B

Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990) 0 - 35%

Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990) 0 - 6

Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200 -

Batas Cair (SNI 03-1967-1990) 0 - 25

Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03) 0 - 5%

CBR (SNI 03-1744-1989)min. 65%

Lapis Pondasi Atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah), Fungsinya :

a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda,

b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas, Fungsinya :

a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda

b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca.

c. Sebagai lapisan aus (wearing course).

Persyaratan BahanBahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan. Bahan Agregat ini terdiri dari Agregat kasar ( batu pecah ) dan Agregat Halus ( Pasir ).

Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk suatu lapisan di bawah lapisan aspal.

GRADASI LAPIS PONDASI AGREGAT A

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang

LolosASTM (mm) Kelas A

2” 501 ½” 37,5 100

1“ 25,0 79 - 85

3/8” 9,50 44 - 58No.4 4,75 29 - 44No.10 2,0 17 - 30No.40 0,425 7 - 17No.200 0,075 2 - 8

Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat A

Sifat - sifatKelas A

Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990)

0 - 30%

Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990)

0 - 6

Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200

Maks 25

Batas Cair (SNI 03-1967-1990) 0 - 25

Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03)

0 - 5%

CBR (SNI 03-1744-1989)min. 90%

PENGAAMBILAN SAMPEL DI LAPANGAN

Lihat foto