resistensi antibiotik

5
RESISTENSI Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehiduoan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Dikenal tiga pola resistensi dan sensitivitas mikroba terhadap antimikroba. Pola I : belum pernah terjadi resistensi bermakna yg menimbulkan kesulitan di klinik. Pola II : pergeseran dari sifat peka menjadi kurang peka, tetapi tidak sampai terjadi resistensi sepenuhnya. Pola III: sifat resistensi pada taraf yg cukup tinggi, sehingga menimbulkan masalah di klinik. Faktor yg menentukan sifat resistensi atau sensitivitas mikroba terhadap AM terdapat pada elemen yg bersifat genetik. Sifat genetik dapat menyebabkan suatu mikroba sejak awal resisten terhadap suatu antimikroba. Mikroba yg semula peka terhadap suatu antimikroba, dapat berubah sifat genetiknya menjafi tidak atau kurang peka. Perubahan sifat genetik terjadi karena kuman memperoleh elemen genetik yg membawa sifat resistenkeadaan ini dikenal sebagai resistensi didapat (acquired resistence). Elemen resisten ini dapat diperoleh dari luar dan disebut resisten yg dipindahkan (transferred resistence), dapat pula terjadi akibat adanya mutasi genetik spontan akibat rangsang AM. Resistensi dibagi dalam 3 kelompok. 1. Resistensi genetik - Mutasi spontan Dengan mutasi spontan gen mikroba berubah, sehingga mikroba yg sensitif terhadap suatu AM menjadi resisten ini dinamakan sebagai mutasi gen spontan. Kejadian ini terjadi

Upload: ressy-hastopraja

Post on 01-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

resistensi antibiotik

TRANSCRIPT

Page 1: Resistensi antibiotik

RESISTENSI

Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehiduoan sel mikroba oleh

antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.

Dikenal tiga pola resistensi dan sensitivitas mikroba terhadap antimikroba. Pola I :

belum pernah terjadi resistensi bermakna yg menimbulkan kesulitan di klinik. Pola II :

pergeseran dari sifat peka menjadi kurang peka, tetapi tidak sampai terjadi resistensi

sepenuhnya. Pola III: sifat resistensi pada taraf yg cukup tinggi, sehingga menimbulkan

masalah di klinik. Faktor yg menentukan sifat resistensi atau sensitivitas mikroba

terhadap AM terdapat pada elemen yg bersifat genetik. Sifat genetik dapat

menyebabkan suatu mikroba sejak awal resisten terhadap suatu antimikroba. Mikroba

yg semula peka terhadap suatu antimikroba, dapat berubah sifat genetiknya menjafi

tidak atau kurang peka. Perubahan sifat genetik terjadi karena kuman memperoleh

elemen genetik yg membawa sifat resistenkeadaan ini dikenal sebagai resistensi didapat

(acquired resistence). Elemen resisten ini dapat diperoleh dari luar dan disebut resisten

yg dipindahkan (transferred resistence), dapat pula terjadi akibat adanya mutasi genetik

spontan akibat rangsang AM. Resistensi dibagi dalam 3 kelompok.

1. Resistensi genetik

- Mutasi spontan

Dengan mutasi spontan gen mikroba berubah, sehingga mikroba yg sensitif

terhadap suatu AM menjadi resisten ini dinamakan sebagai mutasi gen spontan.

Kejadian ini terjadi tanpa pengaruh ada tidaknya AM tersebut. Dengan adanya AM

tersebut terjadi seleksi, galur yg telah resisten akan bermultiplikasi sedangkan galur yg

masih sensitif terbasmi sehingga berakhir dengan terbentuknya populasi resisten.

- Resistensi dipindahkan

Mikroba dapat berubah menjadi resisten akibat memperoleh suatu elemen

pembawa faktor resisten. Faktor ini mungkin didapat dengan cara transformasi

( mikroba menginkoporasi faktor resistensi langsung dari mediabdi sekitarnya),

transduksi (faktor resistensi dipindahkan daribsuatubmikroba resisten ke mikroba

sensitif dengan perantaraan bakteriofag), konyugasi (konyugasi ditentukan oleh suatu

faktor genetik, dengan konyugasi terbentuklah hubungan langsung antara isi s3l kuman

yg saling berkonyugasi sehingga memungkinkanperpindahan berbagaikomponen antar

kuman khususnya komponen pembawa faktor resistensi.

Page 2: Resistensi antibiotik

2. Resistensi nongenetik

Bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivitas metabolik) biasanya tidak dipengaruhi

oleh antimikroba ini dikenal sebagai resistensi nongenetik.Bila berubah menjadi aktif

kembali, mikroba kembali bersifat sensitif dan keturunannya juga tetap bersifat sensitif

terhadap antimikroba.

3. Resistensi silang

Resistensi silang ialah keadaan resistensi terhadap antimikroba tertentu yg juga

memperlihatkan sifat resistensi terhadap antimikroba lain. Pada resistensi silang sifat

resisten ditentukan oleh satu lokus genetik sedangkan pada multiple drug resistencelebih

dari satu lokus. Resisten silang biasanya tejadi antara antimikroba dengan struktur kimia

yg hampir sama, umpamanya antara berbagai derivat tetrasiklin atau antara antimikriba

dengan struktur kimia yg agak berbeda tetapi mekanisme kerjanya hampir sama.

MEKANISME RESISTEN

Secara garis besar kuman dapat menjadi resisten terhadap suatu AM melalui 3

mekanisme :

1. Perubahan tempat kerja obat pada mikroba / obat tidak dapat mencapai tempat

kerjanya di dalam sel mikroba.

Pada kuman gram negative molekul AM yang kecil dan polar dapat menembus

dinding luar dan masuk ke dalam sel melalui lubang-lubang kecil yang disebut porin.

Bila porin menghilang atau mengalami mutasi maka masuknya AM ini akan terhambat.

Mekanisme lain adalah kuman mengurangi mekanisme transport aktif yang memasukan

AM ke dalam sel (misalnya gentamisin). Mekanisme lain lagi ialah mikroba

mengaktifan pompa efluks untuk membuang keluar AM yang ada dalam sel ( misalnya

tetrasiklin).

2. Inaktivasi obat

Mekanisme ini sering mengakibatkan terjadinya resistensi terhadapt golongan

aminoglikosida dan beta lactam karena mikroba mampu membuat enzim yang merusak

kedua golongan AM tersebut.

3. Mikroba mengubah tempat ikatan (biding site)

AM: Mekanisme ini terlihat pada S. aureus yang resisten terhadap metisilin

(MRSA). Kuman ini mengubah penicillin binding proteinnya (PBP) sehingga

Page 3: Resistensi antibiotik

afinitasnya menurun terhadap metisilin dan antibiotik beta lactam yang lain.

Penyebaran resistensi pada mikroba dapat terjadi secara vertical (diturunkan ke generasi

berikutnya) atau yang lebih sering terjadi ialah secara horizontal dari suatu sel donor.

Dilihat dari segi bagaimana resistensi dipindahkan maka dapat dibedakan 4 cara yaitu :

1. Mutasi : proses ini terjadi secara spontaan, acak dan tidak tergantung dari ada

atau tidaknya paparan terhadap AM. Mutasi terjadi akibat perubahan pada gen

mikroba mengubah binding site AM, protein transport, protein yang

mengaktifkan obat dll.

2. Transduksi adalah kejadian dimana suatu mikroba menjadi resisten karena

mendapat DNA dari bakteriofag (virus yang menyerang bakteri) yang membawa

DNA dari kuman lain yang memiliki gen resisten terhadap antibiotik tertentu.

Mikroba yang sering mentransfer resisten dengan cara ini ialah S. aureus.

3. Transformasi : transfer resistensi terjadi karena mikroba mengambil DNA bebas

yang membawa sifat resistensi dari sekitarnya. Transformasi sering menjadi cara

transfer resistensi terhadap penisilin pada pneumokokus dan Neisseria.

4. Konjugasi : Transfer yang resisten disini terjadi langsung antara 2 mikroba

dengan suatu “jembatan’ yang disebut pius seks. Konjugasi adalah mekanisme

transfer resistensi yang sangat penting dan dapat terjadi antara kuman yang

spesiesnya berbeda. Transfer resistensi dengan cara konjugasi lazim terjadi

antara kuman gram negative. Sifat resistensi dibawa oleh plasmid ( DNA yang

bukan kromosom).

Faktor – faktor yang memudahkan berkembangnya resistensi di klinik adalah sebagai

berikut :

1. Penggunaan antimikroba yang sering. Terlepas dari penggunaannya rasional atau

tidak,antibiotic yang sering digunakan biasanya akan berkurang efektivitasnya

karena itu penggunaan antimikroba yang irasional harus dikurangi sedapat

mungkin.

2. Penggunaan antimikroba yang irasional.

3. Penggunaan antimikroba baru yang berlebihan. Beberapa contoh antimikroba

yang relative cepat kehilangan efektivitasnya setelah dipasarkan karena masalah

resistensi ialah siprofloksasin.

4. Penggunaan antimikroba untuk jangka waktu yang lama. Pemberian dalam

jangka waktu yang lama memberi kesempatan bertumbuhnya kuman yang

resisten.

Page 4: Resistensi antibiotik

5. Penggunaan antimikroba untuk ternak

6. Lain-lain : kemudahan transportasi modern, perilaku seksual, sanitasi buruk.