relasi doa dengan kesusahan dalam surat al -namle-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6493/1/maya...
TRANSCRIPT
-
I
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
RELASI DOA DENGAN KESUSAHAN
DALAM SURAT Al -NAML
(STUDI PEMIKIRAN ‘ALLAMAH MUHAMMAD HUSAIN
THABATHABA’I DALAM TAFSIR AL MIZAN)
SKRIPSI
COVER
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (S.Ag.)
Oleh:
Maya Aulia
NIM. 53020-15-0018
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
-
II
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Maya Aulia
NIM : 53020150018
Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora
Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Judul : RELASI DOA DENGAN KESUSAHAN
DALAM SURAT AL-NAML (STUDI
PEMIKIRAN ‘ALLAMAH
MUHAMMAD HUSEIN
THABATHABA’I DALAM TAFSIR AL
MIZAN)
Telah Kami Setujui Untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 26 Agustus
2019
Pembimbing,
-
III
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
PENGESAHAN KELULLUSAN
-
IV
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI
-
V
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
MOTTO
يِّئَاِت لَ َعلَُّهْم يَْرِجُعونَ َوبَلَْونَاُهْم بِاْلَحَسنَاِت َوالسَّ
Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik
dan
(bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
(QS. Al-A’raf [7]: 168)
Cobaan yang berupa nikmat tidak kalah gawatnya
dengan cobaan yang berupa bala’.
(KH. Musthofa Bisri)
-
VI
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
PERSEMBAHAN
Teruntuk Bapak dan Ibu tercinta
Teruntuk Abah mujtahid el-fatah selaku pengasuh selama dipesantren
Teruntuk segenap keluarga besar bani hj.ahmad tauhid dan bani abdurrahman
Juga sahabat- sahabat yang selalu terpanjat dalam doa, juga seseorang yang mengingatkan
penulis akan singkatnya waktu dan kesabaran.
-
VII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
KATA PENGANTAR
الرحمن الرحیمهللا بسم ا
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yaitu skripsi yang berjudul “RELASI
DOA DENGAN KESUSAHAN DALAM SURAT AL-NAML (STUDI
PEMIKIRAN ‘ALLAMAH MUHAMMAD HUSEIN THABATHABA’I
DALAM TAFSIR AL-MIZAN)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (satu) di IAIN
SALATIGA. Semoga karya ini memberi manfaat bagi banyak kalangan.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah saw, yang
kita harapkan syafa’atul ‘uzma fiyaumil qiyamah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan,
dan dorongan dari berbagai pihak, penulis skripsi ini tidak dapat
terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
-
VIII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
1. Kedua orangtua (Ayah Jauhari dan Ibu Nurliana) yang selalu sabar,
tabah, dan tak henti berjuang menyekolahkan anak-anaknya meskipun
harus melewati berbagai keadaan. Doa yang selalu terlantun dalam
setiap pintamu, sujudmu, adalah pemeran terpenting dalam segala
keberhasilanku. Seribu terimakasih mungkin tak cukup untuk
membalas jasamu. Semoga dengan skripsi ini dapat menjadi sebuah
kebanggaanmu terhadap anakmu.
2. Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Rektor IAIN
Salatiga yang telah memberikan kesempatan penulis untuk kuliah di
IAIN Salatiga dan menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUADAH).
4. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir yang tak pernah menyerah memotivasi kami untuk
menyelesaikan skripsi kami.
-
IX
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
5. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi
yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing
penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ibu dosen yang telah membimbing penulis dalam memahami
ilmu selama perkuliahan.
7. Teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur’an Tafsir angkatan 2015,
terimakasih atas empat tahun perjuangan yang telah kita lewati
bersama ini.
8. Saudara-saudara Mahifa, M.ikhlasul Ali Mahsun, Onisa, Suci safitri,
Lita Aprilia dan Anak asuh Arina Widya Nur Latifa, yang selalu giat
memotivasi penulis dan menghibur penulis ketika menemui jalan
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
9. Dan tak lupa pihak-pihak terkait yang lain yang tak sempat untuk
disebutkan disini.
Teriring doa, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu
penulis dalam penulisan skripsi ini menjadi ladang pahala yang dapat
menolongnya menuju Syurga-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
-
X
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
Salatiga 26 Agustus
2019 Penulis,
Maya Aulia
-
XI
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... II
PENGESAHAN KELULLUSAN ..................................................................... III
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ... IV
MOTTO ............................................................................................................. V
PERSEMBAHAN ............................................................................................. VI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... VII
DAFTAR ISI ..................................................................................................... XI
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN............................................. XIV
ABSTRAKSI ................................................................................................. XXII
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Tujuan dan Kegunaan. .......................................................................... 11
D. Telaah Pustaka ...................................................................................... 12
E. Kerangka Teori ..................................................................................... 14
F. Metode Penilitian ................................................................................. 14
G. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 18
BAB II .............................................................................................................. 20
-
XII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
PENGERTIAN DOA DAN KESUSAHAN ..................................................... 20
A. Doa ....................................................................................................... 20
1. Pengertian Doa ................................................................................. 20
2. Urgensi Doa ...................................................................................... 27
3. Doa Sebagai Kebutuhan Manusia ..................................................... 30
4. Hubungan Doa dengan kehidupan Manusia...................................... 34
5. Jenis-jenis Doa ................................................................................. 39
B. Kesusahan............................................................................................. 43
1. Penderitan ......................................................................................... 45
2. Kesedihan ......................................................................................... 47
3. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan. ................................ 52
BAB III ............................................................................................................ 54
BIOGRAFI PENULIS AL MIZAN.................................................................. 54
A. Biografi Ath-Thabathaba’i.................................................................... 54
1. Karya-karya at-Thabataba’i .............................................................. 59
2. Murid-murid at-Thabtaba’i ............................................................... 60
B. Gambaran Tafsir al-Mizan .................................................................... 61
1. Gambaran Umum Tafsir Al-Mizan ................................................... 61
2. Corak Tafsir al-Mizan ...................................................................... 66
3. Karakteristik Tafsir al-Mizan ............................................................ 70
4. Komentar para ulama mengenai Tafsir al-Mizan .............................. 72
5. Beberapa Studi Tentang Tafsir Al-Mizan ......................................... 75
-
XIII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
BAB IV ............................................................................................................ 76
PENAFSIRAN ‘ALLAMAH THABATHABA’I TERHADAP SURAT AN
NAML AYAT 62 DALAM TAFSIR AL MIZAN ........................................... 76
A. Penafsiran ‘Allamah Thabathaba’i dalam Surat an-Naml Ayat 62 . 76
B. Hakikat Doa dalam pandangan Allamah Thabathabai. ......................... 84
C. Relasi Doa dan Kesusahan.................................................................... 88
D. Relevansi Pemikiran Allamah Thabathabai Tentang Doa Dan Kesusahan
Dalam Konteks Kehidupan. .......................................................................... 97
BAB V ........................................................................................................... 102
PENUTUP ...................................................................................................... 102
A. Kesimpulan......................................................................................... 102
B. Kritik dan Saran.................................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 109
-
XIV
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi
ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
158/1987 dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif tidak اdilambangkan
tidak dilambangkan
ba’ B Be ب ta’ T Te ت (ṡa ṡ es (dengan titik di atas ث Jim J Je ج ḥa’ ḥ ha (dengan titik di ح
bawah(
-
XV
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
kha’ Kh ka dan ha خ Dal D De د (Żal Ż zet (dengan titik di atas ذ ra’ R Er ر Zal Z Zet ز Sin S Es س Syin Sy es dan ye ش ṣad ṣ es (dengan titik di ص
bawah)
ḍad ḍ de (dengan titik di ضbawah)
ṭa’ ṭ te (dengan titik di طbawah)
ẓa’ ẓ zet (dengan titik di ظbawah)
(ain ‘ koma terbalik (di atas‘ ع
-
XVI
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Gain G Ge غ fa’ F Ef ف Qaf Q Qi ق Kaf K Ka ك Lam L El ل Mim M Em م Nun N En ن Wawu W We و ha’ H Ha ه Hamzah ` Apostrof ء ya’ Y Ye ي
-
XVII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
B. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap
Ditulis Muta’addidah متعددة
Ditulis ‘iddah عدة
C. Ta’ Marbuṭah di akhir kata ditulis h
a. Bila dimatikan ditulis h
Ditulis Ḥikmah حكمة
Ditulis Jizyah جزية
(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis h.
`Ditulis Karâmah al-auliyā كرمة االولياء
-
XVIII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
c. Bila Ta’ Marbuṭah hidup dengan harakat, fatḥah, kasrah, atau
ḍammah ditulis t.
طرةزكاة الف Ditulis Zakat al-fiṭrah
D. Vokal Pendek
__َ_ Fatḥah Ditulis A
__ِ_ Kasrah Ditulis I
__ُ_ Ḍammah Ditulis U
E. Vokal Panjang
Fatḥah bertemu Alif
Ditulis جاهليةĀ
Jahiliyyah
-
XIX
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Fatḥah bertemu Alif Layyinah
Ditulis تنسىĀ
Tansa
Kasrah bertemu ya’ mati
Ditulis كرميĪ
Karīm
Ḍammah bertemu wawu mati
Ditulis فروضŪ
Furūḍ
F. Vokal Rangkap
Fatḥah bertemu Ya’ Mati
Ditulis بينكمAi
Bainakum
Fatḥah bertemu Wawu Mati
Ditulis قولAu
Qaul
-
XX
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
Ditulis A`antum أأنتم
Ditulis U’iddat أعدت
Ditulis La’in syakartum لئن شكرمت
H. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsyiyyah ditulis dengan menggunkan “al”
Ditulis Al-Qur`ān القران
Ditulis Al-Qiyās القياس
`Ditulis Al-Samā السماء
سالشم Ditulis Al-Syams
-
XXI
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
Ditulis Żawi al-furūḍ ذوى الفروض
Ditulis Ahl al-sunnah اهل السنة
-
XXII
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan tentang
doa dan kesusahan dalam al-Qur’an, wujud doa dalam al-Qur’an dan
relasinya antara doa dan kesusahan dalam al-Qur’an dengan melihat dari
sudut pandang thabathabai dalam tafsir al mizan terhadap ayat-ayat doa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam bentuk kajian
kepustakaan atau yang dikenal dengan istilah library rearch. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode tafsir tematik (Maudu’i) dengan
pendekatan ilmu tafsir. Pengumpulan data didapatkan dari proses
membaca dan menelaah langsung ke data primer, yaitu ayat suci al-Qur’an
dan data sekunder berupa literatur yang representatif dan relevan dengan
penelitian ini. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa Relasi antara doa
dengan kesusahan di dalam al-Qur’an adalah sangat jelas, karena
kesusahan itu merupakan faktor pendorong terkabulnya Doa. Dengan
proses mendoa kita juga lebih mendekatkan diri dengan Allah agar
menjadi hamba yang mulia. Di samping itu doa dapat membuka pintu
kebaikan dan keberkahan serta mendatangkan kebahagiaan dan
ketenangan jiwa bagi orang yang berdoa.
Implikasi penelitian ini adalah untuk membangkitkan kembali
motivasi masyarakat agar selalu meminta dan memohon kepada Allah
melalui doa baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang,
karena sejatinya doa adalah ibadah kepada Allah. Selain itu, penelitian ini
memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang doa yang banyak
dibaca dan diamalkan oleh masyarakat
umum ini tidak hanya berdoa setelah sholat saja, tetapi bisa berdoa
bermujahadah bersama untuk meminta kepada Allah swt.
Kata kunci : Relasi Do’a dan Kesusahan dalam Tafsir Al-Mizan
-
1
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Doa adalah sarana setiap orang beriman dalam
menyampaikan, meminta, mengaduh, dan bahkan mengeluh
tentang suatu keadaan kepada penciptanya. Dengan berdoa
manusia meratap mentengadahkan harapannya. Dengan berdoa
manusia merendahkan egonya merintih belas kasih sang Ilahi,
mengabulkan segala hajat yang diminta.
Doa merupakan salah satu ritual keagamaan yang dapat kita
jumpai di dalam berbagai agama. Setiap agama melaukan ritual ini
sesuai dengan ajarannya masing-masing, begitupun dalam agama
Islam sebagai mana yang dijelaskan dalam sebuah hadist “doa itu
-
2
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
adalah ibadah” (H.R. Turmudzi). Umat Islam bahkan dalam setiap
mengawali aktifitasnya selalu dimulai dengan doa-doa1.
Anjuran untuk berdoa bahkan dapat kita jumpai dalam al-
Quran, seabgaimana dalam surat al-A’raf Allah berfirman
“berdaolah kepada Tuhannmu dengan merendahkan diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah
kepadaNya denga rasa takut (tidak akan diterimah) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS.al-A’raf: 55-56).
Berbicara tentang doa, tentu tidak terlepas dari ketentuan
dan syarat yang mengikat padanya sebagai kriteria terkabulnya
suatu doa. Kandungan dari surat al-A’raf ayat 55-56 di atas sebagai
mana misalnya, Allah berfirman bahwa berdoalah dengan
1Tim kementrian agama RI, Kumpulan Doa Sehari-hari (Jakarta: Subdit
Publikasi Dakwah dan HBI, 2013), hlm 7.
-
3
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
merendahkan diri dan suara yang lembut, kelanjutan dari ayat
tersebut bahkan mengatakan dengan rasa takut dan penuh harapan.
Dari kedua hal tersebut penulis menitik beratkan kepada dua poin
bahwa, unsur etika dan kesungguhan hati menjadi salah satu fakor
diterimanya doa.
Secara umum dapat kita temui, telah banyak buku-buku
atau tausiah-tausiah (ceramah) para ustadz yang mengulas perihal
syarat-syarat terkabulnya sebuah doa, syarat-syarat tersebut di
atanranya ialah sebagai mana penulis kutip dari Syaikh Sa’id bin
Ali Aahl al-Qahthani2;
1. Ikhlas
2. Dalam mengikuti Rasulullah
3. Percaya dan yakin akan diterima Allah
4. Menghadirkan hati sewaktu brdoa dan khusu’, mengharapkan
ganjaran pahala dari Allah dan takut kepada adzabNya
2 Syaikh Sa’id bin Ali al-Qahthani,”Syarat-syarat Terkabulnya Doa” dalam
http://ibnumajjah.wordpress.com, diakses tanggal 28 Septermber 2018.
http://ibnumajjah.wordpress.com/
-
4
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
5. Adanya keinginan yang kuat, dan kesungguhan dalam berdoa
Syarat-syarat di atas meruapakan bagian yang paling umum
yang dapat dapat kita jumpai di berbagai buku-buku atau tausiah-
tausiah terkait doa. Berdoa selain memiliki syarat sebagaimana
yang dijelaskan di atas, doa juga memiliki mekanisme atau cara
kerjanya tersendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Alexis Carrel, doa
harusnya berakar dari kekuatan, kesinambungan, dan keikhlasan,
ia harus berasal dari kata hati yang spontan dan bergairah. Carrel
bahkan menegaskan bahwa “memang” spontanitas yang bergairah
itu indah sekali3.
Seorang pendoa yang sadar akan mekanisme dan adab dalam
berdoa, mampu menghadirkan suasana hati yang lebih khusuk dan
iklas atas doa yang ia panjatkan. Ali Syariati menjelaskan bahwa,
doa hendaknya mempunyai intensitas (kekhusyukan) sehingga doa
tidak seperti halnya untaian kalimat yang mempermainkan Tuhan;
3 Sebagaimana dikutip oleh Ali Syariati dalam Doa, Tangisan dan Perlawanan.
(Yogyakrta: Rausyan Fikr Institute, 2012) hlm.15.
-
5
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
dengan melantunkannya di lidah dan melupakannya di hati.
Intensitas (kekhusyukan) sangat menentukan dalam berdoa.
Konsentrasikan semua kekuatan yang anda miliki dalam berdoa.
Jika demikan barulah doa dapat disebut intens (khusyuk) dan
berakar4.
Selain syarat-syarat yang telah penulis sebutkan di atas, ada
satu perihal yang, dalam buku Tafsir al Mizan, Menyingkap
Hakikat Doa karya ‘Allamah Thabathab’i dalam pembahasan surat
al Naml. Dalam pembahasan tersebut ‘Allamah sendiri
mengulasnya dalam tafsir surat al-Naml ayat 62. Kesusahan
bahkan oleh ‘Allamah dispesifik dalam kategori sebagai salah satu
syarat terkabulnya doa5. Salah satu ekspresi seorang hamba ketika
meminta pertolongan kepada Allah adalah dengan bermunajat
dengan tulus ikhlas dan disertai dengan keyakinan penuh akan
4 Ali Syariati, Martyrdom: Arise and Bear Witness, terj. Dede Azwar
Nurmansyah (Yogyakarta: Rausyan Fikr Institute, 2012), hlm.16. 5 Allamah Thabathaba’i, al-Mizan Fi Tafsir al-Quran, terj. Syamsuri Rifai
(Jakarta: Andita, 1993), hlm.42.
-
6
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
terkabulnya doa tersebut. Secara normatif berdoa merupakan
perintah Allah baik melalui al-Qur’an maupun hadis Rasulullah
saw. Hal ini jelas ditegaskan Allah dalam QS Gafir40:60.
َوقَاَل َربُُّكُم اْدُعونِي أَْستَِجْب لَُكمْ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu. [Surat Ghafir 60]
Kesusahan atau penderitaan juga menjadikan seseorang lebih
dekat dengan Tuhannya, saat seseorang tersebut terlibat dalam
keadaan susah, langkah paling pertama yang ia ingin lakukan
adalah, ia membutuhkan sandaran yang dengannya segala
penderitaan dan kesusahan ia curahkan. Saat kita mengalami
penderitaan atau memerlukakan sesuatu kepada Allah. Doa adalah
sarana utama untuk mencapai dan mengangkat keinginan kita itu.
Bahkan Jalaluddin Rahmat dalam bukunya menjelaskan bahwa,
-
7
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
jika kita menyelidiki doa-doa dalam wacana kehidupan manusia,
ada keterkaitan yang erat antara doa dan penderitaan6.
Bila kesusahan dapat mengantarkan kita kepada kedekatan
dengan Tuhan, di sisi lain ada orang yang memposisikan dirinya
sebagai orang yang tidak merasakan derita. Ia malu mengakui
penderitaanya di hadapan Tuhannya, bahkan ia seolah-olah merasa
cukup dengan keadaannya. Bahkan ia tidak menyeru kapada
Tuhannya dalam kondisi yang mengkhawatirkannya. Biasanya
orang seperti ini hatinya keras membatu. Orang-orang seperti ini
kalau berdoa tidak akan pernah khusuk karena dirinya selalu
merasa cukup. Meskipun sedang dalam keadaan yang baik
(tercukupi), sikap yang paling baik dalam menyikapi kehidupan
adalah membiasakan diri untuk mengakui kelemahan kita
dihadapanNya dan belajar untuk lebih dekat merasakan orang-
orang yang sedang dalam keadaan derita (kesusahan), tertimpa
6 Jalaluddin Rahmat, “Doa Bukan Lampu Aladin”(Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2012). hlm.54.
-
8
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
musibah, mereka yang lapar, tertindas, yatim paitu, dan orang-
orang yang terpenjara karena menegakkan amar makruf nahi
munkar7.
Dari penejelasan yang penulis uraikan di atas, terdapat suatu
keistimewaan tertentu terkait relasi kesusahan dan doa. Bahkan
dengan keistmewaan itu Allah dengan keadilanNya meng-ijabah
rintihan tangis orang-orang yang meminta, mendengar keluh
mereka yang susah, dan mengangkat derajat orang-orang yang
terpenjara, dihinakan karena menegakkan kebenaranNya.
Adapun hal penting yang menarik minat penulis untuk
melakukan penelitian ini adalah, adanya suatu relasi antara doa dan
kesusahan, di mana dari keduanya ada suatu keistimewaan tertentu
yang dengannya Tuhan mengabulkan suatu permohonan.
Oleh karena ada keterkaitan yang kuat antara doa dan
kesusahan, dalam artian kesusahan sebagai salah satu syarat
7 Jalaluddin Rahmat, “Doa Bukan Lampu Aladin”. hlm.57.
-
9
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
terkabulnya suatu doa, seperti kutipan di bawah ini yang saya ambil
dari Tafsir al Mizan, menyikap hakikat doa. ‘Allamah
Thabathaba’i menjelaskan bahwa, “terkabulnya doa orang yang
dalam kesulitan bila ia berdoa kepada Allah, maksudnya
diperkenankan dan kebutuhannya tercapai. Relasi ini diambil
dari sifat kesulitan. Dengan kesusahan, hakikat doa dan
permohonan orang yang berdoa dapat terealisasi. Karena selama
manusia tidak berada dalam kesusahan yang teramat parah dan
masih berada di dalam keadaan yang lapang untuk memperoleh apa
yang diinginkan, selama itu pula ia tidak bersungguh-sungguh.
Dan ini jelas.8
Berdasarkan pemaparan rangkaian latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk meneliti atau mengkaji tema; Relasi Doa dan
Kesusahan (Studi Pemikiran Allamah Muhammad Husain
Thabathaba’i Dalam Tafsir al-Mizan). Tujuan penulis meneliti
tema tersebut tidak lain adalah ingin mengetahui nilai-nilai
8 Allamah Thabathaba’i,” al-Mizan Fi Tafsir al-Quran”. hlm. 47.
-
10
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
keistiwaan apa saja dan penjelasan yang filosofis terkait relasi doa
dan kesusahan dalam tafsir Allamah Thabathaba’i, serta
relevansinya terhadap situasi sosial masyarakat dalam konteks
keindonesiaan. Namun, disini penulis membatasi mengenai ayat
yang akan dibahas adalah ayat 62 dari surat Al Naml.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Allamah Muhammad Husain
Thabathaba’i tentang doa dan kesusahan dalam penafsirannya.
2. Bagaimana Biografi Allamah Muhammad Husein
Thabathaba’i dan gambaran Tafsir Al- Mizan.
3. Bagaimana relasi doa dan kesusahan menurut Allamah
Muhammad Husain Thabathaba’i dalam surat an-Naml ayat 62
.
-
11
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
C. Tujuan dan Kegunaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagaimana berikut:
1. Menjelaskan pandangan Allamah Muhammad Husain
Thabathaba’i tentang doa dan kesusahan dalam penafsirannya.
2. Menjelaskan Biografi penulis Al-Mizan dan gambaran Tafsir
Al-Mizan.
3. Menjelaskan relasi doa dan kesusahan menurut Allamah
Muhammad Husain Thabathaba’i dalam surat an-Naml ayat 62
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagaiamana
berikut:
1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan menambah wawasan
bagi pribadi penulis, masyarakat umum dan kalangan akademis
khususnya kajian keilmuan jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir,
terkait relasi doa dan keusahan. Yang mana kajian ini sesuai
dengan perkembangan kajian tafsir kontemporer yaitu, tematik.
2. Secara prktis, penelitian ini diharapkan mampu untuk
menjembatani dan meningkatkan pemahaman mahasiswa Ilmu
-
12
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
al-Quran dan Tafsir terkait penafsiran surat an-Naml tentang
relasi doa dan kesusahan, sebagaiaman fungsi doa terebut
adalah, senjata bagi setiap mukmin dalam setiap langkahnya
mengarungi kehidupan.
D. Telaah Pustaka
Adanya tentang bagian telaah pustaka adalah untuk
orisinalitas penelitian dan mempermudah mengkaji rumusan
maslah yang hendak diteliti dengan karya-karya terdaulu yang
sudah atau pernah mengkajinya. Sehingga penelitipun menpunyai
varian pemahaman yang menjadikan lebih luas wawasannya.
Berikut beberapa karya yang menyangkut tentang tema yang
penulis teliti:
Pertama, buku yang berjudul Doa Bukan Lampu Aladin,
Mengerti Rahasia Dzikir dan Akhlak Memohon kepada Allah. Di
dalam buku karangan Jalaluddin Rahmat ini, pembahasan yang
terkait dengan etika (sikap dalam berdoa), tafsir doa dan, yang
-
13
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
terkait erat dengan tema penelitian penulis adalah, hubungan doa
dengan penderitaan.
Kedua, buku yang berjudul Tafsir al-Mizan, Menyingkap
Hakikat Doa. Dalam buku ini berisikan tentang adab-adab berdoa,
waktu-waktu yang tepat untuk berdoa dan dalam buku tersebut,
Allamah Thabathaba’i menjelaskan perihal kesusahan.
Ketiga, buku yang berjudul Doa, Tangisan dan perlawanan,
Refleksi Sosoalisme Religius: Doa Ahlul bait dan Asyura di
Karbala. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa, tragedi karbala
adalah tragedi kemanusiaan bagi umat Islam. Hari di mana cucu
kesayangan Nabi dibantai di padang Karbala. Dalam buku
karangan Ali Syariati ini berisikan tentang refleksi doa dan
keadaan sosial masyarakat. Terdapat juga pembahasan tentang
urgensi doa, serta keresahan-keresahan dan kesedihan penulis
(Syariati) dalam melihat fenomena sosial.
-
14
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
E. Kerangka Teori
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tematik
(maudlu’i). Penulis mengacu pada kerangka teori yang dipaparkan
oleh Abdul Mustaqim agar terfokus dalam melakukan penelitian:9
1. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah
tersebut.
3. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat yang terkait
dengan pembahasan doa dan kesusahan.
4. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.
F. Metode Penilitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif karena
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara
9 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta :
Idea Press, 2014), hlm. 63.
-
15
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
kuantifikasi10. Dengan menggunakan penelitian pustaka
(library research) yaitu mengumpulkan data dan informasi
dengan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan
perpustakaan, seperti kitab tafsir serta buku-buku yang
berkaitan dengan pembahasan11.
2. Sumber Data
Ada pun sumber data penelitian meliputi:
a. Sumber data primer yaitu sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli yang
digunakan sebagai objek material penilitian, yaitu tafsir
al-Mizan. Untuk objek formalnya dalah tentang
penafsiran Doa dan Kesusahan pada surat an-Naml.
b. Sedangkan sumber data sekunder, yaitu bahan-bahan
yang berkaiatan dengan sumber primer yaitu seperti
10 Djunaidi Choni dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 25. 11 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm.28.
-
16
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
jurnal, artikel, literatur buku, kamus dan sumber lain yang
kiranya berkaitan dengan judul penelitian.
3. Teknik Tengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang
diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.12 Dalam hal
ini, mengingat penelitian ini adalah library research, maka
penulis melakukan pengumpulan dan inventarisasi data
kepustakaan yang berkaitan dengan tema sebanyak mungkin
baik primer maupun sekunder.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan
pengumpulan data adalah, mencari ayat-ayat yang mempunyai
korelasi dengan pembahasan doa dalam surat al-Naml, serta
pembahasan dan ulasan para tokoh yang mengkaji tentang doa
dan kesusahan. Dengan merujuk pada beberpa kitab tafsir
semisal, tafsir al-Misbah atau beberapa kitab tafsir yang
12 Ridwan, Metode& Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 72.
-
17
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
populer dikalangan akademis, hal tersebut penulis meyakini
mampu memberikan wawasan bagi penulis untuk menemukan
maksud dan orisinalitas pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i
dalam pembahasan doa dan kesusahan, di dalam surat al-
Naml.
4. Analisis Data
Setelah data terkumpul, penelitian dilanjutkan dengan
mengolah data agar dapat dipahami dengan jelas. Adapun,
metode yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisa data
tersebut adalah Deskriptif-analisis. Deskriptif yaitu
pemaparan apa adanya terhadap apa yang dimaksud teks
dengan cara memparagrafkannya dengan bahasa peneliti dan
menggambarkan sumber data yang diperoleh baik dari kitab
tafsir, jurnal, artikel dan buku lainnya yang berkaitan dengan
penelitian,13 analitis yaitu memaparkan dan menerangkan
makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan
13 Sahiron Syamsuddin, Tafsir Studies (Yogyakarta: eLSAQ , 2009), hlm. 15.
-
18
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
keahlian dan kecenderungan dari mufasir yang menafsirkan
ayat tersebut.14
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan sebuah penelitian diperlukan
penuyusunan yang sistematis, agar penelitian terususun secara baik
dan juga agar tidak keluar dari pokok pembahasan yang diteliti.
Untuk itu, Penulis membuat sistematika pembahasan penelitian
sebagai berikut:
Bab pertama, berisikan pendahuluan. Dalam pendahuluan
ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode
penelitian yang digunakan dan terakhir mengenai sistematika
pembahasan. Pada bab ini, sebagai acuan rancangan penelitian
secara keseluruhan (umum).
14 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002), hlm.68.
-
19
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Bab kedua, berisikan gambaran umum yang meliputi
pengertian dan penejelasan tentang doa dan kesusahan (analisis
psikologis), keutaman-keutamaan doa, serta ayat-ayat atau dalil
yang berkaitan tentang doa.
Bab ketiga, berisikan tentang biografi Allamah
Muhammad Husain Thabathaba’i, pendidikan dan aktivitas
keilmuwan, karya-karya yang dilahirkan, tentang kitab tafsirnya;
latar belakang penamaan dan kepenulisan kitab, metode penafsiran
dan karakteristik.
Bab keempat, berisikan tentang analisis atas penafsiran
‘AllamahThabathaba’i dalam surat an-Naml ayat 62 yang
membahas terkait relasi doa dan kesusahan.
Bab kelima, merupakan bab terakhir yang berisikan
kesimpulan dan penutup dari pembahasan bab pertama sampai bab
keempat. Yang di dalamnya adalah jawaban keseluruhan secara
umum atas problem yang diteliti.
-
20
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
BAB II
PENGERTIAN DOA DAN KESUSAHAN
A. Doa
1. Pengertian Doa
Doa berasal dari bahasa Arab yakni dari kata دعاء-يدعو-دعا
yang artinya sebagai mana berikut:
Panggilan, mengundang, permintaan, permohonan, doa dan
sebagainya. Berdoa artinya menyeru, memanggil atau
memohon pertolongan kepada Allah SWT atas segala sesuatu
yang diinginkan. Seruan kepada Allah tersebut dapat berupa
ucapan tasbih (Subhanallah), pujian (Alhamdulillah), istighfar
(Astaghfirullah) atau memohon perlindungan (A’udzubilllah),
dan sebagainya.15 Sebagaimana termaktub dalam ayat-
ayatNya:
15 Kmi gplima,”psikologi Manusia Berdoa” (Darussalam University,2006),
hlm.. diakses pada tanggal 29 Juni 2019. hlm. 2
-
21
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
a. Doa dalam makna Ibadah:
َك فَإِْن فََعْلَت فَإِنهَك إًِذا ِمَن الظهالِِمینَ ِ َما ال يَْنفَُعَك َوال يَُضرُّ َوال تَْدُع ِمْن ُدوِن هللاه
(٦٠١)يونس:
Lafadz doa dalam ayat di atas mengandung makna
penyembahan kepada Tuhan. Doa adalah pangkal ibadah.
Tanpa doa ibadah tidak memiliki bobot dan nilai, karena itu
merupakan indikasi kesombongan seseorang kepada Allah
SWT. Berdoa menunjukan kelemahan kita sebagai hamba
Allah SWT dengan selalu berdoa dan khusyuk, kita akan
selalu mengingat-Nya. Imam Ghozali mengatakan, dalam
berdoa terdapat hikmah yaitu bisa membuat hati senantiasa
ingat kepada Allah yang merupakan puncak Ibadah.”
Rasulullah SAW pun bersabda,” Doa adalah otaknya
ibadah.” (HR. Titmiżi).16 Demikian ibadah dan Doa, dua
16 Umi Maya, Kekuatan Do’a Ibu, (Jakarta: Belanoor, 2012). Cet -1, Hal 14-
21.
-
22
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
kata yang berbeda, tetapi yang satu sering digunakan untuk
makna yang lain, itu wajar, karena doa adalah Mukh al-
‘Ibadah, yakni seperti ibadah, demikian sabda Nabi Saw.
Sebagai diriwayatkan oleh Tirmiżi.17
b. Doa dalam makna al-istiadzah (memohon perlindungan):
(١َوأَنههُ َكاَن ِرَجاٌل ِمَن اإلْنِس يَُعوُذوَن بِِرَجاٍل ِمَن اْلِجنِّ فََزاُدوهُْم َرهَقًا )الجن:
c. Doa dalam makna al-Istianah (memohon pertolongan):
ْبِر وَ الِة َوإِنههَا لََكبِیَرةٌ إاِل َعلَى اْلَخاِشِعیَن )البقرة:َواْستَِعینُوا بِالصه (٥٤الصه
d. Doa dalam makna Istighfar (memohon ampunan).
َ َغفُوٌر َرِحیٌم ) َ إِنه هللاه (٠٠َواْستَْغفُِروا هللاه
Selain makna di atas, para ahli juga berusaha memberikan
makna doa. Makna doa yang mereka berikan tergantung
pada latar belakang dan kepentingan masing-masing.
Beberapa di antaranya adalah:
17 M. Quraish Shihab, Wawasana Alquran Tentang żikir dan Doa, (Cet. I
Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 181.
-
23
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
1) Anis Masykhur dan Jejen Musfah, dalam bukunya "Doa
Ajaran Ilahi" menyebutkan; doa menurut Al-Thiby
adalah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri dalam
keadaan tidak berdaya dan tidak berkekuatan kemudian
menyatakan hajat, keperluan, ketundukan kepada Allah
SWT. Dalam pengertian amalan keagamaan, doa dikenal
sebagai upaya memanggil Allah SWT dalam rangka
mengajukan permohonan kepada-Nya.
2) Menurut Mohammad Saifullah Al-Aziz, dalam bukunya
"Risalah Memahami Ilmu Tasawuf" menyatakan bahwa;
Doa adalah suatu realisasi penghambaan dan merupakan
media komunikasi antara makhluk dengan Khaliknya,
serta dicurahkan segala isi hati yang paling rahasia.
Dengan berdoa, manusia merasa bertatap muka dengan
Khaliknya serta memohon petunjuk maupun
perlindungan. Jadi, doa itu pada prinsipnya merupakan
-
24
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
kunci dari segala kebutuhan hidup di dunia maupun di
akhirat.
3) Menurut Dadang Hawari dalam bukunya "Doa dan Zikir
sebagai Pelengkap Terapi Medis" menyatakan; Doa
adalah permohonan yang dimunajatkan kepada Allah
SWT. Maksudnya, suatu amalan dalam bentuk yang
diucapkan secara lisan atau dalam hati yang berisi
permohonan kepada Allah SWT. dengan selalu
mengingat nama dan sifat-Nya.
4) Menurut Umar Hasyim, dalam karyanya "Memahami
Seluk-baluk Takdir" menyatakan; Doa adalah memohon
kepada Allah SWT agar tercapai apa yang dimaksudkan
dengan perantaraan mengerjakan segala syarat yang
menjadi sebab berhasilnya usaha tersebut. Doa adalah
takdir Tuhan untuk manusia.
5) Lowenthal (2009) mendefinisikan berdoa sebagai
permohonan hikmat dan ucapan syukur kepada Tuhan
-
25
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
atau objek yang disembah. Doa juga merupakan
karakteristik dasar kehidupan religious yang merupakan
pusat dari kehidupan beragama dibanding dengan
perilaku religius kainnya.18
Dari semua pengertian di atas, memiliki titik temu
bahwasanya doa adalah suatu cara ibadah kepada Tuhan
dalam bentuk permohonan, permintaan sebagai bentuk
pengakuan atas kelemahan diri dan kekuasaan suatu dzat
tertinggi. Di balik kata doa sudah terkandung pengertian
bahwa manusia merasa dirinya kecil dan Allah SWT
memiliki sifat Maha Kuasa dan Maha Besar.
Doa dalam kehidupan umat beragama merupakan salah
satu sarana mendekatkan diri kepada Tuhan, komunikasi
lintas demensi yang dilakukan umat manusia guna
mencapai harapan dan hajat yang diingikan.
18 Kmi gplima,”psikologi Manusia Berdoa” (Darussalam University,2006),
hlm.4
-
26
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Allah SWT dalam al-Quran berjanji kepada manusia
dengan firman-Nya sebagaimana
Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan
cara merendahkan diri dan suara lembut, bahwasannya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas;
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(Allah) memperbaikinya; dan mohonlah (berdoalah) kamu
kepada Allah dengan rasa takut dan harapan (sangat
mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat
kepada orang-orang, yang ihsan (orang-orang yang
berbuat baik)." (Q.S Al Araf ayat 55-56) berikut:
Bahkan Allah SWT menegaskan bahwa bagi umat
manusia (muslim) yang enggan bermunajat, berdoa
menyampaikan hajat kepada-Nya, digolongkan sebagai
orang-orang yang menyombongkan diri.
-
27
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
َوَقاَل َربُُّكُم اْدُعوِن َأْسَتِجْب َلُكْم ِإنَّ الَِّذيَن َيْسَتْكِِبُوَن َعْن ِعَباَدِت
َسَيْدُخُلوَن َجَهنََّم َداِخرِينَ
"Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-
Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mukmin: 60).
2. Urgensi Doa
Sesiapa yang tidak mengharap sesuatu dari manusia dan
mengembalikan urusannya kepada Allah SWT dalm seluruh
urusannya, niscaya “segala sesuatu baginya” akan dikabulkan
Allah SWT.19
Dalam kutipan di atas, menandakan bahwa relasi doa dan
kehidupan manusia sangat erat di antara keduanya. Dalam satu
sisi doa menjadi jalan bagi manusia meraih hajat-hajatnya, di sisi
yang lain doa adalah harapan untuk manusia, untuk tidak berputus
19Husain Fadhlullah, Persembahahan Untuk Tuhan (Bogor: Cahaya , 2003).
hlm. 54.
-
28
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
asa dalam setiap tantangan hidup. Allah SWT sendiri telah
menjamin hal tersebut dengan segala kebesaran dan rahmatNya,
sebagaimana yang kisahkan dalam al-Quran dalam surat Yusuf
“Wahai anak-anakku, pergilah kalian dan carilah berita mengenai
Yusuf dan saudaranya, dan janganlah kalian berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah ada yang berputus asa dari
rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” (QS. Yusuf: 87).20
Alexix Carrel menjelaskan bahwa, “pengabaian doa dan
tata caranya dalah tanda kehancuran suatu bangsa. Masyarakat
yang mengabaikan ibadah (doa) adalah masyarakat yang berada
di ambang kemundiran dan kehancuran. Roma dalah bangsa yang
agung. Namun, secepat mereka meninggalkan ibadah berdoa,
secepat itu pula kehinaan dan kelemahan menimpa mereka”.21
20 R.H.A Soenarjo, al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan
Penyeleggara Penerjemahan/Penafsir al-Quran, 1971). hlm 362. 21 Ali Syariati, Martyrdom: Arise and Bear Witness, terj. Dede Azwar
Nurmansyah.... hlm. 14
-
29
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Penjelasan di atas bukan hanya menerangkan pentingnya
doa dan manfaatnya bagi seseorang secara individual, melainkan
urgensinya terhadap keberlangsungan hidup bagi masyarakat
kolektif. Doa juga merupakan pengakuan bahwa sesungguhnya
manusia adalah mahluk yang lemah tanpa rahmat dan
pertolongan allah, bila seseorang atau suatu kelompok
masyarakat dengan sengaja melupakan ibadah (berdoa) tersebut
dan mengganggap bahwa mereka dengan segala kemajuan dan
teknologi dicapai mampu untuk mengatasi segala hal, maka
secara tidak langsung mereka melupakan eksistansi Tuhan
(Allah) dan menjadi manusia sombong. Dengan demikian nilai-
nilai ke-Ilahian akan pudar dan manuia semakin dekat dengan
kehancuran.
Alexis Carrel juga menjelaskan bahwa, ditemukan para
pelaku kriminal yang pada umumnya adalah orang-orang yang
sama sekali atau jarang berdoa. Sebalikya, orang yang sering
berdoa terhindar dari berbuat kriminal, kendatipun kondisi
-
30
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
finansial (keuangan) dan sosial merangsang mereka utuk
melakukannya. Setidaknya orang yang sering berdoa tidak pernah
menjadikan tindakan kriminal sebagai profesi.22
3. Doa Sebagai Kebutuhan Manusia
Doa adalah serana sekaligus kebutuhan alamiah bagi orang
beriman. Sebagaimana dijelaskan oleh Husain Fadhlullah23,
kebutuhan seorang muslim akan doa sama persis dengan
kebutuhannya terhadap makanan dan minuman. Doa memuaskan
rasa lapar dan dahaga manusia atas kasih sayang dan keselamatan
yang akan menghidupkan hati dan menyinari ruhnya. Terhadap
sejumlah keadaaan yang dialami manusia saat berhadapan dengan
kerasnya kehidupan, tekanan berbagai masalah, serta onggokan
krisi internal dan eksternal. Oleh dari pada itu, mansuia (muslim)
22 Ali Syariati, Martyrdom: Arise and Bear Witness, terj. Dede Azwar
Nurmansyah. hlm. 15 23 Husain Fadhlullah, Persembahahan Untuk Tuhan. hlm. 153.
-
31
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
perlu mengungkapkan derita dan himpitan yang mengganggu diri
dan perasaannya, tanpa menodai harga diri dan kemuliaannya.
Penjelasan tersebut sesuai dengan janji Allah dalam al-
Quran sebagaimana berikut:
َوقَاَل َربُُّكُم اْدُعونِي أَْستَِجْب لَُكْم
”Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka janam
dalam keadaan hina. (Q.S Ghafir: 60).
Dalam kesempatan yang lain Allah juga berfirman dalam
surat al-Baqarah sebagaimana berikut:
نِ َعادَ ِاَذا عِ الدَّا َدْعَوةَ اُِجْيبُ ۗ ِعَبا ِدْي َعِّنيْ َفِا ِنيْ َقرِْيب َوِا َذا َساَ لَـكَ ْوا ِبْ َلَعلَُّهْم يـَْرُشُدْونَ َوْليـُْؤِمنُـ ِلْ فَـْلَيْسَتِجْيبـُْوا
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku
kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila mereka
berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-
-
32
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran”.
(Q.S al-Baqarah; 186). Doa menjadi salah satu media komunikasi langsung antara
hamba dengan allah tanpa perantara. Karena itu, doa bersifat
personal, rahasia, dan membatin. Doa tidak hanya merupakan
ungkapan lisan, melainkan juga ungkapan batin seseorang kepada
Allah.24 Bila dianalisis secara akurat akan pesan Allah dalam al
Qur’an, maka setidaknya ada dua hal yang mendorong manusia
untuk mendekatkan diri atau berdoa kepada Allah. Pertama, sisi
kebesaran dan keagungan Allah swt. Setiap agama meyakini Tuhan
yang disembah itu mempunyai sifat-sifat kesempurnaan, seperti
kesempurnaan kekuasaannya atas alam raya, termasuk manusia.
Manusia yang meyakini Tuhan pasti membutuhkan Nya sehingga
menggantungkan diri kepada- Nya. Kedua, sisi manusia itu sendiri.
Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri rasa gembira, sedih,
24 Abu Qalbina, Doa-Doa Mustajabah (Cet. I; Bandung: Pustaka Oasis, 2009),
hlm. 17.
-
33
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
senang, susah, takut, cemas, dan mengharap, sehingga ia
membutuhkan sandaran dan pegangan dalam hidupnya. Kenyataan
membuktikan bahwa bersandar pada sesama makhluk seringkali
tidak membuahkan hasil, karena itu manusia membutuhkan
sandaran yang Maha Kuat dan Mutlak yang dapat memberikan
bantuan dan bimbingan serta mampu menghilangkan rasa cemas
sehingga dapat memenuhi harapannya.
Penting dan mulianya sebuah doa sehingga Allah pun
berulang kali menyerukan kepada manusia untuk berdoa. Dengan
berdoa mansuia menjadi semakin tunduk dan pasrah, meresa kecil
dan lemah atas dirinya. Dengan doa pula menusia senantiasa
menggantungkan segenap harapan kepada Allah, baik dalam
keadaan susah maupun senang. Sehingga dengan demikian ia
menjadi selalu mengingat kepada Allah (firman Allah; agar mereka
senantiasa memperoleh kebenaran).
-
34
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
4. Hubungan Doa dengan kehidupan Manusia
Sifat pentingnya doa dan andilnya dalam kehidupan
manusia adalah representasi dari spritualitas pelaku (muslim) yang
terjemakan dalam praktik kehidupan. Doa bukan hanya sebagai
ibadah ruhaniah semata tanpa mempunyai efek terhadap
kehidupan, melainkan doa adalah ibadah yang dapat menciptrakan
suasana ruhaniah yang akan menyucikan dimensi meteril mansuia.
Husain Fadhlullah dalam menjelaskan hal tersebut25,
terkait relasi doa dengan kehidupan manusia sebagaimana yang
dijabarkan dalam poin-poin berikut ini:
a. Meminta uluran pertolongan Allah
Dao adalah jalan meraih pertolongn Allah, memohon
pertolongan dalam kebaikan dan kemaslahatan hidup, termasuk
25 Husain Fadhlullah dalam menjelaskan hubungan Doa dan Kehidupan,
terangkum dalam 9 poin. Dalam hal ini penulis hanya mengutip beberapa poin inti yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Lihat Husain Fadhlullah, Persembahan Untuk
Tuhan .hlm. 156-159
-
35
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
dalam memohon pertolongan Allah agar terhindar dari
kezaliman.
b. Menghadapi masalah
Kehidupan dan masalah adalah dinamika hidup manusia,
problematika yang kian melanda terkadang muncul karena
adanya rasa takut, lemah bahkan diam dalam menyampikan
kebenaran. Ruh doa memberi harapan kepada manusia agar
tetap dalam kebenaran dan keadilan.
c. Ruh Pemberian
Doa yang dilakukan dengan kesadaran penuh dan tunduk
kepada kekuatan Allah, atas ke-tidak mampu-an (lemah)
manusia, senantian menciptakan akhlak yang luhur. Pada tahap
tertentu, akan muncul dalam diri dan jiwa manusia;
sebagaimana cahaya yang memancar dari matahari atau air yang
kelaur dari mata air, yang tidak menuntut imbalan. Spirit dari
doa senantia mendorong manusia dalam berbuat baik serta
-
36
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
menajdi pribadi yang baik, bahkan dalam melakukan kebaikan
ia tidak lagi memikirkan untung-rugi secara material.
d. Penyucian Jiwa
Menanamkan (kesadaran) tentang pentingy mengasihi dan
menyatukan jiwa dengan sesama manusia, terlebih kepada
mereka yang kurang mampu (fakir miskin). Hal ini merupakan
akhlak yang mendasar, yang dapat dibentuk lewat kebiasaan dan
penguasaaan terhadap gejolak emosi jiwa.
e. Memerangi Kemasalan
Doa mensyaratkan kesungguhan dan keseriusan, berdoa
berarti upaya memberi harapan kepada diri akan hajat yang ia
ingini. Tanpa usaha dan keseriusan, mustahil hajat tersebut
dapat dicapai.
f. Keserasian Penciptaan Manusia
Maksudnya adalah kebulatan hati untuk selalu melakukan
introspeksi diri dan menjaga diri dari gejolak jiwa (emosi). Hal
-
37
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
ini bertujuan untuk menjaga kesadaran manusia agar tetap
dalam tujuan penciptaannya sebagai makhluk sosial.
g. Garis istiqamah
Yang dimaksud dalam hal ini adalah meneguhkan diri
dalam menjaga kebenaran, memerangi kebatilan serta tidak
menyimpang dan ditundukkan oleh tujuan-tujuan pribadi.
Dalam urian di atas menegaskan bahwa dalam kehidupan ini,
manusia tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa melibatkan
pertolongan Allah. Dengan hadirnya Allah sebagai tujuan
pengarapan manusia, senantiasa mendidik manusuia guna menjadi
pribadi-pribadi yang terjaga dengan nilai-nilai ke-Ilahian
(kebenaran dan keadilan). Berlaku adil dan benar guna terciptanya
kedamaian hidup dan kasih sayang bagi sesama.
-
38
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
‘Aid al-Qorni menjelakan bahwa dengan mengingat Allah maka
akan mempuk ketakwaan seorang muslim dan menciptakan
ketenangan bagi jiwa26, sebagaimana yang uraian berikut ini:
“Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan
semakin terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin
bahagia, dan nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena
dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan
kepada-Nya, keyakinan penuh kepadaNya, ketergantungan diri
hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka
kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia
senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa
mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika
dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya,
lalu sebutlah secara berulang'-ulang nama-Nya yang indah dan
penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai pengejawantahan dari
26 ‘Aid al-Qorni, La Tahzan, Terj. Samson Rahman (Jakarta: Qisthi Press,
2014). hlm. 29-30
-
39
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan
Anda kepada-Nya”.
5. Jenis-jenis Doa
Mengamati berbagai doa yang ada di dalam al-Qur’an,
secarumum dapat diklasifikasikan pada beberapa kelompok sesuai
dengan jenis permintaan yang dikandungnya. Adapun klasifikasi
tema doa dalam al Qur’an adalah sebagai berikut:27
a. Kemudahan Materi
1) Doa memohon untuk diberi negeri yang aman serta diberi
rezeki, terdapat pada QS al-Baqarah/02:126 dan QS
Ibrahim/14:35.
2) Doa memohon kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,
terdapat pada QS al-Baqarah /02:201 dan QS al-A‘raf
/07:155-156.
27 Rifyal Ka‘bah, Dzikir dan Do‘a dalam al-Qur’an (Jakarta: Paramadina,
1999), hlm. 37-43.
-
40
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
3) Doa mohon diberi makanan dan rezeki yang baik, terdapat
pada QS Ali Imran /03:27 dan QS al-Maidah /05:144.
b. Keturunan
1) Doa mohon diberi anak cucu yang baik dan patuh kepada
Allah, terdapat pada QS Ali Imran/03:38 dan QS al-
Anbiya/21:89.
2) Doa memohon agar diri dan anak cucu jangan sampai
menyembah berhala, terdapat pada QS Ibrahim/14:35.
3) Doa mohon diberi anak cucu sebagai penyenang hati dan
panutan bagi orang beriman, terdapat pada QS al-
Furqan/25:74.
4) Doa mohon agar anak cucu taat menjalankan perintah salat,
terdapat pada QS Ibrahim/14:40.
a. Ibadah dan Keagamaan
-
41
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
1) Doa mohon agar taubat diterima, terdapat pada QS al
Baqarah/02:128.
2) Doa mohon untuk dikirimkan utusan (rasul) yang akan
membacakan ayat-ayat allah, mengajarkan kitab dan
kecerdasan, terdapat pada QS al-Baqarah/02:129.
3) Doa mohon agar diwafatkan dalam keadaan muslim dan
dikumpulkan dengan orang-orang yang salih, terdapat pada
QS Yusuf/12:101 dan QS Ali Imran/03:193.
b. Menghadapi Kesulitan dan Musuh
1) Doa mohon diberi kesabaran dan rasa istiqamah serta
pertolongan terhadap orang kafir, terdapat pada QS al-
Baqarah/02:250.
2) Doa mohon bantuan melawan orang kafir dan kelompok
perusak, terdapat pada QS al-Baqarah/02:250, QS Ali
Imran/03:147, dan al-Ankabut/29:30.
3) Doa mohon dihindarkan dari fitnah oran kafir, terdapat
pada QS al Mumtahanah/60:5.
-
42
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
c. Memantapkan Kepribadian
Doa agar tidak diberi beban yang tidak dapat dipikul,
terdapat pada QS al-Baqarah/02:286.
1) Doa memohon rahmat agar terhindar dari golongan yang
merugi, terdapat pada QS Hud/11:47.
2) Doa memohon diberi rahmat agar tetap konsisten dalam
kesalihan, terdapat pada QS al-Naml/27:19.
3) Doa mohon agar dihindarkan dari tipu daya orang-orang
kafir. Terdapat pada QS Yunus/10:86.
Pengelompokan doa di atas belumlah lengkap, masih
banyak doa lainnya dalam al-Qur’an yang belum disebutkan.
Akan tetapi, setidaknya dari pengelompokan tersebut dapat
dilihat bahwa formula doa dalam al-Qur’an mencakup berbagai
bidang yang sangat luas. Hal ini menunjukkan dan
menggambarkan bahwa manusia sebagai makhluk yang lemah
dan tidak berdaya, butuh kepada Allah yang Maha Kuasa atas
-
43
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
segala sesuatu, maka sudah sepatutnyalah manusia selalu berdoa
dan meminta kepada Allah swt.
B. Kesusahan
Kesusahan merupakan suatu keadaan yang hadir ketika
seorang tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan). Setiap
manusia yang hidup di bumi, mengalami beragai dinamika yang di
antaranya adalah kesusahan. Problematika kehidupan yang terkait
dengan kesusahan bisa saja datang dengan berbagai bentuk,
misalnya, seseorang yang sedang diterpa masalah hutang piutang
maka akan merasa resah ketika tidak mampu membayar utangnya
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Begitu pula suatu
masyarakat yang sedang diterpa bencana alam, mereka akan
merasa sangat menderita ketika mengalami kerusakan tempat
tinggal, atau kehilangan orang-orang yang cintai.
Kemiskinan juga berpotensi membawa seseorang dalam
penderitaan karena tidak mampu dalam segi finansial untuk
-
44
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
mencukupi kebutuhan hidup. Keadaan tersebut memyebabkan ia
bersedih karena terhimpit dalam berbagai kesulitan. Yang
demikian itu adalah contoh dari fenomena kesusahan yang pada
umumnya terjadi. Sedangkan kesusahan bila ditinjau dari segi
makna bahasa maka, kesusahan dapat diartikan sebagai: 1.
Menderita susah, 2. Kesedihan; kesukaran; kesulitan;
kemiskinan.28
Kata kesusahan mempunyai persmaan arti (sinonim)
sebagaimana yang tertera dalam makna secara bahasa. Oleh sebab
itu bila ditinjau dari problematika hidup, kesusahan dapat di artikan
sebagai orang yang sedang mengalami kesulitan, orang yang sedih
dan menderita karena diterpa suatu musabah atau orang yang
sedang berduka.
28 Lihat, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 792
-
45
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
Terdapat beberapa penjelesan terkait kesusahan yang
diuraikan dalam beberapa bentuka atau jenis kesusahan
sebagaimana berikut:
1. Penderitan
Dalam beberapa kasus, selama ini mungkin kebanyakan
orang salah membedakan derita dengan penyebab derita,
sehingga derita yang dimaksud adalah buruk dan harus
dihindari. Seseorang yang sedang menderita luka pada
kakinya menyebabkan rasa sakit yang menganggu. Pada
dasarnya yang menyebabkan si penderita tersebut terganggu
adalah luka itu sendiri, atau infeksi dari bakteri yang ada pada
luka sehingga membuat luka tersebut menjadi buruk.29
Derita yang dialami seseorang, tidak serta merta dapat
dinalai sebagai sesuatu yang buruk, derita juga dapat dikatakan
sebagai tanda. Dengan adanya rasa sakit yang dialami,
29 Murtadha Muthahhari, Manusia Seutuhnya (Jakartra: Sadra Press 2012).
hlm.54
-
46
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
menandakan bahwa fungsi dari komponen tubuh si penderita
yang berupa saraf, berjalan (aktif) sebagaimana mestinya.
Muthahhari menjelaskan bahwa, “siapa yang lebih banyak
merasakan derita berarti ia lebih sadar dan lebih mengetahui.
Orang yang tidak pernah merasakan derita, sama halnya
dengan seseorang yang kebal, bebal, tidak memiliki
kesadaranm, dan tidak mengetahui. Sebaliknya , merasakan
derita itu sama halnya dengan kepahaman, kesadaran, dan
pengetahuan.30
Penjelasan lain yang hampir serupa dengan pandangan di
atas, terdapat pada ajaran Budhisme. Bhudisme berpandangan
bahwa, pada hakikatnya hidup adalah penderitaan, sehingga
kita harus menemukan jalan untuk menghentikannya untuk
mencapai kebahagian. Bhante Uttamo (Bhikku) menjelaskan,
“untuk menghentikan penderitaan, kita harus tahu terlebih
30 Murtadha Muthahhari, Manusia Seutuhnya,... hlm. 55
-
47
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
dahulu apa itu penderitaan dan apa penyebabnya. Berdasarkan
analisa tersebut barulah kita dapat menentukan bagaimana cara
menghentikan penderitaan”31.
2. Kesedihan
Kesedihan merupakan suatu dinamika jiwa yang
diungkapkapkan melalui rasa.Setiap manusia dewesa pasti
merasakan hal demikian, bahkan anak kecil yang telah
mengerti rasapun dapat memahami bentuk perasaannya yang
sedang berlangsung. Kesedihan adalah fenomena kejiwan
manusia, yang juga merupakan lawan kata dari kebahagiaan.
Dalam hidup, manusia dapat merasakan kedua hal tersebut
mengitarinya silih berganti, tergantung situasi apa yang sedang
dialami. Bila suasana bahagia yang ia dapatkan, maka tubuh
dari orang tersebut mengekspresikan rasa tersebut dengan
luapan gembira, lain lagi bila suasana yang didapatkan adalah
31 https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/penderitaan-terjadi-karena-
adanya-perubahan-2/. Diakases pada tanggal 21/07/2019.
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/penderitaan-terjadi-karena-adanya-perubahan-2/https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/penderitaan-terjadi-karena-adanya-perubahan-2/
-
48
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
sebuah kesedihan, maka tubuh orang tersebut
mengekspresikannya dengan kemurungan dan lain
sebagainya.
Sedih sebagai mana defenisi pada umumnya dapat
diartikan sebagai susah hati, merasa sangat pilu dalam hati,
menimbulkan rasa susah (pilu) dalam hati. Bersedih berarti
bersusah hati, berduka cita, merasa pilu (belas kasihan).32
Psikolog Elizabeth Bergner Hurlock mengemukakan
pendapatnya bahwa, kesedihan (grief), duka cita (sorrow),
sedih (sadness), dan kesukaran (distress) adalah salah satu dari
emosi yang tidak menyenangkan dan kemungkinan besar
memiliki akibat yang merusak secara fisik dan psikis.
Sementara dari kalangan Muslim, al-Gazali berpendapat, bila
rasa sedih mendominasi hati, perasaan sedih ini akan
mendorong suatu kehendak dan keinginan kepada perbuatan
32
Lihat, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 792.
-
49
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
yang memiliki hubungan dengan masa sekarang, masa lalu dan
masa akan datang. Perbuatan yang berkaitan dengan masa
sekarang adalah dia meninggalkan dosa yang dilakukan.
Perbuatan yang berkaitan dengan masa akan datang adalah dia
bertekad meninggalkan dosa yang membuatnya kehilangan
apa yang dicintainya. Perbuatan yang berkaitan dengan masa
lalu adalah dia memperbaiki apa yang sudah dia lakukan.33
Kesedihan sebagaimana yang dimaksud oleh kedua tokoh
di atas adalah gejolak jiwa (perasaan) seseorang, yang
ditimbulkan dari sebuah kejadian atau masa lalu yang kurang
menyenangkan, perasaan sedih bahkan berpotensi
merusakkejiwaan dan fisik seseorang. Biasanya orang-orang
mengalami kejadian berupa kehilangan harapan yang
disebabkan oleh perbuatan dosa pada masa silam. al-Ghazali
33 Mahyudin Barni, “Menyikapi Kesedihan” Jurnal Al falah (Banjarmasin:
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari,2007), Diakses pada tanggal 20 juli 2019 pukul 05.05.
hlm. 4-5
-
50
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
menegaskan bahwa, untuk meraih kembali apa yang telah
hilang, seseorang tersebut harus bertekad meninggalkan
perbuatan dosa dan memperbaiki perbautan yang telah
dilakukan.
Menurut al-Razi (863-925 M), kesedihan sebagai suatu
gejala otak yang terjadi karena kehilangan sesuatu yang
dicintai. Kesedihan dapat mengotori pikiran dan akal serta
menyiksa jiwa dan pisik. Sedang Ibnu Qayyim (1292-1350 M)
menuturkan pendaptnya bahwa, kesedihan adalah hilangnya
kebahagiaan dan munculnya kedukaan karena menyesali
sesuatu yang telah berlalu atau merasa tersiksa karena tidak
mendapat sesuatu.34
Menurut pendapat kedua tokoh di atas, perasaan sedih
muncul dalam hati tersebut akibat kehilangan apa yang
34 Mahyudin Barni, “Menyikapi Kesedihan” Jurnal Al falah (Banjarmasin:
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari,2007), Diakses pada tanggal 20 juli 2019 pukul 19.25.
hlm 3.
-
51
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
dicintai. Kehilangan yang dicintai atau dingini
melahirkan gangguan psikis dan pisik yang berakibat
hilangnya kebahagiaan. Karena itu, seseorang yang merasa
kehilangan apa yang dicintainya, atas dasar hal tersebutlah
seseorang akan dirundung kesedihan, atau rasa sedih yang
disebabkan karena tidak dapat melakukan apa yang diinginkan
oleh orang yang dicintainya, kesedihan seperti ini disebut juga
dengan penyesalan.
Al-Qur'an seringkali mengungkapkan bahwa kesedihan
pada umumnya berbarengan dengan kecemasan, ketakutan
dan kegelisahan, hal ini dipertegas dalam surat Ali Imran ayat
170, surat Yunus ayat 62-63 dan banyak lagi yang lain. Hal
ini mengindikasikan bahwa sedih. cemas. takut dan gelisah
merupakan perwujuclan emosi yang keruh (labil/gamang). dan
jika menjangkiti manusia, maka semuanya akan mengeruhkan
kejernihan hidupnya. Ayat-ayat tersebut juga menunjukkan
bahwa beriman kepada Allah dan bertakwa pada-Nya, serta
-
52
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
beramal saleh, semua itu akan menjaga dari rasa takut dan
sedih, serta mengobati kedua emosi tersebut.
3. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan.
Menurut Dr. Muhammad 'Utsman Najati, kesedihan akan
timbul jika seseorang mengalami kehilangan. Kehilangan itu
dapat berupa orang yang dicintai, kehilangan benda/materi
yang memiliki nilai besar (berharga), ditimpa oleh malapetaka,
musibah, ataupun gagal dalam merealisasikan suatu perkara
yang penting.35
Menurut lbnu Miskawaih yang mengutip pendapat al-Kindi
tentang kesedihan, menyatakan bahwa, penyebab utama
kesedihan adalah penyesalan atas kepergian orang-orang atau
kekayaan duniawi yang kita cintai. Ia menyebutkan bahwa ia
pemah mendengarkan cerita tentang Socrates yang ditanya
tentang keadaannya yang selalu bersemangat dan tidak pernah
35 'Utsman Najati, Manusia dalam pandangan Al-Qur'an, hlm. 106.
-
53
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
bersedih, lalu Socrates menjawab, "karena aku tidak
menyimpan sesuatu yang membuatku bersedihjika ia hilang.36
Seringkali orang yang sedang tertimpa kesedihan yang
mendalam, mengalami kehilangan akal sehatnya. yakni tidak
dapat berpikir secara rasional dan logis sehingga tidak lagi
mampu untuk mengontrol perasaannya. Biasanya orang yang
seperti ini akan selalu diliputi rasa amarah, benci, takut,
dendam, kecewa dan lain sebagainya.
Pada akhirnya jika seseorang terus berlarut-larut berada
dalam kondisi di atas, maka akan sangat memungkinkan
menjadikan seseorang kehilangan kesadaran dan daya
intelektualnya, sehingga yang bersangkutan bisa menjadi gila
dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa.
36 Ibnu Miskawaih, Tahdzib al-Akhlaq, (Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyah, 1985)
hlm 10
-
54
Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga
BAB III
BIOGRAFI PENULIS AL MIZAN
A. Biografi Ath-Thabathaba’i
Muhammad Husain ath-Thabathaba’i adalah putra dari as-
Sayid Muhammad bin as-Sayid Muhammad Husain ath-
Thabathaba’i. Ia dilahirkan di Tabriz pada 29 dzulhijah 1321
H/1892 M ia lahir dan tumbuh besar dalam sebuah keluarga ulama
terkemuka dan terkenal akan keutamaan dan pengetahuannya
terhadap Agama. Ia ditinggal ibunya ketika berumur 5 tahun selang
4 tahun ayahnya meninggal. Untuk melangsungkan kehidupannya
sehari-hari seorang wali (pengurus harta peninggalan orang
tuanya) menyerahkan Thabathaba’i dan adik putrinya kepada
seorang pelayan laki-laki dan seorang pelayan perempuan.37
37 Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’i, Inilah Islam: Upaya Memahami
Seluruh Konsep Islam Secara Mudah,