relasi doa dengan kesusahan dalam surat al -namle-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6493/1/maya...

132
RELASI DOA DENGAN KESUSAHAN DALAM SURAT Al -NAML (STUDI PEMIKIRAN ‘ALLAMAH MUHAMMAD HUSAIN THABATHABA’I DALAM TAFSIR AL MIZAN) SKRIPSI COVER Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (S.Ag.) Oleh: Maya Aulia NIM. 53020-15-0018 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • I

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    RELASI DOA DENGAN KESUSAHAN

    DALAM SURAT Al -NAML

    (STUDI PEMIKIRAN ‘ALLAMAH MUHAMMAD HUSAIN

    THABATHABA’I DALAM TAFSIR AL MIZAN)

    SKRIPSI

    COVER

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (S.Ag.)

    Oleh:

    Maya Aulia

    NIM. 53020-15-0018

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • II

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

    Nama : Maya Aulia

    NIM : 53020150018

    Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora

    Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

    Judul : RELASI DOA DENGAN KESUSAHAN

    DALAM SURAT AL-NAML (STUDI

    PEMIKIRAN ‘ALLAMAH

    MUHAMMAD HUSEIN

    THABATHABA’I DALAM TAFSIR AL

    MIZAN)

    Telah Kami Setujui Untuk dimunaqosahkan.

    Salatiga, 26 Agustus

    2019

    Pembimbing,

  • III

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    PENGESAHAN KELULLUSAN

  • IV

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN

    PUBLIKASI

  • V

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    MOTTO

    يِّئَاِت لَ َعلَُّهْم يَْرِجُعونَ َوبَلَْونَاُهْم بِاْلَحَسنَاِت َوالسَّ

    Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik

    dan

    (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

    (QS. Al-A’raf [7]: 168)

    Cobaan yang berupa nikmat tidak kalah gawatnya

    dengan cobaan yang berupa bala’.

    (KH. Musthofa Bisri)

  • VI

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    PERSEMBAHAN

    Teruntuk Bapak dan Ibu tercinta

    Teruntuk Abah mujtahid el-fatah selaku pengasuh selama dipesantren

    Teruntuk segenap keluarga besar bani hj.ahmad tauhid dan bani abdurrahman

    Juga sahabat- sahabat yang selalu terpanjat dalam doa, juga seseorang yang mengingatkan

    penulis akan singkatnya waktu dan kesabaran.

  • VII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    KATA PENGANTAR

    الرحمن الرحیمهللا بسم ا

    Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini yaitu skripsi yang berjudul “RELASI

    DOA DENGAN KESUSAHAN DALAM SURAT AL-NAML (STUDI

    PEMIKIRAN ‘ALLAMAH MUHAMMAD HUSEIN THABATHABA’I

    DALAM TAFSIR AL-MIZAN)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi

    salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (satu) di IAIN

    SALATIGA. Semoga karya ini memberi manfaat bagi banyak kalangan.

    Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah saw, yang

    kita harapkan syafa’atul ‘uzma fiyaumil qiyamah.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan,

    dan dorongan dari berbagai pihak, penulis skripsi ini tidak dapat

    terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

    terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

  • VIII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    1. Kedua orangtua (Ayah Jauhari dan Ibu Nurliana) yang selalu sabar,

    tabah, dan tak henti berjuang menyekolahkan anak-anaknya meskipun

    harus melewati berbagai keadaan. Doa yang selalu terlantun dalam

    setiap pintamu, sujudmu, adalah pemeran terpenting dalam segala

    keberhasilanku. Seribu terimakasih mungkin tak cukup untuk

    membalas jasamu. Semoga dengan skripsi ini dapat menjadi sebuah

    kebanggaanmu terhadap anakmu.

    2. Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Rektor IAIN

    Salatiga yang telah memberikan kesempatan penulis untuk kuliah di

    IAIN Salatiga dan menyelesaikan skripsi ini.

    3. Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku Dekan Fakultas

    Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUADAH).

    4. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an

    dan Tafsir yang tak pernah menyerah memotivasi kami untuk

    menyelesaikan skripsi kami.

  • IX

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    5. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi

    yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing

    penulis dalam penulisan skripsi ini.

    6. Bapak Ibu dosen yang telah membimbing penulis dalam memahami

    ilmu selama perkuliahan.

    7. Teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur’an Tafsir angkatan 2015,

    terimakasih atas empat tahun perjuangan yang telah kita lewati

    bersama ini.

    8. Saudara-saudara Mahifa, M.ikhlasul Ali Mahsun, Onisa, Suci safitri,

    Lita Aprilia dan Anak asuh Arina Widya Nur Latifa, yang selalu giat

    memotivasi penulis dan menghibur penulis ketika menemui jalan

    kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

    9. Dan tak lupa pihak-pihak terkait yang lain yang tak sempat untuk

    disebutkan disini.

    Teriring doa, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu

    penulis dalam penulisan skripsi ini menjadi ladang pahala yang dapat

    menolongnya menuju Syurga-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

  • X

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

    bersifat membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan

    skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

    Salatiga 26 Agustus

    2019 Penulis,

    Maya Aulia

  • XI

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    DAFTAR ISI

    COVER ............................................................................................................... I

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... II

    PENGESAHAN KELULLUSAN ..................................................................... III

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ... IV

    MOTTO ............................................................................................................. V

    PERSEMBAHAN ............................................................................................. VI

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... VII

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... XI

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN............................................. XIV

    ABSTRAKSI ................................................................................................. XXII

    BAB I ................................................................................................................. 1

    PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

    C. Tujuan dan Kegunaan. .......................................................................... 11

    D. Telaah Pustaka ...................................................................................... 12

    E. Kerangka Teori ..................................................................................... 14

    F. Metode Penilitian ................................................................................. 14

    G. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 18

    BAB II .............................................................................................................. 20

  • XII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    PENGERTIAN DOA DAN KESUSAHAN ..................................................... 20

    A. Doa ....................................................................................................... 20

    1. Pengertian Doa ................................................................................. 20

    2. Urgensi Doa ...................................................................................... 27

    3. Doa Sebagai Kebutuhan Manusia ..................................................... 30

    4. Hubungan Doa dengan kehidupan Manusia...................................... 34

    5. Jenis-jenis Doa ................................................................................. 39

    B. Kesusahan............................................................................................. 43

    1. Penderitan ......................................................................................... 45

    2. Kesedihan ......................................................................................... 47

    3. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan. ................................ 52

    BAB III ............................................................................................................ 54

    BIOGRAFI PENULIS AL MIZAN.................................................................. 54

    A. Biografi Ath-Thabathaba’i.................................................................... 54

    1. Karya-karya at-Thabataba’i .............................................................. 59

    2. Murid-murid at-Thabtaba’i ............................................................... 60

    B. Gambaran Tafsir al-Mizan .................................................................... 61

    1. Gambaran Umum Tafsir Al-Mizan ................................................... 61

    2. Corak Tafsir al-Mizan ...................................................................... 66

    3. Karakteristik Tafsir al-Mizan ............................................................ 70

    4. Komentar para ulama mengenai Tafsir al-Mizan .............................. 72

    5. Beberapa Studi Tentang Tafsir Al-Mizan ......................................... 75

  • XIII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    BAB IV ............................................................................................................ 76

    PENAFSIRAN ‘ALLAMAH THABATHABA’I TERHADAP SURAT AN

    NAML AYAT 62 DALAM TAFSIR AL MIZAN ........................................... 76

    A. Penafsiran ‘Allamah Thabathaba’i dalam Surat an-Naml Ayat 62 . 76

    B. Hakikat Doa dalam pandangan Allamah Thabathabai. ......................... 84

    C. Relasi Doa dan Kesusahan.................................................................... 88

    D. Relevansi Pemikiran Allamah Thabathabai Tentang Doa Dan Kesusahan

    Dalam Konteks Kehidupan. .......................................................................... 97

    BAB V ........................................................................................................... 102

    PENUTUP ...................................................................................................... 102

    A. Kesimpulan......................................................................................... 102

    B. Kritik dan Saran.................................................................................. 105

    DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 106

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 109

  • XIV

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

    Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi

    ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

    158/1987 dan 0543b/U/1987.

    A. Konsonan Tunggal

    Huruf

    Arab Nama Huruf Latin Nama

    Alif tidak اdilambangkan

    tidak dilambangkan

    ba’ B Be ب ta’ T Te ت (ṡa ṡ es (dengan titik di atas ث Jim J Je ج ḥa’ ḥ ha (dengan titik di ح

    bawah(

  • XV

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    kha’ Kh ka dan ha خ Dal D De د (Żal Ż zet (dengan titik di atas ذ ra’ R Er ر Zal Z Zet ز Sin S Es س Syin Sy es dan ye ش ṣad ṣ es (dengan titik di ص

    bawah)

    ḍad ḍ de (dengan titik di ضbawah)

    ṭa’ ṭ te (dengan titik di طbawah)

    ẓa’ ẓ zet (dengan titik di ظbawah)

    (ain ‘ koma terbalik (di atas‘ ع

  • XVI

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Gain G Ge غ fa’ F Ef ف Qaf Q Qi ق Kaf K Ka ك Lam L El ل Mim M Em م Nun N En ن Wawu W We و ha’ H Ha ه Hamzah ` Apostrof ء ya’ Y Ye ي

  • XVII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    B. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap

    Ditulis Muta’addidah متعددة

    Ditulis ‘iddah عدة

    C. Ta’ Marbuṭah di akhir kata ditulis h

    a. Bila dimatikan ditulis h

    Ditulis Ḥikmah حكمة

    Ditulis Jizyah جزية

    (ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke

    dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila

    dikehendaki lafal aslinya)

    b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka

    ditulis h.

    `Ditulis Karâmah al-auliyā كرمة االولياء

  • XVIII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    c. Bila Ta’ Marbuṭah hidup dengan harakat, fatḥah, kasrah, atau

    ḍammah ditulis t.

    طرةزكاة الف Ditulis Zakat al-fiṭrah

    D. Vokal Pendek

    __َ_ Fatḥah Ditulis A

    __ِ_ Kasrah Ditulis I

    __ُ_ Ḍammah Ditulis U

    E. Vokal Panjang

    Fatḥah bertemu Alif

    Ditulis جاهليةĀ

    Jahiliyyah

  • XIX

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Fatḥah bertemu Alif Layyinah

    Ditulis تنسىĀ

    Tansa

    Kasrah bertemu ya’ mati

    Ditulis كرميĪ

    Karīm

    Ḍammah bertemu wawu mati

    Ditulis فروضŪ

    Furūḍ

    F. Vokal Rangkap

    Fatḥah bertemu Ya’ Mati

    Ditulis بينكمAi

    Bainakum

    Fatḥah bertemu Wawu Mati

    Ditulis قولAu

    Qaul

  • XX

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

    Ditulis A`antum أأنتم

    Ditulis U’iddat أعدت

    Ditulis La’in syakartum لئن شكرمت

    H. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsyiyyah ditulis dengan menggunkan “al”

    Ditulis Al-Qur`ān القران

    Ditulis Al-Qiyās القياس

    `Ditulis Al-Samā السماء

    سالشم Ditulis Al-Syams

  • XXI

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

    Ditulis Żawi al-furūḍ ذوى الفروض

    Ditulis Ahl al-sunnah اهل السنة

  • XXII

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    ABSTRAKSI

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan tentang

    doa dan kesusahan dalam al-Qur’an, wujud doa dalam al-Qur’an dan

    relasinya antara doa dan kesusahan dalam al-Qur’an dengan melihat dari

    sudut pandang thabathabai dalam tafsir al mizan terhadap ayat-ayat doa.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam bentuk kajian

    kepustakaan atau yang dikenal dengan istilah library rearch. Metode

    penelitian yang digunakan adalah metode tafsir tematik (Maudu’i) dengan

    pendekatan ilmu tafsir. Pengumpulan data didapatkan dari proses

    membaca dan menelaah langsung ke data primer, yaitu ayat suci al-Qur’an

    dan data sekunder berupa literatur yang representatif dan relevan dengan

    penelitian ini. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa Relasi antara doa

    dengan kesusahan di dalam al-Qur’an adalah sangat jelas, karena

    kesusahan itu merupakan faktor pendorong terkabulnya Doa. Dengan

    proses mendoa kita juga lebih mendekatkan diri dengan Allah agar

    menjadi hamba yang mulia. Di samping itu doa dapat membuka pintu

    kebaikan dan keberkahan serta mendatangkan kebahagiaan dan

    ketenangan jiwa bagi orang yang berdoa.

    Implikasi penelitian ini adalah untuk membangkitkan kembali

    motivasi masyarakat agar selalu meminta dan memohon kepada Allah

    melalui doa baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang,

    karena sejatinya doa adalah ibadah kepada Allah. Selain itu, penelitian ini

    memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang doa yang banyak

    dibaca dan diamalkan oleh masyarakat

    umum ini tidak hanya berdoa setelah sholat saja, tetapi bisa berdoa

    bermujahadah bersama untuk meminta kepada Allah swt.

    Kata kunci : Relasi Do’a dan Kesusahan dalam Tafsir Al-Mizan

  • 1

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Doa adalah sarana setiap orang beriman dalam

    menyampaikan, meminta, mengaduh, dan bahkan mengeluh

    tentang suatu keadaan kepada penciptanya. Dengan berdoa

    manusia meratap mentengadahkan harapannya. Dengan berdoa

    manusia merendahkan egonya merintih belas kasih sang Ilahi,

    mengabulkan segala hajat yang diminta.

    Doa merupakan salah satu ritual keagamaan yang dapat kita

    jumpai di dalam berbagai agama. Setiap agama melaukan ritual ini

    sesuai dengan ajarannya masing-masing, begitupun dalam agama

    Islam sebagai mana yang dijelaskan dalam sebuah hadist “doa itu

  • 2

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    adalah ibadah” (H.R. Turmudzi). Umat Islam bahkan dalam setiap

    mengawali aktifitasnya selalu dimulai dengan doa-doa1.

    Anjuran untuk berdoa bahkan dapat kita jumpai dalam al-

    Quran, seabgaimana dalam surat al-A’raf Allah berfirman

    “berdaolah kepada Tuhannmu dengan merendahkan diri dan suara

    yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

    yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan

    di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah

    kepadaNya denga rasa takut (tidak akan diterimah) dan harapan

    (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada

    orang-orang yang berbuat baik. (QS.al-A’raf: 55-56).

    Berbicara tentang doa, tentu tidak terlepas dari ketentuan

    dan syarat yang mengikat padanya sebagai kriteria terkabulnya

    suatu doa. Kandungan dari surat al-A’raf ayat 55-56 di atas sebagai

    mana misalnya, Allah berfirman bahwa berdoalah dengan

    1Tim kementrian agama RI, Kumpulan Doa Sehari-hari (Jakarta: Subdit

    Publikasi Dakwah dan HBI, 2013), hlm 7.

  • 3

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    merendahkan diri dan suara yang lembut, kelanjutan dari ayat

    tersebut bahkan mengatakan dengan rasa takut dan penuh harapan.

    Dari kedua hal tersebut penulis menitik beratkan kepada dua poin

    bahwa, unsur etika dan kesungguhan hati menjadi salah satu fakor

    diterimanya doa.

    Secara umum dapat kita temui, telah banyak buku-buku

    atau tausiah-tausiah (ceramah) para ustadz yang mengulas perihal

    syarat-syarat terkabulnya sebuah doa, syarat-syarat tersebut di

    atanranya ialah sebagai mana penulis kutip dari Syaikh Sa’id bin

    Ali Aahl al-Qahthani2;

    1. Ikhlas

    2. Dalam mengikuti Rasulullah

    3. Percaya dan yakin akan diterima Allah

    4. Menghadirkan hati sewaktu brdoa dan khusu’, mengharapkan

    ganjaran pahala dari Allah dan takut kepada adzabNya

    2 Syaikh Sa’id bin Ali al-Qahthani,”Syarat-syarat Terkabulnya Doa” dalam

    http://ibnumajjah.wordpress.com, diakses tanggal 28 Septermber 2018.

    http://ibnumajjah.wordpress.com/

  • 4

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    5. Adanya keinginan yang kuat, dan kesungguhan dalam berdoa

    Syarat-syarat di atas meruapakan bagian yang paling umum

    yang dapat dapat kita jumpai di berbagai buku-buku atau tausiah-

    tausiah terkait doa. Berdoa selain memiliki syarat sebagaimana

    yang dijelaskan di atas, doa juga memiliki mekanisme atau cara

    kerjanya tersendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Alexis Carrel, doa

    harusnya berakar dari kekuatan, kesinambungan, dan keikhlasan,

    ia harus berasal dari kata hati yang spontan dan bergairah. Carrel

    bahkan menegaskan bahwa “memang” spontanitas yang bergairah

    itu indah sekali3.

    Seorang pendoa yang sadar akan mekanisme dan adab dalam

    berdoa, mampu menghadirkan suasana hati yang lebih khusuk dan

    iklas atas doa yang ia panjatkan. Ali Syariati menjelaskan bahwa,

    doa hendaknya mempunyai intensitas (kekhusyukan) sehingga doa

    tidak seperti halnya untaian kalimat yang mempermainkan Tuhan;

    3 Sebagaimana dikutip oleh Ali Syariati dalam Doa, Tangisan dan Perlawanan.

    (Yogyakrta: Rausyan Fikr Institute, 2012) hlm.15.

  • 5

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    dengan melantunkannya di lidah dan melupakannya di hati.

    Intensitas (kekhusyukan) sangat menentukan dalam berdoa.

    Konsentrasikan semua kekuatan yang anda miliki dalam berdoa.

    Jika demikan barulah doa dapat disebut intens (khusyuk) dan

    berakar4.

    Selain syarat-syarat yang telah penulis sebutkan di atas, ada

    satu perihal yang, dalam buku Tafsir al Mizan, Menyingkap

    Hakikat Doa karya ‘Allamah Thabathab’i dalam pembahasan surat

    al Naml. Dalam pembahasan tersebut ‘Allamah sendiri

    mengulasnya dalam tafsir surat al-Naml ayat 62. Kesusahan

    bahkan oleh ‘Allamah dispesifik dalam kategori sebagai salah satu

    syarat terkabulnya doa5. Salah satu ekspresi seorang hamba ketika

    meminta pertolongan kepada Allah adalah dengan bermunajat

    dengan tulus ikhlas dan disertai dengan keyakinan penuh akan

    4 Ali Syariati, Martyrdom: Arise and Bear Witness, terj. Dede Azwar

    Nurmansyah (Yogyakarta: Rausyan Fikr Institute, 2012), hlm.16. 5 Allamah Thabathaba’i, al-Mizan Fi Tafsir al-Quran, terj. Syamsuri Rifai

    (Jakarta: Andita, 1993), hlm.42.

  • 6

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    terkabulnya doa tersebut. Secara normatif berdoa merupakan

    perintah Allah baik melalui al-Qur’an maupun hadis Rasulullah

    saw. Hal ini jelas ditegaskan Allah dalam QS Gafir40:60.

    َوقَاَل َربُُّكُم اْدُعونِي أَْستَِجْب لَُكمْ

    Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya

    akan Kuperkenankan bagimu. [Surat Ghafir 60]

    Kesusahan atau penderitaan juga menjadikan seseorang lebih

    dekat dengan Tuhannya, saat seseorang tersebut terlibat dalam

    keadaan susah, langkah paling pertama yang ia ingin lakukan

    adalah, ia membutuhkan sandaran yang dengannya segala

    penderitaan dan kesusahan ia curahkan. Saat kita mengalami

    penderitaan atau memerlukakan sesuatu kepada Allah. Doa adalah

    sarana utama untuk mencapai dan mengangkat keinginan kita itu.

    Bahkan Jalaluddin Rahmat dalam bukunya menjelaskan bahwa,

  • 7

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    jika kita menyelidiki doa-doa dalam wacana kehidupan manusia,

    ada keterkaitan yang erat antara doa dan penderitaan6.

    Bila kesusahan dapat mengantarkan kita kepada kedekatan

    dengan Tuhan, di sisi lain ada orang yang memposisikan dirinya

    sebagai orang yang tidak merasakan derita. Ia malu mengakui

    penderitaanya di hadapan Tuhannya, bahkan ia seolah-olah merasa

    cukup dengan keadaannya. Bahkan ia tidak menyeru kapada

    Tuhannya dalam kondisi yang mengkhawatirkannya. Biasanya

    orang seperti ini hatinya keras membatu. Orang-orang seperti ini

    kalau berdoa tidak akan pernah khusuk karena dirinya selalu

    merasa cukup. Meskipun sedang dalam keadaan yang baik

    (tercukupi), sikap yang paling baik dalam menyikapi kehidupan

    adalah membiasakan diri untuk mengakui kelemahan kita

    dihadapanNya dan belajar untuk lebih dekat merasakan orang-

    orang yang sedang dalam keadaan derita (kesusahan), tertimpa

    6 Jalaluddin Rahmat, “Doa Bukan Lampu Aladin”(Jakarta: Serambi Ilmu

    Semesta, 2012). hlm.54.

  • 8

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    musibah, mereka yang lapar, tertindas, yatim paitu, dan orang-

    orang yang terpenjara karena menegakkan amar makruf nahi

    munkar7.

    Dari penejelasan yang penulis uraikan di atas, terdapat suatu

    keistimewaan tertentu terkait relasi kesusahan dan doa. Bahkan

    dengan keistmewaan itu Allah dengan keadilanNya meng-ijabah

    rintihan tangis orang-orang yang meminta, mendengar keluh

    mereka yang susah, dan mengangkat derajat orang-orang yang

    terpenjara, dihinakan karena menegakkan kebenaranNya.

    Adapun hal penting yang menarik minat penulis untuk

    melakukan penelitian ini adalah, adanya suatu relasi antara doa dan

    kesusahan, di mana dari keduanya ada suatu keistimewaan tertentu

    yang dengannya Tuhan mengabulkan suatu permohonan.

    Oleh karena ada keterkaitan yang kuat antara doa dan

    kesusahan, dalam artian kesusahan sebagai salah satu syarat

    7 Jalaluddin Rahmat, “Doa Bukan Lampu Aladin”. hlm.57.

  • 9

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    terkabulnya suatu doa, seperti kutipan di bawah ini yang saya ambil

    dari Tafsir al Mizan, menyikap hakikat doa. ‘Allamah

    Thabathaba’i menjelaskan bahwa, “terkabulnya doa orang yang

    dalam kesulitan bila ia berdoa kepada Allah, maksudnya

    diperkenankan dan kebutuhannya tercapai. Relasi ini diambil

    dari sifat kesulitan. Dengan kesusahan, hakikat doa dan

    permohonan orang yang berdoa dapat terealisasi. Karena selama

    manusia tidak berada dalam kesusahan yang teramat parah dan

    masih berada di dalam keadaan yang lapang untuk memperoleh apa

    yang diinginkan, selama itu pula ia tidak bersungguh-sungguh.

    Dan ini jelas.8

    Berdasarkan pemaparan rangkaian latar belakang di atas,

    penulis tertarik untuk meneliti atau mengkaji tema; Relasi Doa dan

    Kesusahan (Studi Pemikiran Allamah Muhammad Husain

    Thabathaba’i Dalam Tafsir al-Mizan). Tujuan penulis meneliti

    tema tersebut tidak lain adalah ingin mengetahui nilai-nilai

    8 Allamah Thabathaba’i,” al-Mizan Fi Tafsir al-Quran”. hlm. 47.

  • 10

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    keistiwaan apa saja dan penjelasan yang filosofis terkait relasi doa

    dan kesusahan dalam tafsir Allamah Thabathaba’i, serta

    relevansinya terhadap situasi sosial masyarakat dalam konteks

    keindonesiaan. Namun, disini penulis membatasi mengenai ayat

    yang akan dibahas adalah ayat 62 dari surat Al Naml.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,

    maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Bagaimana pandangan Allamah Muhammad Husain

    Thabathaba’i tentang doa dan kesusahan dalam penafsirannya.

    2. Bagaimana Biografi Allamah Muhammad Husein

    Thabathaba’i dan gambaran Tafsir Al- Mizan.

    3. Bagaimana relasi doa dan kesusahan menurut Allamah

    Muhammad Husain Thabathaba’i dalam surat an-Naml ayat 62

    .

  • 11

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    C. Tujuan dan Kegunaan.

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagaimana berikut:

    1. Menjelaskan pandangan Allamah Muhammad Husain

    Thabathaba’i tentang doa dan kesusahan dalam penafsirannya.

    2. Menjelaskan Biografi penulis Al-Mizan dan gambaran Tafsir

    Al-Mizan.

    3. Menjelaskan relasi doa dan kesusahan menurut Allamah

    Muhammad Husain Thabathaba’i dalam surat an-Naml ayat 62

    Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagaiamana

    berikut:

    1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan menambah wawasan

    bagi pribadi penulis, masyarakat umum dan kalangan akademis

    khususnya kajian keilmuan jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir,

    terkait relasi doa dan keusahan. Yang mana kajian ini sesuai

    dengan perkembangan kajian tafsir kontemporer yaitu, tematik.

    2. Secara prktis, penelitian ini diharapkan mampu untuk

    menjembatani dan meningkatkan pemahaman mahasiswa Ilmu

  • 12

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    al-Quran dan Tafsir terkait penafsiran surat an-Naml tentang

    relasi doa dan kesusahan, sebagaiaman fungsi doa terebut

    adalah, senjata bagi setiap mukmin dalam setiap langkahnya

    mengarungi kehidupan.

    D. Telaah Pustaka

    Adanya tentang bagian telaah pustaka adalah untuk

    orisinalitas penelitian dan mempermudah mengkaji rumusan

    maslah yang hendak diteliti dengan karya-karya terdaulu yang

    sudah atau pernah mengkajinya. Sehingga penelitipun menpunyai

    varian pemahaman yang menjadikan lebih luas wawasannya.

    Berikut beberapa karya yang menyangkut tentang tema yang

    penulis teliti:

    Pertama, buku yang berjudul Doa Bukan Lampu Aladin,

    Mengerti Rahasia Dzikir dan Akhlak Memohon kepada Allah. Di

    dalam buku karangan Jalaluddin Rahmat ini, pembahasan yang

    terkait dengan etika (sikap dalam berdoa), tafsir doa dan, yang

  • 13

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    terkait erat dengan tema penelitian penulis adalah, hubungan doa

    dengan penderitaan.

    Kedua, buku yang berjudul Tafsir al-Mizan, Menyingkap

    Hakikat Doa. Dalam buku ini berisikan tentang adab-adab berdoa,

    waktu-waktu yang tepat untuk berdoa dan dalam buku tersebut,

    Allamah Thabathaba’i menjelaskan perihal kesusahan.

    Ketiga, buku yang berjudul Doa, Tangisan dan perlawanan,

    Refleksi Sosoalisme Religius: Doa Ahlul bait dan Asyura di

    Karbala. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa, tragedi karbala

    adalah tragedi kemanusiaan bagi umat Islam. Hari di mana cucu

    kesayangan Nabi dibantai di padang Karbala. Dalam buku

    karangan Ali Syariati ini berisikan tentang refleksi doa dan

    keadaan sosial masyarakat. Terdapat juga pembahasan tentang

    urgensi doa, serta keresahan-keresahan dan kesedihan penulis

    (Syariati) dalam melihat fenomena sosial.

  • 14

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    E. Kerangka Teori

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian tematik

    (maudlu’i). Penulis mengacu pada kerangka teori yang dipaparkan

    oleh Abdul Mustaqim agar terfokus dalam melakukan penelitian:9

    1. Menetapkan masalah yang akan dibahas.

    2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah

    tersebut.

    3. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat yang terkait

    dengan pembahasan doa dan kesusahan.

    4. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.

    F. Metode Penilitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif karena

    menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

    dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara

    9 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta :

    Idea Press, 2014), hlm. 63.

  • 15

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    kuantifikasi10. Dengan menggunakan penelitian pustaka

    (library research) yaitu mengumpulkan data dan informasi

    dengan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan

    perpustakaan, seperti kitab tafsir serta buku-buku yang

    berkaitan dengan pembahasan11.

    2. Sumber Data

    Ada pun sumber data penelitian meliputi:

    a. Sumber data primer yaitu sumber data penelitian yang

    diperoleh secara langsung dari sumber asli yang

    digunakan sebagai objek material penilitian, yaitu tafsir

    al-Mizan. Untuk objek formalnya dalah tentang

    penafsiran Doa dan Kesusahan pada surat an-Naml.

    b. Sedangkan sumber data sekunder, yaitu bahan-bahan

    yang berkaiatan dengan sumber primer yaitu seperti

    10 Djunaidi Choni dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,

    (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 25. 11 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi

    Aksara, 2008), hlm.28.

  • 16

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    jurnal, artikel, literatur buku, kamus dan sumber lain yang

    kiranya berkaitan dengan judul penelitian.

    3. Teknik Tengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang

    diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.12 Dalam hal

    ini, mengingat penelitian ini adalah library research, maka

    penulis melakukan pengumpulan dan inventarisasi data

    kepustakaan yang berkaitan dengan tema sebanyak mungkin

    baik primer maupun sekunder.

    Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan

    pengumpulan data adalah, mencari ayat-ayat yang mempunyai

    korelasi dengan pembahasan doa dalam surat al-Naml, serta

    pembahasan dan ulasan para tokoh yang mengkaji tentang doa

    dan kesusahan. Dengan merujuk pada beberpa kitab tafsir

    semisal, tafsir al-Misbah atau beberapa kitab tafsir yang

    12 Ridwan, Metode& Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung:

    Alfabeta, 2013), hlm. 72.

  • 17

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    populer dikalangan akademis, hal tersebut penulis meyakini

    mampu memberikan wawasan bagi penulis untuk menemukan

    maksud dan orisinalitas pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i

    dalam pembahasan doa dan kesusahan, di dalam surat al-

    Naml.

    4. Analisis Data

    Setelah data terkumpul, penelitian dilanjutkan dengan

    mengolah data agar dapat dipahami dengan jelas. Adapun,

    metode yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisa data

    tersebut adalah Deskriptif-analisis. Deskriptif yaitu

    pemaparan apa adanya terhadap apa yang dimaksud teks

    dengan cara memparagrafkannya dengan bahasa peneliti dan

    menggambarkan sumber data yang diperoleh baik dari kitab

    tafsir, jurnal, artikel dan buku lainnya yang berkaitan dengan

    penelitian,13 analitis yaitu memaparkan dan menerangkan

    makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan

    13 Sahiron Syamsuddin, Tafsir Studies (Yogyakarta: eLSAQ , 2009), hlm. 15.

  • 18

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    keahlian dan kecenderungan dari mufasir yang menafsirkan

    ayat tersebut.14

    G. Sistematika Pembahasan

    Dalam penulisan sebuah penelitian diperlukan

    penuyusunan yang sistematis, agar penelitian terususun secara baik

    dan juga agar tidak keluar dari pokok pembahasan yang diteliti.

    Untuk itu, Penulis membuat sistematika pembahasan penelitian

    sebagai berikut:

    Bab pertama, berisikan pendahuluan. Dalam pendahuluan

    ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

    manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode

    penelitian yang digunakan dan terakhir mengenai sistematika

    pembahasan. Pada bab ini, sebagai acuan rancangan penelitian

    secara keseluruhan (umum).

    14 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2002), hlm.68.

  • 19

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Bab kedua, berisikan gambaran umum yang meliputi

    pengertian dan penejelasan tentang doa dan kesusahan (analisis

    psikologis), keutaman-keutamaan doa, serta ayat-ayat atau dalil

    yang berkaitan tentang doa.

    Bab ketiga, berisikan tentang biografi Allamah

    Muhammad Husain Thabathaba’i, pendidikan dan aktivitas

    keilmuwan, karya-karya yang dilahirkan, tentang kitab tafsirnya;

    latar belakang penamaan dan kepenulisan kitab, metode penafsiran

    dan karakteristik.

    Bab keempat, berisikan tentang analisis atas penafsiran

    ‘AllamahThabathaba’i dalam surat an-Naml ayat 62 yang

    membahas terkait relasi doa dan kesusahan.

    Bab kelima, merupakan bab terakhir yang berisikan

    kesimpulan dan penutup dari pembahasan bab pertama sampai bab

    keempat. Yang di dalamnya adalah jawaban keseluruhan secara

    umum atas problem yang diteliti.

  • 20

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    BAB II

    PENGERTIAN DOA DAN KESUSAHAN

    A. Doa

    1. Pengertian Doa

    Doa berasal dari bahasa Arab yakni dari kata دعاء-يدعو-دعا

    yang artinya sebagai mana berikut:

    Panggilan, mengundang, permintaan, permohonan, doa dan

    sebagainya. Berdoa artinya menyeru, memanggil atau

    memohon pertolongan kepada Allah SWT atas segala sesuatu

    yang diinginkan. Seruan kepada Allah tersebut dapat berupa

    ucapan tasbih (Subhanallah), pujian (Alhamdulillah), istighfar

    (Astaghfirullah) atau memohon perlindungan (A’udzubilllah),

    dan sebagainya.15 Sebagaimana termaktub dalam ayat-

    ayatNya:

    15 Kmi gplima,”psikologi Manusia Berdoa” (Darussalam University,2006),

    hlm.. diakses pada tanggal 29 Juni 2019. hlm. 2

  • 21

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    a. Doa dalam makna Ibadah:

    َك فَإِْن فََعْلَت فَإِنهَك إًِذا ِمَن الظهالِِمینَ ِ َما ال يَْنفَُعَك َوال يَُضرُّ َوال تَْدُع ِمْن ُدوِن هللاه

    (٦٠١)يونس:

    Lafadz doa dalam ayat di atas mengandung makna

    penyembahan kepada Tuhan. Doa adalah pangkal ibadah.

    Tanpa doa ibadah tidak memiliki bobot dan nilai, karena itu

    merupakan indikasi kesombongan seseorang kepada Allah

    SWT. Berdoa menunjukan kelemahan kita sebagai hamba

    Allah SWT dengan selalu berdoa dan khusyuk, kita akan

    selalu mengingat-Nya. Imam Ghozali mengatakan, dalam

    berdoa terdapat hikmah yaitu bisa membuat hati senantiasa

    ingat kepada Allah yang merupakan puncak Ibadah.”

    Rasulullah SAW pun bersabda,” Doa adalah otaknya

    ibadah.” (HR. Titmiżi).16 Demikian ibadah dan Doa, dua

    16 Umi Maya, Kekuatan Do’a Ibu, (Jakarta: Belanoor, 2012). Cet -1, Hal 14-

    21.

  • 22

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    kata yang berbeda, tetapi yang satu sering digunakan untuk

    makna yang lain, itu wajar, karena doa adalah Mukh al-

    ‘Ibadah, yakni seperti ibadah, demikian sabda Nabi Saw.

    Sebagai diriwayatkan oleh Tirmiżi.17

    b. Doa dalam makna al-istiadzah (memohon perlindungan):

    (١َوأَنههُ َكاَن ِرَجاٌل ِمَن اإلْنِس يَُعوُذوَن بِِرَجاٍل ِمَن اْلِجنِّ فََزاُدوهُْم َرهَقًا )الجن:

    c. Doa dalam makna al-Istianah (memohon pertolongan):

    ْبِر وَ الِة َوإِنههَا لََكبِیَرةٌ إاِل َعلَى اْلَخاِشِعیَن )البقرة:َواْستَِعینُوا بِالصه (٥٤الصه

    d. Doa dalam makna Istighfar (memohon ampunan).

    َ َغفُوٌر َرِحیٌم ) َ إِنه هللاه (٠٠َواْستَْغفُِروا هللاه

    Selain makna di atas, para ahli juga berusaha memberikan

    makna doa. Makna doa yang mereka berikan tergantung

    pada latar belakang dan kepentingan masing-masing.

    Beberapa di antaranya adalah:

    17 M. Quraish Shihab, Wawasana Alquran Tentang żikir dan Doa, (Cet. I

    Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 181.

  • 23

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    1) Anis Masykhur dan Jejen Musfah, dalam bukunya "Doa

    Ajaran Ilahi" menyebutkan; doa menurut Al-Thiby

    adalah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri dalam

    keadaan tidak berdaya dan tidak berkekuatan kemudian

    menyatakan hajat, keperluan, ketundukan kepada Allah

    SWT. Dalam pengertian amalan keagamaan, doa dikenal

    sebagai upaya memanggil Allah SWT dalam rangka

    mengajukan permohonan kepada-Nya.

    2) Menurut Mohammad Saifullah Al-Aziz, dalam bukunya

    "Risalah Memahami Ilmu Tasawuf" menyatakan bahwa;

    Doa adalah suatu realisasi penghambaan dan merupakan

    media komunikasi antara makhluk dengan Khaliknya,

    serta dicurahkan segala isi hati yang paling rahasia.

    Dengan berdoa, manusia merasa bertatap muka dengan

    Khaliknya serta memohon petunjuk maupun

    perlindungan. Jadi, doa itu pada prinsipnya merupakan

  • 24

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    kunci dari segala kebutuhan hidup di dunia maupun di

    akhirat.

    3) Menurut Dadang Hawari dalam bukunya "Doa dan Zikir

    sebagai Pelengkap Terapi Medis" menyatakan; Doa

    adalah permohonan yang dimunajatkan kepada Allah

    SWT. Maksudnya, suatu amalan dalam bentuk yang

    diucapkan secara lisan atau dalam hati yang berisi

    permohonan kepada Allah SWT. dengan selalu

    mengingat nama dan sifat-Nya.

    4) Menurut Umar Hasyim, dalam karyanya "Memahami

    Seluk-baluk Takdir" menyatakan; Doa adalah memohon

    kepada Allah SWT agar tercapai apa yang dimaksudkan

    dengan perantaraan mengerjakan segala syarat yang

    menjadi sebab berhasilnya usaha tersebut. Doa adalah

    takdir Tuhan untuk manusia.

    5) Lowenthal (2009) mendefinisikan berdoa sebagai

    permohonan hikmat dan ucapan syukur kepada Tuhan

  • 25

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    atau objek yang disembah. Doa juga merupakan

    karakteristik dasar kehidupan religious yang merupakan

    pusat dari kehidupan beragama dibanding dengan

    perilaku religius kainnya.18

    Dari semua pengertian di atas, memiliki titik temu

    bahwasanya doa adalah suatu cara ibadah kepada Tuhan

    dalam bentuk permohonan, permintaan sebagai bentuk

    pengakuan atas kelemahan diri dan kekuasaan suatu dzat

    tertinggi. Di balik kata doa sudah terkandung pengertian

    bahwa manusia merasa dirinya kecil dan Allah SWT

    memiliki sifat Maha Kuasa dan Maha Besar.

    Doa dalam kehidupan umat beragama merupakan salah

    satu sarana mendekatkan diri kepada Tuhan, komunikasi

    lintas demensi yang dilakukan umat manusia guna

    mencapai harapan dan hajat yang diingikan.

    18 Kmi gplima,”psikologi Manusia Berdoa” (Darussalam University,2006),

    hlm.4

  • 26

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Allah SWT dalam al-Quran berjanji kepada manusia

    dengan firman-Nya sebagaimana

    Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan

    cara merendahkan diri dan suara lembut, bahwasannya

    Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas;

    dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah

    (Allah) memperbaikinya; dan mohonlah (berdoalah) kamu

    kepada Allah dengan rasa takut dan harapan (sangat

    mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat

    kepada orang-orang, yang ihsan (orang-orang yang

    berbuat baik)." (Q.S Al Araf ayat 55-56) berikut:

    Bahkan Allah SWT menegaskan bahwa bagi umat

    manusia (muslim) yang enggan bermunajat, berdoa

    menyampaikan hajat kepada-Nya, digolongkan sebagai

    orang-orang yang menyombongkan diri.

  • 27

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    َوَقاَل َربُُّكُم اْدُعوِن َأْسَتِجْب َلُكْم ِإنَّ الَِّذيَن َيْسَتْكِِبُوَن َعْن ِعَباَدِت

    َسَيْدُخُلوَن َجَهنََّم َداِخرِينَ

    "Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku,

    niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya

    orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-

    Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mukmin: 60).

    2. Urgensi Doa

    Sesiapa yang tidak mengharap sesuatu dari manusia dan

    mengembalikan urusannya kepada Allah SWT dalm seluruh

    urusannya, niscaya “segala sesuatu baginya” akan dikabulkan

    Allah SWT.19

    Dalam kutipan di atas, menandakan bahwa relasi doa dan

    kehidupan manusia sangat erat di antara keduanya. Dalam satu

    sisi doa menjadi jalan bagi manusia meraih hajat-hajatnya, di sisi

    yang lain doa adalah harapan untuk manusia, untuk tidak berputus

    19Husain Fadhlullah, Persembahahan Untuk Tuhan (Bogor: Cahaya , 2003).

    hlm. 54.

  • 28

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    asa dalam setiap tantangan hidup. Allah SWT sendiri telah

    menjamin hal tersebut dengan segala kebesaran dan rahmatNya,

    sebagaimana yang kisahkan dalam al-Quran dalam surat Yusuf

    “Wahai anak-anakku, pergilah kalian dan carilah berita mengenai

    Yusuf dan saudaranya, dan janganlah kalian berputus asa dari

    rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah ada yang berputus asa dari

    rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” (QS. Yusuf: 87).20

    Alexix Carrel menjelaskan bahwa, “pengabaian doa dan

    tata caranya dalah tanda kehancuran suatu bangsa. Masyarakat

    yang mengabaikan ibadah (doa) adalah masyarakat yang berada

    di ambang kemundiran dan kehancuran. Roma dalah bangsa yang

    agung. Namun, secepat mereka meninggalkan ibadah berdoa,

    secepat itu pula kehinaan dan kelemahan menimpa mereka”.21

    20 R.H.A Soenarjo, al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan

    Penyeleggara Penerjemahan/Penafsir al-Quran, 1971). hlm 362. 21 Ali Syariati, Martyrdom: Arise and Bear Witness, terj. Dede Azwar

    Nurmansyah.... hlm. 14

  • 29

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Penjelasan di atas bukan hanya menerangkan pentingnya

    doa dan manfaatnya bagi seseorang secara individual, melainkan

    urgensinya terhadap keberlangsungan hidup bagi masyarakat

    kolektif. Doa juga merupakan pengakuan bahwa sesungguhnya

    manusia adalah mahluk yang lemah tanpa rahmat dan

    pertolongan allah, bila seseorang atau suatu kelompok

    masyarakat dengan sengaja melupakan ibadah (berdoa) tersebut

    dan mengganggap bahwa mereka dengan segala kemajuan dan

    teknologi dicapai mampu untuk mengatasi segala hal, maka

    secara tidak langsung mereka melupakan eksistansi Tuhan

    (Allah) dan menjadi manusia sombong. Dengan demikian nilai-

    nilai ke-Ilahian akan pudar dan manuia semakin dekat dengan

    kehancuran.

    Alexis Carrel juga menjelaskan bahwa, ditemukan para

    pelaku kriminal yang pada umumnya adalah orang-orang yang

    sama sekali atau jarang berdoa. Sebalikya, orang yang sering

    berdoa terhindar dari berbuat kriminal, kendatipun kondisi

  • 30

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    finansial (keuangan) dan sosial merangsang mereka utuk

    melakukannya. Setidaknya orang yang sering berdoa tidak pernah

    menjadikan tindakan kriminal sebagai profesi.22

    3. Doa Sebagai Kebutuhan Manusia

    Doa adalah serana sekaligus kebutuhan alamiah bagi orang

    beriman. Sebagaimana dijelaskan oleh Husain Fadhlullah23,

    kebutuhan seorang muslim akan doa sama persis dengan

    kebutuhannya terhadap makanan dan minuman. Doa memuaskan

    rasa lapar dan dahaga manusia atas kasih sayang dan keselamatan

    yang akan menghidupkan hati dan menyinari ruhnya. Terhadap

    sejumlah keadaaan yang dialami manusia saat berhadapan dengan

    kerasnya kehidupan, tekanan berbagai masalah, serta onggokan

    krisi internal dan eksternal. Oleh dari pada itu, mansuia (muslim)

    22 Ali Syariati, Martyrdom: Arise and Bear Witness, terj. Dede Azwar

    Nurmansyah. hlm. 15 23 Husain Fadhlullah, Persembahahan Untuk Tuhan. hlm. 153.

  • 31

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    perlu mengungkapkan derita dan himpitan yang mengganggu diri

    dan perasaannya, tanpa menodai harga diri dan kemuliaannya.

    Penjelasan tersebut sesuai dengan janji Allah dalam al-

    Quran sebagaimana berikut:

    َوقَاَل َربُُّكُم اْدُعونِي أَْستَِجْب لَُكْم

    ”Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan

    Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

    sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka janam

    dalam keadaan hina. (Q.S Ghafir: 60).

    Dalam kesempatan yang lain Allah juga berfirman dalam

    surat al-Baqarah sebagaimana berikut:

    نِ َعادَ ِاَذا عِ الدَّا َدْعَوةَ اُِجْيبُ ۗ ِعَبا ِدْي َعِّنيْ َفِا ِنيْ َقرِْيب َوِا َذا َساَ لَـكَ ْوا ِبْ َلَعلَُّهْم يـَْرُشُدْونَ َوْليـُْؤِمنُـ ِلْ فَـْلَيْسَتِجْيبـُْوا

    “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu

    (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku

    kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila mereka

    berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-

  • 32

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran”.

    (Q.S al-Baqarah; 186). Doa menjadi salah satu media komunikasi langsung antara

    hamba dengan allah tanpa perantara. Karena itu, doa bersifat

    personal, rahasia, dan membatin. Doa tidak hanya merupakan

    ungkapan lisan, melainkan juga ungkapan batin seseorang kepada

    Allah.24 Bila dianalisis secara akurat akan pesan Allah dalam al

    Qur’an, maka setidaknya ada dua hal yang mendorong manusia

    untuk mendekatkan diri atau berdoa kepada Allah. Pertama, sisi

    kebesaran dan keagungan Allah swt. Setiap agama meyakini Tuhan

    yang disembah itu mempunyai sifat-sifat kesempurnaan, seperti

    kesempurnaan kekuasaannya atas alam raya, termasuk manusia.

    Manusia yang meyakini Tuhan pasti membutuhkan Nya sehingga

    menggantungkan diri kepada- Nya. Kedua, sisi manusia itu sendiri.

    Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri rasa gembira, sedih,

    24 Abu Qalbina, Doa-Doa Mustajabah (Cet. I; Bandung: Pustaka Oasis, 2009),

    hlm. 17.

  • 33

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    senang, susah, takut, cemas, dan mengharap, sehingga ia

    membutuhkan sandaran dan pegangan dalam hidupnya. Kenyataan

    membuktikan bahwa bersandar pada sesama makhluk seringkali

    tidak membuahkan hasil, karena itu manusia membutuhkan

    sandaran yang Maha Kuat dan Mutlak yang dapat memberikan

    bantuan dan bimbingan serta mampu menghilangkan rasa cemas

    sehingga dapat memenuhi harapannya.

    Penting dan mulianya sebuah doa sehingga Allah pun

    berulang kali menyerukan kepada manusia untuk berdoa. Dengan

    berdoa mansuia menjadi semakin tunduk dan pasrah, meresa kecil

    dan lemah atas dirinya. Dengan doa pula menusia senantiasa

    menggantungkan segenap harapan kepada Allah, baik dalam

    keadaan susah maupun senang. Sehingga dengan demikian ia

    menjadi selalu mengingat kepada Allah (firman Allah; agar mereka

    senantiasa memperoleh kebenaran).

  • 34

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    4. Hubungan Doa dengan kehidupan Manusia

    Sifat pentingnya doa dan andilnya dalam kehidupan

    manusia adalah representasi dari spritualitas pelaku (muslim) yang

    terjemakan dalam praktik kehidupan. Doa bukan hanya sebagai

    ibadah ruhaniah semata tanpa mempunyai efek terhadap

    kehidupan, melainkan doa adalah ibadah yang dapat menciptrakan

    suasana ruhaniah yang akan menyucikan dimensi meteril mansuia.

    Husain Fadhlullah dalam menjelaskan hal tersebut25,

    terkait relasi doa dengan kehidupan manusia sebagaimana yang

    dijabarkan dalam poin-poin berikut ini:

    a. Meminta uluran pertolongan Allah

    Dao adalah jalan meraih pertolongn Allah, memohon

    pertolongan dalam kebaikan dan kemaslahatan hidup, termasuk

    25 Husain Fadhlullah dalam menjelaskan hubungan Doa dan Kehidupan,

    terangkum dalam 9 poin. Dalam hal ini penulis hanya mengutip beberapa poin inti yang

    sesuai dengan kebutuhan penelitian. Lihat Husain Fadhlullah, Persembahan Untuk

    Tuhan .hlm. 156-159

  • 35

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    dalam memohon pertolongan Allah agar terhindar dari

    kezaliman.

    b. Menghadapi masalah

    Kehidupan dan masalah adalah dinamika hidup manusia,

    problematika yang kian melanda terkadang muncul karena

    adanya rasa takut, lemah bahkan diam dalam menyampikan

    kebenaran. Ruh doa memberi harapan kepada manusia agar

    tetap dalam kebenaran dan keadilan.

    c. Ruh Pemberian

    Doa yang dilakukan dengan kesadaran penuh dan tunduk

    kepada kekuatan Allah, atas ke-tidak mampu-an (lemah)

    manusia, senantian menciptakan akhlak yang luhur. Pada tahap

    tertentu, akan muncul dalam diri dan jiwa manusia;

    sebagaimana cahaya yang memancar dari matahari atau air yang

    kelaur dari mata air, yang tidak menuntut imbalan. Spirit dari

    doa senantia mendorong manusia dalam berbuat baik serta

  • 36

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    menajdi pribadi yang baik, bahkan dalam melakukan kebaikan

    ia tidak lagi memikirkan untung-rugi secara material.

    d. Penyucian Jiwa

    Menanamkan (kesadaran) tentang pentingy mengasihi dan

    menyatukan jiwa dengan sesama manusia, terlebih kepada

    mereka yang kurang mampu (fakir miskin). Hal ini merupakan

    akhlak yang mendasar, yang dapat dibentuk lewat kebiasaan dan

    penguasaaan terhadap gejolak emosi jiwa.

    e. Memerangi Kemasalan

    Doa mensyaratkan kesungguhan dan keseriusan, berdoa

    berarti upaya memberi harapan kepada diri akan hajat yang ia

    ingini. Tanpa usaha dan keseriusan, mustahil hajat tersebut

    dapat dicapai.

    f. Keserasian Penciptaan Manusia

    Maksudnya adalah kebulatan hati untuk selalu melakukan

    introspeksi diri dan menjaga diri dari gejolak jiwa (emosi). Hal

  • 37

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    ini bertujuan untuk menjaga kesadaran manusia agar tetap

    dalam tujuan penciptaannya sebagai makhluk sosial.

    g. Garis istiqamah

    Yang dimaksud dalam hal ini adalah meneguhkan diri

    dalam menjaga kebenaran, memerangi kebatilan serta tidak

    menyimpang dan ditundukkan oleh tujuan-tujuan pribadi.

    Dalam urian di atas menegaskan bahwa dalam kehidupan ini,

    manusia tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa melibatkan

    pertolongan Allah. Dengan hadirnya Allah sebagai tujuan

    pengarapan manusia, senantiasa mendidik manusuia guna menjadi

    pribadi-pribadi yang terjaga dengan nilai-nilai ke-Ilahian

    (kebenaran dan keadilan). Berlaku adil dan benar guna terciptanya

    kedamaian hidup dan kasih sayang bagi sesama.

  • 38

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    ‘Aid al-Qorni menjelakan bahwa dengan mengingat Allah maka

    akan mempuk ketakwaan seorang muslim dan menciptakan

    ketenangan bagi jiwa26, sebagaimana yang uraian berikut ini:

    “Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan

    semakin terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin

    bahagia, dan nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena

    dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan

    kepada-Nya, keyakinan penuh kepadaNya, ketergantungan diri

    hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka

    kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia

    senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa

    mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika

    dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya,

    lalu sebutlah secara berulang'-ulang nama-Nya yang indah dan

    penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai pengejawantahan dari

    26 ‘Aid al-Qorni, La Tahzan, Terj. Samson Rahman (Jakarta: Qisthi Press,

    2014). hlm. 29-30

  • 39

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan

    Anda kepada-Nya”.

    5. Jenis-jenis Doa

    Mengamati berbagai doa yang ada di dalam al-Qur’an,

    secarumum dapat diklasifikasikan pada beberapa kelompok sesuai

    dengan jenis permintaan yang dikandungnya. Adapun klasifikasi

    tema doa dalam al Qur’an adalah sebagai berikut:27

    a. Kemudahan Materi

    1) Doa memohon untuk diberi negeri yang aman serta diberi

    rezeki, terdapat pada QS al-Baqarah/02:126 dan QS

    Ibrahim/14:35.

    2) Doa memohon kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,

    terdapat pada QS al-Baqarah /02:201 dan QS al-A‘raf

    /07:155-156.

    27 Rifyal Ka‘bah, Dzikir dan Do‘a dalam al-Qur’an (Jakarta: Paramadina,

    1999), hlm. 37-43.

  • 40

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    3) Doa mohon diberi makanan dan rezeki yang baik, terdapat

    pada QS Ali Imran /03:27 dan QS al-Maidah /05:144.

    b. Keturunan

    1) Doa mohon diberi anak cucu yang baik dan patuh kepada

    Allah, terdapat pada QS Ali Imran/03:38 dan QS al-

    Anbiya/21:89.

    2) Doa memohon agar diri dan anak cucu jangan sampai

    menyembah berhala, terdapat pada QS Ibrahim/14:35.

    3) Doa mohon diberi anak cucu sebagai penyenang hati dan

    panutan bagi orang beriman, terdapat pada QS al-

    Furqan/25:74.

    4) Doa mohon agar anak cucu taat menjalankan perintah salat,

    terdapat pada QS Ibrahim/14:40.

    a. Ibadah dan Keagamaan

  • 41

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    1) Doa mohon agar taubat diterima, terdapat pada QS al

    Baqarah/02:128.

    2) Doa mohon untuk dikirimkan utusan (rasul) yang akan

    membacakan ayat-ayat allah, mengajarkan kitab dan

    kecerdasan, terdapat pada QS al-Baqarah/02:129.

    3) Doa mohon agar diwafatkan dalam keadaan muslim dan

    dikumpulkan dengan orang-orang yang salih, terdapat pada

    QS Yusuf/12:101 dan QS Ali Imran/03:193.

    b. Menghadapi Kesulitan dan Musuh

    1) Doa mohon diberi kesabaran dan rasa istiqamah serta

    pertolongan terhadap orang kafir, terdapat pada QS al-

    Baqarah/02:250.

    2) Doa mohon bantuan melawan orang kafir dan kelompok

    perusak, terdapat pada QS al-Baqarah/02:250, QS Ali

    Imran/03:147, dan al-Ankabut/29:30.

    3) Doa mohon dihindarkan dari fitnah oran kafir, terdapat

    pada QS al Mumtahanah/60:5.

  • 42

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    c. Memantapkan Kepribadian

    Doa agar tidak diberi beban yang tidak dapat dipikul,

    terdapat pada QS al-Baqarah/02:286.

    1) Doa memohon rahmat agar terhindar dari golongan yang

    merugi, terdapat pada QS Hud/11:47.

    2) Doa memohon diberi rahmat agar tetap konsisten dalam

    kesalihan, terdapat pada QS al-Naml/27:19.

    3) Doa mohon agar dihindarkan dari tipu daya orang-orang

    kafir. Terdapat pada QS Yunus/10:86.

    Pengelompokan doa di atas belumlah lengkap, masih

    banyak doa lainnya dalam al-Qur’an yang belum disebutkan.

    Akan tetapi, setidaknya dari pengelompokan tersebut dapat

    dilihat bahwa formula doa dalam al-Qur’an mencakup berbagai

    bidang yang sangat luas. Hal ini menunjukkan dan

    menggambarkan bahwa manusia sebagai makhluk yang lemah

    dan tidak berdaya, butuh kepada Allah yang Maha Kuasa atas

  • 43

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    segala sesuatu, maka sudah sepatutnyalah manusia selalu berdoa

    dan meminta kepada Allah swt.

    B. Kesusahan

    Kesusahan merupakan suatu keadaan yang hadir ketika

    seorang tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan). Setiap

    manusia yang hidup di bumi, mengalami beragai dinamika yang di

    antaranya adalah kesusahan. Problematika kehidupan yang terkait

    dengan kesusahan bisa saja datang dengan berbagai bentuk,

    misalnya, seseorang yang sedang diterpa masalah hutang piutang

    maka akan merasa resah ketika tidak mampu membayar utangnya

    tepat pada waktu yang telah ditentukan. Begitu pula suatu

    masyarakat yang sedang diterpa bencana alam, mereka akan

    merasa sangat menderita ketika mengalami kerusakan tempat

    tinggal, atau kehilangan orang-orang yang cintai.

    Kemiskinan juga berpotensi membawa seseorang dalam

    penderitaan karena tidak mampu dalam segi finansial untuk

  • 44

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    mencukupi kebutuhan hidup. Keadaan tersebut memyebabkan ia

    bersedih karena terhimpit dalam berbagai kesulitan. Yang

    demikian itu adalah contoh dari fenomena kesusahan yang pada

    umumnya terjadi. Sedangkan kesusahan bila ditinjau dari segi

    makna bahasa maka, kesusahan dapat diartikan sebagai: 1.

    Menderita susah, 2. Kesedihan; kesukaran; kesulitan;

    kemiskinan.28

    Kata kesusahan mempunyai persmaan arti (sinonim)

    sebagaimana yang tertera dalam makna secara bahasa. Oleh sebab

    itu bila ditinjau dari problematika hidup, kesusahan dapat di artikan

    sebagai orang yang sedang mengalami kesulitan, orang yang sedih

    dan menderita karena diterpa suatu musabah atau orang yang

    sedang berduka.

    28 Lihat, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 792

  • 45

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    Terdapat beberapa penjelesan terkait kesusahan yang

    diuraikan dalam beberapa bentuka atau jenis kesusahan

    sebagaimana berikut:

    1. Penderitan

    Dalam beberapa kasus, selama ini mungkin kebanyakan

    orang salah membedakan derita dengan penyebab derita,

    sehingga derita yang dimaksud adalah buruk dan harus

    dihindari. Seseorang yang sedang menderita luka pada

    kakinya menyebabkan rasa sakit yang menganggu. Pada

    dasarnya yang menyebabkan si penderita tersebut terganggu

    adalah luka itu sendiri, atau infeksi dari bakteri yang ada pada

    luka sehingga membuat luka tersebut menjadi buruk.29

    Derita yang dialami seseorang, tidak serta merta dapat

    dinalai sebagai sesuatu yang buruk, derita juga dapat dikatakan

    sebagai tanda. Dengan adanya rasa sakit yang dialami,

    29 Murtadha Muthahhari, Manusia Seutuhnya (Jakartra: Sadra Press 2012).

    hlm.54

  • 46

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    menandakan bahwa fungsi dari komponen tubuh si penderita

    yang berupa saraf, berjalan (aktif) sebagaimana mestinya.

    Muthahhari menjelaskan bahwa, “siapa yang lebih banyak

    merasakan derita berarti ia lebih sadar dan lebih mengetahui.

    Orang yang tidak pernah merasakan derita, sama halnya

    dengan seseorang yang kebal, bebal, tidak memiliki

    kesadaranm, dan tidak mengetahui. Sebaliknya , merasakan

    derita itu sama halnya dengan kepahaman, kesadaran, dan

    pengetahuan.30

    Penjelasan lain yang hampir serupa dengan pandangan di

    atas, terdapat pada ajaran Budhisme. Bhudisme berpandangan

    bahwa, pada hakikatnya hidup adalah penderitaan, sehingga

    kita harus menemukan jalan untuk menghentikannya untuk

    mencapai kebahagian. Bhante Uttamo (Bhikku) menjelaskan,

    “untuk menghentikan penderitaan, kita harus tahu terlebih

    30 Murtadha Muthahhari, Manusia Seutuhnya,... hlm. 55

  • 47

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    dahulu apa itu penderitaan dan apa penyebabnya. Berdasarkan

    analisa tersebut barulah kita dapat menentukan bagaimana cara

    menghentikan penderitaan”31.

    2. Kesedihan

    Kesedihan merupakan suatu dinamika jiwa yang

    diungkapkapkan melalui rasa.Setiap manusia dewesa pasti

    merasakan hal demikian, bahkan anak kecil yang telah

    mengerti rasapun dapat memahami bentuk perasaannya yang

    sedang berlangsung. Kesedihan adalah fenomena kejiwan

    manusia, yang juga merupakan lawan kata dari kebahagiaan.

    Dalam hidup, manusia dapat merasakan kedua hal tersebut

    mengitarinya silih berganti, tergantung situasi apa yang sedang

    dialami. Bila suasana bahagia yang ia dapatkan, maka tubuh

    dari orang tersebut mengekspresikan rasa tersebut dengan

    luapan gembira, lain lagi bila suasana yang didapatkan adalah

    31 https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/penderitaan-terjadi-karena-

    adanya-perubahan-2/. Diakases pada tanggal 21/07/2019.

    https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/penderitaan-terjadi-karena-adanya-perubahan-2/https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/penderitaan-terjadi-karena-adanya-perubahan-2/

  • 48

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    sebuah kesedihan, maka tubuh orang tersebut

    mengekspresikannya dengan kemurungan dan lain

    sebagainya.

    Sedih sebagai mana defenisi pada umumnya dapat

    diartikan sebagai susah hati, merasa sangat pilu dalam hati,

    menimbulkan rasa susah (pilu) dalam hati. Bersedih berarti

    bersusah hati, berduka cita, merasa pilu (belas kasihan).32

    Psikolog Elizabeth Bergner Hurlock mengemukakan

    pendapatnya bahwa, kesedihan (grief), duka cita (sorrow),

    sedih (sadness), dan kesukaran (distress) adalah salah satu dari

    emosi yang tidak menyenangkan dan kemungkinan besar

    memiliki akibat yang merusak secara fisik dan psikis.

    Sementara dari kalangan Muslim, al-Gazali berpendapat, bila

    rasa sedih mendominasi hati, perasaan sedih ini akan

    mendorong suatu kehendak dan keinginan kepada perbuatan

    32

    Lihat, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 792.

  • 49

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    yang memiliki hubungan dengan masa sekarang, masa lalu dan

    masa akan datang. Perbuatan yang berkaitan dengan masa

    sekarang adalah dia meninggalkan dosa yang dilakukan.

    Perbuatan yang berkaitan dengan masa akan datang adalah dia

    bertekad meninggalkan dosa yang membuatnya kehilangan

    apa yang dicintainya. Perbuatan yang berkaitan dengan masa

    lalu adalah dia memperbaiki apa yang sudah dia lakukan.33

    Kesedihan sebagaimana yang dimaksud oleh kedua tokoh

    di atas adalah gejolak jiwa (perasaan) seseorang, yang

    ditimbulkan dari sebuah kejadian atau masa lalu yang kurang

    menyenangkan, perasaan sedih bahkan berpotensi

    merusakkejiwaan dan fisik seseorang. Biasanya orang-orang

    mengalami kejadian berupa kehilangan harapan yang

    disebabkan oleh perbuatan dosa pada masa silam. al-Ghazali

    33 Mahyudin Barni, “Menyikapi Kesedihan” Jurnal Al falah (Banjarmasin:

    Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari,2007), Diakses pada tanggal 20 juli 2019 pukul 05.05.

    hlm. 4-5

  • 50

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    menegaskan bahwa, untuk meraih kembali apa yang telah

    hilang, seseorang tersebut harus bertekad meninggalkan

    perbuatan dosa dan memperbaiki perbautan yang telah

    dilakukan.

    Menurut al-Razi (863-925 M), kesedihan sebagai suatu

    gejala otak yang terjadi karena kehilangan sesuatu yang

    dicintai. Kesedihan dapat mengotori pikiran dan akal serta

    menyiksa jiwa dan pisik. Sedang Ibnu Qayyim (1292-1350 M)

    menuturkan pendaptnya bahwa, kesedihan adalah hilangnya

    kebahagiaan dan munculnya kedukaan karena menyesali

    sesuatu yang telah berlalu atau merasa tersiksa karena tidak

    mendapat sesuatu.34

    Menurut pendapat kedua tokoh di atas, perasaan sedih

    muncul dalam hati tersebut akibat kehilangan apa yang

    34 Mahyudin Barni, “Menyikapi Kesedihan” Jurnal Al falah (Banjarmasin:

    Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari,2007), Diakses pada tanggal 20 juli 2019 pukul 19.25.

    hlm 3.

  • 51

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    dicintai. Kehilangan yang dicintai atau dingini

    melahirkan gangguan psikis dan pisik yang berakibat

    hilangnya kebahagiaan. Karena itu, seseorang yang merasa

    kehilangan apa yang dicintainya, atas dasar hal tersebutlah

    seseorang akan dirundung kesedihan, atau rasa sedih yang

    disebabkan karena tidak dapat melakukan apa yang diinginkan

    oleh orang yang dicintainya, kesedihan seperti ini disebut juga

    dengan penyesalan.

    Al-Qur'an seringkali mengungkapkan bahwa kesedihan

    pada umumnya berbarengan dengan kecemasan, ketakutan

    dan kegelisahan, hal ini dipertegas dalam surat Ali Imran ayat

    170, surat Yunus ayat 62-63 dan banyak lagi yang lain. Hal

    ini mengindikasikan bahwa sedih. cemas. takut dan gelisah

    merupakan perwujuclan emosi yang keruh (labil/gamang). dan

    jika menjangkiti manusia, maka semuanya akan mengeruhkan

    kejernihan hidupnya. Ayat-ayat tersebut juga menunjukkan

    bahwa beriman kepada Allah dan bertakwa pada-Nya, serta

  • 52

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    beramal saleh, semua itu akan menjaga dari rasa takut dan

    sedih, serta mengobati kedua emosi tersebut.

    3. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan.

    Menurut Dr. Muhammad 'Utsman Najati, kesedihan akan

    timbul jika seseorang mengalami kehilangan. Kehilangan itu

    dapat berupa orang yang dicintai, kehilangan benda/materi

    yang memiliki nilai besar (berharga), ditimpa oleh malapetaka,

    musibah, ataupun gagal dalam merealisasikan suatu perkara

    yang penting.35

    Menurut lbnu Miskawaih yang mengutip pendapat al-Kindi

    tentang kesedihan, menyatakan bahwa, penyebab utama

    kesedihan adalah penyesalan atas kepergian orang-orang atau

    kekayaan duniawi yang kita cintai. Ia menyebutkan bahwa ia

    pemah mendengarkan cerita tentang Socrates yang ditanya

    tentang keadaannya yang selalu bersemangat dan tidak pernah

    35 'Utsman Najati, Manusia dalam pandangan Al-Qur'an, hlm. 106.

  • 53

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    bersedih, lalu Socrates menjawab, "karena aku tidak

    menyimpan sesuatu yang membuatku bersedihjika ia hilang.36

    Seringkali orang yang sedang tertimpa kesedihan yang

    mendalam, mengalami kehilangan akal sehatnya. yakni tidak

    dapat berpikir secara rasional dan logis sehingga tidak lagi

    mampu untuk mengontrol perasaannya. Biasanya orang yang

    seperti ini akan selalu diliputi rasa amarah, benci, takut,

    dendam, kecewa dan lain sebagainya.

    Pada akhirnya jika seseorang terus berlarut-larut berada

    dalam kondisi di atas, maka akan sangat memungkinkan

    menjadikan seseorang kehilangan kesadaran dan daya

    intelektualnya, sehingga yang bersangkutan bisa menjadi gila

    dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa.

    36 Ibnu Miskawaih, Tahdzib al-Akhlaq, (Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyah, 1985)

    hlm 10

  • 54

    Relasi Doa dengan Kesusahan Dalam surat al-Naml (Studi Pemikiran ‘Allamah Thabathaba’i Dalam Tafsir Al-Mizan)

    Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga

    BAB III

    BIOGRAFI PENULIS AL MIZAN

    A. Biografi Ath-Thabathaba’i

    Muhammad Husain ath-Thabathaba’i adalah putra dari as-

    Sayid Muhammad bin as-Sayid Muhammad Husain ath-

    Thabathaba’i. Ia dilahirkan di Tabriz pada 29 dzulhijah 1321

    H/1892 M ia lahir dan tumbuh besar dalam sebuah keluarga ulama

    terkemuka dan terkenal akan keutamaan dan pengetahuannya

    terhadap Agama. Ia ditinggal ibunya ketika berumur 5 tahun selang

    4 tahun ayahnya meninggal. Untuk melangsungkan kehidupannya

    sehari-hari seorang wali (pengurus harta peninggalan orang

    tuanya) menyerahkan Thabathaba’i dan adik putrinya kepada

    seorang pelayan laki-laki dan seorang pelayan perempuan.37

    37 Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’i, Inilah Islam: Upaya Memahami

    Seluruh Konsep Islam Secara Mudah,