rarefying

8
Lesi inflamasi periapikal biasa disebut dengan periodontitis apikalis akut, periodontitis apikalis kronis, abses periapikal, dan granuloma periapikal. Gambaran radiolusen disebut dengan rarefying osteitis, dan gambaran radioopak disebut dengan sclerosing osteitis, condensing osteitis, dan focal sclerosing osteitis. Definisi Lesi inflamasi periapikal didefinisikan sebagai respon lokal tulang di sekitar apeks gigi dimana terjadinya merupakan akibat dari nekrosis pulpa atau akibat dari kerusakan jaringan periapikal yang merupakan perluasan dari penyakit periodontal. Nekrosis pulpa terjadi sebagai akibat dari masuknya bakteri ke pulpa melalui karies atau trauma. Pada bagian di bawah terlihat, lesi inflamasi periapikal dikarakteristikkan sebagai periodontitis apikalis, proses inflamasi yang secara histologist dapat terlihat berupa abses periapikal atau granuloma periapikal. Agen infeksi dari pulpa yang nekrosis keluar melalui apeks akar yang menyebabkan reaksi inflamasi pada ligament periodontal periapikal dan daerah sekitar tulang (periodontitis apikalis). Reaksi ini secara histologist dikarakteristikkan sebagai inflamasi yang sebagian besar disebabkan oleh infiltrasi campuran limfosit dan polymorphonuclear neutrophils. Berdasarkan beberapa kondisi respon, neutrophil

Upload: lolytofarisa

Post on 25-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Rarefying

TRANSCRIPT

Page 1: Rarefying

Lesi inflamasi periapikal biasa disebut dengan periodontitis apikalis akut,

periodontitis apikalis kronis, abses periapikal, dan granuloma periapikal. Gambaran

radiolusen disebut dengan rarefying osteitis, dan gambaran radioopak disebut dengan

sclerosing osteitis, condensing osteitis, dan focal sclerosing osteitis.

Definisi

Lesi inflamasi periapikal didefinisikan sebagai respon lokal tulang di sekitar

apeks gigi dimana terjadinya merupakan akibat dari nekrosis pulpa atau akibat dari

kerusakan jaringan periapikal yang merupakan perluasan dari penyakit periodontal.

Nekrosis pulpa terjadi sebagai akibat dari masuknya bakteri ke pulpa melalui karies atau

trauma. Pada bagian di bawah terlihat, lesi inflamasi periapikal dikarakteristikkan

sebagai periodontitis apikalis, proses inflamasi yang secara histologist dapat terlihat

berupa abses periapikal atau granuloma periapikal. Agen infeksi dari pulpa yang nekrosis

keluar melalui apeks akar yang menyebabkan reaksi inflamasi pada ligament periodontal

periapikal dan daerah sekitar tulang (periodontitis apikalis).

Reaksi ini secara histologist dikarakteristikkan sebagai inflamasi yang sebagian

besar disebabkan oleh infiltrasi campuran limfosit dan polymorphonuclear neutrophils.

Berdasarkan beberapa kondisi respon, neutrophil menghasilkan pus pada abses apikal.

Hasil ini dikategorikan sebagai inflamasi akut.

karies abses periapikal osteomyelitis

pulpa nekrosis periodontitis apikalis

trauma granuloma periapikal kista periapikal

Jika daerah di sekitar sumsum tulang terjadi reaksi inflamasi, abses periapikal

lokal dapat menjadi osteomyelitis. Penjelasan yang tepat untuk proses berubahnya lesi

inflamasi periapikal menjadi osteomyelitis tidak mudah untuk didefinisikan. Ukuran area

inflamasi tidak begitu penting dibandingkan dengan kecepatan reaksi. Jika dilihat

Page 2: Rarefying

berdasarkan ukuran, lesi inflamasi periapikal biasanya terjadi lokal pada daerah apeks

gigi, sedangkan osteomyelitis melebar ke arah tulang. Lesi periapikal dapat saja terlihat

luas, namun biasanya lesi bersumber dari daerah apeks gigi. Jika lesi periapikal terlihat

meluas dan tidak terpusat pada daerah apeks gigi, maka osteomyelitis menjadi diagnosa

yang dapat dikemukakan. Perbedaan antara lesi inflamasi periapikal dan osteomyelitis

dapat menjadi jelas jika sequestra dapat dilihat dengan baik pada gambaran radiografi.

Proses berubahnya lesi inflamasi periapikal menjadi osteomyelitis relatif jarang terjadi.

Faktor yang dapat menyebabkannya antara lain berkurangnya pertahanan dari host dan

meningkatnya virulensi dari mikroorganisme pathogen.

Gambaran klinis

Gejala dari inflamasi periapikal mulai dari asimtomatik hingga sakit berat dengan

atau tanpa pembengkakan, demam, dan lymphadenophaty. Abses periapikal biasanya

ditunjukkan dengan sakit yang berat, kegoyangan, dan kadang perubahan posisi gigi,

pembengkakan, dan sakit ketika diperkusi. Palpasi pada daerah apikal menimbulkan rasa

sakit. Pada beberapa kasus, abses pada gigi ditunjukkan melalui gejala sistemik (demam,

pembengkakan pada daerah wajah, lymphadenophaty). Lesi akut dapat berkembang

menjadi lesi kronis (granuloma periapikal atau kista), dimana awalnya asimtomatik

kecuali pada sakit gigi yang intermitten yang menandai eksaserbasi akut dari lesi kronis.

Pasien biasanya mengeluh sakit yang intermitten. Gigi yang bersangkutan dapat saja

asimtomatik, atau sensitif oleh perkusi dan kegoyangan. Penting untuk mengetahui

bahwa gambaran klinis tidak selalu berkolerasi sempurna dengan gambaran histologis

dan radiografis.

Lokasi

Pada banyak kasus, lokasi pusat dari lesi inflamasi periapikal ditemukan di bagian

apeks gigi. Lesi ini biasanya dimulai dari bagian apikal dari celah ligamen periodontal.

Pada sebagian kasus lain, beberapa lesi terjadi di daerah lain pada akar gigi. Hal ini

terjadi karena eksponasi saluran pulpa, perforasi struktur akar gigi akibat instrumentasi

pada saluran pulpa dan fraktur akar.

Page 3: Rarefying

Peripheral

Pada banyak contoh inflamasi periapikal dapat menimbulkan rasa sakit,

menunjukkan perkembangan bertahap dari pola trabekula normal hingga pola abnormal

dari lesi.

Struktur Internal

Lesi inflamasi periapikal akut tidak menunjukkan perubahan gambaran radiografi

pada pola tulang normal. Perubahan yang dapat dideteksi dini adalah kehilangan

kepadatan tulang, yang biasanya menggambarkan pelebaran celah ligamen periodontal di

daerah apeks gigi dan kemudian menyebabkan pelebaran diameter pada jaringan tulang

sekitar. Pada tahap awal ini, tidak ada gambaran yang dapat menunjukkan reaksi sklerotik

tulang.

Pada tahap selanjutnya, campuran dari sklerotik dan rarefaction (kehilangan

tulang memberikan gambaran radiolusen) dari tulang normal. Persentase dari dua jenis

reaksi tulang ini bervariasi. Jika lesi merupakan pembentukan tulang, gambaran yang

terlihat adalah periapical sclerosing osteitis, dan jika lesi yang terjadi merupakan resorpsi

tulang, gambaran yang terjadi adalah periapical rarefying osteitis. Area yang mengalami

destruksi paling besar biasanya terjadi di daerah apeks gigi dengan gambaran pola

slerotik yang terjadi pada daerah peripheral. Daerah radiolusen dapat terjadi pada

berbagai struktur tulang atau tergambar tidak jelas di daerah outline tulang trabekula.

Inspeksi pada daerah sklerotik menunjukkan daerah yang lebih tebal dibandingkan

dengan dengan trabekula normal dan kadang mengurangi jumlah trabekula per unit area.

Pada kasus kronis, pembentukan tulang baru menunjukkan gambaran daerah sklerotik

yang padat, dan gambaran tulang trabekula yang tidak jelas. Kadang-kadang lesi

menunjukkan secara keseluruhan gambaran sklerotik (sclerosing osteitis), tetapi kadang

beberapa gambaran menunjukkan pelebaran membran periodontal di daerah apikal.

Efek pada struktur sekitar

Page 4: Rarefying

Seperti yang disebutkan sebelumnya, lesi inflamasi periapikal dapat menstimulasi

resorpsi tulang atau pembentukan tulang. Lamina dura di sekitas apeks gigi biasanya

menghilang. Reaksi sklerotik dari tulang biasanya terbatas pada daerah apeks gigi atau

pada beberapa kasus dapat terlihat meluas. Pada beberapa contoh yang jarang terjadi,

reaksi sklerotik pada mandibula meluas ke daerah inferior korteks. Pada kasus kronis,

resorpsi eksternal pada daerah apikal pada akar dapat terjadi. Apabila lesi berlangsung

lama, saluran pulpa terlihat lebih lebar daripada saluran pulpa pada gigi yang berdekatan.

Hal ini adalah hasil dari kematian odontoblas dan penghentian pembentukan dentin

sekunder, dimana terjadi secara natural dan mengurangi ukuran kamar pulpa sedikit demi

sedikit. Batas tulang kortikal dapat rusak, contohnya pada daerah dasar pada antrum

maksila, dasar nasal fossa, atau bukal dan lingual prosesus alveolaris yang berdekatan

dengan apeks. Lesi ini mampu memproduksi reaksi inflamasi periosteal, banyak terlihat

pada dasar antrum maksila. Biasanya terlihat lapisan tipis dari produksi tulang baru dan

inflamasi periosteum sepanjang antrum maksila, dan terkadang terlihat sebagai gambaran

“halo shadow”. Reaksi periosteal biasanya juga terjadi badan permukaan bukal dan

lingual dari prosesus alvolaris dan pada beberapa kasus terjadi pada inferior mandibula.

Differential Diagnosa

Dua tipe lesi yang sering terjadi yang harus dibedakan dari lesi inflamasi

periapikal adalah periapical cemental dysplasia (PCD) dan enostosis (kepadatan tulang,

osteosclerosis) pada daerah apeks gigi. Pada fase radiolusen awal dari PCD, gambaran

radiografi tidak dapat dibedakan dengan lesi inflamasi periapikal. Diagnosa didukung

oleh gejala klinis, termasuk tes vitalitas gigi. Pada lesi inflamasi periapikal, kamar pulpa

melebar dibandingkan dengan kamar pulpa pada gigi yang berdekatan. Lesi PCD

menunjukkan kepadatan, lesi PCD berhubungan dengan daerah apikal pada gigi anterior

mandibula. Resorpsi akar eksternal lebih sering terjadi dibandingkan dengan PCD. Jika

enostosis berada tepat pada apeks, dapat mengakibatkan lesi inflamasi pada celah

ligament periodontal.

Kecil, lesi periapikal radiolusen dengan pinggiran yang terdefinisi dengan baik

mensimulasikan korteks mungkin berupa granuloma periapikal atau kista (kista

radikuler). Diferensiasi tidak mungkin kecuali karakteristik lain dari kista, seperti

perpindahan dari struktur yang berdekatan dan perluasan batas-batas kortikal luar rahang

Page 5: Rarefying

terjadi. Lesi lebih besar dari 1 cm biasanya kista radikuler. Jika pasien memiliki

perawatan endodontik atau operasi apikal, sebuah radiolusensi periapikal mungkin tetap

yang mungkin terlihat seperti osteitis rarefying periapikal. (gbr. 20-9). Dalam setiap

kasus tulang hancur tidak dapat digantikan dengan keadaan normal tulang tetapi dengan

jaringan parut fibrosa padat. Diagnosis diferensial tidak dapat dibuat atas dasar radiologis

saja; maka tanda-tanda dan gejala klinis harus didahulukan.

Dalam kasus yang jarang terjadi lesi metastasis dan keganasan seperti leukemia dapat

tumbuh di segmen periapikal tulang sekitarnya dapat mengungkapkan daerah kecil

lainnya perusakan tulang ganas.

Penanganan

Perawatan dental standar dari lesi periapikal meliputi perawatan saluran akar atau

ekstraksi dengan tujuan menghilangkan jaringan nekrosis di saluran akar karena itu

sumber inflamasi. Jika tidak dirawat, gigi bisa menjadi asimtomatis karena saluran akar

kering sampai lesi busuk atau parulis. Bagaimanapun, kemungkinan selalu muncul, lesi

akan meluas meliputi daerah tulang yang lebih luas, menghasilkan osteomyelitis atau

masuk ke jaringan lunak sekitar, yang dapat mengakibatkan daerah infeksi atau cellulitis.