pompa sentrifugal

25
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Unit 23 Amine Treatment Unit Unit ini berfungsi untuk mengolah sour gas serta untuk menghilangkan kandungan H 2 S yang terikat dalam sour gas. Proses yang dipakai adalah SHELL ADIP dengan larutan DIPA (Diisopropanolamine) sebagai larutan penyerap. Kadar larutan DIPA yang digunakan adalah 2 kg mol/m 3 . Unit ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : 1. Off Gas Obsorber Off Gas Obsorber berfungsi untuk mengolah off gas dari CDU, ARHDM, dan GO HTU. Hasilnya digunakan untuk fuel gas system dan umpan gas Hydrogen Plant dan kapasitasnya yakni sebesar 18.522 Nm 2 /jam. 2. RCC (Residue Catalytic Cracking) Unsaturated gas untuk mengolah sour gas dari unit RCC dan hasilnya ke fuel gas system dan kapasitasnya sebesar 39.252 Nm 2 /jam. 3. Amine Regenerator Berfungsi untuk meregenerasi larutan amine yang telah digunakan kedua absorber diatas, dengan kapasitas 100% gas yang keluar dari kedua menara penyerap. Spesifikasi produknya

Upload: bayusoph

Post on 19-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pompa sentrifugal

TRANSCRIPT

Page 1: pompa sentrifugal

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Unit 23 Amine Treatment Unit

Unit ini berfungsi untuk mengolah sour gas serta untuk

menghilangkan kandungan H2S yang terikat dalam sour gas. Proses yang

dipakai adalah SHELL ADIP dengan larutan DIPA (Diisopropanolamine)

sebagai larutan penyerap. Kadar larutan DIPA yang digunakan adalah 2 kg

mol/m3. Unit ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :

1. Off Gas Obsorber

Off Gas Obsorber berfungsi untuk mengolah off gas dari CDU,

ARHDM, dan GO HTU. Hasilnya digunakan untuk fuel gas system

dan umpan gas Hydrogen Plant dan kapasitasnya yakni sebesar

18.522 Nm2/jam.

2. RCC (Residue Catalytic Cracking)

Unsaturated gas untuk mengolah sour gas dari unit RCC dan

hasilnya ke fuel gas system dan kapasitasnya sebesar 39.252 Nm2/jam.

3. Amine Regenerator

Berfungsi untuk meregenerasi larutan amine yang telah

digunakan kedua absorber diatas, dengan kapasitas 100% gas yang

keluar dari kedua menara penyerap. Spesifikasi produknya adalah

kandungan H2S yang keluar dari masing-masing menara maksimal 50

ppm volume.

3.2 Landasan Teori

3.2.1 Pengertian Heat Exchanger

Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari

suatu tempat ketempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan

sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya

kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan

kelistrikan.Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara

langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan

Page 2: pompa sentrifugal

fluida dingin tanpa adanya pemisahdan secara tidak langsung, yaitu bila

diantara fluida panas dan fluida dingin tidak  berhubungan langsung tetapi

dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.

Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting mengingat

aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal). P

engaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan

efektivitas pertukaran panas yang terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang

dibutuhkan untuk penggunaan pada suhu rendah:

1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan

efisiensi

2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk

meminimalkankebocoran.

3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan

4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up

5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE

6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi

7. Pressure Drop yg rendah

Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan

pengaruhsuhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan

menurunnya suhufluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet &

outlet harus ditambah dari hargaminimal beda suhu aliran.

Perpindahan Panas Secara Konduksi

  Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling

berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh

perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang

panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang berada

dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan

kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat

maka akan memberikan panas.

Page 3: pompa sentrifugal

Perpindahan Panas Secara Konveksi

  Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan

partikel atau zat tersebut secara fisik.

Perpindahan Panas Secara Radiasi

  Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu

energy dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas

ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana

tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika terserap oleh benda

yang lain.

Gambar 3.1 perpindahan kalor pada HE (Djunaidi, 2009)

Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas

daridua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan

secara langsungataupun tidak langsung.

a) Secaara kontak langsung : Panas yang dipindahkan antara fluida panas

dan dinginmelalui permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding

antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitumelalui

interfase / penghubung antara kedua fluida. Contoh : aliran steam

pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat

bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida. 

Page 4: pompa sentrifugal

b) Secara kontak tak langsung : Perpindahan panas terjadi antara fluida panas

dandingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan

mengalir.

Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak

sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya

kesalahpahaman maka alat penukar kalor dikelompokan berdasarkan

fungsinya :

a. Chiller , alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan

fluidasampai pada temperature yang rendah. Temperature fluida hasil

pendinginandidalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan dengan

fluida pendinginanyang dilakukan dengan pendingin air. Untuk chiller ini

media pendingin biasanya digunakan amoniak atau Freon. 

b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap

atau campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media

pendingin yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap

akan melepaskan panas latent kepada pendingin, misalnya pada

pembangkit listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing turbin,

maka uap bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam kondensor, lalu

diembunkan menjadi kondensat.

c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau

gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak

terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka

pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan

bantuan fan(kipas).

d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan

menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan)

suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah

panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.

e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil)

serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas

yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu

Page 5: pompa sentrifugal

sendiri. Hal ini dapat dilihat pada penyulingan minyak pada gambar 3.2,

diperlihatkan sebuah reboiler dengan mempergunakan minyak (665oF)

sebagai media penguap,minyak tersebut akan keluar dari boiler dan

mengalir didalam tube.

Gambar 3.2 Thermosipon Reboiler (Anonim 2011)

f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan

panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi

sekaligus, yaitu:

Memanaskan fluida

Mendinginkan fluida yang panas

Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan

kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana

fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida

yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.

Page 6: pompa sentrifugal

Gambar 3.3 Konstruksi Heat Excager Shell and Tube (Anonim 2011)

3.2.2 Klasifikasi Alat Penukar Kalor

Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka

dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :

1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas

a. Tipe kontak tidak langsung :

Tipe dari satu fase

Tipe dari banyak fase

Tipe yang ditimbun (storage type)

Tipe fluidized bed

b. Tipe kontak langsung

Immiscible fluid

Gas liquid

Liquid vapor

2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir

a. Dua jenis fluida

b. Tiga jenis fluida.

c. N – Jenis fluida (N lebih dari tiga)

3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan.

a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m

b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan <

700 m

4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas

Page 7: pompa sentrifugal

a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya

b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang

lainnya terdapat carakonveksi 2 aliran

c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2pass

aliran masing-masing

d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi

5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi

a. Konstruksi tubular (shell and tube)

1) Tube ganda (double tube)

2) Konstruksi shell and tube

Sekat plat ( plate baffle)

Sekat batang (rod baffle)

Konstruksi tube spiral

b. Konstruksi tipe pelat

1) Tipe pelat

2) Tipe lamella

3) Tipe spiral

4) Tipe pelat koil

c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)

1). Sirip pelat (plate fin)

2). Sirip tube (tube fin)

Heat pipe wall

Ordinary separating wall

d. Regenerative

1) Tipe rotary

2) Tipe disk (piringan)

3) Tipe drum

4) Tipe matrik tetap

6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran

a. Aliran dengan satu pass

1) Aliran berlawanan

4) Aliran parallel

Page 8: pompa sentrifugal

2) Aliran melintang

5) Aliran split

3) Aliran yang dibagi (divided)

b. Aliran multipass

1). Permukaan yang diperbesar (extended surface)

Aliran counter menyilang

Aliran paralel menyilang

Aliran Compound

2). Shell and tube

Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N

pass pada tube)

Aliran split

Aliran dibagi (devided)

3). Multipass plat

N– paralel plat multipass

3.2.3 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal memiliki sebuah impeller (baling-baling) yang

bertujuan untuk mengalirkan zat cair dari suatu tenpat ketempat lain dengan

cara mengubah energi zat cair yang dikandung menjadi lebih besar. Pompa

digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros pompa untuk

memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Karena pompa

digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi daya guna kerja

pompa adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan motor

kepada pompa.

Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya sentrifugal,

maka zat cair akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di

antara sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi.

Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi kemudian

melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut

volute, sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head

Page 9: pompa sentrifugal

tekanan. Jadi zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya

bertambah besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat

cair dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum,

sehingga zat cair akan terisap masuk.

Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens

keluar dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat

dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik

motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan

pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial secara

kontinyu.

Gambar 3.2 Motor dan Pompa Sentrifugal

3.2.4 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugsl

Dalam pengoperasian pompa sentrifugal ada beberapa bagian yang

perlu diperhatikan agar pompa dapat bekerja dengan baik dan dapat

bertahan lama. Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal tersebut

antara lain :

1. Rumah Pompa Sentrifugal

Rumah Pompa Sentrifugal dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 10: pompa sentrifugal

Gambar 3.3 Rumah Pompa Sentrifugal

Keterangan gambar ::

a. Stuffing Box ( Mechanical Seal)

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah

dimana poros pompa menembus casing.

b. Packing

Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran

cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes

atau teflon.

c. Shaft (Poros)

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari

penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan

bagian-bagian berputar lainnya.

d. Shaft-sleeve

Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi

dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai

leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

e. Vane

Vane impeller berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada

impeller.

f. Casing

Page 11: pompa sentrifugal

Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang

berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan

diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozzle serta tempat memberikan

arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan

cairan menjadi energi dinamis (single stage).

g. Eye of Impeller

Eye of impeller merupakan bagian sisi masuk pada arah isap

impeller.

h. Impeller

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa

menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara

kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan

masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang

masuk sebelumnya.

i. Wearing Ring

Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan

yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang

impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan

impeller.

j. Bearing

Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros

agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.

Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan

lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi

kecil.

k. Discharge Nozzle

Discharge nozzle adalah saluran cairan keluar dari pompa dan

berfungsi juga untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa.

2. Impeller

Impeller adalah bagian penting pompa sentrifugal dimana terjadi

perubahan energi mekanis berupa putaran menjadi kecepatan, aliran

impeller akan diputar oleh motor penggerak pompa, menyebabkan

Page 12: pompa sentrifugal

aliran akan berputar dan gerakan aliran akan mengikuti impeller dan

keluar dengan kecepatan yang besar. Pada impeller juga terjadi head

atau tekanan dan kecepatan aliran akan bertambah besar.

Kecepatan aliran yang besar berubah menjadi tekanan aliran

atau head pompa. Perubahan kecepatan head ini terjadi pada rumah

kontak dan impeller. Hal ini akan dipergunakan untuk mengatasi head

loses dan beban lainnya pada instalasi pompa jika head pada instalasi

pipa ternyata masih lebih besar dari head maksimum yang dihasilkan

pompa maka aliran tidak akan sampai tujuan akhir instalasi pipa.

aliran akan berhenti pada daerah tertentu walaupun pompa terus

bekerja. Head maksimum dimana kapasitas pompa akan menjadi

panas jika dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan

pada pompa.

Impeller di bagi beberapa jenis antara lain:

1. Closed Impeller.

2. Semi open impeller.

3. Open impeller.

Adapun jenis-jenis dari impeller dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 3.4 Jenis-jenis Impeller

3. Seal Pompa

Seal pompa berfungsi mengatasi terjadinya kebocoran pada

pompa. Kebocoran dapat berupa keluarnya minyak pelumas dari

pompa, pembocoran yang berlebihan dapat mengganggu terjadinya

kerja pompa, bahkan dapat merusak bagian-bagian pompa lainnya.

Page 13: pompa sentrifugal

Adapun bentuk-bentuk dari seal pompa dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 3.5 Bentuk-bentuk Seal pada Pompa

3.2.5 Kavitasi 

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir

sehingga membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena

berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya.

Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu

100 derajat celcius. Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa

mendidih pada temperatur yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup

rendah maka air bisa mendidih pada suhu kamar. Apabila zat cair mendidih,

maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi

pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa.

Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi

di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada

pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi

isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu

rendah.

Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada

pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap

jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan

menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara

Page 14: pompa sentrifugal

tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi

sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan

terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga bisa menyebabkan

dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi

kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang

pecah pada dinding secara terus menerus.

Selain itu kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran,

korosi yang disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan

juga dapat menyebabkan performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba

sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik. Cara-cara yang bisa

digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara lain :

1. Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah, pompa tidak boleh

diletakkan jauh di atas permukaan cairan yang dipompa sebab

menyebabkan head statisnya besar.

2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang

mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh

karena itu besarnya kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan

membatasi diameter pipa isap tidak boleh terlalu kecil.

3. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam Pada belokan

yang tajam kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan

fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.

4. Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer

lebih tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.

5. Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap.

6. Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi

operasi sesungguhnya.

3.2.6 Maintenance (Perawatan)

Secara umum maintenance dapat didefinisikan sebagai serangkaian

aktivitas yang diperlukan untuk mempertahankan dan menjaga suatu produk

atau sistem tetap berada dalam kondisi yang aman, ekonomis, efisien, dan

Page 15: pompa sentrifugal

pengoperasian yang optimal. Aktivitas perawatan dalam perusahaan sangat

diperlukan karena :

1. Setiap peralatan mempunyai umur penggantian (useful life) dimana

suatu saat dapat mengalami kegagalan atau kerusakan.

2. Kerusakan (failure) dari suatu peralatan atau mesin tidak dapat

diketahui secara pasti.

3. Manusia selalu berusaha untuk meningkatkan umur penggunaan

dengan melakukan perawatan (maintenance).

Perawatan (maintenance) berperan penting dalam kegiatan produksi

dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran dan kemacetan

produksi, volume produksi, serta agar produk dapat diproduksi dan diterima

konsumen tepat pada waktunya (tidak terlambat) dan menjaga agar tidak

terdapat sumber daya (mesin dan karyawan) yang menganggur karena

kerusakan (breakdown) pada mesin sewaktu proses produksi sehingga dapat

meminimalkan biaya kehilangan produksi atau bila mungkin biaya tersebut

dapat dihilangkan.

Selain itu perawatan yang baik akan meningkatkan kinerja

perusahaan, nilai investasi yang dialokasikan untuk perlatan dan mesin

dapat diminimasi, dan perawatan yang baik juga dapat meningkatkan

kualitas produk yang dihasilkan dan mengurangi pemborosan (waste).

Dalam usaha menjaga agar setiap peralatan dan mesin dapat digunakan

secara kontinyu untuk berproduksi, maka kegiatan perawatan yang

diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Secara kontinu melakukan pengecekan (inspection).

2. Secara kontinu melakukan pelumasan (lubricating).

3. Secara kontinu melakukan perbaikan (reparation).

4. Melakukan penggantian spare-part.

Kegiatan perawatan peralatan dan fasilitas mesin tentu memiliki

beberapa tujuan. Tujuan utama dari fungsi perawatan antara lain:

1. Memperpanjang usia kegunaan aset.

2. Menjamin ketersediaan peralatan dan kesiapan operasional

perlengkapan serta peralatan yang dipasang untuk kegiatan produksi.

Page 16: pompa sentrifugal

3. Membantu mengurangi pemakaian atau penyimpangan diluar batas

serta menjaga modal yang ditanamkan selama waktu yang ditentukan.

4. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak

terganggu.

5. Menekan tingkat biaya perawatan serendah mungkin dengan

melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.

6. Memenuhi kebutuhan produk dan rencana produksi tepat waktu.

7. Meningkatkan keterampilan para supervisor dan operator melalui

kegiatan pelatihan yang diadakan.

8. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan para pekerja.

Ada beberapa macam perawatan (maintenance) yang biasa dilakukan,

yakni antara lain :

1. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance merupakan tindakan perawatan yang

terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada

komponen/instrumen dan menjaganya selalu tetap normal selama

dalam operasi.

Contoh pekerjaan tersebut adalah melakukan pengecekan

terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat

pendeteksi indikator lainnya apakah telah sesuai hasilnya untuk

kondisi normal kerja suatu alat, membersihkan kotoran-kotoran yang

menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak),

mengikat baut-baut yang kendor, pengecekan kondisi pelumasan,

perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang

bocor atau rusak, dan lain-lain.

2. Predictive Maintenance

Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat

prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala

(Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari

Page 17: pompa sentrifugal

indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga

dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah

data dan tindakan perbaikan selanjutnya.

3. Breakdown Maintenance

Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan

tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi

secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang beroperasi, yang

mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.

Contoh kerusakan tesebut pada pompa adalah rusaknya bantalan

karena kegagalan pada pelumasan, terlepasnya couple penghubung

antara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang

kencangnya baut-baut yang tersambung. Macetnya impeller karena

terganjal benda asing.

4. Corrective Maintenance

Corrective Maintenance merupakan perawatan yang telah

direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang

telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Perawatan ini

merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan

dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang tidak layak

pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi

yang telah ditentukan.

Berikut ini merupakan flowchart tahapan untuk mempersiapkan

jadwal maintenance.

Page 18: pompa sentrifugal

Gambar 3.6 Flowchart Tahapan Jadwal Maintenance

Sebelum menjadwalkan pekerjaan untuk dilaksanakan, Planner perlu

melihat prioritas pekerjaan, target penyelesaian yang diinginkan, dan

ketersediaan sumber daya yang diperlukan. Disamping itu, dia juga harus

mempertimbangkan adanya pekerjaan yang sedang dalam proses

pelaksanaan dan pekerjaan yang terlambat penyelesaiannya. Dengan

demikian diharapkan jadwal yang dibuat benar-benar harus dilaksanakan.