plagiat merupakan tindakan tidak terpuji. kepada dosen pembimbing, rm. paulus wiryono priyotamtama,...

136
i MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Maria Immaculata Afra Lamatokan 091434018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doanque

Post on 19-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

i

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA

MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Maria Immaculata Afra Lamatokan

091434018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

i

i

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA

MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Maria Immaculata Afra Lamatokan

091434018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

iv

Gerakkan materi akan selalu kontradiktif tapi tidak antagonis,

Gerakan itulah yang akan menuju puncak dan hancur.

Karya ini Kupersembahkan untuk:

Ibu dan Bapak, kedua Orangtuaku sebagai ungkapan keseriusan menjadi manusia yang selalu taat dan

berbakti dan terus menjaga eksistensinya

Juga kepada:

Adikku untuk menyemangatinya bahwa tiada mimpi yang dibarengi usaha yang tidak bisa tercapai

Dan teruntuk kawan-kawan aktivis mahasiswa:

Jalan terus dan biarkan mereka menggerutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

vii

KATA PENGANTAR

Di tempat pertama dan kesempatan pertama ini, ijinkan saya mengucapkan

puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, saya

diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan naskah

skripsi yang berjudul Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1

SMA Seminari San Dominggo Hokeng dengan Penggunaan Strategi Belajar

Discovery sebagaimana yang saya harapkan. Adapun skripsi ini dibuat sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, saya tentunya dibantu

oleh beberapa pihak yang berkaitan sehingga pada kesempatan ini pula, saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan

mendukung selama masa penelitian dan penulisan naskah skripsi ini.

1. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Antonius Wadan Sao dan Ibu

Cristina Lisnawati yang tidak pernah berhenti berharap, berdoa, dan

mendukung saya dalam setiap detik perjalanan hidup saya terkhusus masa

penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Kepada saudara, sahabat, Raja Ammar yang selalu setia menemani,

mendukung, dan membantu saya selama masa penelitian dan penulisan

skripsi ini.

3. Kepada kawan terkasih, Fandiatmajaya Sang Dinamit yang berhasil

membuat hari-hari saya selalu berwarna menjelang pelaksanaan ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

viii

4. Kepada adik tercinta, Elisabeth Febrina Tuto Burak Lamatokan yang turut

membantu mendokumentasikan kegiatan selama penelitian, selalu

menemani hari-hari selama masa studi saya.

5. Kepada Kepala Sekolah SMA Seminari San Dominggo, Rm. Antonius

Londa Diazyanto, PR yang telah mengijinkan saya untuk melakukan

penelitian di tempatnya.

6. Kepada adik-adik kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo yang telah

menerima saya dan mau bekerja sama selama masa penelitian.

7. Kepada guru mata pelajaran Biologi, Bapak Drs. Yosef Libu Sili yang

sudah telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian terhadap anak

didiknya dan membantu saya selama masa penelitian.

8. Kepada Ibu Alberta FT Seda, S.Pd. yang telah membantu saya mengamati

aktivitas siswa selama penelitian berlangsung.

9. Kepada Ibu Yasinta Bela yang telah merelakan jam mengajarnya guna

dilaksanakannya penelitian ini.

10. Kepada Sr. Praeksedes yang juga telah merelakan jam mengajarnya demi

berlangsungnya penelitian ini

11. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan

Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk

membimbing saya selama perencanaan penelitian hingga penulisan naskah

skripsi.

12. Kepada segenap guru dan karyawan SMA Seminari San Dominggo yang

telah menerima kehadiran saya selama masa penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

ix

13. Kepada seluruh karyawan sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang sudah

membantu saya dalam menyiapkan keperluan administrasi guna

dilaksanakannya penelitian dan penulisan skripsi.

14. Kepada saudari terkasih, Cicilia Maryani Subekti “Iean Ubex” yang telah

mendukung saya selama penulisan naskah skripsi ini.

15. Kepada sepupu terkasih, Maria Fatima Lamablawa yang selalu

mendukung saya dalam menyelesaikan penulisan naskah skripsi ini.

16. Kepada teman-teman Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

angkatan 2009 yang telah saling mendukung.

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat di kemudian hari dan saya sangat

mengharapkan kritik dan saran serta umpan balik guna penyempurnaan penelitian

ini selanjutnya. Terima kasih.

Yogyakarta, 6 Maret 2014

Penulis

Maria Immaculata Afra Lamatokan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

x

ABSTRAK

Kurangnya minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo. Penelitian yang bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar menggunakan discovery pada pembelajaran virus ini, berhasil meningkatkan persentase hasil belajar siswa ranah kognitif dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 55,17 % menjadi 68,96 % dan rata-rata dari 76,55 menjadi 78 pada siklus 1 dan siklus 2. Kemampuan kognitif siswa terlihat dari kemampuan analisis khususnya kemampuan di hampir seluruh indikator kompetensi. Selain itu, hasil belajar afektif dan psikomotorik juga berhasil mencapai target penelitian di kedua siklus dengan persentase sebesar 100 % dan rata-rata lebih dari 75. Peningkatan ini tidak terlepas dari meningkatnya minat belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 82,75 % menjadi 93,10 % dan rata-rata 78 ke 84,10. Hasil ini menjelaskan bahwa discovery merupakan metode yang baik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar.

Kata Kunci : Metode, Discovery, Hasil Belajar, Minat Belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xi

ABSTRACT

The lack of learning interest has a strong effect on student’s learning outcome as found among students of X-1 SMA Seminari San Dominggo. This research’s purpose to increase learning interest and learning outcome by using discovery. Such a problem can be solved by implementing discovery strategy as a method of teaching as indicated by this research. It was found that discovery strategy can increase cognitive learning outcomes from 55,17 % in cycle 1 to 68,96 % in cycle 2 with the average grade increasing from 76,55 to 78,00. Using analyzis ability related to the whole material as indicator, it was found that the result was similar. The affective and psychomotoric measurement could reach the target in both cycles by reaching the amount of 100 % with average grade above 75. Learning interest increase from 82,75 % in cycle 1 to 93,10 % in cycle 2 with average grade increasing from 78,00 to 84,10. The whole results explained that the discovery strategy was a potential teaching method to increase learning interest and learning outcome of students.

Keywords: strategy discovery, method, learning outcome, learning interest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………….......................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILIMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK………………… vi

KATA PENGANTAR………………………………............................ vii

ABSTRAK…………………………………………………………….. x

ABSTRACT……………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI………………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xv

DAFTAR GAMBAR……………………………....…………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………................................ 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5

C. Batasan Penelitian…………………………………………………. 6

D. Indikator Penelitian…………………………................................... 10

1. Ketuntasan Siswa………………………................................... 10

2. Rata-rata Kelas…………………………................................... 10

3. Persentase Minat……………………………………………… 11

4. Rata-rata Minat………………………………………………... 11

E. Tujuan Penelitian…………………................................................... 11

F. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 12

1. Manfaat bagi Guru…………………………………………….. 12

2. Manfaat bagi Siswa…………………………............................ 12

3. Manfaat bagi Sekolah…………………………………………. 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14

A. Belajar dan Pembelajaran………………………………………….. 14

1. Pengertian Belajar……………………………………………... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar……... 15

B. Minat Belajar………………………………………………………. 16

1. Pengertian Minat Belajar…………………................................ 16

2. Klasifikasi Minat Benar……………………………………….. 17

3. Indikator Minat Belajar……………………………………….. 19

4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar……………….................... 21

C. Hasil Belajar……………………………………………………….. 22

1. Pengertian Hasil Belajar………………………………………. 22

2. Indikator Hasil Belajar………………………………………… 24

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……………... 27

D. Strategi Pembelajaran Discovery....................................................... 30

1. Pengertian Strategi Discovery…………………........................ 30

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Discovery……………. 31

E. Gambaran Umum Materi Virus……………………………………. 33

F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery 35

G. Penelitian yang Relevan……………………………….................... 36

H. Kerangka Berpikir…………………………………………………. 36

I. Hipotesis…………………………………………………………… 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39

A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 39

B. Setting Penelitian…………………………………………………. 40

1. Objek Penelitian……………………………………………… 40

2. Subjek Penelitian……………………………………………… 40

3. Tempat Penelitian……………………………………………... 40

4. Waktu Penelitian…………………............................................. 40

C. Rancangan Tindakan………………………………………………. 41

1. Siklus 1………………………………....................................... 43

2. Siklus 2……………………………........................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xiv

D. Instrumen Penelitian……………………………………………….. 49

1. Instrumen Pembelajaran………………………………………. 49

2. Instrumen Pengambilan Data…………………………………. 50

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 50

1. Observasi……………………………………………………… 50

2. Kuisioner……………………………………………………… 53

3. Dokumentasi…………………………………………………... 56

4. Tes…………………………………………………………….. 57

F. Metode Analisis Data…………………………………………….... 58

1. Analisis Hasil Belajar…………………………………………. 58

2. Analisis Minat Belajar………………………………………… 61

3. Analisis Ketercapaian Soal……………………………………. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 65

A. Deskripsi Kegiatan………………………………………………… 65

1. Pra Penelitian………………………………………………….. 65

2. Siklus 1………………………................................................... 69

3. Siklus 2………………………................................................... 77

B. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 84

1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian…………………… 84

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1…………………………… 85

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2…………………………… 94

C. Pembahasan………………………………………………………... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111

A. Kesimpulan………………………………………………………... 111

B. Saran…………………………………............................................. 112

1. Saran bagi Penelitian Selanjutnya……………………………. 112

2. Saran bagi Guru………………………………………………. 112

3. Saran bagi Sekolah……………………………………………. 113

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 114

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Batasan Materi Virus………………………...……………………… 9

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom…………………………………………………… 25

Tabel 2.2 Ranah Afektif dan Psikomotorik, Indikator, dan Cara Evaluasi…...... 26

Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Discovery…........................................ 32

Tabel 2.4 Gambaran Umum Kompetensi dan Materi Virus................................ 33

Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1………….. 44

Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2…………. 47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Afektif………………………. 51

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Psikomotorik........................... 52

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Minat Belajar…………………………………… 54

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Tindakan…………………………. 66

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Tiap Soal Berdasarkan Indikator

Kompetensi dan Kognitif……………………………………………. 67

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 1…………………………………... 86

Tabel 4.4 Analisis Hasil Post Test Siklus 1 Berdasarkan Indikator Kompetensi

dan Indikator Kognitif………………………………………………. 87

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan

Observasi 1 Siklus 1…………………………………………………. 89

Tabel 4.6 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 1 Siklus 1…………………………………………… 90

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan

Observasi 2 Siklus 1…………………………………………………. 91

Tabel 4.8 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 2 Siklus 1………………………………………….... 92

Tabel 4.9 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 1………………………… 93

Tabel 4.10 Analisis Minat Belajar Siklus 1 Berdasarkan Indikator Minat……… 94

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 2………………………………….. 95

Tabel 4.12 Analisis Hasil Post Test Siklus 2 Berdasarkan Indikator Kompetensi

dan Indikator Kognitif………………………………………………. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xvi

Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan

Observasi 1 Siklus 2………………………………………………… 98

Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 1 Siklus 2…………………………………………… 98

Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan

Observasi 2 Siklus 2…………………………………………………. 99

Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator

pada Observasi 2 Siklus 2…………………………………………… 100

Tabel 4.17 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 2………………………… 101

Tabel 4.18 Analisis Minat Belajar Siklus 2 Berdasarkan Indikator Minat……… 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Raw Input, Learning Teaching Process, Environmental Input,

Instrumental Input dan Output……………………………….. 29

Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins………………. 42

Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa……………………...................... 58

Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif……………….. 59

Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif………... 59

Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa…………………….. 60

Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik….. 61

Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif

Psikomotorik………………………………………………….. 61

Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa………............................................... 62

Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar……………………………….. 62

Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar……………………………… 63

Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa per Indikator……………….... 63

Gambar 3.12 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda…………. 64

Gambar 3.13 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Esai………..................... 64

Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Pre Test…………………………………... 65

Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah

Penemuan Virus………………………………………………. 70

Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran

Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus……………………………... 71

Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran

Sejarah Penemuan Virus……………………………………… 73

Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pembelajaran Ciri-ciri

dan Bagian Tubuh Virus……………………………………… 74

Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan

Virus………………………………………………………….. 79

Gambar 4.7 Suasana Kelas Tahap Pengolahan Data pada Pembelajaran

Reproduksi Virus……………………………………………… 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xviii

Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran

Reproduksi Virus……................................................................ 81

Gambar 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2…... 107

Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus

1 dan Siklus 2…………………………………………………. 108

Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1

dan Siklus 2…………………………………………………… 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus…………………………………………………... 116

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1…………... 119

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2…………... 129

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pre Test………………………………….. 140

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Post Test Siklus 1………………………... 141

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Post Test Siklus 2………………………... 142

Lampiran 7 Soal Pre test…………………………………………….. 143

Lampiran 8 Soal Post Test Siklus 1…………………………………. 146

Lampiran 9 Soal Post Test Siklus 2…………………………………. 149

Lampiran 10 Kunci Jawaban Pre Test………………………………... 153

Lampiran 11 Kunci Jawaban Post Test Siklus 1……………………… 154

Lampiran 12 Kunci Jawaban Post Test Siklus 2……………………… 156

Lampiran 13 Contoh Lembar Observasi……………………………… 157

Lampiran 14 Contoh Kuisioner……………………………………….. 159

Lampiran 15 Contoh Lembar Kerja Siswa……………………………. 160

Lampiran 16 Hasil Belajar Kognitif…………………………………... 172

Lampiran 17 Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik………………… 173

Lampiran 18 Hasil Kuisioner 1……………………………………….. 175

Lampiran 19 Hasil Kuisioner 2……………………………………….. 177

Lampiran 20 Analisis Pre Test………………………………………... 179

Lampiran 21 Analisis Post Test Siklus 1……………………………... 181

Lampiran 22 Analisis Post Test Siklus 2……………………………... 183

Lampiran 23 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 1…………………….. 185

Lampiran 24 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 1…………………….. 187

Lampiran 25 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 2…………………….. 189

Lampiran 26 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 2…………………….. 191

Lampiran 27 Analisis Minat Siklus 1…………………………………. 193

Lampiran 28 Analisis Minat Siklus 2…………………………………. 195

Lampiran 29 Lembar Pre Test………………………………………… 197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

xx

Lampiran 30 Lembar Post Test Siklus 1…………………………….... 200

Lampiran 31 Lembar Post Test Siklus 2……………………………… 203

Lampiran 32 Lembar Observasi 1 Siklus 1………………………….... 207

Lampiran 33 Lembar Observasi 2 Siklus 1…………………………… 209

Lampiran 34 Lembar Observasi 1 Siklus 2…………………………… 211

Lampiran 35 Lembar Observasi 2 Siklus 2…………………………… 213

Lampiran 36 Lembar Kuisioner Siklus 1……………………………... 215

Lampiran 37 Lembar Kuisioner Siklus 2……………………………... 216

Lampiran 38 Lembar Kerja Siswa…………………………………….. 217

Lampiran 39 Surat Ijin Penelitian…………………………………….. 229

Lampiran 40 Surat Keterangan Mengadakan Penelitian……………… 230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Faktor yang sering mempengaruhi kesuksesan seseorang adalah

minatnya terhadap sesuatu. Ketika minat timbul, seseorang dapat dengan

mudah atau bersedia melakukan sesuatu yang diminatinya dengan

melimpahkan perhatian khusus dan tidak mudah bosan terhadap hal yang

dilakukan.

Berkenaan dengan minat dalam pembelajaran, setiap guru pastinya

sering menjumpai masalah minat siswa yang kurang pada pembelajaran

tertentu. Masalah minat tersebut tentunya banyak berkaitan dengan proses

maupun hasil belajar siswa di kelas. Masalah minat saat proses

pembelajaran ini biasanya berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar.

Minat merupakan salah satu variabel yang sering disebut-sebut dalam

proses belajar. Menurut Sudarsono (2003), minat adalah bentuk sikap

ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena

menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.

Untuk menilai apakah siswa berminat, kurang berminat, atau tidak

berminat terhadap mata pelajaran tertentu, dapat dilakukan dengan

pengamatan akan situasi siswa di kelas. Yang sering menjadi tolak ukur

dalam penilaian minat siswa di kelas adalah bentuk pengekspresian siswa

itu sendiri. Bentuk pengekspresian minat masing-masing orang khususnya

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

2

siswa kelas X-1 tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa

yang menunjukkan minat berupa keingintahuannya dengan bertanya dan

berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, tetapi ada pula yang

menunjukan ketidakberminatan dengan berbicara tidak sopan ke guru, ada

yang melakukan aktivitasnya sendiri, ada yang mengantuk, tidak

mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Bertolak dari bentuk pengekspresian minat seperti yang diamati dari

kelas X-1, Djamarah (2002) menjelaskan bahwa jika siswa itu berminat

maka bentuk pengekspresian minat umumnya dilakukan dengan cara

memberi pernyataan, memberikan perhatian, dan partisipasi. Jika dikaitkan

dengan beberapa hal di atas maka keberhasilan proses belajar akan

menentukan hasil belajar siswa, dan minat adalah salah satu penentu

keberhasilan proses belajar tersebut. Sehingga jika minat belajar ada pada

diri siswa,maka proses belajar akan berjalan baik dan perolehan hasil

belajar juga memuaskan.

Berkenaan dengan masalah minat dan hasil belajar peneliti telah

melakukan wawancara pada tanggal 4 Desember 2012 dengan guru

Biologi SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Peneliti mendapatkan

informasi dan gambaran masalah mengenai minat dan hasil belajar siswa

kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus dan

secara khusus pada kompetensi mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan

peranan virus dalam kehidupan manusia yang masih cukup rendah.

Berdasarkan atas penjelasan yang disampaikan guru, masalah-

masalah tersebut adalah yang pertama, minat siswa kelas X-1 SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

3

Seminari San Dominggo Hokeng terhadap pembelajaran pada kompetensi

menyangkut virus ini tergolong kurang. Minat siswa kelas X-1 masih

belum dapat digolongkan tinggi karena dari seluruh siswa,kebanyakan

siswa masih terlihat kurang antusias, mengantuk, melakukan aktivitas lain,

mengobrol dengan temannya saat pembelajaran berlangsung.

Selain itu dalam proses pembelajaran siswa masih sulit membedakan

apa yang dimaksudkan dengan virus dan perbedaannya dengan bakteri dan

protozoa. Siswa terlihat kebingungan dalam menjawab pertanyaan yang

dikemukakan guru. Masalah yang kedua adalah metode yang digunakan

guru belum bisa membuat seluruh siswa berminat meskipun metode yang

dipakai sudah beragam, antara lain diskusi informasi untuk membahas ciri-

ciri virus, replikasi, dan peranannya dalam kehidupan manusia, namun

secara umum metode yang digunakan guru adalah metode ceramah.

Jika melihat pencapaian hasil belajar, nilai ulangan siswa pada

materi virus dan peranannya juga masih kurang memuaskan. Menurut

keterangan guru pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah siswa kelas X-1

yang nilai ulangannya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah

37,50% yaitu sebanyak 10 orang dari total jumlah siswa 32 orang dan

ketuntasannya sebesar 62,50% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

sebesar 68. Sedangkan menurut standar ketuntasan yang ditetapkan

sekolah besarnya ketuntasan kelas adalah 75%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwasannya materi virus adalah materi yang belum

mencapai ketuntasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

4

Dari persentase ketuntasan tersebut, guru menjelaskan bahwasannya

pencapaian tertinggi dari kelas X-1 selalu berhubungan dengan hal yang

dekat dengan kehidupan siswa, misalnya penyakit yang disebabkan oleh

virus mampu dijawab baik oleh siswa. Akan tetapi untuk hal yang

menyangkut ciri-ciri virus, reproduksi dan manfaat virus bagi kehidupan,

belum mendapatkan pencapaian yang baik.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, ada berbagai

macam strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran

discovery. Menurut Moerdiyanto (2008) dalam tulisannya,

menggolongkan strategidiscovery sebagai suatu pendekatan metode

pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti hendak menerapkan strategi

pembelajaran discovery ini kepada siswa kelas X-1 SMA Seminari San

Dominggo Hokeng dalam mempelajari virus.

Discovery adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti penemuan.

Discovery ini pertama kali dikonsepkan oleh Bruner dalam Dahalar

(1989), ia berpendapat bahwa belajar melalui proses penemuan merupakan

belajar yang sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk yang selalu

mencari pengetahuan secara aktif. Strategi ini secara teori lebih

memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk bereksplorasi dan

menemukan suatu konsep pengetahuan yang dipelajari sehingga siswa bisa

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dengan discovery, pengetahuan

yang didapatkan siswa akan lebih mudah diingat dan diaplikasikan ke

kondisi yang berbeda, sehingga dapat memotivasi belajar dan melatih

kecakapan berpikir secara terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

5

Selain itu, berkenaan dengan tujuan mata pelajaran Biologi dalam

Standar Isi 2006 (BSNP, 2006), yang menyatakan bahwa mata pelajaran

Biologi bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang dapat berpikir

kritis analitis, mampu bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap

positif, objektif, tanggung jawab, dan lain-lain, sehingga diwajibkan bagi

para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis pada

penemuan baik penemuan mandiri maupun penemuan

terbimbing.Meskipun dalam Standar Isi mengemukakan tujuan di atas,

pada prakteknya siswa masih jauh dari cara berpikir kritis analitis, mampu

bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap positif, objektif, dan

tanggung jawab seperti yang termakhtub dalam Standar Isi 2006.

Maka berdasarkan beberapa masalah yang dikemukakan di atas,

peneliti memutuskan memilih “MENINGKATKAN MINAT DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 SMA SEMINARI SAN

DOMINGGO HOKENG PADA MATERI VIRUS DENGAN

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY”

sebagai judul penelitian skripsi.

B. Rumusan Masalah

Dari masalah yang diuraikan pada latar belakang maka secara

spesifik dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat

meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San

Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

6

2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San

Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?

C. Batasan Penelitian

Pada poin latar belakang telah dijelaskan mengenai masalah-masalah

yang menjadi perhatian peneliti. Sehingga yang menjadi batasan pada

penelitian ini antara lain:

1. Minat belajar

Minat belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng

pada materi virus merupakan salah satu batasan yang telah peneliti

tentukan. Sehubungan dengan banyaknya defenisi bentuk

pengekspresian minat, maka minat yang diangkat peneliti di sini

kemudian diuraiakan ke dalama tiga indikator yang mengacu pada

minat menurut Suhartini (2001) dan Djamarah (2002) yaitu:

a. Keinginan siswa untuk mengetahui sesuatu

b. Usaha untuk merealisasikan minatnya

c. Partisipasi aktif dalam kegiatan

2. Hasil belajar

Selain minat belajar, hasil belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San

Dominggo Hokeng juga merupakan batasan penelitian yang telah

peneliti tentukan pada penelitian ini. Hasil belajar ini digolongkan

peneliti ke dalam aspek yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

7

a. Ranah kognitif

Dalam ranah kognitif peneliti telah membatasi beberapa indikator

yang mengacu pada indikator kognitif versi lama. Indikator dalam

ranah kognitif di sini disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa

yaitu:

1) C1 (Ingatan)

2) C2 (Pemahaman)

3) C3 (Aplikasi)

4) C4 (Analisis)

b. Ranah afektif

Untuk hasil belajar ranah afektif, peneliti juga membatasi pada

beberapa kemampuan afektif yang akan diamati dalam penelitian

ini dengan mengacu pada pendapat Syah (2003). Ranah afektif

memiliki banyak indikator di tiap aspek kemampuannya antara

lain:

1) Aspek penerimaan dengan indikatornyamenunjukkan sikap

menerima

2) Aspek sambutan dengan indikatornya menunjukkan

kesediaan berpartisipasi

3) Aspek apresiasi dengan indikator menunjukkan sikap

menganggap penting

4) Aspek sambutan dengan indikator menunjukkan sikap

bersedia memanfaatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

8

c. Ranah psikomotorik

Untuk ranah psikomotorik, peneliti juga telah membatasi pada

dua aspek yang dapat diamati beserta indikatornya antara lain:

1) Aspek keterampilan bergerak dan bertindak dengan

indikatornya menunjukan koordinasi gerak mata serta bagian

tubuh

2) Aspek kecakapan ekspresif verbal dan non verbal dengan

indikatornya mengungkapkan pendapat dengan baik serta

membuat mimik

Dari setiap indikator pada ranah afektif dan psikomotorik

kemudian dirumuskan beberapa kegiatan yang dapat diamati yang

mengacu pada indikator-indikator di atas.

3. Objek Penelitian

Hal lain yang menjadi batasan pada penelitian ini adalah objek

penelitian yaitu minat dan hasil belajar.

4. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo

Hokeng sebanyak 29 orang dengan latar belakang minat dan

kemampuan intelektual yang berbeda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

9

5. Materi Virus

Materi virus secara struktur termuat di dalam Standar

Kompetensimata pelajaran Biologi SMA kelas X semester I yaitu

pada bagian 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk

hidup. Dalam standar kompetensi ini terdapat kompetensi dasar yang

membahas mengenai ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam

kehidupan yaitu pada bagian 2.1. Penelitian ini hanya dilakukan

dengan batasan kompetensi dasar tersebut. Dari kompetensi dasar

diuraikan lagi ke dalam beberapa indikator yang memuat materi

pokok sebagai berikut:

Tabel 1.1 Batasan Materi Virus

Indikator Materi pokok

Menjelaskan sejarah penemuan virus Sejarah penemuan virus

Menyebutkan nama ilmuwan yang

berperan dalam proses penemuan

virus

Menyebutkan ciri-ciri virus Ciri-ciri dan bagian tubuh

viruss Menjelaskan bagian tubuh virus

Menjelaskan cara

perkembangbiakkan pada virus

Reproduksi virus

Menyebutkan penyakit-penyakit

yang disebabkan oleh virus

Peranan virus bagi

kehidupan

Menjelaskan gejala penyakit yang

disebabkan oleh virus

Menjelaskan prinsip kerja vaksin

Menyebutkan contoh vaksin dana

kegunaannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

10

D. Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti juga telah menetapkan beberapa

indikator yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian ini,

antara lain:

1. Ketuntasan Siswa

Ketuntasan siswa pada penelitian ini dinyatakan dengan

persentase. Persentase ketuntasan ini digunakan untuk melihat dan

membandingkan besarnya ketuntasan dengan ketidaktuntasan siswa

hasil belajar siswa X-1 SMA Seminari San Dominggo setelah

penggunaan discovery, baik hasil belajar kognitif ataupun hasil belajar

afektif dan psikomotorik. Diketahui sebelum melakukan tindakan,

persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada materi virus sebesar

62,5%. Karena penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan hasil

belajar maka peneliti juga menetapkan persentase yang lebih tinggi.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi standar yang

ditetapkan peneliti yaitu persentase ketuntasan siswa harus mencapai ≥

75%.

2. Rata-rata Kelas

Selain menggunakan persentase sebagai ukuran keberhasilan,

peneliti juga menggunakan nilai rata-rata kelas sebagai alat ukur

keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila

besar rata-rata kelas adalah ≥ 75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

11

3. Persentase Minat

Persentase minat merupakan salah satu parameter yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan

berhasil ketika besarnya persentase minat mengalami kenaikkan.

Namun standar yang ditentukan peneliti adalah ≥ 75%. Jika terdapat

75% siswa dari seluruh siswa kelas X-1 yang terindikasi berminat atau

sangat berminat maka penelitian ini dikatakan berhasil.

4. Rata-rata Minat

Rata-rata minat termasuk salah satu indikator ketercapaian

penelitian ini. Dalam hal ini, jika rata-rata minat siswa ≥ 75 maka

penelitian ini dikatakan berhasil.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari

San Dominggo Hokeng dalam mata pelajaran Biologi dan secara

khusus pada materi virus.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San

Dominggo Hokeng pada materi virus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

12

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan agar memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini guru dapat memperkaya wawasan

mengenai strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara khusus pada

pembelajaran materi virus dan pembelajaran Biologi pada

umumnya.

b. Dengan adanya penelitian ini, guru dapat belajar mengidentifikasi

masalah yang terjadi di kelas bahwasannya masalah tidak selalu

datang dari siswa tapi juga dari guru.

c. Manfaat lainnya adalah guru dapat memperkirakan solusi yang

akan digunakan untuk mengatasi masalah di kelas.

2. Manfaat bagi Siswa

a. Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar

yang baru bagi siswa.

b. Selain itu berkenaan dengan strategi discovery, siswa dapat

diberikan ruang yang luas untuk dapat mengembangkan konsep

berpikir dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

c. Dengan penelitian ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

13

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Ketika penelitian ini berhasil dilakukan maka, siswa tentu dapat

berhasil meningkatkan hasil belajar dan minat belajarnya. Ketika

hasil belajar siswa baik, maka sekolah akan menerima pengaruh

positif yang besar seperti daya tawar sekolah yang besar di mata

orang tua dan para stakeholders.

b. Selain itu jika penelitian ini berhasil maka penelitian ini juga dapat

diujicobakan oleh guru mata pelajaran selain mata pelajaran

Biologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Berdasarkan tinjauan aksiologis dan jenisnya kata belajar adalah kata

kerja yang berarti proses untuk membuat perubahan tingkah laku dan

kecakapan melalui tindakan dan latihan. Sebelum masuk ke ranah yang

lebih jauh, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu belajar. Chaplin

dalam Syah (2003) menyatakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belajar hakekatnya

menghasilkan perubahan tingkah laku dan kecakapan melalui proses

tertentu. Pada konteks penelitian ini, belajar dikategorikan dalam proses

yang dapat diakses melalui pendidikan formal di sekolah.

Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2001), mengajar dan belajar

adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat,

bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan

saling menunjang satu sama lain. Sama halnya dengan pendapat

Susilana(2006) bahwa belajar merupakan akumulasi dari konsep mengajar

dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada paduan antara keduanya

yakni penumbuhan aktivitas subjek didik.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

15

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar

Mengacu pada definisi belajar merupakan suatu proses yang berakhir

pada produk (tingkah laku dan kecakapan), maka tentunya dalam proses

tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Gagne dalam Purwanto

(2008) berpendapat bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama

dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga

perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Dari pendapat tersebut telah

disebutkan mengenai stimulus yang mempengaruhi terjadinya proses

belajar. Sehinggga kesimpulan untuk pendapat Gagne adalah belajar

dipengaruhi stimulus.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik(1991) bahwa,

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pendapat

Hamalik tersebut peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi pembelajaran yaitu guru, siswa, media, materi

pembelajaran, metode pengajaran, fasilitas. Faktor manusiawi ini tidak

terlepas dari faktor fisik (kesehatan), psikis (minat), dan lingkungan

(keluarga, teman, dan masyarakat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

16

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai

kesuksesan seseorang di berbagai bidang, baik di bidang kerja, hobi, dan

lain-lain. Dengan adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian

lebih, konsentrasi lebih, sikap tekun dalam mengerjakan sesuatu meskipun

dalam waktu yang lama. Selain itu minat dapat membuat seseorang dapat

mudah menyimpan ingatan dan tidak mudah bosan terhadap apa yang

dikerjakan. Dalam konteks minat belajar, siswa yang berminat akan

cenderung lebih mudah memperhatikan apa yang dipelajari, mudah

mengingat apa materi yang dipelajari, dan lebih tekun dalam belajar.

Sudarsono (2003) mengungkapkan bahwasannya minat merupakan

bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan

karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut. Definisi

minat lainnya oleh Syah(2003) menyatakan bahwasannya minat (interest)

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu.Selanjutnya Hilgard dalam Slameto (2010)

berpendapat, “Interest is persisting to pay attention to and enjoy some

activity or content” yaitu minat adalah kecenderungan untuk

memperhatikan beberapa aktivitas atau mengikuti aktivitas itu sendiri.

Dari beberapa hasil pemikiran para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang untuk

tertarik akan suatu hal dan memiliki keinginan yang besar untuk

memperhatikan dan melakukan suatu kegiatan. Dari kesimpulan ini pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

17

dapat kita ketahui secara jelas bahwa minat sangat berperan dalam

menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Jika minat ini kita hubungkan dengan konteks aktivitas belajar maka

minat adalah salah satu alat untuk memotivasi siswa untuk melakukan

pembelajaran. Begitulah menurut Surya(2010) yang berpendapat bahwa

minat merupakan salah satu faktor utama yang menggerakan anak untuk

melakukan suatu aktivitas atau aktivitas belajarnya. Sehingga secara

sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk

memenuhi keinginan atau kehendak, di mana anak dengan minatnya itu

bisa melihat bahwa seuatu yang dilihatnya akan mendatangkan faedah

sehingga akan mendatangkan kepuasan jika dilakukan.

Hubungannya dengan pembelajaran Biologi, jika seorang siswa

berminat terhadap pembelajaran Biologi yang dilakukan maka siswa

tersebut dapat memecahkan masalah-masalah dan fenomena-fenomena

alam yang ada di sekitarnya secara kritis dan sistematik.

2. Klasifikasi Minat Belajar

Berdasarkan beberapa pendekatan yang berbeda, para ahli telah

mencoba mengklasifikasikan minat dengan beberapa kategori sebagai

berikut:

Menurut Surya (2007) minat dapat diklasifikasikan berdasarkan

sebab akibat sebagai berikut:

a. Minat Volunter, adalah minat yang datang dari dalam diri siswa tanpa

adanya pengaruh dari luar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

18

b. Minat Involunter, adalah minat yang datang kepada siswa karena

terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang diciptakan guru.

c. Minat Nonvolunter, adalah minat yang timbul dari diri siswa secara

paksa.

Lain pendapat menurut Super & Krites dalam Suhartini (2001) yang

mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk

pengekspresiannya, antara lain:

a. Expressed Interest, adalah minat yang diekspresikan melalui verbal

yang menunjukan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai

suatu objek atau aktivitas

b. Manifest Interest, adalah minat yang disimpulkan dari keikutsertaan

individu pada suatu kegiatan tertentu

c. Tested Interest, adalah minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan

atau keterampilan dalam suatu kegiatan

d. Inventoried Interest, adalah minat yang diungkapkan melalui inventori

minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan

Berikut menurut Krapp, et. Al dalam Suhartini (2001) yang

membedakan minat menjadi tiga yaitu:

a. Minat Personal

Minat personal merupakan minat yang relatif stabil yang

mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal

merupakan suatu bentuk rasa senang atau tidak senang, tertarik atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

19

tidak tertarik dan tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang

besar dari pengaruh eksternal.

b. Minat Situasional

Minat situasional merupakan minat yang cenderung berganti-

ganti tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut dapat

berupa metode pengajaran, media pembelajaran, suasana kelas,

dorongan keluarga. Jika minat situasional ini dapat dipertahankan,

maka selanjutnya minat ini dapat berubah ke minat personal ataupun

minat psikologikal.

c. Minat Psikologikal

Minat psikologikal merupakan minat yang tumbuh karena

pengaruh minat personal dan minat situasional. Misalnya jka siswa

memiliki pengetahuan tertentu yang cukup dan situasi belajarnya

mendukung, maka selanjutnya dalam aktivitasnya dia akan mendalami

secara terstruktur di kelas dan secara pribadi di luar kelas.

3. Indikator Minat Belajar

Pada umumnya minat disampaikan dalam bentuk pengekspresian

seseorang atau siswa. Setiap orang tentu berbeda dalam mengekspresikan

minatnya tergantung pada seperti apa minat yang dimilikinya dan sejauh

mana minat tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana minat seseorang

akan sesuatu, dibutuhkan beberapa indikator yang berguna untuk

mengukur dan menganalisa minat tersebut. Beberapa indikator yang dapat

digunakan adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

20

Dari pendapat Suhartini (2001) minat dapat diukur dan dianalisa

melalui indikator sebagai berikut:

a. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu

b. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi

c. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi

d. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap

sesuatu

Berbeda dari Suhartini, Djamarah (2002) yang lebih terkonsentrasi

pada minat belajar siswa, berpendapat bahwa minat belajar siswa dapat

dianalisa dengan indikator sebagai berikut:

a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya

b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang

diminatinya tanpa menghiraukan yang lain

Berdasarkan pendapat dua ahli mengenai indikator tersebut, dapat

kita simpulkan bahwa minat siswa dapat diukur melalui partisipasi

aktifnya di kelas maupun aktivitasnya di luar kelas untuk mencapai apa

yang menjadi fokusnya dari suatu mata pelajaran yang diminatinya baik

dengan melakukan kegiatan yang berhubungan, fokus saat mengikuti mata

pelajaran yang bersangkutan di kelas.

Sehubungan dengan pengukuran minat belajar yang tentunya

mengacu pada indikator minat, maka untuk mengukur minat siswa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

21

penelitian ini, akan digunakan juga indikator-indikator sebagaimana yang

telah diuraikan di atas.

4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar

Menyadari akan keberadaan minat belajar sangat penting untuk

mendorong siswa untuk belajar, maka penting bagi guru untuk

menumbuhkan minat tersebut dalam diri siswa karena menurut Gie (2002)

pentingnya minat dalam belajar sebagai berikut:

a. Minat dapat melahirkan perhatian yang lebih terhadap sesuatu

b. Minat dapat memudahkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar

c. Minat dapat mencegah adanya gangguan perhatian dari luar

d. Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

e. Minat dapat memperkecil timbulnya rasa bosan dalam proses pelajaran

Minat bukan merupakan hal yang sudah menjadi tetapan dalam diri

seorang sehingga minat bisa berubah dan ditumbuhkan. Adapun dalam

menumbuhkan minat belajar, guru dapat melakukan beberapa cara seperti

yang dikemukakan oleh Rooijakers dalam Slameto (2010) bahwa

menumbuhkan minat-minat baru dapat pula dicapai dengan cara

menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang

sudah diketahui siswa. Sedangkan secara lebih rinci Djamarah (2002)

menegaskan bahwa cara menumbuhkan minat siswa dalam belajar dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

22

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,

sehingga dia rela belajar tanpa paksaan

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan

pengalaman yang dimiliki anak didik, sehinggga anak didik mudah

menerima bahan pelajaran

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif dan kondusif

d. Menggunakan berbagai macam bentuk teknik mengajar dalam konteks

perbedaan individual anak didik

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil belajar

Melalui definisi belajar, kita dapat mengetahui bahwa hasil belajar

adalah ketika seseorang belajar dia akan menghasilkan suatu perubahan

pada dirinya. Perubahan tersebut bisa diidentifikasikan melalui tindakan,

pikiran dan perkataan. Seperti yang kita ketahui hasil belajar dapat

dikelompokan menjadi beberapa ranah, yaitu afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Hasil belajar pada hakekatnya adalah prestasi akan

ketercapaian siswa selama proses pembelajaran sehingga untuk

mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur melalui perubahan prestasi

tersebut. Menurut Maehr dalam Suryabrata (2001) prestasi belajar adalah:

a. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diukur

dengan menggunakan tes prestasi belajar (achievement test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

23

b. Prestasi belajar merupakan hasil perubahan dari individu itu sendiri

bukan hasil dari perbuatan orang lain

c. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang telah

ditetapkan

d. Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan secara

sengaja dan disadari, jadi bukanlah suatu kebiasaan atau perilaku

yang tidak disadari

Sedangkan menurut Syah (2003) prestasi belajar merupakan hasil

interaksi sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara

keseluruhan.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil yang didapatkan dari serangkaian kegiatan

belajar individu siswa yang secara sadar dilakukannya, dapat dinilai dan

dievaluasi berdasarkan aspek tertentu. Salah satu cara untuk

mengukurnya adalah dengan mengadakan evaluasi baik secara lisan

maupun tulisan. Telah disebutkan aspek yang berhubungan dengan

prestasi belajar, adalah aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek

psikomotorik. Ketiga aspek ini yang biasa menjadi tolak ukur perubahan

siswa ketika telah mendapatkan pembelajaran dan dirumuskan dalam

bentuk nilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

24

2. Indikator Hasil Belajar

Setiap siswa yang melakukan pembelajaran pastinya menghendaki

hasil belajarnya mendapat nilai yang baik. Cara penilaian hasil belajar

yang diketahui selama ini adalah dengan mempertimbangkan indikator-

indikator pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk menilai

siswa dari ranah kognitif dan psikomotor tergolong mudah, akan tetapi

untuk ranah afektif atau rasa cenderung sulit karena rasa ini gampang

terkamuflase dengan banyak faktor eksternal. Seperti misalnya ketika

siswa mengapresiasi pembelajaran, belum tentu siswa benar-benar

mengapresiasi. Untuk hal pengekspresian rasa bagi siswa di Indonesia

masih sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi karena faktor eksternal

seperti budaya, rasa segan, rasa tidak enak, rasa kurang sopan. Terlepas

dari itu, menurut beberapa ahli, hasil belajar dapat dikelompokan sebagai

berikut:

Menurut pendapat Gagne dalam Slameto (2010), hasil belajar

dibedakan menjadi lima aspek, yaitu keterampilan motoris, strategi

kognitif, informasi verbal, sikap dan strategi kognitif. Sedangkan menurut

Tafsir (2008), hasil belajar atau perubahan bentuk tingkah laku yang

diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang

meliputi tiga aspek, yaitu:

1) Tahu, mengetahui (knowing)

2) Terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing)

3) Melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekuen (being)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

25

Pendapat di atas dibedakan lagi dan dipertegas oleh Bloom dalam

Winkel (2004) yang kini menjadi acuan penggolongan hasil belajar di

Indonesia yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective

domain), ranah psikomotorik (psychomotor domain). Berdasarkan

beberapa pendapat ahli di atas, peneliti cenderung sependapat dengan

Bloom karena pengelompokan ranah yang dipaparkan cenderung lebih

mudah untuk menentukan indikator apa saja yang akan diukur.

Adapun ranah kognitif tersebut selanjutnya dikembangkan oleh

Bloom dalam Arikunto (2001) menjadi suatu taksonomi (tingkatan)

berdasarkan prinsip metodologis, psikologis, logis, dan tujuan. Tingkatan

kognitif tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom

Tingkat Kognitif

(Indikator Kognitif) Keterangan

Mengenal (recognition) - Dapat memilih satu dari dua atau lebih

jawaban

- Dapat mengungkapkan kembali

Pemahaman

(comprehension)

- Mampu menghubungkan fakta

sederhana atau konsep

- Mampu menentukan jawaban dari

konsep-konsep yang ada

Penerapan (application) - Mampu memilih suatu konsep, hukum,

dalil, gagasan, atau cara secara tepat

untuk diterapkan

- Mampu memilih penerapan yang tepat

pada situasi baru.

Analisis (analysis) - Mampu menjelaskan hubungan situasi

kompleks dengan konsep dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

26

Tingkat Kognitif

(Indikator Kognitif) Keterangan

Sintesis (synthesis) - Mampu menyusun atau menggabungkan

hal-hal spesifik untuk suatu struktur baru

Evaluasi (evaluation) - Mampu menilai konsep dan fakta

berdasarkan atas hukum dan prisip

Untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dari tiga

ranah tersebut, dibutuhkan indikator-indikator seperti yang diungkapkan

oleh Syah (2003) bahwa kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data

hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui

garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan

dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Dan untuk

lebih mudah dalam memahami jenis ranah dan indikator-indikatornya

telah disertakan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2 Ranah Afektif dan Psikomotorik, Indikator, Cara Evaluasi

Jenis Prestasi/Ranah Indikator Cara Evaluasi

Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan Menunjukan sikap menerima

Menunjukan sikap menolak Tes tertulis Tes Skala Sikap Observasi

2. Sambutan Kesediaan berpartisipasi/terlibat Kesediaan memanfaatkan

Tes Skala sikap Pemberian tugas Observasi

3. Apresiasi Menganggap penting dan bermanfaat Menganggap indah dan harmonis Mengagumi

Tes Skala sikap Pemberian tugas Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

27

Jenis Prestasi/Ranah Indikator Cara Evaluasi

4. Internalisasi Mengakui dan meyakini Mengingkari

Tes Skala sikap Pemberian tugas ekspresif dan proyektif Observasi

5. Karakterisasi Melembagakan atau meniadakan Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari

Pemberian tugas ekspresif dan proyektif Observasi

Ranah Karsa (Psikomotorik) 1. Keterampilan bergerak

dan bertindak Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya

Observasi Tes tindakan

2. Kecakapan ekspresif verbal dan non verbal

Mengucap Membuat mimik dan gerak jasmani

Tes tulisan Tes lisan Observasi

Sumber: Syah (2008)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Seperti yang kita ketahui, hasil belajar siswa merupakan hasil dari

proses pembelajaran siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar, siswa harus

mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun

terkadang selama melakukan proses tersebut, siswa baik secara sadar dan

tidak sadar akan menjumpai dengan banyak sekali faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor tersebut bisa datang dari internal

siswa atau eksternal atau lingkungan belajarnya. Pengaruh yang

ditimbulkan oleh sebab faktor-faktor tersebut bisa berakibat positif dan

negatif. Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

28

a. Faktor intern yakni faktor yang ada dalam diri individu. (1) Faktor

jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh, (2) Faktor

psikologis yang terdiri dari intelegensi, minat, perhatian, bakat,

kematangan, serta kesiapan siswa, (3) Faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern yakni faktor yang ada di luar individu. (1) Faktor

keluarga, pengaruhnya dapat berupa cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, (2) Faktor sekolah

dapat memberikan pengaruh berupa metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dan siswa, relasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat

pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, serta tugas rumah, dan (3) Faktor masyarakat

yang turut berpengaruh seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,

media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Kemudian untuk melengkapinya peneliti menyajikan pandangan

menurut Nasution dalam Djamarah (2002) yang mengungkapkan bahwa

belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsur-

unsur lain yang terlibat di dalamnya yaitu raw input, learning teaching

process, environmental input, instrumental input, dan output.Berikut

adalah penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut yang disajikan dalam

bentuk gambar ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

29

Gambar2.1Raw Input, Learning Teaching Process,Environmental Input, Instrumental Input, dan Output.Djamarah (2002)

a. Raw Input adalah masukan atau bahan mentah atau merupakan faktor

internal dari dalam diri siswa. Faktor ini terdiri dari komponen

kapasitas IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, sikap,

kebiasaan.

b. Instrumental Input adalah sesuatu yang sengaja dirancang dan

dimanipulasi guna mencapai tujuan pembelajaran dan terdiri dari

komponen guru, metode, teknik, media, sumber belajar, serta sarana.

c. Environmental Input adalah lingkungan di sekitar yang terdiri dari

lingkungan sosial, fisik, kultural.

d. Learning Teaching Process adalah aktivitas belajar dan mengajar

antara siswa dan guru.

e. Output adalah hasil atau keluaran dengan kualifikasi tertentu dari

proses belajar mengajar dan biasa disebut dengan hasil belajar atau

prestasi belajar.

LEARNING TEACHING PROCESS

ENVIRONMENTAL INPUT

INSTRUMENTAL INPUT

OUTPUT RAW INPUT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

30

D. Strategi Pembelajaran Discovery

1. Pengertian Strategi Discovery

Discovery adalah kata bahasa Inggris berarti penemuan. Menurut

Moerdiyanto(2008), Discovery merupakan strategi yang digunakan guru

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan

menemukan sendiri jawaban terhadap persoalan yang sedang dipelajari.

Strategi pembelajaran ini pertama kali dikemukakan oleh Bruner dalam

Dahalar (1989). Menurut Bruner belajar melalui proses penemuan

merupakan belajar yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk

yang selalu mencari pengetahuan secara aktif. Pengetahuan yang didapat

melalui discovery akan lebih tahan lama dan mudah diingat, selain itu

dapat juga digeneralisir ke dalam persoalan sejenis dalam kondisi yang

berbeda.

Proses merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dalam strategi

discovery. Dalam berproses secara discovery siswa wajib mengikuti

serangkaian kegiatan yang didasarkan pada prinsip kerja ilmiah yang logis

dan sistematis seperti mengamati, menggolongkan, membuat hipotesa,

menjelaskan, menarik kesimpulan. Karena menekankan prinsip kerja

ilmiah maka discovery dapat menumbuhkan motivasi belajar yang

merupakan penggerak tumbuhnya minat belajar.

Dalam perkembangannya, banyak para ahli yang mengemukakan

pendapatnya mengenai strategi discovery, di antaranya adalah Amien

(1987) yang berpendapat bahwadiscovery adalah suatu kegiatan atau

pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

31

menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mengamati,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan mengukur,

menarik kesimpulan, dan lain sebagainya. Kemudian pendapat lain

mengatakan bahwa discovery juga merupakan proses mental ketika anak

atau individu mengasimilasi berbagai konsep dan prinsip seperti yang

diutarakan oleh Carind & Sund dalam Amien (1987).

Jika Amien lebih menitikberatkan discovery sebagai proses mental

maka discovery menurutHamalik(1991),adalah suatu pengajaran yang

meliputi metode-metode yang didesain untuk mendorong sikap belajar

aktif, berorientasi pada proses, membimbing diri sendiri (self-directed),

dan model belajar reflektif.

Maka jika melihat pemaparan para ahli di atas, dapat kita ambil

kesimpulan bahwa strategi discovery merupakan suatu rancangan

pembelajaran yang mengutamakan proses dan dirancang sedemikian rupa,

agar dalam pembelajaran dapat melibatkan peran siswa secara luas untuk

menemukan konsep dan prinsip dengan cara mengasimilasi berbagai

pengetahuan yang dimiliki siswa.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Discovery

Dalam pembelajaran yang menggunakan strategi discovery, siswa

dibimbing oleh guru untuk menemukan konsep atau prinsip atas

pengetahuan yang sudah dimilikinya. Untuk menemukan konsep atau

prinsip tersebut, siswa perlu melakukan observasi atau pengamatan,

menggolongkan, membuat hipotesa dari hasil pengamatan, menjelaskan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

32

dan menarik kesimpulan yang didasarkan kepada pemikiran logis dan

kerja yang sistematis. Jadi dalam pembelajaran discovery, siswa tidak

sampai melakukan eksperimen mandiri atau menguji konsep atau pun

prinsip.

Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi discovery dapat dibagi

menjadi beberapa tahapan menurut Djamarah (2002) sebagai berikut:

Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Discovery

Tahapan Keterangan

1. Penyajian masalah

(stimulasi)

Guru memulai pembelajaran dengan cara

mengajukan persoalan berupa uraian masalah.

2. Perumusan masalah Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi

masalah, selanjutnya dari masalah tersebut siswa

diarahkan membuat pertanyaan penyelidikan dan

hipotesis.

3. Pengumpulan data Untuk menjawab pertanyaan dan membuktikan

hipotesis yang dibuat siswa, guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan

informasi yang relevan, mengamati objek secara

perorangan maupun berkelompok.

4. Pengolahan data Informasi-informasi yang diperoleh siswa dari

kegiatan pengumpulan data diklarifikasi, dihitung

dan ditafsirkan.

5. Pembuktian Berdasarkan hasil pengolahan data, siswa

diarahkan untuk menjawab pertanyaan dan

menguji hipotesis yang telah dibuatnya di awal

pembelajaran, apakah pertanyaan yang dibuat

siswa terjawab atau tidak dan apakah hipotesisnya

terbukti atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

33

Tahapan Keterangan

6. Generalisasi Dari semua kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan, siswa diarahkan untuk belajar menarik

kesimpulan mengenai permasalahan yang

disajikan.

E. Gambaran Umum Materi Virus

Sebagai salah satu mata pelajaran ilmu alam, Biologi tidak pernah

terlepas dari segala fenomena yang terjadi di sekitar kita khusus yang

berhubungan dengan gejala-gejala kehidupan. Keterikatan ini ditunjukan

dengan salah satu kompetensi pada mata pelajaran Biologi yaitu

mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam kehidupan

manusia.

Tabel 2.4 Gambaran Umum Kompetensi dan Materi Virus

KOMPETENSI INDIKATOR MATERI

Mendeskripsikan

ciri-ciri virus,

replikasi, dan

peranannya

dalam kehidupan

1. Menjelaskan sejarah penemuan

virus

2. Menyebutkan nama ilmuwan yang

berperan dalam proses penemuan

virus

Sejarah

penemuan virus

3. Menyebutkan ciri-ciri virus

4. Menjelaskan bagian tubuh virus

Ciri-ciri virus

Bakteriofage

5. Menjelaskan cara

perkembangbiakkan pada virus Replikasi virus

6. Menyebutkan penyakit-penyakit

yang disebabkan oleh virus

7. Menjelaskan gejala penyakit yang

disebabkan oleh virus

Penyakit yang

disebabkan oleh

virus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

34

KOMPETENSI INDIKATOR MATERI

8. Menjelaskan prinsip kerja vaksin

9. Menyebutkan contoh vaksin dan

kegunaannya

Kegunaan virus

bagi kehidupan

Virus merupakan organisme peralihan yang dapat hidup pada sel

hidup adalah salah satu bentuk fenomena kehidupan. Di dalam kompetensi ini

siswa dituntut untuk menggunakan daya pikir yang kritis dan analitis, sikap

yang terbuka dan objektif. Maka jika dikaitkan dengan tuntutan akan sikap

dan daya pikir siswa peneliti melihat bahwa kompetensi ini akan tercapai jika

menggunakan strategi discovery yang telah dipaparkan sebelumnya.

Pada indikator pertama dan kedua dirumuskan sejarah penemuan virus

sebagai titik awal pembelajaran. Indikator tersebut menjelaskan bahwa

penemuan virus dimulai dengan sintesis hipotesa dari beberapa percobaan

yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan saat terdapat bercak kekuningan pada

tanaman tembakau. Berbagai hipotesa saling melengkapi sampai pada

akhirnya Stanley berhasil mengkristalkan materi penyerang tanaman

tembakau dan dinamai TMV.

Pada indikator ketiga, keempat, dan kelima ciri-ciri virus dan cara

perkembangbiakkannya menjadi rumusan utama. Virus adalah makhluk

peralihan karena tidak digolongkan sebagai makhluk hidup tetapi tidak juga

digolongakan sebagai makhluk mati. Virus memiliki cara hidup dan

reproduksi yang unik dan hanya dapat hidup ketika berada di dalam inang.

Selain itu bagian tubuh virus tersebut ternyata memiliki fungsi yang spesifik

seperti ekor, kepala, DNA atau RNA. Reproduksi juga dilakukan dalam tubuh

inang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

35

Indikator selanjutnya lebih menjelaskan mengenai peran dan manfaat

virus dalam kehidupan. Virus selalu bersifat parasit tetapi virus juga memiliki

manfaat dalam membentuk antibodi tertentu. Tentu saja dengan penggunaan

vaksin yang merupakan hasil kultur virus tertentu, makhluk hidup dapat

bertahan dari infeksi virus.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa dalam standar kompetensi

memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup, sesorang siswa

harus bisa membedakan kelompok makhluk hidup yang satu dengan yang

lain. virus memang makhluk peralihan, tetapi virus perlu dimasukkan dalam

standar ini agar siswa dapat membedakan virus dengan mikroorganisme lain.

F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery

Sesuai dengan muatan materi yang telah dipaparkan sebelumnya,

diketahui bahwa untuk membuat siswa mampu mengkonsepkan pengetahuan

tentang virus dirasa cukup sulit menemukan metode yang sesuai. Namun di

dalam discovery, seluruh materi tersebut dapat direduksi dan diasimilasi siswa

dengan serangkaian tahapan dalam discovery.

Melalui tahapan perumusan masalah, misalnya siswa belajar membuat

pertanyaan atau pernyataan saat melihat gambar penderita cacar air (sub

materi peranan virus dalam kehidupan), atau saat membaca artikel mengenai

sejarah penemuan virus (sub materi sejarah penemuan virus). Melalui tahapan

olah data, siswa diberi kebebasan untuk menganalisis data temuan baik

mengenai nama ilmuwan, tahun, eksperimen yang dilakukan, atau fakta-fakta

temuan (sejarah penemuan virus) yang dapat digunakan untuk menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

36

pertanyaan yang dibuatnya. Dengan tahap verifikasi siswa dapat

membandingkan informasi yang disampaikan guru dengan hipotesa yang

dibuatnya sehingga di tahap akhir siswa mampu membuat kesimpulan

mengenai peranan virus atau sejarah penemuan virus.

G. Penelitian yang Relevan

Keberhasilan discovery dalam meningkatkan hasil belajar telah dibuktikan

melalui penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian

dengan penerapan discovery oleh Lestari (2008) dalam rangka meningkatkan

hasil belajar Matematika kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda pada pokok

bahasan bangun datar diperoleh peningkatan rata-rata sebesar 68,68 dari

57,99. Selain penelitian tersebut, Chusnah (2010) juga menggunakan

discovery untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V pada MI Miftahul

Ulum Kejapanan. Pada penelitian tersebut, peneliti yang bersangkutan berhasil

meningkatkan persentase ketuntasan dari 30% menjadi 81%.

H. Kerangka Berpikir

Seperti yang diketahui bahwa indikasi minat belajar siswa X-1 cukup

rendah dan kurang mendorong pencapaian hasil belajar yang baik.

Ketidaktercapaian itu terlihat dari persentase ketuntasan sebesar 62,50 % dari

32 siswa. Dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA

Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus, peneliti menggunakan

strategi discovery yang sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa

seperti yang dilakukan oleh dua Chusnah dan Lestari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

37

Hubungan discovery dengan materi virus dilihat dari muatan materi yang

bisa digunakan dalam pembelajaran yaitu siswa diajak untuk melakukan

research sederhana dengan menggunakan literatur atau sumber belajar lain

seperti video atau film dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang

virus. Di dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang virus, siswa

akan diajak untuk aktif dan mampu bersinergi. Selama proses pembelajaran

dengan strategidiscovery, segala aspek dari afektif dan psikomotorik akan

dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai kognitifnya. Hal tersebut nampak

ketika siswa diajak untuk mengolah dan menganalisis proses

perkembangbiakkan virus melalui video, siswa akan menggunakan

kemampuan afektif dan psikomotoriknya seperti memperhatikan dengan serius

video yang ditampilkan, menulis poin-poin penting yang ditemukan,

mencocokan poin tersebut dengan literatur, melakukan koordinasi dengan

anggota kelompoknya, dan lain-lain.

Strategi discovery ini mengutamakan proses maka ketika proses

penemuan berjalan dengan baik sehingga output (hasil belajar) yang

dihasilkan juga akan baik pula. Siswa akan menemukan ketertarikannya ketika

proses penemuannya berjalan dengan baik dan berhasil mendapatkan output

yang baik pula.

I. Hipotesis

Dari beberapa hal yang telah dijabarkan sebelumnya mengenai hakekat

belajar, minat belajar, hasil belajar, serta discovery maka dapat diketahui

bahwasannya discovery adalah metode yang mengasah daya pikir siswa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

38

memberikan siswa ruang belajar yang luas, sehingga siswa mampu

menemukan konsep pengetahuannya sendiri. Dalam proses menemukan

konsep inilah siswa dapat menggunakan segala kemampuannya sehingga

pengetahuan yang didapat adalah pengetahuan yang konstruktif dan

transformatif. Dengan discovery pula, siswa tidak diharus untuk berpaku pada

sistem belajar yang kaku. Selain jabaran mengenai discovery, beberapa

penelitian yang relevan mengenai discovery juga mendukung kesimpulan

bahwasannya discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik kognitif

atau pun kemampuan afektif dan psikomotorik serta dapat meningkatkan

minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tertentu,

Fuchan (1982) mengungkapkan bahwasannya metode penelitian

merupakan strategi atau cara ilmiah dan sistematis untuk mendapatkan

data yang dapat diolah dan dianalisis. Setiap metode yang digunakan

secara tepat pada dasarnya dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Penelitian yang berjudul Penggunaan Strategi Discovery untuk

Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Seminari

San Dominggo Hokeng pada Materi Virus adalah jenis Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sanjaya (2009), Penelitian Tindakan

Kelas merupakan jenis penelitian yang dilakukan untuk menemukan

pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan

terkontrol. Tindakan dalam PTK dapat diartikan sebagai bentuk perlakuan

tertentu yang dilakukan oleh guru terhadap kelas yang menjadi tempat

proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan

ketika guru menemukan masalah dalam pembelajaran seperti hasil belajar

siswa yang kurang memuaskan atau kurangnya minat belajar siswa

terhadap mata pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

40

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi discovery

sebagai tindakan yang diujicobakan kepada siswa khusus dalam

pembelajaran mengenai virus guna meningkatkan hasil dan minat belajar.

B. Setting Penelitian

1. Objek Penelitian

Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah hasil belajar dan

minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 SMA

Seminari San Dominggo Hokeng yang berjumlah 29 orang. Dari 29

orang siswa ini memiliki latar belakang, status sosial, status ekonomi,

dan kemampuan dalam pembelajaran yang berbeda.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Seminari San Dominggo

Hokeng yang bertempat di Dusun Wolorona, Desa Hokeng Jaya,

Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

4. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu

dari bulan Juli – bulan Agustus pada semester 1 tahun ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

41

2013/2014. Di masa awal sebelum dilakukan penelitian peneliti

mengadakan observasi sekolah guna melihat beberapa faktor

pendukung aktivitas belajar seperti sarana prasarana sekolah dan

terutama sarana prasarana kelas X-1.

C. Rancangan Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menggunakan

siklus-siklus. Menurut Mc Kennan dalam Moerdiyanto (2008) tiap siklus

terdiri dari beberapa langkah yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap bagian

dari siklus tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Planning adalah

langkah pertama siklus yang berfungi dalam merencanakan tindakan yang

akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan segala perangkat selama

satu siklus. Acting adalah langkah kedua setelah perencaan yaitu langkah

pelaksanaan tindakan yang sudah dirancang pada tahap planning. Langkah

ketiga dalam siklus adalah observing yang merupakan tahap pengamatan

terhadap aktivitas belajar siswa dan jika ada penilaian yang dilakukan

selama pembelajaran, maka pada tahap ini biasanya dilakukan. Tahap

terakhir adalah refleksi. Refleksi ini digunakan untuk melihat kekurangan

dan keberhasilan pada tahap acting dan observing.

Secara gagasan siklus ini direncanakan oleh peneliti namun dalam

pelaksanaan khusus pada tahap observing, peneliti bekerja sama dengan

dua guru yaitu guru mata pelajaran Biologi dan guru lain yang bertugas

sebagai observer. Pemilihan observer ini berfungsi agar peneliti bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

42

berfokus pada pemberian tindakan sehingga hasil yang dicapai sesuai

dengan yang diharapkan peneliti. Siklus 1 digunakan untuk pembelajaran

mengenai sejarah penemuan virus dan ciri-ciri virus sementara siklus 2

untuk pembelajaran mengenai replikasi virus serta peranan virus dalam

kehidupan. Di akhir masing-masing siklus 1 dan 2 evaluasi pembelajaran

diadakan.

Pola Penelitian Tindakan Kelas yang dijalankan peneliti adalah

mengikuti pola dari Hopkins (1993).

Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins

Pada pola yang ada pada gambar di atas, menunjukkan posisi

masalah adalah yang teratas. Ini menggambarkan bahwasannya masalah

MASALAH

PLANNING

ACTING

OBSERVING

REFLECTING

PLANNING

OBSERVING

REFLECTING

ACTING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

43

pembelajaran yang terjadi di kelas merupakan alasan bagi seorang guru

atau peneliti untuk melakukan penelitian. Masalah tersebut terlebih dahulu

harus diidentifikasi agar peneliti dapat menemukan perencanaan tindakan

yang tepat agar dapat mengatasi masalah tersebut. Setelah

mengidentifikasi masalah barulah peneliti akan masuk ke dalam siklus

yang dimulai dari perencanaan. Identifikasi masalah dilakukan tidak hanya

dengan melihat kegiatan siswa di kelas melainkan harus dengan bukti

empiris. Dalam mengidentifikasi masalah sebelum dilakukannya

penelitian, peneliti menggunakan tes awal untuk melihat kemampuan awal

siswa.

1. Siklus 1

a. Planning

Beberapa poin penting yang dilakukan peneliti pada tahap

perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan

dalam kegiatan belajar mengajar

2) Menyiapkan sumber belajar, media pembelajaran, bahan, dan

alat untuk kegiatan pembelajaran

3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat format evaluasi berupa soal-soal evaluasi, kisi-kisi

soal, dan kunci jawaban

5) Membuat lembar observasi

6) Membuat lembar penilaian hasil belajar

7) Membuat lembar kuisioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

44

b. Acting

Pada tahap ini terdapat beberapa poin penting yang dilakukan

peneliti selama pelaksanaan tindakan, yaitu menerapkan tindakan

yang sudah direncanakan. Jika selama pelaksanaan tindakan

terdapat penyimpangan terhadap rencana maka peneliti akan

mengulang tindakan tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan

peneliti selama tahap acting adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok belajar (selama pembelajaran) siklus 1.

2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi

discovery sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menjelaskan sejarah

penemuan virus 2. Menyebutkan nama

ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus

1 dan 2 Stimulasi

1. Siswa membaca artikel sejarah penemuan virus

Perumusan masalah

2. Siswa merumuskan pertanyaan mengenai sejarah penemuan virus dan hipotesa awal

Pengumpulan data

3. Siswa mengumpulkan data dari buku cetak

Analisis data

4. Siswa menganalisis data dari buku dan membuat hipotesa baru

Verifikasi data

5. Siswa menyampaikan hipotesa dan guru memverifikasi

Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang sejarah penemuan virus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

45

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menyebutkan ciri-ciri

virus 2. Menjelaskan bagian

tubuh virus

3 dan 4 Stimulasi 1. Siswa mereview sejarah penemuan dan membaca clue pada LKS 2

Perumusan masalah 2. Siswa menulis ciri virus berdasarkan temuan para ahli, menggambar tubuh virus berdasarkan clue dan menjelaskan bagian tubuh

Pengumpulan data 3. Siswa mencari informasi mengenai tubuh virus dan ciri-ciri virus

Analisis data 4. Siswa membandingkan hipotesa awalnya dan menulis hipotesa baru

Verifikasi data 5. Siswa menggambar tubuh virus dan menyebutkan ciri-ciri virus kepada kelompok lain, siswa lain melengkapi, dan peneliti memverifikasi hasil analisis siswa

Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang bagian tubuh dan ciri-ciri virus

c. Observing

1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan

psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan

lembar observasi afektif dan psikomotorik

2) Menilai hasil pengamatan berdasarkan data dari lembar

observasi

3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar

kognitif siswa pada siklus 1.

4) Membagikan kuisioner minat belajar kepada siswa untuk diisi

secara pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

46

5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data

dari kusioner

6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa

berdasarkan data hasil post test

7) Mengevaluasi tindakan di siklus 1 dan analisis hasil dan minat

belajar siswa

d. Reflecting

Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post

testsiklus 1 dengan guru mata pelajaran

2. Siklus 2

a. Planning

Planning pada siklus 2 ini sedikit berbeda dengan siklus 1

yaitu lebih tepat merupakan perencanaan ulang atas dasar masalah

yang belum terselesaikan pada siklus 1. Beberapa hal yang

dilakukan peneliti adalah:

1) Mengidentifikasi masalah yang belum terselesaikan di siklus 1

2) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sesuai dengan hasil identifikasi masalah pada siklus 1

3) Menyiapkan lembar observasi

4) Menyiapkan kuisioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

47

b. Acting

Secara umum tahap acting pada siklus 2 sama dengan tahap

acting pada siklus 1. Beberapa kegiatan peneliti lakukan pada

tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok belajar baru (selama siklus 2)

2) Melaksanakan tindakan pada pembelajaran dengan

menggunakan strategi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan. Kegiatan

pembelajaran secara umum dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menjelaskan cara

perkembangbiakkan virus

1 dan 2 Stimulasi

1. Siswa membaca artikel di LKS 3

Perumusan masalah

2. Siswa membuat hipotesa awal tentang reproduksi virus berdasarkan artikel

Pengumpulan data

3. Siswa mengumpulkan data tentang reproduksi virus dari video perkembangbiakkan virus dan buku cetak

Analisis data

4. Siswa membandingkan hipotesa awal dan menganalisis data tersebut dan menulis hipotesa baru

Verifikasi data

5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi

Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang reproduksi virus

1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus

3 Stimulasi 1. Siswa bermain mencocokkan gambar penyakit dan nama penyakit, Siswa diberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

48

Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 2. Menjelaskan gejala

penyakit yang disebabkan oleh virus

3. Menjelaskan prinsip kerja vaksin Menyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya

pertanyaan tentang manfaat virus

Perumusan masalah 2. Siswa menulis penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, gejala, penyebab, cara penularan, dan jawaban atas pertanyaan tentang manfaat virus

Pengumpulan data 3. Siswa diberi kesempatan membaca buku cetak untuk memperoleh informasi mengenai vaksin dan penyakit

Analisis data 4. Siswa membandingkan data dan hipotesa awal untuk menulis hipotesa tentang peranan negatif dan positif virus

Verifikasi data 5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi

Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan mengenai peranan virus dalam kehidupan

c. Observing

1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan

psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan

lembar observasi afektif dan psikomotorik

2) Menilai dan menganalisis hasil observasi berdasarkan data dari

lembar observasi

3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar

kognitif siswa pada siklus 2.

4) Membagikan kuisioner minat belajar kepada siswa untuk diisi

secara pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

49

5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data

dari kusioner

6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa

berdasarkan data hasil post test siklus 2

7) Mengevaluasi tindakan di siklus 2 dan analisis hasil dan minat

belajar siswa dan membandingkannya dengan siklus 1

d. Reflecting

Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post

test siklus 2 dengan guru mata pelajaran

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data. Pada

Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan

peneliti yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah alat yang digunakan peneliti

untuk melaksanakan pembelajaran. Instrumen pembelajaran tersebut

antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (dapat dilihat pada

lampiran 4 dan 5), silabus (dapat dilihat pada lampiran 3), media

pembelajaran berupa poster, video, power point presentation, kartu

gambar penyakit dan kartu nama penyakit, serta lembar kerja siswa

yang contohnya dapat dilihat pada lampiran 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

50

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data hasil pemberian tindakan dari kedua siklus.

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini antara lain, soal pre

test (dapat dilihat pada lampiran 9), soal post test siklus 1 (dapat dilihat

pada lampiran 10) dan post test siklus 2 (dapat dilihat pada lampiran

11), lembar observasi yang contohnya telah peneliti lampirkan di

lampiran 15, lembar kuisioner lampiran yang contohnya juga telah

dilampirkan pada lampiran 16, dan kamera.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menentukan beberapa

teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan

dalam penelitian ini, antara lain:

1. Observasi

Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan

mengamati subjek pengamatan misalnya mengamati aktivitas siswa

saat mengikuti pembelajaran. Nasution dalam Sugiyono (2010)

menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan bisa bekerja hanya berdasarkan data yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sehingga

data yang diperoleh dari hasil observasi adalah fakta.

Pada penelitian ini observasi dilakukan saat pembelajaran. Data

yang diperoleh dari observasi pembelajaran merupakan data kuantitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

51

yaitu hasil belajar afektif dan psikomotorik dan disediakan dalam

bentuk angka. Berkenaan dengan data kuantitatif maka data tersebut

akan dianalisis sesuai dengan metode analisis data yang telah

ditentukan.

Untuk melakukan observasi, tentunya peneliti telah menyiapkan

instrumen untuk observasi yaitu lembar observasi beserta kisi-kisi

observasi dan cara skoring. Observasi pembelajaran dibuat untuk

mengamati kemampuan afektif dan psikomotorik siswa kelas X-1

SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Seperti yang telah disebutkan

sebelumnya untuk melaksanakan observasi, peneliti terlebih dahulu

membuat kisi-kisi kegiatan yang harus diamati. Kisi-kisi tersebut atas

acuan dari indikator ranah afektif psikomotorik yang berhubungan

dengan langkah-langkah discovery seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Afektif

Indikator Kegiatan yang diamati Nomor

Pernyataan Menunjukkan sikap menerima

- Menyiapkan catatan dan alat tulis

- Siswa menunjukkan sikap antusias

3

20

Menganggap penting

- Siswa menulis hasil generalisasi

- Siswa membuat rangkuman dengan baik

- Siswa mendengar dengan serius arahan kegiatan yang disampaikan guru

- Siswa menulis hipotesa baru dengan baik

- Siswa mendengar informasi atau pertanyaan guru

19

16 7 9 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

52

Indikator Kegiatan yang diamati Nomor

Pernyataan Kesediaan berpartisipasi

- Siswa menjawab atau menanggapi pertanyaan atau informasi dari guru

- Siswa bekerja sama dalam kelompok mencari informasi

- Siswa mendengar hasil verifikasi temannya

- Siswa mendengar dengan serius verifikasi guru

- Siswa menyampaikan pendapat saat verifikasi

- Siswa menulis hipotesa awal

5 8

14

15

12 6

Kesediaan memanfaatkan

- Siswa mengerjakan tugas tepat waktu

- Siswa masuk tepat waktu - Siswa bertanya saat kesulitan

10 1 11

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Psikomotorik

Indikator Kegiatan yang diamati Nomor

Pernyataan Keterampilan bergerak dan bertindak

- Siswa menggunakan gerakan tangan, kepala, atau mata yang mendukung apa yang dibicarakannya

18

Kecakapan ekspresif verbal dan non verbal

- Pendapat yang disampaikan siswa sesuai dengan pembelajaran

- Siswa berbicara dengan bahasa yang baik

- Siswa berbicara dengan membuat mimik wajah

13

17 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

53

Lembar observasi yang digunakan untuk pengambilan data

akan berisi pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan pada kisi-

kisi. Tiap pernyataan diberi rentang skor antara 1 – 5. Satu lembar

observasi digunakan untuk mengamati satu kelompok siswa. Detail

lembaran observasi telah peneliti lampirkan pada lampiran 15.

Untuk menentukan skor pada tiap pernyataan maka cara

menentukan skor adalah sebagai berikut:

1) Skor 1: 1 orang dalam kelompok melaksanakan

2) Skor 2: 2 orang dalam kelompok melaksanakan

3) Skor 3: 3 orang dalam kelompok melaksanakan

4) Skor 4: 4 orang dalam kelompok melaksanakan

5) Skor 5: 5 orang dalam kelompok melaksanakan

2. Kuisioner

Kuisioner adalah teknik yang biasa digunakan untuk refleksi dan

untuk menilai kinerja. Kuisioner biasanya diisi secara pribadi. Pada

penelitian ini kuisioner digunakan sebagai pengumpul data mengenai

minat belajar siswa. Data yang diperoleh adalah data kuantatif berupa

angka-angka.

Adapun acuan yang peneliti gunakan dalam membuat kuisioner

minat belajar,adalah indikator minat yang telah ditetapkan dalam

batasan yaitu keinginan untuk mengetahui sesuatu, usaha untuk

merealisasikan keinginan, dan partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.

Dari masing-masing indikator tersebut dibuatlah pernyataan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

54

pernyataan yang berhubungan dengan minat. Pernyataan-pernyataan

yang dibuat tersebut ada pernyataan negatif dan pernyataan positif.

Berikut adalah kisi-kisi kuisoner yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuisioner Minat Belajar

Indikator Pernyataan +/- Nomor

Pernyataan Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu (A)

- Saya sering mencari tahu mengenai persoalan atau fenomena Biologi yang hangat dibicarakan di kelas.

+ 6

- Saya acuh tak acuh ketika beberapa teman sedang berbicang tentang materi Biologi.

- 11

- Saya jarang melewatkan film atau acara televisi yang berhubungan dengan Biologi

+ 17

- Saya tidak menyukai hiburan atau tontonan yang berhubungan dengan Biologi

- 20

- Saya jarang bertanya kepada guru meskipun saya belum memahami materi Biologi yang diajarkan

- 7

Usaha untuk merealisasikan keinginan (B)

- Saya selalu menjadwal jam belajar Biologi

+ 1

- Saya hanya belajar Biologi ketika ada tes atau ulangan

- 3

- Saya tidak hanya membaca satu buku sumber untuk mata pelajaran Biologi

+ 12

- Ketika diberi tugas Biologi saya biasanya langsung mengerjakannya

+ 13

- Saya tidak pernah melewatkan pelajaran Biologi kecuali saat benar-benar berhalangan

+ 14

- Saya sering membolos saat pembelajaran Biologi

- 18

- Ketika guru Biologi berhalangan hadir, yang saya lakukan adalah membaca buku Biologi

+ 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

55

Indikator Pernyataan +/- Nomor

Pernyataan - Saya biasa mengobrol dengan teman saat

guru Biologi berhalangan hadir - 9

- Saya malas membaca buku Biologi meskipun sudah ditugaskan oleh guru

- 19

- Saya selalu memberi perhatian lebih terhadap penjelasan atau informasi yang disampaikan guru Biologi

+ 10

Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan (C)

- Saya selalu memberi pendapat ketika diskusi pada pembelajaran Biologi

+ 2

- Saya selalu ingin menjadi sukarelawan ketika guru membutuhkan model saat menjelaskan materi Biologi

+ 4

- Saya sering menjawab pertanyaan yang diberikan guru Biologi di kelas

+ 5

- Saya berusaha menghindar agar guru Biologi tidak meminta saya untuk menjawab pertanyaan

- 8

- Saya biasa memberikan kesempatan menjawab kepada teman lain dan saya hanya diam saja

- 15

Selain membuat kisi-kisi kuisioner, peneliti juga membuat lembar

kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan pada kisi-kisi di atas.

Sehubungan dengan jenis data kuantitatif, maka peneliti telah

menentukan cara skoring untuk tiap pernyataan kuisioner sebagai

berikut:

a. Pernyataan positif

1) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

2) Tidak Setuju (TS) : skor 2

3) Kurang Setuju (KS) : skor 3

4) Setuju (S) : skor 4

5) Sangat Setuju (SS) : skor 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

56

b. Pernyataan negatif

1) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 5

2) Tidak Setuju (TS) : skor 4

3) Kurang Setuju (KS) : skor 3

4) Setuju (S) : skor 2

5) Sangat Setuju (SS) : skor 1

3. Dokumentasi

Dalam penelitian, catatan peristiwa yang sudah lalu menurut

Sugiyono (2010) disebut dokumen. Dokumentasi merupakan salah satu

teknik pengambilan data selain observasi dan kuisioner. Data yang

diambil melalui dokumentasi disebut dokumen.

Pada penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan pengambilan

foto rekaman kegiatan belajar mengajar. Foto tersebut digunakan

sebagai data kualitatif yang akan melengkapi pembahasan hasil

penelitian.

4. Tes

Teknik lainnya yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah tes. Tes adalah teknik yang paling sering digunakan untuk

mendapatkan data hasil belajar kognitif siswa. Tes dilakukan dengan

merumuskan beberapa soal kemudian siswa diminta untuk

menjawabnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

57

Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pre test dan post

test. Pre test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa akan

kompetensi yang hendak diajarkan dan dilakukan pada awal penelitian.

Post test digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan

pembelajaran pada pertemuan tertentu dan dilakukan di akhir masing-

masing siklus. Definisi tes menurut Sanjaya (2009) adalah instrumen

pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek

kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.

Untuk melakukan tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi

soal (dapat dilihat pada lampiran 6, lampiran 7, dan lampiran 8)

berdasarkan indikator kognitif, membuat soal tes (dapat dilihat pada

lampiran 9, lampiran 10, dan lampiran 11), membuat kunci jawaban,

serta cara skoring (dapat dilihat pada lampiran 12, lampiran 13, dan

lampiran 14). Jumlah soal yang ada pada masing-masing tes baik pre

test dan post test adalah 17 soal dengan 15 buah soal pilihan ganda dan

2 soal esai. Untuk pemberian skor pada dua jenis soal ini berbeda.

Pada setiap soal pilihan ganda jika benar diberi skor 1 sedangkan

untuk setiap soal esai jika benar diberi skor 5. Untuk kisi-kisi dan

kunci jawaban masing-masing jenis tes disesuaikan dengan indikator

pada kompetensi dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

58

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini

adalah analisis statistik deskriptif dan dilengkapi dengan analisis deskripsi

kualitatif. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mengolah dan

menganalisis data-data kuantitatif yaitu data hasil tes, data hasil observasi

pembelajaran, dan data kuisioner. Beberapa jenis perhitungan dalam

metode ini adalah rata-rata dan persentase. Sedangkan untuk data kualitatif

berupa data hasil dokumentasi berfungsi sebagai pelengkap data

kuantitatif.

1. Analisis Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksukan pada penelitian ini adalah hasil

belajar dari ketiga ranah yaitu ranah kognitif yang didapatkan dari tes

dan hasil belajar afektif psikomotorik yang didapatkan dari observasi

pembelajaran.

a. Analisis Hasil Belajar Kognitif

1) Nilai siswa didapatkan dari jumlah skor seluruh soal dibagi

dengan skor maksimal (25).

Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa

Adapun nilai siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:

- 81 – 100 : Sangat Baik

- 70 – 80 : Baik

- 60 – 69 : Cukup

����� ����� � ∑ �� ��� �� ����� �������

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

59

- 40 – 59 : Kurang

- 0 – 39 : Sangat Kurang

2) Rata-rata Kelas didapatkan dari jumlah nilai siswa kelas X-1

berbanding dengan jumlah siswa kelas X-1. Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif

3) Persentase Ketuntasan didapatkan dari jumlah siswa tuntas

berbanding jumlah siswa kelas X-1 dan dikali 100%. Secara

matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif

b. Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

Sebelum mengolah hasil belajar afektif psikomotorik

berdasarkan observasi pembelajaran, peneliti menentukan cara

menilai kemampuan afektif dan psikomotorik siswa. Skor yang

didapatkan melalui observasi tersebut adalah nilai dari masing-

masing siswa yang ada pada kelompok tersebut. Sehingga nilai

���� � ���� ����� � ∑ NILAI SISWA∑ SISWA

% ���$%����% � ∑ SISWA TUNTAS∑ SISWA ( 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

60

afektif psikomotorik siswa adalah skor yang diperoleh

kelompoknya. Misalnya siswa A, B, C, D, dan E adalah anggota

kelompok 1 dan kelompok 1 mendapatkan skor 80 maka nilai

afektif psikomotorik siswa A adalah 80 begitu juga dengan siswa

B, C, D, dan E.

1) Nilai siswa didapatkan dari menjumlahkan skor dari seluruh

pernyataan pada lembar observasi. Rumusannya sebagai

berikut:

Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa

Adapun nilai siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:

- 81 – 100 : Sangat Baik

- 70 – 80 : Baik

- 60 – 69 : Cukup

- 40 – 59 : Kurang

- 0 – 39 : Sangat Kurang

2) Rata-rata Kelas didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai siswa

berbanding dengan jumlah siswa. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik

���� � ���� ����� � ∑ NILAI SISWA∑ SISWA

����� ����� � + �� ��� �� ,� -.�/��-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

61

3) Persentase Ketuntasan untuk hasil belajar afektif psikomotorik

diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya hasil belajar

kognitif yaitu dengan membagi jumlah siswa tuntas dengan

jumlah siswa kelas X-1 dan dikali 100%. Rumusan

matematisnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik

2. Analisis Minat Belajar

Analisis minat belajar dilakukan dengan menghitung rata-rata

minat dan persentase minat dari jumlah siswa yang tergolong berminat

dan jumlah siswa yang tergolong sangat berminat. Sebelumnya

terlebih dahulu peneliti menentukan cara penggolongan minat siswa

berdasarkan skor yang ada pada kuisioner.

a. Skor minat siswa diperoleh dari menjumlah skor di tiap pernyataan

Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa

Penggolongan minat belajar berdasarkan skor siswa adalah sebagai

berikut:

- Sangat Berminat (SB) : 86 – 100

- Berminat (B) : 70 – 85

% ���$%����% � ∑ SISWA TUNTAS∑ SISWA ( 100%

�012 ����� � + �� ��� �� ,� -.�/��-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

62

- Cukup Berminat (CB) : 46 – 69

- Kurang Berminat (KB) : 20 – 45

b. Rata-rata Minat diperoleh dari jumlah skor minat seluruh siswa dan

dibagi dengan jumlah siswa. Rumusan matematisnya adalah:

Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar

c. Persentase Minat diperoleh dari jumlah siswa yang tergolong

sangat berminat dan berminat dibagi dengan jumlah siswa kelas X-

1 dikali 100%, rumusannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar

d. Minat Berdasarkan Indikator juga dirasakan penting bagi peneliti

untuk dianalisis. Melalui analisis minat berdasarkan indikator akan

diketahui minat belajar seperi apa yang dimiliki siswa. Selain itu

dengan analisis ini akan diketahui jenis indikator minat apa yang

cenderung dimiliki siswa. Perhitungannya dilakukan per indikator

dan hasilnya akan dibandingkan. Hasil dari analisis ini disajikan

dalam bentuk persentase. Rumusan matematisnya yaitu:

���� � ���� 34%�� � ∑ SKOR SISWA∑ SISWA

% 34%�� � ∑ SISWA SB 9 B∑ SISWA ( 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

63

Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa Per Indikator

Keterangan gambar:

*) jumlah skor indikator diperoleh dari jumlah total skor siswa per indikator; **) jumlah skor maksimal diperoleh dari total skor maksimal siwa dikali dengan jumlah siswa; ***) total skor maksimal siswa; ****) jumlah siswa

3. Analisis Ketercapaian Soal

Selain menentukan analisis hasil belajar dan analisis minat belajar,

peneliti juga menambahkan satu jenis analisis yaitu analisis

ketercapaian soal. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

ketercapaian siswa pada tiap soal baik pilihan ganda dan esai.

Ketercapaian ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah siswa

yang menjawab benar dengan jumlah seluruh siswa. Analisis ini

digunakan pada hasil tes. Fungsi analisis ini untuk mengidentifikasi

indikator kompetensi yang dianggap sulit dan indikator kognitif yang

belum dicapai siswa. Analisis ini dapat dirumuskan secara matematis

sebagai berikut:

% 34%��:��;< � ∑ SKOR INDIKATOR >∑ SKOR MAKSIMAL >> ( 100%

Skor maksimal indikator A=25***×29****=725; skor maksimal indikator B=50×29=1450; skor maksimalindikator C=25×29=725

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

64

a. Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda

Gambar 3.12 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda

b. Persentase Ketercapaian Soal Esai

Gambar 3.13 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Esai

% �@A@2B�C���� �1��:� >< � ∑ SISWA BENAR∑ SISWA ( 100%

*n = nomor soal, misalnya soal 1, soal 2, dst.

% �@A@2B�C���� �1��:� >< � ∑ SKOR SOAL∑ SKOR MAKSIMAL ( 100%

*n = nomor soal, misalnya soal 1 dan soal 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan

1. Pra Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama Bulan Juli

sampai Agustus di Kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dan

dimulai dengan beberapa kegiatan pra penelitian seperti observasi

lingkungan sekolah, perijinan penelitian, dan pengadaan pre test. Pre test

digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi

virus. Pre Test diadakan pada tanggal 26 Juli 2013 setelah peneliti

mengadakan perkenalan dan menjelaskan beberapa kompetensi yang akan

dipelajari siswa pada materi virus. Setelah selesai menjelaskan kompetensi

virus peneliti membagikan pre test kepada siswa.

Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Pre Test

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

66

Pada awal penelitian yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah

32 siswa. Namun pada saat pelaksanaan kegiatan baik sebelum penelitian

dan setelah penelitian siswa yang hadir adalah 29 sehingga data yang

diolah pada penelitian ini diambil dari 29 siswa tersebut. Pre test diadakan

selama 30 menit. Materi yang diujikan pada pre test adalah materi virus

secara umum. Setelah hasil tes dinilai didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Tindakan

No Aspek Hasil Yang diharapkan

1 Nilai Tertinggi 68 - 2 Nilai Terendah 12 - 3 ∑ Siswa Tuntas 0 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 29 - 5 Persentase Ketuntasan 0% ≥ 75 % 6 Rata-rata 39,86 ≥ 75

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh gambaran pengetahuan siswa

mengenai virus sebelum penelitian. Besarnya persentase ketuntasan siswa

adalah 0% dari 29 siswa, rata-rata sebesar 39,86, nilai tertinggi yang

diperoleh sebesar 68 dan nilai terendah sebesar 12. Perolehan hasil belajar

seperti ini dianggap wajar karena siswa belum mendapatkan pembelajaran

mengenai virus sehingga kemungkinan ketidaktuntasan sangat besar.

Adapun dengan diadakannya pre test selain dapat mengukur

pengetahuan awal siswa, peneliti juga dapat mengidentifikasi beberapa

pengetahuan awal yang dimiliki siswa serta jenis kemampuan kognitif

yang dimiliki. Hasil identifikasi tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

67

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Tiap Soal Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Kognitif

INDIKATOR KOMPETENSI

NO SOAL

INDIKATOR KOGNITIF

SKOR KELAS

% KETERCAPAIAN

SOAL Menjelaskan sejarah penemuan virus

I.6 C2 2 6,8 %

Menyebutkan nama ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus

I.2 C3 12 41,37 %

Menyebutkan ciri-ciri virus

I.1 I.4

I.12 I.15 II.1

C2 C2 C1 C3 C4

15 7 9 3

83*

51,72 % 24,13 % 31,03 % 10,34 % 57,24 %

Menjelaskan bagian tubuh virus

I.11 C1 18 62,06 %

Menjelaskan cara perkembangbiakkan pada virus

I.8 I.9

I.14

C2 C2 C2

12 5 7

41,37 % 17,24 % 24,13 %

Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus

I.3 I.5

C2 C2

23 21

79,31 % 72,41 %

Menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus

I.7 I.13

C3 C2

6 14

20,68 % 48,27 %

Menjelaskan prinsip kerja vaksin

II.2 C2 25* 17,24 %

Menyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya

I.10 C1 23 79,31 %

Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya 110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)

Hasil identifikasi memperlihatkan bahwasannya pengetahuan awal

yang sudah dimiliki siswa adalah mengenai penyakit-penyakit yang

disebakan oleh virus karena data menunjukkan sebanyak 79,31 % siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

68

mampu menjawab dengan benar soal dengan indikator tersebut. Indikator

menjelaskan sejarah penemuan virus hanya dapat dijawab oleh 2 siswa dan

memperoleh 6,8 % ketercapaian, indikator menyebutkan nama-nama

ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus dijawab oleh 12

siswa atau sebanyak 41,37 %, indikator menyebutkan ciri-ciri virus

dijawab paling banyak 57,24 % dan dijawab paling sedikit 3 siswa dengan

perolehan 10,34 %, indikator menjelaskan bagian tubuh virus mampu

dijawab oleh 18 siswa atau 62,06 %, indikator menjelaskan cara

perkembangbiakkan virus mampu dijawab paling banyak 12 siswa dengan

perolehan 41,37 %, indikator menyebutkan penyakit-penyakit yang

disebabkan oleh virus memperoleh paling banyak 79,31 % dan paling

sedikit 72,41 % siswa yang menjawab benar. Meskipun siswa mampu

dalam indikator tersebut, pada indikator menjelaskan gejala penyakit yang

disebabkan oleh virus hanya dapat dijawab paling banyak 14 siswa atau

48,27 %, indikator menjelaskan prinsip kerja vaksin memperoleh 17,24 %,

dan indikator menyebutkan contoh vaksin mampu memperoleh 79,31 %

siswa yang menjawab benar.

Sebelum melakukan pre test, peneliti telah melakukan observasi

lingkungan sekolah untuk mendapatkan data tambahan jika diperlukan saat

menganalisis hasil penelitian. Observasi ini tidak menjadi fokus penelitian

sehingga peneliti tidak membuat format khusus untuk mendata hasil

observasi. Kegiatan ini dilakukan pada 6 Juli 2013. Setelah observasi

dilakukan, peneliti pada 13 Juli 2013 mengurus perijinan penelitian kepada

pihak sekolah dengan menyerahkan surat ijin dan proposal penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

69

2. Siklus 1

Pada siklus 1 jumlah pertemuan cukup banyak karena alokasi waktu

di tiap pertemuan hanya 1 × 45 menit. Siklus 1 dilaksanakan pada 25 Juli

2013, 27 Juli 2013, 29 Juli 2013, 30 Juli 2013, 1 Agustus 2013, dan 2

Agustus 2013. Pertemuan 1 dan 2 membahas mengenai sejarah

penemuan virus, pertemuan 3 dan 4 membahas tentang ciri-ciri dan

bagian tubuh virus.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan pada siklus 1 ini antara lain menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan

halaman pengesahan oleh sekolah, membuat media pembelajaran

konvensional berupa poster klasifikasi virus. Peneliti menggunakan

media poster karena sekolah tidak menyediakan proyektor. Poster ini

berukuran kira-kira 130 cm × 70 cm, ditulis tangan oleh peneliti dan

diberi detail warna sehingga terlihat menarik. Selain poster dan RPP,

peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa, lembar observasi

pembelajaran, lembar kerja post test, dan kuisioner minat belajar.

Pengerjaan instrumen pembelajaran di atas, dilakukan dalam satu

hari pada 25 Juli 2013.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah perencanaan tindakan

selesai yaitu pada 27 Juli 2013, 29 Juli 2013, 30 Juli 2013, 1 Agustus

2013. Pada pembelajaran mengenai sejarah penemuan virus, peneliti

membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

70

pada awal pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa mengenai

penggunaan LKS. Setelah selesai dibagikan, peneliti meminta siswa

membaca artikel pada LKS 1. Agar merata, peneliti memilih tiga

orang siswa dari tiga kelompok yang berbeda (kelompok 1, 3, dan 5)

dan meminta mereka untuk membacakan masing-masing 1 paragraf

kepada seluruh siswa. Kegiatan di atas merupakan tahap stimulasi

dan suasananya dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus

Pada pertemuan ciri-ciri virus bagian tubuh virus pada 30 Juli

2013, stimulasi yang diberikan peneliti hanya berupa clue singkat

mengenai bentuk tubuh virus secara umum seperti kecebong yang

memiliki kepala dan ekor. Siswa diminta untuk menggambar tubuh

virus sepengetahuannya. Setelah itu siswa diberi pertanyaan

mengenai ciri-ciri virus. Karena siswa terlihat bingung dengan

pertanyaan tersebut, guru mengarahkan siswa untuk mereview

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

71

kembali fakta-fakta yang ditemukan oleh para ahli yang

menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah virus.

Pada tahap perumusan masalah sejarah penemuan virus,

peneliti mengarahkan seorang siswa untuk membaca langkah kerja

dan siswa lain ikut membaca. Kemudian guru meminta siswa untuk

membuat pertanyaan sekaligus jawaban berdasarkan artikel selama

10 menit. Setelah selesai menulis pertanyaan dan jawaban, guru

mempersilahkan siswa kelompok 2, 4, dan 6 untuk membaca

pertanyaan dan jawaban. Selanjutnya guru meminta siswa untuk

menutup LKS dan sumber lain, lalu menuliskan sejarah penemuan

virus sebagai hipotesa awalnya selama 10 menit. Setelah itu guru

mempersilahkan siswa menjelaskan hipotesa yang ditulisnya kepada

seluruh siswa secara lisan. Saat itu terdapat lebih dari 10 siswa yang

bersedia menjelaskan namun guru memutuskan mempersilahkan 2

siswa dari kelompok yang berbeda.

Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian tubuh Virus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

72

Perumusan masalah pada pertemuan tentang ciri-ciri virus

dilakukan dengan merumuskan ciri-ciri berdasarkan fakta-fakta

temuan para ilmuwan pada materi sejarah penemuan virus. Siswa

diminta untuk menulis pada LKSnya masing-masing berserta gambar

berdasarkan pengetahuan siswa atau clue yang diberikan peneliti.

Tahap berikutnya adalah tahap pengumpulan data, dimana

siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan data-data mengenai

sejarah penemuan virus melalui buku paket untuk menguji dan

menganalisis hipotesa awalnya. Peneliti saat itu mengarahkan siswa

untuk membandingkan hipotesa awal yang ditulis siswa dengan

sejarah yang ada pada buku paket. Peneliti mengarahkan siswa untuk

mencatat hal-hal penting yang belum ditemukan dalam artikel untuk

melengkapi pengetahuannya saat analisis. Pembelajaran usai pada

saat waktu pengumpulan data selesai sehingga peneliti memutuskan

melanjutkan analisis data, verifikasi, dan generalisasi pada

pertemuan berikutnya. Pada pertemuan mengenai ciri-ciri dan bagian

tubuh virus pada 30 Juli 2013, peneliti juga melakukan hal yang

sama seperti pada pertemuan sebelumnya.

Tahap analisis data pada pertemuan sejarah penemuan virus

dilaksanakan pada 29 Juli 2013 dan pada pertemuan ciri-ciri dan

bagian tubuh virus dilaksanakan pada 1 Agustus 2013. Pada tahap ini

siswa diarahkan guru untuk menulis hipotesa baru jika hipotesa

awalnya belum lengkap dan rancu. Bagi siswa yang hipotesa

awalnya sudah hampir sempurna, peneliti mengarahkan siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

73

melengkapi hipotesa tersebut dengan data yang ada pada buku paket.

Waktu analisis yang diberikan peneliti adalah 15 menit. Semua siswa

mampu mengerjakan tugas pada tahap ini tepat waktu, sehingga

tahap verifikasi dan generalisasi dapat dilaksanakan pada pertemuan

yang sama.

Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus

Pada saat verifikasi pada 29 Juli 2013, guru bertanya kepada

siswa mengenai sejarah penemuan virus. Saat verifikasi semua siswa

di masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk

menyampaikan pendapat sehingga waktu yang direncanakan

seharusnya 10 menit, bertambah menjadi 20 menit.

Pada verifikasi materi ciri-ciri dan bagian tubuh virus pada 1

Agustus 2013, peneliti meminta siswa dari masing-masing kelompok

untuk menggambar tubuh virus di papan tulis. Waktu pembelajaran

pada saat verifikasi ini banyak terpakai oleh siswa untuk

menggambar tubuh virus secara detail meskipun peneliti hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

74

meminta untuk menggambar secara skematik. Setelah itu, anggota

lain dari kelompoknya diminta untuk menjelaskan bagian tubuh dan

fungsi masing-masing bagian, serta ciri-ciri virus. Secara garis besar

verifikasi sejarah dan ciri-ciri virus dapat berjalan dengan baik.

Seluruh siswa mampu membuat hipotesa yang baik sehingga peneliti

hanya perlu menegaskan kembali dan menambahkan klasifikasi

virus.

Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pertemuan Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus

Generalisasi adalah tahap terakhir dari rangkaian discovery.

Pada tahap ini siswa diminta untuk mengambil kesimpulan tentang

sejarah penemuan virus. Generalisasi dimulai dengan pemberian

pertanyaan mengenai nama-nama ilmuwan yang berperan dalam

sejarah penemuan virus, kemudian fakta yang ditemukan dari setiap

percobaan para ilmuwan, ilmuwan yang mendapatkan nobel atas

temuan virusnya, pada tahun berapakah virus ditemukan dan

bagaimana ceritanya. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

75

sangat baik oleh seluruh siswa kelas X-1. Sebelum pembelajaran

diakhiri, peneliti meminta salah satu siswa dari kelompok 5 untuk

menyimpulkan pembelajaran hari itu.

Generalisasi pada pertemuan ciri-ciri virus, dilakukan peneliti

dengan menggambar secara skematik tubuh virus, menunjuk bagian-

bagian tubuh virus dan meminta siswa menyebutkan bagian tersebut

serta menjelaskan fungsinya. Peneliti kemudian meminta masing-

masing kelompok menyebutkan masing-masing satu ciri-ciri virus.

Generalisasi dilakukan dengan keadaan buku dan LKS tertutup. Di

akhir pembelajaran peneliti mengumumkan waktu pelaksanaan post

test dan kisi-kisinya soal. Peneliti juga membagikan kuisioner saat

setelah pembelajaran pada 1 Agustus 2013 berakhir.

c. Observasi Pembelajaran

Kegiatan yang dilakukan peneliti selama tahap observasi

adalah memantau hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa

selama pelaksanaan tindakan. Pengisian data afektif dan

psikomotorik siswa dilakukan oleh observer. Peneliti tidak ikut

mengisi lembar observasi melainkan membantu observer mengamati

kegiatan siswa selama pembelajaran. Adapun observer sering lupa

mengisi sehingga peneliti harus sering mengontrol pengisian lembar

observasi tersebut. Data yang diperoleh dari lembar observasi

tersebut kemudian dinilai oleh peneliti dan dianalisis. Sebelum

mengadakan post test, peneliti di akhir pembelajaran pada 1 Agustus

2013, membagikan kuisioner untuk melihat minat siswa di siklus 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

76

Hasil pengisian kuisioner tersebut kemudian dinilai dan dianalisis

oleh peneliti pada hari yang sama.

Selain itu peneliti juga mengadakan tes untuk mendata hasil

belajar siklus 1 pada 2 Agustus 2013 dan dilaksanakan selama 45

menit. Selama tes diadakan peneliti sempat menanyakan, “Apakah

soal tersebut tergolong sulit?” dan siswa umumnya menjawab tidak

sulit. Namun karena beberapa siswa terlihat kebingungan maka

peneliti menyarankan untuk bertanya jika ada soal yang kurang jelas

perintahnya. Peneliti juga mengingatkan siswa untuk memahami soal

karena soal cenderung mengecoh pemahaman. Setelah post test

dilakukan, siswa diberi waktu istirahat selama 10 menit. Setelah

mengadakan tes (post test) peneliti lalu menganalisis hasil tes dengan

melihat ketercapaian soal dari indikator kompetensi dan indikator

kognitif serta menilai dan menganalisis minat belajar siswa kelas X-

1.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil

penilaian dan analisis hasil belajar baik kognitif, afektif, dan

psikomotorik serta minat belajar bersama guru mata pelajaran.

Kegiatan pada refleksi ini tidak dilakukan pada waktu yang

spesisifik atau yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan pada saat

akhir pembelajaran dan pada waktu istirahat sekolah. Dari refleksi

peneliti dan guru mata pelajaran sepakat untuk melakukan

pengembangan discovery dengan penggunaan media yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

77

menarik agar dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran

juga menaikkan persentase ketuntasan hasil belajar.

3. Siklus 2

Siklus dilaksanakan setelah tahap refleksi dari siklus 1 selesai.

Perbedaan siklus 2 dan siklus 1 adalah pada bentuk pengembangan

discovery dan kelompok saat pembelajaran di kelas. Siklus 2 dilaksanakan

pada 2 Agustus 2013, 3 Agustus 2013, 6 Agustus 2013, dan 8 Agustus

2013.

a. Perencanaan

Perencanaan dilakukan pada akhir siklus 1. Peneliti pada

penelitian ini tidak menggunakan waktu khusus untuk merencanakan

pengembangan tindakan setelah evaluasi. Kisaran pengembangan

sudah dipikirkan dan dipersiapkan pada 1 Agustus 2013. Peneliti pada

siklus 2 ini mengembangkan media pembelajaran yang belum pernah

dilakukan guru mata pelajaran yaitu dengan menampilkan video

perkembangbiakkan virus dan mengadakan game. Peneliti juga

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti pada

siklus 1, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan kuisioner minat,

dan menyiapkan lembar kerja post test. Peneliti juga melakukan

koordinasi dengan penanggungjawab aula sekolah untuk peminjaman

proyektor dan ruangan tersebut guna diberlangsungkannya kegiatan

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

78

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan

pada 2 Agustus 2013, 3 Agustus 2013 untuk materi reproduksi virus,

dan 6 Agustus 2013 untuk materi peranan virus dalam kehidupan.

Peneliti pada tahap stimulasi pertemuan reproduksi virus meminta

siswa membaca LKS 3 yang pada poin pertama terdapat artikel

reproduksi virus. Karena artikel tersebut terdiri dari tiga paragraf,

peneliti meminta siswa dari kelompok 2, 4, dan 6 untuk membacakan

masing-masing 1 paragraf.

Untuk pertemuan yang membahas peranan virus, peneliti

menggunakan game dan gambar pada LKS 4 sebagai stimulasi. Game

yang diadakan adalah game mencocokkan kartu bergambar dan kartu

nama penyakit. Siswa diminta dalam kelompoknya bekerja sama

untuk mencocokkan kartu-kartu tersebut selama 1 menit. Dari game

tersebut, kelompok yang berhasil menebak terbanyak dan benar akan

mendapatkan reward dari peneliti. Setelah game usai, peneliti kembali

meminta siswa untuk membandingkan gambar pada LKS 4 dan

mengisi kolom-kolom pada poin stimulasi (jenis penyakit, penyebab,

gejala, resiko penderita, cara penularan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

79

Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan Virus

Pada tahap perumusan masalah, siswa diminta untuk menulis

tahapan reproduksi virus. Setelah siswa selesai menjelaskan tahapan

reproduksi yang diketahuinya, peneliti meminta siswa untuk mengolah

data berdasarkan video yang akan ditampilkan. Peneliti juga

menyarankan kepada siswa untuk mencatat poin-poin penting yang

didapatkan dari video tersebut baik berupa kata kunci atau gambar.

Pada perumusan masalah peranan virus, siswa diminta untuk

mengidentifikasi peranan virus pada gambar sebelumnya. Peneliti juga

menyediakan kolom rumusan tentang peranan positif, vaksin, prinsip

kerja vaksin, dan contoh vaksin. Setelah merumusakan masalah,

peneliti meminta siswa untuk mencari referensi dari literatur mengenai

peranan virus di atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

80

Gambar 4.7 Suasana Kelas Tahap Pengolahan Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus

Di tahap analisis data, peneliti pada pertemuan tentang

reproduksi virus, memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk

menganalisis reproduksi virus berdasarkan sumber video dan literatur

kemudian menuliskan hipotesa barunya. Hal ini juga diberlakukan

sama seperti pertemuan peranan virus. Peneliti pada kesempatan itu,

memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk mengidentifikasi dan

menganalisis peranan virus baik negatif maupun positif menjadi suatu

hipotesa akhir yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

81

Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus

Saat verifikasi reproduksi virus, peneliti memberikan

kesempatan kepada siswa-siswa untuk menjelaskan reproduksi virus.

Saat itu siswa dari beberapa kelompok berlomba untuk mendapatkan

kesempatan dan peneliti hanya memilih dua orang untuk menjelaskan.

Karena siswa mampu menjelaskan dengan lengkap cara reproduksi

virus, maka peneliti hanya menegaskan kembali apa yang dijelaskan

oleh siswa-siswa tersebut. Selain itu peneliti juga menambahkan

istilah sintesis untuk pembentukkan virus baru pada daur litik.

Lain dengan verifikasi pada reproduksi virus, pada verifikasi

peranan virus, peneliti cenderung lebih aktif karena sebagian besar

siswa tidak mampu menjelaskan apa itu vaksin. Siswa pada umumnya

menjelaskan vaksin seperti obat untuk menyembuhkan penyakit akibat

infeksi virus. Peneliti kemudian mengumpulkan beberapa pendapat

siswa mengenai vaksin. Peneliti lalu mengoreksi bahwasannya vaksin

adalah salah satu bentuk manfaat peranan positif virus. Peneliti juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

82

menjelaskan kepada siswa bahwa vaksin bukanlah obat melainkan

virus yang dilemahkan dengan proses Bioteknologi yang berguna

utnuk membentuk antibodi tertentu. Peneliti juga menguhubungkan

antara vaksin polio merupakan virus polio yang telah dikultur, yang

jika diinjeksikan ke tubuh manusia, tubuh manusia akan membentuk

antibodi untuk virus yang sama di kemudian hari.

Beberapa pertanyaan mengenai peranan virus yang disampaikan

siswa antara lain mengenai penyakit rosella, yellow fever, dan

gondong. Peneliti saat itu juga menampilkan melalui smart phone

beberapa penderita penyakit-penyakit yang bersangkutan dan

menjelaskan gejala-gejala rosella, yellow fever, dan gondong. Untuk

penyakit gondong, peneliti menampilkan gambar selaput otak dan

tengkorak penderita gondong.

Tahap generalisasi reproduksi virus dan peranan virus dilakukan

peneliti dengan mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan

bersama dengan cara mereview muatan pembelajaran di masing-

masing pertemuan. Setelah generalisasi selesai, peneliti

mengumumkan waktu post test, membacakan kisi-kisi soal, dan

membagikan kuisioner minat belajar

c. Observasi

Sama seperti siklus 1, beberapa kegiatan yang dilakukan selama

observasi yaitu ikut memantau kegiatan siswa bersama observer.

Pengisian data afektif dan psikomotorik dari kegiatan siswa dilakukan

oleh observer. Peneliti tidak ikut mengisi lembar observasi melainkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

83

membantu observer mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran.

Adapun observer sering lupa mengisi sehingga peneliti harus sering

mengontrol pengisian lembar observasi tersebut. Di akhir siklus 2

yaitu saat berakhirnya pembelajaran peranan virus, peneliti

membagikan kuisioner untuk melihat perkembangan minat belajar

siswa. Hasil kuisioner tersebut kemudian dinilai dan dianalisis oleh

peneliti pada 9 Agustus 2013.

Selain itu peneliti juga memberikan tes untuk menilai hasil

belajar kognitif siswa pada siklus 2.Tes dilaksanakan pada 8 Agustus

2013. Lama waktu mengerjakan tes yang diberikan peneliti adalah 45

menit sama seperti siklus 1. Jumlah soal dan jenis soal yang diujikan

sebanyak 17 soal dengan 15 soal pilihan ganda dan 2 soal esai.

Saat post test ada seorang siswa yang menanyakan kepada

peneliti soal pilihan ganda nomor 2. Siswa tersebut

mempermasalahkan istilah perakitan pada option dengan sintesis

DNA. Peneliti kemudian menghimbau ke seluruh siswa untuk

membaca soal tersebut dan menjelaskan bahwa yang dimaksudkan

dari kedua kata tersebut adalah sama. Setelah post test selesai,

peneliti mengumpulkan hasil post test dan memberi penilaian. Setelah

menilai hasil tes, peneliti menganalisis hasil tes dengan melihat

ketercapaian soal dari indikator kompetensi dan indikator kognitif

serta menilai dan menganalisis minat belajar siswa kelas X-1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

84

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil

penilaian dan analisis hasil belajar baik kognitif, afektif, dan

psikomotorik serta minat belajar bersama guru mata pelajaran.

Kegiatan pada refleksi ini tidak dilakukan pada waktu yang spesifik

atau yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan pada akhir

pembelajaran dan waktu istirahat sekolah. Dalam diskusi guru

mengungkapkan bahwasannya pengembangan ini berhasil

meningkatkan minat dan hasil belajar meskipun tidak mencapai

indikator penelitian namun guru jg mengungkapkan bahwasannya

karena peranan virus merupakan sub materi terkahir maka penelitian

ini hanya sampai pada siklus 2 dan penerapan pengembangan

selanjutnya akan diterapkan guru pada materi lain.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian

Indikasi minat terhadap pembelajaran Biologi ini sangat kurang

dan terlihat pada saat peneliti melakukan perkenalan. Sebagian besar

siswa acuh ketika peneliti mengajak untuk berinteraksi. Saat peneliti

memberikan pre test, sebagian besar siswa menunjukkan usahanya

dalam mengerjakan soal namun beberapa siswa terlihat kebingungan.

Sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa kelas X-1 belum

membaca materi virus meskipun sumber belajar sudah disediakan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

85

kelasnya. Kondisi ini menunjukkan bahwasannya minat untuk belajar

Biologi sangat kurang.

Selain minat belajar yang sangat kurang, hasil belajar yang tidak

memuaskan. Secara logika memang besarnya perolehan ketuntasan

tersebut dianggap wajar karena materi yang digunakan dalam tes belum

dipelajari siswa pada pembelajaran. Pre test (tes awal) ini digunakan

peneliti untuk melihat apakah siswa sudah memiliki pengetahuan

mengenai virus dan sampai sejauh mana pengetahuan tersebut.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1

a. Hasil Post Test

Siklus 1 dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Pertemuan ke-

1 dilaksanakan pada 27 Juli 2013, pertemuan ke-2 dilaksanakan

pada 29 Juli 2013, pertemuan ke-3 dilaksanakan pada 30 Juli 2013,

pertemuan ke-4 dilaksanakan pada 1 Agustus 2013, dan pertemuan

ke-5 dilaksanakan pada 2 Agustus 2013. Masing-masing

pertemuan berlangsung selama 1 × 45 menit. Pada pertemuan ke-5

peneliti mengadakan post test dan pembagian kuisioner untuk

melihat perkembangan hasil dan minat belajar siswa selama siklus

1.

Dari pemberian post test, peneliti mendapatkan hasil seperti

pada tabel 4.3 berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

86

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 1

No Aspek Hasil Yang

diharapkan 1 Nilai Tertinggi 100 - 2 Nilai Terendah 52 - 3 ∑ Siswa Tuntas 16 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 13 - 5 Persentase Ketuntasan 55,17 % ≥ 75 % 6 Rata-rata 76,55 ≥ 75

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar pada

akhir siklus 1 mencapai 55,17 % ketuntasan atau sebanyak 16

siswa yang tuntas dari 29 siswa kelas X-1. Rata-rata yang dicapai

pada post test siklus 1 sebesar 76,55. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa pada tes tersebut adalah sebesar 100 dan nilai terendah

sebesar 52. Menurut data pada lampiran 6, nilai yang paling banyak

diperoleh siswa berkisar antara 60 – 69 dengan jumlah siswa 12

orang dan masuk pada kategori cukup dan tidak tuntas. Dari 16

siswa yang tuntas pada post test siklus 1, sebanyak 10 siswa ada

pada kategori sangat baik yaitu dengan kisaran nilai 81 – 100.

Siswa tuntas dengan kategori baik sebanyak 6 orang dengan

kisaran nilai 70 – 80.

Telah peneliti sebutkan sebelumnya bahwa selain menilai

hasil tes, peneliti juga menganalisis hasil tes tersebut menurut

indikator kompetensi dan kemampuan kognitif maka dapat

dijabarkan seperti pada tabel 4.4 berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

87

Tabel 4.4Analisis Hasil Post Test Siklus 1 Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Indikator Kognitif

INDIKATOR KOMPETENSI

NO SOAL

INDIKATOR KOGNITIF

SKOR KELAS

% KETERCAPAIAN

SOAL Menjelaskan sejarah penemuan virus

I.1 I.7

I.11 1.12

C2 C1 C1 C2

25 29 28 27

86,2 % 100 % 96,6 % 93,1 %

Menyebutkan nama ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus

I.3 C2 11 37,9 %

Menyebutkan ciri-ciri virus

I.2 I.5

I.14 I.15 II.2

C1 C3 C2 C1 C2

23 28 10 16

144*

79,3 % 96,6 % 34,5 % 55,2 % 99,3 %

Menjelaskan bagian tubuh virus

I.4 I.6 I.8 I.9

I.10 I.13 II.1

C2 C2 C1 C4 C2 C2 C1

16 22 16 13 19 25

104*

55,2 % 75,9 % 55,2 % 44,8 % 65,5 % 86,2 % 71,7 %

Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya

110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)

Tabel 4.4 menunjukkan beberapa indikator yang telah

dikuasai siswa adalah indikator menjelaskan sejarah penemuan

virus, indikator menyebutkan nama-nama ilmuwan yang berperan

dalam proses penemuan virus, dan indikator menjelaskan bagian

tubuh virus.

Masing-masing indikator memuat ketercapaian yang berbeda.

Pada indikator menjelaskan sejarah penemuan virus, hampir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

88

seluruh siswa mampu menjawab soal yang berhubungan seperti

pada soal nomor 1 dengan ketercapaian 86,2 %, nomor 7 dengan

ketercapaian 100 %, nomor 11 dengan ketercapaian 96,6 %, nomor

12 dengan ketercapaian 93,1 %. Pada indikator menyebutkan ciri-

ciri virus terdapat beberapa soal yang mampu dijawab sebagian

besar siswa namun ada juga yang sebaliknya. Misalnya nomor 2

mampu dijawab 79,3 % siswa kelas X-1, nomor 5 sebanyak 96,6

%, nomor 14 sebanyak 34,5 %, nomor 15 sebanyak 55,2 %, dan

nomor 2 (esai) mampu dijawab 99,3 % siswa.

Pada indikator menjelaskan bagian tubuh virus, terdapat 16

atau 55,2 % siswa berhasil menjawab nomor 4, 22 atau 75,9 %

siswa berhasil menjawab nomor 6, 16 atau 55,2 % siswa berhasil

menjawab nomor 8, 13 atau 44,8 % siswa berhasil menjawab

nomor 9, dan yang tertinggi sebanyak 86,2 % atau 25 siswa

berhasil menjawab soal nomor 13.

Pencapaian siswa yang tertinggi ada pada indikator

menjelaskan sejarah penemuan virus yaitu sebesar 100 % tetapi

pada indikator menyebutkan ciri-ciri virus terdapat pencapaian

terendah yaitu 34,5 %

b. Hasil Observasi

Selain hasil belajar kognitif, peneliti juga menilai hasil

belajar afektif dan psikomotorik melalui observasi pembelajaran.

Observasi dilakukan saat berlangsungnya proses pembelajaran dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

89

tahap stimulasi pada awal pembelajaran sampai tahap generalisasi

pada akhir pembelajaran. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan

selama empat kali yaitu pada 27 Juli 2013, 29 Juli 2013 untuk

observasi 1 dan 30 Juli 2013, 1 Agustus 2013 untuk observasi 2.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer selama siklus

1, peneliti mendapatkan hasil belajar afektif dan psikomotorik

sebagaimana yang diuraikan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 1 Siklus 1

No Aspek Hasil Diharapkan

1 Nilai Tertinggi 94 - 2 Nilai Terendah 77 - 3 Jumlah Siswa

Kategori Baik 15

-

4 Jumlah Siswa Kategori Sangat Baik

14 -

5 Rata-rata 84,68 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %

Pada observasi 1 yang dilaksanakan pada pertemuan 1 dan 2,

terlihat perolehan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa kelas

X-1 berhasil mencapai kategori baik (B) dan sangat baik (SB).

Perolehan hasil belajar afektif psikomotorik dengan kategori baik

pada kisaran nilai 70 – 80 berhasil dicapai oleh 15 orang atau

sebanyak 51,72 % dari 29 siswa. Untuk siswa-siswa lainnya masuk

pada kisaran nilai 81 -100 pada kategori sangat baik juga sebanyak

14 orang dari jumlah siswa kelas X-1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

90

Jika melihat analisis indikator hasil belajar afektif

psikomotorik pada tabel 4.6 akan jelas bahwa pencapaian tersebut

tidak terlepas dari perolehan ketercapaian indikator hasil belajar

ranah tersebut.

Tabel 4.6 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 1 Siklus 1

No. Indikator Hasil Belajar Afektif

Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian

1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 96,6 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,

19 85,8 %

3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi

5, 6, 8, 12, 14, 15

82,4 %

4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 81,8 % 5 Keterampilan bergerak dan

bertindak 18

65,5 %

6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)

2, 13, 17 89,9 %

Data pada tabel 4.6 menunjukkan 96,6 % siswa kelas X-1

menunjukkan sikap menerima, 85,8 % menunjukkan sikap

menganggap penting, 82,4 % menunjukkan kesediaan

berpartisipasi, 81,8 % menunjukkan kesediaan memanfaatkan, 65,5

% menunjukkan keterampilan bergerak dan bertindak, 89,9 %

menunjukkan kecakapan ekspresif melalui cara bicara dan tata

tulis.

Observasi 2 dilakukan saat pembelajaran ciri-ciri dan bagian

tubuh virus. Karena waktu pertemuan yang terbatas, observasi 2 ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

91

dilakukan selama 2 pertemuan untuk menggenapi rangakaian

discovery. Hasil belajar afektif dan psikomotorik yang diperoleh

melalui observasi 2 dapat dijabarkan seperti pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Berdasarkan Observasi 2 Siklus 1

No Aspek Hasil Diharapkan

1 Nilai Tertinggi 96 - 2 Nilai Terendah 91 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat

Baik 29 -

5 Rata-rata 92,62 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %

Pada pertemuan 3 dan 4, observasi 2 dilakukan. Data dari

observasi menunjukkan sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa kelas

X-1 berhasil memperoleh hasil belajar afektif dan psikomotorik

pada kisaran nilai 81 – 100 dan tergolong dalam kategori sangat

baik. Pada observasi 2 diperoleh rata-rata sebesar 92,62 yang

tentunya lebih besar dibanding observasi 1 dan berhasil mencapai

target yang diharapkan.

Selain nilai afektif dan psikomotorik, telah peneliti sajikan

ketercapaian hasil belajar afektif dan psikomotorik berdasarkan

masing-masing indikatornya seperti yang ada pada tabel 4.8 di

bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

92

Tabel 4.8 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 2 Siklus 1

No. Indikator Hasil Belajar Afektif

Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian

1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 100 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,

19 98,6 %

3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi

5, 6, 8, 12, 14, 15

94 %

4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 91,3 % 5 Keterampilan bergerak dan

bertindak 18

63,4 %

6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)

2, 13, 17 84,6 %

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwasannya ketercapaian di

beberapa indikator mengalami peningkatan seperti pada indikator

menunjukkan sikap menerima sebesar 100 %, menganggap penting

sebesar 98,6 %, kesediaan berpartisipasi sebesar 94 %, kesediaan

memanfaatkan sebesar 91,3 %. Akan tetapi pada indikator

keterampilan bergerak dan bertindak turun menjadi 63,4 % serta

kecakapan ekspresif menurun menjadi 84,6 %.

c. Hasil Kuisioner Minat Belajar

Minat belajar diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh

siswa yang dibagikan peneliti pada 1 Agustus 2013 menjelang

akhir siklus 1. Kuisioner di siklus 1 ini akan digunakan untuk

mendapatkan data minat belajar yang dimiliki siswa dan sekaligus

menjadi pembanding minat belajar setelah siklus 2. Data minat

yang didapatkan dapat dilihat di tabel 4.9 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

93

Tabel 4.9 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 1

No Aspek Hasil Diharapkan

1 Skor tertinggi 92 - 2 Skor terendah 60 - 3 Jumlah siswa berminat dan

sangat berminat 24 ≥ 24

4 Skor Rata-rata 78 ≥ 75 5 Persentase Minat 82,75 % ≥ 75 %

Dari hasil penilaian minat didapatkan sebanyak 24 siswa

kelas X-1 tergolong dalam kategori berminat dan sangat berminat.

Dari 24 siswa siswa tersebut jika persentasekan maka menjadi

82,75 %. Persentase tersebut sudah memenuhi target persentase

minat pada penelitian ini. Jika melihat skor minat siswa kelas X-1

pada tabel 4.7 atau pada lampiran 8 dapat disimpulkan bahwa

peroleh skor tertinggi mencapai angka 92 dan perolehan skor

terendah adalah 60. Rata-rata dari seluruh skor minat kelas X-1

adalah 78.

Bertolak dari data minat belajar yang diperoleh, peneliti

kemudian mengidentifikasi dan menganalisis jenis minat yang

dimiliki siswa kelas X-1. Jenis minat disesuaikan dengan indikator

minat yaitu minat yang ditunjukkan dengan keinginan mengetahui

sesuatu, minat yang ditunjukkan dengan usaha untuk

merealisasikan keinginan, dan minat yang ditunjukkan dengan

partisipasi dalam suatu kegiatan. Hasil identifikasi dan analisis

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

94

Tabel 4.10 Analisis Minat Belajar Siklus 1 Berdasarkan Indikator Minat

No. Indikator Minat Belajar Pernyataan Persentase

1 Keinginan untuk mengetahui sesuatu

6, 7, 11, 17, 20

89,9 %

2 Usaha untuk merealisasikan keinginan

1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19

73,4 %

3 Partisipasi dalam suatu kegiatan 2, 4, 5, 8, 15

75,4 %

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10, dapat

diidentifikasi jenis minat yang dimiliki siswa kelas X-1

berdasarkan persentase dari masing-masing indikator di atas.

Hasilnya sebanyak 89,9 % siswa kelas X-1 menunjukkan minat

dengan keinginannya untuk mengetahui sesuatu, 73,4 % siswa

kelas X-1 menunjukkan minat belajar dengan usaha merealisasikan

keinginannya, dan sebanyak 75,4 % siswa menunjukkan minat

belajar dengan partisipasi dalam suatu kegiatan. Dari sekian

persentase indikator minat tersebut, dapat disimpulkan hampir

sebagian besar siswa menunjukkan minat dengan ketiga cara di

atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

95

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2

a. Hasil Post Test

Berdasarkan post test di akhir siklus 2 yang dilaksanakan

pada 8 Agustus 2013, didapatkan hasil sebagaimana yang

dijabarkan melalui tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 2

No Aspek Hasil Yang

diharapkan 1 Nilai Tertinggi 96 - 2 Nilai Terendah 48 - 3 ∑ Siswa Tuntas 20 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 9 - 5 Persentase Ketuntasan 68,96 % ≥ 75 % 6 Rata-rata 78 ≥ 75

Jika melihat tabel 4.11 di atas, bisa disimpulkan

bahwasannya penelitian yang dilakukan belum mencapai indikator

ketercapaian yang diharapkan khususnya aspek persentase

ketuntasan. Namun aspek rata-rata berhasil mencapai target dengan

perolehan sebesar 78. Pada tes yang dilakukan di akhir siklus 2,

perolehan nilai tertinggi mencapai 96 dan nilai terendah adalah 48.

Data lain dari lampiran 6 menunjukkan bahwa perolehan nilai

dengan kategori sangat baik yaitu nilai yang ada pada range 81 –

100 sebanyak 12 siswa dengan persentase 41,4 % dari seluruh nilai

siswa kelas X-1. Perolehan nilai dengan kategori baik yaitu pada

range 70 – 80 mencapai 27,6 % atau 8 siswa dari sekian nilai siswa

kelas X-1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

96

Selain menilai hasil tes, peneliti juga menganalisis hasil tes

tersebut untuk melihat kemampuan siswa di tiap indikator

kompetensi dan indikator kognitif. Hasil analisis tersebut seperti

yang telah diuraikan dalam tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Analisis Hasil Post Test Siklus 2 Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Indikator Kognitif

INDIKATOR KOMPETENSI

NO SOAL

INDIKATOR KOGNITIF

SKOR KELAS

% KETERCAPAIAN

SOAL Menjelaskan cara perkembangbiakkan virus

I.1 I.2 I.5 I.7

I.12

C2 C2 C2 C1 C1

26 23 27 29 29

89,6 % 79,3 % 9318 % 100 % 100 %

Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus

I.4 I.6

I.10 I.15 II.1

C2 C2 C1 C2 C4

6 26 16 29

86*

20,7 % 89,6 % 55,2 % 100 % 59,3 %

Menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus

I.3 I.13 I.14

C2 C2 C2

24 28 23

82,8 % 96,6 % 79,3 %

Menjelaskan prinsip kerja vaksin

I.8 I.11 II.2

C2 C3 C2

19 28

125*

65,5 % 96,6 % 86,2 %

Meyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya

I.9 C3 22 75,9 %

Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya

110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebanyak 29 siswa kelas X-1

berhasil menjawab dengan baik soal yang berhubungan dengan

indikator menjelaskan cara perkembangbiakkan virus. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

97

dibuktikan dengan sebanyak 26 siswa menjawab benar pada nomor

1 atau 89,6 % siswa berhasil menjawab soal nomor 1. Selain nomor

1, nomor 2 juga mampu dijawab sebanyak 79,3 % siswa, nomor 5

mampu dijawab sebanyak 93,1 %, nomor 7 dan 12 mampu dijawab

sebanyak 100 % siswa.

Pada indikator menyebutkan penyakit-penyakit yang

disebabkan oleh virus yaitu pada nomor 4 mampu dijawab

sebanyak 20,7 %, nomor 6 mampu dijawab sebanyak 89,6 %,

nomor 10 mampu dijawab sebanyak 55,2 %, nomor 15 mampu

dijawab sebanyak 100 %, dan nomor 1 esai sebanyak 59,3 %. Hasil

analisis juga memperlihatkan bahwa nomor 12 dan nomor 15

merupakan nomor yang mampu dijawab oleh seluruh siswa kelas

X-1. Untuk pencapaian terendah terdapat pada indikator

menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu

nomor 4 sebesar 20,7 %. Pada indikator menjelaskan prinsip kerja

vaksin, pencapaian tertinggi ada pada nomor 11 sebesar 96,6 %

dan pencapaian terendah pada nomor 8 sebesar 65,5 %

b. Hasil Observasi

Observasi pembelajaran di siklus 2 dilakukan selama

pertemuan 1 dan 2 dan pertemuan 3. Observasi 1 digunakan untuk

menilai hasil belajar afektif psikomotorik siswa pada pertemuan 1

dan 2. Observasi 2 dilakukan untuk menilai hasil belajar afektif

psikomotorik siswa pada pertemuan 3. Dari pengamatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

98

dilakukan observer selama observasi didapatkan data seperti pada

tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 1 pada Siklus 2

No Aspek Hasil Diharapkan

1 Nilai Tertinggi 93 - 2 Nilai Terendah 81 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat

Baik 29 -

5 Rata-rata 87,44 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, terlihat hasil belajar afektif

dan psikomotorik pada pertemuan 1 dan 2 siklus 2 memperoleh

nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah adalah 81. Seluruh

perolehan nilai pada hasil observasi tersebut masuk dalam kategori

sangat baik. Rata-rata hasil belajar afektif psikomotorik sebesar

87,44 dan persentase yang diperoleh sebesar 100 %. Jika

dibandingkan dengan indikator ketercapaian yang ditargetkan

peneliti, hasil belajar ranah afektif psikomotorik sudah tercapai.

Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil

belajar afektif psikomotorik yang diperoleh melalui observasi,

ditemukan hasil seperti pada tabel 4.14 berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

99

Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 1 Siklus 2

No. Indikator Hasil Belajar Afektif

Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian

1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 100 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,

19 93,1 %

3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi

5, 6, 8, 12, 14, 15

88,2 %

4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 80,2 % 5 Keterampilan bergerak dan

bertindak 18 50,3 %

6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)

2, 13, 17 87,8 %

Tabel 4.14 menjelaskan tentang beberapa indikator yang

diamati selama observasi pembelajaran di siklus 2. Hasil analisis

menunjukkan sebanyak 100 % atau 29 siswa kelas X-1

menunjukkan sikap menerima melalui pernyataan pada nomor 3

dan 20. Siswa sebanyak 93,1 % juga menunjukkan sikap

menganggap penting dari pernyataan nomor 4, 7, 9, 16, dan 19.

Pada observasi 2 siklus 2 yang dilaksanakan pada 6

Agustus 2013, didapatkan data sebagaimana yang disajikan pada

tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 2 Siklus 2

No Aspek Hasil Diharapkan

1 Nilai Tertinggi 99 - 2 Nilai Terendah 81 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat Baik 29 - 5 Rata-rata 92,10 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

100

Pada observasi 2 siklus 2 diperoleh hasil berupa rata-rata

sebesar 92,10 yang lebih tinggi dibanding observasi 1, persentase

ketuntasan hasil belajar juga tetap bertahan yaitu 100%. Dari

pembelajaran tersebut juga diperoleh nilai tertinggi dan nilai

terendah yaitu sebesar 99 dan 81. Seluruh perolehan hasil belajar

afektif dan psikomotorik siswa kelas X-1 masuk pada kategori

sangat baik yaitu pada rentang nilai 81-100.

Dari hasil belajar yang diperoleh tersebut, peneliti

kemudian menganalisis berdasarkan indikator hasil belajar afektif

dan psikomotorik untuk menilai jenis kemampuan afektif

psikomotorik yang dimiliki siswa kelas X-1. Hasil analisis

disajikan dalam tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 2 Siklus2

No. Indikator Hasil Belajar Afektif

Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian

1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 98,6 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,

19 92,6 %

3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi

5, 6, 8, 12, 14, 15

94,8 %

4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 88,5 % 5 Keterampilan bergerak dan

bertindak 18 80 %

6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)

2, 13, 17 89,2 %

Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat kemampuan dan

keterampilan yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran peranan

virus di siklus 2, yaitu sebanyak 98,6 % siswa kelas X-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

101

menunjukkan sikap menerima terhadap pembelajaran dengan

tindakan tertentu seperti pada pernyataan 3 dan 20, selain itu

sebanyak 92,6 % siswa juga menunjukkan bahwa mereka

menganggap penting pembelajaran seperti pada pernyataan 4, 7, 9,

16, 19. Saat proses pembelajaran siswa kelas X-1 sebanyak 94,8 %

menunjukkan kesediaan untuk berpartisipasi. Indikator lain seperti

kesediaan untuk memanfaatkan baik memanfaatkan waktu dan

sumber belajar juga diperlihatkan 88,5 % siswa kelas X-1. Untuk

indikator psikomotorik seperti keterampilan bergerak dan bertindak

serta kecakapan ekspresif mampu dibuktikan oleh 80 % dan 89,2

% siswa kelas X-1.

c. Hasil Kuisioner Minat Belajar

Untuk menilai minat belajar siswa pada siklus 2, peneliti

pada 6 Agustus 2013 membagikan kuisioner kepada siswa kelas X-

1 untuk diisi secara pribadi. Setelah kuisioner tersebut didapatkan

hasil seperti yang disajikan pada tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 2

No Aspek Hasil Diharapkan

1 Skor tertinggi 97 - 2 Skor terendah 62 - 3 Jumlah siswa berminat dan

sangat berminat 27

4 Skor Rata-rata 84,10 - 5 Persentase Minat 93,10 % ≥ 75 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

102

Minat belajar dikatakan sebagai salah satu faktor yang

berpengaruh tehadap hasil belajar siswa. Melalui penilaian minat

ini, dapat diketahui hubungan minat dengan hasil belajar. Minat

belajar pada siklus 2 ditunjukkan dengan 93,10 % siswa kelas X-1

atau 27 siswa masuk dalam kategori siswa yang berminat dan

sangat berminat. Hal ini didukung dengan rata-rata skor yang

mencapai angka 84,10. Skor minat tertinggi mencapai 97 dan skor

terendah ada pada angka 62. Perolehan minat belajar tersebut

kemudian dianalisis berdasarkan indikator minat dan menemukan

hasil seperti pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18 Analisis Minat Belajar Siklus 2 Berdasarkan Indikator Minat

No. Indikator Minat Belajar Pernyataan Persentase

1 Keinginan untuk mengetahui sesuatu

6, 7, 11, 17, 20

91,7 %

2 Usaha untuk merealisasikan keinginan

1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19

80,3 %

3 Partisipasi dalam suatu kegiatan 2, 4, 5, 8, 15

82,8 %

Minat yang dimiliki siswa kelas X-1 pada siklus 2 ini

ditunjukkan dengan keinginan untuk mengetahui sesuatu sebesar

91,7 %, setelah memiliki keinginan tentunya diperlukan usaha

untuk merealisasikan keinginan tersebut yang rumuskan dalam

pernyataan 1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, dan 19. Jika dihubungkan

indikator usaha maka diperoleh 80,3 % siswa kelas X-1 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

103

menunjukkan minat dengan usaha merealisasikan keinginannya.

Selain itu sebanyak 82,8 % siswa kelas X-1 juga menunjukkan

minat dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan

dengan minatnya tehadap Biologi.

C. Pembahasan

Objek penelitian tindakan kelas ini adalah minat dan hasil belajar

yang diamati dari siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng

sebagai subjeknya. Menurut Sudarsono (2003) minat merupakan bentuk

sikap ketertarikan terhadap sesuatu dan berusaha terlibat dalam kegiatan

karena menyadari penting atau bernilainya kegiatan tersebut.

Jika dikaitkan dengan konteks pembelajaran maka minat belajar

merupakan bentuk sikap yang mengungkapkan ketertarikan siswa terhadap

suatu pembelajaran atau mata pelajaran. Sikap tersebut umumnya

diperlihatkan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Uraian di atas juga didukung oleh Surya (2010) dengan pendapatnya

yang mengungkapkan bahwa minat merupakan salah satu faktor yang

menggerakkan siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga dapat

disimpulkan bahwasannya minat belajar dan hasil belajar adalah dua hal

yang saling berhubungan. Hasil belajar bisa tercapai dengan baik ketika

siswa memiliki minat untuk mengetahui apa yang dipelajarinya dan

berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan siswa tersebut

dalam pembelajaran yang diminatinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

104

Seperti yang diketahui bahwasannya minat bukan menjadi sesuatu

yang tetap dalam diri seseorang sehingga minat dapat diubah ataupun

ditumbuhkan. Cara yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan strategi discovery yang mengajak siswa menemukan

konsep pengetahuannya sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah

(2002) bahwa minat belajar dapat ditumbuhkan dengan cara

menghubungkan bahan pelajaran dengan pengalaman dan menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

Discovery secara teori memiliki kemungkinan besar dalam

menumbuhkan minat belajar, karena menurut peneliti pembelajaran

dengan discovery dapat memberi pengalaman kepada siswa sehingga dapat

memicu tumbuhnya minat. Selain itu discovery juga mengharuskan siswa

menemukan konsep pengetahuan selama proses pembelajaran dari

berbagai sumber. Minat yang tumbuh tersebut nantinya akan memotivasi

siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik sehingga hasil

belajar yang diperoleh juga akan baik.

Pada siklus 1, perolehan ketuntasan hasil belajar kognitif sebesar

55,17 % yang diperoleh siswa kelas X-1 secara langsung menjelaskan

bahwa pemberian tindakan discovery pada siklus 1 belum berhasil

mencapai indikator ketercapaian yang menargetkan ketuntasan sebesar ≥

75 %. Berkenaaan dengan tidak tercapainya target penelitian tersebut

peneliti kemudian melakukan analisis terhadap hasil belajar kognitif

tersebut. Setelah menganalisis hasil belajar koginitif siklus 1, peneliti

mendapatkan beberapa hal penting yang nantinya digunakan sebagai tolak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

105

ukur pengembangan discovery di siklus 2 untuk mencapai indikator

ketercapaian penelitian ini.

Hasil analisis kognitif telah memperlihatkan bahwasannya dari

seluruh indikator kompetensi terdapat beberapa indikator yang menjadi

kendala dalam pencapaian target penelitian, yaitu menyebutkan nama

ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus dan menjelaskan

bagian tubuh virus. Kedua indikator tersebut yang secara umum memiliki

beberapa ketercapaian yang tergolong rendah. Pada indikator tersebut

meskipun terdapat pencapaian 65,5 %, 71,7 %, 75,9 %, dan 86,2 % akan

tetapi ada pula pencapaian yang hanya sebesar 37,9 %, 44,8 % dan 55,2 %

pada beberapa nomor soal. Hal ini menandakan bahwasannya materi yang

bersangkutan dengan indikator tersebut belum sepenuhnya dikuasai siswa.

Temuan lain dapat dipertimbangkan dengan melihat analisis

pencapaian hasil belajar kognitif bedasarkan tingkat kemampuan kognitif.

Faktanya dari hasil analisis kemapuan kognitif dapat disimpulkan bahwa

soal dengan tingkat analisis, atau pemahaman, atau ingatan kurang

berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian yang diperoleh kelas

X-1 dari setiap soal.

Pada tabel analisis hasil belajar kognitif (tabel 4.4 dan tabel 4.12)

telah diperlihatkan bahwa soal dengan tingkat ingatan, tingkat

pemahaman, aplikasi, dan analisis mampu dijawab siswa dengan baik

meskipun ada beberapa soal yang tidak mampu dijawab benar oleh siswa.

Logika tersebut menjelaskan bahwasanya pada siklus 1, masalah siswa

bukan terletak pada tingkat kemampuan kognitif melainkan muatan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

106

tertentu yang belum sepenuhnya dikuasai siswa. Penguasaan terhadap

materi memperlihatkan pengaruh yang cukup besar pada hasil belajar

siklus 1.

Dalam usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti telah

mencoba mengembangkan discovery dengan mengkombinasikan strategi

discovery dengan media pembelajaran yang lebih menarik. Alasan

pemilihan bentuk pengembangan ini karena minat siswa cenderung timbul

ketika pembelajaran yang dilakukannya terkesan lebih menarik dan kreatif.

Untuk membuat suatu pembelajaran yang kreatif peneliti menggunakan

bantuan media pembelajaran serta game sehingga siswa dapat tertarik

untuk melakukan pembelajaran.

Pada siklus 1 peneliti menggunakan artikel dan poster berwarna

untuk merangsang minat belajar siswa karena sekolah tidak menyediakan

fasilitas belajar yang mendukung di setiap kelas. Akan tetapi jenis media

tersebut tidak begitu efektif sehingga siswa kurang terpacu minatnya

terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mampu

mencapai target yang ditentukan. Maka dari itu diperlukan pengembangan

discovery dengan media pembelajaran yang lebih menarik bertujuan untuk

membantu siswa dalam mengingat dan memahami muatan materi

pembelajaran dengan lebih baik.

Setelah melaksanakan pengembangan discovery pada siklus 2, hasil

belajar yang didapat mengalami peningkatan yang cukup baik dengan

ketuntasan sebesar 68,96 % dengan rata-rata 78. Meningkatnya hasil

belajar kognitif ini tentu tidak terlepas dari pengaruh pengembangan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

107

direncanakan pada siklus 2. Perbandingan hasil belajar kognitif tersebut

dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut:

Gambar 4.9 Perbadingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2

Diketahui hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini selain

hasil belajar kognitif juga ada hasil belajar afektif dan psikomotorik. Dari

rata-rata hasil belajar afektif dan psikomotorik yang pada siklus 1 sebesar

84,68 dan 92,62 mengalami penurunan pada awal siklus 2 sebesar 87,44

dan kembali meningkat pada akhir siklus 2 sebesar 92,10 seperti yang

dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut:

76

.55

78

55

.17 68

.96

S I K L U S 1 S I K L U S 2

HASIL BELAJAR KOGNITIF SIKLUS 1

DAN SIKLUS 2

RATA-RATA PERSENTASE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

108

Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus 1 dan Siklus 2

Pada kenyataannyahasil yang diperoleh tersebut dapat digolongkan

tidak relevan karena mengalami penurunan setelah dilakukan

pengembangan discovery. Akan tetapi secara umum hasil belajar afektif

dan psikomotorik tersebut berhasil mencapai indikator ketercapaian

penelitian. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik

internal seperti kesehatan siswa dan kondisi siswa juga faktor eksternal

seperti tugas siswa diluar rumah mengingat beberapa faktor yang

menentukan hasil belajar siswa selain minat seperti yang dikemukakan

oleh Slameto (2010).

Alasan peneliti mengangkat masalah di atas, karena pada beberapa

waktu di bulan Agustus, siswa sedang mempersiapkan berbagai acara

penting yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Seminari San

Dominggo Hokeng. Atas dasar alasan tersebut peneliti menyatakan bahwa

selama pelaksanaan pembelajaran di siklus 2, siswa dalam keadaan yang

kurang baik sehingga kemampuan afektif dan psikomotoriknya menurun.

84

.68

87

.44

92

.62

92

.1

S I K L U S 1 S I K L U S 2

HASI L B ELAJAR AFEKT I F DAN

PSI KOMOT ORI K S I KLUS 1 DAN SI KLUS 2

RATA-RATA 1 RATA-RATA 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

109

Hal tersebut dapat dihubungankan dengan penerimaan siswa yang

pada siklus 1 mencapai 100 %, pada siklus 2 hanya mencapai 98,1 %.

Selain itu salah satu indikator afektif seperti kesediaan memanfaatkan

yang ditunjukkan dengan mengumpulkan tugas tepat waktu, masuk kelas

tepat waktu pada siklus 1 mampu ditunjukkan oleh 91,3 % siswa menurun

pada siklus 2 mencapai 88,5 %. Kesimpulannya meskipun hasil belajar

afektif dan psikomotorik siswa pada dua siklus ini sangat baik, tetapi

pengaruh faktor-faktor tersebut membuat penurunan hasil belajar afektif

dan psikomotorik.

Sehubungan dengan terjadinya peningkatan hasil belajar kognitif dan

tercapainya hasil belajar afektif dan psikomotorik, minat belajar siswa pun

mengalami peningkatan dari siklus 1 dan siklus 2. Meningkatnya minat

tersebut ternyata berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hal

tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2

82

.75 93

.1

55

.17 6

8.9

6

76

.55

78

S I K L U S 1 S I K L U S 2

HUBUNGAN PENINGKATAN MINAT

DAN HASIL BELA JAR

% MINAT % HASIL BELAJAR KOGNITIF RATA-RATA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

110

Perolehan peningkatan minat dan hasil belajar kognitif serta

tercapainya hasil belajar afektif dan psikomotorik didapatkan melalui

serangkaian tindakan dalam discovery. Seperti yang diketahui

bahwasannya belajar adalah kata kerja yang menggambarkan usaha

membuat perubahan tingkah laku dan kecakapan baik melalui tindakan

dan latihan. Di dalam discovery, siswa berlatih untuk menemukan

pengetahuan melalui kecakapannya dalam berpikir dan bertindak. Di

dalam discovery juga, siswa akan mengalami berbagai pengalaman dalam

membentuk suatu konsep pengetahuan. Pernyataan tersebut sama seperti

yang diungkapkan oleh Chaplin dalam Syah (2003) bahwa belajar adalah

perolehan perubahan tingkah laku sebagai akibat latihan dan pengalaman.

Dalam prosesnya, discovery mengharuskan siswa untuk

berpartisipasi secara aktif, menggunakan segala kecakapan dan

keterampilan (afektif dan psikomotorik) untuk menemukan suatu

pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan kenyataan mengenai hasil

penelitian. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah strategi discovery

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan

minat dan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

111

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melalui berbagai rangkaian penelitian, peneliti mendapatkan

beberapa poin penting dari penelitian ini antara lain:

1. Strategi discovery mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas X-

1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus. Hal

tersebut ditunjukkan dengan peningkatan persentase minat sebesar

82,75 % dan rata-rata minat sebesar 78 pada siklus 1 menjadi 93,10 %

dengan rata-rata sebesar 84,10 pada siklus 2.

2. Strategidiscovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1

SMA Seminari San Dominggo Honkeng pada materi virus. Hal

tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan hasil

belajar kognitif dari siklus 1 ke siklus 2, yaitusebesar 55,17 % menjadi

68,96 % dengan rata-rata 76,55 menjadi 78. Strategi discovery juga

menghasilkan capaian hasil belajar afektif dan psikomotorik yang

sangat baik dengan persentase ketuntasan di kedua siklus sebesar 100

% dan rata-rata 84,68 di observasi 1 siklus 1, 92,62 di observasi 2

siklus 1, 87,44 di observasi 1 siklus 2, 92,10 di observasi 2 siklus 2.

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

112

B. Saran

1. Saran bagi Penelitian Selanjutnya

Jika pada penelitian ini peneliti belum bisa mencapai target

penelitian, diharapkan pada penelitian yang menggunakan

discoveryselanjutnya, akanada bentuk pengembangan lain yang lebih

kreatif, tepat sasaran, dan lebih melibatkan peran siswa dalam proses

pembelajaran agar penelitian dapat mencapai target yang diinginkan.

Karena masalah hasil belajar dan minat siswa ini tidak hanya

bergantung kepada metode pembelajaran melainkan seluruh aspek

dalam pembelajaran.

Apabila terdapat masalah pembelajaran yang sama dengan

penelitian ini, penelitian selanjutnya perlu menggunakan sumber

belajar yang lebih variatif dan informatif sehingga siswa tidak mudah

bosan saat mengolah literatur di tiap kegiatan pembelajaran.

2. Saran bagi Guru

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran peneliti kepada

guru mata pelajaran adalah yang pertama guru sebaiknya kembali

mengujicobakan discovery pada materi pembelajaran lainnya sebagai

cara untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan bentuk

pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru juga perlu

menjadi lebih kreatif di tengah keterbatasan fasilitas dalam mengolah

pembelajaran agar tidak cenderung monoton pada setiap

pertemuannya. Keadaan fasilitas sekolah yang minim, sebetulnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

113

bukan menjadi penghalang bagi guru untuk menjadi lebih inovatif dan

kreatif.

Selain itu guru perlu menindaklanjuti segera mungkin ketika

terjadi masalah pembelajaran dengan bertolak pada analisis hasil

belajar agar dapat menemukan solusi yang tepat bagi pengembangan

pembelajaran di kemudian hari.

3. Saran bagi Sekolah

Sekolah hendaknya turut ikut mendukung pengembangan

pembelajaran dengan cara menyediakan fasilitas belajar yang lebih

menarik agar memudahkan guru untuk mengolah pembelajaran yang

lebih inovatif. Fasilitas tersebut antara lain proyektor lengkap dengan

LCD di setiap kelas dan fasilitas internet sekolah.

Sekolah juga perlu mendukung realisasi pengembangan

pembelajaran dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan

pengembangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta

mewajibkan guru untuk melaksanakan pengembangan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

114

DAFTAR PUSTAKA

Amien. (1987). Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Arikunto, S. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Chusnah, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Discovery untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas V di MI Miftahul Ulum Kejapanan. Penelitan Tindakan Kelas. Diakses Mei 24, 2013, dari http://www.library.um.ac.id

Dahalar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fuchan, A. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Gie, T. L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Hamalik, O. (1991). Pendidikan Guru, Konsep, dan Strategi. Bandung: Mandar Maju.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hopkins, D. (1993). A Teacher's Guide to Classroom Reasearch. Phioladelpia: Opeen University Press.

Lestari, S. (2008, September). Metode Pembelajaran Discovery dengan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda. Jurnal Didaktika, vol.9, no.3, hal.312-313.

Moerdiyanto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Penjualan dan Bisnis Manajemen. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Moerdiyanto. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Pratiwi, D. A., Maryati, S., Srikini, Suharno, & S, B. (2004). Buku Penuntun Biologi Jilid 1 untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing

115

Sanjaya, P. D. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarsono, J. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, D. (2001). Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi. Tesis PPS UPI.

Surya, H. (2010). Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Surya, M. (2007). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Salatiga: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengn Pendekatan Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tafsir, A. (2008). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel, W. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI