petunjuk teknis - sippin.batan.go.id · petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh...

17
Petu Penatausahaan In BADAN PUSAT PENDAYAGUNA unjuk Teknis n Piutang PNBP Dengan nformasi BATAN Susana PPIKSN - BATAN N TENAGA NUKLIR NASIONAL AAN INFORMATIKA DAN KAWASAN STRATEGIS TAHUN 2014 n Sistem NUKLIR

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Petunjuk TeknisPenatausahaan Piutang PNBP Dengan Sistem

Informasi BATAN

SusanaPPIKSN - BATAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALPUSAT PENDAYAGUNAAN INFORMATIKA DAN KAWASAN STRATEGIS NUKLIR

TAHUN 2014

Petunjuk TeknisPenatausahaan Piutang PNBP Dengan Sistem

Informasi BATAN

SusanaPPIKSN - BATAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALPUSAT PENDAYAGUNAAN INFORMATIKA DAN KAWASAN STRATEGIS NUKLIR

TAHUN 2014

Petunjuk TeknisPenatausahaan Piutang PNBP Dengan Sistem

Informasi BATAN

SusanaPPIKSN - BATAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALPUSAT PENDAYAGUNAAN INFORMATIKA DAN KAWASAN STRATEGIS NUKLIR

TAHUN 2014

Page 2: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGDalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Nomor PER-85/PB/2011 tentang

Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Satuan Kerja

Kementerian Negara/Lembaga ditegaskan bahwa setiap Satuan Kerja Kementerian

Negara/Lembaga wajib melaksanakan penatausahaan PNBP yang menjadi tanggung jawabnya

agar setiap piutang PNBP dapat diselesaikan seluruhnya secara tepat waktu.

Untuk mengatur tata cara penatausahaan piutang PNBP tersebut telah disusun Standar

Operasional Prosedur (SOP) Penatausahaan Piutang PNBP Nomor : SOP 036.02/KU 04

02/UM tanggal 27 Januari 2014 agar pelaksanaan penatausahaan piutang PNBP pada satuan

kerja di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dapat berjalan tertib, lancer, tepat

waktu dan dapat dipertanggung jawabkan.

Atas dasar kedua peraturan diatas Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis

Nuklir (PPIKSN) bekerjasama dengan Biro Umum BATAN mengembangkan program aplikasi

berbasis komputer yang diberinama Sistem Informasi Penatausahaan Piutang PNBP untuk

selanjutnya disingkat SIPPIN. Diharapkan dengan dioperasikannya SIPPIN pada satuan kerja di

lingkungan BATAN akan memudahkan dalam melaksanakan penatausahaan Piutang PNBP.

Alur proses dan format laporan yang dihasilkan oleh aplikasi SIPPIN telah mengacu pada

peraturan DJPB serta SOP BATAN.

Petunjuk Teknis ini dibuat untuk memberikan panduan rinci kepada Bendahara dan atau Unit

Pembukuan pada satuan kerja didalam pelaksanaan penatausahaan Piutang PNBP di BATAN

dengan menggunakan Aplikasi SIPPIN.

1.2. MAKSUD DAN TUJUANPetunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN

yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam melaksanakan penatausahaan piutang

PNBP. Petunjuk teknis ini menyertakan contoh format laporan yang harus dibuat oleh Petugas

Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) sebagai sumber data serta cara

pengoperasian Aplikasi SIPPIN secara ringkas.

Page 3: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Tujuan petunjuk teknis ini adalah :

1. Adanya keseragaman format laporan dalam pelaksanaan penatausahaan piutang PNBP

pada satuan kerja di lingkungan BATAN sesuai dengan peraturan yang berlaku

2. Memudahkan satuan kerja dalam melaksanakan penatausahaan piutang PNBP

1.3. DEFINISI1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat

yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan dan hibah.

2. Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada kementerian/lembaga dan/atau

hak kementerian negara/lembaga yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian

atau berakibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau

akibat lainnya yang sah.

3. Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus sebesar persentase tertentu dari

akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang.

4. Debitur adalah badan atau orang yang berutang menurut peraturan, perjanjian atau

sebab apapun.

5. Satuan Kerja (Satker) adalah bagian dari suatu unit organisasi di BATAN yang

melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program yang diberi wewenang

atas penerimaan dan pengeluaran anggaran dan pengelolaan barang serta mempunyai

kode Satker.

6. Konfirmasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan

beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.

7. Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual adalah data pendapatan yang masih

harus diterima, pendapatan diterima di muka, belanja yang masih harus dibayar, belanja

dibayar di muka.

8. Surat Keterangan Tanda Lunas yang selanjutnya disingkat SKTL adalah dokumen yang

diterbitkan oleh kepala satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga yang menyatakan

bahwa piutang PNBP pihak terutang telah lunas.

9. Surat Penagihan (SPn) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kepala Satuan Kerja

untuk penagihan pertama piutang PNBP kepada pihak terutang (debitur).

10. Surat Penagihan Kedua (SPn Kedua) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kepala

Satuan Kerja untuk penagihan pertama piutang PNBP apabila sampai dengan tanggal

jatuh tempo pembayaran pada SPn, pihak terutang belum melunasi piutang PNBP.

11. Surat Penagihan Ketiga (SPn Ketiga) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kepala

Page 4: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Satuan Kerja untuk penagihan pertama piutang PNBP apabila sampai dengan tanggal

jatuh tempo pembayaran pada SPn Kedua, pihak terutang belum melunasi piutang PNBP.

12. Unit Pembukuan adalah unit/organisasi yang melaksanakan pembukuan dan pelaporan

piutang.

13. Bendahara adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang diberi tugas dan tanggung jawab

untuk mengelola pelaksanaan APBN.

14. Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP

adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola

pelaksanaan belanja pegawai.

15. Sistem Informasi Penatausahaan Piutang PNBP yang selanjutnya disingkat SIPPIN adalah

program aplikasi komputer yang digunakan untuk membantu melaksanakan pembukuan

dan pelaporan piutang.

16. Dokumen Sumber (DS) Piutang PNBP adalah dokumen yang digunakan sebagai

sumber atau bukti penetapan piutang, antara lain: perjanjian/kontrak piutang PNBP,

Surat Ketetapan dalam hal piutang PNBP, Surat Ketetapan Tanggung Jawab Mutlak

(SKTJM/SKTM), Surat Setoran Bukan Pajak dan bukti setor lainnya, Surat Keputusan

Penghapusan, Dokumen lain yang berkaitan dengan piutang PNBP.

1.4. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelaksanaan penatausahaan piutang PNBP meliputi kegiatan

- Melakukan pencatatan piutang berdasarkan dokumen-dokumen transaksi

- Melakukan pencataan penerimaan pembayaran dari kreditur oleh bendahara

- Melakukan pencatatan setoran piutang ke Bank atau melalui pemotongan gaji pegawai

- Membuat kartu piutang untuk setiap kreditur

- Membuat buku pembantu piutang

- Membuat laporan-laporan yang diperlukan baik oleh internal BATAN mauput instansi

eksternal terkait dengan format yang telah mengacu pada peraturan yang berlaku

- Melakukan pengarsipan dokumen secara elektronik

Sedangkan Jenis piutang yang dikelola dibatasi pada :

1. Piutang Pengembalian Belanja Pegawai

2. Piutang Penerimaan Jasa Layanan (PNBP Fungsional)

3. Piutang Tuntutan Ganti Rugi (TGR) berupa TGR Karyasiswa, TGR Pegawai keluar

dalam masa perjanjian serta TGR barang hilang

Page 5: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

1.5. SISTEMATIKA

Sistematika petunjuk teknis ini terdiri :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PIUTANG PNBP

2.1. SPESIFIKASI APLIKASI SIPPIN

2.2. PIUTANG PENGEMBALIAN BELANJA PEGAWAI

2.3. PIUTANG PNBP FUNGSIONAL

2.4. PENGOPERASIAN APLIKASI SIPPIN

BAB III : PENUTUP

LAMPIRAN1. Format Laporan Piutang Pengembalian Belanja Pegawai oleh PPABP

Page 6: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

BAB IIPELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PIUTANG PNBP

2.1. SPESIFIKASI APLIKASI SIPPINMenu utama pada Aplikasi SIPPIN dikelompokkan berdasarkan jenis piutang PNBP yang

dikelola, meliputi piutang pengembalian belanja pegawai, piutang layanan jasa atau disebut

PNBP fungsional serta TGR yang terdiri atas TGR karyasiswa, TGR pegawai keluar dan TGR

barang hilang. Tiap menu tersebut dijabarkan atas sub menu pencatatan piutang, pencatatan

penerimaan atau pembayaran piutang ke bendahara, pencatatan setoran ke Negara serta

pelaporan. Untuk laporan yang bersifat rekapitulasi tingkat BATAN dan biasanya diperlukan

oleh instansi luar dipisahkan pada menu tersendiri.

Pengguna dari Aplikasi SIPPIN adalah :

1. Bendara atau unit pembukuan piutang pada satuan kerja

2. Pegawai yang ditugaskan untuk mengelola dan mengadministrasi data TGR

3. Biro Umum sebagai pembina pelaksanaan penatausahaan piutang PNBP serta yang

bertanggung jawab terhadap keakuratan data rekapitulasi tingkat BATAN

4. Pimpinan baik level satuan kerja maupun level BATAN

5. Inspektorat sebagai auditor internal

6. Instansi luar atau lembaga auditor eksternal (BPK atau BPKP)

7. Pegawai pada Biro Umum yang ditunjuk sebagai administrator

Berdasarkan menu-menu yang tersedia dan pengguna aplikasi dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Pada satuan kerja disediakan 2 (dua) level yaitu level admin dan level pimpinan.

Level admin satker dapat dioperasikan oleh bendahara (apabila satker memiliki bendahara

penerimaan) dan apabila satuan kerja tidak ada bendahara penerimaan dapat menunjuk

pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pembukuan piutang PNBP.

Baik level admin maupun pimpinan satuan kerja hanya dapat melakukan pencatatan,

menampilkan atau memproses data piutang pada satuan kerja nya dan tidak dapat melihat

data pada satuan kerja lain.

2. Biro Umum disediakan 4 (tiga) level yaitu administrator, admin dan pimpinan satker dan

Operator Biro Umum

Page 7: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Level admin dan pimpinan satker pada Biro Umum memiliki fungsi sama seperti penjelasan

no.1. Untuk level Operator memiliki wewenang lebih luas yaitu : dapat mengakses seluruh

menu yang ada pada aplikasi termasuk jenis piutang TGR dan data seluruh satuan kerja

serta mengakses menu laporan tingkat BATAN. Sedangkan level administrator memiliki hak

akses seperti level Operator Biro Umum ditambah menu pengaturan system yang memiliki

wewenang untuk menambah atau menghapus user, mengganti password serta menentukan

hak akses dari tiap level pengguna.

3. Level Pimpinan BATAN dapat mengakses seluruh menu dan seluruh data satuan kerja akan

tetapi sebatas melihat data dan menampilkan laporan tidak dimungkinkan untuk melakukan

perubahan data.

4. Level Auditor (internal dan eksternal) hanya dapat mengakses menu pelaporan, baik tingkat

satuan kerja maupun tingkat BATAN

2.2. PIUTANG PENGEMBALIAN BELANJA PEGAWAITimbulnya piutang pengembalian belanja pegawai disebabkan oleh kelebihan pembayaran gaji

atau tunjangan yang telah diterima pegawai. Hal ini dapat terjadi karena Daftar Gaji Pegawai

disusun dan diajukan ke KPPN untuk mendapat persetujuan dibayar dilakukan pada bulan N-1

artinya untuk pengajuan gaji bulan September dilakukan pada bulan Agustus dan kondisi

kepegawaian pada bulan September belum tentu sama dengan kondisi kepegawaian pada

bulan Agustus. Perbedaan kondisi kepegawaian ini dapat berakibat pada perbedaan tunjangan

yang diterima misalnya seorang pegawai yang sebelumnya menjabat struktural pada akhir

bulan Agustus diturunkan dari jabatan struktural yang berakibat dihapusnya tunjangan struktural

pada bulan September, sementara itu pada awal Agustus sudah diajukan dan disetujui

dibayarkan gaji beserta tunjangannya oleh KPPN. Selain itu ada beberapa alasan lain,

diantaranya:

- kesalahan hitungan oleh petugas

- terbitnya suatu Surat Keputusan (SK) yang menyebabkan penurunan tunjangan

pegawai dan berlaku surut, misalnya SK pemberhentian sementara sebagai pejabat

fungsional khusus yang berakhibat dihapusnya tunjangan fungsional, SK penurunan

tunjangan kompensasi kerja (TBN)

- pegawai melakukan cuti besar

- dsb

Pada saat diketahui adanya kelebihan pembayaran belanja pegawai (dibuktikan dengan adanya

SK atau surat keterangan lain) PPABP akan membuat laporan ke bendahara dan bendahara

Page 8: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

melakukan pencatatan sebagai piutang pengembalian belanja pegawai pada kartu piutang.

Untuk selanjutnya akan dibuat surat penagihan ke pegawai. Dari surat penagihan tersebut

pegawai akan membuat pernyataan tentang waktu dan cara pembayaran. Surat pernyataan

pegawai diantaranya berisi cara pembayaran piutang dengan sekali bayar atau dilakukan

dengan mengangsur. Baik dengan sekali bayar ataupun angsuran dapat dilakukan dengan 2

(dua) sistem yaitu dengan sistem tunai dibayar ke bendahara penerimaan yang kemudian oleh

bendahara akan disetor ke Bank atau kantor pos dengan formulir SSBP (Surat Setoran Bukan

Pajak) untuk pengembalian belanja pegawai pada tahun yang berbeda dan SSPB (Surat

Setoran Pengembalian Belanja) untuk pengembalian belanja pegawai pada tahun sama,

ataupun dengan cara pemotongan dari gaji pegawai pada bulan berikutnya.

Pada saat bendahara menerima pembayaran piutang pengembalian belanja pegawai akan

dilakukan pencatatan kembali pada kartu piutang. Demikian juga pada saat melakukan setoran

ke bank dan menerima bukti setor berupa Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)

bendahara juga akan melakukan pencataan pada kartu piutang serta menyimpan dokumen

bukti setor berupa SSBP/SSPB. Sedangkan apabila dilakukan pemotongan dari gaji, PPABP

akan memberi laporan ke bendahara untuk dilakukan pencatatan pelunasan.

Jadi ada 3 kali proses pencatatan pada kartu piutang pengembalian belanja pegawai yaitu:

1. Mencatat waktu terjadi piutang meliputi : tanggal, nomor, nama pegawai, jumlah piutang,

uraian, cara bayar (sekali bayar atau diangsur)

2. Mencatat waktu penerimaan bendahara (bila dibayar tunai ke bendahara) meliputi :

tanggal, nomor dan jumlah diterima

3. Mencatat waktu disetor ke Bank atau dipotong gaji oleh PPABP meliputi : tanggal, NTPN

untuk setor tunai dan nomor SP2D untuk potong gaji, kode akun, jumlah disetor, uraian

dan cara setor (tunai atau dipotong gaji)

Bendahara melakukan ketiga proses mencatat tersebut pada aplikasi SIPPIN serta dapat

meng-upload dokumen SSBP/SSPB sebagai salah satu fasilitas penyimpanan dokumen secara

elektronik sehingga apabila diperlukan akan memudahkan dalam proses temu kembali

dokumen. Dari hasil pencatatan data akan diperoleh kartu piutang, buku pembantu piutang

belanja pegawai, rekapitulasi piutang belanja pegawai, daftar saldo piutang belanja pegawai

serta laporan-laporan lain yang diperlukan.

Alur proses penatausahaan piutang belanja pegawai digambarkan pada flow diagram berikut

Page 9: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Penjelasan :1. PPABP membuat dan mengirim laporan timbulnya piutang pengembalian belanja pegawai

ke bendahara penerimaan dengan format laporan sesuai Lampiran 1.

2. Bendahara mencatat data timbulnya piutang pengembalian belanja pegawai meliputi data

tanggal dan nomor buku, nama pegawai, jumlah piutang dan uraian piutang

3. Bendahara membuat surat penagihan piutang ke pegawai

4. Pegawai menyampaikan surat kesanggupan membayar dengan minimal mencantumkan

waktu akan membayar, cara membayar dengan sekali membayar atau angsuran serta

dengan tunai atau potong gaji

5. Apabilai tunai, pegawai melakukan pembayaran piutang ke bendahara

6. Bendahara mencatat waktu terima pembayaran meliputi data nomor dan tanggal buku serta

jumlah

7. Bedahara menyetor ke bank/kantor pos dengan membuat biling dengan aplikasi Symponi

atau langsung dengan menyampaikan formulir SSBP/SSPB selanjutnya akan diperoleh

NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara)

8. Bendahara akan melakukan konfirmasi dengan KPPN

Page 10: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

9. Apabila dengan potong gaji, PPABP akan menyampaikan laporan pemotongan gaji pegawai

atas piutang pengembalian belanja pegawai

10. Bendahara mencatat data setoran meliputi data NTPN dan tanggal setor serta cara setor

(tunai atau potong gaji)

11. Melakukan posting data

12. Menampilkan laporan-laporan, diantaranya kartu piutang, buku pembantu dsb

2.3. PIUTANG PNBP FUNGSIONAL (LAYANAN JASA)Yang termasuk piutang PNBP Fungsional di BATAN sebagian besar berupa layanan jasa

laboratorium, layanan jasa kosultasi dan layanan jasa pendidikan/pelatihan. Timbulnya piutang

ini disebabkan oleh belum terbayarnya tagihan layanan jasa dan telah jatuh tempo. Batasan

waktu jatuh tempo piutang PNBP Fungsional tiap satuan kerja berbeda dan akan diatur dengan

SOP

Untuk tahun 2014 sebelum SOP tersusun jatuh tempo pembayaran layanan jasi dan konsultasi

adalah 30 Juli 2014 dan 31 Desember 2014. Artinya seluruh layanan jasa dan konsultasi yang

telah diberikan satuan kerja apabila pada tanggal tersebut pelanggan belum melakukan

pembayaran sudah diperhitungkan sebagai piutang, jadi bendahara penerimaan atau pegawai

yang ditunjuk untuk mencatat piutang akan mencatat.

Terhitung 3 (tiga) hari setelah tanggal jatung tempo, akan dibuat surat penagihan. Apabila

sampai dengan 1 (satu) bulan setelah surat penagihan pertama belum dilakukan pembayaran

oleh kreditur akan dibuat surat penagihan yang ke 2 (dua). Demikian sampai dengan penagihan

yang ke 3 (tiga). Dan apabila belum juga dilakukan pembayaran maka piutang tersebut akan

diserahkan ke KPKNL.

Sedangkan apabila kreditur telah melakukan pembayaran, bendahara akan mencatat sebagai

penerimaan Negara dan selanjutnya dalam waktu 1 (satu) kali 24 (duapuluh empat) jam akan

disetor ke Bank atau Kantor Pos dengan formulir SSBP. Dapat juga dengan aplikasi Symponi

dibuatkan billing selanjutnya pelanggan yang akan menyetor sendiri tagihan piutang tersebut.

Baik dengan cara bendahara yang menyetor atau pelanggan yang menyetor ke Negara akan

Page 11: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

mendapatkan NTPN, kemudian akan dilakukan konfirmasi ke KPPN. Setelah NTPN tervalidasi

oleh KPPN bendahara akan mencatat sebagai pelunasan atas piutang dan dibuatkan surat

pelunasan.

Alur proses penatausahaan piutang PNBP fungsional atau layanan jasa digambarkan pada flow

diagram berikut

Alur Pengelolaan Penatausahaan Piutang Fungsional (Layanan Jasa)

KPPN AuditorBendahara Penerimaan/Unit Pembukuan PimpinanPelanggan

Belum melakukanpembayaran setelah

jatuh tempo

Stop

Start

Laporan

Menerima Pembayaran dan Mencatat(tanggal dan nomor buku, jumlah)

Mencatat Piutang(tanggal dan nomor buku, nama

kreditur, uraian serta jumlah piutang)

Menyetor ke Bank/Kantor Pos(Biling Silabi atau SSBP/SSPB)

Membuat Surat Penagihan

Mencatat Setoran(NTPN/SP2D, tanggal, jumlah)Membuat tanda lunas

Laporan

NTPN

Laporan Laporan

SPn(1,2,3)

NTPN telahdikonfirmasi

KonfirmasiPiutang

Bayar Tidak

Ya

Membuat Laporan

SKTL

Penjelasan :1. Apabila pelanggan belum melakukan pembayaran terhadap layanan jasa dan telah jatuh

tempo maka bendahara penerimaan akan mencatat sebagai piutang

2. Dalam waktu 3 (tiga) hari sejak tanggal jatuh tempo akan dibuat surat penagihan pertama.

3. Akan dibuatkan surat penagihan ke 2 (dua) dan ke 3 (tiga) apabila pelanggan belum juga

melakukan pembayaran dengan jeda waktu 1 (satu) bulan

4. Apabila kreditur melakukan pembayaran, bendahara mencatat sebagai pelunasan untuk

selanjutnya disetor ke Negara

5. Bendara menerima NTPN dan dilakukan konfirnasi dengan KPPN

6. Bendahara mencatat NTPN dan meng-upload bukti setor ke sistem

Page 12: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

7. Bendahara membuat surat pelunasan

8. Bendahara membuat laporan-laporan

2.3. PENGOPERASIAN APLIKASI SIPPINAplikasi SIPPIN merupakan bagian dari portal Sistem Informasi BATAN dan dapat diakses

dengan alamat situs http://183.91.67.5/portal. Berikut adalah tampilan portal Sistem Informasi

BATAN.

Gambar 4. Portal Sistem Informasi BATAN

Untuk dapat mengoperasikan aplikasi ini diperlukan username dan password. Pada tampilan

depan tersedia beberapa slider dimana pada tiap slider tersedia tombol untuk meng-unduh

peraturan yang mendasari format laporan pada aplikasi SIPPIN meliputi :

- Slide 1 : dapat meng-unduh tayangan yang disampaikan pada Workshop yang telah

dilaksanakan pada hari Kamis-Jum’at tanggal 2-3 Oktober 2014 di Jakarta.

Page 13: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

- Slide 2 : dapat meng-unduh Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Nomor

PER-85/PB/2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga

- Slide 3 : dapat meng-unduh Standar Operasional Prosedur (SOP) Penatausahaan Piutang

PNBP BATAN Nomor : SOP 036.02/KU 04 02/UM

- Slide 4 : dapat meng-unduh Juknis tulisan ini

Gambar 5. Menu Login

Menu utama pada Aplikasi SIPPIN dikelompokkan berdasarkan jenis piutang PNBP yang

dikelola, meliputi Piutang Pengembalian Belanja Pegawai, Piutang Layanan Jasa atau disebut

PNBP Fungsional dan Piutang Tuntutan Ganti Rugi (TGR) serta menu untuk melakukan Seting

Tahun Anggaran dan Menu Pengaturan Sistem. Tiap jenis piutang terdiri atas sub menu :

- Mencatat Piutang

- Setoran Piutang

- Pelaporan Piutang

Page 14: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Gambar 6. Sub Menu Piutang

Sebelum membuat laporan tersedia menu untuk posting data, tujuan dari menu ini adalah

mempercepat dalam proses pencetakan laporan.

Page 15: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

BAB IIIPENUTUP

Petunjuk teknis ini diharapkan dapat memberikan panduan satuan kerja di lingkungan BATAN

dalam penatausahaan piutang PNBP baik yang berasal dari PNBP Fungsional maupun PNBP

Umum dengan menggunakan sistem informasi. Dengan terkelolanya data piutang satuan kerja

dengan baik diharapkan :

1. Memudahkan dan mempercepat satuan kerja dalam pembuatan kartu piutang dan

penyusunan laporan-laporan

2. Memudahkan Biro Umum dalam menyusun rekapitulasi data piutang BATAN

3. Penyeragaman format laporan dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku baik

peraturan yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan maupun SOP BATAN

4. Memudahkan BATAN dalam menyajikan laporan yang selalu diminta oleh DPR atau BPK

Diharapkan dengan telah terkelolanya data piutang BATAN dengan baik dan benar tidak ada

lagi temuan hasil pemeriksaan BPK atau BPKP yang berhubungan dengan piutang BATAN

sehingga BATAN dapat mempertahankan penilaian WTP.

Page 16: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

Lampiran 1

Laporan Piutang Pengembalian Belanja Pegawai

Satuan Kerja : (1)Bulan : (2)

No. Tanggal

NamaPegawai /

NIPUraian Jumlah

Pengembalian TMTKeterangan

(SK)

(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 15-07-2014 Fulan Pengembalian kelebihanbayar Tunjangan BahayaNuklir mulai bulan Januaris/d Maret 2014

600.000 01-01-2014 SK TBNNo. 234/XX/2014Tgl. 25-01-2014

………(10) , ……(11)…………

Diterima,Bendahara / Petugas Pengelola AdministrasiPetugas Pembukuan Piutang Belanja Pegawai

(12) (13)

……………(14)..…………….. ……………(15)……………………..

No. Petunjuk Pengisian

(1) Nama Satuan Kerja

(2) Bulan dan Tahun Laporan

(3) Nomor urut

(4) Tanggal pencatatan, diisi tanggal saat bendahara menerima SK yang menyebabkanpengembalian belanja pegawai

(5) Nama dan NIP Pegawai

(6) Uraian tentang jenis dan periode pengembalian belanja pegawai

Page 17: Petunjuk Teknis - sippin.batan.go.id · Petunjuk teknis ini merupakan acuan yang digunakan oleh satuan kerja di lingkungan BATAN yang meggunakan Aplikasi SIPPIN sebagai tools dalam

(7) Jumlah pengembalian

(8) TMT SK

(9) Keterangan, dapat diisi Jenis, Nomor dan Tanggal SK yang menyebabkanpengembalian belanja pegawai

(10) Tempat dibuatnya laporan

(11) Tanggal dibuatnya laporan

(12) Tanda tangan bendahara atau petugas pembukuan piutang

(13) Tanda tangan petugas pengelola administrasi belanja pegawai

(14) Nama dan NIP bendahara atau petugas pembukuan piutang

(15) Nama dan NIP petugas pengelola administrasi belanja pegawai