perlintaniii

9
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN III “Membandingkan 3 lahan peranaman !ag"ng diliha berda#arkan perlak"an mekani#$ pengg"naan herbi#ida$ dan anaman %&nr&l' Di#"#"n Oleh (&)i Tri *"liani +,-,+-+3-+,. PROGRAM (TUDI AGROTEKNOLOGI /AKULTA( PERTANIAN UNI0ER(ITA( PAD1AD1ARAN 2-+

Upload: sofitriyuliani

Post on 06-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN IIIMembandingkan 3 lahan pertanaman jagung dilihat berdasarkan perlakuan mekanis, penggunaan herbisida, dan tanaman control

Disusun Oleh

Sofi Tri Yuliani

150510130156PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2014

BAB I

PENDAHULUANKehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil bergantung pada jenis gulma, ke-padatan, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan olehgulma. Secara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulmamelebihi kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit.Meskipun demikian, kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karenapengaruhnya tidak dapat segera diamati. Beberapa penelitian menunjukkankorelasi negatif antara bobot kering gulma dan hasil jagung, denganpenurunan hasil hingga 95% (Violic 2000). Jagung yang ditanam secaramonokultur dan dengan masukan rendah tidak memberikan hasil akibatpersaingan intensif dengan gulma (Clay and Aquilar 1998).Secara konvensional, gulma pada pertanaman jagung dapat dikendali-kan melalui pengolahan tanah dan penyiangan, tetapi pengolahan tanah secara konvensional memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Pada tanah dengan tekstur lempung berpasir, lempung berdebu, dan liat, jagung yang dibudidayakan tanpa olah tanah memberikan hasil yang sama tingginya dengan yang dibudidayakan dengan pengolahan tanah konvensional (Widiyati et al.2001, Efendi dan Fadhly 2004, Efendi et al.2004, Fadhly et al.2004, dan Akil et al. 2005).

Gulma pada pertanaman jagung tanpa olah tanah dikendalikan dengan herbisida. Sebelum jagung ditanam, herbisida disemprotkan untuk mematikan gulma yang tumbuh di areal pertanaman. Setelah jagung tumbuh, gulma masih perlu dikendalikan untuk melindungi tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyiangan dengan tangan, penggunaan alat mekanis, dan penyemprotan herbisida. Formulasi atau nama dagang herbisida yang tersedia di pasaran cukup beragam. Pemilihan dan penggunaan herbisida bergantung pada jenis gulma di pertanaman. Penggunaan herbisida secara berlebihan akan merusak lingkungan. Untuk menekan atau meniadakan dampak negatif penggunaan herbisida terhadap lingkungan, penggunaannya perlu dibatasi dengan memadukan dengancara pengendalian lainnya.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAGulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia (Mangoensoekarjo 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negative (Johnny, Martin. 2006).Gulma merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman padi. Gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok (Gupta 1984). Komunitas gulma dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan kultur teknis. Spesies gulma yang tumbuh bergantung pada pengairan, pemupukan, pengolahan tanah, dan cara pengendalian gulma (Noor dan Pane 2002).

Gulma berinteraksi dengan tanaman melalui persaingan untuk mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya, hara, dan air. Tingkat persaingan bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah, kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat gulma mulai bersaing (Jatmiko et al.2002).

Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma rumput. Rumputy mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan.BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Pukul 14.30 sampai selesai

Tempat: Lahan Percobaan Ciparanje 6,5 x 5 meter3.1 ALAT DAN BAHAN1. Rhidomil, fungisida yang diaplikasikan pada seed treatment benih buncis.

2. Pinset, alat bantu untuk memindahkan benih yang sudah diberi ridomil ke substrat

3. Plastik, alas yang digunakan dalam metode UKDp

4. Kertas merang, Substrat yang digunakan dalam metode UKDp

5. Tali raffia, untuk mengikat substrat yang sudah digulung dan akan dikecambahkan.

6. Air, untuk melembabkan substrat tempat berkecambahnya benih.

7. Hand sprayer, semprotan air sebagai alat bantu untuk melembabkan substrat.

8. Germinator, tempat untuk mengecambahkan benih uji.

9. Kertas label, untuk memberikan identitas nama pengujian, nama benih, nama kelompok, kelas, dan tanggal praktikum.10. Benih kacang merah (80 biji), 40 benih sebagai control (tidak diberi ridomil) dan 40 benih diberi ridomil untuk dibandingkan ketahanannya terhadap jamur.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANBerikut merupakan hasil dari pengamatan jumlah benih berdasarkan kriteria masing-masing selama empat kali pengamatanNOHASILSEED TREATMENTKONTROL

1Normal3834

2Abnormal--

3Mati25

4Berjamur -1

2. PEMBAHASAN

Sarana tumbuh adalah semua faktor yang menentukan atau mendukung pertumbuhan, meliputi unsur hara, air, sinar matahari, ruang hidup, dan faktor lainnya. Dalam suatu lahan, biasanya terdapat persaingan dalam memperoleh sarana tumbuh tersebut antara tanaman pokok dengan gulma.Persaingan (competition) diartikan sebagai perjuangan dua organism atau lebih untuk memperebutkan obyek yang sama, baik gulma maupun tanaman mempunyai keperluan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu unsure hara, air, cahaya, bahan ruang tumbuh, dan CO2 (Yernelis Sukman dan Yakup, 1995).Jagung yang ditanam secara monokultur dan dengan masukan rendah tidak memberikan hasil akibat persaingan intensif dengan gulma (Clay and Aquilar, 1998).Pada stadia lanjut pertumbuhan jagung, gulma dapat mengakibatkan kerugian jika terjadi cekaman air dan hara, atau gulma tumbuh pesat dan menaungi tanaman (Lafitte, 1994). Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor pembatas. Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat mengakibatkan kematian tanaman. Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi cekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap persaingan dengan gulma (Violic, 2000).Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi selama stadia pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan cahaya untuk fotosintesis. Gulma yang melilit dan memanjat tanaman jagung dapat menaungi dan menghalangi cahaya pada permukaan daun, sehingga proses fotosintesis terhambat yang pada akhirnya menurunkan hasil. Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor pembatas. Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat mengakibatkan kematian tanaman. Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi cekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap persaingan dengan gulma.

Berikut beberapa gulma penting pada tanaman jagung :

1. Golongan rumput :Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Deangan ciri, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun, contohnya:

- Digitaria sanguinalis (rumput belalang)

- Cynodon dactylon(rumput kakawatan/suket grinting)

- Echinochloa colona (jajagoan leutik)

- Eleusine indica (kelangan)

- Imperata cylindrica (alang-alang)

2. Golongan Teki:

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka, contohnya:

- Cyperus rotundus (teki)

- Cyperus byllinga (teki)

3. Golongan berdaun lebar:

Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala, contohnya:

- Amaranthus spinosus (bayam duri)

- Ageratum conyzoides (babandotan)

- Spomoea sp

- Alternanthera phyloxiroides (kremah)

- Synedrella madiflora

- Portulaca oleracea (krokot)

- Physalis longifolia (ciplukan)

- Galinsoga ciliata

Kerugian utama yang ditimbulkan oleh gulma antara lain menurunkan kuantitas hasil, mengurangi kualitas hasil, mempersulit pengolahan tanah dan mengganggu kelancaran pengairan. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Persaingan gulma pada waktu itu menyebabkan turunnya hasil secara nyata. Gulma pada jagung dapat menurunkan hasil hingga 20-60%.BAB V

KESIMPULANBenih yang di uji dengan seed treatment daya kecambahnya lebih tinggi dan cenderung tidak berjamur dibandingkan benih yang tidak diberi perlakuan. Akan tetapi penggunaan seed treatment belum tentu menghasilkan benih yang baik, karena dilihat perbandingan jumlah benih yang hidup sangat kecil dan jumlah benih yang abnormal pada benih yang tidak diberi perlakuan lebih kecil.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKADesai, B.B., P.M. Kotecha, D.K. Salunkhe. 1997. Seeds Handbook: Biology, Production, Processing, and Storage. Marcel Dekkerm, New York.Djojosumarto, P.2008. Penggunaan Pestisida dan Aplikasinya. Agro Media Pustaka. Jakarta Hot McGee. 2001. Advances In Seed Treatment Technology. Iowa University. USA. Diakses melalui http://www.greenseeds.com/pdf/seed_treat.pdf. (diakses pada tanggal 04 Desember 2014)

http://www.4shared.com/office/F18LDUZG/Makalah_II_Seed_Treatment__kel.html (diakses pada tanggal 04 Desember 2012)