perlawanan terhadap voc

17
PERLAWANAN TERHADAP VOC

Upload: esa-alfiandika-seaman

Post on 13-Apr-2017

139 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perlawanan terhadap VOC

PERLAWANAN TERHADAP VOC

Page 2: Perlawanan terhadap VOC

PERANG SULTAN AGUNG MELAWAN VOC (J.P. COEN)

Tokoh : Sultan Agung HanyakrakusumoTempat : Batavia (Jakarta)Waktu : 1628-1629Latar Belakang:1. Monopoli yang dilakukan VOC2. VOC menghalang-halangi kapal dagang Mataram yang akan

berdagang ke Malaka.3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram.4. Keberadaan VOC di Batavia telah menmberi ancaman serius

pada masa depan pulau Jawa.

Page 3: Perlawanan terhadap VOC

• Serangan pertamaPada 22/8/1628, Pasukan Mataram, dibawah pimpinan Tumenggung Bahureksa yang diutus oleh Sultan Agung, menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC menghalangi, sehingga terjadi pertempuran. Bahkan pasukan lain membantu, seperti pasukan Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa, serta laskar orang-orang Sunda pimpinan Dipati Ukur. Dalam serangan pertama ini, Tumenggung Bahureksa gugur.

Page 4: Perlawanan terhadap VOC

• Serangan keduaBelajar dari kekalahan pada 1628, Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, membangun lumbung beras untuk persediaan bahan makanan. Pada serangan kedua 1629, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati Purbaya. Tetapi informasi ini diketahui VOC, sehingga VOC berhasil menghancurkan kapal-kapal, rumah penduduk dan lumbung pasukan Mataram. Pasukan Mataram pantang menyerah, terus berusaha mengepung Batavia, dan akhirnya berhasil menghancurkan Benteng Hollandia, dan mengepung Benteng Bommel. Pada saat itu pula, tepatnya 21 September 1629, J.P. Coen meninggal karena penyakit kolera. Tetapi hal ini malah semakin membakar semangat Belanda, sehingga serangan pasukan Mataram kedua juga gagal.

Page 5: Perlawanan terhadap VOC

•Akhir PerangKegagalan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi mengepung Mataram. Semakin buruk ketika Sultan Agung wafat pada tahun 1646, dan diganti dengan Sunan Amangkurat I yang bahkan bersahabat dengan VOC dan kejam terhadap rakyat dan ulama, sehingga menimbulkan perlawanan rakyat, salah satunya dipimpin oleh Trunajaya.

Page 6: Perlawanan terhadap VOC

Perlawanan TrunojoyoPada tahun 1674-1679 meletuslah pemberontakan rakyat

yang di pimpin oleh Trunojoyo yang merupakan suruhan Adipati anom.Dalam melakukan perlawanan,Trunojoyo(bangsawan Madura,menantu Raden Kanjoran)mendapat dukungan pada prajurit pelarian dari Makassar yang di pimpin Karaeng Galesong dan Montemarano.Akibat perlawanan Trunojoyo,Amangkurat I terdesak dan melarikan diri untuk meminta bantuan kepada VOC.Dalam pelarian Amangkurat meninggal di Tegalwangi.Trunojoyo kemudian membangun kekuatan di Kediri dengan menggunakan gelar Panembahan Maduretno

Page 7: Perlawanan terhadap VOC

Perlawanan Untung SurapatiMenurut sejarah, untung surapati berasal dari bali dan

memiliki nama asli surawiroaji anak dari jatiwiyasa seorang keluaraga bangsawan di bali. Untung surapati pernah menjai prajurit voc di batavia pada kurun waktu 1686-1706. untung surapati dan kawan-kawannya menyingkir ke mataram dan bekerjasama dengan sunan mas atau amangkurat III melakukan perlawanan terhadap voc. Ketika berhasil menguasai pasuruan, untung surapati di nobatkan menjadi adipati pasuruan dengan gelar aria wiranegara. Kekuasaannya meliputi blambangan, pasuruan, probolinggo, banyil, malang dan kediri.

Page 8: Perlawanan terhadap VOC

pada tahun 1705 VOC secara sepihak mengangkat pangeran puger sebagai sunan pakubuana I untuk mengantikan amangkurat III atau sunan mas. Karena tidak terima semua itu, amangkurat III bergabung dengan untung surapati melakukan perlawanan. Pada 1706, wilayah pertahanan untung surapati diserbu oleh VOC. Untung surapati gugur dibanyil dan amangkurat III tertangkap, dan diasingkan ke sri langka.

Page 9: Perlawanan terhadap VOC

PERLAWANAN KERAJAAN BANTEN

Ketika Belanda datang yang pertama, Banten menjadi pelabuhan internasional yang ramai. Sejak kedatangan Belanda yang pertama itu, Kerajaan Islam Banten telah menentangnya. Sebab tindakan orang-orangnya kasar dan sombong. Setelah J.P Coen mendirikan kota Batavia seperti yang telah saya ceritakan pada artikel Monopoli perdagangan VOC di Indonesia, perselisihan antara Banten dan VOC semakin tajam.

Page 10: Perlawanan terhadap VOC

Persaingan dagang antara Banten dan Batavia tak dapat dihindarkan. Kecuali itu, keduanya juga memperebutkan jalur pelayaran di selat Sunda. Untuk melumpuhkan perdagangan Banten, kapal-kapal VOC memblokade pelabuhan Banten.Pada tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Kerajaan Banten. Ia seorang raja yang tegas melawan VOC. Pada jaman pemerintahannya, terjadi perang 3 kali melawan VOC. Kecuali itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga berusaha menghidupkan perdagangan Banten kembali.Tetapi kemudian timbul perselisihan dengan putranya, yakni Pangeran Abdulkahar, yang juga terkenal dengan sebutan Sultan Haji. Dengan diam-diam Sultan Haji minta bantuan VOC untuk merebut tahta ayahnya. Hal itu merupakan kesempatan yang baik bagi VOC untuk menjalankan politik divide et impera.

Page 11: Perlawanan terhadap VOC

Perang antara Sultan Ageng dan Sultan Haji tidak dapat dihindarkan. Rakyat dan sebagian besar tokoh kerajaan membantu Sultan Ageng. Sementara itu, VOC segera mengirimkan pasukan ke Banten untuk membantu Sultan Haji.Maka terjadilah pertempuran hebat. Benteng Tirtayasa dipertahankan mati-matian oleh prajurit Banten. Namun demikian Sultan Ageng terdesak, dan bersama putranya yang kedua bernama Pangeran Purbaya, melarikan diri ke selatan. Mereka dikejar oleh pasukan VOC dan pasukan Sultan Haji. Akhirnya pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Sementara Pangeran Purbaya melarikan diri ke daerah Priangan.Setelah Sultan Ageng tertangkap, Sultan Haji mengadakan perjanjian dengan VOC. Isi perjanjian tersebut sangat merugikan Kerajaan Banten. Antara lain disebutkan “bahwa Banten mengakui kekuasaan VOC”.

Page 12: Perlawanan terhadap VOC

• Meskipun Sultan Haji telah mengakui kekuasaan VOC di Banten, perlawanan rakyat tidaklah padam. Para pemimpin rakyat Banten tetap mengobarkan semangat rakyat untuk melawan VOC. Antara lain perlawanan yang dipimpin oleh Kyai Tapa dan Ratu Bagus.

• Mereka mendapatkan bantuan dari Ibnu Iskandar dan Syekh Yusup. Ibnu Iskandar adalah seorang pelaut dari Sumatra Barat, sedangkan Syekh Yusup ialah seorang pelaut dari Makasar. Kedua orang pelaut ini menyerang armada VOC.

Page 13: Perlawanan terhadap VOC

Perlawanan Kerajaan Ternate dan TidoreVOC mengakui kedaulatan ternate atas daerah Ambonia sehingga hubungan antara VOC dan penguasa ternate berlangsung baik dan bersahabat. Persahabatan antara sultan ternate dan pemimpin-pemimpin voc ternyata tidak disenangi rakyat. Oleh sebab itu rakyat memberontak terhadap sultannya sendiri dan kemudian diusir dari daerahnya.

Page 14: Perlawanan terhadap VOC

Perlawanan rakyat ditujukan kepada VOC yang dipimpin oleh Laksamana Saidi. Laksamana saidi mempertahankan setiap jengkal tanahnya dari kekuasaan VOC. Namun persenjataan VOC lebih kuat dan modern, sehingga pasuka Laksamana Saidi terdesak. Pasukan VOC yang dipimpin oleh De Vlamingh berhasil menangkap Laksamana Saidi dan membunuhnya.

Page 15: Perlawanan terhadap VOC

• Setelah Ternate berhasil dikuasai, VOC kemudian meluaskan kekuasaannya ke Tidore. Kekuasaan VOC mulai tertanam di Tidore setelah mengangkat Patra Alam sebagai sultan Tidore menggantikan Sultan Jamaludin yang diasingkan oleh VOC ke Sailan. Ternyata rakyat tidak mau mengakui Patra Alam sebagai Sultan Tidore, karena menganggap Patra Alam sebagai Sultan boneka dari VOC. Rakyat Tidore lebih menyukai Nuku(anak sultan Jamaludin) sebagai Sultan Tidore.

Page 16: Perlawanan terhadap VOC

Pada tahun 1780, rakyat Tidore yang dipimpin oleh Sultan Nuku mulai melakukan perlawanan terhadap VOC. Perlawanan rakyat Tidore terhadap VOC ini berlangsung sampai 1805(ketika itu, VOC sudah digantikan oleh pemerintah Hindia Belanda). Secara politis, sebenarnya, VOC tidak pernah berhasil menangkap Sultan Nuku.