perbankan syariah dan pemberdayaan...
TRANSCRIPT
PERBANKAN SYARIAH DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI
Peran BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam Usaha Mikro di Lombok
Tesis
Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memperoleh Gelar Magister Agama bidang Ekonomi Islam (MA.Ek)
Oleh:
SUHIRMAN
12.2.00.1.08.01.0053
Pembimbing:
Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA.
PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2015 M
i
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم
Segala puji dan syukur, penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. S}alawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Rampungnya penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan, saran, dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis sudah sepatutnya
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait. Pertama-tama
penulis ucapkan terima kasih kepadaProf. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor,
Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA. selaku direktur SPs UIN, Dr. JM Muslimin,
MA. selaku Kerua Jurusan Magister, dan Prof. Dr. Didin Saepuddin, MA. selaku
Ketua Jurusan Doktoralyang telah memberi, kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Prof. Dr.
Fathurrahman Djamil, MA. selaku pembimbing dalam penulisan tesis ini. Kepada
para penguji, dari ujian proposal dan WIP-WIP, penulis ucapkan terima kasih yang
tak terhingga. Mereka adalah Dr. Yusuf Rahman, MA., Prof. Dr. Murodi, MA., Dr.
Muhbib Abdul Wahab, MA., Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., Prof. Dr. Iik Arifin
Mansurnoor, MA.,Dr. JM Muslimin MA., Prof. Dr. Didin Saepudin, MA., Dr.
Pheni Chalid, dan Dr. Arif Mufroini, MA. yang telah memberi masukan, koreksi,
dan saran yang konstruktif sehingga tesis ini menjadi lebih baik.Trima kasih yang
tak terhingga pula penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Prof.
Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA., Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Sc,
Ph.D, dan Dr. Euis Amalia, M.Ag yang telah banyak memberi masukan untuk
perbaikan tesis ini pada ujian pendahuluan.Demikian pula penulis ucapkan
terimakasih kepada tim penguji pada Sidang Promosi, Prof. Dr. Masykuri
Abdillah, Prof. Dr. H. Fatgurrahman Djamil, MA, Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM,
dan Dr. Anwar Abbas, MA (Sekjen MUI) yang telah banyak memberi komentar,
arahan, dan saran yang konstruktif sehingga buku ini menjadi lebih baik.
Selanjuntanya penulis ucapkan terima kasih kepada para Guru Besar Prof.
Dr. Swito, MA., Prof. Dr. M. Atho Mudzhar, MSDP. beserta team teaching yang
telah memberi kuliah Approach and Metodology Islamic Studies yang menarik
dan inspiratif. Dari mata kuliah ini, penulis banyak belajar mengenai metode
penelitian yang baik yang sebelumnya tidak banyak penulis ketahui. Prof. Dr.
Bambang Pranowo, MA. beserta team teaching melalui mata kuliah Religions,
Cultural, and Economic Development, penulis banyak menimba ilmu tentang
hubungan ketiganya dari perspektif antropologi. Prof. Dr. Fathurrahman Djamil,
MA. beserta team teaching yang telah banyak memberi ilmu dan pengetahuan
serta informasi-informasi terupdate tentang ekonomi syariah melalui mata kuliah
Fiqh Muamalat in Islamic Banking dan Dinamic Islamic Economic: Opportunity
ii
and Challenge. Beberapa guru besar lainnya, seperti Prof. Dr. Azyumardi Azra,
MA., Prof. Dr. Zainun Kamal, MA., Prof. Dr. Thib Raya, MA., Prof. Dr. Yunasril
Ali, MA., Prof. Dr. Aziz Dahlan, MA., Prof. Dr. Amany Lubis, MA., Dr. Fuad
Jabali, MA., dan lainnya yang telah banyak menularkan ilmu sesuai keahlian
masing-masing melalui mata kuliah Islamic Comprehensif Studies.
Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada seluruh civitas
akademika Sekolah Pascasarjan (SPs)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberi pelayanan dengan penuh semangat dan keramahan. Begitu pula dengan
teman-teman, terutama seangkatan (2012), seperi Zainal Muttaqin, Ayubi, M.
Khairuddin, Ade Fauzi, Arif, Sofiuddin, Desy dan lainnya, senang bisa bersama-
sama menimba ilmu dengan kalian, baik bersama-sama di dalam kelas maupun
melalui diskusi-diskusi di luar kelas dan kampus kita yang asri.Batur-batur dan
semeton-semetonSasak yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Sasak (IMSAK)
Jakarta, penulis sangat bangga dengan kawan-kawan semua yang selalu semangat
berdiskusi di Base Camp kita yang sederhana. Secara khusus penulsi ucapkan
tampi asih kepada Saparudin (kandidat doktor SPs) yang selalu memberi
dukungan, saran, bantuandalam penulisan tesis ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh staf dan karyawan BPR
Syariah PNM Patuh Beramal atas keramah-tamahan dalam penyambutan dan
memberi akses untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian yang
dilakukan. Terutama kepada Bapak Muhammad Ribuanto S.H. selaku direktur
yang telah meluangkan waktu untuk memberi tanggapan dan komentar melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis. Begitu pula kepada Mbak Sepia dan
Yuli selaku karyawan bagian resepsionis dan teller yang telah membantu dan
mengarahkan para nasabah untuk melakukan wawancara dengan penulis. Tanpa
bantuan dan partisipasi kalian, penulis akan merasa kesulitan untuk memperoleh
data primer sebagai bahan utama dalam penelitian tesis ini. Dan kepada para
nasabah yang menjadi responden dalam penelitian ini, penulisucapkan banyak
terima kasih atas waktu yang diluangkan.
Kepada Emiq dan Inaq (almh) tiang haturkan terima kasih dan ta‘z}i<m.
Emiq dan Inaq adalah orang tua yang luar biasa, penulis bangga dan bersyukur
memiliki orang tua seperti kalian. Penulis banyak belajar dari kalian tentang
semangat juang memberi pendidikan terbaik bagi anak-anaknya meskipun dalam
kondisi perekonomian keluarga yang serba kekurangan. Nasihat Inaq masih selalu
penulis pegang, keinginan dan semangat yang tinggi adalah modal utama dalam
menuntut ilmu, meskipun tidak punya uang untuk biaya, Insya Allah pasti ada
jalan.Wejangan Inaq itu memang benar, dan penulis alami hingga saat ini. Tampi asih lan agungorang tuaku tercinta dan tesis ini tiang dedikasikan untuk
kalian.Kepada kakanda Akmal dan Sukirman, kakak ipar Kurniati dan Harni saya
ucapkan terima kasih. Salam kangen buat kakanda Akmal dan Sukirman, hampir
lima tahun lamanya kita tidak pernah bersua kecuali melalui dunia maya dan
kontak telpon. Tanpa andil besar kalian, mungkin penulis tidak akan bisa studi
hingga sejauh ini. Kalian telah banyak mengorbankan kebahagiaan kalian sendiri
demi kebahagiaan keluarga. Demikian dengan adikku tercinta Ning
iii
Andriani,kakak bangga sama kamu, karena kamu sudah bisa berpikir dewasa dan
mandiri. Semangat kekeluargaan yang kalian miliki adalah inspirasi penulis untuk
menjadi yang terbaik bagi keluarga.
Kepada Ayahanda (bapak angkat penulis) Kombes. Pol. Drs. H. Yosi
Haryoso beserta keluarga yang saya hormati, saya ucapkan terima kasih tak
terhingga yang telah memberi dukungan moril dan materil semenjak penulis
menjalani studi S-1 hingga saat ini. Dari Ayah penulis banyak belajar tentang
keikhlasan berbagi, jiwa sosial yang tinggi, serta semangat belajar ilmu agama
yang tak pernah luntur. Ayah selalu menyempatkan diri belajar meskipun di sela-
sela kesibukan melaksanakan tugas sebagai Perwira Tinggi Polri.
Kepada mertuaku H. Muhammad Muslih dan Hj. Rahmah, tiang ucapkan
terima kasih banyak atas dukungan dan pengertiannya. Demikian pula dengan
Inaq Tuan Hj. Fatmah yang dengan sabar telah meluangkan waktu membantu
mengasuh anak kami tersayang. Dari kalian saya banyak belajar tentang
ketekunan, kesabaran, dan kerja keras. Pada Bapak saya belajar tentang keikhlasan
sejati dan kedisiplinan sebagai pendidik. Meski Bapak kadang di gaji kadang
tidak, tapi Bapak tidak pernah mengeluh dan selalu berangkat mengajar tepat
waktu. Ketika orang bertanya tentang gaji, Bapak selalu menjawab “Allah yang
menggaji saya”. Dan kepada kakanda H. Muhammad Mukhlis, Hj. Idayani
Hamidah, Muhibbullah, dan Atikah saya ucapkan terima kasih. Kalian telah
banyak turut membantu Istri saya dalam mengasuh putri kami selama saya studi.
Istriku tercinta Siti Maryam, S.Pd. dan anakku tersayang Dzakiya
Maidena Sakhiy (Kiya), saya ucapkan terima kasih, kalian adalah spirit bagiku.
Kepada istriku, terima kasih atas pengertian, kesabaran, dan keteguhan hati. Saya
belajar darimu tentang kesabaran dan keteguhan hati. Meski sibuk bekerja pulang-
pergi Ranggegate-Mataram kemudian harus mengasuh buah hati kita sendirian
tapi masih tetap sabar dan tegar menjalaninya sendirian. Engkau selalu memberiku
semangat untuk segera menyelesaikan studi danitulah yang membuatku selalu
semangat.Pada anakku tersayang, Ayah minta maaf karena tidak bisa mengikuti
dan melihat pertumbuhanmu beberapa bulan terakhir.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait.
Dan akhirnya, segala kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan buku ini
merupakan tanggungjawab saya. Oleh karenanya, segala kritik dan saran yang
konstruktif dari berbagai pihak sangat dinantikan demi kesempurnaan tulisan ini
yang lebih baik. Semoga, Allah menjadikan karya sederhana ini menjadi barakah
dan bermanfaat bagi segenap masyarakat, a>mi@n....
Jakarta, 30September 2015
SUHIRMAN
vii
i
PERBANKAN SYARIAH DAN PEMBERDAYAANSOSIAL EKONOMI
Peran BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam Usaha Mikro di Lombok
Abstrak
Kesimpulan besar dari tesis ini bahwa perbankan syariah memberi
kontribusi terhadappemberdayaan sosial ekonomi masyarakat ke arah yang lebih
baik.
Tesis ini mendukung kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Daud
Mustafa dan Nor Azam Abdul Razak (2012), Muhamad Abduh dan Mohd Azmi
Omar (2012), Yazdan Gudarzi Farahani dan Masood Dastan (2013), Mohammed
al-Oqool, Reem Okab, dan Mohammed Bashayreh (2014), yang menyatakan
bahwa perbankan syariah memberi kontribusi positif dalam proses pembangunan
sosial ekonomi di berbagai negara serta dapat meningkatkan perekonomian
negara secara kumulatif. Sedangkan penelitian ini menolak kesimpulan Dan
Matovu (2006), Siddiqi (2008), Imai, Gaiha, Thapa, dan Annim (2010), dan
Abiola dan Salami (2011), yang menyatakan bahwa pembiayaan (termasuk
mikro) yang diberikan perbankan tidak signifikan bagi pemberdayaan ekonomi,
perbankan hanya mengetahui gejala bukan penyebab kemiskinan yang
sebenarnya sehingga pembiayaan yang diberikan tidak dapat mengatasi masalah
sosial dan kemiskinan.
Penelitian ini membuktikan bahwasanya pembiayaan BPR Syariah PNM
Patuh Beramal dalam usaha mikro berkontribusi positif terhadap perubahan
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Lombok.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitis dengan
paradigma kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
eksplorasi (exsplorations approach) dan pendekatan sosial ekonomi (social-economy approach). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
penelusuran kepustakaan (library reseach) dan penelitian lapangan (field research) yang meliputi wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan
model yang dikembangkan Strauss dan Corbin yang meliputi: (1) open coding,
(2) axial coding, dan (3) selective coding. Interpretasi dan penyajian data
(wawancara dan observasi) dilakukan dengan memahami data, kemudian
menyimpulkan dan menyajikan hasil kesimpulan tersebut sebagai konten tanpa
menyebutkan sumber pada footnote.
Kata kunci: perbankan syariah, kontribusi, pemberdayaan sosial ekonomi, masyarakat, usaha mikro.
viii
االجتماعية االقتصاديةالتمكيناتالبنوك اإلسالمية و
في لومبوكالمايكرويةفاتوه برامال في المشروعات PNM الشريعةBPRدور
ملخصالبحث
التمكينات أن البنوك اإلسالمية تسهم يف االستنتاج الرئيسي يف ىذه الرسالة .االجتماعيةاالقتصادية للمجتمع إلىعلو املستوي
، حممد عبده وحممد عزمي (2012)داود مصطفى و عزام عبد الرزاق أيدت ىذه الرسالة رأي، وحممد األوقول، رمي أوكاب، وحممد (2013)، يزدان غودارزي فرحاين ومسعود داستان (2012)عمر القائلون بإن البنوك اإلسالميةيساىم اسهاما إجيابيا يف بناء االجتماعية االقتصادية يف (2014)بشرييو
، (2006)دان ماتوفو رفضت ىذه الرسالة رأي. خمتلف البلدان وترفع اقتصاد البالد علي سبياللرتاكممبا )،القائلونبإن التمويل (2011)وأبيوال وسالمي 2010))، امياي، جي ىا، ثابا، أنيم (2008)صديقي
التيتعطيهالبنوك ليس مهمايف متكني االقتصاد ألن البنوك ال تعرف اال األعراض للفقر (فيهامليكرو. وليست أسبابو فالتمويل الذيتقدمو البنوك ال حيل املشاكالت االقتصادية االجتماعية والفقر
فاتوه برامال يف املشروعات PNM الشريعة BPRأثبت ىذه الرسالة أن التمويل .التجاريةيساىم اسهاما إجيابيا يف تغيري احلاالت االجتماعية االقتصادية للشعب يف لومبوك
االقرتاباتاملستخدمة . ىذه الرسالةمنالبحث الوصفي التحليلي باالنموذج النوعيأما طريقة مجع البيانات املستخدمة ىي البحث املكتيب . ىياالستكشافية و االجتماعية واالقتصادية
و يستخدم يف حتليل البيانات النموذج الذي .والبحث امليداين الذي يتضمن فيو املقابالت واملالحظات. الرموزاالختيارية (3)الرموز احملورية، و (2)الرموز املفتوحة، (1): أمناه شرتاوس وكوربن الذييشمل علي
بفهم البيانات وتلخيصهامث تعرض نتائج ىذه (املقابالت واملالحظات)التفسري وتقدمي البيانات .االستنتاجاتدون ذكراملصادر يف احلواشي
االجتماعية واالقتصادية، اجملتمع، التمكيناتالبنوك اإلسالمية، املسامهات اإلجيابية، : كلمات البحث .املشروعاتاملايكروية
ix
ISLAMIC BANKING AND SOCIO-ECONOMIC EMPOWERMENT
The Role of BPR Sharia PNM Patuh Beramal on Micro Enterprise in Lombok
ABSTRACT
The conclusion of this thesis that Islamic banking Islamic banking
contributes for socio-economic empowerment of society to better direction.
This thesis supports conclusion of research conducted by David Mustafa
and Nor Azam Abdul Razak (2012), Muhammad Abduh and Mohd Azmi Omar
(2012), Yazdan Gudarzi Farahani and Masood Dastan (2013), Mohammed al-
Oqool, Reem okab, and Mohammed Bashayreh (2014), who states that Islamic
banking contributes positively in the process of socio-economic development in
various countries and increasing economic matters a country cumulatively. This
research rejects conclusions of Dan Matovu (2006), Siddiqi (2008), Imai, Gaiha,
Thapa, and Annim (2010), and Abiola and Salami (2011), who states that
financing (including micro) which given to banking are not significant for
economic empowerment, banks only knows symptoms not actual cause of
poverty so that financing provided can not resolve social problems and poverty.
This study proves that BPR Sharia PNM Patuh Beramal in
entrepreneurship contributes positively tosocietysocio-economic conditions
change in Lombok.
This research is descriptive-analytic research with qualitative paradigm.
The approach used is exploration approach and socio-economic approach. Data
collection method used is the library research and field research that includes
interviews and observations. Data analysis using model developed by Strauss
and Corbin that includes: (1) open coding, (2) axial coding, dan (3) selective
coding. Interpretation and presentation of data (interviews and observations)
performed by understanding data, then concludingand presenting that
conclusion as content without mentioning source of footnote.
Keywords: Islamic banking, contribution,socio-economic empowerment,
society, micro enterprise.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedomantransliterasi Arab-Latin yang digunakandalampenelitianiniadalah ALA-
LC ROMANIZATION tables yaitusebagaiberikut:
A. Konsonan
Initial Romanization Initial Romanization
}D ض A ا
Ţ ط B ب
}Z ظ T ت
‘ ع Th ث
Gh غ J ج
F ف }H ح
Q ق Kh خ
K ك D د
L ل Dh ذ
M م R ر
N ن Z ز
H ه،ة S س
W و Sh ش
Y ي }S ص
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fatḥah A A
Kasrah I I
Ḑammah U U
2. VokalRangkap
Tanda Nama GabunganHuruf Nama
Fatḥahdanya Ai A dan I ي...
و... Fatḥahdanwau Au A da U
Contoh:
H{aul :حول H{usain :حسني
C. VokalPanjang
Tanda Nama GabunganHuruf Nama
Fatḥahdanalif a> a dangaris di atas ـــ
Kasrahdanya ī I dangaris di atas ــي
Ḑamahdanwau ū u dangaris di atas ــو
D. Ta’ Marbūţah
Transliterasi ta’ marbūţah (ة) di akhir kata, biladimatikanditulis h.
Contoh:
Madrasah :مدرسة Mar’ah : مرأة
(ketentuaninitidakdigunakanterhadap kata-kata Arab yang
sudahdiserapkedalambahasa Indonesia sepertishalat, zakat
dansebagainya,kecualidikehendakilafadzaslinya)
E. Shiddah
Shiddah/Tashdīd di transliterasiinidilambangkandenganhuruf, yaituhuruf yang
samadenganhurufbershaddahitu.
Contoh:
Shawwa>l :شوال <Rabbana :ربنا
F. Kata SandangAlif + La>m
Apabiladiikutidenganhurufqamariyah, ditulis al.
Contoh: لقلما : al-Qalam
xi
xii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... v
PERSETUJUAN PENGUJI SIDANG PENDAHULUAN .................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................... 9
a. Identifikasi Masalah .......................................................................... 9
b. Pembatasan Masalah ......................................................................... 9
c. Perumusan Masalah ........................................................................ 10
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 16
E. Signifikansi Penelitian........................................................................... 16
F. Metodologi Penelitian ........................................................................... 16
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 16
b. Sumber Data.................................................................................... 17
c. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 18
d. Teknik Sampling ............................................................................. 19
e. Analisis, Interpretasi, dan Penyajian Data ...................................... 19
G. Sistematika Penelitian ........................................................................... 20
BAB II PERBANKAN SYARIAH SEBAGAI MOTOR PEMBERDAYAAN
SOSIAL EKONOMI: SEBUAH TINJAUAN TEORITIS
A. Prinsip Operasional Perbankan Syariah dan Relasinya
dengan Pemberdayaan Sosial Ekonomi ................................................. 23
a. Prinsip Menghindari Prilaku Riba ................................................... 25
b. Model Akad Berbasis Jual Beli dan Bagi Hasil .............................. 30
1. Model Akad Berbasis Jual Beli ................................................ 31
2. Model Akad Berbasis Bagi Hasil ............................................. 32
B. Eksistensi Perbankan Syariah Sebagai Lokomotif Pemberdayaan
Sosial Ekonomi ...................................................................................... 35
a. Penghimpun Dana dari Masyarakat untuk Sektor Produktif .......... 35
b. Penggerak Perekonomian Masyarakat melalui Pembiayaan .......... 38
C. Model Pemberdayaan Sosial Ekonomi: Pembiayaan Syariah
dalam Kewirausahaan dan Beberapa Model Lain ................................. 41
xiii
BAB III IMPELEMNTASI DAN KONTRIBUSI PEMBIAYAAN
SYARIAH DALAM USAHA MIKRO TERHADAP
PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
A. Profil BPR Syariah PNM Patuh Beramal Mataram .............................. 47
a. Latar Historis Berdirinya BPR Syarian PNM Patuh Beramal ........ 47
b. Visi dan Misi BPR Syariah PNM Patuh Beramal........................... 49
c. Struktur Organisasi BPR Syariah PNM Patuh Beramal ................. 51
B. Syarat dan Implementasi Pembiayaan Syariah dalam Usaha Mikro .... 52
a. Syarat untuk Memperoleh Pembiayaan .......................................... 53
1. Jaminan Immateril .................................................................... 53
2. Jaminan Materil ........................................................................ 55
b. Model Akad dan Implementasinya dalam Pembiayaan
Usaha Mikro .................................................................................... 59
1. Pembiayaan Jual Beli................................................................ 59
2. Pembiayaan Qard} al-H{asan ...................................................... 63
C. Peran Program Pemberdayaan Usaha Mikro terhadap
Perkembangan Usaha ............................................................................. 65
a. Pelatihan dan Pembinaan bagi Nasabah Unbankable ..................... 66
b. Pendampingan dan Monitoring ....................................................... 71
c. Penanaman Nilai-Nilai Ekonomi Syariah melalui Majelis
Ta‘li<m: Urgensinya terhadap Perkembangan Usaha ...................... 74
D. Peran Pembiayaan Syariah bagi Intensifikasi Produktivitas Usaha ..... 76
a. Penguatan Modal ............................................................................ 76
b. Kapabilitas Ekspansi Pasar ............................................................. 81
BAB IV PEMBIAYAAN SYARIAH DALAM USAHA MIKRO:
MENUJU KESETARAAN SOSIAL EKONOMI
A. Merajut Asa Meretas Kemiskinan: Mewujudkan Kesejahteraan
Sosial Ekonomi ...................................................................................... 84
B. Membangun Generasi Unggul melalui Pendidikan Anak .................... 101
a. Kapabilitas Pelaku Usaha Memberikan Pendidikan Terbaik ........ 102
b. Kualitas Pendidikan: Indikator Kesejahteraan Sosial ................... 108
C. Penyerapan Tenaga Kerja: Masalah Sosial yang Tak Kunjung
Selesai ................................................................................................... 115
a. Penyerapan Tenaga Kerja tidak Maksimal, Mengancam
Stabilitas Sosial ............................................................................. 116
b. Usaha Mikro: Menekan Angka Pengangguran
dan Menghadirkan Stabilitas Sosial .............................................. 124
D. Perubahan Strata Sosial Komunitas Pelaku Usaha
dengan Predikat Haji ............................................................................ 128
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 134
B. Saran ..................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 138
GLOSARIUM ........................................................................................................ 155
INDEKS .................................................................................................................. 159
BIODATA PENULIS ............................................................................................ 163
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Korelasi Pendampingan dengan Perkembangan Usaha - 71
Tabel 1.2 : Korelasi Monitoring dengan Perkembangan Usaha - 73
Tabel 1.3 : Jumlah Nasabah Pembiayaan Wirausaha 2012-2014 - 78
Tabel 1.4 : Respon Nasabah terhadap Pembiayaan bagi Peningkatan
Usaha - 79
Tabel 2.1 : Kapabilitas Pemprov NTB Mereduksi Kemiskinan 2010-
2014 - 85
Tabel 2.2 : Kondisi Usaha Nasabah Dilihat dari Kemampuan
Memenuhi Kewajiban - 90
Tabel 2.3 : Tingkat Pendapatan Nasabah Loyal - 92
Tabel 2.4 : Peningkatan Rumah Huni Nasabah - 93
Tabel 2.5 : Perubahan Pendapatan Nasabah Non Loyal - 94
Tabel 2.6 : Kondisi Nasabah Usaha Mikro Menurut Kemampuan
Memenuhi Kewajiban - 96
Tabel 2.7 : Total Dana yang Disalurkan pada Usaha Mikro - 97
Tabel 2.8 : Persentase Buta Huruf Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas
di NTB - 104
Tabel 2.9 : Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar 2012-2013 - 118
Tabel 2.10 : Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha - 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transformasi sosial (social transformation) menjadi topik yang kerap
dikaji dalam ranah sosial, terutama di negara-negara berkembang. Transformasi
sosial sejatinya merupakan realitas yang kompleks, bukan realitas tunggal yang
disebabkan oleh dinamika masyarakat tertentu.1 Faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya transformasi sosial tidak bisa dilihat dari satu premis
tertentu. Faktor-faktor tersebut bisa berbentuk revolusi, politik, agama, budaya,
kultural, dan lain sebagainya. Dalam analisis sosiologis, menurut Eisenstadt,
dari sekian premis tersebut merupakan faktor yang inheren untuk mendorong
transformasi sosial dalam konstruksi sosial.2
Sama halnya dengan transformasi sosial, dalam perubahan ekonomi,
berbagai faktor juga dapat memengaruhi dinamika perubahan ekonomi. Menurut
Koenarto, sebagaimana dikutip oleh Rahardjo,3 masalah sukuisme turut
memengaruhi perubahan ekonomi. Di Thailand, sukuisme merupakan sumber
terjadinya gejolak sosial yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Di
samping itu, agama juga merupakan faktor yang inheren. Agama sebagai agent perubahan sosial merupakan salah satu pokok dari kajian sosiologi agama.
Dalam hal ini, agama diposisikan sebagai lokomotif dalam perubahan ekonomi.
Semakin tinggi religiusitas seseorang terhadap agamanya semakin tinggi pula
terjadinya perubahan dalam diri seseorang. Beberapa sosiolog besar sekaliber
Max Weber misalnya, telah membuktikan hal ini dalam penelitiannya.4 Semakin
tekun seseorang mengamalkan ajaran agamanya semakin tinggi empatinya
terhadap keadaan sosial termasuk dalam bidang ekonomi. Dari sinilah
kemuadian timbul rasa kepedulian terhadap situasi perekonomian antar sesama
sehingga kepedulian untuk pemberdayaan menjadi menyeruak.
Pemberdayaan ekonomi dan kaitannya dengan agama, misalnya dalam
agama Islam, ditemukan wawasan keislaman yang komprehensif mengenai hal
ini. Al-Qur’an misalnya, melarang harta hanya berputar pada segelintir orang
saja dari anggota masyarakat tertentu. Banyak ayat al-Qur’an yang bisa
dijadikan rujukan mengenai hal ini. Bahkan orang yang tidak mempunyai rasa
empati terhadap orang-orang yang lemah dari aspek finansial dikatakan sebagai
1M. Ridwan Lubis, Agama dalam Perbincangan Sosiologi (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2010), 121. 2S.N. Eisenstadt, Revolusi dan Transformasi Masyarakat (Jakarta: C.V.
Rajawali, 1986), 23. 3M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi (Jakara: LSAF,
1999), 252. 4Lihat Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (London:
Routledge, 2001).
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
2
pendusta agama.5 Selain itu, al-Qur’an juga melarang praktek iktina>z6 oleh
seseorang yang mempunyai harta. Harta hend
aknya dialokasikan pada sektor-sektor produktif. Dengan demikian,
harta tersebut menjadi beredar dan dapat memberi manfaat bagi pemilik itu
sendiri dan bagi masyarakat secara umum. Orang yang mengalokasikan hartanya
seperti ini maka dalam Islam dia dianggap sebagai salah satu dari orang-orang
terbaik di antara umat manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah h}adi<th:
رالناس 7 ل ناس خي ‚Sebaik-baik manusia adalah (orang) yang (banyak) memberi manfaat bagi manusia lainnya.‛ (H.R. Al-T{abra>ni).
Islam menyerukan kepada penganutnya untuk bisa berbagi dan saling
memberi manfaat antar sesama. Dalam ranah ekonomi, hal tersebut dapat
disimpulkan bahwasanya sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi
pemerataan bukan penumpukan, dengan kata lain sistem ekonomi yang sirkulatif
bukan sistem ekonomi akumulatif.8 Kemudian, dari sini akan terwujud
kemaslahatan di tengah-tengah masyarakat. Dalam Islam, kemaslahatan
merupakan hal yang substantif. Seluruh rangkaian ajaran Islam bertumpu pada
nilai-nilai kemaslahatan, tidak terkeculai dalam sistem ekonominya.9
Yusuf Qardhawi mengungkapkan, ekonomi syariah telah memberikan
kemaslahatan yang signifikan bagi masyarakat. Dengan doktrin yang berkaitan
5Lihat misalnya Q.S. al-Ma’u >n. Dalam surat ini, orang yang tidak berempati
terhadap anak yatim dan orang-orang miskin dikatakan sebagai pendusta agama. Kalau
kita cermati rangkaian ayat-ayat dari surat ini, menunjukkan ayat yang bernuansa ibadah
sosial diletakkan terlebih dahulu dari pada ayat yang bernuansa ibadah ritual. Hal ini
mengindikasikan bahwa keimanan seseorang yang diatunjukkan dengan ibadah ritual
seperti shalat menjadi tidak bermakna bahkan dinilai mendustakan agama bila tidak
disertai dengan ibadah sosial. Ibadah ritual dan ibadah sosial laksana dua sisi mata uang,
berbeda tapi tidak berpisah. Karena itu, pelaksanaan terhadap salah satunya tidak secara
mutlak menjadikan seseorang itu dianggap belum sempurna dalam beragama. Karena
beragama yang benar ditandai dengan sikap total dan menyeluruh dalam pengabdian.
Lihat Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Sosial: Mendialogkan Teks dengan Konteks
(Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005), 5. 6Lihat Q.S. Al-Taubah: 34. Dalam ayat ini kata taknizu>n (iktina>z) dipahami
dalam arti menghimpun sesuatu dalam satu wadah, baik wadah itu berada dalam tanah
maupun dipermukaan bumi. Ayat ini hanya menyebut dua macam yang dihimpun yaitu
emas dan perak, karena biasanya kedua hal itulah yang menjadi ukuran nilai atau
umumnya yang disimpan. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan,
dan Keserasian al-Qur’an, vol. 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 552. 7Muh}ammad bin Sala>mah al-Qad}a>‘iy, Musnad al-Shiha>b, juz 2 (Bairu>t:
Mu’assasah al-Risa>lah, 1986), 223. 8Adi Sasono, “Struktur Ekonomi Indonesia, Pembangunan, dan Keadilan
Sosial,” Ekonomika: Jurnal Paradigma Islam di Bidang Keuangan, Ekonomi, dan
Pembangunan 1, no. 1 (Agustus 2013), 21. 9M. Arfin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia: Perspektif
Sosioyuridis, cet. ke. 2 (Jakarta: eLSAS, 2008), 291.
Pendahuluan|
3
dengan sistem ekonominya, Islam telah menumbuhkan etos kerja yang luar biasa
bagi umatnya, bahkan bekerja dipandang sebagai ibadah dan jihad.10
Senada
dengan Qardhawi, Kayed dan Hassan juga menyatakan, Islam bukan sekedar
memberikan motivasi kepada umat Islam untuk menjadi pengusaha, akan tetapi
bekerja merupaka hal yang wajib guna memperoleh penghasilan yang halal.
Beberapa sarjana barat seperti Wienen dan Wilson misalnya, juga mengakui
bahwasanya Islam sangat mengapresiasi usaha-usaha produktif yang dilakukan
untuk meraih kesejahteraan sosial.11
Lebih ekstrim lagi, Juhaya menyatakan,
misi yang diemban dalam ekonomi syariah adalah untuk memberikan
kemaslahatan lahir dan batin bagi seluruh manusia dan alam semesta.12
Kemaslahatan dalam hal ini dapat diukur dengan terlihatnya aksi
pemberdayaan ekonomi bagi kalangan lemah yang menunjukkan hal yang positif
di tengah-tengah masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah
pemberdayaan ekonomi yang terbentuk dari penerapan nilai-nilai sistem
ekonomi syariah itu sendiri. Nilai-nilai tersebut dapat dimanifestasikan melalui
berbagai aspek, salah satunya melalui perbankan dalam sektor keuangan. Juhaya
menandaskan, perbankan syariah merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai
ekonomi syariah dalam bentuk institusional13
yang dapat (diharapkan) mampu
melakukan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat.
Ditinjau dari fungsi dan perannya, menurut Okeke dan Ojokwu Uche
Grace, perbankan merupakan institusi yang urgen dalam menunjang kegiatan
perekonomian dan perdagangan.14
Fungsinya sebagai penghimpun sekaligus
penyalur dana (intermediary) menjadi sangat penting dalam kegiatan ekonomi.
Dana (fund, money) yang terhimpun kemudian disalurkan secara efektif pada
kegiatan-kegiatan usaha produktif sebagai modal.15
Karena pada faktanya,
modal berperan penting bagi kelancaran suatu usaha dan pembangunan ekonomi
secara makro. Tanpa modal, sektor ekonomi akan lumpuh yang pada akhirnya
10
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, cet. 4,
terj. Didin Hafiduddin, dkk (Jakarta: Robbani Press, 2005), 66. 11
Wienen mengakui bahwa tradisi Islam mensport dengan positif terhadap
kegiatan ekonomi. Kemudian Zapalska menyatakan, Islam sangat mendukung
kewirausahaan. Demikian juga dengan Wilson yang mengakui keunikan etika bisnis
dalam Islam. Lihat Rasem N. Kayed and M. Kabir Hassan, ”Saudi Arabia’s Economic
Development: Entrepreneurship as a Strategy,” International Journal and Middle Eastren
Fincance and Management 4, no. 1 (2011), 54 dan 55, http://search.proquest.com-
/docview/8610-90457?accountid=25-704 (Accessed 12 November 2013). 12
Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 175. 13
Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, 173. 14
Okeke V.O.S. and Ojokwu Uche Grace, “The Political Economy the Proposed
Islamic Banking and Finance in Nigeria: Prospects and Challenges”, Kuwait Chapter of
Arabian Journal of Business and Management Review 1, no. 7 (March 2012), 16,
http://search.proquest.com/docview/900916725?accountid=25-704 (Accessed 18 No-
vember 2013). 15
Karnaen A. Perwataantmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah: Teori,
Praktek, dan Peranannya (Jakarta: Celestial Publishing, 2007), 211-213.
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
4
berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi.16
Pertumbuhan ekonomi yang
tidak stabil berdampak pada terpuruknya kehidupan sosial masyarakat.
Fungsi strategis perbankan, dalam perbankan konvensional, dinilai telah
gagal dalam memainkan perannya. Kegagalan tersebut disinyalir karena dalam
perbankan konvensional terdapat praktik riba (interest). Sehingga perbankan
konvensional tidak mampu mewujudkan kesetabilan dan kesetaraan ekonomi.17
Selain itu, sebagian kalangan menilai, perbankan konvensional lebih merespon
sektor ekonomi menengah ke atas (trickle down effect) dari pada menengah ke
bawah. Sektor ekonomi menengah ke bawah cenderung ‘dianaktirikan’.
Perlakuan semacam ini akan memunculkan efek yang tidak baik bagi
pertumbuhan sosial ekonomi. Akhirnya yang terjadi adalah sekat antara yang
kaya dengan yang miskin semakin jelas terlihat.
Di Indonesia, kegagalan perbankan konvensional dalam memainkan
perannya memuncak dengan terjadinya krisis yang melanda pada paruh pertama
tahun 1997.18
Krisis yang terjadi menuai dampak yang sangat besar terhadap
perekonomian Indonesia. Dampak yang begitu besar masih terasa hingga saat
ini. Bahkan krisis ini menanjak menjadi krisis multidimensional.19
Hal ini
terlihat dari dekadensi moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Korupsi
seakan-akan menjadi budaya yang menggurita diseluruh instansi dan birokrasi.
Fakta ini kemudian memunculkan pandangan yang mengarah kepada
perbankan yang bebas dari sistem riba>. Perbankan syariah adalah
pengejawantahan dari perbankan yang bebas dari sistem itu. Perbankan syariah
mempunyai sistem tersendiri yang dinilai lebih adil dan transparan, yakni sistem
16
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2012), 95. 17
Sebagaimana dikutip oleh Karnaen dan Hendri Tanjung, pada sidang tahunan
ke-7 World Economic Development Congress di Washington D.C., tanggal 2 Oktober
1998, Mentri Keuangan Republik Indonesia mengakui bahwa bank-bank di Indonesia
telah gagal memainkan peran dasarnya. Lihat Karnaen A. Perwataantmadja dan Hendri
Tanjung, Bank Syariah, 213. 18
Meskipun kita tidak bisa menafikan faktor-faktor lain sebagai penyebab
terjadinya krisis tersebut. Dochak Latief misalnya, menyimpulkan secara global, ada lima
faktor yang menyebabkan Indonesia terjelembab ke dalam krisis: pertama, model
pembangunan yang tidak tepat, yang oleh Paul Kruger disebut sebagai “Kapitalisme
Konco Asia”, diman Indonesia termasuk dari salah satunya. Kedua, mengutamakan
pertumbuhan ekonomi yang modalnya bergantung kepada dana luar negeri, baik berupa
pinjaman maupun investasi asing. Ketiga, pengambilan kebijakan ekonomi berdasakan
perkembangan ekonomi luar negeri dengan mengabaikan kegiatan ekonomi dan pasar
dalam negerri. Keempat, hancurnya sistem perbankan yang memaksa negara memberikan
likuidasi. Kelima, dekadensi moral bangsa yang telah membudaya. Lihat Dochak Latief,
Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global, cet. 3 (Surakarta: Univesitas
Muhammadiyah Surakarta, 2002), 28-31. 19
M. Arfin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, 4.
Pendahuluan|
5
bagi hasil (profit sharing system).20
Nilai keadilan tersebut dapat dilihat ketika
terjadi pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah. Isamil Y. Puhi
menjelaskan, dengan sisitem bagi hasil dan musyarakah, nasabah diposisikan
sebagai mitra usaha, sehingga ketika terjadi risiko, nasabah tidak menanggung
sendiri kerugian yang dialami. Lain halnya dalam pembiayaan perbankan
konvensional, nasabah diposisikan sebagai relasi bisnis. Implikasinya, ketika
nasabah mengalami kerugian dalam menjalankan usahanya, pihak bank tidak
turut menanggung kerugian. Nasabah wajib membayar pokok pinjaman
sekaligus bunga sebagaimana yang disepakati dalam kontrak.21
Keberadaan perbankan syariah dalam sektor keuangan selama ini telah
banyak memberi kontribusi dalam aktifitas perekonomian. Okeke dan Ojokwu
Uche Grace misalnya, mengungkapkan peran perbankan syariah di Nigeria. Di
Nigeria tingkat produksi masih terbilang cukup rendah karena beberapa faktor.
Dalam pandangan mereka, faktor yang paling dominan adalah minimnya
pemberian pembiayaan dan dukungan dari lembaga keuangan yang mempunyai
otoritas dalam hal itu. Akan tetapi, keberadaan perbankan syariah saat ini telah
memberi ‘angin segar’ bagi peningkatan produktivitas ekonomi di Nigeria.22
Kesan ini menggambarkan peran perbankan syariah yang signifikan dalam
transformasi ekonomi.
Galfy dan Khiyar lebih lanjut menegaskan, perbankan syariah
mempunyai kontribusi yang postif terhadap stabilitas makro ekonomi dalam
pengembangan dan pembangunan perekonomian negara. Masih menurut mereka,
perbankan syariah merupakan agent bagi pertumbuhan ekonomi (economic growth).
23 Di samping itu, pada level perekonomian di tingkat bawah, penelitian
Malik menunjukkan, Bank Jabar Syariah dalam memberdayakan usaha kecil
menunjukkan hasil yang signifikan. Sehingga para pelaku UKM lebih memilih
Bank Jabar Syariah dari pada Bank Jabar konvensional sebagai mitra dalam
20
Juan Jose Duran and Maria Jose Gracia Lopez, “The Internatio-nalization of
Islamic Banking and Finance: the Co-Evolution of Institutional Changes and Financial
Services Integration,” International Journal of Business and Management 7, no. 13
(2012), 65, http://search.pro-quest.com/docview/1027215673?accountid=25704 (Acce-
ssed 12 November 2013). 21
Ismail Y. Puhi, Perbandingan Sistem Bagi Hasil Bank Syariah dan Sistem
Bunga Bank Konvensional: Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri (Jakarta: Tesis
Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2003), 170. 22
Okeke V.O.S. and Ojukwu Uche Grace, “The Political Economy the Proposed
Islamic Banking and Finance in Nigeria: Prospects and Challenges”, Kuwait Chapter of
Arabian Journal, 36. 23
Ahmed el-Galfy and Khiyar Abdalla Khiyar, “Islamic Banking and Economic
Growth: a Review,” The Journal Applied Business Research 28, no. 5 (September-
October 2012), 952, http://search.proquest.com/docview/1048218432?accountid=25704
(Accessed 12 November 2013).
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
6
usahnya.24
Dari sini terlihat lebih jelas peran perbankan syariah dalam
mewujudkan transformasi sosial ekonomi di tengah-tengah masyarakat.
Selain melalui perbankan, dalam pandangan Islam, transformasi sosial
ekonomi dapat terwujud melalui aktifitas ekonomi lainnya semacam
kewirausahaan, wirausaha yang dilakukan dengan etos kerja yang tinggi, tekun,
dan ulet. Dalam al-Qura’an, Allah Swt. menyatakan:
فإذا قضيت الصلة فا تشروا ف الرض واب ت غوا من فضل ال ه واذكروا ال ه كثريا ل ك وو
‚Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.‛ (Q.S. Al-Jumu‘ah: 10).
Eksplorasi (bertebaran, menjelajah) di sini dapat diinterpretasikan sebagai upaya
untuk mencari pekerjaan atau relasi bisnis dalam berwirausaha. Melalui
kewirausahaan yang dilakukan akan diperoleh rezeki sebagai bekal hidup dan
untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Bekerja melalui kewirausahaan bukan sesuatu yang baru dalam Islam.
Kewirausahaan mempunyai sejarah panjang. Nabi Muhammad Saw. telah
mempraktikkannya melalui perdagangan sejak pra-kenabiannya. Sebelum
menjadi nabi, Muhammad telah menjalankan perniagaan selama 12 tahun
lamanya.25
Dalam berwirausaha, Rasulullah Saw. menjalankannya dengan nilai-
nilai moral yang luhur.26
Quraish Shihab menandaskan, peran moral dalam
ekonomi syariah, tak terkecuali dalam kewirausahaan, tidak dapat dipisahkan.27
Karena dalam Islam, penyempurnaan moral (akhla>q al-kari<mah) merupakan
salah satu tujuan Islam diturunkan. Syahrin Harahap menambahkan, budaya
kewirausahaan dalam Islam bersifat manusiawi dan religius.28
Budaya inilah
yang harus selalu dikedepankan, agar kewirausahaan yang terbangun dapat
berjalan dengan adil.
Kewirausahaan sangat penting posisinya dalam pembangunan ekonomi.
Kewirausahaan merupakan sektor yang memiliki nilai-nilai sosial ekonomi yang
24
Zaini Abdul Malik, Peran Pemberian Pembiayaan Bank Jabar Syariah
Cabang Bandung dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (Tesis Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007),151. 25
Sukamdani Sahid Gitosardjono, Bisnis dan Kewirausahaan Syariah: Upaya
Menuju Kesejahteraan Umat Islam (Bogor: STAIT Modern Sahid, 2012), 15. 26
Ali Yafie, dkk, Fikih Perdagangan Bebas (Jakarta: Teraju, 2003), 11. 27
M. Quraish Shihab, “Prinsip Ekonomi dan Riba Menurut al-Qur’an,” dalam
Membangun Kemandirian Ekonomi Umat, Jurnal Bimas Islam Departemen Agama
Republik Indonesia 2, no. 3 (2009), 29. Lihat juga Muhammad Djakfar, Agama, Etika,
dan Ekonomi: Wacana Menuju Pengembangan Ekonomi Rabbaniyah (Malang: UIN
Malang Press, 2007), 172-177. 28
Syahrin Harahap, Membangun Jaringan Waralaba Wong Solo: Membentuk
Entrepreneur Muslim Puspo Wardoyo dari Warung Kaki Lima Menuju Bisnis Global
(Jakarta: Ayam Bakar Wong Solo, t.t), 15.
Pendahuluan|
7
tinggi. Sebagaimana diungkapkan Williams dan Nadin, bahwa tujuan
kewiruasahaan bukan hanya mencari keuntungan (profit) semata melainkan juga
untuk tujuan-tujuan sosial (society).29
Selain itu, kewirausahaan juga
mempunyai peran yang strategis terhadap kemajuan suatu negara. Kesuksesan
ekonomi Jepang dapat dijadikan contoh dalam hal ini. Kemajuan yang dicapai
Jepang tidak lepas dari peran kewirausahaan yang berkembang. Jepang memiliki
wirausahawan tingkat sedang sebanyak 2 persen dan wirausahawan tingkat kecil
sebesar 20 persen dari jumlah penduduknya.30
Fakta ini pula yang menyebabkan
negara-negara di Benua Eropa dan Amerika menjadi maju.
Fakta lain juga dikemukakan oleh Kayed dan Hassan, di Arab Saudi,
kewirausahaan dijadikan strategi utama dalam diversifikasi. Pemerintah sadar
bahwasanya tidak selamanya ekonomi negara akan bergantung pada minyak
yang dihasilkan. Minyak dalam jangka waktu tertentu akan mengalami defisit.
Walaupun diversifikasi melalui kewirausahaan ini masih belum terealisasi secara
penuh. Selain itu, Dana juga mengungkapkan, sebagaimana dikutip oleh Kayed
dan Hassan, di Singapura, kewirausahaan dimulai dari skala kecil,31
akan tetapi
dari situlah kemudian kewirausahaan menjadi berkembang. Hingga saat ini,
Singapura telah menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang perekonomian-
nya relatif stabil.
Senada dengan pendapat di atas, Mamdouh Farid menyebutkan
kewirausahaan dapat merangsang perekonomian masyarakat. Melalui
kewirausahaan, lapangan kerja baru akan terbentuk yang dapat menyerap tenaga
kerja.32
Teguh Sulistia menambahkan, tersalurnya tenaga kerja berimplikasi
pada meningkatnya taraf hidup masyarakat.33
Kemudian sikap mandiripun akan
tercipta di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat tidak lagi bergantung pada
pemerintah untuk mencapai kesejahteraannya. Transformasi sosial ekonomi
masyarakat dapat teralisasi ke arah yang lebih baik. Tatanan ekonomi yang
integral dari bawah akan terwujud dan ketahanan ekonomi negara secara
nasional menjadi lebih solid.
29
Collin C. Williams and Sara Nadin, “Beyond the Commercial Versus Social
Entrepreneurship Divide: Same Lessons from English Localities,” Social Enterprise
Journal 7, no. 2 (2011), 125-126. http://search.proquest.com/docview/883237477?-
accountid=25704 (Accessed 18 November 2013). 30
Lihat Muhammad Djakfar, Agama, Etika, dan Ekonomi: Wacana Menuju
Pengembangan Ekonomi Rabbaniyah (Malang: UIN Malang Press, 2007), 187. 31
Rasem N. Kayed and M. Kabir Hassan, ”Saudi Arabia’s Economic
Development: Entrepreneurship as a Strategy,” in International Journal, 70 dan 61. 32
Mamdouh Farid “ Entrepreneurship in Egypt and the US Compared: Directions
for Further Research Suggested,” Journal of Management Development 16, no. 5 (2007),
432.http://search.proquest.com/docview/216369096?accoun-tid=25704 (Accessed 18 No-
vember 2013). 33
Teguh Sulistia, “Perlindungan Hukum dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil
dalam Ekonomi Pasar Bebas,” dalam “Analisis Hukum Persaingan Pasar Ritel,”Jurnal
Hukum Bisnis 27, no. 1 (2008), 21.
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
8
Dari uraian singkat di atas dapat ditarik benang merah, bahwa
terdapat titik temu yang simetris antara orientasi ekonomi syariah dengan esensi
kewirausahaan. Dari satu sisi, ekonomi syariah sangat mendukung pemerataan
distribusi pendapatan sedangkan dari sisi lain kewirausahaan merupakan jalan
atau wadah terwujudnya pemerataan distribusi pendapatan tersebut. Dari logika
yang terbangun, menjadi penting untuk mengadakan penelitian mengenai peran
perbankan syariah dalam kewirausahaan untuk mewujudkan orientasi sistem
ekonomi syariah yang menginginkan adanya pemerataan distribusi pendapatan.
Sehingga transformasi sosial ekonomi yang diperankan perbankan syariah dalam
kewirausahaan tampak jelas dalam wujud nyata.
Pembuktian peran perbankan syariah dalam kewirausahaan untuk
mewujudkan transformasi sosial ekonomi maysarakat ke arah yang lebih baik
akan dilakukan di Lombok. Saat ini pertumbuhan kewirausahaan mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Dalam kurun waktu 2009-2013, di Kota Mataram
saja jumlah wirausaha baru tumbuh mencapai angka 9328 unit, melebihi target
yang direncanakan sebanyak 9200 unit.34
Sementara, secara keseluruhan, jumlah
kewirausahaan baik usaha mikro, kecil, menengah, dan besar per 31 Desember
2013 sebanyak 15.604 unit.35
Pesatnya pertumbuhan kewirausahaan tersebut
menjadikan beberapa bank, baik konvensional ataupun syariah mengalami
peningkatan di Kota Mataram dengan produk unggulannya masing-masing.
Sedangkan kewirausahaan di Lombok Barat juga mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Terhitung dari tahun 2009-2013, wirausaha baru telah tumbuh
sebanyak 15.000 unit lebih.36
Memang saat ini, rata-rata pertumbuhan wirausah
di seluruh kabupaten/kota di NTB tengah mengalami pertumbuhan yang cukup
drastis. Hal ini dipicu oleh adanya program Pemprov NTB yang menargetkan
terciptanya 100.000 wirausaha baru hingga tahun 2013.37
Program inilah yang
kemudian menjadi pemicu pertumbuhan wirausaha di NTB secara keseluruhan.
Dalam konteks penelitian ini, akan menelusuri peran bank syariah dalam
mempengaruhi transformasi sosial ekonomi di Lombok. Peran tersebut akan
dikaji melalui pembiayaan yang diberikan kepada pelaku wirausaha (UMKM)
yang ada di Lombok. Bank syariah yang menjadi subjek dalam hal ini adalah
BPR Syariah PNM Patuh Beramal. BPR Syariah PNM Patuh Beramal
merupakan perbankan pertama yang menggunakan prinsip syariah di NTB.
Hingga saat ini, BPR Syariah telah melakukan fungsinya sebagai penyedia dana
dengan baik. Jasa yang diberikan telah banyak diakses oleh pelaku usaha
34
Disadur dan diolah dari Data Pencapaian Wirausaha Baru Tahun 2009-2013
Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram, 5
Februari 2014. 35
Disadur dan diolah dari Data Pengusaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar
(UMKMB) Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota
Mataram, 5 Februari 2014. 36
http:/www.antarantb.com/print/21053/lombok-barat-anggarkan-rp8-miliar-
untuk-wirausaha-baru (Akses 30 Oktober 2013). 37
http:/www.ntbprov.go.id/baca.php?berita=1777 (Diakses 21 November 2013).
Pendahuluan|
9
(UMKM) yang ada di Lombok. Di mana saat ini, pada akhir periode 2014,
wirausaha yang mendapat pembiayaan dari BPR Syariah PNM Patuh Beramal
berjumlah 990 nasabah. Selain pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha,
BPR Syariah juga mempunyai program-program lain untuk pemberdayaan
wirausaha.38
Berawal dari hal tersebut, maka dalam studi ini, akan mengkaji
bagaimana peran pembiayaan dan program-program tersebut mampu
memberdayakan sosial ekonomi masyarakat di Lombok.
B. Permasalahan
a. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa permasalahan yang
bisa muncul dari penelitian tesis ini. Beberapa permasalahan yang muncul bisa
dikaji dengan melakukan penelitian terhadap masing-masing permasalahan.
Adapun permasalahan yang bisa diidentifikasi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam pengembangan
kewirausahaan di Lombok?
2. Peran BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam pengembangan
kewirausahaan di Lombok masih kurang optimal.
3. Apa saja yang menjadi kendala optimalisasi pembiayaan BPR Syariah PNM
Patuh Beramal dalam kewirausahaan di Lombok?
4. Sejauhmana peran pembiayaan yang dilakukan BPR Syariah PNM Patuh
Beramal dalam kewirausahaan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan
sosial ekonomi masyarakat Lombok?
5. Peran pembiayaan BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam kewirausahaan
kurang signifikan bagi perubahan sosial ekonomi masyarakat di Lombok.
Beberapa permasalahan yang teridentifikasi tersebut tidak menutup
kemungkinan masih ada permasalahan yang bisa mucul dari judul yang dibahas
dalam penelitian ini.
b. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah di atas mengungkapkan ada beberapa permasala-
han yang muncul. Dari sekian permasalahan yang muncul, dalam penelitian ini
permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah kontribusi BPR
Syariah PNM Patuh Beramal dalam pemberdayaan kewirausahaan serta
pengaruh pembiayaan dalam kewirausahaan terhadap peningkatan sosial
ekonomi masyarakat di Lombok. Dengan mengkaji aspek ini, kontribusi dan
posisi yang dimainkan perbankan syariah, dalam hal ini BPR Syariah PNM
Patuh Beramal, dalam dunia wirausaha akan terlihat pengaruhnya terhadap
perekonomian masyarakat. Pengaruh tersebut apakah signifikan ataukah
sebaliknya. Dengan demikian, apakah peran perbankan syariah selama ini, di
38
Disadur dari data jumlah nasabah pembiayaan BPR Syariah PNM Patuh
Beramal (Data diperoleh tanggal 4 Mei 2014).
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
10
Lombok khususnya, telah menunjukkan perannya untuk mewujudkan orientasi
ekonomi Islam atau sebaliknya.
c. Perumusan Masalah
Sebagaiman pembatasan masalah di atas yang berdasarkan pada latar
belakang masalah, diketahui bahwa sistem ekonomi Islam sangat mengapresiasi
sektor-sektor yang berkaitan dengan produktivitas ekonomi sehingga dapat
mewujudkan pemerataan distribusi pendapatan. Wirausaha adalah salah satu
dari sektor-sektor produktif tersebut. Melalui BPR Syariah PNM Patuh Beramal
dengan program pembiayaan pada sektor riil produktif, hal tersebut akan
dielaborasi melalui kontribusinya dalam kewirausahaan. Oleh karena itu,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peran BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam pemberdayaan
usaha mikro di Lombok?
2. Bagaimana implikasi pembiayaan yang diberikan pada sektor usaha mikro
terhadap peningkatan sosial ekonomi masyarakat di Lombok?
Dari rumusan masalah tersebut, dimensi yang akan dibidik dalam
penelitian ini meliputi program apa saja yang dicanangkan BPR Syariah PNM
Patuh Bermal dalam kewirausahaan serta bagaimana pengarhnya terhadap
perkembangan dan produktivitas usaha nasabah. Sedangkan untuk mengetahui
pengaruh transformasi sosial ekonomi pelaku usaha akan dikaji melalui empat
dimensi yang meliputi: (1) perubahan perekonomian pelaku usaha, (2)
kapabilitas dalam pembangnan generasi unggul melalui pendidikan anak, (3)
masalah penyerapan tenaga kerja, dan (4) perubahan strata sosial pelaku usaha.
Kajian melalui beberapa dimensi tersebut akan menjadi indikator dari
pemberdayaan sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini.
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Kajian atau penelitian tentang transformasi sosial ekonomi melalui
kewirausahaan yang menjalin kemitraan dengan perbankan syariah di Lombok
belum pernah dilakukan. Namun kajian-kajian yang membahas tentang
transformasi sosial ekonomi, baik yang dipengaruhi oleh peran ideologi agama,
perbankan syariah, dan kewirausahaan telah banyak dilakukan. Di antara
beberapa karya yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain sebagai berikut:
Dawam Rahardjo menulis buku dengan judul Islam dan Transformasi
Sosial Ekonomi39
tahun 1999. Menurut Bahtiar Effendy, buku ini merupakan
refleksi pemikiran Dawam Rahardjo tentang perlunya mempertimbangkan
pandangan alternatif atas sejumlah persoalan ekonomi.40
Buku ini berisi
39
M. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi (Jakara: LSAF,
1999). 40
Lihat Bahtiar Effendy, “M. Dawam Raharjo dan Pembaharuan Pemikiran
Islam: Perspektif Transformasi Sosial Ekonomi,” dalam kata pengantar M. Dawam
Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, xviii.
Pendahuluan|
11
kumpulan artikel yang ditulis oleh Dawam yang dipresentasikan dalam beberapa
seminar. Buku ini membahas tentang beberapa isu ekonomi yang ditinjau dari
perspektif Islam. Isu-isu tersebut digiring ke arah pragmatis dan selanjutnya
ditinjau bagaimana pengaruhnya terhadap transformasi sosial ekonomi.
Selanjutnya, Max Weber meneliti tentang etika Protestan sekte Calvinis
di Jerman dengan judul bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of
Capitalism.41
Weber mengamati beberapa fakta tentang penguasaan pemeluk
Protestan terhadap beberapa sektor ekonomi. Sejumlah tokoh bisnis, pemilik
modal, karyawan profesional yang memiliki keahlian tinggi pada perusahaan-
perusahaan modern, dan staf terdidik baik secara teknis dan komersial
kesemuanya didominasi oleh pemeluk Protestan. Sedangkan penguasaan
pemeluk Katolik merupakan bagian minoritas dalam hal tersebut. Penguasaan
pemeluk Protestan terhadap sektor-sektor tersebut, menurut Weber, dipengaruhi
oleh doktrin dalam Protestan.
Dalam doktrin Protestan sekte Calvinis, dinyatakan bahwa pada
dasarnya seseorang telah ditakdirkan masuk neraka atau surga, dan hal ini bisa
diketahui dari kesuksesan yang dicapai di dunia. Dengan argumen ini, bagi
Protestan bekerja untuk mencapai kesuksesan merupakan sebuah panggilan
(beruf), panggilan menuju surga. Berpijak dari doktrin inilah kemudian Weber
melakukan peneltian yang melahirkan grand theory, teori yang menyatakan
adanya korelasi yang kuat antara etos kerja dengan doktrin agama yang dianut
oleh seseorang. Etos kerja yang tinggi dari kalangan Protestan ini kemudian
melahirkan sistem ekonomi kapitalis.
Penelitian lain dilakukan oleh Lukman al-Hakim dengan judul
Religiusitas dan Etos Kerja dalam Peningkatan Ekonomi Umat: Studi
Masyarakat Sasak Lombok42
tahun 2008. Penelitian ini membandingkan antara
pertumbuhan ekonomi masyarakat Kediri sebagai desa berbasis agama dengan
Bonjeruk sebagai desa yang masih kental dengan nuansa budaya lokal.
Penelitian ini berujung pada sebuah kesimpulan dimana tingkat pertumbuhan
ekonomi masyarakat Kediri lebih dominan dibandingkan dengan masyarakat
Bonjeruk. Menurut Lukman, kenyataan ini –salah satunya- dipengaruhi oleh
tingkat religiusitas masyarakat Kediri yang dipengaruhi oleh keberadaan dan
peran pondok pesantren yang ada di Kediri.
Demikian pula dengan temuan Diana Rowland, sebagaimana dikutip
Djakfar, kesuksesan ekonomi Jepang juga tidak lepas dari pengaruh ajaran
Agama Shinto yang dianutnyan.43
Sementara dalam pandangan Taufik Adi
Susilo dalam bukunya Spirit Jepang: 30 Inspirasi dan Kunci Sukses Orang-
41
Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (London:
Routledge, 2001). 42
Lukman al-Hakim, Religiusitas dan Etos Kerja dalam Peningkatan Ekonomi
Umat: Studi Masyarakat Sasak Lombok (Disertasi Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta,
2008). 43
Lihat Muhammad Djakfar, Agama, Etika, dan Ekonomi, 21.
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
12
Orang Jepang44
tahun 2009. Sesuai judulnya, buku ini membahas mengenai
faktor-faktor yang memengaruhi semangat kerja orang-orang Jepang. Buku ini
menjelaskan, perpaduan antara pengaruh Agama Shinto, Budha, dan
Konfusianisme memberi dampak yang sangat kuat terhadap mentalitas bangsa
Jepang. Mentalitas yang terbangun dari nilai-nilai filosofi dan budaya yang
terkandung dalam ketiga ajaran tersebut adalah budaya samurai.Samurai merupakan budaya Jepang yang mengandung nilai-nilai etos kerja yang tinggi,
jujur, dan ulet. Nilai-nilai tersebut telah menyatu dalam kepribadian dan
karakteristik bangsa Jepang.
Muhammad Yunus menulis buku dengan judul Bank Kum Miskin.45
Dalam buku ini dijelaskan bahwa pembiayaan mikro dengan pola Grameen Bank
yang diberikan kepada kaum miskin perempuan di Banglades sangat efektif
sebagai instrumen pengentasan kemiskinan. Penyaluran kredit yang diberikan
bagi kaum miskin perempuan tersebut telah mammpu mengangkat harkat dan
martabat kaum perempuan yang selalu dalam keadaan tertindas dan terzalami.
Menggunakan pola yang sama, peneleitian Safaah Restuning Hayati yang
berjudul Pemberdayaan Perempuan Miskin dengan Pola Grameen Bank46
juga
menyimpulkan hal yang serupa. Di Gerobokan, kaum perempuan yang mayoritas
berada di pedesaan telah mampu menjadi tulang punggung sumber
perekonomian keluarga. Melalui usaha mikro yang sumber modalnya diberikan
oleh Koperasi Mitra Dhuafa mengantarkan mereka menjadi perempuan-
perempuan mandiri yang memiliki sumber penghasilan tetap. Di mana
sebelumnya mereka adalah kaum perempuan yang hanya sebagai ibu rumbah
tangga.
Penelitian Mubarak Ademola Noibi dengan judul Islamic Development
Bank's Microfinance Support Programme and the Growth of Small Scale
Enterprises in Nigeria, tahun 2014.47
Penelitian ini menunjukkan bahwa peran
IDB melalui pembiayaan mikro dibeberapa negara angoota telah mampu
memberi sumbangan terhadap pengentasan kemiskinan termasuk di Nigeria. Di
Nigeria, program pembiayaan mikro yang dilakukan IDB sangat mendukung
terhadap sektor rill ekonomi. Melalui program ini, IDB telah mampu
menciptakan pemabangunan modal manusia (human capital development) untuk
menghasilkan pekerjaan dan mereduksi kemiskinan.
44
Taufik Adi Susilo, Spirit Jepang: 30 Inspirasi dan Kunci Sukses Orang-Orang
Jepang (Yogyakarta: Garasi, 2009). 45
Muhammad Yunus, Bank Kaum Miskin, terj. Irfan Nasution (Serpong: Cipta
Lintas Wacana, 2007). 46
Safaah Restuning Hayati, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Miskin dengan
Pola Grameen Bank (Jakarta: Intijati, 2014). 47
Mubarak Ademola Noibi, "Islamic Development Bank's Microfinance
Support Programme and the Growth of Small Scale Enterprises in Nigeria," Canadian Social Science 10, no. 2 (2014), 98-107, http://search.proquest.com/docview/15345-
05568?accountid=25704 (Accessed 2 February 2015).
Pendahuluan|
13
Selanjutnya penelitian Daud Mustafa dan Nor Azam Abdul Razak
dengan judul Islamic Development Bank, Foreign Aid and Economic Growth in
Africa: A Simultaneous Equations Model Approach,48
tahun 2012. Pnelitian ini
mengkaji tentang dana bantuan yang diberikan oleh Islamic Development Bank
(IDB) kepada 14 negara yang ada di Afrika. Ada tiga variabel yang menjadi
bidik misi dalam penelitian ini. Yaitu yang berkaitan dengan pertumbuhan
ekonomi, investasi endogen, dan sumber daya manusia. Kesimpulan dari
penelitian menunjukkan bahwa bantuan dari IDB ditinjau dari tiga aspek
tersebut tergolong positif dan signifikan terhadap transformasi sosial di negara-
negara tersebut.
Selanjutnya penelitian disertasi oleh Abdirahman Mohamed Abdi
dengan judul Islamic Banking: Steady in Shaky Times?49
tahun 2010. Tulisan ini
meneliti perbankan syariah di Bahrain dan Malaysia. Penelitian ini dilakukan
dengan mengukur stabilitas perbankan dengan pendekatan regresi analisis
terhadap beberapa kasus kegagalan yang dialami oleh perbankan. Temuan dari
studi ini yaitu perbankan syariah di Bahrain dan Malaysia belum menunjukkan
sebagai bank yang mampu menyaingi perbankan konvensional dalam stabilitas
keuntungan yang dicapai. Dalam penelitian ini disimpulkan, ada dua hal yang
mempengaruhi profitabilitas dan tingkat pertumbuhan perbankan syariah, yaitu
kebijakan pimpinan dan pelayanan.
Penelitian yang dilakukan oleh M. Jahangir Alam Chowdhury, Dipak
Ghosh, dan Robert E. Wright yang berjudul The Impact of Micro-Credit on
Poverty: Evidence from Bangladesh tahun 2005.50
Studi ini menunjukkan bahwa
pembiayaan mikro yang dilakukan dalam jangka panjang sangat efektif untuk
pengentasan kemiskinan. Oleh karena itu, pembiayaan mikro harus diberikan
dalam jangaka panjang. Karena pembiayaan yang diberikan dalam jangka
pendek tidak akan mampu memberi perubahan pada kondisi kemiskinan yang
dialami oleh mereka yang menerimanya. Pembiayaan yang diberikan dalam
jangka pendek hanya akan memberi solusi yang sifatnya sementara tidak
sustainable sehingga ketika uang itu habis maka mereka akan kembali menjadi
miskin.
48
Daud Mustafa dan Nor Azam Abdul Razak, “Islamic Development Bank,
Foreign Aid and Economic Growth in Africa: A Simultaneous Equations Model
Approach,” International Journal of Economics and Finance 4, no. 6 (June 2012),
http://search.-proquest.com/docview/1020641258?accountid=25704 (Accessed 02
December 2013). 49
Abdirahman Mohamed Abdi, Islamic banking: Steady in shaky times?, Order
No. 3430588, George Mason University, in PROQUESTMS ABI/INFORM Global,
http://-search.proquest.com/docview/787896091?accou-ntid=25704 (Accessed 18
November 2013). 50
M. Jahangir Alam Chowdhury, Dipak Ghosh, and Robert E. Wright, "The
Impact of Micro-Credit on Poverty: Evidence from Bangladesh," Progress in Development Studies 5, no. 4 (10, 2005), 298-309, http://search.proquest.com-
/docview/218139800?accountid=25704 (Accessed 18 December 2014).
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
14
Penelitian lain juga dilakukan oleh Muhamad Abduh dan Mohd Azmi
Omar dengan judul Islamic Banking and Economic Growth: the Indonesian
Experience51
tahun 2012. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan meneliti
tingkat pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah. Kemudian hal
tersebut dihubungkan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini
menunjukkan bahwa pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah, baik
dalam jangka waktu pendek ataupun panjang memberikan dampak yang
signifikan terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ahmed el-Galfy dan Khiyar
Abdalla Khiyar dengn judul Islamic Banking and Economic Growth: A Review52
tahun 2012. Penelitian ini menginvestigasi beberapa pengaruh potensial
perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara.
Kesimpulan yang dihasilakan dalam peneltian ini bahwa perbankan syariah
berperan penting bagi pertumbhan ekonomi dalam suatu negara. Pertumbuhan
ekonomi yang dihasilkan memberi kontribusi yang signifikan terhadap
keseimbangan dalam pemerintahan. Sehingga perbankan syariah memberikan
kontribusi yang positif terhadap stabilitas makro-ekonomi suatu negara.
Penelitina yang dilakukan oleh Muhammad Kashif Khan Durrani, Abid
Usman, Muhammad Imran Malik, dan Shafiq Ahmad dengan judul Role of
Micro Finance in Reducing Poverty: A Look at Social and Economic Factors53
tahun 2011. Penelitian ini menganalisis pengaruh pembiayaan mikro dalam
mengurangi angka kemiskinan. Terdapat beberapa faktor sosial ekonomi yang
menjadi variabel untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mikro tersebut.
Faktor-faktor yang digunakan adalah perubahan gaya hidup, standar akomodasi,
peningkatan pendapatan, standar hidup, daya beli, perluasan fasilitas bisnis atau
wirausaha, dan adopsi teknologi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Penelitian ini berujung
pada kesimpulan bahwa pembiayaan mikro merupakan sarana yang efektif
dalam pengentasan kemiskinan. Tidak hanya sampai disitu, menurut hasil
penelitian ini, pembiayaan mikro juga memfasilitasi untuk meningkatkan
standar sosial masyarakat miskin.
51
Muhamad Abduh and Mohd Azmi Omar, “Islamic Banking and Economic
Growth: the Indonesian Experience,” International Journal of Islamic and Middle
Eastren Finance and Management 5, no. 1 (2012), 35-47, http://search.proquest.com-
/docview-/223670309?accountid=25704 (Accessed 18 November 2013). 52
Ahmed el-Galfy and Khiyar Abdalla Khiyar, “Islamic Banking and Economic
Growth: a Review,” The Journal Applied Business Research 28, no. 5 (September-
October 2012), 943-955, http://search.proquest.com/docview/1048218432?accoun-
tid=25704 (Accessed 12 November 2013). 53
Muhammad Kashif, Khan Durrani, Abid Usman, Muhammad Imran Malik,
and Ahmad Shafiq. "Role of Micro Finance in Reducing Poverty: A Look at Social and
Economic Factors," International Journal of Business and Social Science 2, no. 21 (11,
2011), http://search.proquest.com-/docview/904532445?accountid=25704 (Accessed 18
December 2014).
Pendahuluan|
15
Bakhtiari mengungkapkan dalam penelitiannya yang berjudul Micro-
Finance and Poverty Reduction54
tahun 2006. Dalam kesimpulannya keuangan
mikro telah mendapat pengakuan dari banyak kalangan mengenai efektifitasnya
dalam mengurangi kemiskinan dan pemebrdayaan ekonomi terutama di tingkat
perdesaan. Senada dengan bakhtiari, Mawa melalui penelitiannya yang berjudul
Impact of Micro-finance Towards Achieving Poverty Alleviation55
tahun 2008.
Pembiayaan mikro memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk
mendapatkan penghasilan melalui usaha mikro yang mereka jalani.
Kesimpulan yang berbeda ditemukan oleh J.U.J Onwumere bahwa kredit
mikro di Nigeria tidak signifikan dalam upaya pengentasan kemisikinan.
Pembiyaan mikro lebih signifikan dalam upaya pengembangan human capital. Kesimpulan ini diperoleh melalui penelitiannya yang berjudul The Impact of
Microcredit on Poverty Alleviation and Human Capital Development: Evidence
from Nigeria56
tahun 2012. Demikian kesimpulan Anis Chowdhury yang
menyimpulkan bahwa peran pembiayaan mikro dalam pemberantasan
kemiskinan masih ‘abu-abu’. Karena untuk mengurangi kemiskinan melalui
pembiayaan mikro pada sektor usaha mikro merupakan salah satu aspek.
Sementara aspek lain seperti pelatihan, keterampilan, dan akses informasi
pemasaran juga merupakan aspek yang turut berperan signifikan. Kesimpulan ini
diperoleh melalui penelitiannya yang berjudul Microfinance as a Poverty
Reduction Tool: A Critical Assessment57
tahun 2009.
Beberapa tulisan dan penelitian tersebut, setidaknya penelitian ini
berbeda dalam dua aspek. Pertama, objek dari penelitian ini fokus pada
penelitian dan pengkajian transformasi sosial ekonomi yang terbangun melalui
kewirausahaan dengan melihat hasilnya melalui empat indikator. Kedua, berbeda objek penelitian. Dimana penelitian ini dilakukan pada BPR Syariah
PNM Patuh Beramal Mataram. Begitu pula dengan lokasi penelitian yang mana
penelitian ini dilakukan pada sektor kewirausahaan yang berada di Lombok
Nusa Tenggara Barat.
54
S. Bakhtiari, “Micro-Finance and Poverty Reduction (Some International
Evidence),” International Business and Economics Research Journal (2006), 1-7,
http://search.proquest.com-/docview/904536553?accountid=25704 (Accessed 18
December 2014). 55
B. Mawa, “Impact of Micro-finance Towards Achieving Poverty Alleviation,”
Pakistan Journal of Social Sciences, 5 (9), 876-882, http://search.proquest.com/docview/-
90453662?accountid=25704 (Accessed 18 December 2014) 56
J.U.J Onwumere, “The Impact of Microcredit on Poverty Alleviation and
Human Capital Development: Evidence from Nigeria,” European Journal of Social
Review vol. 28 no. 3 (2012), 416-423, http://www.academia.edu/4136966/My_Papers
(Accessed 1 December 2012). 57
Anis Chowdhury, “Microfinance as a Poverty Reduction Tool: A Critical
Assessment,” United Nations Departement of Economic and Social Affairs (DESA)
Working Paper no. 89 (2009), 1-15, http://www.un.org/esa/desa/papers/2009/wp89-
_2009.pdf (Accessed 1 December 2012).
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
16
D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan jawaban atas
permasalahan pokok yang akan dikaji. Secara spesifik dapat dikemukakan
sebagaimana berikut:
1. Menganalisis posisi dan kontribusi BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam
pemberdayaan usaha mikro di Lombok.
2. Mengelaborasi peran pembiayaan BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam
usaha mikro terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat di Lombok.
E. Signifikansi Penelitian
Setidaknya ada dua manfaat yang dapat diambil dengan dilakukannya
penelitian ini. Yaitu, secara teoritis, penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dalam bidang sistem pembiayaan perbankan syariah dan pengaruhnya terhadap
perekonomian masyarakat. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi
informasi kepada para pelaku usaha bagaimana mekanisme untuk memperoleh
pembiayaan dari bank syariah.
Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi untuk mengetahui secara luas kontribusi perbankan syariah dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat. Sehingga dapat menggugah kesadaran,
terutama bagi masyarakat Islam untuk menggunakan jasa bank syariah. Selain
itu, hasil penelitian ini juga dapat memberi informasi bagi bank syariah dan
instansi pemerintah terkait sebagai bahan rujukan untuk mengetahui sejauh
mana peran bank syariah dalam turut serta membangun perekonomian
masyarakat di Lombok.
F. Metodologi Penelitian
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitis58
dengan
paradigma kualitatif. Menurut Robert dan Knopp,59
ada lima hal yang menjadi
karakteristik dari penelitian kualitatif. Pertama, mengutamakan kondisi natural
(alamiah) tanpa rekayasa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi harus dipahami dalam
konteks sejarah dan tempat terjadinya peristiwa yang diteliti. Kedua, bersifat
deskriptif, dimana data yang terhimpun berasal dari hasil wawancara mendalam,
observasi, dari buku, majalah atau rekaman. Kesemuanya itu berkaitan langsung
dengan seluruh peristiwa yang terjadi. Ketiga, penelitiannya lebih memusatkan
58
Deskriptif-analitis merupakan langkah untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan secara faktual, akurat, dan sistematis terhadap fakta-fakta tentang
situasi atau obyek tertentu. Lihat Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan, cet. ke-4 (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), 54. 59
Bogdan Robert and Biklen Knopp, Qualitative Research for Education: an
Introduction to Theory and Method (Boston: Alliyn and Bacon, 1982), 30.
Pendahuluan|
17
pada aspek-aspek realita sehari-hari yang berkorelasi dengan obyek yang diteliti.
Keempat, dalam menganalisis data lebih dominan dengan cara induktif. Kelima, orientasi penelitian untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan keputusan dan perilaku yang
dipilih oleh individu secara umum. Melihat karakteristik penelitian kualitatif
tersebut, penulis menilai hal ini senada dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis. Sehingga paradigma ini menjadi pilihan dalam penelitian ini.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kapabilitas (capability approach). Pendekatan kapabilitas yang
dimaksud dalam konteks ini adalah dimana perbankan sebagai lembaga penyedia
dana berperan dalam memberikan peluang kepada setiap orang yang tidak
mampu untuk menjadikan mereka menjadi orang yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Selain itu, untuk memotret transformasi sosial ekonomi
dalam masyarakat, penulis menggunakan pendekatan sosial ekonomi (social economy approach). Melalui pendekatan ini akan diperoleh gambaran mengenai
perubahan sosial ekonomi masyarakat dengan jelas dan cermat.
Sedangkan untuk menggali data dan informasi sebagai referensi, dalam
hal ini digunakan pendekatan penelitian lapangan (field research). Dengan
melakukan pengamatan secara langsung dan mencatat segala peristiwa yang
berkaitan dengan penelitian.60
Dari penelitian lapangan, data juga dapat
diperoleh melalui wawancara secara komprehensif dengan pihak-pihak terkait
dan observasi secara langsung untuk menyaksikan keberadaan dan
perkembangan objek penelitian. Selain itu, pendekatan penelitian kepustakaan
(library research)juga digunakan sebagai metode dalam memperoleh data. Yaitu
dengan melakukan pembacaan, menelaah, dan mengkaji data-data yang berupa
dokumen atau laporan, jurnal, buku, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan
fokus masalah dalam penelitian.
b. Sumber Data
Klasifikasi sumber data dalam penelitian ini mengadopsi paradigma
Lexy J. Moleong, yaitu dengan membagi sumber data menjadi dua bagian,
sumber data primer dan sumber data skunder. Dengan mengutip pendapat
Lofland, menurut Moleong yang termasuk data primer ialah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.61
Dalam konteks penelitian ini, data primer diperoleh dari kata-kata dan tindakan
orang-orang yang mempunyai hak atau wewenang dari lembaga atau perorangan
yang diteliti. Data ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pihak-
pihak terkait dan observasi lapangan. Sedangkan untuk sumber data skunder
diambil dari jurnal, buku, majalah, koran, dan dari sumber lain yang mempunyai
hubungan dengan fokus penelitian.
c. Teknik Pengumpulan Data
60
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-24 (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), 174. 61
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 157.
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
18
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data primer dan skunder
dalam penelitian ini adalah dengan melacak dokumen, melakukan observasi dan
wawancara mendalam yang berkaitan dengan kontribusi perbankan syariah
dalam kewirausahaan di Lombok. Adapun proses yang akan dilakukan untuk
memperoleh data adalah sebagai berikut:
1. Pelacakan Dokumentasi (documentation research ) Pelacakan dokumen dilakukan untuk memperoleh data verbal
62 yang
berkorelasi dengan fokus penelitian. Pelacakan ini akan dilakukan pada BPR
Syariah PNM Patuh Beramal. Pelacakan dilakukan untuk memperoleh data
berupa profil lembaga, program-program, produk-produk, dan data berupa
jumlah wirausaha yang menjalin kemitraan dengan BPR Syariah PNM Patuh
Beramal dan data lain yang dipandang perlu. Di samping itu, pelacakan data
berupa jurnal, buku, dan media online juga dilakukan sebagai data pendukung.
Dengan demikian, dari pelacakan yang dilakukan akan diperoleh data-data yang
dibutuhkan untuk menjawab fokus permasalahan dalam penelitian.
2. Pengamatan (observasi) Observasi merupakan salah satu cara penelitian ilmiah di bidang ilmu
sosial. Metode ini adalah cara pertama yang dilakukan dalam sebuah penelitian
ilmiah. Melalui observasi banyak hal yang bisa diungkap oleh peneliti.63
Dengan
obeservasi, peneliti bisa melihat dan mengamati apa yang menjadi objek
penelitiannya. Peneliti bisa mencatat segala peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan fokus penelitian dan peneliti juga dapat melakukan
singkronisasi antara kenyataan di lapangan dengan data yang dijaringnya.64
Sementara, dalam peneltian ini observasi dilakukan untuk menyaksikan
langsung wirausaha yang merupakan mitra BPR Syariah PNM Patuh Beramal.
Dari sini peneliti juga dapat menyesuaikan data dengan kenyataan dan
selanjutnya dapat menyaksikan secara langsung bentuk usaha yang dijalankan,
kondisi sosial ekonomi komunitas wirausaha yang menjadi objek serta hal-hal
lain yang mempunyai korelasi dengan kepentingan penelitian. Melalui proses
ini, kontribusi BPR Syariah PNM Patuh Beramal dalam kewirausahaan terhadap
realita sosial ekonomi pelaku usaha di Lombok bisa diketahui dengan cermat
dan valid.
3. Wawancara (interview)
62
Data verbal bisa berwujud surat-surat, catatan harian (jurnal), laporan dan lain
sebagainya. Lihat Sartono Kartodirdjo, “Metode Penggunaan Bahan Dokumen”, dalam
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, cet. 4 (Jakarta: PT. Gramedia,
1981), 63. 63
Harsja W. Bachtiar, “Pengamatan sebagai Suatu Metode Penelitian,” dalam
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, cet. 4 (Jakarta: PT. Gramedia,
1981), 137-139. 64
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 174-175.
Pendahuluan|
19
Wawancara yang dimaksud adalah segala hal yang mencakup tata cara
yang dipergunakan oleh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan
keterangan atau pendirian dari responden dengan melakukan percakapan dan
bertatap muka dengan orang tersebut.65
Model wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Mekanisme wawancara
tidak terstruktur dilakukan dengan wawancara secara bebas, mendalam, dan
menjadikan garis-garis besar pedoman wawancara sebagai pedoman umum.66
Hal ini sengaja dipilih agar wawancara berlangsung secara fleksibel dan tidak
monoton.67
Dalam sesi ini, pihak yang menjadi responden adalah pimpinan/pihak
BPR Syariah PNM Patuh Beramal dan nasabah pelaku usaha yang memperoleh
pembiayaan dari BPR Syariah PNM Patuh Beramal.
d. Teknik Sampling
Sampling adalah keputusan tentang menentukan sampel yang
disandarkan pada penetapan satuan kajian. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan).68
Artinya, penentuan sampel didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini sampel
dikalsifikasikan menjadi tiga kategori, (1) nasabah loyal, yaitu nasabah yang
telah beberapa kali mendapat pembiayaan, dan (2) nasabah non loyal dengan
kata lain nasabah yang baru pertama mendapat pembiayaan yang sedang
berjalan.
e. Analisis, Interpretasi, dan Penyajian Data
Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Dalam pengertai lain, analisis data juga bisa diartikan sebagai proses merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)
seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema
pada hipotesis.69
Sedangkan interpretasi data merupakan upaya untuk
memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil
penelitian yang sedang dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan ditinjau
secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari
lapangan.70
Dalam konteks penelitian ini, analisis dan interpretasi data dipahami
sebagai upaya memverifikasi data untuk kemudian diinterpretasikan guna
65
Koentjaraningrat, “Metode Wawancara,” dalam Koentjaraningrat, Metode-
Metode Penelitian Masyarakat, cet. 4 (Jakarta: PT. Gramedia, 1981), 162. 66
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), 133. 67
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 187. 68
Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 223-225. Lihat juga
laman http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/21.html (Diakses 19 March 2015). 69
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Pernada Group, 2008),
155. 70
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 151.
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
20
memperoleh informasi dan keseimpulan yang tepat sebagai referensi dan konten
dalam menjawab fokus penelitian.
Proses analisis data dalam penelitian ini mengadopsi teknik yang
dikembangkan oleh Strauss dan Corbin. Strauss dan Corbin menggunakan tiga
metode dalam menganalisis data kualitatif. Tiga langkah tersebut adalah (1)
open coding yang meliputi: breaking down (merinci kelengapan data),
examining (memeriksa), comparing (membandingkan), conceptualiz-ing
(menjelaskan konsep lokal), dan categorizing (mengkategori data); (2) axial coding yang di dalamnya terdapat model paradigma grounded theory. Tahapan
ini meliputi proses: kondisi penyebab — fenomena — konteks — kondisi
pendukung dan penghambat — strategi interaksi dan tindaka — konsekwensi;
(3) selective coding yang menghasilkan simpulan yang kemudian diangkat
menjadi general design.71
Interpretasi data dilakukan dengan berusaha memahami dan memaknai
data yang berhasil dijaring, baik data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi, dokumen, dan data tertulis lainnya. Hasil dari pemahaman terhadap
data-data primer (wawancara dan observasi) disajikan dalam bentuk kesimpulan
yang dibahasakan secara bebas sesuai dengan tema disetiap bab dan sub bab.
Dengan model penyajian seperti ini, maka dalam setiap pembahasan, data yang
disajikan merupakan hasil pemahaman melalui interpretasi data yang ada tanpa
mencantumkan sumber data dalam footnote.
Metode ini dipilih karena akan banyaknya data hasil wawancara yang
diperoleh dari setiap responden. Oleh karena itu, dengan pertimbangan tersebut
maka seluruh data akan dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai
dengan karakteristik data masing-masing. Kemudian, berdasarkan karakteristik
dari data tersebut, dilakukan interpretasi yang menghasilkan pemahaman berupa
kesimpulan yang selanjutnya disajikan sebagai konten yang akan didukung oleh
data sekunder yang bersumber dari jurnal, buku, media online dan laiannya.
Data-data inilah yang akan menjadi konten disetiap pembahasan yang
disesuaikan dengan tema pada setiap bab dan sub bab.
G. Sistematika Penulisan
Tesis ini terdiri dari lima bab, yang disajikan secara berurutan yang
dermula dari pendahulaun sebagai bab pertama dan berakhir pada kesimpulan
sebagai bab kelima. Penyajiannya terlihat sebagaimana sistematika berikut:
Bab pertama, berisi pendahulun yang didalamnya terdiri dari latar
belakang masalah, permasalahan, kajian terdahulu yang relevan, tujuan
penelitian, signifikansi penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua membahas mengenai perbankan syariah sebagai motor
penggerak transformasi sosial ekonomi: sebuah tinjauan toritis. Bab ini
71
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), 206.
Pendahuluan|
21
membahas tentang perbankan syriah yang lebih berpihak kepada terwujudnya
transformasi sosial ekonomi ke arah yang lebih baik di tengah-tengah
masyarakat. Sehingga, dalam bab ini disajikan prinsip oprasional perbankan
syariah dan relasinya dengan transformasi sosial ekonomi. Dalam sub bab ini,
dikaji mengenai prinsip-prinsip dasar oprasional perbankan syariah yang
berlandaskan nilai-nilai keislaman yang berpihak pada upaya penguatan
ekonomi masyarakat. Kemudian sub bab selanjutnya ditampilkan eksistensi
perbankan syariah sebagai penggerak transformasi sosial ekonomi. Sub bab ini
berupaya menampilakn beberapa peran perbankan syariah dalam upaya
menghidupkan sektor-sektor ekonomi dan peran sosial yang dimainkannya
dalam masyarakat. Selanjutnya sub bab yang terakhir model pemberdayaan
sosial ekonomi: pembiayaan syariah dalam kewirausahaan dan beberapa model
lain. Sub bab ini akan menguraikan bagaimana efeltivitas pembiayaan syariah
terhadap penguatan sistem sosial ekonomi melalui kewirausahaan dan dalam sub
bab ini juga akan ditampilkan beberapa model lain pemberdayaan ekonomi yang
dikemukakan beberapa ahli.
Bab ketiga sebagai bab inti pertama dengan mengangkat pokok tema
impelentasi dan kontribusi pembiayaan syariah dalam kewirausahaan terhadap
pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat. Bab ini akan mengkaji bagaimana
penerapan pembiayaan yang dilakukan BPR Syariah PNM Patuh Beramal dan
bagaimana pengaruhnya tehadap perkembangan usaha nasabah. Sehingga
pertama-tama yang ditampilkan dalam bab ini adalah sub bab profil BPR
Syariah PNM Patuh Beramal. Sub bab ini penting ditampilkan untuk
mengetahui latar belakang perusahaan, visi-misi, dan hal lain yang berkaitan
dengannya. Selanjutnya sub bab yang membahas tentang syarat dan
impelementasi pembiayaan syariah dalam. Sub bab ini menyajikan syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh calon nasabah yang ingin mendapatkan pembiayaan.
Dan kemudian, akan dibahas pula mengenai model akad dan impelementasi
pembiayaan yang ditawarkan BPR Syariah PNM Patuh Beramal bagi nasabah.
Kemudian sub bab selanjutnya menampilkan peran program pemberdayaan
kewirausahaan terhadap perkembangan usaha. Sub bab ini berupaya menjelaskan
model-model pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan serta menampilkan
pengaruhnya terhadap perkembangan usaha nasabah. Sub bab selanjutnya yaitu
penyaluran modal usaha mikro bagi kaum duafa: peranannya dalam pengentasan
kemiskinan. Sub bab ini berupaya menampilkan mekanisme penyaluran modal
bagi kaum duafa dan berupaya mengungkap perannya bagi perekonomian
mereka dan kehidupan sosial mereka. Selanjutnya, sub bab terakhir peran
pembiayaan syariah bagi intensifikasi produktivitas usaha. Sub bab ini akan
mengungkap pembiayaan yang diberikan mampu mengembangkan usaha
nasabah sehingga dengan usaha yang berkembang omset dan profitabilitas usaha
menjadi meningkat.
Bab keempat sebagai bab inti kedua dan sekaligus bab inti terakhir,
yang menjadi kajian utamanya adalah pembiayaan syariah dalam kewirausahaan:
menghadirkan kesetaraan sosial ekonomi. Topik ini dipilih sebagai tindak lanjut
| Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
22
dari bab inti pertama yang membahas tentang impelentasi dan kontribusi
pembiayaan syariah dalam kewirausahaan terhadap pemberdayaan sosial
ekonomi masyarakat. Efektivitas pembiayaan syariah bagi pemberdayaan sosial
ekonomi tersebut akan dikaji melalui dinamika berkehidupan nasabah dalam
ranah sosial kemasyarakatan. Ada empat aspek pokok yang menjadi indikator
dalam hal ini, yaitu aspek perekonomian, pembangunan sumber daya manusia
melalui pendidikan, masalah tenaga kerja, dan strata sosial.
Adapun keempat aspek tersebut masing-masing diformulasikan menjadi:
pertama, merajut asa meretas kemiskinan: mewujudkan kesejahteraan sosial
ekonomi. Bagian ini akan menjelaskan bahwa masalah ekonomi, yang juga
terkait dengan masalah kemiskinan, merupakan masalah yang inhern dalam
kehidupan sosial setiap orang. Hal ini dapat memengaruhi terjadinya
transformasi sosial ekonomi secara makro dalam berkehidupan di tengah-tengah
masyarakat. Dan dalam konteks ini, akan dikaji peran pembiayaan BPR Syariah
PNM Patuh Beramal dalam turut serta mengatasi masalah sosial ekonomi
tersebut. Kedua, membangun generasi unggul melalui pendidikan anak. Bagian
ini akan memaparkan bahwa dunia pendidikan turut mempengaruhi transformasi
sosial ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, dalam konteks
penelitian ini, akan dikaji bagaimana kemampuan nasabah dalam memberikan
pendidikan yang unggul terhadap anak-anaknya setelah mendapat pembiayaan
dari BPR Syariah PNM Patuh Beramal. Ketiga, penyerapan tenaga kerja:
masalah sosial yang tak kunjung selesai. Bagian ini akan mengkaji bagaimana
masalah tenaga kerja yang tidak simetris dengan ketersediaan lapangan kerja
yang telah menjadi masalah sosial yang serius, sehingga hal ini menjadi isu yang
selalu diperbincangkan di setiap negara. Karena hal itu merupakan problem
sosial, maka dalam konteks penelitian ini akan dikaji sejauh mana efektivitas
usaha yang dijalankan nasabah BPR Syariah PNM Patuh Beramal mampu
menyerap tenaga kerja di Lombok. Keempat, trnsformasi strata sosial komunitas
pelaku usaha dengan predikat haji. Predikat haji yang disandang pada diri
seorang masyarakat di Lombok memberi pengaruh tersendiri bagi seseorang. Ia
akan lebih di hormati dan dihargai oleh masyarakat dari pada sebelum
melakukan ibadah haji. Dengan demkian, penghormatan dan penghargaan
tersebut dapat memberi efek terhadap strata sosial bagi seseorang. Keempat
aspek inilah yang akan menjadi indikator untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas pembiayaan syariah yang diberikan BPR Syariah PNM Patuh
Beramal bagi transformasi sosial ekonomi nasabahnya di Lombok.
Bab kelima merupakan bab penutup. Bagian yang ditampilkan adalah
kesimpulan yang dibangun dari hasil olah dan analisis terhadap data-data yang
dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya adalah saran-saran yang
sekaligus menjadi bagian paling akhir dari penelitian.