perang dingin - korea

16
TERJADINYA PERANG KOREA (1950—1953) DAN HUBUNGAN KOREA UTARA DAN KOREA SELATAN HINGGA 2013 Latar Belakang Perang Korea Setelah berakhirnya Perang Dunia II muncul persaingan-persaingan baru antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) yang lebih dikenal dengan sebutan “Perang Dingin”. Adapun negara-negara yang telah menjadi korban akibat dari Perang Dingin diantaranya: 1. Vietnam, yang terpecah menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan 2. Jerman, terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur 3. Korea, terpecah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara Dalam perjanjian Yalta pada tahun 1945 disebutkan bahwa, Uni Soviet akan mengumumkan perang kepada Jepang setelah Perang di Eropa selesai. Dimana pasukan Uni Soviet akan menyerang Jepang melalui Semenanjung Korea. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet melancarkan serangannya terhadap pasukan Jepang lewat Semenanjung Korea hingga mencapai garis batas 38º LU. Selama enam hari peperangan Uni Soviet keluar sebagai pemenang, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945 pasukan Jepang menyerah kepada sekutu dengan ketentuan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º LU menyerah kepada Uni Soviet, sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Selatan garis 38º LS menyerah kepada Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi dasar pembagian Korea, sehingga garis batas 38º Lintang Utara (LU), menjadi garis batas demarkasi antara Korea Utara dan Korea selatan. Sebab-sebab Umum a. Adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat dibawah komandan Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak Korea Selatan yang berada dibawah pengaruh Amerika Serikat mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara dibawah pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis- komunis.

Upload: ayu-aliyatun

Post on 16-Apr-2017

79 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perang Dingin - Korea

TERJADINYA PERANG KOREA (1950—1953) DAN HUBUNGAN KOREA UTARA DAN KOREA SELATAN HINGGA 2013

Latar Belakang Perang Korea Setelah berakhirnya Perang Dunia II muncul persaingan-persaingan baru antara Blok Barat (Amerika

Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) yang lebih dikenal dengan sebutan “Perang Dingin”. Adapun negara-negara

yang telah menjadi korban akibat dari Perang Dingin diantaranya:

1.    Vietnam, yang terpecah menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan

2.    Jerman, terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur

3.    Korea, terpecah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara

Dalam perjanjian Yalta pada tahun 1945 disebutkan bahwa, Uni Soviet akan mengumumkan perang kepada

Jepang setelah Perang di Eropa selesai. Dimana pasukan Uni Soviet akan menyerang Jepang melalui Semenanjung

Korea. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet melancarkan serangannya terhadap pasukan Jepang lewat

Semenanjung Korea hingga mencapai garis batas 38º LU. Selama enam hari peperangan Uni Soviet keluar sebagai

pemenang, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945 pasukan Jepang menyerah kepada sekutu dengan ketentuan

pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º LU menyerah kepada Uni Soviet, sedangkan pasukan

Jepang yang berada disebelah Selatan garis 38º LS menyerah kepada Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi

dasar pembagian Korea, sehingga garis batas 38º Lintang Utara (LU), menjadi garis batas demarkasi antara Korea

Utara dan Korea selatan.

Sebab-sebab Umum

a.    Adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat

dibawah komandan Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak Korea Selatan yang berada

dibawah pengaruh Amerika Serikat mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara dibawah

pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis-komunis.

b.    Pembagian wilayah korea menjadi dua bagian

Setelah Perang Dunia II berakhir, Korea menjadi daerah yang dipersengketakan. Dimana beberapa hari

sebelum Jepang menyerah pada tanggal 10 Agustus 1945, Amerika Serikat dan Uni Soviet akan menerima

tawanan-tawanan perang Jepang yang berada didaerah Korea. Keputusan ini didasarkan pada Perjanjian Potsdam

1945, yaitu membagi Korea menjadi dua bagian dengan batas wilayah 38º Lintang Utara, menyerah kepada

Amerika Seikat dibawah pimpinan Letnal Jenderal John R. Hogde. Sedangkan pasukan Jepang yang berada

disebelah Utara garis 38º Lintang Utara, menyerah kepada Uni Soviet dibawah pimpinan kolonel Jenderal Ivan M.

Christyalov.

Pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya tidak menjadikan garis tersebut sebagai garis demarkasi

antara Korea Utara dan Korea Selatan, melainkan garis tersebut hanya merupakan batas wilayah untuk menerima

tawanan-tawanan Jepang pasca Perang Pasifik. Namun, pada akhirnya garis tersebut berubah fungsi menjadi garis

Page 2: Perang Dingin - Korea

demarkasi antara pertahanan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan demikian, pembagian wilayah Korea enjadi

dua bagian ini menjadi suatu garis pertikaian antara dua kekuatan. Dilain pihak, secara tidak langsung hal ini

mengahalangi cita-cita bangsa Korea untuk menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu.

c.    Tidak adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tentang pembentukan Korea Utara.

Pada bulan Desember 1945 diadakan konferensi para menteri luar negeri di Moskow, konferensi ini

diadakan sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Potsdam. Dalam konferensi tersebut memperoleh atau menghasilkan

kesepakatan antara Amerka Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang menyatakan akan membentuk pemerintahan

Korea yang demokratis. Pemerintahan ini merupakan pemerintahan perwakilan Internasional yang akan

berlangsung selama lima tahun, dimana dalam pemerintahan perwakilan tersebut pasukan-pasukan Amerika

Serikat maupun Uni Soviet ikut serta didalamnya (joint Commission).

Pelaksanaan pemerintahan perwakilan Internasional ternyata tidak dapat diwujudkan, karena tidak adanya

kesepakatan antara amerika serikat dan uni soviet. Masalah korea kemudian dibawa ke sidang sidang umum PBB.

Pada tanggal 14 November 1947, sidang umum PBB memutuskan untuk membentuk komisi yang disebut “United

Nations Temporary Commission on Korea” (komisi Sementara PBB untuk Korea). Dari hasil sidang tersebut

menyarankan agar selambat-lambatnya pada tanggal 13 Maret 1948, di Korea diadakan pemilihan umum untuk

memilih wakil-wakil rakyat Korea. Tugas dari komisi Sementara PBB untuk korea antara lain:

1)   Mengadakan pengawasan keberlangsungan pemilihan umum

2)   Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil pemilihan umum untuk merundingkan umum untuk

merundingkan masalah kemerdekaan Korea.

Kemudian setelah wakil Korea terpilih, maka PBB kemudian mengajukan rencana antara lain:

1)   Membentuk dewan Nasional

2)   Mendirikan pemerintahan Korea yang merdeka.

Sesudah pemerintahan Korea terbentuk maka tentara pendudukan akan ditarik mundur. Korea selatan dan

Amerika Serikat dapat menjalankan rencana tersebut, sebab rencana itu pada dasarnya merupakan siasat dari

Amerika Serikat sendiri yang mendominasi dalam PBB. Akan tetapi, Uni Soviet menolak hal tersebut dan

mengusulkan, bahwa tentara pendudukan akan ditarik mundur terlebih dahulu, dan baru kemudian mendirikan

pemerintahan Korea merdeka. Dengan demikian, korea menjadi ajang pencaturan politik dan militer antara

Amerika Serikat dan Uni Soviet. Selanjutnya masing-masing pihak akhirnyamembentuk pemerintahan baru di

Korea, yaitu:

1)   Pada tanggal 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk Republik Korea (Korea Selatan) beribu kota di Seoul,

dengan Syngman Rhee sebagai Presiden pertama.

2)   Pada tanggal 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) beribu

kota di Pyongyang, dengan Kim II sung sebagai Presiden pertamanya (Agung Leo S, 2012:134)

Sebab-sebab Khusus

Page 3: Perang Dingin - Korea

Pada bulan desember 1948, sidang umum PBB mengesahkan laporan tentang hasil-hasil pemilihan di

Korea Selatan. Sidang menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah satu-satunya pemerintahan yang

sah. Selain itu juga diputuskan terbentuknya komisi baru Korea yakni Commission on Korea (Komisi tentang

Korea), tugas dari komisi ini antara lain:

1)   Mengambil alih komisi sementara PBB di Korea

2)   Mencoba mengadakan penyatuan Korea

3)   Mengadakan penyelidikan penarikan pasukan pendudukan di Korea.

Dengan adanya keputusan tersebut, Korea Utara semakin membenci Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Korea Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB. Dengan demikian, Uni Soviet terus mendukung Korea Utara

untuk mendapatkan hak-haknya dan mendapatkan wilayah Korea seluruhnya dengan jalan kekerasan atau

peperangan (Agung, 2012: 135).

Jalannya Perang Korea

Perang Korea dari tanggal 25 Juni 1950—27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan

Korea Selatan. Perang ini juga disebut “Perang yang dimandatkan” (bahsa Inggris proxy war) antara Amerika

Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet (juga anggota PBB)

(Hendarsah, 2007: 96) dan (Iqbal, 2010: 81).

Berbagai cara telah diupayakan oleh Korea Utara hingga akhirnya mengambil keputusan dengan cara

kekerasan atau peperangan. Pengumuman perang disiarkan ke sluruh kota melalui radio Pyongyang. Pada hari

minggu pukul 4, 25 Juni 1950, Korea Utara menyerang Korea Selatan (Montefiore, 2011: 751). Serangan tersebut

sangat mengejutkan Korea Selatan sehingga terlihat Korea Utaralah yang memenangkannya. Serangan ditujukan

ke Ibukota Seoul, namun karena cuaca buruk, yang berhasil diduduki hanya Kota Chuchon, Ongjin dan Kaesong

yang merupakan kota penting di Korea Selatan.

Kota Seoul baru dapat diduduki oleh pasukan Korea Utara setelah tiga hari perang berlangsung yaitu pada

tanggal 28 Juni 1950 (lihat gambar 2.1). Dengan direbutnya Seoul, berarti pihak Utara telah berhasil menguasai

50-80 mil2 wilayah teritorial Korea Selatan, 12 kota dan 5 ribu desa dalam jangka waktu empat hati (Agung, 2012:

135). Karena hal tersebut, Presiden Syngnam Rhee beserta staf pemerintahannya meninggalkan Seoul dan

memindah pemerintahan ke Taejon.

Perang Korea tidak hanya sebatas perang antara Korea Utara dan Korea Selatan. Namun, dibelakang

negara tersebut ada sekutu masing-masing yang membantu jalannya Perang. Amerika Serikat mengetahui jika di

belakang Korea Utara ada Uni Soviet, sehingga AS memutuskan untuk membantu Korea Selatan. Dengan posisi

Amerika dalam Dewan Keamanan PBB, Amerika mengusulkan kepada DK PBB untuk bersidang membicarakan

Korea. PBB mengadakan sidang dan menghasilkan resolusi PBB yang antara lain berisi sebagai berikut.

1)   Mendesak Korea Utara agar segera menghentikan perang dan menarik mundur pasukan-pasukannya sampai garis

batas 38° Lintang Utara.

Page 4: Perang Dingin - Korea

2)   Memberikan sanksi kepada Korea Utara apabila pihak Korea Utara tidak memperdulikan desakan tersebut, maka

PBB dengan para anggotanya akan membantu Korea Selatan.

Pada 27 Juni, Presiden Truman memerintahkan kepada Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika

Serikat untuk memberi perlindungan kepada pasukan Korea Selatan. Amerika Serikat berkosentrasi di

Semenanjung Jepang Pulau Jepang. Strategi militer yang dilakukan oleh Presiden Truman membuat bendungan

dengan pasukan-pasukan yang cukup kuat. Presiden Truman mengerahkan pasukan-pasukan Amerika Serikat yang

berada di Timur Jauh yaitu di Jepang, di bawah komando Douglas MacArthur diperintahkan untuk mengadakan

blokade di seluruh pantai Korea. Pemerintah Cina di Taiwan diminta menghentikan operasinya di daratan Cina,

serta bantuan-bantuan militer kepada pemerintah Filipina dan Angkatan Perang Perancis di Indocina ditingkatkan.

Menurut Agung (2012: 137), menyatakan bahwa hingga bulan Agustus 1950, pihak Korea masih tetap

unggul, karena hal berikut.

1)   Korea Utara dan Uni Soviet mampu membuat rakyat Korea Selatan bersimpati.

2)   Logistik pihak Korea Utara terpencar, sehingga sulit dihancurkan dan lebih lama dapat bertahan.

3)   Pihak Korea Utara mengadakan penyusupan dan penyamaran yang sangat rapi untuk melemahkan pihak Selatan.

Selama tiga bulan (Juni, Juli, Agustus) pihak Selatan mengalami kekalahan, maka untuk menghindari agar

Semenanjung Korea tidak jatuh ke pihak Utara, pihak Selatan membuat strategi baru yang disebut “Pertahanan

PBB”. Pertahanan tersebut dipusatkan di Pusan, dan dikenal dengan nama “Pusat Parameter”. Daerah penting lain

selain Pusan adalah Taegu.

Mulai september 1950, keunggulan menjadi milik Korea Selatan dengan berhasil direbutnya Seoul pada 26

September 1950 di bawah pimpinan Jenderal MacArthur. Keberhasilan tersebut menjadi dorongan moral bagi

pihak Selatan sehingga dapat melampaui garis batas 38° Lintang Utara. Kekalahan pihak Utara tersebut juga

merupakan kekalahan Uni Soviet dan membuat RRC yang merupakan sekutu Uni Soviet membantu pihak Utara

sebagai tetangga baiknya dari serangan imperialis. Setelah memukul balik tentara Korea Utara dari garis lintang 38

derajat, tentara koalisi Amerika di bawah payung PBB mendekati Sungai Yalu yang berbatasan dengan Tiongkok.

Mac Arthur menjanjikan kepada pasukan koalisi untuk merayakan Natal dengan keluarga masing-masing karena

perang akan berakhir dan Korea akan bersatu dan demokratis (Widyatmadja, 2005: 169).

Namun, bukan Natal yang mereka rayakan, tetapi usungan peti jenazah mendatangi keluarga tentara

Amerika karena Korea Utara kembali melakukan perlawanan. Dengan bantuan RRC, Korea Utara kembali meraih

kemenangan. RRC punya persiapan yang matang karena telah terlebih dahulu mempelajari peta perang korea

sehingga dapat mengusir pasukan PBB dari Pyongyang untuk kembali ke Selatan. Karena perang Korea juga

merupakan perang antara Amerika dan Uni Soviet, maka Amerika pun tidak tinggal diam dengan ikut campurnya

RRC. Sehingga menurut Suko dalam Agung (2012: 139) menyatakan bahwa Jenderal MacArthur memberikan

wewenang kepada Jenderal Matthew B.Ridgway untuk melancarkan operasi-operasi di Korea.

Page 5: Perang Dingin - Korea

Jenderal Mattew juga diserahi menggunakan personel tentara VIII dan Korps X yang berarti meliputi

kekuatan darat PBB seluruhnya. Pasukan PBB terdiri dari 15 negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis,

Australia, Selandia Baru, Swedia, Thailand, Belanda, Belgia, Kanada, Turki, Yunani, Afrika Selatan, India dan

Filiphina. Situasi perang yang tidak memungkinkan mendorong diadakannya perundingan dan gencatan senjata.

Perang Korea pada akhirnya membunuh 1 juta warga Korea, seperempat warga Cina, dan tiga puluh empat ribu

warga Amerika (Chang, 2009: 220). Menurut Iqbal (2010: 85) bahwa Amerika kehilangan 36.914 tentaranya,

sementara Korea Selatan 415.005. Korea Utara menurut Departemen Pertahanan AS, kehilangan 2 juta

serdadunya. Ini adalah jumlah yang sangat besar untuk perang tiga tahun.

Upaya Penyelesaian Perang Korea

Terjadi perang Korea (1950 - 1953) sebab Korea Utara menyerbu Korea Selatan dibantu US dan RRC.

PBB membentuk pasukan Internasional dan berhasil mengusir perang kembali ke perbatasan 38o LU

(Soepratignyo : 1999, 51). Maka selanjutnya diadakan sesbuah perundungan untuk mencegah meluasnya perang.

Pada 23 Juni 1951 Jacob Malik selaku wakil tetap Uni Soviet di PBB, menyatakan bahwa bersedia mengadakan

perundingan serta akan segera mengirimkan wakil – wakilnya :

a)    Perundingan Kaesong (10 Juni – 22 Agustus 1951)

Perundingan di Kaesong disetujui oleh pihak Korea utara maupun Korea selatan karena disebabkan oleh

kedua belah pihak memiliki masing – masing pendapat mengapa tempat Kaesong disetujui sebagai tempat

perundingan :

1.    Pihak Korea Utara mempertimbangkan bahwa Kaesong terletak 20 mil di dalam garis pertahanan mereka

2.    Bagi pihak Korea Selatan dapat menimbulkan kesan bahwa mereka bersedia melaksanakan perundingan.

Perundingan di Kaesong merupakan strategi bagi RRC untuk menghambat gerakan PBB di Kaesong.

Kaesong merupakan wilayah yang strategis dalam menentukan kemenangan melalui garis Lintang 38o, namun

perundingan yang berlangsung selama tiga bulan ini mengalami kegagalan, disebabkan kedua belah pihak tidak

dapat saling menghormati satu sama lain bahkan saling menuduh satu sama lainnya. Kegagalan ini disebabkan

tidak adanya kesepakatan tentang garis demokrasi.

b)   Perundingan di Panmunyom (25 Oktober – 27 Juni 1953)

Perundingan ini merupakan perungingan yang bersambung pada perundingan di Kaesong. Dalam

perundingan ini masalah garis demokrasi dibahas dan menjadi hangat. Pihak utara mengusulkan garis demokrasi

selebar 2 mil, selanjutnya daerah ini dijadikan daerah bebas militer. Tentu saja dengan persetujuan pihak Korea

Selatan. Artinya permasalahan pada perundingan sebelumnya yaitu perundingan Kaesong sudah teratasu dan

terselesaikan. Perundingan selanjutnya adalah perundingan genjatan senjata.

c)    Gencatan senjata

Pada tanggal 27 Juli 1953 diberlakukan genjatan senjata. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

sebelumnya, garis demakrasi militer yang memisahkan kedua belah pihak yang telah ditentukan yaitu memanjang

Page 6: Perang Dingin - Korea

dari muara sungai Han. Dengan demikian, perang Korea berakhir untuk sementara (sejak 1953 sampai sekarang)

dalam situasi perang tanpa letusan senjata. Dan keadaan kedua Negara dipecah menjadi dua yaitu Korea selatan

dan Korea utara dengan terpisahkan garis LU 38o.

Perang Korea yang berlangsung hingga 27 Juli 1953 memakan korban hampir tiga juta orang tewas. Pada

tanggal 8 Agustus 1953, pakta pertahanan bersama antara Korea Selatan dan AS ditandatangani di Seoul oleh John

Foster Dolies (Menlu AS) dan Syngman Rhee (Presiden Republik Korea Selatan). Perjanjian ini memberikan

perlindungan atas Korea Selatan oleh AS apabila ada serangan dari luar (Songo, --:--)

Dampak dari Perang Korea Terhadap Kedua Negara dan Dunia

Perang Korea ternyata menimbulkan dampak yang cukup luas di dunia internasional. Hal ini dikarenakan

oleh berbagai sebab, antara lain:

1.    Korea bekas daerah jajahan Jepang. Jepang merupakan negara fasis terbesar di Asia yang menjadi kekuatan super

dan mampu menjadi saingan bagi negara-negara imperialis Barat, seperti Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet

Jepang yang berhasil menganeksasi Korea sejak 1910 menjadi sorotan dunia, karena Jepang dikategorikan

penjahat perang setelah Jerman. Kekuata Jepang di Korea merupakan suatu hal penting yang perlu diperhitungkan

oleh negara-negara besar di dunia.

2.    Pasca perang dunia II yang ditandai dengan kekalahan Jepang, Korea telah jatuh ke tangan Amerika Serikat, Uni

Soviet dan RRC. Ketiga negara tersebut adalah negara kuat yang mempunyai pengaruh dan peranan yang cukup

besar di dunia, karena negara-negara di dunia pada saat itu mempunyai ketergantungan pada mereka, khususnya

kekuatan militer.

3.    Keikutsertaan PBB, telah melibatkan anggotanya untuk menyelesaikan masalah Korea. Ini berarti, Perang Korea

telah pula menyeret negara-negara di dunia. Dengan demikian, Perang Korea juga membawa dampak bagi dunia

internasional (Agung, 2012: 142).

Dampak Perang Korea bagi dunia internasional, antara lain sebagai berikut:

1.    Muncunya dua Negara adidaya, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet

Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah Negara besar yang rnendominasi dunia pasca Perang Dunia II.

Dengan kedudukannya di Korea telah mendapatkan tempat yang strategis di Asia dalam upaya mencari dukungan

di Asia dalam perluasan pengaruhnya.

2.    Munculnya RRC sebagai kekuatan baru

Dalam perkembangan intnternasiona sedang mengalami polarisasi kekuatan Barat di bawah komando

Amerika Serikat dan kekuatan Timur di bawah pimpinan Uni Soviet, ternyata lebih cenderung untuk

menggabungkan diri pada kekuatan Timur. Dalam Perang Korea dengan jelas RRC menyokong Korea Utara dan

mengakibatkan perubahan fundamental politik di kawasan Asia Pasifik.

Perang Korea telah menunjukkan kekuatan RRC yang dapat menyaingi kekuatan militer Amerika Serikat.

Apabila Uni Soviet tidak mendapat bantuan militer dari RRC, Uni Soviet akan mengalami kekalahan. Dengan

Page 7: Perang Dingin - Korea

adanya partner politik RRC-Uni Soviet sejak Perang Korea, menambah kokohnya pertahanan komunis khususnya

di Asia. Sebaliknya, dekatnya hubungan Uni Soviet dan RRC, mengakibatkan putusnya hubungan diplomatik

Amerika Serikat-RRC.

RRC muncul sebagai kekuatan baru di Asia, menggantikan kedudukan Jepang yang telah hancur.

Didukung oleh jumlah penduduk yang besar, perkembangan industri dan pertanian; RRC berhasil mengembangkan

militernya. Keunggulannya dibanding dengan Negara-negara lain di kawasan Asia dan peranannya yang besar

dalam Perang Korea, inilah yang mengubah RRC menjadi kekuatan baru di Asia.

Melihat partnership RRC-Uni Soviet, Presiden Truman memutuskan untuk menerapkan politik

pembendungan komunis. Selain itu, Amerika Serikat mengadakan perubahan secara fundamental terhadap Jepang

yang dapat digunakan Sebagai benteng utamanya di Asia. Bahkan Jepang diizinkan untuk membentuk pasukan

bela diri, dimaksudkan agar dapat menangkal meluasnya pengaruh komunis.

Perkembangan komunis di Asia terutama ditujukan pada RRC bukannya Uni Soviet, karera RRC adalah

negara yang berada di kawasan Asia, sehingga lebih banyak memahami seluk-beluk Negara-negara di sekitarnya.

Dengan demkian, posisi RRC di Asia lebih berbahaya dibandingkan Uni Soviet di Eropa.

3.    Munculnya pertahanan bersama

Untuk menjaga keamanan dan pertahanan seteteh Perang Korea, dan untuk membendung perkembangan

komunis secara intensif, menyadarkan negara-negara di dunia membentuk pertahanan bersama dengan

kepentingan yang berbeda. Secara kongkret pertahanan bersama yang muncul setelah Parang Korea adalah South

East Asia Treaty Organization (SEATO) yang didirikan pada 1954 dengan anggota Amerika Serikat, Inggris,

Prancis, Australia, Selandia Baru, Filipina, Thailand, Pakistan dan Korea Selatan. Pertahanan bersama ini

merupakan satah satu upaya pembendungan komunisme di Asia .

Dari uraian di atas, ternyata Perang Korea baik langsung maupun tidak langsung telah membawa dampak

positif dan negatif. Dampak positifnya adalah menyadarkan seluruh negara di kawasan Asia-Afrika untuk

mewujudkan menjadi suatu negara yang merdeka lepas dari campur tangan asing. Sedangkan dampak negatifnya,

Perang Korea telah memecah bangsa menjadi dua negara yang berbeda dengan paham yang berbeda pula. Di

samping itu, Perang Korea telah memperuncing persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur (Agung, 2012: 142-

144).

Secara signifikan, dampak adanya Perang Korea ini dapat dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:

1.    Dampak Ekonomi kedua belah pihak (Utara dan Selatan)

Perang antar kedua pihak ini mengakibatkan hancurnya infrastruktur dan ekonomi negara. Pada tahun 1970

ekonomi kedua belah pihak sempat seimbang, namun orientasi ekonomi Korea Utara lebih memprioritaskan pada

kepentingan militer dibanding dengan kebutuhan rakyatnya sendiri. Korea Utara seringkali mengalami kekurangan

makanan dan menyebabkan tingginya tingkat kematian penduduk akibat kelaparan. Korea Utara seringkali

meminta bantuan dari luar negeri, tak terkecuali dari pihak Korea Selatan.

Page 8: Perang Dingin - Korea

Berbeda halnya dengan Korea Selatan, mereka lebih menekankan pertumbuhan ekonomi dengan

liberalisasi pasar dan perdagangan, sehingga perindustrian dan kemajuan ekonomi Korea Selatan maju dengan

pesat dan menjadi salah satu Macan Asia.

2.    Dampak Politik

Korea Selatan mengadopsi sistem politik yang demokratis, berbeda dengan sistem politik di Korea Utara

yang komunis-sentralistik. Dengan sistem demokrasi, maka pihak militer meninggalkan perannya dari arena

politik, sedangkan pihak Korea Utara lebih menekankan nilai hierarki struktur keluarga sebagai pemimpin

berikutnya.

3.    Dampak Militer dan Keamanan

Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, Korea Utara lebih menekankan ekonomi dalam

upayanya meningkatkan kapasitas militer dan nuklirnya. Dengan adanya sikap dan pengaruh dari kepemilikan

senjata nuklir ini, maka secara tidak langsung menyebabkan instabilitas kawasan Asia Pasifik, terlebih dengan

beberapa percobaan peluncuran nuklir Korea Utara yang menurut data intelijen mampu menjangkau sebagian

wilayah Amerika Serikat.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Perang Korea pada 25 Juni 1950-27 Juli 1953 ini adalah

sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut dengan "perang yang dimandatkan"

antara Amerika- Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota

PBB). Perang ini dapat dikatakan sebagai Perang saudara, meskipun banyak pihak yang terlibat secara tidak

langsung di dalamnya. Korea Utara, yang berbasis komunis, berusaha untuk menyatukan semenanjung Korea ke

dalam satu pemerintahan tunggal, yang telah terpisah semenjak 1948. Korea Utara didukung oleh Uni Soviet,

sementara Korea Selatan didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya (Kanada, Australia, dan Britania Raya),

meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.

Upaya-upaya rakyat Korea untuk mendirikan pemerintahan independen tidak terlaksana karena pasukan

Amerika serikat menduduki bagian selatan Semenanjung Korea, sedangkan pasukan Uni soviet menguasai bagian

Utara. Pada bulan november 1947, Majelis Umum perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyepakati sebuah revolusi

yang meminta diadakannya pemilihan umum di Korea di bawah pengawasan sebuah komisi PBB. Akan tetapi Uni

soviet menolak untuk mematuhi revolusi tersebut dan menolak masuknya komisi PBB ke bagian paruh utara

Korea. Majelis umum PBB kemudian membuat resolusi lain yang menunutut diadakannya pemilihan umum di

wilayah-wilayah yang bisa dimasuki oleh Komisi PBB. Pemilihan umum pertama dilaksanakan pada tanggal 10

mei 1948, di wilayah-wilayah di sebelah garis lintang 38’. Hasil dari Pemilu ini ialah Syng Man Rhee dipilih

menjadi Presiden pertama Korea Utara. Sementara itu disebelah utara garis lintang 38’ Kim il Sung dipiliah

menjadi Presiden Korea Utara. Garis 38’ inilah yang mambagi semenanjung Korea menjadi Korea Selatan dan

Korea Utara. (Jaro, 2008: 60). Kemudian Korea Selatan membentuk negara Republik Korea Selatan. Sementara

Korea Utara membentuk pemerintahan komunis Korea Utara. Perang Korea sendiri merupakan konflik antara

Page 9: Perang Dingin - Korea

Korea Utara dan Korea Selatan yang berlangsung mulai tanggal 25 juni 1950 sampai 27 juli 1953. Perang Korea

(1950-1953) terjadi karena Korea Utara menyerbu Korea Selatan dibantu US dan RRC (Soepratignyo, 1999: 51).

Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, dan Korea Utara

menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman Rhee, menolak

menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut. Namun demikian,

ketegangan di semenanjung Korea masih terus membekas. Kerugian besar diderita kedua belah pihak ketika

perang dihentikan, 27 Juli 1953. Amerika kehilangan 36.914 tentaranya, sementara Korea Selatan 415.005. Korea

Utara menurut Departemen Pertahanan AS, kehilangan 2 juta serdadunya jumlah yang sangat besar untuk perang

tiga tahun.

Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan Hingga 2013

Konflik di semenanjung Korea berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat

Tiongkok dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Seungman

Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut

( Hendarsah, 2007: 100). Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini. Pihak Selatan

selalu curiga terhadap mereka di utara paralel 38°. Dan pihak Utara selalu menatap ke selatan dan berkeinginan

menyatukan rakyat Korea untuk menghadapi bersama musuh besar dari luar.

Setelah 1953, Korea Utara dan Korea Selatan dalam keadaan gencatan senjata. Pada tahun-tahun

setelahnya, bukan berarti tidak ada masalah, namun masih banyak konflik-konflik kecil antar kedua belah pihak.

Pada tahun 1994, Kim Jong-Il menggantikan ayahnya, Kim Il-Sung sebagai pemimpin baru Korea Utara. Pada

tahun yang sama, Korea Utara setuju menghentikan program nuklirnya dan memulai beberapa hubungan kerja

sama dengan Amerika Serikat. Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung, mulai berkuasa pada tahun 1998 ia

mengumumkan “Sunshine Policy” atau kebijakan sinar matahari, yaitu sebuah kebijakan yang bertujuan

meningkatkan interaksi antara kedua negara.

Pelunakan hubungan kedua negara terlihat pada tanggal 13—15 Juni tahun 2000, ketika pertemuan tingkat

tinggi antar Korea diadakan untuk pertama kalinya. “Sunshine Policy” mendapatkan ujian pertama pada bulan

Oktober 2002 ketika AS mengumumkan Korea Utara telah memulai program rahasia senjata nuklir. Hal tersebut

menyulut ketegangan antara AS dan Korea Selatan denga Korea Utara.

Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun, dalam pidatonya tanggal 25 Februari 2003 berjanji akan

membangun Korea Seatan menjadi “ pusat Asia Timur Laut” untuk meningkatkan hubungan antar Korea dan

memimpin Korea Selatan menuju era perdamaian dan kemakmuran (Tanpa nama (Online), 2013). Pada tanggal 2

—4 Oktober 2007 di Pyongyang, kembali diadakan pertemuan tingkat tinggi antar Korea. Kedua kepala negara

mendiskusikan tentang kemajuan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perdamaian di Semenanjung

Korea dan kesejahteraan rakyat Korea dan penyatuan Korea.

Page 10: Perang Dingin - Korea

Pada 26 Maret 2010, Kapal Korea Selatan tenggelam, Korsel menaruh curiga pada Korut hingga hubungan

kedua negara memanas. Korea Utara menyatakan akan memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Korea

Selatan. Hal itu dilakukan oleh Korea Utara sebagai tindakan balasan atas sanksi yang diberikan terkait dengan

tenggelamnya kapal angkatan laut Korea Selatan (Pemita (Online), 2010). Selain itu Korea Utara juga akan

menutup semua kantor kerjasama Korea Utara-Selatan di pusat industrri, di kota perbatasan Kaesong. Langkah

yang selanjutanya akan diambil oleh Korea Utara adalah mendeportasi semua warga Korea Selatan yang sedang

bekerja di Korea Utara. Lebih jauh lagi, Korea Utara juga melarang kapal dan pesawat Korea Selatan melintasi

perairan daerah teritori Korea Utara.

Menyusul ketegangan yang terus terjadi antara dua negara karena Korea Utara terus melakukan uji coba

nuklir, dan peluncuran artileri dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota

militer Korea Selatan, pada November 2010, Kementrian Penyatuan Korea Selatan secara resmi menyatakan

bahwa ‘Sunshine Policy’ gagal, dan membawa kepada berakhirnya kebijakan tersebut. Tanggal 1 Januari 2013,

Kim Jong-Un (menggantikan ayahnya yang meninggal, Kim Jong-Il) menyampaikan pesan tahun baru melalui

siaran televisi, menyerukan untuk membina hubungan lebih baik dengan Korea Selatan. Tapi pada bulan Februari

2013, Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke-3, yang dikatakan dua kali lebih besar dibandingkan uji coba pada

tahun 2009.

Pada tahun 2013, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan kembali memanas karena Kim Jong-Un

memulai konflik dengan memprovokasi negara tetangga tersebut. Provokasi yang dilakukan merupakan serangan

altileri ke Korea Selatan yang pada akhirnya membuat suasana di kawasan tersebut kembali tegang secara

mendadak. Artileri Korea Utara pun berhasil melumpuhkan sumber tenaga listrik di Pulau Yeonpyeong serta dua

warga dilaporkan terluka. Pihak militer Korea Selatan langsung menyatakan status siaga tinggi. Pemerintah Korea

Selatan langsung menggelar rapat mendadak. Mereka mengatakan akan mengambil tindakan tegas jika Korea

Utara melanjutkan provokasi. Di sisi lain, Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, menyerukan upaya untuk

meredam aksi saling tembak. Militer Korea Selatan mengumumkan satu tentara tewas, 13 luka-luka termasuk tiga

orang luka berat.

Kesimpulan

Perang Korea disebabkan oleh adanya persaingan ideologi antara AS dan Uni Soviet, pembagian wilayah

menjadi dua bagian, dan tidak adanya kesepakatan antara AS dan Uni Soviet tentang pembentukan Korea Utara.

Sebab khususnya adalah adanya yang mengesahkan laporan pemilihan di Korea Selatan. Korea Utara merasa hak-

haknya tidak diakui PBB. Perang Korea berlangsung antara tanggal 25 Juni 1950—27 Juli 1953. Perang tersebut

bukan sekedar perang antara Korea Utara dan Korea Selatan. Tetapi di balik Korea Utara ada Uni Soviet dan RRC,

sedangkan di balik Korea Selatan ada Amerika Serikat dan sekutu-sekutu PBB-nya. Korea Utara sempat

menguasai Seoul dan wilayah-wilayah Korea Selatan, namun Korea Selatan sempat bangkit dan unggul. Pada

Page 11: Perang Dingin - Korea

akhirnya Korea Utara berhasil memukul mundur pasukan PBB ke Selatan. Namun pada perang ini tidak ada pihak

yang menang atau kalah, kedua negara sama-sama mengalami kerugian dan menewaskan banyak korban.

Perundingan-perundingan dilaksanakan sepanjang Perang Korea, namun tidak berhasil meredam konflik

tersebut. Hingga pada Juli 1953 terjadi kesepakatan gencatan senjata. Namun konflik sebenarnya belum berakhir

hingga saat ini. Hubungan kedua negara tetap memanas dipicu provokasi dari pihak Utara.