perancangan buku berbasis fotografi kesenian tari

20
PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI TOPENG BETAWI Tri Cahyo Maulida Susilo, Sarjono dan Moch.Abdul Rahman. Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Kesenian Tari Topeng Betawi merupakan salah satu dari sekian banyak kesenian di Indonesia yang patut untuk dilestarikan. Kesenian Tari Topeng Betawi merupakan kesenian tari tradisonal yang penyebaran di DKI Jakarta dan disekitarnya. Kesenian ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak dulu ini mulai memudar karena perkembangan jaman. Maka dari itu Buku tentang Kesenian Tari Topeng Betawi yang disajikan dengan media fotografi diharapkan mampu mengangkat kembali rasa kepedulian terhadap kesenian lokal karena fotografi merupakan hal yang menjadi tren di masyarakat akhir-akhir ini. Metode perancangan deskriptif kualitatif ini diawali dari penulisan latar belakang, pengidentifikasian tujuan, dilanjutkan dengan pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, studi pustaka atau dokumentasi. Dalam buku ini foto-foto yang disajikan adalah elemen-elemen yang terkandung dalam kesenian Tari Topeng Betawi. Konsep fotografi pada buku ini menyajikan fotografi dokumentasi, portrait, still life, dan esai. Diharapkan dengan adanya buku tentang kesenian tari topeng Betawi sebagai media pengenalan kesenian tari topeng Betawi pada masyarakat umum terutama pada para pecinta fotografi, dapat menjadikan sebuah wawasan tentang sejarah, tokoh, karakter, ciri khas, fungsi dan bentuk dari kesenian tari topeng Betawi dengan harapan dapat menimbulkan kepedulian terhadap kelestarian kesenian tari topeng Betawi di Indonesia. Kata Kunci : Perancangan, Buku, Fotografi, Kesenian Tari Topeng, Betawi Keberadaan budaya Betawi dan kesenian tradisonalnya dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, musik, dan sebagainya, merupakan asset wisata yang eksotik sudah sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisonal dari etnis lain, salah satunya ialah kesenian Tari Topeng Betawi. Pada zaman dahulu masyarakat Betawi menganggap topeng memiliki kekuatan magis, selain dapat menolak bala, juga dinilai mampu menghilangkan kedukaan karena kematian, sakit, atau pun petaka lainnya. Menurut penjelasan dari salah satu narasumber dari sanggar topeng Betawi Kinang Putra, Andi Supandi, masyarakat Betawi menggunakan pendekatan berbeda mengenai istilah topeng misal topeng itu adalah kedok‟ (penutup wajah). Masyarakat Betawi menggunakan topeng untuk istilah pertunjukan. Pertunjukan topeng Betawi merupakan salah satu jenis tarian tradisional masyarakat Betawi yang disebut juga Ronggeng Topeng. Pada pertunjukannya, didahului dengan musik instrument, kemudian menyusul tari Kedok, yang mana penari menggunakan tiga buah kedok secara bergantian. Perkembangan tari topeng Betawi sudah jarang dijumpai dibeberapa kawasan di Jakarta, salah satu

Upload: trinhminh

Post on 02-Jan-2017

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI

KESENIAN TARI TOPENG BETAWI

Tri Cahyo Maulida Susilo, Sarjono dan Moch.Abdul Rahman.

Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRAK: Kesenian Tari Topeng Betawi merupakan salah satu dari sekian

banyak kesenian di Indonesia yang patut untuk dilestarikan. Kesenian Tari

Topeng Betawi merupakan kesenian tari tradisonal yang penyebaran di DKI

Jakarta dan disekitarnya. Kesenian ini sudah menjadi bagian dari kehidupan

masyarakat sejak dulu ini mulai memudar karena perkembangan jaman. Maka

dari itu Buku tentang Kesenian Tari Topeng Betawi yang disajikan dengan

media fotografi diharapkan mampu mengangkat kembali rasa kepedulian

terhadap kesenian lokal karena fotografi merupakan hal yang menjadi tren di

masyarakat akhir-akhir ini. Metode perancangan deskriptif kualitatif ini diawali

dari penulisan latar belakang, pengidentifikasian tujuan, dilanjutkan dengan

pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, studi pustaka atau

dokumentasi. Dalam buku ini foto-foto yang disajikan adalah elemen-elemen

yang terkandung dalam kesenian Tari Topeng Betawi. Konsep fotografi pada

buku ini menyajikan fotografi dokumentasi, portrait, still life, dan esai.

Diharapkan dengan adanya buku tentang kesenian tari topeng Betawi sebagai

media pengenalan kesenian tari topeng Betawi pada masyarakat umum

terutama pada para pecinta fotografi, dapat menjadikan sebuah wawasan

tentang sejarah, tokoh, karakter, ciri khas, fungsi dan bentuk dari kesenian tari

topeng Betawi dengan harapan dapat menimbulkan kepedulian terhadap

kelestarian kesenian tari topeng Betawi di Indonesia.

Kata Kunci : Perancangan, Buku, Fotografi, Kesenian Tari Topeng, Betawi

Keberadaan budaya Betawi dan kesenian tradisonalnya dalam beragam

bentuk seperti tari-tarian, teater, musik, dan sebagainya, merupakan asset wisata

yang eksotik sudah sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisonal dari

etnis lain, salah satunya ialah kesenian Tari Topeng Betawi. Pada zaman dahulu

masyarakat Betawi menganggap topeng memiliki kekuatan magis, selain dapat

menolak bala, juga dinilai mampu menghilangkan kedukaan karena kematian,

sakit, atau pun petaka lainnya. Menurut penjelasan dari salah satu narasumber dari

sanggar topeng Betawi Kinang Putra, Andi Supandi, masyarakat Betawi

menggunakan pendekatan berbeda mengenai istilah topeng misal topeng itu

adalah „kedok‟ (penutup wajah). Masyarakat Betawi menggunakan topeng untuk

istilah pertunjukan.

Pertunjukan topeng Betawi merupakan salah satu jenis tarian tradisional

masyarakat Betawi yang disebut juga Ronggeng Topeng. Pada pertunjukannya,

didahului dengan musik instrument, kemudian menyusul tari Kedok, yang mana

penari menggunakan tiga buah kedok secara bergantian. Perkembangan tari

topeng Betawi sudah jarang dijumpai dibeberapa kawasan di Jakarta, salah satu

Page 2: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

tempat yang masih melestarikan kebudayaan dan kesenian Betawi ialah kampung

Situ Babakan yang terletak di daerah Jakarta Selatan. Dikampung tersebut

masyarakatnya masih menjaga dan melestarikan budaya Betawi sebagai

kebudayaan asli tanah kelahirannya yaitu Jakarta. Sehingga disana masyarakat

umum masih dapat melihat kebudayaan dan kesenian tradisonal masyarakat

Betawi salah satunya adalah kesenian tari topeng Betawi.

Berbagai macam keunikan dalam kesenian tradisional tari topeng Betawi

ini masih bisa dieskplor lebih dalam namun kesenian tradisonal ini belum ter-

ekspose sampai ke daerah lain dan masih kalah popular dibandingkan tari kecak

dari Bali dan Reog dari Ponorogo. Dalam kawasan perkembangannya kesenian

tari topeng Betawi itu sendiri kurang mendapat perhatian serta apresisasi dari

masyarakat dan bahkan tidak mengerti asal usul serta sejarah kesenian dari

kesenian tradisonal Betawi ini terutama generasi mudanya.

Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama pada

generasi muda maka diperlukannya suatu media komunikasi visual yang dapat

memberikan informasi dan juga pengetahuan tentang kesenian tersebut terhadap

masyarakat luas terutama generasi muda dalam bentuk buku pengetahuan yang

diharapkan dapat menjadi suatu sumber informasi dan pengetahuan tentang

kesenian tari topeng Betawi dalam bentuk fotografi.

METODE

Diawali dengan merumuskan latar belakang masalah, maka masalah yang

dipecahkan dalam perancangan media komunikasi visual perlu diadakan

identifikasi. Dari identifikasi yang terkumpul maka dapat dianalisa untuk

mengembangkan konsep desain buku berbasis fotografi tentang kesenian topeng

Betawi.

Metode yang digunakan pada buku berbasis foto tentang kesenian tari

topeng Betawi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini

dilakukan untuk mencari data dan fakta-fakta tentang kondisi daerah untuk

mencari suatu „local genius’ daerah dan mencari fakta tentang entitas daerah.

Model perancangan yang digunakan adalah metode Surianto Rustan, dimana

model perancangan dengan runtutan langkah-langkah kerja untuk mencari sistem

identitas yang nantinya dipakai untuk perancangan buku berbasis fotografi tentang

kesenian tari topeng Betawi.

KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

Analisa data merupakan hasil pemikiran perancang melalui pengkajian

dari data baik secara umum maupun khusus. Hasil analisa data ini selanjutnya

akan menjadi bahan pertimbangan dan sebagai dasar dalam perancangan yang

meliputi perencanaan media, perencanaan kreatif dan visualisasi desain.

1. Identifikasi Produk

Target Audience Buku Berbasis Fotografi Tentang Kesenian Tari

Topeng Betawi yang dituju adalah berbagai lapisan masyarakat nusantara

Pilihan target audience ini diamati secara geografis, demografis, psikografis,

dan behaviouris yang dijelaskan sebagai berikut :

Page 3: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

a. Geografis

Secara geografi yang menjadi wilayah target audience dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu target audience primer dan sekunder. Untuk

target audience primer adalah masyarakat DKI Jakarta di daerah

penyebaran kesenian tari topeng Betawi dengan tujuan untuk mewujudkan

rasa cinta masyarakat kepada budaya dan kesenian setempat, sedangkan

target audience sekundernya adalah untuk masyarakat di luar daerah

penyebaran kesenian tari topeng Betawi yang bertujuan untuk

mengenalkan kesenian tari topeng Betawi kepada umum tentang salah satu

bentuk kesenian masyarakat Betawi.

b. Demografi

Secara demografi target audience difokuskan pada masyarakat dengan

kelas sosial menengah hingga menengah ke atas dengan subyek kelompok

usia anak-anak, semua gender baik laki-laki maupun perempuan.

c. Psikografis

Target audience secara psikografis adalah masyarakat khususnya

remaja hingga dewasa yang mempunyai kesadaran akan budaya daerah

serta kearifan lokal, serta masyarakat pecinta fotografi yang memiliki

minat untuk menambah wawasan tentang fotografi.

d. Behaviouris

Target audience behaviouris pada perancangan buku berbasis fotografi

tentang kesenian tari topeng Betawi adalah remaja hingga dewasa yang

gemar akan wawasan tentang kesenian budaya lokal dan juga mereka yang

gemar untuk bepergian (traveling) serta yang gemar mengoleksi wacana

visual.

2. Hasil Analisa Data

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan penulis hanya

mengangkat karakteristik tarian, properti kostum, dan ornamen, alat musik,

seniman pengrajin topeng Betawi. Dari analisis data pada kesenian tari topeng

Betawi yang mewakilkan keseneian tersebut ialah tari Topeng Tunggal yang

mana akan diangkat dalam buku ini adalah visualisasi karakter topeng,

gerakan, alat musik, seniman atau pengrajin topeng Betawi dan beberapa

artikel yang menjelaskan kesenian tentang tari topeng Betawi. Berdasarkan

data-data yang diperoleh, kesenian tari topeng Betawi merupakan salah satu

budaya bangsa Indonesia. Budaya sebagai bentuk identifikasi nyata yang

mencerminkan keberadaan sebuah bangsa. Relasi keduanya sangat kuat,

karena ada unsur kepemilikan. Keragaman budaya sebagai kekayaan bangsa

yang diartikan sebagai cara sebuah kelompok masyarakat atau komunitas

untuk mengungkapkan ekspresi berkebudayaan sesuai kearifan lokal yang

dimilikinya.

Perancangan buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng

Betawi merupakan salah satu wujud dari penyelenggaraan kelestarian budaya

bangsa dan juga sebagai edukasi tentang salah satu wujud kearifan lokal bagi

masyarakat di generasi yang akan datang.

A. Konsep Perancangan

1. Bentuk Media

Buku berbasis fotografi tentang kesenian topeng Betawi ini dirancang

dan disusun untuk memberikan wawasan visual tentang kesenian tari topeng

Page 4: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

Betawi. Foto-foto yang disajikan adalah foto-foto setiap karakter topeng,

gerakan tari, alat musik dan seniman topeng Betawi dalam kesenian tari

topeng Betawi yang juga didampingi artikel atau narasi singkat tentang

kesenian tari topeng Betawi. Konsep foto pada buku ini memakai beberap

teknik yaitu konsep foto portrait, foto dokumentasi, foto esai yang

menunjukkan setiap karakter tari topeng Betawi dengan ciri khas dari

kesenian masyarkat Betawi tersebut. Setiap foto yang ditampilkan

memberikan bentuk atau ciri khas yang berbeda-beda pada setiap segmennya.

Diharapkan dengan adanya buku ini sebagai media pengenalan kesenian tari

topeng Betawi, target audience dapat mengetahui informasi tentang setiap

elemen - elemen dan karakter yang dimainkan dalam kesenian tari topeng

Betawi dan dapat menimbulkan kepedulian peduli terhadap kelestarian

kesenian tari topeng Betawi di Indonesia.

2. Konsep Teknologi

Perancangan buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng

Betawi ini menggunakan beberapa perangkat yang digunakan dalam proses

produksi fotografi dan paska produksi fotografi serta beberapa perangkat

yang digunakan untuk merancang layout buku.

Dalam proses produksi fotografi perangkat yang digunakan adalah

Kamera digital Sony Alpa 200, lensa Tamron 17-50mm, Sony 18-55mm,

lighting menggunakan 2 buah flash Sony HVL-F42AM. Dalam paska

produksi perangkat yang digunakan adalah Komputer dengan beberapa

software pendukung yaitu diantaranya menggunakan Adobe Lightroom 3

untuk memproses file foto digital negative atau raw files foto jadi (jpg) untuk

menyempurnaan foto menggunakan Adobe Photoshop CS3, dan untuk

melayout buku software yang digunakan adalah Adobe InDesign CS3.

3. Judul Media

Judul perancangan media visual ini adalah perancangan buku berbasis

fotografi tentang kesenian tari topeng Betawi. Judul buku yang dipilih dalam

buku ini adalah “Tari Topeng Betawi” maksud judul dalam buku ini adalah

sebuah subyek dalam kesenian tari topeng Betawi yaitu profil kesenian

betawi, karakter topeng, gerakan tarian, properti, alat musik pengiring dan

seniman pengrajin topeng dalam kesenian tersebut. Dalam buku ini Tagline

yang dipilih adalah “Wajah Dari Sebuah Topeng“ mengambil kata ini agar

memberikan informasi yang terarah tentang subyek . Sedangkan tema yang

diangkat dalam perancangan ini adalah “Mengenal Kesenian Tradisional

Betawi”, kata-kata ini dipilih karena diawali dengan mengenal, maka

akhirnya kita akan ikut peduli dalam kelestarian salah satu budaya lokal

Indonesia yaitu kesenian tari topeng Betawi.

4. Gaya Desain Media

Gaya desain buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng

Betawi ini dibuat dengan pengembangan gaya desain de stijil, konsep ini

diwujudkan dalam pemikiran sederhana dengan mengurangi campur tangan

bentuk dan kekayaan warna semaksimal mungkin. Komposisi visual

disederhanakan menjadi hanya bidang dan garis dalam arah horisontal dan

vertikal, dengan menggunakan warna-warna primer di samping bantuan

warna hitam putih yang dipadukan dengan visual foto yang tetap

menonjolkan etnik visual agar karakteristik dari daerah asal kesenian tersebut

Page 5: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

itu dapat terlihat. Dengan gaya layout simetris yang menitikberatkan visual

dari elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal,

vertikal, maupun radial. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua

elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda. Kondisi pada keseimbangan

simetris adalah gaya umum yang sering digunakan untuk mencapai suatu

keseimbangan dalam desain. Kesimbangan simetris juga biasa disebut dengan

keseimbangan formal.

B. Perancangan Media

1. Tujuan Media

Kesenian tari topeng Betawi merupakan salah satu hasil dari

kebudayaan lokal Indonesia yang masih jarang ter-ekspos sampai ke daerah

diluar penyebaran kesenian tari topeng Betawi itu sendiri. Kesenian tari

topeng Betawi sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena kurangnya

kesadaran akan kelestarian budaya lokal. Para pemuda lebih memilih

perkembangan budaya luar yang mereka anggap lebih populer dari pada

budaya lokal mereka sendiri. Dengan adanya buku berbasis fotografi tentang

kesenian tari topeng Betawi ini, diharapkan mampu mengangkat kembali

budaya kesenian tari topeng Betawi yang sudah mulai ditinggalkan.

2. Strategi Media

Media Utama

Media utama berupa buku berbasis fotografi tentang kesenian tari

topeng Betawi ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi

bagi masyarakat umum, pecinta fotografi maupun para penggiat dibidang

kesenian tersebut, dengan pertimbangan bahwa umumnya media tertulis

seperti buku lebih diperlukan oleh masyarakat umum tentang kesenian tari

topeng Betawi. Hal tersebut dikarenakan adanya media informasi, artikel

dan foto yang tercetak pada sebuah buku, dengan adanya hal-hal tersebut

pada sebuah buku maka dapat lebih mudah diakses kembali dan dapat

dibaca setiap saat diperlukan. Media tertulis seperti buku dapat

memberikan ruang bebas lebih banyak mengingat fleksebilitas waktu

membaca dibandingkan media elektronik yang hanya dapay diakses secara

terbatas. Mengingat ketersedian media buku tentang kesenian tari topeng

Betawi sangatlah terbatas maka buku tentang kesenian tari topeng Betawi

dengan mengutamakan unsur fotografi dapat menjadi acuan referensi bagi

masyarakat umum yang ingin mengetahui tentang kesenian tari topeng

Betawi atau para bagi para pecinta fotografi.

Media Pendukung

Karena buku sebagai sarana utama dari perancangan ini maka

diperlukan salah satu media yang dapat mempromosikan buku tersebut.

Poster adalah salah satu media yang dipilih, dikarenakan poster memiliki

kelebihan tersendiri seperti biaya yang dikeluarkan lebih murah,

mempunyai frekuensi tinggi sehingga dapat dilihat berkali-kali, dapat

dicetak dalam jumlah yang banyak sehingga area penyebarannya bisa lebih

luas dan memberikan kejutan sehingga menarik perhatian, bisa dicapai

dengan kontras warna, ilustrasi, bentuk huruf dan komposisi.

Sedangkan untuk x-banner biasanya digunakan pada saat launching

buku tersebut dan dapat diletakan pada area pameran buku atau foto itu

sendiri sehingga masyarakat atau pengunjung yang datang dapat langsung

Page 6: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

mengetahui tema dari pameran tersebut. Dengan demikian diharapkan

dapat menarik perhatian pengunjung yang datang sehingga nilai promosi

dari buku tersebut dapat tersampaikan. x-banner memiliki kelebihan

seperti mudah dalam pemasangan untuk dilihat orang banyak, biaya

pembuatan relatif terjangkau (tidak terlalu tinggi), daya tahan dan umur

relatif panjang dan bentuk, warna dan ilustrasi yang menonjol dapat

menarik perhatian pengunjung dan penghias ruang pameran.

C. Perancangan Kreatif

1. Tujuan Kreatif

Tujuan kreatif dari perancangan buku berbasis fotografi tentang

kesenian tari topeng Betawi ini adalah memberikan informasi kepada target

market mengenai adanya buku yang memberikan wawasan tentang kesenian

tari topeng Betawi melalui media fotografi.

2. Strategi Kreatif

Untuk mencapai tujuan kreatif maka perlu adanya strategi kreatif.

Strategi kreatif buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng Betawi

ini meliputi:

a. Isi Pesan

Isi pesan yang disampaikan dalam perancangan buku berbasis fotografi

ini adalah untuk memperkenalkan elemen-elemen yang terkandung dalam

kesenian tari topeng Betawi. Diharapkan setelah mengetahui hal tersebut

maka target audience akan timbul kesadaran dan kepedulian untuk ikut

melestarikan. Memperkenalkan disini berarti menginformasikan dengan

tujuan memberikan gambaran visual karakter dalam bentuk foto tentang

elemen-elemen yang ada dalam kesenian tari topeng Betawi.

b. Bentuk Pesan

1) Pesan Verbal

Pesan verbal yang digunakan dalam perancangan ini adalah kata-

kata yang tidak terlalu panjang dengan arti mudah dimengerti. Dalam

penggunaan bahasa verbal sebagai keyword digunakan bahasa yang

informatif. Keyword yang dipilih adalah “Wajah Dari Sebuah Topeng”,

kalimat tersebut dapat diartkan bahwa buku ini dibuat untuk

memperkenalkan setiap elemen yang ada dalam kesenian tari topeng

Betawi.

2) Pesan Visual

Pesan secara visual perancangan ini memanfaatkan berbagai unsur

yang dapat menunjang tampilan perancangan media tersebut dan

bertujuan mengkomunikasikan pesan secara efektif, sehingga dapat

menjadi unsur penarik perhatian dari media. Foto yang digunakan foto

portrait, esai, dokumentasi, dan still life. Foto portrait bertujuan

memperlihatkan penokohan ,karakter dengan penataan pencahayaan

untuk pemperkuat kesan visual yang menggambarkan karakter penari

dalam gerakannya secara detail dengan suasana indoor. Foto esai

digunakan untuk pengambilan gambar pengrajin topeng dalam proses

pembuatan topeng Betawi, untuk foto dokumentasi digunakan untuk

pengambilan gambar pada saat live perform sedangkan untuk foto still

life digunakan untuk pengambilan gambar topeng dan alat musik

pengiring.

Page 7: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

3. Program Kreatif

a. Pesan Pokok yang Diangkat

Pesan pokok yang diangkat pada perancangan buku berbasis fotografi

ini adalah memberikan informasi kepada target audience tentang kesenian

tari topeng Betawi beserta elemen-elemen yang ada didalam kesenian

tersebut. Informasi yang termuat didalamnya berupa daerah asal topeng

yaitu Betawi, tarian Topeng Tunggal, alat musik pengiring dan pengrajin

topeng Betawi yang mana unsur-unsur tersebut adalah sebuah elemen yang

dapat mendeskripsikan ciri khas dan karakter dari kesenian tari topeng

Betawi.

b. Konsep Kreatif Umum

1). Buku Berbasis Fotografi Tentang Kesenian Tari Topeng Betawi

a) Proses Pemotretan

Dalam proses pemotretan terdapat beberapa proses sampai

memasuki proses layout buku.. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam

proses pemotretan:

Pra Produksi

Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pemotretan. dalam tahap

ini adalah sebuah persiapan dalam proses produksi nantinya dari

kesiapan peralatan, pembagian tim saat produksi, pengolahan

jadwal dengan lokasi foto dan juga persiapan atribut dalam foto

serta lokasi yang mendukung dalam foto tersebut. Penyusunan

daftar gerakan tarian dalam tari Topeng Tunggal untuk foto indoor,

lalu penentuan jadwal sesi foto yang dilakukan berdasarkan

kesepakatan antara kedua belah pihak. Untuk foto live perform

diatur berdasarkan jadwal acara yang ada pada sanggar tersebut.

Produksi

Tahap ini adalah pelaksanaan kegiatan pemotretan berdasarkan

jadwal yang telah disusun pada proses pra produksi. Pada tahap ini

kami mendatangi dua sanggar tari topeng Betawi dikawasan Jakarta

Timur dan perbatasan Cimanggis Depok berdasarkan jadwal yang

telah disusun. Pemotretan dilakukan di sanggar mereka masing-

masing atau sekitar tempat tinggal mereka. Pemilihan sudut

pemotretan, pencahayaan dan tata gerak di lakukan untuk

memperkuat kesan visual portrait kesenian tari topeng Betawi

dengan nuansa indoor dan menggunakan latar suasana sanggar tari

topeng Betawi. Dalam tahap ini juga dilakukan wawancara tentang

latar belakang subyek dalam kesenian tari topeng Betawi. Untuk

foto dokumentasi live perform dilakukan sesuai jadwal main dan

biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu di kampung Betawi

daerah Setu Babakan.

Post Produksi

Proses ini adalah proses setelah seluruh proses produksi telah

dilaksanakan pada proses ini adalah proses pemilihan foto yang

tepat berdasarkan pada gerakan tarian kesenian tari topeng Betawi

tersebut. Dalam proses ini mayoritas dilakukan dengan proses

komputer yang menggunakan software Adobe Lightroom sebagai

Page 8: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

software pengolah file foto digital untuk dokonversi ke file foto

yang sudah siap.

2). Tipografi

Tipografi yang dipilih dalam buku berbasis fotografi tentang kesenian

tari topeng Betawi ini adalah model atau jenis font sans serif, karena jenis

font ini merupakan jenis font yang mencerminkan kualitas dan ketegasan.

Selain itu sans serif font juga dipercaya lebih mudah dibaca, diingat, dan

mudah diserap oleh otak. Jenis tipografi yang digunakan dalam

perancangan buku ini hanya terdapat 2 jenis font, yaitu berrycolada. Jenis

tipografi tipe berrycolada memiliki karakteristik unik, tegas dan jelas,

yang sangat cocok digunakan sebagai font untuk judul halaman, dan

untuk font jenis century gothic adalah jenis font yang sangat cocok untuk

penulisan artikel pada sebuah buku berbasis fotografi karena karakter font

ini jelas, elegan dan tegas.

D. Perencanaan Tata Desain

Tujuan perencanaan tata desain atau biasa disebut dengan visualisasi

desain adalah memperoleh media komunikasi visual sebagai bagian dari

promosi dalam hal buku bergambar dan media alternatif pendukung promosi

lainnya. Media yang dirancang tidak terlepas dari ciri gaya desain white space

atau ruang kosong pada penataan layout. Desain ruang kosong pada margin

tulisan berfungsi untuk memberikan fokus untuk pembaca. Desain yang

memanfaatkan secara benar sebuah ruang kosong akan sangat memudahkan

pembaca dalam mencerna setiap detail pesan yang disampaikan. Hal ini

disebabkan karena kerapian dan ruang yang cukup untuk konten desain

sehingga tidak saling berhimpit dan terlihat penuh sesak. Pada buku berbasis

fotografi tentang tari topeng Betawi desain ruang kosong juga berfungsi

untuk lebih menonjolkan sisi fotografi pada buku ini. Sehingga tidak ada

unsur yang dalam buku yang saling beradu.

Konsep dari perancangan setiap media dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Buku Fotografi Tentang Kesenian Tari Topeng Betawi

1) Konsep Cover

Pada cover buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng

Betawi menampilkan tiga buah topeng Betawi, yaitu topeng Panji, topeng

Kelana, topeng Jingga. Ketiga topeng itu adalah merupakan identitas

dalam sebuah kesenian tari topeng dan juga mewakili dari isi dan tema

yang diangkat dalam buku ini. Pada cover buku ini dibuat tersendiri

antara halaman depan cover dengan bagian belakang dengan proporsi

yang berbeda, tampak depan cover adalah foto tiga buah topeng yang

ditata keatas dan memanfaatkan ruang kosong dibawah foto topeng

sebagai tata letak judul buku. Sedangkan untuk bagian cover belakang

yang ditampilkan ialah foto tangan seorang penari yang sedang menata

ketiga topeng, dan memanfaatkan ruang kosong pada foto untuk

memberikan artikel pada cover belakang

2) Konsep Naskah

Naskah dalam buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng

Betawi ini berfungsi untuk memberi penjelasan pada foto yang ada pada

buku ini. Namun untuk setiap bagian halaman awal isi buku lebih

diutamakan artikel tentang dengan maksud memberikan penjelasan lebih

Page 9: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

dalam tentang kesenian tari topeng Betawi sebelum membahas sebuah

foto tentang kesenian tari topeng Betawi, semua itu bisa dilihat pada

setiap judul halaman. Untuk artikel singkat terletak pada setiap isi dari

sub judul tersebut dengan tujuan memberikan keterangan secara singkat

untuk setiap foto yang ditampilkan. Berikut merupakan naskah atau

tulisan yang disajikan dalam buku ini.

Ucapan terima kasih

Berisikan ucapan terima kasih dari penulis kepada semua pihak yang

membantu dalam proses terciptanya buku ini.

Kata Pengantar

Berisikan kalimat pembuka

“ Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya

sehingga dapat terselesaikan buku tentang „Tari Topeng Betawi‟ ini.

Buku tentang Tari Topeng Betawi belum ada yang mengulas secara masal,

buku-buku yang membahas tentang topeng Betawi sebatas catatan-catatan

yang belum dipublikasikan. Hal ini dikarenakan adanya kendala oleh waktu

atau minimnya kesempatan untuk mendokumentasikan kesenian ini;.

Kelebihan kesenian Tari Topeng Betawi yaitu nilai eksotis dan menyimpan

makna kehidupan serta menyiratkan keindahan gerak, tarian, topeng dan

musik yang semuanya tersusun dalam satu komposisi sajian. Terkait dengan

konsep visualisasi buku tentang Tari Topeng Betawi, sajian gambar dan

ulasan narasi memuat gambar dan informasi tentang berbagai macam unsur

Topeng Betawi. Adapun tujuan utama adalah mengabadikan moment, potret

wajah, dan rangkuman tentang kesenian Tari Topeng Betawi.

Buku „Tari Topeng Betawi‟ diharapkan mampu member informasi dan

pengetahuan tentang keindahan dan nilai luhur yang tersaji dalam kesenian

Tari Topeng Betawi.”

Daftar Isi

Berisikan daftar halaman pada buku kesenian tari topeng Betawi berbasis foto

yang dirancang.

Pendahuluan

Berisikan kalimat pendahuluan tentang kesenian tradisional Betawi

“Keberadaan budaya Betawi dan kesenian tradisional dalam beragam bentuk

seperti tari-tarian, teater, musik dan sebagainya merupakan asset wisata yang

eksotis dan mempunyai nilai luhur yang terkandung didalamnya sehingga

perkembangan dan pelestariannya harus tetap terjaga. Seperti halnya dengan

kesenian tradisional lainnya. Tari Topeng Betawi dibagi menjadi tiga unsur

yaitu tarian, musik dan teater.”

Halaman 3-4

Berisikan tentang profil dari Betawi yaitu keterangan dan sejarah masyarakat

betawi

“Sebagai ibukota Negara Indonesia Jakarta menjadi muara mengalirnya

pendatang baru dari seluruh penjuru nusantara dan dunia. Meskipun begitu,

etnik betawi diduga sebagai penduduk yang paling awal mendiami kawasan

ini, paling tidak sejak abad ke-2. Dalam buku penelusuran Sejarah Jawa Barat

( Dinas Kebudayaan Jawa Barat, 1984) disebutkan sebuah kerajaan bernama

Salakanagara yang didirikan oleh Aki Tirem sudah berdiri di tepi sungai

Page 10: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

Warakas, Jakarta Utara. Aki Tirem kemudian mengangkat menantunya

Dewawarman menjadi raja. Seorang pelawat asal Tiongkok, Fa Shien pun

pada abad ke V mencatat kegiatan komunitas masyarakat yang mendiami

daerah aliran sungai Ciliwung, yang selanjutnya disebutkan manusia proto

Melayu Betawi. Jakarta kemudian dihuni oleh orang-orang Sunda, Jawa, Bali,

Maluku, Melayu, dan dari beberapa daerah lainnya, disamping keturunan

China, Belanda, Arab, Portugis, dan lain-lainnya. Mereka membawa serta

adat istiadat dan tradisi budayanya yang melebur menjadi identitas budaya

dan kesenian yang lain. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar

penduduk adalah bahas Melayu dan bahasa Portugis. penggunaan bahasa

tersebut lebih dari satu abad lamanya, mereka malang-melintang berniaga

sambil menyebarkan kekuasaan di Nusantara. pada waktu itu Jakarta bagai

`panci pelebur` (melting pot) karena aneka ragam kebudayaan dan kesenian

dari berbagai penjuru dunia dan nusantara bertemu, saling mempengaruhi dan

menjadi identitas baru yaitu masyarakat Betawi atau orang Betawi.Dari masa

kemasa masyarakat Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri budayanya

yang makin lama semakin mantap sehingga mudah dibedakan dengan

kelompok etnis lain. Namun bila dikaji secara mendalam akan tampak unsur-

unsur kebudayaan yang menjadi sumber asalnya. Jadi, tidak mustahil bila

bentuk kesenian dan kebudayaan Betawi sering menunjukkan persamaan

dengan kebudayaan dan kesenian daerah atau bangsa lain. Bagi masyarakat

betawi sendiri segala yang tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan seni

budaya dirasakan sebagai miliknya sendiri yang seutuhnya, tanpa

mempermasalahkan dari mana asal unsur-unsur yang telah membentuk

kebudayaan. Demikian pula sikapnya terhadap keseniannya sebagai salah

satu unsur kebudayaan yang paling kuat mengungkapkan ciri-ciri ke-

Betawian, terutama pada seni pertunjukan. Berbeda dengan kesenian

keraton yang merupakan hasil karya para seniman istana dan terkesan

Adiluhung, kesenian Betawi justru tumbuh dan berkembang dikalangan

rakyat secara spontan dengan segala kesederhanaan. Oleh karena itu

kesenian Betawi dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat yang salah

satunya ialah kesenian Tari Topeng Betawi .”

Halaman 7-9

Berisikan tentang riwayat sejarah tari topeng Betawi

“Bilamana lahirnya tari topeng Betawi di tengah kehidupan masyarakat

pendukungnya kiranya belum dapat diketahui dengan pasti karena

langkanya sumber data. Dalam koleksi arsip abad XVIII dan abad ke XIX

diperoleh informasi yang ada kaitannya dengan masalah tari Betawi yaitu

tentang ronggeng betawi dan tandak. Pada 28 Desember 1751, Gubernur

Jenderal J. Mossel menetapkan pajak tontonan ronggeng dan tandak.Ketika

pemerintah kolonial dipegang oleh Gubernur Jenderal J. Siberg, pada 9 Juni

1807 dikeluarkan ketentuan bahwa ronggeng dan tandak diperkenankan

Page 11: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

untuk disajikan pada pesta perkawinan, upacara adat, menanam padi,

menggali selokan, mendirikan `blandongan` upacara penggilingan tebu dan

acara pesta akhir tahun yang disebut `Jattong Tjako`. Pada masa

pemerintahan kolonial Belanda, Gubernur Jenderal Deandles, pada 30 April

1809, diikeluarkan peraturan mengenai sekolah ronggeng dan tandak serta

hiburan umum. Didalam arsip lama, disebutkan bahwa sebagai akibat

perubahan pemilikan tanah kepada pihak partikelir (swasta) secara besar-

besaran pada saat itu, berkembang suatu pola gaya hidup dan budaya yang

lahir dari pencampuran berbagai unsur yang dikenal dengan sebutan

Indiesche Cultur. Pada 1872, WL Ritter dan E. Hardovin dalam bukunya

menjelaskan bahwa di Jakarta dan sekitarnya (Batavia en Ommelanden) ada

suatu permainan yang popular yang disebut `Klein Maskerspel` yaitu suatu

straatvertoning (tontonan jalanan) yang berasal dari topeng Babakan

Cirebon. Seiring dengan perkembangan jaman kesenian tersebut terus

berkembang dan beradaptasi dengan budaya Betawi dan sekitarnya.

Kesenian topeng tersebut populer di Jakarta dan sekitarnya sampai akhirnya

dikenal dengan sebutan topeng Betawi, yang dipergelarkan pada bagian

awal dari keseluruhan pementasan teater topeng Betawi memiliki pola gerak

tertentu meskipun disana-sini terdapat berbagai variasi yang sangat

tergantung pada improvisasi si penari yang bersangkutan. Tari Topeng

Betawi sebagai salah satu bagian dari teater topeng Betawi merupakan

produk seni dari kelompok etnis Betawi. Berdasarkan ciri pertunjukan dan

bahasa yang digunakan teater topeng Betawi terbagi dalam tiga bentuk yaitu

„Kanda Wetan’ yang berada diwilayah kabupaten Bekasi, „Kanda Kulon’

yang kira-kira berada diwilayah DKI Jakarta Raya, khususnya Jakarta

Timur dan daerah Bogor bagian utara serta teater topeng Betawi dari

Tangerang. Menurut sumber dari seorang pelaku seni/seniman Topeng

Betawi, Bang Andi yang merupakan keturunan dari bapak Dalih Djiun dari

Sanggar Topeng Cisalak Kinang Putra memberikan keterangan tentang

sejarah topeng Betawi yang mana pada jaman dahulu jika ada orang

hajatan, khitanan ataupun sedekah bumi terdapat beberapa segmen.

Pertunjukan biasanya jika acara dimulai malam maka setelah siang hari atau

sehabis Dzuhur para pemain sudah bersiap-siap dan biasanya sudah diiringi

oleh instrument-instrumen musik. Setelah istirahat Magrib baru instrumen

musik mulai dihentikan, lalu acara tari topeng Betawi barulah dimulai

dengan permainan musik yang biasa disebut dengan tetalu dengan diringi

oleh iring- iringan musik. Instumen yang diiringi lagu-lagu yang mana

disebut kelontang, arang-arang rebab, tetalu, dan lagu langgam sari. Lagu

langgam sari adalah tanda dimana pertunjukan akan dimulai dan diawali

munculnya penari wanita yang disebut ronggeng topeng, dan langsung

memulai tarian Topeng Tunggal. Seusai ronggeng topeng menari disambut

dengan keluarnya seorang „Bodor’ (pelawak) yang kemudian berdialog

dengan penari. Biasanya si pelawak belajar menari dengan gaya yang lucu.

Lagu lagu yang biasa dipakai untuk mengiringi tarian diantaranya „Ailo,

Enjot-enjotan, Lipet Gandes’ dan lain-lain. Lagu-lagu tersebut kebanyakan

berirama Sunda. Kemudian sang pelawak melawak bersama penari

kembang topeng. Bagian ini disebut lawakan atau bodoran. Sesudah itu

dilanjutkan dengan pertunjukan semacam sandiwara yang merupakan inti

Page 12: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

pertunjukan topeng Betawi yang mana diawali dengan lagu-lagu lawakan

yang dulunya berisi lagu-lagu komedi. Sandiwara atau teater topeng Betawi

biasanya berisi cerita-cerita banyolan diantaranya cerita bodo-bodo pinter,

sarkawi dan dalam satu malam pertunjukannya topeng bisa membawakan

satu cerita sampai dua cerita dan diakhiri dengan cerita ‘Si Babeh’ Jantuk

pada jaman dahulu topeng Betawi itu dimainkan sampai satu malam suntuk

dan diakhiri sampai matahari terbit. Namun seiring perkembangan jaman

kini Topeng Betawi terbagi menjadi beberapa segmen, yaitu biasanya

sehabis tetalu sang penari atau ronggeng topeng masuk dengan menari

tarian Topeng Tunggal lalu diteruskan dengan tarian yang disebut tari Kang

Aji. Tarian ini adalah sebuah tarian yang mana dijadikan sebagai tarian

dasar, atau tarian pembelajaran bagi anak- anak yang ingin belajar tari

topeng Betawi setelah tari Kang Aji selesai langsung diteruskan oleh tari

Lipet Gandes yang berbasis lawakan dalam tarian tersebut ada yang disebut

bodoran (pelawak) yang bermain sarung. Setelah tari Lipet Gandes itu

selesai langsung disambung dengan tari Enjot-enjotan namun sang

primadona atau sang ronggeng tidak ikut masuk dalam tari Enjot-enjotan

akan tetapi penari lain yang dibelakang panggung langsung masuk keatas

panggung dan memulai tari Enjot-enjotan yang dibawakan secara

berpasangan pria dan wanita. Setelah tari Enjot-enjotan lalu diakhiri dengan

lawakan yang mana dengan cerita banyolan sederhana dengan durasi yang

singkat tidak sampai berlarut.”

Halaman 11

Berisikan tentang fungsi tari pada pertunjukan teater topeng Betawi

“Tari dalam kerangka budaya manapun berkisar pada dua pokok yaitu bentuk

pernyataan dan fungsi. Topeng Betawi sebagai seni tradisional yang

berbentuk teater rakyat merupakan kegiatan sosial yang terpadu dalam

kehidupan kultural masyarakat. Tari tersebut terkait dengan fungsinya sebagai

sarana hiburan, pergaulan dan sebagai tontonan atau pertunjukan. Pada masa

awalnya topeng betawi biasanya dipertunjukan dari kampung ke kampung,

dari kota ke kota tanpa pemainnya pulang terlebih dahulu. Pertunjukan

tergantung situasi sesuai dengan permintaan. Dalam perkembangannya orang

mulai tertarik untuk menggunakan teater tersebut bagi kepentingan hajatan

bahkan dikalangan tertentu ada anggapan, bahwa topeng Betawi memiliki

kemampuan untuk menolak bala atau pelepas kaul atau nazar. Didaerah

pinggiran kebiasaan itu masih ada sampai sekarang. Fungsi lain dari Tari

Lipet Gandes misalnya dalam Topeng Betawi, adalah bersama bodor

menjelaskan kepada penonton apa dan siapa rombongan yang bersangkutan.

Biasanya pertunjukan topeng Betawi diselenggarakan sebagai kegiatan

terbuka. Mereka yang datang adalah yang tertarik, sehingga partisipasi

penonton itu bersifat aktif yang dapat pula menggairahkan atau sebaliknya

mematahkan semangat pertunjukan. Untuk itu komunikasi antara pemain dan

penonton diharapkan terjalin akrab.”

Halaman 14, 16 dan 19

Berisikan tentang profil dan penjelasan tentang tari Topeng Tunggal

“ Tari Topeng Tunggal ialah tarian awal pada pertunjukan yang mana

adalah sebuah tarian klasik Topeng Betawi, karena memiliki tingkat

kesulitan yang tinggi. Dan tarian ini hanya diwajibkan untuk penari

Page 13: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

perempuan, yang mana perempuan tersebut harus dapat bisa

membawakan tiga karakter dari masing-masing topeng.Tari Topeng

Tunggal, ditarikan oleh seorang penari Topeng Betawi dengan membawakan

tiga (3) karakter yang berbeda :

Panji : Karakter yang lemah lembut serta gemulai dengan warna putih

sebagai simbolnya.

Kelana : Karakter yang gesit lincah serta periang dengan warna pink/merah

muda sebagai simbolnya.

Jingga : Karakter yang kuat kasar dan gagah dengan warna merah hati

sebagai simbol kemarahan.

Penari diwajibkan membawakan tarian topeng tunggal, satu penari

membawakan tiga karakter yang berbeda, yaitu topeng putih, topeng

pink/jingga, dan topeng merah. Penari itu sendiri atau bisa disebut primadona,

itu dapat memainkan beberapa segmen tari topeng, pada zaman dahulu para

penari topeng belajar langsung ditempat tanpa adanya pelatih yang melatih,

hal tersebut berbeda pada zaman sekarang yang mana sudah banyak pelatih-

pelatih tari topeng. Tari Topeng Tunggal dalam instrument musiknya di

bedakan berdasarkan lagunya, yaitu dengan iringan lagu tetopengan yang

diciptakan oleh Alm Bapak Djiun. ‘Tari Ronggeng Topeng’ yang

menggunakan tiga buah kedok secara bergantian. Dahulu tarian ini dilakukan

pada penutup acara, tetapi sekarang dijadikan acara pertama. Ternyata,

menarikan Tari Topeng Betawi tidak mudah, Penarinya harus memiliki tiga

syarat. Pertama, si penari harus gandes. „Gandes’ artinya luwes atau

gemulai. Kedua, si penari harus ajer. „Ajer’ artinya ceria atau riang. Jadi, si

penari tidak boleh kelihatan murung atau sedih. Ketiga, penari harus menari

dengan lincah tanpa beban. Istimewanya lagi, tarian ini dibawakan dengan

menggunakan topeng kayu. Agar topeng itu menempel di wajah penari,

penari harus menggigit bagian belakang topeng. jika orang yang belum

terbiasa dengan hal tersebut maka tidaklah mudah untuk memainkan tarian

topeng tunggal tersebut. Di antara para pemain Topeng Betawi, yang

berpakaian khusus, hanyalah Ronggeng Topeng dan dua penari bertopeng. Di

atas kepala Ronggeng Topeng terlihat sebuah songkok yang diberi nama

‘kembang Topeng’ atau ‘Sayang’. Dikatakan kembang Topeng, karena

bentuknya yang bulat, mekar ke atas dengan berbagai hiasan gemerlapan

hampir menyerupai sekuntum bungan mawar yang tengan berkembang.

Dikatakan ‘Sayang’ karena menyerupai sayang (rumah) burung pipit atau

tempat ayam bertelur. Dua orang penulis Belanda pada tahun 1920, yaitu

Hardouin dan Ritter mengungkapkan bahwa pada sekitar tahun

tersebut,kembang Topeng atau Sayang disebut ‘Cepio’ yang berasal dari

bahasa Portugis „Chepio‟ yang harfiahnya tutup kepala. Sementara

pakaiannya: ke atas sepotong rok dengan lengan pendek, menutup mulai dari

bagian leher sampai perut, sdangkan ke bawahnya berkain batik. Bagian atas

baju (rok) dinamai ‘Andong’. Pada kedua belah bahu diselempangkan

bersilangan ke dada, terdapat ‘Toka-toka’, terbuat dari sutra dengan warna-

warna yang mencolok. Hardouin mengatakan “mungkin berasal dari bahasa

Portugis yaitu ‘Tocca’ yang berarti sorban atau ikat pinggang”. Pada pakaian

tersebut terdapat sehelai kain dari katun atau sutra berwarna mas, menutup

dada, dinamakan ‘Pandepun’. Sementara ikat pinggang yang dililitkan terbuat

Page 14: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

dari logam, dinamai Pending. Dari pusar ke bawah sampai pada batas lutut,

berjumbai Ampreng, ialah sehelai kain bersulam mas. Pada kanan-kiri

pinggang berjumbai pula selendang sutra yang diberi nama ‘Kewer’ yang cara

memakainya diselipkan pada pending. Kipas yang terbuat dari kertas juga

dipergunakan sebagai handprof , dipegang oleh tangan kanan dan dibuka

manakala ia bernyanyi untuk menutupi mulutnya.”

Halaman 54

Berisikan narasi tentang alat musik pengiring tari topeng Betawi khusunya

tari Topeng Tunggal.

“Salah satu jenis musik di Betawi, yang banyak menyerap pengaruh Sunda.

Disebut Gamelan Topeng karena gamelan tersebut dipergunakan untuk

mengiringi pagelaran teater rakyat yang kini dikenal dengan sebutan Topeng

Betawi. Musik pengiring ini terdiri dari sebuah rebab, sepasang gendang

(sebuah gendang besar dan sebuah kulanter), satu ancak kenong berpencon

tiga, sebuah kecrek, sebuah kempul yang digantungkan pada gantungan, dan

sebuah gong tahang atau disebut juga Gong Angkong. Untuk alat musik

kenong berpencon tiga dimainkan oleh dua orang pemain, yang seorang

menabuh kenong atau ‘ngenong’, dan yang satu menabuh kenceng atau

‘ngenceng’. Pemukulan kempul pertama kali menandakan pertunjukan akan

segera dimulai, kemudian dilanjutkan dengan gesekan rebab tunggal atau

arang-arangan.

Halaman 60-61

Berisi narasi tentang riwayat tokoh seniman sekaligus pengrajin topeng

Betawi.

“Kalau bukan orang tua asli Betawi yang tetap mengajarkan anak dan

sekitarnya (tentang kebudayaan dan kesenian Betawi), ya, siapa lagi ? Kalau

seperti saya ini tidak mengajarkan, generasi baru tidak akan pernah kenal

dan menjaganya “. Salah satu kutipan kata yang diungkapkan oleh pria

kelahiran Jakarta 19 Desember 1948, Idi Kushandi salah satu seniman

sekaligus pengrajin Topeng Betawi. Menjadi seorang pengrajin Topeng

Betawi adalah pilihan hidupnya, yang mana semua itu tidak lepas dari

warisan turun menurun dari para pendahulunya. Beliau adalah keturunan dari

seorang seniman besar Betawi yaitu Alm H. M. Bokir yang mana sudah kita

kenal sebagai seniman Topeng Betawi dan Pelawak yang terkenal di

Indonesia. Sebuah rumah bertingkat di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur

terlihat tampak ramai oleh suara alunan musik Betawi, dirumah inilah Idi

Kushandi tinggal bersama keluarga serta cucunya, tempat ini pun menjadi

sanggar Topeng Betawi Setia Warga yang mana Idi Kushandi sebagai

pimpinan sanggar tersebut. Selain menjadi seorang penggiat kesenian Topeng

Betawi, Idi Kushandi juga dikenal sebagai pembuat mainan tradisional gasing

khas Betawi, serta pengrajin Topeng Betawi yang mana mulai digelutinya

sejak 2010, Idi adalah pembuat topeng yang sudah diakui kualitas dan model

topengnya diseluruh kawasan di DKI Jakarta. Dengan bakat alami yang

dimilikinya Idi belajar membuat topeng secara otodidak tanpa mengenyam

pendidikan dibidang seni. Namun soal kualitas, model, serta motif topeng

yang dibuat oleh Idi boleh dibilang sangat mengagumkan. Alat-alat untuk

mendukung pembuatan topeng pun bisa dibilang sangat sederhana sekali,

untuk mencukil atau mengukir karakter dari sebuah topeng Idi hanya

Page 15: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

menggunakan pisau dapur yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk

mendapatkan hasil karya yang sempurna. Jenis kayu yang digunakan

biasanya memakai bahan baku kayu pohon sawo, kapuk, sengon, dan nangka.

Jenis topeng pun dibedakan sesuai dengan kebutuhan, jika topeng tersebut

dibuat untuk dijadikan sebagai hiasan atau pajangan maka dibuat dengan

ukuran lebih kecil. Namun jika topeng digunakan sebagai penutup wajah

dalam menari, maka ukuran topeng disesuaikan dengan ukuran wajah seorang

penari. Keunggulan dari topeng yang dibuat Idih ialah tampilan depan dan

belakang topeng dibuat sama halusnya sehingga penari akan merasa nyaman

dalam menggunakannya. Dalam pembuatan topeng Betawi beliau tidak

melakukan ritual khusus, seperti membakar kemenyan atau dupa. Menurutnya

ritual seperti itu sudah tidak dilakukan lagi pada jaman sekarang ini, namun

karomah turun menurun dari nenek moyang tetap ada pada topeng yang akan

dia buat tanpa harus melakukan ritual. Banyak yang bilang itu adalah salah

satu unsur mistik yang ada pada topeng Betawi.”

Halaman 69 ( Penutup )

Berisikan kalimat atau narasi penutup dari buku kesenian tari topeng Betawi.

“Sebuah rasa, cita dan raga terungkap pada keindahaan dan menjadi satu

dalam sebuah keseniaan yang mana semua tercipta tanpa adanya unsur

paksaan dan rasa pamrih. Keindahaan dalam suatu karya seni tak lepas dari

nilai kesadaran dan apresiasi seseorang dalam melihat dan merasakannya.

Kesenian tari topeng Betawi adalah salah satu kesenian asli Betawi yang

mana tak lepas dari kemajemukan suatu etnis budaya yang melebur menjadi

satu dalam suatu etnis yaitu Betawi, dalam kesenian ini banyak terpapakarkan

nilai-nilai sosial , sifat dan karakter suatu masyarakat ataupun individu. Salah

satu tarian yang mewakilkan kesenian Tari Topeng Betawi, ialah Tari Topeng

Tunggal yang mana tarian ini mewakilkan sifat dan karakter seseorang yang

diwakilkan oleh tiga buah topeng dengan tiga karakter yang berbeda yaitu

Topeng Panji, Topeng Kelana dan Topeng Jingga. Pada jaman modern

sekarang ini kesenian tersebut telah mengalami kemunduran eksistensinya,

dikarenakan generasi muda yang diharapkan menjadi generasi penerus seakan

tidak peduli dan bahkan merasa malu karena kesenian tersebut terkesan kuno

atau ketinggalan jaman. Padahal jika kita mau mengerti ataupun ikut

berpartisipasi terhadap kesenian dan kebudayaan warisan bangsa maka

identitas Negara kita sebagai Negara yang memiliki bermacam-macam suku,

budaya, kesenian, dan bahasa akan bertambah lebih dikenal oleh Bangsa dan

Negara lain. Sehingga warisan kesenian budaya kita tetap terjaga dan

terlestarikan.”

3) Konsep Foto Isi

Pada buku berbasis fotografi tentang tari topeng Betawi ini,

fotografi yang digunakan adalah foto portrait dari penari topeng Betawi

yang diambil dengan menggunakan teknis pencahayaan menggunakan

dua lampu flash dengan teknik wireless pada salah satu flash sebagai

alternatif pengganti neon box dengan tujuan dapat memberikan efek

gradasi pada jatuhnya cahaya ke objek. Penari dipotret dengan

pencahayaan yang seirama. Konsep pencahayaan pada foto adalah

konsep foto indoor yaitu mengkombinasi cahaya pada dua buah flash

serta pengaturan intensitas cahaya yang ada (ambient light) dengan cara

Page 16: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

meningkatkan kecepatan rana, sehingga seluruh perhatian akan tertuju

pada subyek tersebut dengan latar sanggar tari topeng Betawi. Untuk

mendapatkan efek warna yang diinginkan foto terlebih dahulu dikelola

pada software foto, dengan toning warna jenis bleach bypass dan

vigenting. Untuk fotografi esai pada proses pembuatan topeng Betawi

dilakukan menggunakan pencahayaan yang dibantu satu buah flash

yang dipantulkan ke atas (bouncing) dan mengkonsep tahapan-tahapan

pada proses tersebut. Sedangkan untuk jenis foto still life, fotografer

melakukan teknik pencahayaan yang mengandalkan ambient light atau

cahaya yang sudah tersedia dan dengan mengatur shutter speed dan

bukaan diafragma yang tepat agar fokus terlihat natural dan terfokus

pada satu titik saja. Sedangkan untuk fotografi dokumentasi dikonsep

sesusai kebutuhan untuk data pada buku ini dan biasanya digunakan

pada saat live perform dengan hanya menggunakan teknik dasar pada

fotografi.

4) Konsep Layout

Pada buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng Betawi

ini, penataan layout yang digunakan menggunakan gaya desain simetris

dengan menggunakan white and black space untuk lebih atau ruang

kosong dimana pada buku ini dirancang untuk lebih menitik beratkan

visual foto ataupun pada bagian narasi, untuk narasi memakai

disesuaikan dengan background dengan tujuan agar keterbacaan pada

narasi bisa lebih terbaca dengan jelas. Untuk keseluruhan model layout

lebih mengutamakan visual layout yang simetris dengan tujuan

memberikan tampilan visual yang seimbang. Berikut beberapa tampilan

layout pada buku kesenian tari topeng Betawi :

Layout cover Depan dan Belakang

(Tri Cahyo M S, 2012)

Layout ucapan terima kasih

(Tri Cahyo M S, 2012)

Page 17: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

Layout kata pengantar dan daftar isi

(Tri Cahyo M S, 2012)

Layout pendahuluan dan hal. tema Betawi

(Tri Cahyo M S, 2012)

Layout hal. isi Betawi dan hal. tema tari topeng tunggal

(Tri Cahyo M S, 2012)

Layout hal. isi tema tari topeng tunggal dan hal. alat musik pengiring

(Tri Cahyo M S, 2012)

Page 18: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

Layout hal. isi tema alat musik pengiring dan hal. tema pengrajin topeng Betawi

(Tri Cahyo M S, 2012)

Layout halaman isi tema pengrajin topeng Betawi dan hal. penutup

(Tri Cahyo M S, 2012)

LAYOUT MEDIA PENDUKUNG

Layout Poster

(Tri Cahyo M S, 2012)

Layout X- Banner

(Tri Cahyo M S, 2012)

Page 19: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

PENUTUP

Kesimpulan

Buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng Betawi dirancang

sebagai media komunikasi visual tentang kesenian tari topeng Betawi dengan

harapan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesenian tari

topeng Betawi sehingga menghasilkan pencitraan kesenian tari topeng Betawi

dalam bentuk fotografi. Buku tentang kesenian tari topeng Betawi ini

menggunakan metode fotografi digital yang dipadu dengan tambahan

pencahayaan untuk beberapa teknik foto yang dapat menambah nilai estetik pada

jenis foto tertentu. Tujuan perancangan buku ini adalah mengenalkan dan

mempresentasikan kesenian tari topeng Betawi dengan menunjukkan elemen-

elemen yang terkandung didalam kesenian tersebut dalam bentuk fotografi.

Saran

1. Buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng Betawi ini sebaiknya

ditujukan kepada kalangan umum yang memiliki minat pada fotografi

ataupun masyarakat umum yang ingin mengeti tentang kesenian tari

topeng Betawi, karena buku ini memiliki penjelasan tentang kesenian tari

topeng Betawi. Untuk kalangan fotografer buku ini bisa dijadikan referensi

untuk konsep kultur budaya dan kesenian dalam objek fotografi.

2. Buku berbasis fotografi tentang kesenian tari topeng Betawi ini patut

dijadikan sebagai media wawasan tambahan khususnya untuk daerah

diluar penyebaran kesenian tersebut.

3. Maksimalkan media khususnya media komunikasi visual yang ada sebagai

sarana untuk informasi serta pengetahuan yang terkait tentang kesenian

tradisional Tari Topeng Betawi, karena kesenian tersebut merupakan salah

satu warisan dari keanekaragaman Budaya yang ada di Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN Aditiawan, R. & Bianca, F. Belajar Fotografi Untuk Hobby dan Bisnis. Jakarta:

Dunia Komputer.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cinta

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta. 2009. Porfil Seni Budaya Betawi.

Jakarta : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta. 2009. Petunjuk Praktis Latihan Gerak

Dasar Tari Topeng Betawi. Jakarta : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jakarta

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi

Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nugroho, Yulius Widi. 2011. Panduan Fotografi dengan Kamera Digital dan

DSLR. Yogyakarta: Familia

Pujiriyanto. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: C.V

ANDI.

Sarjono. 2005. Dasar-dasar Fotografi. Malang: Jurusan Seni dan Desain

Sarwono, Jonathan. & Lubis,Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi

Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 20: PERANCANGAN BUKU BERBASIS FOTOGRAFI KESENIAN TARI

Wardiyanta. 2010. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: C.V ANDI.

Wijaya, Husein. 1976. Seni Budaya Betawi, Pralokakarya Penggalian dan

Pengembangannya. Jakarta : Pustaka Jaya

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Website:

http://www.jakarta.go.id/topengbetawi

http://bekasikita.multiply.com/journal/item/16/Topeng_Kaleng_Negosiasi_Seni_d

an_Industri

http://www.jakarta.go.id/budayabetawi

http://www.photokunst.com/artists-photographers.php

http://www.focusnusantara.com/articles/memahami_white_balance

http://dewey.petra.ac.id/dts_directory_subdir.php?kode=778 http://muda.kompasiana.com/2010/11/21/jenis-jenis-foto-dan-tekniknya

http://www.fotokita.net/tips-untuk-proyek-foto-dokumenter

http://www.fotografionline.com/ portrait-fotografi.xhtml

http://www.suryaonline.co/images/mengenal-jenis-foto-untuk-media