peranan wanita di dalam memperbaiki masyarakat

Upload: denny-rivani

Post on 07-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Peranan Wanita Di Dalam Memperbaiki Masyarakat

    1/4

    Peranan Wanita di Dalam Memperbaiki Masyarakat

    Perbaikan masyarakat ada dua macam, yaitu:Perbaikan yang Zhahir (Tampak)

    Yaitu perbaikan yang biasa dilakukan di tempat-tempat terbuka, seperti:Masjid, pasar, tempat kerja dan

    sejenisnya. Perbaikan ini tertuju kepada kelompok laki-laki karenamerekalah yang banyak melakukan aktivitas diluar dan sering menampakkan diri.Perbaikan di Balik Tabir (di belakang layar, red)Ia adalah perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Urusan ini biasanyadiperankan oleh kaum wanita, karenamerekalah pengatur urusan-urusan intern rumah tangga, sebagaimanadifirmankan oleh Allah kepada istri-istriNabi saw , yang artinya: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan

    janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. (Al-Ahzab: 33)PENTINGNYA PERAN WANITA DA-LAM MEMPERBAIKI MASYARAKATBerkata penulis risalah ini (as Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin)rahimahullah, Sesungguhnyaperbaikan separuh dari jumlah masyarakat yang ada, bahkan sebagianbesarnya tidak akan pernah bisadipisahkan dari peran wanita, hal ini karena dua alasan:Pertama, jumlah wanita sama banyak dengan jumlah laki-laki, bahkan bisalebih banyak dari laki-laki sebagai-mana pernah disebutkan dalam hadits Rasulullah n. Akan tetapi,perbandingan ini terkadang berubah-ubahsetiap waktunya atau berbeda-beda antara tempat yang satu dengan yanglain. Kadangkala di suatu negarawanitanya lebih banyak dibanding laki-laki, namun di negara lainsebaliknya, laki-lakinya yang lebih banyak.Demikian pula pada suatu waktu terkadang wanita lebih banyak darilaki-laki dan di waktu lain terjadi sebaliknyalaki-laki yang lebih banyak. Yang jelas bagaimanapun keadaannya, wanitatetap memiliki peran yang pentingdalam perbaikan masyarakat.Ke dua, pertumbuhan generasi muda pada awalnya pasti beranjak daripangkuan seorang ibu (wanita).Dengan demikian, maka tampak jelas bagaimana pentingnya peran yangharus diemban oleh para wanita dalammemperbaiki masyarakat.LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUHLangkah Pertama: Kesalehan Wanita Hendaknya wanita yang berperan dalammemperbaiki masyarakat adalahwanita yang shalihah agar ia dapat menjadi contoh dan teladan bagiwanita lain. Agar seorang wanita

    mencapai derajat shalihah, maka ia harus memiliki ilmu, yaitu ilmusyari yang dapat ia pelajari melalui kitab-kitab(buku) atau melalui apa yang ia dengar dari lisan para ulama. Ia dapatmendengarkan rekaman ceramah-ceramah mereka, dan media kaset ini cukup berperan dalam mengarahkanmasyarakat menuju perbaikan dankeshalehan.Langkah Ke Dua: Fasih di Dalam Berbicara Hendaknya wanita tersebutadalah wanita yang dianugerahi oleh

  • 8/3/2019 Peranan Wanita Di Dalam Memperbaiki Masyarakat

    2/4

    Allah kefasihan dalam berbicara. Dengan kata lain ia mampu berbicaradengan lancar dan mampumengungkapkan apa yang ada dalam benaknya dengan baik dan benar.Sehingga dapat menyingkap semuamakna yang ada dalam hati dan jiwanya. Apalagi makna tersebut kadang

    juga ditemukan dalam diri orang lain,

    namun ia tidak mampu untuk meng-ungkapkannya dengan kata-kata ataumungkin ia mampumengungkapkannya, akan tetapi kurang jelas dan kurang tepat sehinggaperbaikan yang diharap-kan tidakmencapai hasil yang optimal.Agar seorang wanita (juga pria, red) dapat berbicara dengan lancar danfasih serta mampu mengungkapkanapa yang ada dalam benaknya secara benar dan jelas, maka hendaknya iamempunyai pengetahuan bahasaArab baik nahwu, sharaf dan balaghah. Demikian pula (tambahan, red) iaharus menguasai bahasa yangdigunakan oleh masyarakat yang di dakwahinya.Langkah ke tiga: Hikmah Hikmah dan sikap bijaksana merupakan anugerahyang diberikan oleh Allah kepadahambaNya, sebagaimana firmanNya, artinya, Allah memberikan hikmahkepada siapa yang dikehendaki-Nya.Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yangbanyak. Dan tak ada yang dapatmengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (Al Baqarah:269)Betapa sering tujuan tak tercapai, bahkan kesalahpahamanlah yang timbulkarena tidak adanya hikmah dansikap bijaksana dalam berdakwah. Termasuk dalam kategori hikmah dalamberdakwah adalah memposisikanorang yang didakwahi pada posisi yang semestinya. Jika ia seorang

    jahil, maka ia diperlakukan sesuaikeadaannya. Jika ia seorang yang memiliki ilmu, namun pada dirinya adasikap tafrith (menyia-nyiakan), ihmal(meremehkan) dan ghaflah (melalaikan) maka hendaknya diperlakukansesuai kondisinya. Begitu pula, jikaseorang yang berilmu namun suka bersikap sombong dan menolak kebenaran,maka ada cara tersendiri dalammemperlakukannya.Di antara contoh penerapan hikmah di dalam dakwah RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam, yakni:1. Kasus Orang Badui Kencing di Pojok Masjid.Para sahabat ketika itu meneriakinya dan berkeinginan untukmencegahnya, namun Rasulullah dengan penuhbijaksana bersabda, Jangan kalian putuskan kencingnya! Maka tatkalaorang tersebut selesai dari

    kencingnya, Nabi menyuruh agar tempat yang terkena air kencing tersebutdisiram dengan seember air, lalumemanggil orang Badui tadi dan bersabda kepadanya, Sesungguhnya masjidini tidak layak untuk membuangkotoran di dalamnya, namun ia dipersiapkan untuk shalat, membaca alQuran dan dzikrullah. (riwayat alBukhari-Muslim).Nabi membiarkan orang Badui tersebut meneruskan kencingnya, sebab jikaia berdiri untuk menghentikan

  • 8/3/2019 Peranan Wanita Di Dalam Memperbaiki Masyarakat

    3/4

    kencingnya maka akan terjadi dua kemungkinan:Pertama, ia akan berdiri dalam keadaan aurat terbuka untuk menghin-dariterkenanya air kencing padapakaiannya dan saat ia berdiri maka air kencing akan meluas. Di sampingitu ia akan dilihat oleh orang banyakdalam keadaan auratnya terbuka. Maka pada saat itu akan terjadi dua

    mafsadah (keburukan) baru yaitumelebarnya air kencing dan terbukanya aurat di hadapan orang.Ke dua, ia akan berdiri dengan menutup auratnya, sehingga pakaiannyaakan kotor terkena air kencing. Makauntuk menghindari efek tambahan ini, Nabi membiarkannya meneruskankencing untuk meminimalisir mafsadah.Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa suatu kemungkaran hendaknyadibiarkan saja, jika mencegahnyaternyata akan menimbulkan kemungkaran baru yang lebih besar. Inilahsalah satu ibrah atau pelajaran yangdapat diambil dari kisah ini.2. Seorang Shahabat Nabi Bersin pada Waktu Shalat.Muawiyah ibnul Hakam ketika ia sedang shalat bersama RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam, tiba-tiba adaseseorang yang bersin lalu mengucapkan, Alhamdulillah, maka Muawiyahmengucapkan, Yarhamukallah.Seketika itu juga para shahabat yang lain memandanginya pertanda marahdengan kejadian itu, makaMuawiyah berkata, Celaka kalian! lalu orang-orang pada menepukpahanya masing-masing sebagai isyaratagar ia diam, iapun lalu diam.Setelah selesai shalat, Rasulullah memanggil Muawiyah dan bersabda,Shalat itu tidak boleh ada perkataanmanusia di dalamnya sedikitpun, namun shalat hanyalah takbir danmembaca al Quran. Maka berkatalahMuawiyah, Aku tidak pernah melihat seorang guru yang lebih bagus caramengajarnya dari pada RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam. Demi Allah, beliau tidak membentakku dantidak pula menghardikku.3. Seorang Laki-Laki yang Memakai Cincin Emas.Ia memakai cincin tersebut, padahal Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallamsudah menjelaskan haramnya emas bagikaum laki-laki dari umat ini. Maka beliau bersabda, Salah seorang darikalian sengaja mengambil bara apikemudian ia taruh di tangannya, lalu Nabi Shallallaahu alaihi waSallam mencopot cincin itu (dari tangan orangtersebut), kemudian melemparkannya. Setelah Nabi pergi orang-orangberkata kepadanya, Ambillah cincinmuitu dan manfaatkanlah. Maka ia menjawab, Aku tidak akan mengambilcincin yang telah dibuang oleh

    Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam.Di dalam kasus ini Rasulullah bersikap agak keras, hal ini dikarenakanorang tersebut sudah mengetahuitentang haramnya memakai emas bagi kaum laki-laki. Sikap ini berbedadengan (sikap) beliau ketika menghadapiorang yang belum mengerti, sebagaimana di dalam contoh sebelumnya.Langkah Ke empat: Bisa Mendidik dengan Baik.Seorang wanita hendaknya bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, karenaanak-anak adalah harapan di

  • 8/3/2019 Peranan Wanita Di Dalam Memperbaiki Masyarakat

    4/4

    masa depan. Pada awal pertumbuhan-nya, anak-anak lebih banyak bergauldengan ibu mereka. Jika sang ibumemiliki akhlak dan perilaku yang baik, maka kelak anak-anak tersebutakan mempunyai andil yang sangatbesar di dalam memperbaiki masyarakat.Oleh karenanya, seorang wanita yang memiliki anak-anak harus

    memperhatikan pendidikan mereka.Seandainya ia sendiri tidak mampu untuk memperbaiki dan mendidik merekamaka hendaknya ia memintabantuan dari ayah anak-anak tersebut. Jika anak-anak sudah tidak punyaayah, maka bisa meminta bantuankepada wali mereka, seperti: Saudara, paman, anak saudara (keponakan)dan selainnya.Seorang wanita juga tidak boleh menyerah dengan keadaan dan berdiamdiri sebab jika demikian makaperubahan dan perbaikan tak akan bisa terlakasan dengan baik.Langkah Ke lima: Giat di dalam Berdakwah Hendaknya seorang wanita giatdi dalam meningkatkan tarafkeilmuan kaumnya. Hal itu dapat dilakukan di tengah-tengah masyarakat,baik sekolah, universitas ataupun

    jenjang yang lebih tinggi lagi. Hal itu juga dapat dilakukandisela-sela ziarah atau kunjungan antara sesamawanita dengan menyampaikan beberapa kalimat yang mungkin bermanfaatbagi mereka.

    Tidak diragukan lagi bahwa peran aktif kaum wanita di dalam berdakwah,mengadakan kajian-kajian ilmu syari,pengajaran Bahasa Arab khusus bagi mereka merupakan amalan yang bagusdan layak mendapat acungan

    jempol. Pahala dari ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir, sekalipunmereka telah meninggal dunia,sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihiwa Sallam.Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala , semoga Dia berkenanmenjadikan kita semua sebagai daiyang mendapatkan petunjuk. Dai yang baik dan senantiasa berusahamemperbaiki orang lain. Dan semoga Dia

    juga memberikan rahmatNya, sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang MahaMemberi.Dari nasyrah Darul Wathan daur al marah fi ishlah al mujtamafadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih alUtsaimin rahimahullah . [Maruf Hajar].