pengurusan jenazah , khotbah, tabligh dan dakwah

24
TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “PENGURUSAN JENAZAH, KHOTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH” SMA NEGERI 3 BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2010/2011

Upload: agam-real

Post on 05-Dec-2014

4.430 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “PENGURUSAN JENAZAH, KHOTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH”

SMA NEGERI 3 BOJONEGOROTAHUN AJARAN 2010/2011

Page 2: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Page 3: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Page 4: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

 A.Pengurusan Jenazah

Menurut ajaran Islam, apabila ada seorang muslim meninggal dunia, maka kewajiban bagi muslim yang masih hdiup adalah melaksanakan empat hal, yaitu memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan mengubur jenazahnya. Keempat hal tersebut hukumnya fardlu kifayah, yakni suatu kewajiban yang dikenakan bagi seluruh muslim dan muslimat, jika sebagian dari mereka sudah melaksanakan, maka yang lain tidak berdosa. Akan tetapi jika tidak ada yang melaksanakannya maka semuanya berdosa. Untuk itu mari kita telaah bersama agar kewajiban ini dapat kita kerjakan dengan baik dan benar.

Page 5: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

1. Memandikan Jenazah Menurut ajaran Islam, dalam memandikan jenazah, terdapat urutan-urutan orang yang berhak memandikan, antara lain sebagai berikut : Keluarga (ayah, ibu dan anak) Kerabat dekat (saudara, paman, bibi, kakek dan sebagainya) Kerabat jauh (saudara tiri, saudara seayah seibu, dan sebagainya) Kaum muslimin dan tetangga pada umumnya

Syarat jenazah yang akan dimandikan, antara lain sebagai berikut: "Jenazah muslim atau muslimah” Badan atau anggota badannya yang masih ada walaupun hanya sebagian yagn tertinggal. Jenazah itu bukan mati syahid (meninggal karena perang dalam mempertahankan agama islam) Jika jenazah laki-laki, maka yang memandikan laki-laki dan jika jenazah itu perempuan, maka yang memandikan juga perempuan

Page 6: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

Tata cara memandikan jenazah

Jenazah diletakkan pada tempat yang tinggi dan terlindung dari matahari, hujan, dan pandangan orang banyak. Diberikain basahan agar tertutup auratnya Membersihkan kotoran dan najis-najis yang melekat pada anggota badanya Jenazah agak didudukan kemudian perut diurut ke bawa agar kotoran dalam perut dapat keluar melalui dubur. Sesudah itu, dubur jenazah dibersihkan dengan memakai kaos tangan. Menyiramkan air ke seluruh badan sampai rata mulai dari kepala sampai kaki. Ketika menyiram, disunahkan untuk memulai bagian-bagian tubuh yang kanan terlebih dahulu. Dibersihkan dengan sabun dan sampo/zat pencuci sehingga jenazah benar-benar bersih Setelah bersih, jenazah diwudukan seperti wudu biasa, dan yang terakhir disiram dengan air yang dicampur daun bidara atau sedikit kapur barus agar berbau harum. Setelah bersih, jenazah dikeringkan dengan handuk, kain basah diambil dan jenazah diangkat untuk dikafani. Dalam memandikan jenazah, air yang digunakan adalah air yang suci dan mensucikan. Hendaknya digunakan air dingin, kecuali ada kotoran yang tidak bisa hilang dengan air dingin, bisa digunakan air hangat.

Page 7: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

2. Mengafani Jenazah

Jenazah muslim yang sudah dimandikan, maka dikafani. Sedangkan syarat-syarat orang yang mengafani adalah seperti halnya syarat-syarat orang yang memandikan.

Tempat mengafani diusahakan terlindung dari hujan dan pandangan orang banyak. Kain kafan diusahakan berwarna putih dan sudah dipotong-potong sesuai kebutuhan dan dibeli dari harta peninggalan jenazah. Jika tidak punya, maka kain berasal darikeluarga atau orang yang memberi nafkah setiap hari, handai taulan, serta bantuan kaum muslimin. Jumlah kain kafan minimal satu lembar dan dapat menutup seluruh tubuh jenazah. Namun untuk jenazah laki-laki, sebaiknya kain berjumalh 3 lembar dan semuanya bisa untuk menutup seluruh badan. Adapun untuk perempuan, kain kafan sebaiknya berjumlah 5 lembar, untuk basahan, baju, tutup kepala, kerudung (cadar) dan kain untuk menutup seluruh badan. Tali pengikat terdiri dari 5/7 yang kita ikatkan pada ujung kepala, leher, tangan, perut, pantat, mata kaki, dan ujung kaki.

Jenazah muslim yang meninggal karena syahid, yaitu meninggal karena perang dalam membela agama Islam tidak perlu dikafani. Jenazah boleh dikuburkan hanya dengan pakaian yang dia pakai saat meninggal.

Page 8: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

3. Menyalatkan Jenazah Jika kita ingin menyalatkan jenazah, penting untuk kita ketahui sebelumnya yaitu memenuhi syarat-syarat shalat sebagaimana salat fardu dan jenazah itu sudah dimandikan dan dikafani. Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut :a) Bersih badan, pakaian dan tempat dari hadas dan najis b) Menutup aurat c) Hendaknya menghadap kiblat d) Letak jenazah di depan orang yang menyalatkan, kecuali sholat gaib. Rukun salat jenazah atau hal yang harus ada dalam salat jenazah adalah sebagai berikut : a) Berniat untuk shalat jenazah b) Berdiri bagi yang mampu / duduk / berbaringc) Melakukan takbir 4 xd) Membaca umul kita (surah Al Fatihah)e) Membaca shalawat Nabi Muhammad f) Membaca doa jenazah 1 dan 2 g) Melakukan salam h) Tertib

Page 9: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

Cara melakukan salat jenazah dan bacaannya adalah sebagai berikut .

a. Salat jenazah ini bisa dilakukan secara munfarid atau berjamaah tetapi lebih utama dengan berjamaah. Nabi SAW bersabda :

“Orang Islam yang meninggal, lalu jenazahnya disalatkan oleh empat puluh orang muslim yang tidak musyrik, maka Allah SWT menerima syafaat mereka terhadap jenazah tersebut.”(H.R. Ahmad dan Muslim)

b.Jika jenazah perempuan, imam bediri menghadap jenazah sejajar dengan bagian perut atau punggung jenazah.

c. Jika jenazah itu banyak, baik laki-laki maupun perempuan, maka jenazah laki-laki diletakkan dekat dengan orang yang menyalatkan dan berikutnya jenazah perempuan.

Page 10: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

d. Jika semuanya sudah siap, maka segeralah imam memimpin sholat jenazah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Imam mengatur shaf dan semua jamaah berdiri kemudian berniat dalam hati untuk salat jenazah

Kemudian takbiratul ihram dengan membaca

2. Setelah takbiratul ihram, tangan bersedekap di dada sebagaimana salat biasa kemudian membaca Al Fatihah

3. Kemudian melakukan takbir yang kedua, selanjutnya membaca selawat Nabi yang berbunyi :

• Arinya : “Ya Allah Tuhan kami, limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan limpahilah rahmat pada keluarga Nabi Muhammad”.

Page 11: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

4. Kemudian melakukan takbir yang ketiga dilanjutkan membaca doa pertama dan perlu kita ketahui jika jenazah laki-laki di akhir setiap kata menggunakan dhamir hu       dan jika jenazah perempuan menggunakan dhamir ha  dan jika jenazah banyak baik laki-laki maupun perempuan menggunakan dhamir hum Contoh bacaan doa pertama untuk laki-laki minimal sebagai berikut : 

atau lengkapnya adalah sebagai berikut : 

Artinya : “Ya Allah Tuhan kami, ampunilah dia dan kasih lebih baik dari rumahnya dahulu, dan gantilah keluarga yang baik dari keluarganya yang dahulu, gantilah suami/istri yang lebih baik dari istri/suami dahulu, dan jagalah dia dari siksa kubur dan siksa api neraka.”

Page 12: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

•    •                 Kemudian melakukan takbir yang keempat lalu membaca doa•     yang kedua. Bunyi  doanya minimal adalah sebagai berikut : 

•       atau doa yang lebih lengkap adalah sebagai berikut :  

artinya : “Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami memperoleh

pahalanya, dan janganlah kami tertimpa fitnah sepeninggalnya. Dan ampunilah kami dan dia, begitu pula ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami gugur dengan membawa iman, dan janganlah Engkau menjadikan hati kami gelisah begitu pula orang-orang yang beriman, Ya Allah Tuhan kami Engkaulah Maha Pengampun lagi Penyayang.”

   Setelah doa, kemudian diakhiri dengan melakuan salah ke kanan dan ke kiri. 

Page 13: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

4. Mengubur Jenazah Menurut ajaran Islam, mengubur jenazah itu diusahakan sesegera mungkin, sebab jika kita mengubur jenazah secepatnya, maka semakin baik dan semakin banyak manfaatnya. Mengubur jenazah kita lakukan sebagai penghormatan terakhir terhadap si mati dan sebelum jenazah dibawa ke makam, diusung, diantar keluarga maupun kerabat, sebelum dibuatkan liang lahat agar cepat penguburannya.Cara mengubur jenazah :a. Mula-mula dibuatkan lubang kubur sepanjang badan jenazah dan lebar kira-kira 1 m kedalam kira-kira 1,5 m. Lubang kubur dibuat memanjang dari utara ke selatanb. Pada dasar lubang kubur dibuat liang lahat untuk meletakkan jenazah, kira-kira seukuran badan jenazahc. Setelah itu jenazah dimasukkan dalam liang lahat dengan posisi miring, letak kepala disebelah utara,  dihadapkan ke kiblat, pipi kanan dan ujung kaki kanan ditempelkan pada tanah dan disaat meletakkan jenazah disubagkab membaca “bismillahi wa’alaa rasulihi”d. Tali-tali kafan dilepaskane. Ditutup dengan papan kemudian ditimbuni tanah hingga rata atau lebih tinggi dari tanah sekitarnya, kemudian ditandai dengan batu atau kayuf. Estela selesai, kubur disiram dengan airg. Mendoakan jenazah yang dipimpin pemimpin doa, isi doa intinya adalah memintakan doa ampunan dan rahmat Allah SWT buat jenazahH.   Meninggalkan makam

Page 14: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

Khotbah Jum’at

Page 15: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

B. Khotbah Jum’at

Menurut ajaran Islam, salah satu dari rangkauan ibadah Jum;at yang harus dilaksanakan adalah khotbah Jumat. Khotbah Jumat sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW berisi materi tentang ajakan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan meninggal larangan-larangan-Nya serta memberi kabar gembira dan duka bagi orang-orang yang beriman dan ingkar terhadap ajaran Islam. Tujuan utama khotbah Jumat adalah mengajak jamaah agar senantiasa menjadi muslim yang bertakwa kepada Allah SWT.Khotbah Jumat dilaksanakan oleh khatib yang sudah memenuhi ketentuan yang ditetapkan, sedakan ketentuan khotbah Jumat berupa rukun dan syarat-syarat khotbah.

1.Rukun khotbah Jumat Rukun khotbah Jumat yaitu sesuatu yang harus dikerjakan khatib pada waktu berkhotbah

a. Membaca hamdalah/puji-pujian kepada Allah b. Membaca salawat Nabi Muhammad SAWc. Berwasiat takwa d. Membaca salah satu ayat Al-Qur’an sesuai dengan judul / topic yang disampaikan e. Membaca dua kalimat syahadat f. Berdoa untuk mukmin dan mukminat

Page 16: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

2. Syarat –syarat khotbah Jumat

a. Khotbah dimulai setelah tergelincirnya matahari (masuk waktu zuhur) b. Khatib hendaknya memiliki ilmu dan wawasan yang luas tentang ajaran Islam,

terutama tentang akidah, akhlak, dan ibadah. Dalam hal ini, khatib boleh mencatat dan membaca materi khotbah yang dibawakannya dari berbagai sumber, sehingga tidak semua yang disampaikan merupakan ilmu wawasan yang dimilikinya, asalkan tidak melanggar ajaran islam.

c. Khatib sudah baliq, bertakwa kepada Allah SWT, dan berahlak baik. d. Khatib dalam keadaan bersih/suci dari hadas maupun najis serta menutup aurat e. Khatib dilakukan dalam keadaan berdiri (bila mampu) f. Khatib melakukan duduk sebentar di antara dua khutbah g. Khatib hendaknya bersuara nyaring atau keras sehingga terdengar oleh seluruh

jamaah h. Hendaknya berturut-turut dalam melakukan rukun khotbah

Page 17: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

3. Sunah-sunah khotbah Jumata. Khotbah dilakukan diatas mimbar atau ditempat yang tinggi b. Khotbah diucapkan dengan kalimat yang fasih, jelas, durasinya tidak

terlalu panjang dan tidak terlalu pendek c. Khatib hendaknya menghadap para jamaah, tidak berputar-putar

karena yang demikian itu tidak disyariatkan d. Menertibkan rukun-rukun khotbah e. Khatib memberikan salam sebelum dan setelah khotbah

4. Penyusunan naskah khotbah JumatAgar dapat menghasilkan naskah khotbah yang baik, maka diusahakan ditulis secara sistematis sehingga mudah untuk melaksanakannya, langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut.

a. Menentukan tema dan tujuan khotbah, misalnya meningkatkan ketaqwaan jamaah melalui cara pelaksanaan ibadah yang benar

b. Menentukan judul khotbah, misalnya “Salat yang benar bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar”

c. Menulis naskah atau poin utama khotbah, yakni menyusun materi mulai dari awal hingga akhir dengan tidak lupa mencantumkan rukun-rukun khotbah berupa :

1. Bacaan hamdalah atau ucapan syukur pada Allah SWT2. Bacaan shalawat Nabi Muhammad SAW3. Bacaan dua kalimat syahadat4. Bacaan ayat Al-Qur’an sesuai dengan materi yang disampaikan5. Doa untuk mukmin dan mukminat

Page 18: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

5. Cara berkhotbah

Setelah selesai menyusun naskah khutbah, memenuhi syarat-syarat khutbah, barulah bisa menyampaikan khutbah pada jamaah dengan urutan sebagai berikut :

Berdiri diatas mimbar, mengucapkan salam, kemudian duduk sebentar hingga bilal menyelesaikan adzannya

Berdiri kembali menghadap jamaah dan membacakan khotbah dengan suara yang keras atau nyaring

Duduk sebentar setelah khotbah pertama selesai sambil membaca do’a atau sebagian ayar Al-Qur’an

Berdiri lagi untuk membacakan khotbah kedua kemudian diakhiri dengan do’a

Khatib turun dari mibar yang diiringi iqamah kemudian bersama-sama shalat jum’at.

Page 19: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

Tablig dan

Page 20: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

C. Tablig dan Dakwah

Tablig asal katanya adalah ballagha-yuballigu yang artinya menyampaikan, sedangkan dakwah asal katanya adalah da’a-yad’u yang berarti mengajak, memanggil, atau menyeru. Pengertian tablig dan dakwah hamper sama, yaitu menyampaikan, menyeru atau mengajak manusia mengikuti ajaran Islam secara menyeluruh sehingga manusia menjadi beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan dengan bekal iman dan takwa tersebut, manusia akan mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat. Orang yang melakukan tablig biasa disebut mubalig atau mubaligah, sedangkan orang yang melakukan dakwah biasa disebut sebagai da’i. Seluruh umat Islam mempunyai kewajiban untuk melaksanakan dakwah Islamiah. Dakwah bukan merupakan tugas khusus bagi para da’I kondang dan pintar. Adapun materi dakwah harus mengandung pemikiran dan ajaran yang berdasarkan Al-Quran dan hadis walaupun hanya sedikit. Rasulullah SAW bersabda :“Sampaikan olehmu apa yang kalian peroleh dari aku, walaupun hanya satu ayat.” (H.R. Bukhari, AT Tirmidzi dan Ahmad).

Page 21: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah

Dakwah yang baik adalah dakwah yang sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. An-Nahl : 125, dan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Metode dakwah antara lain adalah sebagai berikut :

Metode Al Hikmah, yaitu metode dakwah dengan mengenal tujuan dan sasaran atau segmen dakwahnya. Metode Al Mau’idhatil hasanah, yaitu memberikan nasihat, pengajaran dan contoh atau teladan yang baik. Metode Mujadalah bil lati hiya ahsan, yaitu bertukar pikiran, berdiskusi, berbantah-bantahan secara baik dengan menggunakan dasar pemikiran dan sumber dalil yang jelas.

Dakwah pada saat sekarang bisa dilakukan melalui berbagai macam cara dan media. Kita bisa berdakwah dengan individu atau orang banyak secara langsung, namun bisa juga dengan memanfaatkan media tulis, cetak atau tayang, seperti surat kabar, majalah televisi, radio, internet, handphone dan sebagainya. Dalam kehidupan bermasyarakat, anda sering mendapati tata upacara pengurusan jenazah dengan segala pernak pernik yang tidak dicontohkan dalam ajaran Islam. Cobalah tanyakan maksud dan tujuan hal-hal yang anda rasa tidak terdapat dalam contoh Islam tersebut kepada orang yang anda anggap mengetahuinya. Catat dan diskusikan dengan ustad atau Bapak, Guru agama anda. Mintalah pendapat mereka.  

Page 22: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Page 23: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Page 24: Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah