penggunaan media benda konkrit guna …... · v abstrak bunyamin, penggunaan media benda konkrit...
TRANSCRIPT
i
PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT GUNA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP NILAI PECAHAN KELAS III
SDN 03 PETARUKAN PEMALANG
TAHUN 2009 / 2010
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
BUNYAMIN
NIM X9707005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT GUNA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP NILAI PECAHAN KELAS III
SDN 03 PETARUKAN PEMALANG
TAHUN 2009 / 2010
Oleh :
BUNYAMIN
NIM X9707005
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu
Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
iii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ………………
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd ………………
Anggota I : Drs. Sukarno, M.Pd ………………
Anggota II : Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd ………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 196007271987021001
iii
iv
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan
tim penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2010
Pembimbing Supervisor,
Drs. Sukarno, M.Pd Rini Kartini, S.Pd.
NIP.19570203 198303 1001 NIP 19620421 198201 2004
iv
v
ABSTRAK
Bunyamin, PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT GUNA PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP NILAI PECAHAN KELAS III SDN 03 PETARUKAN
PEMALANG TAHUN 2009/2010
Laporan penelitian, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta 30 Juni 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep nilai
pecahan melalui penggunaan media benda konkrit pada siswa kelas III SDN 03
Petarukan.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kelas dengan menggunakan model
siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas III SDN 03 Petarukan,
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang yang berjumlah 40 siswa secara klasikal.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis deskriptif dan analisis
interatif.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Dengan
menggunakan media benda konkrit dapat meningkatkan pemahaman konsep nilai
pecahan. Hal ini terbukti pada nilai yang diperoleh siswa yaitu nilai rata-rata pre tes
siklus I adalah 61,75, nilai rata-rata pos tes siklus I adalah 69,00 dan nilai rata-rata
tes formatif siklus I adalah 70. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada nilai rata-rata
pre tes siklus II adalah 79, 75, nilai rata-rata pos tes siklus II adalah 82,25 dan nilai
rata-rata tes formatif siklus II adalah 83.
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga penyusun laporan penelitian ini dapat
diselesaikan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini, namun
berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat
teratasi.Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan banyak terima kasih
yang terhormat :
1. Prof.Dr. H.M Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dan
kesempatan belajar.
2. Drs.H.Hadi Mulyono, M.Pd Ketua Program PJJ PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga tersusunnya laporan
penelitian.
3. Drs. Sukarno, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, saran dan dorongan sehingga tersusun laporan penelitian.
4. Bapak Ibu Dosen yang telah membimbing penulis selama kuliah dan
memberikan bekal pengetahuan sebelum laporan penelitian.
5. Kepala Sekolah SDN 03 Petarukan Kec.Petarukan Kab. Pemalang beserta dewan
guru yang telah membantu dan mempelancar penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah mendorong dan memberikan bantuan sehingga
terlaksana penelitian ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusun laporan
penelitian ini, namun penulis berharap semoga bermanfaat bagidunia pendidikan
Surakarta, Juni 2010
Penyusun
vi
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL ……………………………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………….. iv
ABSTRAK ……………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ……………………………... 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 3
D. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………………………. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………… 5
A. Kajian Teori ………………………………………………………… 5
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan …………………………….. 21
C. Kerangka Pikir ……………………………………………………… 21
D. Hipotesis Tindakan …………………………………………………. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….. 23
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 23
B. Subjek Penelitian ……………………………………………………. 23
C. Prosedur Penelitian …………………………………………………. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 35
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………... 35
B. Pembahasan ………………………………………………………… 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 56
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 56
B. Saran ………………………………………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 58
LAMPIRAN ……………………………………………………….................. 60
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Contoh Perangkat Pembelajaran ………………………………………….. 60
2. Instrumen Penelitian ………………………………………………………. 74
3. Personalia Peneliti ………………………………………………………… 83
4. Curriculum Vitae Peneliti ………………………………………………… 84
5. Data Penelitian e-TA………………………………………………………. 87
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada dasarnya pelajaran Matematika bertujuan untuk melatih berpikir
secara logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan
memperoleh, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
yang selalu berubah tidak pasti dan kompetatif.
Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar
sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum 2004 pada intinya adalah untuk
mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelesaian,
eksplorasi, dan eksperimen, serta melatih cara berpikir yang sistematis, logis,
kritis, kreatif, dan konsisten. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang
dapat dikembangkan media yang sesuai.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan
masalah yang baru berkembang, siswa dapat secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran
guru diharapkan menggunakan teknologi dan informasi seperti penggunaan
media benda konkrit.
1
2
Kenyataan di lapangan bahwa tujuan matematika seperti yang
dirumuskan dalam kurikulum 2004 tersebut belum dicapai secara
optimal.Berdasarkan hasil studi awal diperoleh data tentang prestasi belajar
siswa melalui hasil tes formatif siswa kelas III SDN.03 Petarukan pada mata
pelajaran matematika, terutama tentang pecahan sederhana dari 40 siswa,
mencapai nilai rata-rata 57,15 dari 25 siswa atau 62,5 % telah tuntas dalam
belajar selebihnya sebanyak 15 siswa atau 37,5 % belum tuntas. Siswa dikatakan
tuntas dalam belajarnya apabila telah memperoleh nilai lebih besar atau sama
dengan KKM : 60 yang telah ditetapkan.
Dari latar belakang masalah di atas bahwa rendah prestasi belajar
matematika pada akhir periode pembelajaran tidak terlepas dari kualitas guru
dalam menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat. Disamping itu
juga minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika sangat kurang,
sehingga pembelajaran kurang bermakna.
Agar pembelajaran matematika dapat memberikan pengalaman yang
lebih bermakna dan utuh serta mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka guru harus memilih media yang sesuai
dengan materi, karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan untuk
membangkitkan rangsangan dan motivasi belajar.
Bertolak dari sejumlah permasalahan yang ada di lapangan dan
keinginan untuk meningkatkan prestai belajar matematika, maka peneliti
berusaha melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Media Benda Konkrit
Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep Nilai Pecahan Kelas III SDN 03
Petarukan Pemalang Tahun 2009/2010.
Peneliti memilih judul tersebut diatas dengan alasan kerena :
1. Prestasi nilai rata-rata kelas III pada Ulangan Umum Semester I tahun
pelajaran 2009/2010 masih rendah.
2. Penguasaan tentang pemecahan konsep nilai pecahan masih kurang.
3. Belum adanya penggunaan media benda konkrit atau alat peraga dalam
pembelajaran matematika pada siswa kelas III SDN 03 Petarukan.
3
Melihat dari permasalahan diatas maka peneliti (guru) perlu
menanamkan konsep nilai pecahan pada anak-anak, hal inilah yang mendorong
peneliti memilih judul diatas.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembelajaran matematika di kelas III SDN.
03 Petarukan pada semester I pada pemahaman nilai pecahan masih kurang,
maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah
penggunaan media benda konkrit dapat meningkatkan pemahaman konsep
nilai pecahan ?”
2. Pemecahan Masalah
Dalam pembelajaran matematika, untuk mengatasi masalah kesulitan siswa
dalam menentukan nilai pecahan dapat menggunakan dan memanfaatkan
benda-benda manipulatif dan keadaan yang realistik disekitar lingkungan
kehidupan siswa melaui bahan manipulatif (kertas lipat) dengan metode
demonstrasi melaui pembelajaran Pakem.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman
konsep nilai pecahan melalui penggunaan media benda konkrit pada siswa kelas
III SDN 03 Petarukan.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik
bagi siswa, guru, maupun bagi sekolah.
1. Manfaat PTK bagi siswa :
a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga menambah
pemahaman dalam pembelajaran nilai pecahan.
2. Manfaat PTK bagi guru :
4
a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya menjadi pembelajaran
yang inovatif.
b. Dapat berkembang secara profesional karena dapat menerapkan metode
yang efektif.
c. Memperoleh pengalaman sehingga lebih percaya diri mampu melakukan
analisis terhadap kinerjanya sendiri.
d. Mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pernyataan
dan ketrampilan sendiri.
3. Manfaat PTK bagi sekolah :
a. Sebagai barometer tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
b. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru secara umum.
c. Meningkatkan kompetensi lulusan sehingga kredibilitas sekolah
meningkat.
d. Memajukan sekolah dengan mendorong guru mengembangkan wawasan
profesionalnya.
4. Manfaat PTK bagi pendidikan pada umumnya.
Dapat meningkatkan mutu pendidikan, karena kompetensi lulusan dari
masing-masing satuan pendidikan memiliki kompetensi yang dapat
membekali untuk kejenjang pendidikan berikutnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti pengantar atau perantara. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Menurut Romiszowki (dalam Tim Pengembangan PGSD, 1998:8)
Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan yang
dapat berupa orang atau benda kepada penerima pesan.
Pendapat Ngadino Yustinus (2003:9) mengemukakan, Media adalah
segala sesuatu berupa sarana atau prasarana dan fasilitas yang digunbakan
dalam pembelajaran (guru) di dalamnya penyampaian pesan kepada subjek
didik (siswa) untuk memperjelas, memperlancar, merangsang, memotivasi,
memp[ermudah belajar siswa, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional secara optimal.
Dari dua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
media dalam penelitian ini, adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan siswa, sehngga dapat mendorong belajar siswa.
2. Tujuan dan Manfaat Media
Menurut Piaget (dalam Muchtar A Karim dkk : 1997 :20)
mengemukakan :
Anak usia 7 s/d 12 tahun yang masih duduk di Sekolah Dasar masih dalam
taraf berfikir semi konkrit sehinga belum dapat memahami konsep-konsep
pembelajaran secara jelas sehingga harus menggunakan bentuan media yang
dapat menggambarkan secara jelas dan konkrit mengenai materi-materi
pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, media sangat diperlukan dalam
menunjang proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil yang optimal.
5
6
Tujuan dari penggunaan suatu media membuat guru dapat
menyampaikan pesan secara lebih mudah kepada peserta didik. Sehingga
peserta didik (siswa) tersebut dapat menguasai pesan (pembelajaran) secara
tepat dan akurat.
Pendapat Arief S. Sadiman (2002:16) secara umum media mempunyai
kegunaan sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.
c. Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi
sikap pasif anak didik.
Dalam hal ini media berguna :
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi yang lebh langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
Menurut pendapat Aristo Rahardi (2003:15-19) mengidentifikasi
beberapa manfaat media pembelajaran, yaitu :
a. Penyampaian materi pelajaran diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
c. Proses pembelajaran lebih Interaktif.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
h. Merubah peran guru yang lebih positif dan produktif.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran adalah :
7
a. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih
konkrit.
b. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.
c. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia.
d. Media juga menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa
langka dan berbahaya ke dalam kelas.
e. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan
memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa.
Manfaat penggunaan media pembelajaran Matematika dalam penelitian
ini adalah :
a. Penyampaian materi dapat diseragamkan
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas.
c. Proses pembelajaran lebih Interaktif.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran.
g. Merubah peran guru yang lebih positif dan produktif.
h. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih
konkrit.
i. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan
memberikan kesan mendalam
3. Fungsi Media Pengajaran
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (Strategi Belajar
Mengajar, 2001 :154) mengemukakan :
Media pengajaran adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik itu
dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang
disampaikan itu.
8
Secara umum media berfungsi sebagai :
a. Alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.
b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c. Meletakan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
e. Mempertinggi mutu belajar mengajar.
4. Alasan Penggunaan Media Pengajaran
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (Strategi Belajar
Mengajar, 2001 :55), alasan penggunaan media pembelajaran yang digunakan
guru bertitik tolak dari dua hal berikut, yaitu :
a. Belajar merupakan perubahan perilaku.
b. Belajar merupakan proses komunikasi.
5. Prinsip-prinsip Pemilihan Media
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (Strategi Belajar
Mengajar, 2001 :56), sebelum memutuskan untuk menggunakan suatu media
tertentu dalam suatu peristiwa pengajaran, seorang guru perlu memahami
prinsip-prinsip atau faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan suatu media. Adapun prinsip-prinsip pemilihan suatu media tersebut
adalah :
a. Media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran
yang akan disampaikan.
b. Media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Media harsu disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam
pengadaannya dan penggunaannya.
d. Media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu,
tempat dan situasi yang tepat.
e. Media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
9
6. Jenis Media Pengajaran
Jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran seperti
dikutip dalam buku Media Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional
(2003:23), membuat klasifikasi media yang lebih sederhana yaitu :
a. Media yang tidak diproyeksikan
b. Media yang diproyeksikan
c. Media Audio
d. Media Vidio
e. Media berbasis komputer
f. Media KIT.
7. Tinjauan tentang Benda Konkrit
a. Pengertian Benda Konkrit
Menurut Gatot Muhsetyo, dkk. (2008:2.20) Benda konkrit
(kertas) adalah suatu benda yang nyata, yang merupakan salah satu media
pembelajaran matematiuka yang dapat digunakan untuk menjelaskan
konsep nilai pecahan.
Bahan manipulatif dari kertas merupakan bahan / benda yang
dapat dipegang, dipindah-pindah, dipasang, dibolak-balik, diatur / ditata,
dilipat / dipotong, oleh siswa.
b. Fungsi Benda Konkrit
1. Untuk menyederhanakan konsep yang sulit / sukar.
2. Untuk menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi nyata.
3. Untuk menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkrit.
4. Untuk menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan
operasi) hitung dan sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan
fakta-fakta.
c. Manfaat Benda Konkrit
Manfaat dari bahan manipulatif dari kertas / karton ini antara lain
adalah untuk menjelaskan konsep nilai pecahan.
10
Konsep pecahan m/n sebagai m bagian dari n bagian yang sama,
dapat didemonstrasikan guru, dipraktikan siswa, dengan menggunakan
bahan manipulatif dari kertas, berbagai bangun geometri, misalnya
persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat, segitiga dan
lingkaran.
A B C D E
Gambar 2.1
¼ ditunjukkan dengan satu bagian dari empat bagian yang sama,
A B C D
Gambar 2.2
2/3 ditunjukkan dengan dua bagian dari tiga bagian yang sama.
8. Pemahaman Konsep
a. Pengertian Pemahaman
Menurut pendapat Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-
608, mengemukakan bahwa pemahaman berasal dari kata paham yang
mempunyai arti mengerti paham, sedangkan pemahaman merupakan
proses pembuatan cara memahami. Depdikbud, (1994 : 74) mengutarakan
bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami atau cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Menurut Poesprodjo (1987 : 52 – 53) bahwa pemahaman bukan
kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri
di situasi / dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai
pribadi lain didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiaan
11
melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman
merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirnya
dakam orang lain.
Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat
penekanan daam proses belajar mengajar. Menurut Boom Benyamin (1975
: 89) “ Here we are using the tern “ comprehension “ to include those
objectives, behaviors, or responses which represent on understanding of
the literal message contained in a communication.” Artinya : Disini
menggunakan pengertian pemahaman mencangkup tujuan, tingkah laku,
atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang
termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa ditutut memahami
atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkan dengan hal-hal yang lain.
Pemahaman mencangkup kemampuan untuk menangkap makna
dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996-246) mengambil
dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk
mengklasifikasi tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam tiga
kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena
dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek dibidang kognitf
ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai
yang tertinggi.
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
dibandingkan tipe belajar pengetahuan. (Nana Sudjana, 1992 : 24)
menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori,
yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, dan
menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman
penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendahdengan yang
diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan
12
kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, dan (3)
tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.
Memiliki pemahaman tingkat ektarpolasi berarti seseorang mampu
melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi
berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide
atau symbol, serta kemampuan membuat kesimpulan yang berhubungan
dengan implikasi dan konsekuensinya.
Sejalan dengan pendapat diatas, (Sake Silversius, 1991 : 43-44)
menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1)
menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja
pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang
lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model
simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep
yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat
dimasukkan dalam kategori menerjemahkan, (2) menginterprestasi
(interpretation), kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan yaitu
kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi,
(3) mengektrapolasi (extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan
menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan
intelektual yang lebih tinggi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995 : 115) pemahaman
(comprehension), siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
Menurut Nana Sudjana (1992 : 24) pemahaman dapat dibedakan
dalam tiga kategori antara lain : (1) tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya,
mengartikan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman
penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang
diketahui berikutnya atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan
yang pokok dengan yang bukan pokok, dan (3) tingkat tiga merupakan
tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.
13
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah proses mengetahui jiwa melalui ekspresi yang diberikan melaui
indra. Pemahaman yang baik harus disertai pengertian terhadap ekspresi
yang dihadapi. Memahami berarti mengerti benar tentang sesuatu yang
dipelajari dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kesalahan
yang sedikit atau siswa dapat mengerjakan semua tugas-tugas.
b. Pengertian Konsep
Banks, (1985 : 85) berpendapat bahwa konsep merupakan suatu
kata atau pernyataan abstrak yang berguna untuk mengelompokan ide atau
peristiwa.
Menurut Iscak, (1980 : 29) mengemukakan konsep adalah suatu
istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasikan
atau mengkategorikan satu kelompok dari suatu benda, gagasan atau
peristiwa. Konsep adalah pengertian yang digunakan atau memungkinkan
seseorang untuk mengelompokkan, menggolongkan sesuatu obyek. Suatu
konsep dapat dibatasi dengan suatu ungkapan yang disebut definisi.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah
pernyataan abstrak untuk mengungkapkan gagasan atau ide.
9. Pengertian Pecahan
Menurut Gatot Muhsetyo, dkku (2008 : 45) mengatakan bahwa
pecahan adalah suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan-
bilangan bulat p dan q ( q ≠ 0 ), ditulis dengan p/q, p disebut pembilang
(numerator) dan q disebut penyebut (denumerator), untuk mengatakan nilai x
yang memenuhi hubungan p = q = x
Pecahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah
bagian yang sama.seluruh jumlah bagian yang sama tersebut bersama-sama
membentuk satuan (unit). Dua macam keadaan yang perlu penekanan adalah
konsep keseluruhan sebagai satuan dan konsep sama.
Kedua konsep ini dapat berkaitan dengan geometri dan bilangan
cacah. Kaitan masing-masing dapat ditunjukkan dengan menggunakan benda-
benda manipulatif, misalnya kertas karton.
14
Untuk lebih memantapkan pemahaman konsep, sediakan banyak
potongan kertas dengan berbagai warna dan bentuk. Beri kesempatan kepada
siswa untuk membuka dan menutup lipatan kertas masing-masing sampai
mereka merasakan bahwa: 1) satu lembaran kertas mempunyai dua lipatan
yang sama, yaitu lipatan yang satu tepat menutup lipatan yang lain. Katakan
kepada siswa 1 lipatan dari 2 lipatan yang sama disebut setengah, atau
seperdua, ditulis dengan lambang pecahan ½. 2) satu lembaran kertas
mempunyai empat lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu dan yang lain
tepat bisa saling menutup. katakan kepada mereka pengertian atau makna
seperempat, dua perempat, tiga perempat, dan empat perempat.
Gambar 2.3
1 lipatan dari 4 lipatan yang
sama disebut 1/4
2 lipatan dari 4 lipatan yang
sama disebut 2/4
3 lipatan dari 4 lipatan yang
sama disebut 3/4
4 lipatan dari 4 lipatan yang
sama disebut 4/4
15
10. Pengertian Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut M. Saekhan Muchith (2008 : 95) pembelajaran adalah
upaya secara sistematis yang dilakukan guru guna mewujudkan proses
belajar secara efektif dan efisien.
Pendapat Merrill dalam Mark K. Smith (2009 : 90) pembelajaran
adalah sebuah proses aktif yang di dalamnya makna dikembangkan atas
dasar pengalaman.
Sedangkan Yudhi Munadi, (2008 : 4) berpendapat bahwa
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah merupakan usaha-usaha yang terencana yang
dilakukan guru agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
b. Pengertian Matematika
Menurut Russfendi, dalam kamus Matematika SD oleh Baharin
Syamsudin, (2002 : 6) mengemukakan bahwa Matematika adalah
terjemahan dari matematies, yang pada hakekatnya adalah ilmu tentang
logika, mengenai bentuk susunan besaran dan konsep-konsep yang saling
berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyak terbagi dalam
bidang yaitu aljabar analisa dan geometri.
Pendapat Seaner dalam Mulyono Abdurahman (1999 : 252) :
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah-masalah yang dihadapi manusia atau suatu cara yang
menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting
adalah pemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
James dalam Kusno, (1994 : 3) mengemukakan Matematika timbul
mula-mula karena kebutuhan manusia mempelajari alam. Alam dijadikan
ide itu atau konsep-konsep abstrak dan mempelajari simbol-simbol untuk
dapat dikomunikasikan. Simbol-simbol itu berdasarkan pada ide yang ada.
16
Matematika merupakan ide-ide atau konsep-konsep yang disusun secara
hierarkis.
Dari pengertian matematika yang telah dikemukakan di atas, berarti
matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari yang
merupakan bahasa simbolis dan universal yang memungkinkan ide
mengenai elemen dan kuantitas dengan menggunakan cara bernalar
deduktif dan induktif.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan matematika adalah
salah satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang memudahkan manusia berfikir dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu matematika bersifat abstrak maka untuk
memudahkan menanamkan pemahaman konsep nilai pada siswa secara riil
peneliti menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat. Kertas lipat
yang dipakai pada saat memberikan pemahaman konsep nilai pecahan
pada siswa
c. Tujuan Pembelajaran Matematika
Menurut Mulyono Abdurrahman (1999 : 252) Tujuan umum
pembelajaran matematika dijenjang pendidikan dasar yaitu :
1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
di dalam kehidupan yang berkembang, melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan.
Sedangkan tujuan khusus pembelajaran di Sekolah dasar (SD)
adalah sebagai berikut :
1) Menumbuhkembangkan ketrampilan berhitung (menggunakan
bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari)
2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika.
17
3) Mengembangkan pengetahuan dasarmetematika sebagai bekal belajar
lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tinkat Pertama.
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin.
d. Perlunya Siswa Belajar Matematika
Menurut Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (1996 : 38)
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
dari SD hingga Perguruan Tinggi. Beliau mengemukakan 5 (lima) alasan
penting belajar matematika karena matematika merupakan sarana untuk :
1) Berpikir jelas dan logis
2) Memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
3) Mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
4) Mengenal dan mengembangkan kreativitas.
5) Meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Pendapat Soedarinah dan Maryana (1991 : 100) Prestasi belajar siswa
kan baik bila proses belajar matematika baik, yaitu mlibatkan intelektual
dan emosional peserta didik secara optimal. Hal itu dpat tercapai bila
faktor-faktor ini dikelola dengan sebaik-baiknya.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1). Tujuan
Tujuan harus dinyatakan dengan jelas apa yang hendak dicapai.
Sebaiknya tujuan itu dirumuskan sedemikian sehingga tingkah laku
anak didik pada akhirnya dapat diamati. Adapun tujuan itu adalah
untuk menjawab pertanyaan mengapa sesuatu itu diajukan kepada
siswa.
2) Bahan
Bahan yang dimaksud disini adalah matematika menjadi isi dari
interaksi. Bahan itu untuk menjawab materi apa yang akan diberikan
kepada siswa. Tentu saja bahan yang ditetapkan ini harus mendukung
tujuan yang telah dirumuskan
18
3) Siswa
Telah disebutkan di atas, salah satu faktor interaksi itu adalah siswa
yang belajar. Jadi harus aktif mengalami bagaimana siswa yang
belajar itu. Faktor siswa itu adalah untuk menjawab pertanyaan
kepada siapa sesuatu itu (dalam hal ini matematika) diajarkan. Tentu
saja dalam menentukan tujuan dan bahan tadi sudah dipikirkan faktor
siswa ini sehingga proses belajar ini menjadi efektif.
4) Faktor Pengajar
Faktor ini merupakan salah satu sumber belajar. Pengajar disini
melakukan kegiatan-kegiatan agar interaksi dapat berjalan efektif.
Pangkal perhatian haruslah kepada siswa, artinya dasar proses belajar
mengajar itu siswa harus aktif belajar
5) Metode
Metode disini berkaitan dengan cara mengajar untuk mencapai suatu
tujuan, faktor ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan bagaimana
materi pelajaran itu diajarkan sehingga terjadi proses belajar mengajar
yang efektif. Karena itu disini pengajar sangat penting untuk
menguasai bahan yang diajarkan dan metode penyampaiannya.
6) Situasi
Situasi ini berkenaan dengan keadaan terjadinya proses belajar
mengajar. Faktor ini sangat berkaitan dengan metode penyampaian.
Suatu metode mungkin tepat untuk situasi tertentu, namun tidak cocok
untuk situasi yang lain.
7) Penilaian
Penilaian dipergunakan untuk mengetahui bagaimana terjadinya
interaksi, dengan demikian kita dapat melihat berlangsungnya proses
belajar menajar.
Dalam penelitian ini peneliti menanamkan pemahaman konsep
nilai pecahan dengan menggunakan media benda konkrit berupa
kertas lipat pada pembelajaran matematika.
19
11. Penggunaan Benda Konkrit
Dalam strategi pembelajaran matematika secara khusus yang
memberikan daya tarik tersendiri bagi peserta didik dan memberikan
kemudahan bagi guru dalam memberiakn pelajaran matematika. Karena
matematika bersifat abstrak, dan untuk kelas III membutuhkan gambaran yang
nyata, maka perlu menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat.
Menurut Gatot Muhsetyo, (2008 : 4.20-4.23), cara-cara penggunaan
benda konkrit berupa kertas lipat sebagai berikut :
a. Kertas satu lembaran dilipat menjadi dua lipatan yang sama, yaitu lipatan
yang satu tepat menutup lipatan yang lain. Katakan kepada mereka 1 (satu)
lipatan dari 2 (dua) lipatan yang dama disebut setengah atau seperdua,
ditulis dengan lambing-lambang ½.
b. Kertas satu lembaran dilipat menjadi tiga lipatan yang sama, yaitu lipatan
yang satu tepat menutup lipatan yang lai. Katakan kepada mereka 1 (satu)
lipatan dari 3 (tiga) lipatan yang sama disebut sepertiga, di tulis dengan
lambing 1/3.
c. Kertas satu lembaran dilipat menjadi empat lipatan yang sama, yaitu
lipatan yang satu menutup lipatan yang lain. Katakan kepada mereka 1
(satu) lipatan dari 4 (empat) lipatan yang sama di sebut ¼
Katakan kepada mereka pengertian setengah, sepertiga dan seperempat.
1 lipatan dari 2 lipatan yang sama
disebut 1/2
1 lipatan dari 3 lipatan yang sama
disebut 1/3
20
d. Kertas satu lembaran dilipat menjadi empat lipatan yang sama, yaitu
lipatan yang satu dan yang lain tetap bisa saling menutup. Katakan kepada
mereka pengertian seperempat, dua perempat, tiga perempat,dan empat
perempat.
1 lipatan dari 4 lipatan yang sama
disebut 1/4
Gambar 2.1
1 lipatan dari 4 lipatan yang sam
disebut 1/4
2 lipatan dari 4 lipatan yang sam
disebut 2/4
3 lipatan dari 4 lipatan yang sam
disebut 3/4
4 lipatan dari 4 lipatan yang sama
disebut4/4
Gambar 2.2
21
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang menjadi acuan adalah sebagaimana yang telah
dilaksanakan oleh Budi Rahayu ( Guru SDN 03 Petarukan ) yang berjudul
Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Nilai Pecahan dengan Menggunakan
Kertas Lipat pada Siswa Kelas III SDN 03 Petarukan Tahun 2006/2007.
C. Kerangka Pikir
Pemahaman nilai pecahan sederhana sangat sulit dipahami siswa
dibandingkan dengan operasi bilangan. Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran nilai pecahan perlu dicari alternatif baru yang mampu merangsang
siswa untuk tertarik dan mereka merasakan bahan matematis yang diberikan
mempunyai kaitan nyata dan manfaat dengan situasi yang mereka alami setiap
hari. Pembelajaran yang sesuai dengan kriteria di atas adalah pembelajaran nilai
pecahan sederhana dengan media benda konkrit berupa kertas lipat.
Proses pembelajaran dapat mencapai hasil baik jika siswa terdorong
untuk melakukannya. Beberapa upaya agar siswa terdorong untuk belajar
diantaranya adalah penyajian materi yang menarik perhatian, penggunaan
metode yang tepat, penggunaan media dan tersedianya waktu
cukup.Pengetahuan yang paling besar diperoleh dari indra penglihatan yaitu
75% (British Audio Visual dalam Arief Sukardi Sadiman 1986 : 52 )
Pelajaran matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah
merupakan bagian dari ilmu matematika yang tidak lepas dari sifatnya yang
abstrak dan pola piker deduktif. Hal ini menimbulkan kesan bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit dipelajari. Maka dalam pemberian materi pelajaran
dari awal perlu penguasaan konsep yang matang sehingga bila melangkah
pelajaran yang lainnya anak-anak tidak bingung,terutama pada konsep nilai
pecahan.
Penguasaan konsep nilai pecahan tidak bisa optimal bila hanya
mengandalkan pembelajaran dikelas. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu
22
diberikan waktu yang rutin dan terus-menerus untuk mengerjakan soal-soal tes
formatif.
Berdasarkan hasil observasi dari nilai matematika semester 1 tahun
2009/2010 kelas III SDN 03 Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten
Pemalang, peneliti akan memberikan pemahaman konsep nilai pecahan dengan
menggunakan media benda konkrit, diharapkan dapat meningkatkan hasil
prestasi meningkat.
Kerangka Pikir tersebut diatas disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran menggunakan media benda konkrit diterapkan pada
pembelajaran matematika maka pemahaman konsep nilai pecahan akan
meningkat.
Kondisi
awal
Pembelajaran
Konvensional
Tindakan Penerapan
media benda
konkrit
Siklus I
Kondisi Akhir Pemahaman
konsep nilai
pecahan
meningkat
Guru Siswa
Pemahaman
konsep nilai
pecahan rendah
Siklus II
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Petarukan Kecamatan
Petarukan Kabupaten Pemalang, dengan alasan :
a. Peneliti mengajar di SD Negeri 03 Petarukan sehigga memudahkan
dalam penelitian baik dengan segi waktu dan biaya.
b. SD Negeri 03 Petarukan berkarakteristik sebagai SD imbas dari Pusat
Kegiatan Guru Gugus Sultan Agung yang diharapkan menjadi pusat bagi
sekolah – sekolah imbas lain.
c. SD Negeri 03 Petarukan yang berlokasi di Jalan Raya Petarukan Barat
No. 191 Petarukan Pemalag sehingga memudahkan memperoleh sarana
dan prasarana dan Dinas Pendidikan.
d. Peneliti merupakan tenaga guru, sehingga hasil penelitian nanti
diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan presentasi beajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran
matematika.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan 2 ( dua ) silkus, selama 6 bulan dari Bulan Januari
sampai Bulan Juni 2010 di SD Negeri 03 Petarukan jatuh pada Semester
Genap dengan tidak mengganggu jadwal pembelajaran yang ada.
B. Subjek penelitian
1. Subjek Penelitan
Subjek Peelitian adalah siswa siswi kelas III SD Negeri 03 Petarukan
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun 2009/2010. Di kelas III
secara umum penguasan konsep nilai pecahan masih sangat kurang. Padahal
23
24
ini merupakan dasar untuk berpihak pada konsep – konsep selanjutnya baik
Kelas IV sampai Kelas VI.
Di Kelas III SD Negeri 03 Petarukan terdiri dari 40 siswa, 23 siswa laki
– laki dan 17 siswa perempuan. Dengan latar belakang status ekonomi yang
beraneka ragam.
2. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih
ditekankan pada masalah ini adalah proses pembelajaran di kelas. Dengan
menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi yang seluasnya untuk meningkatkan
pembelajaran di kelas secara maksimal.
3. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu rangkaian langkah –
langkah ( a spiral of steps ). Setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, obsevasi dan refleksi. Langkah – langkah tersebut
menurut Kemmis & Mc. Taggart, (1992) menggunakan model spiral. Tolak
ukur keberhasilan setiap siklus adalah tercapainya indikator – indikator
diantaranya :
a. Adanya peningkatan jumlah soal yang mudah dipahami siswa.
b. Adanya peningkatan nilai, pada soal – soal yang dikerjakan siswa.
Kaitan logis antara ketercapaian indikator dengan penelitian adalah
semakin tinggi ketercapaian indikator berarti semakin tinggi pemahaman
konsep pada anak.
Siklus tindakan secara umum mempunyai model – model penelitian
yang memiliki yang sama alur pelaksanaan penelitian tindakan, digambarkan
seperti berikut :
25
dst.
Gambar diatas menunjukkan bahwa :
a. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, terlebih dahulu harus
merencanakan secara bersama jenis tindakan yang akan dilakukan.
b. Setelah rencana disusun secara matang barulah tindakan dilakukan.
c. Bersamaan dengan dilaksanakan tindakan penelitian, juga dilakukan
kegiatan untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan
akibat yang ditimbulkan.
d. Berdasarkan hasil penelitian kemudian dilakukan refleksi atas tindakan
yang dilakukan. Apabila hasil refleksi menunjukkkan perlunya dilakukan
perbaikan atas tindakan yang dilakukan maka rencana tindakan perlu
Refleksi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi Rencana
Tindakan
Refleksi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi Rencana
Tindakan
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK
26
disempurnakan lagi agar tindakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa
yang telah diperbuat sebelumnya.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulakan bahwa metode Penelitian Tindakan Kelas adalah metode yang
bertujuan untuk melakukan tindakan perbaikan, peningkatan dan juga
melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya sebagai
upaya pemecahan masalah yang dihadapi, terutama ditujukan pada kegiatan
pembelajaran atau proses belajar mengajar di kelas.
4. Sumber Data
Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan atau dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualititas. Pengumpulan data
diperoleh dari berbagai sumber data yang meliputi :
a. Nara sumber yang terdiri dari teman berkolaborasi dari siswa kelas III SD
Negeri 03 Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
b. Tempat dan Peristiwa :
1) Tempat : Ruang Kelas III SD Negeri 03 Petarukan.
2) Peristiwa : Proses belajar dan mengajar dengan menggunakan media
benda kongkrit.
c. Test hasil belajar, Rencana Pembelajaran dan hasil observasi.
d. Arsip dan Dokumen :
1) Arsip : KTSP Kelas III, Program Semester.
2) Dokumen : Daftar Nilai.
e. Perekam CD dari hasil proses pembelajaran dari Siklus I dan Siklus II.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas adalah :
a. Wawancara.
Wawancara ini untuk menggali kemampuan dasar siswa pada
pelajaran matematika. Wawancara yang digunakan bersifat terbuka.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
27
dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan sumber data ( H. Muhammad Ali, 1993 :
64 ).
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep pecahan dan dilakukan pada informan
yang sama.
Dengan wawancara tersebut akan memperoleh informasi yang rinci
dan mendalam. Wawncara ini akan dilakukan pada semua informan atau
nara sumber.
b. Observasi.
Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
menggunakan observasi berperan atau partisipatif agar hasilnya seobjektif
mungkin. Observasi partisipatif yaitu pengamatan yang dilakukan dengan
cara ikut ambil bagian atau melihatkan diri dalam situasi objek yang
diteliti ( Sutopo, 1996 : 66 ).
Observasi ini dilakukan pada siswa Kelas III SD Negeri 03
Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang untuk mengetahui
perhatian dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat.
c. Pencatatan Arsip dan Dokumentasi.
1) Arsip kurikulum sebagai pedoman pembelajaran, yaitu :
Kurikulum KTSP tentang ruang lingkup materi, tujuan pokok bahasan
dan materi pokok Kelas III, serta Silabus tentang alokasi waktu dan
kompetensi dasar yang diajarkan.
2) Dokumentasi nilai siswa, yaitu :
Beberapa nilai formatif sebelum dilaksanakan PTK, Nilai Pre Tes, dan
Nilai Pos Tes serta Nilai Formatif setelah pelaksanaan pada tiap – tiap
siklus.
6. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan trianggulasi yaitu :
28
a. Trianggulasi data ( sumber ) yaitu mengumpulakan data sejenis dari
sumber yang berbeda ( Sutopo, 1996 : 79 ).
b. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data yang beda mengarah pada
sumber data yang sama
7. Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif
interaktif. Analisis deskriptif mengacu pada Suwarto dan ST. Y. Slamet,
Analisis interaktif mengacu pada Milles dan Hubermen. Pada analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau mendeskriptifkan suatu
variable tanpa menghubungkan dengan variable lain. Urutan untuk analisis
penelitian meliputi : data, deskriptif masing – masing variabel, hipotesis (
Suwarto dan ST. Y. Slamet, 2007 : 10 ).
Adapun rincian sebagai berikut :
a. Data.
Data – data penelitian dikumpulkan untuk mengetahui nilai – nilai rata,
nilai tertinggi, nilai terendah, dan menentukan rentang nilai atau membuat
distribusi frekuensi untuk memudahkan klasifikasi pengelompokan,
membuat tabel dan diagram.
b. Deskripsikan masing – masing variabel.
Dari judul yang dipilih diuraikan masing – masing variabel mengacu pada
teori – teori yang ada pada buku referensi. Setelah beberapa teori atau
variabel dipaparkan dapat memberikan jawaban peneliti untuk melakukan
langkah selanjutnya.
c. Hipotesis.
Dari data yang ada dikaitkan dengan teori – teori, baru kita dapat membuat
dugaan sementara atau hipotensi ( Suwatmo & ST. Y. Slamet, 2007 : 10 ).
Dari uraian diatas, data deskripsi variabel dan hipotensi merupakan satu
rangkaian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendeskripsikan
penelitian secara seederhana.
29
Untuk analisis interaktif mengacu pada Miller dan Huberman.
Kegiatan pokok ini meliputi : reduksi data, penyajian data, kesimpulan –
kesimpulan penarikan / verifikasi ( Mille dan Huberman, 2000 : 20 ).
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Reduksi Data.
Data – data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya
direduksi. Reduksi data adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan – catatan tertulis dilapangan.
“ Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi “ ( Milller
dan Huberman, 2000 : 16 ).
b. Penyajian Data.
Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan
penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambil
tindakan.
“ Dalam pelaksanaan penelitian penyajian data yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
Untuk menampilkan data – data tersebut agar lebih menarik maka
diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat
dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik,
diagram, chart network, matrik dan sebagainya “ ( Miller dan Huberman,
2000 : 17 ).
c. Kesimpulan – kesimpulan : Penarikan / Verifikasi.
Data – data dari hasil penelitian setelah direduksi, disajikan
langkah – langkah terakhir adalah kesimpulan – kesimpulan :
penarikannya / verivikasi. Hasil dari data – data yang telah didapatkan dari
laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta dijui
30
kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan
dari konfigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan – kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data adalah
pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian.
Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan dilapangan atau
kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna – makna yang muncul dari data
yang harus diuji kebenarannya, kekokohannnya dan kecocokannya yaitu
yang merupakan validitasnya ( Miller dan Huberman, 2000 : 19 ).
Berdasarkan uraian diatas maka reduksi data, dan penarikan
kesimpulan / verifikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar, untuk membangun wawasan umum disebut “analisis”. Kegiatan
pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif.
Oleh karena itu penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperkirakan
adanya objektivitas, subjektivitas dan kesepakatan intersubjektif dari
peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca
secara mendalam.
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Di SDN 03 Petarukan khususnya kelas III prestasi belajar matematika
rendah, maka peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
pembelajaran pecahan sederhana pemahaman konsep nilai pecahan agar
tercapai hasil belajar sesuai tujuan.
2. Rencana Tindakan
Pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dalam pokok bahasan
mengenal pecahan sederhana, dalam penelitian ini menggunakan metode
demonstrasi dan pemberian tugas. Dalam melaksanakan tindakan yang
direncanakan sebanyak 2 (dua) siklus, masing-masing siklus dilakukan dalam
satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
31
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan selama dua siklus, maka dalam
deskripsi peneliti akan mendeskripsikan kegiatan perbaikan sebagai berikut
Siklus I
3. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hipotesis tindakan dan data tes formatif sebelum
tindakan, maka peneliti merencanakan tindakan sebagi berikut :
a) Dokumen konvensional, meliputi daftar niali, lembar wawancara, dan
observasi guru terhadap pembelajaran matematika
b) Identifikasi masalah, masalah yang dihadapi dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar matematika masih rendah.
c) Membuat skenario pembelajaran.
d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi
pembelajaran.
e) Menyiapkan lembar penilaian
2. Tahap Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran yang sesuai dengan skenario pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari yang berkesan.
b) Guru mengadakan tanya jawab dan dilanjutkan pre- test
c) Guru mendemonstrasikan kertas lipat guna menentukan nilai pecahan.
d) Beberapa siswa diminta memperagakan kertas lipat guna menentukan
nilai pecahan.
e) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi pembelajaran.
Guru mengevaluasi dan menganalisis hasil pengembangan media
kertas lipat sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, dilakukan oleh observer terhadap pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti (guru) dan mitra penelitian
selama proses penelitian. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam
32
pedoman yang telah disiapkan oleh peneliti. Selain itu untuk memperoleh
data yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa
mengenai poin-poin tertentu yang dirasakan perlu dipertanyakan pada
siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui aktifitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran pada tiap siklus. Kegiatan observasi
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyiapkan lembar obserbasi
Menyerahkan lembar observasi kepada teman berkolaborasi.
4. Refleksi
Sumber data yang dikumpulkan oleh observer dianalisis bersama-
sama antara peneliti dan teman berkolaborasi. Data yang diperoleh
selanjutnya disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan hasil
pembelajaran guru, langkah berikutnya adalah refleksi terhadap hasil
yang telah dikerjakan.
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam proses refleksi
adalah :
a) Apakah terjadi peningkatan pemahaman konsep nilai pecahan setelah
diadakan pembelajaran pada siklus I ?
b) Apakah proses pembelajaran yang menggunkan media kertas lipat
dapat efektif ?
c).Berapa banyakkah jumlah siswa yang mengalami peningkatan,
sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai indikator penelitian
d) Apakah motifasi belajar siswa meningkat setelah diadakan penelitian ?
e) Sudahkah guru mengadakan pendekatan sebagimana yang digariskan
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Apabila dari siklus I belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar
yang signifikan dan memuaskan maka perlu dilakukan tes pada siklus II.
33
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I baik yang
berkaitan dengan guru, siswa maupun perangkat, maka diadakan
perencanaan ulang yang meliputi :
a. Identifikasi Masalah
Masalah pokok yang dihadapi dan dikaji dari hasil refeksi siklus I.
b. Rencana Tindakan
Tindakan yang direncanakan adalah pembelajaran menggunakan
media benda konkrit berupa kertas lipat.
2. Tahap Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan pembelajaran yang
sesuai skenario pembelajran adalah sebgai berikut :
a. Guru memberikan apersepsi, tanya jawab dan pre-tes untuk menggali
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkesan.
b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pemahaman pecahan
dengan mendemonstrasikan kertas lipat untuk menentukan bilangan
pecahan (nilai pecahan ).
c. Guru menjelaskan cara membilang menuliskan nilai pecahan.
d. Siswa bersama guru mengadakan tanya jawab tentang materi
pelajaran.
e. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi pelajaran.
f. Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran
g. Guru mengevaluasi dan menganalisis hasil prestasi belajar.
3. Observasi
Observer melakukan semua langkah observasi sebagaimana siklus I
34
4. Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II sebagimana
langkah yang telah dilakukan pada siklus I, selanjutnya peneliti
melakukan refleksi.
Adapun dengan menggunakan media benda konkrit berupa kertas
lipat diharapkan pemahaman konsep nilai pecahan siswa meningkat,
dengan ditunjukkan pada nilai evaluasi meningkat.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Hasil wawancara tentang keadaan siswa kelas III SD Negeri 03
Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang sebgai berikut : dari 40
siswa yang menyukai pelajaran matematika 15 siswa (37,5 %) dan yang tidak
menyukai pelajaran matematika 25 siswa (62,5 %). Siswa-siswa kelas III
SDN 03 Petarukan banyak yang tidak menyukai pelajaran matematika karena
mereka beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang
sukar dipelajari.
Tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri 03 Petarukan dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah, dan memiliki 10 dewan guru yang terdiri dari 6 guru
kelas, 2 guru mapel, 2 guru wiyata bhakti, dan 1 penjaga sekolah. Jadi jumlah
personil seluruhnya 12 orang.
SD Negeri 03 Petarukan berdiri di atas tanah desa, terdiri 1 ruang
kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS dan perpustakaan, 1 ruang WC serta
halaman yang sangat sempit. Dengan lokasi di jalur pantura tepatnya di Jalan
Raya Petarukan Barat No.191 Petarukan Pemalang 52362.
Ruang kelas III SD Negeri 03 Petarukan memiliki ukuran 6 m x 6 m
dengan kondisi ruangan yang sedemikian untuk 40 siswa kurang nyaman.
Fasilitas ruangan kelas ada papan tulis, almari dan seperangkat media
pembelajaran.
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian
a. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 30
Maret 2010 sampai 1 April 2010. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri siklus-siklus,
35
36
tiap siklus terdiri 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Perencanaan
Guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas mempersiapkan
Program Tahunan, Program Semester, Perencanaan Pembelajaran
dengan media benda konkrit berupa kertas lipat, lembar observasi dan
lembar tugas.
Berdasarkan hasil observasi / wawancara terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar sbelum tindakan, dapat diperoleh
informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukan bahwa dari
siswa kelas III sebanyak 40 siswa yang belum menguasai konsep
pecahan sederhana sebanyak 14 anak (35 %), sedangkan siswa yang
menguasai konsep pecahan sebanyak 26 anak (65 %).
Dari empat belas anak tersebut mendapat nilai kurang karena
belum dapat menguasai konsep nilai pecahan pada pembelajaran
matematika. Bertolak dari kenyataan di atas peneliti mengadakan
konsultasi dengan Kepala Sekolah untuk mencari solusi pemecahan
dari permasalahan di atas, yaitu melaksanakan pembelajaran
matematika tentang pemahaman konsep nilai pecahan dengan
menggunakan media benda komkrit untuk meningkatkan konsep nilai
pecahan pada siswa-siswanya.
Dengan berpedoman pada Standar Kompetensi mata pelajaran
matematika, peneliti melakukan langkah-langkah pembeljaran
matematika dilakukan dengan menggunkan media benda konkrit
berupa kertas lipat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses pembejaran adalah sebagai berikut :
Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dngan nilai
pecahan sederhana. Alas an memilih pokok bahasan atau indikator
tersebut adalah :
34
37
(a) Pokok bahasan / indikator tentang nilai pecahan sederhana harus
betul-betul dikuasai siswa, hal tersebut untuk mempermudah
penguasaan materi matematika yang lebih mendalam.
(b) Pokok bahasan / indikator tentang nilai pecahan sederhana
tersebut nantinya dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
(c) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah
dibuat.
(d) Rencana Pembelajaran siklus I
(e) Menyiapkan media benda konkrit berupa kertas lipat yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
(f) Siswa pada saat pembelajaran membawa kertas lipat bila ada,
yang tidak membawa disiapakan peneliti.
2) Pelaksanaan Tindakan
Dalam pembelajaran ini guru menerapkan pembejaran dengan
menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada rencana pembelajaran
siklus I materi yang diajarkan tentang mengenal pecahan sederhana.
Pembelajaran diawali dengan berdoa, kemudian dilakukan presensi
pada siswa. Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan pretes, setelah
selesai guru menunjukan media kertas lipat dan menjelaskan penggunaan
kertas lipat dan cara-cara penggunaannya, sebagai berikut:
a. Kertas dilipat menjadi dua lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu
tepat menutup lipatan yang lain. Ketakan kepada siswa 1 (satu) lipatan
dari 2 (dua) lipatan yang sama disebut setengah atau satu perdua,
ditulis dengan lambang pecahan ½.
b. Kertas dilipat menjadi tiga lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu
tepat menutupi lipatan yang lain. Katakana kepada siswa 1 (satu)
lipatan dari 3 (tiga) lipatan yang sama disebut sepertiga, ditulis
dengan lambang pecahan ⅓.
38
c. Kertas dilipat menjadi empat lipatan yang sama, yaitu lipatan yang
satu tepat menutupi lipatan yang lain. Katakana kepada siswa 1 (satu)
lipatan dari 4 (empat) lipatan yang sama disebut seperempat, ditulis
dengan lambang pecahan ¼.
Katakan kepada siswa pengertian setengah, sepertiga, dan seperempat
1 lipatan dari 2 lipatan yang sama
disebut ½
1 lipatan dari 3 lipatan yang sama
disebut ⅓
1 lipatan dari 4 lipatan yang sama
disebut ¼
Setelah siswa memahami konsep nilai pecahan, kegiatan siswa
disuruh mendemonstrasikan kertas lipat di depan kelas secara bergiliran
sampai siswa memahami betul. Kemudian kegiatan selanjutnya guru
membagi lembr soal postes. Tiap-tiap siswa mengerjakan lembar postes.
Setelah selesai mengerjakan, dikumpulkan dan guru membahasnya. Bila
terasa sudah cukup, pembejaran diakhiri dan siswa diistirahatkan.
Pada hari berikutnya tanggal 31 Maret 2010 sampai tanggal 1 April
2010, setiap siswa mau pulang sekolah diberi tes formatif sebanyak 10
(sepuluh) soal selama 2 (dua) pertemuan.
3) Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti berkolaborasi dengan
rekan guru yang lain untuk mengamati jalannya pembelajaran pada siklus
39
I dengan panduan lembar observasi (lampiran 5). Adapun teman
kolaborasi terdiri dari 2 orang yaitu Ibu Hj. Zubaidah, S.Pd guru kelas II
dan Ibu Rini Kartini, S.Pd. Kepala Sekolah SDN 03 Petraukan Kecamatan
petarukan Kabupaten Pemalang. Hasil dari observasi terlampir.
4) Refleksi
Data yang diperleh melalui observasi dikumpulkan dianalisis
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selam proses pembelajaran
pada siklus I sudah mengalami perubahan, walaupun masih ada beberapa
anak yang tidak mengalami perubahan sama sekali.
Pembelajaran berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai
rata-rata kelas lebih dari KKM. Siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM pada pretes mencapai 72,50 % atau 29 siswa yang berada pada nilai
KKM ke atas. Hasil pembelajaran pada postes yang memperoleh nilai
diatas KKM mencapai persentase 82,50 atau sekitar 33 siswa. SEdangkan
hasil pembelajaran pada tes formatif yang memperoleh nilai di atas KKM
mencapai persentase 82,50 atau sekitar 33 siswa.
Pembelajaran pada siklus I setelah diadakan pre tes, pos tes dan tes
formatif sudah mengalami kemajuan, namun masih ada siswa yang
nilainya di bawah KKM. Oleh karena itu pada hari berikutnya sebelum
siswa pulang sekolah diberi tes formatif sebanyak 10 (sepuluh) soal
selama 2 kali pertemuan.
Adapun nilai belajar siswa dari pre tes, pos tes dan tes formatif dapat
dilihat pada tabel berikut :
40
Tabel 4.1 Daftar Nilai Belajar Siswa Siklus I
No Nama
NILAI
Pre tes Pos tes Tes formatif
30/3/2010 31/3/
2010
1/4/
2010 Jml
Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ayu Noviani 40 50 40 60 100 50
2 Dwi Lutfiyana 60 60 60 60 120 60
3 Irgi Setyo P. 60 60 50 70 120 60
4 Ivan Alforgon 70 80 60 60 120 60
5 Nadia Trisna M. 80 100 100 80 180 90
6 Rizal Iqbal R. 50 60 70 70 140 70
7 Rizal Khazami 20 40 50 50 100 50
8 Afif Abdul Ghoni 90 100 100 100 200 100
9 Aria Aufal M. 30 40 40 40 80 40
10 Arlan Willyanto 70 80 90 90 180 90
11 Bagas Gilang P. 70 80 70 70 140 70
12 Bambang P. 50 60 40 40 80 40
13 Dwi Nur Apriyana 100 100 100 80 180 90
14 Dhanil Ari Z. 80 70 70 70 140 70
15 Dwi Imaniar B. 60 60 70 50 120 60
16 Della Oktavia A. 100 100 100 100 200 100
17 Dian Nisa H. 40 60 50 70 120 60
18 Dinda Arifah H. 70 80 90 90 180 90
19 Dina Husniyati 10 40 60 40 100 50
20 Fadia Nasyila 50 60 70 50 120 60
21 Fakhri Sidqi 70 80 90 90 180 90
22 Fajar Arif S. 30 50 40 60 100 50
23 Galih Oki DS. 50 50 40 60 100 50
24 Mandhon R. 80 90 80 80 160 80
41
25 Maya Ninda 60 70 70 70 140 70
26 M. Ayatullah 60 70 70 70 140 70
27 Madhunisa Tia 70 90 90 90 180 90
28 Prayoga H. 70 80 100 100 200 100
29 Panca Priyanto 50 50 60 60 120 60
30 Ratih Sukma 70 70 70 90 160 80
31 Richi Agung S. 70 80 80 80 160 80
32 R. Arjun Akbar 60 60 60 80 140 70
33 Susi Susanti 6 60 60 80 140 70
34 Salsabila Rania 60 60 70 70 140 70
35 Sutrimo 70 70 60 100 160 80
36 Sukma Irma 60 60 60 80 140 70
37 Tegar Pratama 60 60 70 70 140 70
38 Tegar Norman 80 90 90 70 160 80
39 Wisnu Budi P. 70 70 80 60 140 70
40 Tri Yuniati 70 70 80 60 140 70
Jumlah 2470 2760 2800 2860 2830
Rata-rata nilai 61,75 69,00 70,00 71,50 70,75
KKM 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00
Tuntas % 29 : 72,50 33 : 82,50 32 : 80,00 34 :85, 00 33: 82,50
Belum Tuntas % 11 : 27,50 7 : 17,50 8 : 20,00 6 : 15,00 7 : 17,50
Petarukan, 3 April 2010
Peneliti
BUNYAMIN
NIM X9707005
42
Tabel nilai Frekuensi Pre tes Siklus I
NO Interval f1 x1
1
2
3
4
0 – 25
26 – 50
51 – 75
75 – 100
2
9
22
7
12,5
38
63
87,5
Tabel nilai Frekuensi Pos tes Siklus I
NO Interval f1 x1
1
2
3
4
0 – 25
26 – 50
51 – 75
75 – 100
-
7
19
14
12,5
38
63
87,5
Tabel nilai Frekuensi Formatif Siklus I
NO Interval f1 x1
1
2
3
4
0 – 25
26 – 50
51 – 75
75 – 100
-
7
19
14
12,5
38
63
87,5
Berdasarkan hasil prestasi pada siklus I yang dicapai siswa mengalami
kemajuan baik, walaupun perubahan sedikit demi sedikit, sedangkan untuk
anak yang tidak mengalami perubahan perlu dibimbing secara khusus agar
dapat mengikuti pembelajaran berikutnya. Karena sudah ada perubahan maka
pembelajaran dilanjutkan pada siklus II untuk materi membilang dan
menuliskan pecahan.
43
b. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2010 sampai
tanggal 28 April 2010 selama 3 hari. Adapun tahapan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
Adapun langkah – langkah penyusunan rencana pembelajaran
adalah :
(a) Memilih / menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan
indikator yang hendak dicapai.
(b) Menyiapkan media kertas lipat.
(c) Menyusun Rencana Pembelajaran Siklus II
2) Pelaksanaan Tindakan
Dalam pembelajaran ini guru menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada rencana
pembelajaran Siklus II materi yang diajarkan tentang “ Membaca
dan menulis lambing pecahan “.
Pembelajaran diawali denga berdoa, kemudian dilakukan
persensi siswa. Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan pre tes,
setelah selesai dilanjutkan demontrasi kertas lipat yang berkaitan
dengan materi pembelajaran dan menjelaskan peggunaan kertas lipat
sebegai berikut :
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 2 lipatan yang sama
besar. Berarti setiap lipatan sama dengan seperdua bagian. Jika
setiap satu bagian lipatan dilipat lagi menjadi 2 lipatan yang sama
besar, maka ada 4 lipatan kertas dan setipa lipatan sama dengan
seperempat bagian.
Satu
Per
Dua
½ ½
1 2
44
Satu
Per
Empat
¼ ¼ ¼ ¼
Selanjutnya, satu per dua ditulis ½ ,
satu per dua sering dibaca seperdua atau setengah,
satu per empat ditulis ¼ ,
satu per empat sering dibaca seperempat,
sepertiga ditulis 1/3 dan seperenam ditulis 1/6.
Daerah yang diarsir = ( 1 : 2 ) = ½ bagian.
Daerah yang diarsir ditunjukkan dengan
Lambing bilangan ½
disebut pembilang
disebut penyebut
Luas daerah diarsir untuk gambar
disamping, yaitu = ( 1 : 4 ) = ¼ bagian
¼ dibaca seperempat
Luas daerah yan diarsir dapat ditunjukkan
dengan lambang bilangan ¼ ,
Pembilangnya 1 dan Penyebutnya 4.
Setelah selesai pembahasan materi pembelajaran siswa disuruh
mendemonstrasikan kertas lipat secara serentak. Kemudian kegiatan
selanjutnya guru membagi lembar soal pos tes. Setiap siswa mengerjakan
soal pos tes. Setelah selesai mengerjakan, dikumpulkan dan guru
membahasnya. Bila terasa sudah cukup, pembelajaran diakhiri dan siswa
istirahat.
1 4
1 2
45
Pada hari berikutnya tanggal 27 April 2010 sampai tanggal 28 April
2010, setiap siswa mau pulang sekolah diberi tes formatif sebanyak 10
(sepuluh) soal selama 2 pertemuan.
3) Observasi
Selama pelaksanaan pemelajaran peneliti / guru berkolaborasi dengan
guru lain untuk mengamati pembelajaran Siklus II dengan panduan
lembar observasi
Adapun teman kolaborasi terdiri dari dua orang yaitu Hj. Zubaidah, S.Pd
Guru kelas II dan Ibu Rini Kartini,S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 03
Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
4) Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dianalisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran
pada Silkus II mengalami perubahan yang signifikan.
Pembelajaran berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai
rata – rata kelas lebih dari KKM. Siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM pada pre tes mencapai presentase 95 % atau 38 siswa yang berada
pada nilai KKM ke atas.
Hasil pembelajaran pada pos tes yang memperoleh nilai diatas KKM
mencapai presentase 97,5 % atau 39 siswa, sedangkan hasil pembelajaran
pada tes formatif yang memperoleh nilai diatas KKM mencapai
presentase 97,5 % atau 39 siswa.
Pembelajaran pada silkus II setelah diadakan pre tes, pos tes, dan tes
formatif sudah mengalami kemajuan yang signifikan, namun masih ada 1
siswa yang nilainya dibawah KKM. Oleh karena itu, dari 1 siswa yang
nilainya dibawah KKM perlu mendapatkan bimbingan khusus dari guru
kelas.
Adapun nilai belajar siswa dari Pre Tes, Pos Tes dan Tes Formatif
dapat dilihat pada tabel berikut :
46
Tabel 4.2 Daftar Nilai Belajar Siswa Siklus II
No Nama
NILAI
Pre tes Pos tes Tes formatif
26-04-2010 27-04 28-04 Jml Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ayu Noviani 50 60 50 70 120 60
2 Dwi Lutfiyana 60 60 70 70 140 70
3 Irgi Setyo P. 70 70 60 80 140 70
4 Ivan Alforgon 70 90 90 90 180 90
5 Nadia Trisna M. 90 80 70 90 160 80
6 Rizal Iqbal R. 80 80 80 80 160 80
7 Rizal Khazami 60 60 60 60 120 60
8 Afif Abdul Ghoni 100 100 100 100 200 100
9 Aria Aufal M. 50 50 50 50 100 50
10 Arlan Willyanto 70 60 70 70 140 70
11 Bagas Gilang P. 70 70 90 90 180 90
12 Bambang P. 60 60 50 70 140 70
13 Dwi Nur Apriyana 100 100 100 100 200 100
14 Dhanil Ari Z. 100 100 100 100 200 100
15 Dwi Imaniar B. 80 80 90 70 160 80
16 Della Oktavia A. 100 100 90 90 180 90
17 Dian Nisa H. 80 80 70 90 160 80
18 Dinda Arifah H. 90 100 90 90 180 90
19 Dina Husniyati 80 80 80 80 160 80
20 Fadia Nasyila 80 80 90 70 160 80
21 Fakhri Sidqi 90 100 100 100 200 100
22 Fajar Arif S. 80 80 80 80 160 80
23 Galih Oki DS. 80 80 90 90 180 90
47
24 Mandhon R. 100 100 100 100 200 100
25 Maya Ninda 90 80 90 90 180 90
26 M. Ayatullah 80 90 90 70 160 80
27 Madhunisa Tia 90 90 90 90 180 90
28 Prayoga H. 90 90 100 80 180 90
29 Panca Priyanto 80 90 100 100 200 100
30 Ratih Sukma 90 90 70 90 160 80
31 Richi Agung S. 90 90 90 90 180 90
32 R. Arjun Akbar 60 60 60 60 120 60
33 Susi Susanti 60 70 90 90 180 90
34 Salsabila Rania 80 90 80 80 160 80
35 Sutrimo 90 90 100 100 200 100
36 Sukma Irma 70 90 90 90 180 90
37 Tegar Pratama 70 70 90 70 160 80
38 Tegar Norman 100 100 100 100 200 100
39 Wisnu Budi P. 70 90 70 70 140 70
40 Tri Yuniati 90 90 80 80 160 80
Jumlah 3190 3290 3310 3330 6640 3320
Rata-rata nilai 79,75 82,25 82,75 83,25 83
KKM 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00
Tuntas (%) 38 : (95) 39 : (97,5) 37 : (92,5) 39 : (97,5) 39: (97,5)
Belum Tuntas (%) 2 : (5) 1 : (2,5) 3 : (7,5) 1 : (2,5) 1 : (2,5)
Petarukan, 29 April 2010
Peneliti
BUNYAMIN
NIM X9707005
48
Tabel nilai Frekuensi Pre tes Siklus II
NO Interval f1 x1
1
2
3
4
0 – 25
26 – 50
51 – 75
75 – 100
-
1
13
26
12,5
38
63
87,5
Tabel nilai Frekuensi Pos tes Siklus II
NO Interval f1 x1
1
2
3
4
0 – 25
26 – 50
51 – 75
75 – 100
-
1
10
29
12,5
38
63
87,5
Tabel nilai Frekuensi Formatif Siklus II
NO Interval f1 x1
1
2
3
4
0 – 25
26 – 50
51 – 75
75 – 100
-
1
8
31
12,5
38
63
87,5
Berdasarkan hasil prestasi pada siklus II yang dicapai siswa
mengalami kemajuan signifikan, sedangkan untuk siswa yang tidak
mengalami perubahan perlu mendapatkan bimbingan secara khusus oleh
guru kelas untuk dibimbing.
49
B. Pembahasan
1. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam mengelola data yang dilaksanakan siklus I tentang materi
pemahaman konsep nilai pecahan, dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Daftar nilai hasil belajar siswa kelas III siklus I :
1) Dari daftar nilai pre tes dapat diketahui bahwa :
Siswa yang mendapat nilai 10 ada 1 siswa, nilai 20 ada 1 siswa, nilai
30 ada 2 siswa, nilai 40 ada 2 siswa, nilai 50 ada 5 siswa, nilai 60 ada
10 siswa, nilai 70 ada 12 siswa, nilai 80 ada 4 siswa, nilai 90 ada 1
siswa, dan nilai 100 ada 2 siswa.
Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 10,
dengan demikian nilai rata-rata adalah 61,75. Siswa yang mendapat
nilai diatas KKM sebanyak 29 siswa ( 72,5 % ) dan siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 11 siswa ( 27,5 % ).
Siswa yang dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( nilainya diatas
KKM ) sebanyak 29 siswa dari 40 siswa, sedangkan anak yang belum
tuntas sebanyak 11 siswa dari 40 siswa.
2) Dari daftar nilai pos tes pada siklus I diketahui bahwa :
Siswa yang mendapat nilai 40 ada 3 siswa, nilai 50 ada 4 siswa, nilai
60 ada 12 siswa, nilai 70 ada 7 siswa, nilai 80 ada 7 siswa, nilai 90
ada 3 siswa, dan nilai 100 ada 4 siswa.
Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 40,
dengan demikian nilai rata-rata adalah 69.
Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 33 siswa ( 82,5 % )
dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 7 siswa
(17,5%). Siswa yang dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (nilainya
diatas KKM ) sebanyak 33 siswa dari 40 siswa, sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 7 siswa dari 40 siswa.
50
3) Dari daftar nilai formatif pada siklus I diketahui bahwa :
Siswa yang mendapat nilai 40 ada 2 siswa, nilai 50 ada 5 siswa, nilai
60 ada 7 siswa, nilai 70 ada 12 siswa, nilai 80 ada 5 siswa, nilai 90
ada 6 siswa, dan nilai 100 ada 3 siswa.
Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 40, dengan
demikian nilai rata-rata adalah 70,75.
Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 33 siswa ( 82,5 % )
dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 7 siswa
(17,5%). Siswa yang dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (
nilainya diatas KKM ) sebanyak 33 siswa dari 40 siswa, sedangkan
siswa yang belum tuntas 7 siswa dari 40 siswa.
Dari data diatas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut :
0
2
4
6
8
10
12
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Pre Tes
Pos Tes
Formatif
Gambar 4.1 Grafik Nilai Matematika Siklus I
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PreTes 1 1 2 2 5 10 12 4 1 2
PosTes 0 0 0 3 4 12 7 7 3 4
Formatif 0 0 0 2 5 7 12 5 6 3
51
b. Daftar nilai hasil belajar siswa kelas III siklus II :
1) Dari daftar nilai pre tes pada siklus II dapat diketahui bahwa :
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 2 siswa, nilai 60 ada 5 siswa, nilai 70
ada 7 siswa, nilai 80 ada 10 siswa, nilai 90 ada 10 siswa dan nilai 100 ada
6 siswa.
Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50, dengan
demikian nilai rata-rata adalah 79,75. Siswa yang mendapat nilai diatas
KKM sebanyak 38 siswa ( 95 % ) dan siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM sebanyak 2 siswa ( 5 % ).
Siswa yang dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( nilainya diatas
KKM ) sebanyak 38 siswa dari 40 siswa, sedangkan anak yang belum
tuntas sebanyak 2 siswa dari 40 siswa.
2) Dari daftar nilai pos tes pada siklus II diketahui bahwa :
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 1 siswa, nilai 60 ada 6 siswa, nilai 70
ada 4 siswa, nilai 80 ada 9 siswa, nilai 90 ada 12 siswa, dan nilai 100 ada
8 siswa.
Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50, dengan
demikian nilai rata-rata adalah 82,25.
Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 39 siswa ( 97,5 % ) dan
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 1 siswa (2,5%).
Siswa yang dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( nilainya diatas
KKM ) sebanyak 39 siswa dari 40 siswa, sedangkan siswa yang belum
tuntas sebanyak 1 siswa dari 40 siswa.
3) Dari daftar nilai formatif pada siklus II diketahui bahwa :
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 1 siswa, nilai 60 ada 4 siswa, nilai 70
ada 4 siswa, nilai 80 ada 12 siswa, nilai 90 ada 11 siswa, dan nilai 100 ada
8 siswa.
Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 50, dengan
demikian nilai rata-rata adalah 83.
Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 39 siswa ( 97,5 % ) dan
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 1 siswa (2,5%).
Siswa yang dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( nilainya diatas
52
KKM ) sebanyak 39 siswa dari 40 siswa, sedangkan siswa yang belum
tuntas 1 siswa dari 40 siswa.
Dari data diatas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut :
0
2
4
6
8
10
12
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Pre Tes
Pos Tes
Formatif
Gambar 4.2 Grafik Nilai Matematika Sikus II
Untuk lebih terperinci perkembangan persepsi belajar siswa kelas III
SDN 03 Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PreTes 0 0 0 0 2 5 7 10 10 6
PosTes 0 0 0 0 1 6 4 9 12 8
Formatif 0 0 0 0 1 4 4 12 11 8
53
Tabel Rekapitulasi Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklu I dan Siklus II
No Tindakan
Kelas Materi
Nilai Rata-Rata Tes Hasil Belajar Ket.
Pre Tes Pos Tes Formatif
1.
2.
I
II
Mengenal Arti
Pecahan
Membaca dan
Menulis
Lambang
Pecahan
61,5
79,75
69
82,25
70,75
83
Berhasil
Berhasil
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II
Pre Tes
Pos Tes
Formatif
Gambar 4.3 Grafik Rekapitulasi Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Bila kita nelihat perkembangan nilai prestasi belajar siswa pada grafik dari
siklus I dan siklus II mengalami perubahan, walaupun perubahan tidak banyak.
Kenaikan presentase hanya sedikit, dikarenakan satu siswa tidak mengalami
perubahan ( nilainya dibawah KKM ).
54
Tabel Prosentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM siklus I dan siklus II
No Tindakan
Kelas
Jml. Siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM Prosentase
Ket.
Pre Tes Pos Tes Formatif Pre Tes Pos Tes Formatif
1.
2.
I
II
29
38
33
39
33
39
72,50%
95%
82,50%
97,5%
82,50%
97,5%
Meningkat
Meningkat
Dari tabel prosentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dari
siklus I dan Siklus II sudah memperlihatkan adanya peningkatan.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media benda konkrit berupa kertas lipat
dapat untuk meningkatkan pemahaman konsep nilai pecahan pada siswa kelas
III SDN 03 Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tahun
pelajaran 2009 / 2010.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil prestasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa
dari perolehan nilai dan ketuntasan belajar yang diperoeh siswa setelah
mendapatkan pembelajaran dengan media benda konkrit berupa kertas lipat
sangat berpengaruh terhadap penguasaan pemahaman konsep nilai pecahan
siswa pada pelajaran Matematika, menunjukkan adanya peningkatan yang
cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan konsep nilai pecahan
siswa meningkat.
Salah satu usaha dalam meningkatkan pemahaman konsep nilai
pecahan adalah menggunakan media benda konkrit. Hal ini terjadi karena
menggunakan media benda konkrit dalam proses pembelajaran lebih
55
mengena sasaran, dan anak-anak lebih aktif, disamping itu pembelajaran lebih
optimal.
Dengan pembelajaran menggunakan media benda konkrit dapat
meningkatkan pemahaman konsep nilai pecahan dan dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dikelas III SDN 03 Petarukan
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang dengan 2 siklus dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penggunaan media benda konkrit berupa kertas lipat dapat meningkatkan
pemahaman konsep nilai pecahan pada siswa kelas III SDN 03 Petarukan
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
2. Hal ini terbukti dengan data sebagai berikut :
Nilai rata-rata pre tes siklus I adalah 61,75, nilai rata-rata pos tes siklus I
adalah 69,00 dan nilai rata-rata tes formatif siklus I adalah 70. Adapun nilai
yang diperoleh siswa pada nilai rata-rata pre tes siklus II adalah 79, 75, nilai
rata-rata pos tes siklus II adalah 82,25 dan nilai rata-rata tes formatif siklus II
adalah 83.
B. Saran
Berdasrkan hasil penelitian, peneliti memaparkan beberapa saran sebagai
bahan pertimbangan kepada semua pihak dan sebagai penutup laporan penelitian
tindakan kelas ini antara lain :
1. Bagi Guru
Pendidik supaya lebih professional dalam pembelajaran yang inovatif,
dalam mempersiapkan secara cermat perangkat pembelajaran dan fasilitas
belajar yang diperlukan karena sangat berpengaruh keefektifan dan efisiensi
pembelajaran yang pada akhirnya, berpengaruh pada proses dan hasil belajar
Matematika siswa kelas III.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang
optimal.
57
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan mengupayakan pengadaan berbagai media / alat
peraga pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak verbalisme.
4. Bagi Orang Tua
Peran siswa dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan
pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak adalah di rumah. Oleh
karenanya pengawasan siswa di rumah lebih banyak dari pada di sekolah.
Pendidikan akan berhasil apabila ada kerja sama antara orang tua dan guru.
Bimbingan orang tua di rumah sangat berarti dalam kemajuan belajar siswa,
tanpa bantuan orang tua, pendidikan anak tidak optimal.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman, dkk, 1986, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsisni, 1995, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Aristo Rahardi, 2003, Media Pembelajaran, Jakarta : Depdiknas.
Bahari Shamsudin, 2002, Kamus Matematika Bergambar, Jakarta : PT. Gramedia
Widia Sarana Industri.
Bank James A, 1985, Teaching Strategy for The Social Studies, New York :
Longman.
Bloom Benyamin S, 1975, Taxomany of Educational Objectives The Classification
of Educational Goals Hand Book I, New York : David Mc Kay Company.
Inc.
Depdikbud, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Depdiknas, 2003, Media Pembelajaran, Jakarta : Depdiknas.
Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2008.
Gatot Muhsetyo, dkk, 2008, Pembelajaran Matematika SD, Jakarta : UT.
HB. Sutopo, 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : UNS Press.
Incaac, Sthephen, WB, Michael 1980, Handbook in Research and Evaluation,
California : Edits Publister San Diego.
Kusno, dkk, 1994, Pendidikan Matematika 2, Jakarta : Depdikbud.
Miller dan Huberman, 2000, Analisis Kualitatif, Jakarta : UI Press.
Muhammad Ali, 1993, Strategi Penelitian, Bandung : Angkasa.
Mulyani Sumantri, dkk 2001, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV. Maulana
Muktar A. Karim, dkk 1997, Pendidikan Matematika I, Malang : Depdikbud.
Mulyono Abdurrahman, 1999, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta :
Rineka Cipta.
M. Saekhan Muchith, 2008, Pembelajaran Kontekstual, Semarang : RaCAIL Media
Group.
58
59
Mark K. Smtih, dkk, 2009, Teori Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta : Mirza
Media Pustaka.
Nana Sudjana, 1992, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Ngadino Yustinus, 2003, Media Pembelajaran, FKIP Surakarta : UNS.
Poesprodjo, 1987, Interprestasi Beberapa Catatan Pendekatan Filsafatinya,
Bandung : Remaja Karya.
Silvirsius Sake, 1991, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Jakarta : Grasindo.
Soedarinah dan Maryono, 1991, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar,
Surakarta : UNS Press.
Suwarto dan St. Y. Slamet, 2007, Dasar – Dasar Metodologi Pendidikan Kuantitatif,
Solo : UNS Press.
Tim Pengembang PGSD, 1998, Strategi Pembelajaran Belajar Mengajar II, Jakarta :
Depdikbud.
Winkel, WS, 1996, Psikologi Pengajaran, Jakarta : Gramedia.
Yudhi Munadi, 2008, Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Pustaka Press.
60
Lampiran 1
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
(Model Pakem)
Nama Sekolah : SDN 03 Petarukan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Smt. : III / 2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari / Tanggal : Senin, 29 Maret 2010
A. Standar Kompetensi
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengenal pecahan sederhana
C. Indikator
3.1.1 Dengan mengamati gambar pecahan siswa dapat menentukan bagian-
bagian pecahan.
3.1.2 Melalui penjelasan guru tentang lambang pecahan, siswa dapat membaca
dan menulis tentang lambang pecahan.
3.1.3 Melalui demonstrasi benda konkrit yang dilipat, siswa dapat menentukan
bagian dengan menuliskan bilangan sesuai dengan bagian lipatan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pecaahan sebagai bagian dari keseluruhan
2. Siswa dapat membaca dan menuliskan lambang pecahan
3. Siswa dapat menyajikan nilai pecahan dalam bentuk gambar / kertas lipat dan
sebaginya.
61
E. Dampak Pengiring.
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan secara bertahap siswa dapat
menentukan nilai pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Materi Pokok
A. Materi
Mengenal arti pecahan.
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 3 bagian lipatan,
Masing- masmg bagiannya 1/3 .
1/3 dibaca satu pertiga.
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 2 lipaan sama
besar, masing-masing bagian adalah ½ , maka ½ dibaca
satu perdua atau setengah bagian.
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 4 lipaan sama
besar, masing-masing bagian adalah ¼, maka ¼ dibaca
satu perempat
G. Strategi Pembelajaran
1. Strategi : Pakem
2. Pendekatan : Coopertive Learning
3. Metode : Ceramah bervariasi, tanya jawab, demonstrasi, penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran.
1/3 1/3 1/3
½ ½
¼ ¼ ¼ ¼
62
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Tahap Aspek Siswa Guru Siswa Waktu
1 2 3 4 5 6 7
I
II
Kegiatan Awal
1. Tanya jawab
dan Pre-test
2. Menyanyikan
lagu “ Ayo
Berhitung
3. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Pembahasan
bersama tentang
isi lagu
hubungannya
dengan materi
pelajaran
2. Guru
mendemonstrasi
A
K
E
M
A
A
A
Aktif
Melaksanakan
tanya jawab dengan
antusias
Kreatif
Melantunkan lagu
penuh semangat
Efektif
Segera
melaksanakan
tugas dengan baik
Menyenangkan
Bersama-sama
menyanyi
Aktif
Memperhatikan
dengan sengat
antusias
Aktif
Mengikuti
Kegiatan
pembahasan
Aktif
Memperhatikan
Memberi semangat
untuk menjawab
Memotifasi
penggalian ide
siswa dengan
menyanyi
Mengarahkan siswa
dalam mencapai
tujuan
Mengarahkan
pemikiran anak ke
materi
pembelajaran dari
isi lagu
Mendemonstrasikan
kertas lipat untuk
I
K
K
I
K
10
menit
45
menit
63
kan kertas lipat
untk bilangan
pecahan
3. Beberapa siswa
diminta
meragakan atau
mendemonstrasi
kan kertas lipat
guna
menentukan
beberapa nilai
pecahan
4. Dengan
bimbingan gru
siswa
menentukan
nilai bagian
pecahan
5. Siswa
mengerjakan
soal latihan
tentang bilangan
pecahan
6. Guru bersama
siswa membahas
K
A
A
cara
mendemonstrasikan
kertas lipat untuk
bilangan pecahan
Kreatif
Menggunakan
media benda
konkrit (kertas
lipat) guna
menentukan
beberapa nilai
pecahan
Aktif
Menentukan niali
bagian pecahan
Aktif
Mengerjakan soal
latihan
bilangan pecahan
Membimbing siswa
meragakan kertas
lipat guna
menentukan
beberapa nilai
pecahan
Memotovasi siswa
untuk menentukan
nilai bagian
pecahan
K
K
64
III
soal latihan
7. Siswa bersama
guru
menyimpulkan
tentang materi
pembelajaran
Kegiatan Akhir
1. Siswa
mengerjakan
soal evaluasi
2. Membahas soal
evaluasi
bersam-sama
3. siswa memajang
hasil tes setelah
dinilai
4. Refleksi
A
K
E
M
Aktif
Mengerjakan soal
Kreatif
Dapat
menyelesaikan soal
dengan cara sendiri
Efektif
Mampu
menyelesaikan
semua tugas dalam
waktu yang
ditentukan
Menyenangkan
Mendapat nilai
yang memuaskan
Senang selama
proses
Membimbing siswa
untuk menarik
kesimpulan
Memantau siswa
dalam mengerjakan
soal
Menanamkan
konsep nilai ecahan
Memberi nilai
siswa sesuai
kemampuan hasil
tes
Memberi refleksi
K
I
K
K
15
menit
65
5. Program tindak
lanjut
pemberian PR
pembelajaran
berlangsung
Senang mendapat
pekerjaan rumah
(PR)
tentang materi
pembelajaran
Guru memberi PR
K
Keterangan :
A : Aktif
K : Kreatif
E : Efektif
M : Menyenangkan
K : Klasikal
I : Individu
G : Group
I. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
- KTSP
- Silabus
- Buku Gemar Belajar Matematika 3, untuk SD Kelas III. Penerbit :
Aneka Ilmu, Buchori, dkk hal :72 – 74.
2. Media Pembelajaran
- Gambar bermacam-macam pecahan
- Kertas lipat
- Lingkungan
J. Penilaian
1. Prosedur tes : Selama proses pembelajaran
66
2. Jenis tes : Tertulis
3. Bentuk Tes : Isian Pre-test
4. Alat Test : a. Soal Pre-test, Kunci jawaban dan skor penilaian terlampir
b. Soal Evaluasi, Kunci jawaban dan skor penilaian terlampir
Mengetahui, Petarukan, 8 Maret 2010
Kepala SDN 03 Petarukan Peneliti
RINI KARTINI, S.Pd. BUNYAMIN
NIP 19620421 198201 2 004 NIM X9707005
67
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
(Model Pakem)
Nama Sekolah : SDN 03 Petarukan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Smt. : III / 2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari / Tanggal : Senin,05 April 2010
A. Standar Kompetensi
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengenal pecahan sederhana
C. Indikator
3.1.1 Dengan mengamati gambar pecahan siswa dapat menentukan bagian-bagian
pecahan.
3.1.2 Melalui penjelasan guru tentang lambang pecahan, siswa dapat membaca dan
menulis tentang lambang pecahan.
3.1.3 Melalui demonstrasi benda konkrit yang dilipat, siswa dapat menentukan
bagian dengan menuliskan bilangan sesuai dengan bagian lipatan.
3.1.4 Membilang dan menuliskan pecahan dalam kata-kata dan lambang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pecaahan sebagai bagian dari keseluruhan
2. Siswa dapat membaca dan menuliskan lambang pecahan
3. Siswa dapat menyajikan nilai pecahan dalam bentuk gambar / kertas lipat dan
sebaginya.
4. Siswa dapat membilang dan menuliskan pecahan dengan kata-kata dan lambang
68
E. Dampak Pengiring.
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan secara bertahap siswa dapat menentukan
nilai pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Materi Pokok
A. Materi
Mengenal arti pecahan.
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 3 bagian lipatan,
Masing- masmg bagiannya 1/3 .
1/3 dibaca satu pertiga.
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 2 lipaan sama besar,
masing-masing bagian adalah ½ , maka ½ dibaca satu perdua
atau setengah bagian.
Sebuah kertas lipat yang dilipat menjadi 4 lipaan sama besar,
masing-masing bagian adalah ¼, maka ¼ dibaca satu perempat
Membilang dan menuliskan pecahan
½ dibaca seperdua atau setengah
¾ dibaca tiga per empat
4/6 dibaca empat perenam
G. Strategi Pembelajaran
1. Strategi : Pakem
2. Pendekatan : Coopertive Learning
3. Metode : Ceramah bervariasi, tanya jawab, demonstrasi, penugasan
1/3 1/3 1/3
½ ½
¼ ¼ ¼ ¼
69
H. Langkah-langkah Pembelajaran.
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Tahap Aspek Siswa Guru Siswa Waktu
1 2 3 4 5 6 7
I
II
Kegiatan Awal
1. Tanya jawab
dan Pre-test
2. Menyanyikan
lagu “ Ayo
Berhitung
3. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
A
K
E
M
A
A
Aktif
Melaksanakan
tanya jawab
tentang materi
pelajaran
pecahan
Kreatif
Melantunkan
lagu
Efektif
Efektif dalam
melaksanakan
tugas dengan
baik
Menyenangkan
Bersama-sama
menyanyi
Aktif
Memperhatikan
dengan sengat
antusias
Aktif
Mengikuti
Kegiatan
pembahasan
Memberi motifasi
untuk menjawab
pertanyaan
Memotifasi
penggalian ide
siswa dengan
menyanyi
Mengarahkan siswa
dalam mencapai
tujuan
I
K
K
10
menit
45
70
1. Pembahasan
materi pelajaran
tentang
pemahaman
pecahan dengn
mendemonstrasi
kan kertas lipat
untuk
menentukan
bilangan
pecahan
2. Menjelaskan
cara membilang
dan menuliskan
nilai pecahan
3. Siswa bersama
guru
mengadakan
tanya jawab
tentang cara
membilang dan
enuliskan nilai
pecahan
4. Siswa
mengerjakan
soal latihan
tentang materi
membilang dan
menuliskan nilai
A
A
A
materi
Aktif
Memperhatikan
materi
pelajaran
Aktif dalam
kegiatan tanya
jawab
Aktif
Mengerjakan
soal latihan
Mengarahkan
pemikiran siswa ke
materi
pembelajaran
Mendemonstrasikan
kertas lipat untuk
bilangan pecahan
Memotivasi siswa
untuk tanya jawab
tentang bilangan
pecahan
I
K
K
menit
71
III
pecahan
5. Pembahasan
soal latihan
dengan
memberikan
penguatan
sebagi
kesimpulan dari
pembelajaran.
Kegiatan Akhir
1. Siswa
mengerjakan
soal evaluasi
2. Membahas soal
evaluasi
bersam-sama
A
K
E
Aktif
Mengerjakan
soal
Kreatif
Dapat
menyelesaikan
soal dengan
cara sendiri
Efektif
Mampu
menyelesaikan
semua tugas
dalam waktu
Memberi penguatan
sebagai kesimpulan
dari pembelajaran
Memantau siswa
dalam mengerjakan
soal
Menanamkan
konsep nilai ecahan
I
K
15
menit
72
3. siswa memajang
hasil tes setelah
dinilai
4. Refleksi
5. Program tindak
lanjut
pemberian PR
M
yang
ditentukan
Menyenangkan
Mendapat nilai
yang
memuaskan
Senang selama
proses
pembelajaran
berlangsung
Senang
mendapat
pekerjaan
rumah (PR)
Memberi nilai
siswa sesuai
kemampuan hasil
tes
Memberi refleksi
tentang materi
pembelajaran
Guru memberi PR
K
K
Keterangan :
A : Aktif
K : Kreatif
E : Efektif
M : Menyenangkan
K : Klasikal
I : Individu
G : Group
I. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a. KTSP
b. Silabus
73
c. Buku Gemar Belajar Matematika 3, untuk SD Kelas III. Penerbit : Aneka
Ilmu, Buchori, dkk hal :72 – 74.
2. Media Pembelajaran
a. Gambar bermacam-macam pecahan
b. Kertas lipat
c. Lingkungan
J. Penilaian
1. Prosedur tes : Selama proses pembelajaran
2. Jenis tes : Tertulis
3. Bentuk Tes : Isian Pre-test
4. Alat Test : a. Soal Pre-test, Kunci jawaban dan skor penilaian terlampir
b. Soal Evaluasi, Kunci jawaban dan skor penilaian terlampir
Mengetahui, Petarukan, 8 Maret 2010
Kepala SDN 03 Petarukan Peneliti
RINI KARTINI, S.Pd. BUNYAMIN
NIP 19620421 198201 2 004 NIM X9707005
74
Lampiran 2
Rancangan Evaluasi
Soal Pre-test Siklus I
Pecahan-pecahan berapakah yang ditunjukan oleh bangun yang diarsir (berbayang-bayang)
76
Kunci Jawaban Pre-test Siklus I
1. 2/4
2. 2/4
3. 2/4
4. ¾
5. 2/8
6. 2/4
7. ¼
8. 3/4
9. 4/4
10. 3/8
Kriteria Penilaian
Betul
N = X 100
10
77
Soal Post Test Siklus I
Selesaikan soal di bawah ini !
1. Hitamkan 1/3 Bagian !
2. Hitamkan 2/6 Bagian !
3. Hitamkan 1/4 Bagian !
4. Hitamkan 1/2 Bagian !
5. Hitamkan 1/6 Bagian !
6. 1/3 dibaca ….
7. 2/4 dibaca ….
8. 2/6 dibaca ….
9. 1/4 dibaca ….
10. 3/6 dibaca ….
Kunci jawaban
1. 1 /3
2. 2/6
3. 1/4
4. 1/2
78
5. 1/6
6. satu perdua
7. dua perempat
8. dua perenam
9. satu perempat
10. tiga perenam
Kriteria Penilaian
Betul
N = x 100
10
79
Soal Pre-test siklus II
A. Bacalah pecahan-pecahan berikut !
1. 2/3 dibaca ….
2. 1/3 dibaca ….
3. 1/4 dibaca ….
4. 1/2 dibaca ….
5. 2/6 dibaca ….
B. Arsirlah daerah yang menunjukkan pecahan yang sesuai !
6. 2/4
7. 1/2
8. 5/8
9. 1/3
10. 2/6
Kunci Jawaban Pre-test II
1. dua pertiga
2. satu perdua atau sepertiga
3. satu perempat atau seperempat
4. satu perdua atau setengah
5. dua perenam
6. 2/4
81
Soal Post Test Siklus II
A. Tuliskan lambing bilangannya !
1. Sepertiga : ……………….
2. Dua perempat : ……………….
3. Lima perenam : ……………….
4. Sepertiga : ……………….
5. Dua perenam : ……………….
B. Pecahan-pecahan berapakah yang ditunjukkan oleh bangun yang diarsir !
6. = ..........
7. = ..........
8. = ..........
9. = ..........
11.
= ..........
Kunci Jawaban
1. 1/3
2. 2/4
3. 5/6
4. 1/3
5. 2/6
83
Lampiran 3
PERSONALIA PENELITI
NO. Nama Peneliti Peran/Tugas Peneliti Waktu yang
disediakan perminggu
1.
2.
3.
Bunyamin
Rini Kartini S.Pd.
Hj. Zubaidah,S.Pd
Ketua / Peneliti
Anggota / Supervisor
Anggota / Supervior
84
Lampiran 4
Curriculum Vitae
1. Nama : BUNYAMIN
2. NIM : X9707005
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Pemalang, 6 Maret 1960
4. Jenis Kelamin : Pria
5. Tempat Tugas : SDN 03 Petarukan Pemalang
6. Alamat Kantor : Jl. Raya Petarukan Barat Pemalang
7. Alamat Rumah : Temuireng RT 20/ 03 Kec. Perarukan
Pemalang
Nomor Telp./Hp : (0284) 3279956 / 08156955632
8. Riwayat Pendidikan : SD,74, SMP,77, SPG, 1981, D-II,1998
9. Pengalaman Pendidikan :
Yang Relevan : -
10. Publikasi Ilmiah :
Yang Relevan : -
11. Pertemuan Ilmiah : Seminar Peningkatan Kualitas
Yang pernah diikuti : Penelitian Kolaboratif Program Kemitraan
PHK.B PGSD FKIP UNS
Pemalang, Januari 2010
Peneliti
BUNYAMIN
NIM. X97070
85
Curriculum Vitae Peneliti
1. Nama : Rini Kartini, S.Pd
2. NIP : 196204211982012004
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Pemalang, 21 April 1962
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Tempat Tugas : SDN 03 Petarukan Pemalang
6. Alamat Kantor : Jl. Raya Petarukan Barat Pemalang
7. Alamat Rumah : Keboijo Petarukan Pemalang
Nomor Telp./Hp : 081914102359
8. Riwayat Pendidikan : SD,74, SMP,77, SPG, 1981, D-II,1998, S I
2006
9. Pengalaman Pendidikan :
Yang Relevan : -
10. Publikasi Ilmiah :
Yang Relevan : -
11. Pertemuan Ilmiah : -
Yang pernah diikuti : -
Pemalang, Juni 2010
Supervisor
Rini Kartini
NIP 196204211982012004
86
Curriculum Vitae Peneliti
1. Nama : Hj. Zubaidah, S.Pd
2. NIP : 195612061983012001
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Pemalang, 6 Desember 1956
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Tempat Tugas : SDN 03 Petarukan Pemalang
6. Alamat Kantor : Jl. Raya Petarukan Barat Pemalang
7. Alamat Rumah : Jl Raya Pemuda no.31 Petarukan Pemalang
Nomor Telp./Hp : (0284) 3279506
8. Riwayat Pendidikan : SD,74, SMP,77, KPG, 1981, D-II,1996, S I
2002.
9. Pengalaman Pendidikan :
Yang Relevan : -
10. Publikasi Ilmiah :
Yang Relevan : -
11. Pertemuan Ilmiah : -
Yang pernah diikuti : -
Pemalang, Juni 2010
Supervisor
Hj. Zubaidah, S.Pd
NIP 19561206198304