pengaruh variasi waktu inkubasi sediaan baca …repository.unimus.ac.id/135/1/20. skripsi...

53
PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA METODEKATO KATZ SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Kesehatan Program Studi Analis Kesehatan Diajukan oleh : NURUL AINI G1C012020 PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 http://lib.unimus.ac.id

Upload: dinhthuy

Post on 21-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA

TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING

SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

METODEKATO KATZ

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma IV Kesehatan

Program Studi Analis Kesehatan

Diajukan oleh :

NURUL AINI

G1C012020

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016

http://lib.unimus.ac.id

Page 2: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

2

HALAMAN PENG

http://lib.unimus.ac.id

Page 3: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

3

http://lib.unimus.ac.id

Page 4: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

4

Pengaruh Variasi Waktu Inkubasi Sediaan Baca Terhadap Hasil Pemeriksaan

Telur Cacing Soil Transmitted Helminths (STH) Pada Metode Kato Katz

Nurul Aini1, Budi Santosa

2, Fitri Nuroini

3

1 Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang 2,3

Laboratorium Parasitologi Klinik Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing usus yang penularannya

melalui tanah. STH antara lain cacing gelang (A. lumbricoides), cacing cambuk

(T. trichiura), dan cacing tambang (N. americanus dan A. duodenale). Pemeriksaan

metode Kato Katz adalah suatu pemeriksaan sediaan tinja ditutup dan diratakan di bawah

cellophane tape yang telah direndam dalam larutan malachite green. Salah satu faktor

dari metode Kato Katz adalah lama waktu inkubasi. Pada sediaan yang basah lapisan

albuminoid, lapisan hialin dan lapisan vitelin belum terlihat jelas karena sediaan belum

menyerap cat malachite green secara sempurna sehingga akan mempengaruhi hasil

pemeriksaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu

inkubasi sediaan baca terhadap jumlah telur cacing STH pada metode Kato Katz. Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Kato Katz dengan variasi waktu

inkubasi 5, 15, 25, 35 dan 45 menit. Hasil penelitian menunjukan pada rerata jumlah

cacing STH pada menit 5 adalah 680,00, rerata pada menit 15 adalah 733,33, rerata pada

menit 25 sebesar 886,67, rerata pada menit 35 sebesar 973,33 dan rerata pada menit 45

sebesar 1013,33. Hasil analisis One way ANOVA menunjukan nilai p=0,000, karena

nilai p<0,05 maka terdapat pengaruh variasi waktu inkubasi sediaan baca terhadap

pemeriksaan telur cacing STH pada metode Kato Katz dengan perbedaan waktu antara 5,

15, 25, 35, dan 45 menit. Semakin lama waktu inkubasi maka semakin banyak jumlah

telur cacing yang ditemukan.

Kata Kunci: Kato Katz, Sediaan baca, Telur cacing STH, Variasi waktu inkubasi

http://lib.unimus.ac.id

Page 5: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

5

The Effect of Time Variation Incubation Preparations Readability Toward Soil

Transmitted Helminths (STH) Worm Egg in Kato Katz Method

Nurul Aini1, Budi Santosa

2, Fitri Nuroini

3

1. Medical Laboratory Technichal DIV Study Programe of Health and Nursing Faculty

Muhammadiyah University of Semarang. 2,3.

Parasytology Laboratory at Health and Nursing Faculty Muhammadiyah University of

Semarang.

ABSTRACT

Soil Transmitted Helminths (STH) are worm intestines that infect through soil.

STH worm include tape worm, whip worm, mine worm. Kato Katz method is caped feces

preparations study and flating under cellophane tape that sub merged in malachite green

soluble. One of the element of Kato Katz method is incubation duration. In preparations

testing, albuminoid, hyaline and vitelin are not visible because preparations are not

absord malachite green dye perfectly so it will influence examination result. The purpose

of this study is to understand the variation effect of timing incubation preparation toward

number of STH worm egg result in Kato Katz method. Method that using in thi sis Kato

Katz method with incubation timing variation 5, 15, 25, 35 dan 45 menit. Result of this

examination show average STH worm in 5 minutes is 680,00, in 15 minutes the average

is 733,33, in 25 minutes the average is 886,67, in 35 minutes the average is 973,33 and in

45 minutes the average is 1013,33. Analysis result of One Way ANOVA showing value

p=0,000 because value p<0,05so there is effect in variation time incubation preparation

read toward STH worm egg examination in Kato Katz method with time differentiation

about 5, 15, 25, 35 and 45 minutes. Longer the incubation time, more the number of

worm that found.

Keyword: Kato Katz, Read preparation, STH worm egg, Variation time incubation

http://lib.unimus.ac.id

Page 6: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

6

http://lib.unimus.ac.id

Page 7: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

7

KATA PENGANTAR

Assalammua’laikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji syukur atas kehadirat kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah dan Inayah-Nya serta Sholawat dan salam

kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW dan para Sahabat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul

“Pengaruh Variasi Waktu Inkubasi Sediaan Baca Terhadap Hasil Pemeriksaan

Telur Cacing Soil Transmitted Helminths (STH) Pada Metode Kato Katz”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Santosa, SKM, M.Si, Med selaku dosen pembimbing I

beserta Ibu Fitri Nuroini, M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, izin penelitian, kritik dan saran serta

memotivasi selama penyusunan Skripsi ini.

2. Ibu Dra. Sri Sinto Dewi M.Si, Med selaku Ketua Program Studi D IV

Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang.

3. Asisten Laboratorium Parasitologi yang telah membantu dan memberikan

dukungan.

4. Ibu, Bapak dan Kakak tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moral,

dan material.

5. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan

Skripsi ini.

http://lib.unimus.ac.id

Page 8: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

8

Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penulisan

Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin

Wassalammua’laikum warohmatullahi wabarokatuh

Semarang, September 2016

Nurul Aini

G1C012020

http://lib.unimus.ac.id

Page 9: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

1.5 Orisinalitas Penelitian ................................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Soil Transmitted Helminths (STH) ............................................................ 6

2.1.1 Ascaris lumbricoides ....................................................................... 6

2.1.2 Trichuris trichiura ........................................................................... 8

2.1.3 Ancylostoma duodenale dan Necator americanus ........................... 10

2.2 Metode Pemeriksaan Tinja ........................................................................ 13

2.2.1 Metode Direct Slide ......................................................................... 13

2.2.2 Metode Flotasi ................................................................................. 14

2.2.3 Metode Sedimentasi ........................................................................ 14

2.2.4 Metode Kato .................................................................................... 14

2.3 Metode Kato Katz ...................................................................................... 15

2.4 Kerangka Teori .......................................................................................... 17

2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 18

2.6 Hipotesis .................................................................................................... 18

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 19

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................... 19

3.3 Definisi Operasional .................................................................................. 19

3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................. 20

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 20

http://lib.unimus.ac.id

Page 10: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

10

3.6 Prosedur Penelitian .................................................................................... 20

3.6.1 Persiapan Pembuatan Reagen .......................................................... 20

3.6.2 Pengambilan Sampel Feses ............................................................. 21

3.6.3 Metode Kato Katz ............................................................................ 22

3.7 Rancangan Percobaan ................................................................................ 23

3.8 Alur Penelitian .......................................................................................... 24

3.9 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data .................................................... 25

3.10 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ........................................................................................................... 26

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 26

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................................... 29

5.2 Saran .......................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30

LAMPIRAN ..................................................................................................... 32

http://lib.unimus.ac.id

Page 11: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Orisinalitas Penelitian ......................................................................... 5

Tabel 2. Perbedaan Morfologi A. duodenale dan N. americanus ..................... 11

Tabel 3. Jumlah Telur Cacing STH (EPG) Berdasarkan Variasi Waktu

Inkubasi ............................................................................................... 23

Tabel 4. Rerata Jumlah Telur Cacing STH (EPG) Berdasarkan Variasi

Waktu Inkubasi .................................................................................... 26

Tabel 5. Hasil Pengamatan Jumlah Telur Cacing STH ..................................... 32

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 33

Tabel 7. Hasil Uji One Way ANOVA ................................................................ 33

http://lib.unimus.ac.id

Page 12: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Morfologi Telur A. lumbricoides .................................................... 8

Gambar 2. Cacing dewasa T. trichiura ............................................................. 9

Gambar 3. Morfologi Telur T. trichiura ........................................................... 9

Gambar 4. Cacing dewasa A. duodenale dan N. americanus ............................ 11

Gambar 5. Telur Cacing Tambang .................................................................... 12

Gambar 6. Larva Rabditiform dan Larva Filariform A. duodenale dan

Larva Rabditiform dan Larva Filariform N. americanus ................ 12

Gambar 7. Bagan Alur Kerangka Teori ............................................................ 17

Gambar 8. Bagan Alur Kerangka Konsep ......................................................... 18

Gambar 9. Bagan Alur Penelitian ..................................................................... 24

Gambar 10. Diagram Jumlah Telur Cacing STH .............................................. 32

Gambar 11. Sampel Feses ................................................................................. 34

Gambar 12. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian ............................................ 34

Gambar 13. Proses Penyaringan Feses .............................................................. 34

Gambar 14. Penimbangan Deck Glass .............................................................. 34

Gambar 15. Penimbangan Feses ....................................................................... 34

Gambar 16. Proses Penempelan Cellophane Tape ........................................... 34

Gambar 17. Proses Perataan Feses .................................................................... 35

Gambar 18. Pengamatan Telur Cacing ............................................................. 35

Gambar 19. Sampel X1 Telur Cacing Pada Menit 5 ......................................... 35

Gambar 20. Sampel X1 Telur Cacing Pada Menit 15 ....................................... 35

Gambar 21. Sampel X1 Telur Cacing Pada Menit 25 ....................................... 36

Gambar 22. Sampel X1 Telur Cacing Pada Menit 35 ....................................... 36

Gambar 23. Sampel X1 Telur Cacing Pada Menit 45 ....................................... 36

Gambar 24. Sampel X2 Telur Cacing Pada Menit 5 ......................................... 36

Gambar 25. Sampel X2 Telur Cacing Pada Menit 15 ....................................... 37

Gambar 26. Sampel X2 Telur Cacing Pada Menit 25 ....................................... 37

Gambar 27. Sampel X2 Telur Cacing Pada Menit 35 ....................................... 37

Gambar 28. Sampel X2 Telur Cacing Pada Menit 35 ....................................... 38

Gambar 29. Sampel X2 Telur Cacing Pada Menit 45 ....................................... 38

Gambar 30. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 5 ......................................... 38

Gambar 31. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 5 ......................................... 38

Gambar 32. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 15 ....................................... 39

Gambar 33. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 15 ....................................... 39

Gambar 34. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 25 ....................................... 39

Gambar 35. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 25 ....................................... 39

Gambar 36. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 35 ....................................... 40

Gambar 37. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 35 ....................................... 40

Gambar 38. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 45 ....................................... 40

Gambar 39. Sampel X3 Telur Cacing Pada Menit 45 ....................................... 40

http://lib.unimus.ac.id

Page 13: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.HasilPengamatanTelurCacing STH ............................................... 32

Lampiran 2.Diagram JumlahTelurCacing STH ................................................ 32

Lampiran 3.HasilAnalisis Data ......................................................................... 33

Lampiran 3.DokumentasiPenelitian ................................................................... 34

http://lib.unimus.ac.id

Page 14: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kecacingan tersebar luas, baik di pedesaan maupun di

perkotaan. Angka infeksinya tinggi, tetapi intensitas infeksinya (jumlah cacing

dalam perut) berbeda. Diperkirakan lebih dari dua milyar orang terinfeksi

cacing di seluruh dunia dan 300 juta diantaranya menderita infeksi berat dengan

150 ribu kematian terjadi setiap tahun akibat infeksi cacing usus atau yang

sering disebut Soil Transmitted Helminths (STH) (Depkes RI, 2007). Prevalensi

kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada

golongan penduduk yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk

(Kemenkes RI, 2012). Infeksi kecacingan yang sering terjadi adalah STH, STH

merupakan infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Beberapa jenis

cacing STH antara lain Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura

(cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing

tambang) (Gandahusada dkk, 2008).

Infeksi kecacingan dapat diperiksa dengan pemeriksaan feses. Pemeriksaan

feses bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang

infektif. Pemeriksaan feses juga dapat digunakan untuk mendiagnosa tingkat

infeksi cacing parasit usus. Teknik diagnostik merupakan salah satu aspek yang

penting untuk mengetahui adanya infeksi penyakit kecacingan, yang dapat

http://lib.unimus.ac.id

Page 15: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

15

ditegakkan dengan cara melacak dan mengenal stadium parasit yang ditemukan

(Gandahusada dkk, 2008).

Pemeriksaan laboratorium tinja untuk menemukan telur parasit memegang

peranan penting untuk memastikan status kecacingan seseorang. Kato Katz

merupakan salah satu metode pemeriksaan tinja yang bisa digunakan di Indonesia.

Metode ini sering digunakan untuk penegakan diagnosa di lapangan karena

memiliki sensitivitas yang tinggi, sederhana, murah, dan sampel yang dibutuhkan

sedikit (Ebrahim, 2007). Pemeriksaan metode Kato Katz adalah suatu

pemeriksaan sediaan tinja ditutup dan diratakan di bawah cellophane tape yang

telah direndam dalam larutan malachite green (Depkes RI, 2006).

Penelitian tentang sensitivitas terhadap metode Kato Katz pernah dilakukan

sebelumnya (Ismail, 2013), akan tetapi penelitian yang membahas tentang

pemeriksaan telur cacing dengan menggunakan variasi waktu inkubasi sediaan

baca pada metode Kato Katz belum pernah dilakukan. Oleh karena itu pada

penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan telur cacing dengan menggunakan

variasi waktu inkubasi sediaan baca pada suhu kamar dengan metode Kato Katz.

Diharapkan apabila sediaan yang paling baik saat menit awal maka dapat

mengefektifkan waktu pemeriksaan sehingga penanganan sampel dapat dilakukan

lebih cepat. Sebaliknya apabila sediaan paling baik adalah setelah diinkubasi

pada menit akhir maka akan diperoleh sediaan baca yang paling baik.

http://lib.unimus.ac.id

Page 16: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

16

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana jumlah telur cacing STH pada variasi waktu inkubasi (5, 15,

25, 35 dan 45 menit) pada suhu kamar terhadap sediaan baca dengan

metode Kato Katz?

2. Bagaimana pengaruh variasi waktu inkubasi (5, 15, 25, 35 dan 45 menit)

terhadap jumlah telur cacing dengan metode Kato Katz?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu inkubasi sediaan baca terhadap

jumlah telur STH dengan metode Kato Katz.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah telur cacing STH pada variasi waktu

inkubasi (5, 15, 25, 35 dan 45 menit) pada suhu kamar terhadap

sediaan baca dengan metode Kato Katz.

2. Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu inkubasi (5, 15, 25, 35

dan 45 menit) terhadap jumlah telur cacing dengan metode Kato Katz.

http://lib.unimus.ac.id

Page 17: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

17

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan diharapkan :

1. Institusi Kesehatan

Memberikan informasi kepada para praktisi laboratorium mengenai

variasi waktu inkubasi sediaan baca terhadap pemeriksaan telur cacing

dengan perbedaan waktu inkubasi dalam pemeriksaan tinja pada metode

Kato Katz.

2. Peneliti

Menambah dan meningkatkan wawasan serta kemampuan peneliti

terutama dalam bidang parasitologi tentang pemeriksaan telur cacing

dengan metode Kato Katz, sekaligus menerapkan teori yang telah

diperoleh dengan melakukan penelitian.

3. Ilmu Pengetahuan

Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh variasi waktu

inkubasi sediaan baca terhadap pemeriksaan telur cacing dengan

perbedaan waktu inkubasi dalam pemeriksaan tinja pada metode Kato

Katz.

http://lib.unimus.ac.id

Page 18: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

18

1.5 Orisinalitas Penelitian

Tabel 1. Orisinalitas Penelitian

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Cahya F. Ismail,

2013.

Perbandingan Uji

Sensitifitas dan

Spesifitas Metode

Kato Kualitatif dan

Metode Langsung

Pada Pemeriksaan

Telur Cacing Soil

Transmitted

Helminth

Eksperimental Metode Kato memiliki nilai

sensitifitas yang lebih tinggi

untuk mendeteksi telur cacing

A.lumbricoides dan

T.trichiura. Metode langsung

memiliki nilai sensitifitas

yang lebih tinggi dalam

mendeteksi telur cacing

A.lumbricoides dibandingkan

pada T.trichiura. Kedua

metode pemeriksaan terdapat

hubungan yang sebanding

dalam mendeteksi telur cacing

dengan intensitas infeksi.

2. Alexander B.

Limpomo, 2014.

Perbedaan Metode

Flotasi

Menggunakan

Larutan

dengan Metode Kato

Katz Untuk

Pemeriksaan

Kuantitatif Tinja

Ekperimental;

Randomisasi

Metode Kato-Katz mampu

menemukan jumlah telur

cacing tambang sedikit lebih

banyak dibandingkan metode

Flotasi. Perbedaan jumlah telur

tersebut tidak signifikan baik

dalam menentukan derajat

infeksi maupun dalam statistik.

Berdasarkan dari data penelitian tersebut, penulis memiliki tujuan untuk

melakukan penelitian mengenai jumlah telur cacing STH dan pengaruh variasi

waktu inkubasi (5, 15, 25, 35 dan 45 menit) terhadap jumlah telur cacing dengan

metode Kato Katz. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

variasi waktu inkubasi pada sediaan baca.

http://lib.unimus.ac.id

Page 19: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Soil Transmitted Helminths (STH)

Cacing usus atau sering disebut STH adalah cacing usus yang penularannya

melalui tanah.Tanah merupakan media pertumbuhan telur untuk menjadi

infektif.Jenis parasit yang termasuk dalam STH adalah cacing gelang

(A.lumbricoides), cacing cambuk (T.trichiura), dan cacing tambang

(N.americanus dan A.duodenale) (Gill & Beeching, 2009).Anak-anak merupakan

kelompok umur yang terbanyak menderita infeksiSTH (Marlina &Junus, 2012).

2.1.1 Ascaris lumbricoides

Taksonomi A.lumbricoidesadalah sebagai berikut(Irianto, 2013):

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub kelas : Phasmida

Ordo : Rhabdidata

Familia : Ascarididae

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris lumbricoidesLinnaeus, 1758

A.lumbricoides secara umum dikenal sebagai cacing gelang, merupakan

salah satu jenis dari STH, yaitu cacing yang memerlukan media tanah dalam

proses perkembangannya untuk menjadi infektif. A.lumbricoides merupakan

Nematoda parasit yang paling banyak menyerang manusia.Cacing dewasa

berwarna agak kemerahan atau putih kekuningan, bentuknya silindris memanjang,

ujung anterior tumpul memipih dan ujung posteriornya agak meruncing.Terdapat

http://lib.unimus.ac.id

Page 20: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

20

garis-garis lateral yang biasanya mudah dilihat, terdapat sepasang, warnanya

memutih sepanjang tubuhnya (Irianto, 2013).

Cacing dewasa jantan memilikipanjang tubuh 15 cm – 31 cm dengan

diameter 2 mm – 4 mm. Sedangkan cacing betina panjang tubuhnya berkisar

antara 20 cm – 35 cm, terkadang panjangnya mencapai 49 cm, dengan diameter 3

mm – 6 mm. Perbedaan antara cacing betina dan cacing jantan terletak pada

bagian ekornya (ujung posterior), yaitu ujung ekor cacing jantan melengkung ke

arah ventral. Cacing jantan memiliki sepasang spikula dan silindris, sebagai alat

kopulasi dengan panjang2 mm – 3,5 mm dan ujungnya meruncing. Cacing betina

memiliki vulva yang terletak di bagian ventral sepertiga dari panjang tubuh dari

ujung kepala.Seekor cacing gelang betina dapat menghasilkan 200.000 telur per

hari(Irianto, 2013).

Telur cacing yang telah dibuahi (fertilized eggs) berbentuk lonjong,

berukuran 45-70 µ x 35-50 µ, memiliki kulit telur tidak berwarna dan dinding

tebal terdiri dari dua lapis. Telur yang tidak dibuahi (unfertilized egg), memiliki

bentuk yang lebih lonjong berukuran sekitar 80 x 55 µ(Soedarto, 2009).

(1)

(2)

(3)

(4)

Gambar 1.Morfologi telur A.lumbricoides(1) Bentuk normal, (2) Dekortikasi, (3)

Berembrio, (4) Tak fertil (Chiodini dkk, 2003)

http://lib.unimus.ac.id

Page 21: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

21

2.1.2 Trichuris trichiura

Taksonomi T. trichiura adalah sebagai berikut (Irianto, 2013):

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub kelas : Aphasmidia

Ordo : Enoplida

Familia : Trichuridae

Genus : Trichuris

Spesies : Trichuris trichiura Linnaeus,1758

T.trichiura merupakan salah satu nematoda usus yang memiliki bentuk

spesifik seperti cambuk sehingga sering disebut sebagai cacing cambuk (whip

worm). Bagian anterior (kepala) halus seperti benang sepanjang 3/5 dari seluruh

tubuh, pada bagian posterior (ekor) tebal berbentuk seperti gagang cambuk sekitar

2/5 panjangbadan. Cacing jantan memiliki panjang tubuh 30-45 mm, sedangkan

cacing betina memiliki panjang tubuh 35-50 mm. Ujung ekor betina berbentuk

bulat, sedangkan cacing jantan memiliki ujung ekor yang melengkung dan

memiliki spikula tunggal. Seekor cacing T.trichiurabetina dapat menghasilkan

telur sekitar 3000 – 10.000 per hari (Irianto, 2013).

Telur T.trichiura memiliki bentuk yang khas berwarna coklat,berbentuk

seperti penampan kuno.Telur T.trichiura ukuran telur sekitar 50x25µ dan

memiliki dua kutub jernih yang menonjol. Telur tersebutakan menjadi telur

matang dalam waktu 3 – 6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada

tanah yang lembab dan tempat yang teduh (Irianto, 2013).

http://lib.unimus.ac.id

Page 22: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

22

(A)

(B)

Gambar 2. Cacing dewasa T.trichiura(A) Cacing betina dan (B) Cacing jantan

(Chiodini dkk, 2003)

(1)

(2)

(3)

(4)

Gambar 3.Morfologi Telur T.trichiura(1) Telur berembrio, (2) Bentuk morula, (3)

Stadium 2-Sel, (4) Bentuk diagnostik(Onggowaluyo, 2001)

2.1.3 Ancylostoma duodenaledanNecator americanus

Taksonomi A.duodenale adalah sebagai berikut (Irianto, 2013) :

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub kelas : Phasmidia

Ordo : Rhabditida

Familia : Ancylostomatidae

http://lib.unimus.ac.id

Page 23: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

23

Genus : Ancylostoma

Spesies : Ancylostoma duodenale Linnaeus, 1758

Taksonomi N.americanus adalah sebagai berikut (Irianto, 2013):

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub kelas : Phasmidia

Ordo : Rhabditida

Familia : Ancylostomatidae

Genus : Necator

Spesies : Necator americanusLinnaeus, 1758

CacingA.duodenale dewasa berukuran kecil, berbentuk silindris, dan

bewarna putih kelabu.Apabila sudah menghisap darah, cacing berwarna

kemerahan. Cacing betina memiliki panjang tubuh 9 – 13 mm, sedang cacing

jantan memiliki panjang tubuh antara 5 – 11 mm.N.americanus lebih kecil dari

A.duodenale. Cacing N.americanus dan A.duodenale relatif memiliki kutikula

yang tebal.Bagian ujung belakang yang jantan memiliki bursa kopulatriks seperti

jari yang berguna sebagai alat pemegang pada waktu kopulasi, sedangkan yang

betina memiliki bentuk ujung ekor lurus dan lancip.

(A)

http://lib.unimus.ac.id

Page 24: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

24

(B)

Gambar 4. Cacing dewasa (A)A.duodenale dan(B) N.americanus(Chiodini dkk,

2003)

Berikut adalah tabel morfologi A. duodenale dan N. americanus :

Tabel 2.Perbedaan Morfologi A.duodenale dan N.americanus

Organ Ancylostoma duodenale Necator americanus

Mulut Mempunyai 2 pasang gigi Mempunyai 2 lempeng

yang berbentuk bulan

sabit

Vulva Terletak di belakang

pertengahan badan

Terletak di depan

pertengahan badan

Posterior betina Mempunyai jarum Tanpa jarum

Bursa kopulatriks Seperti payung Berlipat dua

Spikula Letak berjauhan, ujung

meruncing

Berdempetan, ujungnya

berkait

64 x 40

Gambar 5.Telur Cacing Tambang(Chiodini dkk, 2003)

http://lib.unimus.ac.id

Page 25: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

25

Morfologi telur cacing tambang berbentuk lonjong, dengan ukuran sekitar

64x40 µ.Telur tidak berwarna dan berdinding tipis yang tembus sinar.(Soedarto

2011).

(A)

(B)

Gambar 6.(A) Larva rabditiform dan larva filariformA.duodenale, (B) Larva

rabditiform dan larva filariform N.americanus(Chiodini dkk, 2003)

Siklus hidup cacing A.duodenale dan N.americanus memiliki dua stadium

larva, yaitu larva rabditiform yang tidak infektif dan larva filariform yang infektif.

Larva rabditiform memiliki bentuk tubuh agak gemuk dengan panjang sekitar250

µdan larva filariform yang berbentuk langsing panjang tubuhnya sekitar 600

µ(Soedarto, 2009).

2.2 Metode Pemeriksaan Tinja

Dasar dari metode pemeriksaan tinja yaitu pemeriksaan langsung dan

tidak langsung.Pemeriksaan langsung adalah pemeriksaan yang langsung

dikerjakan setelah tinja didefekasikan.Pemeriksaan langsung dibagi menjadi dua

yaitu makroskopik dan mikroskopik.Pemeriksaan langsung makroskopis

dilakukan untuk memeriksa adanya darah atau lendir, bau, warna dan konsistensi

tinja.Pemeriksaan langsung mikroskopik dilakukan setelah pemeriksaan

http://lib.unimus.ac.id

Page 26: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

26

makroskopik.Contoh metode pemeriksaan langsung mikroskopik adalah direct

slide dan Kato Katz.Pemeriksaan tidak langsung adalah pemeriksaan yang dapat

dilakukan beberapa saat atau beberapa hari setelah tinja didefekasikan.Contoh

metode pemeriksaan tidak langsung adalah flotasi, sedimentasi, Stoll, dan lain-

lain.

Metode pemeriksaan tinja juga dibagi menjadi metode kuantitatif dan

metode kualitatif.Metode kualitatif berguna untuk menentukan positif atau negatif

kecacingan.Metode yang biasa digunakan untuk pemeriksaan kualitatif adalah

metode direct slide, metode flotasi dan metode sedimentasi.Metode kuantitatif

berguna untuk menentukan intensitas infeksi atau berat ringannya penyakit

dengan mengetahui jumlah telur per gram tinja.Metode yang biasa digunakan

untuk pemeriksaan kuantitatif adalah metode Kato-Katz dan metode Stoll

(Djaenudin, 2009).

2.2.1 Metode Direct Slide

Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk

infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit untuk menemukan telur.

Digunakanlarutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Eosin 2% dimaksudkan

untuk lebih jelas membedakan telur cacing dengan kotoran disekitarnya

(Djaenudin, 2009).

2.2.2 Metode Flotasi

Metode ini menggunakan larutan garam jenuh atau gula jenuh sebagai alat

untuk mengapungkan telur.Metode ini terutama dipakai untuk pemeriksaan tinja

yang mengandung sedikit telur.Cara kerja dari metode ini berdasarkan Berat Jenis

http://lib.unimus.ac.id

Page 27: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

27

(BJ) telur-telur yang lebih ringan daripada BJ larutan yang digunakan sehingga

telur-telur terapung dipermukaan, dan juga untuk memisahkan partikel-partikel

yang besar yang terdapat dalam tinja (Djaenudin, 2009).

2.2.3 Metode Sedimentasi

Metode ini merupakan metode yang baik untuk memeriksa sampel tinja

yang sudah lama.Prinsip dari metode ini adalah dengan adanya gaya sentrifugasi

dapat memisahkan antara suspensi dan supernatannya sehingga telur cacing dapat

terendapkan (Djaenudin, 2009).

2.2.4 Teknik Kato (Kato dan Miura, 1954)

Teknik Kato sering pula disebut dengan teknik sediaan tebal,karena teknik

ini dibuat tidak menggunakan kaca penutup.Teknik inihanya dapat diaplikasikan

untuk spesimen feses yang memilikikonsistensi minimal lembek hingga agak

keras.Apabila spesimen berupa feses cair, teknik kato tidak tepat dijadikan

pilihan.Kelebihan teknik Kato adalah dapat melakukan penghitunganjumlah telur

cacing dari spesimen fesesyang diperiksa sehingga dapat diketahui derajat infeksi

penderita.

Prinsip pemeriksaan ini adalah feses direndam pada larutanmalachite green,

dikeringkan dengan kertas saring dan didiamkan 20-30 menit pada inkubator

dengan suhu 40o

C untukmendapatkantelur cacing dan larva(Hadidjaja, 1990).

2.3 Metode Kato-Katz

(World Health Organization) WHO merekomendasikan dua jenis

pemeriksaan yang dapat mendeteksi adanya telur cacing dalam tinja yaitu Direct

Thin Smear (pemeriksaan langsung apus tipis) dan Cellophan Thick Smear

http://lib.unimus.ac.id

Page 28: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

28

(pemeriksaan apus tebal menggunakan selofan) atau yang lebih dikenal dengan

metode Kato Katz (WHO, 2006).Metode Kato Katz pertama kali diperkenalkan

oleh Kato dan Miura pada tahun 1954.Metode ini diyakini sangat berguna dan

efisien untuk mendiagnosa adanya kasus infeksi cacing usus. Metode ini relatif

mudah dilakukan tetapi menuntut ketelitian karena pembuatan sediaan apus tebal

dari tinja ini sangat dipengaruhi oleh kelembapan dan suhu setempat (Indra&

Wistiani, 2013).

Prinsip dari metode ini sama dengan metode direct slide dengan

penambahan pemberian cellophane tapeyang sudah direndam dengan malachite

green sebagai latar (Cheesbrough, 1991). Metode Kato Katz menggunakan

gliserin sebagai salah satureagennya, oleh karena itu sediaan harus sesegera

mungkin diperiksa dengan mikroskopsetelah pembuatan sediaan apus tebal

dengan cellophane tape.Sediaan yang lain yang belum diperiksa sebaiknya

disimpan pada suhu kamar dan disimpan dalam kotak yang tertutup (Indra &

Wistiani, 2013).Keberadaan telur cacing tambang pada sediaan bacaharus dibaca

dalam waktu 30-60 menit(Levecke dkk, 2011).

Kelebihan metode Kato Katz sangat sensitif, memiliki variansi minimal

antara sampel, sederhana untuk dilakukan dan sesuai untuk studi lapangan.

Metode Kato Katz kemudian diadopsi oleh WHO untuk melakukan diagnosis

kuantitatifdan kualitatif dari infeksi intestinal yang disebabkan oleh cacing,

sepertiA.lumbricoides,T.trichiura, A.deodenale, N.americanus dan S. mansoni,

terutama dalam program pengendalian dan studi kemoterapi. Metode Kato Katz

kemudian dikonfirmasi oleh banyak pekerja laboratorium dari berbagai belahan

http://lib.unimus.ac.id

Page 29: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

29

dunia.Akan tetapi, metode Kato Katz memiliki kelemahan tidak mampu

mendeteksi larva dan kista protozoa sehingga beberapa survei data yang

menggunakan metode Kato Katz biasanya tidak dapat mendeteksi keberadaan

infeksi protozoa(Ebrahim, 2007).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi metode Kato Katz antara lain

volume feses, lama waktu inkubasi, sediaan baca, suhu dan kelembapan.Volume

feses merupakan kuantifikasi intensitas telur cacing yang diperoleh pada

pemeriksaan berdasarkan volume feses, apabila volume feses berlebihan maka

akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.Lama waktu inkubasi berpengaruh pada

sediaan baca, semakin lama waktu inkubasi akan diperoleh sediaan baca yang

baik tetapi apabila telur cacing tambang sudah terlihat pada sediaan baca maka

harus segera dibaca dalam kurun waktu 30-60 menit. Apabila melewati batas

waktu tersebut (lebih dari 60 menit) maka telur cacing tambang akan menghilang.

Pada sediaan yang basah lapisan albuminoid, lapisan hialin dan lapisan vitelin

belum terlihat jelas karena sediaan belum menyerap cat malachite green secara

sempurna sehingga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan telur cacing pada

metode Kato Katz.Suhuyang digunakan pada pemeriksaan telur cacing dengan

metode Kato Katz menggunakan suhu kamar.Metode Kato Katz relatif mudah

dilakukan, tetapi menuntut ketelitian karena pembuatan sediaan apus tebal dari

tinja ini sangat dipengaruhi oleh kelembapan.

http://lib.unimus.ac.id

Page 30: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

30

2.4 Kerangka Teori

Gambar 7. Bagan Alur Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 8.Bagan Alur Kerangka Konsep

Kualitas sediaan

1. Waktu inkubasi

2. Bentuk

morfologi

3. Hasil

pemeriksaan

telur cacing

Metode Kato

Katz

Variasi waktu inkubasi

Hasil pemeriksaaan telur cacing

STH

Variasi waktu

inkubasi

sediaan baca

Hasil pemeriksaan telur cacing

STH

http://lib.unimus.ac.id

Page 31: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

31

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Jumlah telur cacing STH paling banyak ditemukan pada menit akhir.

2. Semakin lama waktu inkubasi maka semakin banyak jumlah telur cacing

yang ditemukan.

http://lib.unimus.ac.id

Page 32: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini

dilakukan pengamatan sediaan baca telur cacing STH dengan metode Kato Katz

berdasarkan pada variasi waktu inkubasi.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi waktu inkubasi sediaan

baca. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan telur cacing

Soil Transmitted Helminths.

3.3 Definisi Operasional

1. Telur cacing STH adalah cacing usus yang siklus hidupnya melalui

tanah termasuk dalam kelas Nematoda yaitu: A. lumbricoides,

T. trichiura, A. duodenale, N. americanus.

2. Metode Kato Katz adalah suatu pemeriksaan sediaan tinja yang ditutup

dan diratakan di bawah cellophane tape yang telah direndam dalam

larutan malachite green.

3. Waktu sediaan baca adalah lamanya waktu inkubasi yang digunakan

untuk mengetahui kandungan sediaan baca telur cacing pada metode

Kato Katz, dalam penelitian ini digunakan waktu inkubasi selama 5, 15,

25, 35 dan 45 menit.

http://lib.unimus.ac.id

Page 33: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

33

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani dan pekerja batu bata di

Kabupaten Grobogan. Sampel dalam penelitian ini adalah petani dan pekerja batu

bata di Kabupaten Grobogan yang berjumlah 3 orang yang dipilih secara acak

dengan teknik sampling menggunakan Simple Random Sampling. Banyaknya

sampel diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

(Hanafiah, 2003) yaitu ( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu selofan selebar ± 2,5 x 3 cm,

kawat kasa selebar ± 3 x 4 cm untuk menyaring tinja, kertas karton tebal selebar ±

3 x 4 cm di tengah berlubang, isi lubang karton telah diketahui sebelumnya ± 50

mg, timbangan, obyek glas, tutup botol dari karet, kertas saring selebar ± 10 x 10

cm, kertas berminyak tidak tembus air selebar ± 10 x 10 cm, lidi, mikroskop.

Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu larutan malachite green 3%,

larutan gliserin, tinja yang akan diperiksa.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Pembuatan Reagen

1) Pembuatan Larutan Kato Katz

Larutan Kato Katz adalah cairan yang digunakan untuk merendam selofan

atau untuk memulas cellophane tape dalam pemeriksaan tinja. Untuk membuat

larutan Kato Katz diperlukan campuran dengan perbandingan: aquadest 100

bagian, gliserin 100 bagian, dan malachite green 3% sebanyak 1 bagian. Cara

http://lib.unimus.ac.id

Page 34: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

34

pembuatannya adalah ditimbang malachite green sebanyak 3 gram, masukan ke

dalam beaker glass dan tambahkan aquadest 100 ml sedikit demi sedikit lalu

diaduk dengan sendok kecil hingga homogen, maka telah diperoleh malachite

green 3%. Kemudian 100 ml aquadest dimasukan ke dalam waskom kecil,

kemudian 100 ml gliserin ditambahkan sedikit demi sedikit dan ditambahkan

dengan 1 ml larutan malachite green 3%, kemudian diaduk sampai homogen,

sehingga diperoleh larutan Kato Katz 201 ml. (Ismid dkk, 2000)

2) Cara Merendam Cellophane Tape

Cara merendam cellophane tape adalah dibuat bingkai kayu segi empat sesuai

dengan waskom plastik kecil. Kemudian plastik mika dililitkan pada bingkai

tersebut. Cellophane tape direndam selama 18-24 jam dalam larutan Kato Katz.

Pada waktu sudah dipakai, menggunting selofan (digantikan dengan plastik jenis

mika) yang sudah direndam (Ismid dkk, 2000).

3.6.2 Pengambilan Sampel Feses

Setelah memberikan edukasi kepada responden, peneliti memberikan botol

tinja kepada responden yang masing-masing telah diberikan label nama dari tiap

responden. Kemudian memberikan edukasi pada responden tata cara pengambilan

feses sebagai berikut, pengambilan feses sebaiknya dianjurkan pada pagi hari.

Kemudian pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu. Feses yang akan

diambil tidak boleh bercampur dengan air kloset maupun urin. Kemudian feses

ditampung pada pot steril bermulut lebar dan berpenutup, yang telah berisi

formalin 10%. Selanjutnya peneliti menerima tabung berisi feses dari pasien.

Feses dikirim ke Laboratorium Parasitologi UNIMUS.

http://lib.unimus.ac.id

Page 35: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

35

3.6.3 Metode Kato Katz

Cara kerja pemeriksaan feses metode Kato Katz adalah kertas saring

diletakkan di atas kertas berminyak di meja laboratorium. Tinja diambil

sebanyak-banyaknya dengan lidi dan diletakkan di atas kertas minyak yang

dialasi dengan kertas saring di meja laboratorium. Kemudian kawat kasa

diletakkan di atas tinja. Obyek glass diambil dan kertas karton diletakkan di atas

obyek glass, lubang kertas karton harus berada di tengah obyek glass. Kawat kasa

ditekan dengan menggunakan lidi di atas tinja, sehingga tinja tersaring keluar di

atas kawat kasa. Selanjutnya dengan lidi tinja di atas kawat kasa dimasukkan ke

dalam lubang kertas karton. Lubang karton diisi sampai rata dengan permukaan

kertas-kertas karton. Kertas karton diangkat dan tinja dalam lubang akan

tertinggal di atas obyek glass. Tinja ditutup di atas obyek glass dengan selofan.

Selofan ditekan dengan obyek glass lain atau tutup botol dari karet untuk

meratakan tinja di bawah selofan. Sediaan diletakkan secara terbalik di atas kertas

saring, Sediaan diinkubasi selama 20 – 30 menit. Sediaan diamati dengan

mikroskop pada perbesaran 10x. Telur cacing pada sediaan dihitung kemudian

jumlah telur cacing yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus (Ismid dkk,

2000) berikut: jumlah telur cacing x

= jumlah telur per gram tinja (EPG).

http://lib.unimus.ac.id

Page 36: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

36

3.7 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan dilakukan untuk mengetahui hasil jumlah telur cacing

STH berdasarkan variasi waktu inkubasi. Tabel rancangan percobaan disusun

sebagi berikut :

Tabel 3. Jumlah Telur Cacing STH (EPG) Berdasarkan Variasi Waktu Inkubasi

Waktu Inkubasi

Jumlah Telur STH (EPG)

Sampel X1 Sampel X2 Sampel X3

5 Menit

15 Menit

25 Menit

35 Menit

45 Menit

http://lib.unimus.ac.id

Page 37: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

37

3.8 Alur Penelitian

Gambar 9. Bagan Alur Penelitian

Sampel Feses

Inkubasi

5 menit

Kualitas sediaan

Penghitungan jumlah telur per gram

Analisis data

Petani dan Pekerja Batu Bata

Inkubasi

15 menit

Inkubasi

35 menit

Inkubasi

25 menit

Inkubasi

45 menit

Metode Kato Katz

http://lib.unimus.ac.id

Page 38: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

38

3.9 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

Data yang diperoleh merupakan data yang diperoleh dengan cara

mengambil sampel pada petani dan pekerja batu bata di Kabupaten Grobogan.

Sampel tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium untuk diperiksa menggunakan

mikroskop pada perbesaran 10x dan 40x. Pengamatan mikroskopik dilakukan

untuk melihat ada tidaknya telur cacing STH. Apabila positif terdapat telur cacing

STH kemudian dilakukan pemeriksaan telur cacing dengan metode Kato Katz

dengan waktu inkubasi yang berbeda. Selanjutnya jumlah telur cacing STH yang

diperoleh dimasukkan dalam perhitungan EPG (Egg Per Gram) atau telur per

gram tinja, diperoleh nilai rata-ratanya dan dimasukkan ke dalam tabel.

Data yang terkumpul berupa angka yaitu hasil pemeriksaan telur cacing

STH yang ditemukan pada feses. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan

uji kenormalan dengan menggunakan uji Shapiro Wilk. Apabila data yang

diperoleh berdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA.

3.10 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Ilmu

Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Waktu

penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Maret sampai Mei 2016.

http://lib.unimus.ac.id

Page 39: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengamatan pada sediaan baca terhadap pemeriksaan telur cacing STH

pada metode Kato Katz dengan variasi waktu inkubasi antara 5, 15, 25, 35, dan 45

menit dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Rerata Jumlah Telur Cacing STH (EPG) Berdasarkan Variasi Waktu

Inkubasi

No Perlakuan Rata-rata

telur cacing STH (EPG)

1 5 Menit 680,00

2 15 Menit 733,33

3 25 Menit 886,67

4 35 Menit 973,33

5 45 Menit 1013,33

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata jumlah telur cacing STH

pada menit 5 adalah sebesar 680,00, rerata jumlah telur cacing STH menit 15

adalah 733,33, rerata jumlah telur cacing STH menit 25 sebesar 886,67, rerata

telur cacing STH menit 35 sebesar 973,33 dan rerata telur cacing STH menit 45

sebesar 1013,33.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada rerata jumlah telur

cacing STH pada menit 45 menunjukkan jumlah telur cacing STH terbanyak. Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu inkubasi maka semakin banyak

telur cacing STH yang ditemukan, karena pada menit 45 cat malachite green telah

http://lib.unimus.ac.id

Page 40: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

40

menyerap secara sempurna sehingga lapisan albuminoid, lapisan hialin, lapisan

vitelin pada telur cacing sudah terlihat jelas. Sedangkan pada jumlah telur cacing

STH pada menit 5, menit 15, menit 25 dan menit 35 menunjukkan hasil telur

cacing lebih sedikit, karena pada sediaan baca terlihat masih basah dan cat

malachite green belum menyerap secara sempurna sehingga lapisan albuminoid,

lapisan hialin, lapisan vitelin pada telur cacing belum terlihat jelas.

Sediaan baca pada pemeriksaan telur cacing STH dengan metode Kato

Katz diperoleh kualitas yang paling baik pada menit 45. Pada menit 45 cat

malachite green telah menyerap secara sempurna sehingga lapisan albuminoid,

lapisan hialin, lapisan vitelin pada telur cacing STH akan tampak jelas.

Berdasarkan hasil uji Shapiro Wilk (terlampir pada lampiran 3), diperoleh

hasil bahwa jumlah telur cacing STH pada variasi waktu inkubasi (5, 15, 25, 35

dan 45 menit) terhadap sediaan baca dengan metode Kato Katz berdistribusi

normal dengan nilai signifikasi sebagai berikut: signifikasi pada menit 5 p=0,363,

signifikasi menit 15 p=0,878, signifikasi menit 25 p=0,463, signifikasi menit 35

p=0,463, signifikasi menit 45 p=0,637, karena nilai (p>0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Data yang diperoleh berdistribusi normal, sehingga dilanjutkan dengan uji

One Way ANOVA, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variasi waktu

inkubasi (5, 15, 25, 35 dan 45) terhadap jumlah telur cacing dengan metode Kato

Katz. Berdasarkan uji One Way ANOVA diperoleh nilai yang signifikan yaitu

P=0,000, sehingga 0,000 < 0,05. Berarti H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi waktu

http://lib.unimus.ac.id

Page 41: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

41

inkubasi sediaan baca terhadap jumlah telur cacing pada metode Kato Katz

dengan perbedaan waktu inkubasi antara 5, 15, 25, 35, dan 45 menit.

Faktor – faktor yang mempengaruhi metode Kato Katz adalah lama waktu

inkubasi berpengaruh pada sediaan baca, semakin lama waktu inkubasi akan

diperoleh sediaan baca yang baik tetapi apabila telur cacing tambang sudah

terlihat pada sediaan baca maka harus segera dibaca dalam kurun waktu 30-60

menit. Apabila melewati batas waktu tersebut (lebih dari 60 menit) maka telur

cacing tambang akan menghilang (Acharya, 2016).

http://lib.unimus.ac.id

Page 42: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Rerata jumlah telur cacing STH pada menit 5 adalah sebesar 680,00, menit

15 adalah 733,33, menit 25 sebesar 886,67, menit 35 sebesar 973,33 dan

menit 45 sebesar 1013,33, sehingga telur cacing STH paling banyak

ditemukan pada menit 45.

2. Semakin lama waktu inkubasi maka semakin banyak jumlah telur cacing

yang ditemukan.

5.2 Saran

Saran penulis untuk penelitian selanjutnya agar dapat menggunakan jumlah

sampel yang lebih besar untuk meningkatkan validitas penelitian.

http://lib.unimus.ac.id

Page 43: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

43

DAFTAR PUSTAKA

Acharya, T. 2016. Kato Katz Technique: Principle, Procedure and Results.

http://microbeonline.com/kato-katz-technique-principle-procedure-results/.

Lab Diagnosis of parasitic disease. Diakses tanggal 7 Juli 2016.

Cheesbrough, M. 1991. Techniques used to Identify Parasites, Medical

Laboratory Manual for Tropical Countries. Edisi 2. Butterworth-Heinemann

Ltd., Oxford, UK.

Chiodini, P.L. Moody, A.H. Manser, D.W. 2003. Atlas Of Medical Helminthology

And Protozoology. Edisi Empat. Churschill Livingstone. London.

Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Pengendalian Kecacingan. Direktorat

Jenderal PP & PL. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2006. Diagnosa Infeksi Cacing Tambang. Jurnal

Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 16 (4): 23

Djaenudin N., Ridad A. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ

Tubuh yang Diserang. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Ebrahim A., El-Morshedy H., Omer E., El Daly S., Barakat R. 2007. Evaluation

of The Kato Katz Thick Smear and Formol Ether Sedimentation Techniques

For Quantitative Diagnosis of Schistosoma Mansoni. American Journal of

Tropical Medicine and Hygiene. 57: 706-708.

Gandahusada, S., Herry D.I, Wita P. 2008. Parasitologi Kedokteran. Edisi Tiga.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Gill, G. dan Beeching, N. 2009. Lecture Notes Tropical Medicine. 6th

Edition.

Blackwell Publishing.

Hadidjaja, P. 1990. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Hanafiah K.A, 2003. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Fakultas

Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Indra, K.A dan Wistiani. 2013. Parasites Load Soil Transmitted Helminth dengan

Kadar Hemoglobin. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Semarang.

http://lib.unimus.ac.id

Page 44: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

44

Ismail, C.F. 2013. Perbandingan Uji Sensitivitas dan Spesifitas Metode Kato

Kualitatif dan Metode Langsung Pada Pemeriksaan Telur Cacing Soil

Transmitted Helminth. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah

Mada. Yogyakarta.

Ismid, I.S., Winita, R., Sutanto, I., Zulhasril. Sjarifuddin, P.K. 2000. Penuntun

Praktikum Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta.

Irianto, K. 2013. Parasitologi Medis. Alfabeta. Bandung.

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pengendalian Kecacingan. Direktorat

Jenderal PP & PL. Jakarta. Hal: 9.

Levecke B., Jerzy M., Sitara S., Marco A., Shaali M. 2011. A Comparison of

the Sensitivity and Fecal Egg Counts of the McMaster Egg Counting and

Kato-Katz Thick Smear Methods for Soil Transmitted Helminths.

Plos Journal. Negleted Tropical Disease. Vol. 5 (6 ) : e1201.

Limpomo, A.B. 2014. Perbedaan Metode Flotasi Menggunakan Larutan

dengan Metode Kato-Katz Untuk Pemeriksaan Kuantitaf Tinja. Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Linnaeus, C. The Taxonomicon. http://taxonomicon.taxonomy.nl/Reference.aspx.

Diakses tanggal 20 Januari 2016.

Marlina, L dan W. Junus. 2012. Hubungan Pendidikan Formal, Pengetahuan Ibu

dan Sosial Ekonomi Terhadap Infeksi Soil Transmitted Helminths Pada

Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma

Bengkulu. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 11 (1) : 1 – 7.

Onggowaluyo, J. S. 2001. Parasitologi Medik I (Helmintologi) : Pendekatan

Aspek Identifikasi, Diagnosis, dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

WHO. 2006. Soil Transmitted Helminths. http://who.int/intestinal_worms/en.

Diakses tanggal 26 Oktober 2015.

Soedarto. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia. Sagung Seto. Jakarta.

Soedarto, 2011. Buku Ajar Helmintologi Kedokteran. Airlangga University Press.

Surabaya.

http://lib.unimus.ac.id

Page 45: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

45

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pengamatan Jumlah Telur Cacing STH

Tabel 5. Hasil Pengamatan Jumlah Telur Cacing STH

Kelompok

Jumlah Telur Cacing STH (EPG)

5

menit

15

menit

25

menit

35

menit

45

menit

X1 700 780 920 960 1000

X2 720 860 900 1020 1080

X3 620 680 840 940 960

Lampiran 2. Diagram Jumlah Telur Cacing STH

Gambar 10. Diagram Jumlah Telur Cacing STH

0

200

400

600

800

1000

1200

5 menit 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit

Jumlah Telur Cacing STH (EPG)

Axi

s Ti

tle

Jumlah Telur Cacing STH

X1

X2

X3

http://lib.unimus.ac.id

Page 46: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

46

Lampiran 3. Hasil Analisis Data

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Jumlah telur cacing STH menit 5 .314 3 . .893 3 .363

Jumlah telur cacing STH menit 15 .196 3 . .996 3 .878

Jumlah telur cacing STH menit 25 .292 3 . .923 3 .463

Jumlah telur cacing STH menit 35 .292 3 . .923 3 .463

Jumlah telur cacing STH menit 45 .253 3 . .964 3 .637

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 7. Hasil Uji One Way ANOVA

ANOVA

Jumlah telur cacing STH

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 230506.667 4 57626.667 15.890 .000

Within Groups 36266.667 10 3626.667

Total 266773.333 14

http://lib.unimus.ac.id

Page 47: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

47

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 11. Sampel Feses

Gambar 12. Persiapan Alat dan Bahan

Penelitian

Gambar 13. Proses Penyaringan Feses

Gambar 14. Penimbangan Deck Glass

Gambar 15. Penimbangan Feses

Gambar 16. Proses Penempelan

Cellophane Tape

http://lib.unimus.ac.id

Page 48: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

48

Gambar 17. Proses Perataan Feses

Gambar 18. Pengamatan Telur Cacing

Gambar 19. Sampel X1 Telur Cacing

Pada menit 5

Gambar 20. Sampel X1 Telur Cacing

Pada Menit 15

http://lib.unimus.ac.id

Page 49: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

49

Gambar 21. Sampel X1 Telur Cacing

Pada Menit 25

Gambar 22. Sampel X1 Telur Cacing

Pada Menit 35

Gambar 23. Sampel X1 Telur Cacing

Pada Menit 45

Gambar 24. Sampel X2 Telur Cacing

Pada Menit 5

http://lib.unimus.ac.id

Page 50: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

50

Gambar 25. Sampel X2 Telur Cacing

Pada Menit 15

Gambar 26. Sampel X2 Telur Cacing

Pada Menit 25

Gambar 27. Sampel X2 Telur Cacing

Pada Menit 35

Gambar 28. Sampel X2 Telur Cacing

Pada Menit 35

http://lib.unimus.ac.id

Page 51: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

51

Gambar 29. Sampel X2 Telur Cacing

Pada Menit 45

Gambar 30. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 5

Gambar 31. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 5

http://lib.unimus.ac.id

Page 52: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

52

Gambar 32. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 15

Gambar 33. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 15

Gambar 34. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 25

Gambar 35. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 25

http://lib.unimus.ac.id

Page 53: PENGARUH VARIASI WAKTU INKUBASI SEDIAAN BACA …repository.unimus.ac.id/135/1/20. Skripsi Full.pdf · TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA

53

Gambar 36. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 35

Gambar 37. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 35

Gambar 38. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 45

Gambar 39. Sampel X3 Telur Cacing

Pada Menit 45

http://lib.unimus.ac.id