pengaruh investasi, tenaga kerja, dan ekonomi …

118
PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2011-2017 SKRIPSI NADIA LESTARI EES150777 PEMBIMBING : Dr. NOVI MUBYARTO, S.E., M.E AGUSTINA MUTIA, S.E., M.EI PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN

PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI PROVINSI JAMBI

TAHUN 2011-2017

SKRIPSI

NADIA LESTARI

EES150777

PEMBIMBING :

Dr. NOVI MUBYARTO, S.E., M.E

AGUSTINA MUTIA, S.E., M.EI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

ii

Page 3: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

iii

Page 4: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

iv

Page 5: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil „alamin...

Ya Allah, waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi

takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta

pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud

dihadapan Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung

awal perjuanganku. Segala Puji bagi-Mu, ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang. Serta sholawat dan salam kepada baginda Nabi

Muhammad SAW dan para sahabat yang mulia.

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih kepada

Ayahku, Jamri (Alm), yang telah tiada. Semoga mendapat tempat yang terindah di

sisi Allah SWT. Ibuku, Masnah, yang tidak pernah lelah untuk mendoakan,

memberikan semangat, motivasi, dan materi. Berusaha dengan segenap daya dan

upaya serta kesabaran untuk terciptanya keberhasilan masa depanku, semoga

Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan kepada Ibuku tercinta. Ketiga

kakakku, Amrina, Sri Wahyuni, dan Wirna Ayu Mentari. Terimakasih atas

perhatian dan motivasi yang kalian berikan. Seluruh keluarga besar yang turut

mendukung.

Sahabat-sahabatku, Riskha Ramadhani, Syarifah Aisyah, Syaripah Fitriana, dan

Izza Afkarina. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama

sahabat. Tak lupa bagi seluruh teman sejawat saudara seperjuangan, Ekonomi

Syariah J 2015 juga almamater tercinta UIN STS JAMBI.

Page 6: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

vi

MOTTO

Artinya: “Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia

berkata, "Wahai kaumk! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia.

Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya,

karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.

Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (do’a

hamba-Nya)."(Q.S. Hud (11): 61)

Page 7: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

vii

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah utama makroekonomi jangka

panjang dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur melihat

seberapa besar pembangunan ekonomi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah secara

parsial dan simultan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan

Pusat Statistik. Metode regresi yang digunakan adalah dengan metode regresi

linier berganda menggunakan alat bantu eviews 8. Hasil analisis penelitian

menunjukkan bahwa investasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada periode 2011-2017.

Sedangkan tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi selama periode tahun

2011-2017. Secara simultan investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

dengan nilai R Square sebesar 0.989047 yang berarti 98,9% pertumbuhan

ekonomi dipengaruhi investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah

sedangkan 1,1% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang

digunakan.

Kata kunci: Investasi (X1) Tenaga Kerja (X2) Pengeluaran Pemerintah (X3)

dan Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Page 8: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesahatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini diberi judul “Pengaruh

Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2011-2017”.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui bauk dalam mengumpulkan data

maupun penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama

bantuan dari bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan

adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian

skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan

Perkembangan Lembaga.

4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.

5. Ibu Dr. Halimah Ja‟far, M.Fil.I, selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

6. Bapak Dr. Sucipto, MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy, selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME dan Ibu Agustina Mutia, SE., M.EI

selaku pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini.

Page 9: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

ix

8. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen dan seluruh karyawan/karyawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya, diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, 25 Oktober 2019

Penulis,

Nadia Lestari

EES.150777

Page 10: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERYATAAN .............................................................................. ii

NOTA DINAS ................................................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Batasan Masalah .......................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

F. Kerangka Teori ............................................................................ 10

G. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 43

H. Kerangka Pemikiran .................................................................... 46

I. Hipotesis ...................................................................................... 47

J. Sitematika Penulisan .................................................................... 49

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian .................................................................. 50

B. Jenis dan sumber data .................................................................. 50

C. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 51

D. Teknik Analisis Data ................................................................... 51

E. Metode Data Panel ....................................................................... 53

F. Pemilihan Model Data Panel ....................................................... 54

G. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 56

Page 11: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

xi

H. Uji Statistik .................................................................................. 58

BAB III. GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis Provinsi Jambi .................................................. 61

B. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 63

C. Investasi .......................................................................................... 64

D. Tenaga Kerja .................................................................................. 65

E. Pengeluaran Pemerintah ................................................................. 66

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 68

B. Hasil Estimasi dan Pemilihan Model Data Panel ........................... 74

C. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 80

D. Uji Hipotesis ................................................................................... 83

E. Pembahasan .................................................................................... 87

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 92

B. Saran ............................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 12: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Perkembangan PDRB, Investasi, Angkatan Kerja yang

Bekerja, dan Pengeluaran Pemerintah Provinsi Jambi Tahun

2011-2017 ............................................................................... 6

Tabel 1.2 : Penelitian Terdahulu ............................................................... 44

Tabel 2.2 : Durbin-Watson ....................................................................... 58

Tabel 4.1 : Produk Domestik Regional Bruto .......................................... 69

Tabel 4.2 : Realisasi Investasi .................................................................. 70

Tabel 4.3 : Angkatan Kerja yang Bekerja ................................................ 72

Tabel 4.4 : Realisasi Pengeluaran Pemerintah .......................................... 73

Tabel 4.5 : Common Effect ....................................................................... 75

Tabel 4.6 : Fixed Effect ............................................................................. 76

Tabel 4.7 : Hasil Uji Chow ....................................................................... 77

Tabel 4.8 : Random Effect ......................................................................... 78

Tabel 4.9 : Hasil Uji Hausman .................................................................. 79

Tabel 4.10 : Fixed Effect dengan Model Cross-Section Weights ............... 80

Tabel 4.11 : Corelation Matrix ................................................................... 82

Tabel 4.12 : Uji Glejser ............................................................................... 82

Tabel 4.13 : Durbin-Warson ....................................................................... 83

Tabel 4.14 : Hasil Uji F .............................................................................. 84

Tabel 4.15 : Hasil Uji T .............................................................................. 85

Tabel 4.16 : Hasil Uji Determinasi (R Square) ........................................... 86

Page 13: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Gambar Kerangka Pemikiran ............................................................. 47

Gambar 4.1 : Gambar Histogram Normaliti ............................................................. 81

Page 14: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah upaya untuk mentransformasi kehidupan ke arah

yang lebih baik dan berkah.1 Salah satu pembangunan nasional yang mendapatkan

perhatian pemerintah adalah pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan

ekonomi adalah pembangunan kemakmuran ekonomi negara atau daerah guna

untuk kesejahteraan penduduknya, dan untuk kemajuan ekonomi masyarakat

sehingga mengacu pada negara yang berkembang.2 Menurut Todaro dalam Esther

Kembauw, Lexy J. Sinay dan Aphrodite M. Sahusilawane tujuan utama dari

usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang

setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan,

ketimpangan pendapatan, dan tingkat pengangguran.3

Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan

pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dari perbedaan

produk domestik bruto tahun tertentu dengan tahun sebelumnya yang

menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang

dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan

produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun

pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara

1 Irfan Syauqi Beik, Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 15

2 Nurul Huda, Dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta : Kencana, 2015), hlm. 2

3 Esther Kembauw, Lexy J. Sinay dan Aphrodite M. Sahusilawane, Pembangunan

Perekonomian Maluku, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 27

Page 15: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

2

ataupun daerah. Pertumbuhan ekonomi akan menghasilkan tambahan pendapatan

masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas

perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk

menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu

aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat.4

Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi

dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu

negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami

pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah

barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga

kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja

dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.5 Menurut Sadono Sukirno, untuk

memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai

sesuatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan

pendapatan nasional riil yang dicapai.6

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi (di daerah diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada

perkembangan faktor-faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, dan teknologi.7

Dengan menggungakan faktor tersebut, maka pembangunan ekonomi dapat

4 Devi Novita Sari, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Kgabupaten Lampung Tengah, (Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung, 2017), hlm. 1 5 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 9-10

6 Ibid, hlm. 423

7 Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga

Keynesian Baru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 451

Page 16: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

3

berjalan dan tumbuh dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Investasi dapat diartikan sebagai

pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian.8 Sadono Sukirno mengatakan bahwa kegiatan investasi

memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi

dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

kemakmuran masyarakat. Peranannya ini bersumber dari tiga fungsi penting dari

kegiatan investasi dalam perekonomian. Salah satunya adalah investasi

merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan

investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional.

Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan

kerja.9

Faktor lain yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah jumlah

dari tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64

tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa dan jika ada permintaan terhadap tenaga mereka,

dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.10

Menurut Todaro

dalam Heidy Menajang, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja

(AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu

8 Ibid, hlm. 121

9 Ibid, hlm. 367

10 Mulyasi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 71

Page 17: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

4

pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan

menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar

berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih

dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar

akan memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.11

Angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja

yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan

menyebabkan semakin meningkatkan total produksi di suatu daerah.12

Pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur suatu daerah juga tidak terlepas

dari peran pemerintah dalam menyediakan dana untuk membiayai kegiatan

pembangunan baik bidang ekonomi maupun non ekonomi. Biaya kegiatan ini

sering disebut sebagai pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah dapat

diartikan sebagai penggunaan uang dan sumber daya suatu negara untuk

membiayai suatu kegiatan negara atau pemerintah dalam rangka mewujudkan

fungsinya dalam melakukan kesejahteraan.13

Pengeluaran pemerintah daerah

diukur dari total belanja langsung dan tidak langsung yang dialokasikan dalam

anggaran daerah. Sodik dalam Zahari mengungkapkan bahwa pengeluaran

pemerintah yang proporsional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.14

11

Heidy Menajang, Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kota Manado, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, hlm. 10 12

Ibid, hlm. 11 13

Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, Makroekonomi: Pengantar Untuk Manajemen,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 179 14

M. Zahari MS, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Jambi, Jurnal of Economic and Business Vol. 1 No. 1, 2017, hlm. 183

Page 18: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

5

Pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi

dikarenakan pengeluaran pemerintah ini akan dapat menciptakan berbagai

prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Pengeluaran pemerintah

yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

bersumber dari bantuan pusat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). APBD ini

merupakan bentuk dari akumulasi modal pemerintah yang digunakan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Adapun sasaran penggunaan

pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai pembangunan di bidang sarana

dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran usaha dan pemenuhan pelayanan

masyarakat.15

Provinsi Jambi merupakan salah satu wilayah yang mempunyai letak

geografis yang strategis yang memiliki potensi alam yang mendukung untuk

pertumbuhan ekonomi sebagai penghasil devisa negara. Melalui hal ini maka

pemerintah daerah dapat meningkatkan kegiatan pertumbuhan perekonomian di

segala sektor agar masyarakat memperoleh kesejahteraan. Kesempatan kerja atau

lapangan pekerjaan yang tersedia merupakan salah satu peluang yang bisa

dimanfaatkan oleh penduduk Provinsi Jambi untuk menggapai kesejahteraan itu.

Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi diperoleh data laju pertumbuhan

ekonomi (diukur dengan pertumbuhan PDRB), investasi (PMA dan PMDN),

tenaga kerja (angkatan kerja yang bekerja), dan pengeluaran pemerintah (belanja

15

Moh. Arsjad Anwar, dkk, Ekonomi Indonesia, Masalah dan Prospek 1989/1990, (Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 1989), hlm. 47

Page 19: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

6

langsung dan belanja tidak langsung) Provinsi Jambi tahun 2011-2017 pada tabel

1.1 berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan PDRB (PE), Investasi (INV), Angkatan Kerja yang

Bekerja (TK), dan Pengeluaran Pemerintah (PP) Provinsi Jambi Tahun

2011-2017

Tahun PDRB (Juta

Rupiah)

PE

(%)

INV (Juta

Rupiah)

INV

(%)

TK

(Satuan

Orang)

TK

(%)

PP (Juta

Rupiah) PP %

2011 97.740.873,9 8,54 14.897.498,62 28,24 1.434.998 5,51 1.750.242 21,28

2012 104.615.082,1 7,03 27.384.362,55 83,81 1.423.624 -0,79 2.558.080 46,15

2013 111.766.130,9 7,07 34.325.652,89 25.34 1.382.471 -2,89 3.012.295 17,75

2014 119.991.444,6 7,76 39.944.023,82 16,36 1.491.038 7,85 3.204.632 6,39

2015 125.037.398,0 4,21 46.886.547,41 17,38 1.550.403 3,98 3.425.566 6,89

2016 130.501.132,1 4,37 52.782.394,46 12,57 1.624.522 4,78 3.294.484 -3,82

2017 136.556.706,1 4,64 5.287.089,08 -88,31 1.657.817 2,05 3.457.094 4,93

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)16

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada beberapa tahun belakang

(periode 2011-2017) mengalami fluktuatif. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Jambi tahun 2011-2017 mengalami perubahan di setiap tahunnya. Di tahun 2011

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 8,54%. Di tahun 2012

16

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)

Page 20: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

7

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami penurunan menjadi 7,03%.

Tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 7,03%. Di tahun 2014 mengalami

peningkatan lagi menjadi 7,76%. Namun pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi

mengalami penurunan menjadi 4,21%. Dan pada tahun 2016 petumbuhan

ekonomi perlahan mulai meningkat lagi menjadi 4,37%. Dan pada tahun 2017

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami peningkatan lagi menjadi

4,64%.

Berdasarkan pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan

investasi, tenaga kerja, pertumbuhan pengeluaran pemerintah maupun

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi selama periode penelitian yaitu dari

tahun 2011 sampai 2017 berfluktuasi. Teori mengatakan bahwa kenaikan

investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah dapat mendorong terjadinya

pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi fakta yang terjadi di Provinsi Jambi

menunjukkan bahwa pada saat investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah mengalami pertumbuhan yang tinggi, tidak langsung dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi. Begitu pula sebaliknya, ketika investasi,

tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah mengalami penurunan tidak langsung

mengakibatkan kondisi pertumbuhan ekonomi menurun.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh investasi, tenaga kerja, dan

pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi telah dilakukan. Namun

hasil penelitian tersebut masih menunjukkan ketidak konsistenan. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Azzam Farras Wijdan menunjukkan bahwa pengeluaran

pemerintah, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dana ZIS,

Page 21: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

8

dan tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.17

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Jazuli Rahman, Aris

Soelistyo, dan Syamsul Hadi menunjukkan bahwa secara serentak investasi,

pengeluaran pemerintah, tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan hasil F statistik 3,55 lebih besar

dari F tabel yaitu 2,38.18

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Tahun

2011-2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh

secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun

2011-2017?

2. Apakah investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh

secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2011-

2017?

17

Azzam Farras Wijdan, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Dana ZIS,

dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2015, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018 18

Ahmad Jazuli Rahman, dkk, Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga

Kerja Terhadap PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2010-2014, Jurnal Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang, 2016

Page 22: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

9

C. Batasan Masalah

Peneliti memfokuskan pembahasan ini agar nantinya tidak terjadi

perluasan pembahasan, maka ruang lingkup wilayah yang menjadi titik fokus

dalam penelitian ini adalah pada masalah apakah investasi, tenaga kerja, dan

pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi tahun 2011-2017. Penelitian ini kurang didukung dengan

ketersediaan data yang memadai sehingga pada penelitian ini data yang

diambil hanya dari 9 kabupaten/kota di Provinsi Jambi (tidak termasuk

Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh). Data yang diperlukan dalam

model penelitian kali ini yaitu produk domestik regional bruto atas dasar

harga konstan (PDRB ADHK), investasi (total seluruh investasi yang diukur

dari total seluruh investasi dengan menjumlahkan investasi PMDN dan

PMA), angkatan kerja yang bekerja, dan pengeluaran pemerintah (total

belanja langsung dan tidak langsung) Provinsi Jambi periode tahun 2011-

2017.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah yang telah diungkapkan, peneliti

memiliki tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi.

Page 23: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

10

2. Untuk mengetahui apakah investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Pengambil kebijakan

Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi yang berguna dalam memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat diketahui

faktor-faktor yang perlu dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi.

2. Akademisi

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah

khazanah pengetahuan dan referensi bagi penelitian sejenis dan dapat

dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada

maupun yang akan dilakukan.

E. Kerangka Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian dan Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Page 24: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

11

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang

menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun

tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.19

Dalam Islam banyak ahli ekonomi dan ahli fikih yang memberikan

perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi yang menjelaskan bahwa maksud

pertumbuhan bukan hanya aktivitas produksi saja. Lebih dari itu,

pertumbuhan ekonomi yang diukur berdasarkan PDRB merupakan aktivitas

menyeluruh dalam bidang produksi yang berkaitan erat dengan keadilan

distribusi. Pertumbuhan bukan hanya persoalan ekonomi, melainkan

aktivitas manusia yang ditujukan untuk pertumbuhan dan kemajuan sisi

material dan spiritual manusia.20

Pertumbuhan ekonomi telah ada dalam wacana pemikiran Muslim

klasik, yang dibahas dalam “Pemakmuran Bumi” yang merupakan

pemahaman dari firman Allah SWT:

ها... ...ىو أنشأ كم من الرض واست عمركم في

“...dia yang menjadikan kamu dari tanah dan menjadikan kamu

pemakmurnya...”21

Terminologi ”pemakmuran tanah” mengandung pemahaman tentang

pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib

kepada seorang gubernurnya di Mesir: “Hendaklah kamu memperhatikan

19

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan,

(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 9 20

Nurul Huda & dkk, Ekonomi Pembangunan Islam.,... hlm. 124 21

Al-Qur‟an dan Terjemah, Surah Hud (11): 61, Departemen Agama RI (Bekasi: Penerbit

Mulia Abadi , 2015)

Page 25: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

12

pemakmuran tanah dengan perhatian yang lebih besar daripada orientasi

pemungutan pajak, karena pajak sendiri hanya dapat dioptimalkan dengan

pemakmuran tanah. Barang siapa yang memungut pajak tanpa

memperhatikan pemakmuran tanah, negara tersebut akan hancur”.

Perhatian Islam terhadap pertumbuhan ekonomi sebenarnya telah

mendahului sistem kapitalis atau marxisme yang berkembang di Barat. Hal

ini dibuktikan dengan berbagai hasil karya tentang ekonomi dunia dalam

pertumbuhan ekonomi yang merupakan hasil karya kaum muslimin jauh

mendahului karya-karya orang Barat.22

Contohnya, Ibnu Khaldūn yang telah

menyinggung terminologi pertumbuhan dalam bukunya Mukaddimah

dalam bab tentang peradaban.23

Adapun syarat dalam membangun

perekonomian yaitu:

1) Atas Dasar Kekuatan Sendiri.

Syarat utama untuk bagi pembangunan ekonomi ialah bahwa proses

pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di

dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasibdan untuk menciptakan

kemajuan materil harus muncul dari warga negara itu sendiri.

2) Menghilangkan Ketidaksempurnaan Pasar.

Ketidaksempurnaan pasar menyebabkan immobilitas faktor dan

penghambat ekspansi sektoral dan pembangunan.Untuk

menghilangkan hal ini, lembaga sosio-ekonomi yang ada harus

diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik.

22

Nurul Huda & dkk, Ekonomi Pembangunan Islam,... hlm. 125 23

Al-Allāmah Abdurrahmān bin Muhammad bin Khaldūn. Penerjemah: Masturi Irham, dkk,

Mukaddimah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), hlm. 132

Page 26: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

13

3) Perubahan Struktur.

Perubahan struktur merupakan peralihan dari masyarakat pertanian

tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup

peralihan lembaga, sikap sosial, dan motivasi yang ada secara

radikal.Perubahan struktur semacam ini menyebabkan kesempatan

kerja semakin banyak, dan produktivitas buruh stok modal, dan

pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan tekonologi

semakin tinggi.

4) Pembentukan Modal.

Pembentukan modal merupakan faktor paling pentin dan strategis di

dalam proses pembangunan ekonomi. Pembentukan modal bahkan

disebut sebagai kunci utama menuju pembangunan ekonomi.

5) Kriteria Investasi Yang Tepat.

Menentukan pola investasi sama pentingnya dengan menentukan laju

pembentukan modal. Negara terbelakang tidak saja harus menentukan

besarnya tingkat investasi tetapi juga komposisi investasi.Memilih

investasi yang menguntukan merupakan tanggung jawab negara.Pola

optimum investasi sebagian besar tergantung pada keadaan investasi

yang tersedia di negara dan produktivitas marginal sosial dari berbagai

jenis investasi.

6) Persyaratan Sosio Budaya.

Wawasan sosio budaya masyarakat haruslah diubah jikalau

pembangunan diharapkan dapat berjalan.Manakala terdapat hambatan

Page 27: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

14

sosial yang menghalangi kemajuan ekonomi, maka hambatan tersebut

harus disesuaikan.

7) Administrasi.

Keadaan administrasi yang kuat merupakan syarat pembangunan

ekonomi.Pemerintah harus mampu menegakkan hokum dan ketertiban

dan mempertahankan negeri melawan agresi dari luar. Tanap

pemerintahan yang stabil, perdamaian dan ketentraman, kebijaksanaan

publik akan menalami perubahan dan pembangunan akan tidak sesuai

dengan yang diharapkan. 24

b. Faktor-Faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut pandangan para ahli ekonomi, ada empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: 25

1) Tanah dan kekayaan alam lainnya

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas serta sumber daya alam

yang ada di negara tersebut. Kekayaan alam akan dapat memberikan

kemudahan usaha dalam mengembangkan perekonomian di suatu negara,

terutama pada saat permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Di setiap

negara pada awal pertumbuhan ekonomi akan banyak terdapat hambatan

dalam mengembangkan berbagai kegiatan di luar sektor pertanian dan

pertambangan. Hambatan itu sendiri bisa berupa kekurangan modal,

kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk

24

Nurul Huda & dkk, Ekonomi Pembangunan Islam,... hlm. 83-84 25

Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar,... hlm. 429-432

Page 28: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

15

mengembangkan kegiatan ekonomi modern, hal ini disebabkan karena

terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari

pendapatan masyarakat yang sangat rendah).

2) Jumlah Dan Mutu Dari Penduduk Dan Tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi

pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi. Penduduk yang

bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan

tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Di samping itu

sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, keterampilan

penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini akan menyebabkan

produktivitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan

produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya

perlu diingat pula bahwa pengusaha adalah bagian dari penduduk. Maka

banyaknya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara juga

bergantung kepada jumlah pengusaha dalam ekonomi.Apabila jumlah

penduduk yang menjadi pengusaha lebih banyak, maka lebih banyak pula

kegiatan ekonomi yang dilakukan.

3) Barang-Barang Modal Dan Tingkat Teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi

keefisienan pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat

kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam

kegiatan ekonomi.Sebagai contoh tanpa adanya alat-alat untuk bercocok

tanam, alat mengambil hasil hutan maka masyarakat yang kurang maju akan

Page 29: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

16

menghadapi kesusahan yang lebih banyak lagi dalam mencari makanannya

sehari-hari. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai

tingkat yang tinggi, yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang

dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang.Barang-

barang modal yang sangat bertambah jumlahnya, dan teknologi yang telah

menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam

mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.

4) Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

Di dalam menganalisis mengenai masalah-masalah pembangunan di

negara-negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa

sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius

pada pembangunan. Penggunaan dengan carayang tradisional dapat

menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang

modern dan produktivitas yang tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan

ekonomi tidak dapat dipercepat.

Selain faktor-faktor di atas, pemerintah juga memiliki peran dalam

proses pertumbuhan ekonomi:

Pertama, pemerintah perlu memberikan kerangka bagi ekonomi

pasar yang sudah ditentukan dengan menyediakan jaminan hak kepemilikan

yang jelas, kepastian hokum kontrak, undang-undang dan ketertiban, serta

hak-hak mendasar bagi rakyat untuk memilih lokasi, menjual, dan

melakukan investasi menurut keinginan mereka.

Page 30: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

17

Kedua, pemerintah perlu menyediakan infrastruktur. Sebagai

contoh, jaringan transportasi dan komunikasi sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi modern global pada saat sekarang.

Ketiga, pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan

merupakan bentuk pengeluaran pemerintah yang sangat penting. Untuk

meciptakan faktor-faktor produksi yang tepat dan memiliki keunggulan

komperatif pada produk yang dapat diekspor maka terlebih dahulu

memererlukan pendidikan umum, sekolah perdagangan, dan institusi lain

yang sesuai dengan pendidikan formal disamping itu juga kebijakan-

kebijakan untuk meningkatkan pelatihan ditempat kerja.26

c. Teori Pertumbuhan Ekonomi

1) Teori Adam Smith

Faktor yang menentukan pembangunan, Smith berpendapat bahwa

perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi.

Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan

meningkatkan tingkat spesialisasi dalam perekonmian tersebut. Sebagai

akibat dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan ekonomi akan

bertambh tinggi. Perkembangan spesialisasi dan pembagian pekerjaan di

antara tenaga kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi,

karena spesialisasi akan meninggikan tingkat produktivitas tenaga kerja dan

mendorong perkembangan teknologi.27

26

Richer G. Lipsey, dkk, alih bahasa: Agus Maulana MSM, Pengantar Makroekonomi,

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1997) hlm. 117-118 27

Nurul Huda & dkk, Ekonomi Pembangunan Islam,... hlm. 90

Page 31: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

18

Kuncoro dalam Nurul Huda menjelaskan bahwa Adam Smith

membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahapan yang

berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa

bercocok tanam, perdagangan, dan yang terakhir tahap perindustrian.

Menurut teori ini, masyarakat bergerak dari masyarakat tradisional ke

masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi

akan semakin terpacu dengan adanya pembagian kerja antar pelaku

ekonomi. Dalam hal ini, Adam Smith memandang pekerja sebagai salah

satu input (masukan) bagi proses produksi.28

Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang

penting. Menurut teori ini, akumulasi modal akan menentukan cepat atau

lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Modal ini

diperoleh dari tabungan yang dilakukan masyarakat. Dengan

mengakumulasikan modal yang dihasilkan dari tabungan, maka pelaku

ekonomi dapat meninvestasikannya ke sektor riil, dalam upaya untuk

meningkatkan penerimaannya.29

2) Teori Ricardo dan Malthus

Secara lebih sederhana, Tambunan menjelaskan teori yang

dikemukakan Ricardo yaitu bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh

sumber daya alam (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah

penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri

dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah alamiah (atau

28

Ibid, hlm. 91 29

Ibid

Page 32: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

19

minimal). Adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi membuat

meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses

diminishing return kemerosotan tingkat upah dan keuntungan ke arah

tingkat minimumnya.30

Adapun menurut Malthus, di antara faktor-faktor ekonomi, yang

paling berpengaruh yaitu faktor akumulasi modal. Tanpa penambahan

modal (peningkatan investasi), proses produksi akan berhenti dan berarti

pendapatan domestik bruto potensial akan berkurang atau hilang. Sumber

utama akumulasi modal merupakan keuntungan dari pengusaha, bukan

penghematan konsumsi atau tabungan masyarakat.31

3) Teori Harrod-Domar

Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori

Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi

supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau

steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan

pemisalan-pemisalan tersebut: (i) barang modal telah mencapai kapasitas

penuh, (ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, (iii)

rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilanya, dan (iv)

perekonomian terdiri dari dua sektor.32

4) Teori Solow-Swan

Model pertumbuhan Solow-Swan (the Solow-Swan growth model)

atau disebut juga model neoklasik (the neo-classical model) pertama kali

30 Ibid, hlm. 93

31 Ibid, hlm. 94

32 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar,... hlm. 435

Page 33: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

20

dikembangkan pada 1950 oleh Robert Solow dan Trevor Swan dan secara

analitis merupakan model pertumbuhan pertama yang diterima sebagai

model pertumbuhan jangka panjang (long-run growth model). Model ini

mengasumsikan bahwa negara-negara menggunakan sumber dayanya secara

efisien, dan terdapat imbal hasil yang selalu berkurang (diminishing returns)

terhadap peningkatan modal dan tenaga kerja.33

Solow dan Swan mengembangkan model pertumbuhan ekonomi ini

dengan memusatkan perhatian pada bagaimana pertumbuhan ekonomi,

akumulasi modal, kemajuan teknologi, dan output saling berinteraksi dalam

proses pertumbuhan ekonomi. Pemikiran Solow dan Swan menjelaskan

bahwa untuk dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu

negara, maka dibutuhkan adanya technological change. Hal in ipenting

karena menurut Solow dan Swan, dalam proses pencapaian pertumbuhan

ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada akan terjadi

diminishing marginal product sehingga dengan adanya technological

change tersebut, sumber daya/input yang ada masih adapat ditingkatkan

kemanfaatannya dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi. Selain itu pula

dalam teori Solow dan Swan tersebut juga menjelaskan akan pentingnya

produktivitas input dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi.34

d. Produk Domestik Regional Bruto

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di

suatu daerah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk

33

Nurul Huda & dkk, Ekonomi Pembangunan Islam,... hlm. 106 34

Ibid, hlm. 107-108

Page 34: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

21

Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku atau atas

dasar harga konstan. PDRB didefinisikan merupakan jumlah seluruh nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu

daerah.

Menurut badan pusat statistik (BPS) ada tiga cara perhitungan PDRB

dapat diperoleh melalui tiga pendekatan yaitu:

a. Pendekatan Produksi

PDRB menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai barang dan

jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi suatu wilayah dalam

jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi

tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi sembilan sektor

lapangan usaha yaitu: 1) Pertanian 2) Pertambangan dan Penggalian 3)

Industri Pengolahan 4) Listrik, Gas, dan Air Bersih 5) Bangunan dan

Kontruksi 6) Perdagangan, Hotel dan Restoran 7) Pengangkutan dan

Komunikasi 8) Jasa Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan 9)

Jasa-jasa lainnya.

b. Pendekatan Pendapatan

Menurut pendekatan pendapatan adalah jumlah balas jasa yang

diterima oleh faktor yang ikut serta dalam proses produksi disuatu

wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa

faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah,

bunga modal, dan keuntungan.

Page 35: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

22

c. Pendekatan Pengeluaran

Menurut pendekatan pengeluaran adalah penjumlahan semua

komponen permintaan akhir dari: 1) Pengeluaran konsumsi rumah

tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung 2) Konsumsi

pemerintah 3) Pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi)

dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) 4) Pembentukan

Stok 5) Ekspor netto (ekspor dikurang impor).35

2. Investasi

a. Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran

penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian.36

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi

sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama

menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan

untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan.37

Menurut Jack Clark Francis dalam Detri Karya dan Syamri

Syamsuddin mendefinisikan, investasi adalah penanaman modal yang

diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan

35

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, PDRB Tahun 2010, (Jambi: BPS Provinsi Jambi,

2010), hlm. 3-5 36

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar,... hlm. 121 37

Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern,... hlm. 366

Page 36: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

23

datang.38

Menurut Fitz Gerald dalam Detri Karya dan Syamri Syamsuddin,

investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-

sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pada saat sekarang

ini. Barang modal tersebut akan menghasilkan aliran produk baru di masa

yang akan datang. Fitz Gerald juga mengungkapkan bahwa investasi yaitu

aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber untuk

dipakai mengadakan barang. Dari modal tersebut akan dihasilkan aliran

produk baru di masa yang akan datang.39

Kamaruddin Ahmad dalam Abdul Manan mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan

harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang

atau dana tersebut. Dalam definisi ini, investasi difokuskan pada

penempatan uang atau dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

sebagaimana yang diharapkan. Salim dan Budi Sutrisno dalam Abdul

Manan menyempurnakan definisi tentang investasi, sebagai berikut:

“investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik

investor luar negeri (asing) maupun dalam negeri (domestik) dalam

berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan.”40

Berdasarkan definisi-definisi investasi di atas, dapat disimpulkan

bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa

38

Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, Makroekonomi: Pengantar Untuk Manajemen,... hlm.

71 39

Ibid 40

Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2014),

hlm. 94

Page 37: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

24

sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat

risiko tertentu.

b. Tujuan Investasi

Tujuan investasi pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan

kemaslahatan atau manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat manusia.

Tujuan tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut: 41

1) Membuka lapangan kerja bagi pekerja yang dapat meningkatkan

harkat dan martabat manusia.

2) Memberikan pendapatan bagi pekerja sehingga dapat mengurangi

kefakiran dan kemiskinan penduduk.

3) Memberikan jaminan ketentraman, ketenangan, kesejahteraan serta

kebahagiaan hidup para pekerja dan keluarganya.

4) Berorientasi pada produksi barang dan jasa yang tidak mendatangkan

mudharat bagi umat manusia termasuk alam dan segala isinya.

5) Tidak menggunakan faktor produksi yang melanggar hukum-hukum

Allah, baik dalam prosesnya maupun dalam zatnya.

Kamaruddin Ahmad dalam Abdul Manan mengemukakan tiga alasan

sehingga banyak orang melakukan investasi, yaitu:42

1) Untuk mendapat kehidupan yang lebih layak di masa yang akan

datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara

meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-

41

Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Ekonomi Pembangunan Perspektif Islam, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011), hlm. 74 42

Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi,... hlm. 97

Page 38: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

25

tidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat

pendapatanyya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang

akan datang.

2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam

memilih perusahaan atau objek lain, seseorang bisa menghindarkan

diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena

digerogoti oleh inflasi.

3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia

banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya

investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan

kepada masyarakat yang mealukan investasi pada bidang-bidang usaha

tertentu.

c. Jenis-Jenis Investasi

Berdasarkan sumber daya yang digunakan, investasi dapat

dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:43

1) Investasi Negara

Investasi ini adalah investasi yang dilakukan oleh negara, atau sumber

daya investasi tersebut berasal dari milik atau kekayaan negara. Dalam

pelaksanaannya investasi ini dilakukan oleh pemerintah untuk membangun

prasarana dan sarana infrastruktur guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Investasi dengan karakteristik seperti ini bersifat nirlaba atau non profit

motive, misalnya pembangunan jalan, jembatan, sekolah, pasar, rumah

43

Henry Faizal Noor, Ekonomi Public (Ekonomi Untuk Kesejahteraan Rakyat), (Jakarta: PT.

Indeks, 2005), hlm. 49

Page 39: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

26

sakit, pelabuhan, bandar udara, terminal, kantor, dan lainnya. Dana atau

pembiayaan yang dilakukan melalui anggaran pendapatan dan belanja

negara/daerah (APBN/APBD).

Investasi ini menghasilkan nilai tambah berupa barang dan jasa,

lapangan pekerjaan, sewa, dan bunga tanpa surplus usaha.

2) Investasi Swasta

Investasi swasta ini adalah investasi yang dilakukan oleh masyarakat,

khususnya para pengusaha, dengan tujuan mendapat manfaat berupa laba.

Investasi dengan karakteristik seperti ini dapat dilakukan oleh pribadi atau

perusahaan seperti: 1) Usaha Mikro (belum punya badan hukum) 2) Usaha

Kecil Menengah (UKM) sebagian sudah berbadan hukum 3) Usaha Besar

yang berbentuk PMA maupun PMDN.

Investasi berdasarkan pembiayannya dibagi menjadi dua macam,

yaitu:

1) Penanaman Modal Asing

Penanaman modal berdasarkan pasal 1 angka (1) UU Penanaman

Modal diartikan sebagai segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh

penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia, sedangkan

penanaman modal asing dalam Pasal 1 angka (3) UU Penanaman Modal

didefinisikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di

wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

Page 40: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

27

asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang

berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.44

Salah satu faktor yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi nasional

demikian pesat terjadi, yaitu masuknya modal asing khususnya penanaman

modal asing dan mengucurnya bantuan luar negeri yang diawali dari 1967.

Penanaman modal asing yang pertama masuk sejak diundangkannya

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 terjadi di bidang usaha

pertambangan subbidang pertambangan minyak dan bidang perindustrian

subbidang industri logam dan mesin. Dengan masuknya modal asing lewat

penanaman modal asing dan bantuan luar negeri dapat diukur dari produk

domestik bruto (PDB) serta tingkat tabungan masyarakat sehingga

memberikan bukti bahwa peran yang dimainkan oleh penanaman modal,

khususnya penanaman modal asing maupun bantuan luar negeri telah

mempercepat modernisasi Indonesia.45

Peran yang dimainkan oleh modal asing dan bantuan luar negeri

sangat menetukan dalam laju pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan

banyaknya industri-industri yang terbangun oleh penanaman modal

khususnya penanaman modal asing, perbaikan sarana dan prasarana dengan

menggunakan bantuan luar negeri suatu keterkaitan yang tidak terbantahkan

bahwa antara peran yang dimainkan oleh modal asing dan bantuan luar

negeri dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi nasional yang

44

David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, (Jakarta: Kencana,

2014), hlm. 21 45

Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.

169

Page 41: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

28

mengakibatkan terciptanya sarana dan prasarana yang menunjang bagi

kehidupan masyarakat menjadi sangat menetukan.46

Oleh karenanya, sangat wajar bilamana penanaman modal menjadi

salah satu alternatif yang dianggap baik bagi pemerintah untuk memecahkan

kesulitan modal dalam melancarkan pembangunan nasional. Sebab salah

satu fungsi diundangnya penanaman modal khususnya penanaman modal

asing untuk masuk ke Indonesia yaitu bagaimana Indonesia dapat

memanfaatkan modal, teknologi, skill atau kemampuan yang dimiliki oleh

penanaman modal guna mengelola potensi-potensi ekonomi (economic

resources) yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, namun untuk

mengembangkannya sangat memerlukan modal yang besar, teknologi yang

canggih, skill dan kemampuan profesional yang belum sepenuhnya mampu

tertangani oleh pihak swasta nasional maupun pemerintah sendiri.47

2) Penanaman Modal Dalam Negeri

Investasi dalam negeri biasa dikenal dengan istilah Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) adalah bentuk upaya menambah modal untuk

pembangunan melalui investor dalam negeri. Modal dari dalam negeri ini

bisa didapat baik itu dari pihak swasta ataupun pemerintah.

Keberadaan penanaman modal dalam negeri diatur dalam Undang-

undang No. 6 Tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri

kemudian disempurnakan dengan diberlakukannya UU No. 12 tahun 1970.

46

Ibid, hlm. 171 47

Ibid

Page 42: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

29

Menurut ketentuan penanman modal tersebut, penanaman modal dalam

negeri adalah penggunaan modal dalam negeri yang merupakan bagian dari

kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda baik

yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang

berdomisili di Indonesia yang disediakan/disisihkan guna menjalankan

usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya.48

d. Hubungan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Sadono Sukirno mengatakan bahwa kegiatan investasi memungkinkan

suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan

taraf kemakmuran masyarakat. Peranannya ini bersumber dari tiga fungsi

penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian. Salah satunya adalah

investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat. Maka

kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan

nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam

kesempatan kerja.49

Ada dua peran yang dibawa oleh investasi dalam makro ekonomi.

Pertama investasi merupakan komponen pengeluaran agregat yang cukup

besar dan berubah ubah. Dengan demikian perubahan besar dalam investasi

akan sangat mempengaruhi permintaan agregat dan akhirnya akan berakibat

juga pada output dan kesempatan kerja. Kedua, investasi menghimpun

akumulasi modal. Dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang

48 Harjono, Hukum Penanaman Modal, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hlm. 178

49 Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern,... hlm. 367

Page 43: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

30

berguna, output potensial suatu bangsa bertambah, dan pertumbuhan

ekonomi jangka panjang akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa

investasi memainkan dua peran dalam menetukan jumlah output dan

pendapatan.50

Dengan semakin besarnya investasi baik dilakukan oleh pemerintah

maupun swasta pada barang publik maka diharapkan akan mendorong

pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam mengalokasikan

sumber daya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada akhirnya akan

menyebabkan makin meningkatnya PDRB.

3. Tenaga Kerja

a. Pengertian Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja adalah seluruh

penduduk yang berada dalam usia kerja, yaitu penduduk yang berumur 15-

64 tahun. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakkan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun masyarakat.51

Menurut Simanjuntak dalam Hardijan Rusli, tenaga kerja mencakup

penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan

dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah

tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun

50

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhus, Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1985), hlm. 173 51

Hamida Gigih Aryanti,dkk, Ketenagakerjaan, (Klaten: Penerbit Cempaka Putih, 2015), hlm.

2

Page 44: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

31

tidak bekerja, tetapi secara fisik mampu dan sewaktu-waktudapat ikut

bekerja. Pengertian tentang tenaga kerja yang dikemukakan oleh

Simanjuntak memiliki pengertian yang lebih luas dari pekerja atau buruh.

Pengertian tenaga kerja disini mencakup tenaga kerja yang sedang terkait

dalam suatu hubungan kerja dan tenaga kerja yang belum bekerja.

Sedangkan pengertian dari pekerja atau buruh adalah setiap orang yang

bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan

kata lain, pekerja atau buruh adalah tenaga kerja yang sedang dalam ikatan

hubungan kerja.52

Mulyadi juga memberikan definisi tenaga kerja sebagai penduduk

dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam

suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas

tersebut.53

Menurut Murti, tenaga kerja adalah individu yang menawarkan

keterampilan dan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa agar

perusahaan dapat meraih keuntungan dan untuk itu individu tersebut akan

memperoleh gaji atau upah sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.54

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan tenaga kerja adalah setiap penduduk yang mampu menghasilkan

52

Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm.12-13 53

Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,... hlm. 71 54

Murti Sumarni dan John Suprihanto, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan,

(Yogyakarta: Liberty, 2014), hlm. 5

Page 45: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

32

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan batas usia

minimal angkatan kerja yaitu 15 tahun.

b. Tenaga Kerja dalam Perspektif Ekonomi Islam

Menurut Imam Syaibani dalam Nurul Huda: “Kerja merupakan usaha

untuk mendapatkan uang atau harga dengan cara halal. Dalam Islam kerja

sebagai unsur produksi didasari konsep istikhlaf, dimana manusia

bertanggung jawab untuk memakmurkan duniadan juga bertanggung jawab

untuk menginvestasikan dan mengembangkan harta yang diamanatkan

Allah untuk menutupi kebutuhan manusia.55

Sedangkan tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang

dilakukan oleh anggota badan atau pikiran untuk mendapatkan imbalan

yang pantas. Termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik atau pikiran.

Tenaga kerja sebagai satu faktor produksi mempunyai arti yang besar.

Karena semua kekayaan alam tidak berguna bila tidak dieksploitasi oleh

manusia dan diolah oleh buruh. Alam telah memberikan kekayaan yang

tidak terhitung tetapi tanpa usaha manusia semua akan tersimpan.56

Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi, bahkan

menjadikannya sebagai sebuah kewajiban terhadap orang-orang yang

mampu, lebih dari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal yang

sesuai dengan amal/kerja sesuai dengan firman Allah sebagai berikut:

55

Nurul Huda et al., Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2018),

hlm. 227 56

Ibid

Page 46: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

33

مؤمن ف لنحيي نو حيوة طيبة ولنجزي ن هم اجرىم اوان ثى وىو من عمل صالامن ذكر ي عملون بحسن ماكان وا

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan

dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya

kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang

lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.57

Sedangkan Hadis Nabi yang berkaitan dengan bekerja dapat

dikemukakan antara lain:

عن المقدام رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليو وسلم قال:مااكل احد طعاما قط لم كان را من ان ي كل من عمل يذه وان نب الله داود عليو الس يكل من خي

عمل يذه )رواه البخاري(“Dari Miqdam r.a dari Rasulullah SAW ia bersabda “ Tidaklah seseorang

makan-makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan

sesungguhnya Nabi Dawud a.s makan dari hasil buah tangan (pekerjaan)-

nya sendiri.” (HR. Al-Bukhari)58

c. Klasifikasi Tenaga Kerja

Untuk menemukan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja

diperlukan informasi, yaitu:

57

Al-Qur‟an dan Terjemah, Surah An-Nahl (16): 97, Departemen Agama RI (Bekasi: Penerbit

Mulia Abadi , 2015) 58

Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.

297

Page 47: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

34

1. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun

yang data disebut dengan penduduk usia kerja.

2. Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin

bekerja (seperti mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga dan

pengangguran sukarela), penduduk ini dinamai dengan penduduk

bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja pada suatu

periode dapat dihitung dengan mengurangi jumlah penduduk usia

kerja dan penduduk usia kerja yang dinyatakan dalam persen

disebutdengan tingkat partisipasi angkatan kerja.59

Pada dasarnya, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu:

1) Angkatan Kerja

Angkatan kerja dapat dijelaskan dengan beberapa definisi yaitu

angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu

perekonomian pada suatu waktu tertentu.60

Selain itu angkatan kerja dapat

didefinisikan dengan penduduk usia kerja yang bekerja atau punya

pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari

pekerjaan.61

Angkatan kerja merupakan penduduk, baik perempuan maupun laki-

laki dalam usia produktif (usia kerja) yang berumur 15-64 tahun yang

59

Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2013), hlm. 18 60

Ibid, hlm. 123 61

Nur Feriyanto, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Indonesia, (Yogyakarta:

UU STIM YKPM, 2014), hlm. 6

Page 48: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

35

sedang bekerja atau mencari pekerjaan (menganggur).62

Angkatan kerja

termasuk bagian dari tenaga kerja. Angkatan kerja terbagi menjadi dua

bagian, yaitu angkatan kerja yang bekerja dan tidak bekerja atau

pengangguran.

1. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan

atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam

seminggu yang lalu.

2. Penganggur, yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya

orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.

Pengangguran disebabkan antara lain pendidikan dan keterampilan

angkat kerja yang rendah; penerapan sistem padat modal dalam proses

produksi, keterbatasan lapangan kerja karena lesunya perekonomian;

serta persebaran tenaga kerja tidak merata.63

2) Bukan Angkatan Kerja

Selisih antara angkatan kerja dan tenaga kerja disebut kelompok

bukan angkatan kerja. Kelompok ini meliputi penduduk usia lima belas

tahun ke atas yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, orang

yang lumpuh total, serta orang yang tidak maudan tidak mampu bekerja.

Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusi sepuluh tahun ke atas

dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga

62

Hamida Gigih Aryanti,dkk, Ketenagakerjaan,...hlm. 3 63

Ibid, hlm. 3-4

Page 49: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

36

atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan yang tidak termasuk

kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.64

d. Hubungan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Todaro dalam Heidy Menajang, pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan angkatan kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah

satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja

yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan

pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya

lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar

laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan

dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.

Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari

pertumbuhan penduduk tergantung pada pertambahan tenaga kerja tersebut.

Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal

dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial

dan administrasi.

Dalam model sederhana tentang pertumbuhan ekonomi, pada

umumnya pengertian tenaga kerja diartikan sebagai angkatan kerja yang

bersifat homogen. Menurut Lewis dalam Heidy Menajang, angkatan kerja

yang homogen dan tidak terampil dianggap bisa bergerak dan beralih dari

sektor tradisional ke sektor modern secara lancar dan dalam jumlah terbatas.

Dalam keadaan demikian penawaran tenaga kerja mengandung elastisitas

64

Ibid, hlm. 4

Page 50: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

37

yang tinggi. Meningkatnya permintaan atas tenaga kerja (dari sektor

tradisional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor modern. Dengan

demikian salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi adalah tenaga kerja.65

3. Pengeluaran Pemerintah

a. Pengertian Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dapat diartikan sebagai penggunaan uang dan

sumber daya suatu negara untuk membiayai suatu kegiatan negara atau

pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan

kesejahteraan. Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu unsur

permintaan agregat.66

Pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran yang

sifatnya habis dipakai dalam proses produksi setelah dikurangi dengan

penjumlahan barang dan jasa yang dihasilkan oleh pemerintah, yang terdiri

dari pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh pemerintah, yang

terdiri dari pembelian barang dan jasa (belanja barang), pembayaran balas

jasa pegawai (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, dikurangi

dengan hasil penjualan barang dan jasa (output pasar) pemerintah yang tidak

dipisahkan dari kegiatan pemerintah.67

65

Heidy Menajang, Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kota Manado,... hlm. 10 66

Detri Karya, Syamri Syamsuddin, Makroekonomi: Pengantar Untuk Manajemen,... hlm.

179 67

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Analisis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi

2013, (Jambi: BPS Provinsi Jambi, 2013), hlm. 24

Page 51: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

38

b. Prinsip Pengeluaran Negara Menurut Islam

Prinsip pengeluaran negara ini dibentuk oleh Undang-undang

Kenegaraan pada masa Utsmaniyah, yang didasarkan pada Fiqh Sunni.

Undang-undang tersebut dikenal sebagai Majallah, berikut merupakan

prinsip pengeluaran negara menurut Islam yang dikutip dari Chaudhry

dalam Fordebi dan Adesy: 68

1) Kriteria utama bagi seluruh alokasi pengeluaran adalah kesejahteraan

rakyat.

2) Kepentingan penduduk mayoritas haruslah didahulukan dibandingkan

dengan kepentingan penduduk minoritas.

3) Menghilangkan kesulitan haruslah lebih diutamakan daripada

mendapatkan kemudahan dan kenyamanan.

4) Pengorbanan atau kerugian pribadi dapat dibenarkan demi

menyelamatkan pengorbanan atau kerugian publik, dan pengorbanan

kerugian yang lebih besar harus dapat dihindari dengan memberikan

pengorbanan atau kerugian yang lebih kecil.

5) Barangsiapa menerima manfaat harus menanggung biaya.

Chaudhry dalam Fordebi dan Adesy menambahkan bahwa prinsip

2,3,4,5 merupakan aturan yang juga diterapkan dalam sistem perpajakan.

Prinsip tersebut adalah kepentingan mayoritas harus didahulukan,

68

Fordebi dan Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam: Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan

Bisnis Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 349-350

Page 52: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

39

menghilangkan kesulitan, pengorbanan dan kerugian lebih besar harus dapat

dihindari, dan siapa pun yang menerima manfaat harus menanggung biaya.69

c. Belanja Daerah dalam APBD

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 yang kemudian dijabarkan dalam Permendagri 13 Tahun 2006,

belanja pemerintah daerah diklasifikasikan berdasarkan dua jenis belanja

yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam

struktur APBD, kelompok Belanja Langsung ini antara lain terdiri dari:70

a) Belanja pegawai

b) Belanja barang dan jasa

c) Belanja modal

Di sisi lain, sebagaimana diatur dalam Permendagri 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, kelompok Belanja Tidak

Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok Belanja

Tidak Langsung ini dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:71

a) Belanja pegawai

69

Ibid, hlm. 350 70

Fadillah Amin, Penganggaran di Pemerintah Daerah DALAM Perspektif Teoritis, Normatif,

dan Empiris, Malang: UB Press, 2019), hlm. 22 71

Ibid, hlm. 23

Page 53: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

40

b) Belanja bunga

c) Belanja subsidi

d) Belanja hibah

e) Belanja bantuan sosial

f) Belanja bagi hasil

g) Bantuan keuangan

h) Belanja tidak terduga

d. Kebijakan Belanja Ekonomi Islam

Efisiensi dan efektivitas merupakan landasan pokok dalam kebijakan

pengeluaran pemerintah, yang dalam ajaran Islam dipandu oleh kaidah-

kaidah syar‟iyah dan penentuan skala prioritas. Para ulama terdahulu telah

memberikan kaidah-kaidah umum yang didasarkan dari Al-Qur‟an dan

Hadis dalam memandu kebijakan belanja pemerintah. Di antara kaidah

tersebut adalah:72

1) Kebijakan atau belanja pemerintah harus senantiasa mengikuti kaidah

maslahah yaitu:

جلب المصالح ودرءالمفاسد

“Meraih kemaslahatan dan menolak kemafsadatan”

Adapun persyaratan kemaslahatan yaitu:

72

Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006),

hlm. 223

Page 54: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

41

a) Kemaslahan itu harus sesuai dengan maqashid al-syari’ah,

semangat ajaran, dalil-dalil kulli dan dalil qoth’i baik wurud

maupun dalalahnya.

b) Kemaslahatan itu harus meyakinkan, artinya kemaslahatan itu

berdasarkan penelitian yang cermat dan akurat sehingga tidak

meragukan bahwa itu bisa mendatangkan manfaat dan

menghindarkan mudarat.

c) Kemaslahatan itu membawa kemudahan dan bukan mendatangkan

kesulitan yang diluar batas, dalam arti kemaslahatan itu bisa

dilaksanakan.

d) Kemaslahatan itu memberi manfaat kepada sebagian besar

masyarakat bukan kepada sebagian kecil masyarakat.

2) Menghindari masyaqqah kesulitan dan mudarat harus didahulukan

ketimbang melakukan pembenahan. Kaidahnya yaitu:

م على جلب المصالح دفع المفاسدمقد

“Menolak mafsadah didahulukan daripada meraih maslahat”73

3) Mudarat individu dapat dijadikan alasan demi menghindari mudarat

dalam skala umum.

4) Pengorbanan individu dapat dilakukan dan kepentingan individu dapat

dikorbankan demi menghindari kerugian dan pengorbanan dalam

skala umum.

73

A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan

Masalah-masalah yang Praktis, (Jakarta: Prendamedia Group, 2019), hlm. 29

Page 55: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

42

5) Kaidah al-giurmu bil gunni yaitu kaidah menyatakan bahwa yang

mendapatkan manfaat harus siap menanggung beban (yang ingin

untung harus siap menanggung kerugian).

6) Kaidah Ma la yatimmu al waajibu illa bihi fahua wajib yaitu kaidah

yang menyatakan bahwa sesuatu hal yang wajib ditegakkan dan tanpa

ditunjang oleh faktor penunjang lainnya tidak dapat dibangun, maka

menegakkan faktor penunjang tersebut menjadi wajib hukumnya.

Kaidah-kaidah tersebut dapat membantu dalam mewujudkan

efektivitas dan efisiensi pembelanjaan pemerintah dalam Islam, sehingga

tujuan-tujuan dari pembelanjaan dalam pemerintah Islam:74

1) Pengeluaran demi memenuhi kebutuhan hajat masyarakat.

2) Pengeluaran sebagai alat redistribusi kekayaan.

3) Pengeluaran yang mengaruh pada semakin bertambahnya permintaan

efektif.

4) Pengeluaran yang berkaitan dengan investasi dan produksi.

5) Pengeluaran yang bertujuan menekan tingkat inflasi dengan kebijakan

intervensi pasar.

d. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Pengeluaran pemerintah dapat diartikan sebagai penggunaan uang

dan sumber daya suatu negara untuk membiayai suatu kegiatan negara atau

pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan

74

Ibid, hlm. 224

Page 56: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

43

kesejahteraan.75

Pengeluaran pemerintah daerah diukur dari total belanja

langsung dan tidak langsung yang dialokasikan dalam anggaran daerah.

Sodik dalam Zahari mengungkapkan bahwa pengeluaran pemerintah yang

proporsional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.76

Pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi

dikarenakan pengeluaran pemerintah ini akan dapat menciptakan berbagai

prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Pengeluaran

pemerintah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) bersumber dari bantuan pusat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

APBD ini merupakan bentuk dari akumulasi modal pemerintah yang

digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Adapun

sasaran penggunaan pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai

pembangunan di bidang sarana dan prasarana yang dapat menunjang

kelancaran usaha dan pemenuhan pelayanan masyarakat.77

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu adalah suatu penelitian yang telah lebih dahulu

dilaksanakan dan memiliki keterkaitan dengan penelitian baru yang sedang

dilaksanakan. Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk

mengetahui kerangka teori dan keilmuan yang telah digunakan oleh peneliti

75

Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, Makroekonomi: Pengantar Untuk Manajemen,... hlm.

179 76

M. Zahari MS, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Jambi , hlm. 183 77

Moh. Arsjad Anwar, dkk, Ekonomi Indonesia, Masalah dan Prospek 1989/1990,... hlm. 47

Page 57: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

44

terdahulu, agar penelitian yang dilaksanakan dapat melengkapi dan

memperkaya penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Kesimpulan

1 Nurul

Fitriani

Pengaruh

Tenaga Kerja

dan

Pengeluaran

Pemerintah

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Provinsi

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

Tahun 2007-

2015.

Kuantitatif Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

tenaga kerja berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi dengan

probabilitas sebesar

0,0644. Pengeluaran

pemerintah berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi dengan

probabilitas 0,0001.78

2 Aldian

Akbar

Naufal,

Anifatul

Hanim,

Aisah

Jumiati

Analisis

Pengaruh

Pengeluaran

Pemerintah,

Investasi

Swasta, dan

Tenaga Kerja

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

EKS

Karesidenan

Kuantitatif Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengeluaran pemerintah

dan investasi swasta

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan

tenaga kerja berpengaruh

positif namun tidak

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

(PDRB) di Eks

78

Nurul Fitriani, Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007-2015, Skripsi

Universitas Negeri Yogyakarta, 2017

Page 58: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

45

Besuki Tahun

2004-2012

Karesidenan Besuki tahun

2004-2012.79

3 Azzam

Farras

Wijdan

Analisis

Pengaruh

Pengeluaran

Pemerintah,

Investasi, Dana

ZIS, dan

Tenaga Kerja

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten/Kot

a di Provinsi

Jawa Barat

Tahun 2013-

2015

Kuantitatif Dari hasil pengujian

bersama-sama

menunjukkan bahwa

pengeluaran pemerintah,

penanaman modal asing,

penanaman modal dalam

negeri, dana ZIS, dan

tenaga kerja berpengaruh

tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.80

4 Ahmad

Jazuli

Rahman,

Aris

Soelistyo,

Syamsul

Hadi

Pengaruh

Investasi,

Pengeluaran

Pemerintah

dan Tenaga

Kerja

Terhadap

PDRB

Kabupaten/Kot

a di Provinsi

Banten Tahun

2010-2014

Kuantitatif Dari hasil pengujian

secara serentak

menunjukkan bahwa

investasi, pengeluaran

pemerintah, dan tenaga

kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB)

dengan hasil F Statistik

3,55 lebih besar dari F

tabel yaitu 2,38.81

5 Alfian Analisis Kuantitatif Dari hasil analisis yang

79

Aldian Akbar Naufal, dkk, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta,

dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Eks Karesidenan Besuki Tahun 2004-2012,

Jurnal Universitas Jember, 2014 80

Azzam Farras Wijdan, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Dana ZIS,

dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2015, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018 81

Ahmad Jazuli Rahman, dkk, Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga

Kerja Terhadap PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2010-2014, Jurnal Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang, 2016

Page 59: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

46

Wahyu

Fauzan

Pengaruh

Investasi,

Tenaga Kera,

dan Tingkat

Pendidikan

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Provinsi Jawa

Tengah Tahun

2009-2013

dilakukan diketahui

bahwa variabel investasi,

tenaga kerja, dan tingkat

pendidikan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Jawa

Tengah. Semakin tinggi

realisasi investasi, jumlah

tenaga kerja dan tingkat

pendidikan, maka semakin

tinggi pula pertumbuhan

ekonomi di

Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah.82

Penelitian terdahulu yang telah penulis jelaskan merupakan suatu

pertimbangan dalam pembuatan penelitian. Hal ini agar tidak adanya

kesamaan dalam penelitian yang penulis lakukan. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada subjek dan objek penelitian.

Pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah Provinsi Jambi dengan kurun

waktu 2011-2017 dan objek penelitian pada penelitian ini yaitu hanya

berfokus pada investasi (PMDN + PMA), angkatan kerja yang bekerja,

pengeluaran pemerintah serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.

G. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (Investasi, Tenaga

Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah) yang digunakan untuk melihat

82

Alfian Wahyu Fauzan, Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun

2009-2013, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2015

Page 60: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

47

pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi. Untuk

memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untuk

memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan

suatu kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Pengaruh secara parsial

: pengaruh secara simultan

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

Pengeluaran

Pemerintah (X3)

Tenaga Kerja (X2)

Investasi (X1)

Page 61: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

48

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban empirik.83

1. Pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah secara

bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi

Ho = Diduga tidak terdapat pengaruh antara investasi, tenaga kerja, dan

pengeluaran pemerintah secara bersama-sama terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Ha = Diduga terdapat pengaruh antara investasi PMDN, investasi PMA,

tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah secara bersama-sama terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

2. Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi

HO = Diduga tidak terdapat pengaruh antara investasi terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Ha = Diduga terdapat pengaruh antara investasi terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

3. Pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi

Ho = Diduga tidak terdapat pengaruh antara tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Ha = Diduga terdapat pengaruh antara tenaga kerja terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

4. Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi

83

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DanR&D, cet. 25, (Bandung: Alfabeta,

2017), hlm. 63

Page 62: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

49

Ho = Diduga tidak terdapat pengaruh antara pengeluaran pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Ha = Diduga terdapat pengaruh antara penegluaran pemerintah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

I. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya

terdiri dari sub-sub, masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri

tetapi masih berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun

sistematika penulisan adalah:

BAB I: Bab ini membahas tentang pendahuluan, mencakup latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

teori, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi

pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

data, teknik analisis data.

BAB III: Bab ini membahas gambaran umum tentang obyek penelitian yaitu

kondisi geografis Provinsi Jambi, pertumbuhan ekonomi, investasi,

tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah.

BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh

penulis mengenai pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun

2011-2017.

BAB V: Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.

Page 63: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

50

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan metode data panel. Metode kuantitatif

adalah metode statistik yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian

hipotesis, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau lebih bagi parameter-

parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang

diketahui.84

B. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Data adalah kumpulan angka, fakta, fenomena atau keadaan atau

lainnya yang disusun menurut logika tertentu merupakan hasil

pengamatan, pengukuran atau pencacahan dan sebagainya terhadap

variabel dari suatu objek kajian, yang berfungsi dapat digunakan untuk

membedakan objek yang satu dengan yang lainnya pada variabel yang

sama. 85

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder,

data sekunder itu sendiri adalah data yang diperoleh berdasarkan informasi

yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu.86

84

Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial, ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Rajawali Pers,

2016), hlm. 12 85

Syahirman Yusi & Umiyati Idris, Metodologi Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan

Kuantitatif, (Citra Books Indonesia, t.t.), hlm. 101 86

Ibid., hlm. 103

Page 64: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

51

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data BPS

Provinsi Jambi yang berkaitan dengan investasi, tenaga kerja, dan

pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi

tahun 2011-2017.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini

yaitu melalui data sekunder berupa data panel yang merupakan gabungan

antara data time series dan data cross section. Data yang diperoleh

merupakan data-data dari literatur yang berkaitan baik berupa dokumen,

artikel, catatan-catatan maupun arsip. Data yang diperoleh kemudian

disusun dan diolah sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian.Untuk

tujuan penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Jambi. Meliputi data investasi (PMDN dan PMA),

jumlah angkatan kerja yang bekerja, pengeluaran pemerintah dan produk

domestik regional bruto atas dasar harga konstan.

D. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif dengan menggunakan estimasi model regresi dengan

menggunakan data panel. Analisis regresi digunakan untuk

menggambarkan model hubungan antara variabel, selain itu digunakan

untuk mengetahui variabel bebas mana yang secara statistik berpengaruh

Page 65: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

52

terhadap variabel terikat.87

Untuk memudahkan dalam analisis maka

penelitian ini menggunakan bantuan softwere Eviews. Untuk melihat

hubungan antara antara investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi digunakan model dasar

sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Produk Domestik Regional Bruto

b0 = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi

X1 = Investasi

X2 = Tenaga Kerja

X3 = Pengeluaran Pemerintah

E = Error term

Formulasi model ini merupakan regresi yang berbentuk linier

dimana bentuk ini secara teoritis variabel tidak bebas yang akan diteliti

mempunyai kecenderungan hubungan yang linier terhadap masing-masing

variabel bebasnya. Selanjutnya untuk mengetahui elastisitas dari pengaruh

investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi, maka model persamaan regresi berganda tersebut di transformasi

ke dalam bentuk log, sehingga persamaan regresi menjadi:

LogY = b0 + b1LogX1 + b2LogX2 + b3LogX3 + e

87

Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial,.. hlm. 202

Page 66: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

53

E. Metode Data Panel

Dalam pengolahan data panel terdapat tiga pendekatan dalam

mengestimasi regresi data panel yang dapat digunakan yaitu model

Common Effect, model Fixed Effect, dan model Random Effect.

a) Common Effect

Estimasi Common Effect (koefisien tetap antar waktu dan

individu) merupakan teknik yang paling sederhana untuk

mengestimasi data panel. Hal ini karena hanya dengan

mengkombinasikan data time series dan data cross secsion tanpa

melihat perbedaan antar waktu dan individu, sehingga dapat

menggunakan metode OLS dalam mengestimasi model data panel.

Dalam pendekatan estimasi ini tidak memperlihatkan

dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data

antar variabel sama dalam berbagai kurun waktu.88

b) Fixed Effect

Teknik model Fixed Effect (slop konstan tetapi intersep

berbeda antar individu) adalah teknik mengestimasi data panel

dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya

perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya

perbedaan intersep antara variabel namun intersepnya sama antar

waktu. Di samping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa

koefisien regresi (slope) tetap antar variabel dan antar waktu.

88

Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 143

Page 67: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

54

Model estimasi ini seringkali disebut dengan teknik Least Squares

Dummy Variables (LSDV).89

c) Random Effect

Dimasukkannya variabel dummy di dalam model fixed

effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan kita tentang model

yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi

berkurangnya derajat kebebasan yang pada akhirnya mengurangi

parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel

gangguan dikenal dengan metode random effect. Di dalam model

ini kita akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.

Penulisan konstanta dalam model random effect tidak lagi tetap

tetapi bersifat random.90

F. Pemilihan Model Data Panel

Dalam pengolahan data panel mekanisme uji untuk menentukan

metode pemilihan data panel yang tepat yaitu dengan cara

membandingkan metode pendekatan PLS dengan metode pendekatan

FEM terlebih dahulu. Jika hasil yang diperoleh menunjukkan model

pendekatan PLS yang diterima, maka model pendekatan PLS yang akan

dianalisis. Jika model pendekatan FEM yag diterima, maka dilakukan

perbandingan lagi dengan model pendekatan REM. Untuk melakukan

model mana yang akan dipakai, maka dilakukan pengujian di antaranya:

89 Ibid, hlm. 147

90 Ibid, hlm. 150

Page 68: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

55

a. Uji Chow Test

Yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah model

Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang

akan dipilih untuk estimasi data. Uji ini dapat dilakukan dengan uji

Chow-Test. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai

berikut:

HO : Model PLS

H1 : Model Fixed Effect

Pengujian ini menggunakan nilai probabilitas nilai cross-section F,

jika nilai probabilitas < α= 0.05 maka H0 ditolak, artinya model

panel yang baik yang digunakan adalah Fixed Effect Model, dan

sebaliknya. Jika H0 diterima, berarti model PLS yang dipakai dan

dianalisis. Namun jika HO ditolak, maka model FEM harus diuji

kembali untuk memilih apakah akan memakai model FEM atau

REM yang kemudian dianalisis.

b. Uji Hausmant Test

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model

fixed effectatau random effect yag akan dilipih. Pengujian ini

dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

HO= Model Random Effect

H1= Model Fixed Effect

Dasar penolakan Ho adalah dengan menggnakan pertimbangan

probabilitas Cross section random. Jika probabilitas Cross section

Page 69: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

56

random > α= 0.05 maka HO diterima, artinya model yang digunakan

adalah Random Effect begitu juga sebaliknya.

G. Uji Asumsi Klasik

1). Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang

diperoleh berdistribusi normal atau mendekati normal, karena data yang

baik adalah data yang menyerupai distribusi normal. Uji normalitas

dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah uji Jarque-Berra

(JB Test). Data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai

probabilitas dan Jarque Berra 0.05, sebaliknya jika nilai probabilitas

0.05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal.91

2). Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan di mana terdapat

hubungan linear yang sempurna antara variabel-variabel bebas dalam

model regresi.92

Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui

dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika semua

koefisien korelasi masing-masing variabel lebih besar dari 0.8 maka

terjadi multikolinearitas.

3). Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varians berbeda dari satu pengamatan

kepengamatan lainnya.93

Dalam data panel masalah heteroskedastisitas

91

Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial,... hlm. 93 92

Napa J. Awat, Metode Statistik Dan Ekonometri, ed. 1, cet. 1, (Yogyakarta: Liberty, 1995),

hlm. 368 93

Ibid., hlm. 379

Page 70: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

57

dapat dilihat dengan melakukan uji glejser terlebih dahulu, apabila

probabilitasnya tidak signifikan secara statistik pada taraf derajat 5%

maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada heteroskedastisitas

dalam model. Sebaliknya jika nilai probabilitsnya signifikan secara

statistik pada derajat 5% maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada

masalah heteroskedastisitas dalam model.

4). Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara anggota seri dari

observasi-observasi yang diurutkan berdasarkan waktu.Keberadaan

autokorelasi memiliki konsekuensi, yaitu estimasi masih linear dan

tidak bias, serta konsisten dan secara asumtotis terdistribusi secara

normal, namun estimator-estimator tersebut tidak lagi efisien (memiliki

varians kecil). Jika varians tidak minimum, maka menyebabkan

perhitungan standar error tidak dipercaya kebenarannya.Selanjutnya

interval estimasi maupun uji hipotesis yang berdasarkan pada distribusi

t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.94

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi,

dapat dilakukan melalui model pengujian terhadap nilai Durbin-Watson

yaitu sebagai berikut:

94

Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial,... hlm. 101

Page 71: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

58

Tabel 2.2

Durbin-Watson

Nilai statistik d Hasil

0 < dw < dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif

dL ≤ dw ≤ dU Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

dL ≤ dw ≤ 4 - dU Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi

positif/negatif

4 - dU ≤ dw ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

4 - dL ≤ dw ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif

H. Uji Statistik

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji secara menyeluruh (simultan) digunakan uji f (f-test),

pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan. Dalam

pengujian hipotesis ini akan menggunakan uji f dengan hipotesis

yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : b1, b2, b3 = 0 ; Tidak ada pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1, b2, b3 ≠ 0 ; Paling tidak ada satu variabel independen

yang mempengaruhi variabel dependen.95

95

Feby Septajaya, Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi,

Tingkat Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan,... hlm. 41-42

Page 72: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

59

2) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh

variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dengan

menganggap variabel bebas lainnya adalah konstan. Untuk menguji

hipotesis tersebut digunakan statistik t, di mana nilai thitung dapat

diperoleh dengan rumus:

t =

Di mana:

βi : Koefisien Regresi

Se (βi) : Standar Eror Koefisien Regresi

Dengan hipotesis sebagai berikut:

a) Uji t untuk variabel Investasi

H0>0.05, artinya variabel investasi tidak berpengaruh

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Jambi.

H1<0.05, artinya variabel investasi berpengaruh terhadap

variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.

b) Uji t untuk variabel Tenaga Kerja

H0>0.05, artinya variabel tenaga kerja tidak berpengaruh

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Jambi.

Page 73: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

60

H1<0.05, artinya variabel tenaga kerja berpengaruh

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Jambi.

a. Uji t untuk variabel Pengeluaran Pemerintah

H0>0.05, artinya variabel pengeluaran pemerintah tidak

berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Jambi.

H1< 0.05, artinya variabel pengeluaran pemerintah

berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Jambi.

3) Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (dinotasikan dengan R2) adalah

sebuah kunci penting dalam analisis regresi.Nilai koefisien

determinasi diinterpretasikan sebagai proporsi dari varian

variabel dependen, bahwa variabel dependen dapat dijelaskan

oleh variabel independen sebesar nilai koefisien determinasi

tersebut.Nilai koefisien determinasi bergerak antara 0 sampai 1

mengindikasikan bahwa variabel dependen dapat

diprediksikan.96

96

Sukestiyarno, Statistika Dasar, (Yogyakarta: Andi, 2013), hlm. 166-167

Page 74: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

61

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis Provinsi Jambi

Provinsi Jambi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 19

tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera

Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang

Nomor 61 tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112), yang terdiri

dari 5 Kabupaten dan 1 Kota. Pada tahun 1999, dilakukan pemekaran terhadap

beberapa wilayah administratif di Provinsi Jambi melalui Undang-undang Nomor

54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selanjutnya

melalui Undang-undang nomor 25 tahun 2008, tentang Pembentukan Kota Sungai

Penuh, sehingga sampai tahun 2010, secara administratif Provinsi Jambi menjadi

9 Kabupaten dan 2 Kota.

Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0º 45' 2º 45' Lintang Selatan

dan 101º 10' - 104º 55' Bujur Timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Batas-batas

Wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau

Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan

Riau

Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan

Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat

Page 75: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

62

Posisi Provinsi Jambi cukup strategis karena langsung berhadapan dengan

kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapura

Growth Triangle). Luas wilayah Provinsi Jambi sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 19 tahun 1957, tentang pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I

Sumatera Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-

Undang Nomor 61 tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112)

adalah seluas 53.435,72 Km2

dengan luas daratan 50.160,05 Km2

dan luas

perairan sebesar 3.274,95 Km2

yang terdiri atas:

1. Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,67%)

2. Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,25%)

3. Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,25%)

4. Kabupaten Sarolangun 6.184 Km2 (12,28%)

5. Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,53%)

6. Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 (10,58%)

7. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 Km2 (9,24%)

8. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445 Km2 (10,82%)

9. Kabupaten Tebo 6.641 Km2 (13,19%)

10. Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%)

11. Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%)

Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin

sebesar 7.679 Km2 atau sebesar 15,25 persen dari total luas wilayah Provinsi

Page 76: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

63

Jambi, diikuti oleh Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masing-masing

sebesar 6.641 Km2

dan 6.184 Km2.

. 97

Secara administratif, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Provinsi

Jambi tahun 2017 sebanyak 141 Kecamatan dan 1.562 desa/kelurahan, dimana

jumlah kecamatan terbanyak berada di Kabupaten Merangin yaitu 24 kecamatan,

sedangkan jumlah desa/kelurahan terbanyak berada di Kabupaten Kerinci yaitu

285 desa/kelurahan.98

B. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu

wilayah/Provinsi dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh pertumbuhan

ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai

suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu

perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.99

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

penulis menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan. Adapun unit ekonominya mencakup kegiatan pertanian, pertambangan,

industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, perdagangan, hotel dan restoran,

pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta

97

http://web.jambiprov.go.id/skpd/site/jambiprov.go.id/profil/letak-wilayah-dalam-provinsi-

jambi 98

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Jambi Dalam Angka 2018, (Jambi: BPS Provinsi

Jambi, 2018), hlm. 28 99

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan,... hlm. 9

Page 77: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

64

jasa-jasa. PDRB dapat digunakan untuk mengetahui potensi ekonomi di suatu

wilayah dalam periode tertentu.

C. Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-

penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan

memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.100

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-

pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan

produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang

modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang

dan jasa di masa depan.101

Ada dua peran yang dibawa oleh investasi dalam makro ekonomi. Pertama

investasi merupakan komponen pengeluaran agregat yang cukup besar dan

berubah ubah. Dengan demikian perubahan besar dalam investasi akan sangat

mempengaruhi permintaan agregat dan akhirnya akan berakibat juga pada output

dan kesempatan kerja. Kedua, investasi menghimpun akumulasi modal. Dengan

membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguan, output potensial suatu

bangsa bertambah, dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang akan meningkat.

100

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar,... hlm. 121 101

Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern,... hlm. 366

Page 78: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

65

Jelas dengan demikian bahwa investasi memainkan dua peran dalam menetukan

jumlah output dan pendapatan.102

Jenis-jenis investasi penanaman modal asing (PMA) Provinsi Jambi yaitu

meliputi sektor perkebunan, industri perkayuan, industri kimia, parpostel,

pertambangan dan energi, industri pengolahan kelapa sawit, dan jasa. Sedangkan

jenis-jenis investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Provinsi Jambi

meliputi sektor perkebunan, kehutanan, industri perkayuan, industri kimia,

industri pengolahan kelapa sawit, industri makanan, industri pulp, industri logam

dasar, industri kapal kayu, industri minyak pelumas, angkutan, parpostel,

pertambangan dan energi, real estate, dan jasa pertambangan.103

D. Tenaga Kerja

Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang

bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti

petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit dan

sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi

sedang mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara

tidak optimal disebut pengangguran.104

Angkatan kerja, dikelompokkan menjadi dua, yaitu penduduk yang

bekerja dan pengangguran. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan

102

Paul A. Samielson dan William D. Nordhus, Ekonomi,... hlm. 173 103

BPMD dan PPT Provinsi Jambi 104

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Ringkasan Eksekutif Situasi Ketenagakerjaan

Provinsi Jambi, (Jambi: BPS Provinsi Jambi, 2016), hlm. 15

Page 79: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

66

atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.

Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan tidak dibayar yang membantu dalam

suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Pengangguran terbuka adalah angkatan kerja

yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja

yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan

karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan tang punya pekerjaan

tetapi belum mulai bekerja.105

Jumlah penduduk yang bekerja didalam angkatan kerja di Provinsi Jambi

pada tahun 2017 berjumlah 1.657.817 orang dengan proporsi 1.060.241 berjenis

kelamin laki-laki (63,95 persen) dan jumlah penduduk perempuan yang bekerja

sebanyak 597.576 orang (36,05 persen). Perbandingan pekerja laki-laki dan

perempuan di Jambi pada tahun 2017 adalah 6:4. Artinya adalah dari 6 pekerja

laki-laki terdapat 4 pekerja perempuan. Kondisi serupa berlaku untuk sebagian

kabupaten/kota kecuali Batanghari, Muaro Jambi dan Bungo berbanding 7:3.106

E. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dapat diartikan sebagai penggunaan uang dan

sumber daya suatu negara untuk membiayai suatu kegiatan negara atau

pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan

105

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Analisis Situasi Ketenagakerjaan Provinsi Jambi,

(Jambi: BPS Provinsi Jambi, 2017), hlm. 8 106

Ibid, hlm. 24

Page 80: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

67

kesejahteraan. Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu unsur permintaan

agregat.107

Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal yakni suatu

tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara

menetukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang

tercermin dalam dokumen APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah.

Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat

output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Pengeluaran pemerintah berupa pembayaran subsidi atau bantuan langsung

kepada berbagai golongan masyarakat. Pemerintah mampu mempengaruhi

tingkat tingkat pendapatan keseimbangan menurut dua cara yang terpisah.

Pertama, pembelian pemerintah atas barang dan jasa (G) yang merupakan

komponen dari permintaan agregat. Kedua, pajak dan transfer mempengaruhi

hubungan antara output dan pendapatan (Y).

Pengeluaran pemerintah akan memperluas pasaran hasil-hasil perusahaan

dari industri yang pada giliranyya akan memperbesar pendapatan. Dengan

bertambahnya pendapatan yang diperoleh pemerintah, maka akan mendorong

pertumbuhan ekonomi.108

107

Detri Karya, Syamri Syamsuddin, Makroekonomi: Pengantar Untuk Manajemen,... hlm.

179 108

M. Zahari MS, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi),...

hlm. 187

Page 81: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini beberapa variabel yang digunakan adalah

pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah.

Perhitungan pertumbuhan ekonomi dilakukan atas dasar angka produk domestik

regional bruto atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan merupakan jumlah

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di

suatu daerah. Kemudian data investasi (total seluruh investasi yang diukur dari

total seluruh investasi dengan menjumlahkan investasi PMDN dan PMA).

Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor guna

membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit dimasa yang akan datang.

Investasi tercipta dari penanaman modal baik secara langsung maupun tidak

langsung oleh berbagai pihak dengan tujuan memperbesar output. Kemudian data

tenaga kerja yang diambil dari angkatan kerja yang bekerja. Kemudian data

realisasi pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah diartikan sebagai

penggunaan uang dan sumber daya suatu negara untuk membiayai suatu kegiatan

negara pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan

kesejahteraan. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk menganalisa dan

membuktikan hipotesis yang dirumuskun terbukti atau tidak. Pengujian hipotesis

penelitian ini menggunakan uji t dan uji f di mana bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Data-data diperoleh

melalui aplikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi dan website Badan

Page 82: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

69

Pusat Statistik di 9 kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Penentuan sampel penelitian

ini diambil dari tahun 2011-2017.

Tabel 4.1

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Wilayah

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten/Kota Provinsi Jambi (Dalam Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 15.65 15.71 16.77 15.84 15.89 15.95 16.01

Sarolangun 15.77 15.85 15.93 15.98 16.01 16.05 16.10

Batanghari 15.83 15.91 15.97 16.35 16.40 16.13 16.18

Muaro Jambi 16.13 16.20 16.27 16.05 16.09 16.45 16.50

Tanjab.Timur 16.43 16.45 16.50 16.56 16.58 16.60 16.63

Tanjab. Barat 16.85 16.90 16.95 17.02 17.05 17.08 17.12

Tebo 15.65 15.72 15.80 15.88 15.93 15.98 16.04

Bungo 15.86 15.95 16.04 16.10 16.15 16.20 16.26

Kota Jambi 16.30 16.37 16.45 16.53 16.58 17.34 16.69

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)109

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2011 PDRB ADHK paling

tinggi berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu sebesar 16.85% dan yang

terendah berada di Kabupaten Merangin dan Tebo sebesar 15.65%, kemudian

pada tahun 2012 PDRB ADHK paling tinggi berada di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat yaitu sebesar 16.90% dan yang terendah berada di Kabupaten

109

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)

Page 83: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

70

Merangin sebesar 15.71% , kemuadian pada tahun 2013 PDRB ADHK tertinggi

berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 16.95% dan yang terendah

berada di Kabupaten Sarolangun sebesar 15.93%, kemudian pada tahun 2014 dan

2015 PDRB ADHK tertinggi berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar

17.02%, dan 17.05% dan yang terendah berada di Kabupaten Merangin sebesar

15.84% dan 15.89%, kemudian pada tahun 2016 PDRB ADHK paling tinggi

berada di Kota Jambi yaitu sebesar 17.34% dan yang terendah berada di

Kabupaten Merangin sebesar 15.95%, kemudian pada tahun 2017 PDRB ADHK

paling tinggi berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 17.12% dan

yang terendah berada di Kabupaten Merangin sebesar 16.01%.

Tabel 4.2

Realisasi Investasi

Wilayah

Data Realisasi Investasi Kabupaten/Kota Provinsi Jambi (Dalam

Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 13.36 14.06 13.64 13.69 13.66 13.95 10.53

Sarolangun 13.27 13.66 12.42 13.05 13.90 14.25 12.82

Batanghari 14.19 14.39 13.57 13.95 14.18 14.81 12.62

Muaro Jambi 14.76 14.58 14.37 14.48 14.62 15.03 13.91

Tanjab.Timur 13.46 13.46 16.68 11.72 11.88 13.64 12.83

Tanjab. Barat 16.04 16.61 16.68 16.77 16.90 17.11 13.86

Tebo 12.91 12.93 12.93 12.93 12.57 12.93 13.05

Bungo 14.76 14.69 14.15 14.99 14.86 15.24 13.17

Page 84: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

71

Kota Jambi 13.77 14.18 13.66 18.25 14.31 14.74 13.69

Sumber: BPS Provinsi Jambi (data diolah)110

Dari tabel di atas terlihat investasi tertinggi di tahun 2011 berada di

Tanjung Jabung Barat yaitu sebesar 16.04% dan yang terendah berada di

Kabupaten Tebo sebesar 12.91%, kemudian pada tahun 2012 investasi tertinggi di

Provinsi Jambi masih berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu sebesar

16.61% dan yang terendah berada di Kabupaten Tebo sebesar 12.93%, kemudian

pada tahun 2013 investasi tertinggi berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

dan Tanjung Jabung Timur sebesar 16.68% dan yang terendah berada di

Kabupaten Sarolangun sebesar 12.42%, kemudian pada tahun 2014 investasi

tertinggi berada di Kota Jambi dengan persentase sebesar 18.25% dan yang

terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 11.72%, kemudian

pada tahun 2015 investasi tertinggi di Provinsi Jambi terletak di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat sebesar 16.90% dan yang terendah berada di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur sebesar 11.88%, kemudian pada tahun 2016 investasi

tertinggi di Provinsi Jambi masih berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

sebesar 17.11% dan yang terendah berada di Kabupaten Tebo sebesar 12.93%,

kemudian pada tahun 2017 investasi tertinggi di Provinsi Jambi masih berada di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 13.86% dan yang terendah berada di

Kabupaten Merangin sebesar 10.53%.

110

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)

Page 85: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

72

Tabel 4.3

Angkatan Kerja yang Bekerja

Wilayah

Data Angkatan Kerja yang Bekerja Kabupaten/Kota Provinsi

Jambi (Dalam Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 11.95 11.94 11.85 11.97 11.97 12.11 12.11

Sarolangun 11.62 11.71 11.66 11.70 11.77 11.85 11.85

Batanghari 11.63 11.61 11.60 11.61 11.65 11.69 11.69

Muaro Jambi 12.00 11.88 11.92 12.00 12.02 12.10 12.10

Tanjab.Timur 11.50 11.56 11.46 11.58 11.56 11.69 11.69

Tanjab. Barat 11.76 11.79 11.67 11.86 11.88 11.96 11.96

Tebo 11.85 11.88 11.84 11.99 12.02 12.05 12.05

Bungo 11.84 11.85 11.85 11.89 11.92 11.99 11.99

Kota Jambi 12.38 12.33 12.35 12.37 12.45 12.50 12.50

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)111

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah angkatan kerja yang bekerja

tertinggi dari tahun 2011-2017 berada di Kota Jambi dan jumlah angkatan kerja

yang bekerja dari tahun 2011-2017 terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur.

111

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)

Page 86: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

73

Tabel 4.4

Realisasi Pengeluaran Pemerintah

Wilayah

Data Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota

Provinsi Jambi (Dalam Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 19.82 20.47 20.62 20.75 20.86 20.99 20.84

Sarolangun 20.38 20.40 20.47 20.55 20.55 20.66 20.64

Batanghari 20.55 20.46 20.68 20.67 20.77 20.77 20.88

Muaro Jambi 19.99 20.07 20.76 20.05 20.72 20.85 20.94

Tanjab.Timur 20.37 20.52 20.63 20.68 20.64 20.79 20.63

Tanjab. Barat 20.41 20.57 20.92 20.99 20.74 20.72 20.96

Tebo 20.09 20.25 20.46 20.60 20.64 20.73 20.67

Bungo 20.32 20,43 20.69 20.76 20.81 20.81 20.90

Kota Jambi 20.57 20.69 20.69 20.97 21.09 21.15 21.13

Sumber: BPS Provinsi Jambi (data diolah)112

Dari tabel di atas terlihat pengeluaran pemerintah tertinggi di tahun 2011

berada di Kota Jambi yaitu sebesar 20.57% dan yang terendah berada di

Kabupaten Merangin sebesar 19.82%, kemudian pada tahun 2012 pengeluaran

pemerintah tertinggi di Provinsi Jambi masih berada di Kota Jambi yaitu sebesar

20.69% dan yang terendah berada di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 20.07%,

kemudian pada tahun 2013 pengeluaran pemerintah tertinggi berada di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat sebesar 20.92% dan yang terendah berada di Kabupaten

112

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (data diolah)

Page 87: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

74

Tebo sebesar 20.46%, kemudian pada tahun 2014 pengeluaran pemerintah

tertinggi masih berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 20.99% dan

yang terendah berada di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 20.05%, kemudian pada

tahun 2015 dan 2016 pengeluaran pemerintah tertinggi di Provinsi Jambi terletak

di Kota Jambi sebesar 21.09% dan 21.15%, dan yang terendah berada di

Kabupaten Sarolangun sebesar 20.55% dan 20.66% , kemudian pada tahun 2017

pengeluaran pemerintah tertinggi masih berada di Kota Jambi sebesar 21.13% dan

yang terendah berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 20.63%.

B. Hasil Estimasi dan Pemilihan Model Data Panel

Dalam mengestimasi regresi data panel, terdapat tiga pendekatan yang

disajikan menggunakan EVIEWS 8 yaitu sebagai berikut:

1. Common Effect

Common Effect merupakan pengolahan data dengan menggunakan

pendekatan Pooled Least Square (PLS), yang digunakan sebagai salah satu

persyaratan untuk melakukan uji F-Restriced dari hasil pengolahan E-views 8.0

mendapatkan hasil sebagai berikut:

Page 88: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

75

Tabel 4.5

Common Effect

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/19 Time: 22:39

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.024076 3.097071 0.330660 0.7421

LOGX1 0.124540 0.028927 4.305278 0.0001

LOGX2 -0.097137 0.172851 -0.561972 0.5763

LOGX3 0.708666 0.155493 4.557553 0.0000 R-squared 0.446524 Mean dependent var 16.24650

Adjusted R-squared 0.418381 S.D. dependent var 0.408741

S.E. of regression 0.311722 Akaike info criterion 0.567979

Sum squared resid 5.733077 Schwarz criterion 0.704051

Log likelihood -13.89133 Hannan-Quinn criter. 0.621497

F-statistic 15.86633 Durbin-Watson stat 0.867043

Prob(F-statistic) 0.000000

2. Fixed Effect

Fixed Effect merupakan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan

Pooled Least Square (PLS), yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk

melakukan uji F-Restriced dari hasil pengolahan E-views 8.0 mendapatkan hasil

sebagai berikut:

Page 89: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

76

Tabel 4.6

Fixed Effect

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/19 Time: 22:39

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.317411 2.497513 0.127091 0.8994

LOGX1 0.001240 0.016412 0.075528 0.9401

LOGX2 0.738461 0.244046 3.025906 0.0039

LOGX3 0.345466 0.075387 4.582590 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.927309 Mean dependent var 16.24650

Adjusted R-squared 0.911630 S.D. dependent var 0.408741

S.E. of regression 0.121507 Akaike info criterion -1.208048

Sum squared resid 0.752960 Schwarz criterion -0.799832

Log likelihood 50.05351 Hannan-Quinn criter. -1.047495

F-statistic 59.14506 Durbin-Watson stat 2.060877

Prob(F-statistic) 0.000000

Untuk mengetahui model mana yang baik untuk digunakan dari model di

atas maka perlu dilakukan Uji Chow. Untuk mengetahui hasil uji Chow maka

dilakukan perbandingan antara nilai F statistik dan α= 0.05.

Dengan pengujian hipotesis sebagai berikut:

Ho= Model PLS

H1= Model Fixed Effect

Dari hasil regresi berdasarkan metode FEM dan PLS diperoleh F statistik sebagai

berikut:

Page 90: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

77

Tabel 4.7

F-Restriced

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 42.164563 (8,51) 0.0000

Cross-section Chi-square 127.889691 8 0.0000

Berdasarkan hasil dari uji Chow diperoleh nilai probabilitas Cross Section

F dan Chi Square sebesar 0.0000 dan 0.0000 yang lebih kecil dari alpha (α) 0.05

sehingga Ho ditolak yang berarti menolak Pooled least squared (PLS) dan

menerima Fixed Effect Model (FEM). Dikarenakan model FEM yang terpilih

maka harus dilanjutkan pengujian kembali dengan membandingkan antara FEM

dan REM untuk melihat model yang lebih baik.

5. Random Effect

Random Effect merupakan pengolahan data dengan menggunakan

pendekatan Pooled EGLS, yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk

melakukan uji F-Restriced dari hasil pengolahan E-views 8.0 mendapatkan hasil

sebagai berikut:

Page 91: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

78

Tabel 4.8

Random Effect

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 10/08/19 Time: 22:40

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.733819 2.201873 0.787429 0.4342

LOGX1 0.005890 0.015970 0.368808 0.7136

LOGX2 0.537615 0.206921 2.598165 0.0118

LOGX3 0.389422 0.072616 5.362718 0.0000 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.259558 0.8202

Idiosyncratic random 0.121507 0.1798 Weighted Statistics R-squared 0.491642 Mean dependent var 2.830637

Adjusted R-squared 0.465793 S.D. dependent var 0.178871

S.E. of regression 0.130736 Sum squared resid 1.008423

F-statistic 19.01999 Durbin-Watson stat 1.571975

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.156988 Mean dependent var 16.24650

Sum squared resid 8.732176 Durbin-Watson stat 0.339083

Untuk mengetahui apakah model fixed effect atau random effect yang

dipilih, maka digunakan uji Hausman Test dengan cara membandingkan

probabilitas Chi-Square statistik dan (α) 0.05 dengan pengujian hipotesis sebagai

berikut:

Ho : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Page 92: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

79

Dari hasil regresi berdasarkan model random effect diperoleh nilai Chi-Square

statistik sebagai berikut:

Tabel 4.9

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 12.303144 3 0.0064

Berdasarkan hasil dari uji Hausman test diperoleh nilai probabilitas Cross

Section random sebesar 0.0064 yang lebih kecil dari alpha (α) 0.05, sehingga H1

diterima yang berarti menolak Rendom Effect model (REM) dan menerima Fixed

Effect Model (FEM) sehingga rekomendasi terbaik dari hasil pengujian model ini

adalah metode Fixed Effect. Agar hasil pengolahan data menjadi lebih baik maka

peneliti melakukan perbaikan dengan melakukan weights. Hasilnya dapat dilihat

dari tabel berikut:

Page 93: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

80

Tabel 4.10

Fixed Effect dengan Model Cross-Section Weights

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 10/08/19 Time: 22:42

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.247663 0.939285 1.328311 0.1900

LOGX1 -0.003421 0.007310 -0.467988 0.6418

LOGX2 0.678058 0.096718 7.010648 0.0000

LOGX3 0.338385 0.037466 9.031750 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.989146 Mean dependent var 35.98289

Adjusted R-squared 0.986805 S.D. dependent var 20.32419

S.E. of regression 0.120202 Sum squared resid 0.736875

F-statistic 422.5112 Durbin-Watson stat 2.235696

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.927049 Mean dependent var 16.24650

Sum squared resid 0.755651 Durbin-Watson stat 2.054727

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data berdistibusi normal atau tidak, maka peneliti

menggunakan Uji Jarque Berra (JB).dari hasil uji normalitas didapatkan

hasil sebagai berikut:

Page 94: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

81

Gambar 4.1

Histogram Normaliti

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Standardized Residuals

Sample 2011 2017

Observations 63

Mean 9.91e-18

Median -0.012526

Maximum 0.267209

Minimum -0.238361

Std. Dev. 0.109019

Skewness 0.086829

Kurtosis 2.759005

Jarque-Bera 0.231619

Probability 0.890645

Uji normalitas dilihat dengan cara membandingkan nilai probabilitas

dan Jarque Berra dengan α (0.05). jika nilai α (0.05) lebih kecil dari nilai

Jarque Berra berarti data terdistribusi normal dan jika nilai α (0.05) lebih

besar dari nilai JB dan probability maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan gambar di atas nilai Jarque Berra sebesar 0.231619> 0.05 dan

nilai probability sebesar 0.890645> 0.05. berdasarkan hasil tersebut nilai α

(0.05) lebih kecil dari nilai JB dan probality sehingga dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji multikolinearitas

Ada tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat dari

koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika semua koefisien

korelasi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0.8 maka terjadi

multikolinearitas.

Page 95: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

82

Tabel 4.11

Corelation Matrix

LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX1 1.000000 0.102482 0.152944

LOGX2 0.102482 1.000000 0.364762

LOGX3 0.152944 0.364762 1.000000

Dilihat dari tabel 4.11, di mana nilai corelation matrix masing-masing

variabel mayoritas tidak lebih dari 0.8 yang berarti tidak terdapat gejala

multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.12

Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/19 Time: 22:51

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.298164 0.871994 -1.488731 0.1419

LOGX1 0.003676 0.008145 0.451363 0.6534

LOGX2 0.090317 0.048667 1.855813 0.0685

LOGX3 0.011474 0.043780 0.262079 0.7942

Yang perlu diperhatikan dari hasil di atas adalah nilai probabilitas

pada masing-masing variabel independen. Apabila nilai nilai prob< 0.05

maka terkena masalah heterokedastisitas. Sebaliknya apabila nilai

probabilitas pada setiap variabel independen> 0.05 maka terbebas dari

masalah heterokedastisitas. Berdasarkan hasil probabilitas uji glejser di atas

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas,

Page 96: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

83

hal ini karena nilai probabilitas variabel independen lebih besar dari 0.05

hasil ini dapat dilihat dari perbandingan nilai probabilitas investasi (0.6534)

> 0.05, tenaga kerja (0.0685) > 0.05, pengeluaran pemerintah (0.7942) >

0.05.

4. Uji Autokorelasi

Cara untuk melihat ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-

Watson. Uji D-W adalah salah satu uji yang banyak dipakai untuk

mengetahui ada tidaknya autokorelasi.

Tabel 4.13

Durbin-Watson

Tolak H0

berarti ada

aotokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak

menolak H0

berarti tidak

ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Tolak H0

berarti ada

autokorelasi

negatif

0 dL 1.49 dU 1.69 4-dU 2.31 4-dL 2.51 4

2.23

Dari hasil perolehan regresi nilai D-W sebesar 2.05 hasil tersebut

menjelaskan bahwa nilai D-W 2.23 > dL 1.49 yang berarti tidak terdapat

masalah autokorelasi. Dengan begitu uji asumsi klasik telah terpenuhi.

D. Uji Hipotesis

1. Uji f (Uji secara Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

Page 97: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

84

bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan uji F ini

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji F

Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.989146 Mean dependent var 35.98289

Adjusted R-squared 0.986805 S.D. dependent var 20.32419

S.E. of regression 0.120202 Sum squared resid 0.736875

F-statistic 422.5112 Durbin-Watson stat 2.235696

Prob(F-statistic) 0.000000

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara simultan atau

bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F statistik

sebesar 422.5112 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000000. Karena

probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi berupa variabel

investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh secara

simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.

2. Uji t (Uji secara Parsia)

Hasil perhitungan uji t dapat dilihat sebagai berikut:

Page 98: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

85

Tabel 4.15

Hasil Uji t

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 10/08/19 Time: 22:42

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.247663 0.939285 1.328311 0.1900

LOGX1 -0.003421 0.007310 -0.467988 0.6418

LOGX2 0.678058 0.096718 7.010648 0.0000

LOGX3 0.338385 0.037466 9.031750 0.0000

Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel investasi (X1) memiliki koefisien -0.003421 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.6418 > Alpha (0.05). Berdasarkan nilai

signifikansi tersebut, maka variabel investasi tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Artinya setiap peningkatan investasi 1 persen, maka dapat

menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar

0.003421.

b. Variabel tenaga kerja yang diukur dengan angka angkatan kerja yang

bekerja memiliki nilai koefisien sebesar 0.687087 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.0000 < Alpha (0.05). Berdasarkan nilai

signifikansi tersebut, maka tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun

Page 99: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

86

2011-2017. Artinya apabila tenaga kerja mengalami peningkatan maka

pertumbuhan ekonomi akan mengalami peningkatan.

c. Variabel pengeluaran pemerintah memiliki nilai koefisien sebesar

0.337378 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0000 < Alpha (0.05).

Berdasarkan nilai koefisien dan signifikansi tersebut, maka variabel

pengeluaran pemerintah memiki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Artinya apabila pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan maka

pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan.

3. Koefisien determinasi (R Square)

Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi:

Tabel 4.16

Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R Square)

Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.989146 Mean dependent var 35.98289

Adjusted R-squared 0.986805 S.D. dependent var 20.32419

S.E. of regression 0.120202 Sum squared resid 0.736875

F-statistic 422.5112 Durbin-Watson stat 2.235696

Prob(F-statistic) 0.000000

Dari hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh melalui

pengolahan data, menunjukkan bahwa R-Square memiliki nilai 0.989146,

ini berarti variabel pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel

investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah yang diturunkan dalam

model sebesar 98,9%, atau dengan kata lain kontribusi variabel independen

Page 100: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

87

terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi sebesar 98,9%. Sedangkan

selebihnya yaitu 1,1% (100%-98,9% = 1,1%) dijelaskan oleh variabel diluar

persamaan model ini.

E. Pembahasan

1. Pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah

secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi

tahun 2011-2017.

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara simultan atau

bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F

statistik sebesar 422.5112 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000000.

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi

berupa variabel investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

2. Pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah

secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi

tahun 2011-2017.

a. Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa investasi

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

Page 101: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

88

ekonomi di Provinsi Jambi dengan nilai koefisien sebesar -

0.003421 dan probabilitas sebesar 0.6418. Hal ini menandakan

bahwa apabila investasi mengalami kenaikan sebesar 1 persen

maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan sebesar

0.003421 dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil tersebut sesuai

dengan penelitan yang dilakukan oleh Reggi Irfan Pambudi tahun

2016 yang menyatakan bahwa investasi berpengaruh tidak

signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia. Hasil ini

menunjukkan bahwa kenaikan investasi menyebabkan penurunan

pada pertumbuhan ekonomi di provinsi di Indonesia.

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa investasi

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi. Investasi merupakan suatu pembentukan modal yang

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada setiap wilayah,

namun dalam penelitian ini variabel investasi berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini

disebabkan oleh kebanyakan investasi yang masuk hanya pada

industri pengolahan, jadi keunntungan yang diperoleh tidak terlalu

banyak. Sehingga variabel investasi tidak berkontribusi besar pada

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.

Page 102: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

89

b. Pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini

diperoleh bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan pada

taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0.0000, dan berhubungan

positif dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar 0.678058,

yang berarti apabila tenaga kerja naik sebesar 1 persen, maka

pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0.678058 dengan asumsi

variabel lain tetap. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nurul Fitriani tahun 2017 tentang pengaruh

tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi provinsi DIY tahun 2007-2015 dari hasil penelitiannya

menyatakan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY.

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa jumlah

tenaga kerja di Provinsi Jambi cenderung dapat meningkatkan

angka pertumbuhan ekonoomi. Namun pembangunan Provinsi

Jambi yang masih tahap perkembangan, tentu perlu upaya

memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal

pembangunan, penyerapan tenaga kerja banyak di sektor informal

dibandingkan sektor formal ini disebabkan tingkat keterampilan

relatif masih rendah.

Page 103: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

90

c. Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini

diperoleh bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh

positif dan signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas

0.0000, dan berhubungan positif dengan nilai koefisien yang

diperoleh sebesar 0.338385, yang berarti apabila pengeluaran

pemerintah naik sebesar 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi

akan naik sebesar 0.338385 selama periode observasi yaitu tahun

2011-2017 dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil ini sejalan

dengan penelitin yang dilakukan oleh Alvia Ayu Anggareny tahun

2015 mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah, jumlah tenaga

kerja, dan tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kota Surakarta Tahun 1991-2013, yang menunjukkan pengeluaran

pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa sangat perlu

untuk meningkatkan alokasi belanja langsung dalam APBD dan

peningkatan pengeluaran pemerintah untuk belanja langsung yang

terjadi pada pemerintah Provinsi Jambi sebenarnya sangat

diharapkan, karena belanja langsung merupakan investasi bagi

pemerintah, terutama yang berkaitan dengan penyediaan

infrastruktur ekonomi seperti jalan, jembatan, irigasi, jaringan

Page 104: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

91

listrik, air dan lain-lain. Peningkatan belanja ini menandakan

keberpihakan dan kepedulian pemerintah daerah akan kepentingan

publik. Infrastruktur yang baik diharapkan dapat memperlancar

kegiatan ekonomi yang ada di Provinsi Jambi sehingga secara

langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Jambi.

Jumlah belanja pemerintah untuk belanja tidak langsung

yang tinggi di Provinsi Jambi akan mengakibatkan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah untuk belanja tidak

langsung ini memang tidak berdampak langsung terhadap

masyarakat, namun dengan adanya pengeluaran pemerintah untuk

belanja tidak langsung ini dapat memberikan dampak terhadap

pelayanan publik yang dilakukan pegawai pemerintah kepada

masyarakat. Dengan adanya pelayanan ini diharapkan dapat

memperlancar berbagai proses kegiatan ekonomi sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.

Page 105: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang

pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2011-2017 dengan jumlah

sampel 9 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi linier berganda, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara bersama-sama investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Jambi. Hasil ini terbukti berdasarkan uji hipotesis statistik

dengan menggunakan uji koefisien determinasi dengan R-Square

sebesar 0.989146 atau dengan kata lain mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi sebesar 98%.

2. Berdasarkan hasil uji signifikan (uji t) secara parsial pada variabel

investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

di Provinsi Jambi tahun 2011-2017. Pada variabel tenaga kerja dan

pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2011-2017.

Page 106: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

93

B. Saran

Dari kesimpulan di atas maka penulismemberikan saran sebagai

berikut:

1. Kepada pemerintah Provinsi Jambi diharapkan dapat lebih

meningkatkan investasi, memperbaiki kualitas tenaga kerja, dan

pengeluaran pemerintah yang lebih efektif. Selain itu diperlukan

penghematan dan efisiensi pengeluaran rutin perlu dilakukan yang

dapat dialokasikan untuk pembangunan provinsi.

2. Bagi peneliti lebih lanjut disarankan untuk melakukan periode

pengamatan yang lebih lama sehingga memberikan kemungkinan yang

lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih akurat lagi. Selain itu

peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau

menggunakan variabel lain yang sekiranya ada pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Page 107: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

94

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI; Bekasi: Penerbit Mulia

Abadi , 2015

Literatur Buku

Al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun. Penerjemah: Masturi

Irham, dkk, Mukaddimah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011

Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, Makro Ekonomi: Pengantar Untuk

Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers, 2016

Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial, Jakarta: Rajawali Pers, 2016

Irfan Syauqi Beik, Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta: Rajawali Pers,

2016

Moh. Arsjad Anwar dkk, Ekonomi Indonesia, Masalah dan Prospek 1989/1990,

Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1989

Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014

Murti Sumarni dan John Suprihanto, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi

Perusahaan, Yogyakarta: Liberty, 2014

Napa J. Awat, Metode Statistik Dan Ekonometri, Yogyakarta: Liberty, 1995

Nur Feriyanto, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Indonesia,

Yogyakarta: UU STIM YKPM, 2014

Nurul Huda, Dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta : Kencana 2015)

Richer G. Lipsey, dkk, alih bahasa: Agus Maulana MSM. (1997). Pengantar

Makroekonomi, Jakarta: Binarupa Aksara.

Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, Jakarta: Rajawali Pers, 2016

Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2013

Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makroekonomi, Edisi kedua, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1995

Page 108: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

95

Subandi, Ekonomi Pembangunan, Bandung: Alfabeta, 2012

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DanR&D, cet. 25, Bandung:

Alfabeta, 2017

Sukestiyarno, Statistika Dasar,, Yogyakarta: Andi, 2013

Syahirman Yusi & Umiyati Idris, “Metedologi Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan

Kuantitatif,” Citra Books Indonesia, t.t

Literatur Karya Ilmiah

Ahmad Jazuli Rahman, dkk, Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan

Tenaga Kerja Terhadap PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun

2010-2014, Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah

Malang, 2016

Alfarendi Wicaksono, Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Lampung Tahun 1996-2013, Skripsi Universitas Lampung, 2017

Alfian Wahyu Fauzan, Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Tingkat

Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013, Skripsi

Universitas Diponegoro Semarang, 2015

Azzam Farras Wijdan, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi,

Dana ZIS, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2015, Skripsi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018

Devi Novita Sari, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lampung Tengah, Tesis

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, 2017

Devi Rusalia, Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Kabupaten Lampung

Tengah Periode Tahun 2015-2017), Skripsi UIN Raden Intan Lampung,

2018

Fauzi Hidayat, Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Sub Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Bekasi,

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Page 109: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

96

Ichwan Fuady Falahinur, Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jumlah

Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(Studi Kasus di Kabupaten Kulonprogo Tahun 1987-2016), Skripsi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2017

Novi Nurul Aliyah, Analisis Pengaruh Investasi, Jumlah Penduduk, dan Tenaga

Kerja Terhadap Pertumbuhsn Ekonomi di Indonesia Tahun 1999-2014,

Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017

Nurul Fitriani, Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

2007-2015, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017

Literatur Lainnya

Badan Pusat Statistik Jambi

http://web.jambiprov.go.id/skpd/site/jambiprov.go.id/profil/letak-wilayah-dalam-

provinsi-jambi

Page 110: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Wilayah

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten/Kota Provinsi Jambi (Dalam Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 15.65 15.71 16.77 15.84 15.89 15.95 16.01

Sarolangun 15.77 15.85 15.93 15.98 16.01 16.05 16.10

Batanghari 15.83 15.91 15.97 16.35 16.40 16.13 16.18

Muaro Jambi 16.13 16.20 16.27 16.05 16.09 16.45 16.50

Tanjab.Timur 16.43 16.45 16.50 16.56 16.58 16.60 16.63

Tanjab. Barat 16.85 16.90 16.95 17.02 17.05 17.08 17.12

Tebo 15.65 15.72 15.80 15.88 15.93 15.98 16.04

Bungo 15.86 15.95 16.04 16.10 16.15 16.20 16.26

Kota Jambi 16.30 16.37 16.45 16.53 16.58 17.34 16.69

Realisasi Investasi

Wilayah

Data Realisasi Investasi Kabupaten/Kota Provinsi Jambi (Dalam Bentuk

Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 13.36 14.06 13.64 13.69 13.66 13.95 10.53

Sarolangun 13.27 13.66 12.42 13.05 13.90 14.25 12.82

Page 111: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

98

Batanghari 14.19 14.39 13.57 13.95 14.18 14.81 12.62

Muaro Jambi 14.76 14.58 14.37 14.48 14.62 15.03 13.91

Tanjab.Timur 13.46 13.46 16.68 11.72 11.88 13.64 12.83

Tanjab. Barat 16.04 16.61 16.68 16.77 16.90 17.11 13.86

Tebo 12.91 12.93 12.93 12.93 12.57 12.93 13.05

Bungo 14.76 14.69 14.15 14.99 14.86 15.24 13.17

Kota Jambi 13.77 14.18 13.66 18.25 14.31 14.74 13.69

Angkatan Kerja yang Bekerja

Wilayah

Data Angkatan Kerja yang Bekerja Kabupaten/Kota Provinsi Jambi

(Dalam Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 11.95 11.94 11.85 11.97 11.97 12.11 12.11

Sarolangun 11.62 11.71 11.66 11.70 11.77 11.85 11.85

Batanghari 11.63 11.61 11.60 11.61 11.65 11.69 11.69

Muaro Jambi 12.00 11.88 11.92 12.00 12.02 12.10 12.10

Tanjab.Timur 11.50 11.56 11.46 11.58 11.56 11.69 11.69

Tanjab. Barat 11.76 11.79 11.67 11.86 11.88 11.96 11.96

Tebo 11.85 11.88 11.84 11.99 12.02 12.05 12.05

Bungo 11.84 11.85 11.85 11.89 11.92 11.99 11.99

Page 112: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

99

Kota Jambi 12.38 12.33 12.35 12.37 12.45 12.50 12.50

Realisasi Pengeluaran Pemerintah

Wilayah

Data Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi

Jambi (Dalam Bentuk Log)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Merangin 19.82 20.47 20.62 20.75 20.86 20.99 20.84

Sarolangun 20.38 20.40 20.47 20.55 20.55 20.66 20.64

Batanghari 20.25 20.46 20.68 20.67 20.77 20.77 20.88

Muaro Jambi 19.99 20.07 20.76 20.05 20.72 20.85 20.94

Tanjab.Timur 20.37 20.52 20.63 20.68 20.64 20.79 20.63

Tanjab. Barat 20.41 20.57 20.92 20.99 20.74 20.72 20.96

Tebo 20.09 20.25 20.46 20.60 20.64 20.73 20.67

Bungo 20.32 20.43 20.69 20.76 20.81 20.81 20.90

Common Effect

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/19 Time: 22:39

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.024076 3.097071 0.330660 0.7421

LOGX1 0.124540 0.028927 4.305278 0.0001

LOGX2 -0.097137 0.172851 -0.561972 0.5763

Page 113: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

100

LOGX3 0.708666 0.155493 4.557553 0.0000 R-squared 0.446524 Mean dependent var 16.24650

Adjusted R-squared 0.418381 S.D. dependent var 0.408741

S.E. of regression 0.311722 Akaike info criterion 0.567979

Sum squared resid 5.733077 Schwarz criterion 0.704051

Log likelihood -13.89133 Hannan-Quinn criter. 0.621497

F-statistic 15.86633 Durbin-Watson stat 0.867043

Prob(F-statistic) 0.000000

Fixed Effect

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/19 Time: 22:39

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.317411 2.497513 0.127091 0.8994

LOGX1 0.001240 0.016412 0.075528 0.9401

LOGX2 0.738461 0.244046 3.025906 0.0039

LOGX3 0.345466 0.075387 4.582590 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.927309 Mean dependent var 16.24650

Adjusted R-squared 0.911630 S.D. dependent var 0.408741

S.E. of regression 0.121507 Akaike info criterion -1.208048

Sum squared resid 0.752960 Schwarz criterion -0.799832

Log likelihood 50.05351 Hannan-Quinn criter. -1.047495

F-statistic 59.14506 Durbin-Watson stat 2.060877

Prob(F-statistic) 0.000000

F-Restriced

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 42.164563 (8,51) 0.0000

Cross-section Chi-square 127.889691 8 0.0000

Page 114: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

101

Random Effect

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 10/08/19 Time: 22:40

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.733819 2.201873 0.787429 0.4342

LOGX1 0.005890 0.015970 0.368808 0.7136

LOGX2 0.537615 0.206921 2.598165 0.0118

LOGX3 0.389422 0.072616 5.362718 0.0000 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.259558 0.8202

Idiosyncratic random 0.121507 0.1798 Weighted Statistics R-squared 0.491642 Mean dependent var 2.830637

Adjusted R-squared 0.465793 S.D. dependent var 0.178871

S.E. of regression 0.130736 Sum squared resid 1.008423

F-statistic 19.01999 Durbin-Watson stat 1.571975

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.156988 Mean dependent var 16.24650

Sum squared resid 8.732176 Durbin-Watson stat 0.339083

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 12.303144 3 0.0064

Page 115: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

102

Fixed Effect dengan Model Cross-Section Weights

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 10/08/19 Time: 22:42

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.247663 0.939285 1.328311 0.1900

LOGX1 -0.003421 0.007310 -0.467988 0.6418

LOGX2 0.678058 0.096718 7.010648 0.0000

LOGX3 0.338385 0.037466 9.031750 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.989146 Mean dependent var 35.98289

Adjusted R-squared 0.986805 S.D. dependent var 20.32419

S.E. of regression 0.120202 Sum squared resid 0.736875

F-statistic 422.5112 Durbin-Watson stat 2.235696

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.927049 Mean dependent var 16.24650

Sum squared resid 0.755651 Durbin-Watson stat 2.054727

Histogram Normaliti

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Standardized Residuals

Sample 2011 2017

Observations 63

Mean 9.91e-18

Median -0.012526

Maximum 0.267209

Minimum -0.238361

Std. Dev. 0.109019

Skewness 0.086829

Kurtosis 2.759005

Jarque-Bera 0.231619

Probability 0.890645

Page 116: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

103

Corelation Matrix

LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX1 1.000000 0.102482 0.152944

LOGX2 0.102482 1.000000 0.364762

LOGX3 0.152944 0.364762 1.000000

Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/19 Time: 22:51

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.298164 0.871994 -1.488731 0.1419

LOGX1 0.003676 0.008145 0.451363 0.6534

LOGX2 0.090317 0.048667 1.855813 0.0685

LOGX3 0.011474 0.043780 0.262079 0.7942

Durbin-Watson

Tolak H0

berarti ada

aotokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak

menolak H0

berarti tidak

ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Tolak H0

berarti ada

autokorelasi

negatif

0 dL 1.49 dU 1.69 4-dU 2.31 4-dL 2.51 4

2.23

Hasil Uji F

Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.989146 Mean dependent var 35.98289

Adjusted R-squared 0.986805 S.D. dependent var 20.32419

S.E. of regression 0.120202 Sum squared resid 0.736875

F-statistic 422.5112 Durbin-Watson stat 2.235696

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 117: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

104

Hasil Uji t

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 10/08/19 Time: 22:42

Sample: 2011 2017

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 63 Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.247663 0.939285 1.328311 0.1900

LOGX1 -0.003421 0.007310 -0.467988 0.6418

LOGX2 0.678058 0.096718 7.010648 0.0000

LOGX3 0.338385 0.037466 9.031750 0.0000

Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R Square)

Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.989146 Mean dependent var 35.98289

Adjusted R-squared 0.986805 S.D. dependent var 20.32419

S.E. of regression 0.120202 Sum squared resid 0.736875

F-statistic 422.5112 Durbin-Watson stat 2.235696

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 118: PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKONOMI …

105

CURRICULUM VITAE

Nama : Nadia Lestari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 10 Desember 1997

Email/Surel : [email protected]

No. Kontak/HP : 0852-7906-9016

Alamat : Jalan Raden Patah Kel. Sijenjang, Kec. Jambi Timur, Kota

Jambi

Pendidikan Formal

1. SD Negeri 17/IV Kota Jambi, 2009

2. MTs Negeri Sijenjang Kota Jambi, 2012

3. MA Negeri Model Jambi, 2015

4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019

Motto Hidup: “Tidak Penting Seberapa Lambat Anda Melaju, Selagi Anda Tidak

Berhenti”

Jambi, Oktober 2019

Nadia Lestari

EES150777