pengaruh fungisida asam fosfit terdahap …digilib.unila.ac.id/54982/3/skripsi tanpa bab...

52
PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP PERKECAMBAHAN, PANJANG TABUNG KECAMBAH KONIDIA Peronosclerospora maydis DAN INTENSITAS PENYAKIT BULAI TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L.) Skripsi Oleh YESI NOVITA SARI 1414121250 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP

PERKECAMBAHAN, PANJANG TABUNG KECAMBAH KONIDIA

Peronosclerospora maydis DAN INTENSITAS PENYAKIT BULAI

TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L.)

Skripsi

Oleh

YESI NOVITA SARI

1414121250

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

ABSTRAK

PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERHADAP

PERKECAMBAHAN, PANJANG TABUNG KECAMBAH KONIDIA

Peronosclerospora maydis DAN INTENSITAS PENYAKIT BULAI

TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Oleh

YESI NOVITA SARI

Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit penting yang menimbulkan

kerusakan pada tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh fungisida asam fosfit dalam menekan daya berkecambah dan panjang

tabung kecambah konidia Peronosclerospora maydis, pengaruh perlakuan

fungisida asam fosfit terhadap konidia P. maydis dalam menekan penyakit bulai

pada tanaman jagung, pengaruh aplikasi fungisida asam fosfit dalam menurunkan

intensitas penyakit bulai pada tanaman jagung. Penelitian ini terdiri dari tiga

pengujian satu pengujian dilakukan secara in vitro dan dua pengujian secara in

vivo. Untuk pengujian secara in vitro perlakuan disusun dalam rancangan acak

lengkap (RAL) sedangkan dua pengujian secara in vivo, perlakuan disusun dalam

rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua perlakuan yaitu perlakuan kontrol

dan perlakuan fungisida asam fosfit. Pengujian satu dilakukan secara in vitro

Page 3: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

Yesi Novita Sari

dengan memberi perlakuan fungisida pada suspensi konidia, pengujian dua

dilakukan secara in vivo 1 dengan menginokulasikan suspensi konidia yang telah

diberi perlakuan fungisida pada tanaman jagung (inokulasi buatan) dan pengujian

tiga dilakukan secara in vivo 2 dengan meletakkan tanaman sumber inokulum dan

melakukan penyemprotan fungisida pada tanaman jagung (inokulasi alami).

Homogenitas ragam dan perbandingan nilai tengah pada dua perlakuan diuji

dengan uji T pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungisida

berbahan aktif asam fosfit mampu menekan perkecambahan dan dapat

menurunkan daya infeksi konidia P. maydis terhadap tanaman jagung. Selain itu,

aplikasi penyemprotan fungisida asam fosfit pada daun mampu menekan

intensitas penyakit bulai. Dengan demikian aplikasi fungisida asam fosfit mampu

menekan penyakit bulai pada tanaman jagung.

Kata kunci : Bulai, fungisida asam fosfit, tanaman jagung.

Page 4: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP

PERKECAMBAHAN, PANJANG TABUNG KECAMBAH KONIDIA

Peronosclerospora maydis DAN INTENSITAS PENYAKIT BULAI

TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L.)

Oleh

YESI NOVITA SARI

1414121250

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar
Page 6: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar
Page 7: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar
Page 8: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 November 1996, dari

pasangan Bapak Maryono dan Ibu Ema Sumarni. Penulis adalah anak pertama

dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan pertama di Taman Kanak-

kanak Melati Puspa, Bandar Lampung pada tahun 2002, dilanjutkan di SD Negri 1

Tanjung Senang, Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2008.

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMP Surya Dharma 2

Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2011, kemudian dilanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan

diselesaikan pada tahun 2014, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke

jenjang universitas, dan penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2014,

melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri).

Pada bulan Januari-Februari 2017, penulis melaksanakan program Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Universitas Lampung di Desa Gayau Sakti, Kecamatan Seputih

Agung, Lampung Tengah. Kemudian pada bulan Juli-Agustus 2017, penulis

melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) di PT. Perusahaaan Nusantara VII

Distrik Bungmayang, Kota Bumi, Lampung Utara. Penulis juga pernah dipercaya

menjadi asisten dosen mata kuliah Pengendalian Penyakit Tanaman,

Page 9: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

Bioekologi Hama Tumbuhan dan Kimia Dasar. Selain menjadi mahasiswa,

penulis aktif di organisasi kemahasiswaan sebagai anggota Bidang Penelitian dan

Pengembangan PERMA AGT FP dan menjadi anggota di Bidang Kaderisasi serta

Biro Dana Usaha dan Inventaris UKM-U KOIN periode 2015/2017.

Page 10: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

Bismillahirohhmanirohhim...

Dengan penuh Rasa Syukur,

Kupersembahkan karya

sederhana ini untuk kedua

orang tuaku tercinta dan kedua

adikku tersayang.

Almamater tercinta

Agroteknologi, Universitas Lampung

Page 11: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

“ALLAH tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai demgan kesanggupannya”

(Q.S. Al-Baqarah :286)

Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua

tumbuhan yang sabar. (Nom de plume)

“Orang yang berbahagia bukanlah orang hebat dalam segala hal, tapi orang yang

bisa menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan mengucap syukur”

(Warren Buffet)

Tidak ada alasan untuk senantiasa bersyukur karena tidak setiap kehidupan sama, tetapi dengan bersyukur setiap bahagia terasa sama.

( Yesi Novita Sari)

Page 12: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

SANWACANA

Puji syukur selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Fungisida Asam Fosfit terhadap

Perkecambahan, Panjang Konidia Peronosclerospora sp. dan Intensitas

Penyakit Bulai Tanaman Jagung (Zea mays L.)” salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Lampung. Selama

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman,

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Cipta Ginting, M.Sc., selaku pembimbing pertama atas ide

penelitian, bimbingan, motivasi, saran, serta kesabaran dalam memberikan

nasihat-nasihatnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 13: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

5. Ibu Ivayani, S.P., M.Si., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, motivasi,

saran dan kesabarannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku pembahas yang telah

memberikan kritik dan saran serta nasihat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Ir. Ardian, M.Agr., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasehat-nasehat dan arahan selama perkuliahan.

8. Ir. Dad R. J. Sembodo, M.S., yang telah berbaik hati memberikan fasilitas

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

semangat, pengorbanan serta dorongan moril dan materil dalam pencapaian

cita-citaku. Kedua adikku tersayang yang senantiasa memberikan doa,

semangat dan meringankan beban bagi penulis.

10. Teruntuk Rocky Pratama dan sahabat seperjuangan Shafira Fatimah, Yais

Daniati,Vredigh Richal, Septiana Putri, Ruri Mayang, Siti Rahmah, Winoza

Wulandari, Rosa Invira, Widhi Salikha, Sinta Nur terimakasih untuk segala

dukungan, semangat, senantiasa meringankan beban, menguatkan,

kebersamaan, serta kebahagiannya dalam segala suasana.

11. Team penelitian bulai 2014, Mba-Abang (bulai), Pak Khoiri, teman-teman

jurusan Agroteknologi, Proteksi Tanaman khususnya angkatan 2014 dan

untuk semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung terimakasih atas bantuan, semangat serta

dukungannya selama ini.

Page 14: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

Dengan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih dan berharap semoga

Allah SWT membalas atas semua kebaikan yang telah diberikan. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung

Penulis

YESI NOVITA SARI

Page 15: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxiii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 2

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

1.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 4

1.4 Hipotesis .................................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

2.1 Tanaman Jagung ................................................................................. 7

2.2 Penyakit Bulai ..................................................................................... 8

2.2.1 Gejala Penyakit ......................................................................... 8

2.2.2 Penyebab Penyakit .................................................................... 8

2.2.3 Daur Penyakit ............................................................................. 9

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhui Perkembangan

penyakit ....................................................................................... 10

2.2.5 Pengendalian Penyakit Bulai ...................................................... 11

2.3 Fungisida Asam Fosfit ......................................................................... 11

III. BAHAN DAN METODE .......................................................................... 15

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 15

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 15

3.3 Metode Penelitian ............................................................................... 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian........................................................................ 17

3.4.1 Uji Daya Kecambah dan Panjang Kecambah .......................... 17

3.4.1.1 Persiapan dan Pengambilan Sumber Inokulum ........... 17

3.4.1.2 Pembuatan Suspensi Fungisida ................................... 17

Page 16: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

xv

3.4.1.3 Pencampuran Suspensi Konidia dan Fungisida ........... 17

3.4.1.4 Pengamatan Perkecambahan dan Panjang Bulu

Kecambah Konidia ...................................................... 18

3.4.2 Uji Daya Infeksi Konidia Secara (in vivo 1)............................. 19

3.4.2.1 Penyaiapan Media Tanam ........................................... 19

3.4.2.2 Penyiapan Suspensi Fungisida untuk Inokulasi .......... 19

3.4.2.3 Pengamatan Uji Daya Infeksi terhadap Intensitas

Penyakit (In vivo 1) ..................................................... 20

3.4.2.3.1 Keterjadian Penyakit..................................... 20

3.4.2.3.2 Keparahan Penyakit ...................................... 21

3.4.3 Uji Efektivitas Fungisida Asam Fosfit (In vivo 2) .................... 22

3.4.3.1 Penyiapan Lahan dan Pembuatan Petak Percobaan .... 22

3.4.3.2 Penyiapan Inokulasi Alami dan Penanaman Jagung ... 22

3.4.3.3 Inokulasi dan Pemeliharaan Tanaman ......................... 23

3.4.3.4 Aplikasi Fungisida Asam Fosfit .................................. 24

3.4.3.5 Pengamatan Uji Efektivitas Fungisida Asam Fosfit

terhadap Intensitas Penyakit dan Kerapat Konidia ...... 24

3.4.3.5.1 Keterjadian dan Keparahan Tanaman........... 24

3.4.3.5.2 Kerapatan Konidia ........................................ 24

3.5 Analisis Data ....................................................................................... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 26

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 26

4.1.1 Gejala Penyakit dan Identifikasi Patogen ................................... 26

4.1.2 Daya Berkecambah dan Panjang Tabung Kecambah Konidia

P. maydis ..................................................................................... 27

4.1.3 Keterjadian Penyakit .................................................................. 30

4.1.4 Keparahan Penyakit .................................................................. 31

4.1.5 Kerapatan Konidia ....................................................................... 32

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 37

5.1. Simpulan .............................................................................................. 37

5.2. Saran .................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

LAMPIRAN ....................................................................................................... 39

Lampiran Data Penelitian .................................................................................... 43-67

Lampiran gambar kegiatan .................................................................................. 68-69

Page 17: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Skor keparahan penyakit ........................................................................... 21

2. Daya berkecambah konidia P. maydis ...................................................... 28

3. Panjang tabung kecambah konidia P. maydis ........................................... 30

4. Keterjadian penyakit bulai pada percobaan in vivo 1

(inokulasi buatan) ..................................................................................... 30

5. Keterjadian penyakit bulai pada percobaan in vivo 2

(inokulasi alami) ....................................................................................... 31

6. Keparahan penyakit bulai pada percobaan in vivo 1

(inokulasi buatan) ..................................................................................... 31

7. Keparahan penyakit bulai pada percobaan in vivo 2

(inokulasi alami) ....................................................................................... 32

8. Kerapatan koniidia P. maydis pada percobaan in vivo 2 .......................... 32

9. Data daya berkecambah konidia P. maydis (%) perlakuan kontrol .......... 43

10. Data daya berkecambah konidia P. maydis (%) perlakuan fungisida ...... 43

11. Rata-rata panjang tabung kecambah pada setiap bidang pengamatan ...... 43

12. Data pengamatan keterjadian penyakit (%) in vivo 1 perlakuan

kontrol ....................................................................................................... 44

13. Data pengamatan keparahan penyakit (%) in vivo 1 perlakuan

kontrol ....................................................................................................... 44

14. Data pengamatan keterjadian penyakit (%) in vivo 1 perlakuan

fungisida ................................................................................................... 45

15. Data pengamatan keparahan penyakit (%) in vivo 1 perlakuan

fungisida ................................................................................................... 45

Page 18: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

xvii

16. Data pengamatan keterjadian penyakit (%) in vivo 2 perlakuan

kontrol ....................................................................................................... 45

17. Data pengamatan keparahan penyakit (%) in vivo 2 perlakuan

kontrol ....................................................................................................... 46

18. Data pengamatan keparahan penyakit (%) in vivo 2 perlakuan

fungisida ................................................................................................... 46

19. Data pengamatan keterjadian penyakit (%) in vivo 2 perlakuan

fungisida ................................................................................................... 46

20. Hasil kerapatan konidia P. maydis percobaan in vivo 2 ........................... 46

21. Data daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan 2 jam setelah

inkubasi ..................................................................................................... 47

22. Uji homogenitas daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan

2 jam setelah inkubasi ............................................................................... 47

23. Data daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan 4 jam

setelah inkubasi ......................................................................................... 47

24. Uji homogenitas daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan

4 jam setelah inkubasi ............................................................................... 48

25. Data daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan 6 jam

setelah inkubasi ......................................................................................... 48

26. Uji homogenitas daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan

6 jam setelah inkubasi ............................................................................... 48

27. Uji t daya berkecambah konidia P. maydis pengamatan 2-6 jam

setelah inkubasi ......................................................................................... 49

28. Data panjang tabung kecambah konida P. maydis pengamatan 2 jam

setelah inkubasi ......................................................................................... 49

29. Uji homogenitas panjang tabung kecambah konidia P. maydis

pengamatan 2 jam setelah inkubasi .......................................................... 49

30. Data panjang tabung kecambah konidia P. maydis pengamatan

4 jam setelah inkubasi ............................................................................... 50

31. Uji homogenitas panjang tabung kecambah konidia P. maydis

pengamatan 4 jam setelah inkubasi .......................................................... 50

32. Data panjang tabung kecambah konidia P. maydis pengamatan

6 jam setelah inkubasi ............................................................................... 50

Page 19: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

xviii

33. Uji homogenitas panjang tabung kecambah konidia P. maydis

6 jam setelah inkubasi ............................................................................... 51

34. Uji t panjang tabung kecambah konidia P. maydis

pengamatan 2-6 jam setelah inkubasi ....................................................... 51

35. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 1 (1 msi) .................... 51

36. Uji homogenitas data keterjadian penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (1 msi) ........................................................................................ 52

37. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 1 (2 msi) .................... 52

38. Uji homogenitas data keterjadian penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (2 msi) ........................................................................................ 52

39. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 1 (3 msi) .................... 53

40. Uji homogenitas data keterjadian penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (3 msi) ........................................................................................ 53

41. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 1 (4 msi) .................... 53

42. Uji homogenitas data keterjadian penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (4 msi) ........................................................................................ 54

43. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 1 (5 msi) .................... 54

44. Uji homogenitas data keterjadian penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (5 msi) ........................................................................................ 54

45. Uji t keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 1 pengamatan

(1-5 msi) .................................................................................................... 55

46. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 1 (1 msi) ..................... 55

47. Uji homogenitas data keparahan penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (1 msi) ........................................................................................ 55

48. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 1 (2 msi) ..................... 56

49. Uji homogenitas data keparahan penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (2 msi) ........................................................................................ 56

50. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 1 (3 msi) ..................... 56

51. Uji homogenitas data keparahan penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (3 msi) ........................................................................................ 57

52. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 1 (4 msi) ..................... 57

Page 20: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

xix

53. Uji homogenitas data keparahan penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (4 msi) ........................................................................................ 57

54. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 1 (5 msi) ..................... 58

55. Uji homogenitas data keparahan penyakit bulai percobaan

in vivo 1 (5 msi) ........................................................................................ 58

56. Uji t keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 1

pengamatan (1-5 msi) .................................................................................. 58

57. Data keterjadian penyakit percobaan in vivo 2 (1 msi) ............................. 59

58. Data transformasi keterjadian penyakit percobaan

in vivo 2 (1 msi) ........................................................................................ 59

59. Data keterjadian penyakit percobaan in vivo 2 (1 msi) ............................. 59

60. Data transformasi keterjadian penyakit percobaan

in vivo 2 (2 msi) ........................................................................................ 59

61. Uji homogenitas data keterjadian penyakit percobaan

in vivo 2 (2 msi) ........................................................................................ 60

62. Data keterjadian penyakit percobaan in vivo 2 (3 msi) ............................. 60

63. Uji homogenitas data keterjadian penyakit percobaan

in vivo 2 (3 msi) ........................................................................................ 60

64. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 2 (4 msi) .................... 61

65. Uji homogenitas data keterjadian penyakit percobaan

in vivo 2 (4 msi) ........................................................................................ 61

66. Data keterjadian penyakit bulai percobaan in vivo 2 (5 msi) .................... 61

67. Uji homogenitas data keterjadian penyakit percobaan

in vivo 2 (5 msi) ........................................................................................ 62

68. Uji t keterjadian penyakit percobaan in vivo 2

pengamatan (1-5 msi) ............................................................................... 62

69. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 2 (1 msi) ..................... 62

70. Uji homogenitas data keparahan penyakit percobaan

in vivo 2 (1 msi) ........................................................................................ 63

71. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 2 (2 msi) ..................... 63

Page 21: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

xx

72. Uji homogenitas data keparahan penyakit percobaan

in vivo 2 (2 msi) ........................................................................................ 63

73. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 2 (3 msi) ..................... 64

74. Uji homogenitas data keparahan penyakit percobaan

in vivo 2 (3 msi) ........................................................................................ 64

75. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 2 (4 msi) ..................... 64

76. Data transformasi keparahan penyakit bulai percobaan

in vivo 2 (4 msi) ........................................................................................ 64

77. Uji homogenitas data keparahan penyakit percobaan

in vivo 2 (4 msi) ........................................................................................ 65

78. Data keparahan penyakit bulai percobaan in vivo 2 (5 msi) ..................... 65

79. Uji homogenitas data keparahan penyakit percobaan

in vivo 2 (5 msi) ....................................................................................... 65

80. Uji t keparahan penyakit percobaan In vivo 2 pengamatan

(1-5 msi) .................................................................................................... 66

81. Data kerapatan penyakit bulai percobaan in vivo 2 .................................. 66

82. Data transformasi kerapatan penyakit bulai percobaan in vivo 2 ............. 66

83. Uji homogenitas kerapatan penyakit bulai percobaan in vivo 2 ............... 67

84. Uji t kerapatan penyakit bulai percobaan In vivo 2 .................................. 67

Page 22: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak petak percobaan tanaman jagung uji daya infeksi konidia

(in vivo 1) ................................................................................................ 19

2. Tata letak petak percobaan uji efektifitas fungisida terhadap intensitas

penyakit dan kerapatan konidia secara in vivo (2) ................................. 22

3. Tata letak penempatan tanaman bergejala bulai pada tiap petak ........... 23

4. Gejala dan tanda penyakit bulai pada tanaman jagung .......................... 26

5. Hasil pengamatan morfologi dengan perbesaran 400x konidia

Peronosclerospora maydis .................................................................... 27

6. Hasil pengamatan daya berkecambah Peronosclerospora maydis ........ 28

7. Hasil pengamatan panjang tabung kecambah pada perlakuan kontrol ... 29

8. Hasil pengamatan panjang tabung kecambah pada perlakuan

fungisida ................................................................................................. 29

9. Tanaman sumber inokulum .................................................................... 68

10. Tata letak percobaan ............................................................................... 68

11. Benih jagung P27 ................................................................................... 68

12. Fungisida berbahan aktif asam fosfit ...................................................... 69

13. Tingkat skor keparahan penyakit bulai pada tanaman jagung ............... 69

Page 23: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan penghasil

karbohidrat yang banyak digunakan sebagai bahan baku pangan yang cukup

penting bagi kehidupan manusia. Jagung memiliki kandungan nutrisi yang banyak

seperti serat, asam lemak esensial, isoflafon, mineral (Ca, Mg, K, Na, P, dan Fe),

antosianin, betakaroten (provitamin A), dan komposisi asam amino esensial.

Selain dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok jagung juga dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ternak dan dapat diolah menjadi bahan dasar untuk membuat

minyak goreng, tepung maizena, etanol, asam organik dan berbagai makanan

ringan. Perkiraan permintaan jagung secara global untuk pangan dan pakan

sebesar 852 juta ton pada tahun 2020 (Rosegrant et al., 2001).

Menurut Badan Pusat Statistik (2016), Provinsi Lampung merupakan salah satu

sentra penghasil jagung di Indonesia. Produksi jagung tahun 2015 turun 216,59

ribu ton (12,60 persen) dibanding produksi tahun 2014. Penurunan produksi

jagung tahun 2015 terjadi karena adanya penurunan hasil panen sebesar 45,36 ribu

hektar (13,39 persen). Turunnya produktivitas karena luas panen menurun dan

faktor serangan jamur Peronosclerospora sp. yang menyebabkan penyakit bulai.

Page 24: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

2

Penyakit bulai ( Peronosclerospora sp. ) merupakan salah satu penyakit utama

pada tanaman jagung di Asia. Potensi hasil jagung tidak tercapai apabila tanaman

jagung terinfeksi penyakit bulai ( Lukman et al., 2006). Penyakit bulai merupakan

penyakit epidemik yang menyerang tanaman jagung hampir di setiap musim

terutama di musim hujan. Peronosclerospora sp. dapat menurunkan produksi

hingga 90% dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen terutama apabila

infeksi patogen terjadi sejak awal periode pertumbuhan vegetatif (Hoerussalam et

al., 2013).

Gejala penyakit bulai dicirikan dengan klorosis pada daun tanaman jagung muda

saat daun mulai membuka. Klorosis kemudian melebar membentuk jalur yang

sejajar dengan tulang induk. Gejala ini kemudian meluas sampai pangkal daun

sehingga pada waktu pagi hari pada bagian bawah daun terdapat lapisan beludu

berwarna putih yang merupakan konidiofor dan konidium jamur (Semangun,

2004).

Penyebaran penyakit bulai pada tanaman jagung yaitu melalui konidia yang

terbawa oleh angin, kemudian konidia jatuh dibagian atas permukaan daun,

konidia berkecambah dan menginfeksi daun, menyebabkan gejala lokal, kemudian

menyerang titik tumbuh sehingga menimbulkan gejala sistemik. Studi mengenai

perkecambahan konidia penting dilakukan untuk mengetahui kemampuan

Peronosclerospora sp. menginfeksi tanaman jagung.Pengendalian yang dapat

dilakukan untuk mendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung antara lain yaitu

melakukan penyemprotan menggunakan fungisida. Penggunaan fungisida

Page 25: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

3

bertujuan untuk membunuh jamur penyebab penyakit pada tanaman, jenis

fungisida yang bekerja secara sistemik dapat digunakan untuk mengendalikan

penyakit bulai, karena fungisida tersebut dapat diserap ke dalam jaringan tanaman

sehingga keefektifan fungisida kurang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, selain

itu fungisida masih dapat efektif mengendalikan penyakit meskipun serangan

patogen telah terjadi (Ginting, 2013).

Salah satu fungisida yang bekerja secara sistemik yaitu fungisida yang berbahan

aktif asam fosfit. Fungisida dengan bahan aktif asam fosfit dapat diaplikasikan

dengan penyemprotan melalui daun dan infus melalui akar, fungisida ini mampu

mengendalikan jamur dari genus Phythophora, Fusarium, Rhizoctonia, Erwinia,

Peronospora dan Plasmopora (Fernandez et al., 2014). Oleh karena itu perlu

dilakukan pengujian pengaruh fungisida dengan bahan aktif asam fosfit terhadap

perkecambahan konidia, panjang kecambah konidia dan daya infeksi

(Peronosclerospora sp.) serta intensitas penyakit bulai tanaman jagung.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui pengaruh fungisida asam fosfit dalam menekan daya berkecambah

dan panjang tabung kecambah konidia Peronosclerospora maydis.

2. Mengetahui pengaruh perlakuan fungisida asam fosfit terhadap konidia P.

maydis dalam menekan intensitas penyakit bulai pada tanaman jagung.

Page 26: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

4

3. Mengetahui pengaruh aplikasi fungisida asam fosfit dalam menurunkan

intensitas penyakit bulai pada tanaman jagung.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pengendalian penyakit tanaman yangdianggap paling efektif yaitu dengan

menggunakantanaman varietas tahan. Akan tetapi keterbatasantersedianya

tanaman tahan penyakit dan sifatketahanannya yang relatif mudah untuk

dipatahkanmenyebabkan pengendalian penyakit tanamanmasih mengandalkan

pada penggunaan fungisida(Agrios, 2005).

Fungisida berbahan aktif asam fosfit termasuk dalam golongan fosfonat, asam

fosfit termasuk fungisida sistemik yang efektif untuk mengendalikan jamur dari

berbagai genus yaitu Rhizoctonia, Peronospora, Plasmopora, Phythopthora dan

Fusarium. Asam fosfit dapat digunakan di lapangan sebagai tindakan preventif

dan kuratif dalam pengendalian jamur. Tanaman yang diaplikasikan fungisida

asam fosfit aktivitas enzim seperti fenilalanin amonia lyase yang berperan dalam

peningkatan sintesis senyawa fenolik dan pertahanan seluler dapat meningkat

(Fernandes et al., 2014)

Asam fosfit berdasarkan sifat kimianya termasuk golongan fosfonat yang diduga

dapat meningkatkan ketahanan tanaman untuk mencegah gangguan penyakit

terutama layu fusarium. Penggunaan fungisida berbahan aktif asam fosfit 500

ppm dapat meningkatkan ketahanan tanaman pisang dari toleran menjadi tahan

Page 27: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

5

terdapat penyakit fusarium yang disebabkan jamur Fusarium oxysporum

(Kristiawati et al., 2014).

Menurut Mc Donald et al. (2001) fungisida berbahan aktif asam fosfit efektif

dalam menekan serangan patogen salah satunya penyakit yang disebabkan oleh

genus Phythopthora. Hasil penelitian Bastian (2014) aplikasi penyemprotan

fungisida asam fosfit dapat mengendalikan penyakit busuk buah kakao yang

disebabkan oleh Phythopthora palmivora. Penggunaan fungisida sistemik yang

berbahan aktif berbeda dapat meminimalisir potensi resistensi dari patogen

penyebab penyakit bulai. Penggunaan fungisida berbahan aktif asam fosfit

mengandung fosfonat yang mampu mengurangi intensitas penyakit bulai serta

dapat mengurangi sporulasi dari Peronosclerospora sorghi (Panicker dan

Gangadharan, 1999).

1.4 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini yaitu :

1. Fungisida asam fosfit dapat menekan perkecambahan dan panjang tabung

kecambah konidia P. maydis

2. Perlakuan fungisida asam fosfit terhadap konidia P. maydis dapat menurunkan

intensitas penyakit bulai pada tanaman jagung.

3. Aplikasi fungisida asam fosfit dapat menurunkan intensitas penyakit bulai

pada tanaman jagung.

Page 28: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman biji-bijian herbasius penghasil karbohidrat yang

banyak digunakan sebagai bahan makanan pokok, pakan ternak dan bahan

industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku pangan dan pakan merupakan

prioritas utama kendati komoditas ini masih dapat menghasilkan minyak jagung

sebagai biofuel. Pemilihan tersebut juga akan menghindarkan pada konflik

kepentingan antara penyediaan bahan pangan atau pakan dengan penyediaan

energi (Nur, 2013).

Menurut Tjitrosoepomo (1991), tanaman jagung termasuk ke dalam famili

Poaceae dengan klasifikasi taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (Graminae)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Page 29: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

7

Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang memiliki batang yang tinggi

dan tegak, batang jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas biasanya berjumlah 14,

kebanyakan jagung mempunyai ketinggian antara 1,5-3 m. Diameter batang

jagung dapat membesar sampai 3-4 cm. Akar tanaman jagung merupakan akar

serabut. Selain itu, tanaman jagung juga memiliki daun yang memanjang dengan

ujung daun yang meruncing dan jumlah daunnya berkisar 10-20 helai pertanaman

(Suprapto dan Marzuki, 2005).

2.2 Penyakit Bulai

Penyakit bulai merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang dapat

menyebabkan kehilangan hasil hingga 100%. Faktor yang dapat mempercepat

perkembangan penyakit ini yaitu suhu dan kelembaban. Penyebaran spora bulai

dapat melalui media udara, tanah ataupun benih. Patogen Peronosclerospora sp.

menyerang pada tanaman jagung varietas rentan hama penyakit dan umur muda

(1-2 MST) (Surtikanti, 2013).

Sejumlah daerah di Indonesia seperti Bengkayang, Kalimantan Barat, Kediri Jawa

Timur dan Sumatera Utara dilaporkan telah menjadi daerah endemik penyakit

bulai.Lokasi penyebaran dan identifikasi spesies Peronosclerospora sp. telah

diketahui di 20 kabupaten dan kota di Indonesia. P. maydis umumnya menyerang

tanaman jagung di Pulau Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY P.

philipinensis banyak menyerang tanaman jagung di Sulawesi Selatan, Kalimantan

Page 30: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

8

Selatan sampai Sulawesi Utara, sedangkan P. sorghi banyak ditemukan di Tanah

Karo Sumatera Utara dan Bati-Malang (Surtikanti, 2013).

2.2.1 Gejala Penyakit

Gejala penyakit bulai yaitu terdapat klorotik pada daun, yang awalnya muncul

pada titik tumbuh. Gejala akan mucul pada 3-6 hari setelah terinfeksi patogen

penyebab penyakit bulai (Murray, 2009). Pada waktu pagi hari, bagian sisi bawah

daun terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium

jamur (Semangun, 2004).

Bagian tanaman yang menunjukkan gejala penyakit bulai yaitu daun yang

mengalami perubahan warna, bunga jantan menjadi abnormal dan tanaman akan

menjadi kerdil. Karena adanya miselium jamur dalam ruang antar selnya, daun

tampak kaku, agak menutup dan lebih tegak, akar kurang terbentuk dan tanaman

mudah rebah. Tanaman yang terinfeksi pada waktu masih sangat muda biasanya

tidak dapat membentuk buah, sedangkan bila tanaman terinfeksi pada saat lebih

tua, tanaman dapat tumbuh terus dan membentuk buah. Tetapi buah yang

terbentuk memiliki sedikit biji, kelobot tidak menutupi ujung buah dan memiliki

tangkai yang lebih panjang (Susmawati, 2014).

2.2.2 Penyebab Penyakit

Penyakit bulai pada tanaman jagung disebabkan oleh jamur patogen

Peronosclerospora maydis.

Page 31: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

9

Menurut Rustiani et al. (2015) P. maydis memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Fungi

Filum : Oomycota

Kelas : Oomycetes

Ordo : Sclerosoprales

Famili : Peronosclerosporaceae

Genus : Peronosclerospora

Spesies : Peronosclerospora maydis

P. maydis dikenal sebagai spesies asli Indosnesia, karena dilaporkan sudah ada di

Indonesia sejak 100 tahun dengan nama umum Java downy mildew (CABI,

2014). P. maydis ditemukan di Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Barat, Banten, Lampung, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua. P.

maydis memiliki karakter morfologi yaitu konidiofor bercabang tiga sampai

empat kali, berukuran 111–410 μm dan dilengkapi dengan sterigmata berujung

konidia. Konidia berdinding tipis dengan bentuk spherical dan subspherical

berdiameter 12–23 x 25–44 μm (Rustiani et al., 2015).

2.2.3 Daur penyakit

Miselium jamur Peronosclerospora spp. berkembang dalam jaringan diantara sel

daun dan merusak klorofil. Miselium bercabang keluar melewati mulut daun

membentuk konidiofor dan jika diperhatikan permukaan daun tampak membentuk

lapisan tipis berwarna putih. Jika kelembapan dan temperatur tinggi, konidiofor

akan menghasilkan konidoum. Konidium terbentuk diwaktu malam ketika daun

berembun dan konidium segera dipencarkan oleh angin, namun konidium tidak

dapat terangkut jauh oleh angin karena embun hanya terjadi bila udara tenang,

Page 32: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

10

kemudian konidium akan melekat pada mulut daun dan berkecambah pada daun

muda dari tanaman muda (Semamgun, 2004). Jika keadaan cocok, konidium akan

berkembang dan masa inkubasi kurang dari 10 hari. Penyakit ini terdapat di

dataran rendah pada waktu udara lembab dan panas sedangkan pada waktu udara

dingin dan kering, serangan akan terhenti (Pracaya, 2005).

Konidium tumbuh dengan membentuk pembuluh kecambah, konidium tidak

dapat bertahan hidup secara saprofitik. Selain itu jamur tidak dapat membentuk

oospora. Bekas pertanaman jagung yang terserang penyakit bulai dapat ditanami

kembali karena tidak terdapat tanda-tanda bahwa jamur dapat bertahan didalam

tanah. Oleh karena itu, jamur ini harus bertahan dari musim ke musim pada

tanaman hidup (Semangun, 2004).

Jamur dapat bertahan hidup sebagai miselium dalam biji, namun tidak begitu

penting sebagi sumber inokulum. Infeksi dari konidia yang tumbuh dipermukaan

daun akan masuk jaringan tanaman melalui stomata tanaman muda dan lesion

local berkembang ke titik tumbuh yang menyebabkan infeksi sistemik. Konidiofor

dan konidia terbentuk leura dari stomata daun pada malam hari yang lembab.

Apabila bijinya terinfeksi, maka daun kotiledon selalu terinfeksi, tetapi jika

inokulum berasal dari spora, daun kotiledon tetap sehat (Wakman, 2013).

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Penyakit Bulai

Kapasitas udara dalam menampung uap semakin tinggi dengan naiknya suhu

udara sehingga mengakibatkan kelembapan udara akan lebih rendah pada siang

Page 33: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

11

hari dan lebih tinggi pada malam hari. Kelembapan udara tinggi mendorong

percepatan perkembangan penyakit bulai dan kisaran suhu rendah mendukung

pembentukan konidia jamur P. maydis (Surtikanti, 2012). Konidia yang sudah

masuk akan disebarkan oleh angin pada pukul 02:00 s.d 03:00 padi dan

berlangsung sampai 06:00 s.d 07:00 pagi. Infeksi sangat ditentukan oleh umur

tanaman dan umur daun yang terinfeksi. Tanaman yang umurnya lebih dari tiga

minggu relatif lebih tahan dibandingkan tanaman yang lebih muda (Agrios, 2005).

2.2.5 Pengendalian Penyakit Bulai

Pengendalian penyakit bulai dapat dilakukan dengan penggunaan varietas tahan,

eradikasi tanaman jagung yang terinfeksi bulai agar tidak menjadi sumber infeksi

bagi tanaman di sekitarnya, penerapan pola pergiliran tanaman (rotasi tanaman)

dan pengendalian dengan cara kimiawi yaitu penggunaan fungisida kimia sintetik

(Susmawati, 2014).

Pengendalian penyakit tanaman yangdianggap paling efektif adalah dengan

menggunakantanaman varietas tahan. Akan tetapi keterbatasantersedianya

tanaman tahan penyakit dan sifatketahanannya yang relatif mudah untuk

dipatahkanmenyebabkan pengendalian penyakit tanamanmasih mengandalkan

pada penggunaan fungsida(Agrios, 2005).

2.3 Fungisida Asam Fosfit

Fungisida yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan dapat

digunakan untuk memberantas dan mencegah jamur patogen penyebab penyakit

Page 34: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

12

pada tanaman. Fungisida merupakan zat kimia baik itu kimia organik maupun

anorganik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan

miselium/spora jamur (Sembiring, 2008). Penggunaan fungisida termasuk

dalampengendalian secara chemis (kimia). Adapun keuntungan yang diperoleh

dalampenggunaan fungisida ini yaitu mudah diaplikasikan, tidak memerlukan

banyaktenaga kerja dan penggunaanya praktis (Djojosumarto, 2008).

Penggunaan fungisida menimbulkan pengaruh buruk terhadap lingkungan, namun

pengguna fungisida enggan beralih ke jenis pengendali hayati. Permasalahan

tersebut disebabkan oleh hambatan pertumbuhan dan perkembangan fungi

patogen yang dikendalikan menggunakan fungisida lebih cepat dapat diamati

hasilnya dibandingkan menggunakan pengendali hayati, dan para pengguna

fungisida tidak memahami akibat buruk dari penggunaan fungisida tersebut

(Djojosumarto, 2008).

Menurut Kristiawati et al. (2014) fungisida berbahan aktif Asam fosfit (H3PO3)

termasuk dalam golongan fosfonat. Aplikasi fungisida asam fosfit pada tanaman

dapat meningkatkan aktivitas enzim seperti fenilalanin amonia lyase yang

berperan dalam pertahanan seluler dan peningkatan sintesis senyawa fenolik.

Fungisida asam fosfit bersifat fungistatik yaitu hanya dapat menghambat

pertumbuhan tanpa membunuh jamur.

Page 35: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

13

Cara kerja dari fungisida berbahan aktif asam fosfit yaitu dengan menghambat

beberapa kerja enzim dari jalur pentosa-fosfat glikolitik dan oksidatif. Pada

konsentrasi rendah, fosfonat mampu mengganggu metabolisme jamur tanpa

mengurangi kecepatan pertumbuhan jamur (Mc Donald, 2001). Berdasarkan

rekomendasi yang tertera pada label kemasan, fungisida berbahan aktif asam fosfit

diaplikasikan dengan cara disemprot dan konsentrasi formulasi 6-8 ml/l.

Penyemprotan daun dimulai pada saat tanaman berumur 2 minggu dan diulang

tiap 7 hari (MKD Group, 2017).

Asam fosfit mampu menghambat perkembangan vegetatif jamur, yaitu dengan

menghambat perkembangan miselium jamur. Asam fosfit dapat merangsang

tanaman memproduksi lebih banyak zat phytoallexin yang bersifat racun terhadap

patogen tanaman (MKD Group, 2016). Terjadi oksidasi fosfit menjadi fosfat

ketika fosfit mengalami kontak dengan bakteri, baik dalam sistem perakaran

tanaman atau di dalam tanah. Tingkat kepekatan asam fosfit yang rendah di

perakaran mampu meningkatkan ketahanan tanaman, tetapi jika kepekatan yang

diberikan tinggi, maka ketahanan tanaman tidak akan berubah dan asam fosfit

akan menghambat pertumbuhan jamur sebelum menyebabkan penyakit.

Aplikasi terbaik fungisida asam fosfit yaitu dengan melakukan penyemprotan

melalui daun dan infus melalui akar karena dapat menjaga efisiensi bahan yang

diserap oleh tanaman. Penyemprotan daun dilakukan dengan cara menyemprotkan

fungisida ke seluruh permukaan daun sampai basah (Roesmiyanto et al., 2000).

Fungisida berbahan aktif asam fosfit digunakan sebagai tindakan preventif dan

Page 36: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

14

kuratif di lapangan, dan memiliki sifat sistemik yang efektif untuk mengendalikan

jamur Oomycetes, khususnya Phythopthora spp., (Vyas, 1984 dalam Hasibuan

2004).

Menurut Fernandez et al. (2014) fungisida asam fosfit efektif untuk

mengendalikan jamur dari genus Phytophora, Fusarium, Rhizoctonia, Erwinia,

Peronospora dan Plasmopora. Penggunaan fungisida asam fosfit mampu

mengurangi intensitas penyakit bulai serta dapat mengurangi sporulasi dari

Peronosclerospora sorghi (Panicker dan Gangadharan, 1999). Menurut MKD

Group (2016), berdasarkan rekomendasi, fungisida berbahan aktif asam fosfit

diaplikasikan pada daun (penyemprotan) dengan konsentrasi 1–8 ml/l untuk

mengendalikan patogen Phytophora spp., Rhizoctonia solani,Peronospora

destructor dan Plasmopora viticola. Penyemprotan dilakukan dengan

menyemprotkan ke seluruh permukaan daun pada tanaman yang berumur 2

minggu setelah tanaman (mst) dan diulang setiap 7 hari (1 minggu sekali).

Page 37: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2018 di Laboratorium

Hama dan Penyakit Tanaman, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung dan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lampung Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat- alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu mikroskop cahaya, cover

glass, haemocytometer, gelas ukur, pipet tetes, cawan petri, gelas piala (beaker

glass), drigalski, autoklaf, pipet tetes, kaca preparat cekung, tabung reaksi, pinset,

polybag, tali rapia, mikropipet, kuas, polibag, alat tulis, plastik bening dan alat

pendukung lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu fungsida sintetik (berbahan

aktif asam fosfit), tanaman jagung bergejala bulai yang disebabkan oleh P.

maydis., benih jagung hibrida varietas P27, akuades, alkohol 70%, tisu dan media

tanah yang sudah dicampur pupuk kandang.

Page 38: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

16

3.3 Metode Penelitian

Pengujian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu satu tahap pengujian dilakukan secara

in vitro dan dua tahap pengujian secara in vivo.

Pengujian daya berkecambah konidia dan panjang bulu kecambah konidia

dilakukan secara in vitro disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) yaitu

dengan dua perbandingan, perlakuan fungisida asam fosfit dan tanpa fungisida

sebagai kontrol. Perlakuan suspensi spora ditambah suspensi fungisida sebagai

(P1) dan perlakuan suspensi spora tanpa fungisida / kontrol sebagai (P0).

Sedangkan perlakuan pengujian fungisida terhadap daya infeksi konidia pada

tanaman jagung secara (in vivo 1) disusun dalam rancangan acak kelompok

(RAK) yaitu dengan dua perlakuan. Perlakuan tersebut ialah perlakuan aplikasi

fungisida asam fosfit (P1) dan tanpa perlakuan sebagai kontrol (P1). Masing-

masing perlakuan diulang sebanyak 10 ulangan (10 kelompok).

Perlakuan pengujian efektivitas fungisida terhadap intensitas penyakit dan

kerapatan konidia secara (in vivo 2) disusun dalam rancangan acak kelompok

(RAK) yaitu dengan dua perlakuan, perlakuan aplikasi fungisida asam fosfit dan

tanpa fungisida (kontrol), masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 ulangan

(4 kelompok).

Page 39: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

17

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Uji Daya Kecambah dan Panjang Kecambah

3.4.1.1 Persiapan dan pengambilan sumber inokulum

Sumber inokulum yang akan digunakan yaitu berasal dari tanaman jagung yang

telah menunjukan gejala penyakit bulai. Polybag tanaman jagung yang

menunjukan gejala dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran, kemudian diletakkan

diatas nampan dan disungkup dengan plastik bening sampai rapat kemudian

dimasukan ke dalam ruangan dengan suhu 170 C pada pukul 18.30 WIB untuk di

inkubasi + selama 7 jam. Konidia dipanen dari bagian permbukaan bawah daun

yang bergejala bulai pada pukul 04.00 WIB. Panen konidia dilakukan dengan

menggunakan kuas dan dimasukkan kedalam gelas piala berukuran 10 ml

aquades.

3.4.1.2 Pembuatan suspensi fungisida

Suspensi fungisida dibuat sesuai dengan konsentrasi anjuran, yaitu dengan

menyiapkan 6 ml konsentrasi fungisida kemudian dilarutkan dalam aquades steril

dengan perbandingan 6 ml/500 ml air steril kemudian diaduk sampai tercampur

menjadi larutan fungisida sesuai dengan konsentrasi yang akan diujikan.

3.4.1.3 Pencampuran suspensi konidia bulai dengan suspensi fungisida

Pencampuran suspensi konidia patogen dengan suspensi fungisida yaitu dengan

perbandingan 1:1. Perlakuan fungisida sebagai (P1) dengan mencampurkan 2 ml

suspensi konidia dengan 2 ml suspensi fungisida kedalam tabung reaksi kemudian

tabung digoyangkan agar kedua suspensi homogen. Sedangkan tanpa perlakuan

Page 40: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

18

fungisida sebagai kontrol (P0) yaitu dengan mencampurkan 2 ml suspensi konidia

dan 2 ml aquades steril. Suspensi yang telah homogen didiamkan selama + 2 jam.

3.4.1.4 Pengamatan perkecambahan dan panjang bulu kecambah konidia

Pengamatan perkecambahan spora P. maydis dilakukan setiap 2 jam sekali

dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.00 di bawah mikroskop dengan

cara mengambil campuran suspensi dengan mikropipet dan meneteskannya pada

kaca preparat lalu pada bagian atas ditutup dengan cover glass. Pengambilan

campuran suspensi dan pengamatan diulang sebanyak 3 kali ( 3 kaca preparat ).

Untuk setiap kaca preparat pengamatan akan dilakukan dengan melihat jumlah

konidia yang berkecambah, masing-masing tiga bidang pengamatan pada kaca

preparat di bawah mikroskop sehingga diperoleh sampel konidia pada setiap

bidang pengamatan lalu difoto. Peubah yang diamati ialah persentase

perkecambahan dan panjang bulu kecambah. Persentase perkecambahan dihitung

dengan menggunakan rumus :

V=

x 100%

dengan V: viabilitas (daya kecambah) spora, g: total/ banyaknya spora yang

berkecambah dan G: total seluruh spora yang diamati. Sementara itu, untuk

mengukur panjang bulu kecambah, konidia yang sedang berkecambah dipotret

kemudian panjang bulu kecambah diukur di bawah mikroskop dari dinding

konidia sampai ujung bulu kecambah.

Page 41: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

19

3.4.2 Uji Daya Infeksi Konidia secara ( in vivo 1)

3.4.2.1 Penyiapan media tanam dan tanaman uji

Media tanam yang digunakan adalah tanah yang dicampurkan dengan pupuk

kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Campuran tanah, pupuk kandang

dan pasir kemudian dimasukan kedalam polybag dengan ukuran 8 kg. Dengan dua

perlakuan yaitu fungisida (P1) dan tanpa fungisida sebagai kontrol (P0) masing-

masing diulang sebanyak 10 kelompok seperti Gambar 1. Pada setiap polybag

akan ditanam 10 benih, kemudian pada saat tanaman berumur 7 hari, sebagian

tanaman dicabut sehingga pada setiap polybag hanya berisi 6 tanaman. Tanaman

dipelihara di Halaman Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuh.

(a) (b)

Gambar 1. Tata letak petak percobaan tanaman jagung uji daya infeksi konidia (in

vivo 1). (a) Petak Perlakuan Kontrol, (b) Petak Perlakuan Fungisida.

3.4.2.2 Penyiapan suspensi fungisida untuk diinokulasikan pada tanaman uji

Suspensi fungisida akan disiapkan pada konsentrasi dua kali dari konsentrasi

anjuran. Pada saat dicampurkan suspensi konidia dalam volume yang sama,

konsentrasi yang diujikan sama dengan konsentrasi anjuran tersebut, dengan

demikian suspensi fungisida awal yaitu 12 ml/L. Suspensi konidia disiapkan

dengan prosedur yang sama, namun dalam volume yang lebih besar. Konidia

P0 P0

P0 P1 P0

P0 P0

P0

P0

P0

P0

P1

P1

P1

P1

P1

P1

P1

P1

P1

Page 42: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

20

dipanen dari permukaan bawah daun yang bergejala bulai dengan menggunakan

kuas kemudian dimasukkan kedalam gelas beaker dan disesuaikan densitasnya

menjadi 105/ml.

Pengujian sebagai P1 akan dilakukan dengan menyiapkan sebanyak 30 ml

suspensi konidia dimasukkan ke dalam erlenmeyer berukuran 100 ml, kemudian

sebanyak 30 ml suspensi fungisida dimasukkan ke dalam erlenmeyer tersebut lalu

digoyangkan sehingga kedua suspensi homogen. Sedangkan untuk perlakuan P0

yaitu dengan mencampurkan 30 ml suspensi konidia dan 30 ml aquades steril.

Masing-masing suspensi perlakuan didiamkan selama + 2 jam setelah perlakuan.

Kemudian campuran suspensi tersebut digunakan untuk menginokulasi tanaman

jagung berumur 7 hari. Inokulasi dilakukan dengan meneteskan sebanyak 3 tetes

campuran suspensi pada titik tumbuh dengan menggukan pipet tetes.

3.4.2.3 Pengamatan uji daya infeksi terhadap intensitas penyakit ( in vivo 1 )

3.4.2.3.1 Keterjadian Penyakit

Pengamatan keterjadian penyakit dilakukan dengan menghitung tanaman jagung

yang menunjukan gejala serangan penyakit bulai. Pengamatan dilakukan 1,2,3,4

minggu setelah inokulasi (MSI). Data yang diperoleh kemudian dihitung

menggunakan rumus :

TP = (n/ N) x 100%

dengan TP merupakan keterjadian penyakit (%), n : Jumlah tanaman jagung yang

menunjukkan gejala penyakit bulai dan N: Jumlah tanaman jagung yang diamati.

Page 43: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

21

3.4.2.3.2 Keparahan Penyakit

Pengamatan keparahan penyakit dilakukan setalah 1 minggu inokulasi dan

pengamatan berlangsung selama 4 kali pengamatan. Data yang diperoleh

kemudian dihitung menggunakan rumus :

PP = ∑

x 100%

dengan PP merupakan keparahan penyakit (%), n adalah jumlah tanaman dengan

skor tertentu, v adalah nilai sklala dari setiap kategori serangan, N adalah Jumlah

tanaman yang diamati dan V adalah skor tertinggi. Dalam menghitung keparahan

penyakit tanaman, digunakan alat bantu berupa skor/skala penyakit. Penyakit

diberi skor sesuai dengan tingkat keparahan penyakit yang terjadi, semakin berat

penyakit maka semakin tinggi skor yang diberikan begitu juga sebaliknya. Angka

yang diberikan untuk menggambarkan intensitas penyakit dapat disebut skala

penyakit. Skala penyakit yang dipakai yaitu skala penyakit yang terdiri dari 5

kategori. Menurut Ginting (2013), nilai skala setiap kategori serangan dapat

dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Skor keparahan penyakit

Skor Deskripsi Keterangan

0 Tidak terdapat infeksi Tanaman sehat

1 Serangan ringan, bila gejala <10% per daun Ringan

2 Serangan sedang, bila gejala 10-25% per daun Agak parah

3 Serangan agak berat, bila gejala 26-50% per daun Parah

4 Serangan berat, bila gejala > 50% per daun Sangat parah

Page 44: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

22

3.4.3 Uji Efektifitas Fungisida Asam Fosfit ( in vivo 2)

3.4.3.1 Penyiapan Lahan dan Pembuatan Petak Percobaan

Dalam pelaksanaannya percobaan ini dilakukan di lapangan. Tanah diolah dengan

mencangkul sedalam lebih kurang 20 cm. Kemudian pada lahan tersebut dibuat

petak-petak percobaan yang totalnya sebanyak 2x4 yaitu 8 petak seperti Gambar

2. masing-masing petak berukuran 2x2 m dengan dua perlakuan yaitu fungisida

(P1) dan tanpa fungisida sebagai kontrol (P0), perlakuan diulang sebanyak 4 kali

(4 kelompok).

K1

K2

K3

K4

Gambar 2. Tata letak petak percobaan uji efektifitas fungisida terhadap

intensitas penyakit dan kerapatan konidia secara in vivo (2).

3.4.3.2 Penyiapan inokulasi alami dan penanaman jagung

Penyiapan tanaman sumber inokulum dilakukan dengan menanam 3-5 benih pada

polybag kemudian tanaman jagung yang berumur 5-7 hari setelah tanam (HST)

akan diinokulasi buatan dengan metode tetes. Benih jagung yang digunakan yaitu

benih jagung F1 varietas P27. Tanaman jagung ditanam dengan cara ditugal

sedalam 3-4 cm dengan jarak tanam 25 x 75 cm. Pada masing-masing lubang

ditanam 3-5 benih, kemudian setelah jagung tumbuh dilakukan penjarangan

P0

P1

P1

P0

P0

P1

P1

P0

Page 45: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

23

dengan menyisakan satu tanaman per lubang tanam. Jumlah populasi dalam setiap

petak berukuran 2x2 m2

menjadi 21 tanaman.

3.4.3.3 Inokulasi dan pemeliharaan tanaman

Inokulasi dilakukan secara alami yaitu dengan meletakkan dua tanaman jagung

yang menunjukan gejala penyakit bulai pada masing-masing petak percobaan

diantara tanaman jagung sehat yang telah berumur 5-7 HST dengan pola letak

tanaman seperti Gambar 3.

Gambar 3.Tata Letak Penempatan tanaman bergejala bulai pada tiap petak.

Keterangan : : tanaman jagung yang sehat

: tanaman jagung bergejala bulai sebagai sumber inokulum.

Pemeliharaan tanaman di lapangan meliputi pemupukan, penyiangan gulma dan

penyiraman. Kegiatan pemeliharaan tanaman salah satunya adalah penyiraman.

Sumber air diperoleh dari air keran yang telah tersedia disekitar lahan pertanaman.

Selain kegiatan penyiraman, kebutuhan utama tanaman adalah unsur hara. Unsur

hara yang terkandung dalam tanah belum tentu dapat memenuhi kebutuhan

tanaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan

Page 46: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

24

dengan cara ditugal pada bagian samping tanaman dengan jarak 5 cm dari batang

jagung. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea (300 kg/ha), SP-36 (200 kg/ha)

dan KCl (50 kg/ha) (Sirappa dan Razak, 2010). Untuk petak seluas 2x2 m, pupuk

yang diperlukan yaitu sebanyak 120 g Urea, 80 g TSP, dan 20g KCL. Pemupukan

Urea dilakukan tiga kali yaitu pada saat tanaman berumur 7-10 hari sebanyak 40

g/petak bersama dengan seluruh pupuk TSP dan KCL. Kemudian pemupukan

kedua diberikan pupuk urea sebanyak 60 g/petak pada 30 HST dan pemupukan

ketiga yaitu diberikan pupuk urea sebanyak 20 g/petak pada 40-45 HST.

3.4.3.4 Aplikasi fungisida Asam Fosfit dengan teknik semprot

Aplikasi fungisida asam fosfit dengan teknik semprot dilakukan pada saat

tanaman berumur 1, 2, 3, 4 dan 5 minggu setelah diletakkannya tanaman bergejala

dengan frekuensi penyemprotan satu kali/minggu. Penyemprotan fungisida asam

fosfit disemprotkan dengan konsentrasi anjuran 6 ml/L.

3.4.3.5 Pengamatan uji efektivitas fungisida asam fosfit terhadap intensitas

penyakit dan kerapatan konidia

3.4.3.5.1 Keterjadian dan Keparahan tanaman

Pengamatan keterjadian dan keparahan tanaman pada uji efektivitas fungisida

asam fosfit (in vivo 2) sama seperti pada uji daya infeksi (in vivo 1).

3.4.3.5.2 Kerapatan Konidia

Untuk menghitung karapatan konidia yaitu dengan mengambil daun ketiga dari

pucuk tanaman yang menunjukan gejala bulai. Diambil 3-5 potongan daun

berukuran 2 cm2. Potongan daun tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi

Page 47: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

25

berisi 5 ml aquades, lalu dihomogenkan dengan menggunakan rotamixer.

Kemudian jumlah konidia dihitung kerapatannya dengan menentukan 5 sampel

kotak secara acak dari 25 kotak sedang menggunakan haemocytometer dan

dihitung dengan rumus :

Jumlah spora (S) = R x K

dengan S: jumlah spora, R: jumlah rata-rata spora pada 25 kotak pengamatan dan

K: konstanta koefisien (2,5 x 105).

3.5 Analisis Data

Uji homogenitas dan uji perbandingan nilai tengah dari data yang diperoleh

dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji T pada taraf 5% (Susilo, 2013).

Page 48: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Fungisida asam fosfit dapat menekan daya berkecambah dan panjang tabung

konida P. maydis.

2. Perlakuan fungisida asam fosfit terhadap konidia P. maydis dapat menurunkan

intensitas penyakit terhadap tanaman jagung.

3. Aplikasi penyemprotan fungisida asam fosfit dapat menurunkan intensitas

penyakit bulai pada tanaman jagung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan penelitian yang sama

dengan menggunakan fungisida berbahan aktif asam fosfit dengan tingkat

konsentrasi yang berbeda untuk mendapatkan nilai konsentrasi yang paling efektif

dalam menekan penyakit bulai terutama pada aplikasi lapang.

Page 49: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G. N. 2005. Plant Pathology. Academic Press. New York. 922 hlm.

Badan Pusat Statistik. 2016.Produksi Jagung Menurut Provinsi 1993-

2015.https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/868. Diakses pada

7 Maret 2018.

Bastian, M.D. 2014. Pengaruh Penyarungan Buah dan Aplikasi Asam Fosfit

Terhadap Hama Penggerek dan Penyakit Busuk Buah Kakao. Fakultas

Pertanian. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung. 36 hlm.

Bonde M.R., Peterson G.L., Kenneth R.G., Vermeulen H.D., Sumartini &

Bustaman M,. 1982. Effect of temperature on conidial germination and

systemic infection of maizeby Peronosclerospora species. Phytopathology,

82: 104–109.

CAB International (CABI). 2014. Crop Potection Compendium.

http://www.cabi.org/cpc. Diakses pada 23 September 2018.

CIMMYT International Maize & Wheat Improvement Center. 2010.

DownyMicrob. http://dxi.org./10.4172/2157.7471.1000162. (Diakses 29

november Mildew (extended information). [internet].[diunduh 2017 Nov

30]. Tersediapada:htpp://www.maizedoctor.cimmyt.org/index.php.

Djojosumarto, P. 2008. Fungisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka. Jakarta.

550 hlm.

Fernandes, L.H.M., de Oliveira Silveira, H.R., de Souza and K.R.D., de Resende,

M.L.V. &Alves, J.D. 2014. Inductors of resistance and their role in

photosynthesis and antioxidant system activity of coffee seedlings.

American Journal of Plant Sciences. 5: 3710-3716.

Ginting, C. 2013. Ilmu dan Penyakit Tumbuhan:Konsep dan Aplikasi. Lembaga

Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 203 hlm.

Page 50: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

39

Hasibuan, M. 2004. Uji Efikasi Beberapa Fungisida untuk Mengendalikan

Phytium spp pada Pembibitan Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana

tabaccum L.) di Kec.Percut Sei Tuan.(Skripsi). Universitas Sumatera

Utara. Medan. 45 hlm.

Hoerussalam., A. Purwanto, & A. Kheruni. 2013. Induksi ketahanan tanaman

jagung (Zea mays L.) terdahap penyakit bulai melalui seed treatment serta

pewarisannya pada generasi S1. Jurnal Ilmu Pertanian 16 (2): 42-59.

Kristiawati, Y., Sumardiyono, C., & Wibowo, A. 2014. Uji pengendalian penyakit

layu fusarium pisang (Fusarium oxysporum f.sp. cubense) dengan asam

fosfit dan aluminium-fosetil. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia.

18(2):103-110.

Lukman, R., A. Ahmad, & L. Thomas. 2006. Tracing the signature of

Peronosclerospora maydis in maize seed. Australia Plant Pathologi

Ma’aruf, S. 2017. Efektifitas fungisida berbahan aktif asam fosfit 400 g/l terhadap

penyakit lanas (Phythopthora nicotianae) pada pembibitan tanaman

tembakau. (Tesis). Universitas Brawijaya. Malang. 36 hlm.

Mc Donald, A. E., Bruce, R. G., & William, C. P. 2001. Phosphite (phosphorous

acid): Its relevance in the environment and agriculture, and influence on

the plant phosphate starvation response. Journal Plant Nutrition. 24:1505-

1519.

MKD Group. 2016. Fungisida Folirfos. http://mkdgroup.com/mkd/ fungisida.

produk-folirfos-400-sl-88. htm. (Diakses pada 29 November 2017).

Murray,G., M. 2009. Philippine Downy Mildew Of Maize (Perenosclerospora

Philippensis) And Downy Mildew Of Sorghum (P. Sorghi).Industry

Biosecurity Plan For The Grains Industry.Plant Health Australia.

Australia.

Nur, S.,M. 2013. Karakteristik Tanaman Jagung sebagai Bahan Baku Bioenergi.

PT. Insan Fajar Mandiri Nusantara. Kalimantan Timur.

Panicker, S., &Gangadharan, K.1999. Controlling Downy Mildew of Maize

Caused by Peronosclerospora sorghi by Foliar Sprays of Phosphonic Acid

Compounds.Department of Plant Pathology. Tamil Nadu Agricultural

University. India. Crop protection 18: (115-118)

Pracaya. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 417

hlm.

Page 51: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

40

Roesmiyanto,. Yuniastusi, S., Sugiyarto, M. 2000. Pengaruh cara Aplikasi

fungisida asam fosfit pada pengendalian penyakit busuk pangkal dan akar

Phytophthora tanaman

jeruk.(http://agris.fao.org/aos/records/ID2004001039).Diakses tanggal 14

maret 2018 pukul 20.00 WIB.

Rosegrant, M., Paisner,M.S.,Meijer, S., & Witcover, J. 2001. Global food

projections to 2020. Emerging trends and alternative futures. International

Food Policy Research Institute, Washington D.C.

http://www.ifpri.org/sites/ default/files/publications/gfp.pdf.Diakses pada

30 November 2017.

Rustiani, U., Sinaga, M., Hidayat, S., &Wiyono, S. 2015. Tiga

spesiesPeronosclerospora penyebab penyakit bulai jagung di Indonesia

(Three species of Peronosclerospora as a cause downy mildew on maize

inindonesia). Jurnal Berita Biologi. 14(1): 29–37.

Semangun, H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia.

Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. 449 hlm.

Sembiring, K. W. 2008. Efektifitas Mancozeb dan Metalaxyl dalam Menghambat

Pertumbuhan Cylindrocladium scoparium. Hawley Boedijn et Reitsma

Penyebab Penyakit Busuk Daun Teh (Camelia sinensis. L) di

Laboratorium. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan. 53 hlm.

Sheridan JJ, &Sheehan PJ. 1980. Beberapa faktor yang mempengaruhi

perkecambahan. Irish Journal of Agricultural and Food Research. (19) :

155-159.

Sirappa, M.P & Razak, N. 2010. Peningkatan Produktivitas Jagung Melalui

Pemberian Pupuk N, P, K, dan Pupuk Kandang pada Lahan Kering di

Maluku. Peneliti pada Balai Pengkaji Teknologi Pertanian, Sulawesi

Utara. Prosiding Pekan Serealia Nasional. Maros. 27-28 Juni 2010. 227-

286.

Suprapto, H.S. &Marzuki, A.R. 2005. Bertanam Jagung Edisi Revisi. Penebar

Swadaya. Jakarta. 59 hlm.

Surtikanti. 2012. Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman

Serealia. Suara Perlindungan Tanaman. 2 (1) : 41-48.

Surtikanti. 2013. Cendawan Peronosclerospora sp. Penyebab Penyakit Bulai di

Jawa Timur. Jurnal Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Balai

Penelitian Tanaman Serealia. 2 (1): 55-67.

Page 52: PENGARUH FUNGISIDA ASAM FOSFIT TERDAHAP …digilib.unila.ac.id/54982/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bunga adalah cara Tuhan memberi hadiah kepada semua tumbuhan yang sabar

41

Susilo, F.X. 2013. Aplikasi Statistika untuk Analisis Data Riset Proteksi

Tanaman. Anugrah Utama Raharja. Bandar Lampung. 168 hlm.

Susmawati. 2014. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Cara

Pengendaliannya. Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang. 1-12 hlm.

Syhanen, DDN Sirait, & SE. Pinem. 2014. Teknik Uji Mutu Agen Pengendali

Hayati (ABK) di Laboratorium. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi

Tanaman Perkebunan (BBPPTP). Medan.

Tias. D.R.K 2017. Efikasi asam fosfit, dimetomorf dan metalaksil untuk

mengendalikan penyakit bulai (Peronosclerosporasorghi) pada tanaman

jagung (Zea mays L.) varietas P27. (Skripsi). Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung. Lampung. 65 hlm.

Tjitrosoepomo, G. 1991. Taksonomi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada Press.

Yogyakarta. 477 hlm.

Wakman ,W. 2013. Pengelolaan Penyakit Prapanen Jagung. Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Serealia.