pengaruh arisan dalam ibadah

25
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL Gereja adalah kumpulan orang-orang percaya yang berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Berbicara tentang gereja, tentunya bukan hanya terdiri dari satu orang, tapi terdiri dari banyak orang yang terkumpul dan memiliki komitmen yang sama, yaitu menjadi hamba Tuhan. Orang-orang yang ada dan menjadi bagian dari gereja disebut jemaat-jemaat. Di setiap gereja pasti terdapat jemaat-jemaat, yang memiliki latar belakang yang berbeda. Latar belakang dan pemikiran yang berbeda inilah yang seringkali menjadi penyebab terjadinya perpecahan dalam jemaat. Hal ini terjadi, karena tidak adanya kesatuan dalam jemaat. Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), merupakan suatu komunitas gereja yang sangat besar, dan terdiri dari banyak gereja, dan juga banyak jemaat. Di masing-masing gereja, tentunya memiliki perbedaan-perbedaan atau budaya yang menjadi ciri khas dari jemaat-jemaat tersebut. Di jemaat GMIM “Elim” Kolongan memiliki kesamaan dengan jemaat-jemaat lain yang berada di wilayah GMIM, namun terdapat juga perbedaan-perbedaan yang menjadi ciri khas sebuah jemaat. Alasan kami memilih judul ini adalah, karena kami melihat hal ini sangat berbeda dengan realita yang ada di jemaat-jemaat lainnya di GMIM, yaitu mengenai peranan uang dalam ibadah. Kami melihat hal ini sangat menarik, karena berhubungan dengan

Upload: evan-love-noe

Post on 26-Jun-2015

181 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

penelitian mengenai pengaruh arisan dalam ibadah

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh arisan dalam ibadah

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Gereja adalah kumpulan orang-orang percaya yang berjalan sesuai dengan kehendak

Tuhan. Berbicara tentang gereja, tentunya bukan hanya terdiri dari satu orang, tapi terdiri dari

banyak orang yang terkumpul dan memiliki komitmen yang sama, yaitu menjadi hamba

Tuhan. Orang-orang yang ada dan menjadi bagian dari gereja disebut jemaat-jemaat.

Di setiap gereja pasti terdapat jemaat-jemaat, yang memiliki latar belakang yang

berbeda. Latar belakang dan pemikiran yang berbeda inilah yang seringkali menjadi

penyebab terjadinya perpecahan dalam jemaat. Hal ini terjadi, karena tidak adanya kesatuan

dalam jemaat.

Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), merupakan suatu komunitas gereja yang

sangat besar, dan terdiri dari banyak gereja, dan juga banyak jemaat. Di masing-masing

gereja, tentunya memiliki perbedaan-perbedaan atau budaya yang menjadi ciri khas dari

jemaat-jemaat tersebut.

Di jemaat GMIM “Elim” Kolongan memiliki kesamaan dengan jemaat-jemaat lain

yang berada di wilayah GMIM, namun terdapat juga perbedaan-perbedaan yang menjadi ciri

khas sebuah jemaat. Alasan kami memilih judul ini adalah, karena kami melihat hal ini

sangat berbeda dengan realita yang ada di jemaat-jemaat lainnya di GMIM, yaitu mengenai

peranan uang dalam ibadah. Kami melihat hal ini sangat menarik, karena berhubungan

dengan pertumbuhan jemaat dan perkembangan gereja. Alasan inilah yang menyebabkan

kami mengangkat judul ini.

B. IDENTIFIKASI PEMBAHASAN PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi Masalah

Dengan penelitian yang kami lakukan, maka adapun masalah-masalh yang kami dapati.

Masalah-masalah itu adalah:

1. Pengaruh negatif dari arisan dalam ibadah

2.

Page 2: Pengaruh arisan dalam ibadah

Pembatasan Masalah

Dalam masalah yang kami kemukakan, tentunya sangat perlu untuk membuat

batasan-batasan masalah agar fokus dan tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Batasan

masalah yang kami kemukakan hanya mengenai pengaruh uang dalam ibadah-ibadah di

kolom.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah sebelumnya maka masalah yang diteliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hal-hal apa sajakah yang berlaku dalam jemaat yang perlu diteladani oleh kita sebagai

orang percaya, dalam menunjang pelayanan di jemaat?

2. Hal-hal apa sajakah yang berlaku dalam jemaat yang perlu dikritisi oleh kita sebagai

orang percaya?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah tesebut, penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mewujudkan jemaat yang berperan aktif, baik dalam hal finansial maupun keterlibatan

jemaat dalam ibadah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis nilai-nilai yang berlaku dalam jemaat untuk mendorong dalam mewujudkan

pelayanan yang efektif.

2. Menganalisis nilai-nilai dalam jemaat yang dapat menghambat dalam mewujudkan

jemaat yang dinamis.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Page 3: Pengaruh arisan dalam ibadah

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis sebagai aset dalam

pengembangan ilmu berteologi yang relevan, khususnya pemahaman dan keterlibatan

jemaat dalam ibadah dan tanggung jawab jemaat pada Tuhan. Manfaat teoritis yang dapat

diperoleh adalah jemaat akan lebih memahami apa sebenarnya arti ibadah dan

keterlibatan mereka dalam ibadah. Hal ini sangat perlu, karena ketika jemaat sudah

mengerti apa arti dan makna dari ibadah, maka secara otomatis mereka akan berusaha

untuk melakukan dan memberi diri dalam ibadah-ibadah, baik dalam bentuk finansial

maupun dalam bersekutu. Dengan demikian, jemaat akan sadar akan tanggung jawab

mereka di hadapan Tuhan, yaitu menjadi hamba-Nya yang memiliki kualitas iman.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi setiap orang dalam mewujudkan pemahaman-pemahaman yang baik tentang

keterlibatan jemaat dalam beribadah. Hal ini sangat perlu, karena realita yang kami lihat

adalah jemaat-jemaat tidak mau memberi diri dalam peribadatan-peribadatan, karena

mereka menganggap bukan itu faktor yang menentukan terciptanya jemaat yang memiliki

kedewasaan iman. Mereka berpikir, bahwa tidak perlu terlalu aktif dalam peribadatan-

peribadatan, karena yang lebih penting adalah perilaku jemaat dalam kehidupan sehari-

hari. Contoh konkretnya, yaitu jemaat A melihat jemaat B sering beribadah, tapi pada

kenyataanya sehari-hari tidak mencerminkan seseorang yang rajin beribadah.

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Untuk pemecahan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan hasil dari data

yang ditelaah melalui observasi, wawancara dan studi pustaka, khususnya yang berkaitan

dengan pemberian dan keterlibatan jemaat dalam ibadah. Dalam melakukan penelitian,

bentuk yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Strategi pendekatan yang digunakan

adalah strategi pendekatan analisis data.

Kehadiran Peneliti

Page 4: Pengaruh arisan dalam ibadah

Kehadiran peneliti dalam penelitian adalah sebagai partisipan penuh. Kehadiran

peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Peneliti

melakukan perkenalan di jemaat, agar kehadiran dari peneliti diketahui oleh jemaat-

jemaat. Hal ini perlu dilakukan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

contohnya anggapan-anggapan dari jemaat. Jika tidak melakukan perkenalan atau

mengenalkan diri dan tujuan, maka peneliti akan dianggap sebagai orang-orang yang

tidak baik, bahkan dapat diusir dari lingkunga jemaat.

2. Lokasi Penelitian dan teknik sampling

Penelitian dilakukan di jemaat GMIM “Elim” Kolongan yang berlokasi di

wilayah Tomohon satu. Secara singkat, keadaan di jemaat GMIM “Elim” Kolongan

digambarkan sebagai berikut:

Jemaat GMIM “Elim” Kolongan terdiri dari 14 kolom, dan secara khusus di jemaat

kolom 2.

Jemaat GMIM “Elim” Kolongan dekat dengan pusat kota Tomohon.

Populasi

Populasi adalah suatu tempat atau komunitas yang dijadikan sebagai tempat dan

subjek penelitian oleh peneliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Objek pada populasi diteliti, hasilnya

dianalisis, disimpulkan itu berlaku untuk seluruh populasi. (Arikunto. 1998. Rineka

Cipta. Hal. 102-103).

Populasi atau sering disebut universe adalah keseluruhan atau totalitas objek yang

diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir. Populasi jugas sering diartikan sebagai

kumpulan objek penelitian dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan. Populasi

dalam penelitian bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, masyarakat dan juga

komunitas), maupun benda misalnya jumlah terbitan media massa, artikel dan

sebagainya. (Ahmad Kurnia El-Qorni, 2009. Konsep dasar, html).

Page 5: Pengaruh arisan dalam ibadah

Objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data

disebut populasi, dan bagian dari populasi disebut sampel yang dianggap mewakili

populasi.

Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota jemaat GMIM

“Elim” Kolongan. Yang menjadi sampel dari penelitian ini jemaat kolom 2 yang ada

dalam jemaat GMIM “Elim” Kolongan. Dalam pengambilan sampel data penelitian,

sampel data dibedakan dua kelompok data, yaitu data yang diperoleh dari laki-laki dan

data yang diperoleh dari perempuan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam mencari data:

Letak daerah (luas daerah, batas wilayah).

Keadaan geografis (apakah daerah pegunungan, dataran, termasuk hutan, pantai).

Penduduk (jumlah penduduk, jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah RW atau

RT, dan sebagainya).

Pendidikan atau pekerjaan.

(Joko Subagyo. 1997. Rineka Cipta. Hal. 23-24)

Sampel

Sampel adalah bagian-bagian dari keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya

dari suatu penelitian. (Koenjaraningrat: 1981,Gramedia: 115). Adapun cara-cara untuk

mengambil sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Sampel random (sampel acak atau sampel campur)

2. Sampel berstrata (stratified sample)

3. Sampel wilayah (area probability)

4. Sampel proporsi atau sampel imbangan (proportional sample)

5. Sampel bertujuan (purposive sample)

6. Sampel kuota (Quota sample)

7. Sampel kelompok (cluster sample)

8. Sampel kembar (double sample)

Page 6: Pengaruh arisan dalam ibadah

Dalam penelitian ini sampel yang kami ambil adalah sampel bertujuan (purposive

sample). Sampel bertujuan dilakukan bukan didasarkan atas strata, random tetapi

berdasarkan tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa

pertimbangan, misalnya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga

tidak dapat mengambil sampel yang besar. Cara ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa

menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus

dipenuhi:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas sifat-sifat atau ciri-ciri yang merupakan

ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yanag diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat.

Didasarkan atas teori inilah, maka kami mengambil sampel secara khusus di

jemaat kolom 2 GMIM “Elim” Kolongan.

3. Teknik pengumpulan data

Data adalah hasil pencatatan dan pengamatan peneliti, baik fakta maupun angka.

Data dapat diartikan, merupakan segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang

dipakai untuk suatu keperluan. Sedangkan, sumber data adalah suatu tempat ataupun asal

dari data tersebut diperoleh. Contoh: peneliti mewawancarai Ibu Betty, berarti Ibu Betty

dapat dikatakan sebagai sumber data.

Jenis data yang dikumpukan dalam penelitian adalah data kualitatif, yaitu data

yang berbentuk kalimat atau kata. Data kualitatif adalah sebuah data yang diperoleh

berdasarkan pengalaman-pengalaman dari jemaat, kemudian dijadikan sebagai data untuk

menunjang penelitian yang dilakukan. Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah data yang bersumber dari observas dan wawancara, yang diperoleh dari jemaat

GMIM “Elim” Kolongan serta studi pustaka yang bersumber dari buku-buku Kristen dan

Page 7: Pengaruh arisan dalam ibadah

materi-materi dari internet yang membahas tentang pemberian dan keterlibatan jemaat

dalam ibadah.

a. Observasi

Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu

proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari

sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk

melanjutkan suatu penelitian. Orang yang melakukan pengamatan disebut pengamat.

Pengertian observasi juga dapat dirumuskan sebagai berikut :Observasi ialah metode atau

cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai

tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta

yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan

langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan

langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan

sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-

kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54).

Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak

langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar

sekolah (Djumhur, 1985:51).

Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifatsifat

(depdikbud:1975:50): dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.

direncanakan secara sistematis hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya dapat

diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya bersifat kwantitatif.

Cara Mencatat Hasil Observasi:

1. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang

Page 8: Pengaruh arisan dalam ibadah

terjadi pada saat itu juga.

2. Pencatatan sesudah observasi berlangsung.

3. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol. Merupakan

paduan dari cara langsung dan tidak langsung.

B. Langkah-langkah Observasi

1. Menentukan tujuan

2. Menentukan sasaran

3. Menentukan ruang lingkup

4. Menentukan tempat dan waktu

5. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.

6. Mulai mengadakan observasi.

7. Mengadakan pencatatan data.

8. Menyusun laporan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi:

1. Menentukan materi apa yang akan diobservasi

2. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan

3. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi

4. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi.

5. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan

latihan dalam observasi.

6. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan

interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.

Materi Observasi:

Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan observasi.

Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.

Hal-hal yang Mempengaruhi Kecermatan Hasil Observasi:

1. Ada tidaknya prasangka observer tentang obyek yang diobservasi.

2. Kemampuan fisik observer dalam melakukan observasi.

3. Kemampuan observer untuk mengingat dan memusatkan perhatian.

4. Kemampuan observer dalam menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya yang

timbul selama observasi.

Page 9: Pengaruh arisan dalam ibadah

5. Kemampuan observer untuk menggunakan alat pencatat observasi.

6. Kemampuan observer untuk memahami situasi keseluruhan dari hal-hal yang

diamati.

7. Ketepatan dalam menggunakan alat pencatat.

Keterbatasan observasi:

1. Banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi. Misalnya kehidupan

pribadi

seseorang yang sangat dirahasiakan.

2. Apabila obyek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakukan

kegiatannya dengan tidak wajar.

3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.

4. Faktor subyektif observer sukar dihindarkan.

5. Timbulnya suatu kegiatan / kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat

dipastikan sehingga observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan

observasi.

Adapun kelebihan teknik penelitian observasi adalah sebagai berikut:

1. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperhatikan

berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi yang hanya

dapat diteliti melalui observasi langsung.

2. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu

gejala

atau kejadian yang penting.

3. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan

mencetak fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.

4. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi

dengan obyek yang ditelaah.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian

( Idianto M, 2006: 121 ). Dalam hal ni hendak dikemukakan mengenai tanggapan dari

para responden mengenai peran dan kegunaan teknologi, maupun dari para subjek yang

Page 10: Pengaruh arisan dalam ibadah

disebut sebagai para informan. Hal ini sangat bermanfaat bagi para peneliti, sebab dapat

secara langsung berkomunikasi dengan para subjek dan responden dalam penelitian,

wawancara ini hendak dilakukan kepada para pemuda dan pemudi, sehingga diharapkan

akan banyak keterangan yang akan didapat, baik dari para informan maupun para

responden.

c. Studi Pustaka

Tujuan dari studi pustaka atau sering juga disebut studi literatur adalah untuk

memperoleh referensi yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan dan metode untuk

menyelesaikan Tugas Akhir. Pada tahap ini penulis mengumpulkan berbagai arsip dari

perusahaan (berupa file maupun daftar pelanggan), dan teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang ada dalam berbagai buku

(http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/10/studi-pustaka.html).

4. Teknik Analisis Data

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya

( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada

penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan

antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan

teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian

deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes

pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian

sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti apa adanya.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang

diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian

deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama,

dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan

Page 11: Pengaruh arisan dalam ibadah

dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk

mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.

Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya

menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di

pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun

sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini  sebenarnya juga

dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian

penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun

perkembangan individual. Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya  memiliki

proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu,

penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar

dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya.

Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti

signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara

hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan

gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak

menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-

peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti

memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan

hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel.

Penelitian deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut.

Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh

responden yag sangat sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan.

Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan

data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang

terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek

yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif

dan reliable.

LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN DESKRIPTIF

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.

Page 12: Pengaruh arisan dalam ibadah

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui

metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis

penelitian.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini

menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,

mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan

teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian

MACAM-MACAM PENELITIAN DESKRIPTIF

Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli

penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian

deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh

pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut.

Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek

bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh 

peneliti. Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam

penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari

atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi

sosiometrik.

Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.

Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan

responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;

Page 13: Pengaruh arisan dalam ibadah

Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam

pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai;

Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu

menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.

Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat

dibedakan antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan,

dan studi sosiometrik.

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut.

Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui

metode deskriptif.

Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis

penelitian.

Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini

menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen

pengumpul data, dan menganalisis data.

Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan

menggunakan teknik statistika  yang relevan.

Membuat laporan penelitian

Page 14: Pengaruh arisan dalam ibadah

BAB I

DATA LAPANGAN

Dari penelitian yang kami lakukan, data-data lapangan yang ada kami kelompokkan ke

dalam dua bagian besar. Yaitu menurut laki-laki dan menurut perempuan. Tujuan dari hal

tersebut adalah:

Jemaat memahami arti dan makna dari ibadah.

Keterlibatan dan pemberian jemaat dalam ibadah.

JEMAAT KOLOM 2 GMIM “ELIM” KOLONGAN

Jumlah KK di kolom 2 = 36

Jumlah kolom = 14

RESPONDEN

Laki-laki = 5

Perempuan = 3

Suami-isteri = 2

BAB II

Data pustaka

Page 15: Pengaruh arisan dalam ibadah

Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik berupa

perkataan atau perbuatan yang nampak ataupun yang tersembunyi dan berlepas diri dari segala hal-

hal yang bertengtangan dan berlawanan dengannya.

Persembahan Kain (Kejadian 4:5-7): Masih mengenai persembahan Kain, dalam Kejadian

4:5 kita daapati bahwa Kain menjadi marah karena pemberiannya tidak di Indahkan Tuhan. Jika

kita kembali pada pengertian pemberi yang dijelaskan terdahulu, yakni mengalihkan hak, maka

reaksi kemarahan Kain ini menunjukkan adanya ketidak-murnian dalam pengalihan hak tersebut,

atau dapat dikatakan pengalihan haknya adalah bersifat kondisional. Seseorang yang secara

murni memberikan atau mengalihkan hak atas sesuatu benda kepada orang lain, maka orang

tersebut tidak akan menerapkan suatu kondisi atau syarat apapun. Implikasinya secara ekstrim

adalah bila misalnya di penerima berkeputusan untuk membuang barang tersebut, ia tidak akan

berbuat apa-apa terhadap si penerima itu, karena ia sadar pada saat benda itu diberikan hak milik

atasnya sudah beralih ke si penerima. Sehingga si penerima sudah secara sah menjadi pemilik

barang tersebut dan berhak sepenuhnya untuk berbuat apa saja terhadapnya. Apa yag terjadi pada

Kain adalah bahwa ia memberi karena ia mengharap sesuatu balasan. Jenis dan motiv pemberian

adalah berdasarkan prinsip BISNIS. Dalam transaksi bisnis, seseorang memberikan sesuatu

kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang sepadan dari orang lain tersebut. Di sini

pengalihan haknya terjadi dengan syarat adanya kelayakan imbalan tersebut: Ada uang ada

barang. Bagaimana dengan kehidupan kita? Bukankah kita juga masih sering berbisnis dengan

Tuhan? Bukankah tidak jarang kita dengar kalimat-kalimat seperti ini: “ Tuhan aku akan mulai

melayani, jika Engkau kabulkan permohonanku……”     

MOTIVASI PERSEMBAHAN: Persembahan Habel (Kejadian 4:4-5): Bersamaan

dengan Kain, Habel juga mempersembahakan korban kepada Tuhan, namun persembahannya ini

diterima dan diindahkan Tuhan. Apa yang menjadi perbedaan antara persembahan Kain dan

persembahan Habel? Pertama-tama, Habel tidak asal memberi dari hasil pekerjaannya sebagai

gembala domba. Apa yang ia berikan adalah domba-domba yang terpilih, yaitu yang sulung dan

yang gemuk. Pemilihan domba sulung adalah merupakan penghormatan pada Tuhan yaitu anak

domba yang lahir terdahulu diberikan kepada Tuhan. Namun diatas ini semua, kenyataan bahwa

persembahan itu diindahkan Tuhan menunjukkan bahwa pemberian tersebut sesuai dengan

kehendak Tuhan! Kesesuaian atau ketaatan pada kehendak Tuhan ini adalah kunci yang utama.

Ingat Firman Tuhan dalam 1 Samuel 15:22, bahwa ketaatan itu lebih dari korban itu sendiri!

Page 16: Pengaruh arisan dalam ibadah

Tidak dijelaskan dalam kisah ini dari mana Habel belajar mengetahui kehendak Allah, namun

disini ditunjukkan bahwa ia mengerti dan melaksanakan kehendak Allah. Berlawanan dengan

persembahan Kain, karakteristik pemberian Habel adalah memberi apa yang dimaui atau

dikehendaki oleh si penerima (dalam hal ini Tuhan). Jadi di sini kehendak si penerima lah yang

menjadi penentu jenis, kualitas dan kuantitas pemberian kita. Jenis dan motiv pemberian seperti

ini disebut PERSEMBAHAN.  

MOTIVASI KORBAN: Persembahan Yesus (Lukas 22:42): Hampir serupa dengan

persembahan Habel. Pergumulan Yesus menunjukkan bahwa Penentu dari korbanNya adalah

Kehendak Allah Bapa. Perbedaannya dari persembahan Habel adalah, bahwa baik Kain dan

Habel memberi kepada Tuhan dari kelebihan mereka, atau mereka memberi pada Tuhan

sebagian dari apa yang mereka punya. Sedang pemberian Yesus adalah memberi seluruhnya apa

yang Ia punya, dan setelah itu Ia tidak memiliki lagi. Prinsip dan motiv pemberian seperti inilah

yang disebut dengan KORBAN. Pemberian dengan motiv korban ini adalah pemberian yang

paling berharga di mata Tuhan. Ingat pemberian si janda miskin di Sarfat (1 Raja-raja 17), ia

diberkati karena merelakan makanan terakhirnya untuk nabi Elia. Juga Janda di Bait Allah

(Markus 12:42-44) yang memberikan seluruh nafkahnya pada Tuhan. Jika kita simak maka

dalam pemberian jenis ini semuanya berfokus pada dan untuk Tuhan saja, tidak sedikitpun

pertimbangan diberikan untuk diri sendiri, artinya kita bahkan memberi bukan saja hasil

perbuatan kita tapi termasuk diri kita sendiri, seperti yang dikatakan rasul Paulus dalam kitab

Galatia 2:20: Hidupku bukan aku lagi…….  

Page 17: Pengaruh arisan dalam ibadah

BAB III

REFLEKSI TEOLOGIS

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya, maka refleksi

teologi dibagi dalam empat bagian yaitu sebagai berikut:

1. Refleksi teologis tentang data lapangan

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN