penetasan

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1latar belakang Mata kuliah teknologi penetasan ini sangan penting di berikan kepada mahasiswa untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui macam dan jenis mesin penetasan yang digunakan untuk menetasakan telur ayam ,itik,maupun telur puyuh,selain itu matakuliah ini dapat memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk membuat dan mengoperasikan berbagai macam mesin tetas sesuai dengan standar yang berlaku. Praktikum yang dilaksanakan di fakultas peternakan institut pertanian bogor ini bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan peralatan-peralatan yang digunakan dalam penetasan disana,dan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung berbagai jenis mesin tetas yang belum ada di laboratorium peternakan universitas bengkulu sehingga dapat mengetahui lebih dalam tentang mesin tetas tersebut,berupa jenis mesin tetas,kapasitas mesin tetas,serta daya tetas berbagai macam mesin tetas tersebut,termasuk bagaimana cara mengopersikan mesin tetas tersebut dan perawatanya. 1.2 Diharapkan setelah praktikum ini berlangsung mahasiswa mendapat pengetahuan dan keterampilan mengenai macam dan jenis nmesin tetas,cara mengoperasikan dan merawat mesin tetas.

Upload: roro-rasi-putra

Post on 01-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalh

TRANSCRIPT

Page 1: penetasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1latar belakang

Mata kuliah teknologi penetasan ini sangan penting di berikan kepada mahasiswa

untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui macam dan jenis

mesin penetasan yang digunakan untuk menetasakan telur ayam ,itik,maupun telur

puyuh,selain itu matakuliah ini dapat memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk

membuat dan mengoperasikan berbagai macam mesin tetas sesuai dengan standar yang

berlaku.

Praktikum yang dilaksanakan di fakultas peternakan institut pertanian bogor ini

bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan peralatan-peralatan yang digunakan dalam

penetasan disana,dan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung berbagai jenis mesin

tetas yang belum ada di laboratorium peternakan universitas bengkulu sehingga dapat

mengetahui lebih dalam tentang mesin tetas tersebut,berupa jenis mesin tetas,kapasitas mesin

tetas,serta daya tetas berbagai macam mesin tetas tersebut,termasuk bagaimana cara

mengopersikan mesin tetas tersebut dan perawatanya.

1.2

Diharapkan setelah praktikum ini berlangsung mahasiswa mendapat pengetahuan dan

keterampilan mengenai macam dan jenis nmesin tetas,cara mengoperasikan dan merawat

mesin tetas.

Page 2: penetasan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih mesin Penetas Telur

Ada beberapa hal dan perlengkapan mesin penetas telur yang perlu diketahui sebelum

memulai usaha penetasan telur sebagai berikut:

Bahan Mesin Penetas telur

Pada prinsipnya mesin penetas telur dapat dibuat sendiri maupun dapat membeli produk yang

sudah jadi. Membuat sendiri mungkin bisa menghemat biaya , tetapi masalah kualitas dan

daya tetas masih perlu diuji. Jika memilih membeli maka pilihlah mesin penetas telur yang

sudah teruji kualitasnya, ada baiknya bertanya dan berbagi pengalaman dengan orang lain

yang sudah menekuni usaha ini. Bahan yang dipergunakan untuk membuat mesin penetas

telur adalah bahan yang mampu menahan panas yang cukup lama dan tidak mudah

terpengaruh cuaca di luar ruangan, biasanya dipilih bahan Multiplex dan kayu. Selain itu

dipilih bahan yang tidak mudah berubah karena perubahan suhu udara. Kayu-kayu jenis

tertentu akan melengkung jika suhu berubah sehingga menjadi tidak rapat.

Kapasitas Dan Daya Mesin Penetas TELUR

Kapasitas mesin penetas telur perlu disesuaikan dengan kebutuhan penetasan, kapasitas

mesin penetas telur untuk keperluan penetasan biasanya tersedia dari mulai kapasitas sekitar

40 butir telur sampai ribuan. Semakin besar kapasitas telur yang dapat ditetaskan semakin

besar daya listrik yang diperlukan. Jika kebutuhan penetasan hanya kecil tidak perlu

membeli mesin penetas telur yang berukuran besar karena boros daya.

Sumber Daya biasanya bersumber dari bolam lampu listrik yang dilengkapi dengan cerobong

untuk penempatan cadangan lampu minyak. Perhatikan juga letak sumber lampu, lebih baik

lampu dengan daya kecil tetapi merata dibandingkan dengan lampu berdaya besar tetapi

terkumpul dalam satu tempat. Hal ini menyebabkan panas tidak merata di seluruh ruangan,

ada bagian ruangan yang terlalu panas dan ada yang kurang panas. Hal ini tidak baik bagi

kualitas penetasan. Mesin penetas telur yang baik adalah yang memiliki pemyebaran panas

yang merata. Pada mesin penetas telur besar dan bagus dilengkapi dengan semacam blower

untuk meratakan panas.

Page 3: penetasan

Pengatur Panas Dan Rak Telur

Suhu ruangan dalam mesin tetas diupayakan selalu stabil dan tidak terpengaruh oleh udara

luar,sekitar 37-38 derajat Celcius. Untuk memastikan hal tersebut diperlukan termometer

ruangan sebagai pengukur suhu dan thermostat untuk mengontrol suhu ruangan.

Thermostat sederhana menggunakan cairan yang dikemas dalam bentuk kapsul, jika panas

maka kapsul akan mengembang dan menekan mikroswitch untuk mematikan lampu, jika

sudah dingin akan mengempis sehingga mikroswitch akan bebas dan lampu menyala

kembali. Setting thermostat jenis ini dilakukan dengan cara manual dengan mengatur jarak

antara kapsul dan mikroswitch. Thermostat modern menggunakan sensor suhu yang sudah di

setting sebelumnya. Selain itu Mesin penetas telur dilengkapi dengan Termometer untuk

mengukur suhu ruangan. Biasanya sudah include saat membeli mesin tetas.

Rak telur merupakan tempat untuk meletakkan telur-telur dalam ruang Mesin penetas telur ,

rak telur yang baik tidak boleh terlalu rapat agar sirkulasi udara baik dan menjamin telur

tidak mudah menggelinding dan bergerak. Selain itu rak telur harus bisa ditarik keluar agar

mudah pada saat membalik telur, membersihkan dan mengangin-anginkan telur.

Untuk menjamin kelembaban udara dalam ruang Mesin Penetas Telur/ inkubator diperlukan

bak air dan Hygrometer untuk mengukur kelembaban udara. Bak air diperlukan untuk

menambah kelembaban udara dalam ruangan, pada penetasan telur itik diperlukan

kelembaban udara yang cukup tingi. Hygrometer biasanya bersifat optional dan jarang

include dengan mesin tetas karena harganya cukup mahal.

Model Pemutaran Telur

Salah satu faktor penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur adalah pemutaran atau

membolak-balik telur. Frekuensi pemutaran telur sangat menentukan daya tetas telur,

minimal dalam sehari dilakukan pemutaran telur dua kali. Idealnya dalam sehari dilakukan

enam kali . Ada beberapa berapa jenis mesin penetas bersadarkan model pemutaran telur:

Page 4: penetasan

Cara Manual, dilakukan dengan membalik telur satu persatu dengan membuka ruangan

inkubator. Untuk jumah telur yang banyak sangat tidak efektif dan memerlukan tenaga yang

besar. Biasanya dilakukan pada mesin-mesin penetas sederhana untuk hobi.

Cara Semi Otomatis, dilengkapi dengan semacam tuas pemutar di luar mesin penetas telur.

Untuk membalik tidak perlu membuka ruangan inkubator cukup dengan memutar tuas. Rak

Telur biasanya didesain sedemikian rupa agar saat diputar tidak terjatuh. Cara ini relatif lebih

baik dibandingkan dengan cara manual.

Cara Otomatis, Mesin penetas telur dilengkapi dengan Timer dan desain yang memungkinkan

telur-telur dapat diputar secara otomatis berdasarkan timer yang sudah di setting sebelumnya.

Dengan Mesin Penetas telur model ini akan mengurangi tenaga manusia secara significant

dalam proses pembalikan telur. Frekuensi pembalikan dapat lebih terjamin sesuai dengan

frekuensi ideal. Dengan model otomatis daya tetas juga semakin tinggi.

Page 5: penetasan

BAB III

METODOLOGI

3.1 waktu dan tempat

Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal bertempat di laboratorium fakultas peternakan Institut Pertanian Bogor.

3.2 alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam peraktikum ini adalah sebagai berikut:

Alat : alat tulis dan kamera

Bahan : berbagai macam mesin tetas yang ada di IPB

3.3 cara kerja

- mengamati jenis dan macam mesin tetas,serta bagian-bagianya

-mencatat penjelasan dari penyaji mengenai kapasitas mesin tetas,persentase daya tetas,cara pengoperasian dan perawatan mesin tetas.

Page 6: penetasan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil

(c) (d)

Page 7: penetasan

4.2 pembahasan

Praktikum penetasan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 April

2012 di Labolatorium Fakultas peternakan Institut Pertanian Bogor.

Sebelum kegiatan penetasan dimulai, mula-mula menyiapkan mesin tetas

dan telur yang merupakan komponen utama dalam proses penetasan

dalam hal ini teknologi mesin tetas yang di gunakan adalah model mesin

tetas semi otomatis dan mesin tetas otomatis berbeda dengan model

mesin tetas yang ada di laboratorim jurusan Peternakan Universitas

Bengkulu.

Ada dua istilah penting dalam proses penetasan telur dengan mesin

penetas buatan (Tradisional), yaitu daya fertilitas dan daya tetas. Daya

fertilitas adalah persentase jumlah telur yang fertil (dibuahi, dikawini) dari

jumlah telur yang pertama kali masuk mesin tetas. Semakin tinggi angka

yang diperoleh maka semakin baik pula kemungkinan daya tetasnya. Hal-

hal yang mempengaruhi daya fertilitas antara lain : asal telur (hasil dari

perkawinan atau tidak), ransum induk, umur induk, kesehatan induk, rasio

jantan dan betina, umur telur, dan kebersihan telur. Sedangkan daya

tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang

fertil.(Teknisi Lab Fakultas Peternakan IPB)

Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, sebaiknya

ruangan mesin tetas di sanitasi dengan desinfektan. Agar Kotoran-kotoran

yang melekat pada alas lantai mesin, rak telur/pengeraman, dan dinding

mesin bebas dari baketri yang akan mempengaruhi kwalitas telur. Setelah

proses sanitasi selesai mesin ditutup kemudian dinyalakan dan dibiarkan

sampai suhu mencapai stabil yaitu antara 38-40°C atau sekitar 102⁰F.

Suhu yang tepat merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan daya

tetas dengan mutu tinggi.

Pengaturan suhu pada mesin tetas model ini berlangsung secara

otomatis menggunakan alat yang disebut thermostat hanya saja model

dan jenis thermostatnya yang berbeda dengan yang ada pada mesin tetas

di Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu.

Page 8: penetasan

Pada umumnya mesin tetas menggunakan thermostat elektro-

mekanikal dengan sensor pemanas (kapsul) tipe wafer. Sensor ini berupa

dua keping pelat berongga berbahan kuningan dan diisi dengan eter,

yang akan mengembang jika panas bertambah dan mengerut jika panas

berkurang, dan menghasilkan gerakan yang mengaktifkan saklar mikro

(microswitch). Kemudian microswitch inilah yang akan mematikan dan

menghidupkan pemanas (lampu atau nikelin). Dengan demikian panas

dalam mesin tetas akan naik dan turun dalam kisaran tertentu, namun

tidak boleh melebihi 1° C. Misalnya jika suhu terendah (saat pemanas

mati) adalah 38°C maka suhu tertinggi (saat pemanas hidup) maksimum

39°C. Pengaturan suhu juga sangat bergantung pada ketepatan kita

membaca termometer. Untuk itu letakkan termometer di tengah-tengah

telur untuk pembacaan paling akurat. Prinsip utama pembacaan suhu

adalah memonitor suhu pada termometer pada saat lampu pemanas mati

atau hidup. Inilah keuntungan mesin tetas yang menggunakan pemanas

lampu pijar. Lampu pijar yang digunakan sebanyak enpat (6) buah dan 1

buah lampu yang nyala secara nonstop, tiap lampu memiliki daya sebesar

25 Watt. Suhu pada mesin disetting berkisar antara 38-40°C dengan cara

mengatur thermoregulator atau thermostatnya. Sedangkan kelembaban

disetting pada kisaran antara 50-60% yang bersumber dari udara dengan

bantuan kipas angin di dalam mesin tetas tersebut. Pada bagian atas

mesin, diberi ventilasi udara agar dapat terjadi pertukaran udara di dalam

mesin dengan udara luar. Ventilasi udara dibuka mulai hari ke-4 sedikit

demi sedikit sampai pada hari ke-7 lubang ventilasi sudah terbuka penuh.

Kelembaban yang rendah menyebkan DOQ sulit memecah kulit telur

karena lapisannya menjadi keras dan berakibat DOQ melekat / lengket di

selaput bagian dalam telur dan mati. Akan tetapi kelembaban yang terlalu

tinggi dapat menyebabkan DOQ didalam telur juga sulit untuk memecah

kulit telur atau kalaupun kulit telur dapat dipecahkan maka anak ayam

tetap berada didalam telur dan dapat mati tenggelam dalam cairan dalam

telur itu sendiri.

Page 9: penetasan

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang dilkukan di institut pertanian bogor dapat diambil kesimpulan

bahwa:

Peralatan yang digunakan dalam penetasan di sana antara lain mesin tetas otomatis kapasitas

2000 butir ,dan mesin tetas semi otomatis.

Perawatan mesin tetas sangat perlu dilakukan agar dapat menjaga keberhasilan daya tetas

mesin.

Pada saat menetaskan telur hendaknya sesuai dengan prosedur yang benar sehingga tingkat

keberhasilanya bisa maksimal.

Page 10: penetasan

DAFTAR PUSTAKA

Wuryadi slamet, Sukses Beternak Puyuh, Jakarta:Agromedia Pustaka,2007.

[email protected]

Teknisi Laboratorium Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB)

Page 11: penetasan

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENETASAN

Disusun oleh:

Dadang hirawan

Page 12: penetasan

E1C010012

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2012