pendiri wahabi adalah abdul wahab bin abdurrahman bin rustum wafat 211 h
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
1/8
Pendiri Wahabi adalah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum wafat 211
H. Bukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab wafat 1206 H
Sebenarnya, Al-Wahabiyah merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul padaabad ke 2 (dua) Hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab), yaitu
sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustumyang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahlisunnah,dan sangat jauh dari Islam.
Untuk menciptakan permusuhan di tengah Umat Islam, kaum Imperialisme dan kaum munafikun
memancing di air keruh dengan menyematkan baju lama (Wahabi) dengan berbagai atribut
penyimpangan dan kesesatannya untuk menghantam dakwah Syaikh Muhammad bin AbdulWahab atau setiap dakwah mana saja yang mengajak untuk memurnikan Islam. Karena dakwah
beliau sanggup merontokkan kebatilan, menghancurkan angan-angan kaum durjana dan
melumatkan tahta agen-agen asing, maka dakwah beliau dianggap sebagai penghalang yangmengancam eksistensi mereka di negeri-negeri Islam.
Contohnya: Inggris mengulirkan isue wahabi di India, Prancis menggulirkan isu wahabi di
Afrika Utara, bahkan Mesir menuduh semua kelompok yang menegakkan dakwah tauhid dengan
sebutan Wahabi, Italia juga mengipaskan tuduhan wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia,bahkan menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan perang Padri sebagai kelompok yang
beraliran Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena mereka sangat ketakutan terhadap
pengaruh murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mengobarkan jihad melawanImperialisme di masing-masing negeri Islam.
Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada dakwah beliau hanya didasari tiga faktor:
1. Tuduhan itu berasal dari para tokoh agama yang memutarbalikkan kebenaran, yang hakdikatakan bathil dan sebaliknya, keyakinan mereka bahwa mendirikan bangunan dan masjid di
atas kuburan, berdoa dan meminta bantuan kepada mayit dan semisalnya termasuk bagian dariajaran Islam. Dan barangsiapa yang mengingkarinya dianggap membenci orang-orang shalih dan
para wali.
2. Mereka berasal dari kalangan ilmuwan namun tidak mengetahui secara benar tentang SyaikhMuhammad bin Abdul Wahab dan dakwahnya, bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau
dari pihak yang sentimen dan tidak senang Islam kembali jaya, sehingga mereka mencela beliau
dan dakwahnya sehingga memberinya sebutan Wahabi.
3. Ada sebagian dari mereka takut kehilangan posisi dan popularitas karena dakwah tauhidmasuk wilayah mereka, yang akhirnya menumbangkan proyek raksasa yang mereka bangun
siang malam.
Dan barangsiapa ingin mengetahui secara utuh tentang pemikiran dan ajaran Syaikh Muhammad
(Abdul Wahab) maka hendaklah membaca kitab-kitab beliau seperti Kitab Tauhid, Kasyfu as-Syubhat, Usul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau yang sudah banyak beredar baik berbahasa arab
atau Indonesia.
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
2/8
FATWA AL-LAKHMI DITUJUKAN KEPADA WAHABI (ABDUL WAHHAB BIN
ABDURRAHMAN BIN RUSTUM) SANG TOKOH KHAWARIJ BUKAN KEPADA
SYAIKH MUHAMMAD ABDUL WAHAB
Mengenai fatwa Al-Imam Al-Lakhmi yang dia mengatakan bahwa Al-Wahhabiyyah adalah salah
satu dari kelompok sesat Khawarij. Maka yg dia maksudkan adalah Abdul Wahhab binAbdurrahman bin Rustum dan kelompoknya bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
dan para pengikutnya. Hal ini karena tahun wafat Al-Lakhmi adalah 478 H sedangkan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat pada tahun 1206 H /Juni atau Juli 1792 M.
Amatlah janggal bila ada orang yg telah wafat namun berfatwa tentang seseorang yg hidup
berabad-abad setelahnya. Adapun Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum maka diameninggal pada tahun 211 H. Sehingga amatlah tepat bila fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya.
Berikut Al-Lakhmi merupakan mufti Andalusia dan Afrika Utara dan fitnah Wahhabiyyah
Rustumiyyah ini terjadi di Afrika Utara. Sementara di masa Al-Lakhmi hubungan antara Najddgn Andalusia dan Afrika Utara amatlah jauh. Sehingga bukti sejarah ini semakin menguatkan
bahwa Wahhabiyyah Khawarij yg diperingatkan Al-Lakhmi adl Wahhabiyyah Rustumiyyah
bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. [Lihat kitab Al-MuribFi Fatawa Ahlil Maghrib, karya Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi, juz 11.]
Perbedaan Dawah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum Dan Dawah Syaikh
Muhammad Abdul Wahhab
1.Dawah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum (Khawarij)
Khawarij adalah salah satu kelompok dari kaum muslimin yang mengkafirkan pelaku maksiat(dosa besar), membangkang dan memberontak terhadap pemerintah Islam, dan keluar dari
jamaah kaum muslimin.
Termasuk dalam kategori Khawarij, adalah Khawarij generasi awal (Muhakkimah Haruriyah)
dan sempalan-sempalannya, seperti al-Azariqah, ash-Shafariyyah, dan an-Najdat ketiganyasudah lenyap dan al-Ibadhiyah masih ada hingga sekarang. Termasuk pula dalam kategori
Khawarij, adalah siapa saja yang dasar-dasar jalan hidupnya seperti mereka, seperti Jamaah
Takfir dan Hijrah. Atas dasar ini, maka bisa saja Khawarij muncul di sepanjang masa, bahkan
betul-betul akan muncul pada akhir zaman, seperti telah diberitakan oleh Rasulullah.Pada akhir zaman akan muncul suatu kaum yang usianya rata-rata masih muda dan sedikit
ilmunya. Perkataan mereka adalah sebaik-baik perkataan manusia, namun tidaklah keimanan
mereka melampaui tenggorokan Maksudnya, mereka beriman hanya sebatas perkataan tidaksampai ke dalam hatinya red. Mereka terlepas dari agama; maksudnya, keluar dari ketaatan
red sebagaimana terlepasnya anak panah dari busurnya. Maka di mana saja kalian menjumpai
mereka, bunuhlah! Karena hal itu mendapat pahala di hari Kiamat. (HR. Al Bukhari no. 6930,Muslim no. 1066)
2. Dawah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab (Ahlussunnah Wal Jamaah)
Alangkah baiknya kami paparkan terlebih dahulu penjelasan singkat tentang hakikat dakwah
yang beliau serukan. Karena hingga saat ini para musuh dakwah beliau masih terus
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
3/8
membangun dinding tebal di hadapan orang-orang awam, sehingga mereka terhalang untuk
melihat hakikat dakwah sebenarnya yang diusung oleh beliau.
Syaikh berkata,
Segala puji dan karunia dari Allah, serta kekuatan hanyalah bersumber dari-Nya. Sesungguhnya
Allah taala telah memberikan hidayah kepadaku untuk menempuh jalan lurus, yaitu agamayang benar; agama Nabi Ibrahim yang lurus, dan Nabi Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-
orang yang musyrik.Alhamdulillah aku bukanlah orang yang mengajak kepada ajaran sufi, ajaranimam tertentu yang aku agungkan atau ajaran orang filsafat.
Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya, dan mengajak kepada
sunnah Rasul-Nyashallallahu alaihi wa sallam yang telah diwasiatkan kepada seluruh umatnya.Aku berharap untuk tidak menolak kebenaran jika datang kepadaku. Bahkan aku jadikan Allah,
para malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami
kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dengan lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-
jauh semua yang menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan
Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selainkebenaran. (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/37-38).
Alhamdulillah, aku termasuk orang yang senantiasa berusaha mengikuti dalil, bukan orang
yang mengada-adakan hal yang baru dalam agama. (KitabMuallafat Syaikh Muhammad binAbdul Wahab: V/36).
tentang khowarij yang suka mengkafirkan pelaku dosa besar
Berkata Imam ath-Thohawi didalam menyifati aqidah Ahlus Sunnah: Kami tidak mengkafirkan
seorang pun dari ahlul kiblat dengan sebab dosanya, selagi tidak menghalalkannya dan kami
tidak mengatakan: Dosa tidaklah memadhoratkan iman apabiladilakukan. (AqidahThohawiyah dengan catatan kaki dari Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz
Mani dan taliq Syaikh Abdul Aziz bin Baz: 42)
Berkata syaikh Abdul Aziz bin Baz, ketika mentaliq perkataan imam ath-Thohawi tersebut di
atas: Maksud perkataan beliau rahimahullah, sesungguhnya Ahlus Sunnah wal Jamaahtidaklah mengkafirkan seorang muslim Ahlu Tauhid selagi beriman kepada Alloh dan hari akhir
dengan dosa yang dilakukannya, seperti minum khomer, riba, durhaka kepada orang tua dan
yang semisalnya, selagi tidak menghalalkan hal tersebut. Jika menghalalkannya ia telah kafir,karena mendustakan Alloh dan rosul-Nya, keluar dari agama-Nya. Adapun jika tidak mengha-
lalkannya, tidaklah kafir menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah, namun ia lemah keimanannya.
Baginya hukum perbuatan yang ia lakukan dari kemaksiatan dalam hal pemfasikan, penegakanhukuman dan lain-lainnya, sesuai dengan apa yang datang di dalam syariat yang suci ini. Inilah
perkataan Ahlus Snnah, berlainan dengan perkataan orang-orang Khowarij dan Mutazilah dan
orang-orang yang menempuh jalan mereka yang bathil. Orang Khowarij mengkafirkan dengan
sebab dosa-dosa dan orang-orang Mutazilah menjadikannya di suatu tempat antara dua tempat,yaitu: antara Islam dan kafir di dunia dan adapun di mereka sepakat dengan orang Khowarij,
yakni ia di neraka. Dan ucapan kedua kelompok tersebut bathil berdasarkan al-Quran, as-
Sunnah dan ijma. Perkara mereka telah menjadi samar atas sebagian manusia, karena
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
4/8
kesedikitan ilmu, tetapi perkara keduanya sangatlah jelas -alhamdulillah- di sisi Ahlul Haq,
sebagaimana telah kami jelaskan, wallohul muwaffiq.. (Taliq aqidah Thohawiyah:42)
Berkata Syaikhul Islam dalam menyifati itiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah: Mereka tidaklahmengkafirkan ahlul kiblat dengan sebab maksiat mutlak dan dosa besar, sebagaimana yang
dilakukan oleh orang Khowarij. Persaudaraan imaniyah masih tetap tersisa bersama dengankemaksiatan-kemaksiatan.. tidaklah mereka menghilangkan nama iman secara total dari orang
muslim fasik, tidaklah dikekalkan dalam neraka sebagaimana perkataan Mutazilah, bahkanseorang yang fasik (masih) masuk ke dalam nama iman.. (Majmu Fa-tawa: 3/151)
Berkata Fudhoil bin lyadh: Aku telah mendengar Sufyan ats-Tsauriy berkata: Barangsiapa
yang sholat menghadap kiblat ini, maka ia mukmin dalam masalah ketetapan, warisan, nikah,hukum-hukum pidana dan perdata, penyembelihan dan ibadah, menurut kami. Mereka memiliki
dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, Alloh yang akan menghisabnya, jika Alloh menghendaki
akan mengadzabnya dan jika menghendaki akan mengampuninya, kita tidak mengetahui apa
yang mereka berada di atasnya di sisi Alloh.. (Abdulloh bin Ahmad dalam as-Sunnah, 1/377)
Berkata Imam al-Barbahari: Ketahuilah bahwa dunia adalah kampung iman dan Islam, umat
Nabi Muhammad di dalamnya mukmin, muslim baik dalam hukum-hukum, warisan-warisan,
penyembelihan-penyembelihan, sholat atas mereka dan tidaklah kita memberikan kesaksian
terhadap seseorang dengan hakekat keimanan (iman sempurna) sehingga ia mengerjakan seluruhsyariat Islam. Jika ia kurang di dalam sesuatu dari hal tersebut, ia kurang keimanannya,
sehingga ia bertaubat. (Syarhus Sunnah, al-Barbahari: 30)
2..HUKUM PELAKU DOSA BESAR DI AKHERAT
Ahlus Sunnah meyakini bahwa hukum pelaku dosa besar di akherat berada di bawah kehendak
Alloh Subhanahu wa Taala, jika Alloh menghendaki akan menyiksanya dengan keadilan-Nyadan jika Alloh menghenbdaki akan mengampuninya dengan rohmat dan fadhilah-Nya.
Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang
lebih kecil dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yangmempersekutukan Alloh, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (QS. an-Nisa[4]: 48)
Dan jika Alloh menghendaki akan menyiksanya di neraka dengan keadilan-Nya kemudian
mengeluarkan mereka darinya dengan rohmat-Nya, dengan syafaat orang-orang yang memberi
syafaat dari kalangan ahli ketaatan kemudian dia dimasukkan ke dalam surga. Demikian itu,karena Alloh adalah penolong orang-orang yang mengetahui-Nya, tidaklah Alloh menjadikan
mereka di akherat seperti orang yang tidak mengetahui-Nya. (Aqidah ath-Thohawiyah dengan
syarah Ibnu Abul Izz 524)
Berkata Imam ash-Shobuni rahimahullah: Ahlus Sunnah meyakini sesungguhnya seorangmukmin apabila berbuat banyak dosa, baik dosa kecil atau pun dosa besar tidaklah ia dikafirkan
dengannya, walaupun meninggal dalam keadaan tidak bertaubat darinya sedangkan ia meninggal
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
5/8
dalam keadaan bertauhid dan ikhlas. Perkaranya kembali kepada Alloh, jika Alloh menghendaki
akan mengampuninya dan kelak di hari kiamat akan memasukkannya ke surga dalam keadaan
selamat lagi memperoleh keuntungan yang besar dengan tanpa diuji dengan masuk neraka dantidak disiksa dengan perbuatan dosa yang dilakukannya. Dan jika Alloh menghendaki akan
menyiksanya dengan adzab neraka dan tidaklah kekal di dalam neraka tersebut, namun Alloh
akan memerdekakannya lalu memasukkannya ke dalam kampung kenikmatan yang tetap(surga). (Aqidah Salaf Ashhabul Hadits: 276)
Berkata Imam Baghowi rahimahullah: Ahlus Sunnah telah sepakat bahwa seorang mukmin
tidaklah keluar dari iman dengan mengerjakan dosa besar bilamana tidak meyakini
kebolehannya. Apabila ia mengerjakan sesuatu dari dosa tersebut, lalu meninggal dan tidakbertaubat darinya, tidaklah kekal di dalam neraka sebagaimana dalam hadits, namun perkaranya
kembali kepada Alloh. Jika Alloh menghendaki akan mengampuninya dan jika Alloh
menghendaki akan mengadzabnya sesuai dengan kadar dosa yang dilakukannya lalu dimasukkanke dalam surga dengan rohmat-Nya. (Syarhus Sunnah: 1/117)
Berkata Imam an-Nawawi rahimahullahdalam syarah hadits, Barangsiapa berdusta atasnamaku, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.Makna dari hadits ini
adalah balasannya, namun Alloh yang Maha Mulia kadang mengampuninya dan tidaklahdipastikan masuk ke dalam neraka. Demikian inilah jalan pemahaman hadits yang ada di
dalamnya ancaman dengan masuk neraka bagi pelaku dosa besar selain kekafiran.Apabila ia
dimasukkan ke dalam neraka tidaklah ia kekal di dalamnya, tetapi pasti keluar darinya dengankeutamaan dan rohmat Alloh Taala, tidaklah seseorang dikekalkan di neraka bersama iman yang
dimilikinya. Inilah kaedah yang telah disepakati oleh seluruh Ahlus sunnah. (Syarh Shohih
muslim; 1/69)
Dari nukilan singkat di atas, kita memperoleh kesimpulan singkat bahwa aqidah Ahlus Sunnah
dalam hal pelaku dosa besar adalah sebagai berikut:
1. Hukum pelaku dosa besar di akherat kelak berada di dalam kehendak AllohJalla Jalaluhu,jika
Alloh menghendaki akan menyiksanya dan jika Alloh menghendaki mengampuninya.
1. Pelaku dosa besar ia berhak mendapatkan siksa dan masuk ke dalam neraka dengan sebab
dosa-dosanya.2. Pelaku dosa besar jika masuk ke dalam neraka tidaklah kekal di dalamnya.
3. Adzab pelaku dosa besar di akherat tidaklah sebagaimana adzab terhadap orang kafir.
4. Pelaku dosa besar pada akhirnya akan masuk surga setelah sempurna adzabnya di neraka.
Selanjutnya, perlu diketahui bahwa hukum tersebut di atas adalah hukum secara mutlak, adapun
secara perorangan ada di antara mereka yang masuk ke dalam surga dengan tanpa diadzab dineraka sama sekali, berdasarkan hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dalamMusnadnya dari hadits Abdulloh bin Amr bin Ash, beliau berkata, Rosulullohshallallahu
alaihi wa sallambersabda (yang artinya):
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
6/8
Sesungguhnya Alloh akan mengkhususkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan para
makhluk kelak di hari kiamat, dibentangkan baginya sembilan puluh sembilan buku catatan,
setiap buku catatan luasnya sejauh mata memandang kemudian Alloh berfirman. Apakah eng-kau mengingkari ini? Apakah malaikat penulis amalan mendholimimu? Tidak, ya Alloh,
jawabnya. Alloh berfirman: Apakah engkau memiliki udzur atau kebaikan? Laki-laki tersebut
terdiam lalu mengatakan: Tidak , ya Alloh. Alloh berfirman: Engkau mempunyai satukebajikan, engkau hari ini tak terdholimi. Lalu dikeluarkan untuknya sebuah kartu yang tertulis
di dalamnya, Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah secara haq
kecuali Alloh dan bahwasanya nabi Muhammad adalah Rosululloh. Alloh berfirman: Hadirkandia. Orang tersebut mengatakan: Ya, Alloh apa (fungsi) kartu ini bila dibandingkan dengan
catatan-catatan ini?! Maka dikatakan kepadanya: Engkau hari ini tidaklah didholimi.
Rosululloh bersabda: Maka diletakkanlah catatan-catatan tersebut di neraca, maka catatan-
catatan tersebut naik ke atas (karena ringan) dan beratlah kartu tersebut, tidaklah beratsesuatupun (berhadapan) dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (HR.
Ahmad: I/ 70, al-Hakim: 1/46, 47 dan beliau menshohihkannya dan telah menyetujuinya Imam
adz-Dzahabi)
3. DALIL-DALIL ITIQOD AHLUS SUNNAH DALAM HAL INI
Berikut ini dalil-dalil secara global yang digunakan oleh Ahlus Sunnah dalam menetapkan
itiqod dan hukum terhadap pelaku dosa besar:
A. Nash-nash yang menunjukkan bahwa orang yang tidak menyekutukan Alloh Taala
akan masuk surga dan sedemikian pula orang yang mengucapkanLaa ilaaha
ilia Alloh,diantaranya:
1. Firman Alloh dalam surat an-Nisa [4]: 48
Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang
le-bih kecil dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsia-pa yang
mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Alloh Taala mengabarkan dalam ayat yang mulia ini bahwa seseorang jika melakukan
kesyirikan tidaklah akan diampuni dosa kesyirikannya tersebut. Namun, perlu diketahui bahwa
dosa syirik yang tidak diampuni adalah apabila pelakunya meninggal dunia dan tidak bertaubat
darinya, berdasarkan firman Alloh taala:
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: Jika mereka berhenti (dari kekafirannya),
niscaya Alloh akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jikamereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Alloh
tenhadap) orang-orang dahulu. . (QS. al-Anfal [8]:38)
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
7/8
Jika ia bertaubat darinya maka diampuni dosa kesyirikannya tersebut.
Ayat di atas (an-Nisa [4]: 48) menyebutkan pula bahwa dosa yang lebih kecil dari kesyirikan,
jika Alloh menghendakinya akan diampuni walaupun pelakunya tidak bertaubat darinya.Sebagaimana ayat tersebut menunjukkan bahwa pelaku dosa yang lebih kecil dari kesyirikan
adalah mukmin, karena tidaklah akan diampuni dan dimasukkan ke dalam surga kecuali seorangmukmin.
1. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Tidaklah seoranghamba menemui Alloh dengan keduanya (SyahadatAsyhadu allaa ilaaha
ilia Alloh danAsyhadu anna MuhammadarRosululloh) dengan tidak ada keraguan
sedikitpun di dalam keduanya, kecuali masuk surga. (HR. Muslim)2. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Kewajiban hamba
kepada Alloh adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
sedikit pun dan hak hamba atas Alloh adalah bahwasanyaAlloh tidaklah akan
mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya sedikitpun. (HR. Muslim: 30)
3. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa menemui-Ku dengan
kesalahan sepenuh bumi, dengan tanpa menyekutukan-Ku sedikitpun, Aku akanmenemuinya dengan ampunan sepenuh bumi pula. (HR. Muslim: 2687)
Berkata Ibnu Rojab rahimahullah: Barangsiapa datang membawa dosa sepenuh dunia bersama
dengan ketauhidannya, maka Alloh akan mendatangkan ampunan yang semisalnya, namun
semua ini adalah bersama dengan kehendak Alloh Taala. Jika Alloh menghendaki akanmengampuninya dan jika Alloh menghendaki akan menyiksanya dan kemudian kesudahannya
akan dikeluarkan darinya dan dimasukkan ke dalam surga.. (Jamiul Ulum wal Hikam: 374)
B. Nash-nash yang menyatakan bahwa ahli tauhid tidak masuk ke dalam neraka atau
tidak akan kekal di neraka bila memasukinya.
1. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :.Jibril datang kepadaku
lalumemberi kabar gembira kepadaku, bahwasanya barangsiapa meninggal dunia dari
kalangan umatmu dalam keadaan tidak menyekutukan kepada-Ku sedikitpun, ia akan masuk
surga. Saya bertanya: Walaupun ia berzina dan mencuri? Jibril menjawab: Waluapun iaberzina dan mencuri. (HR. Muslim)
2. Dari Ubadah bin Shomit, beliau berkata: Kami duduk-duduk bersama Nabi dalam
suatu majelis, lalu beliau bersabda: Berbaiatlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukanAlloh sedikitpun, tidak berzina, tidak mencuri, tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Alloh kecuali dengan haq. Barangsiapa di antara kalian memenuhinya maka pahalanya atasAlloh Taala dan barangsiapa melanggar sedikit dari hal tersebut kemudian ditegakkan siksa
baginya di dunia, maka hal itu merupakan pelebur dosa baginya dan barangsiapa melanggarsedikit dari hal tersebut kemudian Alloh menutupi atasnya, maka perkaranya kembali kepada
Alloh, jika Alloh menghendaki akan mengampuninya dan jika Alloh menghendaki akan
mengadzabnya. (HR. Bukhori dan Muslim)
-
7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H
8/8
Berkata an-Nawawi rahimahullah: Barangsiapa melanggar sedikit dari hal tersebut,
maksudnya adalah selain kesyirikan, jika tidak, kesyirikan tidaklah akan diampuni (jika tidak
bertaubat darinya). Dan beliau berkata pula: Hadits ini menunjukkan bahwa kemaksiatan selainkekekafiran, pelakunya tidaklah dipastikan masuk ke dalam neraka, jika tidak bertaubat darinya,
namun ia berada di bawah kehendak Alloh. Jika Alloh menghendaki akan mengampuninya dan
jika Alloh menghendaki akan menyiksanya.. (Syarh Shohih Muslim,11/223)
http://subhataswaja.wordpress.com/2013/02/09/bukti-ternyata-aswaja-nu-wahabi-
takfiri/