pendiri wahabi adalah abdul wahab bin abdurrahman bin rustum wafat 211 h

Upload: sidodoy

Post on 14-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    1/8

    Pendiri Wahabi adalah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum wafat 211

    H. Bukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab wafat 1206 H

    Sebenarnya, Al-Wahabiyah merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul padaabad ke 2 (dua) Hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab), yaitu

    sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustumyang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahlisunnah,dan sangat jauh dari Islam.

    Untuk menciptakan permusuhan di tengah Umat Islam, kaum Imperialisme dan kaum munafikun

    memancing di air keruh dengan menyematkan baju lama (Wahabi) dengan berbagai atribut

    penyimpangan dan kesesatannya untuk menghantam dakwah Syaikh Muhammad bin AbdulWahab atau setiap dakwah mana saja yang mengajak untuk memurnikan Islam. Karena dakwah

    beliau sanggup merontokkan kebatilan, menghancurkan angan-angan kaum durjana dan

    melumatkan tahta agen-agen asing, maka dakwah beliau dianggap sebagai penghalang yangmengancam eksistensi mereka di negeri-negeri Islam.

    Contohnya: Inggris mengulirkan isue wahabi di India, Prancis menggulirkan isu wahabi di

    Afrika Utara, bahkan Mesir menuduh semua kelompok yang menegakkan dakwah tauhid dengan

    sebutan Wahabi, Italia juga mengipaskan tuduhan wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia,bahkan menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan perang Padri sebagai kelompok yang

    beraliran Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena mereka sangat ketakutan terhadap

    pengaruh murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mengobarkan jihad melawanImperialisme di masing-masing negeri Islam.

    Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada dakwah beliau hanya didasari tiga faktor:

    1. Tuduhan itu berasal dari para tokoh agama yang memutarbalikkan kebenaran, yang hakdikatakan bathil dan sebaliknya, keyakinan mereka bahwa mendirikan bangunan dan masjid di

    atas kuburan, berdoa dan meminta bantuan kepada mayit dan semisalnya termasuk bagian dariajaran Islam. Dan barangsiapa yang mengingkarinya dianggap membenci orang-orang shalih dan

    para wali.

    2. Mereka berasal dari kalangan ilmuwan namun tidak mengetahui secara benar tentang SyaikhMuhammad bin Abdul Wahab dan dakwahnya, bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau

    dari pihak yang sentimen dan tidak senang Islam kembali jaya, sehingga mereka mencela beliau

    dan dakwahnya sehingga memberinya sebutan Wahabi.

    3. Ada sebagian dari mereka takut kehilangan posisi dan popularitas karena dakwah tauhidmasuk wilayah mereka, yang akhirnya menumbangkan proyek raksasa yang mereka bangun

    siang malam.

    Dan barangsiapa ingin mengetahui secara utuh tentang pemikiran dan ajaran Syaikh Muhammad

    (Abdul Wahab) maka hendaklah membaca kitab-kitab beliau seperti Kitab Tauhid, Kasyfu as-Syubhat, Usul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau yang sudah banyak beredar baik berbahasa arab

    atau Indonesia.

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    2/8

    FATWA AL-LAKHMI DITUJUKAN KEPADA WAHABI (ABDUL WAHHAB BIN

    ABDURRAHMAN BIN RUSTUM) SANG TOKOH KHAWARIJ BUKAN KEPADA

    SYAIKH MUHAMMAD ABDUL WAHAB

    Mengenai fatwa Al-Imam Al-Lakhmi yang dia mengatakan bahwa Al-Wahhabiyyah adalah salah

    satu dari kelompok sesat Khawarij. Maka yg dia maksudkan adalah Abdul Wahhab binAbdurrahman bin Rustum dan kelompoknya bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

    dan para pengikutnya. Hal ini karena tahun wafat Al-Lakhmi adalah 478 H sedangkan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat pada tahun 1206 H /Juni atau Juli 1792 M.

    Amatlah janggal bila ada orang yg telah wafat namun berfatwa tentang seseorang yg hidup

    berabad-abad setelahnya. Adapun Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum maka diameninggal pada tahun 211 H. Sehingga amatlah tepat bila fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya.

    Berikut Al-Lakhmi merupakan mufti Andalusia dan Afrika Utara dan fitnah Wahhabiyyah

    Rustumiyyah ini terjadi di Afrika Utara. Sementara di masa Al-Lakhmi hubungan antara Najddgn Andalusia dan Afrika Utara amatlah jauh. Sehingga bukti sejarah ini semakin menguatkan

    bahwa Wahhabiyyah Khawarij yg diperingatkan Al-Lakhmi adl Wahhabiyyah Rustumiyyah

    bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. [Lihat kitab Al-MuribFi Fatawa Ahlil Maghrib, karya Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi, juz 11.]

    Perbedaan Dawah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum Dan Dawah Syaikh

    Muhammad Abdul Wahhab

    1.Dawah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum (Khawarij)

    Khawarij adalah salah satu kelompok dari kaum muslimin yang mengkafirkan pelaku maksiat(dosa besar), membangkang dan memberontak terhadap pemerintah Islam, dan keluar dari

    jamaah kaum muslimin.

    Termasuk dalam kategori Khawarij, adalah Khawarij generasi awal (Muhakkimah Haruriyah)

    dan sempalan-sempalannya, seperti al-Azariqah, ash-Shafariyyah, dan an-Najdat ketiganyasudah lenyap dan al-Ibadhiyah masih ada hingga sekarang. Termasuk pula dalam kategori

    Khawarij, adalah siapa saja yang dasar-dasar jalan hidupnya seperti mereka, seperti Jamaah

    Takfir dan Hijrah. Atas dasar ini, maka bisa saja Khawarij muncul di sepanjang masa, bahkan

    betul-betul akan muncul pada akhir zaman, seperti telah diberitakan oleh Rasulullah.Pada akhir zaman akan muncul suatu kaum yang usianya rata-rata masih muda dan sedikit

    ilmunya. Perkataan mereka adalah sebaik-baik perkataan manusia, namun tidaklah keimanan

    mereka melampaui tenggorokan Maksudnya, mereka beriman hanya sebatas perkataan tidaksampai ke dalam hatinya red. Mereka terlepas dari agama; maksudnya, keluar dari ketaatan

    red sebagaimana terlepasnya anak panah dari busurnya. Maka di mana saja kalian menjumpai

    mereka, bunuhlah! Karena hal itu mendapat pahala di hari Kiamat. (HR. Al Bukhari no. 6930,Muslim no. 1066)

    2. Dawah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab (Ahlussunnah Wal Jamaah)

    Alangkah baiknya kami paparkan terlebih dahulu penjelasan singkat tentang hakikat dakwah

    yang beliau serukan. Karena hingga saat ini para musuh dakwah beliau masih terus

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    3/8

    membangun dinding tebal di hadapan orang-orang awam, sehingga mereka terhalang untuk

    melihat hakikat dakwah sebenarnya yang diusung oleh beliau.

    Syaikh berkata,

    Segala puji dan karunia dari Allah, serta kekuatan hanyalah bersumber dari-Nya. Sesungguhnya

    Allah taala telah memberikan hidayah kepadaku untuk menempuh jalan lurus, yaitu agamayang benar; agama Nabi Ibrahim yang lurus, dan Nabi Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-

    orang yang musyrik.Alhamdulillah aku bukanlah orang yang mengajak kepada ajaran sufi, ajaranimam tertentu yang aku agungkan atau ajaran orang filsafat.

    Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya, dan mengajak kepada

    sunnah Rasul-Nyashallallahu alaihi wa sallam yang telah diwasiatkan kepada seluruh umatnya.Aku berharap untuk tidak menolak kebenaran jika datang kepadaku. Bahkan aku jadikan Allah,

    para malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami

    kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dengan lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-

    jauh semua yang menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan

    Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selainkebenaran. (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/37-38).

    Alhamdulillah, aku termasuk orang yang senantiasa berusaha mengikuti dalil, bukan orang

    yang mengada-adakan hal yang baru dalam agama. (KitabMuallafat Syaikh Muhammad binAbdul Wahab: V/36).

    tentang khowarij yang suka mengkafirkan pelaku dosa besar

    Berkata Imam ath-Thohawi didalam menyifati aqidah Ahlus Sunnah: Kami tidak mengkafirkan

    seorang pun dari ahlul kiblat dengan sebab dosanya, selagi tidak menghalalkannya dan kami

    tidak mengatakan: Dosa tidaklah memadhoratkan iman apabiladilakukan. (AqidahThohawiyah dengan catatan kaki dari Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz

    Mani dan taliq Syaikh Abdul Aziz bin Baz: 42)

    Berkata syaikh Abdul Aziz bin Baz, ketika mentaliq perkataan imam ath-Thohawi tersebut di

    atas: Maksud perkataan beliau rahimahullah, sesungguhnya Ahlus Sunnah wal Jamaahtidaklah mengkafirkan seorang muslim Ahlu Tauhid selagi beriman kepada Alloh dan hari akhir

    dengan dosa yang dilakukannya, seperti minum khomer, riba, durhaka kepada orang tua dan

    yang semisalnya, selagi tidak menghalalkan hal tersebut. Jika menghalalkannya ia telah kafir,karena mendustakan Alloh dan rosul-Nya, keluar dari agama-Nya. Adapun jika tidak mengha-

    lalkannya, tidaklah kafir menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah, namun ia lemah keimanannya.

    Baginya hukum perbuatan yang ia lakukan dari kemaksiatan dalam hal pemfasikan, penegakanhukuman dan lain-lainnya, sesuai dengan apa yang datang di dalam syariat yang suci ini. Inilah

    perkataan Ahlus Snnah, berlainan dengan perkataan orang-orang Khowarij dan Mutazilah dan

    orang-orang yang menempuh jalan mereka yang bathil. Orang Khowarij mengkafirkan dengan

    sebab dosa-dosa dan orang-orang Mutazilah menjadikannya di suatu tempat antara dua tempat,yaitu: antara Islam dan kafir di dunia dan adapun di mereka sepakat dengan orang Khowarij,

    yakni ia di neraka. Dan ucapan kedua kelompok tersebut bathil berdasarkan al-Quran, as-

    Sunnah dan ijma. Perkara mereka telah menjadi samar atas sebagian manusia, karena

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    4/8

    kesedikitan ilmu, tetapi perkara keduanya sangatlah jelas -alhamdulillah- di sisi Ahlul Haq,

    sebagaimana telah kami jelaskan, wallohul muwaffiq.. (Taliq aqidah Thohawiyah:42)

    Berkata Syaikhul Islam dalam menyifati itiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah: Mereka tidaklahmengkafirkan ahlul kiblat dengan sebab maksiat mutlak dan dosa besar, sebagaimana yang

    dilakukan oleh orang Khowarij. Persaudaraan imaniyah masih tetap tersisa bersama dengankemaksiatan-kemaksiatan.. tidaklah mereka menghilangkan nama iman secara total dari orang

    muslim fasik, tidaklah dikekalkan dalam neraka sebagaimana perkataan Mutazilah, bahkanseorang yang fasik (masih) masuk ke dalam nama iman.. (Majmu Fa-tawa: 3/151)

    Berkata Fudhoil bin lyadh: Aku telah mendengar Sufyan ats-Tsauriy berkata: Barangsiapa

    yang sholat menghadap kiblat ini, maka ia mukmin dalam masalah ketetapan, warisan, nikah,hukum-hukum pidana dan perdata, penyembelihan dan ibadah, menurut kami. Mereka memiliki

    dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, Alloh yang akan menghisabnya, jika Alloh menghendaki

    akan mengadzabnya dan jika menghendaki akan mengampuninya, kita tidak mengetahui apa

    yang mereka berada di atasnya di sisi Alloh.. (Abdulloh bin Ahmad dalam as-Sunnah, 1/377)

    Berkata Imam al-Barbahari: Ketahuilah bahwa dunia adalah kampung iman dan Islam, umat

    Nabi Muhammad di dalamnya mukmin, muslim baik dalam hukum-hukum, warisan-warisan,

    penyembelihan-penyembelihan, sholat atas mereka dan tidaklah kita memberikan kesaksian

    terhadap seseorang dengan hakekat keimanan (iman sempurna) sehingga ia mengerjakan seluruhsyariat Islam. Jika ia kurang di dalam sesuatu dari hal tersebut, ia kurang keimanannya,

    sehingga ia bertaubat. (Syarhus Sunnah, al-Barbahari: 30)

    2..HUKUM PELAKU DOSA BESAR DI AKHERAT

    Ahlus Sunnah meyakini bahwa hukum pelaku dosa besar di akherat berada di bawah kehendak

    Alloh Subhanahu wa Taala, jika Alloh menghendaki akan menyiksanya dengan keadilan-Nyadan jika Alloh menghenbdaki akan mengampuninya dengan rohmat dan fadhilah-Nya.

    Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang

    lebih kecil dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yangmempersekutukan Alloh, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (QS. an-Nisa[4]: 48)

    Dan jika Alloh menghendaki akan menyiksanya di neraka dengan keadilan-Nya kemudian

    mengeluarkan mereka darinya dengan rohmat-Nya, dengan syafaat orang-orang yang memberi

    syafaat dari kalangan ahli ketaatan kemudian dia dimasukkan ke dalam surga. Demikian itu,karena Alloh adalah penolong orang-orang yang mengetahui-Nya, tidaklah Alloh menjadikan

    mereka di akherat seperti orang yang tidak mengetahui-Nya. (Aqidah ath-Thohawiyah dengan

    syarah Ibnu Abul Izz 524)

    Berkata Imam ash-Shobuni rahimahullah: Ahlus Sunnah meyakini sesungguhnya seorangmukmin apabila berbuat banyak dosa, baik dosa kecil atau pun dosa besar tidaklah ia dikafirkan

    dengannya, walaupun meninggal dalam keadaan tidak bertaubat darinya sedangkan ia meninggal

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    5/8

    dalam keadaan bertauhid dan ikhlas. Perkaranya kembali kepada Alloh, jika Alloh menghendaki

    akan mengampuninya dan kelak di hari kiamat akan memasukkannya ke surga dalam keadaan

    selamat lagi memperoleh keuntungan yang besar dengan tanpa diuji dengan masuk neraka dantidak disiksa dengan perbuatan dosa yang dilakukannya. Dan jika Alloh menghendaki akan

    menyiksanya dengan adzab neraka dan tidaklah kekal di dalam neraka tersebut, namun Alloh

    akan memerdekakannya lalu memasukkannya ke dalam kampung kenikmatan yang tetap(surga). (Aqidah Salaf Ashhabul Hadits: 276)

    Berkata Imam Baghowi rahimahullah: Ahlus Sunnah telah sepakat bahwa seorang mukmin

    tidaklah keluar dari iman dengan mengerjakan dosa besar bilamana tidak meyakini

    kebolehannya. Apabila ia mengerjakan sesuatu dari dosa tersebut, lalu meninggal dan tidakbertaubat darinya, tidaklah kekal di dalam neraka sebagaimana dalam hadits, namun perkaranya

    kembali kepada Alloh. Jika Alloh menghendaki akan mengampuninya dan jika Alloh

    menghendaki akan mengadzabnya sesuai dengan kadar dosa yang dilakukannya lalu dimasukkanke dalam surga dengan rohmat-Nya. (Syarhus Sunnah: 1/117)

    Berkata Imam an-Nawawi rahimahullahdalam syarah hadits, Barangsiapa berdusta atasnamaku, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.Makna dari hadits ini

    adalah balasannya, namun Alloh yang Maha Mulia kadang mengampuninya dan tidaklahdipastikan masuk ke dalam neraka. Demikian inilah jalan pemahaman hadits yang ada di

    dalamnya ancaman dengan masuk neraka bagi pelaku dosa besar selain kekafiran.Apabila ia

    dimasukkan ke dalam neraka tidaklah ia kekal di dalamnya, tetapi pasti keluar darinya dengankeutamaan dan rohmat Alloh Taala, tidaklah seseorang dikekalkan di neraka bersama iman yang

    dimilikinya. Inilah kaedah yang telah disepakati oleh seluruh Ahlus sunnah. (Syarh Shohih

    muslim; 1/69)

    Dari nukilan singkat di atas, kita memperoleh kesimpulan singkat bahwa aqidah Ahlus Sunnah

    dalam hal pelaku dosa besar adalah sebagai berikut:

    1. Hukum pelaku dosa besar di akherat kelak berada di dalam kehendak AllohJalla Jalaluhu,jika

    Alloh menghendaki akan menyiksanya dan jika Alloh menghendaki mengampuninya.

    1. Pelaku dosa besar ia berhak mendapatkan siksa dan masuk ke dalam neraka dengan sebab

    dosa-dosanya.2. Pelaku dosa besar jika masuk ke dalam neraka tidaklah kekal di dalamnya.

    3. Adzab pelaku dosa besar di akherat tidaklah sebagaimana adzab terhadap orang kafir.

    4. Pelaku dosa besar pada akhirnya akan masuk surga setelah sempurna adzabnya di neraka.

    Selanjutnya, perlu diketahui bahwa hukum tersebut di atas adalah hukum secara mutlak, adapun

    secara perorangan ada di antara mereka yang masuk ke dalam surga dengan tanpa diadzab dineraka sama sekali, berdasarkan hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad

    dalamMusnadnya dari hadits Abdulloh bin Amr bin Ash, beliau berkata, Rosulullohshallallahu

    alaihi wa sallambersabda (yang artinya):

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    6/8

    Sesungguhnya Alloh akan mengkhususkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan para

    makhluk kelak di hari kiamat, dibentangkan baginya sembilan puluh sembilan buku catatan,

    setiap buku catatan luasnya sejauh mata memandang kemudian Alloh berfirman. Apakah eng-kau mengingkari ini? Apakah malaikat penulis amalan mendholimimu? Tidak, ya Alloh,

    jawabnya. Alloh berfirman: Apakah engkau memiliki udzur atau kebaikan? Laki-laki tersebut

    terdiam lalu mengatakan: Tidak , ya Alloh. Alloh berfirman: Engkau mempunyai satukebajikan, engkau hari ini tak terdholimi. Lalu dikeluarkan untuknya sebuah kartu yang tertulis

    di dalamnya, Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah secara haq

    kecuali Alloh dan bahwasanya nabi Muhammad adalah Rosululloh. Alloh berfirman: Hadirkandia. Orang tersebut mengatakan: Ya, Alloh apa (fungsi) kartu ini bila dibandingkan dengan

    catatan-catatan ini?! Maka dikatakan kepadanya: Engkau hari ini tidaklah didholimi.

    Rosululloh bersabda: Maka diletakkanlah catatan-catatan tersebut di neraca, maka catatan-

    catatan tersebut naik ke atas (karena ringan) dan beratlah kartu tersebut, tidaklah beratsesuatupun (berhadapan) dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (HR.

    Ahmad: I/ 70, al-Hakim: 1/46, 47 dan beliau menshohihkannya dan telah menyetujuinya Imam

    adz-Dzahabi)

    3. DALIL-DALIL ITIQOD AHLUS SUNNAH DALAM HAL INI

    Berikut ini dalil-dalil secara global yang digunakan oleh Ahlus Sunnah dalam menetapkan

    itiqod dan hukum terhadap pelaku dosa besar:

    A. Nash-nash yang menunjukkan bahwa orang yang tidak menyekutukan Alloh Taala

    akan masuk surga dan sedemikian pula orang yang mengucapkanLaa ilaaha

    ilia Alloh,diantaranya:

    1. Firman Alloh dalam surat an-Nisa [4]: 48

    Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang

    le-bih kecil dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsia-pa yang

    mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

    Alloh Taala mengabarkan dalam ayat yang mulia ini bahwa seseorang jika melakukan

    kesyirikan tidaklah akan diampuni dosa kesyirikannya tersebut. Namun, perlu diketahui bahwa

    dosa syirik yang tidak diampuni adalah apabila pelakunya meninggal dunia dan tidak bertaubat

    darinya, berdasarkan firman Alloh taala:

    Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: Jika mereka berhenti (dari kekafirannya),

    niscaya Alloh akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jikamereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Alloh

    tenhadap) orang-orang dahulu. . (QS. al-Anfal [8]:38)

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    7/8

    Jika ia bertaubat darinya maka diampuni dosa kesyirikannya tersebut.

    Ayat di atas (an-Nisa [4]: 48) menyebutkan pula bahwa dosa yang lebih kecil dari kesyirikan,

    jika Alloh menghendakinya akan diampuni walaupun pelakunya tidak bertaubat darinya.Sebagaimana ayat tersebut menunjukkan bahwa pelaku dosa yang lebih kecil dari kesyirikan

    adalah mukmin, karena tidaklah akan diampuni dan dimasukkan ke dalam surga kecuali seorangmukmin.

    1. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Tidaklah seoranghamba menemui Alloh dengan keduanya (SyahadatAsyhadu allaa ilaaha

    ilia Alloh danAsyhadu anna MuhammadarRosululloh) dengan tidak ada keraguan

    sedikitpun di dalam keduanya, kecuali masuk surga. (HR. Muslim)2. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Kewajiban hamba

    kepada Alloh adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya

    sedikit pun dan hak hamba atas Alloh adalah bahwasanyaAlloh tidaklah akan

    mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya sedikitpun. (HR. Muslim: 30)

    3. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa menemui-Ku dengan

    kesalahan sepenuh bumi, dengan tanpa menyekutukan-Ku sedikitpun, Aku akanmenemuinya dengan ampunan sepenuh bumi pula. (HR. Muslim: 2687)

    Berkata Ibnu Rojab rahimahullah: Barangsiapa datang membawa dosa sepenuh dunia bersama

    dengan ketauhidannya, maka Alloh akan mendatangkan ampunan yang semisalnya, namun

    semua ini adalah bersama dengan kehendak Alloh Taala. Jika Alloh menghendaki akanmengampuninya dan jika Alloh menghendaki akan menyiksanya dan kemudian kesudahannya

    akan dikeluarkan darinya dan dimasukkan ke dalam surga.. (Jamiul Ulum wal Hikam: 374)

    B. Nash-nash yang menyatakan bahwa ahli tauhid tidak masuk ke dalam neraka atau

    tidak akan kekal di neraka bila memasukinya.

    1. Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :.Jibril datang kepadaku

    lalumemberi kabar gembira kepadaku, bahwasanya barangsiapa meninggal dunia dari

    kalangan umatmu dalam keadaan tidak menyekutukan kepada-Ku sedikitpun, ia akan masuk

    surga. Saya bertanya: Walaupun ia berzina dan mencuri? Jibril menjawab: Waluapun iaberzina dan mencuri. (HR. Muslim)

    2. Dari Ubadah bin Shomit, beliau berkata: Kami duduk-duduk bersama Nabi dalam

    suatu majelis, lalu beliau bersabda: Berbaiatlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukanAlloh sedikitpun, tidak berzina, tidak mencuri, tidak membunuh jiwa yang diharamkan

    Alloh kecuali dengan haq. Barangsiapa di antara kalian memenuhinya maka pahalanya atasAlloh Taala dan barangsiapa melanggar sedikit dari hal tersebut kemudian ditegakkan siksa

    baginya di dunia, maka hal itu merupakan pelebur dosa baginya dan barangsiapa melanggarsedikit dari hal tersebut kemudian Alloh menutupi atasnya, maka perkaranya kembali kepada

    Alloh, jika Alloh menghendaki akan mengampuninya dan jika Alloh menghendaki akan

    mengadzabnya. (HR. Bukhori dan Muslim)

  • 7/29/2019 Pendiri Wahabi Adalah Abdul Wahab Bin Abdurrahman Bin Rustum Wafat 211 H

    8/8

    Berkata an-Nawawi rahimahullah: Barangsiapa melanggar sedikit dari hal tersebut,

    maksudnya adalah selain kesyirikan, jika tidak, kesyirikan tidaklah akan diampuni (jika tidak

    bertaubat darinya). Dan beliau berkata pula: Hadits ini menunjukkan bahwa kemaksiatan selainkekekafiran, pelakunya tidaklah dipastikan masuk ke dalam neraka, jika tidak bertaubat darinya,

    namun ia berada di bawah kehendak Alloh. Jika Alloh menghendaki akan mengampuninya dan

    jika Alloh menghendaki akan menyiksanya.. (Syarh Shohih Muslim,11/223)

    http://subhataswaja.wordpress.com/2013/02/09/bukti-ternyata-aswaja-nu-wahabi-

    takfiri/