pendahuluan a. - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/16559/4/bab 1.pdf · 2. 2 menukar, pinjam...

20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran Allah yang bersifat universal yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara material maupun spiritual, selalu berhubungan dan bertransaksi antara satu dan yang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain inilah antara yang satu dengan yang lain sering terjadi interaksi. 1 Interaksi akan terus terjadi hingga orang tersebut memenuhi kebutuhanya, kebutuhan manusia sangatlah beragam mulai dari kebutuhan dari kebutuhan pengakuan di lingkungan sosial maupun dalam hal ubudiyah untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub). Taqarrub merupakan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada sang khaliq Taqarrub kepada Allah dilakukan dengan berbagai bentuk salah satunya dengan melakukan kegiatan kemanusiaan dalam rangka mempersempit kesenjangan sosial serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial. Muāmalah ialah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan urusan duniawi,dengan memandang kelanjutan hidup seseorang, seperti jual beli, tukar 1 Ismail Nawawi , Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2012), 19.

Upload: lytram

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan ajaran Allah yang bersifat universal yang mengatur

seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, baik secara material maupun spiritual, selalu berhubungan dan

bertransaksi antara satu dan yang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain

inilah antara yang satu dengan yang lain sering terjadi interaksi.1 Interaksi akan

terus terjadi hingga orang tersebut memenuhi kebutuhanya, kebutuhan manusia

sangatlah beragam mulai dari kebutuhan dari kebutuhan pengakuan di

lingkungan sosial maupun dalam hal ubudiyah untuk mendekatkan diri kepada

Allah (taqarrub). Taqarrub merupakan upaya manusia untuk mendekatkan diri

kepada sang khaliq Taqarrub kepada Allah dilakukan dengan berbagai bentuk

salah satunya dengan melakukan kegiatan kemanusiaan dalam rangka

mempersempit kesenjangan sosial serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan dan

kepedulian sosial.

Muāmalah ialah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan urusan

duniawi,dengan memandang kelanjutan hidup seseorang, seperti jual beli, tukar

1 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,

2012), 19.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

menukar, pinjam meminjam, beri memberi, dan lain-lainya. Dalam kehidupan

sebagai manusia, kebutuhan yang diperlukan tidak cukup hanya keperluan rohani

saja. Manusia juga membutuhkan keperluan jasmani, seperti makan, minum,

pakaian, tempat tinggal dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan

jasmaninya, dia harus berhubungan dengan sesamanya dan alam sekitarnya,

inilah yang disebut sebagai muᾱmalah jadi muᾱmalah adalah hubungan manusia

dengan manusia untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan jasmaninya

dengan cara sebaik-baiknya, sesuai dengan ajaran dan tuntutan agama. Termasuk

dalam masalah ini antara lain tukar menukar, pinjam meminjam, beri memberi,

upah mengupah, bersyarikat dalam usaha dan modal, dan lain-lainya, diwajibkan

mengabdikan diri kepada Tuhan, manusia juga diwajibkan mencari keperluan

hidupnya.2 Muᾱmalah dalam arti sempit menurut Amir Syarifudin yaitu aturan

yang mengandung suatu hubungan antara manusia dalam pergaulan hidup di

dunia yang berkaitan dengan harta.3

Untuk menghindari kesewenang-wenangan dalam ber-muᾱmalah, agama

mengatur sebaik-baiknya masalah ini jadi jelaslah bahwa agama Islam itu bukan

saja mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, tetapi juga mengatur

hubungan antara manusia dengan manusia. Di antara perintah muᾱmalah dalam

Islam adalah anjuran kepada umatnya supaya hidup saling tolong menolong,

tolong menolong semua mahluk Allah terutama ke sesama muslim. Hal ini

2Ibnu Mas’ud,Fiqih Madzhab Syafi’i, (Bandung: Pustaka Setia, 2007) 19.

3 Amir Syarifudin, Garis-garis besar fiqih, (Jakarta: kencana, 2003)176.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah oleh karena itu tolong menolong harus

dalam kebaikan seperti yang tercantum dalam surat Al- Maidah ayat 2 yang

berbunyi :

عاون وا عاون وا وات قوى الب على وت العقاب شديد للا ان للا والت قو والعدوان الث على ولت

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Q.S. al-Maidah 2).4

Pemerintah melaksanakan beberapa program dalam rangka meningkatkan

perekonomian dan mensejahterakan masyarakat miskin. Sebagaimana halnya

memfokuskan arah pembangunan nasional, merupakan upaya untuk mewujudkan

suatu keadilan bagi masyarakat. Perhatian khusus terhadap berbagai lapisan

masyarakat sangat diperlukan supaya terjadi pemerataan pembangunan.

Disinilah pemerintah harus bersikap adil, yakni dalam arti mengambil kebijakan

dan langkah-langkah pembangunan yang proposional.5

Sejalan dengan semangat reformasi dan otonom daerah, pemerintah

dituntut untuk melaksanakan reformasi birokrasi terutama dalam managemen

pembangunan, dari pelaksana menjadi fasilitator, oleh karena itu progam

embangunan di sub sektor peternakan harus dirancang dengan memberikan peran

4 Mujamma’ al-Malik Fahd, Al-Qur’an dan Terjemahnya dengan Bahasa Indonesia, (al-Madinah al-

Munawwarah: Mujamma’ al-Malik Fahd, 1418), 156-157. 5 Herman Abdullah, Geliat Pembangunan Kota Pekanbaru Menuju Kota Terkemuka di

Indonesia, (Jakarta: RM Book 2009) hal. 83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

yang lebih besar kepada daerah dan meningkatkan partisipasti swasta dan

masyarakat.

Kemiskinan adalah keadaan yang dimana terjadi ketidaksanggupan untuk

mendapatkan barang-barang seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,

pendidikan dan pelayanan-pelayanan lain yang memadai untuk memenuhi

kebutuhan sosial yang terbatas, kemiskinan sebagai kurangnya pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.6 Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi

seluruh masyarakat, dibutuhkan sebuah bentuk kemitraan yang diartikan sebagai

kerjasama pihak yang mempunyai modal dengan pihak yang mempunyai

keahlian atau peluang usaha dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,

saling memperkuat, dan saling menguntungkan.7

Program sapi hibah adalah suatu usaha pemerintah untuk penanggulangan

kemiskinan, progam hibah sapi ini merupakan progam turunan dari pemerintah

pusat Tujuan Diadakan program sapi hibah ini dalam rangka untuk menunjang

penyelenggaran urusan pemerintah daerah. Pemberian hibah ditujukan untuk

menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintahdengan tetap

memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk

masyarakat Tujuan Pemberian Hibah8. pemberdayaan dan partisipasi masyarakat

6 Scot, James C, Moral Ekonomi Petani, Pergolakan dan Subsis-tensi di Asia Tenggara,

(Jakarta:LP3ES,1981)hlm.3 7 Merza Gamal, Aktivitas Ekonomi Syariah (Pekanbaru: UNRI Press, 2004), Cet ke 1,

hal 101. 8 Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39

Tahun 2012, Pasal 4 ayat (3).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

sekaligus dalam pengembangan wilayah, meningkatkan dan mensejahterakan

petani peternak, meningkatkan ketrampilan peternak dalam beternak serta untuk

mencukupi kebutuhan ternak potong .

Di desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban adalah satu

desa yang mendapatkan dana bantuan dari progam hibah sapi yang mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian utama sebagai petani, faktor ini lah yang

menjadikan Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban

berpotensi mengembangkan ternak sapi.

Pemerintah (al-wāhib) memberikan dana awal Shibah sapi kepada

Kelompok Bligon yang diberi tanggung jawab oleh pemerintah untuk

membagikan hibah sapi tersebut kepada masyarakat yang kurang mampu (al-

mauhub lah) yang ada di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten

Tuban. Kemudian sapi hibah tersebut akan dikelola dan dikembang oleh

masyarakat desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabaupaten Tuban,

ketentuan pembagian keuntungan untuk hibah sapi tersebut tergantung dari

kelahiran anak sapi, anak sapi sapi yang lahir pertama akan menjadi milik

pengelola sepenuhnya dan anak sapi yang lahir berikutnya akan diterapkan

sistem bagi hasil, yaitu 60% untuk pengelola dan 40% untuk disetorkan

kepaada pengurus kelompok bligon yang diberi tanggung jawab oleh pemerintah.

Anak sapi yang lahir tersebut harus dijual sehingga bagi hasil keuntungan dapat

diterapkan. Alasan diteapkan system bagi hasil yaitu untuk pengoperasionalan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

kembali dari dana 40% tersebut yang akan dibelikan sapi kembali dan diberikan

kepada anggota kelompok Bligon , yang belum mendapatkan bagian untuk

mengelola hibah sapi tersebut dan agar bantuan hibah sapi yang merupakan

progam dari pemerintah meluas.

Islam menganjurkan agar umat Islam suka memberi, karena dengan

memberi lebih baik dari pada menerima. Pemberian harus ikhlas, tidak ada

pamrih atau motif apa-apa, kecuali untuk mencari keridhaan Allah untuk

mempererat tali persaudaraan. Karenanya hibah tidak boleh ditarik kembali,

sebab dapat menimbulkan kekecewaan dan kebencian,9 Para ulama menganggap

permintaan barang yang sudah dihibahkan dianggap sebagai perbuatan yang

buruk sekali. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Mutafaq Alaih dari

Ibnu Abbas r.a bahwa Rasullullah Saw, bersabda :

قيعه ىف يعود ث ء يقى كالكلب هيبته ىف العائد

Artinya : orang yang meminta kembali benda- benda yang telah diberikan sama

dengan anjing yang muntah kemudian memakan kembali

muntahnya.10

Namun dalam praktek hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan

Parengan Kabupaten Tuban, hibah sapi berubah menjadi akad mudhārabah yang

menuntut adanya bagi hasil antara pengelola dan pemberi dana (ketua kelompok

Bligon yang ditugaskan pemerintah). Berdasarkan praktek yang ada, terlihat

9 Majfuk Zuhdi, Studi Islam (Jakarta;Raja Grafido Persada, 1993) 75.

10 Ibid., 213

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

begitu pentingnya pembahasannya permasalahan tersebut, sehingga menarik

untuk diteliti. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan suatu penelitian

dan pengamatan secara intensif terhadap prektek yang dijalankannya dengan

tema : “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Hibah Sapi di Desa

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban .”

B. Identifikasi Masalah

Melalui latar belakang yang telah peneliti paparkan tersebut di atas,

terdapat beberapa problema dalam pembahasan ini yang dapat peneliti

identifikasi, yaitu:

1. Praktek hibah sapi yang ada di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan

Kabupaten Tuban.

2. Hak dan kewajiban antara al-wahib dan al-mauhub lah terhadap bagi hasil

hibah sapi di desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

3. Akad yang digunakan dalam praktek hibah sapi yang ada di Desa

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

4. Proses perhitungan bagi hasil hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan

Parengan Kabupaten Tuban.

5. Syarat-syarat orang yang akan menjadi pengelola hibah sapi.

6. Tinjauan hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Hibah Sapi Di Desa

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Adapun batasan masalah dalam judul ini, yaitu hanya membahas tentang

akad yang awalnya menggunakan hibah namun dalam prakteknya pembagian

keuntungan dengan sistem bagi hasil.

1. Praktek bagi hasil hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan

Tuban Tinjauan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil hibah sapi di Desa

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka bisa ditarik kesimpulan:

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Hibah Sapi Di Desa

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah

yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana praktek bagi hasil hibah sapi yang ada di Desa Mojomalang

Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban ?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil hibah sapi yang

ada di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban ?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang

sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat

jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau

duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.11

1. Skripsi yang ditulis oleh Rais Adli tahun 2015 dengan judul “ Pelaksanaan

Progam Sapi Hibah Di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten

Siak Menurut Ekonomi Islam”. Dalam skripsi tersebut menjelaskan bahwa

Pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun

Kabupaten Siak, Program sapi hibah dimulai pada tahun 2007 sampai dengan

tahun 2014 program sapi hibah telah di berikan kepada 63 orang dalam 5

kelompok tani sebanyak 104 ekor sapi, seluruh masyarakat dapat menerima

bantuan sapi hibah. Terdapat beberapa peternak yang belum menggulirkan

hasil ternak sapi dari bantuan program sapi hibah, keputusan Kepala Desa

Teluk Merbau bagi peternak yang belum mengembalikan hasil ternaknya

penerima bantuan tetap mengembalikan sapi agar dapat digulirkan lagi ke

masyarakat lainnya. Adapun tinjauan ekonomi Islam terhadap program sapi

hibah ini adalah Baik, karena didalamnya terdapat unsur tolong menolong

dalam kebaikan dan membantu mensejahterakan masyarakat.12

11

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014, 8. 12

Rais Adli, ”Pelaksanaan Program Sapi Hibah Di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten

Siak menurut Ekonomi Islam,” (Skripsi -- UIN Sultan Syarif Kasim,Tahun 2015).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Skripsi yang ditulis oleh Siti Fatimah tahun 2011 dengan judul “Pelaksanaan

Sistem Bagi Hasil Peternak Sapi di Desa Sejangat ditinjau Menurut Konsep

Mudharabah”. Dalam skripsi tersebut menjelaskan bahwa pada pelaksanaan

sistem bagi hasil di Desa Sejangat akad yang terjalin antara shahibul maal

dengan mudharib adalah akad lisan dengan keuntungan nisbah bagi hasil

dibagi dua atau 50:50. Dalam pembagian hasil ini menggunakan sistem bagi

hasil revenue sharing, di mana dalam pembagian keuntungan berdasarkan

pendapatan yang diperoleh oleh pengelola tanpa mengkalkulasikan terlebih

dahulu biaya yang dikeluarkan pengelola dalam pemeliharaan sapi, jika

pendapatannya besar maka bagi hasilnya juga besar, tapi jika pendapatannya

kecil maka bagi hasilnya juga kecil. Dalam pelaksanaan usaha sapi ini

terdapat faktor pendukung adanya usaha peternak sapi dengan sistem bagi

hasil yaitu usaha ternak sapi ini dilihat memiliki prospek yang bagus

dalam pertumbuhan perekonomian karena usaha ini memiliki dampak positif

dan mendapatkan keuntungan yang dapat digunakan sebagai biaya

pendidikan anak, ditabung sebagai jaga-jaga jika ada keperluan yang

mendesak, serta sebagai tambahan modal. Adapun faktor penghambat dari

usaha ternak sapi ini adalah Pemilik sapi (shahibul mal) kurang dalam

memberikan saran serta masukan kepada pemelihara sapi tentang bagaimana

pemeliharaan yang baik supaya sapi tersebut layak jual. Selain itu juga

pemeliharaan sapi-sapi ini masih bersifat tradisional karena tidak pernah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

dilakukan pemeriksaan dengan mendatangkan dokter hewan untuk melihat

sapi tersebut. Menurut tinjauan ekonomi Islam tentang pelaksanaan usaha

peternak sapi yang dilakukan di Desa Sejangat belum sepenuhnya

sesuai dengan prinsip syariah dalam pembagian hasil antara pemilik sapi

dengan pengelola sapi. Hal ini dapat terlihat dalam pembagian keuntungan

yang tidak sesuai dengan kontrak di awal. Seharusnya jika ada perubahan

akad dalam pembagian keuntungan maka hendaknya diberitahukan terlebih

dahulu kepada pengelola modal agar tidak terjadi kerugian salah satu pihak.

13

3. Skripsi yang ditulis oleh Mukhamat Khaairudin tahun 2009 dengan judul “

Praktek Bagi Hasil Nggado Sapi Di Desa Nrantung Kecamatan Bayan

Kabupaten Purworejo” dalam skripsi tersebut menjelaskan bahwa akad ngado

sapi yang dilakukan di Desa nggrantung berupa sapi bukan berupa uang, akan

tetapi modal yang berupa sapi ini, nilai dan satuan harganya sudah jelas

dapat diketahui taksiranya, jadi meskipun modal berupa sapi praktik ini tetap

sah dan sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam khususnya pendapat

para ulama’. Biaya operasional dalam praktik bagi hasil ngado sapi

masyarakat desa nggrantung sepenuhnya ditangguh oleh pengelola,

ketentuan tersebut sudah berlaku dan ditetapkan berdasarkan adat, hal

tersebut sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam karena dalam

13

Siti Fatimah, “Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Peternak Sapi di Desa Sejangat ditinjau Menurut

Konsep Mudharabah, “ (Skripsi -- UIN Sultan Syarif Kasim,Tahun 2011).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

pemeliharaanya yang relative cepat sudah menghasilkan keuntungan yang

cukup besar, pengelola tidak merasa keberatan, dilakukan dengan suka rela

tanpa adanya paksaan.14

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan

skripsi diatas adalah peneliti akan lebih memfokuskan membahas tentang

akad yang awalnya menggunakan akad hibah dalam praktek pembagian

keuntunganya juga menggunakan akad bagi hasil yaitu dengan ketentuan

pembagian keuntungan untuk hibah sapi tersebut tergantung dari kelahiran

anak sapi, anak sapi yang lahir pertama akan menjadi milik pengelola

sepenuhnya dan anak sapi yang lahir berikutnya akan diterapkan sistem bagi

hasil, yaitu 60% untuk pengelola dan 40% untuk kelompok Bligon yang

diberi tanggung jawab oleh pemerintah. Anak sapi yang lahir tersebut harus

dijual sehingga bagi hasil keuntungan dapat diterapkan.

Dari praktek hibah sapi dengan sistem bagi hasil tersebut penulis

menganalisis dari hukum Islam dengan judul “ Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Bagihasil Hibah Sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan

Kabupaten Tuban”.

14

Mukhamat Khairudin, “Praktek Bagi Hasil Nggado Sapi Di Desa Nrantung Kecamatan Bayan

Kabupaten Purworejo”“ (Skripsi -- UIN Sunan Kalijaga, Tahun 2009).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan formulasi permasalahan diatas, maka yang menjadi

tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui praktek bagi hasil hibah sapi di Desa Mojomalang

Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

2. Untuk mengetahui Tinjauan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil hibah

sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Dengan adanya tujuan diatas diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

memberikan kegunaan antara lain:

1. Secara teoritis berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau

menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan bagi hasil hibah

sapi , dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

2. Secara praktis diharapkan bisa menjadi masukan bagi para pembaca untuk

dapat dijadikan landasan berfikir dalam melakukan proses hibah sapi yang

menggunakan dengan sistem bagi hasil dan sosialisasi sekaligus

mempertajam analisis teori dan praktek terhadap masalah tersebut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

G. Definisi Operasional

Dalam rangka untuk menghindari kesalahpahaman persepsi dan

lahirnya multi-interpretasi terhadap judul ini, maka penulis merasa penting

untuk menjabarkan tentang maksud dari istilah-istilah yang berkenaan

dengan judul di atas, dengan kata-kata kunci sebagai berikut:

1. Hukum Islam: peraturan yang berkenaan hibah dan mudhᾱrabah yang

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, serta pendapat para Ulama’ untuk

memperoleh analisis terhadap hibah dengan sistem bagi hasil di Desa

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

2. Bagi Hasil hibah sapi : pembagian keuntungan untuk hibah sapi tersebut

tergantung dari kelahiran anak sapi, anak sapi yang lahir pertama akan

menjadi milik pengelola sepenuhnya dan anak sapi yang lahir berikutnya

akan diterapkan sistem bagi hasil, yaitu 60% untuk pengelola dan 40% untuk

kelompok Bligon yang diberi tanggung jawab oleh pemerintah. Anak sapi

yang lahir tersebut harus dijual sehingga bagi hasil keuntungan dapat

diterapkan.

H. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data empiris

yaitu lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

kualitatif, karena kualitatif memuat tentang prosedur penelitian yang

menghasilkan deskriptif berupa tulisan atau perkataan dari orang-orang atau

pelaku yang diamati.

1. Lokasi penelian

Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Mojomalang Kecamatan

Parengan Kabupaten Tuban salah satu desa yang mendapatkan dana

bantuan hibah sapi dari pemerintah daerah, penulis memilih tempat

penelitian ini karena adanya kedekatan georafis dari tempat tinggal

penilis.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitain ini adalah pengurus dan kelompok ternak

Bligon, objek penelitianya adalah progam hibah sapi dengan sistem

bagi hasil di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten

Tuban.

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data yang dikumpulkan

Dengan melihat persoalan di atas, maka data yang akan digali

meliputi:

a. Data yang berkaitan dengan praktek hibah sapi dengan sistem bagi hasil.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

b. Data yang bersumber dari hukum Islam yang berkaitan dengan praktek

hibah sapi dengan sistem bagi hasil.

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah meliputi hal berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber pertama di mana sebuah data

dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung.15yang meliputi:

1) 1 Kelompok Bligon

2) 14 Anggota Kelompok Bligon

3) Data laporan pertanggung jawaban Hibah sapi

b. Sumber Data Skunder

Sumber data sekunder adalah sumber dari bahan bacaan yang

bersifat membantu atau menunjang dalam melengkapi serta memperkuat

data. Memberikan penjelasan mengenai sumber data primer, berupa buku

daftar pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian.16 Sumber data

sekunder yang penulis gunakan dalam menganalisis skripsi ini adalah kitab

Fiqh al-Islam wa Adillatuh karya Wahbah Az-zuhaili.

15

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya : Airlangga University Press, 2001), 129. 16

Nasution, Metode Research (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), 143.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian,

penulis meng gunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Observasi ( Pengamatan).

Pengumpulan data dengan menggunakan atau mengadakan

pengamatan langsung atau pencatatan dengan sistematis tentang

fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.17

b. Metode Interview (Wawancara).

Wawancara atau interviewdilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan

kepada responden yaitu 14 penerima hibah sapi dan 1 Kelompok Tani.

Pertanyaan-pertanyaan akan dibuat secara terstruktur agar lebih mudah

bagi peneliti dalam menyimpulkan hasil.

c. Dokumen

Teknik pengumpulan data yang yang diambil dari sejumlah besar

fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi.18Pengambilan data penelitian ini diperoleh melalui

17

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : FT.UGM, cet. II, 1988), 136. 18

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dokumen-dokumen di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten

Tuban.

4. Teknik Pengelolaan Data

Maka dilakukan analisis data dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

a. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,

pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.19

b. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan data

tersebut.20

c. Coding adalah kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data yang relevan

dengan tema penelitian agar lebih fungsional.21

5. Teknik Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, kemudian

menganalisisnya dengan menggunakan teknik deskriptif. Deskriptif yaitu

menggambarkan/menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya yang sesuai

dengan kenyataannya.22 Data tentang system bagi hsail hibah sapi di Desa

19

Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89. 20

Ibid., 97. 21

Ibid., 99. 22

Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus lmiah Populer, (Surabaya:Arkola, 2001), 111.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban akan dipaparkan untuk

mengambil kesimpulan.

Pola pikir yang dipakai adalah induktif, yaitu berangkat dari data

yang sudah ada di lapangan yang digunakan untuk mengemukakan fakta-

fakta atau kenyataan dari hasil penelitian di Desa Mojomalang Kecamatan

Parengan Kabupaten Tuban, kemudian ditinjau dari segi hukum Hibah dan

mudhrabah lalu dianalisa dengan hukum Islam.

I. Sistematika Pembahasan

Bab pertama adalah pendahuluan yang dalam hal ini berisi tentang

pokok-pokok pikiran atau landasan permasalahan yang melatar belakangi

penulisan skripsi ini, sehingga memunculkan gambaran isi tulisan yang

terkumpul dalam konteks penelitian, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,tujuan penelitian, kegunaan hasil

penelitian, defenisi operasional, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab kedua memuat teori tentang hibah dan mudhᾱrabah dalam

hukum Islam, yang terdiri dari pengertian dan dasar hukum (hibah),rukun dan

syarat jaminan (hibah), deskripsi tentang bagi hasil (mudhᾱrabah) menurut

hukum Islam yang terdiri dari pengertian bagi hasil (mudhᾱrabah), dasar

hukum bagi hasil (mudhᾱrabah), rukun dan syarat bagi hasil (mudhᾱrabah).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Bab ketiga berisi praktik bagi hasil hibah sapi di Desa Mojomalang

Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Bab ini di bagi beberapa sub bab.

Bab pertama berisi keadaan umum Desa Mojomalang Kecamatan Parengan

Kabupaten Tuban, yang terdiri dari keadaan geografis dan demografis serta

kehidupan social ekonomi, pendidikan dan keagamaan. Sub bab kedua berisi

tentang praktik hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan

Kabupaten Tuban. Sub bab ketiga berisi tentang latar belakang dan dasar

hukum hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten

Tuban. Sub bab keempaat berisi gambaran umum dan prosedur pengajuan

untuk memperoleh hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan

Kabupaten Tuban. Sub bab kelima berisi tentang dasar hukum hibah sapi di

Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

Bab keempat terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama berisi analisis

tentang praktik bagi hasil hibah sapi di Desa Mojomalang Kecamatan

Parengan Kabupaten Tuban. Sub bab kedua berisi analisis bagi hasil hibah

sapi di Desa Mojomalang Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Dianalisis

menurut ketentuan hibah, ketentuan mudhᾱrabah dan menurut hukum Islam.

Bab kelima adalah bab yang merupakan bab penutup yang

menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang di lengkapi dengan saran-saran,

selain dari itu dalam bab terakhir ini akan dilengkapi dengan daftar pustaka

dan lampiran- lampiran yang dianggap perlu.