pemuliaan tanaman

Upload: henerasia-enhys-annisa

Post on 18-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biologi

TRANSCRIPT

TUGAS KELOMPOKPEMULIAAN TANAMAN

MAKALAH TANAMAN MENYERBUK SILANG

OLEH :HENERASIA ANNISAPRAKASA (G11113058)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangProsedur pemuliaan tanaman menyerbuk silang berbeda dengan tanaman menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk sendiri bertijuan untuk mendapatkan individu tanaman homozigot. Sedangkan tanaman menyerbuk silang bertujuan untuk mendapatkan populasi yanag terdiri dari tanaman. Oleh sebab itu, metode yang digunakan berbeda, terutama pada prosedur seleksi. Varietas yang dibentuk dari tanaman menyerbuk silang adalah varietas hibrida dan bersari bebas.Populasi yang mempunyai frekuensi gen tertentu pada dasarnya merupakan suatu varietas tanaman menyerbuk silang. Karena mudah melakukan penyerbukan silang maka dalam satu varietas terdiri atas tanaman heterozigot (heterogen), kecuali varietas hibrida. Akan tetapi, secara fenotipe nampakny sama sehingga populasi tersebut memperlihatkan varietas tertentu.Keragaman genetik dapat dipertahankan dari generasi ke generasi karena ada kawin acak, sehingga baik frekuensi gen maupun genotipe dapat tetap sama pada generasi berikutnya. Menurut hokum Hardy-Weinberg, frekuensi gen dan genotipe akan konstan dari generasi ke generasi pada suatu populasi kawin acak jika tidak terjadi seleksi, mutasi, dan mitigasi.Upaya memperbaiki verietas suatu tanaman menyerbuk silang, berkaitan dengan merubah frekuensi gen yakni kea rah peningkatan frekuensi gen yang dikehendaki. Perubahan ini dapat dilakukan dengan melalui seleksi. Dengan definisi lain pemuliaan tanaman menyerbuk silang sebagai seleksi terhadap populasi yang bertujuan untuk memperoleh populasi dengan frekuensi gen yang baru dan unik.Demikian yang menyebabkan program pemuliaan tanaman bergantung dari populasi asal dan metode seleksi yang dilakuakan. Populasi asal harus memiliki keseragaman dan ada gen yang diinginkan. Sedangkan seleksi diarahkan untuk memperbesar persentase gen yang diinginkan.Mangga merupakan buah tropis musiman yang penting. Buah mangga memiliki kandungan Vitamin A dan C yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 1.000 1/100 g bobot segar ( Bradley dalam Sistrunk dan Moore, 1983). Namun demikian, tanaman mangga masih belum banyakditeliti. Perbedaan besar antara kultivar dan daerah produksi di daerah tropis dan sup tropis menyebabkan sulitnya memgeneralisasi Fenologi tanaman, pembuahan, kebutuhan hara, perlindungan tanaman dan lain-lain.Di Asia Tenggara, kebutuhan akan perbaikan penanganan pascapanen dan pemasaran seringkali ditekankan, namun tingkat panen rata-rata ysng rendah menunjukkan bahwa tantangan terbesar adalah meningkatkan produksi buah. Perubahan dalam produksi komersial di kebun buah di barengi dengan kemunculan kebun pembibitan yang menyediakan bahan tanaman seragam dalam jumlah besar, merupakan dasar yang tepat untuk melakukan terobosan dalam produktivitas.Kemajuan lebih jauh seharusnya dating dari studi ritme pertumbuhan dari kultivar unggul di sentra produksi. Studi semacam itu dapat mengungkapkan waktu pembuahan yang tepat, per;indungan tanamandan pengatur tumbuh untuk memperbaiki kuantutas dan kualitas pembungaan. Studi detail ritme pertumbuhan pada ranting dan biologi bunga seharusnya member gambaran terhadap hambatan pembuahan yang sebenarnya, menuju praktek pemangkasan yang baik serta penyerbukan dan pembentukan buah yang lebih baik.Kesulitan yang dihadapi dalam pemuliaan mangga adalah sedikitnya jumla benih yang diperoleh, sifat panipula dan bunga yang kompleks, tingkat kesuksesan yang rendah dalam penyerbukan, penurunan kualitas buah yang berlibihan, siklus hidup yang panjang , heterozigositas tanaman dan problema-problema lainnya (Lenight dan schnell dalam Nakasone dan Paul, 1988 ; singh dalam Samson, 1980). Pemuliaan mangga bertujuaan membentuk kultivar yang berbuah setiap tahun, memiliki ukuran pohon yang rendah, baik untuk ditanam pada daerah tropis basah, memiliki buah yang menarik dengan ukuran yang baik (300-500g), bebas dari kerusakan internal serta mamiliki kualitas yang baik untuk disimpan dan di konsumsi, tidak berserat, serta tahan terhadap penyakit (antraknosa) dan hama (lalat buah).Program pemuliaan mangga dilaksanakan secara aktif di berbagai Negara didunia, termasuk india, Amarika dan Australia ( Sanco dalam Nakasone dan Paull, 1988). Di Asia Tenggara, peningkatan produksi mangga telah dihasilkan melalui seleksi didalam populasi bibit poliembrionik. Program-program yang berbasis Hibridisasi juga sedang dilaksanakan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1.ManggaBungamangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalammalaibercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yanghermafrodit(berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%.Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.Benang sariberjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang denganputik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepadatepung sariyang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.2.2. Cara Reproduksi Tanaman ManggaRangkaian bunga mangga keluar dari ujung tunas, bentuknya bergerombol, menyerupai kurucut. Panjang bunga dapat mencapai 10-60 cm. sejak mulai muncul hingga mekar total memerlukan waktu sekitar satu bulan. Jumlah bunga antara 200 hingga 3000 per tangkai atau 500-10.000 bunga per pohon, atau sekitar 100.000 hingga 30 juta bunga per ha. Proporsi antara bunga mermaprodit dan bunga jantan antara 1:4 hingga 2:1(Ashari, 1995).Dalam satu tangkai bunga terdapat bunga terdapat bunga hermaprodit dan bunga jantan. Bunga sempur 5-8 mm panjangnya, mampunyai bakal buah bulat serta putik. Pada bunga jantan tidak terdapat putik. Biasanya terdapat 1-3 benang sari yang subur, sedangkan benang sari lainnya sterill. Kelopak bunga berwarna hijau kekuningan berjumla 3-9 tetapi biasanya 5. Mahkotanya berwarna krem yang berubah menjadi merah muda bila akan rontok. Pada bunga sempurna, cairan cairan nektor terletak pada suatu piringanyang mengelilingi bakal buah, sedangkan benang sari terletak di luar pinggiran ini. Pitik dan benang sari sama panjang, sehingga serangga dapat memindahkan tepung sari pada putik dari bunga yang sama. Bunga mangga terbuka pada pagi hari, kepala putik segera berfungsipada saat bunga mekar, tepung sari biasanya disebarkan pada pukul 8.00 pagi hingga siang. Tertundanya penyebaran tepung sari dapat mengurangi efesiensi penyerbukan. Ketika bunga membuka, nectar diproduksi sehingga dapat menarik perhatian serangga lewat warna bunga ataupun bau nektar(Ashari, 1995).Mengenai mekanisme penyerbukan buatan pada tanaman mangga masih terdapat silang pendapat. Pendapat pertama bahwa tidak ada perbedaan antara penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang pada jenis haden. Pendapat ini didukung oleh beberapa fakta; diantaranya kejadiaanSelf-fertile,namun penyerbukan silang dapat meningkatkan produksi buah. Walaupun demikin, beberapa peneliti juga menemukan jenis mangga tertentu yang bersifatself-sterile. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya tanaman mangga memerlukan penyerbukan silang. Apalagi mangga tidak mempunyai sifat partenokarpi. Perbandingan antara bunga sempurna dengan bunga jantan tampaknya harus dipertimbangkan agar penyerbukan dapat seefisien mungkin. Persentase bunga hermaprodit berbeda untuk detiap jenis dengan kisaran yang sangat tinggi, antara 3-70%. Selain itu, upaya mendorong bunga supaya mampu menghasilkan buah lebih sulit dibandingkan dengan mambungakan tanaman mangga. Temperature dingin pada malam hari berpengaruh terhadap perkecambahan serbuk sari. Selain itu, 65% dari buga hermaprodit tidak diserbuki; hal ini menunjukkan bahwa angin sebagai pollinator kurang efisien. Berdasarkan beberapa hal terdebut, kehadiran serangga penyerbuk sangat di perlukan(Ashari, 1995).Kendala lain dalam penyerbukan buatan pada mangga adalah ketidak tahanan serbuk sari untuk disimpan dalam jangka waktu lama. Pada kondisi optimal untuk penyimpanan serbuk sari mangga (suhu 4-100C), serbuk sari mangga juga hanya tahan disimpan selama 3 hari(Singh et al . dalam Galletta, 1983).Beberapa jenis serangga yang diketahui membantu proses pemindahan tepung sari ke kepala putik antara lain Lebah Madu, Semut dan Lalat. Namun lebah madu terlihat paling efektif dalam membantu penyerbukan alami. Rekomendasi penggunaan lebah madu untuk keperluan penyerbukan belum ada, namun pemasangan sarang lebah madu dalam kebu mangga dapat mempertinggi kunjungan lebah madu ke bunga mangga(Ashari, 1995).

2.3. Teknik Persilangan Mangga (Mangifera Indica)Perakitan Varietas UnggulSalah satu varietas mangga yang berhasil mendongkrak pemenuhan kebutuhan dalam ekspor mangga Indonesia adalah Arumanis-143. Varietas ini dilepas pada tahun 1985 dan berkembang luas yang ditandai dengan adanya pengusaha mangga berskala perkebunan pada tahun 1989.Mangga Arumanis-143 mendominasi bisnis buah mangga di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Namun sejalan dengan perubahan strategis yang mengikuti pasar bebas, terjadi perubahan perilaku konsumen yang menginginkan buah mangga yang berwarna merah(Balai Penelitian Tanaman Buah 2003).Berkaitan dengan itu, Arumanis-143 yang daging buahnya halus, pulen dan sangat manis harus menampilkan warna buah warna merah agar tetap mendominasi bisnis buah mangga. Oleh karena itu, perlu perakitan varietas unggul baru yang menampilkan buahnya seperti Arumanis-143 tetapi warna buahnya merah. Pendekatan pertama yang dilakukan adalah melakukan penelaahan pewarisan sifat warna kulit buah melalui penyilangan antara tetua Arumanis-143 dengan Klon Mangga yang memiliki warna kulit merah.Morfologi Bunga Tanaman disebut melakukan penyerbukan silang apabila tepung sari yang menyerbuki kepala putik berasal dari tanaman yang berbeda. Bisa berasal dari bunga tanaman lain yang satu spesies, bisa juga dari bunga tanaman lain beda spesies.Bunga mangga yang terbentukmalai terbentuk dari ranting terminal, terdiri atas beberapa ribuan individu bunga. Dalam satu malai terdapat buga terdapat bunga sempurna dan bunga jantan dengan proporsi 1:4 sampai 1:2 (Oche et al, 1991).Struktur bunga jantan terdiri atas tangkai bunga,kelopak, mahkota, filament (terdiri dari 5 buah dengan ukuran panjang yang berbeda, filamen yang panjang mempunyai sebuk sari subur, sedangkan filament yang pendek serbul sarinya tidak subur), kepala sari (terdiri atas kantog dan serbuk sari), dan dasar bunga . bunga sempurna terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, tangkai putik, ovary (bakal buah), dan dasar bunga(Purnomo 2000)Pemeliharaa Tanaman TetuaTanaman tetua dipelihara, diberi pupuk NPK (16:16:16) 500 g/pohon sebulan sebelum musim berbunga. Pemupukan diberikan secara larikan dibawah tajuk tanaman. Selain itu, dilakukan pula pemangkasan pemeliharaan dan pengendalian hama penyakitKastrasiKastrasi adalah proses membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan. Malai yang baik untuk disilangkan adalah yang berumur 15 hari setelah inisiasi pembungaan atau sudah ada bunga yang mekar antara 5-10 bunga.Kasatrasi dilakukan dua tahap. Tahap pertama yaitu pembungan bunga mekar. Pada tetua betina dipilih bunga yang tumbuh normal, sehat, dan tidak terkena hama panyakit. Sepertiga malai sekunder mulai dari pangkal malai primer dibuang atau dipotong karena bagian ini lebih didominasi oleh bunga jantan. Pada malai sekunder yang tersisa, bunga yang sudah mekar dibuang dengan menggunakan pincet atau gunting kecil. Selanjutnya, malai bunga yang tersisa dibungkus dengan plastic transparan. Tahap pertama ini dilakukan sehari sebelum persilangan (dilakukan pada sore hari) agar buah hasil persilangan tidak akan tercampur dengan yang tidak disilangkan.Kastrasi pada tahap kedua yaitu pembungan kepala sari. Tahap ini dilakukan pada hari persilangan, pada pagi hari sebelum pukul 07.00, atau sebelum matahari terbit. Pada tahap ini, bunga yang pada tahap pertama elum mekar, akan mekar. Bunga-Bunga yang mekar inilah yang akan disilangkan. Untuk membuang kepala sari, bungkus malai dibuka dengan hati-hati agar tangkai putik tidak patah. Bunga yang belum mekar dan bunga jantan yag sudah mekar dibuang dengan pinset atau gunting kecil. Buang yang disisakan hanyalah bunga-bunga sempurna yang sudah mekar sebanyak 5-15 bunga per malai. Pada bunga sempurna yang tersisa, kepala sari dibuang dengan pinset atau gunting kecil.Malai yang bunga sempurnanya telah bebas dari serbuk sari dibungkus kembali dengan plastik transparan secara hati-hati agar bunga tidak diserbuki oleh serbuk sari dari malai yang lain.Penyiapan Bunga Tetua JantanBunga tetua jantan segera disiapkan setelah kastrasi. Pada tanaman tetua jantan yang akan disilang, malai bunga yang sudah mekar dipetik, sedang bunga yang masih kuncup dibuang. Kemudian, malai bunga dipotong menjadi potongan kecil-kecil, sehingga setiap potongan terdapat 3-5 bunga mekar. Potongan-potongan malai lalu dijemur pada sinar mataharipagi hingga kepala sari bunga pecah. Kepala sari yang belum pecah berwarna ungu tua , sedang yang suda pecah akan terlihat serbuk sari yang berwarna putih. Hal ini berarti bunga siap untuk disilangkan.PenyerbukanBungkus malai bunga yang sudah di kastrasi dibuka dengan hati-hati agar tangkai putik tidak patah. Buga tetua jantan yang kepala sarinya sudah pecah diambil, kemudian serbuk sarinya ditempelkan pada ujung tangkai putik (Gambar 4). Satu bunga tetua jantan dapat menyerbuki 5-10 bunga tetua betina. Malai bunga yang sudah di serbuki dibungkus kembali dengan kertas minyak, kemudian diberi label tanda persilangan. Contoh penulisan label adalah A X B (A menunjukkan tetua betina dan B menunjukkan tetua jantan). Pada label juga dicantumkan tanggal persilangan.

BAB IIIPENUTUP3.1. KesimpulanAdapun kesimpulan dari makalah ini adalah mangga merupakan tanaman menyerbuk silang, reproduksi tanaman mangga terjadi saat bunga telah matang dan siap melakukan penyerbukan. Salah satu varietas mangga yang berhasil mendongkrak pemenuhan kebutuhan dalam ekspor mangga Indonesia adalah Arumanis-143.

DAFTAR PUSTAKAAshari, S. 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 482p.Balai Penelitian Tanaman. 2003. Pewarisan Warna Merah Buah Mangga Klon Cukurgondang pada Arumanis-143. Laporan akhir penelitian. Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok.Galleta, G. J. 1983. Pollen and seed Management.In: James, N. M. and J. Janick (eds). Methods in Fruit Breeding. Indiana.Nakasone, H. Y. and R. E. Paull. 1988. Tropical Fruits. CAB International. UK. 445p.Oche, V.A., M. Soule, N. djikman, and C. Werburg. 1991. Tropical. New York. 689 pp.Purnomo, S. 2000. Buku Komoditas Mangga. Balai penelitian Tanaman Buah, Solok. 6 hlm.Verheij, . W. M., S. Sukonthasing, M. Wongrakpanich. 1992.Mangifera indical.Dalam: Verhweij, E. W. M. and R. E. Corenel (eds).