pengembangan buah-buahan

95
1 PDF Compressor Pro

Upload: lamnhi

Post on 13-Jan-2017

286 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Buah-buahan

1

PDF Compressor Pro

Page 2: Pengembangan Buah-buahan

2

PDF Compressor Pro

Page 3: Pengembangan Buah-buahan

3

PDF Compressor Pro

Page 4: Pengembangan Buah-buahan

KATA PENGANTAR

Tanaman buah-buahan merupakan suatu potensi ekonomi

daerah Sumatera Barat yang belum tergali dan termanfaatkan se-

cara maksimal. Dukungan sumberdaya alam dan Rahmat dari Yang

Maha Kuasa ini harus dikelola dengan baik untuk dijadikan sebagai

sumber pendapatan bagi keluarga guna menggapai kesejahteraan

petani. Hal ini telah dilakukan selama bertahun-tahun dan dalam

prosesnya sudah pasti mengalami banyak masalah dan kendala di

balik keberhasilan yang dicapai.

Oleh karena itu, upaya yang telah dilakukan dan hasil yang

telah dicapai dalam memanfaatkan karunia Ilahi tersebut perlu di-

bukukan. Isi buku ini sebagai bukti dari apa yang telah dilakukan

dan diperjuangkan, serta bagaimana hasil yang diperoleh. Selain itu

juga mengemukakan masalah dan kendala yang dihadapi sehing-

ga semuanya bisa memberikan arahan untuk perbaikan masa yang

akan datang. Informasi sederhana ini diharapkan mempunyai man-

faat bagi pembaca dan pemerhati agar umpan balik yang diberikan

bisa digunakan untuk penyusunan program dan terobosan kedepan,

sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pense-

jahteraan petani dapat terwujud.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat,

Ir. Djoni

Pembina Utama Madya

Nip. 19550813 198203.1.012

i

PDF Compressor Pro

Page 5: Pengembangan Buah-buahan

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ........................................................ i

Daftar Isi ................................................................. ii

Daftar Tabel ............................................................ iii

Daftar Gambar ....................................................... iv

I. Pendahuluan ..................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................... 1

1.2 Batasan ................................................ 5

II. Visi & Misi Pembangunan Tanaman Pangan dan

Hortikultura Sumatera Barat ............................... 9

III. Kebijakan dan Program Pengembangan Buah –

Buahan Sumatera Barat (2006 – 2014) ................ 11

3.1 Potensi Tanaman Buah-Buahan ............... 11

3.2 Program dan Terobosan .......................... 12

IV. Keragaan Usaha dan Perkembangan Tanaman

Buah-buahan di Sumatera Barat ......................... 41

4.1 Keragaan Usaha ..................................... 41

4.2 Perkembangan Populasi dan Produksi ........ 44

V. Dampak Pengembangan Tanaman Buah-buahan

Di Sumatera Barat ............................................. 75

5.1 Dampak Ekonomi .................................... 75

5.2 Dampak Teknis ....................................... 78

5.3 Dampak Sosial ........................................ 81

5.4 Dampak Lingkungan ............................... 82

VI. Penutup ............................................................. 83

ii

PDF Compressor Pro

Page 6: Pengembangan Buah-buahan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Sebaran tanaman jeruk dan manggis da-

lam upaya pengembangan kawasan

tanaman buah di Sumatera Barat Periode

2006 – 2014 ............................................ 15

Tabel 3.2 Sebaran tanaman buah-buahan dalam

program perluasan areal Hortikultura di

Sumatera Barat periode 2006 – 2013 ........ 18

Tabel 3.3 Sebaran tanaman buah-buahan dalam

program pemanfaatan lahan pekarangan

di Sumatera Barat Periode 2009 – 2014 ...... 22

Tabel 3.4 Kebun Bibit Buah Nagari (KBBN) tahun 2011 25

Tabel 3.5 Sebaran tanaman buah-buahan dalam

program Pengembangan Buah-Buahan ntuk

Peningkatan pensejahteraan petani di Sumatera Barat

periode2012 – 2014 .................................... 32

Tabel 4.1 Sebaran jenis dan kuantitas buah-buahan

di Sumatera Barat 2007, 2010, 2013 ........ 45

Tabel 4.2 Analisis Investasi Usaha Tani Jeruk/ha di

Koto Tinggi Baso Kabupaten Agam

( prediksi 15 tahun ) ............................... 58

Tabel 5.1 Analisis usahatani jeruk sampai usia 5 ta-

hun petani Kelompok Amanah, Kototinggi

Baso, Kabupaten Agam (2008 – 2013) ...... 79

iii

PDF Compressor Pro

Page 7: Pengembangan Buah-buahan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Buah-buahan import .......................... 1

Gambar 2 Gub Sumbar dan Bupati 50 Kota ke

Kawasan Jeruk gunung Omeh di Kab.

Limapuluh Kota .................................. 2

Gambar 3 Pertanaman pisang di kawasan pisang

Kota Pariaman .................................... 3

Gambar 4 Jeruk Gunung Omeh yang sudah di label 5

Gambar 5 Pisang Buai Tanah Datar ..................... 5

Gambar 6 Buah Manggis komoditi eksport ........... 5

Gambar 7 Alpukat Mega ..................................... 5

Gambar 8 Durian Montong .................................. 5

Gambar 9 Rambutan binjai .................................. 5

Gambar 10 Mangga .............................................. 6

Gambar 11 Salak ................................................. 6

Gambar 12 Sirsak ................................................ 6

Gambar 13 Semangka .......................................... 6

Gambar 14 Jambu Biji ........................................... 6

Gambar 15 Jambu Citra ........................................ 7

Gambar 16 Jambu Jamaika ................................... 7

Gambar 17 Sekolah lapang GAP Jeruk di Kab.

Limapuluh Kota ................................... 12

Gambar 18 Sekolah Lapang GAP Manggis di Kab.

Sijunjung ............................................ 12

iv

PDF Compressor Pro

Page 8: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 19 Bpk. Yanis pemilik PIT Jeruk Gunung

Omeh sekaligus penangkar benih jeruk

Gunung omeh .................................... 14

Gambar 20 Bibit jeruk gunung omeh ..................... 14

Gambar 21 Pembuatan lubang tanam ................... 14

Gambar 22 Penanaman bibit jeruk gunung omeh .. . 14

Gambar 23 Bibit manggis ..................................... 16

Gambar 24 Bibit Pisang jantan di Kota Pariaman ..... 16

Gambar 25 Jeruk gunung omeh yang ditanam di

Pot di lahan pekarangan ...................... 19

Gambar 26 Pemanfaatan lahan pekarangan dengan

Komoditi jeruk di Kota Padang ............. 21

Gambar 27 Distribusi bantuan bibit buah-buahan .... 35

Gambar 28 Penanaman bibit jambu biji Peningkatan

Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat

Pesisir (GPEMP) di Kab. Pasaman Barat .. 35

Gambar 29 Jambu Citra ........................................ 37

Gambar 30 Nangka Mini ....................................... 37

Gambar 31 Jambu biji .......................................... 37

Gambar 32 Sukun Manis ....................................... 37

Gambar 33 Prototipe usaha tani buah-buahan di

kebun campuran di SumateraBarat ...... 42

Gambar 34 Penampilan kebun pisang di Padang

Pariaman dan Tanah Datar ................. 48

v

PDF Compressor Pro

Page 9: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 35 Kunjungan Gubernur Sumatera Barat

dan Bupati Lima Puluh Kota ke kebun

petani jeruk di Koto Tinggi Kecamatan

Gunung Omeh .................................. . 53

Gambar 36 Tampilan kebun jeruk baru dan kebun

jeruk telah menghasilkan di Koto Tinggi

Kecamatan Baso, Kabupaten Agam ...... 55

Gambar 37 Kunjungan Mentri Pertanian Ir. Suswono

didampingi Kepala Dinas Pertanian Tana-

man Pangan Provinsi Sumatera

Barat ke kebun jeruk petani di Koto

Tinggi Kecamatan Baso ..................... . 56

Gambar 38 Pohon Manggis hasil peremajaan dan

Buah manggis dalam lokal serta produk

olahan manggis ................................ . 65

Gambar 39 Pohon tua dan buah durian yang ba-

nyak diperdagangkan hampir di semua

daerah kabupaten/kota di Sumatera

Barat ............................................... . 67

Gambar 40 Penjualan buah markisa disalah satu

Sentra produksi di Kabupaten Solok .... . 68

Gambar 41 Penampilan pohon dan buah alpukat

Di salah satu sentra produksi di kabu-

paten Solok ....................................... . 69

vi

PDF Compressor Pro

Page 10: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 42 Kebun jambu biji dan produk yang di

hasilkan oleh salah seorang petani di

Kabupaten Padang Pariaman ............. . 71

Gambar 43 Sektor informal, pedagang kaki lima

Buah-buahan yang berkembang dan

tersebar hampir disetiap Kabupaten/

Kota di Sumatera Barat ..................... . 77

vii

PDF Compressor Pro

Page 11: Pengembangan Buah-buahan

viii

PDF Compressor Pro

Page 12: Pengembangan Buah-buahan

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah-buahan merupakan salah satu bagian dari kekayaan

Indonesia yang berkembang cukup lambat. Komoditas-komoditas

hortikultura ini sangat banyak terdapat dan berkembang tersebar

hampir di seluruh wilayah nusantara. Sebagai makanan yang

sehat, buah-buahan diperlukan oleh tubuh karena mengandung

berbagai vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh manusia.

Walaupun diakui sebagian dari buah-buahan yang berkembang

tersebut bukan merupakan plasma nutfah asli Indonesia, tetapi

keberadaannya telah menyatu dengan wilayah dan bahkan telah

menjadi sumber pendapatan keluarga dan sebagian masyarakat

Indonesia. Banyak hal yang terdeteksi dan berperan sebagai

penyebab lambatnya perkembangan potensi dan kontribusi buah-

buahan terhadap perekonomian

nasional, tetapi tidak sedikit pula

potensi dan harapan tersebut

yang telah dimanfaatkan dan yang

bisa dibangkit dan dikembangkan.

Salah satu faktor

penghambat yang paling nyata

saat ini adalah serangan buah-

buahan dari luar negeri. Pasar-pasar dan toko-toko serta warung

buah di Indonesia mulai dari wilayah perkotaan sampai ke pedesaan,

dibanjiri oleh berbagai jenis buah-buahan yang berasal dari luar

negeri. Mulai dari apel, anggur, jeruk sunkis, pear sampai kepada

jambu dan lainnya. Keberadaannya telah mengalahkan keberadaan

buah hasil Negara sendiri. Mayoritas konsumen lebih tertarik dan

banyak mengkonsumsi buah-buahan asal impor. Kondisi ini sangat

berkaitan dengan faktor lainnya yaitu kualitas buahan lokal yang

dipasarkan serta persepsi masyarakat Indonesia.

Disadari bahwa, sebagian besar buah impor ini mempunyai

kualitas yang lebih baik dibanding buahan lokal. Mungkin tidak

hanya kualitas buahnya yang lebih baik, tetapi penampilannya juga

Gambar 1. Buah-buahan import

1

PDF Compressor Pro

Page 13: Pengembangan Buah-buahan

lebih menarik. Kulit buahnya berwarna terang, mengkilat, licin dan

merata, begitu juga dengan bentuknya yang lebih seragam dan

menarik. Sementara buah-buahan produk lokal tampilannya kurang

menarik, kadang-kadang bentuknya kusam warnanya pudar dan

tidak seragam. Kenyataan ini mempengaruhi minat konsumen

untuk membeli buah-buahan, walaupun sebagian besar konsumen

mengetahui bahwa ternyata buah-buahan asal luar negeri tersebut

tidak aman dikonsumsi karena mengandung lapisan lilin dan zat

kimia lainnya sebagai bahan pengemas dan pengawet. Jadi wajar

saja kalau secara kasat mata bentuknya lebih cerah, lebih menarik

dan tahan lama.

Disisi lain, tumbuhnya minat konsumen bukan hanya

karena selera atau tampilan buah yang menarik saja, tetapi yang

lebih dominan adalah karena

prestise atau “gengsi”. Kebanyakan

konsumen masih mengutamakan

prestise dibanding kesehatan yang

akan diperoleh atau kemauan

(tekad) membantu pengembangan

buah-buahan daerah sendiri.

Perkembangan ini sudah berjalan

begitu lama dan telah banyak

masukan diberikan oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu

disertai dengan himbauan untuk membeli dan memakan buah-

buahan produk Negara sendiri. Tetapi sejauh ini belum banyak

perkembangan yang terjadi, bahkan ironisnya buah-buahan lokal

semakin tersingkirkan dan buah-buahan impor semakin merajalela

hampir disemua lini, sampai ke warung-warung di pedesaan.

Sangat dibutuhkan komitmen dan perjuangan Pemerintah

dan pihak-pihak terkait untuk selalu mengingatkan para konsumen

untuk lebih mencintai produk negeri sendiri. Himbauan ini bukan

berarti Indonesia anti buah-buahan impor, tetapi paling tidak

konsumen ikut membantu untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat Negara sendiri. Karena dengan membeli buah-buahan

Gambar 2. Gub. Sumbar dan Bupati Lima Puluh Kota ke kawasan jeruk Gunung Omeh di kab. 50 kota

2

PDF Compressor Pro

Page 14: Pengembangan Buah-buahan

dari luar negeri berarti konsumen kiita sudah ikut menyumbang untuk

meningkatkan pendapatan

petani Negara asal buah yang

dikonsumsinya. Komitmen

ini juga harus diikuti dengan

meningkatkan kemampuan

untuk menghasilkan buah-

buahan yang mampu bersaing

dengan produk buah-buahan

dari luar tersebut. Baik dari segi kualitas buah itu sendiri maupun

dari segi tampilan dan kemasannya. Teknologi merupakan kata

kunci untuk meningkatkan daya saing yang sekaligus mampu

meningkatkan nilai tambah demi percepatan pertumbuhan

perekonomian masyarakat Indonesia.

Menyadari kondisi dan perkembangan yang terjadi dewasa

ini, Pemerintah Sumatera Barat jauh-jauh hari sudah mulai

mencanangkan tekad dan menjalankan berbagai upaya untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas buah-buahan, baik

buah-buahan lokal daerah sendiri maupun buah-buahan yang

didatangkan dari daerah lain. Disadari bahwa upaya yang dilakukan

belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diinginkan tetapi paling

tidak hasil yang dicapai cukup menggembirakan karena sudah

bisa memberi kontribusi terhadap perolehan pendapatan keluarga

petani. Dilain pihak sebagian buah-buahan tersebut telah menjadi

primadona buah-buahan lokal dan mulai ikut bersaing dengan

produk buah-buahan asal Negara lain. Contohnya buah Jeruk.

Jeruk yang dihasilkan saat ini telah menjadi salah satu buah

unggulan nasional karena mampu bersaing dan telah menjadi

incaran sebagian konsumen. Harganya pun lebih mahal dibanding

dengan buah sejenis yang berasal dari daerah dan Negara lain.

Jeruk Gunung Omeh telah dilepas sebagai varietas unggul nasional

dan telah menjadi salah satu komoditas unggulan sektor pertanian

Sumatera Barat.

Disamping buah jeruk, buah manggis dan pisang juga telah

Gambar 3. Pertanaman pisang di kawasan pisang kota pariaman

3

PDF Compressor Pro

Page 15: Pengembangan Buah-buahan

ditetapkan sebagai buah unggulan daerah. Keberadaannya saat

ini cukup berarti dan memberi kontribusi yang cukup berarti bagi

petaninya. Begitu juga dengan perkembangan agribisnis daerah,

dimana ketiga buah unggulan telah mampu meningkatkan gerakan

agribisnis daerah. Ketiga buah unggulan ini akan mengawali

kisah sukses perjuangan dalam pengembangan buah-buahan di

Sumatera Barat. Tentu saja tanpa melupakan peran dan kontribusi

serta perkembangan buah-buahan lainnya yang juga telah berperan

dan berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat

dan daerah. buah-buahan lainnya tersebut bisa dikategorikan

sebagai buah andalan dan atau buah harapan yang suatu saat akan

berkembang menjadi buah unggulan. Semuanya akan ditampilkan

dalam buku ini dengan harapan akan memberikan masukan yang

berarti bagi para pembaca, terutama para pemerhati ekonomi dan

para pengusaha. Besar harapan para pembaca dan pemerhati

serta pengusaha dan elemen lainnya, tidak hanya berperan dengan

memberikan masukan yang positif dan membangun tetapi juga ikut

berpartisipasi dalam mengembangkan semua komoditas buah-

buahan yang dimiliki, dalam skala yang lebih luas dan professional.

Kegiatan ini mengemukakan proses dan data hasil

pengembangan komoditas buah-buahan di Sumatera Barat Periode

2006-2014. Dengan adanya buku ini besar harapan diperoleh

berbagai masukan dan solusi untuk lebih mensukseskan gerakan

pengembangan buah-buahan guna peningkatan pertumbuhan

ekonomi masyarakat dan pencapaian kesejahteraan petani.

4

PDF Compressor Pro

Page 16: Pengembangan Buah-buahan

1.2 Batasan

Agar buku yang dihasilkan lebih informatif dan mudah

dipahami maka dilakukan pembatasan kegiatan dan komoditas

yang dikaji. Batasan kegiatan diselaraskan dengan ruang lingkup

dan tahapan yaitu desk study, kajian atau penelusuran lapang

dan penulisan. Sementara untuk komoditas yang dikaji dibatasi

berdasarkan status, fungsi dan peran serta keberadaannya saat ini.

Dalam hal ini ditetapkan tiga kategori komoditas yaitu ;

1. Komoditas unggulan

Yaitu komoditas yang sudah berkembang pada lokasi-lokasi

tertentu, di banyak wilayah

dan mempunyai peran

cukup berarti terhadap

pendapatan petaninya.

Penetapan komoditas-

komoditas unggulan

tersebut bisa juga

berdasarkan kebijakan pemerintah setempat sesuai dengan

dukungan wilayah dan perkembangan komoditasnya. Saat

ini komoditas unggulan yang ditetapkan berdasarkan Surat

keputusan Gubernur untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat

adalah jeruk, manggis dan pisang. Selain ketiga komoditas

tersebut, berdasarkan data statistik, komoditas yang

tergolong unggul adalah durian,markisah, alpukat, pepaya,

rambutan dan sawo.

Gambar 6.Buah manggis komoditi eksporGambar 5.Pisang buai Tanah Datar

Gambar 7.Alpukat Mega Gambar 8.Durian Montong Gambar 9.Rambutan Binjai

Gambar 4.Jeruk Gunung Omeh yang sudah dilabel

5

PDF Compressor Pro

Page 17: Pengembangan Buah-buahan

2.Komoditas Andalan

Merupakan komoditas yang banyak tumbuh dan diusahakan

di suatu lokasi tetapi belum berkembang dan belum mempunyai

kontribusi yang jelas terhadap perolehan pendapatan petaninya.

Komoditas-komoditas ini lebih banyak merupakan komoditas

spesiik lokasi yang banyak tersebar di berbagai lokasi yang sesuai. Komoditas yang dimasukan kedalam kategori ini antara lain ; Sirsak,

mangga, jambu biji, nangka, duku, semangka, sawo dan salak

Gambar 10.Mangga

Gambar 13.Semangka Gambar 14.Jambu Biji

Gambar 11.Salak Gambar 12.Sirsak

6

PDF Compressor Pro

Page 18: Pengembangan Buah-buahan

3. Komoditas harapan

Yaitu komoditas yang bisa diharapkan berkembang

dan berkontribusi terhadap perolehan pendapatan keluarga

dan perkembangan agribisnis daerah. komoditas harapan bisa

merupakan komoditas spesiik lokasi tetapi belum berkembang atau bisa juga merupakan komoditas baru yang diintroduksikan ke

daerah pengembangan baru. Yang tergolong kedalam komoditas

harapan ini antara lain jambu jamaica, jambu air citra, sukun, sirsak,

strawberry, terung pyrus, buah naga, dan lain-lain.

Gambar 15.Jambu Citra Gambar 16.Jambu Jamaika

7

PDF Compressor Pro

Page 19: Pengembangan Buah-buahan

8

PDF Compressor Pro

Page 20: Pengembangan Buah-buahan

II. VISI & MISI PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA SUMATERA BARAT

Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu daerah yang

mempunyai potensi ekonomi yang besar di sektor pertanian,

terutama dalam sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura,

menetapkan visi pembangunan pertaniannya secara arif dan bijak

sesuai dengan dukungan sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia yang dimiliki. Visi yang dianggap paling tepat dan mengarah

pada percepatan pertumbuhan ekonomi daerah menunjang

pertumbuhan ekonomi nasional dari Dinas Tanaman Pangan

dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat adalah “ Terwujudnya

Rumah Tangga Petani yang Sejahtera”. Visi ini selaras dan turut

mendukung pewujudan visi pembangunan sektor pertanian nasional

yaitu “Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang

Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian

pangan, Nilai Tambah, Daya saing, Ekspor dan Kesejahteraan

Petani”.

Dan dalam upaya mewujudkan visi tersebut maka ada enam

misi yang harus dijadikan patokan dalam menetapkan strategi

pembangunan pertanian, yaitu ;

1. Meningkatkan Pemberdayaan Petani

2. Meningkatkan Kompetensi Aparatur

3. Meningkatkan Eisiensi dan Mutu Produksi serta Daya Saing4. Mengembangkan Pertanian Organik dan LEISA

5. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Lokal dan Sarana

Prasarana Pertanian

6. Meningkatkan Kelembagaan Permodalan dan Peluang Pasar

Keenam misi ini telah mengarahkan pengambil kebijakan

untuk menyusun kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian secara

bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan sumberdaya yang

dimiliki.

Khusus untuk pengembangan tanaman buah-

buahan, Pemerintah Sumatera Barat lebih menekankan kepada

pengembangan buah-buahan lokal spesiik lokasi yang mempunyai

9

PDF Compressor Pro

Page 21: Pengembangan Buah-buahan

daya saing dan prospek cerah dalam gerakan agribisnis dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah, seperti jeruk,

manggis dan pisang. Keputusan ini diambil dan dijalankan tanpa

mengabaikan kontribusi dari buah-buahan lain, baik buah nasional

maupun buah lokal yang mempunyai prospek dalam pertumbuhan

agribisnis dan perekonomian masyarakat. Buah-buahan lokal yang

juga prospektif antara lain durian, sawo, jambu biji, semangka,

pepaya, alpukat, dan lain-lain. Sementara buah-buahan nasional

baik yang sudah ada maupun yang baru diintroduksikan antara

lain jambu Jamaica, Jambu Air Citra, Buah Naga dan mangga (asal

jawa).

10

PDF Compressor Pro

Page 22: Pengembangan Buah-buahan

III. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN BUAH-

BUAHAN SUMATERA BARAT (2006-2014)

3.1. Potensi Tanaman Buah-buahan

Melihat perkembangan konsumsi masyarakat dewasa ini,

nampak jelas bahwa komoditas buah-buahan mempunyai peluang

yang besar dan sangat potensial bila dijadikan usaha utama

bagi petani atau masyarakat. Semakin meningkatnya kesadaran

masyarakat akan kesehatan dan keseimbangan pangan dalam

tubuh, membuat permintaan akan buah-buahan semakin meningkat.

Peningkatan permintaan berdampak kepada terbukanya peluang

usaha buah-buahan, sehingga memicu motivasi masyarakat

untuk mengusahakan tanaman buah-buahan secara intensif.

Tarikan sisi hilir ini dengan dorongan sisi hulu perkembangan dan

ketersediaan teknologi serta komitmen aparat, akan mempercepat

proses tercapainya tujuan pembangunan yang direncanakan.

Satu hal lagi yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan kualitas

sumberdaya manusia terkait, baik sebagai pelaku budidaya buah-

buahan maupun sumberdaya manusia penyalur atau pedagang

buah-buahan serta sumberdaya aparat yang membina usaha dan

kelembagaan petani. Program yang efektif dan gerakan terobosan

yang tepat sangat dibutuhkan untuk menggapai itu semua.

Besar harapan bahwa bila semua potensi yang ada digali

dan dapat dikembangkan suatu saat nanti peran dan kontribusi

buah-buahan dalam menggapai kesejahteraan petani akan semakin

besar. Dengan demikian pewujudan visi institusi akan terwujud lebih

cepat sehingga memperlihatkan peran sektor pertanian dalam

pembangunan daerah semakin nyata. Sejalan dengan ini, kedepan

kerjasama dan peran serta sektor lainnya dalam mengembangkan

potensi pertanian yang dimiliki sangat diperlukan dan ditingkatkan.

Utamanya menyangkut peningkatan layanan infrastruktur,

komunikasi dan permodalan. Ketiganya mempunyai peran dan

fungsi yang penting dalam proses pengembangan sektor pertanian.

11

PDF Compressor Pro

Page 23: Pengembangan Buah-buahan

3.2. Program dan Terobosan

Menyadari perkembangan dan potensi buah-buahan dalam

percepatan gerakan agribisnis daerah dan pertumbuhan ekonomi

masyarakat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat selalu berupaya

untuk mengembangkan

potensi buah-buahan yang

dimiliki. Program utama

yang dilakukan secara

berkelanjutan antara lain

alokasi anggaran untuk

pengadaan sarana produksi,

pembinaan budidaya dan

penerapan teknologi,

pembinaan kelembagaan

pendukung, peningkatan

kualitas sumberdaya

manusia serta penggalian

ilmu dan teknologi.

Sarana produksi

yang banyak disediakan

dan dibagikan ke petani

adalah bibit, pupuk kandang

dan pupuk buatan. Alokasi

dan penempatan sarana produksi ini dilakukan sesuai dengan

kondisi daerah berdasarkan kebutuhan dan dukungan wilayah. Bibit

yang diperbantukan merupakan bibit unggul yang spesiikasinya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan.

Disadari memang dalam proses pengadaan dan pembagian ini

masih banyak ditemui kelemahan-kelemahan yang menyebabkan

bantuan yang diberikan tidak bermanfaat secara maksimal.

Kelemahan utama adalah mengenai mutu dan spesiikasi bibit atau pupuk yang sering tidak sesuai dengan permintaan dan harga yang

disepakati. Sistem pengadaan oleh pihak ketiga kedepan akan

diperbaiki agar rekanan bisa memenuhi spesiikasi barang sesuai

Gambar 17.Sekolah Lapang GAP Jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota.

Gambar 18.Sekolah Lapang GAP Manggis di Kabupaten Sijunjung.

12

PDF Compressor Pro

Page 24: Pengembangan Buah-buahan

dengan kontrak dan atau perjanjian kerjasama.

Pembinaan budidaya dan penerapan teknologi dilakukan

melalui pelatihan oleh narasumber yang berkompeten sesuai

dengan kebutuhan, pendampingan lapang oleh petugas lapang

serta diskusi. Semua kegiatan ini dilakukan secara rutin dan

biasanya dipaketkan dengan bantuan sarana produksi yang

diberikan. Dengan demikian, bantuan bibit dan sarana produksi yang

diberikan bisa berdayaguna dan berhasilguna. Sebagian petani

dan petugas ada yang dimagangkan ketempat-tempat usaha buah-

buahan yang lebih maju, diikutkan dalam acara lokakarya, workshop

maupun seminar. Selain itu juga diikutkan dalam iven-iven resmi

lokal, regional, nasional maupun internasional, menyangkut buah-

buahan khususnya dan hortikultura umumnya secara bertahap

dan berkelanjutan. Kegiatan terakhir ini sejalan dengan proses

peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga secara

tidak langsung proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia

juga sudah diterapkan.

Pada dasarnya program dan terobosan yang dilakukan oleh

Pemerintah Sumatera Barat dalam upaya pengembangan potensi

buah-buahan sudah cukup banyak dan hasil yang diperoleh juga

sudah mulai berkembang dan mempunyai dampak yang cukup

signiikan. Mulai dari pengembangan kawasan tanaman buah, perluasan areal hortikultura, sampai kepada fasilitasi buah-buahan

untuk pensejahteraan petani dan bantuan bibit buah-buahan pada

berbagai kegiatan, seperti uraian berikut (2006 - 2014).

13

PDF Compressor Pro

Page 25: Pengembangan Buah-buahan

3.2.1. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah

Salah satu program terobosan yang telah dilakukan secara

bertahap sejak tahun 2006 adalah pengembangan kawasan

tanaman buah. Dalam program ini komoditas yang dikembangkan

adalah manggis dan jeruk. Pilihan komoditas ditetapkan berdasarkan

potensi dan keunggulannya di berbagai daerah kabupaten di Sum.

Barat

Pengembangan dilakukan dengan memberikan bantuan bibit yang

disesuaikan dengan dukungan wilayah. Bibit tanaman manggis

yang telah disalurkan berjumlah 93.000 batang untuk 930 ha lahan

dan bibit jeruk sebanyak 558.400 batang untuk 1.396 ha lahan

(Tabel 5.1.). Daerah pengembangan tanaman manggis mencakup

Kabupaten Sijunjung sebanyak 26.800 batang (268 ha), diikuti oleh

Kabupaten Pesisir Selatan (25.900 batang/259 ha), Kabupaten

Padang Pariaman (18.800 batang/188 ha), Kabupaten Solok

Selatan (10.000 batang/100 ha), Kabupaten Dharmasraya (7.500

batang/75 ha) dan Kabupaten Limapuluh Kota (4.000 batang/40

Gambar 19.Bapak Yanis, Pemilik PIT Jeruk Gunung Omeh, sekaligus penangkar benih

Jeruk Omeh.

Gambar 21. Pembuatan Lobang Tanam.

Gambar 20. Penanaman Benih Jeruk Gunung Omeh

Gambar 22. Bibit Gunung Omeh

14

PDF Compressor Pro

Page 26: Pengembangan Buah-buahan

ha). Keenam daerah ini merupakan daerah sentra produksi manggis yang telah

eksis selama ini.

Bibit jeruk dialokasikan di Kabupaten Agam (213.600 batang/534 ha)

diikuti oleh Kabupaten Lima puluh Kota (160.000 batang/400 ha), Kabupaten

Solok Selatan (124.400 batang/311 ha), kemudian daerah Kabupaten Padang

Pariaman, Tanah Datar, Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok dengan jumlah

pengembangan dibawah 100 ha. Tiga daerah pertama merupakan daerah sentra

produksi dan telah menempatkan komoditas jeruk sebagai komoditas unggul

daerahnya. Daerah lainnya merupakan daerah potensial yang juga sedang giat

mengembangkan usaha tanaman jeruk berkaitan dengan potensi dan kontribusi

hasil tanaman tersebut terhadap perolehan pendapatan masyarakat.

Tabel 3.1. Sebaran Tanaman Jeruk dan Manggis Dala Upaya

Pengembangan Kawasan Tanaman Buah di

Sumatera Barat Periode 2006-2014

Ka-wasan

Tahun

2006

Ha/batang

2007

Ha/batang

2008

Ha/batang

2009

Ha/batang

2010

Ha/btg

2011

Ha/btang

2012

Ha/batang

2013

Ha/batang

2014

Ha/batang

Jumlah

Ha/batang

50 Kota Jeruk 40/16.000 - - 10/4.000 - - 200/80.000 50/20.000 70/28.000 370/148.000

Manggis - 20/2.000 20/2.000 - - - - - - 40/4.000

Solok Selatan

Jeruk 48/19200 - - 20/8000 - 5/2000 108/43.200 50/20.000 56/22.400 287/114.800

Manggis - - - - - - 100/10.000 - - 100/10.000

Padang Paria-man

Jeruk 48/19200 27/10.800 - - - - - - - 75/30.000

Manggis - - - 10/10000 - 8/800 120/12.000 50/5.000 - 188/18.800

Sijunjung Jeruk - - - - - - - - - -

Manggis 48/4800 20/2000 20/2000 20/2000 - - 120/12.000 40/4.000 - 268/26.800

Agam Jeruk 64/25600 45/18.000 - - - - 200/80.000 150/60000 53/21.200 512/204.800

Manggis - - - - - - - - - -

Pessel Jeruk - - - - - - - - - -

Manggis - - - - - - 219/20.900 - 50/5.000 259/25.900

Pasaman Jeruk - 20/8.000 - - - - - - - 20/8.000

Manggis - - - - - - - - - -

Tanah Datar

Jeruk - 30/12.000 - - - - - - - 30/12.000

Manggis - - - - - - - - - -

Kab.

Solok

Jeruk - 16/6.252 10/4000 - - - - - - 26/10.252

Manggis - - - - - - - - - -

Dharmas

raya

Jeruk - - - - - - - - - -

Manggis 75/7500 - - - - - - - - 75/7.500

Total Jeruk 200/80000 138/55200 10/4000 30/12000 - 5/2000 508/203200 250/100000 255/102000 1396/558.400

Manggis 123/12300 20/2000 40/4000 30/3000 - 8/800 659/65900 90/9000 50/5000 930/93.000

Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertanian Prov.Sumbar dan Kabupaten/Kota terkait

15

PDF Compressor Pro

Page 27: Pengembangan Buah-buahan

Dengan peningkatan areal tanam melalui bantuan bibit ini

diharapkan keberadaan dan fungsi tanaman manggis dan jeruk akan

semakin nyata dalam memberikan kontribusi terhadap perolehan

pendapatan masyarakat dan gerakan agribisnis serta pertumbuhan

ekonomi daerah di masa datang. Perkembangan diharapkan mulai

di daerah sentra produksi tepatnya wilayah pengembangan dan

berdampak kepada gerakan agribisnis dan pertumbuhan ekonomi

daerah dan nasional. Skenario ini diharapkan berjalan sedemikian

rupa, sehingga suatu saat nanti peran sektor pertanian akan semakin

nyata, terutama dalam peningkatan pendapatan dan pencapaian

kesejahteraan petani.

3.2.2. Perluasan Areal Hortikultura

Disamping “Pengembangan Kawasan Buah-buahan”, dalam

upaya mempercepat penggalian potensinya untuk kesejahteraan

petani, Pemerintah Sumatera Barat juga mengalokasikan anggaran

untuk pengembangan berbagai buah-buahan potensial melalui

program “Perluasan Areal

Hortikultura”. Program ini

juga telah dijalankan sejak

tahun 2006 dengan fokus

pengembangan melalui

bantuan bibit tanaman

manggis, jeruk, pisang dan

durian (Tabel 3.2).

Tujuan pengembangan

ini jelas sama dan sejalan

dengan program sebelumnya

yaitu untuk meningkatkan

kontribusi tanaman buah-

buahan terhadap perolehan

pendapatan masyarakat

dalam upaya mewujudkan

kesejahteraan petani. Secara

umum program ini sekaligus Gambar 24. Bibit manggis di penangkar manggis Lubuk Minturun

Gambar 23. Bibit Pisang jantan di Kota Pariaman

16

PDF Compressor Pro

Page 28: Pengembangan Buah-buahan

untuk mewujudkan gerakan agribisnis yang dinamis di masa

datang, yang arahnya tertuju kepada pewujudan visi institusi dan

visi pembangunan daerah. Diharapkan dengan program ini, suatu

saat nanti, buah-buahan akan menjadi primadona dan komoditas

unggulan dalam gerakan agribisnis daerah. dengan demikian,

kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan perekonomian

kerakyatan baik daerah maupun secara nasional akan semakin

nyata. Dampak lainnya, dengan kuatnya sektor pertanian, sektor

industri akan semakin maju. Dimana produk pertanian akan sangat

membantu dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan.

Daerah pengembangan buah-buahan dalam program ini

mencakup daerah Kabupaten 50 Kota, Solok Selatan, Padang

Pariaman, Sijunjung, Pasaman, Tanah Datar, solok dan Kabupaten

Pasaman Barat. Dalam program ini, komoditas utama yang

diperbantukan adalah jeruk sebanyak 226.000 batang untuk lebih

kurang 565 ha lahan. Kemudian diikuti manggis sebanyak 27.000

batang untuk 270 ha, pisang sebanyak 30 ha dan durian seluas

10 ha. Kebijakan penetapan jeruk sebagai komoditas utama adalah

mengingat potensinya yang cukup baik, terutama untuk beberapa

daerah tertentu. Suatu saat nanti, program ini akan mengatasi dan

membatasi atau menyaingi komoditas yang sama yang membanjiri

pasar-pasar di Sumatera Barat. Seperti diketahui sejak dua decade

terakhir, komoditas jeruk yang berasal dari Sumatera Utara telah

mendominasi pasar jeruk di banyak daerah termasuk Sumatera

Barat. Sementara Sumatera Barat diketahui sebagai salah satu

daerah yang cukup potensial untuk pengembangan komoditas

jeruk.

17

PDF Compressor Pro

Page 29: Pengembangan Buah-buahan

Tabel 3.2. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Perluasan Areal

Kawasan/

Tahun

2006

Ha/batang

2007

Ha/batang

2008

Ha/batang

2009

Ha/batang

2010

Ha/btg

2011

Ha/btang

2012

Ha/batng

2013

Ha/batang

Jumlah

Ha/batang

50 Kota Jeruk - 30/12000 - - - - - - 30/12.000

Manggis 60/6000 - - - - - - - 60/60.000

Solok Sslatan Jeruk - - - - - - - 20/8000 20/8.000

Padang Pari-aman

Manggis 20/2000 - 50/5000 - - - - 20/2000 90/9.000

Pisang - 30/30000 - - - - - - 30/3.000

Sijunjung Manggis - - - - - - - 20/2000 20/2.000

Agam Jeruk - 30/12000 - - - - - - 30/12.000

Pasaman Jeruk - 30/12000 100/40000 - - 55/22000 - - 185/74.000

Manggis - - - - - - - 10/1000 10/1.000

Durian - - - - - - - 10/1000 10/1.000

Tanah Datar Manggis - - - - - - - 20/2000 20/2.000

Kab.Solok Manggis 20/2000 - - - - - - - 20/2.000

Pasaman Barat Jeruk 50/20000 200/80000 - 50/20000 - - 300/120.000

Total Jeruk - 90/36000 150/60000 200/80000 - 105/42000 - 20/8000 565/226.000

Manggis 100/10000 - 50/5000 - - 50/5000 - 70/7000 270/27.000

Pisang - 30/30000 - - - - - - 30/30.000

Durian - - - - - - - 10/1000 10/1.000

Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan Kabupaten/Kota terkait

Hortikultura di Sumatera Barat Periode 2006-2013

18

PDF Compressor Pro

Page 30: Pengembangan Buah-buahan

Beberapa dekade belakangan, permintaan manggis dari

luar negeri cukup tinggi. Kondisi ini

sudah mengangkat nilai dan harga

buah manggis di pasaran lokal. Petani

mulai bergairah dalam merawat

tanaman manggis, walaupun belum

bisa dikategorikan sebagai usaha

yang intensif. Oleh karena itu, program

pengembangan ini diharapkan bisa

lebih meningkatkan lagi kontribusinya

terhadap pensejahteraan petani di masa datang. Beberapa daerah

sudah bisa dikategorikan sebagai daerah sentra produksi yang

bisa diharapkan sukses dalam pengembangan usaha nantinya.

Contohnya daerah Sijunjung, Kota Padang, Padang Pariaman,

Tanah Datar dan Lima Puluh Kota.

Begitu juga halnya dengan daerah lain, seperti Pesisir

Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, Agam dan hampir semua

daerah di Sumatera Barat, sangat potensial untuk pengembangan

manggis, si ratu buah. Sudah banyak pedagang yang sukses

dalam menjual manggis, tetapi belum banyak petani yang menjadi

kaya karena tanaman manggis. Suatu saat dengan digalakkannya

program pengembangan ini diharapkan manggis tidak hanya

sebagai ratu buah, tetapi juga mampu menjadi primadona buah-

buahan ditinjau dari segi kontribusinya terhadap perekonomian

masyarakat dan daerah.

Potensi durian, juga tidak kalah dibanding jeruk dan

manggis. Bahkan komoditas ini sudah lebih dulu berperan besar

dalam menggerakkan agribisnis buah-buahan di Sumatera Barat.

Bisa dikatakan musim buah durian hampir tidak ada putusnya,

dan kontribusinya terhadap perolehan pendapatan masyarakat

(terutama pedagang) cukup nyata. Dengan disebarnya bibit

durian secara berkelanjutan, diharapkan kontribusinya terhadap

peningkatan sumber pendapatan petani semakin nyata. Diharapkan

suatu saat akan muncul kebun-kebun durian sebagai sumber utama

pendapatan petani, tidak lagi seperti sekarang. Dimana durian hanya

Gambar 25. Jeruk Gunung Omeh yang ditanam di POT lahan pekarangan

19

PDF Compressor Pro

Page 31: Pengembangan Buah-buahan

sebagai tanaman sampingan di kebun campuran atau pekarangan.

Pisang merupakan komoditas lama yang masih tetap

berperan dalam mengisi tambahan pendapatan masyarakat.

Walaupun belum pernah mempunyai masa “jaya” atau masa

“mati”, pisang masih terus berperan dan berkembang. Komoditas

ini pernah mengalami masa surut yang cukup panjang karena

serangan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur fusarium.

Tetapi secara perlahan dan pasti beberapa varietas atau jenis pisang

tertentu masih tetap eksis dan mampu bertahan untuk berkontribusi

terhadap perolehan pendapatan masyarakat. Kedepan komoditas

ini diharapkan kontribusinya akan semakin meningkat dan akan

menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.

3.2.3. Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Lahan pekarangan merupakan salah satu media yang cukup

produktif untuk pengembangan buah-buahan. Walaupun luasannya

terbatas, tetapi dengan jumlah yang banyak, lahan ini pasti sangat

berperan dalam menghasilkan dan memasok buah-buahan untuk

dipasarkan. Dengan demikian, luasan yang sempit bukan berarti,

lahan pekarangan tidak bisa dijadikan media untuk pengembangan

buah-buahan. Kebijakan ini diharapkan merupakan suatu keputusan

yang tepat, apalagi kalau dikaitkan dengan keindahan, keragaman

dan manfaat tanaman di pekarangan. Program ini sekaligus juga

mendukung intensifnya program nasional dalam pemanfaatan

lahan pekarangan yaitu KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari),

yang berfungsi sebagai benteng penguatan ketahanan pangan.

Selama periode tahun 2009-2013, Pemerintah Sumatera

Barat telah mengaokasikan anggaran untuk pengadaan dan

pendistribusian bibit tanaman buah-buahan buat lahan pekarangan

sebanyak 80.400 batang (Tabel 3.3). Bibit yang didistribusikan

adalah durian (37.500 batang), diikuti jeruk (27.000 batang), sirsak

(11.500 batang), strawberry (3.000 batang), salak (900 batang) dan

jeruk nipis sebanyak 500 batang.

Program pengembangan tanaman buah-buahan di lahan

pekarangan merupakan dukungan terhadap pengembangan

20

PDF Compressor Pro

Page 32: Pengembangan Buah-buahan

tanaman buah-buahan sebelumnya yaitu kawasan buah-buahan

dan perluasan areal Hortikultura. Program ini didasarkan atas potensi

lahan pekarangan itu sendiri yang cukup luas bila dijumlahkan dari

sekian banyak pekarangan. Disamping itu, keberadaannya yang

dekat dengan penduduk (pemelihara) diharapkan dapat dipelihara

secara baik dan intensif sehingga bisa memberikan hasil yang

maksimal.

Dengan demikian, tanaman buah-buahan di lahan

pekarangan akan lebih produktif, tidak hanya untuk perolehan

pendapatan keluarga tetapi juga untuk gerakan agribisnis dan

pertumbuhan ekonomi daerah. walaupun jumlah sedikit per

lokasinya, tetapi bila mayoritas pekarangan mengusahakan

tanaman buah-buahan bisa dibayangkan berapa produk yang akan

dihasilkan dan berapa kontribusinya terhadap gerakan agribisnis

dan pertumbuhan perekonomian daerah.

Gambar 26. Pemanfaatan pekarangan dengan komoditas Jeruk di

Kota Padang

21

PDF Compressor Pro

Page 33: Pengembangan Buah-buahan

Tabel 3.3. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Pemanfaatan

Kawasan/ Komoditi 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah

Tahun Batang batang Batang Batang batang batang Batang

50 Kota Sirsak 2.500 - - - - 2.500

Durian - - - - 14.800 14.800

Jeruk - - - - 14.000 2.500 16.500

Kota Padang Jeruk - 5.000 - - - 5.000

Sirsak - 5.000 - - - 5.000

Durian - 0.000 - - 6.500 6.500

Sijunjung Durian - - - 4.500 - 4.500

Agam Sirsak 1.500 - 3.000 - - 4.500

Jeruk - - 3.000 - - 3.000

Tanah Datar Strawberry - - - 3.000 - 3.000

Jeruk - - - - 10.000 10.000

Kabupaten Solok

Durian - - - - 3.000 2.500 5.500

Pesisir Selatan Manggis 2.500 2.500

Pasaman Barat

Jeruk 12.500 12.500

Dharmasraya Durian - - - 4.000 700 4700

Kota Sawah-lunto

Durian - - - 4.000 4.000

Salak - - - 900 - 900

Kota Padang Duiran 2.500 2.500

Kota Pariaman Jeruk Nipis - - - - 500 500

Total Sirsak 3.500 5.000 3.000 - - 11.500

Durian - - - 12.500 22.000 5000 39500

Manggis 2500 2500

Jeruk - 5.000 3.000 - 10.000 15000 33000

Strawberry - - - 3.000 - 3.000

Salak - - - 900 - 900

Jeruk Nipis - - - - 500 500

Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan Kabupaten/Kota terkait

Lahan Pekarangan di Sumatera Barat Periode 2009-2014

22

PDF Compressor Pro

Page 34: Pengembangan Buah-buahan

3.2.4. Kebun Bibit Buah Nagari (KBBN)

Mulai tahun 2011, Pemerintah Sumatera Barat

me”launching” program terobosan baru, yaitu “Gerakan

Pensejahteraan Petani” (GPP). Gerakan ini bertujuan untuk

mempercepat proses pencapaian visi pertanian daerah.

dimana pelaksanaannya tidak hanya oleh instansi pertanian

saja, tetapi mencakup enam instansi yang terkait lainnya.

Program “keroyokan” ini merupakan terobosan pemerintah

dengan mengalokasikan anggaran APBD. Banyak bantuan

dan program yang dijalankan dalam gerakan ini. Gerakan

Pensejahteraan Petani yang dicanangkan oleh Bapak

Gubernur Sumatera Barat merupakan gerakan terpadu

yang diprioritaskan untuk mengentaskan kemiskinan dan

pengangguran masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai GPP

antara lain untuk meningkatkan jam kerja efektif Rumah

tangga petani dari 3,5 jam menjadi paling tidak 8 jam/hari,

melakukan diversiikasi usaha tani secara terpadu minimal menjadi 3 Jenis Usaha, untuk itu Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2011 melalui

Program Gerakan Pensejahteraan petani melaksanakan

kegiatan Kebun Bibit Buah-Buahan Nagari (KBBN).

KBBN ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan pada petani yang telah

biasa membudidayakan tanaman buah menjadi petani

penangkar buah, untuk itu pada kelompok-kelompok tani

GPP sebanyak 62 kelompok tani difasilitasi dengan Dana

masing-masing kelompok sebesar Rp 20 juta yang akan

dimanfaatkan untuk membuat sendiri bibit buah-buahan.

Agar petani tersebut mahir melakukan perbanyakan

bibit buah-buahan, maka sebelum pelaksanaan kegiatan

seluruh petani calon penangkar sebanyak 62 orang ini dilatih

dan dimagangkan terlebih dahulu di Balai Benih Induk (BBI)

Lubuk Minturun.

23

PDF Compressor Pro

Page 35: Pengembangan Buah-buahan

Bibit buah-buahan yang diperbanyak oleh penangkar

KBBN adalah bibit jeruk,jambu biji, duku, mangga, sirsak,

durian, manggis, belimbing, alpokat, sawo, pepeya, srikaya,

dan terung pirus

Bibit buah-buahan yang dihasilkan oleh penangkar

benih KBBN disebarkan secara gratis di kelompok tani

penangkar dan di Nagari GPP, sampai saat ini bibit buah-

buahan yang dihasilkan jeruk 17.800 batang, Jambu biji

128.346 batang, duku 688 batang, mangga 1.450 batang,

sirsak 276.670 btg, durian 3500 batang, manggis 928

batang, belimbing 4.040, Alpokat 530 batang, sawo 330

batang, papaya 5.405 batang, srikaya 1.500 batang, terung

pirus 4.000 batang, rincian per kelompok tani seperti

24

PDF Compressor Pro

Page 36: Pengembangan Buah-buahan

No

Kabupaten/

Kota

Kecamatan

Nagari/

KelurahanKelompok

TaniBibit buah

yang dihasilkan (btg)

1

PasamanTigo Nagari

Binjai

Suka Maju Jeruk 1.500

Jambu biji 1,290

Duku 468

Mangga 250

Sirsak 1,500

Durian 1,500

Manggis 428

Bonjol

Ganggo Mudik

Bandar Gaib

Jambu biji 2,000

Belimbing 1,000

sirsak 2,000

jeruk 2,500

Rao

Taruang-Taruang

Maju Bersama

Jambu biji 2,000

Sirsak 1,000

Padang Gelugur Padang Gelugur

Kami Saiyo

Sirsak 5,000

Jambu biji 2,500

2. Pasaman Barat

Talamau Kajai Karya Bersama Jambu biji 3,676

Sirsak 2,160

Belimbing 740

Luhak Nan Duo Koto Baru Sejahtera II Jambu biji 2,800

sirsak 2,400

belimbing 800

Kinali Kinali Saiyo Sakato sirsak 4,400

Jambu biji 3,000

Pasaman Lingkuang Aua Tunas Harapan Sirsak 5,200

Jambu biji 2,300

Tabel 3.4 Kebun Buah Nagari (KBBN) Tahun 2011

25

PDF Compressor Pro

Page 37: Pengembangan Buah-buahan

3.

Agam

Palembayan IV Koto Palem-

bayan

Kapeh Mandiri Sirsak 5,300

Jambu biji 1,500

Alpokat 530

Jeruk ka-

cang

200

Sawo 330

Pepaya 905

Baso Simarasok Elok Basamo jambu biji 4,000

sirsak 4,500

Lubuk

Basung

Kampuang

Pinang

Bintungan Jaya sirsak 4,000

Jambu biji 2,500

Srikayo 1,500

Canduang Lasi Batang Sikuau Sirsak 3,510

terung pirus 4,000

jambu biji 500

Pepaya 500

Kamang

Magek

Kamang Hilir Mekar Sari Sirsak 3,000

Jambu biji 3,000

Durian 2,000

4. Lima Puluh Kota

Suliki Sungai Rimbang Dagang Saiyo Sirsak 5,000

Jambu biji 3,000

Guguak Guguak VIII Koto Aie Malanteh

Batu

Sirsak 5,000

Jambu biji 2,500

Akabiluru Durian Gadang Maju Jaya Sirsak 7,500

Harau Solok Bio-Bio Bukik Jambu Sirsak 4,500

Jambu biji 3,500

5. Tanah Datar

Pariangan Sungai Jambu Merapi Subur Jeruk nipis 4,500

Sirsak 4,000

Jambu biji 500

Salimpaung Tabek Patah Keluarga Sejati Sirsak 7,800

Lintau Buo Taluak Tani Makmur Sirsak dan 4,500

Jambu biji 3,000

Rambatan Balimbiang Balerong Sari Sirsak 6,400

Batipuh Batipuh Baruh Jeruk Manis Sirsak 4,000

jambu biji 4,000

26

PDF Compressor Pro

Page 38: Pengembangan Buah-buahan

6. Sijunjung

Sijunjung Paru Koto Tangah Sirsak 4,500

Jambu biji 3,000

Kamang Baru Muaro Takung P. Unggeh Saiyo Sirsak 4,000

Jambu biji 3,500

Koto VII Palaluar Riak Sepakat Jeruk nipis 2,500

Jeruk purut 1,500

Pepaya 3,000

IV Nagari Muaro Bodi Sopiang Indah Sirsak 3,500

Jambu biji 3,500

7. Dharmasraya

Sitiung Sitiung Family Agung Sirsak 4,000

Jambu biji

merah

4,000

Pulau Punjuang Sikabau Pugoan Sirsak 8,000

Koto Salak Pulau Mainan Bina Krya

Mandiri

Sirsak 4,000

Jambu biji

mrh

4,000

Koto Baru Sialang Gaung Sido Makmur Sirsak 4,000

Jambu biji 4,000

IX Koto Banai Tunas Muda Sirsak 6,000

8. Solok Selatan

Pauh Duo Alam Pauh Duo Legowo Jambu biji 3,400

Sirsak 3,400

Jeruk 1,200

Sangir Jujuhan Bidar Alam Tuah Saiyo Sirsak 3,850

Jambu biji 2,530

Manggis 500

Durian 220

Jeruk 900

Sangir Jujuhan Lubuk Gdg Timur Mina Tani Ma-

honi

Jambu biji 2,000

Sirsak 6,000

Kt Prk Gadang

Diateh

Pakan Rabaa Supra Mandiri Sirsak dan 5,500

jambu biji 2,000

27

PDF Compressor Pro

Page 39: Pengembangan Buah-buahan

9. Padang Pariaman

2 x 11 Kayu Tanam Anduriang Amanah anak

Ngari Sirsak 7,500

Batang Gasan Malai V Suku Karya Teladan Sirsak 4,000

jambu biji 3,500

V Koto Kp. Dalam Campago Nusa Indah Sirsak 4,000

Jambu biji 2,500

belimbing 1,500

VII Sei Sariak Lareh Nan Pan-

jang

Ampek Saiyo Sirsak 2,500

Jambu biji 2,500

VII Sei. Sariak Sungai Sariak Saiyo Sakato Jambu biji 5,100

Sirsak 2,000

jeruk nipis 1,000

10. Pesisir Selatan

Bayang Koto Barapak Durian Tabah Mangga 1,200

Lengayang Kambang Timur Mandiri Sirsak 8,000

Ranah Pesisir Palangai Tanjung Hara-

pan

Sirsak 8,000

11. Solok

X Koto Diateh Paninjauan Tunas Muda Sirsak 5,000

Hiliran Gumanti Sariak Alahan Tigo Berkat Yakin Sirsak 2,000

Jambu biji 4,000

Hiliran Gumanti Sungai Abu Usaha Maju Sirsak 6,000

Jambu Biji 1,500

Gunung Talang Koto Gaek Guguk Labuah Saiyo Sirsak 3,500

Jambu biji 4,000

pepaya 1,000

12. Kota Padang

Koto Tangah Lubuk Minturun Telaga Biru Sirsak 8,000

Lubuk Kilangan Koto Lalang Saiyo Sirsak 3,600

Jambu biji 3,600

13. Payakumbuh

Payakumbuh

Timur

Padang Alai Sei Baih Sirsak 7,600

Limposi III Nagari Koto Panjang

Dalam

Pdg. Bringin Talao Sirsak 5,000

28

PDF Compressor Pro

Page 40: Pengembangan Buah-buahan

14. Bukittinggi

Aur Birugo Tigo

Baleh

Kubu Tanjuang Harapan I Sirsak dan 6,000

Jambu biji 2,000

Mandiangin Kt.Sa-

layan

Cimpago Guguak

Bulek

Lubuk Berlian Sirsak 2,500

Jambu biji 2,500

15. Solok

Lubuak Sikarah Tanah Garam Minang Saiyo Sirsak 3,000

Jeruk 2,000

Jambu biji 3,000

Tanjuang Harapan Tanjuang Paku Harapan Baru Sirsak 7,000

16. Padang Panjang

Padang Panjang

Timur

Koto Katik Kampung Bodoh Sirsak 3,000

Jambu biji 4,000

Pd Panjang Barat Bukit Surungan Sepakat Barat Sirsak 4,100

Jambu biji 4,100

17. Sawahlunto

Talawi Rantih Taruko Sirsak 7,000

Jambu biji 1,000

Barangin Kolok Nan Tuo Upam Sirsak 5,000

Jambu biji 3,000

Pariaman Timur Sungai Sirah Harapan Sirsak dan 5,000

Jambu biji 2,500

Pariaman Utara Sungai Rambai Saiyo Sirsak 7,950

jambu biji

mrh

50

Total Jeruk 17,800

Jambu biji 128,346

Duku 688

Mangga 1.450

Sirsak 276,670

Durian 3,500

Manggis 928

Belimbing 4,040

Alpokat 530

Sawo 330

Pepaya 5,405

Srikaya 1,500

Terung Pirus 4,000

29

PDF Compressor Pro

Page 41: Pengembangan Buah-buahan

3.2.5. Fasilitasi Bibit Buah-buahan untuk Pensejahteraan

Petani

Gerakan dan program pengembangan buah-buahan tidak

berhenti sampai disitu. Setiap ada terobosan selalu buah-buahan

diikutkan untuk dibagikan kepada masyarakat, agar suatu waktu

tanpa terasa komoditas ini akan memberikan kontribusi terhadap

pemeliharanya. Tidak hanya memberikan hasil untuk dikonsumsi,

tetapi juga akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil

penjualan hasil yang berlebih.

Mulai Tahun 2012 sampai 2014 Program Gerakan

Pensejahteraan Petani dilanjutkan dengan kegiatan Fasilitasi bibit

buah-buahan untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani. Bibit buah-

buahan yang didistribusikan untuk petani di daerah GPP cukup

bervariasi. Ada bibit tanaman introduksi atau tanaman baru yang

dikembangkan dan ada juga bibit tanaman yang sudah berkembang

sejak lama. Tanaman baru yang dikembangkan jambu Jamaica dan

Jambu Citra serta sukun, terung pirus dan jambu biji bagi sebagian

daerah. Sementara tanaman yang sudah eksis sebelumnya adalah

sirsak, durian, jeruk, nangka dan jeruk nipis. Dari tahun 2011

sampai dengan tahun 2014 jumlah bibit yang sudah dibagikan ke

petani di Nagari GPP tidak kurang dari 324.090 batang.

Tanaman yang terbanyak dialokasikan adalah sirsak

(91.150 batang) diikuti oleh jambu biji (70.150 batang), kemudian

sukun (49.980 batang), jambu Jamaica (49.520 batang), jambu

Citra (38.480 batang), durian, nangka, jeruk nipis, belimbing, terung

pirus dan jeruk (Tabel 3.5). semua tanaman ini diharapkan pada

masanya nanti akan berperan cukup besar terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat serta progresif dalam gerakan pertumbuhan

ekonomi daerah, disadari memang bahwa tidak semua tanaman

yang dibagikan akan tumbuh dan berkembang dengan baik, karena

semuanya akan sangat tergantung kepada masyarakat atau petani

pemeliharanya.

Adanya program ini, paling tidak kedepan peran tanaman

buah-buahan dalam mengisi perolehan pendapatan petani dan

masyarakat bisa dijadikan momentum pertumbuhan ekonomi yang

30

PDF Compressor Pro

Page 42: Pengembangan Buah-buahan

dinamis dan berkelanjutan. Apalagi kalau dihubungkan dengan

program lainnya yang lebih dahulu, bersamaan atau Tabel 3.4.

Kebun Bibit Buah Nagari (KBBN) Tahun 2011

Bersamaan atau belakangan, diyakini buah-buahan akan

memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam mengisi pendapatan

daerah. Dengan demikian pewujudan kesejahteraan petani bukan

lagi merupakan sesuatu yang sulit, bahkan sektor pertanian daerah

secara menyeluruh diyakini akan semakin kuat dalam memicu dan

memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berdampak nasional.

31

PDF Compressor Pro

Page 43: Pengembangan Buah-buahan

Tabel 3.5. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Fasilitasi Bibit Untuk

Kab/Kota komoditas2012 2013 2014 Jumlah

Batang batang Batang batang

50 KotaJ.Jamaica 1,160 4,400 5,560

Sirsak 7,480 4,400 13,000 24,880

Sijunjung Jambu biji 480 400 880

J.Jamaica 480 2,400 2,880

Sirsak 1,920 - 1,920

Sukun 4,320 4,400 12,600 21,320

Agam Jambu biji 2,340 4,400 6,740

J.Jamaica 4,100 - 4,200 8,300

J. Citra 460 5,800 6,260

Sirsak 1,500 - 1,500

Sukun 960 - 960

Tanah Datar Jambu Biji - 480 480

J. Citra 5,520 4,400 9,920

Sirsak - 4,400 12,000 16,400

Sukun 480 - 480

Kabupaten Solok Jambu Biji 960 - 960

J. Jamaica - 1,400 8,400 9,800

Sirsak 3,180 8,800 11,980

Sukun 2,040 - 2,040

Dharmasraya J. Jamaica 480 3,600 4,080

J. Citra 480 - 480

Sirsak 480 - 480

Sukun 1,140 3,600 11,400 16,140

Nangka 5,760 - 5,760

Pasaman Barat Jambu Biji 480 4,000 4,480

J. Jamaica 5,460 4,600 10.600

Sirsak 240 - 240

Jeruk 11,400 11,400

Sukun 1,380 - 1,380

Pesisir Selatan J. Citra - 3,200 12,600

15,800

Sukun 7,120 3,200 10,320

Pensejahteraan Petani di Sumatera Barat Periode 2012-2014

32

PDF Compressor Pro

Page 44: Pengembangan Buah-buahan

Pasaman Jambu biji - 2,000 2,000

J.Jamaica 480 6,800 7,280

J. Citra 480 - 480

Sirsak 3,200 3,200

Sukun 2,880 - 2,880

Jeruk - - 11,200 11,200

Solok Selatan Jambu biji - - 6,000 6,000

J.Jamaica 840 - 360 1,200

J. Citra 920 1,680 2,600

Sirsak 840 3,600 4,440

Jeruk 2,400 2,400

Sukun 3,120 3,600 6,720

Padang Pariaman Jambu biji - - 1,000 1,000

J.Jamaica - 4,400 4,400

J. Citra 480 5,600 6,800 12,880

Sirsak 1,440 - 1,440

Sukun 960 4,400 1,000 960

Kota Padang Jambu biji - -

J.Jamaica 1,920 1,800 2,400 6,120

J.Citra - 1,800 1,800

Sirsak 1,220 - 1,220

Sukun 1,440 - 1,440

Ko.Bukittinggi J. Jamaica 1,920 - 2,400 4,320

Kota Payakumbuh Jambu biji - -

J.Jamaica 2,400 2,400

J. Citra 960 1,600 200 2,760

Sirsak 1,920 - 1,920

Sukun 960 - 960

Kota Solok Jambu biji 260 - 260

J.Jamaica 2,880 400 2,400 5,680

Sirsak 700 400 1,100

Kota P.Panjang J. Citra 700 - 700

Sirsak 1,220 - 1,220

Kota Sawahlunto Jambu biji - -

Jamaica 2,400 2,400

J.Citra - 800 800

Sirsak

Sukun 2,880 800 3,680

33

PDF Compressor Pro

Page 45: Pengembangan Buah-buahan

Kota Pariaman Jambu Biji - -

Jambu Citra - 3,600

600

4,200

J.Jamaica 1,800

1,800

Sirsak - -

Total

Jambu biji 4,520 15,280 20,000 39,800

J.Jamaica 19,720 29,800 25,000 74,520

J. Citra 10,000 28,480 25,000 63,480

Sirsak 25,000 24,800 25,000 74,800

Sukun 29,980 20,000 25,000 74,980

Jeruk G.O 25,000 25,000

Nangka 5,760 - 3,800 9,560

Total 94,980 118,360 148,800 362,140

Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar

dan Kabupaten/Kota terkait

34

PDF Compressor Pro

Page 46: Pengembangan Buah-buahan

3.2.6. Fasilitasi Bibit Buah-buahan untuk Gerakan

Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir (G-PEMP)

Disamping empat program diatas, Pemerintah Sumatera

Barat juga telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan

tanaman buah-buahan melalui “Fasilitasi Bibit untuk Gerakan

Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Walaupun tidak

sebesar program-program terdahulu, paling tidak program ini

diharapkan mampu membantu perbaikan ekonomi masyarakat

yan bermukim di wilayah pantai atau pesisir. Program ini baru

dilaksanakan mulai tahun 2012, dimana telah dialokasikan bibit

sirsak sebanyak 15.000 batang pada tahun 2012 dan ditambah

5.000 batang lagi pada tahun 2013. Bibit lain yang telah dibagikan

adalah jambu biji sebanyak 5.000 batang dan buah naga sebanyak

2.000 batang, semuanya dilakukan pada tahun 2012, Tahun 2013

sirsak 10.000 btg dan tahun 2014 sirsak 5.000 batang.

Besar harapan masyarakat pesisir yang umumnya lebih

akrab dengan laut, juga ikut berperan untuk mengusahakan lahan

yang berada disekitar pemukimananya dengan tanaman buah-

buahan. Pemilihan komoditas yang dibagikan, disesuaikan dengan

habitat tanaman itu sendiri, dengan harapan dapat tumbuh baik

dan berkembang. Suatu saat nanti, disamping menghasilkan ikan,

masyarakat pesisir juga akan berperan dalam memasok kebutuhan

masyarakat akan buah-buahan.

Gambar 27.Distribusi Bantuan Bibit Buah-buahan Gambar 28. Penanaman bibit jambu biji peningkatan pensejahteraan dan ekonomi masyarakat pesisir

(GPEMP) di Kab. Pasaman Barat

35

PDF Compressor Pro

Page 47: Pengembangan Buah-buahan

3.2.7. Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Berbagai Kegiatan

3.2.7.1. Bantuan bibit buah-buahan pada Gerakan Perempuan

Tanam dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan

Kesehatan Keluarga

Seperti diungkapkan sebelumnya, komitmen Pemerintah

Sumatera Barat terhadap pengembangan tanaman buah-buahan

tidak main-main dan asalan saja. Lima program diatas masih

dianggap belum cukup untuk menggebrak potensi komoditas-

komoditas potensial ini. Oleh karena itu disetiap kesempatan dan

setiap iven, Pemerintah selalu mengalokasikan anggaran untuk

pengadaan bibit buah-buahan, baik yang bersifat lokal maupun

kedaerahan.

Pada tahun 2008, pada acara Gerakan Perempuan Tanam

dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Keluarga

yang dicanangkan oleh Ibu Negara secara Nasional serentak pada

tanggal 1 Desember 2008, untuk Sumatera Barat dilaksanakan

di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman,

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

mendistribusikan bibit buah-buahan berupa bibit sukun sebanyak

600 batang, bibit Jambu Air sebanyak 360 batang, Bibit Rambutan

Binjai sebanyak 400 batang, bibit Rambutan Rapiah sebanyak

348 batang dan bibit mangga harum manis sebanyak 300 batang,

yang dibagikan di 7 (tujuh) korong yaitu Korong Tanjung Basung I,

Korong Kabun, Korong Kampung Apar, Korong Salisikan, Korong

Kaliek, Korong Pasar Usang, Korong Tanjung Basung II dan Korong

Kali Air Nagari Sungai Buluh Kecamatan Anai Kabupaten Padang

Pariaman.

Dari hasil evaluasi ke lapangan 600 batang bibit sukun

hidup 435 batang dan saat ini 200 batang telah menghasilkan,

Jambu air 360 batang, telah menghasilkan 250 batang, Rambutan

700 batang, hidup 425 batang dan telah menghasilkan 50 batang,

dan mangga dari 399 batang hanya hidup 100 batang dan saat ini

50 batang telah menghasilkan.

Dari hasil pembicaraan dengan Wali Korong Tanjung Basung

I Bapak Syahrial dari semua komoditi yang dibantu tersebut cocok

dan 90 % menghasilkan hanya komoditi mangga yang kurang baik

pertumbuhannya dan banyak yang mati.

36

PDF Compressor Pro

Page 48: Pengembangan Buah-buahan

3.2.7.2 Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Iven Saka Taruna Bumi

Komitmen Pemerintah Sumatera Barat terhadap

pengembangan tanaman buah-buahan sangat besar sehingga

setiap kesempatan dan setiap iven Pemerintah Propinsi Sumatera

Barat selalu mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bibit

buah-buahan, baik yang bersifat lokal maupun kedaerahan.

Pada tahun 2012, disaat iven Saka Taruna Bumi di Kota

Padang. Pemerintah Sumatera Barat menyediakan bibit Jambu

Kristal sebanyak 2.000 batang dan bibit sarikaya sebanyak 2.000

batang yang dibagi-bagikan kepada masyarakat di Kota Padang.

3.2.7.3. Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Iven Hari Pangan

Sedunia

Komoditas yang sama (jambu Kristal dan Srikaya) juga

dibagikan kepada masyarakat Sumatera Barat yang berkunjung ke

kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS), masing-masing sebanyak

2.500 batang. Semua bibit ini dibagikan secara gratis dengan

harapan masyarakat penerima akan memeliharanya dengan baik

sehingga bisa memberikan hasil untuk mereka sendiri.

3.2.7.4 Bantuan Bibit Buah-buahan untuk Masyarakat Sumatera

Barat melalui pembagian bibit buah-buahan (di GOR

Haji Agus Salim, Padang Panjang, PKK Kota Padang, dll

Bibit buah-buahan banyak diminati oleh masyarakat,

untuk itu Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov Sumatera Barat

pada tahun 2014 ini juga memfasilitasi

masyarakat Kota Padang, Kota Padang

Panjang dan PKK Kota Padang berupa

bibit sirsak, Jambu biji dan sukun dengan

Gambar 29. Jambu CitraGambar 30. Nangka Mini

Gambar 32. Jambu Biji

Gambar 31. Sukun Manis

37

PDF Compressor Pro

Page 49: Pengembangan Buah-buahan

jumlah sebanyak 1.000 batang dan saat ini baru ditanam.

Kesimpulan secara menyeluruh dapat dikemukakan bahwa

dari tahun 2006-2014, jumlah bibit tanaman buah-buahan yang

telah dibagikan sebanyak 1.879.320 batang. Berdasarkan laporan

dari lapang saat ini tanaman hidup dan berkembang baik sebanyak

1.062.418 batang, sebagian kecil sisanya mati, Dari sekian

banyak tanaman yang hidup, 73.326 batang diantaranya sudah

menghasilkan. Dari angka ini bisa diperkirakan besarnya rupiah

yang telah dan akan dihasilkan. Pada bab berikutnya sebagai

gambaran umum dikemukakan kontribusi dari sebagian tanaman

buah-buahan di berbagai tempat di Sumatera Barat. Yang pasti

kedepan, kontribusi tanaman hortikultura ini, akan semakin nyata

dan sangat besar perannya dalam gerakan dan pertumbuhan

agribisnis dan perekonomian masyarakat. Besar harapan, buah-

buahan akan memberikan peran yang signiikan dalam mewujudkan kesejahteraan petani Sumatera Barat.

Dampak nyata pengembangan buah-buahan tidak

hanya sebatas pada perkembangan agribisnis dan peningkatan

pendapatan daerah saja, tetapi juga berdampak pada pelestarian

lingkungan, pengkayaan ragam tanaman dan sumber pendapatan,

keindahan wilayah, pertumbuhan industri dan perangsang

aktivitas pembangunan daerah, utamanya dalam pengembangan

infrastruktur.

Disamping pengadaan dan pendistribusian bibit buah-buahan,

sebagai pendukung gerakan tersebut juga telah dialokasikan

anggaran untuk pembinaan kelembagaan yang dilakukan secara

rutin dan berkelanjutan setiap tahun. Kadang-kadang kegiatan ini

disejalankan dengan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya

manusia, melalui pelatihan, pengawasan dan bimbingan

berkelanjutan. Jambu Kristal yang sudah mulai berbuah dari bibit

yang disebarkan di kota Padang

38

PDF Compressor Pro

Page 50: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 32. Jambu Biji

39

PDF Compressor Pro

Page 51: Pengembangan Buah-buahan

40

PDF Compressor Pro

Page 52: Pengembangan Buah-buahan

IV. KERAGAAN USAHA DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

BUAH-BUAHAN DI SUMATERA BARAT

4.1 Keragaan Usaha

Sampai saat ini, Sumatera Barat masih mengandalkan

sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan mayoritas

masyarakatnya. Disamping tanaman perkebunan, kontribusi

tanaman pangan dan hortikultura cukup dominan dalam mengisi

perolehan pendapatan daerah. mulai dari tanaman padi, jagung,

berbagai sayuran dan buah-buahan serta sebagian tanaman hias.

Tanaman buah-buahan yang sangat menonjol

perkembangannya dewasa ini diantaranya adalah jeruk, manggis,

pisang, sirsak, dan durian. Selain itu peran buah-buahan yang

lain seperti jambu biji, Jambu Jamaica, Jambu Air Citra, Sukun,

Stroberry, Salak, Sawo, markisah, pepaya, buah naga juga sudah

mulai meningkat. Ditunjang oleh mangga dan duku dari daerah lain,

buah-buahan ini sudah mulai memperlihatkan kemampuan dan

kapasitasnya sebagai pesaing dari buah-buahan luar negeri yang

membanjiri pasar-pasar tradisional dan pasar swalayan di berbagai

daerah Sumatera Barat.

Secara umum, disadari bahwa belum banyak komoditas

buah-buahan yang menjadi pilihan sebagai sumber pendapatan

yang utama bagi masyarakat. Komoditas ini kebanyakan masih

berfungsi sebagai usaha sampingan atau komoditas tambahan bagi

petani atau rumah tangga. Tanaman buah-buahan lebih banyak

diusahakan dalam sebuah kebun campuran. Dimana didalamnya

secara intensif diusahakan tananam lain sebagai sumber utama

pendapatan. Kebanyakan petani lebih mengutamakan komoditas

pangan dan atau sayuran tertentu sebagai sumber utama

pendapatan keluarga. Kenyataan ini merupakan sesuatu yang

lumrah, karena kebutuhan akan bahan pangan dan sayuran jauh

lebih tinggi dan konsisten, bahkan cenderung meningkat dibanding

dengan peningkatan permintaan akan buah-buahan. Tetapi

perkembangan jumlah manusia yang seiring dengan peningkatan

41

PDF Compressor Pro

Page 53: Pengembangan Buah-buahan

pengetahuan akan kesehatan serta membaiknya perekonomian,

secara perlahan juga berpengaruh kepada permintaan akan buah-

buahan sebagai bahan pangan tambahan penyeimbang dalam

tubuh. Sehingga potensi komoditas buah-buahan sebagai sumber

utama pendapatan mulai jadi perhatian dan pilihan.

Tidak hanya sebagai pengaruh dari pertumbuhan jumlah

penduduk, tetapi program pengembangan buah-buahan yang intens

dilakukan telah merubah persepsi petani terhadap tanaman buah-

buahan. Tanaman yang tadinya hanya sebagai tanaman pekarangan

atau tanaman yang tumbuh liar dan sering tidak diperhatikan,

sekarang sudah mulai dipelihara dan diusahakan secara baik oleh

beberapa petani. Tanaman ini ternyata mampu memberi kontribusi

yang nyata pada perolehan pendapatan keluarga petani.

Banyak petani sudah mulai merintis dan mengembangkan

tanaman buah-buahan secara serius dengan investasi yang cukup

besar serta penerapan teknologi sesuai dengan tuntutan tanaman.

Usaha yang dilakukan sudah bergerak kearah usaha komersial,

tidak lagi hanya sekedar menanam dan menunggu untuk mengambil

hasilnya. Bahkan ada sebagian petani sudah mengusahakan

kebun buah-buahan dalam skala yang cukup luas, jauh lebih luas

dibanding usahatani padi, jagung, ubi ataupun sayuran sebagai

sumber utama pendapatan.

Gambar 33. Prototipe usaha tani buah - buahan di kebun campuran di Sumatera Barat.

42

PDF Compressor Pro

Page 54: Pengembangan Buah-buahan

Beberapa usaha buah-buahan yang saat ini mulai berkembang

diantaranya;

1. Pertanaman Sirsak yang dilaksanakan pada tahun 2009 di pekarangan

oleh masyarakat Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten

Lima Puluh Kota yang awalnya menerima bantuan bibit sirsak

sebanyak 2.500 batang, saat ini sirsak tersebut telah berproduksi,

sehingga masyakat nagari batu batang saat ini disamping sirsak

dikonsumsi sendiri, juga sudah menjual buah sirsak, untuk peningkatan

pendapatan keluarga

2. Beberapa kebun stroberry yang telah berkembang di Kecamatan X

Koto Kabupaten Tanah Datar, yang awalnya dilaksanakan tahun

2012 dilaksanakan Demplot Stroberry sebanyak 3.000 batang di

samping Pasar Sayur segar di Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto,

melihat keberhasilan demplot stroberry tersebut banyak petani sekitar

ikut membudidayakan stroberrry dimaksud karena harga jual yang

menjanjikan (1 kg Rp. 60.000,-).

3.Beberapa kebun durian yang dikembangkan oleh pengusaha dan

petani di Kabupaten Dharmasraya dan di Kabupaten Sijunjung. Luas

usaha berkisar antara 2 – 10 ha. Bahkan satu petani ada yang sudah

mengembangkan kebun durian mendekati 20 ha, sebagian sudah mulai

berbuah. Begitu juga halnya di Sijunjung, beberapa kebun durian dan

manggis (1-5 ha), kebun jambu biji di Padang Pariaman dan Padang

(3-8 ha), dan yang banyak berkembang saat ini adalah kebun jeruk

yang tersebar diberbagai kabupaten dan kota seperti Kabupaten Lima

Puluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten

Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat,

Kota Padang, Kota Pariaman dan daerah lainnya. Luasan usahatani

jeruk berkisar antara 0,25 – 5 ha per petani, melihat keberhasilan

pertanaman durian tersebut maka pada tahun 2012 banyak kelompok

tani ingin mengembangkan durian, untuk itu pada tahun 2012 telah

dibantu bibit durian untuk masyarakat Kabupaten Dharmasraya

sebanyak 8.000 batang. Kabupaten Sijunjung (9.000 batang) dan Kota

Sawahlunto sebanyak 8.000 batang.

4. Beberapa kebun jambu biji di Kabupaten Padang Pariaman yang

bermula dari kebun H. Zahari Zakaria mengembangkan usaha budidaya

jambu biji. Usaha tersebut ternyata mampu menghasilkan pendapatan

cukup tinggi buat petani. Kalau usaha pertanian ini dilakukan dengan

sungguh-sungguh petani bisa sejahtera. Ini dibuktikan dengan usaha

43

PDF Compressor Pro

Page 55: Pengembangan Buah-buahan

budidaya jambu biji pak haji ini, dia dapat menghasilkan Rp 10

juta per minggu, jambu biji milik H. Zahari Zakaria, ARIZA FARM

di Korong Limpato, Nagari Sungai Sariak, Kabupaten Padang

Pariaman tidak hanya menghasilkan pendapatan, usaha

tersebut juga mampu membuka lapangan kerja untuk warga

sekitar. ‘Hebatnya pak haji juga telah mempekerjakan 15 orang

perhari dengan gaji

Rp 50 ribu perhari ini membuktikan bahwa usaha pertanian bisa

mensejahterakan petani.

5.Usaha kebun buah-buahan lainnya yang sudah berkembang

adalah usaha buah naga di Padang dan Padang Pariaman,

kebun salak di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman,

Kabupaten Pasaman Barat, Kota Bukittinggi dan Padang

Panjang. Tidak kalah pentingnya, tanaman sirsak, sukun dan

belimbing juga sudah diusahakan petani secara luas sebagai

sumber perolehan pendapatan. Sementara buah-buahan lainnya

seperti durian, rambutan, alpukat, sawo,nangka, mangga dan

pepaya sudah lebih dulu dikembangkan, hampir disemua daerah.

Kondisi ini merupakan suatu kemajuan bagi sektor

pertanian daerah, khususnya subsektor hortikultura. Potensinya

untuk mengisi perolehan pendapatan masyarakat cukup tinggi,

begitu juga perannya dalam mengisi pendapatan daerah.

berdasarkan data statistik, di Sumatera Barat saat ini berkembang

lebih kurang 20 komoditas buah-buahan dengan sebaran yang

berbeda pada setiap daerah, tergantung dukungan sumberdaya

alam dan preferensi petaninya (Tabel 4.1).

4.2 Perkembangan Populasi dan Produksi

Bercermin kepada kondisi lapang, nampak jelas pesatnya

kemajuan usaha tanaman buah-buahan tingkat petani. Hampir

semua lahan yang tersedia dan atau lahan terlantar telah

diusahakan dengan menanam tanaman buah-buahan. Tidak

hanya lahan pekarangan, lahan tegalan dan kebun campuran

yang diintensifkan sebagai lahan kebun buah-buahan, tetapi

juga lahan terlantar seperti lahan pinggiran jalan dan bantaran

44

PDF Compressor Pro

Page 56: Pengembangan Buah-buahan

kali juga dimanfaatkan. Tanaman yang banyak diusahakan pada

lahan pinggiran dan pekarangan adalah sirsak, jambu biji, mangga,

belimbing dan lainnya. Perkembangan ini semakin menjelaskan

bahwa tanaman buah-buahan telah mulai menjadi pilihan bagi

masyarakat. Pilihan untuk mendapatkan hasil buahnya dan juga

pilihan untuk mendapatkan nilai jual buahnya sebagai salah

satu sumber pendapatan baru. Data statistik pada Tabel 4.1,

memperlihatkan dan menjelaskan perkembangan tanaman buah-

buahan sejak tahun 2007.

Tabel 4.1. Sebaran jenis dan kuantitas buah-buahan di Sumatera Barat 2007,

No Komoditas 2007 2010 2013

Tanam baru (btg,

rpn)

Jumlah akhir tahun (btg, rpn)

produksi (ton)

Tanam baru(btg,

rpn)

Jumlah akhir tahun (btg, rpn)

produksi (ton)

Tanam baru (btg,

rpn)

Jumlah akhir tahun (btg, rpn)

produk-si (ton)

1 Alpukat 17.370 536.559 21.024 49.423 565.431 29.456 12.049 581.445 40.968

2 Belimbing 849 17.725 283 953 15.854 505 1.151 15.650 574

3 Duku/L.sat 5.165 194.673 9.619 15.546 208.667 441 1.363 202.831 4.383

4 Durian 42.085 1.157.297 36.802 37.428 1.215.883 22.112 28.330 1.395.356 54.958

5 Jambu biji 2.687 62.689 712 3.578 59.314 1.473 11.768 98.228 2.505

6 Jambu air 1.968 120.021 1.926 1.643 76.261 3.013 20.176 100.290 2.067

7 Jeruk 130.147 1.554.458 20.449 56.824 1.564.842 31.615 134.009 1.674.140 37.726

8 Jeruk besar 318 7.433 47 202 7.144 124 132 7.029 213

9 Mangga 11.505 247.990 4.208 12.266 264.683 7.309 4.722 273.500 7.740

10 Manggis 39.286 566.246 18.364 10.276 617.309 4.092 50.034 768.549 11.952

11 Nangka/C 4824 151.780 4.999 6.105 166.974 7.145 6.129 172.421 7.621

12 Nanas 13.223 151.780 660 17.494 224.048 507 3.331 122.895 308

13 Papaya 49.002 251.329 5.944 35.406 309.806 8.985 90.727 640.085 15.569

14 Pisang 426.867 3.906.461 62.129 361.806 3.961.345 100.524 113.911 3.633.520 126.335

15 Rambutan 12.882 897.690 25.380 5.412 826.145 8.662 2.927 723.720 18.255

16 Salak 13.401 360.943 2.594 2.808 304.118 2.993 1.720 250.526 2.166

17 Sawo 4597 137.395 13.062 3.054 140.355 11.762 1.508 140.237 9.910

18 Markisah 16.626 1.526.471 91.066 3.972 1.387.020 114.930 2.749 1.248.449 103.520

19 Sirsak 1007 14.561 180 18.329 38.303 304 30.053 138.388 767

20 Sukun 511 14.345 97 552 14.696 287 18.552 43.214 448

Sum Bar 1.254.301 12.355.490 244.341 682.965 11.948.288 357.239 814.196 13.231.978 468.061

Sumber : Diolah dari Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat Tahun 2007, 2010 dan 2012

2010 dan 2013

45

PDF Compressor Pro

Page 57: Pengembangan Buah-buahan

Secara menyeluruh untuk wilayah Sumatera Barat, jumlah

populasi dan produksi komoditas-komoditas buah-buahan tersebut

kelihatan menurun sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 (Tabel

4.1.). Berat dugaan bahwa penurunan ini terjadi karena banyaknya

tanaman yang mati karena umur yang sudah sangat tua. Mayoritas

tanaman buah-buahan yang berkembang sebelumnya merupakan

tanaman peninggalan orang tua. Kebanyakan dari tanaman

tersebut sudah berumur tua dan tidak produktif lagi. Kenyataan ini

menunjukan bahwa langkah peremajaan yang dilakukan sangat

lambat dan sangat sedikit sehingga tidak bisa mengimbangi angka

kematian tanaman tua dan kerusakan sebagai akibat dari serangan

hama dan atau penyakit serta penebangan dan alih fungsi lahan.

Kondisi diatas menyatakan bahwa sebelumnya telah

terjadi kelalaian dalam kegiatan peremajaan. Kelengahan ini

menyebabkan terjadinya penurunan populasi dan produksi yang

cukup memprihatinkan secara berkelanjutan. Tetapi kondisi

dan kelemahan tersebut, telah diantisipasi jauh sebelumnya

dengan menetapkan kebijakan dan alokasi anggaran untuk lebih

mengintensifkan program dan kegiatan pengembangan tanaman

buah-buahan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan

diperoleh hasil yang signiikan, yang akan dibuktikan tidak hanya oleh perkembangan populasi dan produksi saja tetapi juga akan

dicirikan oleh perkembangan agribisnis dan pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang lebih cepat serta berbagai dampak lainnya yang

dinamis.

Komoditas Unggulan

Data statistik pada Tabel 4.1 diatas, menjelaskan bahwa ada

beberapa komoditas yang sudah berkembang dengan jumlah yang

menonjol dan produksi yang cukup tinggi. Komoditas-komoditas

yang telah berkembang dan mampu memberikan kontribusi yang

nyata terhadap pendapatan dan perkembangan agribisnis daerah

tersebut dapat digolongkan sebagai komoditas unggulan. Sementara

komoditas lapis keduanya dengan populasi dan perkembangan

yang lebih rendah, dikategorikan kedalam komoditas andalan. Dan

46

PDF Compressor Pro

Page 58: Pengembangan Buah-buahan

komoditas lapis ketiga yang perkembangannya dibawah komoditas

andalan serta komoditas-komoditas baru yang diintroduksikan

dimasukan kedalam kategori komoditas harapan.

Data tahun 2017 – 2012 diatas, menyimpulkan bahwa

ada enam komoditas yang bisa dikategorikan sebagai komoditas

unggulan, yaitu pisang, jeruk, markisah, durian, rambutan dan

manggis. Komoditas lapis kedua atau bisa juga kita kategorikan

sebagai komoditas andalan adalah alpukat, pepaya, mangga, salak,

duku/ langsat, nangka dan sawo Komoditas lainnya yang termasuk

kategori komoditas harapan yang suatu saat nanti akan meningkat

statusnya menjadi komoditas andalan ataupun unggulan, adalah

jambu air, belimbing, nenas, jambu biji, sirsak, sukun dan jeruk

besar. Berikut diuraikan keragaan dan perkembangan beberapa

komoditas yang sedang berkembang di Sumatera Barat dewasa ini.

Pisang. Pada tahun 2012, jumlah populasi tanaman pisang

mencapai 3.764.801 batang dan produksi sekitar 137.347 ton.

Artinya, komoditas ini telah banyak dipelihara dan dikembangkan

oleh masyarakat Sumatera Barat. Lahan usaha tersebar pada lahan

kering berupa pekarangan, lahan tegalan, ladang dan pinggiran lahan

perkebunan serta lahan-lahan kosong pinggir jalan atau pinggiran

sawah. Produk yang dihasilkan lebih banyak digunakan sebagai

buah segar untuk konsumsi. Disamping itu, masyarakat juga sudah

mulai mengolah buah pisang untuk menghasilkan makanan dalam

bentuk lain seperti pisang goreng, pisang rebus (khusus pisang

jantan mempunyai rasa spesiik dan sudah diusahakan sejak lama) dan kue-kue lainnya dengan bahan utamanya pisang.

Saat ini, secara umum komoditas pisang telah mampu

memberikan kontribusi yang besar dalam mengisi perolehan

pendapatan masyarakat. Kontribusi ini akan semakin meningkat

sejalan dengan semakin tergalinya berbagai potensi yang ada pada

komoditas ini dengan meningkatkan nilai tambahnya. Nilai pisang

tidak hanya dari buah segar tetapi lebih potensial sebagai bahan

baku industri berbagai produk. Baik produk kosmetik, obat-obatan

47

PDF Compressor Pro

Page 59: Pengembangan Buah-buahan

maupun industri pangan. Potensi yang paling besar saat ini adalah

dalam industri pangan.

Daerah sentra produksi pisang saat ini berada di Kabupaten

Padang Pariaman (2012 ; populasi 642.015, produksi 14.644

ton) diikuti oleh Kabupaten Pasaman Barat (2012 ; populasi

474.368, produksi 21.031), Kabupaten Lima Puluh Kota (2012

; populasi 466.978, produksi 13.513 ton), Pesisir Selatan (2012

; populasi 432.537, produksi 16.217 ton), Agam (2012 ; populasi

391.579, produksi 24.679), Tanah Datar (2012 ; populasi 312.842,

produksi 9.363 ton), Kabupaten Solok, Pesisir Selatan dan Kota

Pariaman (2012 ; populasi 156.589, produksi 4.725 ton). Dalam

perkembangannya, hampir semua daerah mengalami penurunan

populasi dan produksi. Hal ini terjadi karena wabah penyakit yang

menyebabkan penurunan minat petani untuk memelihara tanaman

pisang.

Usahatani pisang yang lebih maju dan berkembang telah

dilakukan oleh petani di Kota pariaman, Kabupaten Padang

Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten

Tanah Datar. Para petani sudah mememelihara tanaman pisang

dalam sebuah kebun yang tertata dengan baik, ada juga yang

mengusahakan pisang diantara tanaman kelapa seperti di Kota

Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, pisang sebagai

tanaman pelindung atau integrasi dengan kakao, pisang integrasi

dengan tanaman pangan dan sebagian juga sudah ada yang

mengembangkan kebun pisang monokultur seperti di Tanah Datar

dan Agam.

Gambar 34. Penampilan kebun pisang di Padang Pariaman dan Tanah Datar

48

PDF Compressor Pro

Page 60: Pengembangan Buah-buahan

Bila satu KK tani memiliki tanaman pisang lebih dari 20

rumpun, mereka bisa menikmati hasil sebesar Rp 150.000

sampai Rp 300.000 setiap bulannya. Hasil ini bisa lebih tinggi bila

tanaman dipelihara dengan baik menggunakan teknik budidaya

sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Begitu juga halnya dengan upaya pengembangan jenis

dan volume usaha pisang. Industri yang berkembang sekarang

(terutama di Tanah Datar, Pariaman dan Bukittinggi) masih dalam

skala industri rumah tangga. Belum nampak perkembangan kearah

industri kecil atau menengah, walaupun permintaan pasar akan

produk olahan pisang cukup bagus. Kelemahan utama adalah

karena kurang kuatnya penguasaan modal, sementara untuk

memperoleh bantuan dari pihak bank dan pemodal membutuhkan

waktu yang cukup lama dan persyaratan administratif yang ketat.

Memang banyak bantuan dari mitra atau perusahaan-perusahaan,

tetapi besarannya terbatas pada industri rumah tangga. Faktor

ini menjadi hal utama terkendalanya pertumbuhan industri yang

lebih luas dan bisa mendapatkan nilai tambah yang tinggi serta

membuka peluang kerja untuk generasi muda pedesaan. Perhatian

aparat pemerintah belum bisa terkonsentrasi pada pembinaan ini,

karena banyaknya kegiatan lain yang harus dilakukan dalam waktu

bersamaan.

Melihat perkembangan data statistik (Tabel 4.1), populasi

pada tahun 2012 (3.764.801 btg) jauh menurun dibanding populasi

tahun 2007 dan 2010 (3.906.461 btag dan 3.961.345 btg). Tetapi

produksi tonasenya meningkat cukup tajam. Kenyataan ini

menunjukan bahwa telah terjadi perbaikan teknik budidaya yang

signiikan dimana terjadi peningkatan produktivitas yang cukup tinggi. Penurunan populasi terjadi karena maraknya serangan

hama dan penyakit pada jenis-jenis pisang tertentu. Contohnya

adalah serangan fusarium pada pisang kepok yang sangat sulit

diatasi, sehingga saat ini pisang kepok mulai langka di pasaran.

Disamping itu harganya meningkat tajam karena permintaan masih

tinggi. Pisang lain yang mengalami penurunan populasi adalah

49

PDF Compressor Pro

Page 61: Pengembangan Buah-buahan

pisang raja, walaupun tidak ada data statistik yang mendukung

tetapi gejala dan perkembangan pasar memperkuat pernyataan

tersebut. Sama halnya dengan kondisi pisang kepok, pisang raja

mulai sulit diperoleh di pasaran. Permintaan cukup tinggi walaupun

harga jualnya meningkat.

Melihat potensinya, usahatani tanaman pisang dewasa

ini semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan

yang berhubungan dengan perkembangan industri rumah tangga.

Sejalan dengan itu usahatani yang dilakukan oleh para petani juga

semakin baik. Para petani pisang sudah mulai memberi pupuk

tanaman pisang, yang selama ini tidak pernah dilakukan. Perbaikan

yang menonjol juga adalah mulainya petani memangkas atau

mengurangi anak pisang dengan harapan untuk mendapatkan hasil

yang lebih besar. Pola dan perkembangan penerapan teknologi

ini merupakan salah satu kunci sukses terjadinya peningkatan

produktivitas. Perkembangan ini juga sudah mengarah kepada

usaha yang profesional, yaitu mengharapkan usahatani pisang

sebagai sumber pendapatan utama. Kenyataan ini merupakan

hasil yang positif dari upaya pengembangan dan pembinaan yang

dilakukan selama ini.

Salah satu faktor yang dominan sebagai faktor penghela

dari perkembangan diatas adalah peningkatan permintaan yang

kontinyu dan cenderung meningkat, yang diiringi dengan harga jual

yang semakin baik. Peningkatan permintaan tidak hanya disebabkan

oleh meningkatnya kebutuhan daerah lain (seperti Lampung), tetapi

juga disebabkan oleh berkembangnya industri pengolahan pangan

berbahan baku pisang di berbagai daerah di Sumatera Barat.

Industri pengolahan pangan ini membutuhkan bahan

baku yang cenderung meningkat setiap tahunnya seiring dengan

peningkatan aktivitas jual beli produk industri tersebut seperti kripik

pisang, kue kering dan lainnya.

Pemasaran produk pisang saat ini belum berjalan baik. Tetapi

dengan pembinaan yang berkelanjutan didukung dengan fasilitasi

kerjasama dan pemberdayaan kelembagaan, aspek ini akan dapat

ditangani dengan baik, terutama kelembagaan kolaborasi antara

50

PDF Compressor Pro

Page 62: Pengembangan Buah-buahan

petani, pedagang dan pengusaha. Dengan demikian semua potensi

yang ada bisa digali untuk pencapaian kondisi yang kondusif

untuk pengembangan komoditas unggulan. Kegiatan ini akan

meningkatkan pendapatan masyarakat secara langsung dan secara

perlahan dampaknya juga akan berkembang pada usaha agribisnis

dan perekonomian daerah. Keberadaan kelembagaan kolaborasi

akan mampu mengeleminir gejolak harga. Jaminan pendapatan

akan meningkatkan motivasi usaha, yang akan berdampak pada

penerapan teknologi. Kalau hal ini terwujud maka peningkatan

produksi akan berjalan secara berkelanjutan dan pertumbuhan

ekonomi daerah akan berjalan lebih dinamis. Disamping itu, adanya

kelompok kolaborasi akan lebih meningkatkan jangkauan pasar,

tidak hanya sebatas pasar lokal saja tetapi berkembang sampai pada

pasar internasional (ekspor) sesuai dengan permintaan konsumen.

Dalam hal ini juga diharapkan dukungan pemerintah pusat dalam

pengadaan dan pemeliharaan peralatan komunikasi dan informasi,

agar proses dan perkembangan harga dan permintaan pasar dapat

dipantau.

Perkembangan pisang di Sumatera Barat lebih baik

dibanding komoditas-komoditas lainnya. Walaupun pernah

mengalami penurunan populasi dan produksi yang sangat tajam,

komoditas ini mampu bertahan dan tetap menjadi komoditas

unggulan daerah. Kondisi ini sudah berlaku sejak lama dan

sampai saat ini belum ada komoditas lain yang menyamai rekor

komoditas pisang. Kecenderungan peningkatan yang baik hanya

pada perkembangan komoditas manggis, tetapi angkanya masih

jauh dibawah pisang. Sementara perkembangan komoditas lainnya

kebanyakan berluktuasi, kadang meningkat kadang menurun. Berdasarkan peninjauan lapang, diperkirakan komoditas

yang akan bergerak naik masa datang untuk menyamai atau bahkan

mengungguli komoditas pisang adalah jeruk. Saat ini minat dan

motivasi masyarakat di beberapa daerah sentra jeruk dan daerah

pengembangan, mulai meningkat sehubungan dengan semakin

baiknya harga dan pemasaran jeruk. Perkembangan teknologi

pemeliharaan jeruk juga berperan aktif dalam memicu dan menarik

51

PDF Compressor Pro

Page 63: Pengembangan Buah-buahan

minat masyarakat untuk mengusahakan tanaman jeruk. Satu hal

lagi yang mendorong percepatan perkembangan jeruk nanti adalah

daya adaptasinya yang cukup tinggi, mulai dari dataran rendah

sampai dataran tinggi tanaman jeruk tumbuh baik dan berkembang

di Sumatera Barat.

Jeruk. Sejak tahun 2007 hasil tanaman jeruk di Sumatera

Barat mulai memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Tahun

2007 produksi baru mencapai angka 20.448 ton dengan jumlah

tanaman lebih dari 1.500.000 batang. Angka produksi ini kemudian

naik menjadi 24.555 ton pada tahun 2008 dan bergerak lagi menjadi

24.780 pada tahun 2009. Angka ini terus merambat naik, mencapai

25.253 ton pada tahun 2010 dan sudah mencapai 41.837 pada

tahun 2012. Diyakini peningkatan produksi akan terus terjadi seiring

dengan semakin banyaknya populasi yang telah menghasilkan.

Disamping itu, daerah baru sebagai penghasil jeruk seperti

Kototinggi, Baso dan Pekonina Solok Selatan mulai melihatkan

potensinya. Kedua daerah ini merupakan sentra produksi baru yang

sangat prospektif dan diharapkan akan terus berkembang sejalan

dengan semakin meningkatnya kemauan petani dan masyarakat

untuk berusahatani jeruk. Daerah lain yang bakal menjadi sentra

produksi baru adalah Kabupaten Agam dan Pesisir Selatan. Saat

ini kebanyakan tanaman jeruk mendekati masa produksi.

Angka produksi tersebut diatas sebenarnya masih dibawah

angka produksi tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun

2006 Sumatera Barat telah mencapai angka produksi sebesar

37.722 ton, menurun drastis pada tahun 2007 menjadi 20.488

ton. Penurunan yang drastis ini disebabkan oleh serangan hama

penyakit, rendahnya penerapan teknologi terutama pemupukan dan

penyiangan tanaman serta juga dipengaruhi oleh perkembangan

komoditas pesaing lainnya, baik dalam usaha monokultur maupun

pada lahan campuran.

Produktivitas yang dicapai sangat beragam, tergantung

pada pola usaha yang dilakukan serta penguasaan teknologi dan

kekuatan modal yang dikuasai. Secara umum, rata-rata produktivitas

52

PDF Compressor Pro

Page 64: Pengembangan Buah-buahan

jeruk di Sumatera Barat berkisar antara 40-60 kg /pohon/tahun,

rata-rata 50,40 kg/pohon/thn. Angka ini masih jauh dibawah potensi

jeruk siam yang mampu mencapai 150 kg/pohon/tahun atau setara

dengan 60 ton/ha/thn. Masih sangat terbuka peluang peningkatan

produksi yang sekaligus juga berpotensi besar dalam meningkatkan

pendapatan petani dan memicu pertumbuhan agribisnis yang

berbasis di pedesaan.

Daerah yang paling tinggi produktivitasnya menurut data

statistik, adalah Kabupaten Agam, diikuti oleh Pasaman dan Solok

Selatan. Tetapi secara individu, saat ini produktivitas paling tinggi

dicapai oleh beberapa petani di Gunung Omeh, yaitu mencapai 120-

150 kg/ha/thn. Umumnya tanaman yang menghasilkan produksi

tinggi tersebut merupakan tanaman tua berumur diatas lima belas

tahun. Tanaman yang baru menghasilkan serta tanaman yang

kurang terawat produktivitasnya masih rendah, paling tinggi sekitar

30-an kg/phn/thn.

Gambar 35. Kunjungan Gubernur Sumatera Barat dan Bupati Lima Puluh Kota ke

kebun petani jeruk di Kototinggi Kecamatan Gunung Omeh

Data yang tersedia belum bisa memisahkan antara luasan

jeruk keprok, jeruk siam dan jeruk siam Gunung Omeh. Jeruk keprok

umumnya berkembang di Kabupaten Solok, dikenal dengan nama

jeruk kacang. Sedikit di daerah Kabupaten Agam dan Pasaman.

53

PDF Compressor Pro

Page 65: Pengembangan Buah-buahan

Sebenarnya jeruk siam yang berkembang saat ini, sama jenisnya

dengan jeruk siam Gunung Omeh. Perbedaan hanya pada rasa dan

penampilan buah yang dihasilkan, buah jeruk siam Gunung Omeh

lebih bagus, merata, besar-besar dan mempunyai rasa serta aroma

tersendiri.

Perkembangan terbaru dari wilayah Gunung Omeh,

perluasan areal perkebunan jeruk sudah bergerak ke daerah

tetangga sebelah barat, yaitu Pagadis, Sei.Guntung dan Angge

Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. Kondisi alamnya lebih

kurang sama dengan topograi nagari Koto tinggi dengan potensi lahan diperkirakan tidak kurang dari 1.000 ha. Tanaman jeruk

kelihatan cukup sesuai di daerah ini, dan diyakini bisa menyamai

keberhasilan daerah Gunung Omeh ataupun Baso. Oleh karena itu,

pemerintah cukup proaktif mengembangkan usaha tanaman jeruk

disana dengan memberikan bantuan bibit serta memotivasi petani

untuk serius menangani usahatani jeruk.

54

PDF Compressor Pro

Page 66: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 36. Tampilan kebun jeruk baru dan kebun jeruk

telah menghasilkan di Kototinggi, Kecamatan

Baso, Kabupaten Agam

Daerah lain yang telah berhasil dalam mengembangkan

jeruk siam Gunung Omeh salah satunya adalah Nagari Koto Tinggi,

tepatnya jorong Koto Gadang, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.

Saat ini luas pertanaman di Kototinggi, Baso sudah lebih dari 120 ha

lebih kurang 30 % diantaranya sudah menghasilkan. Tanaman yang

dibudidayakan dengan perawatan yang baik, mampu mencapai

hasil yang hampir sama dengan hasil usaha yang dilakukan di

Gunung Omeh. Potensi lahan untuk perluasan areal di daerah ini

masih cukup luas, terutama di daerah perbukitan di kaki Gunung

Merapi.

Seorang petani di Kototinggi Baso, dengan jumlah tanaman

200 batang pada tahun kedua produksi (umur tanaman 4-5 tahun)

bisa memperoleh pendapatan sampai Rp 45.000.000,-. Sementara

modal usaha yang sudah dibelanjakan selama pemeliharaan lima

tahun jauh dibawah itu. Hasil ini masih dibawah produksi yang

dicapai oleh Ketua gapoktannya, dengan jumlah tanaman yang

55

PDF Compressor Pro

Page 67: Pengembangan Buah-buahan

sama bisa memperoleh pendapatan Rp 65 juta lebih. Kedua orang

ini merupakan petani yang berhasil karena merawat tanamannya

dengan intensif dan penuh perhatian dan keyakinan.

Keberhasilan dua orang petani ini, sudah dijadikan contoh

oleh petani lainnya. Tanpa disadari, usaha dan keberhasilan mereka

itu menjadi pemicu motivasi petani lainnya untuk merawat tanaman

jeruknya dengan baik dan tepat. Sebelumnya, para petani yang

diberi bantuan bibit jeruk tersebut kurang serius dalam merawat

tanamannya, bahkan ada diantara mereka yang hanya menanam

saja, baik di pekarangan maupun intercropping dengan tanaman

sayuran. Perhatian lebih cenderung diberikan kepada tanaman

sayuran saja, sementara tanaman jeruknya dibiarkan tumbuh kerdil

tidak terawat. Tetapi setelah tiba masa panen yang dilakukan oleh

kedua petani diatas, mereka seolah tersentak dan tidak percaya.

Tanaman yang ditanam lebih kurang sama sudah menghasilkan

dengan buah yang begitu lebat dan besar-besar, sementara

tanaman mereka masih tumbuh merana.

Melihat kenyataan dan potensi tersebut, mulailah para

petani tersebut meniru dan merawat tanaman jeruknya dengan

baik dan benar. Mereka sudah tidak malu-malu lagi untuk bertanya,

dimana sebelumnya mereka tidak mempedulikan ketika ada acara

pelatihan dan sekolah lapang mengenai usahatani jeruk. Bahkan

sekarang banyak kelompok tani mulai diaktifkan kembali dan

meminta kepada petugas untuk diadakan SL (Sekolah Lapang)

jeruk secara berkelanjutan. Sejak tahun 2013, mayoritas pohon

jeruk di Kototinggi, Baso dalam kondisi prima dengan hasil yang

maksimal dan cenderung meningkat.

Gambar 37. Kunjungan Menteri Pertanian Ir. Suswono didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Barat ke kebun jeruk petani di Kototinggi, Kecamatan Baso.

56

PDF Compressor Pro

Page 68: Pengembangan Buah-buahan

Dibandingkan dengan wilayah Kototinggi, Kecamatan

Gunung Omeh dan sekitarnya, nampaknya penampilan tanaman

jeruk di Baso jauh lebih baik dan merata. kondisi ini sudah dibuktikan

dan dirasakan sendiri oleh Menteri Pertanian Suswono. Ketika

berkunjung ke kebun jeruk petani Kotogadang tersebut, beliau

merasa puas dan memetik sendiri buah jeruk yang kebanyakan

tergolong kedalam kualitas super (Gambar 4.5). Saking senangnya,

Menteri Pertanian berlama-lama berada di kebun tersebut dan

sangat senang berdialog dengan petani. Beliau juga menghimbau

agar petani jeruk lainnya mencontoh dan mengusahakan tanaman

jeruk seperti usaha yang telah dilakukan oleh petani Baso tersebut.

Selain perawatan tanaman yang maksimal, kelebihan

petani jeruk Baso adalah dalam memasarkan produknya. Mereka

memasarkan buah jeruknya sendiri-sendiri atau memberikan

kepada pedagang tertentu dengan harga yang lebih tinggi (harga

jual sudah mulai ditetapkan oleh produsen). Selain itu sebagian

petani langsung membawa produknya ke perumahan, perkantoran

ataupun tempat-tempat keramaian. Bahkan sudah ada yang

memasarkan secara on-line, pesan lebih dulu barang diantar

ketempat dengan harga sesuai kesepakatan. Dalam penetapan

harga, produsen lebih dominan dan telah mempunyai posisi tawar

yang lebih tinggi. Perkembangan ini cukup menggembirakan dan

merupakan titik ungkit untuk kebangkitan petani, terutama dalam

meningkatkan posisi tawarnya. Kata kuncinya terletak pada kualitas

barang yang dipasarkan serta jaminan akan kepuasan pelanggan.

Pada Tabel 4.2. dikemukakan analisis peluang investasi

dan prakiraan perolehan pendapatan usahatani jeruk untuk daerah

Kototinggi, Baso. Analisis ini bisa digunakan sebagai penawaran

kepada para pemerhati dan pemilik modal untuk membantu petani

melalui kerjasama.

57

PDF Compressor Pro

Page 69: Pengembangan Buah-buahan

Tabel 4.2. Analisis investasi usahatani jeruk/ha di

Kototinggi, Baso, Kabupaten Agam (Prediksi 15

tahun)

Tahun ke

Biaya Produksi Hasil Yang Diperoleh

Tenaga Kerja Bibit, Pupuk, Pestisida

Jeruk (kg)

Nilai (Rp)

1 9.000.000 6.000.000 0 0

2 9.000.000 4.000.000 0 0

3 9.000.000 8.000.000 1.000 10.000.000

4 12.000.000 10.000.000 3.000 30.000.000

5 12.000.000 12.000.000 6.000 60.000.000

6 12.000.000 13.000.000 9.000 108.000.000

7 15.000.000 15.000.000 12.000 144.000.000

8 15.000.000 15.000.000 16.000 180.000.000

9 15.000.000 16.000.000 18.000 270.000.000

10 18.000.000 17.000.000 20.000 300.000.000

11 18.000.000 17.000.000 13.000 195.000.000

12 18.000.000 18.000.000 11.000 165.000.000

13 15.000.000 20.000.000 10.000 150.000.000

14 15.000.000 18.000.000 9.000 135.000.000

15 15.000.000 18.000.000 8.000 120.000.000

Catatan : perkiraan harga jual minimal ,..... Rp 10-15.000/kg. Jumlah batang = 400/ha

Produksi (pengalaman petani) tahun I (umur >3 tahun) = <= 5 kg/btg, tahun II = 10 kg/btg ; tahun III = 15

kg/btg ; tahun IV = 20 kg/btg dst (tergantung teknik pemeliharaan dan takaran masukan). Pendapatan

akan lebih tinggi bila harga jual meningkat. Perkiraan harga diatas adalah harga minimal saat ini.

Kelemahan utama mayoritas petani adalah pada

penguasaan modal. Mereka kurang mampu merawat tanamannya

secara baik dan maksimal karena keterbatasan penguasaan modal

usaha. Petani menawarkan kerjasama kepada yang berminat

untuk membantu tambahan modal guna perawatan tanaman,

utamanya untuk pengadaan pupuk tanaman dan pestisida yang

sangat dibutuhkan. Kunci keberhasilan usahatani jeruk ini sangat

tergantung kepada asupan hara dan pengendalian serangan hama

58

PDF Compressor Pro

Page 70: Pengembangan Buah-buahan

dan penyakit, disamping teknik pemangkasan dan penjarangan

buah.

Daerah lain yang juga aktif mengembangkan tanaman jeruk

di Kabupaten Agam adalah Kecamatan Kamang Magek, Palupuh

dan Matur. Potensi lahan yang tersedia untuk penanaman jeruk

cukup luas. Secara keseluruhan, di Kabupaten Agam diperkirakan

tersedia lahan untuk pengembangan jeruk siam Gunung Omeh

sekitar 1.000 ha lebih.

Wilayah Kecamatan Kamang Magek dulunya juga merupakan

sentra jeruk, tetapi tanamannya pernah habis punah karena

serangan CVPD pada tahun 80-90-an. Kondisi lahan lebih kurang

sama, bergelombang sampai berbukit, dan sekarang ditumbuhi

semak belukar seperti hutan sekunder. Sebagian petani sudah mulai

kembali mengusahakan tanaman jeruk pada bekas lahan jeruk lama

atau lahan bukaan baru. Daerah lembah sekitar perbukitan yang

banyak didaerah ini sangat potensial untuk pengusahaan tanaman

jeruk. Sama halnya dengan wilayah kecamatan Palupuh. Daerah

ini lebih dekat dan sejajar dengan wilayah jeruk di Kecamatan

Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Saat ini tanaman

jeruk di Palupuh belum menghasilkan, kebanyakan masih dalam

fase pertumbuhan vegetatif baru sebagian kecil yang sudah mulai

berbuah.

Wilayah Kecamatan Matur, terutama nagari Lawang juga

sangat cocok untuk pertumbuhan jeruk siam gunung Omeh. Beberapa

petani sudah mengembangkan tanaman ini di pekarangannya dan

tanaman umumnya tumbuh baik dan menghasilkan. Masalahnya,

tanaman jeruk ini kalah bersaing dengan tanaman tebu yang lebih

dulu eksis dan punya potensi ekonomi yang cukup menguntungkan

bagi sebagian besar masyarakatnya. Daerah ini sudah terkenal

sejak zaman dahulu sebagai daerah sentra produksi tebu dan

kacang tanah.

Potensi dan perkembangan tanaman jeruk juga terdapat

di wilayah Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di Kecamatan

Salimpaung sampai Sungai Tarab serta wilayah Kecamatan X

Koto Diatas. Luas lahan yang diperkirakan potensial tidak kurang

59

PDF Compressor Pro

Page 71: Pengembangan Buah-buahan

dari 1.000 ha. Kondisi lahan mulai dari datar, bergelombang dan

berbukit, tetapi lerengnya tidak terjal seperti yang terdapat di

kecamatan Gunung Omeh. Usaha yang dilakukan masih beragam,

ada yang baik hampir menyamai usaha yang dilakukan petani jeruk

di Baso dan ada juga yang masih biasa-biasa saja. Tetapi secara

menyeluruh kelihatannya para petani jeruk sudah menyadari betul

akan peran dan potensi tanaman jeruk ini terhadap perolehan

pendapatan. Mungkin keterbatasan akan ketersediaan modal yang

juga berkaitan dengan kebutuhan hidup yang cenderung meningkat

membuat petani masih belum mampu mengusahakan tanaman

jeruk mereka secara baik dan tepat.

Perkembangan yang cukup signiikan dan cenderung meningkat setiap tahunnya terjadi di daerah Kabupaten Pesisir

Selatan. Usaha bantuan dan penyebaran bibit yang dilakukan

secara berkelanjutan serta keberhasilan petani daerah lain, telah

memicu motivasi petani Pesisir Selatan untuk mengusahakan

tanaman jeruk dengan baik. Sebagian petani sudah merasakan

manfaat dan kontribusi tanaman jeruk bagi perekonomian keluarga.

Sehingga keberhasilan ini juga menarik minat dan meningkatkan

usaha petani lainnya untuk berbuat sama agar memperoleh

pendapatan yang lebih tinggi.

Melihat produktivitas yang dicapai, usahatani jeruk yang

dilakukan di Sumatera Barat, secara umum belum mencapai

kapasitas optimalnya, rata-rata hasil masih dibawah 20 ton/ha/

tahun. Belum banyak petani yang berhasil mencapai produktivitas

yang jauh lebih tinggi. Sementara petani di Kabupaten Tanah

Karo Sumatera Utara, ada yang sudah mencapai 60 ton/ha/tahun.

Kondisi ini memperlihatkan besarnya peluang untuk peningkatan

produktivitas dan pendapatan petani. Peningkatan pendapatan yang

signiikan membuka peluang besar bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Rendahnya produktivitas disebabkan oleh masih rendahnya

penguasaan dan penerapan teknologi ditingkat petani. Bagi

sebagian petani, faktor ini berkaitan dengan kemampuan dalam

pengadaan sarana produksi dan sebagian lain berkaitan dengan

60

PDF Compressor Pro

Page 72: Pengembangan Buah-buahan

kurangnya tenaga pemberdaya atau pendamping di lapang.

Kenyataan ini telah dijadikan dasar untuk menetapkan program

perbaikan kedepan agar usahatani jeruk yang dilakukan minmal

bisa mencapai kapasitas produksinya. Dengan potensi lahan kering

dan tegalan yang cukup, serta pengalaman petani dalam usahatani

jeruk, masih terdapat potensi pengembangan. Baik pengembangan

melalui penambahan luas tanam maupun pengembangan dalam

peningkatan dan penerapan teknologi serta perbaikan mutu bibit.

Dan sangat diyakini bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama,

tanaman jeruk akan menjadi salah satu primadona komoditas

pertanian Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya.

Manggis. Manggis yang disebut sebagai ratu buah,

juga merupakan salah alternatif komoditas buah-buahan

yang akan menjadi primadona buah-buahan Sumatera Barat.

Walaupun belum berkembang banyak, tetapi komoditas ini

telah memberikan peran yang besar terhadap peningkatan

pendapatan petani karena sangat laku di pasaran. Disamping

itu wilayah penyebarannya cukup merata, sehingga dengan

penumbuhan kawasan diharapkan komoditas unggulan ini bisa

lebih ditingkatkan lagi kontribusinya terhadap gerakan agribisnis

dan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Pasar utamanya

adalah pasar luar negeri, disamping pasar lokal. Sampai saat ini

permintaan pasar akan manggis yang berkualitas belum terpenuhi,

sehingga komoditas ini perlu ditingkatkan secara kontinyu.

Secara teknis usahatani manggis yang dilakukan dapat

diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga yang utama,

jika dilaksanakan secara serius namun usahatani manggis

yang berkembang masih sebatas usaha tambahan atau usaha

sampingan. Sebagian besar masyarakat dan petani manggis

di Sumatera Barat menyatakan bahwa tanaman manggis yang

tumbuh sekarang dilahan mereka merupakan tanaman turunan,

atau tanaman liar yang dipelihara, baru mulai dikebunkan setelah

adanya bantuan pemerintah berupa dana hibah maupun bantuan

bibit manggis ysng memang diharuskan dikembangkan di kawasan

61

PDF Compressor Pro

Page 73: Pengembangan Buah-buahan

berupa kebun sebelumnya Tanaman tersebut banyak yang

ditanam oleh orang tua mereka atau pemilik tanah sebelumnya.

Tanaman yang menghasilkan saat ini, umumnya berumur tua

diatas 20 tahun. Dan yang belum menghasilkan masih berumur

dibawah 11 tahun. Sebagian besar petani mengatakan bahwa

tanaman ini mulai berbuah pada umur diatas 10 tahun.

Teknik budidaya manggis saat ini di beberapa kelompok tani

sudah menerapkan budidaya yang baik dan benar (GAP) sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) , mulai dari pemilihan

bibit, pertanaman, pemupukan dan pemeliharaan lainnya. Namun

masih banyak sentuhan yang harus diberikan, terutama dalam

proses budidaya. Dengan kata lain peluang peningkatan produksi

dan produktivitas komoditas manggis di Sumatera Barat sangat

terbuka. Namun demikian, disamping untuk pasaran ekspor,

manggis juga sudah menjadi komoditas incaran industri dalam

negeri. Keberhasilan BPTP Sumatera Barat dalam mematenkan

teknologi obat-obatan dengan menggunakan kulit buah manggis

telah meningkatkan permintaan manggis untuk pasaran dalam

negeri.

Melihat kondisi dan potensi tanaman manggis tersebut,

pemerintah Sumatera Barat mempunyai perhatian yang sangat

besar. Oleh karena itu, sejak tahun 2006, telah dialokasikan bibit

unggul manggis secara bertahap dan kontinyu, sekaligus dengan

bantuan teknis pemeliharaan dan bimbingan kelembagaan serta

sosialisasi manfaat dan kontribusi tanaman manggis terhadap

perolehan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Upaya

yang dilakukan ini cukup berperan dalam menggugah minat dan

motivasi masyarakat terhadap usaha tanaman manggis.

Secara bertahap telah terjadi peningkatan kualitas usaha

tanaman manggis, baik usaha perawatan tanaman yang sudah ada

maupun usaha untuk menanam dan merawat tanaman yang baru.

Bahkan sudah banyak petani yang mulai mengusahakan tanaman

manggis secara besar-besaran dalam areal yang cukup luas.

Baik pada areal baru maupun pada areal alih fungsi pemanfaatan

62

PDF Compressor Pro

Page 74: Pengembangan Buah-buahan

lahan. Lahan yang dulunya diusahakan dengan berbagai tanaman,

dijadikan sebagai lahan kebun manggis monokultur. Disamping itu,

banyak juga petani yang menguasai lahan sempit memanfaatkan

lahan-lahan pekarangan dan atau lahan terlantar yang ada disekitar

pemukiman dengan tanaman manggis.

Bibit manggis yang telah dibagikan sejak tahun 2006,

baru sebagian kecil yang sudah mulai berbuah. Hasil ini cukup

menggembirakan dan telah berhasil menjadi motivator bagi

petani untuk berusaha dan merawat tanaman manggis lebih baik

dan intensif. buah yang dihasilkan belum mencapai kualitas yang

baik tetapi kontribusinya terhadap perolehan pendapatan sudah

dirasakan petani.

Secara perlahan petani sudah berupaya untuk memelihara

tanaman secara tepat, bahkan sebagian petani sudah melakukan

pemupukan secara rutin untuk tanaman manggisnya. Suatu

kemajuan yang cukup signiikan, dan diharapkan akan memberikan manfaat yang nyata dalam proses pencapaian kesejahteraan

petani.

Masih banyak kelemahan dan masalah yang ditemui dalam

agribisnis ratu buah ini. Diantaranya adalah masalah harga dan

pemasaran, masalah kualitas buah yang umumnya berkaitan

dengan “getah kuning” serta masalah penerapan teknologi.

Kegiatan pemasaran buah manggis belum terpola dan tertata

secara baik. Kegiatan ini masih dikuasai oleh agen-agen pengumpul

pedesaan, kecamatan yang melanjutkannya ke agen kabupaten dan

agen antar daerah. Ada info yang mengatakan bahwa, kebanyakan

dari pedagang pengumpul dimodali oleh agen-agen tertentu untuk

mengumpulkan buah manggis. Jika hal ini benar, berarti sudah ada

jejaring para pelaku pasar sampai ke tingkat ekspor. Merupakan

masukan yang sangat berarti bagi pemerintah/pegambil kebijakan

untuk mengelola dan memperbaiki jalur pemasaran ratu buah yang

akan menjadi salah satu primadona produk daerah ini. Kegiatan

pemasaran buah manggis belum terpola dan tertata secara baik.

Untuk mengatasi hal tersebut maka sejak tahun 2011 telah mulai

63

PDF Compressor Pro

Page 75: Pengembangan Buah-buahan

dibentuk Asosiasi Petani Sumatera Barat yang diketuai oleh

Indrawati, dimana asoasiasi ini bertujuan untuk

Kegiatan ini masih dikuasai oleh agen-agen pengumpul

pedesaan, kecamatan yang melanjutkannya ke agen kabupaten dan

agen antar daerah. Ada info yang mengatakan bahwa, kebanyakan

dari pedagang pengumpul dimodali oleh agen-agen tertentu untuk

mengumpulkan buah manggis. Jika hal ini benar, berarti sudah ada

jejaring para pelaku pasar sampai ke tingkat ekspor. Merupakan

masukan yang sangat berarti bagi pemerintah/pegambil kebijakan

untuk mengelola dan memperbaiki jalur pemasaran ratu buah yang

akan menjadi salah satu primadona produk daerah ini.

Umumnya permintaan buah manggis adalah untuk ekspor

dengan kualitas tertentu. Dalam hal ini masyarakat sangat sulit

memenuhi kualitas permintaan. Cukup banyak ulah dan kilah para

agen dan pedagang dalam membodohi petani untuk menekan

harga.

Bermacam alasan dan kelemahan produk petani

dikemukakan sehingga harga menjadi lebih rendah. Posisi tawar

petani masih rendah dan lemah, karena belum adanya organisasi

yang bisa membuat mereka bersatu.

Pemasaran produk untuk konsumsi segar dilakukan melalui

pasar lokal. Jumlahnya belum terlalu tinggi, sehingga terkesan

prospek usaha komoditas ratu buah ini belum menggiurkan bagi

masyarakat. Harga yang berlaku ditingkat produsen sangat luktuatif dan bervariasi. Fluktuasi terjadi karena perubahan permintaan dan

pasokan, sedangkan variasi harga karena beragamnya kualitas

buah yang dipasarkan. Buah kualitas super yang sesuai dengan

permintaan eksportir sekitar Rp 35.000/kg. Jumlah buah kualitas

super yang bisa dihasilkan sangat terbatas, umumnya kualitas buah

berada dibawah kualitas yang diinginkan oleh eksportir. Dengan

demikian tingkat harga yang diterima produsen lebih banyak

dibawah Rp 15.000/kg. Keadaan harga tersebut dalam dua tahun

terakhir belum banyak mengalami perubahan.

64

PDF Compressor Pro

Page 76: Pengembangan Buah-buahan

Perkembangan volume ekspor dan impor komoditas

manggis asal Sumatera Barat belum terdata dengan baik. Begitu

juga keadaannya dengan data volume perdagangan lokal.

Data sementara yang bisa digunakan adalah data produksi,

dimana jumlah produk yang dihasilkan bisa diidentikan dengan

volume produk yang diperdagangkan. Tetapi nilainya belum bisa

diperkirakan dengan tepat.

Durian. Saat ini, di Sumatera Barat durian merupakan

komoditas nomor empat terbesar setelah pisang, jeruk dan

markisah. Tetapi keberadaannya lebih kurang sama dengan

komoditas manggis. Tanaman buah ini tersebar hampir disemua

kabupaten/kota, data statistik terakhir (tahun 2012) menunjukan

daerah sentra produksi berada di Kabupaten Agam (populasi

331.360 batang, produksi 12.837 ton) diikuti oleh Kabupaten

Solok (populasi 147.576 batang, produksi 2.070 ton), Kabupaten

Pesisir Selatan (populasi 109.734 batang, produksi 6.005 ton), Kota

Padang (populasi 91.191, produksi 703 ton), Kabupaten Tanah

Datar (populasi 90.025, produksi 8.296 ton), kemudian diikuti oleh

Kabupaten Padang Pariaman, Kota Solok dan Kota Sawahlunto.

Populasi durian yang berkembang saat ini merupakan tanaman

tua yang sebagian besar berasal dari hutan campuran yang dibuka

masyarakat. Durian yang berkembang adalah varietas lokal dan

tidak mempunyai jarak tanam yang teratur.

Gambar 38. Pohon manggis hasil peremajaan dan buah manggis dalam perdagangan lokalsetra produk olahan manggis.

65

PDF Compressor Pro

Page 77: Pengembangan Buah-buahan

Peremajaan sudah banyak dilakukan hampir disemua wilayah

Kabupaten dan kota. Sebagian tanaman baru tersebut telah mulai

berbuah. Sejak tahun 1990-an Pemerintah Sumatera Barat telah

aktif dalam peremajaan pohon durian, karena menyadari bahwa

suatu saat tanaman ini akan punah kalau tidak diperbarui. Bibit yang

dibagikan kebanyakan berasal dari bibit unggul dari daerah lain

seperti durian monthong dan beberapa kultivar dari jawa. Disamping

itu, sebagian bibit yang diperbantukan berasal dari durian-durian

unggulan daerah yang diperbanyak oleh para penangkar binaan.

Penanaman baru terus dilakukan tiap tahun, sesuai dengan usulan

dan permintaan daerah, terutama daerah sentra produksi. Sejak

tahun 2007, penanaman baru atau pereajaan yang dilakukan tidak

kurang 20.000 batang per tahun, disebar kesemua daerah. Daerah

yang banyak peremajaannya antara lain Pesisir Selatan, Agam,

Dharmasraya dan Padang Pariaman serta Kota Padang.

Ditinjau dari segi plasma nutfah, Sumatera Barat mempunyai

banyak jenis durian yang unggul. Hampir setiap daerah kabupaten/

kota mempunyai jenis unggulan dengan kelebihan tersendiri. Kultivar

yang terkenal di Sumatera Barat diantaranya ; durian Aripan, salai

Sarawa dari Kabupaten Solok, durian Kubang dari Sawahlunto,

durian Baruang-baruang Balantai dari Pesisir Selatan, durian

Kamang dari Agam, dan banyak lagi kultivar lainnya. Durian-durian

unggul tersebut mempunyai keunikan tersendiri, ada yang daging

buahnya tebal, warna kuning manis, legit, dan lain sebagainya,

sesuai selera para konsumen.

66

PDF Compressor Pro

Page 78: Pengembangan Buah-buahan

Perkembangan permintaan dan harga yang mulai meninggi

cukup berpengaruh terhadap minat dan motivasi masyarakat untuk

meremajakan dan atau menanam baru durian. Bahkan mereka

semangat membeli bibit unggul dengan harga yang tinggi, disamping

bantuan yang diberikan. Lahan-lahan kosong dan ladang campuran

dimanfaatkan untuk menanam durian. Bahkan hampir disetiap

daerah ada saja petani yang mengusahakan tanaman durian dalam

skala luas, sampai 20-an ha.

Markisah. Tanaman ini merupakan komoditas unggulan

Kabupaten Solok, karena daerah ini merupakan daerah yang

sangat cocok habitatnya. Disamping untuk dipasarkan di pasar

lokal, markisah banyak dibawa ke luar daerah seperti Riau, Jambi,

Palembang, Jakarta dan kota-kota di pulau Jawa. Kabupaten Solok

merupakan daerah pemasok markisah untuk pasaran nasional.

Daerah pesaing utama adalah Sumatera Utara dan Sulawesi

Selatan. Tetapi kedua daerah ini tidak banyak memasarkan buah

segar seperti Solok, karena mereka lebih banyak menghasilkan

markisah untuk bahan baku industry minuman. Pemerintah

Sumatera Barat juga telah merilis komoditas unggulan markisah

sebagai varietas unggul nasional dengan nama Solinda. Varietas

ini mempunyai rasa manis, lebih tahan lama dan penampilan lebih

menarik dibanding varian lainnya. Kontribusinya terhadap perolehan

pendapatan petani dan pedagang cukup tinggi, dan telah menjadi

salah satu komoditas pilihan bagi keluarga-keluarga petani sebagai

sumber utama pendapatan.

Disamping Solok, markisah juga sudah mulai dikembangkan

di Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh,

pada wilayah yang sesuai dengan habitatnya. Tetapi usaha di

Gambar 39. Pohon tua dan buah durian yang banyak diperdagangkan hampir disemua daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

67

PDF Compressor Pro

Page 79: Pengembangan Buah-buahan

wilayah pengembangan belum memperlihatkan hasil sebaik daerah

asal, terutama mengenai rasa dan aroma buah. Masih banyak

perlu kajian untuk pengembangan buah potensial ini agar bisa

memberikan kontribusi yang maksimal bagi pertumbuhan ekonomi

daerah. Saat ini daerah yang banyak mengusahakan tanaman

menjalar ini adalah daerah-daerah yang mempunya lokasi yang

strategis dengan pemandangan yang luas dan ketinggian.

Tanaman markisah, apalagi kalau ditata dengan rapi

menggunakan lanjaran dan media yang kokoh akan terlihat bagus

sehingga sangat menarik sebagai daerah kunjungan wisata. Tidak

hanya keindahannya yang menarik, tetapi dengan petik sendiri

menjadikan buah ini bisa menjadi primadona agrowisata seperti

halnya tanaman strawberry dan jeruk.

Gambar 40. Pemasaran buah Markisah di salah satu

sentra produksi di Kabupaten Solok

Alpukat. Daerah penghasil utama Alpukat adalah

Kabupaten Solok (223.352 batang ; 2012), diikuti oleh Kabupaten

Agam (114.898 batang ; 2012) dan Tanah Datar (105.083 batang).

Daerah lain yang juga menghasilkan alpukat adalah Kabupaten

Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kota Pariaman

dan Kota Padang Panjang. Tetapi alpukat yang terkenal dan banyak

disukai oleh konsumen adalah alpukat Tanah Datar dan Solok,

karena rasanya yang lebih enak dan mudah didapat.

Di tiga daerah utama ini telah banyak dilakukan peremajaan,

karena tanaman yang menghasilkan sekarang dan cukup produktif

umumnya tanaman yang telah berumur lanjut, pohonnya besar dan

buah sudah mulai berkurang. Kelemahan utama masyarakat dalam

68

PDF Compressor Pro

Page 80: Pengembangan Buah-buahan

memelihara alpukat adalah kurangnya kemauan untuk memupuk

dan merawat tanaman. Kebiasaan petani lebih suka hanya

memungut hasilnya saja. Tetapi melalui pembinaan dan bimbingan

lapang para petani sudah mulai merawat tanaman alpukatnya

dengan baik, terutama tanaman-tanaman yang baru diremajakan.

Gambar 41. Penampilan pohon dan buah Alpukat di salah

satu sentra produksi di Kabupaten Solok

Jambu Biji. Jambu biji merupakan salah satu komoditas asli daerah

Sumatera Barat. Dulunya komoditas ini berasal dari Brazil dan

dibawa ke Indonesia melalui Thailand. Tetapi komoditas yang sudah

dianggap komoditas lokal ini tidak berkembang lagi karena sudah

dikalahkan oleh jambu biji merah yang didatangkan dari daerah

lain. Berubahnya selera konsumen karena tersedianya pilihan

yang lebih baik, lebih menarik dan mengandung banyak kelebihan.

Sementara buah lokal tidak mengalami perubahan karena tidak

dipelihara secara baik sebagaimana mestinya.

Tanaman ini biasanya dibiarkan tumbuh liar karena

disebarkan oleh burung atau angin. Dibiarkan besar, kalau berbuah

diambil hasilnya tetapi tidak dirawat dengan baik. Jambu biji

lokal bisa dikatakan hampir punah karena banyak ditebang atau

dimusnahkan kalau tumbuh dipekarangan atau di lahan yang akan

dijadikan tempat bangunan. Sementara penangkaran dan budidaya

secara baik jarang dilakukan. Besar kemungkinan suatu saat nati

jambu biji lokal tidak ditemukan agi.

69

PDF Compressor Pro

Page 81: Pengembangan Buah-buahan

Yang banyak diusahakan sekarang adalah jambu biji merah.

Jambu ini merupakan kultivar getas merah, varian jambu biji yang

berdaging hijau sampai kekuning kuningan dan berisi merah muda.

Jambu ini bentuknya agak melonjong dan rasanya kurang manis,

tetapi jambu ini memiliki khasiat yang baik karena mengandung

Tanin, quersetin, glikosida quersetin, lavonoid, minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam

guajaverin dan vitamin yang lebih banyak. kelebihannya lagi, jambu

getas merah ini tidak mengenal musim, dan selalu berbuah setiap

saat dan kebanyakan dikembangbiakkan dengan pencangkokan.

jambu ini sudah banyak di budidayakan di berbagai daerah termasuk

Sumtera Barat.

Daerah sentra produksi jambu biji saat ini adalah Kabupaten

Padang Pariaman (populasi 35.949 batang, produksi 339 ton),

diikuti oleh Kota Padang (populasi 9.367 batang, produksi 132 ton),

Kabupaten Pasaman Barat (populasi 7.505 batang, produksi 79

ton) dan Kabupaten Sijunjung dengan populasi 7.371 batang dan

produksi 49 ton. Saat ini hampir semua kabupaten/kota di Sumatera

Barat menembangkan usahatani jambu biji, bervariasi dengan

sebaran populasi 6.000 batang kebawah. Upaya peningkatan selalu

dilakukan dengan bantuan bibit secara kontinyu, dan diyakini suatu

saat akan berkembang karena adanya kecenderungan peningkatan

permintaan setiap waktu.

Perkembangan jambu biji di Padang Pariaman dimotori

oleh seorang petani yang mengembangkan usahatani jambu biji

seperti usaha perkebunan. Jaringan pasar yang dibangun sudah

cukup luasmencakup wilayah provinsi lain seperti Riau, Jambi,

Sumatera Selatan dan DKI Jakarta. Pemasaran dalam daerah

sendiri juga sudah meliputi hampir semua kota-kota. Kebanyakan

pelanggannya adalah super market di kota-kota besar. Satu petani

di Padang Pariaman sanggup menggaji karyawan tetap sampai 18

orang dan puluhan orang pekerja harian lepas.

70

PDF Compressor Pro

Page 82: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 42. Kebun jambu biji dan produk yang dihasilkan

oleh salah seorang petani di Kabupaten

Padang Pariaman

Salak. Salak merupakan komoditas baru bagi beberapa

daerah di Sumatera Barat. Komoditas ini dulunya sudah berkembang

di Pasaman dan Pasaman Barat. Kemudian menjalar keberapa

daerah yang sesuai seperti Dharmasraya, Padang Pariaman,

Pesisir Selatan dan Kota Bukittinggi. Daerah lainnya juga sudah

memulai tetapi masih sedikit. Sentra produksi saat ini berada di

Kabupaten Pasaman Barat (populasi 135.358, produksi 930 ton),

kemudian diikuti oleh Dharmasraya (populasi 45.536, produksi 114

ton), Pesisir Selatan (populasi 43.642, produksi 975) dan Pasaman

(populasi 42.833, produksi 930 ton). Luasan kebun salak di daerah

lainnya masih rendah berkisar antara puluhan sampai belasan ribu

batang.

Sebagai komoditas yang baru berkembang, usahatani salak

belum dilakukan masyarakat sebagai pilihan usaha yang utama.

Petani yang mengembangkan tanaman salak sebagai sumber

pendapatan utama masih terbatas, sedikit di Dharmasraya, Pasaman

Barat dan pasaman. Usaha ini umumnya masih merupakan usaha

sampingan, bersamaan dengan usahatani komoditas lainnya sesuai

dengan penguasaan lahan dan minat petani. Oleh karena itu, upaya

yang dilakukan belum bisa dikategorikan sebagai usahatani yang

layak, baik secara teknis maupun ekonomis. Teknik budidaya belum

dilakukan dengan baik, begitu juga dalam pemeliharaan tanaman.

71

PDF Compressor Pro

Page 83: Pengembangan Buah-buahan

Sampai saat ini proses pemasaran dan perkembangan harga

salak belum mengkhawatirkan. Tingkat harga yang berlaku (rata-

rata Rp 8.500/kg) masih tinggi dan menguntungkan. Bahkan kondisi

harga saat ini menjadi salah satu faktor pemicu bagi masyarakat

untuk memperluas areal tanam salak. Sesuai dengan perkembangan

tersebut, pemerintah akan berupaya mengawal budidaya, lembaga,

pengolahan dan pemasaran komoditas unggulan ini dari awal.

Dengan pengawasan dan pembimbingan serta pengarahan

yang simultan dan tepat diharapkan perkembangan komoditas

ini tidak menimbulkan masalah baru di masa depan. Pemasaran

buah salak ini baru sebatas pasar lokal. Kondisi ini berkembang

karena permintaan yang cukup tinggi, sehingga nampak bahwa

peluang pasar masih sangat terbuka. Apalagi kalau diingat bahwa

kualitas buah yang dihasilkan cukup baik dan mampu bersaing

dengan komoditas yang sama yang berasal dari daerah lain.

Dalam pengembangan nanti akan dilakukan pemberdayaan semua

stakeholder yang terlibat, mulai dari proses produksi sampai pada

proses pasca produksi dan pemasaran. Untuk itu akan direkayasa

lembaga kolaborasi antara petani, pengusaha dan pedagang

untuk menjaga stabilitas produksi, pengolahan dan pemasaran.

Promosi yang intensif akan dilakukan untuk memperluas jaringan

pasar sejalan dengan upaya peningkatan produksi, baik melalui

intensiikasi maupun ekstensiikasi. Rambutan. Rambutan cukup banyak tersebar diberbagai

kabupaten/kota di Sumatera Barat. Tanaman ini sudah berkembang

sejak lama, dimana dulunya pernah jaya sebagai sumber pendapatan

petani. Tetapi akhir-ahir ini buah rambutan mulai kurang peminatnya

karena semakin banyaknya pilihan buah-buahan lainnya. Namun

demikian rambutan masih mempunyai konsumen tertentu yang

masih tetap menyukainya. Pada musim tertentu rambutan banyak

diperjualbelikan di pasaran, bahkan kadang-kadang banyak yang

busuk karena tidak habis terjual. Masalah ini sudah mulai teratasi

dengan teknologi pengolahan pasca panen untuk pengalengan dan

pembuatan kripik rambutan.

72

PDF Compressor Pro

Page 84: Pengembangan Buah-buahan

Sentra produksi rambutan berada di Kabupaten Pesisir

Selatan dengan populasi 111.074 batang dan produksi 2.922 ton

(2012, Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat). Populasi daerah-

daerah lainnya hampir merata, antara 10.000 batang sampai 97.000-

an, populasi terendah hanya di Dharmasraya, baru lima ribuan

batang. Dalam sepuluh tahun terakhir penanaman baru rambutan

memang jauh lebih rendah dibanding dengan buah-buahan lainnya.

Kebijakan ini berhubungan dengan tidak tertampungnya produksi

dan rendahnya harga pada saat panen raya, sementara teknologi

pengolahan pasca panen waktu itu belum berkembang. Kondisi ini

membuat petani enggan dan kurang berminat untuk mengusahakan

rambutan. Bahkan sebagian petani ada yang menebang pohon

rambutannya diganti dengan buah-buahan lainnya seperti durian,

manggis, jeruk dan atau tanaman lainnya. Ada juga sebagian petani

yang menggantinya dengan tanaman kelapa sawit.

Komoditas lainnya seperti sawo, mangga, nangka,

jambu biji, duku/langsat, salak dan jambu air bisa dikategorikan

sebagai komoditas andalan daerah Sumatera Barat. Sebagian dari

komoditas tersebut telah menjadi unggulan didaerahnya masing-

masing. Sawo merupakan unggulan Kabupaten Tanah Datar, Kota

Sawahlunto, Pasaman Barat dan Kabupaten Solok. Komoditas

Salak merupakan unggulan daerah Dharmasraya, Pesisir Selatan,

Pasaman, Pasaman Barat dan Kota Bukittinggi. Jambu biji unggulan

daerah Kabupaten Sijunjung, Pariaman dan Solok Selatan.

Duku merupakan komoditas unggulan Kabupaten Dharmasraya,

Sijunjung dan Pesisir Selatan. Mangga, nangka dan jambu air

lebih merata, belum bisa dikatakan sebagai unggulan daerah

penghasilnya. Namun demikian, mangga banyak dikembangkan

di Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Tanah Datar

dan Pasaman Barat. Sedangkan daerah utama penghasil nangka

adalah Kabupaten Padang Pariaman dan Kepulauan Mentawai.

Sementara komoditas-komoditas yang belum termasuk

kedalam kedua kategori diatas bisa digolongkan sebagai komoditas

73

PDF Compressor Pro

Page 85: Pengembangan Buah-buahan

harapan. Komoditas ini belum banyak berkembang tetapi punya

potensi dalam pertumbuhan agribisnis dan juga bisa berkontribusi

terhadap perolehan tambahan pendapatan ataupun sebagai sumber

utama pendapatan petani. Bisa juga komoditas ini merupakan

komoditas baru yang diintroduksikan dengan harapan bisa

berkembang (sesuai agroekosistem) dan berkontribusi terhadap

perekonomian daerah. komoditas-komoditas tersebut adalah jambu

jamaica, jambu air citra, sukun, belimbing, sirsak, strawberry, terung

pyrus, buah naga, dan lain-lain.

74

PDF Compressor Pro

Page 86: Pengembangan Buah-buahan

V. DAMPAK PENGEMBANGAN TANAMAN BUAH-BUAHAN

DI SUMATERA BARAT

Di Sumatera Barat, struktur perekonomiannya masih

didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB

sebesar 24,40 % dan 12,04 % diantaranya merupakan kontribusi

dari sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Melihat

perkembangan populasi dan motivasi petani dewasa ini terhadap

komoditas buah-buahan khususnya, hortikultura umumnya,

berat dugaan peran sector pertanian terhadap perekonomian

daerah Sumatera Barat akan semakin besar. Satu harapan dari

perkembangan sektor pertanian adalah dampak rembesannya,

dimana akan terjadi gerakan dan pertumbuhan sektor lain yang

terkait.

5.1. Dampak Ekonomi

Dari produksi berbagai jenis buah-buahan yang terdata

saat ini bisa diperkirakan besaran nilai rupiah yang diperoleh dan

beredar. Contohnya, pada tahun 2012 produksi buah-buahan

Sumatera Barat yang terdata adalah 421.996 ton dengan jumlah

populasi 11.927.631 batang/ rumpun. Bila angka produksi tersebut

dikalikan dengan Rp 5.000 saja (prediksi minimum rataan harga)

maka telah diperoleh masukan pendapatan daerah sebesar Rp

2.109.980.0000,- (dua triliun seratus Sembilan milyar sembilan

ratus delapan puluh juta rupiah). Bila semua tanaman ini sudah

menghasilkan dipastikan angkanya akan jauh lebih tinggi. Merupakan

potensi yang sangat besar dan berarti bagi perkembangan ekonomi

daerah. Angka tersebut diyakini sebenarnya jauh lebih besar

karena masih banyak tanaman yang belum terdata dengan baik

dan tepat. Pada tahun-tahun berikutnya tentu saja sudah terjadi

kenaikan karena semakin intensifnya program pembangunan yang

diarahkan kepada peningkatan populasi dan produktivitas, seiring

dengan berkembangnya teknologi.

Menyimak angka tersebut, Nampak jelas bahwa

pengembangan buah-buahan yang dilakukan bukanlah suatu

pekerjaan yang sia-sia. Walaupun secara visual hasil kegiatan

75

PDF Compressor Pro

Page 87: Pengembangan Buah-buahan

yang dilakukan tidak terlihat secara nyata, tetapi peran dan

fungsinya terhadap penganekaragaman dan sekaligus peningkatan

pendapatan masyarakat sangat besar dan nyata. Bila dibagi

dengan jumlah penduduk saat ini (mudahnya dibagi 5 juta) maka

buah-buahan berkontribusi pada agihan pendapatan masyarakat

Rp 421.996/kapita/tahun. Suatu angka yang cukup tinggi dan

menggembirakan. Dan diayakini juga angka tersebut bisa

ditingkatkan lagi secara kontinyu sejalan dengan intensifnya

program-program pengembangan yang dilakukan. Yang pasti,

kontribusi buah-buahan tidak hanya yang langsung kepada

perolehan pendapatan, disisi lain multiplier effectnya sangat

dinamis dalam menggerakan sektor-sektor lainnya, terutama sektor

perdagangan, jasa dan industri. Kedepan buah-buahan ini dan

hortikultura umumnya diharapkan akan berkontribusi lebih besar

lagi dengan berperannya dalam menggerakan sektor agrowisata

yang pasti berimbas kepada perkembangan sektor lain utamanya

peningkatan jasa dan sektor perhubungan serta komunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa, walaupun belum menjadi pilihan

sebagai sumber pendapatan yang utama, ternyata komoditas-

komoditas buah-buahan telah mampu berkontribusi terhadap

agihan pendapatan masyarakat dengan angka yang cukup tinggi.

Dan potensi ini masih mempunyai peluang yang sangat besar unuk

ditingkatkan, apalagi kalau mengingat perkembangan ilmu dan

teknologi yang demikian pesatnya.

Tampilan data dan analisis diatas sekilas memperlihatkan

perkembangan peran buah-buahan dalam proses pertumbuhan

perekonomian masyarakat Sumatera Barat. Tanaman buah-buahan

tidak lagi terbatas sebagai salah satu usaha tanam menanam saja,

tetapi sudah mampu memicu gerakan agribisnis terutama dalam

meningkatkan peran sektor jasa, perdagangan, informasi dan

perhubungan. Disamping itu, meningkatnya produksi buah-buahan

local juga membuka lapangan kerja tidak hanya untuk buruh

tani tetapi juga untuk sektor informal seperti pedagang kaki lima

(Gambar 4.3).

76

PDF Compressor Pro

Page 88: Pengembangan Buah-buahan

Gambar 43. Sektor informal, pedagang kaki lima buah-

buahan yang berkembang dan tersebar

hampir disetiap kabupaten/kota di S.Barat

Semakin meningkatnya produksi dan perdagangan buah-

buahan, lapangan kerja banyak terbuka. Para pengangguran bisa

menggunakan tenaganya untuk jasa pengangkutan disamping

sebagai buruh tani. Para pencari kerja juga bisa membuka usaha

penjualan buah-buahan dipinggir jalan dengan modal yang tidak

terlalu besar. Bahkan saat ini banyak pedagang buah-buahan

yang berkeliling ke pemukiman dan antar desa/kota, dengan

menggunakan sepeda, sepeda motor ataupun mobil. Belum lagi

para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya dipingir-

pingir jalan baik dalam kota maupun di jalan antar kota. Yang paling

banyak ditemui adalah pedagang buah-buahan yang berpindah

karena menggunakan mobil tidak hanya sebagai alat angkutan tetapi

sekaligus sebagai media tempat menggelar produk buah-buahan

yang ditawarkan. Kenyataan ini merupakan suatu pertanda bahwa

buah-buahan sudah berperan besar dalam proses pertumbuhan

ekonomi masyarakat.

77

PDF Compressor Pro

Page 89: Pengembangan Buah-buahan

5.2. Dampak Teknis

Di sektor hulunya sendiri, usahatani buah-buahan bila

dikelola secara baik dengan modal dan perhatian serta teknologi

yang sesuai juga memberikan pendapatan yang sangat tinggi.

Usaha kebun buah-buahan yang professional dengan modal besar

jauh lebih menguntungkan dibanding usahatani skala kecil dengan

modal pas-pasan. Tetapi sungguhpun demikian usahatani kecil bila

dikelola dengan baik diserta penerapan teknologi yang dinamis serta

pengendalian hama dan penyakit secara intensif juga memberikan

keuntungan yang sangat besar.

Sebagai contoh bisa dikemukakan usahatani jeruk yang

dilakukan oleh Muhammad Ridwan, Ketua Gapoktan Bersaudara

di Kotottinggi, Baso, Kabupaten Agam. Usahatani jeruk dengan

luasan lebih kurang 0,25 ha bisa memperoleh pendapatan sebesar

Rp 17.300.000 per tahun pada panen pertama (Tabel 5.1).

Walaupun pada tahun kelima belum bisa mengembalikan modal

yang sudah ditanamkan, tetapi mulai tahun ke enam, tanaman

jeruk akan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi dengan biaya

yang lebih kurang sama. Biasanya biaya produksi mulai menurun

setelah tanaman berumur delapan tahun keatas. Dengan demikian

diperkirakan mulai tahun keenam dan seterusnya petani akan

menerima keuntungan yang besar setiap tahunnya, dengan catatan

pemeliharaan tanaman harus dilakukan dengan intensif dan

berkelanjutan.

78

PDF Compressor Pro

Page 90: Pengembangan Buah-buahan

Tabel 5.1.Analisis usahatani jeruk sampai umur 5 tahun petani Kelompok Amanah, Kototinggi, Baso, Kabupaten Agam (2008-2013)

Ta hun ke Item Volume Jumlah Biaya (Rp)

Nilai Hasil Rp)

Satuan Nilai satuan (Rp/sat)

I Bibit 120 btg 10.000 1.200.000

Tanam 120 btg 2.500 250.000

Pupuk kandang 500 kg 1.000 500.000

Pupuk NPK 10 kg 8.000 80.000

Pestisida 60 paket 2.500 150.000

Sub jumlah 2.180.000

Hasil 0 0

Pendapatan - 2.180.000

Keuntungan - 2.180.000

II Pupuk kandang 1.000 kg 1.000 1.000.000

Pupuk NPK 1.000 kg 8.000 8.000.000

Pestisida 60 paket 4.000 240.000

Sub jumlah 9.240.000

Hasil 0

Pendapatan -9.240.000

Keuntungan -11.420.000

III Pupuk kandang 1.500 kg 1.000 1.500.000

Pupuk NPK 1.500 kg 8.000 12.000.000

Pestisida 60 paket 8.000 480.000

Sub jumlah 13.980.000

Hasil 500 kg 10.000 5.000.000

Pendapatan -8.980.000

Keuntungan 20.400.000

IV Pupuk kandang 1.500 kg 1.000 1.500.000

Pupuk NPK 2.000 kg 8.000 16.000.000

Pestisida 60 paket 15.000 900.000

Sub jumlah 18.400.000

Hasil 1.200 kg 10.000 12.000.000

79

PDF Compressor Pro

Page 91: Pengembangan Buah-buahan

Melihat kenyataan berdasarkan pengalaman petani diatas,

jelas bahwa usahatani jeruk merupakan usaha yang padat modal,

padat teknologi dan padat perhatian serta komitmen petani. Usaha

ini tidak bisa dilakukan setengah-setengah atau hanya dianggap

sebagai usaha sampingan tanpa memberikan perhatian yang

intensif. Bila demikian secara perlahan dan pasti akan kelihatan

pada pertumbuhan tanaman dan hasil yang diperoleh. Teknis atau

teknologi pemeliharaan dan pengelolaan kebun harus menjadi

perhatian yang utama. Dengan meyakini dampak ekonomi yang

akan diterima, petani akan sangat konsisten untuk menggapainya

dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi. Teknologi akan

diterapkan secara baik dan tetap serta berkelanjutan.

Pendapatan -6.400.000

Keuntungan -26.800.000

V Pupuk kandang 1.500 kg 1.000 1.500.000

Pupuk NPK 2.500 kg 8.000 20.000.000

Pestisida 60 paket 20.000 1.200.000

Sub jumlah 22.700.000

Hasil 4.000 kg 10.000 40.000.000

Pendapatan 17.300.000

Keuntungan -9.500.000

80

PDF Compressor Pro

Page 92: Pengembangan Buah-buahan

5.3. Dampak Sosial

Kenyataan dan gambaran ini menjelaskan bahwa, untuk

pengembangan tanaman jeruk kedepan harus dilakukan secara

selektif dan hati-hati. Usahatani ini tidak bisa diserahkan kepada

petani yang kekurangan modal serta petani yang kurang motivasi

dalam berusaha. Bisa juga dijadikan wacana untuk daerah kawasan

pengembangan nantinya akan diberikan suntikan modal melalui

kerjasama dengan bank tertentu, tetapi diikuti dengan perjanjian

tertulis dan pendampingan aparat (konsultan) secara berkelanjutan.

Untuk mempertahankan serta meningkatkan potensi komoditas

unggulan tersebut, telah dibuat rencana pengembangan yang

terarah dan detil agar usahatani jeruk bisa memicu pertumbuhan

ekonomi melalui gerak maju agribisnis yang berbasis kawasan

pengembangan.

Tidak hanya jeruk, buah-buahan lainpun bila dikelola

dengan serius dan berkelanjutan akan memberikan pendapatan

dan keuntungan yang besar kepada petani. Di Padang Pariaman,

petani jambu biji mampu menggaji karyawan tetap sebanyak 18

orang dengan luas kebun sekitar enam ha. Petani buah ini telah

membuktikan bahwa bila dikelola dengan baik dan serius, tanaman

buah-buahan bisa dijadikan sumber utama pendapatan, bahkan

bisa sebagai sebuah perusahaan dengan keuntungan yang sangat

besar.

Seorang petani sirsak di Payakumbuh, dengan memelihara

lebih urang 600 batang pohon sirsak bisa memperoleh pendapatan

mingguan tidak kurang dari Rp 1.200.000,-. Begitu juga halnya

dengan petani markisah, pepaya dan salak di berbagai daerah. para

petani ini sudah mulai serius mengusahakan tanaman buah-buahan

sebagai sumber utama pendapatan. Tanpa dikemukakan semua

pembaca sudah mengetahui bagaimana besarnya pendapatan

yang diperoleh oleh petani durian dan manggis. Walaupun

memperoleh masukan secara musiman tetapi jumlah pemasukan

yang diterima sangat besar dan bisa untuk membiayai kehidupan

tahunan. Bahkan tidak jarang petani durian dan petani manggis

81

PDF Compressor Pro

Page 93: Pengembangan Buah-buahan

menggunakan hasil panennya untuk membayar ongkos naik haji,

untuk membiayai perkawinan anak dan juga untuk membangun

rumah dan lain sebagainya.

Semakin jelas kelihatan bahwa bila potensi tanaman buah-

buahan bisa digali terus dan dimanfaatkan secara maksimal dengan

penerapan sistem yang tepat besar harapan komoditas-komoditas

ini akan menjadi primadona perekonomian daerah Sumatera

Barat. Kuncinya terletak pada pengambil kebijakan, program dan

pendampingan yang dilakukan.

Secara nyata usahatani buah-buahan dan keuntungan

yang akan diterimanya juga memberikan dampak kepada

penguasaan teknologi, pemahaman usaha dan komitmen petani

dalam menjalankan usaha. Dengan kata lain bisa disebutkan

bahwa potensi buah-buahan dan perkembangannya secara nyata

memberikan dampak kepada peningkatan kualitas sumberdaya

manusia petani.

5.4. Dampak Lingkungan

Walaupun belum dikemukakan secara jelas dan tuntas,

usahatani buah-buahan akan memberikan dampak posiitif terhadap

kondisi alam dan lingkungan. Dengan pemanfaatan lahan-lahan

terlantar serta lahan lainnya secara intensif dan berkelanjutan

dengan tanaman buah-buahan diyakini bahwa bahaya erosi akan

teratasi, begitu dengan degradasi kualitas lahan secara perlahan

akan tertanggulangi. Untuk itu, mungkin diperlu upaya pengawasan

agar tidak terlanjur salah dalam pengelolaan lahan sehingga

berdampak negatif terhadap lingkungan.

82

PDF Compressor Pro

Page 94: Pengembangan Buah-buahan

VI. PENUTUP

Pengembangan Tanaman Buah - Buahan di Sumatera

Barat cukup berhasil yang ditandai dengan meningkatnya populasi

dan keragaman Tanaman Buah di Provinsi Sumatera Barat dan

telah memberikan dampak yang sangat berarti bagi masyarakat

Sumatera Barat.

Gambaran keberhasilan pengembangan buah-buahan di

Sumatera Barat, bukan merupakan suatu kenyataan yang diperoleh

secara mudah. Usaha yang dilakukan sangat banyak lika-likunya,

banyak tantangan yang dihadapi serta banyak kendala yang harus

diatasi. Dan yang paling pasti adalah butuh komitmen yang tinggi

dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Bahkan dengan metoda

yang sedikit keras masih belum diperoleh hasil yang maksimal.

Komitmen merupakan kunci utama yang harus ditanamkan

dan dilaksanakan. Sehingga dengan dasar komitmen yang tinggi

maka seberat apapun perjuangan yang harus dilakukan terasa

menjadi lebih ringan. Perjuangan yang dilakukan juga tidak hanya

sepihak, tetapi harus memenuhi semua lingkaran upaya terkait

untuk memenuhi target yang akan dicapai. Perjuangan utama

adalah bagaimana mendapatkan anggaran yang mencukupi untuk

menjalankan semua rencana yang telah disusun, kemudian diikuti

oleh perjuangan untuk mengawasi dan meningkatkan kemapuan

aparat terkait untuk menjalan program yang telah direncanakan.

Tanpa perjuangan dan perhatian, semua keberhasilan walaupun

belum maksimal tidak akan tercapai.

Perjuangan keatas untuk mendapatkan anggaran harus

pandai-pandai, bukan hanya harus pintar dalam meyakinkan

atasan. Kemampuan dalam meyakinkan dan pendekatan yang

penuh komitmen untuk keberhasilan adalah kunci utama untuk

bisa menjalankan semua yang direncanakan. Begitu juga dengan

pengawasan kebawah, harus dilakukan secara bijak dan transparan

sehingga semua aparat akan merasa punya tanggung jawab.

Dewasa ini Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah

menetapkan tiga komoditas buah-buahan sebagai komoditas

83

PDF Compressor Pro

Page 95: Pengembangan Buah-buahan

unggulan, yaitu jeruk, manggis dan pisang. Untuk itu telah disusun

rencana besar dalam bentuk pengembangan kawasan dilengkapi

dengan “Road Map” yang jelas dan terinci untuk ketiga komoditas

tersebut. Penetapan kawasan pengembangan dan komoditas

unggulan bukan berarti bahwa komoditas lainnya tidak diperhatikan

dan dikembangkan. Kawasan ini memberikan makna bahwa

untuk pengembangan ketiga komoditas unggulan daerah tersebut

diberlakukan sistem kawasan agar program yang dilaksanakan

lebih fokus, terinci dan efektif.

Rencana pengembangan komoditas-komoditas lainnya

(tergolong komoditas unggulan lainnya, komoditas andalan dan

komoditas harapan) tetap dilakukan sebagaimana biasa, sesuai

dengan dukungan dan potensi wilayah masing-masing komoditas.

Keputusan dan kebijakan tersebut merupakan langkah tindak lanjut

dari program-program yang telah dilakukan sebelumnya, dengan

tujuan untuk lebih mempercepat terjadinya peningkat peran dan

kontribusi buah-buahan dalam perekonomian daerah.

Kedepan semua ini harus lebih ditingkatkan agar buah-

buahan Sumatera Barat bisa menjadi tuan dirumah sendiri,

mampu memberikan kontribusi yang jauh lebih besar bagi

perolehan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi

daerah dan nasional, serta berkembang secara berkelanjutan

dengan kecenderungan peningkatan yang positif. Untuk kawasan

akan diupayakan pendampingan kelembagaan secara rutin dan

berkelanjutan agar proses transfer teknologi dan peningkatan

kualitas sumberdaya manusia petani dan petugas lapang bisa lebih

eisien dan efektif.

84

PDF Compressor Pro