pahala untuk lelaki dan perempuan

Upload: denny-rivani

Post on 07-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Pahala Untuk Lelaki Dan Perempuan

    1/2

    Pahala untuk Lelaki dan Perempuan

    ALlah menciptakan makhluk menurut macamnya dari manusia dan jin untuk sasaran

    yang agung, yaitu ibadah. Dan untuk menetapkan peribadatan hanya bagi ALlah, bukan

    selainnya dari makhluk-makhluk.ALlah berfirman:

    "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-

    Ku."

    (Q.S. Adz-Dzariyat: 56)

    ALlah telah menciptakan manusia terdiri dari pria dan wanita, dan membedakan masing-

    masingnya dengan kekhususan yang berbeda dari lainnya dalam tabiatnya dan

    kemampuannya; dan kecocokan atau keserasian itu tidaklah terjadi secara kebetulan,namun atas dasar ilmu dan pengetahuan ALlah.

    Maka, yang penting bagi pria adalah mencari rizki dan memberi belanja istri dan

    keluarganya. Dan tugas wanita adalah menyambut suaminya yang kecapaian dalam

    mencari rezeki agar hilang capeknya dan kembali semangat dan kesehatannya. Wanita

    pun adalah jalan untuk mendapatkan anak-anak, dan tugasnyalah untuk memeliharanyadengan baik di kala suaminya mencari rezeki di luar rumah.

    Dan dari yang penting yang tidak bisa pria atau suami lakukan dengan sempurna adalahmencuci pakaian dan memasak makanan. Pun, tidak bisa mengandung dan menyusui,

    karena masing-masing memiliki peranannya sendiri-sendiri, seperti layaknya siang untukbekerja dan malam untuk berteduh dan ketenangan, tidur dan istirahat.

    Oleh karena itulah, bagi pria dan wanita, masing-masing mempunya peranan dalam

    kehidupan, maka jangan sampai satu dari keduanya mengerjakan tugas yang lainnya,karena itu tidak layak. Kalau terjadi maka hal itu akan bertentangan dengan fithrah yang

    telah ditetapkan atas wanita dan pria.

    Lalu, bagaimana dengan pahala keduanya? Apakah pahala laki-laki lebih besar??

    Pada suatu ketika, Asma' binti Yazid bin Sakan, seorang shahabiyah yang dijuluki 'juru

    bicara wanita' mendatangi RasuluLlah dan bertanya:"Wahai RasuluLlah, sesungguhnya saya adalah utusan dari seluruh wanita muslimah

    yang di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang akan saya katakan, dan

    seluruhnya berpendapat sesuai pendapatku. Sesungguhnya ALlah Ta'ala mengutusmubagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada Anda dan membai'at

    Anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami

    menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat menunaikan

    syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka... Akan tetapi, kaum

  • 8/3/2019 Pahala Untuk Lelaki Dan Perempuan

    2/2

    lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan sholat Jum'at, mengantarkan jenazah

    dan berjihad. Apabila mereka lekuar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta-harta

    mereka, mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapatkan pahalasebagiamana yang mereka dapat dengan amalan mereka?"

    Mendengar pertanyaan tersebut, RasuluLlah menoleh kepada para shahabatnya danbersabda:

    "Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang Dien (agama, red) yang

    lebih baik dari pada yang dia tanyakan?"

    Para shahabat menjawab, "Benar, kami belum pernah mendengarnya, ya RasuluLlah."

    Kemudian, RasuluLlah bersabda:"Kembalilah wahai Asma' dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di

    belakangmu bahwa perlakuan yang baik dari salah seorang di antara mereka kepada

    suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, saatnya ia untuk mendapat persetujuannya,

    itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan olehkaum lelaki"

    Maka, kembalilah Asma' sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang

    disabdakan RasuluLlah.

    (Lihat Al-Isti'ab oleh Ibnu Abdil Barr dalam catatan pinggir Al-Ishabah IV/223)

    Rujukan:

    1. Penghargaan Islam terhadap Wanita, Pustaka Mantiq, Muhammad bin Jamil Zainu, cet

    I, Okt. 19962. Mengenal Shahabiyah Nabi, Pustaka At-Tibyan, Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan

    Musthafa Abu An-Nashr Asy-Syalabi, cet 2, Januari 2002.